Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN PROPAGUL MANGROVE SEBAGAI BAHAN PEMBUAT

KOPI DI DESA SUKOLILO, KEC BANCAR. KAB TUBAN

Raka Nur Sukma¹, Perdana Ixbal Spanton²


¹,²Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
1
Raka.sukma2385@gmail.com,2ixbal.spanton@gmail.com

ABSTRAK
Pemanfaatan buah bakau (mangrove) tidak sepopuler dibandingkan dengan pemanfaatan
kayu batang pohonnya. Pemanfaatan kayu dari batang pohon mangrove digunakan untuk
bahan baku pembuatan arang, kayu bakar, dan bahan bangunan. Akhir-akhir ini banyak pihak
yang melakukan penelitian manfaat buah mangrove bagi kepentingan manusia sebagai bahan
baku makanan, minuman/sirup, sabun, lulur dan zat perwarna. Mahasiswa Universitas
Brawijaya Malang telah berhasil membuat produk dan ditulis didalam sebuah skripsi yang
berjudul “Pemanfaatan Propagul Rhizopora sp Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Kopi”.Pemanfaatan buah mangrove sebagai kopi sudah dilakukan oleh masyarakat sekitar
hutan mangrove, namun hanya dilakukan di wilayah tertentu dan oleh sebagaian kecil
masyarakat. karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat buah mangrove, pola
pikir (mindset) masyarakat yang menganggap, bahwa satu-satunya sumber nutrisi hanya pada
jagung dan lain sebagainya, belum banyak pengetahuan tentang potensi dan manfaat buah
mangrove sebagai kopi. mangrove yang awalnya hanya dipandang sebelah mata untuk ekologi
kini menjadi sebuah aset yang mampu memberikan nilai ekonomi. Masyarakat yang dulu
enggan menanam mangrove dan cenderung menebangnya kini mulai berbondong-bondong
melestarikan mangrove.

Kata Kunci : Mangrove, Kopi, Pemanfaatan ;

ANALISIS SITUASI DAN peluang yang baik dibidang pengembangan


PERMASALAHAN MITRA wilayah. Lokasi mangrove dan buahnya yang
belum termanfaatkan, menjadikan pekerjaan
1.1. Analisis Situasi rumah yang harus diselesaikan (Gambar 1).
Desa Sukolilo terletak di Kec.Bancar, Bila dilihat dari letak topografi, seharusnya
menurut data demografi desa tahun 2015 total Desa Sukolilo dapat dijadikan desa wisata
wilayah Desa Sukolilo meliputi 960.597 Ha. pesisir.
Pertanian 471.265 Ha, Tegalan 283.243 Ha, Tren penjualan solar saat ini dipercaya
206.089 digunakan untuk pemukiman dan bisa menghasilkan untung yang lebih dari
wilayah pesisir serta adanya tanaman mangrove cukup, berimbas beralihnya sebagian lokasi
yang masih belum optimal pemanfaatannya. mangrove di Desa Sukolilo menjadi stan
Desa Sukolilo disebelah barat berbatasan penjualan solar dan pembanguna rumah
langsung dengan desa Temperak, Kec.Sarang, penduduk. Hal tersebut juga merubah profesi
Kab. Rembang, Jawa Tengah. Sebelah utara warga menjadi penjual solar. Namun seiring
berbatasan dengan Laut Jawa. Desa Sukolilo dengan jumlah stan penjualan solar semakin
dihuni 3.020 jiwa.sebagian besar banyak, jumlah pendapatannya semakin
masyarakatnya bekerja sebagai petani(14,40%), menurun dan meninggalkan kerusakan dan
Jasa angkutan (3,93%), perdagangan (2,78%), limbah pada area mangrove (Gambar 2 ).
transportasi (1,78%), kelautan (1,34%) dan
lainnya.
Sebagai desa terdepan di Jawa Timur
karena letaknya berbatasan langsung dengan
Jawa Tengah, kondisi Desa Sukolilo memiliki
potensi sumberdaya yang besar, tetapi belum
termanfaatkan secara optimal di bidang
kelautan dan perikanan. Kondisi jalan pantura
yang ramai dengan padatnya kendaraan yang Gambar 1. Buah mangrove belum
melintas menjadikan Desa Sukolilo memiliki termanfaatkan

189
rehabilitasi lingkungan pesisir yang dilakukan
baik secara swadaya kelompok, kegiatan
mahasiswa maupun bantuan program
pemerintah dan swasta mampu memperbaiki
kondisi alam desa. Perhatian pengelolaan
mangrove juga perlu mendapatkan perhatian,
agar tumbuh kembang mangrove sangat baik
dan dapat dimanfaatkan secara optimal.

2.3. Tujuan Kegiatan


Program “Bina Desa” ini, bertujuan
Gambar 2. Alih fungsi jalur mangrove menjadi
memperbaiki masalah-masalah yang tersebut
kios bangunan penjualan solar
diatas, dengan mengakomodasi kekhasan dan
nilai kearifan lokal Desa Sukolilo. Perbaikan-
Apabila diperhatikan bahwa pengolahan
perbaikan yang dilakukan bersifat stimulan,
buah mangrove menjadi kopi dapat
sehingga timbul kesadaran masyarakat untuk
memberikan pemasukan keuangan. Hal tersebut
aktif inovatif mengolah sumberdaya alam
karena buah mangrove memberikan kualitas
secara mandiri dan berkelanjutan. Hal tersebut
yang baik. Harga kopi mangrove berkisar
diharapkan menjadikan Desa Sukolilo mampu
Rp1000/200g, hal tersebut dapat menjadikan
bersaing secara sehat, sehingga memperkecil
pemasukan bagi masyarakat Desa Sukolilo.
ketimpangan baik sosial maupun ekonomi
Program pembuatan kopi mangrove ini
dengan desa-desa lain. Adapun tujuan secara
juga sejalan dengan program penghijauan
detail, sistematis dan terperinci dari program ini
mangrove di Desa Sukolilo dan di sekitarnya.
adalah sebagai berikut :
Sehingga harapan kedepan Desa Sukolilo
i. Mengadakan workshop industri kecil
menjadi desa percontohan dan desa wisata
kreatif, yang mengolah mangrove menjadi
dengan karakteristik pesisir dan kopi mangrove
produk makanan-minuman dan produk kain
Desa Sukolilo.
batik berpewarna alami mangrove khas
Desa Sukolilo, Kec.Bancar, Kab.Tuban
2.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah
ii. Menfasilitasi pembentukan kelompok
Kondisi masyarakat terdepan suatu
pengolahan hasil perikanan Desa Sukolilo
wilayah kadang luput dari perhatian karena
sebagai wadah dan pengorganisasian
jauh dari pusat pembanguna dan kekuasaan.
kegiatan warga desa.
Dalam lingkup Propinsi Jawa Timur, Desa
iii. Sosialisasi dan pembinaan akan pentingnya
Sukolilo adalah salah – satu desa terdepan di
mangrove secara ekologi dan ekonomis.
bagian barat yang berbatasan langsung dengan
Propinsi Jawa Tengah. Kondisi yang berbeda
2.4. Lokasi Kegiatan Dan Sasaran
dengan desa tetangga yang sudah berlainan
Lokasi program pelatihan pembuatan
propinsi, secara umum terjadi karena faktor :
kopi di Kantor Desa Sukolilo, Kecamatan
1. Kurangnya pemanfaatan potensi alam desa
Bancar, Kabupaten Tuban. Didalam praktek
secara berkelanjutan terutama di sektor
pelatihan pembuatan kopi ini pesertanya adalah
pariwisata.
masyarakat sekitar. Diharapkan dengan
2. Belum adanya industri kecil kreatif desa
pembekalan keahlian pembuatan kopi dengan
yang mengolah potensi alam menjadi
dari mangrove, dapat meningkatkan pendapatan
produk unggulan desa.
keluarga. Serta nantinya produk kopi dari
3. Belum terbentuknya kelompok masyarakat
mangrove bisa menjadi produk unggulan desa.
yang mewadahi.
4. Degradasi lingkungan karena alih fungsi
Kandungan gizi buah mangrove
lahan mangrove menjadi stan penjualan
Buah dari pohon mangrove mengandung
solar dan perumahan.
gizi yang bermanfaat untuk tubuh manusia.
Dengan adanya kelompok kopi
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa nilai
mangrove diharapkan mampu menjadi wadah
gizi yang terkandung didalam buah mangrove,
sekaligus penggerak warganya untuk selalu
misalnya dalam bentuk :
inovatif mengolah potensi alam desa.
a. Karbohidrat sebesar 76.56 gram per 100
Gencarnya penanaman mangrove untuk
gram dengan senyawa terpenting adalah

190
monosakarida terutama glukosa, galaktosa 2. Jam 16.30 WIB : Penutup kegiatan.
dan fruktosa yang sangat bermanfaat untuk
tubuh. Kandungan protein sebesar 4.83 4.2. Peserta Pelatihan
gram per 100 gram, merupakan sumber gizi Peserta kegiatan berjumlah 10 orang
yang lumayan besar dari buah mangrove terdiri dari atas ibu-ibu warga desa Sukolilo
yang tergolong asing di masyarakat sekitar Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban, guru
desa Sukolilo. PAUD, TK NU, ibu-ibu PKK dan Ibu Rumah
Tangga (daftar hadir terlampir).
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Fungsi Habitat Mangrove 4.3. Materi Dan Metode Pelatihan
Hutan mangrove mempunyai peranan Kegiatan program “KOPI
yang sangat penting baik secara fisik, ekologis MANGROVE” akan dilakukan dengan
dan sumberdaya. Bentuk fisik ekosistem metode-metode yang mendukung terwujudnya
mangrove dapat menahan laju abrasi pantai tujuan program yang bersifat stimulan. Metode
dengan sistem perakarannya yang dapat tersebut dijabarkan dalam bentuk-bentuk
menstabilkan sedimen dasar, dan perlindungan sebagai berikut :
bagi terumbu karang didekatnya terhadap Tahap 1 (Penyuluhan)
padatan tersuspensi. Secara ekologis area 1. kelompok Mina Sukolilo diberi wawasan
mangrove sering digunakan sebagai tempat tentang pentingnya habitat mangrove dan
untuk pemijahan, habitat permanen atau tempat dampak negatif dari peralihan habitat
berbiak (Aksornkoae dan Angsupanich, 1994). mangrove menjadi kios-kios penjual solar.
Sebagai tempat pemijahan, area mangrove 2. Masing – masing kelompok juga diberi
berperan penting karena menyediakan tempat wawasan tentang kopi mangrove, sehingga
naungan serta mengurangi tekanan predator. kegiatan pengolahan kopi ini menjadi
Mangrove sebagai sumberdaya dapat barang jadi sangat mendukung program
dimanfaatkan kegunaannya secara langsung pemerintah dan juga bisa menambah
sebagai bahan bakar, kontruksi kapal dan pendapatan ekonomi untuk keluarga.
rumah, pembuatan serat sintetik, bahan
makanan, bahan obat-obatan, bahan baku Tahap 2 (Tahap Penerapan Teknologi Tepat
kertas, bahan Pewarna dan lain-lain. Kegunaan Guna) Pada tahap ini kedua kelompok mitra
secara tidak langsung adalah hutan mangrove diberi pelatihan tentang cara pemilihan buah
sebagai habitat bagi berbagai spesies ikan, (propagul) dan cara pengolahannya mulai
krustase dan moluska dimana organism tersebut bahan baku sampai menjadi produk jadi atau
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan produk yang laku dijual.
makanan. Jika hutan mangrove dalam keadaan 1. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
baik dapat digunakan untuk kegiatan ekowisata proses penjemuran buah (propagul)
(Hogarth, 1999). mangrove.
2. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
4. Pelaksanaan Kegiatan cara penyangraian dari buah (propagul)
4.1 Waktu dan Tempat Pelatihan mangrove.
Serangkaian kegiatan pengabdian kepada 3. Kelompok Mina Sukolilo diberi pelatihan
masyarakat dilaksanakan pada hari Kamis 27 cara penghalusan , sehingga hasil akhir dari
Desember 2018 dengan kegiatan sebagai proses tersebut adalah kopi bubuk.
berikut : Tahap 3 (Tahap Pemasaran Produk dan
1. Jam 09.00 WIB : Pembukaan dan Pengelolaan Keuangan)
penyampaian materi kegiatan dibalai desa Pada tahapan ini kedua kelompok mitra
Sukolilo dilatih cara pemasaran secara online maupun
2. Jam 11.30 WIB : Diskusi dan Tanya Jawab secara langsung dijual dikoperasi sekaligus cara
Peserta dan Pemateri pengeloaan hasil penjualan
3. Jam 12.00 WIB : Evaluasi dengan
memberikan kuesiner pada peserta kegiatan 4.4. Metode Pengolahan buah (propagul)
Jumat 28 Desember 2018 dengan kegiatan mangrove
sebagai berikut : 4.4.1 Pemilahan buah (propagul) mangrove
1. Jam 09.00 WIB : Praktek secara langsung Tahapan yang dilaksanakan :
pembuatan kopi mangrove

191
a. Buah mangrove yang telah jatuh ditanah c. Selama program berlangsung warga Desa
atau buah (propagul) mangrove yang sudah Sukolilo diharapkan dapat memperoleh
masak pohon dimasukkan kedalam kantong berbagai manfaat program yaitu antara lain :
plastik ukuran 5 kg. pengolahan buah mangrove menjadi kopi
dan informasi tentang pelatihan industri
4.4.2. Penjemuran Buah Mangrove kecil kreatif pesisir dan pemahaman serta
a. Penjemuran Buah Mangrove pengetahuan akan area mangrove baik
Buah (propagul) mangrove dibelah secara ekologi, fisik dan ekonomi. Dengan
kemudian bijinya dibuang, kemudian dilakukan hasil produk dan pengetahuan tersebut,
penjemuran dibawah terik matahari secara tidak dapat menjadikan Desa Sukolilo memiliki
langsung serta diangin anginkan selama 4 - 5 karakteristik / ciri khas tersendiri di banding
hari (Prinnggenies.,dkk. 2015). dengan desa-desa yang lainnya. Hal tersebut
b. Penyangraian diharapkan akan menggerakkan ekonomi
Penyangraian adalah proses penurunan dan pariwisata masyarakat pesisir.
kadar air. Penyangraian dilakukan selama ±5
menit diatas tungku kompor dengan 6. Penutup
menggunakan wajan dari tanah liat sebagai Pelaksanaan program telah sesuai dengan
tempat penyangrai buah mangrove. Tujuannya prosedur yang diterapkan pada materi kegiatan.
untuk mendapatkan warna dan aroma kopi Program penerapan Pengabdian Kepada
buah mangrove. Masyarakat dinilai sangat penting guna
c. Penghalusan / Pengayakan menambah pengetahuan dan ketrampilan
Penghalusan / Pengayakan dilakukan praktis para peserta kegiatan. Dengan pelatihan
dengan menggunakan mesin dan motivasi yang diberikan secara
penggiling/blender. Tujuan berkelanjutan.
penghalusan/pengayakan adalah untuk
mendapatkan ukuran yang seragam sekitar 30- DAFTAR PUSTAKA
40 mesh ( Rahadian. 2016). Dari buku
[1] Pringgenies.,dkk. 2015. Aplikasi
5. Hasil Dan Pembahasan Pewarnaan Bahan Alam Mangrove Untuk
Secara umum tujuan yang ingin dicapai Bahan Batik Sebagai Diversifikasi Usaha
dalam kegiatan dapat terpenuhi. Indikator Di Desa Binaan Kabupaten Semarang.
tercapainya tujuan antara lain : Universitas Diponegoro. Semarang.
a. Peserta workshop industri kecil kreatif
pesisir, memahami tahapan pengolahan [2] Rahadian., 2016. Proses Pengolahan Kopi
berbahan dasar mangrove, tata cara Bubuk. Jurusan Ilmu Dan Teknologi
pembuatan kopi mangrove. Pangan. Universitas Sebelas Maret.
b. Terbentuknya kelompok pengolahan kopi Surakarta.
mangrove Desa Sukolilo dari para peserta
pelatihan dengan jumlah setidaknya 10
orang. Organisasi tersebut mempunyai
struktur kepengurusan, sekretariat dan
pembukuan kegiatan yang jelas. Kelompok
diusulkan mendapat pengakuan pemerintah
desa berupa SK Kepala Desa.

192

Anda mungkin juga menyukai