Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Nilai Ekonomi Lahan
dan Pengaruh Aktor dalam Penggunaan Lahan Komoditas Kehutanan dan
Pertanian: Kasus di Desa Sedayu, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
MUFRI WANDIRA PARASDYA. Nilai Ekonomi Lahan dan Pengaruh Aktor
dalam Penggunaan Lahan Komoditas Kehutanan dan Pertanian: Kasus di Desa
Sedayu, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh HANDIAN
PURWAWANGSA.
Kata kunci : aktor center power, lahan, nilai ekonomi, penggunaan lahan.
ABSTRACT
MUFRI WANDIRA PARASDYA. Value of Land Economy and Effect of Actors
in Land Use of Forestry and Agriculture Commodities: Case in Sedayu Village,
Sapuran District, Wonosobo Regency. Supervised by HANDIAN
PURWAWANGSA.
Land has different economic values. Land owners tend to use land for
purposes that provide hope for the highest income. This study aims to determine
the highest land economic value in one year/cycle based on land use patterns of
community forest products and agricultural products in Sedayu Village, Sapuran
District, Wonosobo Regency and determine the highest land economic value in
one cycle and one year based on the type of commodities in Sedayu Village and
knows the role of the actors involved in it. The highest land economic value is
owned by sengon varieties of Rp9.559/m²/cycle and Rp1.895/m²/year. There are 5
dominant actors, namely the village head, agricultural extension officer, head of
farmer groups, middlemen, and farmers.
Keywords : actor centred power, economic value of land, land, land use.
1
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
PRAKATA
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karuniaNya penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Nilai Ekonomi Lahan dan Pengaruh
Aktor dalam Penggunaan Lahan Komoditas Kehutanan dan Pertanian: Kasus di
Desa Sedayu, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo. Skripsi ini ditulis untuk
memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan keluarga yang
telah memberi dukungan baik secara moriil dan materiil kepada penulis. Terima
kasih kepada Handian Purwawangsa, S Hut, M Si selaku dosen pembimbing yang
senantiasa mengarahkan dan memberikan ilmu sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen, staff dan
seluruh civitas akademik Fakultas Kehutanan dan Departemen Manajemen Hutan
serta Institut Pertanian Bogor yang menjadi bagian penting selama penulis
menuntut ilmu. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan
Fahutan 52 dan MNH 52 yang telah berjuang bersama selama menempuh
pendidikan di bangku kuliah. Terima kasih kepada teman seperjuangan skripsi
Dinar Rias Melati, Pauzi Pratama, dan Restu Dini Amalia yang telah berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi. Terima kasih kepada masyarakat Desa
Sedayu dan pihak yang telah membantu dalam penyelesaian data dan skripsi.
Terima kasih kepada sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna dan masih
mempunyai banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL i
DAFTAR LAMPIRAN ii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
Analisis Data 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Karakteristik Responden 4
Nilai Ekonomi Lahan Berdasarkan Pola Penggunaan Lahan 4
Keuntungan dan Nilai Ekonomi Lahan Berdasarkan Pola Penggunaan Lahan 5
Nilai Ekonomi Lahan Berdasarkan Jenis Komoditas 6
Keuntungan dan Nilai Ekonomi Lahan Berdasarkan Jenis Komoditas 7
Pengaruh Aktor dalam Penentuan Pola Penggunaan Lahan 10
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 12
RIWAYAT HIDUP 25
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
1. Menentukan nilai ekonomi lahan tertinggi dalam satu daur dan satu tahun
berdasarkan jenis komoditas dan pola penggunaan lahan di Desa Sedayu.
2. Mengetahui pengaruh aktor dalam penggunaan lahan di Desa Sedayu.
Manfaat Penelitian
1. Bagi pemilik dan penggarap lahan, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
mengetahui penggunaan lahan dan komoditas yang memberikan nilai
ekonomi lahan paling optimal.
2. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengoptimalkan kerjasama dan mendukung sarana
produksi.
2
METODE
Prosedur Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer nilai ekonomi lahan diperoleh dari wawancara langsung
kepada pemilik lahan dengan metode stratified purposive sampling kepada 30
orang responden untuk mengetahui nilai ekonomi lahan dan metode snowball
kepada 5 tokoh kunci (key person) untuk mengetahui peran aktor dalam
penggunaan lahan. Unit contoh lahan dibedakan berdasarkan pola penggunaan
lahan, yaitu lahan hutan rakyat (Pola A) yang terdiri dari agroforestri sengon dan
kopi serta lahan pertanian (Pola B) yang terdiri dari monokultur jagung dan
monokultur padi dalam satu tahun dan satu daur. Penentuan pola penggunaan
lahan yang diamati untuk penelitian dipilih secara sengaja (purposive)
berdasarkan pola tanam dan penggunaan lahan yang dominan di wilayah
penelitian tersebut. Setiap penggunaan lahan diamati sebanyak 10 unit contoh
sebagai pewakil karena penggunaan lahan di Desa Sedayu cenderung homogen.
Selain itu unit contoh juga diuraikan secara purposive berdasarkan masing-masing
penggunaan lahannya, yaitu (1) sengon, (2) kopi, (3) jagung, (4) padi selama satu
tahun dan satu daur. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dengan
mempelajari literatur, hasil penelitian, karya ilmiah, dan data instansi yang terkait
dengan penelitian.
Analisis Data
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota dan pengurus
kelompok tani di Desa Sedayu yang menjadi pemilik dan menggarap lahannya
sendiri. Pemilik lahan adalah orang atau badan hukum yang memiliki hak
menguasai tanah, sedangkan penggarap lahan adalah orang yang menggarap lahan
milik orang lain dengan sistem bagi hasil (Pasal 1b UU Nomor 2 Tahun 1960
Tentang Perjanjian Bagi Hasil).
Tabel 2 Responden berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
40–49 3 10,00
50–59 19 63,33
60–69 8 26,67
Total 30 100,00
Tabel 6 Luas lahan rata-rata, jumlah produksi rata-rata, dan harga jual komoditas
Luas
Jumlah
Lahan
No Komoditas Produksi Rata- Harga Jual Komoditas
Rata-rata
rata/Tahun
(Ha)
Pohon Kg Rp/pohon Rp/kg
200.000–
1 Sengon 0,13 77 - -
250.000
2 Kopi 0,13 - 163,4 - 18.000
Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pola A yang terdiri dari komoditas
sengon dan kopi memiliki keuntungan sebesar Rp26.482.353/ha/tahun–
Rp41.153.846/ha/tahun dan nilai ekonomi lahan sebesar Rp2.648/m²/tahun–
Rp4.115/m²/tahun. Pola A dipilih oleh sebagian responden dengan alasan kecilnya
modal dan biaya operasional serta manajemen pengelolaan yang tidak intensif.
Pola B komoditas jagung memiliki keuntungan sebesar Rp8.280.000/ha/tahun–
Rp18.210.811/ha/tahun dan nilai ekonomi lahan sebesar Rp828/m²/tahun–
Rp1.821/m²/tahun. Komoditas padi memiliki keuntungan dan nilai ekonomi lahan
paling rendah jika dibandingkan komoditas lainnya dengan keuntungan sebesar
7
seperti meja, kursi, almari, dll. Nilai ekonomi lahan sengon disajikan pada Tabel
9 dan Lampiran 1.
dengan kotoran ternak berupa sapi dan kambing memiliki porsi penggunaan
paling besar dengan harga Rp15.000–Rp20.000 per karung dengan berat setiap
karung 40–50 kg. Jumlah produksi dipengaruhi oleh luas lahan setiap responden,
yaitu berkisar antara 700 kg–2.550 kg dalam sekali panen.
2 Penyuluh pertanian 1 3 4 8
4 Tengkulak 1 4 3 8
5 Pemilik lahan 1 2 2 5
pasar. Pemilik lahan memiliki total nilai 5 dengan rincian koersi bernilai 1, (dis-
)insentif bernilai 2 dan informasi dominan bernilai 2. Pemilik lahan memiliki nilai
rendah karena ketergantungannya kepada tengkulak. Ketergantungan tersebut
meliputi penjualan dan informasi harga pasar. Keterbatasan kemampuan dalam
pemasaran dan akses ke pasar induk yang cukup jauh juga membuat pemilik lahan
lebih memilih menjual produknya kepada tengkulak.
Simpulan
Nilai ekonomi lahan tertinggi dalam satu tahun dan satu daur dimiliki oleh
komoditas sengon yang diperoleh nilai ekonomi lahan rata-rata sebesar
Rp1.895/m²/tahun dan Rp9.559/m²/daur. Penggunaan lahan pertanian dengan
komoditas padi memiliki nilai ekonomi paling rendah dengan rata-rata
Rp522/m²/tahun. Aktor dalam penentuan pola penggunaan lahan di Desa Sedayu
saling mempengaruhi dengan kuasa masing-masing. Terdapat 5 aktor dominan
yaitu Kepala Desa Sedayu, penyuluh pertanian, ketua kelompok tani, tengkulak,
dan pemilik lahan. Kepala desa mempunyai pengaruh terbesar dibandingkan aktor
lainya.
Saran
Penggunaan pola agroforestri merupakan langkah yang tepat untuk
mendapatkan nilai ekonomi lahan yang maksimal dengan modal yang tidak terlalu
besar, pemilik lahan dapat menanam lebih dari satu komoditas dalam satu lahan
dengan daur yang berbeda. Sengon menjadi produk jangka panjang yang baik
untuk mendapatkan keuntungan dengan manajemen pengelolaan yang tidak
intensif. Sebaiknya dilakukan peningkatan mutu panen kopi dengan petik
matang/merah untuk meningkatkan nilai jual kopi.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Tenaga Kerja. Badan Pusat Statistik Nasional
Krott M, Bader A, Schusser C, Devkota R, Maryudi A, Giessen , Aurenhammer
H. 2014. Actor-centred power: The driving force in decentralized
community based forest governance. Forest Policy and Economics 49:
34–42.
Mubyarto. 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): LP3ES.
Nilawati. 2002. Analisis potensi lahan, kelayakan finansial dan nilai ekonomi
lahan (land rent) beberapa pola tanam tanaman holtikultura utama (studi
kasus tanah regosol di Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
13
Jumlah
Produktivitas/ Jumlah Biaya
Penggunaan Luas Lahan Usia Harga Jual Biaya
Responden Jumlah Pohon(N) pohon Investasi
lahan (ha) (Tahun) (Rp) Operasional
(Kg) (Rp)
(Rp)
1 0,1 150 17 1 18.000 20.000 1.358.500
2 0,14 200 10 0,8 18.000 27.000 1.217.500
3 0,15 225 10 0,8 18.000 30.000 985.000
4 0,1 150 15 0,8 18.000 20.000 635.000
Kopi 5 0,17 255 10 0,8 18.000 34.000 1.055.000
6 0,13 195 18 1 18.000 26.000 950.000
7 0,17 255 15 0,8 18.000 34.000 1.850.000
8 0,09 120 8 0,8 18.000 17.000 845.000
9 0,11 165 12 0,8 18.000 22.000 917.500
10 0,13 185 18 1 18.000 25.000 1.247.500
Rata-rata 0,13 190 13,3 0,86 18.000 25.500 1.106.100
a. Penggunaan Lahan
- Pola tanam : .....................
Parameter Jenis tanaman
............... ............... ...............
Luas tanam (ha)
Produktivitas (kg/ha)
Daur tanaman (bulan)
Jumlah yang dijual (%)
Jumlah yang dikonsumsi (%)
Harga jual satuan (Rp)
b. Pembibitan
Parameter Jenis tanaman
................ ................ ................
Sumber bibit
Komoditas
Jumlah (kg)
Harga satuan (Rp/Kg)
Harga Total (Rp)
Mati (%)
c. Penggunaan Pupuk
Jenis Pupuk Kebutuhan pupuk tiap tanaman Harga Luas Harga
(kg/ha) (Rp/Kg) (Ha) (Rp)
............... .............. ...............
1. Urea
2. TSP
3. KCL
4. ZA
5. Kandang
23
6. Kapur
7. .....
d. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
- Apakah anda melakukan pengendalian hama? 1 = ya, 2 = tidak
- Bila ya, berapa kali untuk setiap tanaman? 1 = satu kali, 2 = dua kali, 3 = tiga
kali, 4 = tidak tentu
Jenis Jenis tanaman Harga/Kg Luas Harga
................ ............... .............. (Rp/Kg) (Ha) (Rp)
Pestisida
1.
2.
3.
Herbisida
1.
2.
3.
Lampiran 7 Dokumentasi
Gambar 1 Lahan jagung Desa Sedayu Gambar 2 Agroforestri sengon dan kopi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Wonosobo, pada tanggal 13
Januari 1997 yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Muhlikun dan Ibu Rina Suryaningsih. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Wonosobo pada tahun
2009, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Wonosobo pada
tahun 2012 , dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Wonosobo
tahun 2015. Selama menempuh pendidikan SD hingga SMA, penulis aktif
di beberapa organisasi diantaranya menjadi ketua OSIS pada tahun 2011–
2012 dan dewan pengurus pramuka pada tahun 2011–2014. Penulis
diterima di Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2015. Selama menempuh pendidikan di
IPB, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan seperti Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), kepanitiaan kegiatan kampus, organisasi
mahasiswa daerah, kegiatan komunitas luar kampus seperti komunitas
Trash Hero Bogor dan Wonosobo Muda, menjadi pelatih Muay Thai dan
aktif berwirausaha.