HASLINDAH
P 0201210003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
HASLINDAH
P 0201210003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
TESIS
HASLINDAH
Nomor Pokok P0201210003
Menyetujui
Komisi Penasehat,
Nama : Haslindah
Nomor Mahasiswa : P 0201210003
Program Studi : Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Konsentrasi : Manajemen Kelautan
Haslindah
v
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul :
“Valuasi Ekonomi Ekosistem Terumbu Karang di Taman Wisata Perairan
Kapoposang Kabupaten Pangkep” ini.
Bapak Dr. Hasmin, SE, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan pengetahuan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat
bagi penyusunan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Ir. Nasir Nessa; Dr. Rijal Idrus dan Dr. Ir. Rahim
Darma selaku penguji yang telah memberikan kritikan dan saran dalam
penyusunan tesis ini.
Spesial thanks buat Ayah dan Ibu saya tercinta, Kakak, beserta
adik saya tersayang Muhammad Anis Abulkhair Nur Afif, Nenek, Kakek,
Om, Tante, dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan moril
dan materiil sehingga tugas akhir ini dapat terlaksana dengan baik.
Kesabaran dan perhatiannya selama ini serta yang terpenting
kebersamaan yang terbaik dalam situasi yang paling buruk yang pernah
dihadapi.
Penulis
vii
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to find out (1) the total economic value of coral
reef ecosystems in Kapoposang Marine Tourism Park and (2) The
strategy of optimization of economic value of Kapoposang Marine
Tourism Park. The research was conducted at Kapoposang Marine
Tourism Park, Pangkep Regency, from April to June 2012. The type of
research was a survey with 69 purposively withdrawn samples from
fishermen, based on the type of catching tools they used. The data
were collected through questionnaires.
To acknowledge the total the total economic value of coral
reefs, data was analyzed by calculating direct, indirect, selected,
exiting, and heritage benefit value of the coral reefs. Secon analysis
was comparing with the research conducted by previous researchers
in 2006 and research performed by the author in 2012 to obtain to
economic value optimization strategy of the area. The results of the
research indicated that the Total Economic Value of Kapoposang
Marine Tourism Park was Rp 53,528,022,908,-/year or Rp 46,304,518
ha/year, with biggest contribution from direct value as much as Rp
25,685,442,597,-/year or (47.99%) . Results of research from 2
different years 2006 and 2012 indicated a difference of economic
value earned in 2006 with direct value was Rp 2,905,367,708 /year,
meanwhile in 2012 the value was Rp 5,650,867,202 /year with an
increase of 94.50%, so was the indirect, selected, existence, and
heritage benefits, because the number catching tools was increasing,
and the most influential factor was the increase of the resource.
Besides all of those, the number of tourists (local/foreign) visiting the
area was also increasing.
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ........................................................................................ v
ABSTRACT ...................................................................................... ix
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN PUSTAKA
VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
2. Identitas Responden
4. Hasil Tangkapan
5. Pendapatan Bersih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan luas sebesar 50.000 hektar dan memiliki panjang batas 103 km.
sumberdaya hayati laut khususnya terumbu karang. Total luas reef flat
adalah sebesar 1.156 ha, dengan kondisi terumbu karang yang relatif
masih baik, di dalamnya hidup dan berkembang biak berbagai jenis ikan
andalan bagi para penyelam yang ingin menikmati pesona bawah air
Pulau Kapoposang antara lain Titik Penyelaman Gua (Cave Point), Titik
Hiu (Shark Point), dan Titik Penyelaman Penyu (Turtle Point). Khusus
mengenai titik penyu (turtle point) Pulau Kapoposang memiliki satu titik
selama kurang lebih satu setengah jam dan menyelam sejauh kurang
lebih 500 meter maka penyelam dapat menyaksikan puluhan penyu sisik
wisata bahari ini sangat tinggi karena tak hanya menghasilkan devisa
sebesar 5 ton/km2 (Snedaker and Getter, 1985 dalam Sjafrie NDM, 2010).
Hasil ini tak terbatas pada ikan dan Crustacea yang dipanen langsung dari
karang.
bernilai, dan kawasan industri dari ganasnya gelombang serta badai dan
Indonesia (Praseno dan Sukarno, 1977; Dahuri, 1991 dalam Sjafrie NDM,
TWP Kapoposang yang kaya akan sumber daya alam hayati, tidak
dari luar biasa memakai bahan peledak (bom) dan masyarakat setempat
terumbu karang yang ada si sekitar lokasi peledakan, hal itu juga dapat
2011).
5
sumberdaya alam dan lingkungan hanya dinilai dari sisi yang dapat
lingkungan sangat banyak. Oleh karena itu valuasi sumberdaya alam dan
barang dan jasa yang diberikan oleh sumberdaya alam dan lingkungan
sumberdaya alam dan lingkungan pada tingkat yang paling efektif dan
khususnya ekosistem terumbu karang. Selain itu nilai atau manfaat dari
B. Rumusan Masalah
Kapoposang ?
C. Tujuan Penelitian
mengetahui :
TWP Kapoposang.
Kapoposang.
7
D. Kegunaan Penelitian
penelitian ini.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biota laut. Karang adalah suatu kelompok organisme dari filum Colentrata,
pembentuk Karang Batu dan Karang lunak. Karang batu adalah karang
penangkapan berbagai jenis ikan hias dan jenis biota laut yang dapat
laut dunia berasal dari daerah terumbu karang; dan perikanan Terumbu
9
sebesar 4,5 milyar dollar per tahun yang diperoleh dari 4.726 pusat dan
pembuatan kapur; (5) sebagai penghasil bahan aktif untuk obat dan
15 sampai 35 ton setara karbon per Ha setiap tahun; (2) pelindung daerah
pantai dari abrasi akibat hempasan ombak dan arus kuat yang berasal
dari laut; (3) sebagai habitat atau tempat tinggal, tempat mencari makanan
Terumbu Karang dan sekitarnya, dan (4) pendaur zat-zat hara secara
hutan pantai. Paparan terumbu karang relatif luas dan mengelilingi Pulau
Terumbu karang membentuk daratan (reef flat) sejauh 200 meter sampai
tubir, dengan kedalaman 1-10 meter pada saat air laut surut. Jenis yang
10
biota laut yang benilai ekonomi tinggi. Perairan yang memiliki ekosistem
terutama kegiatan wisata bahari. Bahkan dewasa ini berbagai jenis biota
karang hidup sebanyak 25 persen hingga 50 persen; (4) miskin atau poor,
sedang, dan 43 persen dalam kondisi miskin atau rusak. Wilkinson (1993)
dan terancam.
karang dunia saat ini adalah: (1) sekitar 10 persen dalam kondisi hancur;
(2) sekitar 30 persen dalam kondisi kritis dan akan hilang dalam waktu 10
atau dihilangkan; (3) sekitar 30 persen dalam kondisi terancam, dan akan
terus bertambah; dan (4) hanya sekitar 30 persen dari Terumbu Karang
dunia berada dalam kondisi stabil dan diharapkan akan bertahan dalam
rusak parah, dan hanya 30 persen yang masit relatif bagus. Khusus di
oleh aktivitas yang terjadi secara langsung pada daerah terumbu, seperti
1. Fungsi Ekologi
berputar dalam system terumbu dan tidak hilang ke perairan lepas pantai
sering dimanfaatkan biota laut sebagi tempat yang aman untuk memijah
pantai (terumbu karang tepi dan penghalang), oleh karena itu ekosistem
ini juga berfungsi sebagai penahan abrasi pantai dan peredam gelombang
(Kordi, 2010).
2. Fungsi Ekonomi
biota laut yang benilai ekonomi tinggi. Perairan yang memiliki ekosistem
terutama kegiatan wisata bahari. Bahkan dewasa ini berbagai jenis biota
yang ada di laut yang kaya akan keanekaragaman hayati dan memiliki
tumbuhan yang hidup di ekosistem terumbu karang. Ada sekitar 350 jenis
karang batu, >2000 jenis ikan, 1500 jenis moluska, 10 jenis teripang
ekonomis dan 555 jenis alga yang hidup di ekosistem ini (Nontji, 1993).
Ekosistem ini merupakan sumber nutrisi untuk kehidupan biota yang ada
baik dapat menyumbangkan 18 ton ikan per km2 per tahun, sedangkan
sebesar US$ 4,2 milyar dari aspek perikanan, wisata dan perlindungan
17
laut. Nilai ini belum termasuk nilai manfaat terumbu karang sebagai
US$ 777/km2. Nilai ekonomi terumbu karang di Great Barrier Reef dari
hasil perikanan juga telah dilakukan oleh Driml (1999), sedangkan dari
hasil pariwisata oleh Muller (2000). Nilai ekonomi terumbu karang dari
hasil perikanan di Great Barrier Reef adalah sebesar US$ 143 juta/tahun,
sedangkan nilai ekonomi dari hasil pariwisata berkisar antara US$ 106-
/ha/tahun.
dan waktu tertentu pula (Fauzi, 2004). Nilai adalah harga yang diberikan
19
bahasa ekonomi dengan mengukur nilai ekonomi barang dan jasa. Dalam
masing individu, hasil dari valuasi adalah dalam bentuk uang karena cara
(TEV) atau Total Nilai Ekonomi. Pendekatan Total Nilai Ekonomi dilakukan
sumberdaya
Total Economic Value (TEV) terdiri dari nilai pakai (use value) dan
bukan nilai pakai (non-use value). Nilai pakai (use value) terdiri dari nilai
(non-use value), dan nilai pilihan (option value). Bukan nilai pakai (non-
use value) terdiri dari nilai keberadaan (existence value) dan nilai warisan
(bequest value).
TEV = UV + NUV
spawning ground
3 Option Nilai ekonomi yang diperoleh Manfaat keanekaragaman
Value dari potensi pemanfaatan hayati, spesies baru
langsung maupun tidak
langsung dari sebuah
sumberdaya /ekosistem
4 Bequest Nilai ekonomi yang diperoleh Nilai sebuah system
Value dari manfaat pelestarian tradisional masyarakat
sumberdaya /ekosistem untuk yang terkait dengan
kepentingan generasi masa sumberdaya/ekosistem ;
depan habitat, keanekaragaman
hayati
5 Existence Nilai ekonomi yang diperoleh Terumbu karang yang
Value dari sebuah persepsi bahwa terancam punah, endemic
keberadaan (existence) dari species
sebuah sumberdaya
/ekosistem itu ada, terlepas
dari apakah ekosistem
sumberdaya tersebut
dimanfaatkan atau tidak
Sumber : Anggraini R (2008)
sosial dari konsumsi barang atau jasa adalah setara dengan jumlah
hal ini adalah konsep nilai bersih dari pengeluaran. Terlihat bahwa barang
dan jasa lingkungan yang tak memiliki harga pasar akan menghasilkan
surplus konsumen yang sangat besar karena harganya sama dengan nol,
WTA adalah nilai kegunaan awal individu dari barang dan jasa
kompensasi bila barang dan jasa tersebut dimanfaatkan oleh individu lain
1. Berapa banyak anda ingin dibayar bila kawasan terumbu karang ini
2. Berapa banyak anda ingin dibayar bila anda dimohon untuk tidak
konservasi?
pengelompokan nilainya.
24
F. Kerangka Konseptual
turunnya stok ikan karang di wilayah ini. Untuk itu perlu adanya alternatif
nilai ekologis ekosistem ini menjadi nilai ekonomi dengan mengukur nilai
moneter dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh ekosistem
terumbu karang. Dari nilai manfaat yang didapat tadi, kita dapat
studi dari penelitian ini yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
26
Kebijakan Pengelolaan
G. Definisi Operasional
2. Nilai manfaat total adalah keseluruhan nilai moneter dari barang dan
4. Nilai manfaat tidak langsung adalah nilai yang diperoleh dari ekosistam
5. Nilai manfaat pilihan adalah nilai yang diberikan oleh masyarakat atas
BAB III
METODE PENELITIAN
Juli 2012. Peta dari kawasan ini dapat dilihat pada Gambar 2. TWP
Perikanan pada tahun 2009 yang kaya akan sumberdaya hayati laut dan
Pay.
maupun dari luar kawasan. jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah 10% dari jumlah populasi yang tersebar di 3 pulau yang
Secara Acak Berstrata) disesuaikan dengan Jenis dan jumlah alat tangkap
Tabel 5. Data Jenis dan Jumlah Alat Tangkap yang Beroperasi di Perairan
TWP Kapoposang
Jumlah Jumlah
No Nama Alat Tangkap
(Unit) Sampel (Unit )
Pulau Kapoposang
1 Pancing 110 11
3 Pukat Mairo 20 2
4 Pukat Baronang 1 1
5 Pancing Hiu 7 2
6 Pukat Ikan terbang 5 5
Total 143 21
Pulau Papandangan
1 Purseseine 50 5
2 Jaring Gurita 3 3
Total 53 8
Pulau Gondong Bali
1 Pukat Mairo 70 7
2 Rawai 100 10
3 Jaring Gurita 50 5
4 Jaring Ikan Kakap 50 5
Total 270 27
Nelayan dari Luar
1 Jaring insang hanyut Ikan Cendro (Tangayya) 5 1
2 Pancing Sunu (P.Badi) 50 5
3 Jaring Cumi (Barru) 7 7
Total 62 13
Sumber: Data primer setelah diolah, 2012
31
sehingga jumlah responden terbatas pada jenis alat tangkap yang dimiliki
Gambar 2. Peta Taman Wisata Perairan Kapoposang (Sumber: Coremap II, 2011)
32
33
E. Analisis Data
ekonomi atau disebut pula nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang
(Anggraini R, 2008).
yaitu penjumlahan dari Nilai Manfaat Langsung (NML), Nilai Manfaat Tidak
dirumuskan dengan :
a) Manfaat Langsung
manfaat langsung atau Direct Use Value (DUV) dapat dilihat pada
persamaan berikut:
Di mana :
menghitung selisih antara total pendapatan kotor dengan total biaya yang
yang dilaksanakan oleh Lauretta Burke, et.al (2002) dalam Hasmin (2006)
1. Pelindung pantai
sebagai penahan ombak, dan lain-lain. Nilai ini dapat diperoleh dengan
1- US$28. Dalam kegiatan ini digunakan asumsi harga US$ 10 per ton
c) Manfaat Pilihan
masyarakat atas adanya pilihan untuk menikmati barang dan jasa dari
d) Manfaat Keberadaan
masyarakat).
n
ME = ∑ ( MEi) / n ……………… (5)
i =1
37
n = Jumlah responden
2004).
e) Manfaat Warisan
yang sangat tinggi. Nilai warisan ekosistem terumbu karang yang dimiliki
tidak dapat dinilai dengan pendekatan nilai pasar, oleh karena itu, nilai
dengan hal tersebut maka diperkirakan bahwa nilai warisan tidak kurang
2006. Berikut nilai ekonomi ekosistem terumbu karang dapat dilihat pada
Tabel 6.
38
dilakukan dalam penelitian ini akan dibandingkan (dalam hal ini hanya
satu pulau saja yaitu Pulau Kapoposang) dengan nilai ekonomi yang
diperoleh oleh Hasmin pada tahun 2006. Yang akan dibandingkan yaitu
Apabila nilai yang diperoleh pada penelitian ini kurang dari nilai
ekonomi ekosistem terumbu karang pada tahun 2006, berarti ada masalah
hasil penelitian ini melebihi hasil penilaian ekonomi pada tahun 2006
BAB IV
A. Keadaan Wilayah
a. Pulau Kapoposang
lokasi Taman Wisata Alam Laut, menjadikan pulau ini sering dikunjungi
Jaraknya yang cukup jauh dari Makassar dan atau Pangkajene Ibu
kota Pangkep, dan pada saat tertentu tertutama pada musim barat,
memilki ombak yang besar, sehingga akses tergolong sulit apalagi tidak
selain itu di darat terdapat banyak kelapa, sukun dan pisang yang tumbuh
subur. Hampir seluruh pulau dipenuhi dengan tanaman kelapa dan sukun.
Dengan harga kelapa dan sukun yang relatif murah dan sarana dan
tangkap yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap lanra' dan
mini trawl untuk menangkap kepiting dan udang. Beberapa warga masih
43
ada yang mencari ikan seperti ikan banyara' atau ikan-ikan karang. Alat
Lokasi penangkapan udang dan kepiting, banyara dan ikan karang relatif
dilakukan oleh masyarakat ketika musim barat tiba, dimana ombak relatif
yang tidak melaut ke lokasi yang relatif jauh karena kondisi perairan laut
dan sunu.
teripang ini tidak mengenal musim, sehingga hampir setiap hari dilakukan
yang lebih dalam sekitar 4-8 meter berbatasan dengan tubir terumbu dan
44
dinding terumbu (drop off). Kondisi terumbu karang masih cukup bagus
dengan tutupan karang hidup lebih dari 75 % hingga tahun 2005. Setelah
terserang bintang Acanthaster planci pada tahun 2006 di sisi utara dan
sepanjang drop off sisi utara dan barat. Kepadatan ikan karang tertinggi
sekitar 1.360 ekor dalam 500 m2. Jenis-jenis ikan dari famili pomacen-
b. Pulau Papandangan
118°59'2,4” BT. Pulau Pandangan yang luasnya 5 km 2 ini dihuni oleh 853
jiwa yang terdiri dari 448 laki-laki dan 405 perempuan. Mereka
yang tersedia di pulau ini berupa Pustu dan Posyandu. Sarana umum
pukul 17.00 dan 22.00 Wita. Tenaga listrik yang dihasilkan generator
tangkap, seperti jaring, pukat dan pancing. Tetapi seperti pada umumnya
utama nelayan adalah ikan sunu dan ikan cakalang yang banyak terdapat
karena tingkat harga ikan sunu cukup baik, maka aktifitas nelayan lebih
difokuskan pada usaha penangkapan ikan sunu. Ikan sunu hidup bernilai
ponggawa sunu, dengan ukuran yang relatif lebih besar (10 m x 2 m).
namun biasanya mereka menerima gaji per bulan dari ponggawa yang
c. Pulau Gondongbali
salah satu dari 4 (empat) pulau yang terdapat di Desa Mattiro Matae
Pulau Saranti). Luas wilayah daratan Pulau Gondongbali adalah 9,10 Km2
dihuni 1,171 jiwa; terdri atas 580 laki-laki dan 591 perempuan (Kantor
terdapat di pulau ini adalah etnis Mandar, namun jumlahnya relatif sedikit.
48
jam dari Pangkep (Dermaga Maccini Baji), dan 3 (tiga) jam dari ibukota
(bidan desa). Di pulau ini juga terdapat prasarana listrik yang digerakkan
semua rumah dari pukul 17.30 dan 24.00. Sarana dan prasarana olahraga
juga cukup tersedia di pulau ini meliputi lapangan sepak bola, lapangan
Mattiro Matae. Pulau lainnya adalah Pulau Gondong Bali, Pulau Saranti,
berpasir sangat mudah ditemukan di beberapa lokasi. Pada sisi utara dan
barat pulau lereng terumbu cukup terjal yang didominasi oleh karang-
Lokasi teras ini berada di sisi timur pulau yang sangat cocok bagi kegiatan
lokasi ini terdapat banyak akar bahar kipas, namun demikian harus
terumbu karang. Ikan konsumsi seperti ikan ekor kuning (caesionidae) dan
d. Pulau Pamanggangan
memanjang dari arah utara ke selatan yang didominasi oleh pasir. Kondisi
porites (massive). Hamparan pasir dan karang (reef flat) yang amat luas
dan dangkal dengan beberapa mini patch reef. Jenis biota lain cukup
banyak, antara lain : Karang lunak : xenia, spons : aplysinella, akar bahar :
tridacna. Beberapa algae yang hidup pada habitat ini diantaranya padina,
acanthurus lineatus.
e. Pulau Suranti
terumbu intertidal tidak terlalu lebar, tapi rataan terumbu yang berada
terumbu karang yang bagus. Disini tutupan karang hidup mencapai lebih
pesisir, kelautan dan pulau-pulau kecil yang dirasakan selama ini oleh
potensi sumberdaya antar lokasi satu dengan lokasi lainnya pada satu
wilayah.
pengembangan kawasan.
Selatan dan 118°58’00” Bujur Timur. Jarak Pulau Kap oposang ke Pulau
wisata.
laut Kota Makasar, dan merupakan pulau paling Barat dari Kepulauan
maka pulau ini diberi nama Kapoposang, yang dalam bahasa Bugis berarti
pulau kecil
laut bervariasi antara 30-50 meter. Pada zona ini banyak ditemukan
”Patch reef” atau takat yaitu terumbu karang yang belum muncul
kepermukaan.
30-50 meter dengan jarak 25-30 kilometer dari pantai. Pada umumnya
sisi Timur dari pulau-pulau yang berada di zona ini relatif landai
Liukang Tupabbiring.
56
bekas galla (sebelum pemekaran desa). Ia ditunjuk oleh kepala desa dan
1. Topografi
pantai (Beach ridge) dengan tipe pantai yang umumnya berpasir putih
kawasan memiliki tanah yang cukup subur untuk beberapa jenis tanaman.
dan pisang serta perdu yang cukup lebat. Pada beberapa bagian daratan,
binatang laut dan koral. Pada beberapa tempat di pinggir pantai sebelah
Timur ( musim hujan) pada bulan November-Mei dan musim Barat (musim
laut yang berombak tinggi, curah hujan yang intensif dan angin yang
bertiup kencang, sedangkan pada musim Barat laut relatif tenang dan
akibat adanya proses abrasi dan akresi. Rataan terumbu karang di bagian
Selatan lebih lebar yakni 300-600m; rataan terumbu ini melebar lagi
bagian Barat kawasan lebih melebar lagi yakni mencapai 2,5 kilometer.
lereng yang sangat landai (2° sampai 4°) berelief s angat kasar dengan
kedalaman 3 m terjadi penurunan dari 68% tahun 2007 dan 2008 menjadi
meningkat dari 34% tahun 2007 dan 2008 menjadi 62% tahun 2009.
kedalaman 3 dan 10 m.
ditemukan beberapa jenis biota asosiasi lain sepeti lili laut, bulu babi, kima
2. Pulau Suranti
pada tahun 2008 meningkat menjadi 48% dan tahun 2009 meningkat lagi
meter tidak terlihat perubahan data dari tahun ke tahun, data tutupan
karang tahun 2007 dari kategori AC dan NA sebesar 46%, tahun 2008
sebesar 47% dan tahun 2009 sebesar 49%, perubahan tutupan dasar
(dead coral with algae), dimana pada tahun 2007 tutupan rubble sebesar
19% kemudian pada tahun 2008 menurun hingga 0% dan pada tahun
tahun 2008 disebabkan karena pecahan karang ini sudah tertutupi oleh
pasir, hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah dimana terjadi peningkatan
tutupan pasir pada tahun yang sama sebesar 6% dan juga terjadi
perintis pada daerah terumbu karang yang rusak sebelum ditumbuhi oleh
kategori DCA, dimana pada tahun 2007 tutupan DCA sebesar 31%,
kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 36% dan pada tahun 2009
menurun menjadi 9%, penurunan yang terjadi pada tahun 2009 mungkin
disebabkan terjadinya aktifitas yang merusak karena pada tahun ini terjadi
pemulihan kondisi terumbu karang di pulau ini telah terlihat pada awal
rata-rata terumbu karang hidupnya hanya sekitar 27% di reef top dan 23%
di reef edge pada beberapa titik karang hidupnya dapat mencapai 37%
substrat dasar didominasi oleh pasir putih dan wilayah tertentu lainnya
penutupan rublle di pulau ini relatif tinggi yakni 21% di daerah reef top dan
sangat tinggi dari karang mati (DC) dan karang mati yang tertutup alga
3. Pulau Kapoposang
terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan data tahun 2007 dan 2008.
dengan alga (DCA) sebesar 23%. Tingginya perubahan yang terjadi pada
kategori ini karena pada kondisi perairan yang baik karang jenis acropora
yang bagus.
AC dan NA, dimana pada tahun 2007 dan 2008 tidak ditemukan AC tetapi
tahun 2007- 2009 dimana tahun 2007 didapatkan tutupan NA sebesar 9%,
tahun 2008 sebesar 30% dan tahun 2009 sebesar 41%. Penurunan
karang mati dengan alga (DCA) juga terjadi dikedalaman 10 meter ini,
pada tahun 2007 tutupan DCA sebesar 61%, kemudian pada tahun 2008
menurun menjadi 40% dan pada tahun 2009 ini menjadi 0%.
Acanthaster planci 1 atau 2 tahun yang lalu, dan juga beberapa aktivitas
Barat Pulau Kapoposang sangat spesifik yakni terdiri dari Reef flat (rataan
terumbu) dan Reef edge (batas atas tubir) dan Drop off (tebing terumbu).
Lokasi terumbu ini tidak memiliki lereng terumbu yang landai, akan tetapi
penyelaman wisata.
semua titik di sisi Utara dan Barat (PPTK-Unhas, 2006). Hasil penelitian
mencapai 120 ekor per 100 m2. Dalam jangka waktu 6 bulan, kondisi
mati dan karang mati tertutup algae. Di satu sisi tutupan terumbu karang
pada kawasan ini yang masih tersisa, sekarang sedang diserang pula oleh
a. Demografi
laki 705 orang dan perempuan 767 orang. Sedangkan, Desa Mattiro
penduduk laki-laki.
66
kepadatan penduduk di desa Mattiro Ujung sebesar 2.209. Sex ratio desa
Mattiro Matae sebesar 91,92 dengan 271 KK, sedangkan Desa Mattiro
b. Mata Pencaharian
1. Pulau Godongbali
kedo-kedo.
dipasarkan di Makassar.
67
2. Pulau Kapoposang
nelayan. Alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap
ikan sunu.
kelapan, sukun dan kelor. Kedua komoditi ini tidak saja untuk dikonsumsi
hasil panen berlangsung pada bulan Juni sampai Oktober untuk kelor,
ini tidak banyak, dan jumlah yang dibuat juga sesuai dengan pesanan.
ketika musim Barat tiba, dimana ombak relatif besar, sehingga kegiatan
3. Pulau Papandangan
penangkapan.
sebagainya.
malaria, gatal kulit, poso (sesak nafas), rematik, batuk, dan influenza.
agama yang ada berupa masjid, mushola terdapat disetiap pulau yang
berpenghuni.
mereka mengacu pada nilai budaya siri’ na pacce, sebuah nilai budaya
yang mengutamakan harga diri dan solidaritas sosial. Orientasi nilai ini
dengan alam laut yang keras dan terpencil, lalu pada gilirannya
umum, tetapi dalam bagian pesta itu ada acara adat berupa pengambilan
kima dari laut yang dilanjutkan dengan acara makan bersama. Dalam
fasilitas umum seperti dermaga dan jalan kampung juga dilakukan secara
Tata Ruang Wilayah Nasional dikenal sebagai Taman Wisata Alam Laut
berkelanjutan.
73
BAB V
a. Ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk
dan lain-lain.
b. Ikan indikator yaitu jenis ikan karang khas yang ada di terumbu karang
c. Ikan major, yaitu ikan berukuran kecil sekitar 5-25 cm, mempunyai
warna yang beragam sehingga dikenal juga sebagai ikan hias, misalnya
karang yang terbilang cukup luas dengan luas terumbu karang sekitar
sumberdaya alam.
tangkap yaitu Pancing, Pukat Baronang, Jaring Ikan Kakap, Purse Seine
jenis ikan karang dan ikan pelagis, yang dapat dilihat pada Tabel 9.
75
Tabel 9. Hasil tangkapan dan jenis alat tangkap pada TWP Kapoposang
Kabupaten Pangkep
No Sumberdaya Perikanan Jenis Alat Tangkap
A. Ikan Karang
1 Sunu Pancing Sunu
2 Baronang Pukat Baronang
3 Kakap Jaring Ikan Kakap
4 Hiu Pancing Hiu
B Ikan Pelagis
1 Cakalang Pancing Sunu dan Purse Seine
2 Tongkol Purse Seine
3 Ikan Terbang Jaring Ikan Terbang
4 Ikan Teri Pukat Mairo
menangkap beberapa jenis biota laut yang memiliki nilai jual yang cukup
baik di pasaran baik dalam maupun luar negeri, diantaranya ikan sunu,
1 2 3 4 5 (4x5)
1 Pancing 16 160 549 87,808
2 Pukat mairo 9 90 1,046 94,100
3 Pukat baronang 1 1 875 875
4 Pancing Hiu 2 7 50 350
5 Jaring Ikan Terbang 5 5 5,650 28,250
6 Purse Seine (Pa'gae) 5 50 19,750 987,500
7 Sero (Gurita) 8 53 501 26,571
8 Jaring Ikan Kakap 5 50 3,684 184,200
9 Rawai 10 100 1,684 168,440
10 Jaring Cumi-cumi 7 7 3,045 21,316
11 Jaring Ikan Cendro 1 5 6,360 31,800
Total 69 528 43,194 1,631,210
Sumber : Data primer setelah diolah tahun 2012
kelautan dan Perikanan jauh lebih sedikit dibanding hasil yang diperoleh
oleh penulis (tabel 11: hanya 1.022,3 ton) karena hanya yang didaratkan
kabupaten tidak tercatat oleh petugas, dan ada pula yang di pasarkan di
Barru.
77
Satuan
Tabel 11. Produksi Perikanan Tangkap Per Kecamatan di Kabupaten Pangkep : Ton
Tahun Produksi
No Jenis Alat Penangkap Ikan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
ekonomi yang cukup tinggi kepada nelayan, baik nelayan yang berasal
dari dalam kawasan TWP Kapoposang maupun yang dari luar, hal ini
1 2 3 4 5 6 7 (5-6) 8 (4 x 5) 9 (4 x 6) 10 (8-9)
1 Pancing 16 160 45,311,387 10,130,794 35,180,593 7,249,821,867 1,620,926,984 5,628,894,883
Pukat
2 mairo 9 90 69,858,000 16,328,274 53,529,726 6,287,220,000 1,469,544,667 4,817,675,333
Pukat
3 baronang 1 1 73,180,000 45,606,944 27,573,056 73,180,000 45,606,944 27,573,056
Pancing
4 Hiu 2 7 39,500,000 630,556 38,869,444 276,500,000 4,413,889 272,086,111
Jaring Ikan
5 Terbang 5 5 56,224,000 31,910,083 24,313,917 281,120,000 159,550,417 121,569,583
Purse
Seine 5 50 125,500,000 51,038,889 74,461,111 6,275,000,000 2,551,944,444 3,723,055,556
6 (Pa'gae)
Sero
7 (Gurita) 8 53 11,044,000 3,725,397 7,318,603 585,332,000 197,446,032 387,885,968
Jaring Ikan
8 Kakap 5 50 90,500,000 9,672,000 80,828,000 4,525,000,000 483,600,000 4,041,400,000
9 Rawai 10 100 47,604,000 28,398,167 19,205,833 4,760,400,000 2,839,816,667 1,920,583,333
Jaring
10 Cumi-cumi 7 7 75,952,571 21,279,592 54,672,980 531,668,000 148,957,143 382,710,857
Jaring Ikan
11 Cendro 1 5 19,080,000 6,732,417 12,347,583 95,400,000 33,662,083 61,737,917
Total 69 523 653,753,958 225,453,112 428,300,846 30,940,641,867 9,555,469,270 21,385,172,597
Sumber: Data primer setelah diolah, 2012.
79
memiliki harga jual yang sangat tinggi di pasaran, kemudian Purse Seine
sebanyak 523 buah alat tangkap dari 11 jenis alat tangkap yang
pembudidayaan rumput laut dan teripang bagi nelayan agar hidup mereka
Bagi orang yang menyukai laut dengan terumbu karang serta ikan
hias yang beraneka ragam warna, serta pantai yang bersih merupakan
lebih tinggi dari terumbu karang andalan dunia. Para penggemar cabang-
cabang olahraga seperti layar, selancar, selam dan ski air boleh
sangat besar, Selama ini pantai Pulau Kapoposang dijadikan tempat untuk
dengan kualitas pantai yang belum tercemar oleh kerusakan alam dan
Kapoposang biasa dikunjungi oleh para wisatawan, baik lokal maupun luar
negeri. Berdasarkan data dari MDC selaku penyedia jasa rekreasi di pulau
yang bekerja di Indonesia) yang berasal dari Jepang dan Swiss, serta 21
pulau, baik itu biaya perjalanan, biaya penginapan. Rincian biaya wisata
Rumus yaitu :
= 281 x Rp 2,000,000,-
= Rp 562,000,000,-
yang datang sebanyak 281 orang dengan biaya Rp 2,000,000,- per orang
dasar inilah nilai potensi pariwisata dengan asumsi bahwa terumbu karang
dinding biasanya terbuat dari batu merah yang didatangkan dari Kota
Makassar.
Tabel 14. Jumlah dan biaya rumah yang menggunakan batu karang untuk
pembangunan di TWP kapoposang
Jumlah Rumah Pulau Gondong Bali
Biaya Rata-rata
No Jenis Rumah Jumlah Pembuatan Total Biaya
1 Semi Permanen 30 12,460,000 373,800,000
2 Permanen 60 15,660,000 939,600,000
Jumlah Rumah Pulau kapoposang
Biaya Rata-rata
No Jenis Rumah Jumlah Pembuatan Total Biaya
1 Permanen 6 15,240,000 91,440,000
2 Semi permanen 27 12,040,000 325,080,000
Kupang) dan Sekdes desa Mattiro Matae di ketahui bahwa orang yang
orang mahasiswa (S1,S2 dan S3) dari perguruan tinggi negeri maupun
dikeluarkan antara lain biaya penginapan, biaya makan dan biaya lainnya
1 2 3 4
1 Biaya transportasi 1 kali Rp 650,000
2 Biaya penginapan 4 mlm Rp 341,667
3 Biaya konsumsi 4 hari Rp 215.000
4 Biaya Sewa alat Selam 4 hari Rp 916.667
5 Biaya Pembuatan Laporan 1 Kali Rp 250.000
5 Biaya lain-lain 1 kali Rp 450,000
Biaya Rata-rata per Orang/kunjungan Rp 2,823,334
Biaya rata-rata per oarang (3 kali kunjungan/tahun) Rp 8,470,000
Total Biaya (31 Orang) Peneliti Rp 262,570,000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2012
85
tempat ikan suatu saat habis, maka hidup merekapun akan habis.
biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa sampai ke tempat tersebut, selain
itu jarak yang jauh sehingga memakan waktu beberapa jam untuk bisa
sampai, medan yang dilalui juga cukup berat, hanya waktu-waktu tertentu
dari ekosistem terumbu karang berupa harga tidak langsung dari manfaat
a. Pelindung Pantai
tanggul ataupun break water. Nilai tidak langsung terumbu karang ini
didapatkan dari nilai pembuatan beton yang terdiri dari pasir, kerikil,
ombak dengan panjang garis pantainya dapat dihitung nilai fungsi fisik
dengan panjang break water 200 meter untuk pulau yang memiliki
panjang garis pantai 2.340 meter yaitu pulau Gondongbali yang saat ini
dibangun adalah hanya 8,55% dari panjang garis pantai suatu pulau.
panjang garis pantai atau keliling pulau di enam pulau yang masuk dalam
maka fungsinya sebagai pelindung pantai juga akan hilang sehingga untuk
terumbu karang.
yang ada
90
US$ 1- US$28. Dalam kegiatan ini digunakan asumsi harga US$ 10 per
ton atau setara dengan Rp 94,620,- per ton dan nilai produktivitas primer
28,900 ton/tahun
Kapoposang senilai :
2.734.000.000 = Rp 16.796.037.641,-
3. Manfaat Pilihan
yang dijelaskan oleh Fauzi dan Anna 2005, bahwa nilai pilihan dapat
MP =( Nb x L)
Keterangan :
MP = Manfaat Pilihan
dan nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp.9.462,- maka diperoleh
4. Manfaat Keberadaan
n
ME = ∑ ( MEi) / n
i =1
Keterangan:
n = Jumlah populasi
92
dari mereka telah mengetahui apa fungsi dan manfaat terumbu karang
pertanyaan yang cocok agar tujuan penelitian dapat terjawab. Oleh karena
saat ini. Setelah itu menanyakan bahwa ikan dan biota lain yang ada di
tersebut.
5. Nilai Warisan
yang sangat tinggi. Nilai warisan ekosistem terumbu karang yang dimiliki
tidak dapat dinilai dengan pendekatan nilai pasar, oleh karena itu, nilai
dengan hal tersebut maka diperkirakan bahwa nilai warisan tidak kurang
Rp 2,568,544,260,-/tahun.
TWP Kapoposang
penelitian, serta pariwisata dan rekreasi. Manfaat tak langsung dari fungsi
terumbu.
Pada tabel 20, terlihat bahwa Total Nilai Ekonomi dari ekosistem
570,712,576,-/tahun (1,06%).
tangkap.
96
/ha/tahun serta Wawo (2000) di Pulau Ameth Nusa Laut Maluku sebesar
khas dari masing-masing lokasi penelitian dan perubahan nilai tukar yang
life support system yang disediakan oleh ekosistem tidak terukur dalam
valuasi ekonomi, selain itu nilai ekonomi total terumbu karang yang
ekonomi sumberdaya alam yang dalam hal ini terumbu karang di TWP
terumbu karang yang ada pada kawasan ini sehingga kita harus menjaga
(2006) yang akan dibandingkan dengan hasil penelitian pada tahun 2012
Tabel 21. Perbandingan hasil penelitian valuasi ekonomi tahun 2006 dan
tahun 2012 di Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep.
1 2 3 3 4 5
Metode
1 Manfaat Langsung 2,905,367,708 5,650,867,202 94.50
sama
Ada
Manfaat Tak tambahan
2 1,281,249,085 4,301,691,561 235.74
langsung item
perhitungan
Metode
3 Manfaat Pilihan 12,747,259 11,917,624 6.96*
sama
Manfaat Metode
4 2,499,999,970 3,349,500,000 33.98
Keberadaan sama
Metode
5 Manfaat Warisan 290,536,771 565,086,720 94.50
sama
Total Nilai Ekonomi 6,989,900,796 13,879,063,110 98.56
Sumber : Data primer setelah diolah, 2012
pada hasil penilaian Hasmin (2006) terlihat bahwa nilai manfaat langsung
sebesar 94.50%. Kenaikan nilai ini dikarenakan jumlah alat tangkap yang
berbeda sehingga perbedaan nilai yang ada adalah hal yang wajar.
Namun yang perlu dicatat di sini adalah inilah letak perbedaan yang
terumbu karang yang ada pada TWP Kapoposang memiliki nilai yang
demikian strategi itu dapat disusun apabila kita memiliki landasan yang
saat ini. Oleh karena itu hasil perhitungan nilai ekonomi ini, peneliti jadikan
hasil perhitungan pada tabel 20, maka dapat diartikan sebagai berikut:
berarti bahwa:
sadar atau tidak sadar suatu waktu akan menginjak terumbu karang
usaha yang lebih keras lagi untuk membina para nelayan agar tidak
dengan alat tangkap yang lebih baik serta penerapan secara tegas
terhadap peraturan yang telah ada, dalam hal ini diperlukan pengawasan
yang ketat oleh pihak pengelola yaitu BKKPN dan diperlukan partisipasi
dari batok kelapa yang tumbuh subur di kawasan ini untuk ibu-ibu rumah
hasilkan dari buah kelapa agar memiliki nilai jualnya tinggi sehingga mata
batas tertentu baik yang dilakukan oleh para wisatawan, masyarakat lokal,
103
dan para peneliti dalam memanfaatkan terumbu karang yang ada dalam
b. Manfaat pilihan yang paling kecil di antara manfaat yang ada, yaitu
sebagai habitat ikan dan lain-lain yang akan menjadi nilai potensi yang
yang ditawarkan dalam tulisan ini terlebih dahulu mengetahui fungsi yang
penyebarluasan informasi.
lain: snorkling, scuba diving, perahu kaca dan perahu wisata biasa,
pancing wisata, ski air, kawasan pendaratan penyu, areal pasir putih,
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
2. Hasil penelitian dari dua tahun yang berbeda yaitu tahun 2006 dan
B. Rekomendasi Penelitian
di wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Caesar. 2000. Coral Reefs : Their Function, Theats and Economic Value.
Driml, S. M. 1999. Dollar values and trend of major direct uses of the
Great Barrier Reef Marine Park. GBRMPA, Townsville: 56 pp.
Ohman, M. C and H.S.J Caesar. 2000. Cost and benefit of coral mining.
In: H.S.J. CESAR (ed.) Collected essay on economic of coral reef.
CORDIO. 85-93.
Lampiran 1
KUESIONER
Oleh
Haslindah
Manajemen Kelautan
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Nama : ……………………………………………………
Umur : ……………………………………………………
Pendidikan : ……………………………………………………
Pekerjaan Pokok : ……………………………………………………
Pekerjaan Sampingan : ……………………………………………………
Tanggungan Keluarga : …………………………………………………....
Pendapatan : Rp ……………………hari / bulan / tahun*
Alamat : ……………………………………………………
2. Mesin :
a. Jenis/merek mesin/kekuatan : ……….PK/HP
b. Harga Rp ……………………………….
c. Lama dipakai ……………………tahun
111
5. Hasil Tangkapan :
a. Musim Puncak/Gelombang Tenang
Jumlah trip (melaut) perbulan : ……………………….
Jenis Tangkapan Jumlah Tangkapan/ Harga Satuan
Trip (kg)
b. Musim Sedang/Pancaroba
Jumlah trip (melaut) perbulan : ………………….
Jenis Tangkapan Jumlah Tangkapan/ Harga Satuan
Trip (kg)
112
Manfaat Keberadaan
Gambar yang saya tunjukkan kepada Anda adalah gambar dua kondisi
terumbu karang yang berbeda. Gambar A menunjukkan terumbu karang
yang masih baik dengan stok ikan yang banyak. Gambar B menunjukkan
terumbu karang yang sudah rusak.
Baik Buruk
No Responden TR TC π
1 C01 77,795,000 21,014,286 56,780,714
2 C02 69,858,000 23,357,143 46,500,857
3 C03 76,910,000 20,857,143 56,052,857
4 C04 69,485,000 20,957,143 48,527,857
5 C05 78,680,000 21,157,143 57,522,857
6 C06 78,670,000 20,657,143 58,012,857
7 C07 80,270,000 20,957,143 59,312,857
Rata-rata 75,952,571 21,279,592 54,672,980
No Nama Responden TR TC π
1 S01 42,558,000 4,114,167 38,443,833
2 S02 44,264,000 4,172,500 40,091,500
3 S03 25,950,000 4,892,500 21,057,500
4 S04 44,376,000 4,164,167 40,211,833
5 S05 34,926,000 5,514,167 29,411,833
6 S06 64,250,000 4,022,500 60,227,500
7 S07 39,222,000 4,172,917 35,049,083
8 S08 33,654,000 4,133,333 29,520,667
9 S09 56,824,800 5,388,333 51,436,467
10 S10 32,799,600 19,860,952 12,938,648
11 S11 33,192,000 19,860,952 13,331,048
Rata-rata 41,092,400 7,299,681 33,792,719
A. Manfaat Langsung
berdasarkan paket yang dipilih, setiap penambahan waktu satu malam akan
= 281 x Rp 2,000,000,-
= Rp 562,000,000,-
3. Manfaat Langsung Karang
1 2 3 4
1 Biaya transportasi 1 kali Rp 650,000
2 Biaya penginapan 4 mlm Rp 341,667
3 Biaya konsumsi 4 hari Rp 215.000
4 Biaya Sewa alat Selam 4 hari Rp 916.667
5 Biaya Pembuatan Laporan 1 Kali Rp 250.000
5 Biaya lain-lain 1 kali Rp 450,000
Biaya Rata-rata per Orang/kunjungan Rp 2,823,334
Biaya rata-rata per oarang (3 kali kunjungan/tahun) Rp 8,470,000
Total Biaya (31 Orang) Peneliti Rp 262,570,000
1. Pelindung Pantai
yang dibangun adalah hanya 8,55% dari panjang garis pantai suatu pulau
4,301,691,561.
2. Nilai Serapan Karbon
yang Ada
612.75 ton/tahun
Kapoposang senilai :
= Rp 4,301,691,561 + Rp 57,978,405
= Rp 4,359,669,966
C. Manfaat Pilihan
MP = (Nb x L)
Keterangan :
MP = Manfaat Pilihan
1 2 3 4 5 (4 x 5)
1 Pancing 11 110 22,727,273 2,500,000,000
2 Pukat mairo 2 20 27,000,000 540,000,000
3 Pukat baronang 1 1 20,000,000 20,000,000
4 Pancing Hiu 2 7 22,500,000 157,500,000
5 Jaring Ikan Terbang 5 5 26,400,000 132,000,000
Total 24 147 3,349,500,000
Sumber: Data primer setelah diolah, 2012
E. Nilai Warisan
Pancing Hiu
Purse Seine (Pa’gae)
Gambar Pada Saat Wawancara Dengan Masyarakat
Kapal Nelayan
Lampiran 12.