Anda di halaman 1dari 87

SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS

DAERAH IRIGASI
(STUDI KASUS : DI CIHEA KABUPATEN CIANJUR)

ENDANG PURNAMA DEWI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis berjudul Skenario Pengembangan


Wilayah Berbasis Daerah Irigasi (Studi Kasus : DI Cihea Kabupaten Cianjur)
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015

Endang Purnama Dewi


NIM F451120041
RINGKASAN

ENDANG PURNAMA DEWI. Skenario Pengembangan Kawasan Berbasis


Daerah Irigasi (Studi kasus : Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur). Dibimbing
oleh M.YANUAR J PURWANTO dan ASEP SAPEI.

Pengembangan wilayah bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan suatu


wilayah, dengan meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi kesenjangan
antar wilayah. Pada prinsipnya, pengembangan wilayah bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dengan indikator pendapatan
perkapita yang merata. Di daerah irigasi, pengembangan wilayah juga bisa
menambah pendapatan kawasan dengan meningkatkan nilai tambah produk.
Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Cianjur (RTRW) 2013-2031, Daerah
Irigasi Cihea direncanakan akan dikonversi menjadi areal industri seluas 4209,903
ha. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan arahan strategi untuk Daerah
Irigasi Cihea sebagai implementasi dari RTRW.
Dalam sistem irigasi, ada sumber daya air dan aktivitas pertanian dengan
komoditas pertanian yang bisa diarahkan untuk pengembangan wilayah sebagai
implementasi RTRW. Sumber daya ini yang akan dipertimbangkan dalam
penelitian ini. Berdasarkan perhitungan neraca air dan produksi kawasan, maka
daerah ini berpotensi sebagai daerah industri dengan pengolahan bahan baku
pertanian.
Sebagai hasilnya, konversi lahan yang seharusnya diperbolehkan hanya 16
persen. Berdasarkan skenario, sumber daya air mampu mengairi lahan seluas
5.484 ha dengan pola tanam padi-padi-palawija dengan debit andalan minimum
terjadi pada bulan september yaitu 0,553 m3/detik. Jumlah produksi dari bahan
baku pertanian diproses menjadi chiki dan cereal, sehingga bisa memberikan
pendapatan petani sebesar Rp 2.461.706,- per musim tanam. Berdasarkan analisis
spasial dengan metode overlay dan pembobotan maka diperoleh desa yang bisa
dilakukan pengembangan. Desa-desa tersebut mencakup daerah yaitu Ciranjang,
Sukaratu, Sindangjaya, Sindangsari, Bojongpicung, Kertajaya, dan Hegarmanah.

Kata kunci : Pengembangan wilayah, Lahan terkonversi, Daerah Irigasi Cihea,


Pendapatan perkapita
SUMMARY
ENDANG PURNAMA DEWI. Scenario of regional planning based on irrigation
system of Cihea (Case Study : Cihea Irrigation System of Cianjur). Supervised by
M.YANUAR J PURWANTO and ASEP SAPEI.
Regional development is targeted to make better growth in the rural area, by
improving farmer’s welfare and minimizing the gap among the regions. In
particular, the developement aims to increase farmers income percapita as an
income indicators of developement in rural area. In the irrigation area, the
regional development can also increase the domestic revenue by providing value
added program in this region. The existing regional plan (RTRW) of Cianjur in
2013 –2031 a part of the study area (Cihea irrigation system) are planned to be
converted in to industrial area, it reaches 4209.903 ha. This research aims to
provide an irrigation system based developement strategy for guiding to the
implementation of the RTRW.
In the irrigation system, there are water resources and agricultural activities,
mostly in food comodities. These resources will be considered in the study in
order to achieve the target of rural development as for the implemention of
RTRW. In this research, it analyzed suply and demand of irrigation, based on
water balance calculation and farm production, the prospective industrial area in
the region for processing the raw product of farming.
As the result, The agricultural land convertion should be targeted into
processing plant for rice. By these scenarios, the water resources were able to
irrigate area of 5484 ha with cropping pattern of rice-rice -secondary foodcrop as
the minimum discharge occured in September its about 0.553 m3/second. The
total production of this raw agricultural product can be processed to rice snack
and cereal beisde of rice, thus being able to gave income of farmer to Rp 2 461
706,- per planting season.based on spatial analyze, the area which is can be
developed are Ciranjang, Sukaratu, Sindangjaya, Sindangsari, Bojongpicung,
Kertajaya, dan Hegarmanah.

Keywords: regional developement,converted land, irrigation of cihea, percapita


income
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS
DAERAH IRIGASI
(STUDI KASUS : DI CIHEA KABUPATEN CIANJUR)

ENDANG PURNAMA DEWI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr.Yudi Setiawan,SP,M.Sc
Judul Tesis : Skenario Pengembangan Wilayah Berbasis Daerah Irigasi (DI
Cihea Kabupaten Cianjur)
Nama : Endang Purnama Dewi
NIM : F451120041

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr.Ir.M.Yanuar J Purwanto,MS Prof.Dr.Ir.Asep Sapei,MS


Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana


Teknik Sipil dan Lingkungan

Dr.Ir.Satyanto K Saptomo,M.Sc Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 22 Desember 2014 Tanggal Lulus:


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga tesis dengan judul “Skenario Pengembangan Wilayah Berbasis
Daerah Irigasi (Studi Kasus : DI Cihea Kabupaten Cianjur)” dapat diselesaikan
dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penyusunan tesis ini, yaitu kepada :
1. Bapak Dr.Ir.M.Yanuar J Purwanto, MS. dan Bapak Prof.Dr.Ir.Asep Sapei,MS.
selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Selanjutnya terimakasih juga penulis ucapkan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur (BAPPEDA, PU dan DINAS PERTANIAN) yang telah
memberikan dukungan dan memberikan data – data penelitian.
3. Dr.Yudi Setiawan,SP,M.Sc selaku penguji luar komisi dan Dr.Yudi
Chadirin,S.TP,M.Agr selaku penguji wakil program studi saat pelaksanaan
ujian sidang atas segala arahan dan saran perbaikan yang diberikan kepada
penulis.
4. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ahmad Rabai
dan Ibu Mega Wati selaku orang tua penulis yang memberikan semangat, cinta,
kasih sayang dan doa. Terimakasih juga buat adik-adik (Edwin, Helmi,
Rahmad, Satria, Kiki, Ali dan Icha) atas doa-doanya. At least but not the last
terima kasih buat Muhammad Amin,S.HI,MH atas doa dan semangat nya.
5. Terimakasih juga kepada Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan atas Beasiswa Unggulan yang telah diberikan kepada Penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan
2012 atas segala dukungan dan kebersamaannya.
7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil dan Lingkungan 2013 (
Eris dan Ijah) terimakasih atas bantuannya selama penelitian.
Semoga tesis ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

Endang Purnama Dewi


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Kerangka pikir penelitian 2
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
2 TINJAUAN PUSTAKA 5
Pengertian pembangunan dan perencanaannya 5
Penggunaan dan kemampuan lahan 6
Pengelolaan air di kawasan pertanian 7
Ketersediaan air 7
Kebutuhan air irigasi 8
Ruang lingkup kawasan agroindustri 8
Pengertian pengembangan wilayah 9
Sistem informasi geografis 10
3 METODE PENELITIAN 12
Kerangka piikir penelitian 12
Lokasi dan waktu penelitian 13
Bahan dan alat penelitian 13
Metode analisis data 13
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Kondisi kawasan daerah irigasi cihea 18
Kemiringan lahan 23
Rencana struktur kabupaten cianjur 24
Perencanaan nilai tambah dan industri hilir 25
Analisis ketersediaan dan kebutuhan air 29
Neraca air dengn kondisi luasan eksisting 32
Neraca air dengn kondisi luasan setelah konversi 33
Menentukan lokasi pengembangan 34
5 SIMPULAN DAN SARAN 41
Simpulan 41
Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
DAFTAR TABEL

Skor kelas untuk faktor bahan baku 15


Skor kelas untuk faktor pasar 15
Skor kelas untuk saluran irigasi 15
Skor kelas untuk faktor jalan 16
Skor kelas untuk energi 16
Data infrastruktur daerah irigasi cihea 18
Jumlah petani tiap desa 19
Wilayah administrasi daerah irigasi cihea 20
Penggunaan lahan daerah irigasi cihea 22
Deskripsi kelas lereng 23
Luasan lahan terkonversi menjadi kawasan industri 24
PDRB Kabupaten Cianjur 26
Luasan lahan sawah yang dikonversi untuk tiap desa 29
Luasan lahan bukan sawah yang terkonversi 38
Hasil produksi kedelai tiap kecamatan di DI Cihea 39
Perbandingan revenue kedelai sebelum pengolahan 39
Revenue beberapa hasil olahan kedelai 40
Revenue total kawasan dengan beberapa produk olahan 41
DAFTAR GAMBAR
Skema kaitan antara perencanaan dan pembangunan dalam sebuah
pembangunan yang berencana 5
Diagram alir kerangka pikir penelitian 12
Diagram alir penelitian 17
Kondisi real saluran irigasi DI Cihea 19
Peta lokasi penelitian 20
Peta tata guna lahan di sekitar Daerah Irigasi Cihea 21
Peta kemiringan lahan 23
Peta rencana kawasan industri 24
Grafik revenue kawasan dengan konversi lahan 24
Revenue kawasan dengan skenario 2 27
Revenue kawasan dengan skenario 1 dan 2 28
Grafik lahan yang optimal untuk terkonversi 29
Curah hujan rata-rata daerah Irigasi Cihea 30
Curah hujan efektif harian 30
Peta jaringan irigasi 31
Debit andalan 32
Grafik neraca air eksisting DI Cihea 32
Perbandingan kebutuhan air sebelum dan sesudah konversi lahan 33
Grafik konversi lahan terhadap penurunan bahan baku 33
Peta hasil skoring bahan baku 35
Peta jaringan jalan 35
Peta hasil skoring kriteria jalan 36
Peta hasil skoring pasar 37
Peta hasil skoring saluran irigasi 37
Peta wilayah pengembangan agroindustri 38
Mata rantai pengolahan industri lahan kedelai 39
DAFTAR LAMPIRAN

Data debit harian sungai cisokan 46


Pola tanam DI Cihea 54
Kondisi saluran irigasi DI Cihea 55
1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting yang tidak dapat


dipisahkan dari pembangunan ekonomi dan pembangunan nasional. Mengingat
selama ini sebagian besar kawasan di negara ini dari segi struktur
perekonomiannya lebih didominasi oleh sektor pertanian dibandingkan sektor
lainnya. Pembangunan pertanian menggambarkan suatu usaha pertumbuhan
sektor pertanian yang tinggi sekaligus perubahan pada masyarakat tani dari yang
kurang baik menjadi yang lebih baik. Pembangunan sektor pertanian diarahkan
untuk mencapai berbagai tujuan, antara lain meningkatkan produksi pangan,
memperbaiki tingkat hidup para petani, menciptakan lapangan pekerjaan di
perdesaan dan meningkatkan perekonomian nasional.
Pembangunan perdesaan menjadi kawasan berbasis komoditas unggulan
pada umumnya tidak memperhitungkan mengenai pengolahan lanjut komoditas
tersebut, oleh karena itu pengembangan kawasan berbasis daerah irigasi
merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah berdasarkan
pemanfaatan sumber daya air dan lahan yang ada. Kawasan ini diartikan sebagai
sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa
yakni dengan adanya industri hilir untuk produk-produk pertanian. Disamping itu,
Kawasan ini juga dicirikan dengan kawasan pertanian yang tumbuh dan
berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang diharapkan
dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di
wilayah sekitarnya.
Dalam pengembangannya, kawasan tersebut tidak bisa terlepas dari
pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan nasional dan sistem pusat kegiatan
pada tingkat Kabupaten. Hal ini disebabkan, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) merupakan kesepakatan bersama tentang pengaturan ruang wilayah.
Terkait dengan Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), maka pengembangan
kawasan harus mendukung pengembangan kawasan andalan. Dengan demikian
tujuan pembangunan nasional dapat diwujudkan.
Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur sesuai dengan RTRW Kabupaten
Cianjur tahun 2013 akan dijadikan sebagai daerah industri. Hal tersebut akan
berdampak terhadap penggunaan lahan yang sebagian besar adalah daerah
pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan kajian untuk menganalisis penggunaan
lahan yang bisa dikembangkan namun tidak berdampak negatif terhadap daerah
pertanian. Pada dasarnya setiap daerah memiliki potensi dan kondisi sumber daya
lahan yang berbeda satu sama lain. Pemanfaatan lahan yang belum tepat akan
berdampak pada pendapatan masyarakat atau daerahnya. Dan sebaliknya daerah
dengan adanya pengelolaan sumber daya lahan dan air yang tepat dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian dan dapat diolah menjadi
produk hilir yang memiliki nilai tambah tinggi sehingga pendapatan yang
dihasilkan pun lebih besar.
Berdasarkan Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang sumber daya air
khususnya pasal 29 (3), maka peruntukan penyediaan air irigasi untuk kebutuhan
tanaman atau pertanian rakyat melalui suatu sistem irigasi merupakan prioritas
2

utama dalam kerangka pembangunan sumber daya air. Mengingat tingkat


kepentingannya yang sangat strategis maka perlu diupayakan pengelolaan irigasi
secara berkelanjutan. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa prioritas
utama pembangunan pengairan di Indonesia masih ditujukan pada pengelolaan
irigasi untuk menunjang sektor pertanian.

Kerangka pikir penelitian

Pembangunan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka


mengelola sumber daya yang dimiliki suatu daerah. Pengembangan wilayah harus
berdasar pada sektor yang ada pada daerah tersebut. Selain memperhatikan sektor-
sektor yang ada, faktor-faktor dasar seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia, modal, teknologi dan kelembagaan juga harus diperhatikan. Oleh karena
itu adanya sektor yang berkontribusi terhadap pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat setempat namun belum maksimal untuk dikembangkan perlu
diprioritaskan.
Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap laju pertumbuhan perekonomian dan dapat
menciptakan peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Cianjur. Oleh karena
itu diperlukan penelitian yang dapat menganalisis dan mengidentifikasi wilayah
yang dapat dikembangkan menjadi areal industri yang berbasis sektor pertanian
yang didasarkan pada potensi wilayah, dengan mengacu pada aspek spasial,teknis
dan sosial ekonomi. Aspek spasial didasarkan pada RTRW kabupaten Cianjur
untuk menjadikan sebagian Daerah Irigasi Cihea menjadi kawasan industri, aspek
teknis yaitu ketersedian dan kebutuhan air di Daerah Irigasi Cihea, dan aspek
sosial ekonomi yaitu aspek yang menyangkut pengembangan dan skenario untuk
meningkatkan pendapatan kawasan dengan adanya proses industri hilir.
Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan
untuk penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan berbeda-beda tergantung
penggunaan jenis lahannya. Di dalam penelitian ini, potensi pengembangan
wilayah diperoleh dari overlay peta penggunaan lahan yang di overlay dengan
peta arah pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Cianjur yang dijadikan pedoman
secara spasial untuk penentuan lokasi yang dapat dikembangkan.
3

Perumusan Masalah

Pengembangan wilayah merupakan salah satu program pembangunan yang


bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan suatu wilayah, memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup di wilayah tertentu, serta memperkecil kesenjangan
pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. Pada prinsipnya,
pengembangan wilayah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dengan indikator pendapatan perkapita yang merata dan tingkat
pengangguran yang rendah. Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui
optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara harmonis, serasi dan
terpadu melalui pendekatan yang bersifat komperehensif mencakup aspek
fisik,ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan
berkelanjutan.
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten sentra padi di Jawa
Barat. Sektor pertanian masih merupakan lapangan pekerjaan yang dominan dan
penyumbang pendapatan domestik regional bruto (PDRB) terbesar yakni 47,65%.
Oleh karena itu produktivitas tanaman pangan khususnya padi perlu terus
ditingkatkan. Produksi padi pada tahun 2012 mencapai sekitar 832.193 ton. Pada
tahun 2012, produksi padi di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,59 persen. Sedangkan produktivitas padi
sebesar 60,12 kuintal/ha. Meskipun pada tahun 2012 produksi padi meningkat,
namun apabila dilihat dari luas tanam sebaliknya malah mengalami penurunan.
Luas tanam padi sawah pada tahun 2011 yaitu 138.042 Ha menurun menjadi
137.027 Ha pada tahun 2012. Kondisi ini bisa menggambarkan terjadinya alih
fungsi lahan.
Pertanian merupakan sektor basis perkembangan ekonomi Kabupaten
Cianjur. Walaupun demikian pada saat ini, sektor pertanian belum berkembang
kearah industrialisasi pengolahan penunjang sektor pertanian yang merupakan
tahapan yang lebih maju dari pembangunan sektor pertanian saja serta industri
penghasil sarana produksi pertanian. Beberapa hal yang menunjukkan hal tersebut
antara lain berkaitan dengan penggunaan lahan, petani, produksi maupun
distribusi.
Dengan melihat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar
yakni 47,65%. tersebut menunjukkan bahwa perhatian pembangunan wilayah
Kabupaten Cianjur harus lebih banyak terfokus kepada bidang pertanian. Dalam
hal ini bukan tetap harus mempertahankan keberadaan bidang pertanian dengan
segala ciri tradisionalnya, namun harus lebih mengarah kepada transformasi
modern atau industrialisasi pertanian yang mampu memberikan nilai tambah
terhadap sektor pertanian. Austin (1992) menyatakan bahwa alasan diperlukan
pengembangan industri khususnya agroindustri adalah karena sektor pertanian
membutuhkan industri ekstraktif yang mampu mengolah seluruh hasil-hasil
pertanian dan sektor industri membutuhkan bahan baku dalam proses
pengolahannya.
Seperti yang diketahui, Kabupaten Cianjur sebagai penghasil beras
memiliki keunggulan komparatif yaitu adanya sumber daya alam air dan lahan
serta besarnya jumlah tenaga kerja yang berbasis pada pertanian (petani). Hal
inilah yang menjadi dasar bahwa basis industri memang tepat dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Cianjur dan akan memberikan added value
4

berupa peningkatan nilai hasil dari sektor pertanian dan penyerapan tenaga kerja
sektor industri yang lebih besar sehingga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan pengembangan kawasan berbasis daerah
irigasi untuk menghasilkan nilai tambah bagi sektor pertanian.
Di areal pertanian pedesaan pada lahan sawah beririgasi teknis ditemukan
lahan – lahan yang tidak dimanfaatkan, sementara dari segi ketersediaan air
seharusnya daerah irigasi dapat dimanfaatkan secara optimal dengan produktivitas
lahan yang tinggi. Selain itu umumnya pendapatan petani berasal dari hasil penjualan
padi yang harga jual relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga jual beras. Hal
ini menyebabkan keuntungan petani relatif kecil dan belum dapat memenuhi
kebutuhan hidup layak. Timbul beberapa pertanyaan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan petani di Daerah Irigasi Cihea Cianjur secara khusus dan kesejahteraan
petani Indonesia secara umum, yaitu :

1) Bagaimana ketersediaan air di daerah irigasi?


2) Bagaimana skenario pengembangan wilayah irigasi sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan petani?
3) Produk hilir apa yang bisa dikembangkan untuk industri di sektor
pertanian?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :


a. Mengetahui potensi yang dimiliki oleh Daerah Irigasi, yaitu dalam hal
pengembangan kawasan di sekitar daerah irigasi yang terkait dengan
ketersediaan air di Daerah Irigasi Cihea.
b. Menetapkan dan memprediksi kebutuhan lahan kawasan industri berbasis
Daerah Irigasi untuk peningkatan revenue kawasan
c. Memberikan rekomendasi lokasi kawasan industri sebagai bahan
pertimbangan pemerintah daerah dalam memilih kawasan yang tepat.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi mengenai wilayah - wilayah di sekitar irigasi yang


berpotensi sebagai wilayah pengembangan
2. Memberikan rekomendasi kepada stakeholder terkait melalui skenario
pengembangan wilayah berbasis daerah irigasi
5

2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pembangunan dan Perencanaannya

Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih melalui upaya


yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah pembaharuan yang juga
merupakan suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki tetapi lebih terkait
dengan nilai-nilai atau sistem nilai.
Soekartawi (1990) menjelaskan bahwa pembangunan dapat berarti
pertumbuhan dan pemerataan. Pertumbuhan yang dimaksudkan adalah
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, sedangkan perubahan sosial dapat
diartikan lebih luas, misalnya pemerataan, apakah itu pemerataan pendapatan,
pemerataan hasil-hasil pembangunan, pemerataan keadilan, atau lainnya.
Perencanaan dianggap sebagai ”alat” pembangunan, karena perencanaan
memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya pembangunan.
Secara skematis, dan alasan praktis dari perlunya penelitian dilakukan, dan
bagaimana masalah tersebut dapat dipecahkan dan manfaat dari penyelesaian
masalah. Kaitan antara aspek perencanaan dan pembangunan dapat digambarkan
seperti pada Gambar 1. (Soekartawi, 1990).

Perencanaan Pembangunan
yang berencana

Gambar 1. Skema kaitan antara perencanaan dan pembangunan dalam


sebuah pembangunan yang berencana (Soekartawi, 1990)

Perencanaan merupakan salah satu dari empat fungsi manajemen yang


penting dan saling terkait. Empat fungsi manajemen tersebut adalah
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan.
Merencanakan (to plan) membutuhkan pemahaman dimana posisi daerah dan
kemana mau melangkah ke depan, bagaimana formulasi visi dan misi serta
strategi apa yang dipiloih untuk mencapai target. Mengorganisasikan (to organize)
adalah bagaimana pemimpin daerah mengelola semua sumber daya yang dimiliki ,
baik sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) untuk
melakukan apa yang sudah direncanakan. Mengarahkan (to direct) adalah
bagaimana pemimpin mengarahkan sumber daya agar mencapai visi, misi dan
target yang telah direncanakan dan ditetapkan dengan memberi motivasi dan
melakukan komunikasi secara terus menerus. Mengendalikan (to control)
merupakan fungsi terakhir yang intinya mengevaluasi dan melaporkan kinerja
organisasi dan daerahnya.
Perencanaan didefenisikan sebagai suatu proses berkesinambungan yang
mencakup keputusan – keputusan atau pilihan – pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan – tujuan teretentu pada masa
yang akan datang. Berdasarkan defenisi tersebut, terdapat empat elemen dasar
6

perencanaan, yaitu (1) merencanakan berarti memilih, (2) perencanaan merupakan


alat pengalokasian sumber daya, (3) perencanaan merupakan alat mencapai
tujuan, (4) perencanaan untuk masa depan.
Maka dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan
Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan
berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber
daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu
lingkungan, wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu.

Penggunaan dan Kemampuan Lahan

Menurut Sitorus (2001) bahwa lahan merupakan bagian dari bentang lahan
(landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim,
topografi/relief, hidrologi termasuk keadaan vegetasi alami yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Kemampuan lahan (land capability) menunjukkan potensi atau kapasitas
lahan untuk berbagai penggunaan lahan secara umum yang dapat diusahakan di
suatu wilayah. Semakin banyak jenis tanaman/jenis penggunaan lahan yang dapat
dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah, maka kemampuan lahan tersebut
semakin tinggi (Sitorus, 2001).
Rencana penggunaan lahan harus disesuaikan atau tergantung dari
kemampuan sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat diusahakan bagi suatu
penggunaan tertentu. Oleh karena itu terlebih dahulu harus diketahui potensi dari
sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat mendukung suatu kegiatan usahatani
tertentu serta tindakan-tindakan yang diperlukan agar lahan tersebut dapat
memberikan hasil yang baik secara berkesinambungan (Purwanto, 2003).
Untuk mengkaji penetapan kebutuhan lahan teknis untuk pengembangan
kawasan pertanian diperlukan suatu pemahaman tentang hubungan (relevansi)
karakteristik lahan terhadap revenue dari suatu kawasan. Model persamaan fungsi
revenue tersebut dijabarkan secara matematis sebagai berikut R = CL x f (L),
dimana R merupakan revenue suatu kawasan dalam satuan rupiah, CL adalah
koefisien produktivitas lahan (konstanta), dan L menyatakan luas lahan dalam
satuan hektar (Purwanto, 2003).
7

Pengelolaan Air Di Kawasan Pertanian

Sumber daya air adalah salah satu unsur yang harus disediakan dalam
strategi pembangunan dan pengembangan pertanian. Dalam usaha budidaya
tanaman faktor ketersediaan air harus dipertimbangkan agar terhindar dari resiko
kegagalan panen, air akan berfungsi memberikan lingkungan tumbuh yang baik
bagi tanaman dan juga berperan dalam proses fisiologi tanaman (Nusa, 1991).
Menurut Ahmad (2003) air terbatas menurut waktu, tempat dan jumlah air yang
tersedia diatas permukaan bumi, untuk itu perlu diusahakan penyediaan air yang
cukup agar tidak menimbulkan kekurangan air.
Menurut Nusa (1991) sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan
yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan,
pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian. Beberapa komponen dalam sistem irigasi diantaranya adalah : (a) siklus
hidrologi (iklim, air atmosferik, air permukaan, air bawah pemukaan), (b) kondisi
fisik dan kimiawi (topografi, infrastruktur, sifat fisik dan kimiawi lahan) ,(c)
kondisi biologis tanaman, (d) aktivitas manusia (teknologi, sosial, budaya,
ekonomi).
Pengelolaan air di kawasan pertanian dimaksudkan agar produktivitas lahan
menjadi meningkat dengan memberikan fasilitas irigasi dan drainase. Kemampuan
lahan untuk dapat berproduksi sepanjang tahun menjadi tujuan utama irigasi
sehingga lahan dapat mensuplai bahan baku hasil pertanian untuk keperluan
industri pengolahan. Drainase sangat menentukan keberhasilan panen pada
musim penghujan.
Pengertian irigasi, bangunan irigasi, daerah irigasi, dan petak irigasi dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982 Ps 1, adalah :
 Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian.
 Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari
penyediaan, pengambilan, pemberian dan penggunaannya.
 Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat satu jaringan
irigasi.
 Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari tahun ke tahun keperluan air terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk serta perkembangan pembangunan di segala sektor.
Sedangkan ketersediaan air belum tentu dapat mencukupi kebutuhan air tersebut
oleh karena itu sangat diperlukan pengaturan penyediaan air dan pengalokasian
air yang efektif dan efisien (Astuti, 2003). Demikian pula dalam usaha
pengembangan lahan teknis dimana perlu dilakukan pengelolaan sumberdaya air
yang baik sehingga ketersediaan air untuk lahan tersebut tetap terpenuhi
sepanjang tahun.

Ketersediaan Air (Debit Andalan)

Penyediaan sumber daya air untuk berbagai kebutuhan harus memenuhi


persyaratan perencanaan tertentu dimana ketersediaannya harus memenuhi
probabilitas tertentu yang disebut dengan debit andalan. Debit andalan adalah
8

debit minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi dalam prosentase


tertentu, misalnya 90%, 80% atau nilai prosentase lainnya, sehingga dapat dipakai
untuk berbagai kebutuhan. Debit andalan pada umumnya dianalisis sebagai debit
rata-rata untuk periode 10 hari, setengah bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak
terpenuhi dapat ditetapkan 20%, 30% atau nilai lainnya untuk menilai tersedianya
air berkenaan dengan kebutuhan pengambilan (diversion requirement). Debit
andalan dihitung berdasarkan data debit harian yang tersedia selama 10 tahunan.
Debit Andalan digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketersediaan air irigasi
bisa terpenuhi.
Dalam menentukan besarnya debit andalan dengan peluang 80%
digunakan probabilitas Metode Weibull dengan rumus :
m
P x100%
n 1

Dengan P = Peluang (%)


m = nomor urut data
n = jumlah data

Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh secara normal. Untuk tumbuh secara normal tersebut menyangkut
kebutuhan untuk pembasahan tanah, pengolahan tanah, pertumbuhan tanaman dan
pematangan butir. Disamping dipengaruhi pula oleh jenis tanaman, periode
pertumbuhan, sifat tanah, keadaan iklim dan keadaan topografi.
Sedangkan kebutuhan air untuk irigasi tergantung pada besarnya
kebutuhan air untuk pengolahan tanah dan penjenuhan, nilai consumtive use
(kebutuhan masa pertumbuhan), perkolasi, genangan hujan effective dan besarnya
kehilangan air selama penyaluran (effisiensi irigasi). Untuk tanaman palawija
masih harus tergantung dari faktor tampungan air hujan yang tergantung dari jenis
tanamannya dan dalamnya akar.
Secara garis besar kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut : (a) Penyiapan Lahan, (b) Penggunaan consumtive, (c) Perkolasi,
(d) Penggantian lapisan air (untuk padi), (e) Curah hujan efektif dan (f) Efisiensi
Irigasi.

Ruang Lingkup Kawasan Agroindustri

Menurut Jayadinata, 1999, bahwa kegiatan produksi industri


(manufactural industries) adalah kegiatan manusia dalam mengubah barang
mentah menjadi barang yang lebih berguna atau barang industri, yaitu barang
setengah jadi dan barang jadi. Dalam kegiatan industri akan terdapat penambahan
nilai atau value adding.
Agroindustri merupakan bagian dari kegiatan agribisnis yang mencakup
empat sub yaitu : (a) sub agroindustri hulu (Up-stream Agribusiness) dimana
seluruh kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian
primer (usaha tani), (b) sub agribisnis usaha tani (On-farm Agribusiness) atau
9

pertanian primer, (c) sub agribisnis hilir (Down-stream Agribusiness) merupakan


kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
olahan baik untuk produk antara (intermediate product) maupun bentuk produk
akhir (finished product), termasuk industri pengolahan, industri farmasi dan
kecantikan beserta kegiatan perdagangan produknya, dan (d) sub jasa penunjang
(Supporting sub system) merupakan kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga
sub agribisnis diatas, termasuk industri keuangan, infrastruktur, penelitian dan
pengembangan (Sukandar, 2000).
Agroindustri akan dijadikan sebagai pusat pengembangan suatu kawasan
pertanian. Agroindustri berperan dalam peningkatan nilai tambah, peningkatan
lapangan kerja, yang selanjutnya akan memperluas sektor jasa/pelayanan,
peningkatan sarana dan prasarana, kemudian memberikan keuntungan bagi
seluruh pihak yang terlibat (Anwar 1999). Wilayah yang dijadikan agroindustri
sebaiknya memiliki sumber daya yang potensial seperti sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya buatan dan sumber daya sosial. Di kawasan
agroindustri itu akan dilihat komoditas yang bisa dikembangkan dan dijadikan
bahan baku industri. Selain itu sarana dan prasarana pendukung juga harus
tersedia sehingga kawasan itu akan mudah berkembang.

Pengertian Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu


masyarakat yang berada di suatu daerah untuk memanfaatkan sumber daya alam
yang terdapat di sekeliling mereka dengan menggunakan teknologi yang relevan
dengan kebutuhan dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
bersangkutan. Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan
produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk,
kesempatan kerja, tingkat pendapatan, dan nilai tambah industri pengolahan.
Selain definisi ekonomi, pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan
sosial, berupa aktivitas kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, kesejahteraan
dan lainnya. Pengembangan wilayah lebih menekankan pada adanya perbaikan
wilayah secara bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi
berkembang, dalam hal ini pengembangan wilayah tidak berkaitan dengan
eksploitasi wilayah.
Pengembangan wilayah dalam jangka panjang lebih ditekankan pada
pengenalan potensi sumber daya alam dan potensi pengembangan lokal wilayah
yang mampu mendukung (menghasilkan) pertumbuhan ekonomi, dan
kesejahteraan sosial masyarakat, termasuk pengentasan kemiskinan, serta upaya
mengatasi kendala pembangunan yang ada di daerah dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam rencana
pembangunan nasional, pengembangan wilayah lebih ditekankan pada
penyusunan paket pengembangan wilayah terpadu dengan mengenali sektor
strategis (potensial) yang perlu dikembangkan di suatu wilayah (Friedmann &
Allonso, 2008)
Sedangkan pengembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh komponen-
komponen tertentu seperti (Friedman and Allonso, 2008):
a) Sumber daya lokal, Merupakan kekuatan alam yang dimiliki wilayah tersebut
seperti lahan pertanian, hutan, bahan galian, tambang dan sebagainya. Sumber
10

daya lokal harus dikembangkan untuk dapat meningkatkan daya saing wilayah
tersebut.
b) Pasar, Merupakan tempat memasarkan produk yang dihasilkan suatu wilayah
sehingga wilayah dapat berkembang.
c) Tenaga kerja, Tenaga kerja berperan dalam pengembangan wilayah sebagai
pengolah sumber daya yang ada.
d) Investasi, Semua kegiatan dalam pengembangan wilayah tidak terlepas dari
adanya investasi modal. Investasi akan masuk ke dalam suatu wilayah yang
memiliki kondisi kondusif bagi penanaman modal.
e) Kemampuan pemerintah, Pemerintah merupakan elemen pengarah
pengembangan wilayah. Pemerintah yang berkapasitas akan dapat mewujudkan
pengembangan wilayah yang efisien karena sifatnya sebagai katalisator
pembangunan.
f) Transportasi dan Komunikasi, Transportasi dan komunikasi berperan sebagai
media pendukung yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya.
Interaksi antara wilayah seperti aliran barang, jasa dan informasi akan sangat
berpengaruh bagi tumbuh kembangnya suatu wilayah.
g) Teknologi, Kemampuan teknologi berpengaruh terhadap pemanfaatan sumber
daya wilayah melalui peningkatan output produksi dan keefektifan kinerja sektor-
sektor perekonomian wilayah.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Geographic Information System (GIS) atau yang biasa dikenal dengan


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem basis data di mana
sebagian besar data spasial diindeks, dan seperangkat prosedur spasial
dioperasikan berdasarkan koordinat geografi tertentu untuk menjawab pertanyaan
tentang entitas spasial dalam geodatabase yang dimiliki (Smith, 1987). Menurut
Aronoff (1989), sistem informasi geografi didefinisikan sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi
geografi melalui proses pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil
akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Dalam
perkembangannya, SIG berbasis komputer dimulai pada awal tahun 1960an dan
penerapan SIG pada komputer berbasis desktop dimulai pada era 1990an (Starr,
1991).
Penggunaan SIG memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh
pemetaan secara konvensional. Efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan dan
memecahkan persoalan yang terkait dengan lokasi atau ruang menjadi pilihan
yang tepat. Selain itu, dalam upaya perencanaan dan pemecahan permasalahan
lingkungan diperlukan pula kemampuan prediksi dengan data yang terus
diperbarui. Kemampuan tersebut mampu dipenuhi oleh SIG yang didukung oleh
perangkat keras dan perangkat lunak komputer (ESRI, 2009). Hingga saat ini,
perangkat lunak SIG terus berkembang, diantaranya ArcView, Ilwis, ArcGIS,
MapWindow, dll.
Dalam penentuan wilayah – wilayah pengembangan, didasarkan pada
penilaian pengambilan keputusan melalui berbagai kriteria yang disesuaikan oleh
11

karakteristik kawasan yang dikaji. Kriteria – kriteria tersebut selanjutnya


dilakukan tumpang – tindih (overlay) dan diberi bobot masing – masing.Wilayah
yang memiliki bobot terbesar dan memenuhi sebagian kriteria – kriteria yang
ditetapkan melalui proses SIG, akan memiliki peringkat tertinggi dan menjadi
prioritas utama. Demikian sebaliknya, pada lokasi yang hanya memenuhi
beberapa kriteria atau tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka tidak akan
dipilih sebagai wilayah pengembangan.
12

3 METODE PENELITIAN

Kerangka pikir penelitian

Pembangunan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka


mengelola sumber daya yang dimiliki suatu daerah. Pengembangan wilayah harus
berdasar pada sektor yang ada pada daerah tersebut. Selain memperhatikan sektor-
sektor yang ada, faktor-faktor dasar seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia, modal, teknologi dan kelembagaan juga harus diperhatikan. Oleh karena
itu adanya sektor yang berkontribusi terhadap pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat setempat namun belum maksimal untuk dikembangkan perlu
diprioritaskan.
Data spasial: Data tabular :
- Peta administrasi - Data Debit
- Peta kelas lereng - Data curah hujan
- Peta tata guna lahan - Data PDRB
- Peta jaringan irigasi - Sosial ekonomi
- Peta RTRW - Kependudukan
- Produktivitas

Data base kawasan eksisting


- Produksi
- Revenue
Lokasi dan Waktu
- Ketersediaan air penelitian

Pemilihan alternatif
Perencanaan alih fungsi Konversi lahan sawah irigasi
kawasan berdasarkan
sesuai RTRW 2013-2031 ke industri yang potensial
parameter ketersediaan
untuk dikembangkan
air, komoditas dan
revenue

Luasan kawasan

Analisis lokasi

Rekomendasi

Gambar 2. Diagram alir kerangka pikir penelitian


13

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur


pada bulan Oktober 2013 – April 2014.

Bahan

Bahan yang diolah dalam penelitian ini terdiri atas data hidrologi berupa
data debit dan curah hujan, data penggunaan lahan di lokasi penelitian, data
Digital Elevation Model (DEM), data infrastruktur jaringan irigasi dan data sosial
ekonomi di Kabupaten Cianjur.
a) Data hidrologi, meliputi :
 Data debit harian (Januari 2002 – Desember 2012) Sungai Cisokan
yang diperoleh dari Dinas PSDA-P Wilayah 3 Ciranjang Kabupaten
Cianjur
 Data curah hujan dari 2 stasiun yang mewakili lokasi penelitian (Data
tahun 2007-2012)
b) Data penggunaan lahan dan penutupan lahan, meliputi :
 Peta Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Cianjur tahun 2013-
2031 yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Cianjur
 Peta Pola ruang Kabupaten Cianjur tahun 2013
c) Data DEM berupa data ASTER-GDEM dengan resolusi 30 x 30 meter
yang diunduh dari http://gdem.ersdac.jspacesystems.or.jp/search.jsp untuk
melihat elevasi dan kemiringan lahan di lokasi penelitian.
d) Data sosial ekonomi dalam penelitian ini meliputi:
 Data PDRB Kabupaten Cianjur
 Data kependudukan
 Data produktivitas pertanian Daerah Irigasi Cihea

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian perangkat untuk mengolah data spasial
dan peninjauan di lapangan yang masing – masing perangkat terdiri atas :
 Kamera
 Perangkat komputer
 GPS tipe Garmin
Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah :
 Perangkat lunak ArcGIS 9.3 untuk mengolah data spasial.
 Perangkat lunak Google Earth untuk digitasi.
 Perangkat lunak Microsoft Office 2010 untuk penulisan tesis dan
pengolahan data.

Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, penentuan wilayah pengembangan dilakukan melalui


enam tahap, yaitu : 1) Identifikasi cakupan Daerah Irigasi Cihea Cianjur 2)
Identifikasi rencana tata ruang untuk kawasan industri ; 3) Identifikasi
ketersediaan air dari sumber air irigasi ;4) Menganalisis kebutuhan air dengan
14

luasan sebelum dan sesudah konversi ; (5) Menentukan skala prioritas untuk
setiap kriteria pengembangan wilayah; (6) Menentukan wilayah yang mungkin
dikembangkan. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Adapun analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi :
1. Analisis nilai tambah untuk agroindustri
Analisis nilai tambah untuk industri dirumuskan berdasarkan jenis produk
industri yang bernilai tambah dan luasan lahan yang diperlukan untuk areal
agroindustri tersebut. Jenis produk industri yang terkait adakah beras yang
diproduksi oleh Rice Milling Unit (RMU) Dalam penelitian ini, dibuat
perencanaan adanya tempat penggilingan beras yang dapat menampung
kapasitas produksi dari Daerah Irigasi Cihea. Produk industri lain adalah
makanan ringan berbasis beras.

2. Analisis revenue
Analisis dihitung berdasarkan produktivitas hilir serta untuk perbandingan
sebelum dan sesudah adanya alih fungsi kawasan. Model persamaan fungsi
revenue tersebut dijabarkan secara matematis
R = CL x f (L) ............................................. (2)
dimana R merupakan revenue suatu kawasan dalam satuan rupiah, CL adalah
koefisien produktivitas lahan (konstanta), dan L menyatakan luas lahan dalam
satuan hektar (Nur Friday,2012).

3. Analisis penetapan areal kawasan industri yang optimal


Analisis dihitung berdasarkan skenario dan revenue kawasan yang telah
dihitung. Pendekatan kawasan industri yang ber nilai tambah pada hasil panen
sebagai sumber bahan baku produk nilai tambah akan menjadi dasar kebutuhan
alih fungsi lahan. Titik temu antara luasan panen dan luasan kebutuhan lahan
industri merupakan luas optimal.

4. Analisis ketersediaan sumber air irigasi


Ketersediaan air daerah aliran sungai pada prinsipnya menunjukkan potensi
debit air sungai dengan peluang tertentu (Departemen PU, SK SNI, 1993).
Dihitung berdasarkan Rumus Probability (Peluang) pada data debit harian
selama 10 tahun terakhir.
Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor penyiapan lahan,
penggunaan konsumtif, perkolasi, penggantian lapisan air dan curah hujan
efektif serta efisiensi irigasi (Departemen PU, KP-01,1986).

5. Analisis spasial.
Analisis spasial untuk mengetahui produktivitas kawasan dan lokasi kawasan
yang optimal dilakukan dengan teknik superimpose (overlay) dengan metode
pembobotan berdasarkan parameter yang memiliki pengaruh untuk
pengembangan wilayah. Identifikasi skala prioritas untuk kriteria
pengembangan wilayah dilakukan untuk penentuan lokasi pada area DI Cihea
yaitu: penentuan lokasi dengan kriteria: bahan baku, jarak ke pasar, kondisi
saluran irigasi, jalan dan energi. Dalam tahap ini yang merupakan bagian akhir
dari proses analisis, digunakan metode analisis Pembobotan. Analisa ini
dimaksudkan untuk memperoleh bobot dari setiap desa berdasarkan faktor-
15

faktor yang telah ditemukan pada tahap analisis sebelumnya sehingga akan
diperoleh alternatif lokasi yang potensial dikembangkan sebagai kawasan
agroindustri berdasarkan bobot yang paling tinggi. Faktor – faktor yang
digunakan dalam proses penilaian skoring diasumsikan mempunyai bobot yang
sama. Dalam melakukan analisis spasial digunakan teknik overlay peta.
Analisis superimpose (overlay) merupakan suatu teknik analisis dengan cara
mengoverlaykan data peta. Dengan analisis ini dapat diketahui kondisi suatu
wilayah berdasarkan data dan informasi yang ada.
Pada penelitian ini, untuk penentuan kawasan yang dapat dikembangkan
menjadi agroindustri dipilih faktor yang memiliki pengaruh yaitu : bahan baku,
jarak ke pasar, kondisi saluran irigasi, jalan dan energi. Pada masing-masing
parameter dilakukan reclass yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk
skor kelas pada kriteria bahan baku dibuat kelas 1-5 dengan produktivitas 6,6 –
7,82 ton/ha.

Tabel 1. Skor kelas untuk faktor bahan baku


Skor kelas Bahan baku Keterangan
1 < 6,6 ton Rendah
2 >= 6,6 ton Agak rendah
3 >= 6,8 ton Sedang
4 >= 7,67 ton Agak tinggi
5 >= 7,82 ton Tinggi

Untuk skor kelas faktor pasar dilakukan analisis buffering dengan jarak 2
km dari pasar, daerah terdekat diberikan skor 5 dan daerah yang paling jauh
diberikan skor 1. Skor kelas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Skor kelas untuk faktor pasar
Skor kelas Pasar Keterangan
1 > 8 km Rendah
2 <=8 km Agak rendah
3 <= 6 km Sedang
4 <= 4 km Agak tinggi
5 <= 2 km Tinggi

Saluran irigasi merupakan salah satu faktor yang dianggap memiliki


pengaruh dalam pengembangan kawasan agroindustri. Hal ini dikarenakan
apabila saluran irigasi dalam kondisi baik dan berfungsi maka kebutuhan akan
air dapat terpenuhi dengan efisien dan tidak terjadi kebocoran disepanjang
saluran. Skor kelas untuk saluran irigasi dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Skor kelas untuk faktor saluran irigasi


Skor kelas Kondisi saluran irigasi Keterangan
4 Buruk Buruk
5 Baik Baik

Jalan merupakan parameter yang penting dalam penentuan kawasan


agroindustri, hal ini untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan
16

agroindustri yaitu untuk proses input agroindustri dan pendistribusian produk-


produk agroindustri untuk sampai kepada konsumen atau pasar Skor kelas
untuk faktor kriteria jalan dilihat berdasarkan kondisi jalan kolektor dan jalan
lokal yang ada di Daerah Irigasi Cihea, untuk skor kelas 1 diberikan bagi
daerah yang memiliki jalan dengan kondisi buruk, sementara skor kelas 2
diberikan bagi daerah yang memiliki kondisi jalan yang baik (Tabel 4 )

Tabel 4. Skor kelas untuk faktor jalan


Skor kelas Keterangan
1 Buruk
2 Baik

Energi merupakan faktor penting dalam pengembangan kawasan


agroindustri, hal ini dikarenakan proses pengolahan membutuhkan listrik untuk
setiap prosesnya. Untuk skor energi dalam penelitian ini dianggap sama untuk
setiap daerah karena Daerah Irigasi Cihea disupply oleh PLN secara merata.

Tabel 5. Skor kelas untuk faktor energi


Skor kelas Energi Keterangan
5 PLN Terpenuhi
17

Gambar 3 Diagram alir penelitian


18

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Kawasan Daerah Irigasi Cihea


Daerah Irigasi (DI) Cihea adalah Irigasi teknis tertua di Indonesia yang
dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1879 sampai tahun 1904 dan
mulai berfungsi pada tahun 1914. Secara geografis dan administratif, DI Cihea
merupakan daerah pedataran yang terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Bojongpicung dan Kecamatan Ciranjang, Kab. Cianjur, Jawa Barat dengan luas
areal sawah yang terairi mencapai 5.484 ha. Daerah irigasi tersebut diairi dari
bendung Cisuru/Cisokan dengan sumber air dari Sungai Cisokan.
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air, dalam pasal 41 bahwa DI yang luasnya di atas 3000 ha menjadi kewenangan
pemerintah pusat, maka daerah DI yang luasnya 5.484 ha merupakan kewenangan
pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah secara terus-menerus melakukan
perbaikan dan renovasi jaringan irigasi di DI Cihea, Kabupaten Cianjur.
Konstruksi partisipatif yang melibatkan P3A Mitra Cai bagai wujud kerjasama
antara masyarakat dengan pemerintah telah dilaksanakan dalam bentuk Kerjasama
Pengelolaan Irigasi (KSPI).
Pada DI Cihea terdapat Bendung Cisokan yang merupakan bendungan
peninggalan zaman Belanda (telah ada sejak tahun 1880) mengalami beberapa
kali renovasi dan perbaikan-perbaikan sampai tahun 1890, sejak itu menjadi
bendung permanen, kemudian mendapat biaya rehabilitasi oleh PIJB pada tahun
1988 termasuk program tersierisasi ada tahun 1998/1999. Lokasi daerah studi di
Daerah Irigasi (DI) Cihea, Desa Cibarengkok Kecamatan Bojong Picung
Kabupaten Cianjur. Daerah Irigai (DI) Cihea terletak di tiga kecamatan,yaitu
Kecamatan Ciranjang, Kecamatan Bojong picung dan Kecamatan Haur
Wangi.(Dapat dilihat pada gambar 1). Pembagian Air D.I. Cihea dibagi dalam
3(tiga) Golongan dan melayani 28 Desa dari 3 kecamatan, yaitu : Golongan I
kecamatan Bojong Picung seluas 1.863 ha, Golongan II kecamatan Haurwangi
seluas 1.852 ha dan Golongan III kecamatan Ciranjang seluas 1.769 ha.
Data teknis Daerah Irigasi berupa bangunan dan saluran dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel 6. Data Infrastruktur Daerah Irigasi Cihea

Nama bangunan Jumlah


Bendung 2 buah
Bangunan bagi 3 buah
Bangunan bagi/sadap 10 buah
Bangunan sadap 10 buah
Bangunan Terjun 96 buah
Bangunan Ukur 11 buah
Bangunan Talang 9 buah
Bangunan suplesi 27 buah
Bangunan sypon 3 buah
Gorong-Gorong 23 buah
Got miring 5 buah
Jembatan 20 buah
Jumlah seluruh bangunan 405 buah
Jumlah petak tersier 146 buah
19

Gambar 4. Kondisi real saluran irigasi Daerah Irigasi Cihea

Penduduk disekitar Daerah Irigasi Cihea didominasi bekerja sebagai petani


dengan jumlah penduduk masing-masing desa adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah petani tiap desa


Nama Desa Petani(orang) Buruh tani
Sukarama 756 1160
Sukajaya 1441 1882
Cikondang 710 2845
Jatisari 2049 805
Kemang 1861 412
Cibarengkok 1512 2623
Jati 1155 1045
Bojongpicung 2831 1619
Sukaratu 57 478
Neglasari 2613 1306
Hegarmanah 167 1343
Cihea 802 1301
Sukatani 825 2688
Ramasari 147 4000
Haurwangi 1017 1005
Kertasari 1425 855
Kertamukti 2040 580
Cipeuyeum 1197 630
Mekarwangi 751 143
20

Petani di Cihea Cianjur adalah petani dengan usahatani padi dan palawija.
Intensitas tanam 2 kali tanam padi dan 1 kali tanam palawija dalam satu tahun.
Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang, Mekongga dan IR 64. Produksi
rata-rata 5,6 ton per hektar dengan biaya produksi Rp 3.000.000 per hektar.
Palawija yang dibudidayakan adalah kedelai. Varietas yang digunakan adalah
Argo Mulyo, Anjasmoro, MS Dapros, Burangrang dan Raja Basa. Rata-rata
produksi 1,5 ton/hektar (Anika,2010).

Gambar 5. Peta lokasi penelitian


Adapun kecamatan yang masuk kedalam Daerah Irigasi Cihea adalah 3
kecamatan yang mencakup 28 desa. Berikut disajikan desa dan luasan yang
termasuk ke dalam Daerah Irigasi Cihea.

Tabel 8. Wilayah administrasi 3 kecamatan yang mencakup Daerah Irigasi


Cihea Kabupaten Cianjur

No Nama Kecamatan Nama Desa Luas sawah (ha) Luas bukan sawah (ha)
1 Bojongpicung Sukarama 157,60 205,80
2 Bojongpicung Sukajaya 232,80 164,00
3 Bojongpicung Cikondang 207,50 40,00
4 Bojongpicung Jatisari 243,00 428,00
5 Bojongpicung Kemang 94,100 1195,40
6 Bojongpicung Cibarengkok 184,90 149,00
7 Bojongpicung Jati 296,00 9,00
8 Bojongpicung Bojongpicung 200,40 0,00
9 Bojongpicung Sukaratu 365,50 601,20
10 Bojongpicung Neglasari 269,00 15,00
11 Bojongpicung Hegarmanah 139,00 0,00
12 Haurwangi Cihea 146,70 826,60
13 Haurwangi Sukatani 209,00 2,00
21

14 Haurwangi Ramasari 196,00 0,00


15 Haurwangi Haurwangi 210,00 4,50
16 Haurwangi Kertasari 196,00 57,00
17 Haurwangi Kertamukti 154,30 142,40
18 Haurwangi Cipeuyeum 103,30 10,20
19 Haurwangi Mekarwangi 137,00 0,40
20 Ciranjang Karangwangi 206,08 23,10
21 Ciranjang Gunungsari 397,36 248,50
22 Ciranjang Kertajaya 381,58 191,44
23 Ciranjang Sindangjaya 168,16 211,60
24 Ciranjang Sindangsari 145,12 182,24
25 Ciranjang Cibiuk 222,76 69,32
26 Ciranjang Mekargalih 186,87 48,12
27 Ciranjang Ciranjang 147,41 179,25
28 Ciranjang Nanggalamekar 343,46 133,71

Pemanfaatan lahan untuk kepentingan budidaya, non budidaya dan kawasan


strategis lainnya di Daerah Irigasi Cihea untuk lima tahun terakhir ini belum
mengalami perubahan luasan yang signifikan, terjadi alih fungsi lahan namun
dalam skala kecil. Pemanfaatan lahan terbesar yaitu sektor pertanian (Gambar 6).

Gambar 6. Peta Tata Guna Lahan di sekitar Daerah Irigasi Cihea


22

Penggunaan lahan di Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur dapat dilihat


pada tabel 9.
Tabel 9. Penggunaan lahan di Daerah Irigasi Cihea
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (%)
1 Pertanian tanaman pangan 50.62
2 Perkebunan 25.89
3 Pemukiman 15.39
4 Hutan produksi 4.42
5 Pertambangan 1.59
6 Perairan 2.10
Sumber : Hasil olahan

Berdasarkan hasil perhitungan, penggunaan lahan untuk pertanian


mendominasi Daerah Irigasi Cihea yaitu sebesar 50.621% sehingga
pengembangan dari sektor pertanian sangat diperlukan untuk menunjang
perekonomian masyarakat di daerah tersebut. Kondisi Daerah Irigasi Cihea
sebelumnya adalah daerah pertanian tanpa adanya industri hilir atau pengolahan
lebih lanjut. Petani menjual langsung bahan baku pertanian ke pasar atau
distributor.

Kemiringan lahan

Kemiringan lahan adalah perbedaan ketinggian tertentu pada relief yang


ada pada suatu bentuk lahan. Penentuan kemiringan lahan rata-rata pada tiap
kelompok pemetaan dapat dilakukan dengan membuat hubungan antara titik-titik.
Panjang satu garis menunjukkan kelerengan yang sama. Kemiringan lahan
menunjukkan karakter daerah yang harus dipertimbangkan dalam arahan
penggunaan lahan. Kemiringan lahan tiap daerah berbeda-beda tetapi secara
umum dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Kemiringan lahan
dipengaruhi oleh ketinggian lahan terhadap laut karena semakin dekat dengan laut
semakin cenderung rata. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
23

Gambar 7. Peta Kemiringan lahan Daerah Irigasi Cihea

Keadaan permukaan lahan bervariasi mulai dari datar, landai, curam dan
sangat curam. Daerah datar banyak ditemui di daerah bagian hilir dengan elevasi
200-260 meter. Daerah Irigasi Cihea terletak di daerah datar dan landai (tabel 10)

Tabel 10. Deskripsi kelas lereng


Kelas lereng Interval (%) Deskripsi Luas (ha)
1 0-8 Datar 19048,936
2 8-15 Landai 4036,147
3 15-25 Agak curam 2665,334
4 25-40 Curam 3114,108
5 >40 Sangat curam 2735,106

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Cianjur

Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur tahun


2013-2031 memberikan arahan bahwa Daerah Irigasi Cihea akan dijadikan
sebagai kawasan industri. Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang
secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan industri sehingga dapat berlangsung
secara produktif dan efisien, serta tidak mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan hidup. Berdasarkan RTRW Kabupaten Cianjur tahun 2013 daerah-
daerah yang ditetapkan sebagai industri dapat dilihat pada peta (Gambar 8).
Daerah-daerah tersebut adalah Daerah Irigasi Cihea yang pada dasarnya adalah
daerah pertanian.
24

Alih fungsi untuk daerah pertanian tidak seharusnya dilakukan karena hal
ini akan berdampak pada penyediaan pangan khususnya beras. Oleh karena itu
dalam rangka mensinergikan rencana kawasan industri tersebut maka industri
yang seharusnya ada yaitu industri pengolahan berbasis pertanian sehingga
kawasan pertanian tetap dapat dipertahankan. Dengan adanya industri hilir
(processing) maka diharapkan dapat meningkatkan revenue kawasan tersebut.

Gambar 8. Peta Rencana Kawasan Industri

Daerah yang ditandai pada peta (Gambar 8) adalah daerah yang akan
dijadikan rencana kawasan industri. Berdasarkan proses digitasi dan perhitungan
yang dilakukan , maka kawasan yang akan dijadikan daerah industri adalah seluas
4209,903 ha. Dilihat dari peruntukannya, daerah tersebut didominasi oleh
pemukiman dan sawah beririgasi. Adapun luasan ter-konversi terbesar terdapat di
kecamatan bojongpicung dengan luas 1544,203 ha. Selanjutnya untuk tiap
kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini dengan rincian kecamatan
Haurwangi (5 desa), kecamatan Bojongpicung (2 desa) dan kecamatan Ciranjang
(12 desa).

Tabel 11. Luasan ter-konversi menjadi kawasan industri


Nama kecamatan Luas (ha)
Haurwangi 1132,932
Bojongpicung 1544,203
Ciranjang 1529,792

Perencanaan Nilai Tambah Dan Industri Hilir

Terkait dengan kegiatan pascapanen, diarahkan terutama dalam upaya


peningkatan nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat untuk
membantu proses pengolahan lebih lanjut. Hal ini akan berdampak pada
peningkatan produksi dan harga jual yang berimplikasi pada peningkatan
kehidupan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat umumnya. Disini juga
25

diperlukan kebijakan pemerintah agar nilai tambah dalam pascapanen ini dapat
dinikmati oleh petani. Menurut Jayadinata (1999) bahwa kegiatan produksi
industri (manufactural industries) adalah kegiatan manusia dalam mengubah
barang mentah menjadi barang yang lebih berguna atau barang industri, yaitu
barang setengah jadi dan barang jadi. Dalam kegiatan industri akan terdapat
penambahan nilai atau value adding. Berdasarkan produktivitas setiap kecamatan
di Daerah Irigasi Cihea maka sektor pertanian dengan komoditas padi merupakan
salah satu sektor yang bisa dikembangkan. Hasil samping dari padi yang dapat
dijadikan olahan padi yaitu berupa menir dan chiki dalam bentuk cereal.
Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui agroindustri di
pedesaan dinilai sangat strategis. Strategi peningkatan nilai tambah menurut
Parcel et al. (2010) dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu: 1) menjaring nilai
(capturing value) dan 2) menciptakan nilai (creating value). Peningkatan nilai
tambah produk pertanian merupakan peningkatan pendapatan yang dapat
dilakukan melalui perubahan bentuk produk dari aslinya sebelum dipasarkan,
perubahan pengemasan produk, perubahan cara memasarkan produk serta
mengembangkan unit usaha baru (Born dan Bachmann, 2006). Untuk
pengembangan industri hilir dengan komoditas padi maka pengolahan nya berupa
menir dan chiki sebagai skenario 1 dan RMU serta bekatul sebagai skenario 2.
Rice Milling Unit (RMU) merupakan salah satu sarana off farm dalam
penanganan pascapanen padi. Kapasitas dan jumlah penggilingan beras belum
dapat memenuhi kebutuhan petani, jumlah tempat penggilingan beras saat ini
yaitu 103 tempat penggilingan dengan kapasitas 20800 ton/tahun, 107 tempat
penggilingan dengan kapasitas 9900 ton/tahun dan 31 tempat penggilingan padi
dengan kapasitas 5000 ton/tahun (Dinas Pertanian 2010). Dalam penelitian ini,
direncanakan adanya tempat penggilingan beras yang dapat menampung kapasitas
produksi di sekitar Daerah Irigasi Cihea. Menurut hasil survey, untuk
penggilingan beras dengan kapasitas 1-1.5 ton/ha dibutuhkan luasan sekitar 0.5-1
ha.
Berdasarkan kapasitas giling, penggilingan padi dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu penggilingan padi skala besar (PPB), penggilingan padi skala
sedang/menengah (PPS), dan penggilingan padi skala kecil (PPK). Penggilingan
padi skala besar, yaitu penggilingan padi yang menggunakan tenaga penggerak
lebih dari 60 HP (Horse Power) dan kapasitas produksi lebih dari 1000 kg/jam,
baik menggunakan sistem kontinu maupun diskontinu. PPB sistem kontinu terdiri
dari satu unit penggiling padi lengkap, semua mesin pecah kulit, ayakan, dan
penyosoh berjalan secara kontinu, dengan kata lain masuk gabah keluar beras
giling. PBB diskontinu minimal terdiri dari empat unit mesin pemecah kulit dan
empat unit mesin penyosoh yang dioperasikan tidak sinambung atau masih
menggunakan tenaga manusia untuk memindahkan dari satu tahapan proses ke
tahapan lain. Penggilingan padi skala sedang menggunakan tenaga penggerak 40-
60 HP, dengan kapasitas produksi 700-1000 kg/jam. Umumnya PPS terdiri dari
dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit mesin penyosoh. PPS ini menggunakan
sistem semi kontinu, yaitu mesin pecah kulitnya kontinu, sedangkan mesin
sosohnya masih manual. Penggilingan padi skala kecil ialah penggilingan padi
yang menggunakan tenaga penggerak 20-40 HP, dengan kapasitas produksi 300-
700 kg/jam. Berdasarkan perhitungan bahan baku dan luasan lahan yang
26

direncanakan untuk pengadaan Rice Milling Unit (RMU) dengan kapasitas RMU
sebesar 350 kg/jam maka dibutuhkan RMU sebanyak 72 unit.

Revenue Suatu Kawasan

Pembangunan ekonomi regional pada prinsipnya bertujuan untuk


meningkatkan kesejahteraan yang salah satunya diukur dalam indikator kenaikan
PDRB atau kenaikan pendapatan regional perkapita. Bila pendapatan riil per
kapita masyarakat meningkat maka akan terdapat peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat. Kemajuan yang dialami oleh suatu wilayah dapat dilihat
dari besarnya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan. Angka pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu dari sekian banyak perangkat indikator yang
menunjukkan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk sebagai hasil
pembangunan.
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan penduduk suatu daerah/wilayah adalah PDRB perkapita. PDRB
perkapita penduduk kabupaten Cianjur dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Pada
tahun 2012 PDRB perkapita penduduk kabupaten Cianjur mencapai Rp
22.267.596,59. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku tahun 2009-2012
No Uraian Tahun (Juta rupiah)
2009 2010 2011*) 2012**)
1 Pertanian 6.563.306,96 7.031.453,40 7.690.353,76 8.252.295,46
2 Pertambangan dan Penggalian 22.701,47 22.787,68 25.559,48 26.134,30
3 Industri pengolahan 558.318,48 669.596,09 773.773,49 864.277,74
4 Listrik,Gas dan air bersih 183.213,24 204.176,73 223.345,64 239.598,70
5 Bangunan 593.020,64 639.493,59 724.961,33 803.968,22
Perdagangan,Hotel dan
6 restaurant 4.173.366,15 4.805.272,42 5.568.230,12 6.103.217,46
7 Pengangkutan dan komunikasi 1.678.050,49 1.881.782,69 1.991.120,54 2.132.460,32
Keuangan,persewaan dan jasa
8 perusahaan 768.009,94 763.899,00 818.204,07 890.394,20
9 Jasa-jasa 2.197.752,92 2.487.288,07 2.757.488,28 2.955.250,19
PDRB 16.737.740,29 18.435.749,66 20.573.046,71 22.267.596,59
Sumber : BPS Kabupaten Cianjur

Struktur perekonomian dapat dilihat dari perhitungan PDRB. Berdasarkan


PDRB kabupaten Cianjur dari tahun 2009-2012 terlihat bahwa sektor pertanian
memberikan kontribusi yang besar. Kontribusi ini meningkat sekitar 6 persen dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu pengembangan di sektor pertanian sangat
memungkinkan untuk dilakukan. Revenue kawasan adalah pendapatan yang
diperoleh oleh suatu kawasan yang dapat dihitung berdasarkan income perkapita
dibagi jumlah petani. Adapun revenue kawasan dihitung berdasarkan sebelum dan
27

sesudah terjadinya alih fungsi lahan dalam perencanaan kawasan industri. Berikut
adalah grafik yang menunjukkan revenue kawasan dengan adanya kegiatan on
farm tanpa off farm dan kegiatan on farm ditambah dengan off farm. Kegiatan off
farm yang dimaksud kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan
pemenuhan sarana produksi pertanian, serta kegiatan pasca panen yang dapat
memberikan nilai tambah pada produk pertanian yang diusahakan, dalam hal ini
adalah pengolahan padi lebih lanjut.
Daerah Irigasi Cihea dengan pola tanam padi-padi-palawija dapat
dikembangkan sebagai daerah agroindustri dengan bahan baku yang ada. Adapun
revenue kawasan yang diterima statis, Hal ini dikarenakan tidak adanya industri
hilir dari olahan padi. Dengan adanya pengolahan padi menjadi produk olahan
seperti chiki serta adanya RMU di kawasan tersebut ternyata memiliki dampak
positif dengan adanya kenaikan pada pendapatan per luasan Daerah Irigasi Cihea.
Jika dilihat dari grafik pada saat kawasan hanya menghasilkan padi secara total
tanpa pengolahan hanya menghasilkan revenue sebesar Rp 11.200.000,- hal ini
dikarenakan tidak adanya nilai tambah yang diperoleh. Petani hanya menjual
dalam bentuk gabah dengan harga Rp 4000,-/kg. Namun jika ada pengolahan
lebih lanjut dengan olahan menir maka revenue kawasan juga meningkat sebesar
Rp 22.400.000,- semakin tinggi konversi lahan mengakibatkan pendapatan
(revenue) kawasan menurun, hal ini diakibatkan berkurangnya bahan baku yang
akan diolah.

Gambar 10. Revenue kawasan dengan skenario 2

Dengan adanya skenario 1 yaitu berupa adanya proses on farm dan off farm
maka peningkatan revenue menjadi 2 kali jika dibandingkan dengan hanya proses
on farm saja. Skenario 1 yaitu berupa pengolahan menir menjadi chiki dengan
income nya meningkat sebesar Rp 22.400.000,-
28

Gambar 11. Revenue kawasan dengan skenario 1 dan 2

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jika dilakukan skenario 1 dengan


olahan maka revenue kawasan menjadi 2 kali yaitu sebesar 22.400.000,- dan
apabila dilakukan skenario 2 dengan penambahan RMU maka akan terjadi
peningkatan terhadap revenue 39.760.000,-. Namun konversi lahan tidak perlu
dilakukan untuk mendapatkan revenue kawasan yang optimal, hal ini dikarenakan
apabila konversi yang dilakukan semakin luas, jumlah bahan baku semakin
sedikit. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur akan
menjadikan kawasan industri seluas 4.209,903 ha. Pendekatan kawasan industri
yang ber nilai tambah pada hasil panen sebagai sumber bahan baku produk nilai
tambah akan menjadi dasar kebutuhan alih fungsi lahan. Titik temu antara luasan
panen dan luasan kebutuhan lahan industri merupakan luas optimal. Berdasarkan
analisis tersebut maka diperoleh luasan yang dibutuhkan untuk dikonversi hanya
sebesar 16 persen (Gambar 12). Untuk konversi optimal sebesar 16 persen
dibutuhkan luasan lahan yang untuk Rice Milling Unit (RMU) seluas 257,96 ha
dan processing seluas 460,66 ha dengan rincian luasan setiap desa dapat dilihat
pada tabel 13

Gambar 12. Grafik lahan yang optimal untuk terkonversi


29

Tabel 13 . Luasan lahan sawah yang dikonversi untuk tiap desa


Luas lahan persen sawah terhadap total Luas lahan
Desa sawah (Ha) sawah (%) terkonversi (Ha)
Kertajaya 190,44 14,04 104,768
Sindangjaya 168,16 12,40 92,511
Sindangsari 145,12 10,70 79,836
Ciranjang 147,41 10,87 81,095
Bojongpicung 200,40 14,78 110,247
Sukaratu 365,50 26,96 201,074
Hegarmanah 139,00 10,25 76,469
Jumlah 1356,03 100 746

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air

Pengembangan suatu kawasan menjadi daerah agroindustri memerlukan


perhitungan ketersediaan air di lokasi tersebut. Pada dasarnya, kawasan yang
dikembangkan tergantung pada potensi sumber daya alam yang dimiliki dan
kemampuan daerah tersebut untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
Daerah Irigasi Cihea memiliki sumber daya air dan sumber daya lahan yang bisa
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu dilakukan perhitungan ketersediaan
air di kawasan pengembangan.

Gambaran Umum Kondisi Sumber Air Irigasi

Daerah Irigasi Cihea termasuk kedalam Daerah Irigasi (DI) yang memiliki
sumber air berasal dari Sungai Cisokan. Menurut catatan dari Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air dan Pertambangan, Air sungai Cisokan yang disalurkan ke
saluran-saluran irigasi untuk mengairi areal lahan teknis di DI Cihea diatur
melalui bendung Cisokan yang terletak di Desa Sukarama.Secara fungsional luas
lahan yang dimanfaatkan untuk tanaman padi sawah dan palawija di DI Cihea
secara adalah 5484 Ha. Skema Daerah Irigasi Cihea dapat dilihat pada lampiran 2.
Untuk menghitung besarnya ketersediaan air irigasi yang akan digunakan
untuk mengairi areal sawah yaitu dengan menghitung jumlah debit rata-rata air
sungai yang masuk ke saluran selama 10 tahun (2002-2012).Besarnya debit air
tersebut juga dipengaruhi oleh curah hujan yang terjadi di sekitar daerah irigasi.
Curah hujan wilayah rata-rata yang mewakili areal lokasi penelitian disajikan
pada Gambar 13.
30

Gambar 13. Curah hujan rata-rata Daerah Irigasi Cihea

Menurut klasifikasi iklim oldeman berdasarkan bulan basah dan bulan


kering maka Daerah Irigasi Cihea termasuk dalam tipe iklim D yaitu iklim yang
memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut. Curah hujan tertinggi terdapat di
bulan Nopember yaitu 283.708 mm dan terendah terdapat di bulan Juli yaitu
45.917 mm.
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang jatuh pada suatu areal atau
lahan pertanian, dimana hujan tersebut memberikan kontribusi langsung terhadap
pertumbuhan tanaman atau meningkatkan kadar air tanah atau media tumbuh
sehingga mengurangi kebutuhan air yang harus ditambahkan pada lahan/media
tumbuh tersebut untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Curah hujan efektif
bulanan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Curah hujan efektif harian


31

Curah hujan efektif terendah terdapat pada bulan Juli yaitu sebesar 0.594
mm dan tertinggi terdapat pada bulan September yaitu sebesar 2.335 mm.
Bendung cisokan yang terletak di Desa Sukarama dan mengalir ke desa yang
mencakup Daerah Irigasi Cihea dengan kondisi saluran eksisting dapat dilihat
pada Gambar 15.

Gambar 15. Peta Jaringan Irigasi

Debit andalan

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai yang


tersedia sepanjang tahun dengan besarnya resiko kegagalan tertentu yang dapat
dipakai untuk keperluan diantaranya (seperti irigasi, air minum,PLTA dan lain-
lain). Untuk irigasi biasanya debit andalan 80% (Q80).berikut disajikan grafik
debit andalan (Q80) di Sungai Cisokan. Berdasarkan perhitungan debit andalan
tersebut, kebutuhan air untuk Daerah Irigasi Cihea dapat terpenuhi dengan pola
tanam padi-padi-palawija dengan debit maximum pada Q80 adalah 20.008
m3/detik terjadi pada bulan februari dan debit minimum terjadi pada bulan
september yaitu sebesar 0.553 m3/detik.
32

Gambar 16. Debit andalan

Neraca Air Irigasi Dengan Luasan Eksisting

Sungai Cisokan yang merupakan sumber air untuk DI. Cihea, mengalami
fluktuasi debit yang cukup signifikan,secara keseluruhan ketersediaan debit di
musim hujan cenderung besar bahkan jauh di atas kebutuhan air yang diperlukan
untuk irigasi, Pola tanam yang diterapkan di Daerah Irigasi Cihea pada saat ini
adalah : Padi - Padi – Palawija (Lampiran 1) dengan awal tanam Oktober II,
dengan luas tanam pada setiap musim tanam yaitu : 5484 Ha, 5484 Ha, dan 4120
Ha. Dengan luas tanaman seperti diatas maka Indeks Pertanaman/IP adalah
sebesar 200%. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air normal dari tiga alternatif
pola tanam didapat kebutuhan air normal untuk masing-masing pola tanam.
Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan kebutuhan air dikalikan luas sawah.
Luas sawah yang berada Daerah Irigasi Cihea adalah 5484 ha. Berdasarkan luas
sawah yang ada maka total kebutuhan air normal pada intake disajikan pada
gambar dan lampiran

Gambar 17. Grafik neraca air eksisting DI.Cihea sebelum konversi

Neraca air irigasi dengan luasan sesudah dikonversi


Rencana peruntukan kawasan industri di Daerah Irigasi Cihea yaitu seluas
4209.903 ha sehingga hanya tersisa lahan pertanian seluas 1274.097 ha. Dari
33

luasan yang tersisa maka kebutuhan air untuk pola tanam padi-padi-padi dapat
dihitung berdasarkan kebutuhan air irigasi dari intake (Gambar 18)

Gambar 18. Perbandingan kebutuhan air sebelum dan sesudah konversi lahan

Selanjutnya dengan luasan kawasan industri seluas 4.209,903 ha maka


kebutuhan air dihitung dengan asumsi menggunakan standar kebutuhan air
industri berdasarkan pada proses atau jenis industri yang ada pada wilayah
kawasan industri yang ada dan jumlah pekerja yang bekerja pada industri tersebut.
Kebutuhan air untuk industri dihitung berdasaran kebutuhan air existing yang
digunakan untuk beberapa jenis industri. Perencanaan industri berbasis sektor
pertanian dikategorikan dalam industri sedang dan kecil sehingga membutuhkan
air sebesar 0.15-0.50 liter/detik/ha.
Kebutuhan air untuk agroindustri diperoleh dari total kebutuhan air dari
tenaga kerja dan produk olahan. Semakin banyak lahan yang terkonversi
mengakibatkan kebutuhan air untuk pengolahan jadi sedikit, hal ini dikarenakan
jumlah bahan baku yang menurun juga (dapat dilihat pada grafik gambar 19).
Apabila lahan yang dikonversi secara keseluruhan 5418 ha maka kebutuhan air
untuk industri adalah 20709 liter dan apabila lahan yang dikonversi seluas
4209,903 maka kebutuhan air industrinya adalah 17117 liter/detik.

Gambar 19. Grafik konversi lahan terhadap penurunan bahan baku


34

Dengan asumsi secara nasional produktivitas sebesar 5,6 ton/ha maka


bahan baku yang diperoleh pada saat tidak ada konversi dengan luasan 5484 ha
diperoleh produksi 30.710 ton. Berdasarkan gambar 19 terlihat bahwa
penambahan konversi akan berdampak pada penurunan luasan lahan dan bahan
baku. Pada saat konversi lahan sebesar 1 persen maka luasan lahan menjadi
5429,16 ha dan bahan baku menjadi 30.403,30 ton.

Menentukan Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri

Penentuan lokasi pengembangan untuk kawasan agroindustri dilakukan


berdasarkan telaah pustaka dan analisis mengenai faktor kriteria wilayah
pengembangan yang sesuai dan selanjutnya dipilih faktor yang paling dominan
yang dapat mewakili kriteria pengembangan kawasan agroindustri. Kriteria
tersebut berupa kriteria teknis yang terdiri atas daerah penghasil bahan baku,
akses jalan, jarak lokasi wilayah terhadap pasar, kondisi saluran, kemiringan serta
ketinggian lahan dan energi. Untuk kriteria sosial berupa kelembagaan, DI Cihea
sudah termasuk dalam kriteria baik dengan daftar inventarisasi P3A dapat dilihat
pada lampiran . Untuk menentukan lokasi pengembangan kawasan agroindustri
digunakan metode pembobotan. Pembobotan dilakukan terhadap semua desa yang
terdapat di Daerah Irigasi Cihea berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.

Kriteria Penghasil Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu kriteria yang dipakai dalam penentuan
lokasi kawasan agroindustri karena bahan baku merupakan komponen utama
dalam pengadaan sebuah industri. Salah satu desa penghasil beras terbesar berada
di Kecamatan Ciranjang yaitu Desa Kertajaya dengan produktivitas sebesar 7,82
ton/ha. Pada tahap pembobotan dilakukan dengan memberikan skoring untuk tiap
desa dengan hasil dapat dilihat pada Gambar 20

Gambar 20. Hasil skoring bahan baku


35

Berdasarkan hasil skoring bahan baku terbesar dengan skor pembobotan 5


adalah Desa Kertajaya sedangkan desa dengan bobot terendah terdapat di Desa
Sukarama,Sukajaya,Cikondang,Kemang,Cihea,Sukatani dan Ramasari.

Aksebilitas jalan

Jalan merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kawasan


yang akan dikembangkan. Berdasarkan konsep pengembangan kawasan
agropolitan, jalan merupakan salah satu infrastruktur yang membentuk struktur
ruang yang mendukung pengembangan kawasan. Jalan terbagi atas beberapa jenis,
diantaranya yaitu jalan lokal dan jalan kolektor. Jalan adalah sarana dalam usaha
tani dalam peningkatan produksi. Selain itu dengan adanya jalan memberikan
kemudahan untuk masuknya alat-alat dan mesin pertanian. Dengan adanya jalan
juga maka mempermudah transaksi dalam pendistribusian hasil-hasil pertanian.
Untuk akses jalan di Daerah Irigasi Cihea dapat dilihat pada peta dibawah ini
(Gambar 21). Pembobotan yang dilakukan untuk kriteria jalan yaitu dengan
memberikan penilaian 1-2, Apabila desa memiliki jalan dengan kondisi baik maka
diberikan bobot 2 dan sebaliknya apabila kondisi jalan buruk maka diberikan
bobot 1.

Gambar 21. Peta Jaringan Jalan

Berdasarakan kriteria dengan melakukan skoring maka desa yang memiliki


aksebilitas jalan dapat dilihat pada Gambar 22 (hasil skoring kriteria jalan)
36

Gambar 22. Hasil skoring kriteria jalan

Jaringan Listrik

Pembangkit Listrik yang ada di wilayah penelitian adalah suply listrik dari
PT. PLN unit pembangkit listrik. Selain itu akan dibuat pembangkit listrik dengan
mikrohydro di daerah hulu bendung cisokan. Kebutuhan listrik di wilayah
penelitian hingga kini masih dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
industri, permukiman dan kebutuhan lainnya. Untuk jaringan listrik semua desa
diasumsikan memiliki bobot yang sama.

Jarak Lokasi Wilayah Terhadap Pasar

Para petani di Kabupaten Cianjur belum mendapatkan pengetahuan


mengenai informasi pasar seperti harga jual produk olahan di pasaran sehinnga
keuntungan yang diperoleh para petani sangat kecil. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan fungsi, peran maupun pengaruh sistem kelembagaan menyebabkan
kurangnya informasi pasar yang diperoleh para petani. Menurut literatur
terdahulu, lokasi agroindustri ke pasar yaitu sekitar 2 kilometer. Analisis yang
digunakan adalah buffer terhadap pasar sejauh 2 km dengan kawasan agroindustri.
37

Gambar 23. Hasil skoring pasar

Gambar 24. Hasil skoring saluran irigasi

Skoring saluran di Daerah Irigasi Cihea dilihat berdasarkan kondisi saluran


eksisting di lapangan. Selanjutnya dilakukan pembobotan untuk setiap desa dengan
kondisi saluran dan bangunan yang berbeda-beda. Beberapa desa memiliki kondisi
saluran yang rusak, namun secara keseluruhan kondisi saluran di Daerah Irigasi Cihea
masih termasuk kategori baik.
Skoring dilakukan terhadap faktor-faktor yang telah ditentukan sebelumnya di
masing-masing desa sehingga akan ditemukan lokasi desa dengan bobot terbesar
sebagai desa yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan agroindustri.
38

Hasil pengolahan analisis spasial yang dilakukan, maka diperoleh kawasan yang
potensial untuk dikembangkan (Gambar 26)
Berdasarkan metode pembobotan yang dilakukan terhadap beberapa faktor
seperti bahan baku, pasar, jalan, saluran irigasi dan energi maka diperoleh desa
yang bisa dilakukan pengembangan sebagai daerah industri yaitu ciranjang (20),
sukaratu (20), sindangjaya (21), sindangsari (20), bojongpicung (20), kertajaya
(22), dan Hegarmanah (20).

Gambar 26. Peta wilayah pengembangan agroindustri

Pembahasan Umum

Berdasarkan hasil analisis, maka desa-desa yang terkonversi akan berkurang


dari segi lahan sawahnya. Apabila di desa tersebut ada lahan bukan sawah berupa
tegalan dan lahan kering maka konversi lahan bisa digantikan dengan lahan bukan
sawah. Data luas lahan bukan sawah dengan kemungkinan terkonversi sebagai
industri adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Luasan lahan bukan sawah yang dikonversi untuk tiap desa
Luas lahan bukan sawah Luas lahan
Desa (ha) persen sawah terhadap total sawah (%) terkonversi
Kertajaya 191,44 14,02 104,57
Sindangjaya 211,60 15,49 115,58
Sindangsari 182,24 13,34 99,54
Ciranjang 179,25 13,12 97,91
Bojongpicung 0,00 0,00 0,00
Sukaratu 601,20 44,02 328,39
Hegarmanah 0,00 0,00 0,00
Jumlah 1365,73 100 746,00
39

Di Kabupaten Cianjur terkenal dengan industri tauco yang terbuat dari


bahan baku kedelai. Untuk arahan industri ini dipandang sebagai salah satu
penyumbang untuk peningkatan revenue kawasan untuk Daerah Irigasi Cihea.
Ciranjang merupakan salah satu kecamatan di kawasan Daerah Irigasi Cihea yang
menghasilkan kedelai dalam jumlah besar. Luas tanam, luas panen, produksi dan
produktivitas kedelai di kecamatan ciranjang dalam kurun beberapa tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 15. Kedelai dapat digunakan sebagai bahan pangan
(Gambar 25) dan masih banyak olahan lainnya, namun industri olahan kedelai
yang dapat dikembangkan di daerah ciranjang yaitu susu, tauco, tahu dan tempe.

Tabel 15. Hasil produksi kedelai tiap kecamatan di Daerah Irigasi Cihea
Nama kecamatan Luas tanam Luas panen Produktivitas Produksi Bruto(ton)
Bojongpicung 441 441 15,27 674
Ciranjang 1.262 1.261 16,37 2.064
Haurwangi 881 881 15,75 1.388

Gambar 27. Mata rantai pengolahan industri hilir kedelai


Revenue kedelai sebelum pengolahan hanya berupa kedelai basah dan
kedelai kering dihitung berdasarkan luas panen dan produksi (ton) dikalikan
dengan harga kedelai basah dan kering. Selanjutnya perhitungan revenue
berdasarkan pengolahan yang akan dilakukan di Daerah Irigasi Cihea. Dengan
adanya pengolahan lebih lanjut dari komoditas kedelai maka nilai tambah yang
dihasilkan yaitu sebesar 50,64%, 50,76% dan 56,73%.

Tabel 16 perbandingan revenue kedelai sebelum pengolahan


Nama kecamatan revenue kedelai basah revenue kedelai kering
Bojongpicung 2.707.200.000 4.512.000.000
Ciranjang 7.731.000.000 12.885.000.000
Haurwangi 912.000.000 1.520.000.000
40

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aminah Nur,M.L untuk


pengolahan kedelai menjadi susu rata-rata jumlah output yang dihasilkan selama
satu periode produksi (per hari) adalah sebesar 21,712 Kg susu kedelai, dengan
mengolah kacang kedelai sebanyak 5,8 Kg. Sehingga faktor konversi yang didapat
adalah sebesar 3,7. Nilai konversi ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 Kg
kacang kedelai akan mengasilkan 3,7 kg susu kedelai. Faktor konversi merupakan
perbandingan penggunaan bahan baku dengan output yang dihasilkan (konversi
antar input dan output). Rata-rata harga input (bahan baku) adalah sebesar Rp.
8.650. Rata-rata harga output susu kedelai adalah sebesar Rp.12.700/Kg. Nilai
outputnya adalah Rp. 46.990. Nilai output pada pengolahan kacang kedelai
menjadi susu kedelai ini diperoleh dari hasil perkalian antara faktor konversi
dengan harga output (Rp/Kg). Nilai tambah pada pengolahan kacang kedelai
menjadi susu kedelai adalah sebesar Rp. 22.612/Kg.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Citra untuk olahan kedelai
menjadi tempe dalam skala kecil maka rata-rata produksi tempe selama satu bulan
menghasilkan 12.015 bungkus dengan rata-rata harga per bungkusnya adalah Rp
182,00. Penerimaan rata-rata sebesar Rp 2.163.005,00. Nilai tambah yang
dihasilkan dari pengolahan kedelai menjadi tahu sebesar Rp 8.340,37,- dengan
rasio nilai tambah 50,64%, nilai tambah pengolahan kedelai menjadi tempe
sebesar Rp 8.886,82,- dengan rasio nilai tambah 50,76%, dan nilai tambah
pengolahan kedelai menjadi susu kedelai sebesar Rp 30.970,61,- dengan rasio
nilai tambah 56,73%.
Apabila diasumsikan pada musim tanam ketiga luas lahan 4.120 ha
ditanami dengan kedelai dengan produksi 0,8-1,2 ton/ha maka hasil yang
diperoleh adalah 4944 ton/MT. Dengan adanya pengolahan kedelai menjadi susu
dengan faktor konversi berdasarkan penelitian sebelumnya sebesar 3,7 maka
diperoleh revenue seperti pada tabel 17

Tabel 17. Revenue dengan beberapa hasil olahan kedelai


Produk Bahan
Nama olahan Baku(kg) Input(Rp) Output(Rp) Revenue(Rp)
Kedelai Susu 3.296.000 105.488.480.000 154.879.040.000 49.390.560.000
Tempe 3.296.000 115.122.688.000 234.147.840.000 119.025.152.000
Tahu 3.296.000 25.824.819.200 35.016.704.000 9.191.884.800
Tauco 3.296.000 8.899.200.000 28.675.298.880 19.776.098.880

Berdasarkan perhitungan terhadap revenue kedelai dengan beberapa hasil


olahan, diperoleh revenue tertinggi dengan olahan kedelai menjadi susu kedelai.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Citra bahwa olahan kedelai
menjadi susu memiliki nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan olahan
tahu dan tempe. Untuk revenue total kawasan diperoleh dengan menjumlahkan
revenue untuk pengolahan padi dan revenue pengolahan kedelai (dapat dilihat
pada tabel 18).
41

Tabel 18. Revenue total kawasan dengan beberapa produk olahan


luas lahan tanama revenue total kawasan
(ha) n Produk olahan (Rupiah)
5.484 Padi susu+cereal+olahan bekatul 485.478.240.000
4.120 Kedelai tempe+cereal+olahan bekatul 555.112.832.000
tahu+cereal+olahan bekatul 445.279.564.800
tauco+cereal+olahan bekatul 455.863.778.880

Revenue total kawasan tertinggi diperoleh dari olahan kedelai menjadi


tempe, olahan padi menjadi cereal dan olahan bekatul yaitu sebesar
555.112.832.000 rupiah. Revenue dihitung berdasarkan luasan dan produktivitas
kawasan selama 1 tahun dengan pola tanam padi-padi-palawija dengan asumsi
pada masa tanam ketiga ditanami kedelai dengan luasan 4.120 ha.

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Daerah Irigasi Cihea merupakan daerah yang potensial untuk dikembangkan


dilihat dari ketersediaan sumber daya airnya dengan debit andalan (Q80) debit
maximum yaitu sebesar 20,008 m3/detik dan debit minimum sebesar 0,553
m3/detik. Sedangkan berdasarkan analisis LQ maka pengembangan kawasan
industri di Daerah Irigasi Cihea dapat dijadikan daerah industri dengan olahan
berbasis komoditas padi dan kedelai.
2. Untuk lahan pengembangan kawasan industri dengan luasan yang optimal
terkonversi adalah 16 persen yang terdiri dari Rice Milling Unit (RMU)
seluas 257,96 ha dan processing seluas 460,66 ha. Revenue kawasan tanpa
ada proses pengolahan diperoleh sebesar 11.200.000 rupiah, sementara untuk
revenue kawasan yang diperoleh dengan adanya pengolahan chiki dan cereal
memberikan kenaikan pendapatan sebesar 22.400.000 rupiah dan pengolahan
bekatul dan penambanhan Rice Milling Unit memberikan revenue sebesar
39.760.000 rupiah sehingga pendapatan petani memiliki kenaikan menjadi 3
kali dengan ratio revenue sebesar 3,55.
3. Berdasarkan analisis spasial dengan metode overlay dan skoring faktor –
faktor untuk menentukan lokasi kawasan maka daerah yang bisa dijadikan
lokasi pengembangan untuk industri adalah Ciranjang, Sukaratu,
Sindangjaya, Sindangsari, Bojongpicung, Kertajaya, dan Hegarmanah.

Saran

1. Penelitian ini diharapkan bisa dilanjutkan dengan analisis dari aspek


lingkungan terhadap agroindustri yang telah direncanakan.
2. Dibutuhkan corporate farming dengan basis koperasi di Daerah Irigasi
Cihea
42

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita,Rahardjo.2010 Pembangunan kawasan dan tata ruang edisi


pertama.Graha Ilmu : Yogyakarta

Ahmad A. 2003. Kincir Air Untuk Irigasi. Padang: Pusat Studi Irigasi-Sumberdaya
Air, Lahan dan Pembangunan Universitas Andalas.

Aminah Nur ML.2013.Analisis Nilai Tambah Dalam Pengolahan Susu Kedelai Pada
Skala Industri Rumah Tangga di Kota Medan.Faperta Universitas Sumatera
Utara : Medan

Anika,Nova.2010.Model Pengembangan Prasarana Usahatani Tingkat Tersier di


Lahan Sawah Beririgasi.Tesis.Institut Pertanian Bogor : Bogor

Anonim, 1986, Standar Perencanaan Irigasi Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi


KP-01, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Anwar,A.1999 Desentralisasi Spasial Melalui Pembangunan Agropolitan, dengan


Mereplikasi Kota-Kota Menengah-Kecil di Wilayah Perdesaan. Makalah
Lokakarya Pendayagunaan Sumberdaya Pembangunan Wilayah di Propinsi
Riau, Pekanbaru.

Aronoff S. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective.


WDL Publ. Otawa

Austin J.E. 1992. An Agroindustrial Project Analysis. Critical Design Factors.


EDI Series in Economic Development. The John Hopkinds University Press,
Baltimore and London

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten


Cianjur.2013.Rencana Kawasan Industri Kabupaten Cianjur.RTRW Cianjur
2013. Cianjur

[BPS]Badan Pusat Statistik.2012.Kecamatan Dalam Angka.BPS : Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum.1993. Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993


Kementrian Pekerjaan Umum : Jakarta

Dinas Pertanian.2006. Laporan Tahunan 2000-2010. Dinas Pertanian Kabupaten


Cianjur

[ESRI] Environmental System Research Institute. 2009. Introduction to Programming


ArcObjectsTM Using the Microsoft® .NET Framework. ESRI. Californis, USA.

Friedman and Allonso. 2008. Regional and Developement Planning.Earth


sciences : New Zealand
43

Jayadinata,J.T.1999.Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perdesaan, Perkotaan


dan Wilayah. Penerbit ITB : Bandung

Meryani,Nora.2008.Analisis Usaha Tani dan Tata Niaga Kedelai di Kecamatan


Ciranjang Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor : Bogor

Nur friday et al.2012. Studi Penetapan Kebutuhan Lahan Teknis Sebagai


Penggerak Pembangunan Desa Menuju Kawasan Agro Industri di Kabupaten
Konawe, Sulawesi Tenggara. Jurnal irigasi vol 2 tahun 2012. Balai Irigasi :
Bekasi

Nusa, MI. 1991.Pengaruh Interval Waktu Pemberian Air Irigasi terhadap


Kebutuhan Air Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Petak Sawah. [Skripsi].
Padang: Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

Parcel J, Brees M, dan Giddens N. 2010. Adding Value, Ag Decision Maker, Dept
Of
Agricultural Economics, University of Missouri

Purwanto, M.Y.J et al.2003. Laporan akhir penyusunan Rencana Induk


Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Toba Samosir. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor :
Bogor

Ron Hood.1998.Economic Analysis : Location Quatient.Primer.Principal Sun


Region Associates,Inc

Rusastra,I.W,dkk.Pembangunan ekonomi pedesaan berdasarkan


agribisnis.Analisisis kebijakan : Pembangunan pertanian andalan berwawasan
agribisnis.Monograph series No 23. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Pertanian

Sitorus,S.R.P.Pengembangan Sumber Daya Lahan Berkelanjutan (Edisi


Kedua).Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Lahan.
Jurusan Tanah. Institut Pertanian Bogor : Bogor

Smith T.R, Menon S, Starr J.L, Estes J.E. 1987. Requirement and principles for the
implementationand construction of large –scale geographic information system.
International J of Geographical InformationSystem : 1 : 13 – 31.

Starr L E, Anderson K E. 1991. Development of GIS-related activities at the Ordance


Survey. In : Maguire D J,Goodchild M F, Rhind D W (eds.) Geographical
Information Systems: Principles and Applications: 2: 23-38.

Soekartawi.1990.Pembangunan Pertanian.Penerbit PT Raja Grafindo Persada :


Jakarta
44

Soewarno, 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data, Jilid 1
Nova : Bandung

Sukandar,N.W.H.2000.Analisis nilai tambah dan prospek pengembangan industri


pengolahan ubi kayu (Perbandingan Metode M. Dawamrahardjo dan
Hayami). Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian .Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor : Bogor
45

LAMPIRAN
46

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober NovemberDesember
19,186 26,409 26,283 22,953 23,147 2,204 2,204 1,976 5,776 0,984 4,204 13,016
23,245 23,147 22,953 31,870 32,064 2,204 2,204 1,656 5,776 0,732 4,204 6,776
26,409 19,014 18,820 41,875 23,147 2,204 2,204 1,656 6,640 0,732 4,972 9,797
37,021 32,162 31,983 19,014 19,014 2,204 2,204 1,448 5,776 0,658 4,972 6,708
28,321 36,947 36,849 15,969 15,969 2,204 2,204 1,160 4,972 0,584 5,776 6,708
32,236 32,162 31,870 15,969 16,033 2,824 2,824 1,160 4,972 4,972 12,469 15,843
26,209 26,507 26,215 19,014 16,033 3,484 3,484 1,160 4,972 6,363 4,972 32,006
23,147 23,245 22,953 19,014 16,033 2,824 2,824 0,984 4,204 5,501 10,801 23,021
91,087 90,887 90,095 15,969 16,033 3,484 3,484 2,204 4,972 4,972 3,484 23,021
37,021 36,947 36,849 42,103 16,033 11,339 11,339 1,656 4,204 3,724 3,484 23,021
23,147 23,281 23,021 32,128 19,078 11,339 11,339 1,160 4,204 3,724 2,824 12,537
32,162 32,198 32,064 19,078 19,078 11,339 11,339 1,160 4,972 2,201 4,204 15,813
32,236 32,198 32,064 16,033 19,014 11,339 11,339 1,160 4,204 1,656 9,791 9,797
26,409 26,543 26,409 16,033 19,014 8,033 8,033 1,093 6,640 1,656 13,845 12,573
18,888 19,148 19,014 19,078 19,014 5,293 5,293 0,984 4,972 1,160 22,953 6,676
31,78 32,05 31,83 23,07 19,25 5,49 5,49 1,37 5,15 2,64 7,53 14,49

32,034 23,147 23,147 14,911 15,969 5,293 5,293 1,160 2,978 1,160 9,729 9,797
26,339 19,014 19,014 17,956 15,969 3,335 3,335 1,160 2,978 0,812 7,971 15,843
25,034 15,911 15,969 22,953 15,969 3,335 3,335 1,160 2,978 0,732 9,797 23,021
23,117 19,014 19,112 17,956 15,969 2,204 2,204 0,984 2,978 0,656 15,843 41,943
32,034 12,469 12,663 22,953 15,969 2,204 2,204 1,160 2,978 0,656 18,888 15,843
23,117 19,014 18,888 17,956 15,969 2,204 2,204 1,656 2,978 0,584 15,843 9,729
26,339 23,147 23,147 41,911 15,969 2,204 2,204 1,092 2,978 0,584 15,843 22,991
22,039 25,507 26,409 41,911 15,969 2,204 2,204 1,160 2,978 0,732 9,729 18,888
26,379 19,014 22,947 18,820 19,014 2,204 2,204 0,812 2,978 0,732 8,541 18,820
18,984 23,147 23,147 14,911 19,014 2,204 2,204 1,092 2,978 0,732 23,021 26,233
22,034 23,147 32,064 11,605 19,014 2,204 2,204 0,984 2,978 0,656 6,708 36,753
22,034 23,147 32,162 18,820 19,014 2,204 2,204 0,732 2,978 3,484 6,708 23,021
42,069 32,162 42,167 15,775 19,014 2,204 2,204 0,732 2,978 6,573 6,640 1,888
32,064 42,167 26,507 18,820 19,014 2,204 2,204 0,732 2,978 6,573 9,729 15,843
23,147 19,112 11,605 19,014 2,204 2,204 0,732 2,978 2,824 9,729 12,469
12,064 19,112 11,605 2,204 0,656 2,978 3,784
25,55 22,86 23,47 20,03 17,39 2,56 2,54 1,00 0,00 1,95 11,65 19,54
47

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
15,897 15,811 11,441 22,953 41,911 5,776 1,864 0,732 0,732 0,388 3,484 7,771
12,591 15,811 14,747 18,820 41,911 5,292 1,864 0,732 0,732 0,388 3,484 7,771
9,851 12,505 11,441 18,820 41,911 4,972 1,864 0,732 0,732 0,388 3,484 9,729
15,897 18,856 11,441 18,820 43,504 4,972 1,656 0,732 0,732 0,388 3,484 9,729
12,591 15,811 14,747 18,820 38,447 4,812 1,656 0,732 0,732 3,768 3,484 7,771
8,093 15,811 17,792 15,775 61,067 4,812 1,353 0,732 0,732 3,768 3,484 7,771
6,640 15,811 17,792 9,729 31,906 4,204 1,353 0,732 0,732 9,729 3,484 9,729
6,640 12,505 14,749 7,771 31,906 3,912 1,353 0,732 0,584 15,775 4,204 22,953
5,452 12,505 17,792 6,640 52,351 3,484 1,353 0,732 0,584 7,771 4,204 22,953
6,640 18,856 17,792 6,640 41,911 2,824 1,446 0,732 0,584 6,64 3,484 9,729
5,452 18,856 11,441 6,640 31,906 4,976 1,256 0,732 0,584 5,776 3,484 7,771
6,640 15,811 11,441 6,640 31,906 5,776 1,256 0,732 0,584 5,776 2,824 9,729
4,812 18,856 8,701 182,616 76,711 6,112 1,256 0,732 0,452 6,64 2,824 7,771
4,508 12,505 11,441 73,349 41,911 5,776 1,256 0,732 0,452 4,204 2,824 7,771
4,056 15,811 8,701 73,349 31,906 5,776 1,352 0,732 0,452 3,484 11,207 7,771
8,38 15,74 13,43 32,49 42,74 4,90 1,48 0,73 0,63 4,99 3,96 10,45

4,204 14,441 8,701 83,955 15,811 3,484 1,160 2,204 0,420 15,775 12,469 9,729
4,204 21,925 23,882 70,035 15,811 3,484 1,160 0,732 0,420 9,729 12,469 15,775
3,485 75,647 21,925 70,035 15,811 2,204 1,160 0,732 0,420 31,87 7,771 15,775
2,952 21,925 17,792 67,860 9,765 2,204 1,160 1,092 0,420 31,87 22,953 15,775
2,324 75,647 14,747 71,166 9,765 2,204 1,160 1,092 0,420 4,204 15,775 22,953
2,204 21,925 14,747 22,953 6,640 2,204 1,160 31,870 0,420 3,484 15,775 15,775
2,204 21,925 14,747 18,820 6,640 2,204 1,092 9,729 0,420 3,484 15,775 15,775
8,381 17,792 11,441 18,820 6,640 6,676 1,092 1,656 0,420 3,484 15,775 16,936
4,972 17,792 11,441 28,953 5,776 6,676 1,092 1,092 0,420 4,204 12,469 16,936
5,776 17,792 8,701 18,820 5,776 5,776 1,092 1,092 0,420 4,204 12,469 16,936
6,640 21,925 14,747 7,921 5,776 3,484 1,092 0,812 0,420 4,204 15,775 1,575
6,676 21,925 14,747 15,775 5,776 2,824 0,984 0,812 0,420 4,972 9,729 1,575
12,537 14,747 17,792 15,775 5,776 2,824 0,984 0,732 0,420 4,972 9,729 9,729
76,711 14,747 17,792 22,989 5,776 2,324 0,984 0,732 0,420 4,972 7,771 9,729
22,989 14,441 14,747 26,251 5,776 2,324 0,984 0,812 0,420 3,484 7,771 9,729
15,811 14,747 5,776 0,732 0,812 0,420 3,484 7,771 16,936
11,379 26,306 15,169 37,342 8,318 3,393 1,068 3,500 8,650 12,640 13,227
48

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober NovemberDesember
15,775 21,125 41,875 6,64 9,729 31,87 1,656 0,388 0,388 0,216 1,656 0,388
22,953 16,992 41,875 6,64 6,64 22,953 1,656 0,388 0,388 0,216 1,656 0,388
18,74 13,947 311,87 6,64 6,64 9,729 1,656 0,388 0,388 0,216 0,388 0,388
18,74 16,992 22,953 6,64 6,64 7,771 1,552 0,388 0,388 0,216 2,824 0,388
15,775 21,125 22,953 31,87 15,775 5,776 1,552 0,388 0,388 0,216 1,656 0,388
15,775 24,389 22,953 22,953 15,775 5,776 1,552 0,388 0,388 4,204 1,656 0,388
15,775 24,389 22,953 25,38 22,953 4,972 1,552 0,388 0,388 1,656 3,484 0,732
15,775 24,387 22,953 15,775 9,729 4,972 1,448 0,388 0,388 0,388 4,972 0,732
31,87 40,047 22,953 15,775 22,953 4,972 1,448 0,388 0,388 0,388 2,824 0,388
31,87 34,827 25,38 12,469 22,953 4,66 1,448 0,388 0,388 0,216 1,656 0,388
22,953 34,827 15,775 12,469 15,775 4,66 1,552 0,388 0,388 0,216 1,16 0,388
22,953 30,042 15,775 15,775 15,775 4,66 1,552 0,388 0,388 0,216 0,732 1,656
22,953 30,042 41,875 22,953 15,775 4,356 1,552 0,388 0,388 0,216 0,732 0,732
18,74 30,042 22,993 31,87 9,729 4,356 1,552 0,388 0,388 0,216 0,584 0,732
15,775 24,387 22,953 41,875 9,729 4,356 1,552 0,388 0,388 0,216 0,584 0,388
20,43 25,84 45,21 18,38 13,77 8,39 1,55 0,39 0,39 0,60 1,77 0,56

15,775 40,047 22,953 31,87 6,64 3,912 1,552 0,388 0,302 0,216 0,388 0,732
15,775 34,827 18,74 41,875 6,64 3,912 3,484 0,388 0,302 1,352 0,388 0,732
18,74 34,827 15,775 41,875 6,64 3,484 3,348 0,388 0,302 1,16 0,388 0,388
18,74 34,827 15,775 41,875 6,64 3,484 2,824 0,388 0,302 0,732 0,388 0,216
15,775 44,832 15,775 52,315 6,64 2,824 2,824 0,388 0,302 0,216 0,388 0,216
15,775 44,832 18,74 64,495 6,64 2,824 2,204 0,388 0,302 0,216 0,388 2,824
15,775 50,487 18,74 46,66 6,64 2,824 2,204 0,388 0,302 0,216 0,732 0,732
22,953 40,047 18,74 41,875 6,64 2,444 1,978 0,388 0,302 0,216 0,732 4,056
18,749 40,047 18,74 52,815 6,64 2,444 1,978 0,388 0,302 0,216 0,388 4,056
15,775 34,827 18,74 41,875 6,64 2,444 1,978 0,388 0,302 0,216 0,388 28,24
15,775 30,042 18,74 41,875 6,64 2,088 1,978 0,388 0,302 0,216 0,526 28,24
15,775 44,832 22,953 26,215 6,64 2,088 1,978 0,388 0,302 0,216 1,656 12,469
18,74 74,847 18,74 26,215 6,64 1,864 1,978 0,388 0,302 2,824 0,732 9,729
15,775 15,775 22,953 6,64 1,864 2,088 0,388 0,302 2,824 0,732 12,469
15,775 12,469 22,953 6,64 18,664 2,088 0,388 0,302 1,656 0,779 9,729
9,729 6,64 2,088 0,388 0,302 1,656
17,045 42,255 17,570 39,849 6,640 3,811 2,286 0,388 0,302 0,884 0,600 7,655
49

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
7,771 31,870 31,870 41,903 64,495 31,870 6,640 2,204 0,732 0,388 15,775 11,860
7,771 52,315 31,870 41,903 52,315 41,875 6,640 2,204 0,732 0,388 22,953 9,729
7,771 41,875 31,870 41,903 52,315 31,870 5,776 2,204 0,732 0,388 9,738 22,953
7,771 31,870 31,870 41,903 41,875 22,953 4,972 2,204 0,732 0,388 5,776 22,953
6,640 31,870 31,870 41,903 41,875 41,875 4,972 2,088 0,732 0,388 15,775 26,215
5,776 31,870 31,870 31,898 41,875 41,875 6,640 2,088 0,656 3,348 22,953 18,820
5,776 26,215 41,875 31,898 41,875 41,875 6,640 2,088 0,656 3,348 41,875 18,820
5,776 64,495 52,315 41,903 41,875 31,870 6,640 1,978 0,656 3,348 22,953 15,775
5,776 41,875 41,875 41,903 41,875 31,870 4,972 1,978 0,656 2,088 15,775 70,035
5,776 41,875 31,870 52,343 31,870 31,870 4,972 1,978 0,656 2,088 31,870 64,495
5,776 31,870 26,215 64,523 31,870 22,870 4,508 1,978 0,656 2,088 31,870 41,875
5,776 31,870 22,953 41,903 31,870 9,738 4,204 1,978 0,388 1,092 31,870 31,870
5,776 41,875 64,495 52,343 31,870 9,738 4,204 1,760 0,388 1,092 41,875 18,820
5,776 41,875 41,875 64,523 31,870 9,138 3,484 1,760 0,388 0,656 31,870 26,215
5,776 41,875 41,875 41,903 31,870 9,138 3,484 1,656 0,388 0,656 31,870 41,875
6,37 39,03 37,10 44,98 40,77 27,36 5,25 2,01 0,61 1,45 24,99 29,49

3,484 41,875 41,875 76,703 31,870 9,738 3,484 1,656 0,388 1,656 31,870 49,731
3,484 41,875 41,875 52,343 15,775 9,738 3,484 1,656 0,388 1,160 22,953 20,369
3,484 52,315 41,875 41,903 15,775 12,469 3,484 1,448 0,388 1,160 22,953 20,369
3,484 41,875 31,870 41,903 15,775 12,469 3,484 1,448 0,388 0,896 15,775 20,369
3,484 41,875 22,953 41,903 12,469 12,469 3,348 1,448 0,388 0,896 9,738 16,236
3,484 64,495 21,285 31,898 12,469 9,738 3,348 1,160 0,388 12,469 7,771 20,369
22,953 41,875 21,285 31,898 12,469 9,738 3,212 1,160 0,388 2,204 5,776 23,631
31,870 41,875 21,285 31,898 9,729 7,771 3,212 1,160 0,388 1,656 5,776 23,631
22,953 41,875 21,285 52,343 9,729 6,640 3,212 1,092 0,388 2,204 4,972 29,286
15,773 41,875 21,285 41,903 9,729 6,640 3,212 1,092 0,388 15,775 4,204 29,286
31,870 76,675 21,285 41,903 7,771 6,640 2,948 0,896 0,388 2,204 4,204 29,286
31,870 41,875 24,547 41,903 6,640 6,288 2,948 0,896 0,388 1,656 3,484 49,731
41,875 31,870 24,547 41,903 6,640 6,288 2,948 0,732 0,388 1,656 3,484 39,291
31,870 21,285 90,623 6,640 6,288 2,948 0,732 0,388 1,160 4,204 29,286
52,315 21,285 187,628 22,953 6,288 2,224 0,656 0,388 1,160 6,640 29,286
31,870 50,647 106,283 22,953 17,888 0,388 1,160 23,631
21,01 46,33 28,15 59,68 13,71 8,61 3,17 2,20 0,39 3,07 10,25 28,36
50

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
30,842 40,847 22,953 15,079 11,773 4,972 0,812 0,656 0,516 1,160 64,495 12,649
30,842 40,847 22,953 15,079 15,079 4,972 0,812 0,656 0,516 1,160 64,495 12,649
40,847 30,842 19,690 18,124 15,079 4,972 0,812 0,656 0,516 1,160 58,405 31,87
40,847 30,842 19,690 18,124 18,124 4,972 0,732 0,656 0,516 12,469 52,315 31,87
51,287 25,187 19,690 22,257 18,124 4,508 0,732 0,656 0,516 12,469 46,66 22,953
25,187 25,187 22,953 22,257 18,124 4,508 0,732 0,732 0,516 12,469 36,655 22,953
40,847 14,747 22,953 41,179 15,079 4,204 0,732 0,732 0,516 9,729 31,87 15,775
35,627 14,747 27,955 41,179 11,773 4,204 0,732 0,732 0,516 9,729 26,215 15,775
30,842 14,747 27,955 63,799 11,773 4,204 0,732 0,732 0,516 9,729 76,585 15,775
30,842 17,792 41,875 41,179 9,033 3,912 0,732 0,656 0,656 5,776 64,495 12,649
21,925 17,792 70,035 41,179 9,033 3,912 0,732 0,656 0,656 2,824 58,405 12,649
21,925 14,747 41,875 41,179 7,075 3,912 0,732 0,656 0,656 2,824 58,405 12,649
14,747 14,747 41,875 89,899 5,292 3,484 0,656 0,656 0,584 2,824 52,315 7,771
8,701 14,747 41,875 51,619 5,292 3,484 0,656 0,656 0,584 2,204 52,315 7,771
6,743 14,747 41,875 41,179 4,972 3,484 0,656 0,656 0,516 2,204 41,875 7,771
28,80 22,17 32,41 37,55 11,71 4,25 0,73 0,68 0,55 5,92 52,37 16,24

21,925 11,441 31,870 41,179 4,972 2,824 0,732 1,160 0,838 2,204 41,875 64,495
21,925 11,441 31,870 41,179 4,972 2,824 0,732 1,160 0,838 15,775 36,655 64,495
17,792 11,441 64,495 75,979 4,660 2,824 0,732 1,160 0,838 15,775 36,655 58,405
14,747 21,925 41,875 51,619 4,660 2,444 0,732 1,256 0,838 9,729 31,87 58,405
17,792 21,925 76,675 51,619 4,204 2,444 0,732 1,256 0,838 15,775 26,215 58,405
8,701 17,792 52,315 51,619 4,204 2,444 0,656 1,256 0,838 12,469 22,953 41,875
8,701 17,792 41,875 41,179 5,944 2,204 0,656 1,160 0,838 41,875 22,953 31,875
11,441 17,792 41,875 31,174 5,944 2,204 0,656 1,160 0,838 41,875 31,87 22,953
8,701 14,747 31,870 31,174 4,660 1,864 0,656 1,160 0,838 31,870 41,875 22,953
11,441 17,792 31,870 22,257 4,660 1,864 0,656 0,838 31,870 31,87 15,775
17,792 21,925 22,953 22,257 4,204 1,656 0,656 0,838 31,870 26,215 9,729
14,747 21,925 9,729 15,079 3,912 1,656 0,656 0,838 26,215 15,775 9,729
21,925 17,792 9,729 15,079 3,912 1,448 0,656 0,732 0,838 26,215 12,469 7,771
21,925 21,925 9,729 15,079 3,484 1,448 0,656 2,088 0,838 22,953 9,729 6,081
51,287 7,771 11,773 3,484 1,256 0,656 2,088 0,838 22,953 9,729 5,459
40,847 7,771 3,484 0,656 0,838 22,953 5,132
19,481 17,690 32,142 34,550 4,460 2,094 0,680 1,303 0,838 23,274 26,581 30,221
51

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
4,204 51,451 12,469 11,941 11,605 4,972 1,656 0,732 0,732 6,64 2,088 9,738
4,204 51,451 12,469 11,941 11,605 4,972 1,656 0,732 0,732 6,64 1,656 9,738
4,204 63,631 12,469 11,941 11,605 4,972 1,656 0,732 0,732 6,64 1,256 9,738
4,204 57,541 9,729 15,247 11,605 4,972 1,656 0,584 0,732 6,64 1,656 22,953
4,204 51,451 9,729 15,247 8,865 4,972 1,656 0,584 0,584 6,64 1,656 15,775
4,204 41,101 9,729 22,425 8,865 4,972 1,656 0,584 0,584 6,64 6,968 15,775
4,204 31,006 7,771 22,425 8,865 4,972 1,656 0,584 0,584 6,64 12,797 12,469
13,339 22,089 15,775 18,292 8,865 3,484 1,448 0,584 0,584 12,469 42,203 18,82
13,339 22,089 15,775 18,292 22,089 3,484 1,448 0,584 0,584 9,729 23,281 9,738
10,033 22,089 22,953 15,247 22,089 3,484 1,448 0,584 2,204 7,771 23,281 9,738
10,033 17,956 22,953 15,247 22,089 3,484 1,448 0,584 2,204 6,64 23,281 9,738
7,293 17,956 22,953 15,247 22,089 2,824 1,448 0,584 1,656 5,776 42,203 12,469
7,293 17,956 18,82 11,941 11,605 2,824 1,448 0,584 1,656 5,776 23,281 15,775
7,293 14,911 18,82 11,941 11,605 2,824 1,448 0,584 0,896 5,776 12,797 12,469
5,335 14,911 15,775 11,941 11,605 2,824 1,448 0,584 0,896 4,972 16,103 9,738
6,89 33,17 15,21 15,29 13,67 4,00 1,55 0,61 1,02 7,03 15,63 12,98

7,293 31,006 15,775 9,21 14,911 3,484 1,448 0,656 3,768 2,204 15,775 8,23
7,293 25,351 15,775 9,21 14,911 3,484 1,448 0,656 3,768 1,656 12,469 6,263
29,454 25,351 12,469 9,21 14,911 3,912 1,448 0,656 3,768 1,656 21,215 6,263
29,454 31,006 12,469 9,21 14,911 3,912 1,448 0,656 3,768 2,008 22,953 6,263
23,779 31,006 12,469 11,941 31,006 3,912 1,352 0,656 3,768 2,008 22,953 5,132
23,779 35,791 9,729 11,941 31,006 3,484 1,352 0,656 3,768 6,64 22,953 4,508
34,219 35,791 9,729 15,247 22,089 3,484 1,352 0,656 3,768 6,64 18,82 4,508
34,219 31,006 9,729 15,247 22,089 3,484 1,352 0,656 3,768 6,64 15,775 4,508
29,454 31,006 18,82 15,247 22,089 3,484 1,352 0,656 3,768 6,64 12,469 4,508
29,454 25,351 18,82 18,292 14,911 3,484 1,352 0,656 3,768 6,112 12,469 21,445
34,219 25,351 18,82 18,292 14,911 3,484 1,352 0,656 3,768 6,112 15,775 21,445
34,219 25,351 52,315 15,247 14,911 3,484 1,16 1,092 3,768 4,204 15,775 30,362
29,454 22,089 52,315 15,247 11,605 3,484 1,16 1,092 3,768 4,204 22,953 21,445
29,454 46,66 9,21 11,605 3,484 1,16 0,732 3,768 3,768 15,775 21,445
23,779 46,66 7,243 11,605 3,484 1,16 0,732 3,768 3,768 15,775 14,267
23,779 46,66 11,605 1,16 0,732 3,768 3,484
26,46 28,88 24,95 12,67 17,44 3,57 1,32 0,72 3,77 4,23 17,59 12,04
52

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
11,605 17,956 18,82 18,82 14,107 15,664 15,392 6,301 21,285 15,775 15,775 26,215
8,865 17,956 18,82 18,82 14,107 15,664 15,392 6,301 21,285 15,775 12,469 64,495
8,865 14,911 22,953 15,775 14,107 12,619 9,041 9,041 21,285 12,469 12,469 58,405
14,911 11,605 36,655 15,775 10,801 12,619 9,041 9,041 17,152 12,469 22,953 41,875
14,911 11,605 36,655 15,775 10,801 9,313 9,041 19,525 17,152 12,469 18,82 41,875
17,956 22,089 31,87 12,469 8,07 9,313 12,347 19,525 17,152 12,469 18,82 58,405
17,956 22,089 26,215 12,469 8,07 9,313 12,347 12,347 14,107 9,729 15,775 52,315
31,006 25,351 26,215 12,469 21,285 6,582 12,347 12,347 14,107 9,729 9,729 41,875
31,006 25,351 22,953 9,729 21,205 6,582 19,525 12,347 17,152 9,729 9,729 36,655
25,351 35,791 18,82 9,729 8,061 6,582 19,525 9,041 17,152 9,729 9,729 31,87
22,089 35,791 18,82 9,729 8,061 4,615 15,392 9,041 30,202 7,771 7,771 26,215
17,956 31,006 15,775 7,771 17,152 4,615 15,392 6,301 30,202 7,771 7,771 26,215
17,956 31,006 15,775 7,771 17,152 19,797 15,392 6,301 8,061 7,771 26,215 22,953
17,956 31,006 12,469 6,64 14,107 19,797 12,347 9,041 21,785 22,953 22,953 22,953
14,991 22,089 12,469 12,469 14,107 15,664 12,347 9,041 21,785 18,82 22,953 18,82
18,22533 23,7068 22,35227 12,414 13,41287 11,24927 13,65787 10,3694 19,32427 12,36187 15,5954 38,07606667

14,991 22,089 41,875 9,729 14,107 15,664 15,664 12,347 18,78 18,82 18,82 18,82
11,605 17,956 41,875 9,729 10,801 12,619 15,664 38,442 18,78 12,469 18,82 18,82
11,605 17,956 36,655 7,771 10,801 19,797 12,619 38,442 18,78 31,87 18,82 15,775
8,865 14,911 31,87 5,776 10,801 19,797 19,797 33,227 18,78 31,87 15,775 15,775
8,865 14,911 31,87 5,776 17,152 15,664 19,797 33,227 18,78 21,215 15,775 15,775
11,605 31,006 22,953 5,776 17,152 15,664 15,664 28,442 18,78 21,215 15,775 12,469
14,911 31,006 22,953 5,776 14,107 12,619 15,664 19,525 18,78 21,215 12,469 12,469
14,911 31,006 36,655 5,776 14,107 12,619 12,619 19,525 18,78 15,757 12,469 31,87
22,009 35,791 36,655 5,776 10,801 9,313 12,619 15,392 18,78 15,757 22,953 26,215
14,911 41,011 36,655 5,776 10,801 9,313 9,313 15,392 18,78 15,757 22,953 22,953
31,006 41,011 31,87 4,972 14,107 6,582 9,313 12,347 18,78 22,953 26,215 15,775
41,011 31,006 26,215 4,972 14,107 6,582 6,582 12,347 18,78 22,953 26,215 15,775
41,011 25,351 18,87 4,972 17,152 4,615 6,582 9,041 18,78 22,953 22,953 15,775
31,006 31,87 15,775 17,152 4,615 4,613 9,041 18,78 15,775 31,87 12,469
31,006 26,215 9,729 17,152 19,797 4,613 6,301 18,78 15,775 26,215 12,469
22,089 16,313 21,285 19,797 6,301 18,78 15,775
20,71 27,31 30,71 7,21 14,47 12,35 12,56 19,33 18,78 20,13 20,54 17,55
53

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
8,701 14,747 5,612 12,469 22,257 11,441 3,484 3,212 0,516 0,452 31,87 22,953
8,701 10,747 5,612 9,729 41,129 21,925 3,484 3,212 0,516 0,452 26,215 18,82
14,747 10,747 5,612 9,729 35,959 17,792 3,484 3,212 0,516 0,452 22,953 18,82
10,747 6,743 5,612 7,771 31,174 14,747 3,484 2,824 0,516 0,452 18,82 15,775
10,747 6,743 8,701 7,771 25,519 11,441 3,484 2,824 0,516 0,452 18,82 15,775
10,747 8,701 8,701 7,771 25,519 11,441 3,484 2,824 0,516 0,452 15,775 12,469
8,701 8,701 6,743 6,64 22,257 8,701 3,484 2,824 0,516 0,452 15,775 9,729
8,701 5,612 11,441 6,64 22,257 8,701 3,484 2,824 0,516 0,452 12,469 7,771
8,701 5,612 14,747 6,64 22,257 6,743 3,484 2,824 0,516 6,64 12,469 6,64
21,925 5,612 14,747 6,64 18,124 6,743 3,484 2,824 0,516 0,452 9,729 6,64
17,792 21,925 11,441 22,953 18,124 6,743 3,484 2,824 0,516 6,64 9,729 18,82
14,747 17,792 11,441 18,82 18,124 4,204 3,212 2,444 0,516 4,972 26,215 36,655
10,747 14,747 11,441 15,775 15,079 4,204 3,212 2,444 0,516 0,452 36,655 31,87
6,743 14,747 8,701 15,775 15,079 4,204 3,212 2,444 0,516 0,452 31,87 22,953
5,612 10,747 8,701 12,469 11,773 4,204 3,212 2,444 0,516 0,452 26,215 22,953
11,20393 10,9282 9,283533 11,1728 22,9754 9,548933 3,411467 2,800267 0,516 1,5784 21,0386 17,90953333

5,612 10,747 6,743 12,469 22,257 4,204 3,212 2,204 0,484 0,452 15,775 18,82
10,747 8,701 21,925 12,469 18,124 3,484 3,212 2,204 0,484 0,452 18,82 18,82
10,747 6,743 17,792 9,729 18,124 3,484 3,212 2,204 0,484 0,452 15,775 15,775
8,701 6,743 17,792 64,495 15,079 3,484 3,212 2,204 0,484 0,452 15,775 15,775
8,701 5,612 14,747 64,495 15,079 3,484 3,212 2,204 0,484 0,452 31,87 12,469
6,743 5,612 8,701 52,315 25,519 3,484 3,212 1,864 0,484 0,452 31,87 12,469
14,747 5,612 6,743 41,875 22,257 3,484 3,212 1,864 0,484 0,452 58,405 9,729
10,747 5,612 5,612 36,655 18,124 3,484 3,212 1,864 0,484 0,452 52,315 9,729
10,747 5,612 5,612 36,655 18,124 3,348 3,212 1,864 0,484 6,64 41,875 22,953
8,701 5,612 11,441 36,655 15,079 3,348 3,212 1,554 0,484 12,469 64,495 46,66
6,743 5,612 11,441 31,87 15,079 3,348 3,212 1,552 0,484 12,469 58,405 36,655
5,612 5,612 17,792 26,215 11,773 3,348 3,212 1,552 0,484 6,64 52,315 31,87
5,612 5,612 14,747 26,215 11,773 3,348 3,212 1,552 0,484 6,64 36,655 26,215
5,612 14,747 26,215 15,079 3,348 3,212 1,256 0,484 15,775 31,87 26,215
17,792 14,747 22,953 15,079 3,348 3,212 1,256 0,484 15,775 22,953 22,953
14,747 11,441 14,773 3,212 1,256 0,484 12,469
9,52 6,42 12,63 33,42 16,96 3,47 3,21 1,78 0,48 5,78 36,61 21,81
54
54

No Luas dan kebutuhan air Tahun 2012 Tahun 2013 Keterangan


Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Jun Juli Agust Sept Okt
II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I
1 Gol Jenis tanaman MT I MT II MT III
I Padi 1852 1852 0
Palawija 0 0 1803
Tebu 0 0 0
II Padi 1769 1769 0
Palawija 0 0 1769
Tebu 0 0 0
III Padi 1863 1863 0
Palawija 0 0 0
Tebu 0 0 0
2 Keb air disawah = Gol I 2315 2315 1343 1342,7 1342,7 1342,7 1342,7 1342,7 555,6 2083,5 2083,5 1574,2 1574,2 1574,2 1574,2 1574,2 555,6 270,45 270,45 270,45 270,45 270,45 270,45 270,45
luas * keb air Gol II 265,4 2211,3 2211 1282,53 1282,5 1282,5 1282,5 1282,5 1283 530,7 1990,13 1990,13 1503,65 1503,65 1503,65 1503,65 1503,65 1503,65 530,7 265,35 265,35 265,35 265,35 265,35
(liter/ha) Gol III 276,9 276,9 2329 2328,75 1350,7 1350,7 1350,7 1350,7 1351 1350,68 558,9 2095,88 2095,88 1583,85 1583,85 1583,85 1583,85 1583,85 1583,5 558,9 276,9 276,9 276,9 276,9
Jumlah 2857 4803,2 5883 4953,98 3975,9 3975,9 3975,9 3975,9 3189 3964,88 4632,53 5660,21 5173,73 4661,7 4661,7 4661,7 3643,1 3357,95 2384,65 1094,7 812,7 812,7 812,7 812,7 Faktor
3 Keb air dipintu tersier = 3572 6003,9 7353 6192,48 4969,9 4969,9 4969,9 4969,9 3986 4956,1 5790,66 7075,26 6467,16 5827,13 5827,13 5827,13 4553,88 4197,44 2980,81 1368,38 1015,88 1015,88 1015,88 1015,88 tersier
jumlah (2) * faktor tersier 1,25
4 kebutuhan lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Taksiran kehilangan di jaringan 428,6 720,47 882,4 743,1 596,39 596,39 596,39 596,39 478,3 594,73 694,88 849,03 776,06 699,21 699,21 699,21 699,21 546,42 357,71 164,21 121,91 121,91 121,91 121,91 Kehilangan
utama air rata2
6 Total kebutuhan air di bendung 4000 6724,4 8236 6935,58 5566,3 5566,3 5566,3 5566,3 4464 5550,83 6485,54 7924,29 7243,22 6526,34 6526,34 6526,34 5253,09 4743,86 3338,52 1532,59 1137,79 1137,79 1137,79 1137,79 15%
7 Debit andalan 3990 21040 8890 29280 10460 21040 10910 35530 20870 37100 19500 37550 18540 37060 19310 13360 12720 5490 5830 3480 8520 4370 3390 7030
8 Neraca air -10,15 14316 654,2 22344,4 4893,7 15474 5343,7 29964 16406 31549,2 13014,5 29625,7 11296,8 30533,7 12783,7 6833,67 7466,92 746,143 2491,48 1947,42 7382,22 3232,22 2252,22 5892,22
Faktor k
55

Luas Keterangan
Areal Fungsi Jaringan Kondisi
No Nomenklatur Jenis Bangunan
(Ha) Berfungsi Kurang Tidak Baik Rusak Rusak
Berfungsi Berfungsi Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Olakan mercu dan Pintu
1 Bcsk 0 Bendung 5.484 Ö Ö pembuang
2 Bcsk 1a Penguras Ö Ö
3 Bcsk 1b Penguras Ö Ö
4 Bcsk 1c Talang Ö Ö
5 Bcsk 1d Penguras Ö Ö
6 Bcsk 1e Suplisi Ö Ö
7 Bcsk 1f Suplisi Ö Ö
8 Bcsk 1g Penguras Ö Ö Pintu pembuang rusak
9 Bcsk 1h Bang. Ukur Ö Ö Tidak terpakai
10 Bcsk 1i Talang Ö Ö Tangan - tanghan & Plesteran
11 Bcsk 1j Suplisi Ö Ö Tembok rusak
12 Bcsk 1k Kubangan Ö Ö Tidak berfungsi
13 Bcsk 1l Jembatan Orang Ö Ö Dipasang tangan - tangan
14 Bcsk 1 Sadap 4,25 Ö Ö
15 Bcsk 2a Suplisi Ö Ö
16 Bcsk 2b Talang Ö Ö Plesteran dan tangan-tangan
17 Bcsk 2 Sadap 3,25 Ö Ö
P. Penguras Macet,sayap
18 Bcsk 3a Suplisi & Penguras Ö Ö suplisi
19 Bcsk 3 Sadap 30,5 Ö Ö
20 Bcsk 4a Jembatan Ö Ö Badan Loneng & tangan2 rusak
21 Bcsk 4b Suplisi Ö Ö

55
56
56

22 Bcsk 4c Suplisi Ö Ö
23 Bcsk 4 Sadap 7,15 Ö Ö
24 Bcsk 5a Suplisi Ö Ö
25 Bcsk 5b Suplisi Ö Ö
26 Bcsk 5c Talang Ö Ö
27 Bcsk 5d Suplisi Ö Ö
28 Bcsk 5 Sadap 4,5 Ö Ö
49,65
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
29 Bcsk 6a Jembatan Ö Ö
30 Bcsk 6b Gorong2 & Penguras Ö Ö
31 Bcsk 6ki1 Sadap 14,7 Ö Ö
32 Bcsk 6ki2 Sadap 64,7 Ö Ö
33 Bcsk 6ki3 Sadap 24,7 Ö Ö
34 Bcsk 7a Terjun Ö Ö
35 Bcsk 7b Kubangan Ö Ö
36 Bcsk 7c Terjun Ö Ö
37 Bcsk 7d Terjun Ö Ö
38 Bcsk 7e Terjun Ö Ö
39 Bcsk 7f Terjun Ö Ö
40 Bcsk 7g Terjun Ö Ö
41 Bcsk 7h Terjun Ö Ö
42 Bcsk 7 Sadap 15,3 Ö Ö
43 Bcsk 8a Terjun Ö Ö Siaran dan Plesteran
44 Bcsk 8 Sadap 12 Ö Ö
45 Bcsk 9a Terjun Ö Ö
46 Bcsk 9b Terjun Ö Ö
57

47 Bcsk 9c Terjun Ö Ö
48 Bcsk 9 Sadap 116,15 Ö Ö
49 Bcsk 10a Terjun Ö Ö
50 Bcsk 10b Jembatan Ö Ö
51 Bcsk 10c Terjun Ö Ö
52 Bcsk 10d Terjun Ö Ö
53 Bcsk 10e Terjun Ö Ö
54 Bcsk 10f Gorong - gorong Ö Ö
55 Bcsk 10g Penerjun/Penguras Ö Ö
56 Bcsk 10h Jembatan Ö Ö Siaran dan Plesteran
57 Bcsk 10ki1 Sadap 44,5 Ö Ö Siaran dan Plesteran
58 Bcsk 10ki2 Sadap 17,8 Ö Ö Siaran dan Plesteran
59 Bcsk 10ka Sadap 67,78 Ö Ö Siaran dan Plesteran
60 Bcsk 11a Terjun Ö Ö
61 Bcsk 11b Gorong - gorong Ö Ö
62 Bcsk 11c Penguras Ö Ö
63 Bcsk 11ki Sadap 31,5 Ö Ö
64 Bcsk 11ka Sadap 10,5 Ö Ö
419,63
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
65 Bcsk 12a Terjun Ö Ö
66 Bcsk 12b Gorong - gorong Ö Ö
67 Bcsk 12c Terjun Ö Ö
68 Bcsk 12 Sadap 86 Ö Ö
69 Bcsk 13a Gorong - gorong Ö Ö
70 Bcsk 13b Jembatan Ö Ö
71 Bcsk 13c Terjun Ö Ö

57
58

58
72 Bcsk 13ki Bagi Sadap 25,7 Ö Ö
73 Bcsk 13ka Sadap 12,5 Ö Ö
74 Bcsk 14a Bang. Ukur Ö Ö
75 Bcsk 14b Olakan Ö Ö
76 Bcsk 14c Talang Ö Ö
77 Bcsk 14 Sadap 30 Ö Ö
78 Bcsk 15a Gorong - gorong Ö Ö
79 Bcsk 15 Sadap 56 Ö Ö Sayap rusak
80 Bcsk 16a Jembatan Ö Ö
81 Bcsk 16 Bagi Ö Ö
82 Bcsk 17a Got Miring Ö Ö
83 Bcsk 17b Terjun Ö Ö
84 Bcsk 17 Gorong 2 & Bagi Ö Ö
85 Bcsk 18a Bang. Ukur Ö Ö Tidak terpakai
86 Bcsk 18 Sadap 5,5 Ö Ö
87 Bcsk 19a Suplisi Ö Ö Gorong - gorong bocor
88 Bcsk 19 Sadap 7 Ö Ö Gorong - gorong bocor
89 Bcsk 20a Gorong - gorong Ö Ö Siaran dan Plesteran
90 Bcsk 20 Sadap 49 Ö Ö
91 Bcsk 21a Suplisi Ö Ö
92 Bcsk 21b Jembatan Ö Ö
93 Bcsk 21c Sypon Ö Ö
94 Bcsk 21 Sadap 48 Ö Ö Bangunan ukur
95 Bcsk 22 Sadap 11 Ö Ö Cetget
96 Bcsk 23a Talang Ö Ö Lantai kali
97 Bcsk 23 Sadap 111 Ö Ö Pasangan lining
98 Bcsk 24a Jembatan Ö Ö
59

99 Bcsk 24b Gorong - gorong Ö Ö Sayap Kali


100 Bcsk 24c Terjun Ö Ö
101 Bcsk 24 Sadap 32 Ö Ö Got miring dan pasangan lining
102 Bcsk 25a Jembatan Ö Ö
473,7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
103 Bcsk 25b Gorong - gorong Ö Ö Sayap hancur
104 Bcsk 25c Gorong - gorong Ö Ö
105 Bcsk 25d Jembatan Ö Ö
106 Bcsk 25 Sadap 7 Ö Ö Plesteran dan urugan
107 Bcsk 26a Suplisi Ö Ö
108 Bcsk 26b Jembatan Ö Ö
109 Bcsk 26c Gorong - gorong Ö Ö
110 Bcsk 26 Sadap 113 Ö Ö
111 Bcsk 27a Suplisi Ö Ö
112 Bcsk 27b Jembatan Ö Ö Siaran
113 Bcsk 27 Sadap 116,3 Ö Ö Siaran
114 Bcsk 28a Gorong - gorong Ö Ö Siaran
115 Bcsk 28b Kubangan Ö Ö Siaran
116 Bcsk 28 Sadap 41 Ö Ö Siaran
117 Bcsk 29a Jembatan Ö Ö Siaran
118 Bcsk 29b Suplisi Ö Ö Siaran
119 Bcsk 29c Gorong - gorong Ö Ö Siaran
120 Bcsk 29 Sadap 51,25 Ö Ö Bangunan ukur rusak
121 Bcsk 30a Jembatan Ö Ö
122 Bcsk 30 Sadap 60 Ö Ö Gorong gorong & Lantai terjun
123 Bcsk 31a Terjun Ö Ö Sayap Bangunan

59
60

60
124 Bcsk 31b Pembuang Ö Ö Pintu
125 Bcsk 31 Sadap 74 Ö Ö Badan Bocor
126 Bcsk 32a Terjun Ö Ö Sayap rusak
127 Bcsk 32b Suplisi Ö Ö Bangunan tidak ada
128 Bcsk 32 Sadap 102 Ö Ö Bangunan tidak ada
129 Bcsk 33a Terjun Ö Ö Badan Bocor
130 Bcsk 33b Jembatan Ö Ö Badan Bocor
131 Bcsk 33c Suplisi Ö Ö Siaran dan Plesteran
132 Bcsk 33ki Sadap 58,55 Ö Ö Bangunan ukur rusak
133 Bcsk 33ka Sadap 11 Ö Ö Siaran bocor
134 Bcsk 34a Kubangan Ö Ö
135 Bcsk 34kitg Sadap 123 Ö Ö
136 Bcsk 34ki2 Sadap 103,35 Ö Ö
137 Bcsk 6tg Bang. Bagi Ö Ö
138 Bcsk 6tg1a Alat Ukur Ö Ö
860,45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
139 Bcsk 6tg1b Terjun Ö Ö
140 Bcsk 6tg1c Terjun Ö Ö
141 Bcsk 6ki1d Terjun Ö Ö
142 Bcptt 1a Bang. Ukur Ö Ö Harus dipindahkan
143 Bcptt 1 Sadap 11,7 Ö Ö
144 Bcptt 2 Sadap 39,5 Ö Ö Tidak berfungsi
145 Bcptt 3a Jembatan Ö Ö Dipertinggi
146 Bcptt 3 Sadap 10 Ö Ö Gorong pintu sayap
147 Bcptt 4a Gorong - gorong Ö
148 Bcptt 4 Sadap 15 Ö
61

149 Bcptt 5a Jembatan Ö


150 Bcptt 5ki1 Sadap 59,5 Ö
151 Bcptt 5ki2 Sadap 94 Ö
152 Bcptt 5ka Sadap 71,35 Ö
153 Bcptb 1a Bang. Ukur Ö Ö Sayap rusak
154 Bcptb 1 Sadap 33 Ö Ö Pintu / Alat Ukur
155 Bcptb 2a Terjun Ö
156 Bcptb 2b Suplisi Ö
157 Bcptb 2c Jembatan Ö
158 Bcptb 2d Terjun Ö
159 Bcptb 2e Suplisi Ö
160 Bcptb 2f Jembatan Ö Ö Plesteran
161 Bcptb 2 Sadap 69 Ö Ö
162 Bcptb 3 Sadap 99,25 Ö Ö Sadap Bocor
163 Bcptb 4a Terjun Ö
164 Bcptb 4 Sadap 11 Ö
165 Bcptb 5a Got Miring Ö Ö
166 Bcptb 5b Penguras Ö Ö Pintu rusak
167 Bcptb 5c Terjun Ö
168 Bcptb 5d Terjun Ö
169 Bcptb 5e Terjun Ö
170 Bcptg 5f Terjun Ö Ö Plesteran
171 Bcptb 5g Gorong - gorong Ö
172 Bcptb 5h Jembatan Ka Ö
173 Bcptb 5ki Sadap 71,2 Ö Ö Bocor
174 Bcptb 5ka Sadap 67,8 Ö Ö Bocor
652,3

61
62

62
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
175 Bcptb 6a Gorong - Gorong Ö
176 Bcptb 6b Saringan Ö Ö Gorong diperbesar
177 Bcptb 6c Jembatan Ka Ö Ö Pintu
178 Bcptb 6ki Sadap 12,5 Ö
179 Bcptb 6ka Sadap 62,5 Ö Ö
Pintu penguras lapuk dan
180 Bcrj 0 Bendung 1769 Ö Ö plesteran
181 Bcrj 1a Penguras Ö Ö
182 Bcrj 1 Sadap 7,5 Ö Ö
Sayap gompal Papan OP tidak
183 Bcrj 2a Bang. Ukur Ö Ö ada
184 Bcrj 2 Sadap 16.5 Ö Ö Papan OP tidak ada
Stang pintu, plesteran dan
185 Bcrj 3ki1 Sadap 6,75 Ö Ö siaran
Stang pintu, plesteran dan
186 Bcrj 3ki2 Sadap 16 Ö Ö siaran
187 Bcrj 4 Sadap 6,5 Ö Ö Scot balk,sayap kanan gompal
188 Bcrj 5a Gorong - Gorong Ö Ö
189 Bcrj 5b Jembatan Ö Ö Tembok loneng
190 Bcrj 5c Suplisi Ö Ö Badan bangunan bocor
191 Bcrj 5d Suplisi Ö Ö Badan bangunan bocor
192 Bcrj 5e Suplisi Ö Ö Badan bangunan bocor
193 Bcrj 5ki Sadap 15,25 Ö Ö
194 Bcrj 5ka Sadap 8,5 Ö Ö Peninggian sayap udik
195 Bcrj 6a Jembatan Ö Ö
196 Bcrj 6ki Sadap 43,5 Ö Ö
197 Bcrj 6ka Sadap 27,25 Ö Ö Siaran dan stang pintu
63

198 Bcrj 7a Terjun Ö Ö Siaran dan stang pintu


199 Bcrj 7 Sadap 42,25 Ö Ö Peninggian sayap, Siaran
200 Bcrj 8a Jembatan Ö Ö Peninggian sayap, Siaran
Tembok sayap dan gorong
201 Bcrj 8 Sadap 41,25 Ö Ö gorong
Plesteran dan siaran/sayap
202 Bcrj 9a Terjun Ö Ö gompal
Plesteran dan siaran/peninggian
203 Bcrj 9 Sadap 96,75 Ö Ö udik
204 Bcrj 10a Jembatan Ö Ö Badan jembatan dan sayap baru
205 Bcrj 10b Sypon Ö Ö
206 Bcrj 10ki1 Sadap 36,75 Ö Ö
207 Bcrj 10ki2 Sadap 32,5 Ö Ö
208 Bcrj 10ka Sadap 88,5 Ö Ö
209 Bcrj 11a Jembatan Ö Ö Siaran, tangan tangan
210 Bcrj 11 Bagi Sadap Ö Ö Pintu bagi dan pintu sadap
2224,75
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
211 Bcrj 11ki Sadap 133,5 Ö Ö Pintu sadap, siaran da plesteran
212 Bcrj 11ka1 Sadap 41 Ö Ö Pintu sadap, siaran da plesteran
213 Bcrj 11ka2 Sadap 28 Ö Ö Pintu sadap
214 Bcrj 12a Bang. Ukur Ö Ö Badan bocor
215 Bcrj 12b Terjun Ö Ö Plesteran dan Siaran
216 Bcrj 12ki Sadap 25,25 Ö Ö Plesteran dan Siaran
Gorong - gorong bocor dan
217 Bcrj 12ka Sadap 33,25 Ö Ö pelesteran
218 Bcrj 13 Bang. Bagi Ö Ö Plesteran dan Siaran
219 Bcrj 14a Jembatan Ö Ö Plesteran dan Siaran

63
666
64

64
220 Bcrj 14b Terjun Ö Ö Sayap hulu kiri rusak
Plesteran,siaran dan
221 Bcrj 14 Sadap 60,75 Ö Ö Peninggian
222 Bcrj 15 Sadap 32 Ö Ö
223 Bcrj 16 Sadap 79,85 Ö Ö
224 Bcrj 17a Jembatan Ö Ö
225 Bcrj 17 Sadap 36,25 Ö Ö
226 Bcrj 18a Jembatan Ö Ö Loneng kanan
227 Bcrj 18b Terjun Ö Ö Plesteran dan Siaran
228 Bcrj 18 Sadap 19,25 Ö Ö Plesteran dan Siaran
229 Bcrj 19a Got Miring Ö Ö Plesteran
230 Bcrj 19b Jembatan Ö Ö Tangan - tangan
231 Bcrj 19 Sadap 20,25 Ö Ö
232 Bpd 1a Bang. Ukur Ö Ö
233 Bpd 1ki Sadap 50 Ö Ö Bocoran siaran
234 Bpd 1ka Sadap 78,25 Ö Ö Plesteran dan siaran
235 Bpd 2a Terjun Ö Ö Plesteran dan siaran
236 Bpd 2b Terjun Ö Ö Plesteran dan siaran
237 Bpd 2c Terjun Ö Ö Suplisi rusak
238 Bpd 2ki Sadap 72,45 Ö Ö Sayap kanan udik
239 Bpd 2ka Sadap 69,75 Ö Ö Sayap kanan udik
240 Bckr 1a Bang. Ukur Ö Ö
241 Bckr 1 Sadap 14 Ö Ö Pintu sadap dan plesteran rusak
242 Bckr 2 Sadap 3 Ö Ö Pintu sadap tidak ada
243 Bckr 3ki Sadap 65,25 Ö Ö Sayap kanan kiri rusak
244 Bckr 3ka Sadap 7,75 Ö Ö
245 Bckr 4a Terjun Ö Ö
65

246 Bckr 4 Sadap 12,5 Ö Ö Bak alat ukur


874,55
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
247 Bckr 5ki Sadap 51,75 Ö Ö Pintu sadap rusak
248 Bckr 5ka Sadap 76,5 Ö Ö Pintu sadap rusak
249 Bnh 1 Sadap 39,75 Ö Ö
250 Bnh 2a Jembatan Ö Ö
251 Bnh 2b Terjun Ö Ö
252 Bnh 2c Terjun Ö Ö
253 Bnh 2ki Sadap 27 Ö Ö
254 Bnh 2ka Sadap 56 Ö Ö
255 Bcbt 1a Bang. Ukur Ö Ö
256 Bcbt 1b Jembatan Ö Ö
257 Bcbt 1c Jembatan Ö Ö
258 Bcbt 1ki1 Sadap 54 Ö Ö Pintu sadap rusak
259 Bcbt 1ki2 Sadap Ö Ö Pintu sadap rusak
260 Bcbt 2a Gorong - gorong Ö Ö Sayap bangunan rusak
261 Bcbt 2 Sadap 25,45 Ö Ö Pintu sadap rusak
262 Bcbt 3a Terjun Ö Ö Plesteran dan peninggian sayap
263 Bcbt 3ki Sadap 33,75 Ö Ö Pintu sadap rusak
264 Bcbt 4a Terjun Ö Ö
265 Bcbt 4b Jembatan Ö Ö
266 Bcbt 4c Terjun Ö Ö
267 Bcbt 4 Sadap 36,75 Ö Ö Siaran plesteran
268 Bcdk 0 Bang. Ukur Ö Ö
269 Bcdk 1a Terjun Ö Ö
270 Bcdk 1b Terjun Ö Ö

65
66

66
271 Bcdk 1c Terjun Ö Ö
272 Bcdk 1d Terjun Ö Ö
273 Bcdk 1e Jembatan Ö Ö Loneng dan tembok sayap
274 Bcdk 1f Terjun Ö Ö
275 Bcdk 1ki Sadap 49 Ö Ö
276 Bcdk 1ka Sadap 6 Ö Ö
277 Bcdk 2a Terjun Ö Ö
278 Bcdk 2b Jembatan Ö Ö
279 Bcdk 2ki Sadap 66 Ö Ö
280 Bcdk 2ka Sadap 17 Ö Ö Daun pintu ruksak
281 Bcdk 3 Sadap 18 Ö Ö
282 Bcdk 4a Jembatan Ö Ö
556,95
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
283 Bcdk 4 Sadap 22 Ö Ö
284 Bcdk 5a Terjun Ö Ö Tembok badan retak
285 Bcdk 5b Jembatan Ö Ö
286 Bcdk 5 Sadap 42 Ö Ö
287 Bcdk 6a Terjun Ö Ö Bocoran dan retak
288 Bcdk 6b Terjun Ö Ö
289 Bcdk 6c Got Miring Ö Ö Plesteran dan pasangantembok
290 Bcdk 6d Suplisi Ö Ö
291 Bcdk 6e Jembatan Ö Ö
292 Bcdk 6 Sadap 16 Ö Ö Gorong-gorong rusak
293 Bcdk 7a Jembatan Ö Ö
294 Bcdk 7b Terjun Ö Ö
295 Bcdk 7c Got Miring Ö Ö
67

296 Bcdk 7 Sadap 10 Ö Ö Peningian sayap 0,30 m


297 Bcdk 8 Sadap 30 Ö Ö Plesteran dan Siaran
298 Bcdk 9 Sadap 11,5 Ö Ö
299 Bcdk 10 Sadap 22,5 Ö Ö
300 Bcdk 11a Terjun Ö Ö Jembatan pelayanan rusak
301 Bcdk 11b Jembatan Ö Ö
302 Bcdk 11ki Sadap 39 Ö Ö
303 Bcdk 11ka Sadap 20 Ö Ö
304 Bcdk 12a Jembatan Ö Ö
305 Bcdk 12 Sadap 6 Ö Ö
306 Bcdk 13a Got Miring Ö Ö Plesteran dan pasangan tembok
307 Bcdk 13b Suplisi Ö Ö
308 Bcdk 13c Jembatan Ö Ö
309 Bcdk 13d Jembatan Ö Ö
310 Bcdk 13e Jembatan Ö Ö
311 Bcdk 13ki Sadap 66,5 Ö Ö
312 Bcdk 13ka Sadap 8,5 Ö Ö
313 Bcdk 14a Kubangan Ö Ö
314 Bcdk 14b Gorong - gorong Ö Ö
315 Bcdk 14ki Sadap 28 Ö Ö Gorong-gorong rusak
316 Bcdk 14ka Sadap 29 Ö Ö Pasangan tembok bocor
317 Bcdk 15a Jembatan Ö Ö
318 Bcdk 15ki Sadap 32 Ö Ö
383
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
319 Bcdk 15ka Sadap 24 Ö Ö Gorong-gorong rusak
320 Bcdk 16a Gorong - gorong Ö Ö

67
68

68
321 Bcdk 16 Sadap 3 Ö Ö
322 Bcdk 17a Penguras Ö Ö Plesteran
323 Bcdk 17b Gorong - gorong Ö Ö
324 Bcdk 17c Gorong - gorong Ö Ö
325 Bcdk 17d Jembatan Ö Ö
326 Bcdk 17ki Sadap 30 Ö Ö Pintu sadap tidak ada
327 Bcdk 17ka Sadap 2 Ö Ö
328 Bcdkt 1a Bang. Ukur Ö Ö
329 Bcdkt 1b Terjun Ö Ö
Tembok bocor dan peningian
330 Bcdkt 1ki Sadap 72 Ö Ö sayap
331 Bcdkt 1ka Sadap 27 Ö Ö
332 Bcdkt 2a Jembatan Ö Ö
333 Bcdkt 2b Gorong - gorong Ö Ö
334 Bcdkt 2ki Sadap 37,5 Ö Ö
335 Bcdkt 2ka Sadap 28,5 Ö Ö
336 Bcdkt 3a Jembatan Ö Ö
337 Bcdkt 3ki Sadap 69 Ö Ö
338 Bcdkt 3ka Sadap 9 Ö Ö
339 Bcdkt 4a Terjun Ö Ö Plesteran dan pasangan sayap
340 Bcdkt 4b Suplisi Ö Ö
341 Bcdkt 4 Sadap 30,02 Ö Ö
342 Bcdkt 5a Got Miring Ö Ö Plesteran dan siaran
343 Bcdkt 5b Suplisi Ö Ö Plesteran dan siaran
344 Bcdkt 5c Jembatan Ö Ö
345 Bcdkt 5d Terjun Ö Ö
346 Bcdkt e Terjun Ö Ö
69

347 Bcdkt 5f Terjun Ö Ö


348 Bcdkt 5ki1 Sadap 60 Ö Ö
349 Bcdkt 5ki2 Sadap 14 Ö Ö
350 Bcbk 1a Bang. Ukur Ö Ö
351 Bcbk 1b Suplisi Ö Ö
352 Bcbk 1 Sadap 16 Ö Ö
353 Bcbk 2a Terjun Ö Ö Pintu dan alat ukur tidak ada
354 Bcbk 2b Terjun Ö Ö Hancur
422,02
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
355 Bcbk 2c Terjun Ö Ö Plesteran dan Siaran
356 Bcbk 2 Sadap 28,25 Ö Ö Pintu sadap dan gorong2 rusak
357 Bcbk 3a Terjun Ö Ö Plesteran dan Siaran
358 Bcbk 3b Jembatan Ö Ö Plesteran dan Siaran
359 Bcbk 3c Terjun Ö Ö Plesteran dan Siaran
360 Bcbk 3 Sadap 75 Ö Ö Pintu hilang
361 Bcbk 4ki Sadap 60,5 Ö Ö
362 Bcbk 4ka Sadap 21 Ö Ö
363 Bcbk 5ka Sadap 24 Ö Ö
364 Bcbk 6ki Sadap 58,5 Ö Ö
365 Bcbk 6ka Sadap 12 Ö Ö
366 Bcbka 1a Bang. Ukur Ö Ö
367 Bcbka 1b Cowalon Ö Ö
368 Bcbka 1c Talang Ö Ö Plesteran dan Siaran
369 Bcbka 1 Sadap 9 Ö Ö
370 Bcbka 2a Gorong - gorong Ö Ö
371 Bcbka 2b Talang Ö Ö Tembok sayap rusak

69
70

70
372 Bcbka 2c Cowalon Ö Ö
373 Bcbka 2ki Sadap 14 Ö Ö
374 Bcbka 3ki Sadap 34 Ö Ö
336,25
Jumlah
Areal 7.253
71

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 20
Maret 1990 dari ayah Ahmad Rabai dan ibu Megawati.
Penulis adalah putri pertama dari delapan bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bagan
Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Riau dan pada tahun
yang sama diterima di Jurusan Teknik Pertanian
Universitas Andalas Padang melalui jalur SPMB. Penulis
lulus pendidikan sarjana pada tahun 2011. Kesempatan
untuk melanjutkan ke program Pascasarjana. Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan, IPB diperoleh pada tahun 2012 melalui Program Beasiswa
Unggulan DIKTI
Penulis aktif sebagai asisten di Laboratorium Land and Water Resources
Engineering Universitas Andalas. Karya ilmiah penulis yang berjudul
“Regional Plannning Strategic of Irrigated Agricultural Land Convertion
by Considering to The Irrigation System” dipublikasikan di International
Journal of Science and Technology dan telah diseminarkan dalam seminar
nasional PERTETA dan HIPI di Bandung. Karya ilmiah tersebut merupakan
bagian dari Tesis penulis yang berjudul “Skenario Pengembangan Wilayah
Berbasis Daerah Irigasi (Studi Kasus : Daerah Irigasi Cihea Kabupaten
Cianjur).

Anda mungkin juga menyukai