ABSTRAK
ANUGRAH NURMAN IBRAHIM. Analisis Finansial Hutan Rakyat dan
Pertanian Padi (Studi Kasus: Desa Benda dan Desa Dukuhmaja, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat). Dibimbing oleh DODIK RIDHO NURROCHMAT.
Kata kunci: agroforestri, analisis finasial, hutan rakyat, pertanian padi sawah
v
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Manajemen Hutan
/15
(5 5 *2!/"52/(*5 /"#(5
ᄃ5
#012$2#5+&"5
/+ 5
/5/5
+-#%5#-"+5
(#(#*!5
*!!&5 ᄉ 2&20 5
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul Analisis Finansial Hutan Rakyat dan Pertanian Padi (Studi kasus:Desa
Benda dan Dukuhmaja, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat).
Terselesainya penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari dukungan,
motivasi, saran, dan kerjasama dari bebagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimkasih kepada:
1. Bapak Prof Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc.F.Trop selaku dosen
pembimbing atas arahan, masukan, dan saran selama penulis menyelesaikan
karya ilmiah ini.
2. Ibu Dr Ir Yeni Aryati Mulyani, MSc selaku penguji atas saran dan kritikan
yang membangun.
3. Kedua orang tua dan kaka saya, Asep Rahmat Nugraha, Nurbaiti dan Anugrah
Amarta Perdana yang telah mendukung dengan sepenuh hati selama penulis
menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Keluarga besar Departemen Manajemen Hutan, staf, dan seluruh dosen yang
selama ini telah membantu penulis.
5. Rekan-rekan terdekat saya, Fitria Minami, Sonya Kusumadewi, Erlita
Widasari, Jajang Jaelani, Andin Anindya, dan Dyah S. Alamanda atas
bantuan, dukungan, masukan, dan saran selama penulis menyelesaikan karya
ilmiah ini.
6. Rekan-rekan Paguyuban KSE IPB atas dukungan dan kebersamaannya
selama ini.
7. Rekan-rekan IAAS Indonesia (Ines, Colind, Coto, Dissa, Nabila, dan seluruh
jajaran pengurus VDPS) dan seluruh keluarga besar IAAS LC IPB atas
dukungan serta kebersamaannya selama ini.
8. Rekan-rekan manajemen hutan 50 atas semangat, dukungan, dan bantuannya.
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 3
Tempat dan Waktu Penelitian 3
Sasaran Penelitian 3
Jenis dan Sumber Data 3
Metode Pengambilan Contoh 3
Analisis Sensitivitas 5
Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Pengolahan dan Analisis Data 5
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 6
Lokasi Penelitian 6
Tata Guna Lahan 7
Kependudukan 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Karakteristik Responden 7
Karakteristik Hutan Rakyat 8
Pola Tanam Hutan Rakyat 9
Analisis Kelayakan Finansial 12
Analisis Sensitivitas 15
Motif-Motif Petani Membangun Hutan Rakyat 16
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 22
RIWAYAT HIDUP 45
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran anggota di asing-masing desa di UMHR
GAPOKTANHUT MADUAKAR 9
Tabel 2 Rekapitulasi Cash flow pada sistem pengelolaan pertanian padi
sawah, agroforestri sengon, jati, dan pisang, monokultur jati,
dan monokultur sengon di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja 13
Tabel 3 Analisis sensitivitas sistem pengelolaan pertanian padi sawah,
agroforestri, monokultur jati, dan monokultur sengon 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pola tanam hutan rakyat agroforestri 10
Gambar 2 Rantai pemasaran kayu jati dan sengon 12
Gambar 3 Rantai pemasaran pisang 12
Gambar 4 Hutan rakyat dengan pola tanam monokultur jati di Desa
Benda 44
Gambar 5 Pertanian padi sawah di Desa Benda 44
Gambar 6 Hutan rakyat dengan pola tanam agroforestri di Desa
Dukuhmaja 44
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
karena itu, terjadilah konversi lahan persawahan padi menjadi hutan rakyat.
Kegiatan konversi lahan yang terjadi di kedua desa tersebut dikhawatirkan dapat
menyebabkan berkurangnya kontribusi produksi beras khususnya di Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari penurunan produksi padi sawah
di Kabupaten Kuningan dari tahun 2013 ke tahun 2014, pada tahun 2014 sebesar
352.394 ton, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 361.886 ton (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kuningan 2015).
Berdasarkan hal diatas, analisis kelayakan usaha dari segi finansial sangat
diperlukan. Menurut Gittinger (2008), analisis dari aspek finansial bertujuan untuk
mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas usaha, sehingga dapat diketahui
layak atau tidaknya rencana usaha yang dimaksud. Maka dari itu, dengan
menggunakan analisis finansial akan mempermudah dalam pemilihan usaha
dengan melihat kelayakan yang berkelanjutan antara pengusahaan hutan rakyat
atau pengusahaan pertanian padi sawah.
Perumusan Masalah
Tingginya tingkat urbanisasi dan budidaya padi sawah dengan usaha hutan
rakyat yang dilakukan bersama dan berdampingan di Desa Benda dan Desa
Dukuhmaja, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, diduga menyebabkan
peningkatan perubahan fungsi lahan dari pertanian padi sawah menjadi hutan
rakyat. Perubahan fungsi lahan ini bertujuan untuk menjadikan hutan rakyat
sebagai bentuk investasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
mereka perlukan. Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui motif sebagian
petani mengubah fungsi lahan padi mereka menjadi hutan rakyat dan menganalisis
kelayakan usaha pertanian padi dibandingkan dengan usaha hutan rakyat.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Sasaran Penelitian
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa
data pengelolaan usaha, aspek finansial, dan motif-motif pembangunan usaha
hutan rakyat. Data primer diperoleh dari hasil observasi tentang kondisi di
lapangan dan wawancara langsung ke tokoh masyarakat dan petani penggarap.
Selain data primer, penelitian ini dilengkapi dengan data sekunder yang diperoleh
dari hasil penelusuran dan kumpulan data yang telah diolah lebih lanjut dari
kantor desa dan instansi-instansi terkait serta literatur-literatur atau pustaka yang
relevan.
Data yang dihasilkan bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat
kualitatif adalah data deskriptif untuk mendapatkan gambaran kegiatan usaha.
4
Data yang bersifat kuantitatif berupa data keuangan dalam usaha yang diolah dan
dianalisis secara finansial melalui metode analisis aliran kas dari biaya dan
pendapatan yang telah didiskonto atau Discounted Cash Flow (DCF), dengan
mempertimbangkan kriteria kelayakan finansial dengan menggunakan tiga kriteria
yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR), serta analisis data kuantitatif ini diolah menggunakan software
Ms.Excel. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga kriteria tersebut:
Keterangan:
= manfaat yang diperoleh pada tahun ke − t
= tingkat bunga (diskonto)yang berlaku
= biaya yang dikeluarkan pada tahun ke − t
= umur ekonomis proyek
Jika suatu proyek memiliki NPV > 0 maka proyek dinilai menguntungkan
untuk dijalankan. Apabila nilai NPV ≤ 0 maka proyek dinilai tidak
menguntungkan untuk dijalankan (Gittinger 2008).
Keterangan:
1 = Tingkat suku bunga yang menyebabkan NPV positif
2 = Tingkat suku bunga yang menyebabkan NPV negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
suatu proyek layak dijalankan, jika memiliki IRR ≥ tingkat suku bunga, dan suatu
proyek tidak layak dijalankan, jika IRR < tingkat suku bunga.
t
t=0
(1− )
BCR =
C
t
∑t=on t
(1+ )
Keterangan:
t
= Biaya pada tahun ke − t
Analisis Sensitivitas
kedua desa tersebut dan masyarakat di kedua desa tersebut lebih mengetahui
bank BNI dibandingkan bank lainnya.
2. Sumber modal seluruhnya adalah modal sendiri.
3. Satuan yang digunakan adalah Rupiah/ha/tahun.
4. Umur tebang yang digunakan untuk masing-masing perhitungan analisis
kelayakan usaha menggunakan rotasi tebang tanaman jati dengan jangka
waktu pengusahaan selama 15 tahun, dan tanaman sengon jangka waktu
pengusahaan lima tahun.
5. Pendapatan dari padi dihitung sesuai periode panen yaitu tiga kali dalam
setahun.
6. Pendapatan dari pisang dihitung sesuai periode panen yang dilakukan petani
di kedua desa tersebut sebanyak dua kali dalam setahun.
7. Semua harga input dan output yang digunakan dalam analisis ini berdasarkan
harga yang berlaku selama tahun penelitian, dengan harga konstan selama
usaha.
8. Tingkat kegagalan produksi jati merupakan 5% dari jumlah bibit yang
ditanam, sengon 10% dari jumlah bibit yang ditanam, dan pisang 10% dari
jumlah bibit yang ditanam. Kegagalan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal.
9. Harga setiap satu pohon jati saat berumur 15 tahun memiliki harga Rp
1.000.000,- dan harga setiap satu pohon sengon yang akan dipanen ketika
berumur lima tahun adalah Rp 500.000,-. hal ini sesuai harga yang berlaku di
kedua desa tersebut.
10. Harga perkilogram padi lahan basah ditetapkan sebesar Rp 4.500,-, hal ini
sesuai harga yang berlaku di kedua desa tersebut.
11. Harga satu tandan pisang dalam satu pohon sebesar Rp 20.000,-. hal ini sesuai
harga yang berlaku di kedua desa tersebut.
12. Satu bulan diasumsikan terdiri dari 30 hari dan dalam satu tahun terdiri dari
12 bulan.
Lokasi Penelitian
batas desa sebelah utara dengan Desa Gunungkarung, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Luragunglandeuh, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Sindangsuka, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Cikaduwetan (Desa
Dukuhmaja 2017).
Lahan yang digarap oleh masyarakat di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja
rata-rata merupakan lahan milik sendiri yang diperoleh secara turun temurun,
sehingga pengelolaan dan pembagian tata batas lahan tersebut dilakukan
sepenuhnya oleh masyarakat. Kepemilikan dan pembagian lahan tersebut, harus
diketahui oleh aparat desa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing desa. Desa Benda
dengan luas 154,339 ha memiliki luas hutan rakyat seluas 84,5417 ha, hal ini
menunjukan 54,776% lahan di Desa Benda dijadikan dan dimanfaatkan sebagai
hutan rakyat. Sedangkan untuk total luas lahan yang digunakan sebagai pertanian
padi sawah adalah 21 ha berarti sekitar 13,606% lahan di Desa Benda dijadikan
dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian padi sawah. Selain kedua hal tersebut,
pembagian tata guna lahan di Desa Benda dijadikan sebagai perkampungan.
Pembagian tata guna lahan di Desa Dukuhmaja dengan luas lahan 218,083
ha digunakan seluas 18,3368 ha sebagai hutan rakyat, berarti sekitar 8,408% lahan
di Desa Dukuhmaja dijadikan dan dimanfaatkan sebagai hutan rakyat. Lahan di
Desa Dukuhmaja selain digunakan sebagai hutan rakyat juga digunakan sebagai
lahan pertanian padi sawah dengan total luas lahan 57 ha, yang berarti 26,137%
lahan di Desa Dukuhmaja dijadikan dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
padi sawah. Selain kedua hal tersebut, pembagian tata guna lahan di Desa
Dukuhmaja digunakan untuk perkampungan.
Kependudukan
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan petani pemilik dan juga yang
melakukan penggarapan di lahan mereka masing-masing. Responden merupakan
petani di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja, Kecamatan Luragung, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lokasi
8
lambat, meskipun hutan rakyat menjadi penopang utama kehidupan petani dan
merupakan tabungan jangka panjang melalui penanaman jenis kayu keras bernilai
ekonomi, namun masih banyak petani yang mengusahakannya hanya untuk tujuan
subsisten. Subsisten yang dimaksud bukan semata mencukupi kebutuhan dasar
saja, tetapi sistem pengusahaan hutan rakyat belum banyak melakukan kegiatan
bisnis yang terencana dengan cashflow yang meningkat.
800-1000 bibit jati dan sengon apabila menerapkan pola tanam hutan rakyat
campuran, serta dalam lahan 1 ha masih dapat ditambahkan tanaman sela
seperti tanaman pisang.
4. Pemeliharaan
Penyiraman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemotongan
cabang adalah kegiatan pemeliharaan yang biasa dilakukan oleh petani hutan
rakyat di kedua desa tersebut untuk komoditas tanaman kayu kehutanan jati
dan sengon. Sedangkan untuk komoditas tanaman pisang pemeliharaan yang
biasa dilakukan adalah penyiraman, pemangkasan daun-daun yang tua, kering,
dan terserang penyakit, penyiangan, pemupukan, serta penjarangan anakan
pisang. Kegiatan pemeliharaan ini, dilakukan oleh petani setiap satu tahun
sekali untuk jati dan sengon.
Kegiatan penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan dan biasanya
dilakukan saat musim kemarau setelah penanaman pada awal musim
penghujan. Kegiatan lainnya seperti penyiangan, pendangiran, pemupukan
dan pemotongan cabang dilakukan sesuai kebutuhan tidak ada waktu khusus
untuk melakukannya. Periode kegiatan ini juga diterapkan untuk
pemeliharaan terhadap komoditas tanaman pisang.
5. Pemberantasan hama dan penyakit
Penyakit yang ditemukan petani pada tanaman sengon adalah penyakit
karat puru. Penyakit karat puru disebabkan oleh cendawan Uromycladium
tepperianum. Penyakit karat puru ini dicirikan dengan pembengkakan (gall)
akibat cendawan di ujung ranting, tangkai daun, dan tulang daun (Mansur
2015). Petani hutan rakyat mengantisipasi sedini mungkin agar tidak
terjadinya penyakit karat puru dengan menghilangkan bagian gall dan
memotong serta memendamkan bagian ranting tanaman yang diserang
sebelum gall membesar, apabila gall ditemukan telah membesar petani tidak
mempunyai pilihan selain menebang pohon sengon tersebut yang terkena
penyakit karat puru.
Pemberantasan hama dan penyakit juga dilakukan kepada tanaman
pisang. Berdasarkan wawancara penyakit bercak daun merupakan penyakit
yang sering ditemukan dalam melakukan pengelolaan tanaman pisang.
Penyakit bercak daun ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella
musicola Mulder. Gejala yang ditimbulkan dengan timbulnya bintik-bintik
hitam pada daun dan jika terlalu lama dibiarkan, bintik-bintik hitam tersebut
akan semakin membesar dan melebar membentuk noda kuning kecoklatan
hingga hitam. Pada akhirnya semua daun menjadi kuning dan kering. Petani
melakukan pemapasan daun-daun yang terserang dan kemudian
membakarnya.
6. Pemanenan
Kegiatan pemanenan untuk pohon sengon di kedua desa tersebut, pada
umumnya dilakukan oleh petani ketika pohon sengon berumur lima tahun.
Menurut Mansur (2015) bahwa, secara umum, pohon sengon memiliki daur
produksi 5-7 tahun, pada umur lima tahun, pohon sengon sudah dapat
dimanfaatkan kayunya. Sedangkan pohon jati tidak dilakukan berdasarkan
daurnya, tetapi petani lebih menerapkan sistem tebang butuh. Rata-rata
pemanenan jati di kedua desa tersebut dilakukan ketika jati berumur 15 tahun.
12
Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek layak
atau tidak untuk dikerjakan pada masa yang akan datang. Pengertian layak dalam
penilaian ini adalah manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan usaha (Ibrahim
2003). Menurut Suratman (2002) secara umum aspek-aspek yang akan dikaji
dalam studi kelayakan meliputi: aspek hukum, sosial-ekonomi dan budaya, aspek
13
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek
keuangan. Aspek keuangan berkaitan dengan dari mana sumber dana yang akan
diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari sumber
dana yang bersangkutan. Aspek ini sering disebut juga aspek finansial. Aspek
finansial merupakan aspek yang selalu berkaitan dengan kepentingan pemilik
usaha, semakin positif dalam memperoleh keuntungan kepada pemilik modal
maka usaha dianggap layak untuk dilanjutkan.
Menurut Gittinger (2008), analisis dari aspek finansial bertujuan untuk
mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas usaha, sehingga dapat diketahui
layak atau tidaknya rencana usaha yang dimaksud. Gittinger (2008) menyebutkan
berbagai kriteria yang digunakan untuk ukuran-ukuran berdiskonto manfaat
proyek yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Benefit Cost Ratio (BCR). Harga, biaya, manajemen, dan teknologi yang
diterapkan, suku bunga, dan lain-lain. Analisis finansial dilakukan untuk
mengetahui tingkat kelayakan suatu usaha dengan jangka waktu tertentu.
Kegiatan pengelolaan hutan rakyat dan pertanian padi sawah dilakukan oleh
petani di lahan miliknya sendiri. Kegiatan pengelolaan hutan rakyat dan pertanian
padi sawah dibantu oleh beberapa tenaga kerja dan diupah setiap pekerja
melakukan pekerjaannya. Setiap tenaga kerja laki-laki diberikan upah sebesar Rp
70.000/hari (Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4), sedangkan untuk
perempuan diberikan upah sebesar Rp 50.000/hari (Lampiran 1 sampai dengan
Lampiran 4). Perbedaan upah tenaga kerja antara laki-laki dan perempuan
disebabkan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki lebih berat
dibandingkan pekerjaan perempuan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selain
memberikan upah tenaga kerja diantaranya adalah biaya pengadaan bibit,
pengadaan pupuk, pengadaan pestisida, pengadaan alat, pengangkutan hasil
tanaman kehutanan, pengangkutan pisang, dan biaya retribusi.
Analisis finansial terhadap pengelolaan hutan rakyat dilakukan pada setiap
pola tanam yang ditemukan di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja. Selain pada
hutan rakyat, juga dilakukan simulasi perhitungan analisis finansial pada usaha
pertanian padi sawah yang terdapat di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja dengan
luasan yang sama dikonversi menjadi satu hektar. Analisis finansial dilakukan
dengan melihat rekapitulasi arus masuk dan arus keluar kas yang dibuat dalam
suatu cash flow (Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 8) dalam masing-masing
unit usaha. Hasil perhitungan terhadap analisis finansial pada sistem pertaian padi
sawah, agroforestri, monokultur jati, dan monokultur sengon ditampilkan dalam
Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi Cash flow pada sistem pengelolaan pertanian padi sawah,
agroforestri sengon, jati, dan pisang, monokultur jati, dan monokultur
sengon di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja
Pertanian Agroforestri Monokultur Jati Monokultur
Padi Sawah Sengon
(Opsi-2) (Opsi-3)
(Opsi-1) (Opsi-4)
NPV (Rp/ha/15 170.602.650 728.178.746 307.465.188 484.800.852
tahun)
BCR 1,46 6,31 4,49 4,01
IRR (%) 33% 36% 17% 33%
14
Tabel 2 Rekapitulasi Cash flow pada sistem pengelolaan pertanian padi sawah,
agroforestri sengon, jati, dan pisang, monokultur jati, dan monokultur
sengon di Desa Benda dan Desa Dukuhmaja (lanjutan).
Pertanian Agroforestri Monokultur Jati Monokultur
Padi Sawah Sengon
(Opsi-2) (Opsi-3)
(Opsi-1) (Opsi-4)
NPV (Rp/ha/15 170.602.650 728.178.746 307.465.188 484.800.852
tahun)
BCR 1,46 6,31 4,49 4,01
IRR (%) 33% 36% 17% 33%
menyebabkan nilai BCR yang diperoleh opsi kedua lebih besar dibandingkan
ketiga opsi lainnya.
Analisis Sensitivitas
Simpulan
Pengelolaan hutan rakyat dan pertanian padi sawah di Desa Benda dan Desa
Dukuhmaja secara finansial layak untuk dilakukan serta dikembangkan. Hasil dari
perhitungan nilai NPV, IRR, dan BCR dapat dipertimbangkan sesuai dengan
kriteria kelayakan finansial. Hasil perbandingan berdasarkan studi kelayakan
finansial antara pengelolaan pertanian padi sawah, pengelolaan hutan rakyat
dengan pola tanam agroforestri, monokultur jati, dan sengon didapatkan bahwa
sistem agroforestri sengon, jati dan tanaman sela pisang menghasilkan nilai
keuntungan yang paling besar dibandingkan dengan ketiga sistem pengelolaan
lainnya, dengan nilai NPV Rp 728.178.746/ha, berdasarkan nilai sekarang akan
memperoleh keuntungan setiap tahunnya yaitu sebesar Rp 48.545.250/ha, nilai
BCR sebesar 6,31, dan IRR sebesar 36%. Hasil analisis sensitivitas berdasarkan
persentase perubahan NPV, BCR, dan IRR menunjukkan bahwa semua usaha
pertanian padi sawah dan hutan rakyat lebih sensitif terhadap perubahan
penurunan harga produk dibandingkan dengan kenaikan biaya input. Motif-motif
petani membangun hutan rakyat karena dinilai dapat menjadi investasi dan
tabungan petani dalam waktu yang panjang sedangkan usaha pertanian padi sawah
untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Saran
1. Untuk memperoleh hasil panen yang optimal, petani hutan rakyat harus lebih
memaksimalkan pemanfaatan lahan yang dimiliki.
2. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan penurunan harga produk lebih sensitif
dibandingkan kenaikan biaya input, maka perlu adanya peningkatan informasi
akses pasar agar harga meningkat atau tetap stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3 4 5 Waktu
No Uraian belum di Rata-rata
Keterang Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Pengel
konversi (Rp/ha)
an (per (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp/ha) x uaran
ke (Rp/ha)
ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) 3 panen
BIAYA VARIABEL
1 Upah Tenaga
Kerja
Pembangunan 4 orang 4 orang 7 orang 7 orang 4 orang
Irigasi 70.000 dan 2 2.666.667 dan 2 4.000.000 dan 2 2.800.000 dan 2 1.400.000 dan 2 4.000.000 t0 2.973.333
hari hari hari hari hari
Persiapan 2 orang 2 orang 4 orang 4 orang 2 orang
Lahan 70.000 dan 1 2.000.000 dan 1 3.000.000 dan 1 2.400.000 dan 1 1.680.000 dan 1 3.000.000 t0-t15 2.416.000
hari hari hari hari hari
Penanaman 2 orang 2 orang 4 orang 4 orang 2 orang
50.000 dan 1 1.428.571 dan 1 2.142.857 dan 1 1.714.286 dan 1 750.000 dan 1 2.142.857 t0-t15 1.635.714
hari hari hari hari hari
Pemeliharaan 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 1 orang
70.000 dan 3 3.000.000 dan 3 4.500.000 dan 1 1.200.000 dan 1 840.000 dan 1 1.500.000 t0-t15 2.208.000
hari hari hari hari hari
Pemupukan 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang
t -t
70.000 dan 2 2.000.000 dan 2 3.000.000 dan 2 2.400.000 dan 2 630.000 dan 1 3.000.000 0 15 2.206.000
hari hari hari hari hari
Pemanenan 1 orang 2 orang 3 orang 3 orang 2 orang
197.000 dan 1 2.814.286 dan 1 8.442.857 dan 1 5.065.714 dan 1 5.906.250 dan 1 8.442.857 t0-t15 6.134.393
hari hari hari hari hari
Pengangkutan 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
t -t
10.000 dan 1 1.000.000 dan 1 1.071.429 dan 1 2.228.571 dan 1 2.100.000 dan 1 1.071.429 0 15 1.494.286
hari hari hari hari hari
2 Pupuk NPK 12.000 10 Kg 1.714.286 7 Kg 1.800.000 0 0 0 0 4 Kg 1.028.571 t0-t15 908.571
3 Pupuk Urea 2.500 100 Kg 3.571.429 7 Kg 375.000 100 Kg 2.142.857 200 Kg 1.500.000 0 0 1.517.857
t0-t15
4 Pupuk TSP 3.000 50 Kg 2.142.857 3 Kg 192.857 50 Kg 1.285.714 0 0 4 Kg 257.143 775.714
t0-t15
21
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3 4 5 Waktu
No Uraian belum di Rata-rata
Keterang Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Pengel
konversi (Rp/ha)
an (per (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp/ha) x uaran
ke (Rp/ha)
ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) 3 panen
5 Pupuk 200 35 Kg 100.000 0 0 0 0 0 0 4 Kg 17.143 t0-t15 23.429
Kandang
6 Pupuk KCL 2.500 0 0 3 Kg 160.714 50 Kg 1.071.429 0 0 0 0 t -t 246.429
0 15
7 Puradan 35.000 0 0 0 0 1 Kg 300.000 4 Kg 420.000 4 Kg 3.000.000 t -t 744.000
0 15
8 Pupuk Foska 250.000 0 0 0 0 0 0 1,5 Kg 1.125.000 0 0 t -t 225.000
0 15
9 Pupuk ZA 2.100 0 0 0 0 0 0 50 Kg 315.000 0 0 t -t 63.000
0 15
Pestisida yang 1 Unit
10 digunakan Pak 52.000 0 0 0 0 0 0 0 0 1.114.286 t0-t15 222.857
Botol
RT Misda
Pestisida yang 1 Unit
11 digunakan Pak 190.000 0 0 0 0 0 0 570.000 0 0 t0-t15 114.000
Botol
Tirja
12 Bibit Padi 70.000 2 Kg 2.000.000 1 Kg 1.500.000 4 Kg 2.400.000 9 Kg 1.890.000 0 0 t0-t15 1.558.000
13 Bibit Padi Pak 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Kg 2.142.857 t0-t15 428.571
RT Misda
BIAYA TETAP
1 Biaya Sewa 250.000 0 0 0 0 1 Unit 2.142.857 0 0 1 Unit 5.357.143 t0-t15 1.500.000
Alat alat alat
2 Biaya Retribusi 16.500 Unit 78.571 Unit 117.857 Unit 188.571 Unit 82.500 Unit 117.857 t0-t15 117.071
lahan lahan lahan lahan lahan
BIAYA INVESTASI
1 Cangkul 70.000 2 Unit 666.667 3 Unit 1.500.000 5 Unit 1.428.571 4 Unit 400.000 2 Unit 1.000.000 t0,t10 999.048
2 Sabit 50.000 2 Unit 476.190 3 Unit 1.071.429 6 Unit 857.143 5 Unit 250.000 4 Unit 1.428.571 t0,t10 816.667
3 Mesin Traktor 10.000.000 1 Unit 47.619.048 0 0 0 0 1 Unit 12.000.000 0 0 t0 11.923.810
22
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3 4 5 Waktu
No Uraian belum di Rata-rata
Keterang Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Keteran Jumlah Pengel
konversi (Rp/ha)
an (per (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp) x 3 gan (Rp/ha) x uaran
ke (Rp/ha)
ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) panen (per ha) 3 panen
4 Alat Semprotan 450.000 1 unit 2.142.857 2 Unit 6.428.571 1 Unit 1.285.714 2 Unit 900.000 1 Unit 3.214.286 t0,t10 2.794.286
5 Garok 90.000 0 0 1 Unit 642.857 4 Unit 1.028.571 2 Unit 180.000 0 0 t0,t10 370.286
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3
No Uraian belum di Jumlah Jumlah Waktu Rata-rata
konversi ke Keterangan Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Pengeluaran (Rp/ha)
(Rp) x 3 (Rp/ha) x 3
(Rp/ha) (per ha) (per ha) x 3 panen (per ha)
panen panen
BIAYA VARIABEL
1 Upah Tenaga Kerja
Pembersih lahan 70.000 4 orang dan 4 560.000 4 orang dan 1 400.000 2 orang dan 1 1.000.000 t0 653.333
hari hari hari
Penanaman 70.000 4 orang dan 7 980.000 10 orang dan 999.999 3 orang dan 1 1.500.000 t0 1.160.000
hari 1 hari hari
23
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3
No Uraian belum di Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah Waktu Rata-rata
konversi ke Pengeluaran (Rp/ha)
(Rp) x 3 (Rp/ha) x 3
(Rp/ha) (per ha) (per ha) x 3 panen (per ha)
panen panen
Pemeliharaan 70.000 3 orang dan 3 315.000 2 orang dan 3 599.999 2 orang dan 3 3.000.000 t1-t15 1.305.000
hari hari hari
Pemupukan 70.000 3 orang dan 1 105.000 2 orang dan 1 200.000 2 orang dan 1 1.000.000 t -t 435.000
1 15
hari hari hari
Pemanenan Pisang 70.000 2 orang dan 1 140.000 2 orang dan 1 400.000 1 orang dan 1 1.000.000 t -t 513.333
1 15
hari hari hari
Pemanenan Kayu Pak 2.250.000 Borongan 1.125.000 0 0 0 0 t ,t ,t 375.000
5 10 15
Haji Uswandi
Pemanenan Kayu 1.950.000 0 0 Borongan 2.785.712 Borongan 13.928.571 t ,t ,t 5.571.428
5 10 15
2 Pupuk NPK 12.000 400 Kg 2.400.000 0 0 4 Kg 342.857 t1-t15 914.286
3 Pupuk Urea 2.500 100 Kg 125.000 200 kg 714.285 0 0 t1-t15 279.762
4 Pupuk TSP 3.000 100 Kg 150.000 50 Kg 214.286 4 Kg 85.714 t1-t15 150.000
5 Pupuk Organik 500 1 Kg 250 0 0 0 0 t -t 83
1 15
6 Pestisida 25.000 1 Unit Botol 12.500 1 Unit Botol 35.714 1 Unit Botol 178.571 t -t 75.595
1 15
7 Pupuk KCL 2.500 0 0 50 kg 178.571 0 0 t -t 59.524
1 15
8 Puradan 17.000 0 0 0 0 4 Kg 485.714 t -t 161.905
1 15
BIAYA TETAP
1 Biaya Retribusi 16.500 Unit lahan 82.500 Unit lahan 141.428 Unit lahan 117.857 t0-t15 113.929
BIAYA INVESTASI
1 Cangkul 70.000 4 Unit 140.000 4 Unit 400.000 2 Unit 1.000.000 t0,t10 513.333
2 Sabit 50.000 3 Unit 75.000 4 Unit 285.714 4 Unit 1.428.571 t0,t10 596.428
24
Harga Total Biaya yang dikeluarkan responden sudah di konversi ke dalam (Rp/ha)
Satuan 1 2 3
No Uraian belum di Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah Waktu Rata-rata
konversi ke Pengeluaran (Rp/ha)
(Rp) x 3 (Rp/ha) x 3
(Rp/ha) (per ha) (per ha) x 3 panen (per ha)
panen panen
3 Golok 100.000 5 Unit 250.000 7 Unit 999.999 2 Unit 1.428.571 t0,t5,t10,t15 892.857
4 Alat Semprotan 450.000 1 Unit 225.000 1 Unit 642.857 1 Unit 3.214.286 t0,t10 1.360.714
5 Kampak 80.000 3 Unit 120.000 0 0 1 Unit 571.429 t0,t10 230.476
6 Mesin Sabit Rumput 2.000.000 1 Unit 1.000.000 0 0 0 0 t0 333.333
7 Bibit Sengon 1.500 1000 Bibit 750.000 600 Bibit 1.285.713 90 Bibit 964.286 t0 1.000.000
8 Bibit Jati 4.000 1000 Bibit 2.000.000 500 Bibit 2.857.140 80 Bibit 2.285.714 t0 2.380.951
9 Bibit Pisang 4.500 80 Bibit 180.000 60 Bibit 385.714 15 Bibit 482.143 t0 349.286
BIAYA VARIABEL
1 Upah Tenaga Kerja
25
Pembersih lahan 70.000 2 orang dan 1 hari 500.000 3 orang dan 1 hari 500.000 t0 500.000
Penanaman 70.000 2 orang dan 1 hari 500.000 6 orang dan 1 hari 1.000.000 t0 750.000
Pemeliharaan 70.000 1 orang dan 1 hari 250.000 1 orang dan 1 hari 166.667 t -t 208.333
1 15
Pemupukan 70.000 2 orang dan 1 hari 500.000 2 orang dan 3 hari 1.000.000 t1 750.000
Pemanenan 1.850.000 Borongan 6.607.143 Borongan 4.404.761 t 5.505.952
15
2 Pupuk Urea 2.500 10 kg 89.286 30 kg 178.571 t1 133.929
3 Pupuk TSP 3.000 10 kg 107.143 0 0 t1 53.571
4 Pupuk Kandang 500 0 0 6 kg 7.143 t1 3.571
BIAYA TETAP
1 Biaya Retribusi 16.500 Unit lahan 58.929 Unit lahan 157.143 t0-t15 108.036
BIAYA INVESTASI
1 Cangkul Pak Didi 70.000 2 Unit 500.000 0 0 t0,t10 250.000
2 Cangkul Pak Tirja 100.000 0 0 2 Unit 476.190 t0,t10 238.095
3 Sabit 50.000 2 Unit 357.143 2 Unit 238.095 t0,t10 297.619
4 Golok 400.000 2 Unit 714.286 1 Unit 952.381 t0,t10 833.333
5 Kampak 60.000 0 0 2 Unit 285.714 t0,t10 142.857
6 Bibit Jati 4.000 150 Bibit 2.142.857 500 Bibit 4.761.904 t 3.452.381
0
7 Alat Semprotan 450.000 1 Unit 1.607.143 1 Unit 1.071.428 t0,t10 1.339.286
1) Didi dengan luas lahan 0,28 ha.
2) Tirja dengan luas lahan 0,42 ha.
26
BIAYA TETAP
1 Biaya Retribusi 16.500 Unit lahan 157.143 Unit lahan 157.143 t0-t15 157.143
BIAYA INVESTASI
1 Cangkul 70.000 2 Unit 666.667 2 Unit 1.500,000 t ,t 1.083.333
0 10
3 Golok 150.000 2 Unit 1.428.572 1 Unit 357.143 t0, t5, t10, 892.857
t
15
4 Alat Semprotan 450.000 1 Unit 2.142.857 1 Unit 6.428.571 t0,t10 4.285.714
5 Mesin Sabit Rumput 2.000.000 1 Unit 9.523.810 0 0 t0,t10 4.761.905
27
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Produksi Padi 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286
Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Beli Lahan 71.942.857 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Cangkul 999.048 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Sabit 816.667 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Mesin Traktor 11.923.810 0 0 0 0 0 0 0 0
E. Alat Semprotan 2.794.286 0 0 0 0 0 0 0 0
F. Garok 370.286 0 0 0 0 0 0 0 0
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2. Biaya Produksi
A. Upah Tenaga Kerja
Pembangunan Irigasi 2.973.333 0 0 0 0 0 0 0 0
Persiapan Lahan 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000 2.416.000
Penanaman 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714 1.635.714
Pemeliharaan 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000 2.208.000
Pemupukan 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000 2.206.000
Pemanenan 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393 6.134.393
Pengangkutan 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286 1.494.286
B. Pupuk NPK 908.571 908.571 908.571 908.571 908.571 908.571 908.571 908.571 908.571
C. Pupuk Urea 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857 1.517.857
D. Pupuk TSP 775.714 775.714 775.714 775.714 775.714 775.714 775.714 775.714 775.714
E. Pupuk Kandang 23.429 23.429 23.429 23.429 23.429 23.429 23.429 23.429 23.429
F. Pupuk KCL 246.429 246.429 246.429 246.429 246.429 246.429 246.429 246.429 246.429
G. Puradan 744.000 744.000 744.000 744.000 744.000 744.000 744.000 744.000 744.000
H. Pupuk Foska 225.000 225.000 225.000 225.000 225.000 225.000 225.000 225.000 225.000
I. Pupuk ZA 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000
J. Pestisida Pak RT Misda 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857
K. Pestisida Pak Tirja 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000
L. Bibit Padi 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000
M. Bibit Padi Pak RT Misda 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571
N. Biaya Sewa Alat 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
29
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
O. Biaya Retribusi 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071
TOTAL BIAYA PRODUKSI 27.512.226 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893
TOTAL OUTFLOW 116.359.179 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893
NET BENEFIT -68.594.893 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393
DISCOUNT FACTOR (5%) 1 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71 0,68
PV/TAHUN -68.594.893 22.119.422 21.066.116 20.062.968 19.107.588 18.197.703 17.331.146 16.505.853 15.719.860
PV BENEFIT/TAHUN 47.764.286 45.489.796 43.323.615 41.260.586 39.295.796 37.424.568 35.642.445 33.945.186 32.328.749
PV COST/TAHUN 116.359.179 23.370.374 22.257.499 21.197.618 20.188.208 19.226.865 18.311.300 17.439.333 16.608.889
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
Produksi Padi 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286 47.764.286
Nilai Sisa 2.460.143
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
C. Sabit 0 816.667 0 0 0 0 0
D. Mesin Traktor 0 0 0 0 0 0 0
E. Alat Semprotan 0 2.794.286 0 0 0 0 0
F. Garok 0 370.286 0 0 0 0 0
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
I. Pupuk ZA 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000 63.000
J. Pestisida yang digunakan Pak RT Misda 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857 222.857
K. Pestisida yang digunakan Pak Tirja 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000 114.000
L. Bibit Padi 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000 1.558.000
M. Bibit Padi Pak RT Misda 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571 428.571
N. Biaya Sewa Alat 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
O. Biaya Retribusi 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071 117.071
TOTAL BIAYA PRODUKSI 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893
TOTAL OUTFLOW 24.538.893 29.519.179 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893 24.538.893
NET BENEFIT 23.225.393 18.245.107 23.225.393 23.225.393 23.225.393 23.225.393 25.685.536
DISCOUNT FACTOR (5%) 0,64 0,61 0,58 0,56 0,53 0,51 0,48
PV/TAHUN 14.971.295 11.200.913 13.579.406 12.932.768 12.316.922 11.730.402 12.355.182
PV BENEFIT/TAHUN 30.789.284 29.323.128 27.926.789 26.596.942 25.330.421 24.124.210 24.158.809
PV COST/TAHUN 15.817.989 18.122.215 14.347.382 13.664.174 13.013.499 12.393.808 11.803.627
NPV (I:5%) 170.602.650
IRR 33%
PV POSITIF 239.197.543
PV NEGATIIF -68.594.893
NET B/C 3,49
GROS B/C 1,46
32
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Produksi Jati
Produksi Sengon 299.999.871
Pisang 0 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285
Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 0 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 302.794.156 2.794.285 2.794.285 2.794.285
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Beli Lahan 71.428.540 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Cangkul 513.333 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Sabit 596.428 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Golok 892.857 0 0 0 0 892.857 0 0 0
E. Alat Semprotan 1.360.714 0 0 0 0 0 0 0 0
F. Kampak 230.476 0 0 0 0 0 0 0 0
G. Mesin Sabit Rumput 333.333 0 0 0 0 0 0 0 0
H. Bibit Sengon 1.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0
I. Bibit Jati 2.380.951 0 0 0 0 0 0 0 0
J. Bibit Pisang 349.286 0 0 0 0 0 0 0 0
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Penanaman 1.160.000 0 0 0 0 0 0 0 0
Pemeliharaan 0 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000
Pemupukan 0 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000
Pemanenan 0 513.333 513.333 513.333 513.333 6.459.761 513.333 513.333 513.333
B. Pupuk NPK 0 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286
C. Pupuk Urea 0 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762
D. Pupuk TSP 0 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
E. Pupuk Organik 0 83 83 83 83 83 83 83 83
F. Pestisida 0 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595
G. Pupuk KCL 0 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524
H. Puradan 0 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905
I. Biaya Retribusi 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929
TOTAL BIAYA PRODUKSI 1.927.261 4.008.416 4.008.416 4.008.416 4.008.416 9.954.843 4.008.416 4.008.416 4.008.416
TOTAL OUTFLOW 81.013.181 4.008.416 4.008.416 4.008.416 4.008.416 10.847.700 4.008.416 4.008.416 4.008.416
NET BENEFIT -81.013.181 -1.214.131 -1.214.131 -1.214.131 -1.214.131 291.946.456 -1.214.131 -1.214.131 -1.214.131
DISCOUNT FACTOR (5%) 1 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71 0,68
PV/TAHUN -81.013.181 -1.156.315 -1.101.253 -1.048.812 -998.869 228.747.687 -906.003 -862.860 -821.772
PV BENEFIT/TAHUN 0 2,661.224 2.534.499 2.413.808 2.298.865 237.247.144 2.085.138 1.985.846 1.891.282
PV COST/TAHUN 81.013.181 3.817.539 3.635.751 3.462.620 3.297.734 8.499.457 2.991.142 2.848.706 2.713.054
34
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
Produksi Jati 565.475.964
Produksi Sengon 299.999.871 299.999.871
Pisang 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285 2.794.285
Nilai Sisa 1.578.571
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
Penanaman 0 0 0 0 0 0 0
Pemeliharaan 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000 1.305.000
Pemupukan 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000 435.000
Pemanenan 513.333 6.459.761 513.333 513.333 513.333 513.333 6.459.761
B. Pupuk NPK 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286 914.286
C. Pupuk Urea 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762 279.762
D. Pupuk TSP 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
E. Pupuk Organik 83 83 83 83 83 83 83
F. Pestisida 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595 75.595
G. Pupuk KCL 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524 59.524
H. Puradan 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905 161.905
I. Biaya Retribusi 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929 113.929
TOTAL BIAYA PRODUKSI 4.008.416 9.954.843 4.008.416 4.008.416 4.008.416 4.008.416 9.954.843
TOTAL OUTFLOW 4.008.416 13.548.652 4.008.416 4.008.416 4.008.416 4.008.416 10.847.700
NET BENEFIT -1.214.131 289.245.504 -1.214.131 -1.214.131 -1.214.131 -1.214.131 859.000.991
DISCOUNT FACTOR (5%) 0,64 0,61 0,58 0,56 0,53 0,51 0,48
PV/TAHUN -782.640 177.571.648 -709.877 -676.074 -643.880 -613.219 413.194.164
PV BENEFIT/TAHUN 1.801.221 185.889.346 1.633.760 1.555.962 1.481.869 1.411.304 418.412.093
PV COST/TAHUN 2.583.861 8.317.697 2.343.638 2.232.036 2.125.749 2.024.522 5.217.929
NPV (I:5%) 728.178.746
IRR 36%
PV POSITIF 819.513.500
36
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
PV NEGATIIF -91.334.754
NET B/C 8,97
GROS B/C 6,31
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Produksi Jati
Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Beli Lahan 71.428.566 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Cangkul Pak Didi 250.000 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Cangkul Pak Tirja 238.095 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Sabit 297.619 0 0 0 0 0 0 0 0
E. Golok 833.333 0 0 0 0 0 0 0 0
F. Kampak 142.857 0 0 0 0 0 0 0 0
G. Bibit Jati 3.452.381 0 0 0 0 0 0 0 0
H. Alat Semprotan 1.339.286 0 0 0 0 0 0 0 0
37
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TOTAL BIAYA INVESTASI 77.982.137 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Biaya Produksi
A. Upah Tenaga Kerja
Pembersih lahan 500.000 0 0 0 0 0 0 0 0
Penanaman 750.000 0 0 0 0 0 0 0 0
Pemeliharaan 0 208.333 208.333 208.333 208.333 208.333 208.333 208.333 208.333
Pemupukan 0 750.000 0 0 0 0 0 0 0
Pemanenan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Pupuk Urea 0 133.929 0 0 0 0 0 0 0
C. Pupuk TSP 0 53.571 0 0 0 0 0 0 0
D. Pupuk Kandang 0 3.571 0 0 0 0 0 0 0
E. Biaya Retribusi 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036
TOTAL BIAYA PRODUKSI 1.358.036 1.257.440 316.369 316.369 316.369 316.369 316.369 316.369 316.369
TOTAL OUTFLOW 79.340.172 1.257.440 316.369 316.369 316.369 316.369` 316.369 316.369 316.369
NET BENEFIT -79.340.172 -1.257.440 -316.369 -316.369 -316.369 -316.369 -316.369 -316.369 -316.369
DISCOUNT FACTOR (5%) 1 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71 0,68
PV/TAHUN -79.340.172 -1.197.562 -286.956 -273.291 -260.278 -247.883 -236.079 -224.838 -214.131
PV BENEFIT/TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PV COST/TAHUN 79.340.172 1.197.562 286.956 273.291 260.278 247.883 236.079 224.838 214.131
38
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
Produksi Jati 820,833,243
Nilai Sisa 1,461,309
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
B. Pupuk Urea 0 0 0 0 0 0 0
C. Pupuk TSP 0 0 0 0 0 0 0
D. Pupuk Kandang 0 0 0 0 0 0 0
E. Biaya Retribusi 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036 108.036
TOTAL BIAYA PRODUKSI 316.369 316.369 316.369 316.369 316.369 316.369 5.822.321
TOTAL OUTFLOW 316,369 3.417.559 316,369 316,369 316,369 316,369 5.822.321
NET BENEFIT -316.369 -3.417.559 -316.369 -316.369 -316.369 -316.369 816,472,231
DISCOUNT FACTOR (5%) 0,64 0,61 0,58 0,56 0,53 0,51 0,48
PV/TAHUN -203.934 -2.098.085 -184.974 -176.166 -167.777 -159.788 392.737.103
PV BENEFIT/TAHUN 0 0 0 0 0 0 395.537.739
PV COST/TAHUN 203.934 2.098.085 184.974 176.166 167.777 159.788 2.800.636
NPV (I:5%) 307.465.188
IRR 17%
PV POSITIF 392.737.103
PV NEGATIIF -85.271.916
NET B/C 4,61
GROS B/C 4,49
40
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Produksi Sengon 342.857.126
Nilai Sisa
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8
C. Pestisida 0 148.810 148.810 148.810 148.810 148.810 148.810 148.810 148.810
D. Pupuk Urea 0 446.429 446.429 446.429 446.429 446.429 446.429 446.429 446.429
E. Pupuk Foska 0 357.143 357.143 357.143 357.143` 357.143 357.143 357.143 357.143
F. Pupuk Kandang 0 178.571 178.571 178.571 178.571 178.571 178.571 178.571 178.571
G. Biaya Retribusi 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143
TOTAL BIAYA PRODUKSI 2.407.143 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 11.752.380 5.145.238 5.145.238 5.145.238
TOTAL OUTFLOW 86.776.187 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 12.645.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238
NET BENEFIT -86.776.187 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 330.211.889 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238
DISCOUNT FACTOR (5%) 1 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71 0,68
PV/TAHUN -86.776.187 -4.900.226 -4.666.882 -4.444.650 -4.233.000 258.729.655 -3.839.456 -3.656.624 -3.482.499
PV BENEFIT/TAHUN 0 0 0 0 0 268.637.530 0 0 0
PV COST/TAHUN 86.776.187 4.900.226 4.666.882 4.444.650 4.233.000 9.907.875 3.839.456 3.656.624 3.482.499
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
Produksi Sengon 342.857.126 342.857.126
Nilai Sisa 3.583.333
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
1. Biaya Investasi
A. Beli Lahan 0 0 0 0 0 0 0
B. Cangkul 0 1.083.333 0 0 0 0 0
C. Sabit 0 773.810 0 0 0 0 0
D. Golok 0 892.857 0 0 0 0 892.857
E.Alat Semprotan 0 4.285.714 0 0 0 0 0
F. Mesin Sabit Rumput 0 4.761.905 0 0 0 0 0
G. Bibit Sengon 0 0 0 0 0 0 0
Uraian Tahun
9 10 11 12 13 14 15
TOTAL BIAYA PRODUKSI 5.145.238 11.752.380 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 11.752.380
TOTAL OUTFLOW 5.145.238 23.550.000 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 12.645.238
NET BENEFIT -5.145.238 319.307.126 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 333.795.222
DISCOUNT FACTOR (5%) 0,64 0,61 0,58 0,56 0,53 0,51 0,48
G. Biaya Retribusi 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143 157.143
TOTAL BIAYA PRODUKSI 5.145.238 11.752.380 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 11.752.380
TOTAL OUTFLOW 5.145.238 23.550.000 5.145.238 5.145.238 5.145.238 5.145.238 12.645.238
NET BENEFIT -5.145.238 319.307.126 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 -5.145.238 333.795.222
DISCOUNT FACTOR (5%) 0,64 0,61 0,58 0,56 0,53 0,51 0,48
PV/TAHUN -3.316.666 196.026.877 -3.008.314 -2.865.061 -2.728.629 -2.598.695 160.561.209
PV BENEFIT/TAHUN 0 210.484.534 0 0 0 0 166.643.785
PV COST/TAHUN 3.316.666 14.457.657 3.008.314 2.865.061 2.728.629 2.598.695 6.082.575
NPV (I:5%) 484.800.852
IRR 33%
PV POSITIF 615.317.741
PV NEGATIIF -130.516.890
NET B/C 4,71
GROS B/C 4,01
44
Gambar 4 Hutan rakyat dengan pola tanam monokultur jati di Desa Benda
RIWAYAT HIDUP