ARFANDI
105961113716
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KOPI ARABIKA
(Studi Kasus CV. Reski Ilahi Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto)
ARFANDI
105961113716
SKRIPSI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Stambuk : 105961113716
Fakultas : Pertanian
Disetujui Oleh:
Diketahui
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Stambuk : 105961113716
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
v
PERNYATAAN MENGENAI
SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Nilai Tambah
Agroindustri Kopi Arabika (Studi Kasus CV. Reski Ilahi Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian
Arfandi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan Hasil ini dengan baik. Tak lupapula penulis
ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang
telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yangpenuh berkah.
Judul Hasil yang akan dibahas adalah “Analisis Nilai Tambah Agroindustri
Kopi Arabika Studi Kasus CV. Reski Ilahi Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto”.Hasil ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
Makassar.
Penulis sangat berharap semoga dengan adanya Hasil ini penulis dapat
pihak yang telah membantu hingga terselesainya Hasil ini, baik secara langsung
vii
2. Ibu Dr.Sri Mardiyati,S.P., M.P Selaku penguji utama dan Bapak Nadir, S.P., M.Si.
4. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
5. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan baik moril
7. Semua teman-teman yang telah membantu penyusunan hasil dari awal hingga
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan hasil ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
Arfandi
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
2.2 Usahatani................................................................................................ 9
2.3 Pendapatan............................................................................................. 11
2.6 Biaya...................................................................................................... 15
xi
3.2 Fokus Penelitian..................................................................................... 22
5.3 Proses Produksi Produk Been Green, Been Rosting dan Bubuk............ 40
6.1 Kesimpulan........................................................................................... 43
6.2 Saran..................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 45
LAMPIRAN..................................................................................................... 48
xii
DAFTAR TABEL
NO TEKS HALAMAN
Table 2. Jenis dan Biaya Alat Been Grean, Been Rosting, Dan Bubuk........... 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
NO TEKS HALAMAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
NO TEKS HALAMAN
xv
I PENDAHULUAN
Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Sulsel rata-rata setiap tahunnya
tujuh kabupaten.Produksi kopi robusta di atas 1000 ton per tahun dihasilkan di
Gowa yang produksinya juga masing-masing mencapai di atas 1000 ton per
tahun maka sangat penting untuk dikaji secara komprehensif dan intensif tentang
peluang dan prospek pengembangannya. Dalam hal ini setelah penelitian ini
memenuhi permintaan permintaan kopi tersebut. Salah satu jenis biji kopi yang
Salah satu produsen kopi Sulawesi yang concern pada produksi kopi
berbagai macam kopi specialty dengan kualitas tinggi dan beragam jenis prodak
kopi.
CV. Reski Ilahi merupakan salah satu usaha pengolahan kopi arabika.
Pengolahan ini dilakukan untuk dapat meningkatkan nilai tambah pada produk
olahan tersebut. Usaha ini dimulai dari cery, gabah kopi arabika yang berkadar
air 37% sampai menjadi green bean yang sudah memiliki kadar air 12%.
perusahaan seperti di pabrik CV. Reski Ilahi, dengan adanya nilai tambah pada
CV. Reski Ilahi, CV ini dapat berjalan dengan lancar seperti saat ini. Nilai yang
berubah di CV. Reski Ilahi adalah bahan baku yang berupa kopi cery berkadar
air tinggi, cery adalah kopi yang masih berkulit dasar setelah pasca panen,
2
setelah dilepas kulit dasarnya itu yang disebut sebagi gabah kadar air sekitar
37%. Gabah tersebut menjadi green bean atau disebut sebagai kopi beras. Green
bean adalah biji kopi yang sudah dilepas kulit ari dan kulit tanduknya dan sudah
memiliki kadar air 12%. Gabah kopi berkadar 37% memiliki harga mencapai
atau kopi beras maka harga tersebut berubah menjadi Rp 90.000 – 120.000/Kg
pada green bean. Selain green bean CV. Reski Ilahi juga memproduksi bean
rosting dan bubuk, disetiap pengolahannya memiliki alat yang berbeda dan
Rp 230.000 – 250.000/Kg. olehnya itu dari selisih harga nilai tambah setiap
pengolahan sangat tinggi. Tetapi mencermati dari prodak yang ada masing-
masing memiliki alat yang berbeda dalam penelitian ini akan menghitung jumlah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka dapat ditentukan dua rumusan
1. Berapa keuntungan agroindustri kopi arabika yang diperoleh oleh CV. Reski
2. Berapa nilai tambah kopi arabika CV. Reski Ilahi Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Kabupaten Jeneponto.
4
II TINJAUAN PUSTAKA
nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan
berperan sebagai divisa Negara. Kopi merupakan tanaman semak dengan genus
banyak dijumpai adalah kopi Arabika (Coffea arabica), kopi Robusta (Coffea
canephora), dan kopi Liberika ( Coffea liberica). Di Indonesia jenis kopi yang
paling banyak ditanam adalah jenis Robusta dan Arabika.Kopi Arabika sangat
laut (dpl). Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa yang dihasilkan akan
semakin baik.
jenis lainnya dengan cita rasa yang khas dengan kandungan kafein yang tidak
terlalu tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta.Kopi jenis Liberika sudah tidak
ditanam lagi oleh petani Indonesia karena rendemen biji kopi yang dihasilkan
hanya 10% dari bobot kopi basah (Panggabean 2011).Tanaman kopi dapat
tanah, curah hujan, ketinggian tempat, dan pemeliharaan. Untuk dapat tumbuh
dengan baik kopi harus ditanam pada tanah yang subur dan memiliki pH
berkisar 5-7 Curah hujan yang masih dapat ditoleriroleh tanaman kopi adalah
menjadi buah. Berbeda jenis kopi yang ditanam berbeda pula ketingian tempat
yang dipersyaratkan, kopi arabika tumbuh pada ketinggian diatas 1000 meter
diatas permukaan laut (mdpl) sedangkan kopi Robusta dapat tumbuh pada
Tahap pasca panen dilakukan ketika buah kopi sudah berwarna merah
hingga merah tua.Kopi mulai menghasilkan buah ketika berumur empat tahun.
yang disebut dengan panen lelesan. Pada akhir masa panen, semua buah dipanen
sampai habis yang disebut dengan panen rampasan untuk memutus daur hidup
hama (Panggabean 2011). Menurut Ridwansyah (2003), buah kopi atau sering
juga disebut kopi gelondongan basah adalah buah kopi hasil panen dari kebun,
kadar airnya masih berkisar antara 60-65 % dan biji kopinya masih terlindung
oleh kulit buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit ari. Buah kopi
tediri atas tiga bagian, yaitu lapisan kulit luar (excocarp), lapisan daging
8
proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen
antaranya.
2. Jumlah nilai akhir dari suatu produk yang bertambah pada setiap tahapan
produksi.
3. Nilai output dikurangi dengan nilaiinput bahan baku yang dibeli dan nilai
2.2 Usahatani
dan cara lain dalam pertanian. Usaha tani juga dapat dairtikan sebagai suatu
9
kegiatan yang mengorganisasi saran produksi pertanian dan teknologi dalam
merupakan seluruh organisasi dari alam, tenaga kerja, modal dan manajemen
diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, baik yang terkait secara
pengertian mulai dari bentuk sederhana yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sampai pada bentuk yang paling moderen yaitu mencari keuntungan
pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja
yang mampu bertumpu pada anggota keluarga tani. Terdapat unsur modal yang
yang peranannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani. Tipe unsur
mempunyai kedudukan yang sama penting dalam usahatani dan tak dapat
seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi
Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas dan mempelajari penggunaan
sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian sehingga
10
kerja, modal dan manajemen. Pelaku usahatani kopi yaitu petani kopi yang
(2012). Bagi petani pemilik lahan sawah yang bertindak sebagai manajer dan
Rahim dan Hastuti (2007), bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari
tentang cara petani mengelolah input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga
kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan
meningkat.
2.3 Pendapatan
keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang datang
usahatani yang sempit dapat mengakibatkan produksi persatuan luas yang tidak
dapat dicapai. Sementara efisien kerja dan efisien produksi yang tinggi
11
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan total atau total
revenue (TR) dengan biaya total cost (TC). Penerimaan usahatani adalah hasil
dari jumlah hasil produksi (output) dengan harga jual output.biaya usahatani
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit. Maka besarnya biaya ini tidak tergantung berapa produksi yang diperoleh,
diperolehnya, yang termasuk biaya variabel adalah sewa tanah, pajak, alat-alat
pertanian, iuran irigasi, dan lainnya atau bisa dikatakan sebagai biaya input
produksi.
dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor ini ada yang masih dapat diubah dalam
batasan-batasan kemampuan petani dan ada faktor yang tidak dapat diubah yaitu
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan
sehingga mampu menjadi barang jadi yang bisa dipergunakan dalam beberapa
aspek kebutuhan konsumen atau barang yang kurang nilainya menjadi barang
12
yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir
perusahaan produk olahan terdapat bahan baku dari hasil pertanian. Menurut
FAO (Hicks, 1996) suatu industri yang menggunakan bahan baku dari hasil
pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan bakuyang diolah
adalah agroindustri.
adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan
menghasilkan barang atau jasa, terdapat pada suatu bangunan atau lokasi tertentu
dan memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan serta ada satu
13
d. Industri rumah tangga tenaga kerja 1 – 4 orang.
mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan dan bahkan sampai menjual hasil
olahan agroindustri, agroindustri skala kecil, tidak jelas adanya pembagian tugas
(Soekartawi, 2000).
(2004) nilai tambah (value added)yaitu pertambahan nilai suatu komoditas karena
produksi. Nilai tambah dapat dilihat dari dua aspek yaitu nilai tambah untuk
pengelolahan dan nilai tambah untuk pemasaran.Besar nilai tambah karena proses
produksi didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap
nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain nilai
Dimana:
K=Kapasitas Produksi
14
H=Harga output
L=Nilai input lain (Nilai dan semua biaya yang terjadi selama proses
Untuk menghitung nilai tambah suatu bahan baku yang diolah menjadi
produk berbentuk lain maka dasar perhitungannya adalah sebagai berikut : bila
kebutuhan bahan baku tiap kali produksi diberi simbol a; dengan harga per
kilogramnya adalah b; output tiap kali produksi adalah c; maka faktor konversi
yang berlaku adalah h = c/a. Harga output per kilogram diberi simbol d; biaya
input total selain bahan baku yang dibutuhkan tiap kilogram bahan baku yang
2.6 Biaya
adanya biaya, maka proses produksi tidak akan berjalan. Biaya dapat dikatakan
dari proses produksi karena biaya produksi merupakan hasil kali dari input
dengan harga produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua
15
beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis
barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen (Nuraini, 2013).
pendek dan biaya jangka panjang. Produksi jangka pendek adalah jangka produksi
dimana dijumpai biaya input variabel dan biaya tetap. Sedangkan, produksi
jangka panjang adalah jangka produksi dimana semua biaya bersifat variabel
dikhususkan pada biaya produksi jangka pendek yakni biaya produksi yang
dikeluarkan pelaku usaha, baik yang berasal dari biaya tetap maupun biaya
input sehingga biaya total tersebut mencakup biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha yang jumlahnya
tertentu (Prianto, 2016). Biaya tetap menurut Tain (2016) yaitu pengeluaran yang
16
produksi.Biaya tersebut bisa berbentuk tunai maupun tidak tunai.Tunai yaitu sewa
tanah atau pajak bumi dan bunga uang, sedangkan yang diperhitungkan yaitu
penyusutan alat-alat.
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam usaha yang dilakukan
namun besar nilainya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya kapasitas produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah sesuai dengan jumlah barang
yang diproduksi. Semakin banyak sebuah barang diproduksi, maka biaya variabel
yang dikeluarkan juga semakin besar (Prianto, 2016). Biaya variabel merupakan
biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung, sebanding dengan perubahan
volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain. Biaya bahan
peneliti dapat menyimpulkan bahwa biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan
oleh produsen saat melakukan produksi dan besar kecilnya biaya variabel
Berlia, dkk (2017). Dalam penelitian mengenai “Analisis Usaha dan Nilai
Tambah Produk Kerupuk Berbahan Baku Ikan dan Udang (Studi Kasus di
17
besarnya nilai tambah dari produk kerupuk ikan dan udang.Penelitian ini
dilakukan di perusahaan Sri Tanjung pada bulan Oktober 2016 sampai Mei
2017.Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis finansial dan analisis
tambah. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa usaha pengolahan
kerupuk ikan dan kerupuk udang layak dilaksanakan dari beberapa parameter
finansial seperti keuntungan yaitu diperoleh dalam satu kali proses produksi
kerupuk ikan dan kerupuk udang sebesar Rp. 2.281.163 dan Rp. 2.257.163.
Benefit Cost Ratio (BCR) dari usaha pengolahan kerupuk ikan dan kerupuk udang
sebesar 1,09 dan 1,11. Break Even Point (BEP) produksi kerupuk ikan dan udang
sebanyak 42.215/kg dan 41.436/kg. BEP harga kerupuk ikan dan udang sebesar
Rp. 77.871/kg dan Rp. 62.946/kg. Pay Back Period (PBP) kerupuk ikan dan
kerupuk udang yaitu 1,09 tahun dan 1,21 tahun setelah kerupuk dijalankan. Nilai
tambah produk kerupuk ikan sebesar Rp. 38.287/kg dengan rasio nilai tambah
sebesar 55,20%, sedangkan nilai tambah pada produk kerupuk udang sebesar Rp.
nilai tambah tahu di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis finansial usahatani kedelai dan menghitung nilai tambah usaha tahu
18
(purposive). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2015. Analisis yang
digunakan adalah analisis pendapatan usaha tani kedelai, kelayakan investasi, dan
analisis nilai tambah. Hasil dari penelitian ini yaitu hasil perhitungan analisis
finansial usaha tani kedelai dalam satu kali panen selama tiga bulan di Kabupaten
Lombok Tengah dengan besarnya nilai R/C > 1 yaitu 1,94 menunjukkan bahwa
usahatani yang dijalankan berdasarkan kriteria adalah layak dan mempunyai arti
bahwa setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000, maka akan diperoleh
memiliki nilai tambah tinggi yaitu sebesar Rp. 7.773/kg bahan baku atau sebesar
kopi arabika pada unit usaha produktif ulian murni Kabupaten Bangli”
yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi arabika pada UUP Ulian Murni,
11 yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan di UUP Ulian Murni, Desa Ulian
Hasil dari penelitian ini yaitu nilai tambah pada pengolahan kopi arabika/kg
19
bahan baku untuk biji kopi HS sebesar Rp. 2.548,16, kopi bubuk 250g sebesar
Rp. 2.429,06, dan kopi bubuk 200g sebesar Rp. 1.032,22. Usaha pengolahan kopi
arabika pada UUP Ulian Murni layak dijalankan berdasarkan perhitungan kriteria
investasi pada tingkat suku bunga kredit sebesar 2,75% dan tingkat suku bunga
UUP Ulian Murni sensitif terhadap penurunan harga jual produk dan kenaikan
mendukung pada saat penjemuran biji kopi, pemasaran produk, dan SDM yang
Sesuai dari uraian latar belakang, rumusan masalah beserta tujuan penelitian
dan tinjauan pustaka dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada penelitian ini,
maka dapat diuraikan alur kerangka pemikiran pada penelitian ini. Kopi arabika
kafein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori
20
Kopi arabikamerupakan prodak yang dapat bertahan lama dan, petani
mampu mengolah kopi menjadi beberapa jenis olahan yang nantinya bisa
oleh semua pihak karena mengandung cita rasa yang enak dan harga yang relatif
murah. Kopi Arabika spesialti mampu diseduh dengan cara kopi biasa lainnya.
CV Reski Ilahi
Kopi Arabika
Total Biaya
- Pendapatan
Kopi Bubuk - Efisiensi
Penerimaan
- Nilai Tambah
21
III METODE PENELITIAN
Jenepotnto
mengenai data berdasarkan sumbernya, sumber data terbagi menjadi dua yaitu,
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh melalui proses wawancara
pengumpulan data.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi data ini juga dapat ditemukan
dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau
1. Observasi
2. Wawancara
24
Wawancara dilakukan menggunakan kuisisonermelalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara peneliti dan responden. Metode ini digunakan
3. Dokumentasi
penelitian ini seperti jenis tanah, monografi lokasi penelitian dan foto-foto
25
Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami
No Variabel Keterangan
.
I Output, Input Harga
1. Output (kg) (1)
2. Input Bahan Baku (kg) (2)
3. Input Tenaga Kerja (JKO) (3)
4. Faktor Konversi (4)=(1) : (2)
5. Koefisien Tenaga Kerja(JKO) (5)=(3) : (2)
6. Harga Outp/JKO)ut (Rp/kg) (6)
7. Upah Tenaga Kerja (Rp (7)
II Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Input Bahan Baku (Rp/kg) (8)
9. Sumbangan Input Lainnya (Rp/kg) (9)
10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6)
11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) - (8) - (9)
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a)/(10) x 100
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Jam) (12a) = (5) x (7)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100
13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = (11a) – (12a)
b. Tingkat Keuntungan (%) (13b) =(13a)/(10) x 100
III Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14. Margin (Rp/kg) (14) = (10) – (8)
a. PendapatanTenaga Kerja (14a) = (12a)/ (14) x 100
b. Sumbangan Input Lain (14b) = (9)/ (14) x 100
c. Keuntungan Perusahaan (14c) = (13a) / (14) x 100
2. Kopi bubuk adalah hasil olahan mulai dari pemetikan sampai kepada
penggilingan terakhir.
3.Nilai tambah adalah selisi dari harga kopi biji dengan penjualan kopi bubuk
26
4. Efisiensi adalah penggunaan waktu alat dalam pengolahan sehingga
5. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, sample sebagai pemberi
27
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
a. Sejarah Perusahaan
Perusahaan berdiri pada tahun 2012 bernama kopi rumbia seiring dengan
nama lokasi perkebunan bahan baku kopi, Rumbia adalah nama kecamatan.
Tahun 2013 berubah nama perusahaan dan berdirilah CV.Reski Ilahi, sebab
dari berbagai sisi bagus itu dilihat dari pembangunan lahiriah, tempat
pemasaran, input industri atau output industri, ada kalanya berada pada
keberhasilan dan ada kalanya mengalami masa masa kelam. Sejarah CV.Reski
pemasaran tetap, kemudian CV.Reski Ilahi telah memiliki juga tempat wisata
b.Lokasi Perusahaan
dengan sumber bahan baku atau input-input lainnya, maka usaha tersebut
memiliki peluang yang lebih besar untuk hidup dan memperoleh keuntungan
yang lebih besar karena penggunaan biaya lebih rendah khususnya biaya
a. Visi Perusahaan
b.Misi Perusahaan
c. Jalur Pemasaran
24
Secara umum, jalur pemasaran produk CV.Reski Ilahi melakukan
Pemilik
H. Nasrum
25
Direktur
Reskiwati
Keuangan Manajer
H. Nasrum Nasrawati
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengupasan. Pengolahan ini relatif tidak memerlukan modal yang besar dalam
roasting, bubuk.
Lokasi produk ini dekat dengan tempat pengolahan bahan baku atau
memiliki akses yang mudah untuk penyediaan bahan baku untuk memudahkan
dalam proses pembuatan produk bean green,bean roasting, bubuk. Bahan baku
yang digunakan pada CV.Reski Ilahi adalah kopi ceri. kopi ceri ini di
CV.Reski Ilahi untuk membuat produk bean green,bean rosting dan bubuk
sebanyak 300 kg kopi ceri sehingga menghasilkan produk 107 kg bean green
dengan harga jual 125.000/kg untuk bean rosting 300 kg kopi ceri sehingga
harga 250.000/kg.
27
Kopi ceri sebagai bahan baku yang digunakan pada (bean grean,bean
produk ini pada CV Reski Ilahi yaitu bahan baku yang terjamin dan sudah
menghasilkan produk 107 kg bean green untuk bean rosting 107 sehingga
menghasilkan 38 kg.
Bahan Baku ini mudah di dapatkan pada CV.Reski Ilahi Karna bahan
Kabupaten Jeneponto dengan bahan baku yang sudah terjamin dan terbukti
terjamin dan bisa memuaskan pada penggemar kopi dan tidak mengecewakan
5.3 Proses Produksi Produk Green Bean, Bean Rosting dan Bubuk
28
a. Penyediaan Bahan Baku
suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu
untuk dijadikan produk. Penyediaan bahan baku yang digunakan pada produk
bean green,bean rosting dan bubuk adalah kopi ceri, dalam memenuhi bahan
kopi ceri yang digunakan adalah kopi ceri yang sudah masak atau berwarna
merah. Penggunaan bahan baku dalam satu kali produksi sebanyak 300 kg.
b. Pengelupasan
mesin pengelupasan, setelah memilih kopi ceri yang sudah masak atau merah
yang akan dilakukan adalah sortasi dimana biji kopi ini dimasukkan kedalam
air dan jika kopi mengapung ini menandakan biji kopi tersebut cacat,biji kopi
yang cacat
yang masih menempel pada kulit kopi setelah direndam kopi masuk pada
tahap penjemuran untuk mengurangi kadar air pada biji kopi agar berada pada
c. Pengupasan (Huller)
29
Pengupasan Huller yang dilakukan di CV.Reski Ilahi adalah dengan men
ini bertujuan untuk melunakkan jaringan kulit agar mudah terlepas dari
bijinya.tahap ini tidak disortir lagi karna sebelum pengupasan kulit kopi
sekitar 10 menit.
d. Penyangraian
dengan cara menggunakan mesin dari proses produksi kopi bubuk adalah
khas kopi dari dalam biji kopi dengan perlakuan panas.sebelum melakukan
penyangraian kopi benar-benar dalam keadan kering jika kopi tidak kering
maka belum bisa di sangrai. CV. Reski Ilahi melakukan penyangraian dengan3
tingkatan, yaitu ringan (light),medium dan gelap (dark). Biji kopi beras
e. Pendinginan
Setelah melakukan proses sangrai pada CV Reski Ilahi selesai, biji kopi
cepat dapat menyebabkan proses penyangraian berlanjut dan biji kopi menjadi
gosong (Over Roasted). Selama pendinginan biji kopi diaduk agar proses
pendinginan lebih cepat dan merata. Selain itu, proses ini juga berfungsi untuk
30
memisahkan sisa kulit ari yang terlepas dari biji kopi saat proses
f. Penghalusan/Pembubukan
butiran kopi bubuk dengan ukuran tertentu.pada tahap penghalusan ini tidak
memakan waktu yang lama karna pada saat kopi dimasukkan ke dalam mesin
pehalus kopi akan cepat halus karna sudah mengalami tahap sangrai untuk
g. Pengemasan
produk green bean,bean roasting dan bubuk yaitu plastik kemasan dalam satu
kemasan isinya 1 kg untuk bean green dan bean roasting sedangkan untuk
bubuk kemasan isinya terbagi yaitu isi 1 kg dan 500 gr, 250 gr.
cita rasa kopi tidak gampang berubah karena telah ada ketetapan
31
pengolahan kopi ceri sebagai bahan baku dan sampai penyerbukan menjadi
Petani
Pengeringan
Bahan baku n
(kopi ceri)
Kebun CV. Pengupasan Gabah
RESKI ILAHI
Pengeringan
Penyangraian
Penyerbukan Pengemasan
(kopi bubuk)
Gambar 4. Proses produksi kopi arabika
Kabupaten Jeneponto, sekitaran tempat CV. Reski Ilahi memiliki kawasan kopi
yang cukup luas diantaranya pemilik kebun kopi yaitu petani dan ada beberapa
kawasan kopi CV. Reski Ilahi. Perusahaan selain mengolah hasil dari kebun
sendiri perusahaan juga mengolah kopi dari hasil kebun petani, berdasarkan
pada gambar diatas dilihat beberapa prodak kemasan kopi bubuk sebagai
32
kopi ceri menjadi kopi bubuk harus melewati tahap proses green bean dan bean
rosting.
menjadi produk dengan bantuan tenaga kerja. Adapun proses produksi green
bean, bean roasting, bubuk pada CV. Reski Ilahi alat sebagaimana tercantum
Tabel 2. Jenis dan biaya alat green bean, bean roasting, bubuk
Lama
Nilai
Nama nilai baru pemakaian
No sekarang Jumlah
alat (Rp)
(Rp)
(Thn)
35.000.00
30.000.000 1 9
1 Mesin Sangrai 0
20.000.00
17.000.000 1 9
2 Mesin Huller 0
Mesin
5.000.000 4.500.000 1 9
3 Pendingin
Mesin 15.000.00
13.000.000 1 9
4 Pembubukan 0
Mesin
5.000.000 4.000.000 1 9
5 Pengemasan
6 Timbangan 1.250.000 1.000.000 1 9
Mesin
1.000.000 500.000 1 9
7 Pengupasan
82.250.00
70.000.000 7 63
Jumlah 0
Sumber :Data primer tahun 2020.
33
1.361.108
150,000
150,000
90,000
1.361.498
4.500.000
5.5 Analisis Pendapatan
100,000
90,000
Pendapatan adalah hasil pengurangan antara total penjualan dengan total
105,000
4.795.000
biaya tetap dan biaya variabel produksi yang dikeluarkan. Nilai pendapatan
34
Tabel 5 memperlihatkan diantara tiga prodak masing-masing memiliki
memiliki output yang lebih besar diatara bean rosting dan bubuk, green bean
hasil konversi sebanyak 2,8 sedengkan bean rosting hasil konversi 7,5 dan
bubuk 7,8.
Jumlah produksi (Rp), green bean lebih tinggi dengan harga jual di kali dengan
bean rosting dan bubuk output produksi atau nilai konversi lebih besar sehingga
Reski Ilahi lebih besar dari pada biaya total yang dikeluarkan dalam proses
dilihat dari tiga pendapatan prodak bubuk lebih kecil daripada green bean dan
bean rosting. Berdasarkan tabe 5 menunjukkan bahwa total biaya bubuk sangat
kecil.
5.6Analisis NilaiTambah
Analisis nilai tambah yang digunakan adalah analisis satu kali proses
produksi dari kopi ceri menjadi green bean, bean rosting dan bubuk dengan
harga pembelian bahan baku kopi ceri per kilogram sebesar Rp. 15.000,00
35
sebanyak bahan baku 300 kg. Dari 300 kg bahan baku menghasilkan 107 kg
Tabel 6. Nilai tambah yang diperoleh dalam usaha olahan kopi CV. Reski Ilahi
(Tahun 2020).
36
c. Keuntungan perusahaan 8473,522184 97,05882353 97,31800766
pengolahan kopi ceri sampai jadi kopi bubuk CV. Reski Ilahi
15.000/Kg menghasilkan output green bean 107 Kg, bean rosting 40 dan
bubuk 38 Kg.
Tenaga kerja pada CV. Reski Ilahi berjumlah 2 orang dalam tiap
produksi satu jenis prodak, upah rata rata tenaga kerja sebesar Rp.
50.000/hari. Nilai faktor konversi pada CV. Reski Ilahi yaitu sebesar
Green bean 2,80, bean rosting 7,5, bubuk 7,89 didapat dari pembagian
rosting , 38 kg bubuk dengan input 300 kg kopi ceri. Nilai koefisien tenaga
dikalikan dengan harga jual atau harga output, sehingga besarnya nilai
37
produk yang dihasilkan dari tiap kilogram kopi dengan harga jual Rp.
1.907.500,00
yang digunakan dalam proses produksi. Hasil analisis nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan setiap satu kali produksi kopi arabika green
bean, bean rosting dan bubuk dijumlah secara keseluruhan adalah Rp.
4.883.371,00
38
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
pendapatan dan nilai tambah usaha produk green bean, bean rosting Dan bubuk
sebagai berikut:
6.2 Saran
kebutuhan konsumen.
prodak kopi daerah lain, menjadi nilai tambah keunggulan ciri khas
24
DAFTAR PUSTAKA
25
[ CITATION bad18 \l 1033 ]. Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah sentra
produksi.
Maulana, H. (2019). Bubuk Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Finansial
Agroindustri Kopi Kuyung Arang Di Pekon Sedayu Kecamatan Semaka
Kabupaten Tanggamus. library.kpa.unila.ac.id , 1.
Pangemanan, L., Kapantow, G., & Watung, M. (2011).Analisis Pendapatan
Usahatani Bunga Potong (Studi Kasus Petani Bunga Krisan Putih di
Kelurahan Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota
Tomohon). AGRI-SOSIOEKONOMI.
Pratama, 2020.Agroindustri merupakan kawasan pabrik yang berjalan di sektor
pertanian
Rahim.Abd. Dan Hastuti. DRW. 2007. Analisis Pengaruh Instrument Moneter
Syariah dan Konvensional terhadap Penyaluran Dana ke Sektor Usaha
Mikro Keci dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Jurnal Al Muzaraah.
Riansyah, R. (2016). Penurunan Kadar Kafein Kopi Varietas Arabika dengan
Konsentrasi Koji dan Lama Fermentasi (Doctoral dissertation, Fakultas
Teknik Unpas).
Rita, .2012.Sifat Kimia dan Evaluasi Bubu.Jurnal Floratek. Vol. 7.No.
1.Pertanian. Institut Anshori,
Santoso, S. (2018).Keunggulan Kompetitif Kelompok Pedagang Sektor Informal
Pendatang. ARISTO.
Soekartawi, S. (2007).Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan
Analisis Sistem Agroindustri Terpadu. Jurnal Agribisnis dan Ekonomi
Pertanian.
Sudiyono, A. (2004). Pemasaran Pertanian, edisi kedua. Universitas
Muhammadiyah Malang.Malang.
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Bisnis. Bandung :Alfabeta. Sugiyono. 2013.
Zainura, U., Kusnadi, N., & Burhanuddin, B. (2016).Perilaku Kewirausahaan
Petani Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah Provinsi
Aceh. Jurnal Penyuluhan.
26
23