Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Land Rent
dan Kelayakan Usaha Pertanian Monokultur dan Pertanian Terpadu Jeruk-Sapi
(Studi Kasus Perkebunan Panda Farm Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas
Provinsi Jawa Tengah) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Kegiatan usaha pertanian berkaitan erat dengan nilai land rent. Tingginya
nilai land rent menunjukkan bahwa usaha pertanian yang dijalankan
menguntungkan dari aspek ekonomi lahannya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan keuntungan usaha pertanian adalah dengan menerapkan sistem
pertanian terpadu. Panda Farm merupakan salah satu badan usaha pertanian yang
menerapkan konsep pertanian terpadu berupa integrasi jeruk lemon dengan
penggemukan sapi yang dimulai sejak 2016 (tahun ke-3). Penelitian ini bertujuan
menganalisis land rent usaha pertanian monokultur jeruk lemon dan usaha
penggemukan sapi serta membandingkan land rent usaha pertanian monokultur
jeruk lemon dan penggemukan sapi dengan land rent usaha pertanian terpadu
(jeruk-sapi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan nilai
land rent dan perhitungan kriteria kelayakan meliputi Net B/C, IRR dan Payback
Period untuk mengetahui kelayakan usaha pertanian yang dijalankan. Hasil
penelitian menunjukkan nilai land rent jeruk lemon sebesar Rp 14.745,- m2/tahun,
land rent penggemukan sapi sebesar Rp 9.202,- m2/tahun dan land rent usaha
pertanian terpadu (jeruk-sapi) sebesar Rp 15.148,- m2/tahun. Nilai rasio land rent
terpadu (jeruk-sapi) memiliki nilai manfaat 1,027 lebih tinggi dibandingkan dengan
usaha pertanian jeruk lemon dan 1,65 nilai manfaat lebih tinggi dibandingkan
dengan usaha penggemukan sapi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertanian
terpadu (jeruk-sapi) memiliki nilai land rent yang paling tinggi dengan nilai Net
B/C 2,2 , IRR 35,4% dan Payback Period 2 tahun 9 hari. Usaha pertanian terpadu
(jeruk-sapi) layak untuk dijalankan serta lebih menguntungkan dibandingkan
pertanian yang dilakukan dengan cara monokultur, hal ini dapat dilihat dari nilai
land rent yang paling tinggi.
Kata kunci: Land Rent, Sistem Pertanian Terpadu, Kriteria Kelayakan Usaha
ABSTRACT
MUHAMMAD ALWAN AL-AKBAR. Land Rent and Feasibility Comparison of
Cow-Lemon Monoculture and Integrated Farming (Case Study: Panda Farm,
Baturaden District, Banyumas Regency, Central Java Province). Supervised by
ERNAN RUSTIADI and SETYARDI PRATIKA MULYA.
Farming activities are closely related to the value of land rent. The high value
of land rent shows the farming business was benefecial from the land economic
aspects. One of the efforts to increase farming profit is by implementing an
integrated farming system. Panda Farm is an agricultural business entity that
implements the concept of integrated farming. Panda Farm is one of the agricultural
entity that applies the integrated farming in the form of integration of lemons with
cattle fattening which began in 2016 (third year). This study aims to analyze the
land rent of lemon trees and cattle fattening business and comparing land rents
between lemons and cattle fattening with lemon-cows integrated farming land rent.
This research was conducted using the calculation of the land rent value and the
feasibility analysis criterias (Net B/C, IRR and Payback Period) to determine the
feasibility of this agricultural business. The result shows that the value of land rent
of lemon was IDR 14,745 m2 / year, land for cattle fattening rents was IDR 9,202
m2 / year and land rent for integrated farming (lemon-cow) was IDR 15,148 m2 /
year. The value of the integrated land rent ratio (lemon-cow) has a benefit value
1.027 higher than the lemon and 1.65 the value of benefits is higher than cattle
fattening. The result indicates that integrated farming (orange-cattle) has the highest
land rent value with a Net B/C value of 2.2, an IRR of 35.4% and a Payback Period
in 2 years 9 days. Integrated farming (lemon-cow) is feasible to run and more
profitable compared to monoculture farming business, this can be seen from the
highest value of land rent.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
dengan judul “Perbandingan Land Rent dan Kelayakan Usaha Pertanian
Monokultur dan Pertanian Terpadu Jeruk-Sapi (Studi Kasus di Perkebunan Panda
Farm Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas)”. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi
Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dan pembaca dalam menambah
wawasan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr Ernan Rustiadi, M.Agr sebagai Dosen Pembimbing I dan Setyardi Pratika
Mulya SP M.Si sebagai dosen pembimbing II atas ilmu, teladan, bimbingan,
motivasi saran, ide, dan kritik serta arahannya yang diberikan kepada penulis
selama penelitian dan penulisan skripsi.
2. Bapak Kartim dan Bapak Sugeng yang telah membantu penulis selama
penelitian berlangsung.
3. Bapak Yanuar Dimyati, Ibu Atik Hodikoh, Muhammad Hibban Al-Fattah, dan
Muhammad Fakhriza Al-Khalid, keluarga penulis yang selalu memberikan
dukungan moril dan psikis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
tingkat Strata 1 di Institut Pertanian Bogor
4. Deuis Andini Putri, Alfadrizki Vivananda, Tb M Risky, Fikri Nauval,
Mohammad Hisam, Bagus SN, Novi Fajriani, Inna Nur Dhika atas bantuannya
kepada penulis dalam menyelesaikan skirpsi ini.
5. Seluruh keluarga HMIT, MSL 51, Divisi Bangwil untuk kebersamaan, motivasi
dan dukungan serta doanya.
6. Seluruh dosen, karyawan, dan tenaga pendidik Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan IPB yang telah membantu penulis selama kegiatan
perkuliahan dan praktikum hingga pelaksanaan penelitian
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Land rent 3
Sistem Pertanian Terpadu 3
Jeruk Lemon 5
Usaha Penggemukan Sapi 5
Studi Kelayakan Usaha 7
METODE 7
Waktu dan Lokasi Penelitian 8
Teknik Pengumpulan Data 9
Jenis dan Sumber Data Penelitian 10
Bagan Alir Penelitian 11
Analisis Data 12
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 15
Letak Geografis dan Batas Administrasi
Profil Perkebunan Panda Farm 15
Iklim, Tanah dan Geomorfologi 16
Kependudukan 16
Kondisi Ekonomi Wilayah 17
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Profil Perkebunan Panda Farm 18
Analisis Land Rent dan Kelayakan Usaha Jeruk Lemon dan Penggemukan
Sapi 20
Analisis Usaha Pertanian terpadu (jeruk lemon-sapi) dan Perbandingannya
dengan Monokultur 24
SIMPULAN DAN SARAN 28
Simpulan 28
Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 32
RIWAYAT HIDUP 38
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan teknik analisis data serta output yang diharapkan 10
2 Luas wilayah menurut penggunaan lahan Desa Karangmangu 2017 16
3 Penggunaan pupuk setiap tahun 18
4 Jumlah penduduk Desa Karangmangu berdasarkan kelompok umur 19
5 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan 19
6 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Karangmangu 20
7 Rata-rata pendapatan dan pengeluaran usahatani jeruk lemon 21
8 Nilai land rent dan kriteria kelayakan usaha jeruk lemon 21
9 Penjualan sapi pada tahun 2016 dan 2017 22
10 Rata-rata pendapatan dan pengeluaran usaha penggemukan sapi 23
11 Nilai land rent dan kriteria kelayakan usaha penggemukan sapi 23
12 Rincian biaya variabel usaha jeruk lemon 25
13 Perbandingan nilai land rent dan kriteria kelayakan pertanian
terpadu dan pertanian monokultur 27
14 Rasio land rent pertanian terpadu dengan pertanian monokultur 28
DAFTAR GAMBAR
1 Contoh penerapan sistem pertanian terpadu 4
2 Peta lokasi penelitian 9
3 Bagan alir penelitian 11
4 Pohon jeruk lemon 18
5 Denah perkebunan Panda Farm 19
6 Fasilitas yang ada di Panda Farm a). Rumah Pemilik, b).
Tempat Penyimpanan Pupuk, c). Tempat Penyimpanan Alat, d). Mes,
e). Tempat Penyortiran Buah 19
7 Jus jeruk lemon 21
8 Usaha penggemukan sapi 23
9 Diagram alir pemanfaatan kotoran sapi sebagai Biogas dan Bio-slurry 24
10 Biaya variabel pertanian terpadu dan pertanian monoultur 26
2
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nilai ekonomi sumberdaya lahan atau land rent dapat didefinisikan sebagai
suatu surplus pendapatan yang diperoleh atas penggunaan sebidang lahan yang
nilainya ditentukan oleh kemampuan lahan pada lokasi tertentu untuk menghasilkan
penerimaan dan menutupi biaya produksi (Rustiadi et al. 2011). Nilai land rent
sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya input yang digunakan serta pendapatan
yang diterima dalam kegiatan usahatani. Tingginya nilai land rent menunjukkan
bahwa usahatani yang dijalankan menguntungkan dari aspek ekonomi lahannya
(Fahri 2016).
Salah satu usahatani yang dianggap memiliki land rent yang tinggi adalah
sistem pertanian terpadu. Sistem pertanian terpadu dapat dijadikan model suatu
usaha pertanian untuk mengurangi biaya input dan meningkatkan pendapatan dari
segi produktivitas lahan. Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System)
adalah perpaduan dari kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan dengan
menerapkan prinsip zero waste (Hayanto et al. 2002). Penerapan sistem pertanian
terpadu dalam segi ekonomi akan lebih menguntungkan karena dapat mengurangi
biaya input. Integrasi tanaman dan hewan ternak dapat menunjang ketersediaan
pakan dan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga biaya input akan berkurang
dan diharapkan adanya pemanfaatan lahan marginal di seluruh daerah dapat lebih
dioptimalkan (Archer et al. 2018). Pertanian terpadu dapat diusahakan baik oleh
individu petani maupun perusahaan.
Panda Farm merupakan salah satu badan usaha milik perseorangan yang
menjalankan pertanian terpadu antara jeruk lemon dengan penggemukkan sapi.
Panda Farm menerapkan pertanian terpadu sejak tahun 2016 yang sebelumnya
merupakan pertanian monokultur (jeruk lemon). Perusahaan ini merupakan salah
satu perkebunan jeruk lemon terbesar di Kabupaten Banyumas. Jeruk lemon
merupakan salah satu komoditas hortikultura buah-buahan yang berpotensi untuk
dikembangkan di wilayah ini. Lokasi Panda Farm terletak di dalam Kawasan
Agrowisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kawasan Agrowisata Baturaden merupakan wilayah dataran tinggi yang
mendukung untuk pengembangan jeruk lemon. Hal ini didukung dengan kondisi
fisik wilayah, suhu, dan iklim yang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman jeruk
lemon. Selain itu, penggemukan sapi sangat sesuai untuk diusahakan di Kawasan
Agrowisata Baturaden karena selain iklimnya sesuai juga memiliki sumberdaya
hijauan yang cukup, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak. Integrasi
usaha buah jeruk lemon dengan penggemukan sapi akan memaksimalkan
pendapatan dan juga akan memotong biaya-biaya input seperti pupuk kandang dan
pakan hewan ternak sapi. Selain itu, sistem pertanian terpadu dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas lahan dan memperbaiki kesuburan tanah dengan cara
pemberian bahan organik melalui limbah peternakan sapi. Pemanfaatan limbah
peternakan (kotoran sapi) merupakan salah satu cara yang sangat tepat untuk
mengatasi adanya permasalahan meningkatnya harga pupuk dan kelangkaan bahan
bakar minyak. Saat ini pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk dan sumber energi
alternatif (biogas) sudah dilakukan badan usaha Panda Farm sejak tahun 2016.
2
Kendala utama pada sistem pertanian yang sering dihadapi yaitu kendala fisik
dan keuntungan suatu usaha. Kedua kendala tersebut memiliki faktor pembatas
dalam sistem produksi pertanian. Faktor keterbatasan fisik dapat diatasi dengan
berbagai kondisi buatan. Sementara itu pada sistem produksi pertanian yang
dibatasi luas areal dapat diatasi dengan sistem pertanian terpadu agar luas areal yang
digunakan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pertanian terpadu penting diketahui nilai land rent-nya untuk dibandingkan dengan
usaha pertanian monokultur, sehingga dapat diperbandingkan keuntungan usaha
dari masing-masing sistem pertanian tersebut (monokultur dan terpadu).
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Land Rent
Sumber : http://pertanian.go.id/2015/10/penerapan-sistem-pertanian-terpadu
Gambar 1 Contoh penerapan sistem pertanian terpadu
Jeruk merupakan tanaman asli dari Benua Asia khususnya dari India sampai
Cina. Banyak spesies jeruk yang telah dibudidayakan di daerah Indonesia. Jeruk
mempunyai enam genus yaitu: 1) Citrus, 2) Microcitrus, 3) Fortunella, 4)
Poncirus, 5) Cymenia, dan 6) Eremocitrus, yang paling banyak dikenal adalah
citrus. Salah satunya adalah citrus limon atau jeruk lemon. Jenis jeruk lemon ini
berasal dari daerah Birma Bagian Utara dan Cina Selatan. Penyebaran jeruk lemon
di Indonesia berada di pulau Jawa dan telah dibudidayakan. Lemon dan produk
5
Pemilihan Bakalan
Salah satu faktor yang penting dalam usaha penggemukan sapi adalah
pemilihan bakalan. Bakalan yang baik yaitu harus terlihat sehat dengan ciri-ciri,
aktif bergerak, kepala selalu tegak, mata bercahaya, rambut mengkilat, bentuk
badan normal, badan besar atau sedang, jarak antar kaki lebar, tulang rusuk
berkembang, dan kaki lurus (Sarwono dan Arianto 2006). Menurut Yulianto dan
Cahyo (2011) bakalan yang baik yaitu memiliki bobot 165-400 kg atau memilik
umur lebih dari dua tahun, warna tubuh sesuai dengan bangsa sapi tersebut, tulang
6
menonjol dan sehat, tubuh kurus (bukan karena penyakit) dan bentuk tubuh
panjang, lebar dan bulat.
Biogas
Salah satu energi terbarukan adalah biogas yang memiliki peluang yang besar
dalam pengembangan energi. Selain peluang yang besar, pemanfaatan energi
biogas memiliki banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca,
mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan
panas dan daya mekanis serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Energi
biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga, kotoran cair dari peternakan
ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan dan sebagainya (Lin
dan Syrgaboyeva 2016).
Biogas atau Gas Bio adalah suatu proses fermentasi bahan organik oleh
bakteri dalam keadaan tanpa oksigen (anaerobic process) yang didalamnya terdapat
beberapa campuran gas diantaranya adalah gas metana (CH4) dan gas
karbondioksida (C02). Bakteri akan menguraikan bahan organik pada tingkat
asidifikasi dan hidrolisis. Asidifikasi merupakan pembentukan asam dari senyawa
yang sederhana, sedangkan hidrolisis adalah penguraian senyawa rantai panjang
atau kompleks seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana
(Prihandana dan Hendroko 2008). Proses biogas akan menghasilkan gas methan
yang dapat digunakan sebagai sistem pembangkitan energi dan slurry dapat
digunakan sebagai pupuk cair atau kompos (Hadisuwito 2007). Biogas dapat
diperoleh dari limbah pertanian seperti kotoran sapi, kerbau, babi dan ayam.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang memiliki kandungan bahan kimia
anorganik sangat rendah yaitu 5% sehingga kandungan NPK pupuk organik cair
relatif rendah. Pupuk organik cair dapat digunakan untuk species tanaman tertentu
atau pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Tanaman lebih mudah
memanfaatkan pupuk cair karena unsur-unsur di dalamnya tidak dalam jumlah yang
terlalu banyak dan sudah terurai (Picuno 2016). Selain dari bahan baku sebagai
pupuk, pupuk organik cair juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktivator untuk
membuat kompos (Simanungkalit et al 2006).
Bio-slurry merupakan pruduk akhir pengolahan limbah kotoran hewan,
berbentuk lumpur yang bermanfaat bagi tanaman untuk mencukupi sumber nutrisi
nya. Hasil keluaran biogas atau bio-slurry merupakan proses fermentasi bahan
organik (anaerob) di dalam ruang tertutup yang merupakan produk dari hasil
pengolahan biogas berbahan baku kotoran ternak dan air. Bio-slurry dapat
digunakan sebagai media pembuatan pupuk organik berkualitas yang ramah
lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk padat dan pupuk cair
(Makara dan Kowalski 2015). Bio-slurry memiliki kelebihan yaitu mengurangi bau
yang tidak sedap akibat dari pembuatan biogas dan mampu memperbaiki sifat fisik
tanah. Bio-slurry juga mengandung mikroba probiotik yang bermanfaat pada
meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian sehingga akan berdampak
7
pada peningkatan kualitas dan kuantitas panen. Pemanfaatan limbah dengan cara
seperti ini akan menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan (Moloney dan
Doolan 2016).
METODOLOGI PENELITIAN
lahan usahatani, data produksi usahatani jeruk lemon dan penggemukan sapi. Data
produksi pertanian meliputi data pendapatan dan pengeluaran usahatani. Data
pendapatan terdiri dari penjualan buah jeruk lemon dan penjualan sapi. Data
pengeluaran terdiri dari benih, peralatan, pemupukan dan upah tenaga kerja.
Motode Penelitian
2. Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Wawancara dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian yang
dilaksanakan pada tanggal 24-27 September 2018. Narasumber yang
diwawancarai adalah pemilik dan manajer perkebunan Panda Farm yaitu Bapak
Wangso dan Bapak Kartim. Saat melaksanakan wawancara dilakukan
pencatatan dengan menggunakan form pertanyaan terstruktur sebagai alat untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan (Lampiran 1).
10
Data penelitian terdiri dari data primer hasil wawancara menggunakan form
pertanyaan terstruktur meliputi data luas lahan Panda Farm, data input dan output
usaha jeruk lemon (Lampiran 2) dan usaha penggemukkan sapi (Lampiran 3). Hasil
survey lapang berupa dokumentasi foto-foto berbagai jenis aktivitas, produk, proses
pengambilan data penelitian yang dilakukan di perkebunan Panda Farm disajikan
pada Lampiran 4. Adapun data sekunder terdiri dari foto satelit google earth tahun
2018 digunakan untuk menunjukkan lokasi perkebunan Panda Farm dan monografi
profil Desa Karangmangu tahun 2017 untuk mengetahui secara umum desa yang
menjadi lokasi penelitian.
Keterangan *) :
Tujuan 1 : Mengetahui nilai land rent dan kelayakan usaha monokultur jeruk
lemon dan usaha penggemukan sapi.
Tujuan 2 : Mengetahui nilai land rent dan kelayakan usaha pertanian terpadu
jeruk lemon-sapi, dan perbandingan land rent usaha pertanian
terpadu (jeruk lemon-sapi) dengan usaha pertanian monokultur.
11
Analisis Data
𝑁𝑃𝑉
𝑡 𝐵𝑡−𝐶𝑡
Land rent = NPV = ∑𝑛𝑡=1
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (1+𝑖)𝑡
Keterangan :
Land Rentj : Land rent jenis usahatani (Rp/m2)
NPV : Net Present Value (Rp)
Luas Lahan : 45.000 m2 jeruk lemon, 2500 m2 penggemukan sapi
Bt : Benefit usahatani pada tahun t (Rp)
Ct : Cost usahatani pada tahun t (Rp)
t : tahun kegiatan usahatani dimana t = 0,1,2,3, ........, n
i : tingkat discount rate (DR)
𝐵𝑡
(1+𝑖)𝑡
Net B/C = 𝐶𝑡
(1+𝑖)𝑡
Keterangan :
Bt : Benefit usahatani pada tahun t (Rp)
Ct : Cost usahatani pada tahun t (Rp)
t : tahun kegiatan usahatani dimana t = 0,1,2,3, ........, n
i : tingkat discount rate (DR)
1
NPV1 = (1+𝑖 𝑥 𝑛𝑐𝑓 𝑁𝑃𝑉1
1 )^𝑛 IRR = i1 + (𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2) (i2 – i1)
1
NPV2 = (1+𝑖2 )^𝑛
𝑥 𝑛𝑐𝑓
Keterangan :
ncf : arus biaya (pendapatan dikurangi pengeluaran) pada tahun ke-
i1 : discount rate yang menghasilkan nilai NPV positif
i2 : discount rate yang menghasilkan nilai NPV negatif
NPV1 : nilai NPV yang bernilai positif
NPV2 : nilai NPV yang bernilai negatif
𝐼
Payback Period =
𝐴𝑏
Keterangan :
I : total biaya yang dikeluarkan (Rp)
Ab : benefit bersih setiap tahun (Rp)
(𝐵𝑡𝑗+𝐵𝑡𝑠) −(𝐶𝑡𝑗+𝐶𝑡𝑠)
Land rent t = ∑𝑛
𝑡=1 (1+𝑖)𝑡
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
14
Keterangan :
Land rentt : Land rent pertanian terpadu (Rp/m2)
Btj : Benefit usaha jeruk lemon (Rp)
Bts : Benefit usaha penggemukan sapi (Rp)
Ctj : Cost usaha jeruk lemon (Rp)
Cts : Cost usaha penggemukan sapi (Rp)
t : tahun kegiatan usahatani dimana t = 0,1,2,3, ........, n
i : tingkat discount rate (DR)
𝐵𝑡𝑗+𝐵𝑡𝑠
(1+𝑖)𝑡
Net B/C = 𝐶𝑡𝑗+𝐶𝑡𝑠
(1+𝑖)𝑡
Keterangan :
Btj : Benefit usaha jeruk lemon (Rp)
Bts : Benefit usaha penggemukkan sapi (Rp)
Ctj : Cost usaha jeruk lemon (Rp)
Cts : Cost usaha penggemukan sapi (Rp)
t : tahun kegiatan usahatani dimana t = 0,1,2,3, ........, n
i : tingkat discount rate (DR)
.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :
1
NPV1 = (1+𝑖 𝑥 (𝑛𝑐𝑓j + ncfs)
1 )^𝑛
1
NPV2 = (1+𝑖 𝑥 (𝑛𝑐𝑓j + ncfs)
2 )^𝑛
𝑁𝑃𝑉1
IRR = i1 + (𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2) (i2 – i1)
Keterangan :
ncfj : arus biaya (pendapatan dikurangi pengeluaran) usaha jeruk
lemon pada tahun ke- (Rp)
ncfs : arus biaya (pendapatan dikurangi pengeluaran) usaha
penggemukan sapi pada tahun ke- (Rp)
i1 : discount rate yang menghasilkan nilai NPV positif
i2 : discount rate yang menghasilkan nilai NPV negatif
NPV1 : nilai NPV yang bernilai positif
NPV2 : nilai NPV yang bernilai negatif
15
𝐼𝑗+𝐼𝑠
Payback Period = 𝐴𝑏𝑗+𝐴𝑏𝑠
Keterangan :
Ij : total biaya yang dikeluarkan pada usaha jeruk lemon (Rp)
Is : total biaya yang dikeluarkan pada usaha penggemukan sapi
(Rp)
Abj : benefit bersih usaha jeruk lemon setiap tahun (Rp)
Abs : benefit bersih usaha penggemukan sapi setiap tahun (Rp)
Keterangan :
LRt : land rent (jeruk-sapi)
LRj : land rent jenis usaha pertanian monokultur, meliputi usahatani
jeruk lemon atau usaha penggemukkan sapi
tempat mengolah dan memproduksi jus jeruk lemon. Alat-alat yang digunakan
untuk kebutuhan perkebunan disimpan di tempat penyimpanan alat. Rumah (mes)
digunakan sebagai tempat tinggal untuk pekerja atau karyawan Panda Farm.
Tempat penyortiran buah digunakan untuk menyortir buah jeruk lemon setelah
dipetik dan menjadi tempat penimbangan buah jeruk lemon pada saat musim panen.
Denah perkebunan Panda Farm disajikan pada Gambar 5.
a b c
d e
Gambar 6 Fasilitas yang ada di Panda Farm a). Rumah Pemilik, b). Tempat
Penyimpanan Pupuk, c). Tempat Penyimpanan Alat, d). Mes, e). Tempat
Penyortiran Buah
18
Sumber mata air yang digunakan oleh perkebunan Panda Farm berasal dari
Perhutani Kawasan Agrowisata Baturaden. Mata air tersebut dialiri dengan paralon
(PVC) ke setiap titik perkebunan. Biaya yang dibutuhkan untuk penggunaan air
yang digunakan perkebunan Panda Farm yaitu sebesar Rp 600.000,- per tahun,
sedangkan untuk kebutuhan listrik Panda Farm mengeluarkan biaya sebesar Rp
1.500.000,- per bulan. Biaya penggunaan dan kebutuhan listrik disajikan pada
Lampiran 1.
Pemupukan dan pencegahan hama dilakukan selama tiga kali dalam satu
tahun. Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik meliputi pupuk kandang ayam dan kambing, sedangkan untuk pupuk
anorganik meliputi SP-36 dan KCL. Pencegahan hama yang dilakukan terdiri dari
pemberian pestisida, insektisida, naskuru dan fungisida. Harga dari masing-masing
pupuk yang digunakan adalah SP-36 sebesar Rp 1.600,-/kg, KCL sebesar Rp
9.000,-/kg dan pupuk kandang sebesar Rp 15.000,-/karung. Jumlah pupuk yang
dibutuhkan dalam sekali pemupukan dicantumkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Penggunaan pupuk setiap tahun
Pupuk Kandang
Tahun SP-36 KCl
Kotoran Ayam Kotoran Kambing
---------(kg/ha)--------- ----------------(karung)----------------
2014 150 200 1.000 1.000
2015 150 200 1.000 1.000
2016 150 200 1.000 1.000
2017 150 200 1.000 1.000
Kependudukan
Desa Karangmangu terbagi menjadi dua dusun yaitu RW. 01 dan RW. 02.
Total jumlah penduduk Desa Karangmangu tahun 2017 adalah 2923 jiwa,
diantaranya 1450 jiwa berkelamin laki-laki dan 1473 jiwa berkelamin perempuan.
Total jumlah kepala keluarga yaitu 823 jiwa. Komposisi penduduk menurut umur
terbagi kedalam empat kelompok umur yaitu kelompok umur 0-16 tahun, 17-30
19
tahun, 31-45 tahun dan 46 tahun keatas (Pemerintah Desa Karangmangu 2017).
Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat penting pada suatu wilayah. Tingkat pendidikan
yang tinggi akan berdampak pada tingkat produktivitas kerjanya (Abdullah 2011).
Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi di suatu wilayah akan mempengaruhi
pendapatan seseorang yang juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Desa
Karangmangu. Mayoritas penduduk desa hanya mencapai pendidikan sampai tamat
SD yaitu sejumlah 759 jiwa. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tertinggi adalah
sarjana, dengan jumlah 82 jiwa yang mencapai tingkat sarjana (Pemerintah Desa
Karangmangu 2017). Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk Desa Karangmangu bekerja sebagai buruh harian lepas
yaitu sebanyak 456 jiwa. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit adalah TNI
dan Polri yaitu sebanyak 8 jiwa (Pemerintah Desa Karangmangu 2017). Hal ini
berkaitan dengan tingkat pendidikan di Desa Karangmangu, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka tingkat pekerjaan yang didapatkan akan semakin
tinggi. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Karangmangu dapat
dilihat pada Tabel 6.
20
tenaga kerja (Lampiran 6). Arus kas merupakan total pendapatan dikurangi dengan
total pengeluaran dan merupakan pendapatan bersih dari usahatani jeruk lemon.
Rata-rata pendapatan dan pengeluaran per tahun dapat dilihat pada Tabel 7.
Nilai land rent pada usaha jeruk lemon sebesar Rp 14.745,- /m2/tahun,
sedangkan untuk kriteria kelayakan usahatani meliputi nilai perhitungan Net B/C,
IRR dan Payback Period berturut turut adalah sebesar 1,95, 34% dan 2 tahun 1
bulan. Cara perhitungan nilai land rent, Net B/C, IRR dan Payback Period disajikan
pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut usaha jeruk lemon layak
untuk dijalankan (Nurmalina et al. 2009). Nilai land rent jeruk lemon dan kriteria
kelayakan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 7 Rata-rata pendapatan dan pengeluaran usahatani jeruk lemon
Tabel 8 Nilai land rent dan kriteria kelayakan usahatani jeruk lemon
Kriteria Kelayakan
Nilai land rent
(Rp/m2/tahun) IRR Payback Period
Net B/C
(%) (tahun,bulan)
14.745 1,95 34 2,1
Sumber : Data primer (diolah) 2018
Pembelian Penjualan
Tahun Jumlah Harga Jumlah Harga
Bulan Bulan
(ekor) (Rp/ekor) (ekor) (Rp/ekor)
Jan 2 25.000.000 April 2 41.000.000
2016 Mei 2 25.000.000 Agt 2 43.000.000
Sept 2 25.000.000 Des 2 42.000.000
Jan 2 25.000.000 April 2 44.000.000
2017 Mei 2 25.000.000 Agt 2 43.000.000
Sept 2 25.000.000 Des 2 45.000.000
Sumber : Data primer (diolah) 2018
Land rent atau nilai sewa ekonomi lahan untuk usaha penggemukkan sapi
diperoleh dari present value selisih nilai rataan jumlah penerimaan dengan nilai
rataan jumlah pengeluaran per m2 per tahun. Luas lahan usaha penggemukkan sapi
sebesar 2.500 m2. Jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjualan sapi yang
sudah berbobot 850 kg. Dalam satu tahun sapi yang terjual berjumlah 8 ekor. Harga
jual sapi tersebut sebesar Rp 40.000.000,- sampai Rp 45.000.000,- per ekor.
Sedangkan untuk jumlah pengeluaran merupakan biaya pembuatan kandang dan
biogas, pembelian peralatan dan bakalan sapi serta biaya pemeliharaan dan upah
23
untuk tenaga kerja. Arus kas merupakan merupakan total pendapatan dikurangi
dengan total pengeluaran dan merupakan pendapatan bersih dari usaha
penggemukan sapi. Rata-rata pendapatan dan pengeluaran dapat dilihat pada Tabel
10.
Nilai land rent pada usaha penggemukkan sapi sebesar Rp 9.202,- per m2
per tahun, sedangkan untuk kriteria kelayakan usahatani meliputi nilai perhitungan
Net B/C, IRR dan Payback Period berturut turut adalah sebesar 1,2, 19% dan 8
bulan. Cara perhitungan nilai land rent, Net B/C, IRR dan Payback Period disajikan
pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut usaha jeruk lemon layak
untuk dijalankan (Kasmir 2006). Nilai land rent dan kriteria kelayakan
penggemukkan sapi disajikan pada Tabel 11.
Tabel 10 Rata-rata pendapatan dan pengeluaran usaha penggemukkan sapi
Kriteria Kelayakan
Nilai land rent
(Rp/m2/tahun) IRR Payback Period
Net B/C
(%) (bulan)
9.202 1,2 19 8
Sumber : Data primer (diolah) 2018
Selain menghasilkan sapi yang siap untuk dijual usaha penggemukkan sapi
juga menghasilkan limbah berupa kotoran padatan. Kotoran padatan dapat diproses
menjadi biogas dan bio-slurry. Untuk pembuatan biogas dan bio-slurry, alat yang
dibutuhkan terdiri dari kubah digester (kubah penampungan lumpur), saluran
pemasukan dan pengeluaran, bak penampungan bio-slurry dan pipa penyalur gas
hasil fermentasi. Diagram alir pemanfaatan kotoran sapi dapat dilihat pada Gambar
9.
24
Gambar 9 Diagram alir pemanfaatan kotoran sapi sebagai Biogas dan Bio-slurry
25
Biaya variabel meliputi pupuk kandang (kotoran ayam dan kotoran kambing),
SP-36, KCL, pestisida, insektisida dan fungisida. Setelah diterapkan pertanian
terpadu biaya variabel dapat diturunkan sebesar 7% atau dapat menghemat biaya
sebesar Rp 4.320.000,- dari total biaya variabel. Hal ini dikarenakan pada tahun ke-
3 (2016) dan tahun ke 4 (2017) penggunaan pestisida, insektisida dan fungisida
dapat digantikan dengan penggunaan bio-slurry. Grafik penggunaan pupuk dan
pestisida setiap tahun nya disajikan pada Gambar 10.
25.000.000
Pupuk* Pestisida**
20.000.000
Pertanian monokultur
Biaya (Rp)
Keterangan:
Pupuk* Penggunaan pupuk tetap
Pestisida** Penggunaan pestisida digantikan bio-slurry
Gambar 10 Biaya variabel pertanian terpadu dan pertanian monokultur
diterima dari usaha jeruk lemon sebesar Rp 927.540.000,- per tahun, pendapatan
bersih usaha penggemukan sapi sebesar Rp 62.945.000,- per tahun dan
pendapatan bersih usaha pertanian terpadu sebesar Rp 1.238.007.500,-.
Pertanian terpadu memiliki pendapatan bersih tertinggi dikarenakan adanya
penurunan biaya variabel sebesar 7%. Hasil tersebut menunjukan bahwa usaha
dengan sistem pertanian terpadu lebih menguntungkan dibandingkan dengan
usaha yang dilakukan dengan cara mandiri atau monokultur karena nilai land
rent pertanian terpadu merupakan nilai yang tertinggi.
2. Kriteria Kelayakan Usaha
a. Net B/C
Net B/C menunjukkan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan
satu rupiah pengeluaran bersih. Nilai net B/C dari masing-masing jenis usaha
sebesar 1,95 (jeruk lemon), 1,2 (penggemukan sapi) dan 2,2 (pertanian terpadu).
Nilai net B/C disajikan pada Tabel 13. Pertanian terpadu merupakan jenis
usahatani yang memiliki nilai net B/C tertinggi. Hal ini dikarenakan adanya
efesiensi penggunaan biaya pengeluaran sehingga nilai net B/C pada pertanian
terpadu hasilnya lebih tinggi. Efisiensi penggunaan biaya pengeluaran yang
dimaksud adalah biaya penggunaan pestisida yang digantikan dengan bio-slurry.
Suatu usaha dikatakan layak apabila memiliki nilai net B/C > 1. Usahatani jeruk
lemon, usaha penggemukan sapi, dan usahatani pertanian terpadu layak untuk
dijalankan karena dari ketiga jenis usaha tersebut memiliki net B/C lebih dari
satu.
b. Internal Rate of Return
IRR menunjukkan kemampuan suatu usaha dalam mengembalikan modal
yang telah dikeluarkan. Nilai IRR dari masing-masing jenis usaha adalah sebesar
34% (jeruk lemon), 19% (penggemukkan sapi), dan 35,4% (pertanian terpadu).
Nilai IRR disajikan pada Tabel 13. Pertanian terpadu merupakan jenis usahatani
yang memiliki nilai IRR tertinggi. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai IRR
yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang sedang berlaku.
Perhitungan IRR menggunakan tingkat suku bunga bank pemerintah daerah
yaitu sebesar 11%. Usahatani jeruk lemon, usaha penggemukan sapi, dan
usahatani pertanian terpadu layak untuk dijalankan karena dari ketiga jenis usaha
tersebut memiliki IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) yang
digunakan.
c. Payback Period
Payback Period menunjukkan berapa lama waktu yang digunakan untuk
menutup kembali pengeluaran (initial investment) dengan menggunakan
pendapatan bersih yang telah dihasilkan. Nilai PP dari masing-masing jenis
usaha yaitu 2 tahun 1 bulan (jeruk lemon), 8 bulan (penggemukan sapi), dan 2
tahun 9 hari (pertanian terpadu). Nilai PP disajikan pada Tabel 13. Usaha
penggemukan sapi merupakan usaha dengan nilai PP tercepat. Hal ini
dikarenakan pada usaha penggemukan sapi pendapatan (cash in) diterima pada
tahun ke-1 (2016), sedangkan untuk usaha jeruk lemon pendapatan baru dapat
diterima pada tahun ke-2 (2014). Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai PP
lebih cepat dari umur ekonomis dari usaha yang dijalankan. Umur ekonomis
usaha yang dijalankan Panda Farm adalah 5 tahun. Usahatani jeruk lemon, usaha
penggemukan sapi, dan usahatani pertanian terpadu layak untuk dijalankan
berdasarkan nilai PP yang telah dihitung.
28
Tabel 13 Perbandingan nilai land rent dan kriteria kelayakan pertanian terpadu
dengan pertanian monokultur
Kriteria Kelayakan
Luas Nilai land
Jenis
Lahan rent IRR Payback
Usaha Net B/C
(Ha) (Rp/m2/tahun) (%) Period
2 tahun 1
Jeruk Lemon 4,50 73.727 1,95 34
bulan
Penggemukan 0,25 46.012 1,2 19 8 bulan
Sapi
2 tahun 9
Pertanian 4,60 75.741 2,2 35,4
hari
Terpadu
(jeruk-sapi)
Sumber : Data primer (diolah) 2018
*) Nilai land rent dihitung selama 5 tahun dan suku bunga 11 % per tahun
Simpulan
Nilai land rent usaha jeruk lemon dan penggemukan sapi sebesar Rp 14.745,-
m2/tahun dan Rp 9.202,- m2/tahun. Nilai land rent usahatani terpadu sebesar Rp
15.148,- m2/tahun, sedangkan untuk rasio land rent pertanian terpadu memiliki nilai
manfaat 1,027 lebih tinggi dalam setiap 1 rupiah yang didapatkan dibandingkan
dengan usahatani jeruk lemon dan 1,65 nilai manfaat lebih tinggi dalam setiap 1
rupiah yang didapatkan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi. Kriteria
kelayakan dari masing-masing jenis usaha menunjukan bahwa usaha layak untuk
dijalankan dan usahatani terpadu lebih menguntungkan secara finansial
dibandingkan dengan usaha yang dilakukan dengan cara monokultur, hal ini dilihat
dari nilai land rent usahatani terpadu (jeruk-sapi) yang paling tinggi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Picuno P. 2016. Use of traditional material in farm buildings for a sustainable rural
environment. International Journal of Sustainable Built Environment. 5(51) :
460-462.
Prihandana R, Hendroko R. 2008. Energi Hijau: Pilihan Bijak Menuju Negeri
Mandiri Energi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Pravitasari AM. 2007. Analisis hirarki wilayah dan land Rent pola usaha tani padi
dan bawang merah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten
Bantul Provinsi D.I Yogyakarta. [Skripsi]. Bogor (ID): Program Studi Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rachadian F, Agassi E, Wahyudi S. 2013. Analisis kelayakan investasi. Journal
JATI Undip. Vol. 8: 1-2.
Rivai V. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori
ke Praktik. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.
Riyadi D. 2003. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya
terhadap Debit Maksimum- Minimum di Sub DAS Ciliwung Hulu. [Skripsi].
Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2011. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta (ID): Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sanjaya D. 2015. Produksi biogas dari campuran kotoran sapi dengan kotoran
ayam. Jurnal Teknik Pertanian. Vol 4(2):127-136.
Sarwono B, Arianto H. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Sinclair. 1967. Von Thunen and Urban Sprawl. Annals of The Association of
American Geographers.
Simanungkalit R, Suriadikarta D, Saraswati R, Setyorini D, Hartatik W. 2006.
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor (ID): Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Sugeng Y. 2000. Sapi Potong. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Suhendra F. 2008. The Usage of Biogas Technology to Reduce Livestock Pollutant
in Bali on Clean Development Mechanism. Bali (ID): Mulya Tiara Nusa.
Sumarmi. 2012. Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Malang (ID): Aditya
Media Publishing.
Sodiq A, Yuwono P. 2016. Pola pengembangan produktivitas sapi potong program
kemitraan bina lingkungan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal Agripet. Vol. 16:1-2.
Trisnawati Y. 1992. Budidaya Tanaman Jeruk. Jakarta (ID): Kasinius.
Yulianto P, Cahyo S. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Yuniarsih E, Nappu M. 2014. Prospek pengembangan sistem integrasi tanaman
ternak di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia
Ke-34. Sulawesi, Indonesia. Sulawesi (ID): Bioindustri Berbasis Pangan.
32
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
ANALISIS PENDAPATAN DAN DAN PENGELUARAN USAHATANI
Oleh: Muhammad Alwan Al-Akbar / A14140095
Tanggal Wawancara:
I. IDENTITAS PETANI
1. Nama/ Nama Panggilan : Pak Wangso
2. Alamat : ………………………
3. Umur : 65 Tahun
4. Pendidikan Formal : .................Tahun
5. Pengalaman berusahatani : 31 Tahun
6. Pengalaman berusahatani Jeruk Lemon : 5 Tahun
A. ASET
a. Lahan
No Jenis Luas (Ha) Status Penguasaan
(sendiri/sewa/bagi hasil)*
1 Sawah
-Irigasi
-Non irigasi
2 Tegal/Kebun 4,6 Sendiri
3 Ladang
*Biaya lahan
1. Milik sendiri, biaya PBB yang harus dibayar :Rp 15.000.000,- /tahun
2. Sewa, sewa yang harus dibayar (air) :Rp 600.000,- /tahun
3. Bangunan
No Jenis Bangunan/Status Luas (m2) Nilai (Rp)
1. Rumah 500
2. Mess 150
3. Gazebo 30
4. Toilet 24
4. Peralatan
Jumlah Status Harga Umur Ekonomis
No Peralatan
(unit) Penguasaan (Rp/unit) Alat (tahun)
Mesin potong
1 6 Milik 1,2 juta 2
rumput
2 Gergaji mesin 1 Milik 1,5 juta 2
Mesin semprot
3 1 Milik 3,5 juta 2
"sanchin"
Sprayer
4 6 Milik 850 ribu 2
manual
5 Cangkul 20 Milik 80 ribu 04-Jan
6 Gunting petik 18 Milik 65 ribu 04-Jan
7 Keranjang 20 Milik 60 ribu 4
8 Timbangan 1 Milik 4 juta 2
34
e. Asal Modal
Pribadi
2. Tenaga Kerja
B. PRODUKSI
Jenis Konsumsi Penjualan
Produksi Jumlah Harga Nilai Jumlah Tempat Harga Nilai
(Kg) (Rp/kg) (Rp) (Kg) penjualan (Rp/Kg) (Rp)
Jeruk 40.000 1. Jakarta
lemon 2.
Surabaya
3.
Bandung
1.
2.
3.
B. Teknik Budidaya
o Mudah [.....] Keterangan :
o Sulit [.....]
37
Biaya Variabel
14 Sapi 150.000.000 150.000.000
15 Obat Cacing 450.000 450.000
16 Vitamin 450.000 450.000
17 Sabun 600.000 600.000
39
a) Diskusi saat
survey lapang
Lampiran 6 Perhitungan land rent, Net B/C, IRR dan Payback Period jeruk lemon
Net Cash Flow
Cash in Discounted Rate
Year Cash Out
(NCF)
Net Profit 11% 24%
0 Rp2.062.260.000 -Rp2.062.260.000 -Rp2.062.260.000 -Rp2.062.260.000
1 Rp373.500.000 Rp842.000.000 Rp468.500.000 Rp422.072.072 Rp377.822.581
2 Rp388.500.000 Rp1.120.000.000 Rp731.500.000 Rp593.701.810 Rp475.741.415
3 Rp372.360.000 Rp2.224.000.000 Rp1.851.640.000 Rp1.353.903.209 Rp971.161.592
4 Rp387.755.000 Rp2.141.500.000 Rp1.753.745.000 Rp1.155.246.152 Rp741.787.832
Rp3.584.375.000 Rp4.805.385.000 Rp1.462.663.244 Rp504.253.421
DF
PV/tahun
11%
0,900900901 Rp422.072.072
0,811622433 Rp593.701.810
0,731191381 Rp1.353.903.209
0,658730974 Rp1.155.246.152
PV positif = Rp3.102.851.171
PV negatif = -Rp1.389.391.892
IRR = IRR(Rp4.805.385.000)
= 34%
Rp3.102.851.171
Net B/C = ABS (−Rp1.389.391.892)
= 1,95
41
Rp3.584.375.000
PBP = Rp1.462.663.244
= 2,01
Lampiran 10 Perhitungan land rent, Net B/C, IRR dan Payback Period penggemukan sapi
Discount factor
PV tahun
11% 9% 10% 18%
Rp49.680.180 Rp50.591.743 Rp50.131.818 Rp46.733.051 Rp227.027.027
Rp74.263.453 Rp77.013.719 Rp75.619.835 Rp65.713.875 Rp214.268.322
Rp127.605.463 Rp125.751.653 Rp112.446.926 Rp441.295.349
PV positif = Rp74.263.453
PV negatif = -Rp147.618.393
= Rp105.030.803
Rp105.030.803
Land rent = 5 tahun
2500 𝑚²
= Rp 9.202,-/m2
IRR = IRR(Rp516.000.000)
= 19%
43
Rp441.295.349
Net B/C = ABS (−Rp369.355.000)
= 1,2
Rp369.355.000
PBP = Rp441.295.349
= 0,8
Lampiran 11 Perhitungan land rent, Net B/C, IRR dan Payback Period pertanian terpadu
PV positif = Rp3.203.446.604
PV negatif = -Rp1.640.187.928
Rp1.408.341.150
Land rent = 46.000 𝑚² 5 tahun
2
= Rp 15.148,-/m
IRR = IRR(Rp4.952.030.000)
= 35,4%
Rp3.203.446.604
Net B/C = ABS (−Rp1.640.187.928)
= 2,2
Rp1.640.187.928
PBP = Rp3.203.446.604
= 2,0
44
45
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Maret 1996 dari
Ayah Yanuar Wastam Dimyati dan Ibu Atik Hodikoh . Penulis adalah anak pertama
dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di SDN Panaragan 1
Bogor dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMPN 6 Bogor hingga tahun 2011. Tahun 2014 penulis lulus
dari SMAN 6 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Ujian Talenta Mandiri (UTM) serta
diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkulihaan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah
Perencanaan Pengembangan Wilayah pada tahun 2018. Penulis mengikuti program
magang di Agribusiness Development Station-IPB pada bulan Agustus 2016.
Penulis juga aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa Music Agriculture X-Pression
(UKM MAX!!) IPB pada tahun 2014/2016, serta dalam kepanitiaan penulis aktif
sebagai panitia Konser Angkatan Agriaswara tahun 2014, dan anggota divisi
Publikasi dan Dokumentasi PESTA PORTAN pada tahun 2015, sebagai anggota
divisi Komunikasi dan Informasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah IPB pada
tahun 2015/2016