Anda di halaman 1dari 31

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PEMUPUKAN NPK PHONSKA DAN AMPAS


KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA
(Coffea canephora L.)

Oleh:
Ramdhan Abdillah
NPM :1754211043

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM
SAMARINDA
2021 HALAMAN JUDUL
i

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PEMUPUKAN NPK PHONSKA DAN AMPAS


KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA
(Coffea canephora L.)

Oleh :
Ramdhan Abdillah
NPM : 1754211043

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pertanian Pada
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM
SAMARINDA
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Pemupukan NPK Phonska dan Ampas


Kopi Terhadap Pertumbuhan Bibit kopi Robusta
(Coffea canephora L. )
Nama : Ramdhan Abdillah
NPM : 1754211043
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agroteknologi
Konsentrasi : Perkebunan

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Tutik Nugrahini , MP Hj.Purwati, S.P.,M.P


NIDN:0027105703 NIDN:1128117101

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Widya Gama Mahakam

Dr. Akhmad Sopian,SP. MP.


NIK.097070054
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang
berjudul Pengaruh Pemupukan NPK Phonska dan Ampas Kopi Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora L.) ini tepat pada
waktunya.
Proposal penelitian ini mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari
pihak-pihak tertentu. Maka, Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang sudah membantu, diantaranya sebagai berikut :
1. Kedua orang tua dan saudara saya yang selalu sabar dalam menasehati
dan serta do’a semangatnya selama ini.
2. Rektor Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda yang telah
memberikan ijin dan fasilitas untuk penyusunan Proposal Skripsi ini.
3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda yang telah memberikan ijin dalam penyusunan Proposal
Skripsi ini.
4. Kaprodi Agroteknoligi Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda yang telah memberikan ijin dan kemudahan dalam
penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Ir. Tutik Nurgrahini , MP selaku Dosen Pembibing I yang selalu
memberikan kritik dan inovasi dalam membibing.
6. Ibu Hj. Purwati, SP., M.P selaku Dosen Pembibing II yang selalu
memberikan nasehat dan saran yang cemerlang.
7. Seluruh mahasiswa Agroteknologi, terkhusus angkatan 2017 yang
selalu memberikan dukungan dalam kegiatan bersama.
Penulis menyadari, Proposal Skripsi yang penulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan Proposal Skripsi ini.
iv

Samarinda, 13 Maret 2021

Penulis
v

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian....................................................................... 2
1.3 Hipotesis..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kopi................................................. 4
2.2 Klasifikasi Tanaman Kopi Robusta........................................... 4
2.3 Morfologi Tanaman Kopi.......................................................... 5
2.4 Syarat Tumbuh Kopi Robusta.................................................... 7
2.5 Pupuk NPK Phonska.................................................................. 8
2.6 Ampas Kopi............................................................................... 9
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan........................................................................... 11
3.3 Rancangan Percobaan................................................................ 11
3.4 Pelaksanaan Penelitian............................................................... 12
3.5 Pengambilan Data...................................................................... 12
3.6 Analisis Data.............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi robusta berasal dari hutan-hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai
barat sampai Uganda. Tanaman kopi mulai dapat menghasilkan buah kopi setelah
umur 4-5 tahun tergantung pada pemeliharaan dan iklim setempat. Tanaman kopi
dapat memberi hasil yang tinggi mulai umur 8 tahun dan dapat berbuah baik
selama 15 -18 tahun. Pemeliharaan tanaman kopi yang baik akan menghasilkan
sampai umur sekitar 30 tahun (Ridwansyah, 2003). Sejak tahun 1900 kopi robusta
telah tersebar luas ke seluruh daerah tropis. Kopi robusta dapat tumbuh lebih baik
di daerah dengan ketinggian 0-1000 mdpl, dimana tempat tersebut tidak cocok
untuk kopi arabika yang memerlukan ketinggian lebih dari 1000 mdpl untuk
menghindari serangan hama Hemelia vastatrix (HV). Hal ini yang menyebabkan
kopi robusta lebih banyak dibudidaya di Indonesia yang daerahnya didominasi
dataran rendah (Rahardjo, 2012). Ciri-ciri kopi robusta secara umum antara lain
memiliki rasa yang lebih pahit, aroma yang dihasilkan khas manis, warna biji
bervariasi, teksturnya lebih kasar daripada kopi arabika (Anggara dan Marini,
2011).
Pupuk memiliki peranan yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Terlebih kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman demi
perkembangannya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada
tanaman ialah dengan memberikan jenis pupuk yang sesuai dan dengan takaran
yang pas.
Pupuk NPK Phonska merupakan salah satu jenis pupuk yang di subsidi
oleh pemerintah dengan harga yang lebih terjangkau bagi para petani. Biasanya
pupuk NPK Phonska ini memiliki sebutan sebagai pupuk majemuk NPK yang
terdiri dari unsur hara makro seperti nitrogen (N) , phosphor (P), kalium (K) dan
sulfur (S).
2

Pupuk NPK Phonska ini dibuat dari urea, ammonium, ZA, DAP, ZK, MAP, TSP,
KCL, Phospat, zeolit, Dolomit, kieserit, TE serta beberapa zat lain. Pupuk NPK
Phonska ini memiliki zat memungkinkan pemupukan terpadu atas tanaman.
Manfaat Pupuk NPK Phoska Bagi Tanaman
Pupuk phonska, merupakan pupuk bersubsidi dari pemerintah Kandungan dan
Sifat-sifat Pupuk Phonska Kandungan yang ada pada pupuk phonska ini termasuk
cukup lengkap karena terdapat beberapa unsur hara yang penting bagi tumbuhan.
Berikut ini beberapa kandungan yang terdapat pada pupuk NPK Phonska Phospat
(P) 15% ,Nitrogen N 15% , Kalium (k) 15% , Kadar air maksimal 2% , Sulfur(S)
10%.
Manfaat menggunakan ampas kopi sebagai pupuk adalah menambahkan
bahan organik ke tanah, yang meningkatkan drainase, retensi air dan aerasi di
tanah.
1.2 Tujuan Penelitian
1). Mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta Pada Pemberian
Pupuk NPK Phoska.
2). Mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta Pada Pemberian
Ampas Kopi.
3) Mengetahui interaksi pupuk NPK Phonska dan Ampas kopi terhadap
Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta.
1.3 Hipotetis
1) Di duga Pemberian Pupuk NPK Phonska dengan dosis 18 gram/polybag
dapat memberikan pertumbuhan Bibit kopi yang terbaik.
2) Di duga Pemberian Ampas Kopi dengan dosis 10 gram/polybag dapat
memberikan pertumbuhan Bibit Kopi yang terbaik.
3) Diduga terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPK Phonska dan Ampas
Kopi terhadap pertumbuhan Bibit Kopi.
3

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bahan informasi tentang bagaimana
pengaruh pertumbuhan bibit kopi Robusta dengan pemberian pupuk NPK Phoska
dan Ampas kopi.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kopi


Kopi Robusta (Coffea canephora piere ex A.Frohner) adalah tanaman
budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus
Coffea. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun
tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Permukaan
atas daun mengkilat, tepi rata, pangkal tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 4,0-6,5 cm,
pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5-1,0 cm, dan berwarna hijau (Najiyati
dan Danarti, 2006).
Kopi Robusta (Coffea canephora Lindl., ex De Willd) termasuk dalam
kelas Dicotyledonae dan bergenus Coffea dari famili Rubiaceae. Jenis kopi ini
memiliki akar tunggang yang tumbuh tegak lurus sedalam hampir 45 cm dengan
warna kuning muda.
Kualitas citra rasa kopi Robusta di bawah kopi Arabika, tetapi kopi
Robusta rentan terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, luas areal
pertanaman kopi dan produksi kopi terbesar adalah kopi Robusta. Ciri-ciri kopi
Robusta memiliki rasa seperti coklat, lebih pahit, dan sedikit asam, bau yang
dihasilkan khas dan manis.. Tanaman kopi Robusta biasanya sudah dapat
berproduksi pada umur 2,5 tahun. Umur ekonomis kopi Robusta dapat
berproduksi hingga 15 tahun. Namun demikian tingkat produksi kopi Robusta
sangat dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaanya (Budiman, 2012).
2.2 Klasifikasi Tanaman Kopi Robusta
Kopi robusta adalah keturunan dari beberapa jenis kopi, terutama Coffea
canephora. Tanaman ini masuk dalam suku Rubiaceae marga Coffea. Jenis kopi
lain seperti liberika juga pernah digolongkan ke dalam Coffea canephora, akan
tetapi saat ini telah terpisah sebagai spesies tersendiri yaitu Coffea liberica.
5

Klasifikasi tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta L.) menurut Rahardjo


(2012) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta L.

Menurut Panggabean (2011) dalam Ansorhi (2014) Biji kopi robusta juga
memiliki karakteristik yang membedakan dengan biji kopi lainnya. Secara umum,
biji kopi robusta memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika.
Selain itu, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat, lengkungan
bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika, dan garis tengah dari atas ke
bawah hampir rata.
Kopi jenis robusta merupakan kopi yang paling akhir dikembangkan oleh
pemerintahan Belanda di Indonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap cendawan
Hemileia vastatrix dan memiliki produksi yang tinggi dibandingkan kopi liberika.
Akan tetapi, citarasa yang dimilikinya tidak sebaik dari kopi jenis arabika,
sehingga dalam pasar Internasional kopi jenis ini memiliki indeks harga yang
rendah dibandingkan kopi jenis arabika.
2.3 Morfologi Tanaman Kopi
Morfologi tanaman kopi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi beberapa
bagian yaitu:
6

a. Akar
Tanaman kopi memiliki sistem perakaran tunggang yang tidak rebah,
perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat
lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012).
b. Batang
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok
memiliki ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada
tiap ruas tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam
cabang, yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal
dan dapat menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau
dipotong) dan cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping
atau horizontal) (PTPN XII 2013).
c. Daun
Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping,
bergelombang, hijaau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. daun
tumbuh dan tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang ranting yang
tumbuh mendatar, Kopi Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila
dibandingkan dengan spesies Kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan
tebal. Warna daun kopi Arabika hujau gelap sedangkan kopi Robusta hijau terang
(Panggabean 2011)
d. Bunga
Bunga kopi tersusun dalam kelompok, masing masing terdiri dari 4-6
kuntum bunga. pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2-3 kelompok bunga
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilakn 8-18 bunga kopi berukuran kecil,
mahkota warna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau,
pangkalnya menutupi bajkal buah yang mengandung dua bakal bijik. Benang sari
terdiri dari 5-7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada
awal musim kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada ahir
musim kemarau( Najiyati dan Danarti 2007)
7

e. Buah dan Biji


Buah kopi juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan biji kopi
lainnya. Secara umum, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat,
lengkungan bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika dan garis tengah
dari atas ke bawah hampir rata (Panggabean 2011). Daging buah terdiri atas 3
bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan
kulit tanduk (endokarp) yang tipis dan keras. Buah kopi menghasilkan dua butir
biji tetapi da juga yang tidak menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu
butir biji. Biji kopi terdiri atas kulit biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi
berbentuk bulat telur, berstekstur keras dan berwarna kotor (Najiyati dan Danarti,
2012).
2.4 Syarat Tumbuh Kopi Robusta
Persyaratan iklim kopi Robusta adalah ketinggian tempat , yaitu 300-600m
diatas permukaan laut. Curah hujan 1 500 – 3000 mm/tahun. Bulan kering (curah
hujan < 60 mm/bulan) 1 ‐ 3 bulan. Suhu udara rata‐rata 24‐30°C. Pada umumnya
kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi
menghendaki sinar matahari teratur. Angin berpengaruh besar terhadap jenis kopi
yang bersifat self-steril. Hal ini untuk membantu penyerbukan yang berbeda klon.
Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik.
Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5 dan tanaman
kopi tidak menghendaki tanah bersifat basa. Kopi robusta dianjurkan
dibudidayakan dibawah naungan pohon lain (Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian 2008). Kopi ini dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian diatas 600 sampai 700 m dpl (Indrawanto dkk. 2010). Selain itu,
kopi ini sangat memerlukan tiga bulan kering berturut-turut yang kemudian diikuti
curah hujan yang cukup. Masa kering ini diperlukan untuk pembentukan
primordia bunga, florasi, dan penyerbukan. Temperatur rata-rata yang diperlukan
tanaman kopi robusta berkisar 20° – 24°C (AAK 1988).
Kopi Robusta dapat hidup di tanah agak masam, yaitu pH 5.5 - 6.5,Kopi
jenis arabika, robusta, dan liberika merupakan jenis kopi yang terdapat di
Indonesia. Akan tetapi, kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah kopi
8

jenis arabika dan robusta. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kopi 4 berkisar
1 500 sampai 2 500 mm tahun-1 dengan rata-rata bulan kering 3 bulan. Rata-rata
suhu yang diperlukan untuk tanaman kopi berkisar 15 °C sampai 25 °C dengan
kelas lahan S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman sangat berkaitan dengan
citarasa kopi tersebut.
Di dalam rangka bercocok tanam, selain memperhatikan keadaan iklim, jenis dan
varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang
akan dijalankan, seperti pembibitan atau pesemaian. Bibit-bibit yang akan ditanam
dapat berasal dari biji (zaailing), dengan kata lain yang berasal dari pembiakan
secara generatif dan sambungan atau stek, dengan kata lain yang berasal dari
pembiakan secara vegetatif (AAK, 2003).
2.5 Pupuk NPK Phonska
Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat
digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro N,P,
dan K), menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang kadang-
kadang susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan
pupuk majemuk (NPK) adalah (1) Dapat dipergunakan dengan memperhitungkan
kandungan zat hara sama dengan pupuk tunggal, (2) apabila tidak ada pupuk
tunggal dapat diatasi dengan pupuk majemuk, (3) penggunaan pupuk majemuk
sangat sederhana, dan (4) pengangkutan dan penyimpanan pupuk ini menghemat
waktu, ruangan, dan biaya (Pirngadi dan Abdulrachman, 2005). Kandungan yang
terdapat pada pupuk NPK Phonska Phospat (P) 15% ,Nitrogen N 15% , Kalium
(k) 15% , Kadar air maksimal 2% , Sulfur(S) 10%.
Menurut hasil penelitian Thamrin dkk (2020), pemberian Pupuk NPK
Phonska dengan dosis 18 gram berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman
dan diameter batang pada pertumbuhan bibit kopi robusta.
2.6 Ampas Kopi
Kandungan nutrisi pada ampas kopi sangat membantu dalam
pengomposan karena mempunyai pH rendah sekitar (6,2-6,9 pH) sehingga ampas
kopi dapat digunakan sebagai pupuk organik tanaman, sebagai berikut kandungan
pada ampas kopi.
9

Zat Terkandung: Kandungan pH 6,9-6,2 , Nitrogen 2,28% , Fosfor 0,06% ,


Kalium 0,6%.
Kandungan ampas kopi yang begitu banyak mempunyai manfaat dan
fungsi tersendiri bagi pertumbuhan tanaman. Peranan utama nitrogen (N) bagi
tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya
batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam
pembentukan Hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi
lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik
lainnya.
Unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan
akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi
sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu
asimilasi dan pernapasan; serta mempercepat pembungaan, perangsangan biji, dan
buah.
Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan
karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun,
bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium pun
merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan
penyakit.
Karena kandungan ampas kopi terdapat unsur hara makro dan sangat
esensial dibutuhkan tanaman, pupuk ampas kopi tersebut sangat dianjurkan untuk
digunakan untuk pemupukan, selain kandungnnya, pupuk ampas kopi tersebut
juga ramah lingkungan karena bahan yang digunakan dari bahan organik. 
Kandungan kimia yang terdapat pada ampas kopi sangat banyak antara
lain Corganik (44,87%), pH (5,6), N (1,69%), P (0,18 %), K (2,49 %) dan Na
(0,04%) 9 (Kasongo et al., 2011). Ampas kopi robusta memiliki kegunaan untuk
pupuk organic sebagai pertumbuhan tanaman karena memiliki zat yang
dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu ampas kopi juga bisa dimanfaatkan menjadi
bahan antibakteri dengan di aplikasikan sebagai obat (Ashfia, Adriane, Sari, &
Rusmini, 2019)
10

Hasil penelitian Destiana, (2018), pemberian ampas kopi dengan dosis 10


gram/tanaman berpengaruh nyata terhadap variable tinggi tanaman dan bobot
tanaman segar serta serapan bayam merah.
11

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan Maret
sampai bulan juni 2021, lokasi penelitian di laksanakan di jalan kenyah
(Perumahan Dosen unmul) Samarinda Utara.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, Ember,
Keranjang, Gunting, Handsprayer, paranet, Jangka sorong, Penggaris, Bumbu
untuk Ajir/lajir, Timbangan digital.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Bibit Kopi Robusta,
Tanah lapisan atas, Ampas Kopi, NPK Phonska, polybag ukuran 20 cm x 25 cm.
3.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dalam percobaan faktorial 4x4 yang terdiri dari 3 ulangan sebagai berikut.
Faktor pertama yaitu perlakuan pupuk NPK Phoska (P) yang terdiri dari 4 taraf:
Po = Tanpa Perlakuan
P1 =18 gram/polybag
P2 =22 gram/polybag
P3 =26 gram/polybag
Faktor kedua yaitu Perlakuan menggunakan Ampas Kopi (K) yang terdiri dari 4
taraf:
K0 = Tanpa Perlakuan
K1 = 10 gram/polybag
K2 = 20 gram/polybag
K3 = 30 gram/polybag
12

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan


Perlakuan K0 K1 K2 K3
P0 P0KO P0K1 P0K2 P0K3
P1 P1K0 P1K1 P1K2 P1K3
P2 P2K0 P2K1 P2K2 P2K3
P3 P3K0 P3K1 P3K2 P3K3
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Lahan Penelitian
Lahan yang digunakan sebagai tempat penelitian dibersihkan dari gulma
yang dapat menggangu tanaman penelitian.
3.4.2 Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan yaitu tanah lapisan atas sebanyak 2 kg.
Media tanam akan disiapkan satu hari sebelum bibit dipindahkan.
3.4.3 Persiapan Ampas Kopi dan Perlakuannya
A. Bubuk kopi {Coffea robusta L.) ditimbang sebanyak 2.000 gram
kemudian dimasuk kedalam ember besar.
B. Air bersih sebanyak 10.000 ml dimasak hingga mendidih kemudian
dimasukkan kedalam ember yang telah berisi kopi {Coffea robusta L.).
C. Semua bahan kopi dan air diaduk hingga merata.
D. Setelah tercampur secara homogen dibiarkan seiama 45 menit
E. Dipisahkan antara larutan kopi dan ampas kopi yang mengendap ke dasar,
air kopi di pindahkan ke ember lainya, sedangkan ampas kopi basah yang
mengendap dibawah dipindahkan ke nampan untuk proses penjemuran.
F. Dilakukan penjemuran ampas kopi dibawah sinar matahari.
G. Ampas kopi yang kering tersebut yang digunakan peneliti.
3.4.4 Persiapan Bibit Kopi
Persiapan Bibit Kopi dengan memilih bibit yang memiliki bentuk fisik
yang baik dan batang bibit kopi yang besar dan daun yang sempurna, dan tidak
diserang hama maupun penyakit. Bibit Kopi yang akan digunakan berumur 3
bulan.
13

Ciri-ciri bibit kopi robusta yang baik: tingkat produktifitasnya tinggi, dapat
berbuah dengan cepat, buahnya memiliki rasa dan aroma yang nikmat, ukuran
buahnya besar dengan biji yang besar pula, tahan terhadap hama dan penyakit.
3.4.5 Penanaman
Bibit tanaman kopi dimasukan ke dalam polybag, tanam sedalam 5 cm
pada media tanam, kemudian ditutup dan dipadatkan.
3.4.6 Pemupukan
Pemberian pupuk NPK Phonska dan Ampas Kopi disesuaikan dengan
dosis perlakuan yaitu tanpa pupuk phonska (P0), Pupuk NPK Phonska dengan
dosis 18 gram/polybag (P1), Pupuk NPK Phonska dengan dosis (P2) dengan
dosis 20 gram/polybag (P3), pupuk Npk phonska dengan dosis 22 gram/polybag
Pemberian Ampas Kopi sesuai dengan dosis perlakuan yaitu tanpa Ampas
kopi dengan kode (K0) Pupuk Ampas Kopi dengan 10 gram/polybag, dengan
kode (K1), Pupuk Ampas Kopi dengan 20 gram/polybag dengan kode (K2)
dengan Ampas Kopi 30 gram/polybag dengan kode (K3).
Pupuk NPK Phonska akan diberikan 1 minggu setelah tanaman
dipindahkan ke dalam polybag besar dengan cara ditaburkan pada alur
disekeliling bibit. Setelah ditabur kemudian ditutup menggunakan tanah dan
disiram . Pemberian ampas kopi akan diberikan setelah tanaman dipindahkan
kedalam polybag besar dengan cara ditanam didalam tanah disekitar bibit.
3.4.7 Pemeliharaan
A. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari,
frekuensi penyiraman bergantung pada kondisi cuaca. pada saat musim
kemarau, penyiraman dilakukan 1-2 hari sekali, sedangkan pada musim
hujan dapat dilakukan 3-5 hari sekali.
B. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan secara intesif pada saat gulma sudah mulai
tumbuh didalam polybag maupun antar polybag. Penyiangan dilakukan
dengan cara mencabut gulma dengan menggunakan tangan dan parang
dengan menumpukannya pada suatu tempat.
14

C. Pengendalian Hama dan penyakit


Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan pestisida nabati
apabila ada tanaman yang terserang hama dan penyakit.
Pembuatan Ekstrak Kulit Bawang Merah
Cara pembuatan Ekstrak kulit bawang:
a.Disiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan ekstrak kulit bawangmerah yakni terdiri dari kulit
bawang merah 100g,air 100ml, gelas ukur, timbangan dan panic

b. Setelah semuanya sudah disiapkan, masukan air 100ml ke dalam


panci kemudian rebus hingga mendidih. setelah itu masukan kulit
bawang merah kedalam panci yang berisi air mendidih, dan
dibiarkan selama 5 menit. setelah itu rebusan kulit bawang
dibiarkan sampai dingin.

c .Rebusan kulit bawang disaring untuk memisahkan kulit bawang


dari air rebusan. kemudian dimasukan kedalam gelas ukur dan
tambahkan air biasa untuk mencukupi 1000ml.

d. Ekstrak kulit bawang merah yangt sudah jadi kemudian


diaplikasikan.
3.5 . Pengambilan Data
Perameter yang diamati dari penelitian ini mencangkup pertumbuhan bibit
Kopi Robusta adalah sebagai berikut:
1.Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman menggunakan mistar mulai dari pangkal batang
yang diberi tanda sebelumnya (± 1 cm di atas media tanah). Pengukuran
dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 HST (hari setelah tanam).
15

2 Diameter Batang (cm)


Pengukuran diameter menggunakan jangka sorong. pada batang yang sudah
diberi tanda sebelumnya (± 2 cm di atas media tanah). Pengukuran
dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 HST (hari setelah tanam).
3. . Luas Daun (cm)
Pengukuran luas daun dilakukan pada ahir penelitian .Pengukuran luas daun
menggunakan metode panjang kali lebar, Pengukuran dilakukan pada umur
90 HST (hari setelah tanam).

3.6 Analisi Data


Tabel 2. Tabel Analisi Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) Dengan
Percobaan Faktorial.
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hitungan F. Table
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
( SK ) ( DB ) (JK) (KT) 5%/1%
Kelompok r-1 JK Kel JK Kel KT Kel
DB-1 KT Sisa
P P-1 JK P JK P KT P
DB-1 KT Sisa
K K-1 JK K JK K KT K
DB-1 KT Sisa
P.K ( A-1 ) ( 3- JK P.K JK P.K KT PK
1) DB-1 KT Sisa
Sisa P.K ( r-1 ) JK Sisa JK Sisa
P.K Sisa
Total P.K ( r-1 ) JK Total

Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
P : Perlakuan Pupuk NPK Phonska
DB : Derajat Bebas
K : Perlakuan Ampas Kopi
16

JK : Jumlah Kuadrat
BNT : Beda Nyata Terkecil
KT : Kuadrat Tengah
PK : Perlakuan NPK Phonska dan Ampas kopi
r : ulangan
t : nilai ulangan

Ketelitian maka dihitung dengan menggunakan rumus koefisien keragaman:


Rumus Koefisien keragaman (KK) :

KK =X=
√ KT Sisa X 100 %
y
Apabila hasil Sidik ragam menujukan hasil berpengaruh maka dianjurkan dengan
Uji BNT taraf 5%
Rumus Uji BNT taraf 5% :

BNT P taraf 5% = t ( a% ; db )
√ KT Galat
E.r

BNT K taraf 5% = t ( a% ; db )
√2. KT Galat
D.r

BNT PK 5% = t ( a% ; db )
√2. KT Galat
r
17

DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Yogyakarta.
AAK, 2003, Tehnik Bercocok Tanaman Padi, Kanisius, Yogyakarta.
Anggara, Anies dan Sri Marini. 2011. Kopi Sihitam Menguntungkan Budidaya
dan Pemasaran. Cahaya Atma Pustaka : Yogyakarta. 117 hal.
Anggreawan. (2017).  Klasifikasi Tanaman Kopi Robusta [Internet].[di unduh
2021 Maret 2]; 3(3) :1-19. Tersedia Pada; http://eprints.mercubuana-
yogya.ac.id/1433/2/BAB%20II.pdf.
Azkia Quora. (2012). Kandungan Ampas Kopi [Internet]. [di unduh 2021
maret13 1(10) : 1-2. Tersedia Pada; https://id.quora.com/Taukah-kamu-
apa-yang-terkandung-dalam-ampas-kopi.
Backer, C.A., & Bakhuisen van den Brink R.C 1968. Flora of Java
(Spermatophytes Only). Vol. III Wolters-Noordhoff, N.V. – Groningen-
The Netherlands.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian., 2008.
Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Lampung.
Budiman Haryanto, S.P. 2012, Budi Daya Karet Unggul, Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Dinas Pertanian Kabupaten grobogan (2019). Mengenal Pupuk NPK Phonska
[Internet]. [di unduh 2021 Maret 14]; 19(12) : 1-3. Tersedia Pada;

https://www.facebook.com/dinaspertaniankabupatengrobogan/posts/menge
nal-pupuk-npk-phonskaapa-itu-pupuk-phonskapupuk-memiliki-peranan-
yang-sanga/2951143938229578/.
Istiana, E. (2018). Efektifitas Pupuk Organik Ampas Kopi Dan Pupuk NPK
Terhadap N-Total K- Tersedia Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Serta
Serapan N Bayam Merah (Doctoral dissertation, Universitas Jendral
Soedirman).
Najiyati, S dan Danarti. 2006. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta. 192 hlm.
18

Najiyati, S., & Danarti. (2012). Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya.
PT. Perkebunan Nusantara XII. 2013. Pedoman Pengelolaan Budidaya Tanaman
Kopi Arabika. Surabaya (ID): PTPN XII.
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media
Pustaka hlm 124-132.
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media
Pustaka hlm 124-132.
Pirngadi, S. dan S. Abdulrachman. 2005. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK (15- 15-
15) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Agrivigor 4:
188-197.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta : Penerbar Swaday.
Ridwansyah. (2003). Pengolahan Kopi. Departemen Teknologi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Repository. (2015), Bab II Tinjauan Pustaka Kopi Robusta [Internet].[di unduh
2021 Maret 4]; 07(09) :7-10. Tersedia Pada;
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/D11A/2015/D.131.15.0092/D.131.
15.0092-05-BAB-II-20200907073314.pdf.
Sulistyaningtyas, Ayu Rahmawati. Pentingnya pengolahan basah (wet processing)
buah kopi robusta (coffea robusta lindl. Ex. De. Will) untuk menurunkan
resiko kecacatan biji hijau saat coffee grading. In: prosiding seminar
nasional & internasional. 2017.
Sudarka, W., Sarwadana, S.M., Wijana, I.G dan Pradnyawati, N.M. 2009.
Pemuliaan Tanaman. Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Sakina Rakhman Diah Setiawan Kompas.com (2021), Membuat Ampas Kopi
[Internet]. [di unduh 2021 Maret 16]; 14(01) : 1-4. Tersedia pada ;
https://www.kompas.com/homey/read/2021/01/14/115000076/ampas-
kopi-bisa-dijadikan-kompos-begini-cara-membuatnya?
19

page=all#:~:text=Manfaat%20menggunakan%20ampas%20kopi
%20sebagai,subur%20sekaligus%20menarik%20cacing%20tanah
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada. University Press.
Yogyakarta
Van Steenis. 2008. Flora. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
20

Lampiran 1. Deskripsi Kopi Robusta (Coffea conefera)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN


Nomor : 419/Kpts/SR.120/8/2003
Tanggal : 20 Agustus 2003

DESKRIPSI KOPI ROBUSTA KLON BP 936

Asal : Hasil seleksi individual pada keturunan


persilangan antara SA 164 – 11 asal biji X
BP 42 dengan nomor pohon induk Samb
54.

Tipe Pertumbuhan : Habitus sedang kompak, tajuk rimbun,


sehingga dompalan buah tersembunyi.

Warna Daun : Daun muda berwarna hijau keecoklatan


muda, daun tua berwarna hijau.

Sifat Percabangan : Percabangan kaku mendatar tetapi teratur.

Bentuk dan Helaian Daun : Daun berbentuk oval memanjang, tetapi


ujung daun membuat tumpul agak lebar,
duduk daun melengkung ke bawah.

Bunga : Berbunga agak awal.

Buah : Buah membulat besar dengan permukaan


halus, buah muda hijau muda bersih, ketika
masak relatif seragam, letak buah
tersembunyi dibalik daun.
21

Biji : Biji termasuk berukuran sedang, berat 100


butir biji 34 gram, dengan rendaman 20,
3%. Presentase biji normal 71,5% dengan
catatan biji terbanyak karena biji hampa
dan biji bulat.

Daya Hasil (Potensi Produksi) : 1,6–2,2 ton/ha kopi pasar untuk penanamna
dengan populasi 1.600 per ha.

Citarasa : Baik.

Ketahanan Terhadap Hama : Rentas nematoda parasit, penyakit utama.

Umur Ekonomis : 25 tahun.

Daerah Adaptasi : Adaptabilitas luas, untuk semua tipe iklim


dan ketinggian tempat tetapi produktivitas
maksimal pada iklim basah.

Anjuran Penanaman : Sebagai salah satu penyusun komposisi


klon pada berbagai ketinggian tempat dan
tipe iklim.

Komposisi Klon pada berbagai

Ketinggian tempat, tipe iklim

basah : SA 203 : BP 936, BP 939 : BP 436 : BP


534 : BP 0

Komposisi Klon pada berbagai

Ketinggian tempat, tipe iklim

Kering : BP 396 : BP 939 : SA 203

Pemulia : Retno, Hulupi, Surip Mawardi, Mudrig,


Sidarta, Hartobudoyo (alm).
22

Lampiran 2. Foto

- Gambar 1. Ampas Kopi

- Gambar 2. NPK Phonska


23

Lampiran 3. Jadwal penelitian

N Pelaksanaan
Kegiatan Maret April Mei Juni
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Persiapan penelitian √
2. Pelaksanaan penlitian √
a. Persiapan tempat penelitian √
b. Pemilihan Bibit Kopi robusta √
c. Persiapan media tanam √
d. Penanaman √
e. Pengaplikasian Ampas kopi √ √ √ √ √ √
f. Pengaplikasian Pupuk NPK Phonska √
g. Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pengambilan Data √ √ √
4. Pengolahan Data √ √ √ √ √ √ √ √ √
24
P1K0
O0 

Lamp
Lampiran
iran 4. Layout tata letak penelitian di lapangan setelah di lakukan
2 Lay
Rancangan Acak Kelompok
out
Tata
Letak
Ulangan 1
Pene
litian P1K1 P3K0 P0K3
Dilap
anga
n
P0K1 20 CM
Setel
P3K1 P2K1 P1K3
P1K3 K P1K3
ah
   
Dilak
ukan
Peng
P2K3 P3K3 P3K2 P2K0
Lamp Lamp
acak
iran iran
an
2 Lay 2 Lay
P2K2
out 40 CM
P0K2 P0K2 P1K2 P0K0 out
Tata
Ulangan 2 Tata
P
Letak Ulangan 3
Letak

Pene Pene
litian P1K0 P0K3 litian
P2K1 P3K0 P1K2 P2K1
Dilap Dilap
anga anga
n n
Setel
P2K0 P0K1 P1K1 P1K2 Setel P3K3
P3K3 P3K1 P1K0
ah ah
Dilak Dilak
ukan ukan
Peng
P3K0 P2K2 P0K0 P3K3 Peng
P0K1 P2K2 P0K2 P3K2
acak acak
an an

P0K2 P2K3 P3K1 P3K2 P0K0 P3K0 P0K3 P1K1


25

Keterangan
 P : Pupuk NPK Phonska
 K : Ampas Kopi
 20 : Jarak Antar Polybag

Perlakuan (Pupuk NPK Phonska)


 P1 : 18 gram/polybag
 P2 : 20 gram/polybag
 P3 : 22 gram/polybag

Perlakuan ( Ampas Kopi)


 K1 : 10 gram/polybag
 K2 : 20 gram/polybag
 K2 : 30 gram/polybag

Anda mungkin juga menyukai