Anda di halaman 1dari 94

PENGEMBANGAN POTENSI LANSKAP SEJARAH KAMPUS

DRAMAGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM


AGROEDUTOURISM DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

IRMA LASMIANA SUMARNA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Potensi


Lanskap Sejarah Kampus Dramaga untuk Mendukung Program Agroedutourism
di Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013

Irma Lasmiana Sumarna


NIM A44090035
ABSTRAK
IRMA LASMIANA SUMARNA. Pengembangan Potensi Lanskap Sejarah
Kampus Dramaga untuk Mendukung Program Agroedutourism di Institut
Pertanian Bogor. Dibimbing oleh NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN.
Kampus IPB Dramaga memiliki sejarah pada lanskapnya baik sebelum
maupun setelah ditetapkan sebagai area kampus IPB. Salah satu cara menjaga dan
melestarikan lanskap sejarah kampus IPB adalah dengan mengaitkannya dengan
wisata. Berkaitan dengan wisata, IPB memiliki suatu program wisata yang
bernama Agroedutourism. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk membuat suatu konsep pengembangan potensi lanskap sejarah kampus IPB
untuk mendukung program Agroedutourism di IPB. Penelitian dilakukan di
kampus IPB Dramaga dari bulan Maret hingga Juli 2013 dengan metode survai,
penelusuran sejarah, analisis deskriptif dan penilaian potensi lanskap sejarah
dengan pendekatan teknik scoring. Dari identifikasi, terdapat 47 elemen dan tapak
bersejarah yang terbagi ke dalam 5 periode. Setelah penilaian dilakukan, terdapat
19 elemen dan tapak yang memiliki nilai signifikansi tinggi, 12 elemen dan tapak
yang memiliki nilai signifikansi sedang, dan 16 elemen dan tapak yang memiliki
nilai signifikansi rendah. Penelitian menghasilkan suatu konsep pengembangan
potensi lanskap sejarah kampus dengan pengintegrasian elemen-elemen sejarah
bernilai penting untuk menjadi obyek wisata Agroedutourism termasuk
pengembangan jalur wisata, arahan penataan lanskap dan fasilitas interpretasi.
Kata kunci: agroedutourism, kampus IPB Dramaga, lanskap sejarah

ABSTRACT

IRMA LASMIANA SUMARNA. The Development of Historical Landscape in


Dramaga Campus to Support Agroedutourism Program at Bogor Agricultural
University. Supervised by NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN.
IPB Dramaga campus has histories on its landscape both before and after
the campus was built. One way to maintain and preserve historical landscape of
IPB campus is by linking it with tourism. Related to tourism, IPB has a tourism
program named Agroedutourism. Therefore, this study was conducted with the
aim to create a concept of the development potential of historical landscape in
campus to support Agroedutourism program at IPB. The study was held at IPB
Dramaga campus from March to July 2013 using survey method, histories
searching, descriptive analysis, and assessment of the potential of historical
landscape with scoring technique approach. As results, there were 47 historical
elements and sites that were grouped in 5 periods. After the assessment was
conducted, there were 19 elements and sites that having high significant value, 12
elements and sites that having medium significant value, and 16 elements and
sites that having low significant value. The study resulted a development concept
of potential historical landscape with integration historical elements and sites that
having significant value to be tourism objects of Agroedutourism, including
tourism track, referral arrangement of landscape, and facilities of interpretation.
Key words: agroedutourism, IPB Dramaga campus, historical landscape
PENGEMBANGAN POTENSI LANSKAP SEJARAH KAMPUS
DRAMAGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
AGROEDUTOURISM DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

IRMA LASMIANA SUMARNA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Pengembangan Potensi Lanskap Sejarah Kampus Dramaga untuk
Mendukung Program Agroedutourism di lnstitut Pertanian Bogor
Nama : Irma Lasmiana Sumarna
NIM : A44090035

Disetujui oleh

Dr Ir Nurhayati H. S. Arifin, MSc

Pembimbing

TanggaJ Lulus : 2 1 OCT 2013


Judul Skripsi : Pengembangan Potensi Lanskap Sejarah Kampus Dramaga untuk
Mendukung Program Agroedutourism di Institut Pertanian Bogor
Nama : Irma Lasmiana Sumarna
NIM : A44090035

Disetujui oleh

Dr Ir Nurhayati H. S. Arifin, MSc


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nizar Nasrullah, MAgr


Plh Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
penelitian ini adalah Pengembangan Potensi Lanskap Sejarah Kampus Dramaga
untuk Mendukung Program Agroedutourism di Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor.
Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah
diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr Ir Nurhayati H. S. Arifin, MSc selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini;
2. Bapak Asep dari Subdit Inventaris Faspro IPB dan Bapak Bambang dari
Humas IPB yang telah membantu dalam pengumpulan data dan penelusuran
sejarah kampus IPB;
3. Bapak Hery Purwanto dan Bapak Dr Drs D. Iwan Riswandi, SE, MSi dari
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan IPB yang telah memberikan
informasi mengenai perkembangan rencana induk IPB;
4. Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr selaku ketua Tim Pengelola
Agroedutourism IPB, Kak Fiona, Kak Dwinda, Kak Zainul dan teman-teman
sesama tour guide Agroedutourism IPB atas dukungan dan bantuannya selama
pengamatan dan analisis program Agroedutourism;
5. Orang tua, seluruh keluarga, beserta seluruh teman-teman ARL 46 atas segala
doa, semangat, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013

Irma Lasmiana Sumarna


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pikir Penelitian 2
METODE 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 3
Metode Penelitian 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kondisi Umum Lanskap IPB Dramaga 7
Sejarah Perkembangan Institut Pertanian Bogor 8
Identifikasi Elemen dan Tapak Bersejarah Kampus IPB Dramaga 9
Analisis Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga 49
Pelestarian Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga 57
Program Agroedutourism IPB 62
Konsep Integrasi Potensi Lanskap Sejarah Kampus dalam Agroedutourism 69
PENUTUP 76
Simpulan 76
Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 77
RIWAYAT HIDUP 81
DAFTAR TABEL
1 Kriteria penilaian keaslian (originality) 6
2 Kriteria penilaian keunikan (uniqueness) 7
3 Elemen atau tapak bersejarah sejak masa sebelum kolonial belanda
hingga tahun 1962 16
4 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1963–1983 23
5 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1984–1989 29
6 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1990–2009 41
7 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 2010–2013 47
8 Penilaian keaslian (originality) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga 49
9 Penilaian keunikan (uniqueness) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga 52
10 Penilaian gabungan aspek keaslian dan keunikan lanskap sejarah
kampus IPB Dramaga 55
11 Tindakan pelestarian lanskap sejarah 58
12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
yang memiliki nilai signifikansi tinggi 59
13 Obyek wisata Agroedutourism IPB 65
14 Kegiatan kunjungan Agroedutourism bulan Januari sampai November
2012 67
15 Susunan kegiatan wisata beserta durasi 76

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir penelitian 3
2 Lokasi penelitian 3
3 Tahapan penelitian 5
4 Kuburan “Mbah Jawa” jika dilihat dari arah: (a) FMIPA, (b) jalan 10
5 Batu nisan di kompleks kuburan Palalangon (PPLH IPB 2012) 11
6 Sisa-sisa perkebunan karet Belanda: (a) di area depan FMIPA, (b) di
Jalan Agatis, (c) di kebun Cikabayan 12
7 (a) Bangunan Landhuis, (b) Lonceng Slavenbel 14
8 (a) Kantor administrasi, (b) Rumah administrator 14
9 (a) Menara air, (b) Bak pengolahan lateks 15
10 (a) Pencangkulan pertama kampus IPB Dramaga (Humas IPB 2010), (b)
Pinus plaza Soekarno 16
11 Bangunan Fakultas Kehutanan 19
12 Asrama: (a) Sylva Sari, (b) Amarilis, (c) Sylva Lestari, (d) Sylva Pinus 19
13 Kondisi lanskap kampus IPB sebelum rencana induk 1981 20
14 (a) Perumahan dosen, (b) Gedung olah raga lama 21
15 Bangunan-bangunan Food Technology Development Center 22
16 (a) Bangunan Agricultural Product Processing Pilot Plant, 22
17 Rencana induk tahun 1981 24
18 (a) Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi, (b) Bangunan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup 25
19 (a) Gedung administrasi pusat, (b) Bangunan Fakultas Teknologi
Pertanian 26
20 (a) Bangunan Pusat Antar Universitas, (b) Bangunan GMSK 27
21 Kompleks sistem energi tata surya 28
22 Rencana induk hasil revisi tahun 1989 30
23 Gedung Graha Widya Wisuda: (a) lama, (b) baru 31
24 (a) Bangunan Poliklinik IPB, (b) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 32
25 (a) Mesjid Al Hurriyyah, (b) Fakultas Peternakan 34
26 Simbol peresmian kampus IPB Dramaga: (a) Dua pohon beringin, (b)
Batu prasasti 35
27 (a) Fakultas Pertanian, (b) Fakultas Kedokteran Hewan 37
28 (a) Rumah Sakit Hewan IPB, (b) Gymnasium (sumber:
avita.unaiya10.student.ipb.ac.id 2013) 38
29 Asrama TPB IPB: (a) putera (b) puteri 38
30 (a) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) Rusunawa 39
31 (a) Asrama internasional, (b) Gedung Agrimedia 41
32 Rencana induk hasil revisi tahun 2010-2030 44
33 (a) Fakultas Ekonomi Manajemen, (b) Fakultas Ekologi Manusia 45
34 (a) Common Class Room, (b) Laboratorium bersama, (c) Rencana
Gedung Pusat Informasi Kehutanan (sumber:
http://kshe.fahutan.ipb.ac.id 2012) 47
35 Elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga 48
36 Hasil analisis nilai signifikansi sejarah lanskap sejarah kampus IPB
Dramaga 56
37 Obyek wisata Agroedutourism IPB 66
38 Tingkat pendidikan pengunjung Agroedutourism IPB 67
39 Jalur interpretasi lanskap sejarah kampus IPB Dramaga bagi kegiatan
awal kunjungan 71
40 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 1 74
41 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 2 75
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian


yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan
menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal
abad ke-20 di Bogor (Anonim 2012). Saat ini IPB memiliki 5 kampus yang
tersebar di beberapa lokasi dengan peruntukan khusus, yaitu: kampus IPB
Dramaga (267 Ha) sebagai kantor rektorat dan pusat kegiatan belajar-mengajar
S1, S2 dan S3, kampus IPB Baranangsiang Bogor (11.5 Ha) sebagai pusat
kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan pascasarjana
eksekutif, kampus IPB Gunung Gede Bogor (14.5 Ha) sebagai pusat kegiatan
pendidikan manajemen dan bisnis, kampus IPB Cilibende Bogor (3.2 Ha) sebagai
pusat kegiatan pendidikan vokasional diploma, dan kampus IPB Taman Kencana
Bogor (3.4 Ha) yang direncanakan untuk pendirian rumah sakit internasional
(Humas IPB 2010).
IPB yang secara resmi berdiri sejak tahun 1963 ini tentunya telah
menorehkan banyak sejarah. Begitupun dengan lanskap kampus IPB khususnya
kampus IPB Dramaga memiliki berbagai sejarah baik sebelum kampus IPB
dibangun maupun setelah kampus IPB dibangun. Sejarah tersebut dapat terlihat
dari elemen-elemen lanskap sejarah kampus IPB Dramaga yang sampai saat ini
masih ada. Namun keberadaan elemen-elemen lanskap bersejarah ini masih
diabaikan dan tidak dianggap penting, sehingga keberadaan elemen-elemen
bersejarah ini belum banyak diketahui oleh masyarakat dan belum dimanfaatkan
terutama sebagai bukti sejarah IPB dan salah satu identitas kampus IPB Dramaga.
Padahal keberadaan elemen-elemen lanskap bersejarah memiliki nilai penting,
seperti yang dikemukakan Arifin (2011), bahwa bukti fisik yang dapat
merepresentasikan nilai pentingnya, dapat dilihat, dipelajari, diinterprestasi,
diteliti sebagai pengingat, pengenal dan penghubung suatu kawasan/masyarakat
dengan sejarah masa lalunya, sebagai identitas kawasan, sebagai aset untuk
ekonomi/kesejahteraan masyarakat, dan sebagai bagian dari kota (kawasan yang
lebih besar) menghasilkan keberagaman yang meningkatkan kualitas kota.
Menjaga dan melestarikan sejarah bagi suatu bangsa sangatlah penting.
Salah satu caranya adalah dengan mengaitkannya dengan pariwisata. Hal ini
dapat dilakukan dengan menjadikan hal yang berkaitan dengan sejarah sebagai
obyek wisata (Gustiawan 2012). Dengan demikian, potensi lanskap sejarah
kampus IPB Dramaga penting untuk dilestarikan dan dapat dikembangkan dalam
suatu program wisata.
Berkaitan dengan wisata, IPB memiliki suatu program wisata yang bernama
Agroedutourism IPB. Agroedutourism IPB merupakan wisata pendidikan
pertanian yang ditujukan bagi masyarakat sebagai sarana rekreasi serta sarana
memperkenalkan pertanian secara luas kepada masyarakat. Selain itu,
Agroedutourism menjadi ajang memperkenalkan kampus IPB kepada masyarakat
luar. Dalam program ini, terdapat berbagai obyek wisata yang menjadi tujuan atau
daya tarik untuk pengunjung dalam berwisata. Dengan demikian, lanskap sejarah
2

kampus IPB berpotensi untuk dikembangkan atau diintegrasikan menjadi salah


satu program pendukung dalam program Agroedutourism IPB. Oleh karena itu,
dengan mengembangkan potensi lanskap sejarah kampus dan memasukkannya ke
dalam program Agroedutourism, dapat menjadi salah satu upaya melestarikan
sejarah IPB untuk menjaga keberlanjutannya.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. mengidentifikasi elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga,
2. menganalisis potensi dan kendala, serta nilai penting lanskap sejarah kampus
IPB,
3. menganalisis potensi pengembangan lanskap sejarah untuk program
Agroedutourism IPB, dan
4. membuat suatu rekomendasi pengembangan potensi lanskap sejarah kampus
untuk mendukung program Agroedutourism IPB.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:


1. menghasilkan suatu rekomendasi pengembangan lanskap sejarah kampus IPB
yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi tim pengelola Agroedutourism
IPB sebagai salah satu program pendukung Agroedutourism;
2. pertimbangan bagi pengelola kampus IPB agar menjaga dan melestarikan
lanskap sejarah kampus IPB Dramaga, sehingga lanskap sejarah kampus
tersebut dapat menjadi identitas kampus IPB.

Kerangka Pikir Penelitian

Secara umum, penelitian ini mengangkat topik mengenai lanskap sejarah


kampus IPB khususnya di kampus IPB Dramaga. Hal ini berkenaan dengan
elemen dan tapak bersejarah di suatu kawasan merupakan suatu yang penting
dijaga dan dilestarikan karena memiliki nilai-nilai penting sejarah. Permasalahan
saat ini ialah lanskap sejarah kampus IPB Dramaga kurang digali, masih
diabaikan dan tidak dianggap penting, sehingga perlu upaya untuk
melestarikannya. Untuk melestarikan elemen dan lanskap bersejarah dapat
dilakukan salah satunya dengan cara menjadikannya sebagai obyek wisata. Di
samping itu, IPB sendiri memiliki suatu program wisata yang bernama
Agroedutourism. Dengan demikian, lanskap sejarah kampus IPB dapat dijadikan
program pendukung dalam program Agroedutourism. Kerangka pikir penelitian
ini disajikan pada Gambar 1.
3

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di kawasan kampus Institut Pertanian


Bogor (IPB) Dramaga, yaitu di Jalan Raya Dramaga, Desa Babakan, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian dilakukan selama
4 bulan, yaitu pada bulan Maret hingga Juli 2013.

Gambar 2 Lokasi penelitian


4

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap
analisis, dan tahap sintesis (Gambar 3). Penjelasan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data awal yang
berupa data primer dan data sekunder. Data yang diambil meliputi aspek sejarah,
fisik, dan wisata. Secara teknis, tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. survai lapang, dilakukan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui
langsung kondisi tapak, yaitu: kondisi fisik lanskap yang bernilai sejarah,
karakter lanskap dan lingkungan sekitarnya, elemen bersejarah, dan
penggunaan lahan saat ini.
2. wawancara, dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari pihak-pihak
yang terkait seperti tim pengelola Agroedutourism IPB mengenai kondisi
program Agroedutourism IPB, Direktorat Fasilitas dan Properti IPB untuk
mendapatkan data keberadaan elemen bersejarah, penelusuran sejarah dan
pengelolaan yang telah dilakukan terhadap elemen-elemen bersejarah,
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan untuk mendapat informasi
mengenai perkembangan master plan IPB, serta narasumber lain untuk
mendapatkan informasi mengenai perkembangan lanskap kampus IPB
Dramaga sebagai salah satu sumber penelusuran sejarah.
3. studi pustaka, dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi sekunder yang
tidak didapatkan dari survai tapak serta untuk melengkapi data dan informasi
yang dirasa belum cukup. Studi pustaka terutama dilakukan di Direktorat
Fasilitas dan Properti IPB Subdit Inventaris berupa studi dokumen-dokumen
laporan pembangunan kampus IPB Dramaga beserta rencana induk.

Tahap Analisis
Tahap analisis merupakan tahap penilaian kualitas karakter lanskap lokasi
penelitian. Analisis dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan, untuk
menentukan potensi dan kendala pada tapak. Metode analisis yang digunakan
adalah secara deskriptif. Analisis yang dilakukan dimulai dengan identifikasi
elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga dengan periodisasi sejarah
yang digunakan berdasarkan keberadaan kolonial Belanda untuk masa sebelum
kampus IPB dibangun dan berdasarkan rencana induk IPB pada masa
pembangunan kampus IPB Dramaga. Periodisasi sejarah tersebut terbagi menjadi
5 periode, yaitu:
1. periode pertama adalah pada masa sebelum Kolonial Belanda hingga tahun
1962. Tahun 1962 digunakan sebagai batas akhir periode pertama karena
tahun ini merupakan tahun terakhir kawasan Dramaga belum dikelola oleh
IPB yang berdiri secara resmi pada tahun 1963;
2. periode kedua adalah pada tahun 1963 hingga tahun 1983, yaitu masa
pembangunan kampus Dramaga sejak IPB berdiri dengan pembangunan yang
belum mengikuti rencana induk;
3. periode ketiga adalah pada tahun 1984 hingga 1989, yaitu sejak masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang sudah mengikuti rencana induk
5

pertama (tahun 1981) hingga pembuatan rencana induk revisi pada tahun
1989;
4. periode keempat adalah pada tahun 1990 hingga tahun 2009, yaitu masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang mengikuti rencana induk hasil
revisi tahun 1989 hingga pembuatan rencana induk revisi terbaru pada tahun
2010;
5. periode kelima adalah pada tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu masa
pembangunan kampus IPB Dramaga yang mengikuti rencana induk revisi
tahun 2010 hingga dilakukannya penelitian ini pada tahun 2013.
Setelah identifikasi, analisis dilanjutkan dengan analisis terhadap kondisi
fisik dan nilai penting lanskap sejarah kampus sesuai dengan periode sejarah,
analisis perkembangan rencana induk IPB sesuai dengan pengaruhnya terhadap
keberadaan elemen dan lanskap bersejarah yang berhasil diidentifikasi, serta
analisis potensi pengembangan potensi lanskap sejarah kampus untuk mendukung

Gambar 3 Tahapan penelitian


6

program Agroedutourism. Analisis untuk mengetahui nilai signifikansi lanskap


sejarah adalah dengan melakukan penilaian terhadap beberapa aspek penting
menurut Harris dan Dines (1998) yang dimodifikasi dengan menyesuaikan
kebutuhan dan kondisi lanskap sejarah. Penilaian signifikansi tersebut meliputi
penilaian keaslian (originality) dan keunikan (uniqueness). Penilaian terhadap
aspek tersebut dihitung menggunakan metode scoring yang dikemukakan oleh
Selamet (1983) dalam Allindani (2007), dengan rumus interval kelas:
k r Mak i u ( Ma) k r Mini u ( Mi)
Int r al K la (IK)
Ju lah Kat ri
Keterangan : Tinggi = SMi + 2IK + 1 sampai SMa
Sedang = SMi + IK + 1 sampai (SMi + 2IK)
Rendah = SMi sampai SMi + IK
Kriteria penilaian yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menentukan
tingkat keaslian lanskap sejarah kampus IPB Dramaga adalah fungsi, kondisi fisik
elemen atau tapak, dan aksesibilitas menuju elemen atau tapak (Tabel 1). Dengan
menggunakan kriteria tersebut dapat diketahui tingkat keaslian dari setiap elemen
dan tapak bersejarah yang terdapat di kawasan kampus IPB Dramaga. Kriteria
penilaian yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menentukan tingkat keunikan
lanskap sejarah kampus IPB Dramaga adalah asosiasi kesejarahan, integritas,
keragaman yang berbeda dari kebiasaan, dan kualitas estetik (Tabel 2). Dengan
menggunakan kriteria tersebut dapat diketahui tingkat keunikan dari setiap elemen
dan tapak bersejarah yang terdapat di kawasan kampus IPB Dramaga. Setelah
masing-masing dari elemen dan tapak bersejarah diberikan penilaian sesuai
dengan kriteria dari tiap-tiap aspek, maka dilakukan overlay untuk mengetahui
hasil analisis dan potensi lanskap sejarah untuk dikembangkan menjadi suatu
program wisata.

Tabel 1 Kriteria penilaian keaslian (originality)


Skor
No. Kriteria
1 (Rendah) 2 (Sedang) 3 (Tinggi)
1 Fungsi Mengalami Mengalami Tidak mengalami
perubahan fungsi perubahan fungsi 25- perubahan fungsi atau
>50%. 50%. berubah <25%.
2 Fisik Elemen mengalami Elemen mengalami Elemen tidak
perubahan struktur. asimilasi struktur, mengalami
Tidak mewakili namun masih perubahan struktur
karakter dan gaya mewakili karakter sehingga sangat
arsitektur masa lalu. dan gaya arsitektur mewakili gaya
masa lalu. arsitektur masa lalu.
3 Aksesibi- Akses dan sirkulasi Akses dan sirkulasi Akses dan sirkulasi
litas dan menuju elemen menuju elemen menuju elemen tetap,
sirkulasi mengalami mengalami relatif tidak
perubahan perubahan, namun mengalami
karakteristik. masih perubahan, dan
mempertahankan karakteristiknya
karakteristiknya. masih asli.
Diadaptasi dari Harris dan Dines (1988)
7

Tabel 2 Kriteria penilaian keunikan (uniqueness)


Skor
No. Kriteria
1 (Rendah) 2 (Sedang) 3 (Tinggi)
1 Asosiasi Lanskap/elemen tidak Lanskap/elemen Lanskap/elemen
Kesejarahan memiliki hubungan memiliki hubungan memiliki
kesejarahan. kesejarahan yang hubungan
lemah. kesejarahan yang
kuat.
2 Integritas Elemen lanskap Elemen lanskap Elemen lanskap
sejarah tidak sejarah membentuk sejarah
membentuk kesatuan kesatuan lanskap membentuk
lanskap bersejarah bersejarah dengan kesatuan lanskap
yang harmonis. karakter lemah. bersejarah dengan
karakter kuat.
3 Keragaman Lanskap memiliki > 5 Lanskap memiliki 2- Lanskap hanya
yang berbeda perwakilan elemen 5 perwakilan elemen memiliki satu
dari kebiasaan bersejarah pada suatu bersejarah pada perwakilan elemen
kawasan. suatu kawasan. bersejarah pada
suatu kawasan.
4 Kualitas Elemen lanskap tidak Elemen lanskap Elemen lanskap
estetik memiliki estetika/ masih memiliki memiliki estetika/
gaya arsitektur yang estetika/gaya gaya arsitektur
dapat menunjukkan arsitektur yang dapat masa lalu yang
kekhasannya pada menunjukkan khas pada hampir
masa lalu. kekhasannya pada semua bagian,
masa lalu. termasuk detail
ornamennya.
Diadaptasi dari Harris dan Dines (1988)

Tahap Sintesis
Sintesis dilakukan sebagai tahapan pengolahan hasil analisis. Pada tahap ini
dibuat suatu hasil akhir penelitian berupa rekomendasi konsep pengembangan
potensi lanskap sejarah kampus dengan pengintegrasian elemen-elemen sejarah
bernilai penting untuk menjadi obyek-obyek wisata Agroedutourism termasuk
pengembangan jalur wisata, arahan penataan lanskap dan fasilitas interpretasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lanskap IPB Dramaga

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menjadi tapak dalam penelitian
ini merupakan kampus IPB Dramaga yang secara administratif terletak di Jalan
Raya Dramaga Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Secara geografis kampus IPB Dramaga berada pada ketinggian 190 mdpl
dengan letak astronomis berada antara 06o32’41” sampai 06o33’58” LS dan antara
8

106o42’47” sampai 106o44’07” BT. Lokasi kampus ini sekitar + 13,3 km dari
pusat kota Bogor ke arah Jasinga dan sekitar + 52 km sebelah selatan Kota Jakarta.
Batas-batas kampus IPB Dramaga adalah:
a. sebelah utara berbatasan dengan sungai Ciapus dan sungai Cisadane
b. sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor-Jasinga
c. sebelah timur berbatasan dengan perkampungan penduduk Desa Babakan
d. sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cihideung
Berdasarkan data iklim 2012-2013 dari Stasiun Klimatologi Kelas I
Dramaga, Bogor, suhu udara rata-rata bulanan sebesar 25,8oC dengan suhu
tertinggi sebesar 26,3oC terjadi pada bulan Oktober dan suhu terendah sebesar
25,1oC terjadi pada bulan Januari. Curah hujan rata-rata bulanan sebesar 316,2
mm dengan hari hujan tertinggi sebanyak 28 hari dan curah hujan tertinggi
sebesar 548.9 mm terjadi pada bulan Januari. Kelembaban udara relatif rata-rata
tahunan wilayah ini adalah sebesar 84,3%.
Kondisi topografi di sepanjang tapak cukup bervariasi. Sebagian besar tapak
memiliki kelas lereng 1%-5%. Sebagian daerah Utara dan Barat tapak memiliki
kelas 5%-10%. Kelas lereng 10%-15% berada pada bagian belakang kandang sapi
dan sebagian pinggiran sungai Cihideung di sebelah Barat tapak memiliki kelas
lereng lebih 15% (Saputra 2010).

Sejarah Perkembangan Institut Pertanian Bogor

Sejarah perkembangan IPB dimulai sejak zaman kolonial Belanda.


Pendiriannya berawal dari keinginan para cendekia bangsa Indonesia untuk
mendirikan Fakultas Pertanian yang sudah muncul pada tahun 1918, tetapi ditolak
oleh pemerintah Belanda. Usul tersebut muncul kembali pada tahun 1926/1927,
tetapi masih ditolak dengan alasan tidak cukup jumlah lulusan sekolah menengah
yang memenuhi syarat, karena pada tahun itu pula Fakultas Kedokteran dibuka.
Pada tahun 1931, pada waktu pembukaan Fakultas Sastra, Pemerintah Belanda
berjanji akan mendirikan Fakultas Pertanian. Tahun 1937-1938 pendiriannya
ditunda karena diperlukan pengkajian terlebih dahulu oleh suatu komisi, sehingga
dibentuklah Komisi Pengkajian Fakultas Pertanian. Komisi ini diketuai oleh Dr.
De Vries, hoofd ambtenar urusan ekonomi, Departemen Ekonomi Pemerintah
Hindia Belanda (Manuwoto 2001).
Berdasarkan hasil pengkajian oleh komisi tersebut, maka ilmu pertanian
yang ditawarkan di Fakultas Pertanian mencakup 2 kelompok ilmu, yaitu: ilmu
yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman dan keadaan lingkungan yang
mempengaruhinya, serta ilmu yang berhubungan dengan keuntungan yang
diperoleh melalui aktivitas pertanian dan keadaan kehidupan masyarakat.
Dijelaskan pula bahwa yang dimaksud pertanian oleh komisi mencakup pula
peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pada akhir laporannya komisi tersebut
menyarankan pembentukan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam untuk dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan pendukung ilmu-ilmu kedokteran, pertanian,
dan teknik. Dengan persetujuan Volksraad (Dewan Rakyat) maka Fakultas
Pertanian yang dijuluki mahkota alam (naturlijke bekroning) memulai perkuliahan
pada tanggal 1 September 1940. Pada waktu itu terdapat 49 orang mahasiswa dari
51 orang calon mahasiswa yang mendaftar. Dua orang mengundurkan diri,
9

seorang karena menjalani wajib militer dan seorang lagi pindah ke Sekolah Tinggi
Kedokteran (Manuwoto 2001).
Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian yang didirikan oleh Pemerintah
Hindia Belanda di Bogor pada tahun 1940 ini diberi nama Landbouw Hogeschool
yang kemudian pada tanggal 31 Oktober 1941 dinamakan Landbowkundige
Faculteit. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) Landbowkundige Faculteit
ditutup, sedangkan Nederlandsch Indische Veeartsenschool (sekolah Kedokteran
Hewan) tetap berjalan, hanya saja namanya diubah menjadi Bogor Zui Gakku
(Sekolah Dokter Hewan Bogor). Sejalan dengan masa kemerdekaan tahun 1946,
Kementerian Kemakmuran Republik Indonesia meningkatkan Sekolah Dokter
Hewan di Bogor menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (Humas IPB
2010).
Pada tahun 1947 Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian, Landbowkundige
Faculteit dibuka kembali dengan nama Faculteit Voor Landbouw-Wetenschappen
yang mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan. Sedangkan Perguruan Tinggi
Kedokteran Hewan pada tahun 1948 dijadikan Faculteit voor Dierge neeskunde di
bawah Universiteit van Indonesie yang kemudian berubah nama menjadi
Universitas Indonesia. Pada tahun 1950 Faculteit voor Landbouw-wetenschappen
berubah nama menjadi Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dengan 3 jurusan
yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan Kehutanan serta pada tahun 1957
dibentuk jurusan Perikanan Darat. Adapun Faculteit voor Dieergeneeskunde
berubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia yang pada
tahun 1960 berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Selanjutnya pada tahun 1962 menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan
Universitas Indonesia (Humas IPB 2010).
Tanggal 1 September 1963 IPB berdiri secara resmi berdasarkan keputusan
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang
kemudian disyahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No. 279/1965.
Pada saat itu, 2 fakultas di Bogor yang berada dalam naungan Universitas
Indonesia, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan berkembang
menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun
1964, lahir Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (Humas IPB 2010).

Identifikasi Elemen dan Tapak Bersejarah Kampus IPB Dramaga

Identifikasi elemen dan tapak bersejarah di kampus IPB Dramaga bertujuan


untuk mengetahui elemen-elemen dan tapak-tapak yang memiliki nilai sejarah
yang masih ada di sekitar kampus IPB Dramaga hingga saat ini. Identifikasi
elemen dan tapak bersejarah kawasan kampus IPB Dramaga ini dilakukan sesuai
dengan periode sejarah yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

Pada Masa Sebelum Kolonial Belanda Hingga Tahun 1962


Periode sejak sebelum masa Kolonial Belanda hingga tahun 1962 ini
digunakan sebagai periode pertama dengan pertimbangan bahwa terdapat elemen
atau tapak sisa peninggalan masa sebelum dan selama masa penjajahan Belanda
yang masih ada hingga saat ini. Pada tahun 1958 semua warga Belanda diminta
10

untuk meninggalkan Indonesia dan semua aset peninggalan Belanda disita oleh
pemerintah Indonesia, termasuk lahan karet di wilayah Dramaga. Semua orang
Belanda yang tinggal di Indonesia beserta keluarganya diminta untuk segera
meninggalkan Indonesia, tak terkecuali keluarga Motman di Dramaga ini.
Semenjak itu perkebunan karet yang luasnya sekitar 250 hektar beserta seluruh
asetnya, disita oleh pemerintah RI (Astari 2010). Setelah itu, lahan perkebunan
Dramaga ini dikelola oleh Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor
berdasarkan kewenangan yang diberikan Menteri Agraria tanggal 8 Agustus 1958
pada surat keputusan No. SK. 209/Ka Bab II Sub kedua dan Bab III Sub b. Batas
akhir periode kedua ini adalah tahun 1962 yang merupakan tahun terakhir
Fakultas Pertanian masih menjadi bagian dari Universitas Indonesia sebelum
berdiri secara resmi sebagai perguruan tinggi. Identifikasi elemen dan tapak
bersejarah pada periode pertama ini menghasilkan 12 elemen dan tapak bersejarah
yang masih ada bukti fisiknya hingga saat ini (Tabel 3). Penjelasan ke-12 elemen
dan tapak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kuburan “Mbah Jawa”
Suatu pandangan menyebutkan bahwa sebelum warga keturunan dari
keturunan terhormat di Banten, kawasan Dramaga sudah dihuni oleh beberapa
kalangan yang juga dian ap ba ai “ ran - ran akti”. Pandan an ini
mendasarkan pada adanya kuburan tua di dalam areal kampus yang dikenal
sebagai kuburan “Mbah Jawa” (Ga bar 4). Adanya kuburan tersebut memberikan
keyakinan bahwa Mbah Jawa sebagai penghuni utama di kawasan Dramaga. Kini
kuburan tersebut berada di tengah kebun karet di depan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB. Kuburan ini merupakan kuburan tunggal
sisa dari pemindahan sejak awal tahun 1960-an. Pada awalnya di areal sekitar
kuburan Mbah Jawa diperkirakan lebih dari dua puluh unit kuburan. Namun pada
sekitar tahun 1961 seluruh jasad dalam area kuburan tersebut dipindahkan, yakni
pada saat perintisan pembangunan kampus IPB Dramaga. Namun setelah
pemindahan, salah satu imam yang ikut mengorganisasikan, memindahkan, dan
menguburkan mayat tersebut ke tempat lain merasa tidak nyaman karena yang
bersangkutan sering mendapatkan gangguan. Bentuk gangguan tersebut antara
lain dalam bentuk suara atau mimpi permintaan seseorang untuk dikembalikan ke
kuburan semula. Gangguan tersebut datang berulang sehingga diputuskan untuk
dikembalikan ke tempatnya semula dan sejak saat itu tidak ada lagi warga yang
berani memindahkan kuburan tersebut (PPLH IPB 2012). Cerita gangguan dari
penghuni kuburan tersebut secara ilmiah dapat dikaitkan dengan suatu bentuk

(a) (b)
Gambar 4 Kuburan “Mbah Jawa” jika dilihat dari arah: (a) FMIPA, (b) jalan
11

pengelolaan dari lahan perkebunan karet yang masih tersisa di sekitar area
akademik kampus IPB Dramaga. Dengan adanya cerita tersebut, perkembangan
pembangunan kampus tidak akan membongkar area perkebunan karet tersebut,
sehingga dapat menjadi upaya menghambat konversi lahan perkebunan (ruang
terbuka hijau) menjadi lahan terbangun.
2. Kompleks Kuburan Palalangon
Pandangan yang lain mengaitkan warga asli Dramaga masa lalu dengan
kuburan Palalangon atau kuburan Gunung Carlang yang dianggap sebagai
kuburan keturunan orang-orang besar sebelum dan di masa kolonial. Pada areal
makam tersebut terdapat sejumlah nama yang dihubungkan dengan keberadaan
mereka sebagai pewaris kawasan Dramaga. Hal ini ditandai dengan adanya
kuburan golongan bangsawan dan pembesar-pembesar pada masa kolonial di areal
kuburan Palalangon (Gambar 5). Lokasi kuburan ini adalah di belakang gedung
laboratorium bersama.
Kuburan ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian satu berada di sebelah utara
dengan luas sekitar 400 meter persegi dengan kondisi terawat baik, dan bagian
yang lain berada di sebelah selatan dengan luas sekitar 700 meter persegi dengan
kondisi kurang terawat atau baru mulai dirawat kembali pada tahun 2012. Pada
keduanya masing-masing terdapat lebih dari 50 unit kuburan. Kuburan bagian
utara banyak dikunjungi oleh warga dari berbagai daerah karena pada lokasi ini
dianggap terdapat satu kuburan yang memiliki keterkaitan dengan kuburan-
kuburan lainnya yang bersejarah di Banten dan Cirebon. Dilihat dari bentuk batu
nisan, terdapat beberapa kuburan yang menunjukkan bentuk-bentuk ukiran tua,
tepatnya akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19, dan disusul dengan batu nisan
dengan tulisan huruf latin pada awal abad ke 20. Sebagian kuburan tersebut masih
memiliki ahli waris generasi ketiga dan keempat yang tinggal di sekitar kampus
IPB Dramaga.
Kuburan Palalangon berisikan kalangan pembesar pada masa kolonial, baik
sebagai tuan tanah ataupun tokoh masyarakat/pejabat pemerintahan lokal dan
penduduk lokal yang duduk sebagai pejabat penting dalam perkebunan. Bahkan
diriwayatkan terdapat satu kuburan yang diidentifikasi sebagai keturunan
Kesultanan Banten. Kuburan yang dimaksud adalah kuburan Mbah Surya Atmaja.
Mbah Surya Atmaja diyakini sebagai salah satu putra dari Maulana Magribi dari
Banten yang juga merupakan keturunan dari Kesultanan Bone. Saudara-saudara
dari Mbah Surya Atmaja adalah Surya Winata yang pernah tinggal di daerah

Gambar 5 Batu nisan di kompleks kuburan Palalangon (PPLH IPB 2012)


12

pegunungan Tanah Datar, Cianjur, Jawa Barat. Putra yang lain adalah Suryadireja
yang pernah tingga di Cilebut, Bogor. Selanjutnya salah satu putra Surya Atmaja
adalah Mbah Mihaja yang bertugas sebagai mandor besar dalam Perkebunan
Dramaga pada masa kolonial. Keturunan Mbah Mihaja ini masih ada di sekitar
kampus IPB Dramaga saat ini (PPLH IPB 2012).
3. Perkebunan Karet
Lokasi kampus IPB Dramaga dulunya berupa perkebunan karet yang
dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan sekaligus sebagai pusat pabrik
pengolahan karet di masa kolonial Belanda. Sisa-sisa area perkebunan karet
tersebut masih ada hingga saat ini, seperti area karet FMIPA (Gambar 6a), area
karet di Jalan Agatis (Gambar 6b), dan area karet kebun percobaan Cikabayan
(Gambar 6c). Jauh sebelum pemerintah kolonial masuk, kawasan Dramaga sudah
dihuni oleh beberapa orang yang tergolong keturunan terpandang. Menurut suatu
pandangan masyarakat, warga asli Dramaga adalah keturunan dari Maulana
Hasanuddin yang berasal dari Banten. Keturunan inilah yang menguasai lahan di
Dramaga pada masa lalu dan tergolong sebagai tuan tanah hingga masuknya
kolonial Belanda. Dari tangan keturunan inilah kolonial Belanda memperolah dan
mengakumulasi lahan di sekitar Dramaga. Kolonial Belanda bekerja sama dengan
keturunan keluarga terpandang tersebut untuk memperoleh lahan dari warga
sekitar. Caranya adalah dengan memberikan hak-hak istimewa kepada tuan tanah.
Para tuan tanah tersebut kemudian digunakan oleh kolonial sebagai kaki tangan
mereka untuk memperoleh akumulasi lahan dari warga asli. Hak-hak istimewa
yang diberikan kepada golongan ini adalah menjadi mandor besar dalam
perkebunan karet. Keturunan dari golongan ini yang merupakan generasi ketiga
dan keempat masih terdapat di sekitar Bogor, khususnya di sekitar kampus IPB
Dramaga (PPLH IPB 2011).

(a) (b) (c)


Gambar 6 Sisa-sisa perkebunan karet Belanda: (a) di area depan FMIPA, (b) di
Jalan Agatis, (c) di kebun Cikabayan

Bangsa Belanda yang menguasai lahan Dramaga ini adalah Gerrit Willem
Casimir Van Motman. Ia lahir pada 17 Januari 1773 merupakan anak bungsu dari
keluarga yang sebagian besar anggotanya telah meninggal dunia akibat
Tuberkulosis. Karena negaranya mengalami stagnasi akibat invasi Perancis, maka
pada usia 17 tahun, Motman mencoba peruntungan bergabung dengan VOC,
berlayar ke Hindia Belanda dan memulai karir sebagai administrator gudang VOC.
Lalu akhirnya di Buitenzorg (nama kota Bogor pada masa Belanda) setelah VOC
bangkrut, Motman menjadi tuan tanah dengan luas total kepemilikan seluas
117.099 hektar dan salah satu daerahnya adalah Dramaga (Iswanti 2011).
13

Tahun 1813, Motman membeli lahan sekaligus sebagai tuan tanah di


Dramaga dan Jasinga. Sampai akhirnya pada tanggal 25 May 1821, Motman
meninggal dunia di Dramaga dan dimakamkan di Jasinga. Tuan tanah ini
mewariskan perkebunan yang sangat luas kepada dua anaknya, meliputi daerah
sekitar Bogor, Dramaga, Jasinga, Rumpin, Jambu, Semplak, Cikandir, Kedung
Badak, Pondok Gedeh, dan lain lagi. Anak pertamanya memperoleh tanah di
Jasinga, sedangkan yang kedua, Jacob Gerrit Tehodoor van Motman menjadi tuan
tanah di Dramaga tahun 1816-1890. Komoditas perkebunan selain teh dan kopi
adalah sereh dan karet. Generasi penerus pengelola perkebunan keluarga Motman
adalah Pieter Reiner van Motman. Ia tercatat sebagai penerus keturunan keempat.
Keluarga Motman terakhir yang pernah tinggal Landhuis ini adalah Pauline Elize
Laurence Marie van Motman dan suaminya A. B Paauwe (Humas IPB 2013).
Dramaga dahulu terkenal dengan sebutan Liberia-koffie-aanplantingen atau
Perkebunan Kopi Liberia. Awal mula tanaman yang ditanam setelah Motman
menjadi tuan tanah adalah kopi. Karena tidak menguntungkan maka ditanam gula
lalu beralih ke tanaman teh. Walaupun reputasi teh sangat baik namun produksi
hancur gara-gara terjangkit wabah lalat hitam, lalu akhirnya terakhir di Dramaga
ditanamlah pohon karet. Perkebunan karet inilah yang menjadi komoditas terakhir
yang ditanam di daerah (Iswanti 2011).
4. Bangunan Landhuis
Bangunan Landhuis merupakan bangunan perkebunan yang masih ada
hingga saat ini dan menjadi salah satu jejak peninggalan perkebunan karet di masa
kolonial Belanda (Gambar 7a). Bangunan ini terletak di Jalan Tanjung No. 4
kampus IPB Dramaga, tepatnya di depan Poliklinik IPB dan Asrama Internasional.
Landhuis adalah rumah Landlord (tuan tanah) Belanda. Pada saat hidupnya,
Motman memiliki rumah di daerah Dramaga yang disebut Groot Dramaga atau
Big Dramaga yang sekarang bernama Landhuis. Disebut Groot Dramaga karena
rumah itu ukurannya besar, memiliki 20 kamar (Iswanti 2011).
Tahun 1958, setelah Indonesia merdeka, semua perusahaan asing
dinasionalisasikan, termasuk perkebunan karet Dramaga. Sepeninggal keluarga
Motman, sekitar tahun 1960-an Landhuis digunakan sebagai asrama mahasiswa
putri IPB. Pada tahun 1980-an bangunan itu dipugar untuk menjadi kantor Dekan
Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 1990-an bangunan direnovasi untuk
digunakan sebagai kantor proyek Tim Manajemen Pembangunan Kampus Baru
IPB Dramaga, sejak tahun 1996 dilakukan renovasi besar-besaran terhadap
bangunan ini sebagai rumah dinas Rektor IPB. Saat ini gedung Landhuis dijadikan
sebagai wisma tamu dan sebagai tempat berbagai pertemuan dan kegiatan (Humas
IPB, 2013).
5. Lonceng Slavenbel
Bersama dengan landhuis, terdapat sebuah lonceng yang dibangun pada
tahun 1805, tepatnya dibangun di depan bangunan Landhuis. Di kalangan buruh
perkebunan waktu itu, lonceng ini disebut sebagai Slavenbel (Gambar 7b).
Lonceng ini berguna untuk mengumpulkan buruh-buruh pekerja di perkebunan
karet. Pada tahun 1885 dudukan lonceng diperkuat dalam bentuk tugu. Lebih dari
seratus tahun kemudian, tepatnya tanggal 4 November 1986 tugu tersebut
direnovasi sesuai dengan aslinya. Sekarang, lonceng ini masih berdiri di depan
bangunan Landhuis dan menjadi salah satu peninggalan Kolonial Belanda.
14

(a) (b)
Gambar 7 (a) Bangunan Landhuis, (b) Lonceng Slavenbel

6. Kantor Administrasi Pabrik Karet


Selain perkebunan karet, di lahan Dramaga ini dibangun juga pabrik
pengolahan getah karet. Pabrik ini dibangun di dekat bangunan Landhuis. Pabrik
karet ini telah dibongkar pada masa pembangunan kampus IPB Dramaga.
Sekarang lokasi bekas pabrik karet ini telah dibangun kompleks mesjid Al
Hurriyyah. Walaupun pabrik karet ini telah dibongkar, masih terdapat satu
bangunan yang masih dipertahankan hingga saat ini. Bangunan tersebut adalah
kantor administrasi pabrik karet (Gambar 8a). Pada masa Belanda, bangunan ini
digunakan sebangai kantor tempat berlangsungnya kegiatan pengelolaan pabrik
karet, yaitu administrasi. Saat ini bangunan tersebut masih dipertahankan, namun
berubah fungsi menjadi asrama marbot mesjid Al Hurriyyah.
7. Rumah Administrator Pabrik Karet
Bangunan rumah ini merupakan salah satu rumah perkebunan karet jaman
Belanda yang masih dipertahankan hingga saat ini (Gambar 8b). Lokasinya berada
di depan bangunan Landhuis atau di sebelah kiri Poliklinik IPB. Pada masa lahan
Dramaga masih menjadi perkebunan karet van Motman, terdapat beberapa
bangunan rumah pejabat perkebunan, namun rumah-rumah ini telah dibongkar
demi pembangunan kampus IPB Dramaga. Salah satu lokasi bangunan rumah

(a) (b)
Gambar 8 (a) Kantor administrasi, (b) Rumah administrator
15

yang dibongkar adalah tempat yang sekarang telah dibangun asrama internasional
yang dulunya terdapat beberapa bangunan rumah. Bangunan rumah pejabat
perkebunan yang masih ada hingga saat ini hanyalah rumah yang berada di
seberang bangunan Landhuis ini. Dahulu, bangunan ini merupakan tempat tinggal
dari administrator keuangan pabrik pengolahan karet. Saat ini bangunan rumah ini
digunakan sebagai rumah salah satu dari staf IPB.
8. Menara Air dan Bak Bekas Pengolahan Lateks Pabrik Karet
Selain bangunan kantor administrasi pabrik karet, terdapat elemen dari
pabrik karet yang masih ada hingga saat ini. Elemen tersebut adalah menara air
pabrik karet (Gambar 9a) dan bak bekas pengolahan lateks (Gambar 9b). Kedua
elemen ini letaknya berdekatan dan berada di belakang aula Mesjid Al Hurriyyah.
Namun berbeda dengan bangunan kantor yang saat ini masih difungsikan dan
dirawat dengan baik, kedua elemen sisa pabrik karet ini sudah tidak berfungsi dan
dibiarkan begitu saja tanpa adanya pemeliharaan. Menara air saat ini telah
ditumbuhi oleh pohon beringin, sehingga bentuknya sudah tidak seperti aslinya.
Begitu pun dengan bak bekas pengolahan lateks yang telah ditumbuhi oleh
tumbuhan-tumbuhan liar.

(a) (b)
Gambar 9 (a) Menara air, (b) Bak pengolahan lateks

9. Pinus Plaza Soekarno


Tahun 1961, Presiden Soekarno melakukan pencangkulan pertama sebagai
tanda bahwa dikemudian hari perkebunan ini akan menjadi kampus IPB Dramaga
(Gambar 10a). Presiden Soekarno menanam pohon pinus di areal di depan
"gedung seng" di Dramaga sebagai tanda dimulainya pembangunan kampus itu
yang sekarang dikenal dengan nama Plaza Soekarno. Saat ini plaza Soekarno
terletak di Fakultas Pertanian IPB. Kondisi plaza ini cukup baik, pohon pinus
masih tumbuh di area ini dan telah diberi pondasi serta penanda (Gambar 10b).
16

(a) (b)
Gambar 10 (a) Pencangkulan pertama kampus IPB Dramaga (Humas IPB 2010),
(b) Pinus plaza Soekarno

Tabel 3 Elemen atau tapak bersejarah sejak masa sebelum kolonial belanda hingga
tahun 1962
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Kuburan Mbah Jalan Kondisi cukup baik, Tidak Makam Makam
Jawa Meranti terlihat seperti sering teridenti-
Kampus dirawat. Akses cukup fikasi
IPB mudah karena berada di
Dramaga pinggir jalan.

2 Kuburan Di Kondisi cukup baik 1700-an Kuburan Pemakaman


Palalangon belakang karena dirawat oleh keturunan dan sebagai
gedung masyarakat sekitar orang-orang tempat
laboratori kampus, namun tidak besar sebelum ziarah warga
um ada akses dari jalan dan di masa
bersama kampus menuju area kolonial
ini.
3 Perkebunan Karet Jln. Luas lahan perkebunan 1800-an Merupakan Sebagai
FMIPA Meranti karet tinggal sedikit. bagian dari ruang
Kampus Kondisi lahan cukup perkebunan terbuka hijau
IPB terawat. Lahan berada karet Van kampus
Dramaga di samping jalan utama Motman
kampus, sehingga
mudah diakses.
4 Perkebunan Karet Jalan Luas lahan perkebunan 1800-an Merupakan Sebagai
Jalan Agatis Agatis karet cukup luas. bagian dari ruang
Kampus kondisi lahan cukup perkebunan terbuka hijau
IPB terawat. Akses menuju karet Van kampus
Dramaga lahan cukup mudah, Motman
karena terletak di
samping jalan.
17
Tabel 3 Elemen atau tapak bersejarah sejak masa sebelum kolonial belanda hingga
tahun 1962 (lanjutan)
Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
5 Perkebunan Karet Kebun Luas lahan perkebunan 1800-an Merupakan Sebagai
Cikabayan Percobaan karet cukup luas. bagian dari ruang
Cikabayan kondisi lahan cukup perkebunan terbuka hijau
terawat dan masih karet Van kampus dan
sering dilakukan Motman lapangan
penyadapan getah karet. percobaan/
Akses menuju lahan penelitian
cukup mudah, karena
terdapat jalan yang
membelah perkebunan
karet ini.
6 Bangunan Jalan Kondisi bangunan baik 1800-an Rumah Wisma tamu
Landhuis Tanjung karena dirawat setiap keluarga Van IPB dan club
No. 4 hari. Pernah dilakukan Motman, dosen
Kampus beberapa kali renovasi pemilik
IPB untuk mengganti bagian perkebunan
Dramaga yang sudah rusak. karet
Dramaga
7 Lonceng Jalan Kondisi bangunan baik 1800-an Alat untuk Situs
Slavenbel Tanjung karena dirawat dan mengumpul- peninggalan
Kampus sengaja dipertahankan kan buruh- Belanda,
IPB sebagai salah satu situs buruh pekerja ornamen
Dramaga bersejarah. di perkebunan bangunan
karet

8 Kantor Jalan Kondisi cukup baik 1800-an Kantor Asrama


Administrasi Tanjung karena dirawat oleh administrasi marbot mesjid
Pabrik Karet Kampus penghuninya. pabrik Al Hurriyyah
IPB pengolahan
Dramaga karet

9 Rumah Jalan Kondisi cukup baik 1800-an Rumah Rumah staf


Administrator Tanjung karena dirawat oleh administrator IPB
Kampus penghuninya. keuangan
IPB pabrik karet
Dramaga

10 Menara Air Jalan Kondisi sudah berupa 1800-an Menara air Bangunan tua,
Jaman Belanda Tanjung reruntuhan, bangunan pabrik karet tidak
Kampus ditutupi oleh pohon digunakan
IPB beringin, tidak terawat. lagi
Dramaga Akses mudah karena
berada di pinggir jalan.
11 Bak Bekas Jalan Kondisi berupa sisa-sisa 1800-an Bak Bangunan tua,
Pengolahan Tanjung bak bekas pengolahan pengolahan tidak
Lateks Kampus lateks, ditumbuhi lateks pada digunakan
IPB rumput-rumput, tidak pabrik karet lagi
Dramaga terawat. Akses mudah
karena berada di pinggir
jalan.
12 Pinus Plaza Fakultas Kondisi baik dan 1961 Lokasi Simbol
Soekarno Pertanian terawat. Akses cukup pencangkulan pencangkulan
Jalan mudah karena dekat pertama oleh pertama
Meranti dengan jalan, namun Presiden pembangunan
kampus harus melewati jalan Soekarno kampus IPB
IPB masuk gedung. Dramaga
Dramaga
18

Pada Tahun 1963 – 1983


Pembangunan kampus IPB Dramaga dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap
perintisan pada tahun 1963-1983, tahap pengembangan pada tahun 1984-2009,
dan tahap rekondisi pada tahun 2010-2030. Perkembangan pembangunan kampus
IPB yang mengikuti rencana induk yang mengalami beberapa kali revisi bertujuan
untuk menyesuaikan kondisi dan kebutuhan nyata (riil) agar lebih relevan
terhadap perubahan faktor internal dan eksternal kampus saat sekarang dan yang
akan datang. Perubahan rencana induk tersebut ditetapkan MWA-IPB Nomor
21/MWA-IPB/2003 pada tanggal 23 Oktober 2003, dengan pertimbangan bahwa
IPB t ru tu buh dan aju d n an n d pankan “k ndi i ka pu yan ra ah
lin kun an” dan k nya anan p n huninya, rta p rataan unit k rja (PPLH
IPB 2011).
Tahun 1963 hingga tahun 1983 dijadikan sebagai periode kedua karena pada
rentang tahun ini kampus IPB Dramaga mulai dibangun sejak berdirinya IPB
secara resmi dan periode ini merupakan pembangunan tahap perintisan.
Pembangunan awal kampus IPB dramaga pada periode ini belum mengikuti
rencana induk IPB yang dibuat pada tahun 1981. Kondisi kampus IPB Dramaga
pada periode ini disajikan pada Gambar 13. Identifikasi elemen dan tapak
bersejarah pada periode kedua ini menghasilkan 7 elemen dan tapak bersejarah
yang masih ada bukti fisiknya hingga saat ini (Tabel 4). Penjelasan ketujuh
elemen dan tapak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bangunan Fakultas Kehutanan
Fakultas Kehutanan merupakan fakultas yang diberikan prioritas utama
untuk menempati Kampus Dramaga dan dibangun pada tahun 1963 (Gambar 11).
Hal ini karena fakultas tersebut adalah satu-satunya fakultas yang tidak memiliki
bangunan tetap, hanya berupa ruangan seluas 8×15 m yang terletak di Jalan Raya
Pajajaran Bogor, di belakang Gedung IPB Pusat/Gedung Fakultas Pertanian IPB
(Ramadhani 2010).
Pendidikan tinggi kehutanan di lndonesia dimulai dengan pembentukan
Sekolah Tinggi Pertanian di Bogor (Landbouw Hogeschool) yang kemudian
diubah menjadi fakultas pada tahun 1940 dengan nama Faculteit voor Landbouw-
wetenschappen yang sebelumnya berstatus sebagai Jurusan Pertanian dan Jurusan
Kehutanan yang bernaung di bawah Universiteit van Indonesie (Universitas
Indonesia). Fakultas Pertanian Universitas lndonesia memisahkan diri menjadi
Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1963 dan berlokasi di Kampus
Baranangsiang Bogor. Pemisahan ini diikuti oleh perubahan status dari Jurusan
Kehutanan menjadi Fakultas Kehutanan berdasarkan SK Pendirian No. 279 Tahun
1965 yang dikeluarkan Presiden RI Ir. Soekarno. Pada tahun 1968, Fakultas
Kehutanan pindah ke gedung baru di Kampus Dramaga. Pada 1969, Fakultas
Kehutanan dibagi menjadi Jurusan Manajemen Hutan dan Jurusan Teknologi
Hasil Hutan. Dengan diterapkannya program mayor-minor di IPB, Jurusan
Manajemen Hutan berubah menjadi Departemen Manajemen Hutan (DMNH) dan
Jurusan Teknologi Hasil Hutan menjadi Departemen Hasil Hutan (DHH).
Departemen lain yang terdapat di Fakultas Kehutanan adalah Departemen
Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) yang berdiri pada tahun
1982 dan Departemen Silvikultur (DSVK) yang berdiri pada tahun 2005. Program
pascasarjana di bidang Ilmu Kayu dan Pengelolaan Hutan mulai dikembangkan
19

Gambar 11 Bangunan Fakultas Kehutanan

sejak tahun 1978. Pada tahun 1990, program studi ini berubah menjadi program
studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan (Fahutan IPB 2013).

2. Bangunan Asrama Mahasiswa


Asrama yang dibangun pertama kali di kampus IPB Dramaga terdiri atas 4
bangunan. Bangunan-bangunan asrama tersebut adalah asrama Sylva Sari
(Gambar 12a), Amarilis (Gambar 12b), Sylva Lestari (Gambar 12c), dan Sylva
Pinus (Gambar 12d). Asrama mahasiswa ini dibangun pada tahun 1965. Asrama
Sylva Sari dan Sylva Lestari digunakan sebagai asrama mahasiswa, sedangkan
Amarilis dan Sylva Pinus digunakan sebagai flat dosen. Asrama Sylva Sari dan
Sylva Lestari ikut mengawali perjalanan awal berdirinya Kampus IPB sebagai

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 12 Asrama: (a) Sylva Sari, (b) Amarilis, (c) Sylva Lestari, (d) Sylva
Pinus
20

Gambar 13 Kondisi lanskap kampus IPB sebelum rencana induk 1981

asrama mahasiswa Fakultas Kehutanan. Konsistensi sebagai Asrama Mahasiswa


Fakultas Kehutanan terus berlangsung hingga tahun 2006 kedua asrama ini mejadi
asrama yang heterogen dengan dihuni oleh mahasiswa dari semua fakultas yang
ada di IPB. Pada tahun 2010 kedua asrama ini dijadikan asrama mahasiswa
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Asrama Sylva Sari digunakan untuk
asrama puteri dan asrama Sylva Lestari digunakan untuk asrama putera. Asrama
21

Sylva Pinus digunakan sebagai asrama mahasiswa putera yang sudah keluar dari
asrama TPB IPB. Asrama Amarilis saat ini digunakan sebagai wisma tamu IPB.

3. Perumahan Dosen
Perumahan dosen (Gambar 14a) termasuk bangunan-bangunan yang
dibangun pada awal pembangunan kampus IPB Dramaga. Perumahan dosen ini
dibangun pada tahun 1971. Menurut beberapa sumber, terdapat 8 rumah dosen
yang didesain langsung oleh Presiden Soekarno. Kedelapan rumah tersebut berada
di sekitar Jalan Palem kampus IPB Dramaga.
4. Gedung Olahraga lama
Unit Olahraga dan Seni didirikan dalam rangka menunjang minat
mahasiswa, dosen, dan staf administrasi di bidang olahraga dan seni. Gedung
olahraga lama (Gambar 14b) ini dibangun pada tahun 1976.

(a) (b)
Gambar 14 (a) Perumahan dosen, (b) Gedung olah raga lama

5. Bangunan Food Technology Development Center


Program pendidikan dan penelitian pangan dan gizi di IPB telah
dikembangkan selama lebih dari 30 tahun. Sebelumnya, terdapat beberapa Pusat
terkait dengan ilmu dan teknologi pangan dan gizi. Sejak tahun 1979 Pusat
Pengembangan Teknologi Pangan (Pusbangtepa) atau Food Technology
Development Center (FTDC) didirikan di IPB (Gambar 15). Pusat-pusat lain yang
berkaitan dengan ilmu dan teknologi pangan dan gizi juga didirikan, yaitu Pusat
Studi dan Kebijakan Pangan dan Gizi (sejak 1987) dan Pusat Penilaian Makanan
Tradisional (1997). Karena reorganisasi dan proses konsolidasi di IPB, pada tahun
2004, pusat-pusat dikonsolidasikan dan digabung menjadi satu pusat bernama
South East Asian Food Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center.
Pusat ini dirancang untuk mengembangkan sistem kemitraan nasional dan
regional di bidang pangan dan ilmu teknologi pertanian. Secara umum, SEAFAST
Center dirancang untuk mempertemukan sektor universitas, pemerintah, donatur
dan bisnis untuk fokus pada peningkatan ilmu dan teknologi pangan bagi
Indonesia dan jika perlu, di negara-negara ASEAN lainnya. IPB telah
mengamanatkan SEAFAST Center untuk menjadi pusat regional berfokus pada
22

peningkatan kualitas dan keamanan pangan dan gizi melalui ilmu pengetahuan
dan teknologi (SEAFAST Center IPB 2013).

Gambar 15 Bangunan-bangunan Food Technology Development Center

6. Bangunan Agriculture Product Processing Pilot Plant


Agricultural Products Processing Pilot Plant (AP4) dibangun pada tahun
1977 (Gambar 16a). Bangunan ini dibangun dengan bantuan hibah dari JICA
Jepang. Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan pengolahan produk pertanian
kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Bangunan AP4 ini dilengkapi dengan
beberapa jalur pengolahan makanan, seperti proses pengeringan (gendang,
semprot, beku, fluidized, nampan pengeringan), termal (pengalengan dan
pasteurisasi), pengolahan, evaporator, pengolahan roti, penggoreng (deep frying
dan vacuum frying), ekstrusi, expeller, penggilingan,dan lain-lain. Fasilitas pabrik
percontohan ini mampu mendukung pengembangan produk baru, terutama untuk
bidang produksi skala kecil untuk pasar, kualitas dan evaluasi (SEAFAST Center
2013).
7. Laboratorium Lapangan Agronomi
Laboratorium lapangan Agronomi (Gambar 16b) dibangun pada tahun 1981
di lapangan Cikabayan. Laboratorium ini berfungsi sebagai laboratorium lapangan
untuk percobaan atau penelitian civitas akademika IPB. Laboratorium ini berupa
suatu wilayah yang berisi kebun percobaan dan beberapa bangunan penunjang,
seperti bangunan kantor dan rumah kaca.

(a) (b)
Gambar 16 (a) Bangunan Agricultural Product Processing Pilot Plant,
(b) Laboratorium lapangan Cikabayan
23
Tabel 4 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1963–1983

Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Bangunan Jalan Ulin Kondisi cukup baik. 1963 Bangunan Bangunan
Fahutan Kampus Akses cukup mudah. Fakultas Fakultas
IPB Kehutanan Kehutanan
Dramaga dengan segala dengan
aktivitasnya segala
aktivitasnya
2 Asrama Jalan Kondisi baik dan 1965 Asrama Asrama
Mahasiswa Agatis terawat. Akses cukup mahasiswa mahasiswa
kampus mudah karena terletak dan flat dosen dan wisma
IPB di samping jalan. tamu
Dramaga (Amarilis)

3 Perumahan Perumah- Kondisi baik dan 1971 Tempat Tempat


Dosen an dosen terawat. Akses cukup tinggal dosen tinggal
IPB mudah karena jaringan dosen
jalan cukup bagus.

4 Gedung Olah Jalan Kondisi baik dan 1976 Tempat Tempat


Raga Lama Agatis terawat. Akses mudah mahasiswa, mahasiswa,
kampus karena berada di dosen, dan dosen, dan
IPB samping jalan. staf IPB staf IPB
Dramaga berolah raga berolah raga

5 Bangunan Food Jalan Kondisi baik dan 1979 Penelitian dan Berubah
Technology Kamper terawat. Akses cukup pelayanan di nama
Development kampus mudah karena terletak bidang menjadi
Center IPB di samping jalan. pangan SEAFAST
Dramaga Center

6 Bangunan Jalan Kondisi baik dan 1977 Bangunan Bangunan


Agriculture Kamper terawat. Akses cukup pengolahan pengolahan
Product kampus mudah karena terletak produk produk
Processing Pilot IPB di samping jalan. pertanian pertanian
Plant (AP4) Dramaga kerja sama kerja sama
antara antara
Indonesia dan Indonesia
Jepang dan Jepang

7 Lab. Lapangan Cikabayan Kondisi baik dan 1981 Lapangan Lapangan


Agronomi terawat. Akses cukup percobaan percobaan
mudah. dan penelitian dan
penelitian

Pada Tahun 1984 – 1989


Tahun 1984 hingga tahun 1989 dijadikan sebagai periode ketiga karena pada
rentang tahun ini pembangunan kampus IPB Dramaga dibangun dengan
mengikuti rencana induk kampus IPB Dramaga yang dibuat pada tahun 1981
(Gambar 17) dan merupakan pembangunan tahap pengembangan. Tahun 1989
24

Gambar 17 Rencana induk tahun 1981


Sumber: Badan Pengembangan IPB 1989

dijadikan batas akhir periode karena pada tahun ini rencana induk kampus IPB
Dramaga mengalami revisi, sehingga pembangunan berikutnya sudah mengikuti
rencana induk hasil revisi. Identifikasi elemen dan tapak bersejarah pada periode
ketiga ini menghasilkan 8 elemen dan tapak bersejarah yang masih ada bukti
fisiknya hingga saat ini (Tabel 5). Penjelasan kedelapan elemen dan tapak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi
Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi (LSI) ini dibangun pada tahun
1985 (Gambar 18a). Pada tahun 1986 Perpustakaan Universitas yang berada di
kampus Gunung Gede dipindahkan ke bangunan Pusat Sumber daya Informasi
(LSI) kampus IPB Darmaga. Bangunan yang dilengkapi dengan fasilitas canggih
dan peralatan untuk pengelolaan dan produksi informasi ini didanai oleh proyek
kerjasama antara IPB dengan University of Wisconsin (USAID). Pada tahun 1986
Perpustakaan Universitas diubah statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Unit ini dibantu oleh konsultan dari University of Wisconsin - Madison, Prof
Leroy Zweifel, untuk pengelolaannya. Selain itu, dalam periode 1980-1986,
berdasarkan SK Rektor No 115/1980, kepala unit dibantu oleh Komisi Pengawas
25

Perpustakaan dan Pengembangan Perpustakaan. Program komputerisasi


perpustakaan dimulai pada tahun 1986 dengan merancang Sistem Informasi
Perpustakaan (SIMPUS) menggunakan dBaseIII Plus. Untuk mengejar
ketinggalan dengan sistem informasi, maka pada tahun 1989 perpustakaan telah
mengubah SIMPUS dengan CDS/ISIS perangkat lunak untuk program otomasi
perpustakaan (Perpustakaan IPB 2011).
2. Bangunan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
IPB pada tahun 1974-1975 mengerjakan Proyek Pelatihan dan Penelitian
Lingkungan (P3L) yang didanai oleh Ford Foundation. Akhir dari proyek
direkomendasikan bahwa diperlukan pendirian suatu pusat studi yang bertujuan
meningkatkan kapabilitas penelitian dan membantu penyelenggaraan Program
Studi Pascasarjana Jurusan Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 042 tahun 1976 tanggal 28 April 1976,
bahwa dalam rangka pengembangan Sekolah Pascasarjana Jurusan Pengelolaan
Sumber daya dan Lingkungan (SPS PSL) dibentuklah Pusat Studi Pengelolaan
Sumber daya dan Lingkungan (Pusdi PSL) sebagai badan program di bawah
Direktur Pendidikan Sarjana IPB. Kepala Pusdi PSL pertama adalah Prof. Dr.
Soeratno Partoatmodjo, Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Pusdi PSL awalnya berkantor di Gedung Botani Lt. 2, Kampus IPB
Baranangsiang (1976-1984), kemudian pindah ke kantor di Jl. Gunung Gede No.
4, Bogor (1984-1985). Pada tahun 1985, kantor Pusdi PSL pindah ke gedung
berlantai 2 di Komplek Biotrop, Tajur, Bogor atas bantuan dana dari Kementrian
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Berdasarkan Berita Acara Serah
Terima Gedung Pusat Studi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan IPB
tanggal 12 April 1986 dan Surat Keputusan Rektor No. 042/Um/1986 tanggal 1
Mei 1986 tentang Pemanfaatan Gedung UPT Perpustakaan, Biro Administrasi
Umum, dan Pusat Studi Lingkungan Hidup IPB, kantor Pusdi PSL dipindahkan ke
gedung baru di Kampus IPB Darmaga (Gambar 18b), sedangkan gedung Pusdi
PSL di Komplek Biotrop diserahkan kepada IPB.
Pusdi PSL menempati sebuah gedung permanen berlantai 4 di Kampus IPB
Dramaga. Gedung baru ini disebut sebagai Gedung Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup (PPLH), dengan total luas 2.000 m2 yang dibangun di atas danau (Situ
Leutik) seluas 3 ha. Sejak saat itu, Pusdi PSL berubah nama menjadi Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) di bawah koordinasi Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat IPB, sedangkan SPS PSL IPB yang selama
ini dikelola oleh Pusdi PSL diserahkan pengelolaannya ke Program Pascasarjana
IPB (PPLH IPB 2010).

(a) (b)
Gambar 18 (a) Bangunan Lembaga Sumber daya Informasi, (b) Bangunan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup
26

3. Gedung Administrasi Pusat (Rektorat)


Gedung Administrasi Pusat (Gambar 19a) dibangun pada tahun 1985
dengan fungsi untuk menampung kegiatan rektorat dan unit-unit yang
bertanggung jawab atas pekerjaan pengelolaan lembaga sehari-hari yang ditunjang
oleh pusat komputer untuk mendukung perkembangan perangkat lunak dan
program akademik yang cukup membanggakan. Lokasi gedung sebagai focal
point terletak pada sumbu utama jalan masuk utama kampus yang diperkuat oleh
ruang terbuka yang luas di depannya yang berfungsi pula sebagai tempat upacara
masal. Gedung ini dilepas dari pola rangkaian segitiga akademik yang seragam
sehingga perwujudan fisiknya dapat lebih menampilkan kesan representatif dan
berwibawa (Badan Pengembangan IPB 1989).
4. Bangunan Fakultas Teknologi Pertanian
Bangunan Fakultas Teknologi Pertanian (Gambar 19b) merupakan salah
satu bangunan yang dibangun di awal pembangunan kampus IPB Dramaga setelah
mengikuti rencana induk. Bangunan ini dibangun pada tahun 1985. Sejak tahun
1960 Mekanisasi Pertanian merupakan salah satu bagian dari Departemen
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia (UI). Pada waktu IPB berdiri
tahun 1963, pemerintah juga menyadari pentingnya pendidikan tinggi di bidang
teknologi dan mekanisasi pertanian. Pada tahun yang sama, Departemen
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) meminta IPB untuk menghimpun
semua fasilitas yang ada di IPB untuk dapat mendirikan suatu fakultas di bidang
tersebut. Akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1964 didirikan Fakultas Teknologi dan
Mekanisasi Pertanian yang disingkat FATEMETA dengan dua jurusan studi, yaitu
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Jurusan Mekanisasi Pertanian. Jurusan
Mekanisasi Pertanian terdiri dari dua departemen, yaitu: Departemen Mesin-mesin
Pertanian dan Departemen Konstruksi. Pada tahun 1968, departemen-departemen
di FATEMETA dikelompokkan menjadi dua departemen sesuai dengan jurusan
studi yang ada, yaitu Departemen Teknologi Hasil Pertanian dan Departemen
Mekanisasi Pertanian. Bagian-bagian yang ada di Departemen Mekanisasi
Pertanian diubah menjadi tiga bagian, yaitu: bagian mesin-mesin budidaya
pertanian, bagian teknik tanah dan air, dan bagian elektrifikasi/bangunan/mesin-
mesin pengolahan pertanian (Fateta IPB 2011). Saat ini Fakultas Teknologi
Pertanian memiliki 4 departemen, yaitu Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
(TMB), Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Departemen Teknologi
Industri Pertanian (TIN), dan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (SIL).

(a) (b)
Gambar 19 (a) Gedung administrasi pusat, (b) Bangunan Fakultas Teknologi
Pertanian
27

5. Bangunan Pusat Antar Universitas (PAU)


Pusat Antar Universitas (PAU) atau Inter University Center (IUC) untuk
pangan dan gizi didirikan pada tahun 1985 dan dikembangkan lebih lanjut
menjadi Pusat Studi Pangan dan Gizi pada tahun 1992 (Gambar 20a). Karena
proses reorganisasi dan konsolidasi di IPB pada tahun 2004, PAU ikut
dikonsolidasikan dan digabung ke dalam South East Asian Food Agricultural
Science and Technology (SEAFAST) Center. Pusat ini dirancang untuk
mengembangkan sistem kemitraan nasional dan regional di bidang pangan dan
ilmu teknologi pertanian. Secara umum, SEAFAST Center dirancang untuk
mempertemukan sektor universitas, pemerintah, donatur dan bisnis untuk fokus
pada peningkatan ilmu dan teknologi pangan bagi Indonesia dan jika perlu, di
negara-negara ASEAN lainnya (SEAFAST Center IPB 2013).
6. Bangunan GMSK
Bangunan GMSK (Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga) dibangun
pada tahun 1987 (Gambar 20b). Perintisan pendirian Departemen Gizi Masyarakat
sudah dimulai sejak tahun 1963 dengan nama Departemen Ilmu Kesejahteraan
Keluarga (IKK). Bahkan sebelum dibentuk departemen, pelajaran-pelajaran
tentang Ilmu Kehidupan Keluarga, yang merupakan salah satu unsur dari kegiatan
Biro ektensi, Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Indonesia (UI) telah
dijadikan sebagai mata kuliah (m.k). Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan
nama pengelola ilmu gizi di IPB. pada tahun 1963 dibentuk Departemen Ilmu
Kesejahteraan Keluarga (IKK) di bawah Faperta-UI. Mulai tahun 1968 IPB
membina kurikulum baru dengan lama pendidikan 6 tahun. Melalui program ini
Departemen IKK menyediakan dua spesialisasi, yaitu: Gizi dan Makanan, dan
Kesejahteraan Keluarga. Mulai Tahun Ajaran 1973 IPB membina kurikulum 4
tahun program S1. Dalam program ini Departemen IKK menyediakan bidang
keahlian gizi. Lulusan kurikulum ini memperoleh gelar Insinyur (sarjana)
Pertanian dalam bidang keahlian gizi.
Pada tahun 1976 berubah menjadi IKKP (Ilmu Kehidupan Keluarga
Pertanian). Misi Departemen IKKP pada periode 1978-1985 diarahkan untuk
membina satu bidang keahlian yaitu gizi. Pada tahun 1981 Departemen IKKP
berubah menjadi Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga (GMSK).
Dengan demikian visi Jurusan GMSK berkembang dari better nutrition for better
farming menjadi better nutrition for all and better nutrition for better living (GM
IPB 2013).

(a) (b)
Gambar 20 (a) Bangunan Pusat Antar Universitas, (b) Bangunan GMSK
28

7. Kompleks Sistem Energi Tata Surya


Kompleks Sistem Energi Tata Surya (Gambar 21a) dibangun sebagai suatu
model kerangka dasar dan prasarana yang berisikan contoh-contoh dari teknologi
mutakhir dalam keteknikan pertanian pada tahun 1987. Lokasi pembangunan
ditetapkan di seberang jalan raya sebelah selatan kampus IPB Dramaga dengan
menempati lahan seluas + 4 ha. Kompleks ini berupa lahan percobaan pertanian
dan sistem energi tata surya. Lahan percobaan pertanian berisi lahan-lahan untuk
mesin-mesin pertanian serta perbengkelan, lahan untuk percobaan teknik tanah
dan air (irigasi, drainase, erosi, dan lain-lain), dan lahan untuk percobaan
agronomi. Sistem energi tata surya untuk keperluan penyediaan energi untuk
permukiman pedesaan, penyediaan air irigasi, sistem pendinginan dalam gudang
pendingin, daya pada bangunan sortasi buah dan sayur, daya pada sistem
pengeringan, dan sistem pendinginan bagi bangunan pertanaman terkontrol
(Badan Pengembangan IPB 1989).
8. SMA Kornita
SMA Kornita (singkatan dari Korpri dan Dharma Wanita) merupakan
sekolah umum yang didirikan sejak tahun 1987 dan berlokasi di Jalan Tanjung
kampus IPB Dramaga (Gambar 21b). Sejak didirikan oleh rektor saat itu, sekolah
ini dibina dan diawasi oleh IPB tepatnya di bawah naungan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sekolah ini menjadi salah satu sekolah favorit di
Kabupaten Bogor. Karena lokasinya, atmosfir akademik sangat kondusif bagi
siswa untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi bakat atau potensi mereka. SMA
Kornita adalah sekolah tinggi dan bukan sekolah kejuruan. Sekolah
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Para guru
mempersiapkan mereka sejak kelas pertama dan di kelas terakhir (kelas 12)
persiapan dilakukan lebih intensif.
Sistem pendidikan holistik dikembangkan di SMA Kornita, yang berarti
bahwa fokus kami adalah tidak hanya pada prestasi akademik para siswa, tetapi
juga pada pertunjukan emosional dan spiritual mereka. Sekolah menggunakan
kurikulum nasional dengan beberapa kegiatan tambahan (ekstrakurikuler), seperti
basket, bulu tangkis, futsal, tarian dan musik tradisional, English Conversation
Club, Nihongo, Sinematografi, dan lain sebagainya. Selain itu, para siswa juga
mendapatkan jam tambahan untuk belajar dan berlatih agama mereka sendiri.

Gambar 21 Kompleks sistem energi tata surya


29

Tabel 5 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1984–1989

Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun Dahulu Sekarang
1 Lembaga Sumber Jalan Kondisi baik dan 1985 Lembaga Lembaga
Daya Informasi Kamper terawat. Akses cukup sumber daya sumber daya
kampus mudah karena terletak informasi dan informasi
IPB di samping jalan. perpustakaan dan
Dramaga IPB perpustakaan
IPB

2 Pusat Penelitian Jalan Kondisi baik dan 1985 Pusat Pusat


Lingkungan Kamper terawat. Akses agak penelitian penelitian
Hidup kampus sulit, karena tidak lingkungan lingkungan
IPB terletak di samping hidup hidup
Dramaga jalan.

3 Gedung Jalan Kondisi sangat baik dan 1985 Menampung Menampung


Administrasi Agatis mudah diakses. kegiatan kegiatan
Pusat (Rektorat) kampus rektorat dan rektorat dan
IPB unit-unit yang unit-unit
Dramaga bertanggung yang
jawab atas bertanggung
pengelolaan jawab atas
lembaga pengelolaan
sehari-hari. lembaga
sehari-hari.
4 Bangunan Fateta Jalan Kondisi baik dan 1985 Bangunan Bangunan
Kamper terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
kampus mudah karena terletak Teknologi Teknologi
IPB di samping jalan. Pertanian Pertanian
Dramaga

5 Gedung Pusat Jalan Kondisi baik dan 1985 Pusat antar Pusat studi
Antar Universitas Kamper terawat. Akses cukup universitas pangan dan
kampus mudah karena terletak gizi
IPB di samping jalan.
Dramaga

6 Gedung GMSK Jalan Kondisi baik dan 1987 Tempat Tempat


masuk terawat. Akses cukup Departemen aktivitas
GMSK mudah karena terletak Gizi Departemen
di samping jalan. Masyarakat Gizi
dan Sumber Masyarakat
daya
Keluarga
7 Kompleks Sistem Jalan Kondisi baik dan 1987 Model Model
Energi Tata Surya Raya mudah diakses. kerangka kerangka
Dramaga, dasar dan dasar dan
depan prasarana prasarana
gerbang yang yang
utama IPB berisikan berisikan
contoh-contoh contoh
teknologi teknologi
mutakhir mutakhir
8 SMA Kornita Jalan Kondisi baik dan 1987 Sekolah Sekolah
Tanjung terawat. Akses cukup menengah menengah
kampus mudah karena terletak atas di bawah atas di
IPB di samping jalan. naungan IPB bawah
Dramaga naungan IPB
30

Pada Tahun 1990 – 2009


Tahun 1990 hingga tahun 2009 dijadikan sebagai periode keempat karena
pada rentang tahun ini pembangunan kampus IPB Dramaga dibangun dengan
mengikuti rencana induk kampus IPB Dramaga hasil revisi pada tahun 1989
(Gambar 22), namun masih merupakan pembangunan tahap pengembangan.
Tahun 2009 menjadi batas akhir periode ini karena tahun ini merupakan tahun
terakhir pembangunan kampus menurut rencana induk revisi tahun 1989 sebelum
mengikuti rencana induk yang direvisi pada tahun 2010. Identifikasi elemen dan
tapak bersejarah pada periode keempat ini menghasilkan 15 elemen dan tapak
bersejarah yang masih ada bukti fisiknya hingga saat ini (Tabel 6). Penjelasan ke-
15 elemen dan tapak tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 22 Rencana induk hasil revisi tahun 1989


31

1. Gedung Graha Widya Wisuda


Gedung Graha Widya Wisuda (GWW) IPB merupakan gedung serba guna
yang dibangun pada tahun 1990 (Gambar 23b). Gedung ini dibangun dengan
fungsi untuk menampung berbagai acara IPB, seperti wisuda, lokakarya, seminar,
konferensi, dan acara lainnya yang menjadi bagian penting dari kegiatan
akademik di IPB. Bangunan ini berbentuk segi enam, memiliki dua lantai dengan
luas 4 195 meter per segi, memiliki daya tampung 4 000 orang, dan dilengkapi
dengan 1 500 kursi permanen. Area parkirnya cukup untuk 800 mobil (Anonim
2012). Lokasi pembangunan gedung ini ditetapkan di sebelah tenggara daerah
akademik sehingga memenuhi persyaratan. Persyaratan-persyaratan tersebut
adalah mudah terlihat dari jalan raya sehingga memudahkan orientasi untuk
pendatang luar/tamu, jalan keluar yang mudah dari lahan kampus tanpa
mengganggu aktivitas rutin akademik dan daerah hunian, mudah dicapai dari
bangunan akademik, dekat dengan tempat parkir mobil dengan kapasitas yang
memadai, dan didukung dengan ruang terbuka yang luas di sekitarnya (Badan
Pengembangan IPB 1989).
Ada cerita unik di balik pembuatan gedung Graha Widya Wisuda ini.
Menurut kisahnya, gedung GWW dibangun karena Ibu Tien Soeharto, istri
Presiden Soeharto, merasa kepanasan dan kurang nyaman saat menghadiri wisuda
putranya yang pada waktu itu dilaksanakan di Gedung Olahraga (GOR) lama IPB.
Tidak lama setelah itu, Ibu Tien segera memerintahkan untuk membangun sebuah
gedung serba guna yang layak digunakan sebagai tempat penyelenggaraan
wisuda. Namun pada Jumat malam, tepatnya tanggal 25 Juni 2004, GWW
mengalami kebakaran hebat. Menurut Unit Keamanan Kampus (UKK) IPB, Drs.
Subagio, MM., kebakaran tersebut murni diakibatkan oleh hubungan pendek arus
listrik di bagian puncak atap gedung setinggi 30 meter. Akibatnya, atap gedung
yang dominan terbuat dari kayu ludes. Peristiwa tersebut sangat disayangkan
mengingat lima hari kemudian (Rabu, 30 Juni 2004), di gedung GWW akan
dilaksanakan kegiatan wisuda (Lufilah 2011). Setelah kejadian tersebut, gedung
GWW ini direnovasi dengan desain arsitektur bangunan yang menyerupai
bangunan lama (Gambar 23a).

(a) (b)
Gambar 23 Gedung Graha Widya Wisuda: (a) lama, (b) baru
sumber: http://ipb.ac.id/tour/images/gww2.jpg
32

2. Poliklinik IPB
IPB menyediakan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa dan seluruh sivitas
akademika. Untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi mahasiswa, setiap
mahasiswa IPB ditetapkan sebagai peserta Program Penyangga Kesehatan
Mahasiswa (PPKM). Oleh karena itu setiap mahasiswa yang tercatat sebagai
mahasiswa aktif berhak memperoleh pelayanan PPKM meliputi pelayanan
pengobatan rawat jalan yang diberikan oleh Poliklinik IPB Kampus Darmaga dan
Kampus Baranangsiang, bantuan biaya kamar dan pengobatan kepada mahasiswa
yang mengalami sakit dan mengalami kecelakaan sehingga harus dirawat inap di
rumah sakit, dan bantuan biaya evakuasi dan pengurusan jenazah kepada orang
tua/keluarga (Humas IPB 2012). Fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan
IPB ini berupa gedung Poliklinik IPB yang terletak di Jalan Tanjung Kampus IPB
Dramaga (Gambar 24a). Gedung Poliklinik IPB ini dibangun pada tahun 1990.
3. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dibangun pada tahun
1994 di Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga (Gambar 24b). Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan IPB didirikan pada tanggal 1 September 1963 dengan nama
Fakultas Perikanan bersamaan dengan berdirinya Institut Pertanian Bogor.
Perintisan untuk mendirikan Fakultas Perikanan dimulai sejak tahun 1953 hingga
1958 melalui pembentukan Tim Persiapan Fakultas Perikanan di Universitas
Indonesia (UI). Pada tahun 1960 dibuka jurusan Perikanan Laut di bawah Fakultas
Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut; dan pada tahun 1961 dibuka
Jurusan Perikanan Darat di bawah Fakultas Pertanian UI. Pada tahun 1963,
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan
Laut UI memisahkan diri dari UI dan Membantuk Institut Pertanian Bogor (IPB)
yang terdiri dari Lima fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran
Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan (FPIK
IPB 2013). Saat ini Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan memiliki 5 departemen,
yaitu Departemen Budidaya Perairan (BDP), Departemen Manajemen Sumber
Daya Perairan (MSP), Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Departemen
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP), dan Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan (ITK).

(a) (b)
Gambar 24 (a) Bangunan Poliklinik IPB, (b) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan
33

4. Mesjid Al Hurriyyah
Mesjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil,
sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al
Hurriyyah yang pertama, dibangun mesjid yang lebih besar, yang mampu
menampung jamaah 1.000 orang. Namun, pengelolaannya masih berada satu
yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang mengelola Masjid Al Ghifari IPB di
Kampus Gunung Gede. Kemudian pada tahun 1995, IPB membangun mesjid yang
lebih besar lagi (Gambar 25a) yang megah, bahkan menjadi mesjid kampus
terbesar ke-2 se-Indonesia yang dapat menampung jamaah 5.000 orang, sebagai
renovasi dari masjid lama (sekarang dikenal dengan Aula Al Hurriyyah) dan
pengelolaanya pun mandiri sebagai mitra dari Masjid Al Ghifari (Anonim 2010).
Bentuk segi tiga yang terdapat pada dinding masjid, diambil dari ide dasar
rencana induk kampus IPB Dramaga. Atap berbentuk kuncup limas yang
dikomposisikan sedemikian rupa merupakan ciri tradisional. Bidang-bidang
segitiga dimanfaatkan untuk pencahayaan dan sirkulasi udara secara alami.
Bentuk bingkai-bingkai bukaan diselaraskan dengan bentuk keseluruhan dengan
elemen pengisi yang memiliki pola dan warna khusus. Konsep segi tiga
merupakan perwujudan dari ajaran Islam yang mengajarkan hablumminallah,
hablumminannaas, dan hubungan dengan alam lingkungan. Penggunaan bidang-
bidang segi tiga yang diputar dan dikomposisikan dalam bangunan ini merupakan
penerapan seni Islam yang berbentuk pola geometrik yang juga telah digunakan
dalam tradisi bangunan Islam. Diketahui pula, segi tiga ialah bentuk paling stabil
dalam ilmu mekanika (Anonim 2010).
5. Fakultas Peternakan
Sejarah pendirian Fakultas Peternakan IPB berawal dari pendirian
Nederlandsch Indesche Veeartsen School di Bogor sebelum perang dunia ke II.
Akan tetapi, selama pendudukan Jepang sekolah ini ditutup. Pada tahun 1946,
Menteri Kemakmuran Indonesia, atas nama pemerintah, membuka Perguruan
Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor yang merupakan pengembangan dari
Nederlandsch Indesche Veeartsen School. Pada tahun 1948, Perguruan Tinggi
tersebut dirubah namanya menjadi Faculteit voor Diergeneeskunde.
Titik awal pembentukan Fakultas Peternakan IPB terjadi antara 1950-1960,
yaitu penyusulan pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu
Makanan Ternak di dalam struktur Fakultas Kedokteran Hewan. Usul tersebut
diajukan oleh Prof. Drs. Sutisno Djuned Pusponegoro (alm) salah seorang staf
Fakultas Kedokteran Hewan. Usulan tersebut diterima dan dilanjutkan dengan
pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Dr.
Fisher ditunjuk sebagai ketua Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1960,
dilakukan pengembangan Fakultas kedokteran Hewan menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan karena sejak tahun tersebut dibuka dua minat
studi yaitu Minat Kesehatan Hewan dan Peternakan. Minat studi peternakan ini
merupakan program akademik yang terkait dengan keilmuan yang diemban
Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1962,
Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan ini dikembangkan lagi menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut. Nama ini menggambarkan
adanya tiga jurusan pada Fakultas tersebut, yaitu Jurusan Kedokteran Hewan,
Peternakan dan Perikanan Laut.
34

Melalui Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 91 Tahun 1963 yang


disahkan oleh Presiden RI Nomor 279 Tahun 1963, terhitung 1 September 1963,
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan
Laut dilepas dari Universitas Indonesia dan kedua fakultas tersebut direorganisasi
menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada saat itu diputuskan bahwa IPB
terdiri dari lima fakultas, yaitu : Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Dengan
demikian, tanggal 1 september 1963 merupakan tanggal kelahiran Fakultas
Peternakan IPB. Pada saat itu diputuskan bahwa kampus FAPET-IPB berlokasi di
kampus IPB Jln. Gunung Gede (sekarang Jln. Raya Pajajaran) dan sebagai Dekan
Pertama ditunjuk Prof. Dr. J. H. Hutasoit (FAPET IPB 2008).
Pada pembangunan kampus IPB Dramaga, Fakultas Peternakan dibangun
pada tahun 1995 di Jalan Agatis kampus IPB Dramaga (Gambar 25b). Saat ini,
Fakultas peternakan memiliki 2 departemen, yaitu Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan (IPTP), dan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
(INTP). Selain gedung perkuliahan, Fakultas Peternakan memiliki beberapa
lapangan praktikum yang berupa kandang-kandang ternak.

(a) (b)
Gambar 25 (a) Mesjid Al Hurriyyah, (b) Fakultas Peternakan

6. Pohon Beringin
Pohon beringin yang dimaksud adalah dua pohon beringin yang tumbuh di
depan gedung Rektorat kampus IPB Dramaga (Gambar 26a). kedua pohon
beringin ini merupakan simbol peresmian kampus IPB Dramaga. Kampus IPB
Dramaga diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu, yaitu
Presiden Soeharto pada tanggal 27 April 1995. Peresmian ini ditandai dengan
ditanamnya dua buah pohon beringin putih oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tin di
depan gedung rektorat IPB. Saat ini, kedua pohon beringin ini sudah tumbuh
menjadi pohon yang cukup besar. Selain kedua pohon beringin tersebut, ada satu
lagi simbol peresmian kampus IPB Dramaga berupa batu prasasti yang
ditandatangani oleh presiden Soeharto (Gambar 26b). Batu prasasti ini berada di
ujung lapangan depan gedung rektorat IPB.
35

(a) (b)
Gambar 26 Simbol peresmian kampus IPB Dramaga: (a) Dua pohon
beringin, (b) Batu prasasti

7. Fakultas Pertanian
Pendirian pendidikan tinggi pertanian di Indonesia mempunyai sejarah yang
panjang. Kebutuhan akan tenaga pertanian berpendidikan tinggi telah dirasakan
sejak awal abad ke-20. Usulan pendiriannya kepada pemerintah Hindia-Belanda
disampaikan sejak tahun 1918 kemudian tahun 1926, 1927, dan 1930. Namun,
usulan ini selalu ditolak oleh pemerintah Hindia-Belanda, karena siswa yang ingin
meneruskan pendidikan tingginya akan melanjutkan studi ke Wageningen
University di Negeri Belanda.
Pendudukan Belanda oleh Jerman pada awal 1940 mengakibatkan putusnya
hubungan Hindia-Belanda dengan Negeri Belanda. Keadaan ini memicu
dibukanya lembaga pendidikan tinggi pertanian. Pada tahun akademik 1940-1941,
kuliah tingkat persiapan pendidikan tinggi dimulai di Sekolah Tinggi Kedokteran
di Batavia. Suatu komisi pengkajian dibentuk. Berdasarkan hasil kajian itu,
Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengukuhkan pendirian Fakultas Ilmu
Pengetahuan Pertanian (Faculteit van Landbouwwetenschap) melalui keputusan
tanggal 31 Oktober No.16 yang berlaku surut ke tanggal 1 September 1941. Akan
tetapi, kuliah tingkat persiapan bersama pendidikan tinggi ilmu pertanian telah
dimulai tanggal 1 September 1940.
Selama pendudukan Jepang, kegiatan perkuliahan terhenti dan dibuka
kembali pada tahun 1946. Pada tahun 1948, rancangan gedung fakultas ilmu
pengetahuan pertanian diperlombakan. Pada tanggal 27 April 1952 dilakukan
peletakan batu pertama gedung fakultas pertanian IPB oleh Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno. Pada peristiwa itu, Bung Karno menyampaikan pidatonya
“Hidup Mati Ban a Ind n ia”. Isi pidato tersebut masih sangat relevan dengan
keadaan pertanian pada saat ini, khususnya pangan dan juga dengan pendidikan
pertanian itu sendiri. Melalui sejarah yang panjang ini, Fakultas Pertanian IPB
telah menjadi perguruan tinggi pertanian berbasis pertanian tropika yang terus
mencari dan memberi yang terbaik untuk negeri tercinta ini, Indonesia.
Semenjak Tahun 2005, Fakultas Pertanian terdiri dari 4 Departemen, antara
lain Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan (ITSL), Departemen Proteksi Tanaman (PTN) dan
Departemen Arsitektur Lanskap (ARL) (Faperta IPB 2009). Pada pembangunan
36

kampus IPB Dramaga, Fakultas Pertanian dibangun pada tahun 1996 di Jalan
Meranti kampus IPB Dramaga (Gambar 27a).
8. Fakultas Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB merupakan fakultas kedokteran
hewan pertama dan tertua, serta sebagai trend setter pendidikan kedokteran hewan
di Indonesia. Pendidikan kedokteran hewan di Indonesia telah dirmulai sejak
tahun 1860 di Surabaya dan sempat ditutup pada tahun 1875. Dengan timbulnya
wabah rinderpest di Indonesia, maka pada tahun 1906 didirikan kembali
pendidikan kedokteran hewan dengan nama Cursus tot Opleiding voor Indische
Veearts di Surabaya dan kemudian dipindahkan ke Bogor dengan nama Lembaga
Penelitian Penyakit Hewan (LPPH, sekarang Balai Besar Penelitian
Veteriner). Pada tahun 1928 di kota Bogor didirikan pula Nederlands Indische
Veartsen School (NIVS, Sekolah Kedokteran Hewan Hindia Belanda). Kemudian
pada tahun 1942 NIVS berubah nama menjadi Bogor Jyui Gakko dan setelah
kemerdekaan Republik Indonesia berubah menjadi Sekolah Dokter Hewan
(SDH). SDH ini pada tahun 1946 ditingkatkan statusnya menjadi Perguruan
Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH) yang kemudian sempat ditutup untuk
sementara.
Pada tahun 1948 PTKH dibuka kembali menjadi Faculteit voor
Diergeneeskunde yang menjadi bagian dari Universitet van Indonesie dan pada
tahun 1950 diubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia
(FKH UI). Pada tahun 1960, FKH UI berubah nama menjadi Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) UI, kemudian pada tahun 1962
kembali menjadi Fakultas Kedokteran Hewan UI, sedangkan peternakan menjadi
Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut UI. Dari tinjauan histori menunjukkan
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan merupakan dua fakultas yang
selanjutnya mengembangkan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas
Peternakan, dan Fakultas Kehutanan. Dari kelima fakultas inilah selanjutnya
berkembang fakultas-fakultas lain di IPB yang berkembang lebih kemudian.
Sejak berdiri sampai dengan tahun 2000, FKH IPB menempati kampus
utama di Taman Kencana, serta dua kampus lainnya di Pajajaran dan Cilibende.
Di Kampus Taman Kencana terdapat Dekanat, Jurusan Anatomi, Jurusan Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesmavet, Jurusan Klinik, serta Jurusan Parasitologi dan
Patologi. Di Kampus Pajajaran terdapat Jurusan Fisiologi dan Farmakologi,
Jurusan Biokimia, sedangkan di Kampus Cilibende terdapat Jurusan Reproduksi
dan Kebidanan serta Pusat Studi Satwa Primata.
Kemudian pada tahun 2001 FKH IPB menempati gedung baru di Kampus
Dramaga yang dibangun pada tahun 1996 (Gambar 27b) dengan mempertahankan
unit klinik hewan tetap di Taman Kencana sebagai perpanjangan tangan dari
Rumah Sakit Hewan Pendidikan yang baru dibangun di Kampus Dramaga.
Selanjutnya pada tahun 2005, IPB melakukan restrukturisasi melalui proses
departemenisasi sehingga beberapa jurusan bergabung menjadi sebuah
departemen. Adapun departemen yang terbentuk baru hasil penggabungan ialah:
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi (AFF), Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPH), serta Departemen
Klinik, Reproduksi dan Patologi (KRP) (FKH IPB 2013).
37

(a) (b)
Gambar 27 (a) Fakultas Pertanian, (b) Fakultas Kedokteran Hewan

9. Rumah Sakit Hewan


Bangunan Rumah Sakit Hewan IPB dibangun pada tahun 1996 di Jalan
Agatis kampus IPB Dramaga (Gambar 28a). Rumah Sakit Hewan IPB (RSH-IPB)
berdiri sejak tahun 2000 dan berdasarkan SK Rektor IPB No.
052/K13.12.1/KP/2000 tanggal 9 Mei 2000 RSH-IPB dikelola oleh Tim
Manajemen Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-IPB. Secara operasional
kemudian diresmikan oleh Presiden RI Abdurahman Wahid pada tanggal 11
Oktober 2000.
Pada tanggal 21 Juli 2003 terbit SK Rektor IPB No. 106/K13/KP/2003
tentang pemberhentian Direktur (lama) dan pengangkatan Direktur (baru) Rumah
Sakit Pendidikan Institut Pertanian Bogor. Pada tanggal 9 Desember 2003 telah
diangkat dua orang Wakil Direktur, yaitu Wakil Direktur Bidang Medis dan
Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan. Pada tahun 2008 dilakukan
pergantian Wakil Direktur Bidang Medis. Sehingga sejak tahun 2008 susunan
Direksi RSH-IPB adalah: Direktur dijabat oleh Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST.,
PhD., Wakil Direktur Bidang Medis oleh drh. Retno Wulansari, MSi., PhD., dan
Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan oleh drh. Ekowati Handharyani, MSi.,
PhD. Sejak Januari 2004 secara struktural Rumah Sakit Hewan IPB berada
langsung di bawah Rektor Institut Pertanian Bogor. Tugas pokok dan fungsi yang
diemban RSH-IPB adalah menunjang Pendidikan Profesi Dokter Hewan dan
memberikan pelayanan kesehatan kepada hewan selaku pasien, masyarakat
pemilik hewan dan lingkungan (RSH IPB 2009).
10. Gymnasium
Gymnasium IPB merupakan pusat olahraga bagi civitas akademika IPB
(Gambar 28b). Dibangun pada tahun 1997 di Jalan Meranti kampus IPB Dramaga
dengan interior bangun standar internasional. Gelanggang Olahraga ini dilengkapi
dengan lapangan bola seluas 1 ha yang terletak tepat di belakang gedung, bagian
dalam gedung berkapasitas kurang lebih 10.000 orang. Lapangan indoor yang
dapat digunakan untuk olahraga bulu tangkis, bola basket, bola volley, tenis meja,
volley cakram, juga terdapat ruang fitnes dan aerobic. Alas bangunan berupa kayu
vinyl dan kursi dari kayu damar yang awet dan handal. Terdapat juga mushola dan
kamar mandi serta ruang ganti pakaian. Selain tempat olah raga, Gymnasium ini
sering kali digunakan untuk berbagai acara peresmian dan pentas musik.
38

(a) (b)
Gambar 28 (a) Rumah Sakit Hewan IPB, (b) Gymnasium (sumber:
avita.unaiya10.student.ipb.ac.id 2013)

Gymnasium juga dilengkapi dengan lapangan parkir yang cukup luas dan
pengamanan yang ketat dari para petugas keamanan (Hendrisue 2008).
11. Asrama Mahasiswa TPB
Mahasiswa tahun pertama IPB atau pada masa Tingkat Persiapan Bersama
(TPB) diwajibkan tinggal di asrama TPB. Asrama TPB ini terdiri atas 2 lokasi,
yaitu asrama putera yang terletak di Jalan Pinus kampus IPB Dramaga (Gambar
29a) dan asrama puteri yang terletak di Jalan Meranti kampus IPB Dramaga
(Gambar 29b). Kedua asrama ini dibangun pada tahun 2002. Asrama Mahasiswa
TPB IPB merupakan salah satu program IPB untuk mewujudkan lima pilar
pendidikan, yaitu profesionalisme, kepekaan sosial, kepedulian terhadap
lingkungan, jiwa kewirausahaan dan moral.
Pengelola Asrama dipimpin oleh kepala Pengelola Asrama TPB IPB. Tugas
pokok kepala Pengelola Asrama TPB IPB adalah memberikan layanan fasilitas
Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan membina kehidupan
akademik dan multibudaya. Kepala PengelolaAsrama TPB IPB bertanggung
jawab langsung kepada Rektor IPB. Kepala Pengelola A TPBIPB berkoordinasi
dengan Wakil Rektor bidang akademik dan kemahasiswaan dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pembinaan mahasiswa di Asrama Mahasiswa TPB IPB.
Program pembinaan yang dilakukan di asrama TPB IPB merupakan upaya
dalam meningkatkan softskill mahasiswa dalam berkehidupan di masyarakat dan

(a) (b)
Gambar 29 Asrama TPB IPB: (a) putera (b) puteri
39

bernegara. Program Pembinaan yang dilakukan di asrama TPB IPB merupakan


salah satu keunggulan asrama yang dapat dirasakan bagi mahasiswa tingkat
pertama. Sebagai tempat tinggal selama satu tahun pertama bagi Insan Asrama
(Mahasiswa TPB IPB), Asrama TPB IPB telah menyediakan beberapa fasilitas
baik di kamar, gedung, maupun dalam lingkup asrama satu lokasi. Fasilitas ini
disediakan agar proses Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya
(PPAMB) bisa berjalan dengan optimal. Beberapa fasilitas yang sudah disediakan
oleh asrama adalah kamar, kantin, bus transportasi, ambulance, koperasi, pusat
dan fotokopi (Asrama TPB 2013).
12. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pada tahun 1980 di IPB dibentuk Fakultas Sains dan Matematika melalui
Surat Keputusan Rektor IPB nomor 078 tahun 1980. Fakultas ini secara resmi
diakui keberadannya melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 tahun 1982
dengan nama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0546/O/1983
tanggal 8 Desember 1983 diresmikan adanya 6 jurusan di dalam FMIPA IPB
yaitu: Jurusan Statistika, Jurusan Geofisika dan Meteorologi, Jurusan Biologi,
Jurusan Kimia, Matematika, Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum.
Saat ini Fakultas MIPA IPB memiliki 8 Departemen (berdasarkan Surat
Keputusan Rektor IPB Nomor 112/K13/OT/2005) yaitu : Departemen Statistika,
Departemen Geofisika dan Meteorologi, Departemen Biologi, Departemen Kimia,
Departemen Matematika, Departemen Ilmu Komputer, Departemen Fisika, dan
Departemen Biokimia (FMIPA IPB 2011). Bangunan FMIPA dibangun pada
tahun 2005 di Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga (Gambar 30a).
13. Rusunawa
Rusunawa (rumah susun sewa) IPB merupakan bagian dari asrama
mahasiswa TPB, khususnya mahasiswa puteri (Gambar 30b). Bangunan ini
dibangun pada tahun 2008 di Jalan Meranti kampus IPB Dramaga. Rusunawa
tersebut dibangun sebanyak lima lantai dengan luas dasar bangunan 887 m2, luas
bangunan keseluruhan 3 863 m2 dan jumlah unit kamar sebanyak 96 unit. Pada
lantai pertama diperuntukkan bagi ruang bersama, sedangkan lantai dua sampai
lima untuk hunian kamar yang berisikan sekitar 3-4 orang. Tujuan pembangunan
Rusunawa yang diperuntukan bagi mahasiswa itu adalah untuk lebih mempererat

(a) (b)
Gambar 30 (a) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) Rusunawa
40

persatuan dan kesatuan antar mahasiswa, agar tidak terjadi pertikaian antar
mahasiswa yang pernah terjadi sebelumnya (Tarwono 2006).
14. Asrama Internasional
Asrama Internasional IPB (Gambar 31a) dibangun pada tahun 2009 di Jalan
Tanjung Kampus IPB Dramaga dan diresmikan oleh Rektor IPB Prof Dr Ir Herry
Suhardiyanto, M.Sc pada akhir Junio 2010. Pembangunan asrama internasional ini
menggunakan dana APBN non-reguler tahun anggaran 2009. Asrama ini
dibangun sebagai fasilitas hunian bagi mahasiswa terutama mahasiswa asing yang
kuliah di IPB. Bangunan asrama internasional ini terdiri atas dua lantai yang
memiliki kapasitas 44 kamar dengan luasan masing-masing kamar 3 x 4,5 meter
persegi dengan luas bangunan sekitar 800 meter persegi (Burhani 2010).
15. Gedung Agrimedia
Gedung Agrimedia (Green TV) dibangun pada tahun 2009 di Jalan Agatis
kampus IPB Dramaga tepatnya di belakang rektorat IPB (Gambar 31b). Pada
akhir tahun 2010, dirintis kegiatan membangun media komunikasi untuk
penyebarluasan inovasi IPB melalui media audio visual, dengan menyusun konsep
awal pendirian GreenTV. Media ini diarahkan sebagai media edukasi bagi
masyarakat luas melalui diseminasi berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung pembangunan pertanian, pelestarian lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan di tanah air.
Upaya membangun Green TV diawali dengan melaksanakan pengembangan
kapasitas sumberdaya manusia yang dipersiapkan untuk menggali ide-ide content
dan memproduksi sebagai bahan tayangan edukatif. Langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan – Lokakarya Produksi
Program Televisi, dipandu oleh Tim Conten Creative Indonesia (CCI) pimpinan
Riza Primadi. Para staf pengajar dan peneliti di lingkungan Institut Pertanian
Bogor, yang mengikuti pelatihan ini selanjutnya duduk sebagai anggota
Kelompok Kerja Content (Board of Content), yang secara terus menerus akan
mengembangkan ide-ide content dari hasil-hasil penelitian dan pemberdayaan
masyarakat dari departemen, fakultas atau pusat penelitian tempat mereka
bertugas. Pada bulan April 2011 dilakukan Workshop Content yang menghasilkan
sejumlah ide judul serial untuk diproduksi dalam format features.
Persiapan operasional Green TV dimulai sejak dikeluarkannya SK Rektor
No.095/I3/HM/2011 tentang Pembentukan Tim Pengembangan Green TV IPB.
Tim bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengoperasian kegiatan hingga penayangan program. Pada bulan September 2011
dimulai perekrutan 40 orang mahasiswa yang akan bekerja magang di Green TV
sebagai tenaga produksi. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
dilakukan terus menerus bagi para mahasiswa magang dengan menyelenggarakan
berbagai pelatihan, seperti pelatihan penulisan naskah televisi, pelatihan teknik
kamera, dubbing dan presenting. Pelatihan diberikan kembali oleh Tim CCI, yang
terus mendampingi GreenTV hingga saat ini. Berkat hasil kerja keras bersama
para mahasiswa ini Green TV berhasil memproduksi berbagai tayangan dan
membawa pada peluncuran siaran dengan menggunakan fasilitas video streaming,
pada tanggal 23 November 2011.
41

(a) (b)
Gambar 31 (a) Asrama internasional, (b) Gedung Agrimedia

Tabel 6 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1990–2009

Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
1 Gedung Graha Jalan Kondisi baik dan 1990 Menampung Menampung
Widya Wisuda Meranti terawat. Akses mudah berbagai berbagai
kampus karena terletak di acara, seperti acara, seperti
IPB samping jalan. wisuda, loka wisuda, loka
Dramaga karya, karya,
seminar, dan seminar, dan
konferensi. konferensi.
2 Poliklinik IPB Jalan Kondisi baik dan 1990 Fasilitas Fasilitas
Tanjung terawat. Akses mudah kesehatan kesehatan
kampus karena terletak di civitas IPB civitas IPB
IPB samping jalan.
Dramaga
3 FPIK Jalan Kondisi baik dan 1994 Bangunan Bangunan
Agatis terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
kampus karena terletak di Perikanan dan Perikanan dan
IPB samping jalan. Ilmu Kelautan Ilmu Kelautan
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
4 Mesjid Jalan Kondisi baik dan 1995 Tempat Tempat
Tanjung terawat. Akses mudah beribadah beribadah
kampus karena terletak di civitas IPB civitas IPB
IPB samping jalan.
Dramaga
5 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 1995 Bangunan Bangunan
Peternakan Agatis terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
kampus mudah karena terletak Peternakan Peternakan
IPB di samping jalan. dengan segala dengan segala
Dramaga aktivitasnya aktivitasnya

6 Pohon Beringin Depan Pohon sudah tumbuh 1995 Simbol Simbol


Rektorat tinggi, kondisi baik dan peresmian peresmian
IPB terawat, berada di depan kampus IPB kampus IPB
rektorat sehingga Dramaga Dramaga
mudah dilihat
7 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 1996 Bangunan Bangunan
Pertanian Meranti terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
kampus mudah karena terletak Pertanian Pertanian
IPB di samping jalan. dengan segala dengan segala
Dramaga aktivitasnya aktivitasnya
42

Tabel 6 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 1990–2009 (lanjutan)

Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
8 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 1996 Bangunan Bangunan
Kedokteran Agatis terawat. Akses cukup Fakultas Fakultas
Hewan kampus mudah karena terletak Kedokteran Kedokteran
IPB di samping jalan. Hewan Hewan
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya

9 Rumah Sakit Jalan Kondisi baik dan 1996 Menunjang Menunjang


Hewan Agatis terawat, serta mudah Pendidikan Pendidikan
kampus diakses. Profesi Profesi
IPB Dokter Dokter
Dramaga Hewan dan Hewan dan
memberikan memberikan
pelayanan pelayanan
kesehatan kesehatan
kepada hewan kepada hewan
10 Gymnasium Jalan Kondisi baik dan 1997 Tempat Tempat
Meranti terawat, serta mudah civitas IPB civitas IPB
kampus diakses. berolahraga berolahraga
IPB dan dan
Dramaga mengadakan mengadakan
acara-acara acara-acara
11 Asrama Jalan Kondisi baik dan 2002 Tempat Tempat
Mahasiswa TPB Meranti terawat, serta mudah tinggal tinggal
kampus diakses mahasiswa mahasiswa
IPB Tingkat Tingkat
Dramaga Persiapan Persiapan
Bersama Bersama
12 FMIPA Jalan Kondisi baik dan 2005 Bangunan Bangunan
Meranti terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
kampus karena terletak di Matematika Matematika
IPB samping jalan dan Ilmu dan Ilmu
Dramaga Pengetahuan Pengetahuan
Alam dengan Alam dengan
segala segala
aktivitasnya aktivitasnya
13 Rusunawa Jalan Kondisi baik dan 2008 Tempat Tempat
Meranti terawat, serta mudah tinggal tinggal
kampus diakses mahasiswa mahasiswa
IPB puteri Tingkat puteri Tingkat
Dramaga Persiapan Persiapan
Bersama Bersama
14 Asrama Jalan Kondisi baik dan 2009 Tempat Tempat
Internasional Tanjung terawat. Akses mudah tinggal tinggal
kampus karena terletak di mahasiswa mahasiswa
IPB samping jalan terutama terutama
Dramaga mahasiswa mahasiswa
asing asing
15 Gedung Jalan Kondisi baik dan 2009 Bangunan Bangunan
Agrimedia Agatis terawat. Akses cukup operasional operasional
kampus mudah karena terletak media media
IPB di samping jalan. komunikasi komunikasi
Dramaga IPB melalui IPB melalui
media audio media audio
visual visual
43

Pada Tahun 2010 – 2013


Tahun 2010 hingga tahun 2013 dijadikan sebagai periode kelima atau
periode terakhir karena pada rentang tahun ini pembangunan kampus IPB
Dramaga dibangun dengan mengikuti rencana induk kampus IPB Dramaga hasil
revisi tahun 2010-2030 (Gambar 32). Pembangunan pada periode ini merupakan
pembangunan tahap rekondisi. Tahun 2013 menjadi batas akhir periode ini karena
tahun ini merupakan tahun dilaksanakannya penelitian ini. Identifikasi elemen dan
tapak bersejarah pada periode terakhir ini menghasilkan 5 elemen dan tapak
bersejarah (Tabel 7). Penjelasan kelima elemen dan tapak tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Fakultas Ekonomi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) merupakan fakultas yang ke-
delapan dari IPB. Filosofi yang mendasari pengembangan FEM IPB adalah IPB
sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri pertanian di Indonesia memiliki
mandat dalam mengembangkan ilmu dan teknologi pertanian secara holistik,
namun belum memiliki fakultas yang memiliki mandat khusus dalam
pengembangan ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen untuk mengawal
pembangunan pertanian khususnya dan pembangunan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Dasar pembentukan Fakultas Ekonomi dan Manajemen di Institut
Pertanian Bogor ini secara formal tercantum di dalam prasasti yang
ditandatangani oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarno
Putri, pada tanggal 6 April 2001. Isi prasasti tersebut adalah sebegai berikut:
”Di adari bahwa pilar uta a p ban unan k n i b rk lanjutan adalah
pembangunan pertanian yang seluas-luasnya ditujukan bagi kesejahteraan bangsa
dan negara secara berkeadilan. Untuk itu, keberadaan Fakultas Ekonomi dan
Manajemen - Institut Pertanian Bogor akan memperkuat kemampuan makro dan
mikro ekonomi pertanian Indonesia. Bogor, 6 April 2001. Megawati
Soekarnoputri – Wakil Pr id n RI”.
Secara de jure FEM didirikan pada tanggal 20 April 2001 berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor: 059/K13.12.1/OT/2001. Pada
saat dikembangkan, FEM IPB terdiri atas 2 program studi, yakni Program Studi
Ilmu Ekonomi dan Program Studi Manajemen. Kedua Program Studi ini
kemudian ditetapkan menjadi Departemen pada tahun 2007. Pada tahun 2005,
dengan dilakukan restrukturisasi IPB, FEM memiliki 2 Departemen baru, yakni
Departemen Agribisnis dan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
(FEM IPB 2012). Pada tahun 2010 FEM menambah 1 departemen baru, yaitu
Departemen Ekonomi Syariah. Bangunan FEM dibangun pada tahun 2011 di
Jalan Kamper kampus IPB Dramaga (Gambar 33a)
2. Fakultas Ekologi Manusia
Bangunan Fakultas Ekologi Manusia dibangun pada tahun 2011 di Jalan
Kamper kampus IPB Dramaga (Gambar 33b). Fakultas Ekologi Manusia IPB
merupakan fakultas yang baru di IPB, lahir saat perkembangan IPB berada pada
tahap implementasi otonomi. FEMA IPB dibentuk pada tahun 2005 berdasarkan
Surat Keputusan Rektor No.112/K13/OT/2005. Dengan status Perguruan Tinggi
BHMN, IPB diberi kewenangan oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk
mengatur dan mengelola aset dan program pendidikan tinggi termasuk
kewenangan membentuk mayor (Program Studi), Departemen atau Fakultas baru.
44

Gambar 32 Rencana induk hasil revisi tahun 2010-2030

Pembentukan FEMA IPB sejalan dengan berbagai perubahan yang terjadi di


IPB memasuki era otonomi perguruan tinggi (IPB BHMN) dalam proses
klusterisasi departemen. Cikal bakal FEMA IPB adalah Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Fakultas Pertanian, Program
45

Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Sosek Pertanian


Fakultas Pertanian, serta bagian sosial ekonomi dari berbagai fakultas di IPB.
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Fakultas
Pertanian berkembang menjadi Departemen Gizi Masyarakat (GIZ) dan
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK). Sementara Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian (Sosek) Fakultas Pertanian berkembang menjadi Departemen
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Departemen Agribisnis, dan
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL).
Selanjutnya dalam proses klusterisasi, Departemen Gizi Masyarakat (GIZ)
dan Departemen Ilmu keluarga dan Konsumen (IKK) dan Departemen
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) bergabung dalam suatu
kluster yang disebut Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). FEMA merupakan
Fakultas Ekologi Manusia yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan satu
dari tiga Fakultas Ekologi Manusia di Asia Tenggara. Dua fakultas ekologi
manusia lainnya di Asia Tenggara adalah College of Human Ecology University of
Philippines at Los Banos (UPLB), dan Faculty of Human Ecology, Universiti
Putra Malaysia (UPM) (FEMA IPB 2013).

(a) (b)
Gambar 33 (a) Fakultas Ekonomi Manajemen, (b) Fakultas Ekologi Manusia

3. Tingkat Persiapan Bersama


Program TPB dibentuk pada tahun 1973 sebagai wujud kepedulian IPB
terhadap pembangunan bangsa yang dilakukan melalui penerimaan mahasiswa
baru dengan undangan ke sekolah menengah di seluruh pelosok tanah air. Di satu
sisi, sistem penerimaan yang didasarkan pada penelaahan rapor siswa selama di
sekolah menengah merupakan terobosan dalam meratakan kesempatan pendidikan
tetapi dari sisi lain menuntut kehati-hatian yang lebih besar karena kesenjangan
taraf perkembangan antar-sekolah menengah. Karena itu mahasiswa baru yang
diterima oleh IPB, walaupun memiliki kelayakan akademik yang memadai untuk
menuntut ilmu di perguruan tinggi, tetapi tidak lepas dari kekurangan latar
belakang pengetahuan terutama bagi mereka yang berasal dari sekolah menengah
yang agak terbelakang. Akibatnya keragaman latar belakang pengetahuan mereka
sangat besar dan IPB memerlukan upaya khusus untuk menangani kelemahan ini.
Di samping itu karena IPB merupakan pendidikan tinggi yang basisnya adalah
ilmu dasar, maka upaya khusus ini berperan pula untuk memberikan landasan
yang relatif sama dan cukup kepada mahasiswa untuk menuntut pendidikan
selanjutnya di fakultas masing-masing.
46

Sampai dengan tahun 1993 pemilihan program studi dilakukan setelah


mahasiswa lulus TPB sehingga mata kuliah yang diberikan di TPB seragam.
Tetapi sejak tahun 1993 pemilihan program studi sudah dapat dilakukan sejak
mendaftar ke IPB, dan ini merupakan perubahan mendasar dari sistem pendidikan
TPB. Selanjutnya mulai tahun 1995 mahasiswa TPB tidak lagi memperoleh mata
kuliah yang seragam, walaupun masih tetap bersifat paket untuk setiap program
studi.
Tahun 2003, diadakan Lokakarya Peningkatan Mutu Pendidikan TPB untuk
mengakomodir permintaan fakultas/program studi, terutama dalam rangka
penyesuaian kurikulum sesuai kebutuhan fakultas/program studi. Keputusan
mendasar dari Lokakarya tahun 2003 adalah berubahnya indeks prestasi drop out
(DO) dari < 1,30 menjadi < 1,50. Perubahan mendasar ini tentunya memberikan
konsekuensi kepada Program Pendidikan TPB untuk senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan akademiknya (TPB IPB 2013).
Bangunan Direktorat dan beberapa ruang kelas Tingkat Persiapan Bersama
(TPB) dibangun pada tahun 2011 di Jalan Ulin kampus IPB Dramaga. Selain
bangunan-bangunan tersebut, IPB juga telah membangun ruang kelas bersama
atau common class room (CCR) (Gambar 34a) dan laboratorium bersama
(Gambar 34b) bagi mahasiswa TPB. Kedua bangunan ini dibangun di Jalan
Meranti kampus IPB Dramaga pada tahun 2011. Kedua bangunan ini dibangun
dengan gaya arsitektur yang mirip dengan bangunan di kampus Baranang siang,
sehingga dapat menjadi refleksi bangunan lama IPB.
4. Gedung Pusat Informasi Kehutanan
Gedung Pusat Informasi Kehutanan (Gambar 34d) mulai dibangun pada
tahun 2012 dan diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2013. Gedung ini
dibangun di Jalan Ulin Kampus IPB Dramaga di sekitar Ruang Kuliah Darmaga 1
dengan dukungan Tanoto Foundation senilai Rp 8,36 miliar. Gedung memiliki 3
lantai dengan luas sekitar 1 500 m persegi, dilengkapi dengan perpustakaan yang
diintegrasikan dengan perpustakaan pusat IPB serta sumber informasi lainnya di
luar IPB, melalui teknologi informasi dan komunikasi (ICT), serta pusat-pusat
kegiatan kemahasiswaan dan kealumnian.
Keberadaan pusat informasi yang dinamakan Tanoto Forestry Information
Center (TFIC) IPB tersebut diharapkan menjadi wahana diseminasi informasi dan
teknologi di bidang kehutanan kepada masyarakat luas. Sosialisasi dan diseminasi
membutuhkan sarana dan fasilitas canggih untuk menghimpun dan
menyebarluaskan informasi serta dapat menjangkau pengguna dalam kemasan dan
waktu yang tepat. Informasi ini membutuhkan outlet, seperti jendela informasi
dan jejaring untuk menjangkau pengguna seperti mahasiswa, alumni, pelaku usaha,
praktisi, pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga non-pemerintah.
Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dan peletakan batu
pertama pembangunan TFIC IPB dilaksanakan di kampus IPB pada hari Kamis,
tanggal 29 November 2012. TFC-IPB dibangun pada lokasi yang strategis
berdekatan dengan Common Class Room IPB dan Asrama Mahasiswa IPB dan
berkonsep eco-building (Napitupulu 2012).
47

(c) (d)
Gambar 34 (a) Common Class Room, (b) Laboratorium bersama, (c) Rencana
Gedung Pusat Informasi Kehutanan (sumber:
http://kshe.fahutan.ipb.ac.id 2012)

Tabel 7 Elemen dan tapak bersejarah periode tahun 2010–2013

Tahun Fungsi
No. Elemen/Tapak Lokasi Kondisi Fisik Dibangun
Dahulu Sekarang
1 Fakultas Jalan Kondisi baik dan 2011 Bangunan Bangunan
Ekonomi Kamper terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
Manajemen kampus karena terletak di Ekonomi Ekonomi
IPB samping jalan. Manajemen Manajemen
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
2 Fakultas Ekologi Jalan Kondisi baik dan 2011 Bangunan Bangunan
Manusia Kamper terawat. Akses mudah Fakultas Fakultas
kampus karena terletak di Ekologi Ekologi
IPB samping jalan. Manusia Manusia
Dramaga dengan segala dengan segala
aktivitasnya aktivitasnya
3 Ruang Kuliah Jalan Kondisi baik dan 2011 Ruang kuliah Ruang kuliah
Bersama Meranti terawat. Akses mudah mahasiswa mahasiswa
kampus karena terletak di TPB TPB
IPB samping jalan.
Dramaga
4 Laboratorium Jalan Kondisi baik dan 2011 Laboratorium Laboratorium
bersama Meranti terawat. Akses mudah mahasiswa mahasiswa
kampus karena terletak di TPB TPB
IPB samping jalan.
Dramaga
5 Gedung Pusat Jalan Ulin Kondisi baik dan 2012 Wahana Wahana
Informasi kampus terawat. Akses mudah diseminasi diseminasi
Kehutanan IPB karena terletak di informasi dan informasi dan
Dramaga samping jalan. teknologi di teknologi di
bidang bidang
kehutanan kehutanan

Identifikasi dari kelima periode menghasilkan 47 elemen dan tapak


bersejarah yang ada di kampus IPB Dramaga. Pada periode pertama terdapat 12
elemen dan tapak bersejarah, pada periode kedua terdapat 7 elemen bersejarah,
pada periode ketiga terdapat 8 elemen dan tapak bersejarah, pada periode keempat
terdapat 15 elemen dan tapak bersejarah, dan pada periode terakhir terdapat 5
48

elemen dan tapak bersejarah. Lokasi dari ke-47 elemen dan tapak tersebut
diperlihatkan dalam Gambar 35.

Gambar 35 Elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga


49

Analisis Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga

Kawasan kampus IPB Dramaga memiliki nilai signifikansi sejarah yang


berbeda-beda pada setiap elemen dan tapak bersejarah yang ditemukan. Dari hasil
identifikasi, ditemukan sekitar 47 elemen dan tapak bersejarah di kawasan kampus
IPB Dramaga. Analisis yang dilakukan terhadap elemen-elemen dan tapak-tapak
tersebut meliputi analisis untuk mengetahui nilai signifikansi sejarah dan
pengaruh perkembangan rencana induk IPB untuk mengetahui apakah
pembangunan di kampus IPB Dramaga memperhatikan keberadaan elemen-
elemen bersejarah.

Analisis signifikansi sejarah


Analisis yang dilakukan untuk mengetahui nilai signifikansi sejarah terdiri
dari penilaian keaslian (Tabel 8) dan penilaian keunikan (Tabel 9) dari masing-
masing elemen dan tapak bersejarah.

Tabel 8 Penilaian keaslian (originality) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga


Kriteria
No. Elemen/Tapak Bobot Total Kategori
Fungsi Fisik Aksesibilitas
1 Kuburan Mbah 3 2 2 1 7 Tinggi
Jawa1)
2 Kompleks Kuburan 3 2 1 1 6 Sedang
Palalangon1)
3 Perkebunan Karet 1 2 2 1 5 Sedang
FMIPA1)
4 Perkebunan Karet 2 3 2 1 7 Tinggi
Jalan Agatis1)
5 Perkebunan Karet 2 3 2 1 7 Tinggi
Cikabayan1)
6 Bangunan 1 2 3 1 6 Sedang
Landhuis1)
7 Lonceng Slavenbel1) 1 3 3 1 7 Tinggi
8 Kantor Administrasi 1 2 3 1 6 Sedang
Pabrik Karet1)
9 Rumah 3 2 3 1 8 Tinggi
Administrator1)
10 Menara Air Jaman 2 3 3 1 8 Tinggi
Belanda1)
11 Bak Bekas 2 3 3 1 8 Tinggi
Pengolahan Lateks1)
12 Pinus Plaza 3 1 3 1 7 Tinggi
Soekarno1)
13 Bangunan Fahutan2) 3 3 3 1 9 Tinggi
14 Asrama 3 3 3 1 9 Tinggi
Mahasiswa2)
15 Perumahan Dosen2) 3 2 3 1 8 Tinggi
16 Gedung Olahraga2) 3 3 3 1 9 Tinggi
17 Food Technology 3 3 3 1 9 Tinggi
Development
Center2)
18 Agriculture Product 3 3 3 1 9 Tinggi
Processing Pilot
Plant2)
50

Tabel 8 Penilaian keaslian (originality) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga


(lanjutan)
Kriteria
No. Elemen/Tapak Bobot Total Kategori
Fungsi Fisik Aksesibilitas
19 Lab. Lapangan 3 3 3 1 9 Tinggi
Agronomi2)
20 Lembaga Sumber 3 3 2 0.7 5.6 Sedang
Daya Informasi3)
21 Pusat Penelitian 3 3 2 0.7 5.6 Sedang
Lingkungan Hidup3)
22 Gedung 3 3 3 0.7 6.3 Sedang
Administrasi Pusat
(Rektorat) 3)
23 Bangunan Fateta3) 3 3 2 0.7 5.6 Sedang
24 Gedung Pusat Antar 3 3 2 0.7 5.6 Sedang
Universitas3)
25 Gedung GMSK3) 3 3 2 0.7 5.6 Sedang
26 Kompleks Sistem 3 3 3 0.7 6.3 Sedang
Energi Tata Surya3)
27 SMA Kornita3) 3 3 3 0.7 6.3 Sedang
28 Gedung Graha 3 2 2 0.5 3.5 Rendah
Widya Wisuda4)
29 Poliklinik IPB4) 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
30 Bangunan FPIK4) 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
31 Mesjid4) 3 2 3 0.5 4 Rendah
32 Bangunan Fapet4) 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
33 Pohon Beringin4) 3 2 3 0.5 4 Rendah
34 Bangunan Faperta4) 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
35 Bangunan FKH4) 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
36 Rumah Sakit 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
Hewan4)
37 Gymnasium4) 3 2 1 0.5 3 Rendah
38 Asrama Mahasiswa 3 3 2 0.5 4 Rendah
TPB5)
39 Bangunan FMIPA4) 3 3 1 0.5 3.5 Rendah
40 Rusunawa4) 3 2 2 0.5 3.5 Rendah
41 Asrama 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
Internasional4)
42 Gedung 3 3 3 0.5 4.5 Rendah
Agrimedia4)
43 Bangunan FEM5) 3 3 3 0.3 2.7 Rendah
44 Bangunan FEMA5) 3 3 3 0.3 2.7 Rendah
45 Ruang Kuliah 3 3 3 0.3 2.7 Rendah
Bersama5)
46 Laboratorium 3 3 3 0.3 2.7 Rendah
bersama5)
47 Gedung Pusat 3 3 3 0.3 2.7 Rendah
Informasi
Kehutanan5)
Keterangan: Skor 2.7–4.7 = Keaslian Rendah, Skor 4.8–6.8 = Keaslian Sedang, Skor 6.9–9 = Keaslian Tinggi
1)
: Periode sebelum Belanda – tahun 1962, 2): Periode tahun 1963–1983, 3): Periode tahun 1984–1989, 4):, 4):
Periode tahun 1990–2009, 5): Periode tahun 2010–2013
51

Analisis penilaian tingkat keaslian lanskap sejarah kampus IPB Dramaga


menggunakan sistem pembobotan. Hal ini disebabkan secara fungsi, kondisi fisik
dan aksesibilitas dari elemen dan tapak bersejarah yang berumur lebih muda
relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan elemen dan tapak
yang berumur lebih tua. Akan tetapi, nilai kesejarahan dari elemen dan tapak yang
berumur lebih muda relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan elemen dan
tapak yang berumur lebih tua. Dengan demikian diberikan pembobotan pada nilai
keaslian sejarah dari tiap-tiap elemen dan tapak berdasarkan periode sejarah.
Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki umur yang lebih tua mendapatkan
bobot yang lebih besar dibandingkan dengan elemen yang lebih muda. Periode
sebelum penjajahan Belanda hingga tahun 1983 diberikan bobot 1. Periode tahun
1984 hingga 1989 diberikan bobot 0.7. Periode tahun 1990 hingga 2009 diberikan
bobot 0.5. Periode tahun 2010 hingga 2013 diberikan bobot 0.3.
Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki nilai keaslian tinggi terdiri atas
kuburan Mbah Jawa, perkebunan karet Jalan Agatis, perkebunan karet Cikabayan,
lonceng Slavenbel, rumah administrator pabrik pengolahan karet Belanda, menara
air jaman Belanda, bak bekas pengolahan lateks, pinus Plaza Soekarno, bangunan
Fakultas Kehutanan, asrama mahasiswa kehutanan, perumahan dosen, gedung
olahraga lama, bangunan Food Technology Development Center, bangunan
Agriculture Product Processing Pilot Plant, dan laboratorium lapangan Agronomi.
Fungsi elemen dan tapak tersebut relatif tidak mengalami perubahan atau
perubahan fungsi yang terjadi kurang dari 25%. Elemen tidak mengalami
perubahan struktur, sehingga mewakili gaya arsitektur masa lalu. Akses menuju
elemen relatif tidak mengalami perubahan dan karakteristiknya masih asli.
Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki keaslian sedang terdiri atas
kompleks kuburan Palalangon, perkebunana karet FMIPA, bangunan Landhuis,
kantor administrasi pabrik karet, bangunan Lembaga Sumber Daya Informasi,
bangunan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, gedung rektorat, bangunan
Fakultas Teknologi Pertanian, gedung Pusat Antar Universitas, gedung GMSK,
kompleks sistem energi tata surya, dan SMA kornita. Fungsi dari tiap-tiap elemen
dan tapak mengalami perubahan 25–50%. Walaupun dilakukan renovasi pada
beberapa elemen, kondisi fisik elemen-elemen tersebut masih mewakili karakter
dan gaya arsitektur masa lalu. Akses menuju elemen telah mengalami perubahan,
namun perubahan tersebut masih mempertahankan karakteristiknya.
Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki nilai keaslian yang rendah
terdiri atas gedung Graha Widya Wisuda, poliklinik IPB, bangunan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, mesjid Al Hurriyyah, bangunan Fakultas
Peternakan, 2 pohon beringin simbol peresmian kampus IPB Dramaga, bangunan
Fakultas Pertanian, bangunan Fakultas Kedokteran Hewan, Rumah Sakit Hewan,
gymnasium, asrama mahasiswa TPB, bangunan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, rusunawa, asrama internasional, gedung Agrimedia, bangunan
Fakultas Ekonomi Manajemen, bangunan Fakultas Ekologi Manusia, ruang kuliah
bersama, laboratorium bersama, dan gedung Pusat Informasi Kehutanan. Fungsi,
kondisi fisik, dan aksesibilitas dari tiap-tiap elemen dan tapak sebenarnya tidak
mengalami banyak perubahan karena elemen dan tapak tersebut relatif baru.
Namun karena elemen dan tapak ini berumur relatif jauh lebih muda, sehingga
mendapatkan bobot yang lebih kecil. Oleh karena itu, nilai keaslian sejarah dari
elemen dan tapak ini menjadi rendah.
52
Tabel 9 Penilaian keunikan (uniqueness) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
Kriteria
No. Elemen/Tapak Keragaman Total Kategori
Asosiasi Kualitas
Integritas yang
Kesejarahan Estetik
Berbeda
1 Kuburan Mbah 2 3 2 1 8 Sedang
Jawa1)
2 Kuburan 2 1 2 1 6 Rendah
Palalangon1)
3 Perkebunan Karet 3 3 2 1 9 Sedang
FMIPA1)
4 Perkebunan Karet 3 3 2 1 9 Sedang
Jalan Agatis1)
5 Perkebunan Karet 3 3 2 1 9 Sedang
Cikabayan1)
6 Bangunan Landhuis1) 3 3 3 3 12 Tinggi
7 Lonceng Slavenbel1) 3 3 3 3 12 Tinggi
8 Kantor Administrasi 3 2 2 2 9 Sedang
Pabrik Karet1)
9 Rumah 3 3 2 2 10 Tinggi
Administrator1)
10 Menara Air Jaman 3 3 3 2 11 Tinggi
Belanda1)
11 Bak Bekas 3 2 3 2 10 Tinggi
Pengolahan Lateks1)
12 Pinus Plaza 2 3 2 2 9 Sedang
Soekarno1)
13 Bangunan Fahutan2) 3 3 2 2 10 Tinggi
14 Asrama Mahasiswa2) 3 3 2 2 10 Tinggi
15 Perumahan Dosen2) 3 3 2 2 10 Tinggi
16 Gedung Olahraga2) 3 3 2 2 10 Tinggi
17 Food Technology 3 3 2 2 10 Tinggi
Development
Center2)
18 Agriculture Product 3 3 2 2 10 Tinggi
Processing Pilot
Plant2)
19 Lab. Lapangan 3 2 2 2 9 Sedang
Agronomi2)
20 Lembaga Sumber 3 2 2 3 10 Tinggi
Daya Informasi3)
21 Pusat Penelitian 3 2 2 2 9 Sedang
Lingkungan Hidup3)
22 Gedung Administrasi 3 2 3 2 10 Tinggi
Pusat (Rektorat) 3)
23 Bangunan Fateta3) 3 2 1 2 8 Sedang
24 Gedung Pusat Antar 3 2 2 2 9 Sedang
Universitas3)
25 Gedung GMSK3) 3 2 2 2 9 Sedang
26 Kompleks Sistem 2 1 2 2 7 Sedang
Energi Tata Surya3)
27 SMA Kornita3) 2 1 2 2 7 Sedang
28 Gedung Graha 2 1 3 2 8 Sedang
Widya Wisuda4)
53
Tabel 9 Penilaian keunikan (uniqueness) lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
(lanjutan)
Kriteria
No. Elemen/Tapak Keragaman Total Kategori
Asosiasi Kualitas
Integritas yang
Kesejarahan Estetik
Berbeda
29 Poliklinik IPB4) 2 1 1 1 5 Rendah
30 Bangunan FPIK4) 2 2 1 1 6 Rendah
31 Mesjid4) 2 2 3 2 9 Sedang
32 Bangunan Fapet4) 2 2 1 1 6 Rendah
33 Pohon Beringin 4) 3 2 1 1 7 Sedang
34 Bangunan Faperta4) 2 2 1 1 6 Rendah
35 Bangunan FKH4) 2 2 1 1 6 Rendah
36 Rumah Sakit 2 1 2 1 6 Rendah
Hewan4)
37 Gymnasium4) 2 1 2 1 6 Rendah
38 Asrama Mahasiswa 2 2 2 1 7 Sedang
TPB4)
39 Bangunan FMIPA 2 2 1 1 6 Rendah
40 Rusunawa4) 2 2 2 1 7 Sedang
41 Asrama 1 1 2 1 5 Rendah
Internasional4)
42 Gedung Agrimedia4) 1 1 2 1 5 Rendah
43 Bangunan FEM5) 1 1 1 1 4 Rendah
44 Bangunan FEMA5) 1 1 1 1 4 Rendah
45 Ruang Kuliah 2 1 2 1 6 Rendah
Bersama5)
46 Laboratorium 2 1 2 1 6 Rendah
bersama5)
47 Gedung Pusat 1 1 2 1 5 Rendah
Informasi
Kehutanan5)
Keterangan: Skor 4–6 = Keunikan Rendah, Skor 7–9 = Keunikan Sedang, Skor 10–12 = Keunikan Tinggi.
1)
: Periode sebelum Belanda – tahun 1962, 2): Periode tahun 1963–1983, 3): Periode tahun 1984–1989,
4)
: Periode tahun 1990–2009, 5): Periode tahun 2010–2013

Berdasarkan hasil analisis penilaian tingkat keunikan lanskap sejarah


kampus IPB Dramaga yang diberikan kepada masing-masing elemen dan tapak
bersejarah, dihasilkan nilai keunikan lanskap sejarah yang beragam, dari mulai
rendah, sedang, hingga tinggi. Elemen dan tapak yang memiliki nilai keunikan
tinggi adalah bangunan Landhuis, lonceng Slavenbel, rumah administrator pabrik
karet, menara air Belanda, bak bekas pengolahan lateks, bangunan Fakultas
Kehutanan, asrama mahasiswa, perumahan dosen, gedung olahraga, bangunan
Food Technology Development Center, bangunan Agriculture Product Processing
Pilot Plant, bangunan Lembaga Sumber Daya Informasi, dan gedung rektorat.
Lanskap atau elemen memiliki hubungan kesejarahan yang kuat terhadap periode
dari masing-masing elemen. Elemen lanskap sejarah membentuk kesatuan lanskap
bersejarah dengan karakter kuat, memiliki 1 perwakilan elemen bersejarah pada
satu kawasan, serta memiliki estetika atau gaya arsitektur masa lalu yang khas.
Elemen dan tapak yang memiliki nilai keunikan sedang adalah kuburan
Mbah Jawa, perkebunan karet FMIPA, perkebunan karet Jalan Agatis, perkebunan
54

karet Cikabayan, kantor administrasi pabrik karet, pinus Plaza Soekarno,


laboratorium lapangan Agronomi, bangunan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup,
bangunan Fakultas Teknologi Pertanian, gedung Pusat Antar Universitas, gedung
GMSK, kompleks sistem energi tata surya, gedung Graha Widya Wisuda, masjid
Al Hurriyyah, 2 pohon beringin simbol peresmian kampus, asrama mahasiswa
TPB, dan rusunawa. Lanskap atau elemen memiliki hubungan kesejarahan yang
lemah. Elemen lanskap sejarah membentuk kesatuan lanskap bersejarah dengan
karakter lemah, memiliki 2-5 perwakilan elemen bersejarah pada satu kawasan,
serta masih memiliki estetika atau gaya arsitektur yang dapat menunjukkan
kekhasannya pada masa pembangunannya.
Elemen dan tapak yang memiliki nilai keunikan rendah adalah kompleks
kuburan Palalangon, Poliklinik IPB, bangunan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, bangunan Fakultas Peternakan, bangunan Fakultas Pertanian, bangunan
Fakultas Kedokteran Hewan, Rumah Sakit Hewan, Gymnasium, asrama
internasional, gedung Agrimedia, bangunan Fakultas Ekonomi Manajemen,
bangunan Fakultas Ekologi Manusia, ruang kuliah bersama, laboratorium bersama,
dan gedung Pusat Informasi Kehutanan. Elemen memiliki hubungan kesejarahan
yang lemah, tidak membentuk kesatuan lanskap bersejarah, lanskap memiliki
lebih dari 5 perwakilan elemen pada satu kawasan, serta kurang memiliki estetika
dan gaya yang dapat menunjukkan kekhasannya pada masa lalu.
Setelah hasil penilaian keaslian dan keunikan didapatkan, hasil tersebut akan
digabungkan untuk mendapatkan nilai signifikansi sejarah dari masing-masing
elemen dan tapak. Perhitungan gabungan dari kedua aspek dapat dilihat pada
Tabel 10. Berdasarkan hasil penggabungan dari nilai keaslian dan nilai keunikan,
didapatlah nilai signifikansi sejarah dari masing-masing elemen dan tapak dengan
kategori nilai signifikansi tinggi, sedang, dan rendah (Gambar 36). Elemen dan
tapak bersejarah yang memiliki nilai signifikansi tinggi pada adalah kuburan
Mbah Jawa, perkebunan karet Jalan Agatis, perkebunan karet Cikabayan,
bangunan Landhuis, lonceng Slavenbel, rumah administrator pabrik karet, kantor
adminisatrasi pabrik karet, menara air Belanda, bak bekas pengolahan lateks karet,
pinus Plaza Soekarno, bangunan Fakultas Kehutanan, asrama mahasiswa
kehutanan, perumahan dosen, gedung olahraga lama, bangunan Food Technology
Development Center, bangunan Agriculture Product Processing Pilot Plant,
laboratorium lapang Agronomi, bangunan Lembaga Sumber Daya informasi, dan
gedung rektorat. Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki nilai signifikansi
sedang adalah kompleks kuburan Palalangon, perkebunan karet FMIPA,
bangunan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, bangunan Fakultas Teknologi
Pertanian, gedung Pusat antar Universitas, gedung GMSK, kompleks sistem
energi tata surya, SMA Kornita, gedung Graha Widya Wisuda, masjid Al
Hurriyyah, 2 pohon beringin simbol peresmian kampus IPB Dramaga, dan asrama
mahasiswa TPB. Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki nilai signifikansi
rendah adalah poliklinik IPB, bangunan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
bangunan Fakultas Peternakan, bangunan Fakultas Pertanian, bangunan Fakultas
Kedokteran Hewan, Rumah Sakit Hewan, gymnasium, bangunan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, rusunawa, asrama internasional, gedung
Agrimedia, bangunan Fakultas Ekonomi Manajemen, bangunan Fakultas Ekologi
Manusia, ruang kuliah bersama, laboratorium bersama, dan gedung Pusat
Informasi Kehutanan.
55

Tabel 10 Penilaian gabungan aspek keaslian dan keunikan lanskap sejarah


kampus IPB Dramaga
Nilai Nilai
No. Elemen/Tapak Total Kategori
Keaslian Keunikan
1)
1 Kuburan Mbah Jawa 7 8 15 Tinggi
2 Kuburan Palalangon1) 6 6 12 Sedang
3 Perkebunan Karet FMIPA1) 5 9 14 Sedang
4 Perkebunan Karet Jalan Agatis1) 7 9 16 Tinggi
5 Perkebunan Karet Cikabayan1) 7 9 16 Tinggi
6 Bangunan Landhuis1) 6 12 18 Tinggi
7 Lonceng Slavenbel1) 7 12 19 Tinggi
8 Kantor Administrasi 6 9 15 Tinggi
Pabrik Karet1)
9 Rumah Administrator1) 8 10 18 Tinggi
10 Menara Air Jaman Belanda1) 8 11 19 Tinggi
11 Bak Bekas Pengolahan Lateks1) 8 10 18 Tinggi
12 Pinus Plaza Soekarno2) 7 9 16 Tinggi
13 Bangunan Fahutan3) 9 10 19 Tinggi
14 Asrama Mahasiswa3) 9 10 19 Tinggi
15 Perumahan Dosen3) 8 10 18 Tinggi
16 Gedung Olahraga3) 9 10 19 Tinggi
17 Food Technology Development Center3) 9 10 19 Tinggi
18 Agriculture Product Processing Pilot 9 10 19 Tinggi
Plant3)
19 Lab. Lapangan Agronomi3) 9 9 18 Tinggi
20 Lembaga Sumber Daya Informasi4) 5.6 10 15.6 Tinggi
21 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup4) 5.6 9 14.6 Sedang
22 Gedung Administrasi Pusat (Rektorat) 4) 6.3 10 16.3 Tinggi
23 Bangunan Fateta4) 5.6 8 13.6 Sedang
24 Gedung Pusat Antar Universitas4) 5.6 9 14.6 Sedang
25 Gedung GMSK4) 5.6 9 14.6 Sedang
26 Kompleks Sistem Energi Tata Surya4) 6.3 7 13.3 Sedang
27 SMA Kornita 6.3 7 13.3 Sedang
28 Gedung Graha Widya Wisuda5) 3.5 8 11.5 Sedang
29 Poliklinik IPB5) 4.5 5 9.5 Rendah
30 Bangunan FPIK5) 4.5 6 10.5 Rendah
31 Mesjid5) 4 9 13 Sedang
32 Bangunan Fapet5) 4.5 6 10.5 Rendah
33 Pohon Beringin 5) 4 7 11 Sedang
34 Bangunan Faperta5) 4.5 6 10.5 Rendah
35 Bangunan FKH5) 4.5 6 10.5 Rendah
36 Rumah Sakit Hewan5) 4.5 6 10.5 Rendah
37 Gymnasium5) 3 6 9 Rendah
38 Asrama Mahasiswa TPB5) 4 7 11 Sedang
39 Bangunan FMIPA 3.5 6 9.5 Rendah
40 Rusunawa5) 3.5 7 10.5 Rendah
41 Asrama Internasional5) 4.5 5 9.5 Rendah
42 Gedung Agrimedia5) 4.5 5 9.5 Rendah
43 Bangunan FEM6) 2.7 4 6.7 Rendah
44 Bangunan FEMA6) 2.7 4 6.7 Rendah
45 Ruang Kuliah Bersama6) 2.7 6 8.7 Rendah
46 Laboratorium bersama6) 2.7 6 8.7 Rendah
47 Gedung Pusat Informasi Kehutanan6) 2.7 5 7.7 Rendah
Keterangan: Skor 6.7–10.8 = Nilai Signifikansi Sejarah Rendah, Skor 10.9–14.9 = Nilai Signifikansi
Sejarah Sedang, Skor 15 – 19 = Nilai Signifikansi Sejarah Tinggi.
1)
: Periode sebelum Belanda – tahun 1958, 2): Periode tahun 1958–1962, 3): Periode tahun 1963–
1983, 4): Periode tahun 1984–1989, 5): Periode tahun 1990–2009, 6): Periode tahun 2010–2013
56

Gambar 36 Hasil analisis nilai signifikansi sejarah lanskap sejarah kampus IPB
Dramaga
57

Analisis perkembangan rencana induk (master plan) IPB


Pembangunan kampus IPB Dramaga dilakukan di area perkebunan karet
peninggalan masa penjajahan kolonial Belanda. Pada masa pembangunan kampus
IPB, terdapat beberapa elemen atau bangunan peninggalan Belanda yang
dibongkar untuk dibangun bangunan kampus. Bangunan-bangunan tersebut
adalah:
1. pabrik pengolahan karet, sekarang menjadi kompleks mesjid Al Hurriyyah,
2. rumah-rumah pejabat perkebunan, sekarang menjadi asrama internasional,
3. udan pupuk, karan njadi kantin “R d C rn r” a ra a putra TPB
IPB,
4. saluran irigasi perkebunan karet yang memanjang dari daerah Sawah Baru
hingga pabrik karet, dihilangkan demi pembangunan kampus.
Selain elemen-elemen peninggalan Belanda yang dibongkar untuk dibangun
bangunan kampus, terdapat bangunan kampus yang pertama dibangun yang juga
dibongkar untuk dibangun bangunan baru. Bangunan itu adalah gedung “Darmaga”
Fakultas Kehutanan. Menurut sejarah, bangunan ini merupakan bangunan yang
dibangun pada masa awal pembangunan kampus IPB, dan desain bangunan ini
dibuat langsung oleh Presiden Soekarno bersama 8 rumah di perumahan dosen.
Gedung Darmaga ini dibongkar pada tahun 2011 seiring pembangunan Gedung
kuliah bersama, dan pada saat ini, area bekas gedung Darmaga dibangun gedung
baru untuk Fakultas Kehutanan, yaitu gedung Pusat Informasi Kehutanan.
Di sisi lain, masih terdapat elemen-elemen peninggalan Belanda yang masih
ada hingga saat ini. Elemen-elemen tersebut misalnya bangunan Landhuis,
lonceng Slavenbel, rumah administrator keuangan, dan kantor pabrik karet.
Bangunan-bangunan ini sengaja tidak dibongkar dengan berbagai pertimbangan,
yaitu sebagai situs sejarah kampus IPB dan sebagai bangunan yang masih
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti tempat tinggal. Dari hasil identifikasi,
ditemukan sekitar 11 elemen dan tapak bersejarah peninggalan jaman kolonial
Belanda yang masih ada hingga saat ini. Berdasarkan hasil wawancara di
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan IPB, awal pembangunan kampus IPB
Dramaga memang membutuhkan beberapa elemen atau tapak peninggalan
Belanda dibongkar. Akan tetapi, perkembangan pembangunan kampus saat ini
yang mengikuti rencana induk 2010-2030 tidak akan mengganggu keberadaan
elemen dan tapak bersejarah yang telah diidentifikasi. Dengan demikian
perkembangan pembangunan saat ini dan ke depannya masih memperhatikan
keberadaan elemen dan tapak bersejarah di kampus IPB Dramaga.

Pelestarian Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga

Pelestarian lanskap sejarah dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk


melindungi peninggalan atau sisa budaya dan sejarah terdahulu yang bernilai dari
berbagai perubahan negatif yang merusak keberadaanya atau nilai yang
dimilikinya. Pelestarian suatu benda dan juga suatu kawasan yang bernilai sejarah,
pada hakekatnya bukan untuk melestarikannya tetapi terutama berperan sebagai
alat untuk mengolah transformasi dan revitalisasi dari kawasan tersebut. Upaya ini
bertujuan pula untuk memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik
berdasar kekuatan aset-aset budaya lama, melakukan program pencangkokan
58

program-program yang menarik, kreatif, dan berkelanjutan, serta merencanakan


program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi ekonomi. Secara spesifik,
pelestarian yang dilakukan pada lanskap sejarah adalah suatu usaha untuk
melindungi nilai-nilai warisan (heritage values) atau peninggalan budaya dan
sejarah masa lampau terhadap berbagai perubahan, dampak negatif atau segala
sasuatu yang membahayakan keberadaan dan kelestariannya dalam suatu area dan
lingkungan tertentu (Nurisjah dan Pramukanto 2001 dalam Anggraeni 2011).
Pelestarian lanskap sejarah secara ideal adalah pelestarian secara utuh
dengan mempertahankan keaslian nilai sejarah serta bentuk, tata letak beserta
lingkungannya, dan untuk pemanfaatannya perlu dicari jalan tengah yang
memenuhi kaidah ilmiah sekaligus memenuhi kepentingan/kesejahteraan umum.
Tindakan, perlakuan, atau treatment kegiatan pelestarian adalah berbagai upaya
atau proses penerapan cara-cara untuk dapat mempertahankan, mendukung
keutuhan bentuk dan karakter dari suatu daerah, tapak, dan termasuk juga elemen
pembentuknya. Harris dan Dines (1988) mengemukakan beberapa bentuk
tindakan pelestarian lanskap sejarah yang umum dilakukan (Tabel 11).

Tabel 11 Tindakan pelestarian lanskap sejarah


No. Pendekatan Definisi Implikasi
1 Preservasi Mempertahankan tapak 1. Intervensi (campur tangan) rendah,
seperti kondisi awal tanpa melindungi lanskap sejarah tanpa
melakukan penambahan perusakan.
maupun merusaknya 2. Tanpa membedakan perkembangan
tapak.
2 Konservasi Mencegah bertambahnya 1. Melindungi lanskap bersejarah,
kerusakan pada tapak atau terkadang melibatkan sedikit
elemen tapak. penambahan atau penggantian.
2. Pemakaian teknologi dan adanya
pengujian secara keilmuan.
3 Rehabilitasi Meningkatkan standar 1. Terbatasnya penelitian mengenai
modern dengan tetap sejarah untuk mengetahui elemen
memperkenalkan dan yang sesuai.
mempertahankan karakter 2. Adanya kesatuan antara elemen
sejarah. sejarah dan modern.
3. Melibatkan tingginya tingkat
intervensi, sehingga semakin
menghilangkan lanskap sejarah.
4 Restorasi Mengembalikan seperti 1. Mengembangkan penelitian
kondisi awal (tempo dulu) kesejarahan secara luas dan tepat.
sebisa mungkin. 2. Pada umumnya melibatkan tingkat
intervensi yang tinggi.
3. Penggantian konstruksi dan desain.
5 Rekonstruksi Menciptakan kembali 1. Melakukan penelitian mengenai
seperti kondisi awal, sejarah dan arkeologi untuk
dimana tapak (eksisting) memperoleh ketepatan.
sudah tidak bertahan lagi. 2. Mengembangkan desain, elemen, dan
artifak apabila diperlukan.
3. Mempertimbangkan tapak museum
yang sesuai.
6 Rekonstitusi Menempatkan atau 1. Memperluas penelitian kesejarahan
mengembalikan periode untuk mempertahankan karakter dan
(waktu), skala, penggunaan, pola yang akan dikembangkan.
dan lainnya yang sesuai.
Diadaptasi dari Harris dan Dines 1988
59

Konsep Pelestarian Lanskap Sejarah Kampus IPB Dramaga


Berdasarkan hasil analisis signifikansi sejarah, didapatlah 19 elemen dan
tapak bersejarah yang memiliki nilai signifikansi tinggi, 12 elemen dan tapak
bersejarah yang memiliki nilai signifikansi sedang, dan 16 elemen dan tapak
bersejarah yang memiliki nilai signifikansi rendah. Elemen dan tapak yang
memiliki nilai signifikansi sejarah tinggi terdiri atas elemen peninggalan masa
sebelum penjajahan Kolonial Belanda, yaitu kuburan Mbah Jawa, elemen dan
tapak bersejarah peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda, yaitu
perkebunan karet Jalan Agatis, perkebunan karet Cikabayan, bangunan Landhuis,
lonceng Slavenbel, rumah administrator pabrik karet, kantor administrasi pabrik
karet, menara air Belanda, dan bak bekas pengolahan lateks, pinus Plaza Soekarno
sebagai simbol pencangkulan pertama pembangunan kampus IPB Dramaga, dan
bangunan-bangunan yang dibangun di awal pembangunan kampus IPB Dramaga,
yaitu bangunan Fakultas Kehutanan, asrama mahasiswa kehutanan, perumahan
dosen, gedung olahraga lama, bangunan Food Technology Development Center,
bangunan Agriculture Product Processing Pilot Plant, laboratorium lapangan
Agronomi, bangunan Lembaga Sumber Daya Informasi, dan gedung Rektorat.
Elemen dan tapak bersejarah yang memiliki nilai signifikansi tinggi
mendapat perhatian yang tinggi dan memerlukan tindakan pelestarian. Hal
tersebut berkenaan dengan fungsi elemen dan tapak bersejarah tersebut sebagai
jejak-jejak sejarah kampus IPB Dramaga, sehingga harus dilestarikan. Tindakan
pelestarian yang diberikan kepada elemen dan tapak bersejarah tersebut berbeda-
beda bergantung pada kondisi dari tiap-tiap elemen dan tapak. Tindakan
pelestarian yang diberikan pada tiap-tiap elemen dan tapak bersejarah dijelaskan
pada Tabel 12.
Tabel 12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
yang memiliki nilai signifikansi tinggi
Elemen/ Tindakan
No. Kondisi Keterangan
Tapak Pelestarian
1 Kuburan Kuburan tunggal berada Preservasi Menjaga dan melindungi
Mbah Jawa di tengah sisa elemen dari kerusakan dengan
perkebunan karet, cukup tanpa membedakan perkem-
terawat bangan tapak, karena adanya
kuburan ini beserta mitosnya
dapat menjadi suatu bentuk
pengelolaan berdasarkan local
wisdom untuk mempertahankan
sisa perkebunan karet di area
tersebut
2 Perkebunan Berupa kebun karet yang Konservasi Mencegah bertambahnya
Karet Jalan masih bertahan dengan kerusakan pada tapak,
Agatis dan kondisi cukup terawat melakukan sedikit penambahan
Cikabayan dan masih sering dan penggantian, seperti
dilakukan penyadapan, peremajaan pohon karet yang
serta menjadi salah satu sudah rusak atau mati, karena
laha praktikum yang menjadi tapak sejarah
mahasiswa (Cikabayan) adalah kebun karetnya bukan
pohonnya, sehingga untuk
mempertahankan keberadaan
kebun karet harus ada
penggantian pohon karet yang
sudah rusak atau mati.
60
Tabel 12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga
yang memiliki nilai signifikansi tinggi (lanjutan)
Elemen/ Tindakan
No. Kondisi Keterangan
Tapak Pelestarian
3 Bangunan Bangunan sudah mengalami Restorasi Sebisa mungkin mengem-
Landhuis beberapa kali pemugaran balikan bangunan seperti
dan renovasi, serta telah kondisi awal dengan
beberapa kali berubah mengembangkan penelitian
fungsi. Kondisi fisik saat ini kesejarahan secara luas dan
cukup baik dan terawat. tepat
4 Lonceng tahun 1885 dudukan Konservasi Melindungi elemen dan
Slavenbel lonceng diperkuat dalam mencegah nya dari kerusak-
bentuk tugu dan pada tahun an dengan melibatkan
1986 tugu tersebut sedikit penambahan atau
direnovasi sesuai dengan penggantian pada bagian
aslinya yang rusak agar bentuk dan
kondisinya seperti asli,
serta memberikan penanda
bahwa elemen tersebut
merupakan sisa
peninggalan Belanda
5 Rumah Bangunan sudah mengalami Konservasi Melindungi bangunan
Administrator beberapa kali renovasi rumah dan mencegah nya
disesuaikan dengan dari kerusakan dengan
kebutuhan penggunanya, melibatkan sedikit
namun perubahan tersebut penambahan atau peng-
masih mempertahankan gantian pada bagian yang
karakteristik rumah jaman rusak agar bentuk dan
Belanda kondisinya seperti asli
6 Kantor Bangunan sudah mengalami Restorasi Sebisa mungkin
Administrasi beberapa kali renovasi mengembalikan bangunan
disesuaikan dengan seperti kondisi awal dengan
kebutuhan penggunaan mengembangkan penelitian
baru, yaitu asrama marbot kesejarahan secara luas dan
Al Hurriyyah, namun saat tepat
ini bangunan tersebut lebih
terlihat seperti asrama, tidak
lagi seperti kantor
administrasi pabrik
7 Menara Air Elemen sudah tidak Preservasi Menjaga dan melindungi
Belanda difungsikan lagi dan elemen dari kerusakan
terbengkalai, ditumbuhi dengan tanpa membedakan
tumbuhan-tumbuhan liar perkembangan tapak,
dan tertutupi pohon beringin namun sebelumnya elemen
dibersihkan dulu dari tum-
buhan yang mengganggu
dan berpotensi merusak
elemen, memberikan
penanda bahwa elemen
tersebut merupakan sisa
peninggalan Belanda
8 Bak Bekas Elemen sudah tidak Preservasi Menjaga dan melindungi
Pengolahan difungsikan lagi dan elemen dari kerusakan
Lateks terbengkalai, ditumbuhi dengan tanpa membeda-kan
tumbuhan-tumbuhan liar perkembangan tapak,
memberikan penanda
bahwa elemen tersebut
merupakan sisa
peninggalan Belanda
61

Tabel 12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga


yang memiliki nilai signifikansi tinggi (lanjutan)
Elemen/ Tindakan
No. Kondisi Keterangan
Tapak Pelestarian
9 Pinus Plaza Pohon sudah tumbuh Preservasi Menjaga dan melindungi
Soekarno tinggi, bagian bawah elemen dari kerusakan dengan
pohon diberi pondasi tanpa membedakan
dengan posisi lebih tinggi perkembangan tapak, elemen
dari plaza tempat sirkulasi diberi penanda yang dapat
pejalan kaki, dan telah terjangkau oleh mata, sehingga
diberi prasasti penanda, dapat dibaca oleh orang-orang
namun tidak mudah yang melintas area tersebut,
terbaca sehingga mereka paham
mengapa elemen ini harus
dilindungi
10 Bangunan Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
Fakultas seperti awal pendirian, mencegah nya dari kerusakan
Kehutanan karakter bangunan masih dengan melibatkan sedikit
unik dibandingkan penambahan atau penggantian
bangunan-bangunan yang pada bagian yang rusak agar
baru dan mencerminkan bentuk dan kondisinya seperti
gaya arsitektur tahun asli
1960-an
11 Asrama Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
Mahasiswa seperti awal pendirian, mencegah nya dari kerusakan
Kehutanan namun fungsinya sudah dengan melibatkan sedikit
berubah menjadi asrama penambahan atau penggantian
mahasiswa (Sylva Sari pada bagian yang rusak agar
dan Sylva Lestari), wisma bentuk dan kondisinya seperti
tamu (Amarilis), dan asli
asrama mahasiswa non
TPB (Sylva Pinus),
kondisi bangunan masih
mencerminkan gaya
arsitektur tahun 1960-an
12 Kompleks Masih banyak bangunan Konservasi Melindungi bangunan dan
Perumahan rumah yang mencegah nya dari kerusakan
Dosen mempertahankan dengan melibatkan sedikit
arsitektur tahun 1970-an, penambahan atau penggantian
namun terdapat rumah- pada bagian yang rusak dan
rumah yang sudah sebisa mungkin
direnovasi dengan gaya mempertahankan gaya
modern arsitektur tahun 1970-an, serta
mengembalikan perlakuan
terhadap bangunan ke bentuk
dan kondisi asli
13 Gedung Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
Olahraga seperti awal pendirian, mencegah nya dari kerusakan
Lama namun dalam rencana dengan melibatkan sedikit
induk 2010, area sekitar penambahan atau penggantian
bangunan akan dirubah pada bagian yang rusak dan
dengan membangun sebisa mungkin
tempat parkir mempertahankan bangunan
mengelilingi gedung lama walaupun di
sekelilingnya akan dibangun
lapangan parkir, dan
pembangunannya diharapkan
dapat menyesuaikan kondisi
bangunan
62

Tabel 12 Tindakan pelestarian terhadap lanskap sejarah kampus IPB Dramaga


yang memiliki nilai signifikansi tinggi (lanjutan)
Elemen/ Tindakan
No. Kondisi Keterangan
Tapak Pelestarian
14 Bangunan Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
FTDC dan seperti awal mencegah nya dari kerusakan
AP4 pembangunan dan masih dengan melibatkan sedikit
mencerminkan gaya penambahan atau penggantian
arsitektur tahun 1970-an pada bagian yang rusak agar
kondisinya seperti asli dan
sebisa mungkin
mempertahankan gaya
arsitektur tahun 1970-an
15 Laboratorium Tapak masih berisi Konservasi Melindungi bangunan-
Lapang bangunan-bangunan asli, bangunan asli dan
Agronomi namun telah terjadi mencegahnya dari kerusakan
penambahan bangunan, dengan melibatkan sedikit
seperti rumah kaca, dan penambahan atau penggantian
kondisi tapak sudah pada bagian yang rusak agar
mengalami perubahan kondisinya seperti asli,
disesuaikan dengan walaupun akan ada perubahan
kebutuhan aktivitas pada tapak, sebisa mungkin
akademik bangunan-bangunan asli tetap
dipertahankan dan perubahan
menyesuaikan dengan kondisi
bangunan
16 Bangunan Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
Lembaga seperti awal mencegah nya dari kerusakan
Sumber Daya pembangunan dan masih dengan melibatkan sedikit
Informasi mencerminkan gaya penambahan atau penggantian
arsitektur tahun 1980-an pada bagian yang rusak agar
kondisinya seperti asli dan
sebisa mungkin
mempertahankan gaya
arsitektur tahun 1980-an
17 Gedung Bangunan masih berdiri Konservasi Melindungi bangunan dan
Rektorat seperti awal mencegah nya dari kerusakan
pembangunan, bangunan dengan melibatkan sedikit
memiliki bentuk yang penambahan atau penggantian
unik bila dibandingkan pada bagian yang rusak
dengan bangunan- menyesuaikan dengan kondisi
bangunan lain pada tapak awal bangunan agar kondisi
bangunan tetap terlihat seperti
asli

Program Agroedutourism IPB

Sejarah Pendirian
Berawal dari potensi fasilitas pendidikan, sumber daya alam, dan sejarah
yang menarik dan informatif dari segi pendidikan berkaitan dengan bidang
pertanian, kehutanan, peternakan, dan kelautan di kawasan pendidikan Kampus
IPB Darmaga ini dapat dikembangkan program pengenalan pendidikan pertanian
63

kepada masyarakat umum, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Pengenalan


pendidikan pertanian ini penting sebagai bekal generasi penerus mengingat negara
kita termasuk negara agraris dan masih diperlukan penerus-penerus yang dapat
memajukan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang
pertanian. Program pengenalan pendidikan pertanian ini dapat dikemas menarik
dan diminati dalam bentuk wisata dengan konsep pendidikan pertanian atau
agroedutourism. Potensi sumber daya manusia yang memiliki berbagai informasi
ilmiah maupun terapan yang kemudian dapat disampaikan kepada siapapun yang
datang ke Kampus IPB Darmaga menjadi pendukung bagi terlaksananya kegiatan
agroedutourism di Kampus IPB Darmaga.
Tahun 2004, IPB mulai mencetuskan gagasan pembentukan kampus wisata
dengan konsep agroedutourism berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan (RKAT) Tahun Anggaran 2004, target utama pada bidang program kerja
Fasilitas dan Infrastruktur dengan mengadakan beberapa pertemuan yang
membahas pengembangan Kampus IPB Darmaga sebagai kampus tujuan wisata
pendidikan pertanian/agroedutourism. Tindak lanjut dari hal tersebut adalah
direncanakannya proyek pembangunan Agroedutourism di IPB oleh Direktorat
Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang IPB. Pengembangan ini bertujuan
untuk pengelolaan potensi sehingga secara mandiri dapat mewujudkan execellent
education juga sebagai ajang promosi IPB kepada umum khususnya calon
mahasiswa, untuk memberikan pengenalan pendidikan pertanian kepada
masyarakat, sekaligus diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wilayah
sekitarnya (Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2008).

Konsep Pengembangan Agroedutourism


Kampus IPB Dramaga dikembangkan mengarah pada konsep wisata
pendidikan pertanian, selain sebagai kawasan pendidikan, kampus juga
diharapkan dapat menjadi kawasan wisata pendidikan pertanian, yaitu mewadahi
kegiatan wisata di dalamnya namun tetap berciri pendidikan pertanian.
Pengembangan kampus IPB Dramaga ini memerlukan sistem pengelolaan yang
baik dan hubungan keterkaitan yang jjuga baik dalam satu kawasan serta terhadap
lingkungan sekitar, karena selain memiliki dampak positif, juga dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap sistem belajar mengajar ataupun
lingkungan sekitar. Penataan kawasan wisata pendidikan pertanian kampus IPB
Dramaga berkaitan dengan obyek, atraksi, dan paket wisata yang dapat
dikembangkan di masing-masing fakultas. Hal ini berpengaruh terhadap sirkulasi
jalur wisata yang akan terbentuk, desain lanskap jalan untuk kampus, dan tata
hijau kawasan.
Konsep ruang kegiatan Agroedutourism terdiri atas 2 jenis ruang, yaitu
indoor dan outdoor. Ruang indoor merupakan zona aktivitas dalam ruang,
meliputi kegiatan dalam laboratorium, kelas, klinik, dan kandang. Ruang ini
mencangkup gedung akademik masing-masing fakultas dan fasilitas infrastruktur
fisik di lingkungan kampus. Sementara ruang outdoor merupakan zona aktivitas
di luar ruang, meliputi kegiatan di kebun, kolam, hutan, taman, plaza, arboretum,
sungai, lapangan olahraga, dan jalan. Di dalam ruang indoor terdapat subruang
yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas pendidikan yang mencerminkan
pembagian berdasarkan fakultas dan non fakultas. Fungsi ruang indoor adalah
64

pendidikan untuk wisata. Aktivitas dalam subruang ini antara lain kegiatan
administrasi, akademik, dan rekreasi.
Konsep sirkulasi berkembang sesuai dengan alur aktivitas eksisting dan
kebutuhan jalur kegiatan wisata. Alur aktivitas eksisting yaitu sesuai aktivitas
pendidikan dan kegiatan kampus lainnya pada masing-masing fakultas dan
departemen. Kemudian dikembangkan untuk kebutuhan jalur kegiatan wisata,
yaitu sesuai dengan obyek, atraksi, dan paket yang ditawarkan. Sirkulasi secara
umum adalah sirkulasi keluar masuk kampus, menghubungkan berbagai fasilitas
fisik wisata dengan obyek dan atraksi wisata. Fasilitas fisik penunjang terdiri atas
gerbang keluar masuk, pos pelaporan kunjungan wisata, tempat parkir, tempat
makan, guest house, mesjid, tempat souvenir, dan halte bis (Tim Pengelola
Agroedutourism IPB 2012).

Alternatif Kegiatan Wisata


Alternatif program wisata disusun melalui kemungkinan pengembangan
yang kemudian mengembangkan potensi sumber daya alam di lingkungan kampus
IPB Dramaga. Potensi sumber daya ini dikembangkan sebagai obyek wisata
sekaligus penyedia kegiatan wisata yang bertema wisata pendidikan pertanian.
Dari beragam potensi fasilitas pendidikan dan sumber daya alam yang ada di
kampus IPB Dramaga dapat disuguhkan beberapa alternatif jenis kegiatan
Agroedutourism antara lain:
a. kunjungan laboratorium, yaitu kegiatan mengunjungi laboratorium fisik,
melihat-lihat, dan mempelajari materi yang ada di dalamnya serta peralatan
laboratorium;
b. demonstrasi, yaitu kegiatan mempertunjukkan atau mendemonstrasikan suatu
proses atau alat yang berhubungan dengan pendidikan terutama pendidikan
pertanian, misalnya demonstrasi pengoperasian traktor, proses kultur jaringan,
vermicomposting, pemerahan susu, dan sebagainya;
c. pemutaran video/slide, yaitu kegiatan pemutaran video atau slide yang
berfungsi menjelaskan gambar atau materi pendidikan pertanian, sehingga
melelui visual pengunjung dapat menikmati dan mempelajari suatu bidang
tertentu. Contohnya adalah pemutaran video tentang satwa liar dan habitatnya,
video mengenai komunitas laut, slide anatomi tubuh hewan, dan sebagainya;
d. aktivitas tani atau agrowisata, yaitu kegiatan di luar ruang yang berhubungan
dengan kegiatan budi daya tanaman dan ternak seperti mengolah tanah,
menanam, memupuk, memanen, menjaring ikan, dan sebagainya;
e. outbond, yaitu kegiatan berjalan-jalan di alam bebas, selain berolahraga
pengunjung memperoleh materi tertentu mengenai alam lingkungan sekitar,
seperti mengelilingi arboretum, menyusuri sungai, menyusuri hutan, sambil
memperkenalkan habitat sungai atau komunitas hutan;
f. praktik langsung, yaitu kegiatan mempraktikan suatu proses atau alat oleh
pengunjung sendiri sehingga mendapat suatu pengalaman atau menghasilkan
suatu produk yang dapat dibawa pulang pengunjung, contoh praktik membuat
pakan ternak, praktik memerah susu, dan sebagainya.
Bahan baku atau komoditas utama Agroedutourism sangat khas yaitu berupa
potensi obyek wisata dan atraksi yang timbul dari obyek tersebut. Obyek wisata
meliputi seluruh obyek yang potensial dikembangkan dan kedudukannya berada
di setiap departemen dan unit-unit di IPB. Sebagaimana tertera di dalam Tabel 13
65
Tabel 13 Obyek wisata Agroedutourism IPB
No. Obyek Lokasi Atraksi
1 Kebun Percobaan Cikabayan Menjelajahi Kebun Percobaan IPB,
Cikabayan mengenal tanaman pertanian, rumah kaca,
jenis pupuk dan pestisida, belajar teknik
hidroponik, praktek menanam
2 Musium Serangga Departemen Menonton video serangga, melihat koleksi
Proteksi Tanaman unik spesies serangga, bermain dengan
belalang ranting, belajar pengawetan
serangga dan belajar membuat embedding
gantungan kunci serangga.
3 Arboretum/Hutan Arboretum Bambu Menjelajahi Hutan Tropika dan Hutan
Buatan Fakultas Kehutanan Bambu, mengenal habitat hutan, jenis
tanaman tropis dan langka, games hutan
4 Kebun/Instalasi Biofarmaka Mengenal jenis, belajar cara pembibitan,
Tanaman Obat cara pemanfaatan dan khasiat serta
mengenal produk olahan tanaman obat
5 Penangkaran Satwa Jalan Lengkeng IPB Melihat Rusa dan Beo, memberi pakan
Liar Dramaga dan mempelajari tentang satwa liar
6 Musium Satwa Fakultas Mempelajari ilmu anatomi hewan, dan
Kedokteran Hewan melihat berbagai jenis kerangka manusia
dan hewan
7 Lab. Ternak Non Kandang A Lab. Belajar dan mengenal hewan coba atau
Ruminansia dan Lapang Fakultas hewan laboratorium seperti mencit, tikus
satwa harapan Peternakan dan ular, serta permainan berupa lomba
balapan mencit.
8 Lab. Pengolahan Kandang A Lab. Belajar proses pengolahan limbah ternak,
Limbah ternak Lapang Fakultas mengenal biogas dan bioarang.
Peternakan
9 Unit Kajian Kandang C Lab. Belajar tentang nyamuk, kecoa dan lalat
Pengendalian Hama Lapang Fakultas serta cara pengengendaliannya.
Pemukiman Peternakan
10 Kandang Ternak Lab. Lapang Mengenal berbagai jenis hewan ternak
Fakultas Peternakan seperti sapi, kambing, serta unggas,
memberi pakan dan belajar daur hidup
satwa.
11 Sudio Arsitektur Departemen Mengenal tanaman hias dan belajar
Lanskap Arsitektur Lanskap mendisain taman dengan tanaman lanskap
12 Departemen Ilmu Fakultas Peternakan Mengenal ternak, menonton video
Produksi dan peternakan, mengenal produk ternak dan
Teknologi teknik pengolahannya, melihat pembuatan
Peternakan daging giling, bakso, nugged, susu dan
yogurt serta pengemasannya.
13 Departemen Fakultas Perikanan Belajar mengolah ikan menjadi produk siap
Teknologi Hasil dan Ilmu Kelautan makan : nugget, bakso, kaki naga, dan
Perairan lainnya.
14 Lab. Kultur Departemen Berkunjung ke laboratorium kutur jaringan,
Jaringan dan Agronomi dan mengenal alat-alat dan bahan serta manfaat
Bioteknologi Hortikultura kultur jaringan.
Tanaman
15 Forest Outbond Penangkaran ex situ Berpetualang ke hutan bermain dan
DKSHE menikmati keindahan alam lingkungan IPB
16 F-Technopark Fakultas Teknologi Pembuatan teh rosela, tofu dan sereal dalam
Pertanian mini pabrik
Sumber: Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013
66

terlihat adanya jumlah dan keragaman obyek wisata yang berpotensi untuk
dikembangkan atraksi-atraksinya. Atraksi yang melekat di setiap obyek wisata
merupakan daya tarik wisata. Obyek-obyek yang dimiliki dan berpotensi untuk
dikembangkan tersebut berasal dari berbagai unit di IPB yang tersebar di 9
Fakultas dan terdiri dari 36 Departemen dengan lokasi seperti pada Gambar 37
(Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013).

Gambar 37 Obyek wisata Agroedutourism IPB


Sumber: Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013

Pengunjung Agroedutourism IPB


Pasar terbesar bagi kegiatan Agroedutourism di IPB adalah berasal dari
berbagai sekolah di sekitar Bogor atau Jabodetabek. Sekolah dengan berbagai
tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
SMP maupun SMA, atau yang sederajat (Gambar 38) dengan jumlah peserta yang
beragam (Tabel 14). Di dalam satu sekolah atau pada satu tingkat pendidikan
terdiri dari kelas-kelas, dengan demikian masih cukup besar kesempatan bagi
Agroedutourism IPB untuk terus memperkenalkan dan mempromosikan kegiatan
Agroedutourism sebagai pilihan utama bagi sekolah-sekolah tersebut (Tim
Pengelola Agroedutourism 2012).
67

Gambar 38 Tingkat pendidikan pengunjung Agroedutourism IPB


Sumber: Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2012

Tabel 14 Kegiatan kunjungan Agroedutourism bulan Januari sampai


November 2012
Jumlah
No Tanggal Instansi peserta
(orang)
1 10/02/2012 SMP Harapan Bangsa 31
2 20/02/2012 SMK Borneo Lestari 57
3 23/02/2012 SD Global Islamic School 185
4 06/03/2012 MGMP BIOLOGI Jakarta Timur 85
5 19/03/2012 SD Pamulang - Tangerang 186
6 03/04/2012 SDK 6 PENABUR Kelapa Gading 160
7 24/04/2012 AGRINATION COMITEE 30
8 20/05/2012 Kunjungan PT. Adaro Indonesia 10
9 24/05/2012 MGMP Kimia Jakarta Timur 70
10 12/06/2012 SMA 31 Jakarta 158
11 20/06/2012 SD SMART SCHOOL Kelas 1,2 dan 3 101
12 20/06/2012 SD SMART SCHOOL Kelas 4, 5 dan 6 168
13 19/09/2012 SMP Al Azhar Kelapa Gading 239
14 02/10/2012 SDK Penabur 69
15 08/10/2012 SMA Kanaan Global 30
16 11/10/2012 SD Mentari 75
17 November SD Madani Cilegon 85
18 November SD Al Hikmah 266
Jumlah 2005
Sumber: Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013
68

Analisis Potensi Pengembangan Lanskap Sejarah untuk Program


Agroedutourism IPB
Analisis yang dimaksud di sini adalah analisis tentang kondisi
Agroedutourism IPB saat ini yang dihubungkan dengan keberadaan lanskap
sejarah kampus, serta potensi pengembangannya. Analisis yang dilakukan berupa
analisis deskripsi secara kualitatif. Analisis dilakukan terhadap beberapa aspek,
yaitu obyek wisata, jalur wisata, pemanduan wisata, dan pengunjung. Analisis
terhadap aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Obyek wisata
Berdasarkan data obyek wisata yang didapatkan dari Tim Pengelola
Agroedutourism IPB terlihat bahwa hingga saat ini belum terdapat satu paket
wisata yang menyajikan aspek kesejarahan kampus IPB Dramaga. Dengan
demikian terdapat potensi untuk mengembangkan lanskap sejarah kampus ini
menjadi salah satu obyek wisata dalam program Agroedutourism.
2. Jalur wisata
Berdasarkan hasil pengamatan lapang mengenai pelaksanaan program
wisata di dalam Agroedutourism, jalur wisata yang digunakan cenderung berbeda-
beda dalam setiap kunjungan. Hal ini disebabkan jalur wisata yang digunakan
bergantung pada obyek wisata yang dituju, sehingga dipilih jalur yang paling
dekat dengan obyek tujuan. Sering kali jalur yang digunakan tidak dapat mewakili
jalur-jalur yang ada di dalam kampus secara keseluruhan, sehingga kurang dapat
mengenalkan kampus IPB kepada pengunjung. Dengan demikian, perlu adanya
jalur wisata yang dirancang secara khusus untuk dapat merepresentasikan kampus
IPB secara menyeluruh dan salah satunya dapat berupa jalur interpretasi sejarah
kampus.
3. Pemanduan wisata
Pemandu wisata dalam program Agroedutourism ini adalah mahasiswa yang
telah mendapat pelatihan untuk menjadi pemandu. Pemandu bertugas untuk
mendampingi para pengunjung dalam melakukan kunjungan ke obyek wisata
yang dituju. Peran pemandu saat perjalanan pengunjung menuju lokasi obyek
adalah menjelaskan hal-hal yang mereka lalui selama perjalanan, seperti gedung-
gedung, taman, dan hal-hal lain yang ada di kampus IPB. Sejauh ini belum banyak
pemandu yang menjelaskan mengenai lanskap sejarah maupun sejarah IPB kepada
pengunjung. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan para pemandu
mengenai sejarah kampus IPB, sehingga mereka menjelaskan sejarah kampus IPB
kepada pengunjung hanya yang mereka tahu saja. Dengan demikian perlu dibuat
buku panduan bagi para pemandu mengenai sejarah kampus IPB agar mereka
dapat menjelaskannya kepada pengunjung sebagai salah satu upaya
memperkenalkan IPB kepada pengunjung.
4. Pengunjung
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prisbitari tahun 2012 mengenai
tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan Agroedutourism, diperoleh
tingkat kepuasan berdasarkan nilai Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar
78,60% yang berarti pengunjung merasa puas terhadap kinerja layanan
Agroedutourism IPB. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kepuasan dan antusias
pengunjung terhadap program ini cukup besar, sehingga berpotensi besar
69

pengunjung Agroedutourism akan terus ada bahkan meningkat. Namun di sisi lain,
nilai CSI yang tidak mencapai 100% mengindikasikan bahwa masih terdapat
pengunjung yang belum merasa puas dengan pelayanan Agroedutourism. Hal
tersebut menuntut pembenahan pelayanan Agroedutourism, termasuk dengan
menambah obyek wisata serta kemampuan dan pengetahuan pemandu wisata
terhadap obyek dan kampus IPB secara umum.
Klasifikasi pengunjung Agroedutourism adalah siswa-siswa sekolah dengan
berbagai tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), SMP maupun SMA atau yang sederajat, mahasiswa, hingga masyarakat
umum (Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013). Hal ini memberi peluang yang
sangat besar untuk memperkenalkan kampus IPB sebagai salah satu perguruan
tinggi di Indonesia berbasis pertanian. Dengan demikian, hal tersebut menjadi
sarana promosi IPB kepada para siswa, dan salah satu cara memperkenalkan IPB
adalah dengan menyajikan sejarah IPB sebagai kampus pertanian serta kiprah IPB
di dalam dunia pendidikan dan pertanian di Indonesia.
Tahun 2012, jumlah pengunjung Agroedutourism mencapai lebih dari 2000
pengunjung. Jumlah pengunjung dari masing-masing kunjungan berbeda-beda,
berkisar antara 10 hingga 266 pengunjung per kunjungan, dan sebagian besar
jumlah pengunjung di atas 70 orang (Tim Pengelola Agroedutourism IPB 2013).
Hal ini berarti jumlah pengunjung cukup banyak dan selama kunjungan
mengelilingi kampus harus menggunakan kendaraan yang cukup besar dan atau
banyak. Dengan demikian, dengan jumlah pengunjung yang banyak tidak
memungkinkan turun dan mengamati semua elemen dan tapak bersejarah secara
langsung, hanya elemen tertentu saja yang bisa. Selain itu, diperlukan juga
fasilitas parkir yang memadai.

Konsep Integrasi Potensi Lanskap Sejarah Kampus dalam Agroedutourism

Berdasarkan hasil analisis penelusuran sejarah yang telah dilakukan,


diketahui bahwa kampus IPB Dramaga mempunyai nilai sejarah penting yang
tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan IPB. Oleh karena itu, perlu
upaya untuk melestarikannya agar keberadaan elemen dan tapak bersejarah di
kampus IPB Dramaga tetap terjaga dan menjadi bukti sejarah IPB. Salah satu
upaya untuk melestarikannya adalah dengan meghubungkan keberadaan elemen
dan tapak bersejarah dengan program wisata yang dimiliki IPB, yaitu
Agroedutourism. Dalam hal ini, rekomendasi konsep integrasi potensi lanskap
sejarah kampus dalam program Agroedutourism IPB akan diberikan dalam 2
program, yaitu sebagai pengenalan IPB dan sebagai obyek wisata Agroedutourism.

Sebagai Bagian Interpretasi dalam Program Wisata Agroedutourism


Pelaksanaan kunjungan Agroedutourism biasanya dilakukan dengan
menggunakan kendaraan pengunjung atau kendaraan yang disiapkan oleh
pengelola Agroedutourism dan didampingi oleh satu atau beberapa orang
pemandu. Para pemandu memasuki kendaraan pengunjung di sekitar gerbang
utama kampus IPB Dramaga dan bertugas mengantarkan pengunjung ke obyek
wisata yang dituju oleh pengunjung. Selama perjalanan menuju obyek wisata,
pemandu diharuskan memberikan pengenalan IPB dan menjelaskan setiap tempat
70

atau elemen yang dilalui. Pada praktiknya, penjelasan mengenai pengenalan IPB
hanya dilakukan dengan penjelasan yang umum saja dari setiap tempat atau
elemen yang dilewati. Masih jarang para pemandu menjelaskan IPB beserta
sejarah IPB maupun elemen atau tapak bersejarah yang terdapat di IPB. Hal
tersebut disebabkan kekurangtahuan pemandu akan sejarah IPB dan keberadaan
elemen dan tapak bersejarah kampus beserta cerita sejarahnya. Oleh karena itu,
dibuatlah suatu rekomendasi untuk memasukkan lanskap sejarah IPB sebagai
bagian interpretasi tentang lanskap sejarah kampus IPB Dramaga ke dalam
pengenalan IPB kepada pengunjung di awal kunjungan saat perjalanan menuju
obyek wisata yang dituju. Penerapan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. membuat suatu modul panduan bagi para pemandu wisata yang berisi cerita
mengenai sejarah perkembangan IPB, lanskap sejarah IPB, elemen dan tapak
bersejarah kampus IPB yang masih ada beserta cerita sejarahnya berdasarkan
hasil penelitian ini. Modul ini dapat menjadi panduan bagi pemandu agar
pemandu mengetahui dan dapat menjelaskan kepada pengunjung tentang
lanskap sejarah kampus IPB Dramaga;
2. memasukkan materi sejarah dan lanskap sejarah kampus IPB ke dalam materi
pelatihan pemandu baru;
3. mengharuskan para pemandu menguasai kondisi kampus IPB, sejarah, dan
mengetahui lokasi dari masing-masing elemen dan tapak bersejarah. Hal
tersebut karena pemandu wisata berperan penting dalam pengenalan IPB
kepada para pengunjung;
4. pemandu menjelaskan elemen atau tapak bersejarah yang ditemui saat
perjalanan menuju lokasi obyek tujuan wisata.
Selain dengan memasukkan materi lanskap sejarah ke dalam pengenalan
IPB di awal kunjungan saat perjalanan pengunjung menuju obyek tujuan, dapat
pula dibuat suatu jalur khusus bagi pengunjung untuk menginterpretasi lanskap
sejarah kampus IPB Dramaga. Jalur tersebut dijelaskan pada Gambar 39. Jalur
interpretasi tersebut dibuat khusus sebagai jalur interpretasi lanskap sejarah
kampus IPB Dramaga. Jalur tersebut digunakan saat pengenalan kampus kepada
pengunjung di awal kunjungan. Setelah pengunjung datang dan masuk gerbang
utama kampus IPB Dramaga, mereka tidak langsung diantar ke lokasi obyek
tujuan wisata mereka. Akan tetapi, pengunjung dibawa berkeliling terlebih dahulu
sesuai dengan jalur interpretasi tersebut. Baru setelah itu, pengunjung dibawa ke
lokasi obyek tujuan wisata. Saat berkeliling, tugas pemandu wisata adalah
menjelaskan tentang IPB, sejarah perkembangan IPB dan elemen atau tapak
bersejarah yang ditemui saat perjalanan. Kegiatan ini berpotensi menambah durasi
kunjungan, sehingga sebaiknya durasi untuk berkeliling ini sudah ditambahkan
pada durasi kunjungan.
Jalur interpretasi dibuat dengan menyesuaikan keberadaan elemen dan tapak
bersejarah. Rute yang dibuat berdasarkan jalur yang memungkinkan paling
banyak melalui elemen dan tapak bersejarah. Perjalanan dimulai dari titik awal
(titik A pada Gambar 39) mengikuti garis berwarna biru menuju ke titik akhir
(titik B pada Gambar 39) mengikuti arah tanda panah. Dari titik akhir tersebut
perjalanan dilanjutkan sesuai dengan tujuan lokasi obyek wisata.
71

Gambar 39 Jalur interpretasi lanskap sejarah kampus IPB Dramaga bagi kegiatan
awal kunjungan
72

Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Utama dalam Program Agroedutourism


Selain digunakan untuk mengisi materi pengenalan IPB oleh pemandu
wisata di awal kunjungan, lanskap sejarah kampus IPB Dramaga juga dapat
dijadikan sebagai suatu obyek wisata dalam Agroedutourism. Rekomendasi
pengembangan potensi lanskap sejarah kampus menjadi suatu obyek wisata ini
dibuat dengan menggunakan format usulan program wisata yang dikeluarkan oleh
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. Penjelasan usulan program wisata ini adalah
sebagai berikut:
1. Judul program
Program wisata yang akan ditawarkan dari lanskap sejarah kampus ini diberi
judul “Wi ata jarah Ka pu P rtanian”. Judul ini diambil karena program
wisata ini menyajikan sejarah dan lanskap sejarah kampus IPB Dramaga dan
karena IPB merupakan perguruan tinggi berbasis pertanian.
2. Deskripsi program
Program wisata ini memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai
sejarah perkembangan IPB sejak masa penjajahan kolonial Belanda hingga masa
reformasi dengan menyajikan bukti-bukti sejarah berupa elemen atau tapak
bersejarah yang masih ada hingga saat ini. Selain itu, wisata ini juga menyajikan
sejarah perjalanan pembangunan kampus IPB Dramaga sejak pembangunan
pertama yang belum memiliki rencana induk hingga saat ini. Disusunnya program
wisata sejarah kampus IPB ini, akan memberikan manfaat lain, yaitu sebagai
ajang promosi IPB kepada pengunjung yang sebagian besar merupakan siswa-
siswa sekolah. Dengan demikian, pada pelaksanaannya dapat disisipkan materi
mengenai kiprah dan capaian-capaian IPB dalam dunia pendidikan dan pertanian
di Indonesia. Program wisata ini berada langsung di bawah naungan
Agroedutourism. Hal ini karena program wisata ini melingkupi kampus IPB
secara umum dan tidak dalam naungan salah satu departemen atau fakultas.
3. Implementasi program
Kegiatan wisata dilakukan dalam 4 kegiatan utama, yaitu menonton video
mengenai sejarah dan lanskap sejarah kampus IPB serta kiprah IPB, interpretasi
elemen dan tapak bersejarah, mengikuti atraksi wisata sejarah, dan penutupan.
Kegiatan menonton video dilakukan di awal kunjungan. Setelah pengunjung
datang, pengunjung diarahkan menuju suatu ruangan untuk menonton video serta
mendapatkan lembar kerja pengunjung yang berisi pertanyaan seputar isi dari
video. Video yang ditayangkan berisi sejarah pendirian IPB sejak jaman
penjajahan Kolonial Belanda, keberadaan elemen dan tapak bersejarah sisa-sisa
peninggalan Belanda, sejarah pembangunan kampus IPB Dramaga, kiprah IPB
selama menjadi institusi perguruan tinggi serta capaian-capaian IPB di dalam
dunia pendidikan dan pertanian di Indonesia.
Setelah menonton video, pengunjung dibawa berkeliling untuk melihat
secara langsung elemen dan tapak bersejarah kampus IPB Dramaga yang telah
dijelaskan dalam video sebelumnya. Kegiatan berkeliling kampus ini dilakukan
dengan menggunakan kendaraan dan didampingi oleh pemandu wisata
Agroedutourism. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan jalur interpretasi dengan 2
alternatif jalur. Jalur alternatif 1 ( Gambar 40) digunakan jika ruangan audio-
visual berada di sekitar lapangan parkir GWW, sedangkan jalur alternatif 2
(Gambar 41) digunakan jika Agroedutourism telah memiliki ruangan audio-visual
73

sendiri yang saat ini direncanakan akan dibangun di dekat lapangan parkir Al
Hurriyyah. Penjelasan mengenai kedua alternatif jalur ini relatif sama. Selama
berkeliling kampus, pemandu wisata menjelaskan mengenai setiap titik elemen
atau tapak bersejarah kampus IPB Dramaga yang dilalui. Dengan demikian, para
pemandu berperan sebagai interpreter bagi para pengunjung yang menjelaskan
obyek-obyek yang tidak memungkinkan pengunjung berhenti dan turun dari
kendaraan untuk berinterpretasi secara langsung.
Perjalanan berkeliling kampus dimulai dari titik awal berupa ruangan audio-
visual mengikuti jalur yang tersedia sesuai arah panah. Selama perjalanan
berkeliling kampus, pengunjung diajak untuk berhenti di beberapa titik untuk
melihat atraksi wisata. Titik peberhentian pertama adalah di perkebunan karet
Cikabayan (titik A pada Gambar 40 dan 41). Pada lokasi ini pengunjung dibawa
pada suasana kampus IPB Dramaga pada masa penjajahan Kolonial Belanda yang
merupakan perkebunan karet. Di area ini pengunjung mendapat penjelasan
mengenai pohon karet dan proses pengolahan karet sejak penyadapan hingga
menjadi karet yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selain itu,
pengunjung dapat melihat langsung proses penyadapan getah karet dengan
didemonstrasikan oleh pegawai kebun karet Cikabayan.
Kegiatan dilanjutkan menuju tempat pemberhentian kedua, yaitu di sekitar
bangunan Landhuis (titik B pada Gambar 40 dan 41). Di lokasi ini interpretasi
dilakukan secara langsung oleh para pengunjung pada obyek-obyek di sekitar
bangunan Landhuis. Pada area ini kendaraan pengunjung diparkir di lapangan
parkir Al Hurriyyah. Setelah itu para pengunjung turun untuk mengamati secara
langsung elemen dan tapak bersejarah yang ditemui di area sekitarnya, terutama
elemen sisa peninggalan Belanda. Elemen-elemen tersebut meliputi menara air
jaman Belanda, bak bekas pengolahan lateks, bangunan bekas kantor administrasi
pabrik karet, rumah administrator pabrik karet, lonceng Slavenbel, dan perjalanan
diakhiri dengan mengamati bangunan Landhuis yang merupakan rumah keluarga
Van Motman, tuan tanah perkebunan karet Dramaga pada masa penjajahan
Belanda. Pada saat interpretasi elemen-elemen tersebut, peran pemandu masih
dibutuhkan untuk mengarahkan para pengunjung dan menjelaskan beberapa hal
yang belum diketahui pengunjung. Selain pemandu, fasilitas interpretasi seperti
papan interpretasi dapat dibuat pada elemen-elemen tersebut terutama elemen
peninggalan masa penjajahan Belanda.
Kegiatan selanjutnya dilakukan di area sekitar bangunan Landhuis.
Bangunan Landhuis dapat digunakan sebagai tempat kunjungan. Pada bangunan
ini pengunjung dibawa ke suasana rumah keluarga Belanda pada masa lalu.
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menginterpretasi bangunan Landhuis
dengan gaya arsitektur jaman Belanda serta lanskap sekitar bangunan, mendengar
cerita bangunan dan keluarga van Motman sebagai penghuni sekaligus pemilik
bangunan ini di masa lalu dari penjaga bangunan Landhuis. Para pengunjung
diajak melakukan kebiasaan yang unik dari keluarga van Motman ini, misalnya
acara minum teh. Selain itu, pengunjung diajak untuk merasakan menjadi pekerja
perkebunan karet, misalnya menjadi administrator, mandor, bahkan buruh kebun
atau pabrik karet dengan menggunakan kostum pekerja, lonceng Slavenbel, dan
sepenggal cerita. Selain merasakan menjadi pekerja, kegiatan selanjutnya bisa
diisi dengn berfoto dengan kostum tersebut di sekitar bangunan atau lanskap
Landhuis. Pengelola menyediakan properti untuk kegiatan atraksi dan foto-foto ini.
74

Gambar 40 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 1


75

Gambar 41 Jalur interpretasi wisata sejarah kampus pertanian alternatif 2


76

Kegiatan terakhir adalah mengisi lembar kerja pengunjung, tanya jawab


dengan para pemandu, pembagian souvenir, dan acara penutupan kunjungan yang
dilakukan oleh pihak Agroedutourism kepada para pengunjung. Setelah kegiatan
ini selesai, pengunjung diajak kembali melanjutkan perjalanan pada jalur yang
belum dilalui sampai gerbang IPB. Kegiatan ini merupakan akhir dari kunjungan,
sehingga apabila kegiatan ini sudah selesai maka kunjungan telah selesai
dilaksanakan dan pengunjung dapat pulang atau melakukan kegiatan lain di luar
kunjungan ini.
4. Durasi kegiatan
Kegiatan ini memiliki durasi sekitar 140 menit terhitung sejak pengunjung
tiba di pintu gerbang utama kampus IPB Dramaga hingga kegiatan selesai dan
pengunjung dapat melanjutkan kegiatan lain di luar kunjungan ini. Rincian
susunan kegiatan beserta durasinya disajikan pada Tabel 15.
5. Fasilitas yang didapatkan
Fasilitas yang didapatkan dari kunjungan wisata ini adalah ruangan audio-
visual, lapangan parkir, pemandu wisata, lembar kerja pengunjung, doorprize,
kostum pekerja perkebunan karet, dan souvenir berupa stiker yang berisi salah
satu elemen beserta cerita sejarahnya dan buku saku yang berisi sejarah IPB.

Tabel 15 Susunan kegiatan wisata beserta durasi


No. Kegiatan Durasi (menit)
1 Penyambutan pengunjung dan pengondisian menuju ruangan 15
audio-visual
2 Perkenalan Agroedutourism dan pemutaran video 30
3 Berkeliling kampus menuju perkebunan karet Cikabayan 15
4 Mengikuti kegiatan di kebun karet Cikabayan 30
5 Berkeliling kampus menuju area Landhuis 10
6 Kegiatan di area Landhuis 30
7 Berkeliling kampus terakhir sebelum pulang 10
Total 140

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil identifikasi lanskap sejarah kampus IPB Dramaga,


diketahui terdapat 47 elemen dan tapak bersejarah. Ke-47 elemen dan tapak
tersebut digolongkan kepada 5 periode sejarah, yaitu 12 elemen dan tapak
bersejarah pada masa sebelum penjajahan Belanda hingga tahun 1962 (sebelum
pendirian IPB), 7 elemen dan tapak bersejarah pada tahun 1963–1983
(pembangunan awal kampus IPB Dramaga sebelum mengikuti rencana induk), 8
elemen dan tapak bersejarah pada tahun 1984–1989 (pembangunan kampus IPB
Dramaga yang mengikuti rencana induk 1981), 15 elemen dan tapak bersejarah
pada tahun 1990–2009 (pembangunan kampus IPB Dramaga yang mengikuti
rencana induk revisi tahun 1989), dan 5 elemen dan tapak bersejarah pada tahun
77

2010–2013 (pembangunan setelah revisi rencana induk tahun 2010–2030). Dari


hasil analisis signifikansi nilai sejarah, terdapat 19 elemen dan tapak yang
memiliki nilai signifikansi tinggi, 12 elemen dan tapak yang memiliki nilai
signifikansi sedang, dan 16 elemen dan tapak yang memiliki nilai signifikansi
rendah. Dalam penelitian ini, diusulkan tindakan-tindakan pelestarian untuk
menjaga nilai elemen dan tapak bersejarah di kampus IPB Dramaga. Untuk
pengembangan potensi lanskap sejarah sebagai obyek wisata, diusulkan konsep
wisata yang terintegrasi dengan program yang telah ada di dalam Agroedutourism
dengan 3 alternatif program, yaitu sebagai materi pengenalan IPB kepada
pengunjung di awal kunjungan, sebagai obyek wisata tersendiri dengan titik awal
dari area parkir gedung Graha Widya Wisuda, dan sebagai obyek wisata tersendiri
dengan titik awal dari area parkir mesjid Al Hurriyyah.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:


1. Agroedutorism menyediakan ruang audio-visual sebagai fasilitas kunjungan
wisata. Ruangan ini tidak hanya dapat digunakan untuk obyek wisata yang
direkomendasikan dalam penelitian ini, tetapi juga dapat digunakan oleh
obyek-obyek wisata lain yang memerlukan;
2. Dibuat suatu modul panduan bagi para pemandu wisata yang berisi cerita
mengenai sejarah perkembangan IPB, lanskap sejarah IPB, elemen dan tapak
bersejarah kampus IPB yang masih ada beserta cerita sejarahnya berdasarkan
hasil penelitian ini;
3. Dibuat fasilitas interpretasi berupa papan interpretasi pada elemen-elemen
peninggalan Belanda, yaitu bangunan Landhuis, lonceng Slavenbel, rumah
peninggalan Belanda, menara air jaman Belanda, dan bak bekas pengolahan
lateks pabrik karet jaman Belanda. Hal ini agar tidak hanya pengunjung yang
mendapat informasi tersebut, tetapi orang lain terutama civitas IPB juga dapat
mengetahui bukti-bukti peninggalan Belanda yang masih ada di kampus IPB
Dramaga;
4. Pelatihan pemandu dilaksanakan sebaik mungkin dan dihimbau agar para
pemandu menguasai materi tentang kondisi IPB saat ini dan sejarah masa
lampau;
5. Perkembangan pembangunan kampus IPB sebaiknya tetap mempertahankan
keberadaan elemen dan tapak bersejarah, karena merupakan bukti-bukti
peninggalan sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Allindani. 2007. Studi Potensi Lanskap Bersejarah Untuk Pengembangan Wisata


Sejarah di Kota Mataram. [skripsi]. Bogor : Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
78

Anonim. 2009. Sylvasari goes to community [internet]. [diunduh 2013 September


30]. Tersedia pada: http://cs.ipb.ac.id/index.php/admin/news/detail/id/
ceef9293077c1a9f9d41db0b0c7057e1/judul/sylvasari-goes-to-
community.html.
Anonim. 2010. Sejarah mesjid Al Hurriyyah [internet]. [diunduh 2013 September
30]. Tersedia pada: http://alhurriyyah-online.blogspot.com.
Anonim. 2012. Graha Widya Wisuda IPB [internet]. [diunduh 2013 September
30]. Tersedia pada: http://indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=
view_region&regid=357.
Anonim. 2012. Institut Pertanian Bogor [internet]. [diunduh 2012 Mei 01].
Tersedia pada: http://wikipedia.org/wiki/Institut_Pertanian_Bogor.
Arifin, M. 2013. Sekilas tentang asrama mahasiswa TPB IPB [internet]. [diunduh
2013 September 28]. Tersedia pada: http://asramatpb.ipb.ac.id/index.php/
tentang-asrama-tpb.
Arifin, NHS. 2011. Bahan Kuliah Pelestarian Lanskap Sejarah dan Budaya.
Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Tidak
Dipublikasikan.
Astari, HM. 2010. Landhuis Dramaga, Peninggalan Tuan Tanah van Motman.
[internet]. [diunduh 2013 Maret 14]. Tersedia pada:
http://napaktilasbogor.blogspot.com/2010/04/langhuis-dramaga-
peninggalan-tuan-tanah.html.
Burhani, R. 2010. IPB miliki gedung asrama internasional [internet]. [diunduh
2013 September 30]. Tersedia pada: http://www.antaranews.com/berita
/211586/ipb-miliki-gedung-asrama-internasional.
FAHUTAN IPB. 2013. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 28]. Tersedia
pada: http://fahutan.ipb.ac.id/id/profile/sejarah.
FAPERTA IPB. 2009. Fakultas Pertanian [internet]. [diunduh 2013 September
28]. Tersedia pada: http://faperta.ipb.ac.id/index.php/id/profil.
FAPET IPB. 2008. Sejarah Fakultas Peternakan IPB [internet]. [diunduh 2013
September 28]. Tersedia pada:
http://fapet.ipb.ac.id/index.php?option=com_
content&task=view&id=15&Itemid=32.
FATETA IPB. 2011. Tentang Fateta [internet]. [diunduh 2013 September 28].
Tersedia pada: http://www.fateta.ipb.ac.id/profil.
FEM IPB. 2012. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 28]. Tersedia pada:
http://fem.ipb.ac.id/index.php/in/profil.
FEMA IPB. 2013. Tentang FEMA [internet]. [diunduh 2013 September 28].
Tersedia pada: http://fema.ipb.ac.id/index.php/about/.
FKH IPB. 2013. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 28]. Tersedia pada:
http://fkh.ipb.ac.id/index.php/fakultas.
FMIPA IPB. 2011. Sejarah FMIPA [internet]. [diunduh 2013 September 28].
Tersedia pada: http://fmipa.ipb.ac.id/index.php/id/tentang-fmipa.
FPIK IPB. 2013. Sejarah FPIK – IPB [internet]. [diunduh 2013 September 28].
Tersedia pada: http://fpik.ipb.ac.id/index.php/profil.
Green TV IPB. 2011. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia
pada: http://greentv.ipb.ac.id/tentang-kami/sejarah/.
Gustiawan, W. 2012. Wisata obyek sejarah dan potensinya [internet]. [diunduh
2013 Januari 13]. Tersedia pada: http://harianhaluan.com.
79

Harris C W dan Dines N T. 1988. Time-Saver Standards for Landscape


Architecture : Design and Construction Data. United Stated of America :
McGraw-Hill Co, Inc.
Hendrisue. 2008. Bogor Agricultural University [internet]. [diunduh 2012 Mei
01]. Tersedia pada: http://pustakaku.net/school-campus-review/bogor-
agricultural-university/?wap2.
Humas IPB. 2010. Lokasi kampus [internet]. [diunduh 2012 Mei 01]. Tersedia
pada: http://ipb.ac.id/about/campus-location.
Humas IPB. 2010. Sejarah Landhuis. [internet]. [diunduh 2013 Maret 01].
Tersedia pada: http://ipb.ac.id/backend.php/offices-and-services/landhuis.
Humas IPB. 2010. Tahap Embrional (1941 – 1963). [internet]. [diunduh 2012 Mei
01]. Tersedia pada: http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step.
Humas IPB. 2010. Tahap Pelahiran dan Pertumbuhan (1963-1975). [internet].
[diunduh 2012 Mei 01]. Tersedia pada: http://ipb.ac.id/about/history-of-
ipb-growth-phase.
Humas IPB. 2012. Pelayanan kesehatan bagi mahasiswa [internet]. [diunduh 2013
September 30]. Tersedia pada: http://admisi.ipb.ac.id/p/single/layanan
kesehatan.
Iswanti. 2011. Dramaga dan Keluarga van Motman. [internet]. [diunduh 2012
November 27]. Tersedia pada:
http://sejarah.kompasiana.com/2011/12/24/dramaga-dan-keluarga-van-
motman-424815.html.
Lufilah, SN. 2011. Historical interpretation [internet]. [diunduh 2013 September
30]. Tersedia pada: http://raincityscape.blogspot.com/2011/09/historical-
interpretation.html.
Manuwoto, S (editor). 2001. Sejarah pembentukan Lembaga Pendidikan Tinggi
Pertanian. [Terjemahan dari Advie nopens organisatie en inrichting van
een Faculteit van Landbouwwetenschap]. Oleh Wislam Hadiwasito dan
Prof. Dr. Ir. Soemartono Sosmarsono. Bogor: IPB Press.
Napitupulu, EL. 2012. IPB bangun pusat informasi kehutanan [internet]. [diunduh
2013 September 30]. Tersedia pada: http://edukasi.kompas.com
/read/2012/11/29/17254214/.
Perpustakaan IPB. 2011. Sejarah perpustakaan Institut Pertanian Bogor [internet].
Tersedia pada: http://perpustakaan.ipb.ac.id.
PPLH IPB. 2010. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia pada:
http://pplh.ipb.ac.id.
PPLH IPB. 2011. Kajian Lingkungan Hidup Kampus Dramaga Institut Pertanian
Bogor. Bogor: Direktorat Kerjasama dan Program Internasional. Tidak
dipublikasikan.
Prisbitari, LD. 2012. Tingkat Kepuasan Pengunjung terhadap Layanan
Agroedutourism di Institut Pertanian Bogor. [skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Ramadhani, M. 2010. Agroedutourism IPB: Pilihan Tepat dalam Pengenalan
Edukasi Pertanian dan Pendidikan Lingkungan bagi Siswa [internet].
[diunduh 2012 November 27]. Tersedia pada:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/...
80

RSH IPB. 2009. Sejarah [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia pada:
http://rsh.ipb.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47&
Itemid=55.
Saputra, I. 2010. Konsep Street furniture Kampus Institut Pertanian Bogor
Dramaga. [skripsi]. Bogor : Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
SEAFAST IPB. 2010. Fasilitas [internet]. [diunduh 2013 September 30]. Tersedia
pada: http://seafast.ipb.ac.id/facilities/pilot-plant.
SEAFAST IPB. 2013. SEAFAST CENTER [internet]. [diunduh 2013 September
30]. Tersedia pada: http://seafast.ipb.ac.id.
SMA Kornita IPB. 2011 Visi misi SMA Kornita IPB [internet]. [diunduh 2013
September 30]. Tersedia pada: http://smakornita.sch.id/index.php?id=2.
Tarwono. 2006. IPB dirikan rusun untuk mahasiswanya [internet]. [diunduh 2013
September 28]. Tersedia pada: http://www.suarakarya-online.com/
news.html?id=155745.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2008. Pengembangan Agroedutourism
IPB_2008. Bogor: Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak
dipublikasikan.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2012. Laporan Tahun ke-3. Bogor:
Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak dipublikasikan.
Tim Pengelola Agroedutourism IPB. 2013. Laporan Agroedutourism IPB. Bogor:
Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB. Tidak dipublikasikan.
TPB IPB. 2013. Sejarahh [internet]. [diunduh 2013 September 28]. Tersedia pada:
http://tpb.ipb.ac.id/visi-a-misi.
81

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 8 Maret 1991 sebagai anak


kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Ade Sumarna dan Sulaesih. Tahun 2009
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Banjaran Kabupaten Bandung dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Lanskap
Kota dan Wilayah pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga aktif mengajar mata
kuliah Kimia, Pengantar Matematika, Kalkulus, Landasan Matematika, Metode
Statistika, dan Perancangan Percobaan di bimbingan belajar dan privat Klinik
Studi Expert dan Etos Study. Penulis juga pernah aktif di Dewan Gedung A3
Asrama TPB IPB sebagai ketua RT lorong 5 tahun 2009/2010, menjadi Manajer
Keuangan di Tim Management Leadership and Enterpreneurship School tahun
2011, dan menjadi staf Departemen Minat dan Bakat BEM Fakultas Pertanian IPB
tahun 2012. Selama kuliah, penulis pernah mendapat beasiswa dari Beastudi Etos
pada tahun 2009 hingga 2012 dan beasiswa dari Tanoto Foundation pada tahun
2012 hingga 2013. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis selama kuliah
adalah Juara I Presentasi dan Juara I Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat dalam Olimpiade Etos Nasional tahun 2010, Juara
Harapan II Ecohouse Design Competition Universitas Gajah Mada tingkat
perguruan tinggi nasional tahun 2013, dan Juara Favorit Lomba Cipta Aplikasi
Edukasi Universitas Negeri Yogyakarta tingkat perguruan tinggi nasional tahun
2013.

Anda mungkin juga menyukai