ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
Disetujui oleh
Pembimbing
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
penelitian ini adalah Pengembangan Potensi Lanskap Sejarah Kampus Dramaga
untuk Mendukung Program Agroedutourism di Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor.
Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah
diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr Ir Nurhayati H. S. Arifin, MSc selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini;
2. Bapak Asep dari Subdit Inventaris Faspro IPB dan Bapak Bambang dari
Humas IPB yang telah membantu dalam pengumpulan data dan penelusuran
sejarah kampus IPB;
3. Bapak Hery Purwanto dan Bapak Dr Drs D. Iwan Riswandi, SE, MSi dari
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan IPB yang telah memberikan
informasi mengenai perkembangan rencana induk IPB;
4. Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr selaku ketua Tim Pengelola
Agroedutourism IPB, Kak Fiona, Kak Dwinda, Kak Zainul dan teman-teman
sesama tour guide Agroedutourism IPB atas dukungan dan bantuannya selama
pengamatan dan analisis program Agroedutourism;
5. Orang tua, seluruh keluarga, beserta seluruh teman-teman ARL 46 atas segala
doa, semangat, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pikir Penelitian 2
METODE 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 3
Metode Penelitian 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kondisi Umum Lanskap IPB Dramaga 7
Sejarah Perkembangan Institut Pertanian Bogor 8
Identifikasi Elemen dan Tapak Bersejarah Kampus IPB Dramaga 9
Analisis Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga 49
Pelestarian Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga 57
Program Agroedutourism IPB 62
Konsep Integrasi Potensi Lanskap Sejarah Kampus dalam Agroedutourism 69
PENUTUP 76
Simpulan 76
Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 77
RIWAYAT HIDUP 81
DAFTAR TABEL
1 Kriteria penilaian keaslian (originality) 6
2 Kriteria penilaian keunikan (uniqueness) 7
3 Elemen atau tapak bersejarah sejak masa sebelum kolonial belanda
hingga tahun 1962 16
4 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1963–1983 23
5 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1984–1989 29
6 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1990–2009 41
7 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 2010–2013 47
8 Penilaian keaslian (originality) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga 49
9 Penilaian keunikan (uniqueness) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga 52
10 Penilaian gabungan aspek keaslian dan keunikan lanskap sejarah
kampus IPB Dramaga 55
11 Tindakan pelestarian lanskap sejarah 58
12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
yang memiliki nilai signifikansi tinggi 59
13 Obyek wisata Agroedutourism IPB 65
14 Kegiatan kunjungan Agroedutourism bulan Januari sampai November
2012 67
15 Susunan kegiatan wisata beserta durasi 76
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir penelitian 3
2 Lokasi penelitian 3
3 Tahapan penelitian 5
4 Kuburan “Mbah Jawa” jika dilihat dari arah: (a) FMIPA, (b) jalan 10
5 Batu nisan di kompleks kuburan Palalangon (PPLH IPB 2012) 11
6 Sisa-sisa perkebunan karet Belanda: (a) di area depan FMIPA, (b) di
Jalan Agatis, (c) di kebun Cikabayan 12
7 (a) Bangunan Landhuis, (b) Lonceng Slavenbel 14
8 (a) Kantor administrasi, (b) Rumah administrator 14
9 (a) Menara air, (b) Bak pengolahan lateks 15
10 (a) Pencangkulan pertama kampus IPB Dramaga (Humas IPB 2010), (b)
Pinus plaza Soekarno 16
11 Bangunan Fakultas Kehutanan 19
12 Asrama: (a) Sylva Sari, (b) Amarilis, (c) Sylva Lestari, (d) Sylva Pinus 19
13 Kondisi lanskap kampus IPB sebelum rencana induk 1981 20
14 (a) Perumahan dosen, (b) Gedung olah raga lama 21
15 Bangunan-bangunan Food Technology Development Center 22
16 (a) Bangunan Agricultural Product Processing Pilot Plant, 22
17 Rencana induk tahun 1981 24
18 (a) Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi, (b) Bangunan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup 25
19 (a) Gedung administrasi pusat, (b) Bangunan Fakultas Teknologi
Pertanian 26
20 (a) Bangunan Pusat Antar Universitas, (b) Bangunan GMSK 27
21 Kompleks sistem energi tata surya 28
22 Rencana induk hasil revisi tahun 1989 30
23 Gedung Graha Widya Wisuda: (a) lama, (b) baru 31
24 (a) Bangunan Poliklinik IPB, (b) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 32
25 (a) Mesjid Al Hurriyyah, (b) Fakultas Peternakan 34
26 Simbol peresmian kampus IPB Dramaga: (a) Dua pohon beringin, (b)
Batu prasasti 35
27 (a) Fakultas Pertanian, (b) Fakultas Kedokteran Hewan 37
28 (a) Rumah Sakit Hewan IPB, (b) Gymnasium (sumber:
avita.unaiya10.student.ipb.ac.id 2013) 38
29 Asrama TPB IPB: (a) putera (b) puteri 38
30 (a) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) Rusunawa 39
31 (a) Asrama internasional, (b) Gedung Agrimedia 41
32 Rencana induk hasil revisi tahun 2010-2030 44
33 (a) Fakultas Ekonomi Manajemen, (b) Fakultas Ekologi Manusia 45
34 (a) Common Class Room, (b) Laboratorium bersama, (c) Rencana
Gedung Pusat Informasi Kehutanan (sumber:
http://kshe.fahutan.ipb.ac.id 2012) 47
35 Elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga 48
36 Hasil analisis nilai signifikansi sejarah lanskap sejarah kampus IPB
Dramaga 56
37 Obyek wisata Agroedutourism IPB 66
38 Tingkat pendidikan pengunjung Agroedutourism IPB 67
39 Jalur interpretasi lanskap sejarah kampus IPB Dramaga bagi kegiatan
awal kunjungan 71
40 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 1 74
41 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 2 75
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap
analisis, dan tahap sintesis (Gambar 3). Penjelasan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tahap Analisis
Tahap analisis merupakan tahap penilaian kualitas karakter lanskap lokasi
penelitian. Analisis dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan, untuk
menentukan potensi dan kendala pada tapak. Metode analisis yang digunakan
adalah secara deskriptif. Analisis yang dilakukan dimulai dengan identifikasi
elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga dengan periodisasi sejarah
yang digunakan berdasarkan keberadaan kolonial Belanda untuk masa sebelum
kampus IPB dibangun dan berdasarkan rencana induk IPB pada masa
pembangunan kampus IPB Dramaga. Periodisasi sejarah tersebut terbagi menjadi
5 periode, yaitu:
1. periode pertama adalah pada masa sebelum Kolonial Belanda hingga tahun
1962. Tahun 1962 digunakan sebagai batas akhir periode pertama karena
tahun ini merupakan tahun terakhir kawasan Dramaga belum dikelola oleh
IPB yang berdiri secara resmi pada tahun 1963;
2. periode kedua adalah pada tahun 1963 hingga tahun 1983, yaitu masa
pembangunan kampus Dramaga sejak IPB berdiri dengan pembangunan yang
belum mengikuti rencana induk;
3. periode ketiga adalah pada tahun 1984 hingga 1989, yaitu sejak masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang sudah mengikuti rencana induk
5
pertama (tahun 1981) hingga pembuatan rencana induk revisi pada tahun
1989;
4. periode keempat adalah pada tahun 1990 hingga tahun 2009, yaitu masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang mengikuti rencana induk hasil
revisi tahun 1989 hingga pembuatan rencana induk revisi terbaru pada tahun
2010;
5. periode kelima adalah pada tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang mengikuti rencana induk revisi
tahun 2010 hingga dilakukannya penelitian ini pada tahun 2013.
Setelah identifikasi, analisis dilanjutkan dengan analisis terhadap kondisi
fisik dan nilai penting lanskap sejarah kampus sesuai dengan periode sejarah,
analisis perkembangan rencana induk IPB sesuai dengan pengaruhnya terhadap
keberadaan elemen dan lanskap bersejarah yang berhasil diidentifikasi, serta
analisis potensi pengembangan potensi lanskap sejarah kampus untuk mendukung
Tahap Sintesis
Sintesis dilakukan sebagai tahapan pengolahan hasil analisis. Pada tahap ini
dibuat suatu hasil akhir penelitian berupa rekomendasi konsep pengembangan
potensi lanskap sejarah kampus dengan pengintegrasian elemen-elemen sejarah
bernilai penting untuk menjadi obyek-obyek wisata Agroedutourism termasuk
pengembangan jalur wisata, arahan penataan lanskap dan fasilitas interpretasi.
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menjadi tapak dalam penelitian
ini merupakan kampus IPB Dramaga yang secara administratif terletak di Jalan
Raya Dramaga Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Secara geografis kampus IPB Dramaga berada pada ketinggian 190 mdpl
dengan letak astronomis berada antara 06o32’41” sampai 06o33’58” LS dan antara
8
106o42’47” sampai 106o44’07” BT. Lokasi kampus ini sekitar + 13,3 km dari
pusat kota Bogor ke arah Jasinga dan sekitar + 52 km sebelah selatan Kota Jakarta.
Batas-batas kampus IPB Dramaga adalah:
a. sebelah utara berbatasan dengan sungai Ciapus dan sungai Cisadane
b. sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor-Jasinga
c. sebelah timur berbatasan dengan perkampungan penduduk Desa Babakan
d. sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cihideung
Berdasarkan data iklim 2012-2013 dari Stasiun Klimatologi Kelas I
Dramaga, Bogor, suhu udara rata-rata bulanan sebesar 25,8oC dengan suhu
tertinggi sebesar 26,3oC terjadi pada bulan Oktober dan suhu terendah sebesar
25,1oC terjadi pada bulan Januari. Curah hujan rata-rata bulanan sebesar 316,2
mm dengan hari hujan tertinggi sebanyak 28 hari dan curah hujan tertinggi
sebesar 548.9 mm terjadi pada bulan Januari. Kelembaban udara relatif rata-rata
tahunan wilayah ini adalah sebesar 84,3%.
Kondisi topografi di sepanjang tapak cukup bervariasi. Sebagian besar tapak
memiliki kelas lereng 1%-5%. Sebagian daerah Utara dan Barat tapak memiliki
kelas 5%-10%. Kelas lereng 10%-15% berada pada bagian belakang kandang sapi
dan sebagian pinggiran sungai Cihideung di sebelah Barat tapak memiliki kelas
lereng lebih 15% (Saputra 2010).
seorang karena menjalani wajib militer dan seorang lagi pindah ke Sekolah Tinggi
Kedokteran (Manuwoto 2001).
Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian yang didirikan oleh Pemerintah
Hindia Belanda di Bogor pada tahun 1940 ini diberi nama Landbouw Hogeschool
yang kemudian pada tanggal 31 Oktober 1941 dinamakan Landbowkundige
Faculteit. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) Landbowkundige Faculteit
ditutup, sedangkan Nederlandsch Indische Veeartsenschool (sekolah Kedokteran
Hewan) tetap berjalan, hanya saja namanya diubah menjadi Bogor Zui Gakku
(Sekolah Dokter Hewan Bogor). Sejalan dengan masa kemerdekaan tahun 1946,
Kementerian Kemakmuran Republik Indonesia meningkatkan Sekolah Dokter
Hewan di Bogor menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (Humas IPB
2010).
Pada tahun 1947 Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian, Landbowkundige
Faculteit dibuka kembali dengan nama Faculteit Voor Landbouw-Wetenschappen
yang mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan. Sedangkan Perguruan Tinggi
Kedokteran Hewan pada tahun 1948 dijadikan Faculteit voor Dierge neeskunde di
bawah Universiteit van Indonesie yang kemudian berubah nama menjadi
Universitas Indonesia. Pada tahun 1950 Faculteit voor Landbouw-wetenschappen
berubah nama menjadi Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dengan 3 jurusan
yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan Kehutanan serta pada tahun 1957
dibentuk jurusan Perikanan Darat. Adapun Faculteit voor Dieergeneeskunde
berubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia yang pada
tahun 1960 berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Selanjutnya pada tahun 1962 menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan
Universitas Indonesia (Humas IPB 2010).
Tanggal 1 September 1963 IPB berdiri secara resmi berdasarkan keputusan
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang
kemudian disyahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No. 279/1965.
Pada saat itu, 2 fakultas di Bogor yang berada dalam naungan Universitas
Indonesia, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan berkembang
menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun
1964, lahir Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (Humas IPB 2010).
untuk meninggalkan Indonesia dan semua aset peninggalan Belanda disita oleh
pemerintah Indonesia, termasuk lahan karet di wilayah Dramaga. Semua orang
Belanda yang tinggal di Indonesia beserta keluarganya diminta untuk segera
meninggalkan Indonesia, tak terkecuali keluarga Motman di Dramaga ini.
Semenjak itu perkebunan karet yang luasnya sekitar 250 hektar beserta seluruh
asetnya, disita oleh pemerintah RI (Astari 2010). Setelah itu, lahan perkebunan
Dramaga ini dikelola oleh Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor
berdasarkan kewenangan yang diberikan Menteri Agraria tanggal 8 Agustus 1958
pada surat keputusan No. SK. 209/Ka Bab II Sub kedua dan Bab III Sub b. Batas
akhir periode kedua ini adalah tahun 1962 yang merupakan tahun terakhir
Fakultas Pertanian masih menjadi bagian dari Universitas Indonesia sebelum
berdiri secara resmi sebagai perguruan tinggi. Identifikasi elemen dan tapak
bersejarah pada periode pertama ini menghasilkan 12 elemen dan tapak bersejarah
yang masih ada bukti fisiknya hingga saat ini (Tabel 3). Penjelasan ke-12 elemen
dan tapak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kuburan “Mbah Jawa”
Suatu pandangan menyebutkan bahwa sebelum warga keturunan dari
keturunan terhormat di Banten, kawasan Dramaga sudah dihuni oleh beberapa
kalangan yang juga dian ap ba ai “ ran - ran akti”. Pandan an ini
mendasarkan pada adanya kuburan tua di dalam areal kampus yang dikenal
sebagai kuburan “Mbah Jawa” (Ga bar 4). Adanya kuburan tersebut memberikan
keyakinan bahwa Mbah Jawa sebagai penghuni utama di kawasan Dramaga. Kini
kuburan tersebut berada di tengah kebun karet di depan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB. Kuburan ini merupakan kuburan tunggal
sisa dari pemindahan sejak awal tahun 1960-an. Pada awalnya di areal sekitar
kuburan Mbah Jawa diperkirakan lebih dari dua puluh unit kuburan. Namun pada
sekitar tahun 1961 seluruh jasad dalam area kuburan tersebut dipindahkan, yakni
pada saat perintisan pembangunan kampus IPB Dramaga. Namun setelah
pemindahan, salah satu imam yang ikut mengorganisasikan, memindahkan, dan
menguburkan mayat tersebut ke tempat lain merasa tidak nyaman karena yang
bersangkutan sering mendapatkan gangguan. Bentuk gangguan tersebut antara
lain dalam bentuk suara atau mimpi permintaan seseorang untuk dikembalikan ke
kuburan semula. Gangguan tersebut datang berulang sehingga diputuskan untuk
dikembalikan ke tempatnya semula dan sejak saat itu tidak ada lagi warga yang
berani memindahkan kuburan tersebut (PPLH IPB 2012). Cerita gangguan dari
penghuni kuburan tersebut secara ilmiah dapat dikaitkan dengan suatu bentuk
(a) (b)
Gambar 4 Kuburan “Mbah Jawa” jika dilihat dari arah: (a) FMIPA, (b) jalan
11
pengelolaan dari lahan perkebunan karet yang masih tersisa di sekitar area
akademik kampus IPB Dramaga. Dengan adanya cerita tersebut, perkembangan
pembangunan kampus tidak akan membongkar area perkebunan karet tersebut,
sehingga dapat menjadi upaya menghambat konversi lahan perkebunan (ruang
terbuka hijau) menjadi lahan terbangun.
2. Kompleks Kuburan Palalangon
Pandangan yang lain mengaitkan warga asli Dramaga masa lalu dengan
kuburan Palalangon atau kuburan Gunung Carlang yang dianggap sebagai
kuburan keturunan orang-orang besar sebelum dan di masa kolonial. Pada areal
makam tersebut terdapat sejumlah nama yang dihubungkan dengan keberadaan
mereka sebagai pewaris kawasan Dramaga. Hal ini ditandai dengan adanya
kuburan golongan bangsawan dan pembesar-pembesar pada masa kolonial di areal
kuburan Palalangon (Gambar 5). Lokasi kuburan ini adalah di belakang gedung
laboratorium bersama.
Kuburan ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian satu berada di sebelah utara
dengan luas sekitar 400 meter persegi dengan kondisi terawat baik, dan bagian
yang lain berada di sebelah selatan dengan luas sekitar 700 meter persegi dengan
kondisi kurang terawat atau baru mulai dirawat kembali pada tahun 2012. Pada
keduanya masing-masing terdapat lebih dari 50 unit kuburan. Kuburan bagian
utara banyak dikunjungi oleh warga dari berbagai daerah karena pada lokasi ini
dianggap terdapat satu kuburan yang memiliki keterkaitan dengan kuburan-
kuburan lainnya yang bersejarah di Banten dan Cirebon. Dilihat dari bentuk batu
nisan, terdapat beberapa kuburan yang menunjukkan bentuk-bentuk ukiran tua,
tepatnya akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19, dan disusul dengan batu nisan
dengan tulisan huruf latin pada awal abad ke 20. Sebagian kuburan tersebut masih
memiliki ahli waris generasi ketiga dan keempat yang tinggal di sekitar kampus
IPB Dramaga.
Kuburan Palalangon berisikan kalangan pembesar pada masa kolonial, baik
sebagai tuan tanah ataupun tokoh masyarakat/pejabat pemerintahan lokal dan
penduduk lokal yang duduk sebagai pejabat penting dalam perkebunan. Bahkan
diriwayatkan terdapat satu kuburan yang diidentifikasi sebagai keturunan
Kesultanan Banten. Kuburan yang dimaksud adalah kuburan Mbah Surya Atmaja.
Mbah Surya Atmaja diyakini sebagai salah satu putra dari Maulana Magribi dari
Banten yang juga merupakan keturunan dari Kesultanan Bone. Saudara-saudara
dari Mbah Surya Atmaja adalah Surya Winata yang pernah tinggal di daerah
pegunungan Tanah Datar, Cianjur, Jawa Barat. Putra yang lain adalah Suryadireja
yang pernah tingga di Cilebut, Bogor. Selanjutnya salah satu putra Surya Atmaja
adalah Mbah Mihaja yang bertugas sebagai mandor besar dalam Perkebunan
Dramaga pada masa kolonial. Keturunan Mbah Mihaja ini masih ada di sekitar
kampus IPB Dramaga saat ini (PPLH IPB 2012).
3. Perkebunan Karet
Lokasi kampus IPB Dramaga dulunya berupa perkebunan karet yang
dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan sekaligus sebagai pusat pabrik
pengolahan karet di masa kolonial Belanda. Sisa-sisa area perkebunan karet
tersebut masih ada hingga saat ini, seperti area karet FMIPA (Gambar 6a), area
karet di Jalan Agatis (Gambar 6b), dan area karet kebun percobaan Cikabayan
(Gambar 6c). Jauh sebelum pemerintah kolonial masuk, kawasan Dramaga sudah
dihuni oleh beberapa orang yang tergolong keturunan terpandang. Menurut suatu
pandangan masyarakat, warga asli Dramaga adalah keturunan dari Maulana
Hasanuddin yang berasal dari Banten. Keturunan inilah yang menguasai lahan di
Dramaga pada masa lalu dan tergolong sebagai tuan tanah hingga masuknya
kolonial Belanda. Dari tangan keturunan inilah kolonial Belanda memperolah dan
mengakumulasi lahan di sekitar Dramaga. Kolonial Belanda bekerja sama dengan
keturunan keluarga terpandang tersebut untuk memperoleh lahan dari warga
sekitar. Caranya adalah dengan memberikan hak-hak istimewa kepada tuan tanah.
Para tuan tanah tersebut kemudian digunakan oleh kolonial sebagai kaki tangan
mereka untuk memperoleh akumulasi lahan dari warga asli. Hak-hak istimewa
yang diberikan kepada golongan ini adalah menjadi mandor besar dalam
perkebunan karet. Keturunan dari golongan ini yang merupakan generasi ketiga
dan keempat masih terdapat di sekitar Bogor, khususnya di sekitar kampus IPB
Dramaga (PPLH IPB 2011).
Bangsa Belanda yang menguasai lahan Dramaga ini adalah Gerrit Willem
Casimir Van Motman. Ia lahir pada 17 Januari 1773 merupakan anak bungsu dari
keluarga yang sebagian besar anggotanya telah meninggal dunia akibat
Tuberkulosis. Karena negaranya mengalami stagnasi akibat invasi Perancis, maka
pada usia 17 tahun, Motman mencoba peruntungan bergabung dengan VOC,
berlayar ke Hindia Belanda dan memulai karir sebagai administrator gudang VOC.
Lalu akhirnya di Buitenzorg (nama kota Bogor pada masa Belanda) setelah VOC
bangkrut, Motman menjadi tuan tanah dengan luas total kepemilikan seluas
117.099 hektar dan salah satu daerahnya adalah Dramaga (Iswanti 2011).
13
(a) (b)
Gambar 7 (a) Bangunan Landhuis, (b) Lonceng Slavenbel
(a) (b)
Gambar 8 (a) Kantor administrasi, (b) Rumah administrator
15
yang dibongkar adalah tempat yang sekarang telah dibangun asrama internasional
yang dulunya terdapat beberapa bangunan rumah. Bangunan rumah pejabat
perkebunan yang masih ada hingga saat ini hanyalah rumah yang berada di
seberang bangunan Landhuis ini. Dahulu, bangunan ini merupakan tempat tinggal
dari administrator keuangan pabrik pengolahan karet. Saat ini bangunan rumah ini
digunakan sebagai rumah salah satu dari staf IPB.
8. Menara Air dan Bak Bekas Pengolahan Lateks Pabrik Karet
Selain bangunan kantor administrasi pabrik karet, terdapat elemen dari
pabrik karet yang masih ada hingga saat ini. Elemen tersebut adalah menara air
pabrik karet (Gambar 9a) dan bak bekas pengolahan lateks (Gambar 9b). Kedua
elemen ini letaknya berdekatan dan berada di belakang aula Mesjid Al Hurriyyah.
Namun berbeda dengan bangunan kantor yang saat ini masih difungsikan dan
dirawat dengan baik, kedua elemen sisa pabrik karet ini sudah tidak berfungsi dan
dibiarkan begitu saja tanpa adanya pemeliharaan. Menara air saat ini telah
ditumbuhi oleh pohon beringin, sehingga bentuknya sudah tidak seperti aslinya.
Begitu pun dengan bak bekas pengolahan lateks yang telah ditumbuhi oleh
tumbuhan-tumbuhan liar.
(a) (b)
Gambar 9 (a) Menara air, (b) Bak pengolahan lateks
(a) (b)
Gambar 10 (a) Pencangkulan pertama kampus IPB Dramaga (Humas IPB 2010),
(b) Pinus plaza Soekarno
Tabel 3 Elemen atau tapak bersejarah sejak masa sebelum kolonial belanda hingga
tahun 1962
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Kuburan Mbah Jalan Kondisi cukup baik, Tidak Makam Makam
Jawa Meranti terlihat seperti sering teridenti-
Kampus dirawat. Akses cukup fikasi
IPB mudah karena berada di
Dramaga pinggir jalan.
10 Menara Air Jalan Kondisi sudah berupa 1800-an Menara air Bangunan tua,
Jaman Belanda Tanjung reruntuhan, bangunan pabrik karet tidak
Kampus ditutupi oleh pohon digunakan
IPB beringin, tidak terawat. lagi
Dramaga Akses mudah karena
berada di pinggir jalan.
11 Bak Bekas Jalan Kondisi berupa sisa-sisa 1800-an Bak Bangunan tua,
Pengolahan Tanjung bak bekas pengolahan pengolahan tidak
Lateks Kampus lateks, ditumbuhi lateks pada digunakan
IPB rumput-rumput, tidak pabrik karet lagi
Dramaga terawat. Akses mudah
karena berada di pinggir
jalan.
12 Pinus Plaza Fakultas Kondisi baik dan 1961 Lokasi Simbol
Soekarno Pertanian terawat. Akses cukup pencangkulan pencangkulan
Jalan mudah karena dekat pertama oleh pertama
Meranti dengan jalan, namun Presiden pembangunan
kampus harus melewati jalan Soekarno kampus IPB
IPB masuk gedung. Dramaga
Dramaga
18
sejak tahun 1978. Pada tahun 1990, program studi ini berubah menjadi program
studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan (Fahutan IPB 2013).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 12 Asrama: (a) Sylva Sari, (b) Amarilis, (c) Sylva Lestari, (d) Sylva
Pinus
20
Sylva Pinus digunakan sebagai asrama mahasiswa putera yang sudah keluar dari
asrama TPB IPB. Asrama Amarilis saat ini digunakan sebagai wisma tamu IPB.
3. Perumahan Dosen
Perumahan dosen (Gambar 14a) termasuk bangunan-bangunan yang
dibangun pada awal pembangunan kampus IPB Dramaga. Perumahan dosen ini
dibangun pada tahun 1971. Menurut beberapa sumber, terdapat 8 rumah dosen
yang didesain langsung oleh Presiden Soekarno. Kedelapan rumah tersebut berada
di sekitar Jalan Palem kampus IPB Dramaga.
4. Gedung Olahraga lama
Unit Olahraga dan Seni didirikan dalam rangka menunjang minat
mahasiswa, dosen, dan staf administrasi di bidang olahraga dan seni. Gedung
olahraga lama (Gambar 14b) ini dibangun pada tahun 1976.
(a) (b)
Gambar 14 (a) Perumahan dosen, (b) Gedung olah raga lama
peningkatan kualitas dan keamanan pangan dan gizi melalui ilmu pengetahuan
dan teknologi (SEAFAST Center IPB 2013).
(a) (b)
Gambar 16 (a) Bangunan Agricultural Product Processing Pilot Plant,
(b) Laboratorium lapangan Cikabayan
23
Tabel 4 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1963–1983
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Bangunan Jalan Ulin Kondisi cukup baik. 1963 Bangunan Bangunan
Fahutan Kampus Akses cukup mudah. Fakultas Fakultas
IPB Kehutanan Kehutanan
Dramaga dengan segala dengan
aktivitasnya segala
aktivitasnya
2 Asrama Jalan Kondisi baik dan 1965 Asrama Asrama
Mahasiswa Agatis terawat. Akses cukup mahasiswa mahasiswa
kampus mudah karena terletak dan flat dosen dan wisma
IPB di samping jalan. tamu
Dramaga (Amarilis)
5 Bangunan Food Jalan Kondisi baik dan 1979 Penelitian dan Berubah
Technology Kamper terawat. Akses cukup pelayanan di nama
Development kampus mudah karena terletak bidang menjadi
Center IPB di samping jalan. pangan SEAFAST
Dramaga Center
dijadikan batas akhir periode karena pada tahun ini rencana induk kampus IPB
Dramaga mengalami revisi, sehingga pembangunan berikutnya sudah mengikuti
rencana induk hasil revisi. Identifikasi elemen dan tapak bersejarah pada periode
ketiga ini menghasilkan 8 elemen dan tapak bersejarah yang masih ada bukti
fisiknya hingga saat ini (Tabel 5). Penjelasan kedelapan elemen dan tapak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi
Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi (LSI) ini dibangun pada tahun
1985 (Gambar 18a). Pada tahun 1986 Perpustakaan Universitas yang berada di
kampus Gunung Gede dipindahkan ke bangunan Pusat Sumber daya Informasi
(LSI) kampus IPB Darmaga. Bangunan yang dilengkapi dengan fasilitas canggih
dan peralatan untuk pengelolaan dan produksi informasi ini didanai oleh proyek
kerjasama antara IPB dengan University of Wisconsin (USAID). Pada tahun 1986
Perpustakaan Universitas diubah statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Unit ini dibantu oleh konsultan dari University of Wisconsin - Madison, Prof
Leroy Zweifel, untuk pengelolaannya. Selain itu, dalam periode 1980-1986,
berdasarkan SK Rektor No 115/1980, kepala unit dibantu oleh Komisi Pengawas
25
(a) (b)
Gambar 18 (a) Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi, (b) Bangunan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup
26
(a) (b)
Gambar 19 (a) Gedung administrasi pusat, (b) Bangunan Fakultas Teknologi
Pertanian
27
(a) (b)
Gambar 20 (a) Bangunan Pusat Antar Universitas, (b) Bangunan GMSK
28
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Lembaga Sumber Jalan Kondisi baik dan 1985 Lembaga Lembaga
Daya Informasi Kamper terawat. Akses cukup sumber daya sumber daya
kampus mudah karena terletak informasi dan informasi
IPB di samping jalan. perpustakaan dan
Dramaga IPB perpustakaan
IPB
5 Gedung Pusat Jalan Kondisi baik dan 1985 Pusat antar Pusat studi
Antar Universitas Kamper terawat. Akses cukup universitas pangan dan
kampus mudah karena terletak gizi
IPB di samping jalan.
Dramaga
(a) (b)
Gambar 23 Gedung Graha Widya Wisuda: (a) lama, (b) baru
sumber: http://ipb.ac.id/tour/images/gww2.jpg
32
2. Poliklinik IPB
IPB menyediakan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa dan seluruh sivitas
akademika. Untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi mahasiswa, setiap
mahasiswa IPB ditetapkan sebagai peserta Program Penyangga Kesehatan
Mahasiswa (PPKM). Oleh karena itu setiap mahasiswa yang tercatat sebagai
mahasiswa aktif berhak memperoleh pelayanan PPKM meliputi pelayanan
pengobatan rawat jalan yang diberikan oleh Poliklinik IPB Kampus Darmaga dan
Kampus Baranangsiang, bantuan biaya kamar dan pengobatan kepada mahasiswa
yang mengalami sakit dan mengalami kecelakaan sehingga harus dirawat inap di
rumah sakit, dan bantuan biaya evakuasi dan pengurusan jenazah kepada orang
tua/keluarga (Humas IPB 2012). Fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan
IPB ini berupa gedung Poliklinik IPB yang terletak di Jalan Tanjung Kampus IPB
Dramaga (Gambar 24a). Gedung Poliklinik IPB ini dibangun pada tahun 1990.
3. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dibangun pada tahun
1994 di Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga (Gambar 24b). Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan IPB didirikan pada tanggal 1 September 1963 dengan nama
Fakultas Perikanan bersamaan dengan berdirinya Institut Pertanian Bogor.
Perintisan untuk mendirikan Fakultas Perikanan dimulai sejak tahun 1953 hingga
1958 melalui pembentukan Tim Persiapan Fakultas Perikanan di Universitas
Indonesia (UI). Pada tahun 1960 dibuka jurusan Perikanan Laut di bawah Fakultas
Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut; dan pada tahun 1961 dibuka
Jurusan Perikanan Darat di bawah Fakultas Pertanian UI. Pada tahun 1963,
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan
Laut UI memisahkan diri dari UI dan Membantuk Institut Pertanian Bogor (IPB)
yang terdiri dari Lima fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran
Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan (FPIK
IPB 2013). Saat ini Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan memiliki 5 departemen,
yaitu Departemen Budidaya Perairan (BDP), Departemen Manajemen Sumber
Daya Perairan (MSP), Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Departemen
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP), dan Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan (ITK).
(a) (b)
Gambar 24 (a) Bangunan Poliklinik IPB, (b) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan
33
4. Mesjid Al Hurriyyah
Mesjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil,
sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al
Hurriyyah yang pertama, dibangun mesjid yang lebih besar, yang mampu
menampung jamaah 1.000 orang. Namun, pengelolaannya masih berada satu
yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang mengelola Masjid Al Ghifari IPB di
Kampus Gunung Gede. Kemudian pada tahun 1995, IPB membangun mesjid yang
lebih besar lagi (Gambar 25a) yang megah, bahkan menjadi mesjid kampus
terbesar ke-2 se-Indonesia yang dapat menampung jamaah 5.000 orang, sebagai
renovasi dari masjid lama (sekarang dikenal dengan Aula Al Hurriyyah) dan
pengelolaanya pun mandiri sebagai mitra dari Masjid Al Ghifari (Anonim 2010).
Bentuk segi tiga yang terdapat pada dinding masjid, diambil dari ide dasar
rencana induk kampus IPB Dramaga. Atap berbentuk kuncup limas yang
dikomposisikan sedemikian rupa merupakan ciri tradisional. Bidang-bidang
segitiga dimanfaatkan untuk pencahayaan dan sirkulasi udara secara alami.
Bentuk bingkai-bingkai bukaan diselaraskan dengan bentuk keseluruhan dengan
elemen pengisi yang memiliki pola dan warna khusus. Konsep segi tiga
merupakan perwujudan dari ajaran Islam yang mengajarkan hablumminallah,
hablumminannaas, dan hubungan dengan alam lingkungan. Penggunaan bidang-
bidang segi tiga yang diputar dan dikomposisikan dalam bangunan ini merupakan
penerapan seni Islam yang berbentuk pola geometrik yang juga telah digunakan
dalam tradisi bangunan Islam. Diketahui pula, segi tiga ialah bentuk paling stabil
dalam ilmu mekanika (Anonim 2010).
5. Fakultas Peternakan
Sejarah pendirian Fakultas Peternakan IPB berawal dari pendirian
Nederlandsch Indesche Veeartsen School di Bogor sebelum perang dunia ke II.
Akan tetapi, selama pendudukan Jepang sekolah ini ditutup. Pada tahun 1946,
Menteri Kemakmuran Indonesia, atas nama pemerintah, membuka Perguruan
Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor yang merupakan pengembangan dari
Nederlandsch Indesche Veeartsen School. Pada tahun 1948, Perguruan Tinggi
tersebut dirubah namanya menjadi Faculteit voor Diergeneeskunde.
Titik awal pembentukan Fakultas Peternakan IPB terjadi antara 1950-1960,
yaitu penyusulan pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu
Makanan Ternak di dalam struktur Fakultas Kedokteran Hewan. Usul tersebut
diajukan oleh Prof. Drs. Sutisno Djuned Pusponegoro (alm) salah seorang staf
Fakultas Kedokteran Hewan. Usulan tersebut diterima dan dilanjutkan dengan
pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Dr.
Fisher ditunjuk sebagai ketua Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1960,
dilakukan pengembangan Fakultas kedokteran Hewan menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan karena sejak tahun tersebut dibuka dua minat
studi yaitu Minat Kesehatan Hewan dan Peternakan. Minat studi peternakan ini
merupakan program akademik yang terkait dengan keilmuan yang diemban
Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1962,
Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan ini dikembangkan lagi menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut. Nama ini menggambarkan
adanya tiga jurusan pada Fakultas tersebut, yaitu Jurusan Kedokteran Hewan,
Peternakan dan Perikanan Laut.
34
(a) (b)
Gambar 25 (a) Mesjid Al Hurriyyah, (b) Fakultas Peternakan
6. Pohon Beringin
Pohon beringin yang dimaksud adalah dua pohon beringin yang tumbuh di
depan gedung Rektorat kampus IPB Dramaga (Gambar 26a). kedua pohon
beringin ini merupakan simbol peresmian kampus IPB Dramaga. Kampus IPB
Dramaga diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu, yaitu
Presiden Soeharto pada tanggal 27 April 1995. Peresmian ini ditandai dengan
ditanamnya dua buah pohon beringin putih oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tin di
depan gedung rektorat IPB. Saat ini, kedua pohon beringin ini sudah tumbuh
menjadi pohon yang cukup besar. Selain kedua pohon beringin tersebut, ada satu
lagi simbol peresmian kampus IPB Dramaga berupa batu prasasti yang
ditandatangani oleh presiden Soeharto (Gambar 26b). Batu prasasti ini berada di
ujung lapangan depan gedung rektorat IPB.
35
(a) (b)
Gambar 26 Simbol peresmian kampus IPB Dramaga: (a) Dua pohon
beringin, (b) Batu prasasti
7. Fakultas Pertanian
Pendirian pendidikan tinggi pertanian di Indonesia mempunyai sejarah yang
panjang. Kebutuhan akan tenaga pertanian berpendidikan tinggi telah dirasakan
sejak awal abad ke-20. Usulan pendiriannya kepada pemerintah Hindia-Belanda
disampaikan sejak tahun 1918 kemudian tahun 1926, 1927, dan 1930. Namun,
usulan ini selalu ditolak oleh pemerintah Hindia-Belanda, karena siswa yang ingin
meneruskan pendidikan tingginya akan melanjutkan studi ke Wageningen
University di Negeri Belanda.
Pendudukan Belanda oleh Jerman pada awal 1940 mengakibatkan putusnya
hubungan Hindia-Belanda dengan Negeri Belanda. Keadaan ini memicu
dibukanya lembaga pendidikan tinggi pertanian. Pada tahun akademik 1940-1941,
kuliah tingkat persiapan pendidikan tinggi dimulai di Sekolah Tinggi Kedokteran
di Batavia. Suatu komisi pengkajian dibentuk. Berdasarkan hasil kajian itu,
Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengukuhkan pendirian Fakultas Ilmu
Pengetahuan Pertanian (Faculteit van Landbouwwetenschap) melalui keputusan
tanggal 31 Oktober No.16 yang berlaku surut ke tanggal 1 September 1941. Akan
tetapi, kuliah tingkat persiapan bersama pendidikan tinggi ilmu pertanian telah
dimulai tanggal 1 September 1940.
Selama pendudukan Jepang, kegiatan perkuliahan terhenti dan dibuka
kembali pada tahun 1946. Pada tahun 1948, rancangan gedung fakultas ilmu
pengetahuan pertanian diperlombakan. Pada tanggal 27 April 1952 dilakukan
peletakan batu pertama gedung fakultas pertanian IPB oleh Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno. Pada peristiwa itu, Bung Karno menyampaikan pidatonya
“Hidup Mati Ban a Ind n ia”. Isi pidato tersebut masih sangat relevan dengan
keadaan pertanian pada saat ini, khususnya pangan dan juga dengan pendidikan
pertanian itu sendiri. Melalui sejarah yang panjang ini, Fakultas Pertanian IPB
telah menjadi perguruan tinggi pertanian berbasis pertanian tropika yang terus
mencari dan memberi yang terbaik untuk negeri tercinta ini, Indonesia.
Semenjak Tahun 2005, Fakultas Pertanian terdiri dari 4 Departemen, antara
lain Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan (ITSL), Departemen Proteksi Tanaman (PTN) dan
Departemen Arsitektur Lanskap (ARL) (Faperta IPB 2009). Pada pembangunan
36
kampus IPB Dramaga, Fakultas Pertanian dibangun pada tahun 1996 di Jalan
Meranti kampus IPB Dramaga (Gambar 27a).
8. Fakultas Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB merupakan fakultas kedokteran
hewan pertama dan tertua, serta sebagai trend setter pendidikan kedokteran hewan
di Indonesia. Pendidikan kedokteran hewan di Indonesia telah dirmulai sejak
tahun 1860 di Surabaya dan sempat ditutup pada tahun 1875. Dengan timbulnya
wabah rinderpest di Indonesia, maka pada tahun 1906 didirikan kembali
pendidikan kedokteran hewan dengan nama Cursus tot Opleiding voor Indische
Veearts di Surabaya dan kemudian dipindahkan ke Bogor dengan nama Lembaga
Penelitian Penyakit Hewan (LPPH, sekarang Balai Besar Penelitian
Veteriner). Pada tahun 1928 di kota Bogor didirikan pula Nederlands Indische
Veartsen School (NIVS, Sekolah Kedokteran Hewan Hindia Belanda). Kemudian
pada tahun 1942 NIVS berubah nama menjadi Bogor Jyui Gakko dan setelah
kemerdekaan Republik Indonesia berubah menjadi Sekolah Dokter Hewan
(SDH). SDH ini pada tahun 1946 ditingkatkan statusnya menjadi Perguruan
Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH) yang kemudian sempat ditutup untuk
sementara.
Pada tahun 1948 PTKH dibuka kembali menjadi Faculteit voor
Diergeneeskunde yang menjadi bagian dari Universitet van Indonesie dan pada
tahun 1950 diubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia
(FKH UI). Pada tahun 1960, FKH UI berubah nama menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) UI, kemudian pada tahun 1962
kembali menjadi Fakultas Kedokteran Hewan UI, sedangkan peternakan menjadi
Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut UI. Dari tinjauan histori menunjukkan
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan merupakan dua fakultas yang
selanjutnya mengembangkan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas
Peternakan, dan Fakultas Kehutanan. Dari kelima fakultas inilah selanjutnya
berkembang fakultas-fakultas lain di IPB yang berkembang lebih kemudian.
Sejak berdiri sampai dengan tahun 2000, FKH IPB menempati kampus
utama di Taman Kencana, serta dua kampus lainnya di Pajajaran dan Cilibende.
Di Kampus Taman Kencana terdapat Dekanat, Jurusan Anatomi, Jurusan Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesmavet, Jurusan Klinik, serta Jurusan Parasitologi dan
Patologi. Di Kampus Pajajaran terdapat Jurusan Fisiologi dan Farmakologi,
Jurusan Biokimia, sedangkan di Kampus Cilibende terdapat Jurusan Reproduksi
dan Kebidanan serta Pusat Studi Satwa Primata.
Kemudian pada tahun 2001 FKH IPB menempati gedung baru di Kampus
Dramaga yang dibangun pada tahun 1996 (Gambar 27b) dengan mempertahankan
unit klinik hewan tetap di Taman Kencana sebagai perpanjangan tangan dari
Rumah Sakit Hewan Pendidikan yang baru dibangun di Kampus Dramaga.
Selanjutnya pada tahun 2005, IPB melakukan restrukturisasi melalui proses
departemenisasi sehingga beberapa jurusan bergabung menjadi sebuah
departemen. Adapun departemen yang terbentuk baru hasil penggabungan ialah:
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi (AFF), Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPH), serta Departemen
Klinik, Reproduksi dan Patologi (KRP) (FKH IPB 2013).
37
(a) (b)
Gambar 27 (a) Fakultas Pertanian, (b) Fakultas Kedokteran Hewan
(a) (b)
Gambar 28 (a) Rumah Sakit Hewan IPB, (b) Gymnasium (sumber:
avita.unaiya10.student.ipb.ac.id 2013)
Gymnasium juga dilengkapi dengan lapangan parkir yang cukup luas dan
pengamanan yang ketat dari para petugas keamanan (Hendrisue 2008).
11. Asrama Mahasiswa TPB
Mahasiswa tahun pertama IPB atau pada masa Tingkat Persiapan Bersama
(TPB) diwajibkan tinggal di asrama TPB. Asrama TPB ini terdiri atas 2 lokasi,
yaitu asrama putera yang terletak di Jalan Pinus kampus IPB Dramaga (Gambar
29a) dan asrama puteri yang terletak di Jalan Meranti kampus IPB Dramaga
(Gambar 29b). Kedua asrama ini dibangun pada tahun 2002. Asrama Mahasiswa
TPB IPB merupakan salah satu program IPB untuk mewujudkan lima pilar
pendidikan, yaitu profesionalisme, kepekaan sosial, kepedulian terhadap
lingkungan, jiwa kewirausahaan dan moral.
Pengelola Asrama dipimpin oleh kepala Pengelola Asrama TPB IPB. Tugas
pokok kepala Pengelola Asrama TPB IPB adalah memberikan layanan fasilitas
Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan membina kehidupan
akademik dan multibudaya. Kepala PengelolaAsrama TPB IPB bertanggung
jawab langsung kepada Rektor IPB. Kepala Pengelola A TPBIPB berkoordinasi
dengan Wakil Rektor bidang akademik dan kemahasiswaan dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pembinaan mahasiswa di Asrama Mahasiswa TPB IPB.
Program pembinaan yang dilakukan di asrama TPB IPB merupakan upaya
dalam meningkatkan softskill mahasiswa dalam berkehidupan di masyarakat dan
(a) (b)
Gambar 29 Asrama TPB IPB: (a) putera (b) puteri
39
(a) (b)
Gambar 30 (a) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) Rusunawa
40
persatuan dan kesatuan antar mahasiswa, agar tidak terjadi pertikaian antar
mahasiswa yang pernah terjadi sebelumnya (Tarwono 2006).
14. Asrama Internasional
Asrama Internasional IPB (Gambar 31a) dibangun pada tahun 2009 di Jalan
Tanjung Kampus IPB Dramaga dan diresmikan oleh Rektor IPB Prof Dr Ir Herry
Suhardiyanto, M.Sc pada akhir Junio 2010. Pembangunan asrama internasional ini
menggunakan dana APBN non-reguler tahun anggaran 2009. Asrama ini
dibangun sebagai fasilitas hunian bagi mahasiswa terutama mahasiswa asing yang
kuliah di IPB. Bangunan asrama internasional ini terdiri atas dua lantai yang
memiliki kapasitas 44 kamar dengan luasan masing-masing kamar 3 x 4,5 meter
persegi dengan luas bangunan sekitar 800 meter persegi (Burhani 2010).
15. Gedung Agrimedia
Gedung Agrimedia (Green TV) dibangun pada tahun 2009 di Jalan Agatis
kampus IPB Dramaga tepatnya di belakang rektorat IPB (Gambar 31b). Pada
akhir tahun 2010, dirintis kegiatan membangun media komunikasi untuk
penyebarluasan inovasi IPB melalui media audio visual, dengan menyusun konsep
awal pendirian GreenTV. Media ini diarahkan sebagai media edukasi bagi
masyarakat luas melalui diseminasi berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung pembangunan pertanian, pelestarian lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan di tanah air.
Upaya membangun Green TV diawali dengan melaksanakan pengembangan
kapasitas sumberdaya manusia yang dipersiapkan untuk menggali ide-ide content
dan memproduksi sebagai bahan tayangan edukatif. Langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan – Lokakarya Produksi
Program Televisi, dipandu oleh Tim Conten Creative Indonesia (CCI) pimpinan
Riza Primadi. Para staf pengajar dan peneliti di lingkungan Institut Pertanian
Bogor, yang mengikuti pelatihan ini selanjutnya duduk sebagai anggota
Kelompok Kerja Content (Board of Content), yang secara terus menerus akan
mengembangkan ide-ide content dari hasil-hasil penelitian dan pemberdayaan
masyarakat dari departemen, fakultas atau pusat penelitian tempat mereka
bertugas. Pada bulan April 2011 dilakukan Workshop Content yang menghasilkan
sejumlah ide judul serial untuk diproduksi dalam format features.
Persiapan operasional Green TV dimulai sejak dikeluarkannya SK Rektor
No.095/I3/HM/2011 tentang Pembentukan Tim Pengembangan Green TV IPB.
Tim bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengoperasian kegiatan hingga penayangan program. Pada bulan September 2011
dimulai perekrutan 40 orang mahasiswa yang akan bekerja magang di Green TV
sebagai tenaga produksi. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
dilakukan terus menerus bagi para mahasiswa magang dengan menyelenggarakan
berbagai pelatihan, seperti pelatihan penulisan naskah televisi, pelatihan teknik
kamera, dubbing dan presenting. Pelatihan diberikan kembali oleh Tim CCI, yang
terus mendampingi GreenTV hingga saat ini. Berkat hasil kerja keras bersama
para mahasiswa ini Green TV berhasil memproduksi berbagai tayangan dan
membawa pada peluncuran siaran dengan menggunakan fasilitas video streaming,
pada tanggal 23 November 2011.
41
(a) (b)
Gambar 31 (a) Asrama internasional, (b) Gedung Agrimedia
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
1 Gedung Graha Jalan Kondisi baik dan 1990 Menampung Menampung
Widya Wisuda Meranti terawat. Akses mudah berbagai berbagai
kampus karena terletak di acara, seperti acara, seperti
IPB samping jalan. wisuda, loka wisuda, loka
Dramaga karya, karya,
seminar, dan seminar, dan
konferensi. konferensi.
2 Poliklinik IPB Jalan Kondisi baik dan 1990 Fasilitas Fasilitas
Tanjung terawat. Akses mudah kesehatan kesehatan
kampus karena terletak di civitas IPB civitas IPB
IPB samping jalan.
Dramaga
3 FPIK Jalan Kondisi baik dan 1994 Bangunan Bangunan
Agatis terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
kampus karena terletak di Perikanan dan Perikanan dan
IPB samping jalan. Ilmu Kelautan Ilmu Kelautan
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
4 Mesjid Jalan Kondisi baik dan 1995 Tempat Tempat
Tanjung terawat. Akses mudah beribadah beribadah
kampus karena terletak di civitas IPB civitas IPB
IPB samping jalan.
Dramaga
5 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 1995 Bangunan Bangunan
Peternakan Agatis terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
kampus mudah karena terletak Peternakan Peternakan
IPB di samping jalan. dengan segala dengan segala
Dramaga aktivitasnya aktivitasnya
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
8 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 1996 Bangunan Bangunan
Kedokteran Agatis terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
Hewan kampus mudah karena terletak Kedokteran Kedokteran
IPB di samping jalan. Hewan Hewan
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
(a) (b)
Gambar 33 (a) Fakultas Ekonomi Manajemen, (b) Fakultas Ekologi Manusia
(c) (d)
Gambar 34 (a) Common Class Room, (b) Laboratorium bersama, (c) Rencana
Gedung Pusat Informasi Kehutanan (sumber:
http://kshe.fahutan.ipb.ac.id 2012)
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
1 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 2011 Bangunan Bangunan
Ekonomi Kamper terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
Manajemen kampus karena terletak di Ekonomi Ekonomi
IPB samping jalan. Manajemen Manajemen
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
2 Fakultas Ekologi Jalan Kondisi baik dan 2011 Bangunan Bangunan
Manusia Kamper terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
kampus karena terletak di Ekologi Ekologi
IPB samping jalan. Manusia Manusia
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
3 Ruang Kuliah Jalan Kondisi baik dan 2011 Ruang kuliah Ruang kuliah
Bersama Meranti terawat. Akses mudah mahasiswa mahasiswa
kampus karena terletak di TPB TPB
IPB samping jalan.
Dramaga
4 Laboratorium Jalan Kondisi baik dan 2011 Laboratorium Laboratorium
bersama Meranti terawat. Akses mudah mahasiswa mahasiswa
kampus karena terletak di TPB TPB
IPB samping jalan.
Dramaga
5 Gedung Pusat Jalan Ulin Kondisi baik dan 2012 Wahana Wahana
Informasi kampus terawat. Akses mudah diseminasi diseminasi
Kehutanan IPB karena terletak di informasi dan informasi dan
Dramaga samping jalan. teknologi di teknologi di
bidang bidang
kehutanan kehutanan
elemen dan tapak bersejarah. Lokasi dari ke-47 elemen dan tapak tersebut
diperlihatkan dalam Gambar 35.
Gambar 36 Hasil analisis nilai signifikansi sejarah lanskap sejarah kampus IPB
Dramaga
57
Sejarah Pendirian
Berawal dari potensi fasilitas pendidikan, sumber daya alam, dan sejarah
yang menarik dan informatif dari segi pendidikan berkaitan dengan bidang
pertanian, kehutanan, peternakan, dan kelautan di kawasan pendidikan Kampus
IPB Darmaga ini dapat dikembangkan program pengenalan pendidikan pertanian
63
pendidikan untuk wisata. Aktivitas dalam subruang ini antara lain kegiatan
administrasi, akademik, dan rekreasi.
Konsep sirkulasi berkembang sesuai dengan alur aktivitas eksisting dan
kebutuhan jalur kegiatan wisata. Alur aktivitas eksisting yaitu sesuai aktivitas
pendidikan dan kegiatan kampus lainnya pada masing-masing fakultas dan
departemen. Kemudian dikembangkan untuk kebutuhan jalur kegiatan wisata,
yaitu sesuai dengan obyek, atraksi, dan paket yang ditawarkan. Sirkulasi secara
umum adalah sirkulasi keluar masuk kampus, menghubungkan berbagai fasilitas
fisik wisata dengan obyek dan atraksi wisata. Fasilitas fisik penunjang terdiri atas
gerbang keluar masuk, pos pelaporan kunjungan wisata, tempat parkir, tempat
makan, guest house, mesjid, tempat souvenir, dan halte bis (Tim Pengelola
Agroedutourism IPB 2012).
terlihat adanya jumlah dan keragaman obyek wisata yang berpotensi untuk
dikembangkan atraksi-atraksinya. Atraksi yang melekat di setiap obyek wisata
merupakan daya tarik wisata. Obyek-obyek yang dimiliki dan berpotensi untuk
dikembangkan tersebut berasal dari berbagai unit di IPB yang tersebar di 9
Fakultas dan terdiri dari 36 Departemen dengan lokasi seperti pada Gambar 37
(Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013).
pengunjung Agroedutourism akan terus ada bahkan meningkat. Namun di sisi lain,
nilai CSI yang tidak mencapai 100% mengindikasikan bahwa masih terdapat
pengunjung yang belum merasa puas dengan pelayanan Agroedutourism. Hal
tersebut menuntut pembenahan pelayanan Agroedutourism, termasuk dengan
menambah obyek wisata serta kemampuan dan pengetahuan pemandu wisata
terhadap obyek dan kampus IPB secara umum.
Klasifikasi pengunjung Agroedutourism adalah siswa-siswa sekolah dengan
berbagai tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), SMP maupun SMA atau yang sederajat, mahasiswa, hingga masyarakat
umum (Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013). Hal ini memberi peluang yang
sangat besar untuk memperkenalkan kampus IPB sebagai salah satu perguruan
tinggi di Indonesia berbasis pertanian. Dengan demikian, hal tersebut menjadi
sarana promosi IPB kepada para siswa, dan salah satu cara memperkenalkan IPB
adalah dengan menyajikan sejarah IPB sebagai kampus pertanian serta kiprah IPB
di dalam dunia pendidikan dan pertanian di Indonesia.
Tahun 2012, jumlah pengunjung Agroedutourism mencapai lebih dari 2000
pengunjung. Jumlah pengunjung dari masing-masing kunjungan berbeda-beda,
berkisar antara 10 hingga 266 pengunjung per kunjungan, dan sebagian besar
jumlah pengunjung di atas 70 orang (Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013).
Hal ini berarti jumlah pengunjung cukup banyak dan selama kunjungan
mengelilingi kampus harus menggunakan kendaraan yang cukup besar dan atau
banyak. Dengan demikian, dengan jumlah pengunjung yang banyak tidak
memungkinkan turun dan mengamati semua elemen dan tapak bersejarah secara
langsung, hanya elemen tertentu saja yang bisa. Selain itu, diperlukan juga
fasilitas parkir yang memadai.
atau elemen yang dilalui. Pada praktiknya, penjelasan mengenai pengenalan IPB
hanya dilakukan dengan penjelasan yang umum saja dari setiap tempat atau
elemen yang dilewati. Masih jarang para pemandu menjelaskan IPB beserta
sejarah IPB maupun elemen atau tapak bersejarah yang terdapat di IPB. Hal
tersebut disebabkan kekurangtahuan pemandu akan sejarah IPB dan keberadaan
elemen dan tapak bersejarah kampus beserta cerita sejarahnya. Oleh karena itu,
dibuatlah suatu rekomendasi untuk memasukkan lanskap sejarah IPB sebagai
bagian interpretasi tentang lanskap sejarah kampus IPB Dramaga ke dalam
pengenalan IPB kepada pengunjung di awal kunjungan saat perjalanan menuju
obyek wisata yang dituju. Penerapan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. membuat suatu modul panduan bagi para pemandu wisata yang berisi cerita
mengenai sejarah perkembangan IPB, lanskap sejarah IPB, elemen dan tapak
bersejarah kampus IPB yang masih ada beserta cerita sejarahnya berdasarkan
hasil penelitian ini. Modul ini dapat menjadi panduan bagi pemandu agar
pemandu mengetahui dan dapat menjelaskan kepada pengunjung tentang
lanskap sejarah kampus IPB Dramaga;
2. memasukkan materi sejarah dan lanskap sejarah kampus IPB ke dalam materi
pelatihan pemandu baru;
3. mengharuskan para pemandu menguasai kondisi kampus IPB, sejarah, dan
mengetahui lokasi dari masing-masing elemen dan tapak bersejarah. Hal
tersebut karena pemandu wisata berperan penting dalam pengenalan IPB
kepada para pengunjung;
4. pemandu menjelaskan elemen atau tapak bersejarah yang ditemui saat
perjalanan menuju lokasi obyek tujuan wisata.
Selain dengan memasukkan materi lanskap sejarah ke dalam pengenalan
IPB di awal kunjungan saat perjalanan pengunjung menuju obyek tujuan, dapat
pula dibuat suatu jalur khusus bagi pengunjung untuk menginterpretasi lanskap
sejarah kampus IPB Dramaga. Jalur tersebut dijelaskan pada Gambar 39. Jalur
interpretasi tersebut dibuat khusus sebagai jalur interpretasi lanskap sejarah
kampus IPB Dramaga. Jalur tersebut digunakan saat pengenalan kampus kepada
pengunjung di awal kunjungan. Setelah pengunjung datang dan masuk gerbang
utama kampus IPB Dramaga, mereka tidak langsung diantar ke lokasi obyek
tujuan wisata mereka. Akan tetapi, pengunjung dibawa berkeliling terlebih dahulu
sesuai dengan jalur interpretasi tersebut. Baru setelah itu, pengunjung dibawa ke
lokasi obyek tujuan wisata. Saat berkeliling, tugas pemandu wisata adalah
menjelaskan tentang IPB, sejarah perkembangan IPB dan elemen atau tapak
bersejarah yang ditemui saat perjalanan. Kegiatan ini berpotensi menambah durasi
kunjungan, sehingga sebaiknya durasi untuk berkeliling ini sudah ditambahkan
pada durasi kunjungan.
Jalur interpretasi dibuat dengan menyesuaikan keberadaan elemen dan tapak
bersejarah. Rute yang dibuat berdasarkan jalur yang memungkinkan paling
banyak melalui elemen dan tapak bersejarah. Perjalanan dimulai dari titik awal
(titik A pada Gambar 39) mengikuti garis berwarna biru menuju ke titik akhir
(titik B pada Gambar 39) mengikuti arah tanda panah. Dari titik akhir tersebut
perjalanan dilanjutkan sesuai dengan tujuan lokasi obyek wisata.
71
Gambar 39 Jalur interpretasi lanskap sejarah kampus IPB Dramaga bagi kegiatan
awal kunjungan
72
sendiri yang saat ini direncanakan akan dibangun di dekat lapangan parkir Al
Hurriyyah. Penjelasan mengenai kedua alternatif jalur ini relatif sama. Selama
berkeliling kampus, pemandu wisata menjelaskan mengenai setiap titik elemen
atau tapak bersejarah kampus IPB Dramaga yang dilalui. Dengan demikian, para
pemandu berperan sebagai interpreter bagi para pengunjung yang menjelaskan
obyek-obyek yang tidak memungkinkan pengunjung berhenti dan turun dari
kendaraan untuk berinterpretasi secara langsung.
Perjalanan berkeliling kampus dimulai dari titik awal berupa ruangan audio-
visual mengikuti jalur yang tersedia sesuai arah panah. Selama perjalanan
berkeliling kampus, pengunjung diajak untuk berhenti di beberapa titik untuk
melihat atraksi wisata. Titik peberhentian pertama adalah di perkebunan karet
Cikabayan (titik A pada Gambar 40 dan 41). Pada lokasi ini pengunjung dibawa
pada suasana kampus IPB Dramaga pada masa penjajahan Kolonial Belanda yang
merupakan perkebunan karet. Di area ini pengunjung mendapat penjelasan
mengenai pohon karet dan proses pengolahan karet sejak penyadapan hingga
menjadi karet yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selain itu,
pengunjung dapat melihat langsung proses penyadapan getah karet dengan
didemonstrasikan oleh pegawai kebun karet Cikabayan.
Kegiatan dilanjutkan menuju tempat pemberhentian kedua, yaitu di sekitar
bangunan Landhuis (titik B pada Gambar 40 dan 41). Di lokasi ini interpretasi
dilakukan secara langsung oleh para pengunjung pada obyek-obyek di sekitar
bangunan Landhuis. Pada area ini kendaraan pengunjung diparkir di lapangan
parkir Al Hurriyyah. Setelah itu para pengunjung turun untuk mengamati secara
langsung elemen dan tapak bersejarah yang ditemui di area sekitarnya, terutama
elemen sisa peninggalan Belanda. Elemen-elemen tersebut meliputi menara air
jaman Belanda, bak bekas pengolahan lateks, bangunan bekas kantor administrasi
pabrik karet, rumah administrator pabrik karet, lonceng Slavenbel, dan perjalanan
diakhiri dengan mengamati bangunan Landhuis yang merupakan rumah keluarga
Van Motman, tuan tanah perkebunan karet Dramaga pada masa penjajahan
Belanda. Pada saat interpretasi elemen-elemen tersebut, peran pemandu masih
dibutuhkan untuk mengarahkan para pengunjung dan menjelaskan beberapa hal
yang belum diketahui pengunjung. Selain pemandu, fasilitas interpretasi seperti
papan interpretasi dapat dibuat pada elemen-elemen tersebut terutama elemen
peninggalan masa penjajahan Belanda.
Kegiatan selanjutnya dilakukan di area sekitar bangunan Landhuis.
Bangunan Landhuis dapat digunakan sebagai tempat kunjungan. Pada bangunan
ini pengunjung dibawa ke suasana rumah keluarga Belanda pada masa lalu.
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menginterpretasi bangunan Landhuis
dengan gaya arsitektur jaman Belanda serta lanskap sekitar bangunan, mendengar
cerita bangunan dan keluarga van Motman sebagai penghuni sekaligus pemilik
bangunan ini di masa lalu dari penjaga bangunan Landhuis. Para pengunjung
diajak melakukan kebiasaan yang unik dari keluarga van Motman ini, misalnya
acara minum teh. Selain itu, pengunjung diajak untuk merasakan menjadi pekerja
perkebunan karet, misalnya menjadi administrator, mandor, bahkan buruh kebun
atau pabrik karet dengan menggunakan kostum pekerja, lonceng Slavenbel, dan
sepenggal cerita. Selain merasakan menjadi pekerja, kegiatan selanjutnya bisa
diisi dengn berfoto dengan kostum tersebut di sekitar bangunan atau lanskap
Landhuis. Pengelola menyediakan properti untuk kegiatan atraksi dan foto-foto ini.
74
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RSH IPB. 2009. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia pada:
http://rsh.ipb.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47&
Itemid=55.
Saputra, I. 2010. Konsep Street furniture Kampus Institut Pertanian Bogor
Dramaga. [skripsi]. Bogor : Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
SEAFAST IPB. 2010. Fasilitas [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia
pada: http://seafast.ipb.ac.id/facilities/pilot-plant.
SEAFAST IPB. 2013. SEAFAST CENTER [internet]. [diunduh 2013 September
30]. Tersedia pada: http://seafast.ipb.ac.id.
SMA Kornita IPB. 2011 Visi misi SMA Kornita IPB [internet]. [diunduh 2013
September 30]. Tersedia pada: http://smakornita.sch.id/index.php?id=2.
Tarwono. 2006. IPB dirikan rusun untuk mahasiswanya [internet]. [diunduh 2013
September 28]. Tersedia pada: http://www.suarakarya-online.com/
news.html?id=155745.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2008. Pengembangan Agroedutourism
IPB_2008. Bogor: Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak
dipublikasikan.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2012. Laporan Tahun ke-3. Bogor:
Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak dipublikasikan.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2013. Laporan Agroedutourism IPB. Bogor:
Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak dipublikasikan.
TPB IPB. 2013. Sejarahh [internet]. [diunduh 2013 September 28]. Tersedia pada:
http://tpb.ipb.ac.id/visi-a-misi.
81
RIWAYAT HIDUP