ABSTRAK
Pemanfaatan buah bakau (mangrove) tidak sepopuler dibandingkan dengan pemanfaatan
kayu batang pohonnya. Pemanfaatan kayu dari batang pohon mangrove digunakan untuk
bahan baku pembuatan arang, kayu bakar, dan bahan bangunan. Akhir-akhir ini banyak pihak
yang melakukan penelitian manfaat buah mangrove bagi kepentingan manusia sebagai bahan
baku makanan, minuman/sirup, sabun, lulur dan zat perwarna. Mahasiswa Universitas
Brawijaya Malang telah berhasil membuat produk dan ditulis didalam sebuah skripsi yang
berjudul “Pemanfaatan Propagul Rhizopora sp Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Kopi”.Pemanfaatan buah mangrove sebagai kopi sudah dilakukan oleh masyarakat sekitar
hutan mangrove, namun hanya dilakukan di wilayah tertentu dan oleh sebagaian kecil
masyarakat. karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat buah mangrove, pola
pikir (mindset) masyarakat yang menganggap, bahwa satu-satunya sumber nutrisi hanya pada
jagung dan lain sebagainya, belum banyak pengetahuan tentang potensi dan manfaat buah
mangrove sebagai kopi. mangrove yang awalnya hanya dipandang sebelah mata untuk ekologi
kini menjadi sebuah aset yang mampu memberikan nilai ekonomi. Masyarakat yang dulu
enggan menanam mangrove dan cenderung menebangnya kini mulai berbondong-bondong
melestarikan mangrove.
189
rehabilitasi lingkungan pesisir yang dilakukan
baik secara swadaya kelompok, kegiatan
mahasiswa maupun bantuan program
pemerintah dan swasta mampu memperbaiki
kondisi alam desa. Perhatian pengelolaan
mangrove juga perlu mendapatkan perhatian,
agar tumbuh kembang mangrove sangat baik
dan dapat dimanfaatkan secara optimal.
190
monosakarida terutama glukosa, galaktosa 2. Jam 16.30 WIB : Penutup kegiatan.
dan fruktosa yang sangat bermanfaat untuk
tubuh. Kandungan protein sebesar 4.83 4.2. Peserta Pelatihan
gram per 100 gram, merupakan sumber gizi Peserta kegiatan berjumlah 10 orang
yang lumayan besar dari buah mangrove terdiri dari atas ibu-ibu warga desa Sukolilo
yang tergolong asing di masyarakat sekitar Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban, guru
desa Sukolilo. PAUD, TK NU, ibu-ibu PKK dan Ibu Rumah
Tangga (daftar hadir terlampir).
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Fungsi Habitat Mangrove 4.3. Materi Dan Metode Pelatihan
Hutan mangrove mempunyai peranan Kegiatan program “KOPI
yang sangat penting baik secara fisik, ekologis MANGROVE” akan dilakukan dengan
dan sumberdaya. Bentuk fisik ekosistem metode-metode yang mendukung terwujudnya
mangrove dapat menahan laju abrasi pantai tujuan program yang bersifat stimulan. Metode
dengan sistem perakarannya yang dapat tersebut dijabarkan dalam bentuk-bentuk
menstabilkan sedimen dasar, dan perlindungan sebagai berikut :
bagi terumbu karang didekatnya terhadap Tahap 1 (Penyuluhan)
padatan tersuspensi. Secara ekologis area 1. kelompok Mina Sukolilo diberi wawasan
mangrove sering digunakan sebagai tempat tentang pentingnya habitat mangrove dan
untuk pemijahan, habitat permanen atau tempat dampak negatif dari peralihan habitat
berbiak (Aksornkoae dan Angsupanich, 1994). mangrove menjadi kios-kios penjual solar.
Sebagai tempat pemijahan, area mangrove 2. Masing – masing kelompok juga diberi
berperan penting karena menyediakan tempat wawasan tentang kopi mangrove, sehingga
naungan serta mengurangi tekanan predator. kegiatan pengolahan kopi ini menjadi
Mangrove sebagai sumberdaya dapat barang jadi sangat mendukung program
dimanfaatkan kegunaannya secara langsung pemerintah dan juga bisa menambah
sebagai bahan bakar, kontruksi kapal dan pendapatan ekonomi untuk keluarga.
rumah, pembuatan serat sintetik, bahan
makanan, bahan obat-obatan, bahan baku Tahap 2 (Tahap Penerapan Teknologi Tepat
kertas, bahan Pewarna dan lain-lain. Kegunaan Guna) Pada tahap ini kedua kelompok mitra
secara tidak langsung adalah hutan mangrove diberi pelatihan tentang cara pemilihan buah
sebagai habitat bagi berbagai spesies ikan, (propagul) dan cara pengolahannya mulai
krustase dan moluska dimana organism tersebut bahan baku sampai menjadi produk jadi atau
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan produk yang laku dijual.
makanan. Jika hutan mangrove dalam keadaan 1. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
baik dapat digunakan untuk kegiatan ekowisata proses penjemuran buah (propagul)
(Hogarth, 1999). mangrove.
2. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
4. Pelaksanaan Kegiatan cara penyangraian dari buah (propagul)
4.1 Waktu dan Tempat Pelatihan mangrove.
Serangkaian kegiatan pengabdian kepada 3. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
masyarakat dilaksanakan pada hari Kamis 27 cara penghalusan , sehingga hasil akhir dari
Desember 2018 dengan kegiatan sebagai proses tersebut adalah kopi bubuk.
berikut : Tahap 3 (Tahap Pemasaran Produk dan
1. Jam 09.00 WIB : Pembukaan dan Pengelolaan Keuangan)
penyampaian materi kegiatan dibalai desa Pada tahapan ini kedua kelompok mitra
Sukolilo dilatih cara pemasaran secara online maupun
2. Jam 11.30 WIB : Diskusi dan Tanya Jawab secara langsung dijual dikoperasi sekaligus cara
Peserta dan Pemateri pengeloaan hasil penjualan
3. Jam 12.00 WIB : Evaluasi dengan
memberikan kuesiner pada peserta kegiatan 4.4. Metode Pengolahan buah (propagul)
Jumat 28 Desember 2018 dengan kegiatan mangrove
sebagai berikut : 4.4.1 Pemilahan buah (propagul) mangrove
1. Jam 09.00 WIB : Praktek secara langsung Tahapan yang dilaksanakan :
pembuatan kopi mangrove
191
a. Buah mangrove yang telah jatuh ditanah c. Selama program berlangsung warga Desa
atau buah (propagul) mangrove yang sudah Sukolilo diharapkan dapat memperoleh
masak pohon dimasukkan kedalam kantong berbagai manfaat program yaitu antara lain :
plastik ukuran 5 kg. pengolahan buah mangrove menjadi kopi
dan informasi tentang pelatihan industri
4.4.2. Penjemuran Buah Mangrove kecil kreatif pesisir dan pemahaman serta
a. Penjemuran Buah Mangrove pengetahuan akan area mangrove baik
Buah (propagul) mangrove dibelah secara ekologi, fisik dan ekonomi. Dengan
kemudian bijinya dibuang, kemudian dilakukan hasil produk dan pengetahuan tersebut,
penjemuran dibawah terik matahari secara tidak dapat menjadikan Desa Sukolilo memiliki
langsung serta diangin anginkan selama 4 - 5 karakteristik / ciri khas tersendiri di banding
hari (Prinnggenies.,dkk. 2015). dengan desa-desa yang lainnya. Hal tersebut
b. Penyangraian diharapkan akan menggerakkan ekonomi
Penyangraian adalah proses penurunan dan pariwisata masyarakat pesisir.
kadar air. Penyangraian dilakukan selama ±5
menit diatas tungku kompor dengan 6. Penutup
menggunakan wajan dari tanah liat sebagai Pelaksanaan program telah sesuai dengan
tempat penyangrai buah mangrove. Tujuannya prosedur yang diterapkan pada materi kegiatan.
untuk mendapatkan warna dan aroma kopi Program penerapan Pengabdian Kepada
buah mangrove. Masyarakat dinilai sangat penting guna
c. Penghalusan / Pengayakan menambah pengetahuan dan ketrampilan
Penghalusan / Pengayakan dilakukan praktis para peserta kegiatan. Dengan pelatihan
dengan menggunakan mesin dan motivasi yang diberikan secara
penggiling/blender. Tujuan berkelanjutan.
penghalusan/pengayakan adalah untuk
mendapatkan ukuran yang seragam sekitar 30- DAFTAR PUSTAKA
40 mesh ( Rahadian. 2016). Dari buku
[1] Pringgenies.,dkk. 2015. Aplikasi
5. Hasil Dan Pembahasan Pewarnaan Bahan Alam Mangrove Untuk
Secara umum tujuan yang ingin dicapai Bahan Batik Sebagai Diversifikasi Usaha
dalam kegiatan dapat terpenuhi. Indikator Di Desa Binaan Kabupaten Semarang.
tercapainya tujuan antara lain : Universitas Diponegoro. Semarang.
a. Peserta workshop industri kecil kreatif
pesisir, memahami tahapan pengolahan [2] Rahadian., 2016. Proses Pengolahan Kopi
berbahan dasar mangrove, tata cara Bubuk. Jurusan Ilmu Dan Teknologi
pembuatan kopi mangrove. Pangan. Universitas Sebelas Maret.
b. Terbentuknya kelompok pengolahan kopi Surakarta.
mangrove Desa Sukolilo dari para peserta
pelatihan dengan jumlah setidaknya 10
orang. Organisasi tersebut mempunyai
struktur kepengurusan, sekretariat dan
pembukuan kegiatan yang jelas. Kelompok
diusulkan mendapat pengakuan pemerintah
desa berupa SK Kepala Desa.
192