Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KKN MD-MBKM MATA KULIAH KONVERSI PENGENALAN KEPADA

MASYARAKAT MENGENAI PERLUNYA MENJAGA KELESTARIAN TANAMAN


MANGROVE DI DESA BAJOE

OLEH :

MUH RIDHO PRATAMA

H1A119069

FAKULTAS HUKUM

JURUSAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan KKN MD-MBKM
yang berjudul “Pengenalan Kepada Masyarakat Mengenai Perlunya Menjaga Kelestarian
Tanaman Mangrove Di Desa Bajoe”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Hasil Penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk
meningkatkan mutu dari penulisan laporan ini sangat Penulis harapkan Demikian, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama kepada Penulis dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah konversi karantina kesehatan

Kendari, 15 Juli 2022

Penulis
RINGKASAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Membangun Desa MBKM  yang diadakan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia merupakan upaya
memberikan kontribusi nyata bagi desa/kelurahan terpilih guna meningkatkan taraf kehidupan
dari berbagai aspek maupun bidang seperti aspek kesehatan, pendidikan, pertanian, sosial,
maupun teknologi.
Desa Bajoe, tepatnya di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Di
Desa ini terdapat permasalahan lingkungan, yaitu penebangan hutan mangrove secara liar yang
dapat menyebabkan abrasi sehingga membahayakan Desa Bajoe. Upaya yang kami lakukan
adalah kami berkoordinasi dengan Kepala Desa serta Aparat Desa untuk membuat papan
trangulasi tentang larangan penebangan hutan mangrove. Dengan demikian program KKN
MBKM yang kami fokuskan pada membuat Papan Trangulasi untuk menghimbau masyarakat
sekitar untuk menjaga kelestarian hutan mangrove serta larangan penebangan hutan mangrove
yang regulasinya telah diatur dalam UU No. 27 Tahun 2007 JO UU No. 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan telah memuat sanksi pidana. Dalam
pelaksanaan kegiatan yang kami rancang baik individu maupun kelompok tentunya banyak
ditemui rintangan. Namun itu semua dapat kami lalui dengan suka – cita dan menjadi cerita
tersendiri dan mewujudkan rasa bangga karena dapat melaksanakan salah satu pengamalan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom


dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa. Berbagai bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus UHO
dapat dirancang, di antaranya: melakukan magang/praktik kerja di industri atau tempat kerja
lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar disatuan
pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan
kewirausahaan, membuat studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan.
Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus
merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan
meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan
kerja baru. Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan dapat
menjadi jawaban atas tuntutan tersebut.
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di tuntut untuk mampu meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), antara lain dengan meningkatkan intelektualitas,
keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai implementasi
terhadap ilmu pengetahuan yang di terima dibangku kuliah agar mahasiswa dapat menjawab
tantangan zaman yang semakin pesat. Di tengah-tengah arus kompetisi yang semakin kuat
maka perlu di adakan suatu kegiatan yang terencana, sistematik, dan aplikatif untuk melatih
dan mendidik mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap
terhadap masalah-masalah yang timbul di tengah- tengah kehidupan masyarakat dan mampu
mencari solusinya.
Dalam upaya peningkatan sumber daya alam tersebut, maka mahasiswa perlu
melakukan program pemberdayaan disuatu wilayah pedesaan/kecamatan/kelurahan. Pada
KKN MBKM tahun 2022 kali ini, wilayah yang menjadi lokasi KKN pilihan ialah Desa
Bajoe di Sulawesi Tenggara.
B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan pelaksanaan KKN-
MBKM tahun 2022 ini, yaitu:

1. Mengidentifikasi potensi strategis desa dan mengedukasi masyarakat terkait


potensi desa yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan
dalam mendorong ekonomi masyarakat
2. Untuk meningkatkan Partisipasi Masyarakat melalui kegiatan dari program
KKN MBKM.
3. Memberikan edukasi pengelolaan sumber daya desa dalam mendukung
peningkatan ekonomi produktif di desa

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. KKN dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah yang
sudah kami pelajari selama ini
b. KKN dapat memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan
langsung dengan masyarakat yang akan
menimbulkan rasa  kepedulian terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
c. Membangun Kreativitas Mahasiswa melalui program MBKM
d. Menambah wawasan dan Kepercayaan diri Mahasiswa dalam bersosialisasi

2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menjaga dan mengembangkan potensi masyarakat di Desa Bajoe
secara optimal sehingga menjadi masyarakat yang berdaya, dan kreatif.
BAB II
PERMASALAHAN DESA DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Desa Bajoe merupakan wilayah pesisir pantai yang terletak di Kecamatan Soropia,
Konawe. Yang Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di laut sebagai nelayan,
dan Sebagian besar masyarakatnya juga mempunyai karamba budidaya hasil laut.
a. Luas Wilayah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Desa Bajoe, diketahui luas wilayah
Desa Bajoe, Kecamatan Soropia, Konawe yaitu 21,63 hektar.
b. Informasi Penduduk
Desa Bajoe memiliki 159 KK dan jumlah penduduk sebanuyak 536 jiwa dengan
pembagian sebagai berikut :
a) Dusun 1 : 56 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 202 jiwa
b) Dusun 2 : 67 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 230 jiwa
c) Dusun 3 : 36 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 131 jiwa
c. Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengamatan dan profil Desa Bajoe diketahui bahwa sarana dan
prasarana yang ada di Desa Bajoe, Kecamatan Soropia, Konawe adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Sarana dan Prasarana Desa Bajoe, Kecamatan Soropia, Konawe.

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Balai Desa 1
2 Kantor Desa 1
3 Masjid 2
4 Polindes 1

B. Permasalahan Desa
Permasalahan yang ada di Desa Bajoe selama KKN
Di Desa ini terdapat permasalahan lingkungan, yaitu penebangan hutan mangrove secara
liar yang dapat menyebabkan abrasi sehingga membahayakan Desa Bajoe.

C. Solusi Yang Ditawarkan

Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan


Upaya yang kami lakukan adalah kami berkoordinasi dengan Kepala Desa serta Aparat
Desa untuk membuat papan trangulasi tentang larangan penebangan hutan mangrove.

 
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM MBKM

A. Hasil
Nama Penanggung
No Tujuan Waktu Tempat Pelaksana Sasaran Target Anggaran Evaluasi
Program Jawab
1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengembangan dan pelatihan sdm
Untuk
mengubah
perilaku dan
kesadaran
masyarakat
Pembuatan Berkurangnya
Desa Bajoe
papan penebangan
terhadap
trangulasi hutan
pentingnya 100%
atau papan Masyarakat mangrove
menjaga Di depan Masyarakat
himbauan Mahasiswi Desa Bajoe secara liar dan
kelestarian 11 Juli hutan Desa Bajoe Biaya
mengenai Mahasiswi KKN MD- dan terciptanya
hutan 2022 mangrove dan Mahasiswa
larangan MBKM Masyarakat kelestarian
mangrove di Desa Bajoe. Masyarakat
penebangan sekitar. hutan
daerah sekitar.
hutan mangrove di
sekitar guna
mangrove lingkungan
mencegah
secara liar. Desa Bajoe.
terjadinya
bencana
alam berupa
abrasi.
B. Pembahasan
Pada hasil di atas pelaksanaan program MBKM Ilmu Hukum

Pembuatan papan trangulasi sebagai bentuk upaya dan himbauan kepada masyarakat Desa
Bajoe dan Masyarakat sekitar agar mereka tidak melakukan penebangan secara liar serta tahu
seberapa besar pentingnya melestarikan hutan mangrove dipesisir pantai karena dapat
menyebabkan bencana alam berupa abrasi.
Selain itu hutan mangrove juga merupakan Kawasan yang dilindungi oleh negara karena
telah diatur pada Pasal 35 huruf E, UU No. 27 Tahun 2007 JO UU No. 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan telah memuat sanksi pidana yang
termuat pada Pasal 73 ayat (1) huruf B dengan pidana paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak 10.000.000.000-. (sepuluh milyar rupiah).
Penempatan papan trangulasi ini berlokasi di depan Kawasan hutan mangrove Desa Bajoe,
adapun sasaran dan target dari pemasangan papan trangulasi yang dilakukan oleh mahasiswa
KKN MD-MBKM UHO 2022 yaitu sepenuhnya untuk masyarakat Desa Bajoe dan Masyarakat
sekitar.

Kesadaran masyarakat Desa Bajoe terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan


mangrove di daerah sekitar guna mencegah terjadinya bencana alam berupa abrasi
sangatlah penting, karena jika masyarakat Desa Bajoe dan Masyarakat sekitar tidak
melestarikan dan melakukan penebangan hutan mangrove secara liar maka akan
berdampak buruk untuk Desa dan sekitarnya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari kegiatan KKN MD MBKM di Desa Bajoe Kecamatan
Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut:

Dari uraian yang telah kami paparkan di atas tentang serangkaian kegiatan kami
selama KKN. Ada hal-hal yang dapat dijadikan kesimpulan di antaranya, KKN merupakan
salah satu bentuk pengabdian kami kepada masyarakat yang eksistensinya masih sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini dapat terlihat ketika kami sampai di tempat lokasi kami
melaksanakan kegiatan KKN. Masyarakat dengan antusias menyambut kedatangan tim
KKN. Aura yang menampakkan harapan tersorot dari wajah mereka. Persepsi “KKN akan
membangun Desa” menjadikan mereka bergantung dengan program-pogram yang akan
dilaksanakan.

2. Saran
Kami sadar bahwa dalam KKN kali ini ada banyak kekurangan yang bisa dijadikan
dasar sebagai alat evaluasi demi kemajuan KKN yang akan datang. Maka dari itu, akan kami
sampaikan beberapa poin penting yang sifatnya membangun untuk KKN ke depan. Saran
yang pertama kami tujukan kepada PPM (selaku penyelenggara), Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) dan pemerintah kelurahan selaku lembaga eksekutif obyek KKN kami.
Daftar Pustaka

Kuliah Kerja Nyata Membangun Desa Merdeka Belajar Kampus


Merdeka.Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP)
Universitas Halu Oleo:2022.
LAMPIRAN

Mencat Papan Trangulasi

Pemasangan papan trangulasi


PAPAN TRANGULASI

Anda mungkin juga menyukai