Oleh:
LODOVIKUS JELEHOT
Oleh:
LODOVIKUS JELEHOT
NRP 54185112439
Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir “…(POTENSI
EKOSISTEM MANGROVE UNTUK EKOWISATA DI DESA GOLO SEPANG,
KECAMATAN BOLENG, KABUPATEN MANGGARAI BARAT,NUSA TENGGARA
TIMUR)…” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka saya
bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Lodovikus Jelehot
NRP 54185112439
ii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
iii
iv
penelitian. Stasiun 1 memiliki total nilai 1.38624, stasiun 2 meiliki total nilai
2.079442 dan stasiun 3 memiliki tota nilai 2.079442. Indeks Dominasi vegetasi dari
10 spesies mangrove di 3 stasiun penelitian. Stasiun 1 memiliki total nilai 6.59678,
stasiun 2 meiliki total nilai 5.9982 dan stasiun 3 memiliki tota nilai 6.612426. stasiun
1,2 dan 3 sangat sesuai untuk dijadikan sebagai tempat ekowisata. ekosistem
mangrove Desa Golo memiliki daya dukung stasiun 1 yaitu 3632, stasiun 2 yaitu
2960 dan stasiun 3 yaitu 3776.
iv
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “POTENSI EKOSISTEM MANGROVE
UNTUK EKOWISATA DI DESA GOLO SEPANG, KECAMATAN BOLENG,
KABUPATEN MANGGARAI BARAT,NUSA TENGGARA TIMUR”. Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.) pada Program Studi teknologi pengelolaan
sumberdaya perairan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik / Metode Perancangan / Metodologi, Hasil dan
Pembahasan / Analisis Desain / Analisis Rancang Bangun, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing (Ibu Mira Maulita,
S.Pi., MM dan Bapak Hendra Irawan, A.Pi.,M.M.Pi ) dalam mewujudkan sebuah
karya ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi penulis,
khususnya dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Lodovikus Jelehot
v
vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan Karya Ilmiah
Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
Mira Maulita, S.Pi., MM dan Bapak Hendra Irawan, A.Pi.,M.M.Pi selaku Dosen
Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan semangat
dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan pula kepada:
1. Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik AUP;
5. Dr. Meuthia A.Jabbar.A.Pi.,M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi,
Pengelolaan Sumberdaya Perairan , Politeknik AUP;
6. Keluarga tercinta yang telah mendukung secara moril maupun materil;
7. Sahabat, teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan di
Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik AUP
yaitu Angkatan 54;
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik
Akhir (KIPA).
vi
DAFTAR ISI
vii
viii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1 26
2 28
3 29
x
1
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktek akhir adalah Analisis potensi ekowisata mangrove di desa
golo sepang, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur
1.4 Manfaat
1. memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat
(pembaca) mengenai pentingnya pengelolaan ekosistem mangrove
yang berkelanjutan;
2. memberikan pengaruh positif kepada masyarakat (pembaca) agar
lebih aktif dalam mengelolah ekosistem mangrove untuk kegiatan
ekowisata.
3
2 METODE PENELITIAN
Metode ini merupakan salah satu metode pengukuran yang paling mudah
dilakukan dengan tingkat akurasi dan ketelitian yang akurat (Kepmen LH No. 201
Tahun 2004).
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran vegetasi mangrove
sebagaimana yang tertera pada Tabel 1.
Gambar 2 Contoh peletakan garis transek yang mewakili setiap zona mangrove
mangrove yang ada dalam plot. Pengumpulan data fauna mangrove dilakukan
menggunakan teknik visual dan identifikasi. Pengamatan dilakukan dengan
cara berjalan menyusuri ekosistem mangrove. Selain data pohon dan fauna
di ekosistem mangrove, diambil juga data pasang surut yang didapatkan
melalui pengamatan langsung selama satu hari menggunakan mistar
(Cahyono., 2019).
𝑵𝒊
𝑫𝒊 =
𝑨
Keterangan:
Di = Kerapatan jenis ke - i (ind/m2)
Ni = Jumlah total individu dari jenis ke – i (ind)
A = Luas area total pengambilan contoh ( m2 )
b) Kerapatan Relatif
8
Keterangan:
RDi = Kerapatan Relatif (100%)
Ni = Jumlah individu jenis ke-i (ind)
∑n = Jumlah seluruh individu (ind)
𝒑𝒊
𝑭𝒊 =
∑𝒑
Keterangan:
Rfi = Frekuensi Relatif (%)
Fi = Frekuensi jenis ke-i (ind)
∑F = Jumlah frekuensi seluruh jenis (ind)
d) Frekuensi relatif
Frekuensi Relatif (RFi) adalah perbandingan antara frekuensi jenis
(Fi) dan total frekuensi seluruh jenis (∑F) (Tufliha et al., 2019) :
𝑭𝒊
𝑹𝑭𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
∑𝑭
Keterangan:
Rfi = Frekuensi Relatif (%)
Fi = Frekuensi jenis ke-i (ind)
∑F = Jumlah frekuensi seluruh jenis (ind)
9
e) Penutupan jenis
Penutupan jenis (Ci) adalah luas penutupan jenis ke-i dalam suatu area
∑𝑩𝑨
𝑪𝒊 =
𝑨
Keterangan:
Ci = Luas penutupan jenis ke-i
BA = 3, 1416
DBH = Diameter pohon dari jenis ke-i
A = Luas total area pengambilan contoh (plot)1
f) Penutupan relatif
Penutupan relatif (RCi) adalah perbandingan antara luas area
penutupan jenis ke-i (Ci) dan total luas penutupan untuk seluruh jenis
(∑C) :
𝑪𝒊
𝑹𝑪𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
∑𝐂
Keterangan:
Rci = Penutupan Relatif (%)
Ci = Luas area penutupan jenis ke-i
∑C = Luas total area penutupa seluruh jenis
Keterangan :
H' = Indeks keanekaragaman
ni = Jumlah individu/spesies
N = Jumlahindividu keseluruhan
Menurut Wilhem dan Dorris (1986), tingkat keanekaragaman
vegetasi dapat ditentukan berdasarkan nilai indeks keanekaragaman jenis
(H') dengan kriteria sebagai berikut:
H' < 1 : Indeks keanekaragaman rendah
1 < H' < 3 : Indeks keanekaragaman sedang
H' > 3 : Indeks keanekaragaman tinggi
E = lnS
Keterangan :
E = Indeks keseragaman
H' = Indeks keanekaragaman
S = Jumlah spesies
Indeks keseragaman dapat ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
E < 0,4: Keseragaman jenis tergolong kecil
0,4 < E < 0,6 : Keseragaman jenis tergolong sedang
E > 0,6: Keseragaman jenis tergolong tinggi
Keterangan :
C = Indeks dominansi Simpson
ni = Jumlah individu tiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
Nilai indeks dominansi berkisar antara 0 - 1. Jika nilai indeks
dominansi mendekati 0, berarti tidak ada individu yang mendominansi
dan biasanya nilai keseragamannya besar. Sedangkan jika nilai indeks
dominansi mendekati 1, maka ada salah satu jenis/individu yang
mendominasi dan nilai keseragamannya kecil.
11
𝑵𝒊𝒙
IKW=∑ = ( )x 100%
𝑵𝒎𝒂𝒙
Keterangan :
IKW : Indeks Kesesuaian Wisata
Ni : Nilai Parameter Ke-i (bobot x skor)
Nmaks : Nilai Maksimum dari Suatu Kategori wisata
Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang
diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat
persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter.
Kesesuaian wisata pantai kategori wisata mangrove mempertimbangkan 5
parameter dengan 4 klasifikasi penilaian.
Keterangan:
Nilai maksimum = 108
S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 80%-100%
S2 = Sesuai, dengan nilai 60%-<80%
S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35%-<60%
N = Tidak sesuai, dengan nilai <35%
Keterangan:
DDK = Daya dukung kawasan
K = Potensi ekologis maksimum pengunjung per satuan unit area
Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Ltb = Unit area untuk kategori tertentu
13
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu
hari
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
14
Rhizophora
2 mucronata 144.43 10.26 0.22 12.50 2.24 13.94 24.25
Lmk
16
Bruguiera
gymnorrhiza 36.11 2.56 0.11 6.25 0.88 5.45 13.80
(L)
Ceriops tagal
216.65 15.38 0.22 12.50 6.13 38.12 43.98
(Perr)
Bruguiera
sexangula 36.11 2.56 0.11 6.25 1.32 8.18 11.66
(Lour.)
Rhizophora
252.76 17.95 0.22 12.50 2.06 12.84 46.22
apiculata (Bi)
Derris trifoliata
202.20 14.36 0.22 12.50 0.15 0.94 39.43
Lour
Phemphis
acidula Forst 194.98 13.85 0.22 12.50 0.86 5.35 43.20
Bruguiera
parviflora
(Roxb) 144.43 10.26 0.11 6.25 1.27 7.90 31.32
Xylocarpus
granatum Koen 151.65 10.77 0.22 12.50 0.73 4.53 33.05
Acrosthicum
aureum Linn 28.89 2.05 0.11 6.25 0.44 2.74 13.10
Total 1408.21 100.00 1.78 100.00 16.08 100.00 300.00
Rhizophora
mucronata
Lmk 50.55 3.26 0.11 5.88 139.54 6.39 15.53
Bruguiera
gymnorrhiza
(L) 129.99 8.37 0.22 11.76 203.08 9.30 29.44
Ceriops tagal
(Perr) 36.11 2.33 0.11 5.88 22.20 1.02 9.22
Bruguiera
sexangula
(Lour.) 108.32 6.98 0.22 11.76 142.53 6.53 25.27
Rhizophora
3
apiculata (Bi) 252.76 16.28 0.22 11.76 392.83 18.00 46.04
Derris trifoliata
Lour 274.42 17.67 0.22 11.76 408.55 18.72 48.16
Phemphis
acidula Forst 447.74 28.84 0.22 11.76 547.74 25.09 65.70
Bruguiera
parviflora
(Roxb) 180.54 11.63 0.22 11.76 214.62 9.83 33.22
Xylocarpus
granatum Koen 28.89 1.86 0.22 11.76 51.71 2.37 15.99
Acrosthicum
aureum Linn 43.33 2.79 0.11 5.88 60.01 2.75 11.42
Total 1552.64 100.00 1.89 100.00 2182.79 100.00 300.00
17
c. Penutupan Jenis
Berdasarkan hasil analisa penutupan jenis mangrove di lokasi penelitian,
stasiun 1 memiliki total penutupan jenis 16.08, stasiun 2 memiliki total penutupan
jenis 16.08 dan stasiun 3 memiliki total penutupan jenis 2182.79.
d. Indeks Nilai Penting
Berdasarkan hasil penelitian total rata-rata Indeks Nilai Penting di stasiun
1 adalah 300, stasiun 2 adalah 300 dan stasiun 3 adalah 300.
a) Suhu
Suhu perairan berpengaruh terhadap pertumbuhan biota yang ada
didalamnya. Berdasarkan hasil pegukuran yang dilakukan dimasing masing
stasiun yaitu stasiun 1 dengan suhu 31ºC, stasiun 2 dengan suhu 30ºC , stasiun 3
dengan suhu 30ºC.
19
b) pH
Derajat keasaman atau pH sangat penting dalam berlangsungnya
kehidupan kepiting bakau. Berdasarkan hasil pengukuran derajat keasaman atau
pH disetiap stasiun pengambilan sampel nilai derajat keasaman stasiun 1 yaitu
6,8, stasiun 2 yaitu 7, stasiun 3 yaitu 7.
c) Salinitas
Salinitas suatu perairan berpengaruh pada pertumbhan kepiting bakau.
Berdasarkan hasil salinitas perairan di setiap stasiun pengambilan sampel dengan
salinitas yang berkisar antara 17 ppt sampai 25 ppt.
d) Substrat
Substrat yang baik untuk pertumbuhan mangrove adalah substrat lumpur
berpasir. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian di ketiga stasiun
penelitian substratnya mengandung lumpur berpasir.
e) Pasang Surut
Berikut disajikan tingkat pasang surut di Desa Golo Sepang pada
Tabel Pasang surut
3.2 Pembahasan
Kerapatan jenis (Di) adalah jumlah tegakan jenis ke-i dalam suatu unit
area. Untuk mengetahui kerapatan jenis mangrove dengan menggunakan rumus
(Aprianto, 2021). Bedasarkan hasil analisis untuk kerapatan vegetasi mangrove di
lokasi praktik Desa , masing-masing terdiri dari 3 transek mangrove yang setiap
transeknya terdiri dari 1 plot yang didominasi oleh jenis A. alba, S. alba dan A.
marina. Hal ini disebabkan karena lokasinya yang sangat dekat dengan daratan
utama, kondisi substrat juga yang lebih banyak mengandung lumpur, sehingga
jenis A. alba lebih toleran pada kedua lokasi tersebut. Kerapatan pohon mangrove
menentukan tingkat kerusakan hutan mangrove seperti terdapat dalam Kepmen
LH No. 201 Tahun 2004.
Berdasarkan hasil analisis kerapatan vegetasi mangrove di Desa Golo
Sepang di dominasi oleh spesies. Total rata-rata kerapatan jenis Ceriops tagal 469
ind/ha, Rhizopora apiculata 830 ind/ha, Bruguiera sexangula 289 ind/ha, Bruguiera
gymnorrhiza 238 ind/ha, Bruguiera parviflora 433 ind/ha, Rhizopora mucronata
412 ind/ha, Phempis acidula 614 ind/ha, Xylocarpus granatum 325 ind/ha,
Achrosthicum aureum 108 ind/ha, dan Derris trifoliata 513 ind/ha dan total rata-
rata kerapatan jenis S. alba yaitu 2800 ind/ha. Jadi total kerapatan mangrove di
Desa Golo Sepang yaitu 4333 ind/ha.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Golo Sepang ditemukan 600 pohon
vegetasi mangrove yang terdiri dari sepuluh spesies. Stasiun 1 berjumlah 190
pohon yang terdiri dari spesies Ceriops tagal 30 pohon, Rhizopora apiculata 45
pohon, Bruguiera sexangula 20 pohon, Bruguiera gymnorrhiza 20, Bruguiera
parviflora 15 , Rhizopora mucronata 30, Phempis acidula 10 pohon, Xylocarpus
granatum 20 pohon , Achrosthicum aureum 5 pohon, dan Derris trifoliata 5 pohon.
Stasiun 2 berumlah 195 pohon yang terdiri dari spesies Ceriops tagal 27 pohon,
Rhizopora apiculata 20 pohon, Bruguiera sexangula 21 pohon, Bruguiera
gymnorrhiza 28 pohon, Bruguiera parviflora 5 pohon, Rhizopora mucronata 35
pohon, Phempis acidula 20 pohon, Xylocarpus granatum 30 pohon, Achrosthicum
aureum 5 pohon, dan Derris trifoliata 4 pohon. Stasiun 3 berumlah 215 pohon
yang terdiri dari spesies Ceriops tagal 62 pohon, Rhizopora apiculata 25 pohon,
Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Rhizopora
mucronata 35 pohon, Phempis acidula 7 pohon, Xylocarpus granatum 5 pohon,
Achrosthicum aureum 15 pohon, dan Derris trifoliata pohon.
hasil analisis frekuensi vegetasi mangrove di Desa golo sepang untuk
frekuensi relatif setiap jenis vegetasi mangrove memiliki nilai yang sama untuk
setiap stasiun di masing-masing lokasi. Frekuensi relatif di stasiun 1 Rhizopora
mucronata 11.76 %, Bruguiera gymnorrhiza 5.88% Ceriops tagal 17.65 % Bruguiera
sexangula 11.76%, Rhizophora apiculata 17.65%, Derris trifoliata 5.88%,Phemphis
acidula Forst 5.88%, Bruguiera parviflora 11.76%, Xylocarpus granatum Koen 5.88%,
Acrosthicum aureum 5.88%. Stasiun 2 Rhizophora mucronata Lmk 12.50%,
Bruguiera gymnorrhiza (L) 6.25%, Ceriops tagal (Perr) 6.25%, Bruguiera
sexangula (Lour.) 6.25%, Rhizophora apiculata (Bi) 12.50%, Derris trifoliata Lour
6.25%, Phemphis acidula Forst 12.50%, Bruguiera parviflora (Roxb) 12.50%,
Xylocarpus granatum Koen 12.50%, Acrosthicum aureum Linn 12.50%. Stasiun 3
Rhizopora mucronata 11.76 %, Bruguiera gymnorrhiza 5.88% Ceriops tagal 17.65
22
4.1 Simpulan
1. Komposisi Vegetasi Mangrove tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan
jenis Rhizophora apiculata 17.65%
2. Kerapatan Stasiun 1 didominasi oleh spesies R. apiculata, stasiun 2
didominasi oleh spesies R. mucronata dan stasiun 3 didominasi oleh
spesies Ceriops tagal. Frekuensi relatif tertinggi terdapat di stasiun 1
dengan jenis Rhizophora apiculata 17.65%,tutupan stasiun 1 memiliki
total penutupan jenis 16.08, stasiun 2 memiliki total penutupan jenis
16.08 dan stasiun 3 memiliki total penutupan jenis 2182.79. Nilai Penting
di stasiun 1 adalah 300, stasiun 2 adalah 300 dan stasiun 3 adalah 300.
Keanekaragaman vegetasi dari 10 spesies mangrove di 3 stasiun
penelitian. Stasiun 1 memiliki total nilai 1.38624, stasiun 2 meiliki total
nilai 4.157635 dan stasiun 3 memiliki tota nilai 4.583384. analisis Indeks
Keseragaman vegetasi dari 10 spesies mangrove di 3 stasiun penelitian.
Stasiun 1 memiliki total nilai 1.38624, stasiun 2 meiliki total nilai
2.079442 dan stasiun 3 memiliki tota nilai 2.079442. Indeks Dominasi
vegetasi dari 10 spesies mangrove di 3 stasiun penelitian. Stasiun 1
memiliki total nilai 6.59678, stasiun 2 meiliki total nilai 5.9982 dan stasiun
3 memiliki tota nilai 6.612426.
3. stasiun 1,2 dan 3 sangat sesuai untuk dijadikan sebagai tempat
ekowisata
4. ekosistem mangrove Desa Golo memiliki daya dukung stasiun 1 yaitu
3632, stasiun 2 yaitu 2960 dan stasiun 3 yaitu 3776.
4.2 Saran
1. Kepada masyarakat desa golo sepang agar tetap menjaga kelestarian
mangrove
2. Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk dapat melengkapi informasi
kesesuaian ekowisata mangrove didesa golo sepang
24
DAFTAR PUSTAKA
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. (2017). Data online pusat database
BMKG. Indonesia. https://dataonline.bmkg.go.id
Holsman, K. K., Hazen, E. L., Haynie, A., Gourguet, S., Hollowed, A., Bograd, S.
J., Samhouri, J. F., & Aydin, K. Towards climate resiliency in fisheries
management. ICES Journal of Marine Science, 76: 1368–1378.
https://doi.org/10.1093/icesjms/fsz031
Hulwani, F. Z. (2020). Keragaman genetik dan struktur populasi karang Galaxea
fascicularis (Linnaeus 1767 di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat
[Thesis]. IPB University.
Kawachi, M. & Noël, M. H. (2005). Sterilization and sterile technique. In R. A.
Andersen (Eds.), Algal culturing techniques (pp. 65-82). Elsevier Academic
Press.
Ladwig, N., Hesse, K. J., Wulp, S. A. V. D., Damar, A., & Koch, D. (2016). Pressure
on oxygen levels of Jakarta Bay. Marine Pollution Bulletin, 110(2), 1-10.
http://dx.doi.org/10.1016/j.marpolbul.2016.04.017
Naiu, A. S., Koniyo, Y., Nursinar, S., & Kasim, F. (2018). Penanganan dan
pelolahan hasil perikanan. Gorontalo: CV. Athra Samudra.
Sofiati, D., Anandya, A., & Solehah, K. F. (2020, September). Analisis kelayakan
finansial dan sensitivitas usaha kerupuk di Poklahsar Mina Permata,
Kabupaten Kediri [Paper presentation]. In N. M. Wati, T. Hasanah, H. Lestari,
S. Nurhayati (Eds.). Akselerasi hasil riset sosial ekonomi dalam mendukung
kebijakan sektor kelautan dan perikanan. Seminar Nasional Riset dan
Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2020, Jakarta (pp.
39-50). AMaFRaD Press.
Sokal, R. R. & Rohlf, F. J. (2009). Introduction to biostatics (2nd ed.). New York:
Dover Publications. Inc.
Stewart, R. H. (2008). Introduction to physical oceanography. Texas A&M
University. http://hdl.handle.net/1969.1/160216
Thomson, A. (1998). Penumbuhan Bioflok pada Budidaya Udang Vaname Pola
Intensif di Tambak. http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-
Yearbook/1998/thompson.htm
Tolmazin, D. (1985). Elements of dynamic oceanography. Boston: Allen and
Unwin.
Abiyoga, R., Suryanti, S., & Muskananfola, M. R. (2018). Strategi Pengembangan
Kegiatan Konservasi Mangrove Di Desa Bedono Kabupaten Demak.
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 6(3), 293– 301.
Anwar, C., & Gunawan, H. (2006). Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan
mangrove dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. Makalah Utama
Pada Ekspose Hasil-Hasil Penelitian: Konservasi Dan Rehabilitasi Sumberdaya
Hutan. Padang, 20, 23–34. Asari, A., Toloh, B. H., & Sangari, J. R. (2018).
Pengembangan ekowisata bahari berbasis masyarakat di desa Bahoi,
kecamatan Likupang Barat, kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platak,
6(1), 29–41. Astuti, Y., & Rachman, I. N. A. (2021). STUDI POTENSI DAN
RAGAM PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE BAGI MASYARAKAT DESA
GOLO SEPANG MANGGARAI BARAT. Jurnal Silva Samalas, 4(2), 48– 53.
https://doi.org/10.33394/jss.v4i2.4873 Efendi, M. (2021). TATA KELOLA
KOLABORATIF PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI INDONESIA.
JISP (Jurnal Inovasi Sektor Publik), 1(1), 40–69. Ely, A. J., Tuhumena, L.,
25
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Lanjutan)
No L (mm) W (gram) JK Log L Log W
45 140 29 B 2,1461 1,4624
46 150 33 B 2,1761 1,5185
47 145 29 B 2,1614 1,4624
48 140 25 B 2,1461 1,3979
49 150 28 B 2,1761 1,4472
50 160 34 B 2,2041 1,5315
51 156 35 B 2,1931 1,5441
52 155 29 B 2,1903 1,4624
53 150 28 B 2,1761 1,4472
54 162 33 B 2,2095 1,5185
55 152 30 B 2,1818 1,4771
56 160 34 B 2,2041 1,5315
57 145 25 B 2,1614 1,3979
58 150 25 B 2,1761 1,3979
59 166 39 B 2,2201 1,5911
60 157 31 B 2,1959 1,4914
61 156 36 B 2,1931 1,5563
62 165 44 B 2,2175 1,6435
63 146 26 B 2,1644 1,4150
64 160 38 B 2,2041 1,5798
65 160 36 B 2,2041 1,5563
66 151 30 B 2,1790 1,4771
67 151 29 B 2,1790 1,4624
68 143 26 B 2,1553 1,4150
69 145 26 B 2,1614 1,4150
70 160 35 B 2,2041 1,5441
71 145 30 B 2,1614 1,4771
72 145 25 B 2,1614 1,3979
73 147 27 B 2,1673 1,4314
74 162 30 B 2,2095 1,4771
75 152 28 B 2,1818 1,4472
28
RIWAYAT HIDUP