Anda di halaman 1dari 60

SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN PRODUK JENE’DOANG


DESA PAJUKUKANG KABUPATEN MAROS

Disusun dan diajukan oleh

MUH. ILHAM
L 241 16 524

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

i
SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN PRODUK JENE’DOANG


DESA PAJUKUKANG KABUPATEN MAROS

Disusun dan diajukan oleh

Muh Ilham
L 241 16 524
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pada
Program Studi Agrobisnis Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

ii
iii
iv
ABSTRAK

Muh. Ilham L24116524. “Analisis kelayakan usaha pengolahan Jene’doang Desa


Pajukukang, Kabupaten Maros” dibimbing oleh Sitti Fakhriyyah sebagai Pembimbing
Utama dan Arie Syahruni Cangara sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan Usaha Pengolahan
Jene’doang Desa Pajukukang, Kabupaten Maros dan untuk mengetahui layak atau tidak
usaha pada Pengolahan Produk Jene’doang, Desa Pajukukang, Kabupaten Maros.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022 di Desa Pajukukang,
Kabupaten Maros dengan penentuan lokasi yang dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut memungkinkan untuk melakukan penelitian terkait
analisis kelayakan usaha pengolahan produk Jene’doang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan metode pengambilan sampel yang dilakukan
dengan cara pengambilan sampel secara langsung kelapangan dengan tujuan
memperoleh data yang valid dan lengkap dengan cara mengadakan wawancara yang
dilakukan oleh Ketua Pengolah produk Jene’doang, Desa Pajukukang, Kabupaten Maros.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Purposive
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel data yang didasarkan pada pertimbangan
tertentu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus investasi, Total
cost, penerimaan keuntungan, dan RC Ratio dengan hasil yang didapatkan yaitu besar
keuntungan produk Jene’doang per tahun sebesar Rp. 18.952.000 dan memiliki nilai
tingkat kelayakan usaha pada 2,34 dengan arti dalam tingkat kelayakan menunjukkan
kriteria R/C > 1 yang berarti usaha tersebut layak untuk dikembangkan

Kata Kunci: Jene’doang, Maros, Usaha, Perikanan

v
ABSTRAK

Muh. Inspiration L24116524. "Analysis of the feasibility of Jene'doang product


processing business. Pajukukang Village, Maros Regency" was guided by Sitti
Fakhriyyah as the Main Supervisor and Arie Syahruni Cangara as the Member
Supervisor.

This study aims to find out how much profit the Jene'doang Processing Business,
Pajukukang Village, Maros Regency and to find out whether or not it is feasible to do
business in Jene'doang Product Processing, Pajukukang Village, Maros Regency. Data
collection was carried out in February-March 2022 in Pajukukang Village, Maros Regency
with the determination of the location chosen deliberately with the consideration that the
area allows for research related to the feasibility analysis of jene'doang product processing
business. The type of research used is a case study with a sampling method carried out by
taking samples spaciousness with the aim of obtaining valid and complete data by
conducting an interview conducted by the Head of Jene'doang product processing,
Pajukukang Village, Maros Regency. The sampling method in this study uses the
Purposive Sampling method, which is a data sampling technique based on certain
considerations. The analysis used is to use the investment formula, total cost, receipts,
profits, and RC Ratio with the results obtained, namely the amount of profit of Jene'doang
products per year of Rp. 18,952,000 and has a value of the level of business safety at 2.34
with the meaning that the feasibility level shows the R / C criteria > 1 which means that the
business is feasible to be developed

Keywords: Jene'doang, Maros, Business, Fisheries

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik
segala kesempurnaan, memiliki segala ilmu dan kekuatan yang tak terbatas, yang telah
memberikan kami kekuatan, kesabaran, ketenangan, dan karunia selama ini sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Selawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Nabi
Muhammad SAW, Nabi pembawa cahaya ilmu pengetahuan yang terus berkembang
hingga kita merasakan nikmatnya hidup zaman ini.
Penulis menyadari bahwa pemaparan yang ada dalam Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Tentunya kami
akan tetap berikhtiar membenahi semua ketidaksempurnaan itu dan berdo’a semoga apa
yang kami paparkan saat ini bisa mewakili atas apa yang telah kami laksanakan selama
Penelitian. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun bagi diri pribadi penulis.
Skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Produk Jene’doang
Desa Pajukukang Kabupaten Maros merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk meraih gelar sarjana pada Program Studi Agrobisnis Perikanan, Jurusan Perikanan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Melalui kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terkhusus untuk
kedua orang tua saya, Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Hj. Megawati tercinta yang
telah menjadi orang tua yang sangat sabar dalam menghadapi semua keluh kesah
penulis, serta telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian dan doa, serta
penguat bagi penulis, penulis tidak mampu melangkah sejauh ini tanpa bimbingan kedua
orangtua tercinta. Untuk saudaraku beserta keluarga besarku yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat selama ini semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada keluarga kita.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr.Sitti
Fakhriyyah S.Pi, M.Si selaku pembimbing ketua dan ibu Arie Syahruni Cangara,
S.Pi.,M.Si selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktu dan

vii
tenaga dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dari awal
persiapan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Chasyim Hasyani, S. Pi, M.Si dan Kak Kasri S.Pi., M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Sitti Fakhriyyah, S.Pi, M.Si selaku ketua Program Studi Agrobisnis
Perikanan.
4. Ibu Arie Syahruni Cangara, S.Pi.,M.Si Selaku Pembimbing Akademik yang sudah
seperti orang tua saya yang selalu memberi semangat dan masukan selama aktif
menjadi mahasiswa.
5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan serta dosen se FIKP UH,
seluruh staf administrasi departemen dan fakultas yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan persuratan sehingga semua bisa berjalan lancar.
6. Terima kasih kepada Agusalim Al-fath, S.Pi, Rifkah Zhafirah Taufik, S.Pi , Nur
Afni Rustan, S.Pi, dan Azizah Azzahra, S.Pi, Hasriliyani, S.Pi, Rezky Inta, S.Pi ,
Tri Kartika Subair, S.Pi dan Hajriani Salpidata, S.Pi yang sangat membantu dan
mengsupport penulis disaat pengerjaan skripsi ini.
7. Terima kasih kepada Saudara Asrul Rahadi Ramlan, S.Pi , Erwin, Jum Ma’ruf
Bilna Lilhaslam dan Muhsy KP, S.Hut yang membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini.
8. Terima kasih banyak kepada Azzahra Salsabila Rosadi yang selalu memberi
semangat, perhatian, kasih sayang dan meluangkan waktunya selama ini hingga
skripsi ini selesai.
9. Terima kasih sebesar besarnya kepada Keluarga Besar KORPALA UNHAS yang
banyak membantu dan memberi masukan selama saya berproses dimabes BLUE
SKY dan menjadi rumah ke2 saya.
10. Ucapan Terima kasih juga saya sampaikan kepada Richardy Nura Bandaso, Walad
Radillah Idham (Gobang) , Ilham Nur, Ahmad Akbar Latamba, Andi Muhammad
Lutfi Nurdin dan Akhmad Fauzan saudaraku Tim Operasi Padangguni KORPALA
UNHAS atas kerja sama dan semangatnya.
11. Teman Teman SOSIAL EKONOMI PERIKANAN ANGKATAN 2016 (F16URE) terima
kasih banyak.
12. Terima kasih kepada Keluarga Besar HIMASEI UNHAS.

viii
13. Terima Kasih sebesar besarnya kepada keluarga Ibu Amria dan Ibu Jalia yang
sudah menerima kehadiran saya selama proses pengambilan data dilapangan
sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

ix
BIODATA PENULIS

Penulis bernama Muh. Ilham lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 18 Januari
1997. Penulis merupakan anak bungsu dari pasangan Ayah Abdul Hamid dan Ibu Hj.
Megawati Pendidikan yang ditempuh penulis dimulai pada tahun 2002 penulis
memasuki Taman Kanak-kanak di TK Handayani Tarakan selanjutnya memasuki
Sekolah Dasar di SDN 018 Tarakan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis
melanjutkan lagi ke tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2
Tarakan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan
ke tingkat Sekolah Menengah Atas di SMAN 2 Tarakan dan lulus pada tahun 2015.
Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi Negeri
yakni di Universitas Hasanuddin Makassar tepatnya di Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Departemen Perikanan, dengan Program Studi Agrobisnis Perikanan,
melalui jalur Mandiri. Aktivitas penulis selama menjadi mahasiswa adalah mahasiswa
aktif selama mengikuti perkuliahan dan ikut aktif dalam beberapa kepanitiaan dan
organisasi dalam lingkup fakultas Maupun Luar Fakultas.

Selama menjadi mahasiswa aktif diberbagai lembaga kemahasiswaan ,penulis


pernah Menjabat sebagai Ketua Umum Korps Pencinta Alam (KORPALA) Universitas
Hasanuddin Periode 2020, Koordinator Bidang Susur Gua KORPALA UNHAS Periode
2019, Menteri Pengaderan KEMAPI FIKP UNHAS, Anggota UKM Anak Pantai FIKP
UNHAS, Keluarga Mahasiswa Pinrang Universitas Hasanuddin dan menjadi Anggota
Keluarga Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan pada tahun 2016 – sekarang.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN (SKRIPSI)..................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR..........................................................................................................vii
BIODATA PENULIS............................................................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL............................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................ 3
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Potensi Perikanan.......................................................................................................5
B. Pengolahan Produk Perikanan....................................................................................6
C. Defenisi Usaha Kecil Menengah dan Industri Rumah Tangga.....................................9
D. Analisis Ekonomi.......................................................................................................11
E. Anlisis Kelayakan Usaha...........................................................................................14
F. Kerangka Pikir........................................................................................................... 15
III. METODE PENELITIAN................................................................................................17
A. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian.....................................................................17
B. Jenis Penelitian......................................................................................................... 17
C. Metode Pengambilan Sampel...................................................................................17
D. Metode Pengumpulan data.......................................................................................17
E. Sumber Data............................................................................................................. 19
F. Analisis Data.............................................................................................................. 19
G. Konsep Oprasional....................................................................................................20
IV. HASIL.......................................................................................................................... 22
A. Proses Produksi........................................................................................................ 22
1. Investasi................................................................................................................ 22

xi
2. Biaya Tetap........................................................................................................... 23
3. Biaya variabel.......................................................................................................24
4. Total Biaya (Total Cost).......................................................................................26
C. Analisis Keuntungan..................................................................................................26
a. Penerimaan........................................................................................................... 26
b. Keuntungan.......................................................................................................... 27
V. PEMBAHASAN............................................................................................................. 28
A. Gambaran Umum Usaha Produk Jene’Doang...........................................................28
1. Sejarah Usaha Produk Jene’Doang....................................................................28
2. Struktur OrganisasI..............................................................................................28
B. Proses Produksi Kelompok usaha Jene’Doang.........................................................28
C. Biaya Produksi.......................................................................................................... 30
D. Analisis Kelayakan Usaha.........................................................................................31
VI.PENUTUP..................................................................................................................... 32
A. Kesimpulan................................................................................................................ 32
B. Saran......................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 33

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Biaya Investasi Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria.....................23


Tabel 2. Biaya Investasi Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia.......................23
Tabel 3. Biaya Tetap Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria..........................24
Tabel 4. Biaya Tetap Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia............................24
Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria......................25
Tabel 6. Biaya Variabel Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia........................25
Tabel 7. Biaya Total usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria............................26
Tabel 8. Biaya Total usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia..............................26
Tabel 9. Biaya Penerimaan usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria.................27
Tabel 10.Biaya Penerimaan usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia..................27

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian...............................................................................16


Gambar 2. Proses Produksi produk Pengolahan Jene’doang...........................................22
Gambar 3. Struktur Organisasi usaha Jene......................................................................28

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Umum Responden................................................................................37


Lampiran 2. Biaya Tetap Usaha Produk Jene’doang Ibu Amria........................................38
Lampiran 3. Biaya Tetap Usaha Produk Jene’doang Ibu Jalia..........................................39
Lampiran 4. Biaya Variabel Usaha Produk Jene’doang.....................................................40
Lampiran 5. Biaya Variabel Usaha Produk Jene’doang Ibu Jalia......................................41
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian.................................................................................42

xv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu pengembangan industri di sektor kelautan dan perikanan yang
berorientasi ekspor adalah industri pengolahan udang. Pada umumnya, udang
dimanfaatkan tanpa kepala dan kulit atau tanpa kepala saja. Usaha perikanan, selain
menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi, juga ikut berperan dalam menghasilkan limbah
(Syamsir, 2016). Sari & Abdiani (2015) menyebutkan bahwa selama ini pemanfaatan
udang hanya terbatas untuk kebutuhan pangan saja sedangkan limbahnya seperti kulit
dan kepala udang kurang termanfaatkan dengan baik.

Besarnya potensi perikanan akan menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya


industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pengolahan ikan pada dasarnya memiliki
fungsi untuk memaksimalkan manfaat hasil, meningkatkan nilai tambah ekonomi, dan
memperpanjang daya tahan simpanan sehingga hasil produksinya sangat berpengaruh
terhadap keadaan sosial ekonomi (Winarti, 2016). Limbah industri pengolahan
perikanan pada awalnya hanya memberikan pengaruh negatif pada masyarakat dan
lingkungan sekitarnya, namun sekarang limbah tersebut memberikan pengaruh positif
karena dapat dimanfaatkan lagi sehingga dapat memberikan keuntungan bagi
masyarakat (Hikamah & Mubarok, 2012). Pengembangan industri pengolahan limbah
berpotensi untuk memperluas lapangan kerja, menumbuhkan usaha baru dalam
masyarakat, dan meningkatkan pendapatan (Luhur, dkk., 2016).
Limbah udang berupa kulit, kepala dan ekor mengandung senyawa kimia berupa
kitin, kitosan, protein, kalsium karbamat, lemak, air, abu dan lain-lain (Fachry & Sartika,
2012). Pemanfaatan limbah udang di Indonesia masih terbatas untuk pembuatan
kerupuk, petis, terasi, dan bahan pencampur pakan ternak. Limbah udang yang belum
dimanfaatkan secara optimal menyebabkan limbah tersebut kurang memiliki nilai
ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan yang bernilai
ekonomis tinggi (Harjanti, 2014 & Purwanti, 2014). haswati & Damayanti (2018)
membuat sebuah prototipe untuk pengolahan kulit udang menjadi kitin, yang
selanjutnya digunakan sebagai campuran pembuatan pupuk.

1
Kitin dan kitosan banyak dibutuhkan berbagai industri modern seperti industri
farmasi, biokimia, bioteknologi, biomedical, pangan, kertas, tekstil, pertanian, dan
kesehatan (Nuralam, dkk., 2012).
Maros merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memerlukan
pendampingan di berbagai sektor terkhususnya bidang perikanan untuk mendukung
upaya ini,maka diperlukanya bantuan dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan lebih
dalam tentang hal ini. Di daerah desa pajukukang terdapat beberapa kelompok umkm
yang sebenarnya harus diberikan perhatian lebih dikarenakan masih banyak terkendala
dalam proses pembuatan produk perikanan dalam hal ini Jene’doang atau saripati
kepala udang di Kabupaten Maros, Home Industri telah banyak berkembang baik di
kota-kota besar maupun di pedesaan. Salah satu daerah yang banyak berkembang
Home Industri adalah terdapat di Kabupaten Maros. Kabupaten Maros memiliki jumlah
Home Industri yang tidak pasti jumlahnya disebabkan tidak pernah dilakukan pendataan
selama beberapa tahun belakangan, namun terdapat salah satu Home Industri yang
terletak di Kel.Pajukukang Kec.Bontoa Kab.Maros yaitu pengolahan produk makanan
yang biasa disebut dengan Saripati Udang. Home Industri makanan di Kabupaten
Maros merupakan usaha skala kecil yang bersifat rumah tangga, karena hanya
dilakukan di rumah-rumah penduduk dan para pekerjanya berasal dari kalangan
keluarga atau kerabat mereka sendiri.
Selain dari usahanya yang berskala kecil, pengelolan sistem keuangan dan
pembukuan juga menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh Industri ini.
Akibatnya terkadang sangat sulit diketahui dengan pasti perkembangan usahanya.
Beberapa alasan Industri enggan melaksanakan pembukuan. Pertama, penyediaan
sarana dan prasarana pembukuan. Kedua, harus menyediakan tenaga khusus
pelaksananya. Ketiga, penggunaan uang yang tidak terstruktur antara untuk kegiatan
usaha dengan keperluan pribadi. Keempat, tidak mau terlalu repot dengan disiplin
pembukuan. Dan yang kelima, adanya tambahan dana yang harus dikeluarkan. Home
Industri yang ada di Kabupaten Maros pada umumnya terbilang sulit mengalami
perkembangan, olehnya itu dibutuhkan proses manajemen yang baik. Manajemen yang
baik adalah mengelola usaha dengan sistem organisasi yang memadai serta sistem
pencatatan keuangan yang baik pula. Dengan melakukan pencatatan yang baik dan
benar maka akan memiliki laporan penggunaan dana yang dalam istilah akuntansinya
Laporan Keuangan. Dengan adanya Laporan Keuangan

2
yang baik akan lebih muda diketahui tingkat keuntungan dari usaha Home Industri
tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian yang
berkaitan dengan”Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Produk Jene’doang Desa
Pajukukang Kabupaten Maros”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar keuntungan usaha pengolahan produk Jene’doang Desa Pajukukang
Kabupaten Maros?

2. Apakah Usaha Pengolahan produk Jene’doang Desa Pajukukang Kabupaten


Maros layak atau tidak untuk di kembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usaha pengolahan produk
Jene’doang Desa Pajukukang Kabupaten Maros

2. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pengolahan produk Jene’doang Desa
Pajukukang Kabupaten Maros untuk dikembangkan

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Untuk Kepentingan Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai proses produksi usaha pengolahan
udang serta mengetahui kelayakan usaha pengolahan produk perikanan yang ada di
Desa Pajukukang Kabupaten Maros.
2. Untuk Kepentingan Akademis
Diharapkan agar dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi studi-
studi selanjutnya dalam pengembangan ilmu Pengolahan hasil perikanan dan Kelayakan
usaha perikanan.

3
3. Untuk Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan motivasi serta inovasi baru
bagi masyarakat setempat agar dapat mengembangkan potensi perikanan setempat
dengan memperhatikan berbagai prosedur kelayakan usaha perikanan.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Potensi Perikanan
Produksi hasil tangkapan diperoleh sebagai akibat adanya interaksi antara jenis
ikan yang menjadi tujuan dengan penangkapan dan upaya penangkapan dari berbagai
jenis alat tangkap ikan. Interaksi antara ikan dan alat tangkap akan memberikan dampak
terhadap peningkatan produksi hasil tangkapan, tetapi pada sisi lain juga menyebabkan
terjadi pengurangan stok ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Seberapa besar laju
pengurangan stok ikan seiring dengan bertambahnya upaya penangkapan adalah
permasalahan dalam pengelolaan perikanan tangkap.

Upaya penangkapan juga merupakan ukuran untuk menghasilkan sejumlah hasil


tangkapan atau ukuran produktivitas dari unit penangkapan ikan Ukuran upaya
penangkapan ikan dapat digunakan untuk menilai laju pengurangan stok ikan atau
sebagai gambaran tentang kelimpahan ikan pada suatu kawasan perairan yang
dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan penangkapan ikan. Laju pengurangan stok ikan
tidak terjadi dalam jangka waktu pendek, tetapi akibat dari kegiatan penangkapan ikan
dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini dikarenakan bahwa sumberdaya ikan juga
mempunyai kemampuan bereproduksi (Nelwan dkk, 2010).

Upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan di Selat Makassar dan Laut Flores


saat ini diketahui telah melebihi daya dukungnya. Praktek-praktek pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang dilakukan nelayan saat ini telah menyebabkan menipisnya
stok ikan di alam. Oleh sebabnya diperlukan adanya suatu usaha perbaikan dan
pengarahan mengenai cara pem

Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Untuk melakukan


pengelolaan perikanan berkelanjutan dan menciptakan praktek pemanfaatan yang efektif,
diperlukan suatu upaya penilaian terhadap kondisi perikanan secara terpadu. Hal ini
berarti, penilaian kondisi perikanan tidak hanya dilakukan terhadap satu aspek saja,
namun dari berbagai aspek. Dijelaskan pula bahwa penilaian kondisi perikanan secara
terpadu meliputi 4 aspek yaitu aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan teknologi. (Fitrianti,
2014) menjelaskan bahwa salah satu analisis yang dapat digunakan untuk menilai
perikanan secara terpadu adalah dengan pendekatan multidimensional
scaling.Pendekatan multidimensional scaling bertujuan untuk melihat keragaan
(performance) usaha perikanan ditinjau dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan teknologi

5
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengevaluasi keberlanjutan
usaha penangkapan ikan.

B. Pengolahan Produk Perikanan


Besarnya potensi perikanan akan menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya
industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pengolahan ikan pada dasarnya memiliki
fungsi untuk memaksimalkan manfaat hasil, meningkatkan nilai tambah ekonomi, dan
memperpanjang daya tahan simpanan sehingga hasil produksinya sangat berpengaruh
terhadap keadaan sosial ekonomi (Winarti, 2016).

Produk hasil perikanan lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging


unggas dan mamalia lainya, disebabkan oleh sifat reaktif sistem biokimia tubuh.Masalah
lainnya dalam industri pengolahan produk perikanan adalah masih minimnya dukungan
infrastruktur seperti pelabuhan perikanan, jalan, listrik dan air bersih. Di samping itu,
adanya sifat dan karakteristik produk perikanan yang mudah rusak sangat membutuhkan
dukungan sistem jaringan logistik dan teknologi khusus agar produk perikanan bisa lebih
tahan lama. Untuk mengatasinya, KKP saat ini tengah membangun Sistem Logistik Ikan
Nasional (SLIN) guna menampung dan mendistribusikan bahan baku dari lokasi
penangkapan dan sentra budidaya ke UPI secara efisien (Sunoto, 2012). Selain itu, juga
melakukan langkah-langkah strategis melalui pengembangan program revitalisasi di
bidang perikanan yang mencakup revitalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
yang ada seperti kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan dan budidaya perikanan
serta mengoptimalkan unit usaha pengolahan ikan dalam negeri (Permen KP, 2014).
Kondisi ini mempengaruhi dibutuhkannya prosedur penerapan teknik pada proses pasca
panen dan pengolahan agar produk hasil perikanan tetap memiliki keamanan dan mutu
sesuai kebutuhan konsumen (Naiu dkk, 2018).

Selama ini pengolah ikan belum berfikir ke arah orientasi pasar, asal memperoleh
lebih mereka sudah puas, tanpa berusaha untuk mengembangkan usahanya dan
melakukan diversifikasi produk yang disukai konsumen. Menurut (Ahmed et al.,
2017),dalam era perdagangan bebas, rintangan perdagangan sudah tidak ada lagi dan
modal investasi asing sangat terbuka. Sehingga apabila pengelolaan usaha perikanan,
terutama usaha pengolahan tradisional kurang baik, maka yang terjadi justru persaingan
antar industri perikanan domestik dengan industri perikanan investor asing yang kuat
modal, yang terjadi kesejahteraan nelayan dan pengolah ikan justru semakin memburuk.
Sebuah catatan penting, bahwa sebenarnya produk unggulan daerah itu tidak harus

6
berupa hasil pengolahan/industri dengan teknologi canggih atau dengan investasi tinggi,
tetapi bisa berupa ‘produk lokal’ dengan daya saing yang handal. (Komaruddin, 2020).

Limbah industri pengolahan perikanan pada awalnya hanya memberikan pengaruh


negatif pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya, namun sekarang limbah tersebut
memberikan pengaruh positif karena dapat dimanfaatkan lagi sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi masyarakat (Hikamah & Mubarok, 2012). Pengembangan
industri pengolahan limbah berpotensi untuk memperluas lapangan kerja, menumbuhkan
usaha baru dalam masyarakat, dan meningkatkan pendapatan (Luhur, dkk., 2016).
Harianti (2012) menyebutkan beberapa produk hasil pengolahan limbah
perikanan yaitu:
1. Tepung Ikan
Tepung ikan adalah suatu produk padat kering yang dihasilkan dengan jalan
mengeluarkan sebagian besar cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang terkandung
di dalam tubuh ikan
2. Silase Ikan
Silase ikan adalah suatu produk cair yang dibuat dari ikan-ikan utuh atau sisa-sisa
industri pengolahan ikan. Ikan-ikan tersebut kemudian dicairkan menyerupai bubur oleh
enzim-enzim yang terdapat pada ikan ikan itu sendiri dengan bantuan asam atau
mikroba yang sengaja ditambahkan.
3. Pengolahan Kitin dan Kitosan
Kitin adalah suatu polimer dari N-Acetyl glucosamine yang terkandung dalam
kepala/kulit udang dan jenis crustacea lainnya yang mempunyai struktur rantai molekul
mirip dengan selulosa, sedangkan kitosan adalah turunan dari kitin.
4. Kecap Ikan
Kecap ikan adalah salah satu produk perikanan tradisional yang diolah secara
fermentasi. Warnanya bening kekuningan. Pasar modern khususnya pedagang eceran
modern yang memasarkan produk mempunyai beberapa karakteristik, yakni
cenderung memilih jenis-jenis kualitas tertentu, menggunakan teknologi tinggi dalam
mengoperasikan usahanya, memiliki pengawasan (dalam arti mutu dan kontinuitas)
yang baik, dan pada umumnya penentuan harga jual akan lebih tinggi dibanding pasar
tradisional. Sedangkan pasar tradisional pada umumnya memasarkan semua jenis
produk yang beraneka ragam dan cenderung tidak melihat kualitas produk tersebut dan
penetapan harga jual yang relatif lebih rendah. Berkaitan dengan adanya dua jenis
pasar ini, mengakibatkan pilihan bagi para pengolah dalam memasarkan produk

7
olahannya, untuk bisa memanfaatkan potensi yang ada dengan memasuki kedua jenis
pasar ini. Artinya, sebagai daerah sentra pengolahan produk hasil perikanan yang dekat
dengan lokasi pemasaran intersanional (Komaruddin, 2020).

Salah satu potensi perikanan yang terdapat di Indonesia adalah jenis komoditi
udang yang mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan primadona produk
ekspor utama sehingga mempunyai pasaran yang meningkat untuk menjadi sumber
devisa atau pendapatan Negara. Udang merupakan salah satu produk perikanan yang
istimewa, memiliki aroma yang spesifik dan mempunyai nilai gizi yang tinggi, di samping
itu daging udang banyak mengandung asam amino esensial yang penting bagi manusia,
seperti lisin, histidin, arginin tirosin, triflufan dan sistein (Lukman dan Musnandar, 2017).

Kebutuhan udang oleh pasar dunia yang selalu mengharapkan dalam bentuk
segar dan memenuhi standar mutu ekspor, tetap sukar dipenuhi. Oleh karena itu
sebagian besar ekspor udang Indonesia adalah berupa udang yang telah dibekukan.
Upaya pengawetan hasil perikanan khususnya udang banyak dilakukan dengan jalan
pembekuan, menurut Afrianto dan Liviawati (1989) dalam (Lukman dan Musnandar,
2017) pembekuan dapat mengawetkan sifat sifat alami udang karena pembekuan
mampu menghambat proses penurunan kimiawi, mikrobiologi dan biokimia yang dapat
mengakibatkan kerusakan atau pembusukan pada udang. Pembekuan yang cepat dan
penyimpanan dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar akan membentuk Kristal-
kristal es kecil di dalam sel sehingga dapat mempertahankan jaringan dengan kerusakan
minimum pada membran sel.

Salah satu metoda pembekuan udang adalah metode IQF (Individually Quick
Frozen) Menurut Hariadi (1994) dalam (Lukman dan Musnandar, 2017) Pembekuan
dengan IQF bertujuan agar tiap udang menjadi beku tanpa menempel satu sama lain.
Proses pembekuan dengan Metode IQF biasanya berjalan dengan cara terus menerus
(continous) dan tidak terpotong-potong (batch process).

8
C. Defenisi Usaha Kecil Menengah dan Industri Rumah Tangga

Industri pengolahan produk perikanan merupakan industri yang sangat potensial


dan strategis untuk terus dikembangkan di masa mendatang karena sektor ini sangat
didukung oleh adanya ketersediaan sumber daya alam perikanan, sumber daya
manusia di bidang perikanan serta peluang pasar domestik dan internasional yang
sangat besar. Guna mewujudkan pengembangan industri pengolahan produk
perikanan tersebut dibutuhkan investasi dalam jumlah yang signifikan. Secara teoritis,
investasi tersebut diperlukan karena dalam jangka pendek investasi akan
mempengaruhi permintaan agregat dan akan mendorong meningkatnya output dan
kesempatan kerja. Dalam jangka panjang akan terjadi pembentukan modal kapital yaitu
penambahan peralatan mesin dan bangunan. Hal tersebut akan meningkatkan output
dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Investasi tersebut
diantaranya diperlukan untuk membangun unit pengolahan ikan (UPI) baru dan
meningkatkan kapasitas UPI-UPI lama. Dari data laporan realisasi penanaman modal
berdasarkan izin usaha tetap yang dibuat oleh BKPM, tercatat bahwa pada tahun 2012
melalui penanaman modal pada industri pengolahan produk perikanan adalah sebesar
273.381 ribu dolar (Rp.328.057,2 juta), yang terdiri dari penanaman modal dalam negeri
(PMDN) senilai 235.406 ribu dolar (Rp.282.487,2 juta) dengan 11 proyek, sedangkan
melalui penanaman modal asing (PMA) senilai 37.975 ribu dolar (Rp.455.700 juta)
dengan 26 proyek. Alokasi investasi tersebut dilakukan pada pengembangan industri
pengolahan, pengawetan maupun pengalengan ikan dan biota air lainnya (BKPM,
2014) dalam (Tajerin, 2015).

Industri merupakan aktivitas manusia untuk mengelola sumber daya (resources)


baik Sumber Daya Manusia (SDM), maupun Sumber Daya Alam (SDA) di bidang
produksi dan jasa dasar, seperti makanan, pakaian, bahan bangunan, peralatan rumah
tangga dan sebagainya. Ini dapat dilihat pada keadaan krisis moneter yang terjadi pada
tahun 1997 sampai 1998 di Indonesia bahwa IKM (Industri Kecil Menengah) dan UKM
(Usaha Kecil Menengah) merupakan sabuk pengaman bagi perekonomian nasional.
Dalam keadaan krisis tersebut banyak industri dan usaha besar yang gulung tikar,
namun IKM dan UKM yang mampu menjadi penopang perekonomian nasional. Industri
kecil juga memberikan manfaat sosial yang sangat berarti yaitu dapat menciptakan
peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah, mengambil

9
peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik serta industri kecil
mempunyai kedudukan yang komplementer terhadap industri besar dan sedang
(Podungge, 2017).
Industri rumahan atau yang biasa disebut sebagai home industry seperti yang telah
diketahui pada umumnya yaitu usaha yang dikerjakan di rumah, berskala kecil, bisa
dilakukan siapa saja artinya tidak berpacu pada pendidikan tertentu, tidak memerlukan
tenaga kerja yang banyak, biasanya tenaga kerja yang digunakan yaitu kerabat sendiri,
tidak memerlukan modal yang besar, lingkup pemasaran yang masih kecil, bersifat
tradisional artinya masih mengikuti tradisi menggunakan teknologi yang sederhana
karena biasanya turun temurun, sehingga mempertahankan sifat tradisionalnya, tidak
adanya perhitungan rinci tentang produksinya. Industri rumahan dapat mengalami
perkembangan atau dapat menjadi usaha besar jika industri ini selalu memberi nilai
tambah yang tinggi bagi produk tersebut dan para pelaku industri yang terlibat
(Rahmatia, 2018).

Sebagaimana yang dikatakan Hubeis (2009:1) dalam (Rahmatia, 2018) usaha kecil
dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah (UKM) maupun industri
kecil (IK) telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional, yaitu
mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan
usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan
dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional.

Industri rumah tangga merupakan industri yang jumlah pekerjanya terdiri dari 1-4
orang pekerja (Mindhayani dkk, 2019). Pekerja yang terlibat dalam produksi merupakan
anggota keluarga atau tetangga dekat. Selain itu industri rumah tangga mempunyai ciri
proses teknologi sederhana dan penggunaan peralatan yang relatif sederhana. Industri
rumah tangga bisa menjadi penopang perekonomian dalam rumah tangga. Pelaku industri
rumah tangga pada umumnya dijalankan oleh ibu-ibu rumah tangga, karena memiliki
waktu yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi para pelaku usaha.

Dalam usaha pengembangannya industri rumah tangga masih banyak menghadapi


kendala. Untuk itu supaya industri rumah tangga mampu bersaing pada era globalisasi,
maka diperlukan pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan, serta pengelolaan
yang baik dan profesional. Dengan begitu, diharapkan industri rumah tangga menjadi
semakin berkembang dan tangguh (Mindhayani dkk, 2019).

10
11
D. Analisis Ekonomi

1. Investasi

Investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumberdaya


lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat
(benefit) di kemudian hari (in future). Dalam tataran praktik, investasi biasanya dikaitkan
dengan berbagai aktivitas yang terkait dengan penanaman uang pada berbagai macam
alternatif aset baik yang tergolong sebagai aset real (real assets) seperti tanah, emas,
properti ataupun yang berbentuk aset finansial (financial assets), misalnya berbagai
bentuk surat berharga seperti saham, obligasi ataupun reksadana. Bagi investor yang
lebih pintar dan lebih berani menanggung resiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan
juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial yang lebih berisiko lainnya yang
lebih kompleks, seperti warrants, option, dan futures maupun ekuitas internasional
(Tandelilin, 2015)Secara sederhana, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang’ di kemudian hari.Semua orang mungkin setuju dengan
pernyataan tersebut. Tetapi pernyataan tersebut tampaknya terlalu sederhana sehingga
kita perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan orang berinvestasi. Seperti
telah disinggung sebelumnya, tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang
bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan
yang diperoleh di masa datang.Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan kegiatan investasi, antara lain sebagai berikut ini (Tandelilin, 2015)
:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa datang seseorang yang
bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau
setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan-nya yang ada
sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi dampak inflasi dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan


atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan
atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak, Beberapa negara di dunia banyak melakukan


kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian

12
fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu.
2. Biaya

Biaya adalah Nilai kas atau ekuivalen kas yang digunakan untuk barang atau jasa
yang diperkirakan untuk membawa manfaat dimasa sekarang maupun dimasa depannya
ng akan datang pada organisasi. Biaya disebut sebagai kas karena sumber non kas
dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan (Kriekhoff dan Elisabeth, 2017).
Menurut Mulyadi (2010) menyatakan bahwa arti luas dari biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Secara umum dapat diketahui biaya merupakan semua pengeluaran yang


dikeluarkan selama proses produksi dan juga biaya merupakan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan dan memperoleh barang atau jasa. Dalam jangka pendek,
untuk menghasilkan barang atau jasa salah satu input yang digunakan tetap sedangkan
penggunaan input lainnya berubah. Oleh Karena itu dalam jangka pendek biaya produksi
dapat diklasifikasikan dalam biaya tetap (fixed cost/FC), biaya variabel (variable
cost/VC), dan biaya total (total cost/TC) (Ishak, 2021).

a. Biaya Tetap (FixedCost)


Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya secara keseluruhan tetap.
Biaya tetap tidak berubah jika ada perubahan dalam besar kecilnya jumlah produk yang
dihasilkan (sampai batas waktu tertentu). Misalnya seperti membeli tambak, mendirikan
bangunan, mesin-mesin untuk keperluan usaha.

b. Biaya Variabel (Variablecost)


Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya yang berubah sebagai respon
terhadap perubahan dalam tingkat keluaran yang diproduksi perusahaan. Biaya ini
besarnya tergantung pada tingkat produksi. misalnya seperti upah buruh, biaya bahan
baku.

c. Biaya Total (TotalCost)


Biaya total (Totalcost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama
kegiatan proses produksi. Total cost adalah hasil penjumlahan Fixed cost dengan
Variable cost. Total cost dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

13
TC = FC+VC

Dimana :

TC = Total Cost (Biayatotal) (Rp)


FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel) (Rp)

3. Penerimaan
Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh perusahaan atas
penjualan barang dari hasil produksinya pada tingkat harga tertentu. Setelah produsen
menghasilkan output pada kegiatan produksi maka output tersebut dijual kepada
konsumen,sehingga produsen akan memperoleh penerimaan dari hasil output yang dijual
penerimaan yang diterima oleh produsen sebagian digunakan untuk membayar biaya-
biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi. dengan memperhitungkan seluruh
biaya yang dikeluarkan. Maka produsen akan memperoleh penerimaan bersih dari tiap
produksi (Nainggolan, 2018). Secara matematis penerimaan total dapat diketahui melalui
rumus berikut (Riskawati, dkk.,2020):

Dimana :

TR = Penerimaan Total (Total Revenue)


P = Harga (Price)
Q = Quantity (Jumlah Barang)
Penerimaan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan
dengan harga output per unit. Unit harga jual per unit output (P). Penerimaan total dapat
meningkat akibat perubahan jumlah penjualan barang atau perubahan harga. Penerimaan
total meningka tapabila harga naik sedangkan penjualan tetap atau bertambah ,atau
jumlah penjualan meningkat sedangkan harga tetap atau meningkat.
Keuntungan

4. Keuntungan
Keuntungan merupakan pencerminan tingkat keberhasilan dari usaha suatu
perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan maka semakin baik pula kondisi
perusahaan dan memiliki peluang yang besar untuk berkembang (Kormayatin, 2016).
Keuntungan dari suatu usaha tergantung dari hubungan antara biaya produksi yang

14
dikeluarkan dengan jumlah penerimaan dari hasil penjualan, dengan pusat perhatian
bagaimana cara menekan biaya sewajarnya agar memperoleh keuntungan sesuai
dengan yang diinginkan. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan total
biaya. Adapun rumus dari keuntungan dapat diketahui sebagai berikut (Mastego,
dkk.,2020)
Dimana :

π = Keuntungan
TR = Penerimaan Total (Total Revenue) T

C = Biaya Total (Total Cost)

Apabila total penerimaan lebih besar dibandingkan dengan total biaya maka usaha
tersebut akan mengalami keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan layak untuk
dilanjutkan. Sebaliknya, semakin kecil total penerimaan dibandingkan dengan total biaya
maka usaha tersebut akan mengalami kerugian dan tidak layak untuk dilanjutkan. Tetapi
jika nilai total penerimaan sama dengan total biaya maka usaha tersebut dikatakan tidak
untung dan tidak rugi atau (Impas).

E. Analisis Kelayakan Usaha


Menurut Jumingan (2009) pengertian studi kelayakan adalah penilaian suatu
proyek secara menyeluruh untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberhasilannya,
bertujuan agar tidak melakukan investasi pada proyek yang tidak memberi keuntungan.
Kajian kelayakan bisnis ialah kegiatan menganalisis suatu proyek atau bisnis untuk
memberi penilaian layak atau tidak dijalankan. Analisis ini dilakukan dengan tujuan agar
tidak terjadi investasi yang terlalu besar pada suatu proyek yang tidak menguntungkan
khususnya bagi investor (Abidatul Afiyah et al, 2015). Untuk mengetahui layak atau
tidaknya Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa pajukukang Kabupaten Maros
digunakan analisis (Agustina Shinta, 2011) sebagai berikut :

R/C Ratio = TR/TC

Ketentuan :
• Bila R/C Ratio > 1 maka Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa pajukukang

15
Kabupaten Maros layak untuk diusahakan.
• Bila R/C Ratio < 1 maka Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa Kabupaten
Maros tidak layak untuk diusahakan.
• Bila R/C Ratio = 1, berarti Break Event Point maka Usaha Pengolahan produk
Jene’doang didesa pajukukang Kabupaten Maros mencapai titik impas.

F. Kerangka Pikir
Desa Pajukukang Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah pesisir Sulawesi
Selatan yang memiliki potensi sumberdaya perairan yang melimpah. Salah satu
potensinya adalah udang, dimana udang merupakan salah satu potensi perikanan yang
memiliki potensi pasar yang cukup besar dan menjanjikan. Potensi pemanfaatan udang
sebagai bahan makanan ataupun bahan olahan makanan sudah sangat sering dijumpai
di kehidupan masyarakat, namun permasalahan yang muncul kemudian adalah
bagaimana pemanfaatan limbah udang yang masih memiliki kandungan gizi yang sangat
tinggi contohnya kepala udang. Dari hal tersebut kemudian masyarakat desa pajukukang
melakukan usaha Jene’doang yang memanfaatkan limbah udang sebagai salah satu
potensi ekonomi.
Pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu upaya manusia untuk memberikan
nilai tambah atau nilai jual produk perikanan. Salah satu pengolahan hasil perikanan yang
terdapat di Kabupaten Maros adalah industri pengolahan kepala dan kulit udang menjadi
saripati udang atau bisa juga disebut dengan Jene’doang. Seperti rerata home industri
pada umumnya yang mereka hadapi adalah ketidakpastian pasar, pentingnya analisis dan
pengolahan data tentang profitabilitas usaha tentunya akan menunjang konsistensi dan
proyeksi usaha ini kedepannya. Analisis pendapatan digunakan sebagai dasar penilaian
keuntungan dari usaha yang dijalankan, sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk
membandingkan data-data yang diperoleh kedalam model analisis kelayakan agar dapat
diketahui sebaik apa kelayakan usaha tersebut.

16
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

17
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022 bertempat di Desa
Pajukukang Kabupaten Maros. Penentuan lokasi ini dipilih secara sengaja (Purposive)
dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memungkinkan untuk melakukan penelitian
terkait analisis kelayakan usaha pengolahan produk Jene’doang.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dimana menurut Arikunto (2019) studi kasus
merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu. Metode pengambilan sampel
penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara langsung kelapangan dengan
tujuan memperoleh data yang valid dan lengkap dengan cara mengadakan wawancara.
Menurut (Arikunto 2019) wawancara atau sering dikenal dengan istilah interview adalah
menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur dengan rapi, kemudian satu
per satu diperdalam dalam mengorek keterangan yang lebih lanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam.

C. Metode Pengambilan Sampel

Kelompok adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang


karakteristiknya akan diteliti. Kelompok dalam penelitian ini adalah Ketua- Ketua pengolah
produk Jene’doang yang ada di Desa pajukukang Kabupaten Maros. Metode
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode (Purposive) Sampling,
Menurut Sugiyono (2017) purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel data yang
didasarkan pada pertimbangan tertentu. Dimana peneliti cenderung menggunakan atau
memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

D. Metode Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu, pengamatan biasa
dan berpartisipasi. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan biasa adalah

18
data yang dapat diamati oleh peneliti tanpa menuntut keterlibatan secara langsung. Jenis
data yang diperoleh dengan cara ini adalah antara lain, keadaan pemukiman penduduk,
aktivitas usahanya, pola aktivitas dan kegiatan sehari-hari penduduk. Sedangkan
pengamatan berpartisipasi (full observation participation) dilakukan untuk memperoleh
data yang menuntut keterlibatan peneliti dalam setting yang diteliti, seperti perilaku dan
aktivitas pengolahan Jene’doang, hubungan dan relasi dalam kelompok aktivitas
usahanya serta hal-hal yang menyangkut substansi permasalahan dalam penelitian.
Observasi yaitu pengamatan terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi penelitian
terkait dengan judul penelitian. Obeservasi ini dilakukan dengan memperhatikan 3
element penting yakni : (1) Tempat, tempat adalah lokasi penelitian yaitu di Desa
Pajukukang Kabupaten Maros, (2) Pelaku, pelaku adalah kelompok pengolahan produk
Jene’doang, (3) Aktivitas, aktivitas adalah proses yang berkaitan dengan pengolahan
produk Jene’doang.

2. Wawancara

Wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan melalui sejumlah pertemuan


dengan informan yang didalamnya berlangsung tanya jawab dan pembicaraan terlibat
mengenai berbagai aspek yang akan dicari dalam penelitian. Dalam prosesnya, selain
informan menjelaskan informasi mengenai dirinya, seperti riwayat usaha dan aktivitas
usaha, juga dituntun untuk menjelaskan hal di luar dirinya terutama pada penekanan
untuk mengetahui strategi memenuhi kebutuhan hidupnya yang berhubungan dengan
hal-hal diluar dirinya, seperti ketergantungan dengan bahan baku, pemerintah, dan
lainnya.Pencatatannya dilakukan pada saat wawancara berlangsung. Untuk menghindari
subyektivitas jawaban informan karena interaksi langsung dengan peneliti, materi
pertanyaan yang diberikan sifatnya tidak menilai atau mengintervensi, tetapi lebih kepada
materi pertanyaan yang mengarahkan informan untuk mengungkapkan pengalaman yang
dialami atau pernah dialami yang diantaranya melalui life-history (Koentjaraningrat, 1994).

3. Dokumentasi

Dokumentasi Menurut Sugiyono (2017) dokumen merupakan catatan peristiwa


yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari
seseorang.

19
E. Sumber Data

Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung atau berbicara
secara langsung kepada beberapa responden yang dibutuhkan dalam memecahkan
masalah yang ada pada penelitian ini.
2. Data sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan melalui laporan- laporan
instansi pemerintah dan swasta terkait yang berkaitan dengan masalah dari penelitian
ini.

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan agar tujuan yang
telah dilakukan dapat tercapai yaitu :
1. Untuk mencari biaya total (Total Cost) dapat digunakan rumus (Bangun, 2010):

𝑇𝐶 = 𝐹𝐶 + 𝑉𝐶

Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost) (Rupiah)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost) (Rupiah)

VC = Biaya variabel (Variabel Cost) (Rupiah)

Penerimaan
2. Untuk mencari total penerimaan (Total Revenue) dapat digunakan rumus (Bangun,
2010):
. TR=P.Q
Keterangan :
TR = Penerimaan Total (Total Revenue) (Rupiah)

P = Harga Produk (Rupiah)


Q = Jumlah produk yang dihasilkan

20
Keuntungan
C. Untuk mencari keuntungan dapat digunakan rumus (Bangun, 2010 dan
Primyastanto, 2011):

π = TR – TC
Keterangan:
Π = keuntungan (Rupiah)
TR = Total Revenue (penerimaan total) (Rupiah)
TC = Total Cost (Biaya Total) (Rupiah

D.Untuk mengetahui layak atau tidaknya Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa
pajukukang Kabupaten Maros digunakan analisis (Agustina Shinta, 2011) sebagai
berikut :

R/C Ratio = TR/TC

Keterangan :
TR = Total Penerimaan (jumlah penerimaan/hasil penjualan) (Rp)

TC = Total Cost (jumlah biaya) (Rp)


Ketentuan :
1. Bila R/C Ratio > 1 maka Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa Pajukukang
Kabupaten Maros layak untuk diusahakan.
2. Bila R/C Ratio < 1 maka Usaha Pengolahan produk Jene’doang didesa Pajukukang
Kabupaten Maros tidak layak untuk diusahakan.
3. Bila R/C Ratio = 1, berarti Break Event Point maka Usaha Pengolahan produk
Jene’doang didesa pajukukang Kabupaten Maros mencapai titik impas.

G. Konsep Operasional
1. Analisis kelayakan usaha adalah studi yang digunakan untuk menilai layak atau
tidaknya sebuah usaha dilakukan dengan pertimbangan mendapatkan keuntungan.
2. Biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan menghasilkan
suatu produk atau jasa (Rp).
3. Penerimaan adalah jumlah produksi olahan Jene’doang yang dihasilkan pertahun
dikalikan dengan harga olahan produk Jene’doang (Rp).
4. Pendapatan usaha olahan produk Jene’doang berasal dari selisih antara jumlah

21
penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan (Rp).

5. Return cost ratio adalah analisis yang membagi antara total penerimaan dengan biaya
(Rp).

6. Biaya total adalah total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan
dalam pengolahan produk Jene’doang.
7. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah dan akan dikeluarkan sekali
dalam pengolahan produk Jene’doang.
8. Biaya variabel biaya-biaya yang sifatnya berubah-ubah dan setiap melakukan
produksi Jene’doang.

22
IV. HASIL

A. Proses Produksi
Proses produksi merupakan tahapan-tahapan dalam menghasilkan suatu produk.
Adapun gambaran proses produksi pengolahan pada Jene’Doang adalah sebagai berikut:

pengambilan pembersihan Masak/rebus kepala


bahan baku udang
kepala udang

Tiriskan hasil rebusan Masak kembali dengan penyaringan


penambahan bumbu
sari patih

Packing / dikemas

Gambar 2. Proses Produksi produk Pengolahan Jene’doang

1. Investasi

Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki


jangka waktu relative panjang dalam berbagai bidang usaha. Menurut (Soekartawi, 2016),
Investasi merupakan konversi uang pada saat sekarang yang mempunyai Hitungan untuk
memperoleh arus dana atau penghematan arus dana dimasa yang akan datang. Tujuan
Utama investasi adalah untuk memperoleh macam dan manfaat berupa keuntungan.
Adapun nilai investasi yang terdapat pada kelompok usaha Jene’Doang dapat dilihat pada
tabel berikut:

23
Tabel 1. Biaya Investasi Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria
Jenis Jumlah Harga
No Investasi (buah) Satuan Nilai Rata-rata (Rp) Persentase (%)
1 Wajan 1 200.000 200.000 9,76
2 Baskom 5 25.000 125.000 6,10
3 Tabung Gas 1 160.000 160.000 7,80
4 Kompor 1 550.000 550.000 26,83
5 Ember Bakul 3 37.000 111.000 5,41
6 Saringan 2 8.000 16.000 0,78
7 Blender 1 750.000 750.000 36,59
8 Pisau 1 20.000 20.000 0,98
9 Gayung 1 15.000 15.000 0,73
10 Sendok Nasi 1 18.000 18.000 0,88
11 Sudet 1 20.000 20.000 0,98
12 Styrofoam Box 1 65.000 65000 3,17
Total 2.050.000 100,00
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Tabel. 2 Biaya Investasi Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia


No Jenis Jumlah Harga Satuan Nilai Rata-rata Persentase (%)
Investasi (buah) (Rp) (Rp)
1 Wajan 2 200.000 400.000 13,03
2 Baskom 3 25.000 75.000 2,44
3 Tabung Gas 1 160.000 160.000 5,21
4 Kompor 1 550.000 550.000 17,91
5 Ember Bakul 6 40.000 240.000 7,82
6 Saringan 2 12.000 24.000 0,78
7 Blender 1 1.450.000 1.450.000 47,22
8 Pisau 1 27.000 27.000 0,88
9 Gayung 1 15.000 15.000 0,49
10 Sudet 2 20.000 40.000 1,30
11 Styrofoam Box 1 65.000 65000 2,12
12 Vanbelt 1 25.000 25.000 0,81
Total 3.071.000 100,00
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

2. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam periode tertentu, tidak
tergantung pada jumlah produksi. Biaya ini sifatnya tetap hanya sampai batas produksi
tertentu, tetapi akan berubah jika batas itu dilewati. Adapun biaya tetap pada kelompok
pengolah produk Jene’doang dapat dilihat pada tabel

24
Tabel 3 Biaya Tetap Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria

No Jenis Alat Jene'Doang Total Harga (Rp)


Jumlah Unit Harga Satuan (Rp)
1 Wajan 1 200.000 200.000
2 Baskom 5 25.000 125.000
3 Tabung Gas 1 160.000 160.000
4 Kompor 1 550.000 550.000
5 Ember Bakul 3 37.000 111.000
6 Saringan 2 8.000 16.000
7 Blender 1 750.000 750.000
8 Pisau 1 20.000 20.000
9 Gayung 1 15.000 15.000
10 Sendok Nasi 1 18.000 18.000
11 Sudet 1 20.000 20.000
12 Styrofoam Box 1 65.000 65000
Total 2.050.000
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Tabel 4. Biaya Tetap Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia

Jene'doang Total Harga (Rp)


No Jenis Alat
Jumlah Unit Harga Satuan (Rp)
1 Wajan 2 200,000 400,000
2 Baskom 3 25,000 75,000
3 Tabung Gas 1 160,000 160,000
4 Kompor 1 550,000 550,000
5 Ember Bakul 6 40,000 240,000
6 Saringan 2 12,000 24,000
7 Blender 1 1,450,000 1,450,000
8 Pisau 1 27,000 27,000
9 Gayung 1 15,000 15,000
10 Sudet 2 20,000 40,000
11 Styrofoam Box 1 65,000 65000
12 Vanbelt 1 25,000 25,000
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

3. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan tiap melakukan suatu produksi.
Adapun biaya variabel yang dikeluarkan dalam waktu per satu kali produksi oleh usaha
Jene’doang produk olahannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

25
Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria

No Jenis Bahan Satuan Harga Satuan (Rp) Total


1 Kepala Udang 20 Kg 1.500
30.000
2 Gula pasir 3 Kg 15.000 45.000
3 Gula Merah 5 Kg 16.000 80.000
4 Garam 1 Kg 25.000 25.000
5 Penyedap Rasa 250 Gr 23.000 23.000
6 Botol Kemasan 5 Kg 5.000 25.000
7 Gas 3 Kg 23.000 23.000
8 Listrik 12.500 12.500
Total 263.500

Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Tabel 6. Biaya Variabel Usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia

No Jenis Bahan Satuan Harga Satuan (Rp) Total


1 Kepala Udang 20 Kg 2.500 50.000
2 Gula pasir 3 Kg 15.000 45.000
3 Gula Merah 4 Kg 16.000 64.000
4 Garam 1 Kg 25.000 25.000
5 Penyedap Rasa 180 Gr 15.000 15.000
6 Botol Kemasan 100 buah 1.500 150.000
7 Gas 3 Kg 23.000 23.000
8 Listrik 12.500 12.500
Total 384.500

Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

26
4. Total Biaya (Total Cost)
Tabel 7. Biaya Total usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria
Biaya selama Biaya selama produksi
No Biaya
produksi (tahun)
1 Biaya Tetap 2.050.000 2.050.000
2 Biaya Variabel 263.500 12.648.000
total 14.698.000
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Tabel 8. Biaya Total usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia

Biaya selama Biaya selama produksi


No Biaya
produksi (tahun)
1 Biaya Tetap 3.071.000 3.071.000
2 Biaya Variabel 384.500 18.456.000
total 21.527.000
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tetap atau Fixed Cost (FC) dan biaya
variabel atau Variable Cost (VC). Adapun besar biaya total kelompok usaha Jene’Doang
dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4, dimana jumlah dari biaya tetap sebesar Rp.
2.050.000 dan biaya variabel sebesar Rp. 12.648.000 yang di jumlahkan dari total
pengeluaran selama 1 tahun sehingga biaya total dari usaha pengolahan produk
Jene’doang sebesar Rp. 14.698.000. Adapun hasil Biaya Total usaha pengolahan produk
Jene’doang yang didapatkan sebesar Rp. 21.527.000.

C. Analisis Keuntungan

a. Penerimaan
Penerimaan (Revenue) yang dimaksud adalah penerimaan produsen dari hasil
penjualan produksinya. Penerimaan total yaitu total penerimaan produsen dari hasil
penjualan produksinya (output). Sehingga penerimaan total adalah jumlah produksi yang
terjual dikalikan dengan harga jual produk (Bangun, 2010).

27
Tabel 9. Biaya Penerimaan usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Amria

Potal
No Produksi Harga satuan Hasil produksi
produksi
Produksi jene'doang
1 70 10.000 700.000
perminggu
Produksi jene'doang
2 280 10.000 2.800.000
perbulan
Produksi jene'doang
3 3360 10.000 33.600.000
pertahun
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Tabel 10. Biaya Penerimaan usaha Pengolahan produk Jene’Doang Ibu Jalia

Potal
No Produksi Harga satuan Hasil produksi
produksi
Produksi jene'doang
1 30.000 900.000
perminggu 30
Produksi jene'doang
2 30.000 3.600.000
perbulan 120
Produksi jene'doang
3 30.000 43.200.000
pertahun 1440
Sumber : Data Primer setelah diolah,2022.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penerimaan pada kelompok usaha


Jene’Doang Ibu Amria dimana harga satuan per produk sebesar Rp. 10.000, dan jumlah
produksi perminggu sebanyak 70 buah sehingga dapat di jumlahkan bahwa jumlah
produksi selama satu tahun sebanyak 3.360 buah. Dari hasil produksi pertahun yang
diketahui dapat dihitung bahwasanya jumlah penerimaan selama satu tahun sebesar Rp.
33.600.000. sedangkan Kelompok usaha Jene’doang Ibu Jalia harga satuan per produk
sebesar Rp. 30.000, dan jumlah produksi perminggu sebanyak 30 buah sehingga dapat di
jumlahkan bahwa jumlah produksi selama satu tahun sebanyak 1.440 buah dan jumlah
penerimaan selama satu tahun sebesar Rp. 43.200.000.
b. Keuntungan

Keuntungan usaha merupakan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan


selama proses produksi. Adapun besar biaya total/penerimaan kelompok usaha
Jene’Doang dapat dilihat pada jumlah penerimaan yaitu sebesar Rp. 33.600.000. dan
jumlah biaya total dari usaha pengolahan produk Jene,Doang sebesar 14.698.000.
sehingga dapat dihitung bahwa jumlah keuntungan dari usaha pengolahan produk
Jene’Doang sebesar Rp. 18.902.000 untuk pengolah produk Jene’doang Ibu Jalia memiliki
jumlah penerimaan sebesar Rp. 43.200.000 dan jumlah biaya total sebesar Rp.
21.527.000 sehingga dapat dihitung jumlah keuntungan yang didapatkan yaitu sebesar

28
Rp.21.673.00.

29
V. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Usaha Produk Jene’Doang

1. Sejarah Usaha Produk Jene’Doang

Usaha olahan produk Jene’doang Ibu Amria ini sudah berjalan selama kurang lebih
4 tahun , awalnya produksi Jene’doang ini hanya dijadikan sebagai oleh oleh khas
masyarakat bontoa akan tetapi banyaknya permintaan yang membuat pelaku usaha untuk
menjadikan olahan ini menjadi sebuah usaha di bidang perikanan dan berjalan hingga
sekarang dan usaha Jene’Doang ini sudah terdaftar di dinas kelautan dan perikanan
Kabupaten Maros. Sementara Usaha olahan dari Ibu Jalia sendiri sudah berjalan selama 9
tahun namun usaha ini belum terdaftar di dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Maros,
Ibu Jalia sendiri sudah beberapa kali melakukan pengajuan namun belum diterima hingga
saat ini.
Jene’Doang ini merupakan saripati dari kepala udang yang diproses melalui
beberapa tahap pembuatan hingga menjadi suatu olahan produk. Jene’doang, Biasaya
olahan Jene’doang disajikan dengan rujak sebagai sambel dan bisa menjadi bumbu
tambahan untuk makanan seperti nasi goreng dan lain lain. Bahan bakunya sendiri
didapatkan dari kota Makassar yang dibawa oleh mobil pengangkut kepala udang dari
perusahaan.
2. Struktur OrganisasI
Adapun Struktur Jene’doang terbagi mulai dari ketua hingga anggota, kemudian
terdapat beberapa seksi dengan masing masing tugas yang berbeda.

PENGAWAS KETUA
PEMBINA
H
.

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PRODUK HUMAS PERMODAL PEMASARAN PENGOLAH
SI AN AN

ANGGOT
A

30
Gambar 3. Struktur Organisasi usaha Jene’doang

B. Proses Produksi Kelompok usaha Jene’Doang


Proses produksi pada kelompok usaha jene’Doang melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Pengambilan Bahan baku


Pada tahap ini bahan baku utama adalah kepala udang, biasanya kepala udang ini
di ambil pada sore hari pada saat mobil pengangkut kepala udang melintas dijalan poros
Bontoa menuju Pelabuhan, pada awal mulanya kelompok ini hanya mengambil sebagian
dan hanya untuk coba-coba saja. Adapun bahan baku di dapatkan dari perusahaan
udang yang berasal dari kota Makassar lebih tepatnya di daerah kima yang berniat
membuang kepala udang di daerah pelabuhan Bontoa.
2. Proses pembersihan kepala udang
Pada proses ini hanya bagian kepala udang yang menjadi bahan baku utama yang
akan di ambil dan dibersihkan sebanyak tiga kali hingga bersih dan bau amis hilang
kemudian disaring menggunakan alat yang telah disiapkan sehingga siap untuk diolah.
3. Masak atau Rebus kepala Udang
Kepala udang yang telah bersihkan dan tidak berbau amis selanjutnya di
masukkan kedalam wajan besar yang berisi air dan direbus hingga seluruh kepala udang
berubah menjadi warna merah yang menandakan telah matang.
4. Blender
Kepala udang yang telah direbus hingga berwarna merah kemudian diblender
menggunakan alat yang sudah disediakan hingga halus, agar mudah untuk penyaringan
sari pati.
5. Penyaringan sari pati
Kepala udang yang telah halus kemudian disaring untuk memisahkan antara
ampas dari kepala udang dengan sari patinya dan dimasukan kedalam wajan untuk
melanjutkan proses pembuatan.
6. Masak Kembali
Saripati tersebut dimasak kembali dengan menambah beberapa bahan seperti
gula merah, garam dan penyedap rasa kemudian duaduk hingga tercampur merata dan
mengental sebagai indikasi bahwa olahan Jene’doang sudah masak.
7. Pendinginan di wadah
Olahan tersebut didiamkan beberapa menit hingga dingin lalu dikemas ke dalam
wadah yang telah disediakan

31
8. Pemasaran

Olahan Jene’doang siap untuk dipasarkan dan beberapa peminat Jene’doang


biasanya dari kalangan masyarakat yang tinggal diluar dari desa Pajukukang seperti
Maros dan Makassar.

C. Biaya Produksi

A. Investasi

Investasi adalah modal awal yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang


modal (Adhawati et al., 2017). Biaya investasi yang digunakan pelaku usaha
pengolahan produk Jene’doang Ibu Amria memiliki total biaya investasi yaitu
Rp.2.050.000 dan pengolahan produk Jene’doang Ibu Jalia memiliki total biaya
investasi yaitu Rp.3.071.000

B. Biaya Tetap
Biaya tetap (Fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung kepada
volume produksi karena biaya tersebut terus dikeluarkan, meskipun hasil produksi yang
diperoleh banyak ataupun sedikit. (Haj & Adhawati, 2019). Untuk mengetahui biaya tetap
dilakukan dengan menghitung lama pemakaian dari barang-barang investasi dalam
bulan, kemudian harga awal pembelian barang dibagi dengan lama pemakaian
menghasilkan biaya tetap. Biaya tetap dari usaha pengolahan produk Jene’doang Ibu
Amria memiliki total biaya tetap sebesar Rp.2.050.000 dan usaha pengolahan produk
Jene’doang Ibu Jalia Rp.3.071.000

C. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang bila dikaitkan dengan volume
secara per unit akan selalu tetap meskipun volume produksi berubah-ubah, akan tetapi
secara total biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan
aktivitas produksi (Haj & Adhawati, 2019). Biaya variabel (Variable Cost) untuk usaha
pengolahan produk Jene ‘doang Ibu Amria yaitu sebesar Rp 263.500,00 per satu kali
produksi sehingga untuk biaya variabel selama satu tahun sebesar Rp. 12.648.000
sedangkan untuk pengolah Jene’doang Ibu Jalia memiliki biaya variabel sebesar
Rp.384.500,00 per satu kali produksi dan selama satu tahun memiliki biaya sebesar
Rp.18.456.000,0

32
D. Biaya Total

Biaya total adalah jumlah antara biaya tetap (penyusutan) dan biaya variabel (Haj
& Adhawati, 2019). Biaya total yang digunakan dalam waktu pertahun oleh kelompok
usaha pengolahan produk Jene’doang yakni dengan total biaya sebesar
Rp.14.698.000,00 sementara untuk usaha olahan Jene’doang dari ibu Jalia sebesar
Rp.21.527.000

E. Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan
harga jual produk. Penerimaan usaha didapatkan dari harga dikalikan dengan
banyaknya produksi yang dihasilkan (Septiawan et al, 2017). Penerimaan dari Usaha
Pengolahan produk Jene’doang Ibu Amria dalam waktu satu Tahun memiliki penerimaan
sebesar Rp. 33.600.000,00. Dan Usaha pengolahan produk Jene’doang dari Ibu Jalia
sebesar Rp. 43.200.000,00.

F. Keuntungan Usaha
Keuntungan merupakan penghasilan bersih yang diperoleh setelah mengurangkan
penerimaan yang didapatkan dengan total biaya yang dikeluarkan (Septiawan et al,
2017). Total keuntungan yang diperoleh oleh usaha Jene’doang Ibu Amria per tahunnya
sebesar Rp. 18.902.000,00 sementara penerimaan dari usaha Jene’doang Ibu Jalia
sebesar Rp. 21.673.000,00

D. Analisis Kelayakan Usaha


Kelayakan usaha adalah suatu studi untuk mengetahui apakah investasi pada
proyek ataupun usaha tertentu itu layak dilaksanakan atau tidak. Berdasarkan tabel
kelayakan usaha Pengolahan produk Jene’doang Ibu Amria dan Ibu Jalia menunjukkan
kriteria R/C > 1 yang berarti semua usaha produk olahan perikanan yang dijalankan
mengalami keuntungan atau usaha yang dijalankan tersebut layak.
Tingkat kelayakan usaha pada kelompok usaha pengolahan produk Jene’doang
Ibu Amria dan Ibu Jalia masing-masing memiliki tingkat kelayakan 2,29 dan 2,01
berdasarkan hal tersebut tingkat kelayakan menunjukkan kriteria R/C > 1 yang berarti
usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau usaha tersebut layak.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hasnidar et al (2017) yang menyatakan bahwa
semakin besar nilai R/C maka semakin layak suatu usaha dilakukan. Sebaliknya
semakin kecil nilai R/C maka usaha tersebut tidak layak dilakukan.

33
VI.PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

1. Besar keuntungan usaha pengolahan produk jene’doang Ibu Amria per tahunnya
sebesar Rp. 18.952.000,00 sedangkan keuntungan usaha dari pengolahan produk
jene’doang Ibu Jalia pertahunya sebesar Rp. Rp.21.673.000.
2. Usaha Pengolahan produk Jene’doang yang dijalakan oleh Ibu Amria dan Ibu Jalia
mengalami keuntungan atau memiliki tingkat kelayakan usaha masing masing 2,29 dan
2,01, berdasarkan hal tersebut tingkat kelayakan menunjukkan kriteria R/C > 1 yang
berarti usaha tersebut layak untuk dikembangkan
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Produk Olahan Usaha Jene’Doang di Kabupaten Maros saran yang diberikan oleh peneliti
adalah perlunya penelitian lebih lanjut baik untuk analisis usaha dan kelayakan usaha
serta analisis bauran pemasaran yang tidak hanya pengambilan data oleh produsen saja
melainkan juga melibatkan konsumen.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adhawati, Sri S., Baso A., Malawa A., & Arief, A.A. 2017. Comparative Study of
Economic Value Post Cantrang Moratorium on the Waters of the Gulf of
Bone and Makassar Srtaits. South Sulawesi Province. Internasional
Journal of Oceans and Oceanigraphy vol 11, no.2; 201-215.

Fachry, A. R., Sartika, A. (2012). Pemanfaatan Limbah Kulit Udang dan Limbah Kulit
Ari Singkong sebagai Bahan Baku Pembuatan Plastik Biodegradable.
Jurnal Teknik Kimia, 18 (3), 1–9.

Fitrianti, Sri Riana, Moh. Mukhlis Kamal, Rahmat Kurnia. 2014. Analisis
Keberlanjutan Perikanan Ikan Terbang di Kabupaten Takalar, Sulawesi
Selatan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Depik,
3(2): 118-127 Agustus 2014 ISSN 2089-7790

Harianti. (2012). Pemanfaatan Limbah Padat Hasil Perikanan Menjadi Produk yang
Bernilai Tambah. Jurnal Balik Diwa, 3 (2), 39–46.

Harjanti, R. S. (2014). Kitosan dari Limbah Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam
Goreng. Jurnal Rekayasa Proses, 8 (1), 12–19.

Hikamah, S. R., Mubarok, H. (2012). Studi Deskriptif Pengaruh Limbah Industri


Perikanan Muncar, Banyuwangi Terhadap Lingkungan Sekitar. Bioshell, 1
(1), 1–12.

Judhaswati, R. D., Damayanti, H. O. (2018a). Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah


Kulit Udang dan Rajungan (Studi di Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur). Cakrawala, 12 (2), 118–136.

Komaruddin, Nursahbani. 2020. Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku


Pengolah Terhadap Produktivitas Pengolah Hasil Perikanan di Kabupaten
Bandung Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat. Jurnal
Akuatek Vol. 1, No. 1, Juni 2020: 27-45.

Luhur, E. S., Zulham, A., & Haryadi, J. (2016). Potensi Pemanfaatan Limbah
Perikanan di Banda Aceh. Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi K
elautan Dan Perikanan, 2 (1), 37–44.

Lukman Haris, Musnandar Enri. 2017. Proses Pengolahan Udang Beku (Frozen
Shrimp) Pleed and Deveined (PD) Dengan Metoda Pembekuan Individually
Quick Frozen (IQF) Pada PT. Dua Putra Utama Makmur TBK. Pati Jawa
Tengah. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Jambi.

Mindhayani Iva, Siti Lestariningsih, Susianti. 2019. PKM bagi Industri Rumah
Tangga di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Akademi
Manajemen Administrasi Dharmala, Jl. Letjen Suprapto No. 70. Yogyakarta

35
Mulyadi, 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Naiu Asri Silvana, Yuniarti Koniyo, Sitti Nursinar, Faizal Kasim. 2018. Penanganan
dan Pengolahan Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Negeri Gorontalo. Cv. Athra Samudra.

Nelwan Alfa F.P, M. Fedi A, Daniel R, Domu S. 2010. Evaluasi Produksi Perikanan
Tangkap Pelagis Kecil Di Perairan Pantai Barat Sulawesi Selatan.
Makassar. Universitas Hasanuddin. MARITEK. Vol 10. No 1. Maret 2010.

Nuralam, E., Arbi, B. P., Prasetyowati. (2012). Pemanfaatan Limbah Kulit Kepiting
menjadi Kitosan sebagai Penjernih Air pada Air Rawa dan Air Sung

Rahmatia, Sri. 2018. Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang Pada Industri
Rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal
Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 268-277 ISSN 2355-5408 ,
ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id.

Sari, P. D., & Abdiani, I. M. (2015). Pemafaatan Kulit Udang Dan Cangkang Kepiting
Sebagai Bahan Baku Kitosan. Jurnal Harpodon Borneo, 8(2), 142– 75 147.

Septiawan, R., Dini & Yusuf M.N. 2017. Analisis Biaya, Penerimaan, Pendapatan
B/C Pada Agroindustri Gula Aren. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh
vol.4, no.3: 360-365.

Sunoto. 2012. Arah Kebijakan Pengembangan Konsep Minapolitan diIndonesia.


Buletin Tata Ruang. 3(1): 13-17.

Syamsir. 2016. Pemanfaatan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan. Jurusan


Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Tajerin, Tikkyrino Kurniawan dan R. Maulana Nuradhi Wicaksana. 2015. Dampak


Peningkatan Investasi Untuk Pengembangan Industri Pengolahan Produk
Perikanan Indonesia Terhadap Perekonomian Nasional. Balai Besar
Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta Utara.
Tandelilin, Eduardus. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Bandung.

Winarti, L. (2016). Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan


Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah. Ziraa’ah, 41
(3), 304– 309.

36
L

A
37
N

Lampiran 1. Data Umum Responden

No Nama Umur Pendidika Lama Usaha Jumlah Tanggungan


n

1 Ibu Amria 36 SMA 4 2

2 Julia 63 SD 9 4

38
Lampiran 2. Biaya Tetap Usaha Produk Jene’doang Ibu Amria

Jene'Doang
Total Umur Penyusutan /
No Jenis Alat Harga Harga Ekonomis/ Pertahun
Jumlah
Satuan (Rp) Tahun (Rp)
Unit
(Rp)
1 Wajan 1 200.000 200.000 2 100.000
2 Baskom 5 25.000 125.000 1 125.000
3 Tabung Gas 1 160.000 160.000 5 32.000
4 Kompor 1 550.000 550.000 2 275.000
5 Ember Bakul 3 37.000 111.000 1 111.000
6 Saringan 2 8.000 16.000 1 16.000
7 Blender 1 750.000 750.000 3 250.000
8 Pisau 1 20.000 20.000 1 20.000
9 Gayung 1 15.000 15.000 1 15.000
10 Sendok Nasi 1 18.000 18.000 1 18.000
11 Sudet 1 20.000 20.000 1 20.000
12 Styrofoam Box 1 65.000 65.000 2 32.500
Total 2.050.000 1.014.500

39
Lampiran 3. Biaya Tetap Usaha Produk Jene’doang Ibu Jalia

Jene'Doang Umur Penyusutan /


Total
No Jenis Alat Jumlah Harga Ekonomis/ Pertahun
Harga (Rp)
Unit Satuan (Rp) Tahun (Rp)
1 Wajan 2 200.000 400.000 2 200.000
2 Baskom 3 25.000 75.000 1 75.000
3 Tabung Gas 1 160.000 160.000 5 32.000
4 Kompor 1 550.000 550.000 2 275.000
5 Ember Bakul 6 40.000 240.000 1 240.000
6 Saringan 2 12.000 24.000 1 24.000
7 Blender 1 1.450.000 1.450.000 5 290.000
8 Pisau 1 27.000 27.000 1 27.000
9 Teko 1 22.000 22.000 1 22.000
10 Sudet 2 20.000 40.000 2 20.000
11 Styrofoam Box 1 65.000 65.000 2 32.500
12 Vanbelt 1 25.000 25.000 1 25.000
Total 3.071.000 1.262.500

40
Lampiran 4. Biaya Variabel Usaha Produk Jene’doang.

Harga
No Jenis Bahan Jumlah
Satuan Bulan Tahun
1 Kepala Udang 1 30.000 120.000 1.440.000
2 Gula pasir 3 15.000 180.000 2.160.000
3 Gula Merah 5 16.000 320.000 3.840.000
4 Garam 5 5.000 100.000 1.200.000
5 Penyedap Rasa 1 23.000 92.000 1.104.000
6 Botol Kemasan 5 5.000 100.000 1.200.000
7 Gas 1 23.000 92.000 1.104.000
8 Listrik 12.500 50.000 600.000
Total 263.500 1.054.000 12.648.000

41
Lampiran 5. Biaya Variabel Usaha Produk Jene’doang Ibu Jalia

Harga
No Jenis Bahan Jumlah
Satuan Bulan Tahun
1 Kepala Udang 20 50.000 200.000 2.400.000
2 Gula pasir 3 45.000 180.000 2.160.000
3 Gula Merah 4 64.000 256.000 3.072.000
4 Garam 1 25.000 100.000 1.200.000
5 Penyedap Rasa 180 15.000 60.000 720.000
6 Botol Kemasan 100 150.000 600.000 7.200.000
7 Gas 3 23.000 92.000 1.104.000
8 Listrik 12.500 50.000 600.000
Total 384.500 1.538.000 18.456.000

42
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

43
44
45

Anda mungkin juga menyukai