Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS PENGARUH INTENSITAS DAN POLA

PENCAHAYAAN LED (Light Emitting Diode) BERWARNA


PUTIH PADA PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCHOI
(Brassica rapa L) DI DALAM RUANG

ANALYSIS OF THE EFFECT OF INTENSITY AND PATTERN


LIGHTING LED (Light Emitting Diode) WHITE COLOR IN
GROWTH PAKCHOI PLANTS (Brassica rapa L) IN THE ROOM

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
Pramudya Adi Nugraha
1104154123

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan sebaik-baiknya.
Laporan tugas akhir ini disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan
mata kuliah Tugas Akhir (TA). Penulis menyadari bahwa terlaksananya penulisan
laporan ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua penulis yaitu Ibu Ekwasita Rini Pribadi dan Bapak Karden
Mulya, kakak, dan keluarga besar yang sudah memberikan segala dukungan
selama ini baik secara moril maupun materil sehinggia penelitian ini bisa
dilaksanakan.
2. Bapak M. Ramdlan Kirom, S.Si., M.Si, Ibu Dra. Endang Rosdiana, M.Si. ,
dan Bapak Ahmad Qurthobi, S.T., M.T. yang telah membimbing saya dalam
mengerjakan penelitian tugas akhir ini dari awal hingga akhir tanpa lelah
dan selalu sabar.
3. Bapak Drs. Suprayogi, M.T. selaku penguji 1 dan Bapak Dr. Eng, Indra
Chandra, S.Si., M.Si. selaku penguji 2 yang telah memberikan masukan
sehingga tugas akhir ini layak untuk dibaca oleh umum.
4. Bapak Tri Ayodha Ajiwiguna, S.T., M.Eng. selaku dosen wali penulis yang
sudah selama masa perkuliahan ini.
5. Seluruh Ibu dan Bapak dosen prodi S1 Teknik Fisika yang sudah
memberikan ilmunya selama ini selama masa perkuliahan.
6. Orang-orang hebat dihidup penulis Berna Wahyu Setiawan, Diky
Meidianto, Jeremy Wibisono P, Yoga Wibowo Sulaiman, Yogathama Arif
Kurniawan, Fazza Fakhri R, dan Valentisa Zulviana yang selalu
memberikan dukungan dalam bentuk apapun, selalu memberikan dorongan
untuk terus maju, dan telah memberikan kebersamaan yang tidak akan
pernah terlupakan.
7. Rekan satu laboraturium Wicaksono Ismail yang selalu memberikan
dukungan selama pengerjaan penelitian ini.

iv
8. Teman-teman kontrakan C22 Hilman, Ludi, Ican, Swandari, Suyandi,
Wawan, gilang, Xlaw, dan Arnol atas kebersamaan dan dukungan yang
diberikan selama masa perkuliahan ini.
9. Teman-teman TF 39-03 Yovinanda, Sri Wulan, Reza Pamungkas, Adi, Ari,
Arief, Farisqi, dan lain-lain yang sudah memberikan dukungan serta
bantuan selama masa perkuliahan ini.
10. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu yang telah membantu
baik dalam penelitian maupun selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan
segala kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan dari laporan ini. Akhir kata penulis berharap,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung,20 Desember 2019

Penulis

v
ABSTRAK

Salah satu cara untuk menanggulangi kebutuhan akan lahan pertanian adalah
dengan menggunakan sistem pertanian di dalam ruang. Sistem pertanian di dalam
ruang membutuhkan sumber cahaya buatan salah satunya yaitu lampu LED.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas serta pola pencahayaan yang
optimal bagi pertumbuhan pakchoi. Tanaman pakchoi ditanam pada ruang dengan
ukuran yang sama dan diberikan pencahayaan dari lampu LED dengan intensitas
yang berbeda. Proses pengamatan dilakukan selama ± 15 hari dengan
pengambilan data setiap satu hari sekali. Proses penanaman dilakukan dua kali,
yaitu proses penanaman bibit dengan menggunakan pola 12 jam dan 24 jam.
Variabel yang diamati yaitu jumlah dan panjang daun serta tinggi tanaman. Hasil
yang didapatkan yaitu, ruang dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi memiliki
hasil yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh perbandingan ruang dengan
intensitas sebesar 4.480 Lux yang memiliki rata-rata tinggi tanaman 16,6 cm,
panjang daun 8,5 cm, dan jumlah daun 7 helai dengan ruang berintensitas 440 Lux
rata-rata tinggi tanaman 8,2 cm, panjang daun 3,7 cm, dan jumlah daun 1 helai.
Dari data penelitian tersebut dibuktikan bahwa dalam proses fotosintesis,
intensitas berperan penting terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam penelitian ini
ditunjukkan dengan tinggi intensitas cahaya yang diberikan kepada tanaman,
maka jumlah foton yang diterima tanaman akan semakin banyak. Foton yang
diterima oleh tanaman berperan untuk mengeksitasi elektron yang terdapat pada
klorofil tanaman, sehingga laju fotosintensis pada tanaman akan semakin cepat.
Jumlah dan panjang daun juga berpengaruh terhadap pesatnya pertumbuhan
tanaman, karena daun merupakan salah satu bagian utama terjadinya fotosintesis.

Kata kunci : cahaya, pakchoi, lampu LED, fotosintesis, intensitas

vi
ABSTRACT

One way to address the need for agricultural land is to use an indoor
agricultural system. Agricultural systems in space require artificial light sources,
one of which is LED lights. This study aims to determine the optimal intensity
and lighting patterns for pakchoi growth. Pakchoi plants are planted in rooms of
the same size and are given lighting from LED lamps of different intensities. The
observation process was carried out for ± 15 days with data collection once a day.
The planting process is carried out twice, namely the process of planting seeds
using a 12 hour and 24 hour pattern. The variables observed were number and
length of leaves and plant height. The results obtained are that, spaces with higher
light intensity have better results. This is shown by the comparison of space with
an intensity of 4,480 Lux which has an average plant height of 16.6 cm, leaf
length of 8.5 cm, and number of leaves of 7 strands with a space of 440 Lux with
an average plant height of 8.2 cm, leaf length of 3.7 cm, and the number of leaves
1 strand. From the research data it is proved that in the process of photosynthesis,
intensity plays an important role in plant growth. In this study shown by the high
intensity of light given to plants, the number of photons received by plants will be
more and more. Photons received by plants act to excite the electrons present in
plant chlorophyll, so the rate of photosynthesis in plants will be faster. The
number and length of leaves also affect the rapid growth of plants, because the
leaves are one of the main parts of photosynthesis.

Keywords : light, pakchoi, LED lamp, photosynthesis, intensity

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ........................................................ ii


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.5 Metode Penelitian ..................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5


2.1 Pertumbuhan Tanaman ............................................................................. 5

2.2 Cahaya dan intensitas cahaya ................................................................... 5

2.3 Light emitting diode (LED) ...................................................................... 6

2.4 Proses fotosintesis .................................................................................... 8

2.5 Tanaman pakchoi ................................................................................... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 12


3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 12

3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 12

3.3 Tahapan Penelitian ................................................................................. 12

3.4 Alat dan Bahan ....................................................................................... 14

viii
3.4.1 LM 8.000a ....................................................................................... 14

3.4.2 Kaiser 24 hours timer switch .......................................................... 14

3.4.3 5050 SMD 60 led/m indoor strip led white .................................... 15

3.5 Prosedur Penelitian ................................................................................. 15

3.5.1 Rancangan Ruang Penanaman ........................................................ 16

3.5.2 Penyemaian ..................................................................................... 17

3.5.3 Penanaman ...................................................................................... 17

3.5.4 Pengamatan ..................................................................................... 18

3.5.5 Analisa Data .................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 20


4.1 Hasil Pengujian Penanaman Pakchoy di dalam ruang penanaman ........ 20

4.1.1 Tinggi tanaman................................................................................ 21

4.1.2 Panjang daun ................................................................................... 23

4.1.3 Jumlah daun .................................................................................... 24

4.2 Hasil Pengujian Kedua Penanaman Pakchoy di dalam ruang penanaman


25

4.2.1 Tinggi tanaman................................................................................ 26

4.2.2 Panjang Daun .................................................................................. 27

4.2.3 Jumlah Daun ................................................................................... 29

4.2.4 Perbandingan tinggi, panjang daun, dan jumlah daun .................... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 34


5.1 Simpulan ................................................................................................. 34

5.2 Saran ....................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35


LAMPIRAN .......................................................................................................... 37

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gerak gelombang transversal [14] ..................................................... 5


Gambar 2.2 Tabel spektrum gelombang elektromagnetik [14] ............................. 6
Gambar 2.3 Prinsip kerja light emitting diode [17] ............................................... 7
Gambar 2.4 Proses Fotosintesis [7] ....................................................................... 8
Gambar 2.5 Spektrum cahaya yang diserap klorofil-a dan klorofil-b [8] ............. 9
Gambar 2.6 Proses penyerapan foton oleh klorofil [19] ..................................... 10
Gambar 2.7 Grafik pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis [19] .. 11
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian ................................................. 13
Gambar 3.2 Grafik spectrum cahaya LED putih [15] ......................................... 15
Gambar 3.3 Rancangan sistem ............................................................................ 16
Gambar 3.4 Rangkaian lampu LED .................................................................... 17
Gambar 3.5 Kondisi di dalam ruang penanaman ................................................ 18
Gambar 4.1 Tinggi tanaman pada percobaan pertama ........................................ 21
Gambar 4.2 Panjang daun tanaman pada percobaan pertama ............................. 23
Gambar 4.3 Jumlah daun pada percobaan pertama ............................................. 24
Gambar 4.4 Rata-rata tinggi tanaman pada percobaan kedua ............................. 26
Gambar 4.5 Pertambahan tinggi tanaman pada percobaan kedua ....................... 27
Gambar 4.6 Rata-rata panjang daun pada percobaan kedua ................................ 28
Gambar 4.7 Pertambahan panjang daun pada percobaan kedua ......................... 29
Gambar 4.8 Rata-rata jumlah daun pada percobaan kedua ................................. 30
Gambar 4.9 Pertambah jumlah daun pada percobaan kedua ............................... 31
Gambar 4.10 Perbandingan tinggi, panjang daun, dan jumlah daun percobaan
kedua ..................................................................................................................... 32

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Pengamatan ................................................................................ 19

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Tabel panjang daun percobaan pertama ....................................... 37
Lampiran A.2 Tabel tinggi tanaman percobaan pertama .................................... 37
Lampiran A.3 Tabel jumlah daun percobaan pertama ........................................ 38
Lampiran A.4 Tabel suhu dan kelembapan percobaan pertama ......................... 38
Lampiran B.1 Tabel tinggi tanaman percobaan kedua.........................................38
Lampiran B.2 Tabel panjang daun percobaan kedua .......................................... 38
Lampiran B.3 Tabel jumlah daun percobaan kedua ............................................ 38
Lampiran B.4 Tabel rata-rata pertambahan percobaan kedua ............................. 38
Lampiran B.5 Tabel suhu dan kelembapan percobaan kedua ............................. 38

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, karena
tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Intensitas cahaya adalah
banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan
waktu (kal/cm2/hari) [1]. Sebuah tanaman untuk melakukan fotosintesis
membutuhkan kualitas cahaya tertentu. Klorofil dapat menyerap panjang
gelombang merah (600-700 nm) sampai biru (400-500 nm), sehingga kualitas
cahaya yang optimal untuk tanaman adalah dari kisaran panjang gelombang
tersebut [2].
Pakchoi merupakan tanaman sayuran daun yang termasuk ke dalam famili
Brassicaceae. Tanaman ini berasal dari daerah Cina dan memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Pada daerah yang memiliki iklim subtropis dan tropis, pertumbuhan
dari tanaman pakchoi dapat berkembang dengan pesat [3]. Pakchoi merupakan
tanaman sayuran daun jenis sawi-sawian yang mempunyai waktu panen singkat
dan daya adaptasi luas. Pada tanaman pakchoi terdapat kadungan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu kandungan yang terdapat pada tanaman
pakchoi adalah betakaroten. Kandungan betakaroten pada pakchoi dapat
mencegah penyakit katarak. Selain mengandung betakaroten yang tinggi, pakchoi
juga mengandung banyak gizi diantaranya protein, sodium, vitamin A, dan C [4].
Pada saat ini, lahan pertanian sangat sulit ditemukan, karena banyak lahan
pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan fasilitas publik. Selain itu
hasil pertanian banyak yang mengalami penurunan, ini disebabkan karena
pencemaran yang semakin tinggi, kualitas lahan pertanian yang semakin buruk,
dan faktor lain yang menyebabkan hasil pertanian semakin menurun. Hal ini
memicu manusia untuk menggunakan kreatifitasnya untuk menciptakan sebuah
sistem yang dapat mempermudah penanaman. Salah satu contohnya adalah
dengan menggunakan pertanian ruang tertutup. Dengan petanian ruang tertutup ini
kendala lahan, pencemaran, dan kualitas lahan pertanian yang buruk dapat

1
diminimalisir, tetapi pada pertanian ruang tertutup ini terdapat kendala yaitu pada
penyinaran oleh cahaya matahari langsung. Salah satu solusi dari kendala tersebut
adalah dengan menggunakan sumber cahaya buatan yang dapat membantu poses
pertumbahan tanaman.
Sumber cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang bukan berasal dari
matahari. Salah satu contoh dari sumber cahaya buatan adalah lampu. Lampu
mampu menggantikan fungsi matahari untuk memberikan cahaya pada proses
fotosintesis. Dari permasalahan tersebut akan dilakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana pengaruh intensitas dan pola cahaya lampu terhadap
pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini sumber cahaya buatan yang digunakan
yaitu lampu LED. Penggunaan lampu LED sendiri dikarenakan usia lampu yang
lebih lama dari jenis lampu lainnya dan daya yang digunakanpun relatif kecil,
sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran [5].

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penelitian kali ini penulis menentukan beberapa rumusan masalah,
yaitu :
1. Bagaimana pengaruh pemberian intensitas cahaya yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman ?
2. Bagaimana pengaruh terhadap pemberian lama pencahayaan sebesar 12 jam
dan 24 jam terhadap pertumbuhan tanaman ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Tanaman sayur yang digunakan adalah pakchoi (Brassica rapa L).
2. Faktor yang diamati berupa pengaruh intensitas cahaya terhadap tanaman.
3. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun
4. Pola pencahayaan yang diberikan adalah 12 jam dan 24 jam.
5. Lampu yang digunakan merupakan lampu LED berwarna putih.
6. Intensitas yang digunakan pada penelitian pertama sebesar 440 Lux, 820 Lux,
915 Lux, 1.780 Lux,2.740 Lux, 3.290 Lux, dan 4.480 Lux.

2
7. Media tanam yang digunakan adalah tanah yang dicampurkan dengan pupuk
kompos.
8. Pengamatan dilakukan selama ± 30 hari setelah bibit ditanam di dalam ruang
sistem.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang didapat oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian intensitas cahaya dan pola pencahayaan yang berbeda,
sehingga menemukan range intensitas cahaya dan pola pencahayaan optimal
untuk pertumbuhan tanaman.

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan pada Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1) Studi Literatur
Mempelajari literatur berupa makalah, karya tulis, artikel, dan jurnal online
mengenai pengaruh penggunaan cahaya buatan sebagai pengganti cahaya
matahari pada pertumbuhan tanaman.
2) Perancangan Sistem
Membangun sebuah sistem sebagai ruang yang akan digunakan sebagai
tempat pengamatan pertumbuhan tanaman pakchoi yang terdiri dari sistem
pencahayaan dan komponen pendukung lainnya.
3) Penanaman bibit pakchoi
Bibit pakchoi ditanam menggunakan media tanah siap pakai, lalu di letakkan
pada sistem yang telah dibuat.
4) Pengambilan Data dan Analisis Data
Dilakukan selama ± 30 hari dari penanaman bibit, pengambilan data
dilakukan setiap satu hari sekali, lalu data dianalisis dengan membandingkan data
yang sebelumnya sudah diambil dari pakchoi yang ditanam dengan cahaya
matahari langsung.
5) Kesimpulan

3
Setelah penulis melakukan pengambilan data dan disajikan dalam grafik dan
tabel, dalam tahap ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil keseluruhan
penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab diantaranya sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan
masalah, manfaat, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori umum dan dasar yang akan digunakan
dalam penelitian mengenai pengaruh intensitas cahaya lampu terhadap
pertumbuhan tanaman packhoi di dalam ruangan yang dapat mendukung dan
melandasi Tugas Akhir.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Berisi penjelasan tentang metode penelitian, tahapan penelitian, alat dan
bahan, dan prosedur penelitian yang akan dilakukan selama penelitian
berlangsung.
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi pemaparan hasil data yang diperoleh dari beberapa pengujian
terhadap tanaman pakchoi dan dilakukan analisis dari data tersebut.
Bab 5 kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini dan memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan Tanaman


Pertumbuhan merupakan perubahan selama siklus hidup tanaman secara
kuantitatif yang bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Akibat terjadinya
penambahan struktur baru pada tanaman, berat dan besar tanaman pun akan
berubah. Pada fase ini ukuran tanaman tidak dapat kembali lagi karena terjadi
pembelahan pada struktur-struktur tanaman. Contohnya pada bagian-bagian
seperti sel, organ, dan jaringan perkembangan merupakan sebuah proses
perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman [5].

2.2 Cahaya dan intensitas cahaya


Cahaya merupakan salah satu jenis gelombang elektroagnetik (EM), yaitu
gelombang yang dapat merambat tanpa memerlukan adanya perantara medium,
melainkan melalui osilasi medan listrik dan medan magnetik. Di dalam vakum
dan umunya juga di udara, cahaya merupakan gelombang transversal.

Gambar 2.1 Gerak gelombang transversal [14]

Gelombang transversal merupakan gelombang yang memiliki arah rambat


yang tegak lurus terhadap arah osilasinya. Salah satu contoh dari gelomabgn
transversal adalah gelombang elegtromagtnetik, di mana gelombang
elektromagnetik arah dari rambat gelombang k tegak lurus dengan arah osilasi dari
E dan B, serta kedua medan tersebut berosilasi secara sinusoidal dengan frekuensi
dan fasa yang sama. Gelombang elektromagnetik terbentang dari frekuensi rendah
(105 Hz) hingga frekuensi tinggi (1018 Hz). Adapun mata manusia hanya mampu
untuk melihat cahaya dalam rentang panjang gelombang 390 – 700 nm, di mana

5
panjang gelombang tersebut terdapat pada orde panjang gelombang cahaya
tampak. Gambar 2.2 menunjukkan tabel spektrum gelombang eleogtromagnetik.

Gambar 2.2 Tabel spektrum gelombang elektromagnetik [14]

Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sedikit lebih panjang


dari rentang cahaya tampak (visible light) dikenal sebagai gelombang infrared,
sedangkan yang lebih pendek daripada cahaya tampak merupakan gelombang
ultraviolet [14]. Intensitas cahaya merupakan kuat cahaya yang dikeluarkan suatu
sumber cahaya ke arah tertentu. Sebuah sumber cahaya yang memiliki intensitas
sebesar 1 candela dapat mengeluarkan cahaya total ke segala arah sebanyak 12,57
lumen, dimana 12,57 merupakan luas permukaan kulit bola dengan jari-jari
sepanjang 1 meter, dan dengan sumber cahaya sebagai titik pusatnya [15].

2.3 Light emitting diode (LED)


Light emitting diode atau LED merupakan salah satu jenis dari dioda yang
memiliki fungsi khusus. LED hampir sama dengan dioda biasa, tetapi jika pada
dioda biasa energi akan dikeluarkan dalam bentuk panas (disipasi daya),
sedangkan energi pada LED akan dikeluarkan dalam bentuk cahaya [18]. LED
dapat memancarkan cahaya monokromatik yang dihasilkan dari pembiasan secara
eletrik ke arah maju dari persimpangan p-n nya. Efek tersebut dinamakan
electroluminescence.
Prinsip kerja dari LED hingga dapat menghasilkan cahaya adalah ketika arus
listrik DC dialirkan melalui p-n junction pada material semikonduktor, di mana
kutub positif dari sumber dihubungkan dengan kaki p pada led dan kutub negative

6
sumber dihubungkan pada kaki n led. Aliran elektron bertemu hole dan terjadilah
rekombinasi antara muatan positif (hole) dan muatan negatif (elektron), sehingga
energi cahaya dilepaskan saat photon terbentuk. Warna yang dihasilkan dari
proses tersebut bergantung dari level energi photon yang ditentukan dengan
energy gap dari material semikonduktor [17]. Gambar 2.3 menunjukkan proses
dihasilkannya cahaya pada LED.

Gambar 2.3 Prinsip kerja light emitting diode [17]

White light emitting diode atau LED putih merupakan salah satu jenis dari
dioda yang dapat memancarkan cahaya. Terdapat dua jenis led putih secara
pembuatannya, yaitu dengan memproduksi masing-masing led yang menghasilkan
tiga warna primer, yaitu merah, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut kemudian
dicampurkan untuk menghasilkan warna putih. Cara selanjutnya yaitu dengan
menambahkan lapisan fosfor berbeda warna pada led satu warna untuk
menghasilkan warna putih [19].

7
2.4 Proses fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses memproduksi zat makanan seperti gula
(karbohidrat) pada tumbuhan. Proses produksi zat makanan tersebut dihasilkan
melalui reaksi fotosintesis sebagai berikut :
6𝐻2 𝑂 + 6𝐶𝑂2 → 𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 6𝑂2 (2.1)
Tumbuhan menggunakan Karbon Dioksida dan air untuk menghasilkan gula
dan oksigen yang dibutuhkan sebagai makanannya [6]. Air pada proses
fotosintesis didapatkan dari dalam tanah yang diserap oleh akar tumbuhan dan
dapat sampai menuju daun melalui pembuluh xilem. Karbon Dioksida diperoleh
dari udara sekitar yang masuk melalui stomata pada daun tumbuhan. Cahaya yang
dibutuhkan untuk membantu proses fotosintesis diperoleh dari sumber cahaya.
Cahaya yang datang ke arah daun tumbuhan tersebut ditangkap oleh klorofil [7].
Gambar 2.4 menunjukkan proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman.

Gambar 2.4 Proses Fotosintesis [7]

Proses fotosintesis terdiri dari dua tahap, yaitu reaksi terang yang
membutuhkan cahaya dan melibatkan pemecahan air serta pelepasan oksigen.
Reaksi terang terjadi pada grana. Reaksi gelap atau siklus Calvin, adalah proses
dimana Karbon Dioksida diubah menjadi gula. Reaksi gelap terjadi pada
stroma[6].
Reaksi terang :
2𝐻2 𝑂 + 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 → 𝑂2 + 4𝐻 + + 4𝑒 −

8
Reaksi gelap :
𝐶𝑂2 + 4𝐻 + + 4𝑒 − → 𝐶𝐻2 𝑂 + 𝐻2 𝑂
Cahaya matahari yang digunakan pada saat reaksi terang terjadi ditangkap
oleh klorofil. Panjang gelombang yang menyebabkan terjadinya fotosintesis
berkisar antara 480 – 700 nm. Klorofil pada tanaman yang berfungsi menangkap
cahaya matahari dibagi menjadi dua yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Klorofil-a dan
klorofil-b memiliki rentang panjang gelombang cahaya yang dapat diterima
sebesar 600 – 700 nm[8]. Cahaya yang datang tersebut terdiri dari partikel-
partikel kecil atau paket energi yang disebut dengan foton [13]. Gambar 2.5
menunjukkan rentang panjang gelombang yang akan diserap oleh klorofil a dan
klorofil b.

Gambar 2.5 Spektrum cahaya yang diserap klorofil-a dan klorofil-b [8]

Proses fotosintesis sangat bergantung terhadap daun, karena pada daun


terdapat salah satu komponen penting dalam proses fotosintesis yaitu kloroplas.
Proses fotosintesis dapat berjalan dengan optimal jika semakin banyak jumlah
daun pada tanaman serta semakin lebar daun tanaman tersebut [2]. Laju
fotosintesis tanaman akan meningkat dengan meningkatnya intensitas cahaya
dalam batas fisiologis atau laju fotosintesis berbanding lurus dengan intensitas

9
cahaya. Kecuali pada hari hari berawan dan malam hari, cahaya tidak menjadi
faktor pembatas dalam fotosintesis di alam [13].

Gambar 2.6 Proses penyerapan foton oleh klorofil [19]

Gambar 2.6 menunjukkan proses transfer foton dan proses eksitasi elektron
pada klorofil. Proses fotosintesis bergantung terhadap banyaknya jumlah foton
yang diserap oleh tanaman. Molekul klorofil membantu tanaman untuk
memperoleh energi dari cahaya matahari yang datang. Saat klorofil menyerap
foton, maka energi foton yang diserap akan diubah menjadi energi potensial
elektron yang dinaikkan dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi. Energi foton
yang diserap oleh molekul klorofil adalah energi foton yang memiliki tingkat
energi besarnya sama dengan selisih energi antara keadaan dasar dan keadaan
terkeksitasi. Molekul klorofil yang sudah memilik cukup energi akan
mengeksitasi elektron yang terdapat pada molekul tersebut. Elektron yang terlepas
dari molekul klorofil tersebut kemudian akan ditangkap oleh akseptor elektron,
yaitu feredoksin. Intensitas cahaya mempengaruhi jumlah foton yang diterima
oleh tanaman. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin banyak jumlah
foton yang diterima oleh tanaman tersebut. Intensitas cahaya yang diterima
tanaman berbanding lurus dengan laju fotosintesis tanaman [19]. Pada gambar 2.7
ditunjukkan grafik hubungan antara intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.

10
Gambar 2.7 Grafik pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis [19]

2.5 Tanaman pakchoi


Pakchoi (Bahasa Kanton, yang berarti sayuran putih) atau bok choy termasuk
dalam famili Brassicaceae, berumur pendek ±45 hari setelah tanam. Sayuran ini
umumnya digunakan untuk bahan sup, untuk hiasan (garnish), tapi jarang
dimakan mentah. Pakchoi cocok untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian
1.000-1.200 m dpl dengan sinar matahari yang cukup, aerasi yang baik (tidak
tergenang air), pH tanah berkisar 5,5-6. Suhu optimal ntuk pertumbuhan pakchoi
adalah 20-27 °C [9].
Karakter dari tanaman pakchoi memiliki daun yang bertangkai, berbentuk
agak oval, berwarna hijau tua dan mengkilap, tumbuh agak tegak atau setengah
mendatar, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun pakchoi berwarna
putih atau hijau muda, teksturnya gemuk dan berdaging; tanaman ini memiliki
tinggi berkisar antara 15-30 cm[10].

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 – April 2019 di laboratory
of material engineering and modeling. jurusan Teknik Fisika Universitas Telkom
Bandung.

3.2 Metode Penelitian


Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengkajian dari beberapa
penelitian yang sudah ada dan relevan guna merealisasikan penelitian dan
pengembangan. Perancangan perangkat keras pada penelitian ini dimulai dengan
pembuatan alat berupa sebuah ruang tertutup untuk menyimpan tanaman,
kemudian pada ruang tersebut diberikan lampu LED yang akan digunakan sebagai
sumber cahaya buatan untuk tanaman. Saat proses penanaman pada alat
berlangsung dilakukan pengamatan pada tanaman dan alat untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman selain dari cahaya buatan yang
diberikan pada tanaman.

3.3 Tahapan Penelitian


Pada penelitian kali ini terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan pada
saat penelitian seperti pada diagram berikut :

12
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian

Penelitian dimulai dengan, (1) studi literatur, yaitu mempelajari literatur


berupa makalah, karya tulis, artikel, dan jurnal online mengenai pengaruh
penggunaan cahaya buatan sebagai pengganti cahaya matahari pada pertumbuhan
tanaman, (2) perancangan sistem, membangun sebuah sistem sebagai ruang yang
akan digunakan sebagai tempat pengamatan pertumbuhan tanaman pakchoi yang
terdiri dari sistem pencahayaan dan komponen pendukung lainnya, (3)
penyemaian benih pakchoi, penyemaian benih pakchoi dilakukan dengan bantuan
petani di Cikole, Lembang selama ± 20 hari, (4) persiapan media tanam, media
tanam yang digunakan adalah media tanam siap pakai yang diletakkan pada kotak
plastic berukuran 23 x 23 cm (5) penanaman bibit pakchoi, bibit pakchoi ditanam
menggunakan media tanah siap pakai, lalu di letakkan pada sistem yang telah
dibuat, (6) pengamatan dan pengambilan data, dilakukan 2 kali dengan masing-
masing selama ± 30 hari dari penanam bibit, pengambilan data dilakukan setiap
satu hari sekali, lalu data dianalisa dengan membandingkan data yang sebelumnya
sudah diambil dari pakchoi yang ditanam dengan cahaya matahari langsung.

13
3.4 Alat dan Bahan
Pada penelitian ini terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk
menunjang pembuatan alat serta pengukuran parameter yang akan diamati alat
dan bahan yang digunakan antara lain :
1. Luxmeter LM 8.000 A 10. Lampu LED 5050 SMD 60 led/m
2. Gergaji indoor strip white
3. Penggaris 11. Kaiser 24 hours time switch
4. Palu 12. Biji pakchoi
5. Paku 13. Suntikan 12 ml
6. Kayu 14. Pupuk cair merk nutrigan
7. Kotak plastic 23 x 23 cm 15. Terpal 2 x 2 meter
8. Adaptor 5 A dan 10 A 16. Blower DC 12 V
9. Media tanam organik 17. Pestisida

3.4.1 LM 8.000a
LM 8.000a merupakan 4 in 1 professional measuring instrument yang
terdiri dari anemometer, hygrometer, thermometer, dan light meter. LM 8.000a
menggunakan sensor photodiode, prinsip kerja dari sensor photodiode yaitu ketika
foton diserap dari suatu sumber cahaya, maka akan terbentuk pasangan elektron-
hole di kedua sisi sambungan p-n. Elektron akan bergerak menuju sumber positif
tegangan dan hole akan mengalir ke sumber negatif tegangan, sehingga arus akan
mengalir di dalam rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada besaran
intensitas cahaya yang diterima oleh photodiode.

3.4.2 Kaiser 24 hours timer switch


Kaiser 24 hours timer switch merupakan salah satu jenis dari timer tipe
analog. Alat ini beroperasi pada tegangan 220 – 240 V. Arus maksimum yang
dapat ditolelir oleh alat ini sebesar 16 A. Beban daya maksimum dari alat ini yaitu
sebesar 3.500 Watt. Prinsip kerja dari timer analog ketika diberikan tegangan
inputan, timer akan mulai bergerak menghitung waktu. Waktu dapat di atur
dengan menetapkan berapa lama timer tersebut dapat mengalirkan tegangan, lalu

14
pada bagian samping sekeliling lingkaran waktu terdapat switch yang dapat
ditekan untuk mengatur waktu.

3.4.3 5050 SMD 60 led/m indoor strip led white


5050 SMD 60 led/m indoor strip led white merupakan salah satu jenis led.
LED ini memiliki input tegangan DC sebesar 12 V,terdiri dari 60 buah lampu led
per meter. Led ini memancarkan sinar berwarna putih monokromatik. Cahaya
putih yang dipancarkan memiliki panjang gelombang seperti ditunjukkan oleh
gambar [16] :

Gambar 3.2 Grafik spectrum cahaya LED putih [15]

3.5 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yang dilakukan selama penelitian berlangsung
diantaranya adalah melakukan perancangan alat sebagai ruangan tempat pakchoi
tumbuh dan dilakukan pengamatan. Setelah itu dilakukan persiapan penyemaian
biji pakchoi dengan bantuan dari petani di Cikole, Lembang selama ± 20 hari. Jika
proses penyemaian telah selesai, maka bibit pakchoi dipindahkan menuju media
yang sudah disiapkan didalam alat. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali dengan
masing-masing pengamatan selama ± 30 hari setelah bibit ditanam pada media di
dalam alat. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan analisis dari setiap tanaman
yang diamati dan dilakukan perbandingan antara satu dengan yang lainnya.
Setelah didapatkan data perbandingan antara tanaman yang ditanam didalam alat

15
dilakukan pebandingan kembali dengan tanaman yang sudah ditanam dengan
terkena cahaya matahari langsung.

3.5.1 Rancangan Ruang Penanaman


Ruang penanaman yang akan dirancang berupa sebuah ruang tertutup. Pada
ruang tertutup tersebut diberikan sumber cahaya buatan berupa lampu LED
berwarna putih. Ruang yang akan dirancang sebanyak enam ruang dengan setiap
ruangan nantinya akan memiliki intensitas cahaya yang berbeda. Pada setiap
ruangan diberikan sirkulasi udara dengan memanfaatkan blower dan lubang yang
akan dibuat. Rancangan alat yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Rancangan sistem

16
Gambar 3.4 Rangkaian lampu LED

3.5.2 Penyemaian
Proses penyemaian dilakukan dengan bantuan oleh petani di Cikole,
Lembang selama ± 20 hari.
3.5.3 Penanaman
Sebelum proses penanaman dilakukan, terlebih dahulu tempat serta media
tanam bibit pakchoi harus disiapkan. Tempat penanaman bibit pakchoi berupa
kotak plastik dengan ukuran 23 x 23 cm. Media tanam yang digunakan adalah
media tanam yang sudah siap pakai dengan komposisi berupa daun teh, tanah
subur, pupuk kandang, kompos, dan bakteri penyubur yang telah dihaluskan.
Media tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang sudah
disiapkan sebanyak 630 gram. Kotak yang sudah diisi oleh media tanam,
diletakkan pada setiap ruang sebanyak dua kotak. Setelah tempat serta media
tanam siap, bibit pakchoi ditanam pada media tersebut selama ± 30 hari. Tanaman
yang akan ditanam disetiap kotak berjumlah empat tanaman, sehingga pada setiap
ruang terdapat delapan tanaman.

17
Gambar 3.5 Kondisi di dalam ruang penanaman

Tanaman yang sudah diletakkan pada setiap kotak penanaman dipindahkan


ke ruang penanaman yang terdapat pada sistem seperti gambar di atas. Setiap satu
hari sekali tanaman yang sudah diletakkan pada ruang penanaman akan diberikan
air sebanyak 30 ml. Penyiraman dilakukan pada siang hari setelah dilakukan
pengambilan data. Tanaman diberikan pupuk berupa bubuk sebanyak 0,5 gr yang
dilarutkan dengan 1 liter air, kemudian pupuk diberikan ke masing-masing
tanaman sebanyak 15 ml.
Untuk meminimalisir munculnya hama pada tanaman, maka setiap tanaman
akan diberikan pestisida cair sebanyak 2 ml yang dicampurkan dengan air
sebanyak 500 ml. Pestisida yang sudah dilarutkan dengan air kemudia
disemprotkan ke setiap tanaman di setiap ruangan secara merata.

3.5.4 Pengamatan
Pengamatan pada tanaman dilakukan satu hari sekali selama ± 30 hari
dengan mengamati pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun.
Pengambilan data dilakukan setiap satu hari sekali. Berikut merupakan tabel
pengamatan yang dilakukan selama penelitian :

18
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan
No. Pengamatan Kegiatan Alat ukur
1 Intensitas Diukur pada saat pertama kali Luxmeter LM –
cahaya penanaman dilakukan di ruang 8.000A
penanaman
2 Jumlah daun Jumlah daun diukur setiap satu hari -
sekali
3 Panjang daun Panjang daun diukur dari ujung Penggaris
daun hingga pangkal daun
4 Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari pucuk Penggaris
daun tertinggi hingga pangkal
batang tanaman

3.5.5 Analisa Data


Setelah data didapatkan dari hasil pengamatan tanaman disetiap ruangan,
kemudian data dirata-ratakan. Data yang dianalisa berupa perbandingan antara
tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun dari setiap ruangan. Setelah
didapatkan data yang terbaik, kemudian data tersebut kembali dibandingkan
dengan data tanaman yang ditanaman dengan paparan cahaya matahari langsung.

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Penanaman Pakchoy di dalam ruang penanaman


Pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun dilakukan setiap
hari dari pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB di laboratory of material
engineering and modeling. Penelitian dilakukan dengan dengan menggunakan
dua lama penyinaran, yaitu 12 jam dan 24 jam. Namun, setelah dilakukan
percobaan dengan pola penyinaran selama 24 jam, ternyata tanaman di semua
ruang tanam tidak dapat bertahan dan mati pada hari kedua pengamatan,
sehingga data yang ditampilkan hanya data dari penggunaan pola penyinaran
selama 12 jam.
Pada perencanaan awal, pengamatan yang dilakukan akan berlangsung
selama ± 30 hari, tetapi pengamatan yang dilakukan hanya selama 15 hari. Hal ini
dikarenakan pada ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux pada hari ke 15
seluruh tanaman yang terdapat pada ruang tersebut sudah mati. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi kematian dari tanaman pada ruang tersebut, yaitu
intensitas yang diberikan tidak mencukupi dan jumlah daun yang sedikit.
Pada tanaman yang diberikan perlakuan alami, tanaman hanya dapat bertahan
selama 12 hari. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kematian tanaman
tersebut, di antaranya karena pengaruh suhu dan kelembapan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tanaman tersebut.

20
4.1.1 Tinggi tanaman

13
12
11
10
Tinggi tanaman (cm)

9
8
7 Intensitas 440
Intensitas 820
6
Intensitas 915
5 Intensitas 1.780
4 Intensitas 2.740
3 Intensitas 3.290
Luar
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengambilan data (Hari)

Gambar 4.1 Tinggi tanaman pada percobaan pertama

Pada awal pertumbuhan tanaman di dalam ruang, terlihat dari grafik bahwa
setiap tanaman disemua ruang mengalami proses pertumbuhan yang sama. Pada
hari ke tujuh pengamatan, terlihat pada ruang dengan intensitas sebesar 820 Lux
terjadi penurunan tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena daun yang diamati
saat pengambilan data pada beberapa tanaman di dalam ruang tersebut sudah layu
dan harus berganti dengan daun yang lainnya.
Pada hari ke-10, pada ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux tinggi
tanaman sudah mulai pengalami penurunan sampai dengan hari ke-12. Hal ini
dipengaruhi karena daun beberapa tanaman yang diamati sudah layu, sehingga
harus berganti daun yang diamatinya. Daun yang layu tersebut diakibatkan karena
intensitas cahaya yang diberikan pada ruang tersebut kurang, sehingga proses
fotosintesis yang terjadi pada tanaman tidak berjalan dengan maksimal. Proses
fotosintesis yang tidak berjalan maksimal mempengaruhi pertumbuhan dari
tanaman tesebut, sehingga lambat laun tanaman akan mati dengan sendirina
karena kebutuhan tanaman akan nutrisi untuk bertahan hidup dan tumbuh tidak
dapat tercukupi.

21
Pada hari ke-13 hingga ke-15 tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar
440 Lux terlihat sudah mulai tumbuh kembali. Hal ini disebabkan karena tanaman
tersebut masih memiliki daun untuk melakukan fotosintesis, sehingga tanaman
masih dapat tumbuh walaupun tidak maksimal. Pada hari ke 14 tanaman pada
ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux mulai menunjukkan gejala bahwa
tanaman akan mati, diantaranya daun yang menguning dan sudah layu. Pada hari
ke 15 tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux mati semuanya. Hal
ini dikarenakan daun pada setiap tanaman sudah layu, sehingga tanaman tidak
dapat menyerap cahaya lagi untuk melakukan proses fotosintesis.
Pada hari keempat tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 1.780 Lux
sempat mengalami penurunan, tetapi dibandingkan dengan tanaman pada ruang
440 Lux yang mengalami penurunan juga di hari ke sepuluh, tanaman pada ruang
dengan intensitas sebesar 1.780 Lux masih dapat beradaptasi dan tumbuh dengan
normal. Hal ini dipengaruhi karena perbedaan intensitas yang diberikan cukup
besar, sehingga pada ruang dengan intensitas sebesar 1.780 Lux tinggi tanaman
dapat bertambah kembali.
Tinggi tanaman yang diamati diukur dari titik permukaan tanah hingga titik
tertinggi tanaman (ujung daun tertinggi). Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa
ruangan dengan intensitas sebesar 3.290 Lux memiliki tinggi akhir terbesar
dibandingkan dengan tinggi akhir pada ruangan lain. Untuk pertambahan tinggi
tanaman, dari grafik di atas dapat dilihat pada ruangan dengan intensitas 2.740
Lux lebih besar dibandingkan dengan pertambahan tinggi pada ruangan lain.
Faktor yang mempengaruhi mengapa tinggi pada ruangan dengan intensitas
3.290 Lux bisa lebih besar dibandingkan dengan ruangan lain adalah karena
semakin tinggi intensitas yang diberikan kepada tanaman maka laju
fotosintesisnya pun akan semakin besar, hal ini didukung dengan teori yang
berada pada Bab II, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tinggi tanaman yaitu proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, diantaranya yaitu
tingginya tingkat intensitas cahaya yang diberikan pada tanaman berbanding lurus
dengan laju fotosintesis tanaman tersebut.

22
4.1.2 Panjang daun

6,5
6,0
5,5
5,0
Panjang daun (cm)

4,5
4,0
3,5
Intensitas 440
3,0 Intensitas 820
2,5 Intensitas 915
Intensitas 1.780
2,0 Intensitas 2.740
1,5 Intensitas 3.290
Luar
1,0
0,5
0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengambilan data (Hari)

Gambar 4.2 Panjang daun tanaman pada percobaan pertama

Panjang daun pada setiap ruangan menurut grafik di atas mengalami


perubahan yang fluktuatif. Perubahan fluktuatif ini diakibatkan dari pergantian
daun yang diamati saat mengukur tinggi tanaman. Dapat dilihat pada hari ke-3
pada tanaman yang dibiarkan tumbuh secara alami dan pada hari keempat pada
ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux, 820 Lux, dan 3.290 Lux yang
mengalami penurunan panjang daun, tetapi dihari setelahnya panjang daun sudah
kembali bertambah.
Jika dilihat dari grafik di atas, terdapat perubahan panjang daun tanaman
yang tidak normal, seperti pada ruang dengan intensitas sebesar 440 Lux dan pada
tanaman yang dibiarkan tumbuh secara alami. Pada tanaman di ruang dengan
intensitas sebesar 440 Lux, selain dari faktor pergantian daun tanaman penurunan
panjang daun tanaman pun terjadi karena daun pada tanaman mengalami layu. Hal
ini disebabkan karena intensitas yang diberikan tidak dapat memenuhi kebutuhan
tanaman tersebut untuk berfotosintesis, sehingga lama kelamaan sel-sel pada daun
tersebut akan mati, karena tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkannya.

23
Menurut grafik di atas, data panjang daun terbesar didapatkan pada ruang
dengan pemberian intensitas sebesar 3.290 Lux, sedangkan panjang daun terkecil
terdapat pada ruang dengan pemberian intensitas sebesar 440 Lux. Panjang daun
sendiri dipengaruhi oleh struktur di dalam daun yang salah satu penyusunnya
merupakan klorofil. Pada intensitas yang tinggi, laju fotosintesis pada tanaman
sangat pesat, sehingga pembentukan struktur dari tanaman itu sendiri semakin
pesat. Hal tersebut yang mengakibatkan pertumbuhan panjang daun tanaman
mengalami petambahan yang cukup pesat pada intensitas yang semakin besar.

4.1.3 Jumlah daun

5,0 Intensitas 440


Intensitas 820
4,5 Intensitas 915
Intensitas 1.780
4,0 Intensitas 2.740
Intensitas 3.290
3,5 Luar
Jumlah daun

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengambilan data (Hari)

Gambar 4.3 Jumlah daun pada percobaan pertama

Pada hari keempat tanaman dengan intensitas sebesar 440 Lux mengalami
penurunan jumlah daun. Penurunan jumlah daun tersebut terus hingga pada hari
kedelepan. Hal ini disebabkan karena intensitas yang diberikan pada tanaman di
dalam ruang tersebut terlalu kecil, sehingga proses fotosintesis pada tanaman
tidak dapat maksimal. Proses fotosintesis yang tidak maksimal ini mengakibatkan
pertumbuhan tanaman pada ruang tersebut tidak berjalan secara normal, karena

24
kebutuhan akan nutrisi tanaman yang menunjang pertumbuhan tanaman tidak
dapat tercukupi, sehingga tanaman tidak dapat menambah jumlah daunnya.
Hal serupa juga ditunjukkan oleh tanaman pada ruang dengan intensitas
sebesar 820 Lux, tetapi pada ruang tersebut tanaman dapat beradaptasi lebih baik
dibandingkan dengan tanaman pada ruang dengan intenstas sebesar 440 Lux yang
pada hari kelima seluruh tanaman mati.
Dari grafik di atas didapatkan bahwa tanaman dengan pemberian intensitas
sebesar 2.740 dan 3.290 Lux, sedangkan pada ruang dengan intensitas terendah
yaitu sebesar 440 Lux jumlah daun pada tanaman tergolong rendah, hal ini
disebabkan karena proses fotosintesis yang berjalan pada ruangan dengan
intensitas yang besar lebih cepat dibandingkan dengan yang memiliki intensitas
kecil. Hal ini menyebabkan proses pertumbuhan tanaman pun terganggu, sehingga
mempengaruhi jumlah daun yang tumbuh pada tanaman tersebut.
Selain itu hal yang mempengaruhi sedikitnya jumlah daun pada intensitas
yang kecil yaitu, karna laju fotosintesis yang lambat mengakibatkan pertumbuhan
pada tanaman pun lambat, sehingga jumlah daun pun akan sedikit. Jumlah daun
yang sedikit ini juga mempengaruhi proses fotosintesis, karena semakin sedikit
jumlah daun maka proses fotosintesis pun akan semakin lambat, karena tempat
terjadinya fotosintesis yang paling utama yaitu terdapat pada daun, sehingga
pengaruh dari jumlah daun terhadap pertumbuhan tanaman pun berbanding lurus.
Dari hasil pengamatan tersebut, peranan jumlah daun terhadap laju
fotosintesis berbanding lurus, karena semakin anyak jumlah daun pada tanaman
tersebut maka kemungkinan tanaman tersebut melakukan proses fotosintesis akan
semakin tinggi.

4.2 Hasil Pengujian Kedua Penanaman Pakchoy di dalam ruang


penanaman
Pengukuran percobaan kedua meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan
panjang daun dilakukan setiap hari dari pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00
WIB di laboratory of material engineering and modeling. Pada percobaan ini
diberikan dua perlakuan yang berbeda yaitu, pada tiga ruang di atas diberikan
pencahayaan dengan intensitas sebesar 3.290 Lux, sedangkang pada tiga ruang di

25
bawah diberikan pencahayaan dengan intensitas sebesar 4.480 Lux. Pada setiap
ruang tersebut diletakkan sejumlah delapan buah tanaman dihari yang sama dan
mendapatkan perlakuan yang sama untuk masing-masing ruangan.

4.2.1 Tinggi tanaman


Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal
batang hingga titik tertinggi ujung tanaman dengan cara menarik daun hingga
mendapatkan titik tertinggi tanaman. Pada percobaan kedua ini, dilakukan
perbandingan antara tanaman yang ditanam dengan diberikan dua intensitas yang
berbeda yaitu 3.290 Lux dan 4.480 Lux selama 20 hari penanaman. Setelah 20
hari penanaman didapatkan data seperti yang terlihat pada grafik 4.

17
16
15
Rata-rata tinggi tanaman (cm)

14
13
12
11
10
9
8
7
6
5 Intensitas 3.290 lux
4 Intensitas 4.480 lux
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data hari ke - (Hari)
Gambar 4.4 Rata-rata tinggi tanaman pada percobaan kedua

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa tanaman dengan rata-rata tinggi
terbesar terdapat pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux dengan rata-rata
tinggi sebesar 16,568 cm, sedangkan pada intensitas 3.290 Lux rata-rata tinggi
tanaman sebesar 15,387 cm. Hal ini diakibatkan karena pada saat proses
fotosintesis terjadi, tanaman memerlukan foton untuk membantu proses pelepasan
elektron yang terdapat di klorofil. Semakin banyak foton yang diterima pada saat
proses fotosintesis maka laju fotosintesisnya pun akan semakin besar, sehingga

26
pertumbuhan tanaman pun akan semakin pesat. Hal tersebut juga didukung dari
grafik pertambahan tinggi tanaman di bawah ini :

4,0

3,5
Pertambahan tinggi (cm)

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0 Pertambahan tinggi intensitas 3.290 lux


Pertambahan tinggi intensitas 4.480 lux

0,5

0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengambilan data ke -

Gambar 4.5 Pertambahan tinggi tanaman pada percobaan kedua

Pada grafik pertambahan tinggi tanaman, dapat dilihat bahwa walaupun di


awal pertumbuhan tanaman yang terdapat di ruang dengan intensitas 4.480 Lux
lebih kecil pertambahan tingginya jika dibandingkan dengan yang terdapat di
ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux, tetapi pada hari ke 11 hingga hari ke
19 pertambahan tinggi tanaman yang terdapat di ruang dengan intensitas sebesar
4.480 Lux mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

4.2.2 Panjang Daun


Pada penelitian ini, pengukuran panjang daun dilakukan dengan cara
mengukur daun yang merupakan titik tertinggi tanaman, lalu daun diukur dari
pangkan daun hingga ujung daun. Pada percobaan kedua ini, dilakukan
perbandingan antara tanaman yang terdapat pada intensitas 3.290 Lux dengan
tanaman yang terdapat pada intensitas 4.480 Lux.

27
8,5
8,0
7,5

Rata-rata panjang daun (cm)


7,0
6,5
6,0
5,5
5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5 Intensitas 3.290 Lux
2,0 Intensitas 4.480 Lux
1,5
1,0
0,5
0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data hari ke -

Gambar 4.6 Rata-rata panjang daun pada percobaan kedua

Grafik di atas merupakan grafik yang menunjukkan rata-rata panjang daun


tanaman per harinya. Dari data tersebut dapat kita lihat, pada awal pengamatan
ruang dengan intensitas 3.290 Lux memiliki panjang daun yang lebih besar
dibandingkan dengan panjang daun pada tanaman dengan intensitas 4.480 Lux.
Pada hari ke-9 panjang daun tanaman pada ruang dengan intensitas 4.480 Lux
mulai naik secara signifikan, sehingga panjang daunnya lebih besar dibandingkan
dengan panjang daun pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux.
Hal ini disebabkan karena, walaupun pada awal pengamatan panjang daun
pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux memiliki panjang daun yang lebih
kecil dibandingkan dengan panjang daun pada tanaman di ruang dengan intensitas
sebesar 3.290 Lux, tetapi tanaman pada ruang dengan intensitas 4.480 Lux
mendapatkan intensitas yang lebih besar, sehingga tanaman mendapatkan jumlah
foton yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman pada ruang dengan
intensitas sebesar 3.290 Lux. Dengan perolehan foton yang lebih banyak, maka
laju fotosintesis tanaman pun akan semakin besar, sehingga berakibat pada
pertumbuhan tanaman yang lebih pesat seiring dengan berjalannya waktu. Hal
tersebut didukung dengan data dari grafik pertambahan panjang daun berikut :

28
4,0

Pertambahan panjang daun (cm)


3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0
Intensitas 3.290 Lux
Intensitas 4.480 Lux
0,5

0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengambilan data ke -

Gambar 4.7 Pertambahan panjang daun pada percobaan kedua

Dari data tersebut dapat dilihat jika, tanaman pada ruang dengan intensitas
sebesar 4.480 Lux memang memiliki pertambahan yang kecil pada awal
pengamatan, tetapi pada hari ke-9 panjang daun pada tanaman tersebut sudah
menunjukkan pertambahan yang cukup signifikan, sehingga pertambahannya pun
semakin besar dan dapat mengungguli pertambahan panjang daun dari tanaman
pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux. Panjang daun pada hari terakhir
pengamatan yaitu, pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux sebesar 7,906
cm dan pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux sebesar 8,513 cm.

4.2.3 Jumlah Daun


Pada penelitian ini, jumlah daun pada tanaman dihitung dengan cara
menghitung daun sejati yang sudah mekar secara utuh. Daun yang masih
mengkerut atau belum mekar secara sempurna tidak dihitung. Jumlah daun
penting bagi proses fotosintesis tanaman, karena daun sendiri merupakan tempat
utama terjadinya proses fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun pada suatu
tanaman, maka laju fotosintesisnya pun akan semakin besar.

29
3,0

Pertambahan jumlah daun


2,5

2,0

1,5

1,0

Intensitas 3.290 Lux


0,5 Intensitas 4.480 Lux

0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengambilan data ke -
Gambar 4.8 Rata-rata jumlah daun pada percobaan kedua

Grafik di atas merupakan grafik rata-rata jumlah daun tanaman per hari.
Dari grafik tersebut dapat kita lihat jika pada ruang dengan intensitas sebesar
4.480 Lux memiliki rata-rata jumlah daun yang lebih besar jika dibandingkan
dengan rata-rata jumlah daun pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux. hal
ini disebabkan karena pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux
mendapatkan intensitas yang lebih besar, sehingga jumlah foton yang diterima
pun akan semakin besar. Hal ini menyebabkan laju fotosintesis yang terjadi pada
ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux lebih besar, sehingga pertumbuhan
pada tanaman yang diberikan intensitas tersebut akan lebih pesat jika
dibandingkan dengan tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290
Lux.Hal tersebut juga didukung dengan data pertambahan jumlah daun sebagai
berikut :

30
7,5
7,0
6,5
6,0

Rata-rata jumlah daun 5,5


5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0 Intensitas 3.290 Lux
1,5 Intensitas 4.480 Lux
1,0
0,5
0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data hari ke -
Gambar 4.9 Pertambah jumlah daun pada percobaan kedua

Dari grafik tersebut dapat dilihat jika, pada awal pengamatan tanaman yang
terdapat di ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux memiliki pertambahan
jumlah daun yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanaman pada ruang
dengan intensitas sebesar 4.480 Lux. Pada hari ke 3 pertambahan jumlah daun
tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux mengalami kenaikan
yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah foton yang diterima oleh
tanaman, karena foton yang diterima jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan
dengan tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux. pada hari ke 9
tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 4.480 Lux pertambahan jumlah
daun tanamannya lebih besar dari pertambahan jumlah daun tanaman pada ruang
dengan intensitas sebesar 3.290 Lux. Hal tersebut dipengaruhi oleh, jumlah daun
dari tanaman pada ruang dengan intensitas 4.480 Lux sudah semakin banyak jika
dibandingkan dengan tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar 3.290 Lux,
sehingga tanaman dapat melakukan proes fotosintesis lebih banyak dibandingkan
dengan tanaman pada ruang dengan intensitas yang lebih kecil.

31
4.2.4 Perbandingan tinggi, panjang daun, dan jumlah daun
Pada proses pertumbuhan dan fotosintesis tanaman faktor yang
mempengaruhi, diantaranya yaitu panjang daun dan jumlah daun. Panjang daun
dan jumlah daun berpengaruh karena, daun merupakan salah satu tempat utama
terjadinya proses fotosintesis. Semakin panjang daun dan semakin banyak
jumlahnya, maka laju fotosintesis tanaman tersebut akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena, daun merupakan tempat utama terjadinya proses fotosintesis.
Jika semakin banyak jumlah daun dan semakin panjang ukuran daun tersebut,
maka proses fotosintesis yang terjadi dapat lebih banyak. Jumlah daun yang
semaki banyak serta panjang daun yang semakin besar memperbesar peluang
untuk daun menangkap foton yang diberikan dari sinar cahaya yang datang. Dapat
dilihat dari grafik 4.

Tinggi intensitas 3.290 Lux


Tinggi Intensitas 4.480 Lux
Panjang daun intensitas 3.290 Lux
4,0 Panjang daun Intensitas 4.480 Lux 4,0
Jumlah daun intensitas 3.290 Lux
Jumlah daun Intensitas 4.480 Lux
3,5 3,5

Pertambahan jumlah daun


3,0 3,0
Pertambahan (cm)

2,5 2,5

2,0 2,0

1,5 1,5

1,0 1,0

0,5 0,5

0,0 0,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengambilan data ke -
Gambar 4.10 Perbandingan tinggi, panjang daun, dan jumlah daun percobaan kedua

Dari grafik tersebut dapat dilihat jika panjang serta jumlah daun
berpengaruh terhadap tinggi dari tanaman tersebut. Selain intensitas yang
berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman pada ruang dengan intensitas
sebesar 4.480 Lux, jumlah daun yang lebih banyak serta panjang daun yang lebih
besar jika dibandingkan dengan tanaman pada ruang dengan intensitas sebesar

32
3.290 Lux mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tersebut, sehingga
memiliki tinggi yang lebih besar.

33
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari hasil percobaan dan analisis yang sudah dilakukan dalam penelitian
dapat disimpulkan bahwa :
1. Intesitas dan laju pertumbuhan tanaman berbanding lurus. Jika intensitas
yang diberikan semaki besar, maka laju pertumbuhan tanam akan semakin
besar juga. Hal ini didukung dengan data tinggi tanaman, panjang daun, dan
jumlah daun pada ruang dengan intensitas 4.480 Lux lebih besar jika
dibandingkan dengan ruang yang diberikan intensitas sebesar 440 Lux.
2. Pada proses pertumbuhan tanaman, selain intensitas yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, faktor lain seperti jumlah daun dan panjang
daun pun berpengaruh, karena semakin panjang daun dan jumlah daun
semakin banyak, maka kemungkinan proses fotosintesis yang terjadi akan
semakin banyak juga.
3. Tanaman dengan pertumbuhan terkecil dipengaruhi oleh kurangnya
intensitas yang didapatkan oleh tanaman serta jumlah daun yang sedikit.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki saran
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
1. Perlunya pengamatan lebih lanjut dari pertumbuhan tanaman tersebut, akan
lebih baik jika tanaman tersebut sampai berbunga.
2. Perbanyak variabel yang diamati seperti suhu, kelembapan, luas daun, serta
warna daun agar data yang didapatkan lebih valid.
3. Variasi dari intensitas yang diberikan lebih banyak agar pengaruh dari
intensitas tersebut dapat lebih terlihat.
4. Meminimalisir faktor-faktor lain yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman, seperti hama, perubahan suhu dan kelembapan yang ekstrim, serta
jangan biarkan tanaman sampai kekurangan air.

34
DAFTAR PUSTAKA

[1] Puspitasari, E., Kristianita, & Putri, K. (2012). Pengaruh Intensitas Cahaya
Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max). Skripsi.
Madiun: Institut Keguruan Ilmu dan Pendidikan PGRI Madiun.
[2] Lindawati, Y., Triyono, S., & Suhandy, D. (2015). Pengaruh Lama
Penyinaran Kombinasi Lampu LED dan Lampu Neon Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Dengan
Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System). Jurnal Teknik Pertanian
LampungVol. 4, 196.
[3] Sarido, L., & Junia. (2017). Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy
(Brassica rapa L.) dengan Pemberian Pupuk Organik Cair Pada System
Hidroponik. Jurnal AGRIFOR Volume XVI.
[4] Al Amin, A., Yulia, A. E., & Nurbaiti. (2017). Pemanfaatan Limbah Cair
Tahu untuk Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa
L.). JOM FAPERTA Vol. 4.
[5] Nababan, R. S. (2018). Pengujian Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu pada
Pertumbuhan Tanaman Jagung Dalam Ruang. Skripsi. Bandung: Telkom
University Bandung.
[6] Wiraatmaja, I. W. (2017). Bahan Ajar Fotosintesis. Denpasar: Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNUD.
[7] Rahman, T. (2010). Nutrisi dan Energi Tumbuhan. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
[8] Utomo, B. (2007). Fotosintesi Pada Tumbuhan. Medan: USU e-Respitory.
[9] Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A., & Handayani, T. (2007).
Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Bandung: Balitsa.
[10] Rubatzky, V. E., & Yamaguchi, M. (1998). Sayuran dunia : prinsip,
produksi, dan gizi. Bandung: ITB.
[11] Yenti, F. Z. (2015). Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi. Politeknik
Pertanian.
[12] Bhatia, S., & Gupta, R. (2018). Text Book Of Renewable Energy . New
Delhi: Woodhead Publishing India Pvt. Ltd.

35
[13] Viridi, S., & N, N. (2014, Agustus). Cahaya dan Optik: Pemantulan-Cermin
dan Pembiasan-Lensa. Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat
SMP & SMA se-Aceh Batch III.
[14] Satwiko, P. (2009). Fisika Bangunan. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
[15] Data Sheet 5050 SMD 60 LED/m Indoor Strip LED. (n.d.). ilker elektronik.
[16] Palaloi, S. (2015). Pengujian dan Analisis Umur Pakai Lampu Light
Emitting Diode (LED) Swabalast Untuk Pencahayaan Umum. Jurnal
Standardisasi.
[17] Riza, R., & Hermanto, D. (2014). Rancang Bangun Prototype Perangkat
Aplikasi WI-FI Lamp Berbasis Mikrokontroler dan Aplikasi Menggunakan
Platform Android. In Skripsi. Palembang: STMIK GI MDP & MDP
Business School.
[18] Singh, S. C. (2009). Basics of Light Emitting diodes, Characterizations and
Applications. Handbook of Light Emitting and Schottky Diode Research.
[19] Rohmah, A. (2007). Studi Karakteristik Klorofil Pada Daun Sebagai
Material Photodetector Organic. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNS.

36
LAMPIRAN

Tabel tinggi tanaman (cm)


Hari ke -
Intensitas 440 Intensitas 820 Intensitas 915 Intensitas 1.780 Intensitas 2.740 Intensitas 3.290 Luar
1 7,17 7,48 7,03 8,12 8,08 8,93 5,97
2 7,77 8,01 7,53 8,32 8,74 9,29 6,20
3 8,00 8,27 7,80 8,73 8,97 9,66 6,57
4 8,32 8,63 7,96 8,77 9,13 10,08 6,79
5 8,38 8,79 8,15 9,01 9,37 10,34 7,15
6 8,45 8,92 8,22 9,16 9,63 10,77 7,39
7 8,56 8,74 8,37 9,33 9,90 11,03 7,62
8 8,70 8,65 8,55 9,58 10,13 11,29 7,89
9 8,76 8,79 8,63 9,78 10,32 11,46 8,10
10 8,58 8,92 9,00 10,30 10,67 11,66 8,31
11 8,70 9,03 9,42 10,43 10,96 11,85 8,88
12 8,38 9,18 9,57 10,64 11,17 12,06 9,34
13 8,57 9,34 9,74 10,89 11,31 12,22 -
14 8,74 9,52 9,96 11,08 11,49 12,40 -
15 8,23 9,76 10,15 11,26 11,52 12,23 -
Lampiran A.2 Tabel tinggi tanaman percobaan pertama

Tabel panjang daun (cm)


Hari ke -
Intensitas 440 Intensitas 820 Intensitas 915 Intensitas 1.780 Intensitas 2.740 Intensitas 3.290 Luar
1 3,97 4,13 3,88 4,91 5,04 4,70 3,47
2 4,23 4,42 4,13 5,16 5,25 4,90 3,77
3 4,39 4,61 4,32 5,33 5,54 5,08 3,51
4 4,29 4,82 4,23 5,30 5,40 5,17 3,88
5 4,21 4,79 4,30 5,35 5,47 5,31 3,87
6 4,33 4,64 4,58 5,43 5,52 5,66 3,78
7 4,28 4,51 4,57 5,40 5,60 5,65 3,57
8 4,28 4,36 4,56 5,64 5,55 5,69 3,91
9 4,09 4,45 4,48 5,45 5,90 5,88 3,98
10 4,01 4,68 4,78 5,72 6,06 5,95 4,83
11 4,30 4,70 5,03 5,85 6,12 5,88 4,23
12 3,95 4,70 4,86 6,01 6,39 6,20 3,82
13 4,15 4,88 5,05 6,20 6,34 6,18 -
14 4,50 4,98 5,43 5,91 6,57 6,34 -
15 3,74 5,17 5,18 6,10 6,14 6,55 -

Lampiran A.1 Tabel panjang daun percobaan pertama

37
Tabel pengamatan jumlah daun
Hari ke -
Intensitas 440 Intensitas 820 Intensitas 915 Intensitas 1.780 Intensitas 2.740 Intensitas 3.290 Luar
1 3,25 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50
2 3,25 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
3 3,25 3,25 3,00 3,00 3,25 3,50 3,00
4 2,75 3,25 3,25 3,00 3,50 3,75 3,00
5 2,75 3,25 3,00 3,00 3,75 4,25 2,75
6 2,50 3,25 2,75 3,00 3,75 4,00 3,50
7 2,50 3,25 2,75 3,25 4,00 4,00 3,75
8 2,00 2,75 3,00 3,25 3,75 4,00 3,75
9 2,25 2,75 3,00 3,00 3,75 4,00 3,75
10 2,00 2,25 3,00 3,75 4,25 4,50 4,00
11 2,00 2,25 3,00 3,75 4,50 4,75 4,50
12 1,67 2,50 3,00 4,00 4,75 5,00 4,25
13 1,33 2,50 3,25 4,25 4,50 5,00 -
14 1,00 2,75 3,25 4,50 4,75 5,00 -
15 1,00 2,75 3,50 4,75 5,00 4,75 -

Lampiran A.3 Tabel jumlah daun percobaan pertama

Rata-rata
Tinggi (cm)
Hari ke- Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux
A B C A B C
0 12,42 12,89 12,40 13,05 12,47 12,64
1 12,71 13,05 12,66 13,27 12,65 12,79
2 12,78 13,21 12,87 13,55 12,94 12,98
3 12,93 13,38 13,14 13,77 13,06 13,12
4 13,03 13,45 13,39 13,86 13,19 13,28
5 13,12 13,53 13,68 13,94 13,42 13,37
6 13,26 13,68 13,79 14,09 13,56 13,47
7 13,49 13,81 13,86 14,24 13,63 13,60
8 13,63 13,91 14,02 14,38 13,70 13,70
9 13,75 14,04 14,10 14,51 13,79 13,83
10 13,95 14,16 14,20 14,71 13,87 13,97
11 14,32 14,27 14,32 15,05 14,00 14,29
12 14,67 14,39 14,59 15,38 14,27 14,52
13 14,84 14,46 14,73 15,65 14,51 14,75
14 14,90 14,56 14,87 16,02 14,83 15,16
15 14,96 14,68 14,99 16,20 15,07 15,48
16 15,09 14,79 15,11 16,36 15,24 15,98
17 15,20 14,89 15,28 16,54 15,38 16,30
18 15,31 15,04 15,42 16,74 15,47 16,62
19 15,44 15,22 15,51 17,04 15,55 17,12
20
Lampiran B.1 Tabel tinggi tanaman percobaan kedua

38
Rata-rata
Panjang daun (cm)
Hari ke- Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux
A B C A B C
0 6,03 6,67 6,10 6,01 6,02 6,22
1 6,20 6,73 6,27 6,12 6,24 6,29
2 6,37 6,80 6,38 6,37 6,34 6,39
3 6,42 6,85 6,47 6,43 6,39 6,48
4 6,46 6,94 6,61 6,49 6,63 6,56
5 6,58 7,05 6,76 6,64 6,70 6,65
6 6,68 7,11 6,84 6,83 6,79 6,77
7 6,71 7,14 6,90 6,93 6,88 6,88
8 6,76 7,23 7,00 7,06 6,95 6,97
9 6,87 7,30 7,07 7,16 7,00 7,05
10 6,95 7,35 7,14 7,33 7,05 7,12
11 7,02 7,41 7,21 7,46 7,11 7,18
12 7,40 7,52 7,27 7,58 7,17 7,46
13 7,51 7,58 7,37 7,66 7,37 7,55
14 7,62 7,67 7,49 7,92 7,60 7,65
15 7,66 7,72 7,62 8,05 7,77 7,82
16 7,72 7,79 7,69 8,15 7,87 8,22
17 7,78 7,84 7,75 8,22 7,93 8,39
18 7,80 7,90 7,81 8,31 8,01 8,57
19 7,83 7,94 7,95 8,66 8,08 8,80
20
Lampiran B.2 Tabel panjang daun percobaan kedua

39
Rata-rata
Jumlah daun
Hari ke- Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux
A B C A B C
0 3,83 3,57 4,00 4,13 4,25 4,38
1 4,50 4,29 4,67 4,38 4,38 4,75
2 4,67 4,43 4,67 4,50 4,38 4,88
3 5,00 4,57 4,67 4,50 4,38 4,88
4 5,17 4,57 5,00 4,50 4,75 5,00
5 5,17 4,57 5,00 5,00 4,88 5,13
6 5,17 4,71 5,00 5,13 4,88 5,13
7 5,17 4,71 5,00 5,50 5,25 5,25
8 5,17 4,86 5,00 5,50 5,25 5,25
9 5,17 4,86 5,00 5,88 5,63 5,63
10 5,17 5,00 5,33 6,38 5,88 5,88
11 5,83 5,00 5,33 6,38 5,88 5,88
12 6,00 5,14 5,67 6,50 6,38 6,38
13 6,00 5,14 5,67 6,50 6,38 6,38
14 6,17 5,14 5,67 6,50 6,38 6,38
15 6,17 5,57 5,67 7,50 6,75 7,00
16 6,33 5,57 5,67 7,50 6,75 7,00
17 6,33 5,57 5,67 7,50 6,75 7,00
18 6,33 5,57 5,67 7,50 6,75 7,00
19 6,33 5,57 5,67 7,50 6,75 7,00
20
Lampiran B.3 Tabel jumlah daun percobaan kedua

40
Rata-rata pertambahan
Tinggi (cm) Panjang daun (cm) Jumlah daun
Data ke -
Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux Intensitas 3.290 Lux Intensitas 4.480 Lux
1 0,235 0,181 0,130 0,134 0,683 0,250
2 0,384 0,434 0,246 0,281 0,786 0,333
3 0,580 0,591 0,309 0,354 0,944 0,333
4 0,722 0,719 0,399 0,475 1,111 0,500
5 0,876 0,854 0,530 0,579 1,111 0,750
6 1,008 0,984 0,606 0,711 1,159 0,792
7 1,151 1,100 0,649 0,812 1,159 1,083
8 1,282 1,204 0,725 0,906 1,206 1,083
9 1,395 1,320 0,810 0,982 1,206 1,458
10 1,533 1,457 0,876 1,084 1,365 1,792

41
11 1,735 1,723 0,943 1,166 1,587 1,792
12 1,982 2,001 1,128 1,320 1,802 2,167
13 2,108 2,248 1,220 1,441 1,802 2,167
14 2,207 2,615 1,324 1,641 1,857 2,167
15 2,307 2,861 1,395 1,796 2,000 2,833
16 2,427 3,139 1,463 1,996 2,056 2,833
17 2,555 3,352 1,518 2,099 2,056 2,833
18 2,687 3,554 1,568 2,214 2,056 2,833
19 2,819 3,846 1,638 2,429 2,056 2,833

Lampiran B.4 Tabel rata-rata pertambahan percobaan kedua


20
21
Intensitas :
Hari 440 820 915
Suhu (°C) Kelembapan (%) Suhu (°C) Kelembapan (%) Suhu (°C) Kelembapan (%)
1 24,2 72,9 23,7 71,7 24,2 71,8
2 25,5 67,6 25 66,6 25,5 63
3 26 56,7 25,2 51,1 25,9 50,1
4 26,8 53,6 26,4 50,5 26,6 50,8
5 27,1 54,6 26,8 44,8 27 45,6
6 27,1 51,6 26,8 48,4 27,1 45,4
7 25,4 66,4 25 64,4 25,5 62
8 25,3 59,7 25,2 61,4 25,3 57,8
9 25 67,1 25,3 66 25,7 65
10 25,5 68,2 25,1 63,2 25,5 66,2
11 23,8 62,6 23,7 62,1 23,8 60,9
12 24,7 65,3 23,9 65 24,1 63,3
13 24,5 62,7 24 64 24,5 61,7
14 24,3 65,8 24 65,1 24,2 63,9
15 26,5 58,4 26,7 58,6 26,4 56,8
Intensitas :
Hari 1.780 2.740 3.290
Suhu (°C) Kelembapan (%) Suhu (°C) Kelembapan (%) Suhu (°C) Kelembapan (%)
1 24,1 70,8 23,8 71,5 23,9 71,4
2 25,3 62,4 25,2 66,1 25,3 65
3 25,9 48,6 25,5 49,3 25,9 48,7
4 26,7 44,7 26,6 45,5 26,7 52,5
5 26,9 45,6 26,9 45,6 27 50,1
6 27,1 44,7 27 45 27 50,3
7 25,5 61,3 25,1 62,2 25,3 63,6
8 25,2 59,4 25,3 58 25,4 58,3
9 25,5 65 25,6 65,5 25,7 65,7
10 25,6 65,8 25,3 65,3 25.5 67,2
11 23,9 60,1 23,8 60,7 23,8 60,4
12 24,1 62,2 24,1 63,5 24,1 63,1
13 24,5 63 24,5 62,4 24,5 62
14 24,3 63,4 24,2 64,1 24,2 63,5
15 26,1 57,2 26,7 56,8 26,6 58,3
Lampiran A.4 Tabel suhu dan kelembapan percobaan pertama

42
Ruang
Hari ke -
a b c d e f
64,6% 53,1% 52,8% 58,5% 54,4% 52,6%
0
27,8 28,1 28,2 28,3 28,4 28,3
52,7% 54,6% 62,3% 57,0% 54,4% 55,4%
1
29,7 29,6 29,8 29,6 29,6 29,2
66,4% 62,3% 62,6% 61,8% 62,7% 63,5%
2
29,7 29,7 29,5 29,5 29,0 29,2
69,0% 66,0% 67,8% 66,4% 66,0% 66,2%
3
28,1 28,2 28,1 27,9 27,9 28,0
61,7% 59,4% 58,4% 52,2% 54,2% 52,4%
4
29,9 29,9 30,0 30,1 30,1 30,1
61,2% 63,5,% 62,2% 58,8% 55,7% 55,6%
5
28,9 29,0 28,7 28,0 28,0 27,9
62,1% 64,0% 69,5% 60,6% 61,3% 62,0%
6
29,9 29,8 29,7 27,5 27,8 27,3
61,9% 61,8% 61,4% 53,3% 52,8% 52,6%
7
28,3 28,4 28,5 30,6 30,7 30,6
55,5% 55,7% 55,9% 52,2% 52,5% 52,1%
8
29,3 29,5 29,4 28,2 28,1 28,0
66,4% 65,7% 67,6% 64,0% 61,9% 60,5%
9
29,0 28,9 29,2 28,1 28,1 27,9
63,1% 63,7% 64,0% 67,4% 66,5% 65,8%
10
27,1 27,2 27,2 27,2 27,3 27,4
66,4% 62,5% 65,2% 61,9% 62,0% 63,0%
11
28,5 28,7 28,0 27,5 27,9 27,4
68,6% 70,1% 69,3% 70,1% 69,5% 68,7%
12
29,0 29,1 29,2 27,9 27,8 27,8
65,6% 69,9% 67,8% 70,1% 69,5% 68,7%
13
28,6 28,4 28,6 27,9 27,8 27,8
62,6% 65,7% 62,2% 63,1% 65,8% 66,6%
14
28,5 28,2 28,1 27,8 27,9 27,7
59,8% 61,6% 60,1% 62,5% 63,1% 61,1%
15
28,6 28,8 28,8 28,5 28,2 28,0
Lampiran B.5 Tabel suhu dan kelembapan percobaan kedua

43

Anda mungkin juga menyukai