Oleh:
PIETER DANDI MAKATITA
Oleh:
PIETER DANDI MAKATITA
NRP 54185112442
Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si Dr. Meuthia A. Jabbar, A. Pi, M.Si
Direktur Ketua Program Studi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir “Analisis
Kesesuaian Lahan Dan Daya Dukung Lingkungan Perairan Untuk Budidaya
Rumput Laut (Eucheuma Cottonii ) Di Kecematan Boleng, Kabupaten
Manggarai Barat, Provinisi NTT” adalah karya saya sendiri dengan arahan
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah Praktik Akhir
ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka saya
bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Jakarta,
Materai 10.000
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
i
ii
ii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Analisis Kesesuaian Lahan Dan Daya
Dukung Lingkungan Perairan Untuk Budidaya Rumput Laut (Eucheuma
Cottonii ) Di Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Ntt”.
Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.) Pada Program Studi
Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik, Hasil dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran.
Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing (Aditya Bramana, S.Pi.,
M.Si dan Dr. Meuthia A.Jabbar.A.Pi., M.Si.) dalam mewujudkan sebuah karya
ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya
dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Jakarta,
Penulis
Pieter Dandi Makatita
iii
iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan Karya Ilmiah
Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak
Aditya Bramana, S.Pi., M.Si dan Ibu Dr. Meuthia A.Jabbar.A.Pi., M.Si selaku
Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan
semangat dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan pula kepada:
1. Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik AUP;
5. Dr. Meuthia A. Jabbar, A. Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik AUP
6. Keluaraga tercinta yang telah mendukung secara moril maupun materil;
7. Sahabat, teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan di
Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik AUP
yaitu Angkatan 54;
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik
Akhir (KIPA).
iv
DAFTAR ISI
v
vi
s
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari karya ilmiah praktik akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Rumput Laut di Manggarai Barat
2
2 METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik Akhir ini dilaksanakan selama 90 hari, terhitung mulai tanggal 7
Maret sampai dengan 30 Mei 2022. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa
titik sampel yang ada dikecamatan boleng, kab.manggarai barat, prov.NTT
Gambar 1 menampilkan peta lokasi pengambilan sampel.
H0 = Puncak – Lembah
n = Jumlah Pengamatan
2 60 - 84 sesuai
a) Glacillaria b) E.cottonii
Gambar 2 jenis rumput laut Glacillaria dan E.cottonii
1 0,3 0,24 0,15 0,45 0,36 0,05 0,075 0,075 0,075 0,15 64,17 SESUAI
2 0,9 0,24 0,15 0,3 0,36 0,075 0,025 0,075 0,075 0,15 78,33 SESUAI
3 0,6 0,24 0,15 0,3 0,36 0,075 0,025 0,075 0,075 0,15 68,33 SESUAI
4 0,9 0,24 0,15 0,45 0,36 0,05 0,075 0,075 0,075 0,15 84,17 SESUAI
SANGAT
5 0,9 0,36 0,15 0,45 0,36 0,05 0,075 0,075 0,075 0,15 88,17
SESUAI
10
a) Gelombang
Berdasarkan hasil pengukuran gelombang yang diukur Dari 5 stasiun
pengamatan diperoleh tinggi gelombang rata-rata setiap stasiun dapat dilihat
pada gambar 3 yang berkisar antara 0,05 m – 0,24 m, dimana stasiun 1 memiliki
tinggi gelombang yang rendah yaitu 0,05 m dan stasiun 5 memiliki tinggi
gelombang yang paling tinggi dari stasiun lain yaitu 0,24 m, hal ini diduga stasiun
5 dipengarui oleh kecepatan angin yang sangat kencang dikarenakan pulau
longos timur sendiri keadaan perairannya sangat terbuka .dapat dilihat pada
gambar 3.
0.30
TINGKAT GELOMBANG (M)
0.25 0.24
0.20
0.16 0.15
0.15
0.11
0.10
0.05
0.05
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
b) Kecepatan arus
Dari hasil pengukuran diperoleh nilai kecepatan arus dari 5 stasiun rata rata
0,14-0,38 m/det dengan arus tertinggi terdapat pada stasiun 5 yaitu 0,38 m/det
sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu 0,14 m/det,dapat dilihat
pada (Gambar 4)
11
0.45
KECEPATAN ARUS 0.40
0.38
0.35
0.30
(M/DETIK)
0.25
0.17 0.19
0.20 0.16
0.14
0.15
0.10
0.05
0.00
1 2 3 4 5
Stasiun
Gambar 4 kecepatan arus per stasiun di kecamatan boleng
c) DO
Berdasarkan hasil pengukuran DO Dari 5 stasiun pengamatan diperoleh
konsentrasi DO rata-rata setiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 4 yang
berkisar antara 4,15 mg/l – 5,67 mg/l, dimana stasiun 4 dan 5 memiliki
konsentrasi DO tertinggi yaitu 5,67 mg/l dan stasiun 2 memiliki konsentrasi yang
paling rendah dari stasiun lain yaitu 4,15 mg/l
7.00
6.00 5.65 5.67 5.67
5.00
KONSENTRAT DO (Mg/l)
5.00
4.15
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
d) Salinitas
Berdasarkan hasil pengukuran salinitas menunjukkan nilai antara 25 ppt – 31
ppt yang dapat di lihat pada Gambar 6. Konsentrasi salinitas yang tinggi pada
umumnya berada pada stasiun 5 dan konsentrasi terendah terdapat di stasiun 2.
Rendahnya salinitas pada stasiun 2 dikarenakan lokasi tersebut merupakan
muara terang. Adanya perbedaan salinitas disetiap stasiun diduga disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu adanya perbedaan waktu saat pengambilan sampel
berpengaruh pada proses penguapan, lokasi pengambilan sampel berada di
daerah muara sebagai contoh stasiun 2 yang memiliki salinitas yang rendah.
(Gambar 6)
12
35
31 31 31
30 27
25
SALINITAS (PPT)
25
20
15
10
05
00
1 2 3 4 5
stasiun
e) Suhu.
Suhu diperoleh di perairan kecamatan boleng rata-rata setiap stasiun dapat
dilihat pada Gambar 7 yang berkisar antara 27,75C – 30,41ºC , dimana stasiun
2 memiliki suhu yang rendah yaitu 27,75ºC dan stasiun 1 dan 5 memiliki suhu
yang tinggi yaitu 30,41 ºC.
32.00
KONSENTRAT SUHU (%)
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh suhu laut untuk masing –
masing stasiun berada pada kriteria sangat sesuai , menurut setiyanto
et.al.(2008) suhu yang baik untuk budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii
berkisar antara 24ºC – 30ºC
f) Nitrat
kandungan nitrat di perairan Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajoyang
diperoleh berkisar antara 0,8 mg/l – 2,9 mg/l (Gambar8).Dimana kandungan nitrat
tertinggi berada di stasiun 2 , terendah berada di stasiun 1 dan 4.
13
3.50
2.90
KONSENTRAT NITRAT
3.00
2.52
2.50
(MG/L)
2.00
1.50
0.80 0.83 0.86
1.00
0.50
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
Gambar 8 Kadar Nitrat Perstasiun Di Kecamatan Boleng
g) Fosfat
Berdasarkan hasil pengukuran Kandungan fosfat pada 5 stasiun pengamatan
berkisar antara 0,43 mg/l – 2,42 mg/l (Gambar 9), Stasiun yang memiliki
kandungan fosfat rendah berada di stasiun 5, sedangkan kandungan fosfat yang
tinggi berada di stasiun 2 ini dikarenakan pada stasiun 2 yang merupakan muara
terang , aliran Sungai terang membawa fosfat yang melimpah dari daratan yang
berasal dari limbah limbah pertanian ataupun limbah pertambakan. Dapat dilihat
pada (Gambar 9).
3.00
2.42
2.50
FOSFAT (MG,L)
2.00
1.50 1.22
1.00
0.46 0.44 0.43
0.50
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
h) PH
Berdasarkan hasil pengukuran derajat keasaman didapatkan PH berkisar
antara 7,59 – 7,68 (Gambar 10). Derajat keasaman (pH) perairan lokasi
pengamatan menunjukkan konsentrasi pH tertinggi berada di stasiun 4,
sedangkan konsentrasi pH terendah berada di stasiun 3.
14
i) Kedalaman
Berdasarkan hasil pengukuran Kedalaman pada 5 stasiun berkisar antara
2,21 m – 6,00 m dapat dilihat pada (Gambar 11), dimana kedalaman terendah
berada di stasiun 5 yang merupakan stasiun yang berada di pulau longos timur
dan kedalaman yang tertinggi berada di stasiun 1yang berada di tanjung boleng.
7.00
6.00
6.00
KEDALAMAN (M)
5.00
4.00
3.00 3.00
3.00 2.50
2.21
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
j) Kekeruhan
Berdasarkan hasil pengukuran kekeruhan pada 5 stasiun berkisar antar 7,75
NTU-2,27NTU).dimana kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun 2 dan yang
terendh terdapat pada stasiun 1, dapat dilihat pada (Gambar12)
15
9.00
7.75
8.00
KEKERUHAN (NTU) 7.00
6.00 5.22
5.00
4.00
3.00 2.27 2.28 2.29
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5
stasiun
Dari hasil pengamatan dan pengambilan data kekeruhan dari seluruh stasiun
di perairan Kecamatan boleng masuk dalam kriteria kesesuaian yaitu sesuai
untuk lokasi budidaya rumput luat E.cottonii.
Pendapatan
10%
22%
1 Juta
2-3 Juta
4-4,5 Juta
68%
11, 18%
SD
14, 23% 35, 59%
SMP
SMA
umur Nelayan
2, 3% 4, 7%
6, 10%
19-25
8, 13%
26-32
19, 32%
33-39
21, 35% 40-46
47-53
54-60
produktif, dimana pada kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur yang
potensial untuk bekerja bagi seorang tenaga kerja.
4000.0
2000.0
0
-
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Hubungan Parameter Fisika-kimia Perairan dengan Produksi Rumput
Laut
Hasil pengukuran parameter fisika-kimia pada bulan maret diperairan
kecamatan boleng sangat berpengharu terhadap pertumbuhan rumput laut
dimana parameter fisika kimia sangat dibutuhkan menjadi acuan atau kriteria
kesesuaian lahan untuk penanaman rumput laut jenis E. cottonii dapat dilihat
pada Tabel 1.Bulan maret merupakan bulan dimana para nelayan rumput laut
sedang menanam rumput lut atau baru memulai usaha mereka melalui
penanaman rumput laut sehingga pada bulan maret belum ada produksinya
tetapi kriteria parameter fisika-kimia sangat dibutuhkan untuk menentukan
lahan/area mana yang bisa digunakan untuk budidaya rumput laut jenis E.
cottonii .
Nilai skor hasil evaluasi parameter fisika kimia untuk stasiun 1 disetiap
pengulangan berada pada kisaran kriteria sesuai sampai untuk lokasi budidaya
rumput laut Eucheuma cottonii (Tabel 5). Untuk lokasi budidaya rumput laut jenis
Eucheuma cottonii pada stasiun 1 dimasukkan pada kategori sesuai, tetapi
terdapat 1 faktor pembatas yaitu gelombang yang masuk dalam kriteria tidak
18
sesuai ini dikarenakan gelombang pada stasiun 1 sangat rendah yaitu 0,05, hal
ini disebabkan pada stasiun 1 merupakan perairan yang tertutup yang
menyebabkan tidak adanya angin yang bertiup kencang untuk membentuk
gelombang, tetapi produksi pada stasiun 1 masih tetap stabil atau bias dikatakan
gelombang pada stasiun 1 tidak berpengaruh pada produksi rumput laut.
Parameter gelombang sangat berpengaruh terhadap budidaya rumput laut, baik
mengenai transportasi nutrien maupun kebersihan permukaan tanaman dari
substrat yang menempel.Ombak yang terlalu besar dapat menyebabkan
kekeruhan perairan sehingga dapat menghambat fotosintesis, selain itu ombak
yang besar dapat menyulitkan tanaman untuk menyerap nutrisi sehingga dapat
menghambat pertumbuhan menurut (Arianti et al.2007).
Nilai skor hasil evaluasi parameter fisika kimia untuk stasiun 2 dan 3 disetiap
pengulangan berada pada kisaran kriteria sesuai untuk lokasi budidaya rumput
laut Eucheuma cottonii (Tabel 5). Untuk lokasi budidaya rumput laut jenis
Eucheuma cottonii pada stasiun 2 dimasukkan pada kategori sesuai, tetapi
terdapat 1 faktor pembatas yaitu fosfat yang masuk pada kriteria tidak sesuai hal
ini dikarenakan fosfat yang tertinggi ada pada stasiun 2 dan3 yaitu 2,4 dan 1,2
menurut (Mala et al.2016) fosfat yang baik untuk kesesuian lahan berkisar antara
0,1 – 0,2 & 0,5 – 1, hal ini juga disebabkan karena stasiun 2 dan 3 berada dimuara
sungai sehingga mendapatkan pasokan fosfat yang tinggi dari sungai yang
membawa fosfat yang berasal dari limbah persawahan dan pertambakan. Maka
produksi rumput laut tidak ada sama sekali karena tingkat fosfat yang tinggi pada
stasiun 2 dan 3. Hal ini sangat berpengharu pada pertumbuhan hingga produksi
rumput laut. Pada tahun 2020 nelayan rumput laut pernah mengalami kerontokan
pada rumput laut yang mereka tanam hingga sekarag ini sehingga membuat
mereka sudah tidak lagi bertanam rumput laut pada stasiun 2 dan 3 yang berada
disekitar muara terang, Ucap’’ Pak Ruslan’’ salah satu nelayan rumput laut Ia
juga merupakan warga asli golo sepang kecamatan boleng.
Nilai skor hasil evaluasi parameter fisika kimia untuk stasiun 4 disetiap
pengulangan berada pada kisaran kriteria sesuai untuk lokasi budidaya rumput
laut Eucheuma cottonii (Tabel 5). Untuk lokasi budidaya rumput laut jenis
Eucheuma cottonii pada stasiun 4 dimasukkan pada kategori sesuai, Hal ini
dikarenakan beberapa parameter fisika kimia berada pada kategori sesuai yaitu
gelombang, kecepatan arus, DO, suhu, nitrat, salinitas, fospat, pH, kedalaman
dan kekeruhan berada pada kategori sesuai untuk lokasi budidaya rumput laut
jenis Eucheuma cottonii.produksi rumput laut yang ada di stasiun 4 termasuk baik
karena parameter fisika kimia nya baik, pertumbuhan hingga pasca penen juga
baik sehingga nelayan rumput laut dipulau longos barat atau distasiun 4 bisa
dikatan cukup sejahtera.
Nilai skor hasil evaluasi parameter fisika kimia untuk stasiun 5 disetiap
pengulangan berada pada kisaran kriteria sangat sesuai untuk lokasi budidaya
rumput laut Eucheuma cottonii (Tabel 5). Untuk lokasi budidaya rumput laut jenis
Eucheuma cottonii pada stasiun 5 dimasukkan pada kategori sesuai sampai
sangat sesuai, Hal ini dikarenakan beberapa parameter fisika kimia berada pada
kategori sesuai yaitu DO, nitrat, dan kekeruhan berada pada kategori sesuai
untuk lokasi budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii sedangkan
19
4.1 Simpulan
1. Jenis rumput laut yang ada dikecamatan boleng terdapat hanya dua jenis
yaitu Glacillaria dan E.cottonii
2. Berdasarkan tingkat kesesuaian perairan berdasarkan kondisi fisika-kimia
di kecamatan boleng pada stasiun 1-4 termasuk kriteria sesuai sedangkan
stasiun 5 sangat sesuai untuk budidaya rumput laut E.cottonii
4. Hasil produksi tahun 2021 dikecamatan boleng yang tertinggi ada pada
bulan November dan terendah ada pada bulan April, hal ini menunjukan
bahwa produksi dikecamatan boleng meningkat naik.
4.2 Saran
1. Nelayan rumput laut Di kecamatan boleng perlu Tingkankan lagi usaha
budidaya rumput laut sehingga dapat menghasilkan produksi yang baik,
sehingga pendapatan nelayan rumput laut juga bisa menjadi baik dari
sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja Jana T, A. Zatnika, H. Purwoto Dan Sri Istini. 2011. Rumput Laut
(Pembudidayaan, Pengolahan, Dan Pemasaran Komoditas Perikanan
Potensial). Penebar Swadaya. Jakarta.
Indriani H Dan Suminarsih E. 2003. Budidaya, Pengolahan, Dan Pemasaran
Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kordi, M. Ghufran H. 2010. A To Z Budidaya Biota Akuatik Untuk Pangan, Kosmetik,
Dan Obat- Obatan. Andi Offset, Yogjakarta. 2011. Kiat Sukses
Budidaya Rumput Laut Di Laut Dan Tambak. Andi. Yogjakarta.
Siregar Syofian, 2012. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Aslan. L.M. 2008. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. 97
Hal.
Choi, T.S., Kang, E.J., Kim, J.H. & Kim, K.Y.,2010.Effect Of Salinity On Growth
And Nutrient Uptake Of Ulva Pertusa (Chlorophyta) From An Eelgrass
Bed. Algae, 25(1):17-26. DOI : 10.44 90/Algae.2010.25.1.017
Dhargalkar, V.K. 2004. Seaweeds: A Field Manual. National Institute Of
Ceanography. New Delhi.
Destalino. 2013. Budidaya Rumput Laut. Faktor Ekologi Yang Empengaruhi
Keberhasilan Budidaya. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. 144 Hal
Asni, A. (2015). Analisis Poduksi Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii)
Berdasarkan Musim Dan Jarak Lokasi Budidaya Di Perairan Kabupaten
Bantaeng. Jurnal Akuatika Vol. VI No, 140, 153.
Gultom, R. C., Dirgayusaa, I. G. N. P., & Puspithaa, N. L. P. R. (2019). Perbandingan
Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Dengan
Menggunakan Sistem Budidaya Ko-Kultur Dan Monokultur Di Perairan
Pantai Geger, Nusa Dua, Bali. JMRT, 2(1), 8-16.
Asaf, R., Makmur, M., & Suhaemi, R. A. (2014). Upaya Peningkatan Produktivitas
Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Mengetahui Faktor
Pengelolaan Di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Jurnal Riset Akuakultur, 9(3), 463-473.
Radiarta, I. N., & Erlania, E. (2015). Indeks Kualitas Air Dan Sebaran Nutrien Sekitar
Budidaya Laut Terintegrasi Di Perairan Teluk Ekas, Nusa Tenggara
Barat: Aspek Penting Budidaya Rumput Laut. Jurnal Riset
Akuakultur, 10(1), 141-152.
Wahyudin, Y., & Pi, S. (2007). Nilai Ekonomi Sumberdaya Rumput Laut Alam Di
Pesisir Ujung Kulon Banten. SSRN Electronic Journal, 9, 2007.
Ramadhan, A., Lindawati, L., & Kurniasari, N. (2017). Nilai Ekonomi Ekosistem
Terumbu Karang Di Kabupaten Wakatobi. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan Dan Perikanan, 11(2), 133-146.
Tapotubun, A. M. (2018). Komposisi Kimia Rumput Laut (Caulerpa Lentillifera) Dari
Perairan Kei Maluku Dengan Metode Pengeringan Berbeda. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 21(1), 13-23.
Priono, B. (2016). Budidaya Rumput Laut Dalam Upaya Peningkatan Industrialisasi
Perikanan. Media Akuakultur, 8(1), 1-8.
24
Sinulingga, M., & Darmanti, S. (2007). Kemampuan Mengikat Air Oleh Tanah
Pasir Yang Diperlakukan Dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria
Verrucosa. Anatomi Fisiologi, 15(2), 32-38.
Suparmi, S., & Sahri, A. (2009). Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian
Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan
Kesehatan. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 44(118), 95-116.
Wulanningrum, R., & Rachmad, A. (2012). Pengenalan Rumput Laut Menggunakan
Euclidean Distance Berbasis Ekstraksi Fitur. In Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI).
Kasanah, N. (2019). Rumput Laut Indonesia: Keanekaragaman Rumput Laut Di
Gunung Kidul Yogyakarta. UGM PRESS..
Radiarta, I. N., Saputra, A., & Albasri, H. (2012). Pemetaan Kelayakan Lahan
Budidaya
Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) Di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
Riau Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan
Jauh. Jurnal Riset Akuakultur, 7(1), 145-157.
Aslan. L.M. 2008. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. 97 Hal.
Campbell, N.A., Reece, J.B.& Urry, L.A. 2008. Biology, Eighth Edition. San
Francisco, Pearson Benjamin Cummings.
Aslan. L.M. 2008. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. 97
Hal.Campbell, N.A., Reece, J.B.& Urry, L.A. 2008. Biology, Eighth Edition.
San Francisco,Pearson Benjamin Cummings.
Wibowo, E., Ario, R., Suryono, S., Taufiq, N., & Destalino, D. Struktur Komunitas
Rumput Laut Di Perairan Pasir Panjang Desa Olibuukabupaten Boalemo,
Gorontalo Buletin Oseanografi Marina, 7(1), 59-66.
Asaf, R., Suhaemi, R. A., & Rachmansyah, R. (2017, March). Upaya Peningkatan
Produktivitas Rumput Laut, Kappaphycus Alvarezii Dengan Mengetahui
Faktor Pengelolaan Di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (Vol. 1, No.
1, Pp. 1025-1035).
Bengen, DG. 2004. Sinopsis Ekosistem Dan Sumber Daya Alam Pesisir Dan Laut
Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir Dan
Lautan. Institut Pertanian Bogor.
Cahya Ningsih, Ni Made, Indrajaya, I Gusti Bagus. 2015. Pengaruh Modal Dan
Tingkat Upah Terhadap Nilai Produksi Serta Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kerajinan Perak. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. 4(3). Pp. 139 - 219).
Antari, N. K. N., & Utama, M. S. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Rumput Laut. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, 8(1), 179-210.
Firman, H. (2019). Faktor–Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Petani
Rumput Laut Di Desa Tirowali Kecamatan Ponrang. Jurnal Ekonomi
Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo, 5(1), 14-22.
Yusri R, M. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Peningkatan
Pendapatan Petani Rumput Laut Di Desa Laikang Kecamatan
25
Atmadja, W.S. 1996. Pengenalan Jenis Algae Merah. Dalam: Pengenalan JenisJenis
Rumput Laut Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi,
Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia. Jakarta.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut; Aset Pembangunan Berkelanjutan.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2005. Profil rumput laut di Indonesia. Direktorat
Pembudidayaan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Doty, M.S. 1985. Eucheuma alvarezii sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta) from Malaysia.
In: Abbot I.A. and J.N. Norris (editors). Taxonomy of Economic Seaweeds.
California Sea Grant College Program. p 37 - 45.
Doty, M.S. 1986. Biotechnological and Economic Approaches to Industrial
Development Based on Marine Algae in Indonesia. Workshop on Marine
Algae Biotechnology. Summary Report.: National Academic Press.
Washington DC. p 31-34.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta
Ghufran, M.H.K.K. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik,
dan Obat-obatan. Lily Publisher. Yogyakarta.
Hutabarat, S dan S.M. Evans. 2008. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Hutagalung H. P. dan A. Rozak. 1997. Penentuan kadar Nitrat. Metode Analisis Air
Laut, Sedimen, dan Biota. H. P Hutagalung, D. Setiapermana dan S. H.
Riyono (Editor). Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI.
Jakarta.
Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1991. Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran
Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
KLH. 1988. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup . Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, Jakarta.
Kramer, K.J.M., U.H. Brockmann and R.M. Warwick. 1994. Tidal Estuaries: Manual
of sampling and Analytical Procedures. A.A. Balkema. Rotterdam.
28
LAMPIRAN
SALI KED
pengula Titik GELOM KEC. KEKER
DO NITA SUHU NITRAT FOSFAT pH ALA
ngan ke sampling BANG ARUS UHAN
S MAN
SALI KED
pengula Titik GELOM KEC. KEKER
DO NITA SUHU NITRAT FOSFAT pH ALA
ngan ke sampling BANG ARUS UHAN
S MAN
SALI KED
pengula Titik GELOM KEC. KEKER
DO NITA SUHU NITRAT FOSFAT pH ALA
ngan ke sampling BANG ARUS UHAN
S MAN
SALI KED
pengula Titik GELOM KEC. KEKER
DO NITA SUHU NITRAT FOSFAT pH ALA
ngan ke sampling BANG ARUS UHAN
S MAN
RIWAYAT HIDUP