IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Selvi Aghni Permata Putri/221610101113/Praktikum 6.1
Nama Anggota kelompok 1. Muhammad Arsyad Syahabuddin/221610101107
2.Firman Ramadha Arkano/221610101108
3.Riesha Fadya Utari/221610101109
4.Navila Ayu Kriswahyudi/221610101110
5.Aqilla Fibri Khairani/221610101111
6.Selvi Aghni Permata Putri/221610101113
7.Muhammad Abiyu Waskito/221610101114
Pertemuan Ke 10
Hari/Tanggal Senin, 5 Mei 2023
TUGAS PRAKTIKUM
Bacalah dengan seksama petunjuk praktikum X (A. Uji Kepekaan Antimikroba Kirby-Bauer, B.
Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)) yang telah diberikan. Kerjakan prosedur praktikum sesuai
petunjuk praktikum secara berkelompok. Amati dan dokumentasikan hasil praktikum.
Buatlah video praktikum mempraktekkan cara mencuci tangan dengan tepat menggunakan air
mengalir dan handrub / berbasis alkohol di rumah masing-masing (Praktikum XB).
https://drive.google.com/file/d/1TOfJWqSRpZRYSqF9LNHFMZx2T0_UH5XQ/view?usp=drivesdk
HASIL PENGAMATAN
Sebelum inkubasi
Tabel 1. Diameter zona hambat pada berbagai antimikroba terhadap bakteri S. mutans.
No. Antimikroba Diameter Zona Hambat (mm)
A Aquadest 1,12 cm
B Iodin 1,635 cm
C Klorheksidin 1,76 cm
PEMBAHASAN
Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroflora normal di dalam rongga mulut
manusia. Bakteri ini berperan penting dalam metabolisme sukrosa menjadi asam laktat yang
menyebabkan demineralisasi enamel gigi. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling utama sebagai
penyebab karies gigi
Pada praktikum kali ini, kita menggunakan metode Kirby Baurer untuk untuk menentukan
sensitivitas atau resistensi bakteri pathogen aerob dan anaerob fakultatif terhadap berbagai
senyawa antimikroba. Metode Kirby-Bauer telah terstandar dan merupakan alternatif untuk metode
broth dilution pada laboratorium yang tidak mempunyai sumber daya menggunakan metode uji broth
microdilution.
Organisme patogen ditanam pada Mueller-Hinton agar dan diberi dengan cakram kertas
saring yang telah diresapi antimikroba. Ada atau tidak adanya pertumbuhan di sekitar cakram (disk)
merupakan ukuran secara tidak langsung dari kemampuan senyawa untuk menghambat organisme
tersebut.
Ketika cakram kertas saring yang berukuran 5 mm yang mengandung senyawa antimikroba
yang telah diketahui konsentrasinya ditempatkan pada plate yang berisi Mueller-Hinton Agar (MHA),
air dengan segera diserap ke dalam cakram. Antimikroba mulai berdifusi ke dalam agar di sekitarnya.
Tingkat difusi melalui agar tidak secepat laju ekstraksi antimikroba pada cakram, sehingga
konsentrasi antimikroba tertinggi berada pada yang paling dekat dengan cakram dan menurun secara
logaritmik dalam konsentrasi yang terjadi sebagai jarak yang menjauh dari cakram. Tingkat difusi
antimikroba melalui agar tergantung pada difusi dan sifat kelarutan zat antimikroba dalam MHA dan
berat molekul dari senyawa antimikroba. Molekul yang lebih besar akan berdifusi lebih lambat
daripada senyawa dengan berat molekul yang rendah. Kombinasi faktor-faktor ini, mengakibatkan
setiap antimikroba memiliki ukuran zona breakpoint yang unik yang menunjukkan kepekaan terhadap
senyawa antimikroba.
Petri dish yang berisi media agar dan telah diinokulasi dengan suspensi bakteri akan diuji dan
ditempati cakram antimikroba pada permukaan agar maka akan terjadi pertumbuhan bakteri secara
terus menerus dan akan terjadi difusi senyawa antimikroba. Pertumbuhan yang terjadi dengan adanya
senyawa antimikroba karena bakteri mencapai massa kritis dan dapat mengalahkan efek
penghambatan senyawa antimikroba. Perkiraan waktu dari suspensi bakteri untuk mencapai massa
kritis adalah 4 sampai 10 jam untuk patogen yang paling sering ditemukan, tetapi merupakan
karakteristik dari setiap spesies, dan dipengaruhi oleh media dan suhu inkubasi. Ukuran zona inhibisi
pertumbuhan dipengaruhi oleh kedalaman agar, karena antimikroba berdifusi dalam tiga dimensi,
sehingga lapisan agar yang dangkal akan menghasilkan zona inhibisi lebih besar daripada lapisan agar
yang lebih dalam.
Titik dimana massa kritis telah dicapai ditunjukkan oleh lingkaran bertepi yang jelas pada
pertumbuhan bakteri di sekitar cakram antimikroba. Konsentrasi senyawa antimikroba pada tepi ini
disebut konsentrasi kritis dan diperkirakan sama dengan konsentrasi hambat minimum (minimum
inhibitory concentration) yang diperoleh dalam uji kepekaan broth dilution.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan diameter zona hambat yang
dibentuk sampel. Metode kertas saring (paper disk) yang digunakan memiliki kekurangan yaitu tidak
bisa mengontrol banyaknya ekstrak yang terserap pada masing-masing kertas saring sehingga
membuat hasil diameter zona hambat berbeda-beda walaupun diambil dari suspensi yang sama.
Sesuai table yang ada di atas, kloreksidin memiliki zona hambat tertinggi, yaitu 1,76 diikuti
Iodin 1,635, lalu aquadest 1,12. Artinya, Klorheksidin memiliki potensi tertinggi dalam menghambat
pertumbuhan pakter Streptococcus mutans.
Klorheksidin adalah agen antibakteri yang selama enam dekade terakhir digunakan sebagai
desinfektan topikal dan agen anti mikroba dalam berbagai perangkat yang digunakan dalam bidang
kedokteran. Klorheksidin memiliki aktivitas substantif yang memiliki aplikasi yang luas mulai dari
menjaga kebersihan mulut, pra operasi hingga pasca operasi dan juga pada pasien cacat fisik dan
mental.
Antiseptik Povidon iodine merupakan ikatan antara iodine dengan polyvinyl pyrolidone.
Kegunaan antiseptic untuk semua kulit dan mukosa, serta untuk mencuci luka kotor, untuk irigasi
daerah-daerah tubuh yang terinfeksi, dan mencegah infeksi.
KESIMPULAN
Hasil dari praktikum yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa kloreksidin memiliki zona
hambat tertinggi, yaitu 1,76, diikuti Iodin 1,635, lalu aquadest 1,12. Artinya, Klorheksidin memiliki
potensi tertinggi dalam menghambat pertumbuhan pakter Streptococcus mutans.
DAFTAR PUTAKA
Bontjura, S. (2015). Uji efek antibakteri ekstrak daun leilem (Clerodendrum minahassae l.) terhadap
bakteri streptococcus mutans. Pharmacon, 4(4).
Putranto, R. A. (2019). Peran irigasi klorheksidin pada perawatan penyakit periodontal. Jurnal
Kedokteran Gigi Terpadu, 1(1).
Nurafifah, D. (2016). Pengaruh Pemberian Povidone Iodine 10% Terhadap Kecepatan Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Postpartum Di Bidan Praktik Mandiri Ani Mahmudah Kabupaten
Lamongan. Jurnal Kebidanan, 5(2), 114-120
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama Matakuliah/Kode :
Kelas / Kelompok :
Nama Mahasiswa/NIM :