DEWI MASITHAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dewi Masithah
NIM H34140021
ABSTRAK
DEWI MASITHAH. Kelayakan Pengusahaan Buah Tin (Ficus carica) Kebun Jogja
Ara Garden di Yogyakarta. Dibimbing oleh RITA NURMALINA.
Tin merupakan tanaman asal Mediterania yang saat ini mulai diusahakan di
Indonesia. Salah satunya berada di Jogja Ara Garden, Provinsi Yogyakarta. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pengusahaan tin Jogja Ara
Garden berdasarkan aspek nonfinansial, aspek finansial, tingkat sensitivitas, dan
switching value. Analisis kelayakan pengusahaan tin terdiri atas tiga skenario, yaitu
skenario I (pembibitan), skenario II (produksi buah), dan skenario III (pembibitan
dan produksi buah). Berdasarkan aspek nonfinansial (aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek
lingkungan) dan aspek finansial (NPV, Net B/C, IRR, dan payback period) bahwa
usaha tin Jogja Ara Garden layak untuk dijalankan. Tingkat sensitivitas usaha
dilihat berdasarkan penurunan produksi tin dan peningkatan harga pupuk NPK
mutiara.
ABSTRACT
DEWI MASITHAH. Feasibility Business of Fig Fruit (Ficus carica) Jogja Ara
Garden in Yogyakarta. Supervised by RITA NURMALINA.
DEWI MASITHAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini adalah studi kelayakan bisnis dengan judul Kelayakan Pengusahaan
Buah Tin (Ficus carica) Kebun Jogja Ara Garden di Yogyakarta. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai Mei 2018.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof Dr Ir Rita Nurmalina MS selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
memberikan arahan, saran, dan motivasi mulai dari penentuan topik penelitian,
penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Priyo Catur Pamungkas selaku pemilik kebun Jogja Ara Garden yang
telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
3. Kesbangpol Kabupaten Bogor, Kesbangpol Provinsi Jawa Barat, Kesbangpol
Provinsi Yogyakarta, Kesbangpol Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian Provinsi
Yogyakarta, Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, BPS Pusat, BPS Provinsi
Yogyakarta, BPS Kabupaten Sleman, Kecamatan Godean, Desa Sidokarto,
serta UPTBP3K Kecamatan Godean atas izin dan informasi pendukung yang
diberikan demi terlaksananya kegiatan penelitian ini.
4. Bantuan pendidikan Bidikmisi yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor.
5. Keluarga Paguyuban Bidikmisi (PBM) IPB dan sahabat Ninja Warior PBM IPB
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak (Arlen), Ibu (Endang Susilowati), Adik tersayang (Rahmat Fathin), dan
keluarga yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Laras Dien Hutami dan M Gafur Sidiq yang telah bersedia membantu penulis
selama melaksanakan penelitian di Yogyakarta.
8. Para sahabat lainnya, Atika, Emma, Anggun, Pipit, Larasati, dan Iruth atas
dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
9. Keluarga Agribisnis angkatan 51 yang selalu mendukung penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Dewi Masithah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan 5
Manfaat 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 6
Tanaman Tin 6
Aspek Nonfinansial 7
Aspek Finansial 8
KERANGKA PEMIKIRAN 8
Kerangka Pemikiran Teoritis 8
Kerangka Pemikiran Operasional 13
METODE PENELITIAN 15
Lokasi dan Waktu Penelitian 15
Jenis dan Sumber Data 15
Metode Pengumpulan Data 15
Metode Pengolahan dan Analisis Data 15
Asumsi Dasar 19
GAMBARAN UMUM 19
Lokasi Penelitian 19
Kebun Jogja Ara Garden 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 21
Analisis Kelayakan Aspek Nonfinansial 21
Analisis Kelayakan Aspek Finansial 28
Analisis Sensitivitas 39
Analisis Switching Value 41
SIMPULAN DAN SARAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 45
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi kegiatan penelitian 45
2 Laporan laba/rugi skenario I 46
3 Laporan laba/rugi skenario II 47
4 Laporan laba/rugi skenario III 48
15
5 Cashflow skenario I 49
6 Cashflow skenario II 50
7 Cashflow skenario III 52
8 Sensitivitas skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 53
50 persen
9 Sensitivitas skenario II apabila terjadi penurunan produksi sebesar 55
50 persen
10 Sensitivitas skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 56
50 persen
11 Sensitivitas skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK 58
mutiara sebesar 30 persen
12 Sensitivitas skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK 60
mutiara sebesar 30 persen
13 Sensitivitas skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK 61
mutiara sebesar 30 persen
14 Switching value skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 63
36.27 persen
15 Switching value skenario II apabila terjadi penurunan produksi sebesar 64
56.73 persen
16 Switching value skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 66
58.16 persen
17 Switching value skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk 67
NPK mutiara sebesar 109.97 persen
18 Switching value skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk 69
NPK mutiara sebesar 1 532.32 persen
19 Switching value skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk 70
NPK mutiara sebesar 1 193.51 persen
15
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tin merupakan buah asal Mediterania yang saat ini mulai diusahkan oleh
masyarakat dunia. Berdasarkan data dari Badan Pangan Dunia (FAO) pada tahun
2016, terdapat 52 negara penghasil buah tin dengan jumlah total produksi mencapai
1 064 784 ton. Jumlah tersebut menurun sebesar 108 046 ton dari tahun
sebelumnya. Hal ini disebabkan luas areal tanam berkurang sebesar 6 362 hektar
dari tahun sebelumnya yaitu 317 442 hektar pada tahun 2015. Lima besar produsen
utama tin pada tahun 2016 yaitu Turki, Mesir, Algeria, Moroko, dan Iran. Lima
besar negara produsen utama tin berdasarkan luas lahan dan produksi pada tahun
2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan luas lahan dan produksi buah tin berdasarkan negara
produsen utama di dunia tahun 2012-2016
Tahun
Uraian Negara
2012 2013 2014 2015 2016
Luas lahan (ha) Turki 49 175 49 401 49 464 49 178 49 987
Mesir 28 716 28 884 28 501 27 881 27 918*
Algeria 45 125 44 608 44 395 43 130 42 248
Moroko 51 020 55 020 54 771 55 260 58 306
Iran 48 128 50 856 51 047 53 385* 53 101*
Produksi (ton) Turki 274 535 298 914 300 282 300 600 305 450
Mesir 171 602 176 595 176 105 172 474 167 622*
Algeria 110 058 117 100 128 620 139 137 131 789
Moroko 102 694 112 537 126 554 150 111 59 881
Iran 67 434 71 300 72 672 73 212* 70 178*
Sumber: FAO (2017)
*Data FAO berdasarkan metode imputasi
yang terbit pada tahun 1885-1890. Selanjutnya pada tahun 1997, pengusaha
tanaman di Indonesia mengetahui bahwa tanaman tin yang bernama latin Ficus
carica mempunyai beragam varietas diantaranya Negronne, Flanders, dan
Conadria. Beragam varietas tin lainnya mulai didatangkan ke Indonesia pada tahun
2006. Meskipun demikian pengusaha tanaman tin masih terbatas di Indonesia.
Pengusaha tin di Indonesia terdapat di Pulau Jawa yaitu wilayah Malang, Kediri,
Tulungagung, dan Nganjuk yang berada di Jawa Timur, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta Jakarta.
Perumusan Masalah
Tin (Ficus carica) merupakan tanaman buah anggota famili Moraceae yang
tergolong semak tinggi atau pohon kecil yang tingginya dapat mencapai 10 meter.
3
Idealnya tanaman tin dapat tumbuh baik di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman
tin berbuah lebat mulai pertengahan musim panas hingga musim gugur di wilayah
subtropis (negara empat musim). Sementara di wilayah tropis (seperti Indonesia),
tin dapat berbuah sepanjang tahun. Secara umum, semua tanaman tin dapat
menghasilkan buah. Namun tidak semuanya layak untuk dikonsumsi. Hanya buah
tin yang berasal dari pohon betina yang layak untuk dikonsumsi. Hal ini karena
buah tin yang berasal dari pohon tin jantan memiliki rasa yang tidak enak, pahit,
kering, dan bernas (Rahimah dan Pujiastuti 2016).
Terdapat tiga tipe pohon tin betina yaitu smyrna, san pedro, dan common.
Berdasarkan ketiga tipe pohon tin betina, tipe common yang paling potensial
diusahakan di Indonesia. Tipe common dapat menghasilkan buah utama (muncul di
atas ketiak daun) dan buah breba (muncul di bawah ketiak daun) yang layak untuk
dikonsumsi tanpa melalui polinasi (partenokarpi) dari tanaman tin jantan. Tipe
common ini berbeda dengan smyrna dan san pedro yang membutuhkan
penyerbukan dari bunga pohon tin jantan (caprifig) dengan bantuan tawon
Blastophaga spp. untuk menghasilkan buah utama dan/atau buah breba yang layak
dikonsumsi (Lev Yadun et al. 2006). Adapun tanaman indukan tin yang
diperbanyak di Indonesia diperoleh secara impor dari negara Spanyol, Prancis, dan
Israel.
Jenis tin common yang adaptif di Indonesia sulit diperbanyak secara
generatif atau perbanyakan dari biji karena sifatnya yang partenokarpi. Menurut
Tjitrosoepomo (2013), buah yang memiliki sifat partenokarpi biasanya tidak
mengandung biji atau jika ada bijinya maka biji tersebut tidak mengandung
kandung lembaga sehingga tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan.
Oleh karena itu, cara yang dapat dilakukan untuk perbanyakan tin di Indonesia
adalah secara vegetatif. Salah satunya dengan cara mencangkok. Selain mudah,
pertumbuhan tanaman hasil perbanyakan dengan metode cangkok juga sangat cepat
(Poerwanto dan Susila 2014). Hasil cangkokan tin sudah dapat diturunkan dan
ditanam di lahan hanya dalam waktu 3-4 minggu. Selain itu, bibit hasil cangkok
cenderung lebih cepat berbuah apabila dicangkok dari indukan yang sudah pernah
berbuah.
Tanaman tin dapat tumbuh optimal dan pertumbuhan berlangsung secara
terus-menerus pada daerah bersuhu 16-27 0C. Namun tin juga mentoleransi lokasi
penanaman dengan suhu 4-38 0C. Tingkat curah hujan yang disyaratkan adalah 400-
1 200 mm/tahun. Namun di Indonesia dengan tingkat curah hujan tergolong cukup
tinggi yaitu 2 000-3 000 mm/tahun masih mampu ditoleransi untuk pertumbuhan
tin. Penanaman tin dapat dilakukan di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Namun tanaman tin lebih produktif jika ditanam di daerah berketinggian lebih dari
500 m dpl. Pada umumnya tin bersifat genjah atau cepat panen. Tanaman tin sudah
berbuah dalam waktu 4-6 bulan pascatanam hanya dengan pemberian pupuk.
Penyiraman tin dilakukan rutin 1-3 kali sehari untuk memperoleh hasil buah
terbaik. Pemangkasan tanaman tin juga penting dilakukan untuk mengontrol ukuran
tanaman (Rahimah dan Pujiastuti 2016).
Menurut Flaishman et al. (2008) menyatakan bahwa tanaman tin mulai
belajar berbuah pada tahun ke-2 setelah tanam. Kemudian produksi mulai
meningkat sekitar tahun ke-3 hingga tahun ke-5 setelah tanam. Lalu tanaman tin
tetap produktif hingga tahun ke-15 sampai tahun ke-20 setelah tanam. Adapun
menurut Morton (2004) menyatakan bahwa tanaman tin tetap produktif hingga
4
tahun ke-12 sampai tahun ke-15 setelah tanam. Setelah itu, hasil panen akan
menurun meskipun tanaman tin dapat hidup sampai usia sangat lanjut. Menurut
Agrifarming (2017) bahwa di India panen perdana buah tin dimulai pada tahun ke-
3 dengan produktivitas buah tin yaitu 3 kg/pohon untuk varietas common fig. Hasil
produktivitas tersebut bisa saja berbeda dengan yang dihasilkan oleh pengusaha tin
di Indonesia. Hal ini karena pengusahaan tin di Indonesia masih tahap awal
sehingga data tersebut tidak dapat diperoleh secara rinci. Akses data statistik
pertanian tin di Indonesia untuk saat ini belum tersedia di dinas pertanian, badan
pusat statistik, dan kementerian pertanian Republik Indonesia. Beberapa
penyebabnya adalah pertanian tin di Indonesia merupakan bisnis yang baru
diusahakan sehingga masih berorientasi pada perbanyakan bibit sebagai tanaman
koleksi dan rata-rata pengusaha tanaman tin di Indonesia belum mendaftarkan
usahanya ke dinas pertanian setempat. Produktivitas buah tin di India dapat dilihat
pada Tabel 3.
Rp50 000, dan bibit dalam tabulampot dijual dengan harga Rp300 000 per bibit.
Selain bibit, harga buah tin sebesar Rp250 000 per kg. Di samping bibit dan buah,
pengusaha juga berpeluang menjual daun tin. Namun, kegiatan ini masih belum
dilakukan oleh pengusaha tin di Jogja Ara Garden.
Penelitian yang dilakukan pada usaha tanaman tin Kebun Jogja Ara Garden,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi dalam tiga skenario.
Ketiga skenario tersebut yaitu skenario I untuk pengusahaan tin pada pembibitan,
skenario II untuk produksi buah, dan skenario III merupakan gabungan
pengusahaan tin pada pembibitan dan produksi buah. Berdasarkan perumusan
masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana kelayakan pengusahaan tin Jogja Ara Garden berdasarkan aspek
nonfinansial?
2. Bagaimana kelayakan pengusahaan tin Jogja Ara Garden berdasarkan aspek
finansial?
3. Bagaimana tingkat sensitivitas dan analisis switching value terhadap kelayakan
pengusahaan tin Jogja Ara Garden?
Tujuan
Manfaat
Penelitian ini dilakukan pada salah satu pengusaha tanaman tin yang berada
di Yogyakarta yaitu Jogja Ara Garden di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
6
Adapun analisis kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek
nonfinansial dan aspek finansial. Adapun aspek nonfinansial yang dianalisis yaitu
aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi,
dan budaya, serta aspek lingkungan. Selanjutnya aspek finansial yang dianalisis
adalah Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan
Payback Period.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Tin
Tanaman tin (Ficus carica L.) merupakan tanaman asli Asia Barat dan telah
dibudidayakan selama ribuan tahun di Mediterania, negara-negara Eropa dan
Afrika Utara (Manago 2006). Tanaman tin termasuk spesies yang jumlahnya
berkisar antara 600 sampai 1 900 dan sering ditemukan di wilayah beriklim tropis
dan subtropis (Stover et al. 2007). Budidaya tanaman tin telah berkembang luas di
mancanegara seperti Spanyol, Turki, dan Italia, namun budidaya tin di Indonesia
masih terbatas. Buah tin memiliki sumber serat yang baik dan dapat membantu
metabolisme feses dalam tubuh. Buah tin segar mengandung 1.2% serat sedangkan
buah tin kering mengandung 5.6% serat (Pipattanawong et al. 2008 dalam
Marpaung dan Hutabarat 2015). Berikut klasifikasi botani tin (ITIS Report 2018).
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus L.
Spesies : Ficus carica L.
Secara umum, tanaman tin dapat tumbuh di wilayah beriklim panas.
Tanaman tin juga toleran terhadap musim panas yang ekstrem dengan syarat
penyiraman tin dilakukan secara teratur selama proses pembentukan buah karena
pengairan berdampak pada produksi yang baik. Karakterisktik tanah yang sesuai
untuk pertanaman tin mulai dari berpasir hingga berlumpur padat atau berkapur
(Stover et al. 2007). Tanaman tin dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif.
Perbanyakan secara generatif melalui biji dan jenis Ficus carica yang mampu
menghasilkan benih dapat diperbanyak sendiri oleh petani untuk dibudidayakan
(Lev-Yadun et al. 2006). Perbanyakan tanaman tin secara vegetatif dilakukan
dengan setek, yang terbaik digunakan berasal dari potongan kayu yang tumbuh baik
dan diameter batang 1.5-2.5 cm, dengan pohon induk tin berumur 2 tahun
(Marpaung dan Hutabarat 2015). Selain dengan cara setek, perbanyakan tanaman
tin dapat dilakukan dengan cangkok (Stover et al. 2007). Buah tin memiliki rasa
manis, siap untuk dimakan ketika matang, mudah ditanam, dan perbanyakannya
dapat dilakukan melalui vegetatif (Kislev et al. 2006).
Tin termasuk dalam tanaman berumah dua (deciduous) yaitu tin jantan dan
tin betina tidak berada dalam satu pohon. Pohon tin jantan dan tin betina sama-sama
7
bisa menghasilkan buah. Perbedaannya dari segi rasa, buah tin yang berasal dari
pohon tin betina lebih layak dimakan daripada buah tin yang berasal dari pohon tin
jantan. Hal ini karena buah tin yang berasal dari pohon tin jantan (caprifig)
memiliki rasa buah tidak enak, pahit, kering, dan bernas. Pohon tin betina terdiri
atas tiga tipe, yaitu smyrna, san pedro, dan common. Menurut Lev-Yadun et al.
(2006) tipe smyrna tidak memproduksi buah breba dan memerlukan polinasi untuk
menghasilkan buah, tipe san pedro memproduksi buah breba dan memerlukan
polinasi untuk menghasilkan buah, dan tipe common mampu menghasilkan buah
breba yang partenokarpi atau tanpa melalui polinasi. Jenis tin yang memerlukan
polinasi untuk memproduksi buah dilakukan melalui perantara serangga
Blastophaga psenes.
Pohon tin yang baru saja ditanam mampu menghasilkan buah pada usia 12-
15 bulan setelah tanam. Namun, secara umum produksi buah secara komersial yang
paling baik adalah pada usia 3-5 tahun setelah tanam (Stover et al. 2007). Tanaman
tin juga rentan terserang nematoda dan pada wilayah tropis dengan tingkat curah
hujan yang tinggi buah tin dapat terserang fungi seperti Alternateria, Aspergilus,
Botrytis, dan Penicillum. Selain itu, penyakit yang biasa menyerang tanaman tin
yaitu Fig Mosaic Disease (FMD). Gejala dari penyakit ini adalah timbulnya bercak
kuning seperti cincin pada daun dan terkadang pada buah.
Aspek Nonfinansial
(Mutmainnah et al. 2014). Pada aspek legal dan lingkungan mencakup kelegalan
usaha dan perizinan, serta terdapat penanggulangan terhadap dampak lingkungan
yang ditimbulkan dari usaha tersebut.
Aspek Finansial
KERANGKA PEMIKIRAN
Teori Investasi
Investasi atau dalam bahasa asing lebih dikenal dengan istilah investment.
Investasi merupakan sesuatu barang (uang, alat produksi, atau bahan baku) yang
disimpan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan di masa mendatang dapat
memberikan return yang diharapkan. Pihak yang melakukan kegiatan investasi
disebut investor. Menurut Fahmi et al. (2009) menyatakan bahwa investasi dapat
didefinisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan
dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan akan
memberikan tambahan keuntungan atau compounding. Pengelolaan dana yang baik
dalam suatu kegiatan usaha menjadi penting untuk meminimalisasi risiko yang
tidak diharapkan bagi pelaku usaha. Risiko dapat berupa keuntungan atau kerugian
9
yang harus diterima oleh pelaku usaha nantinya. Keuntungan atau kerugian yang
diterima dapat berlaku untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam investasi dikenal pula istilah biaya investasi. Nurmalina et al. (2014)
menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali untuk
memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu
tidak menguntungkan lagi. Biaya investasi yang dikeluarkan di awal bisnis dapat
pula dikeluarkan kembali beberapa tahun kemudian setelah bisnis tersebut berjalan.
Kegiatan tersebut dikenal dengan reinvestasi. Hal ini bertujuan untuk mengganti
alat produksi ataupun alat penunjang bisnis lainnya yang masa ekonomisnya telah
habis.
Aspek-Aspek Nonfinansial
1. Aspek Pasar
Aspek pasar menentukan seberapa besar potensi pasar yang ada untuk
produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh
pesaing (Kasmir dan Jakfar 2010). Nurmalina et al. (2014) menambahkan untuk
mencapai market share yang diharapkan diperlukan strategi pemasaran dengan
memperhatikan kedudukan produk dalam siklus usia produk (product life cycle)
dan komposisi marketing mix yang digunakan.
Beberapa aspek pasar dan pemasaran menurut Nurmalina et al. (2014)
sebagai berikut.
a. Permintaan, secara total ataupun terperinci, serta perkiraan tentang proyeksi
permintaan tersebut.
10
Aspek-Aspek Finansial
Aspek finansial memperhitungkan jumlah dana yang digunakan untuk
mengoperasikan kegiatan bisnis. Sejumlah dana atau modal tersebut digunakan
untuk membiayai kegiatan pra-investasi, biaya investasi, dan modal kerja. Modal
yang digunakan untuk membiayai kegiatan pra-investasi seperti pengurusan izin
usaha dan pembuatan studi usaha. Selanjutnya modal yang digunakan untuk biaya
investasi meliputi pembelian lahan, pendirian bangunan, pembelian mesin-mesin,
dan peralatan lainnya. Modal tersebut juga digunakan untuk biaya operasional
bisnis seperti gaji karyawan dan biaya bahan baku. Sumber pendanaan modal
tersebut berasal dari modal pribadi ataupun modal pinjaman.
Kasmir dan Jakfar (2010) menyatakan bahwa masalah yang berkaitan
dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu
tertentu. Tingkat pengembalian modal tergantung dari perjanjian dan estimasi
keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Terdapat unsur time
value of money yaitu nilai uang saat ini belum tentu sama dengan nilai uang di masa
yang akan datang. Oleh karena itu setiap akumulasi keuntungan bisnis perlu
didiskontokan setiap tahunnya menggunakan discount factor (DF).
Tujuan dilakukannya analisis aspek finansial adalah untuk menilai
kelayakan investasi bisnis yang dijalankan (Kasmir dan Jakfar 2010). Beberapa
kriteria investasi yang biasa dianalisis menurut Nurmalina et al. (2014), yaitu nilai
bersih kini (Net Present Value = NPV), rasio manfaat biaya (Benefit Cost Ratio =
Net B/C), tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR), dan
jangka waktu pengembalian modal investasi (Payback Period = PP). Berikut ini
penjelasan alat analisis yang digunakan untuk menghitung kelayakan finansial.
1. Nilai Bersih Kini (Net Present Value = NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih kini adalah selisih antara total
present value manfaat dengan total present value biaya atau jumlah present
value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis (Nurmalina et al. 2014).
12
NPV
IRR
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Pada analisis
sensitivitas terdapat salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian (Gittinger 1986
dalam Nurmalina et al. 2014). Besarnya perubahan pada analisis sensitivitas sudah
diketahui secara empirik. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menilai sensitivitas
suatu bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya dan manfaat,
serta keadaan yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan
13
Tin (Ficus carica) merupakan buah asal Mediterania yang saat ini mulai
banyak diusahakan oleh masyarakat dunia. Terdapat lima negara produsen utama
tin secara berturut-turut yaitu Turki, Mesir, Algeria, Moroko, dan Iran (FAO 2017).
Tanaman tin mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19 sebagaimana yang
disebutkan dalam majalah Belanda yang terbit pada tahun 1885-1890. Walaupun
tanaman tin sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-19, belum banyak masyarakat
yang mengetahui keberadaan tanaman ini. Komersialisasi tanaman tin di Indonesia
dimulai sekitar 10 tahun terakhir. Pengusaha tanaman tin di Indonesia masih
terbatas di Pulau Jawa, yaitu Malang, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Yogyakarta,
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta.
Usaha tanaman tin mulai komersial salah satunya di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Sleman. Lokasi tersebut dipilih karena
menjadi salah satu wilayah yang mampu mentoleransi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tin. Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara
100 m dpl sampai dengan 2 500 m dpl (BPPD 2013). Suhu rata-rata Kabupaten
Sleman 18-28.5 0C. Kelembaban rata-rata Kabupaten Sleman 81.29-87.19%
(BMKG 2018). Jenis tanah di Kabupaten Sleman yaitu regosol, grumosol,
kambisol, latosol dan mediterania (BPPD 2013).
Permintaan tanaman tin tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri,
melainkan pasar luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. Varietas yang paling
diminati oleh kedua negara tersebut yaitu green jordan dan purple jordan. Saat ini
pemasaran tin bukan hanya dalam bentuk bibit, melainkan produk tanaman tin
lainnya seperti buah, daun, ataupun olahannya. Harga bibit tin bervariasi tergantung
jenisnya. Begitu pula dengan harga buah tin yaitu Rp250 000 per kg. Selain
pemasaran bibit dan buah, pengusaha juga berpeluang untuk menjual daun tin.
Salah satu wilayah di Indonesia yang mulai mengusahakan tanaman tin
adalah Kebun Jogja Ara Garden yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Terdapat dua aspek yang dianalisis untuk mengetahui kelayakan pengusahaan tin
14
Jogja Ara Garden, yaitu aspek nonfinansial dan aspek finansial. Komponen aspek
nonfinansial yang dianalisis terdiri atas aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen
dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek lingkungan. Komponen
aspek finansial yang dianalisis terdiri atas Net Present Value (NPV), Net B/C,
Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Analisis kelayakan
pengusahaan tin Jogja Ara Garden terdiri atas tiga skenario, yaitu skenario I untuk
usaha pembibitan, skenario II untuk produksi buah, dan skenario III untuk usaha
pembibitan dan produksi buah. Secara lebih ringkas, kerangka pemikiran
operasional pengusahaan tin dijelaskan pada Gambar 2 berikut.
Skenario III
Skenario II
Skenario I (Pembibitan
(Produksi
(Pembibitan) dan produksi
buah)
buah)
METODE PENELITIAN
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer digunakan untuk menjawab tujuan utama penelitian
sedangkan data sekunder digunakan untuk memperkuat argumen yang terdapat
pada tujuan penelitian. Data primer diperoleh melalui wawancara. Enumerator
menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya sebagai panduan saat
wawancara berlangsung. Data sekunder yang diperoleh berupa jumlah pengusaha
tin, letak geografis, profil wilayah Yogyakarta, literature review yang diperoleh
dari majalah Trubus, jurnal penelitian, buku, Perpustakaan IPB, dan internet.
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer. Data primer
meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan aspek nonfinansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek lingkungan.
Selanjutnya data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan aspek finansial.
16
Aspek Nonfinansial
1. Aspek Pasar
Aspek pasar yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah (Nurmalina
et al. 2014).
a. Pengukuran Potensi Pasar
Hal yang perlu diketahui adalah tingkat permintaan total, permintaan buah
tin, dan pasar potensial.
b. Penawaran
Hal yang perlu diketahui adalah penawaran total, kebijakan pemerintah, dan
penawaran buah tin.
c. Program Pemasaran
Bauran pemasaran yang digunakan pada penelitian ini adalah 4P (Product,
Price, Place, Promotion). Oleh karena itu, yang perlu diketahui adalah
sebagai berikut. Product: standardisasi buah tin, Price: HPP dan harga jual,
Place: saluran distribusi, dan Promotion: terdapat pamflet atau spanduk.
Aspek ini dikatakan layak apabila jumlah permintaan buah tin lebih
besar daripada penawarannya atau produk habis terjual, serta terdapat pula
bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini dikatakan layak apabila manfaat yang
diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis yang dianalisis pada penelitian ini adalah lokasi usaha,
luas produksi, layout produksi, proses produksi, dan ketepatan pemilihan alat
serta teknologi (Nurmalina et al. 2014) yang digunakan untuk menunjang
produksi. Aspek ini dikatakan layak apabila semua kriteria dapat dipenuhi
dengan baik oleh perusahaan sehingga tujuan bisnis dapat tercapai.
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen yang dianalisis pada penelitian ini meliputi
pengetahuan, pengalaman, serta keahlian pengusaha dan pekerja dalam
kegiatan pengusahaan tin. Selain itu, terdapat kesesuaian pelaksanaan fungsi
manajemen (Kasmir dan Jakfar 2010) yaitu planning, organizing, leading, dan
controlling pada pengusahaan tin. Aspek ini dikatakan layak apabila kegiatan
usaha telah terkoordinasi dengan baik dalam hal pembagian tanggung jawab
pekerjaan.
Aspek hukum yang dianalisis pada penelitian ini adalah berkaitan
dengan legalitas suatu usaha. Tujuan dari analisis aspek hukum adalah untuk
mengetahui keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki.
Berikutnya pada aspek hukum ini dapat diketahui bentuk badan usaha yang
dijalankan yakni berbentuk Firma, CV, PT, Koperasi, atau Yayasan (Nurmalina
et al. 2014). Analisis aspek hukum dinyatakan layak apabila usaha ini memiliki
legalitas yang dapat diketahui melalui pemilik usaha memiliki kartu identitas
berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan mendapat izin usaha dari RT, RW
atau pemerintah setempat.
17
Aspek Finansial
1. Net Present Value (NPV)
Suatu usaha dapat dikatakan layak jika seluruh manfaat yang diterima
melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut
manfaat bersih. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika NPV yang dihasilkan
lebih besar dari nol (NPV > 0), artinya usaha tersebut menguntungkan atau
memberi manfaat. Nilai yang dihasilkan pada perhitungan NPV adalah dalam
satuan mata uang rupiah (Rp). Secara matematis, NPV dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Nurmalina et al. 2014).
n
Bt − Ct
NPV = ∑ …………………………. (1)
(1 + i)t
t=1
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun kegiatan bisnis
i = Tingkat discount rate (%)
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
(menguntungkan) dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (merugikan).
Suatu usaha dapat dikatakan layak jika Net B/C ratio yang dihasilkan lebih
besar dari satu (Net B/C ratio > 1), sedangkan suatu usaha dikatakan tidak layak
jika Net B/C ratio yang dihasilkan kurang dari satu (Net B/C ratio < 1). Secara
matematis, Net B/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
(Nurmalina et al. 2014).
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Periode
i = Tingkat discount rate (%)
3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) menilai kelayakan usaha berdasarkan
tingkat pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Hasil
perhitungan IRR dinyatakan dalam satuan persen (%). Perhitungan IRR
umumnya dengan menggunakan metode interpolasi antara tingkat discount rate
yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV negatif. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika IRR yang
dihasilkan lebih besar dari discount rate-nya. Secara matematis, IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Nurmalina et al. 2014).
Keterangan:
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
4. Payback Period (PP)
Payback period (PP) ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi
bisa kembali. Usaha yang payback period-nya cepat maka akan dipilih. Secara
matematis, PP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Nurmalina
et al. 2014).
I …………………………. (4)
Payback Period =
Ab
Keterangan:
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-
variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam
kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi.
Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut
berdampak pada hasil kelayakan, yaitu NPV, Net B/C, dan IRR (Nurmalina et al.
2014).
suatu usaha tetap layak (Nurmalina et al. 2014). Cara menghitung switching value
dapat dilakukan dengan metode interpolasi dengan menghasilkan perubahan yang
terjadi pada NPV sama dengan nol (NPV = 0) yang mana usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
Asumsi Dasar
GAMBARAN UMUM
Lokasi Penelitian
110032’48” bujur timur dan 7032’28” sampai dengan 7050’11” lintang selatan.
Kabupaten Sleman berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten
Boyolali di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, di
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
Magelang, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten
Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul. Keadaan tanah Kabupaten Sleman di bagian
selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan
Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Semakin ke utara relatif miring
dan di bagian utara sekitar lereng gunung Merapi relatif terjal.
Kecamatan Godean merupakan wilayah administratif Kabupaten Sleman.
Secara geografis, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mlati, di sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Sedayu, di sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Moyudan, serta di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Gamping. Lokasi Kecamatan Godean berada pada ketinggian 143-150 m dpl
dengan kemiringan lereng antara 0% sampai dengan 14% (UPTBP3K 2017). Jenis
tanah di Kecamatan Godean terdiri atas regosol, grumosol, kambisol, dan
mediterania. Khusus di wilayah Sidokarto, jenis tanah yang dominan adalah
kambisol dan sedikit mediterania. Tingkat keasaman tanah (pH) antara 5.5 sampai
dengan 6. Tingkat curah hujan di Kecamatan Godean antara 2 500 mm/tahun hingga
3 000 mm/tahun. Penggunaan lahan di Kecamatan Godean digunakan sebagai
sawah irigasi dan permukiman penduduk (BPPD 2013).
Jogja Ara Garden didirikan oleh Priyo Catur Pamungkas sekitar tahun 2014.
Beliau merupakan alumni program studi desain grafis di salah satu universitas di
Yogyakarta. Lokasi kebun berada di Jalan Sidokarto km 9, Kecamatan Godean,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena agroekosistem
wilayah sesuai untuk usaha tin. Salah satunya jenis tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman tin yang menginginkan jenis tanah porous. Luas kebun Jogja
Ara Garden sekitar 2 000 m2 dan baru dioptimalkan untuk pengusahaan tin sekitar
1 000 m2. Sisa lahan yang tidak digunakan untuk pengusahaan tin, kemudian
digunakan oleh petani lain untuk ditanami jagung. Bapak Priyo tidak meminta
petani tersebut untuk membayar sewa lahan miliknya. Hanya saja beliau meminta
sedikit dari hasil panen jagung sebagai pengganti biaya sewa lahan. Lahan yang
digunakan merupakan lahan sewa milik dukuh setempat dengan masa kontrak 5
tahun.
Teknik budidaya yang mulai dikembangkan adalah teknik horizontal dari
Jepang yang mana batang sekunder dibentuk horizontal ke kanan dan ke kiri dengan
panjang yang sama pada kedua sisinya yaitu 2 meter. Selanjutnya batang tersier
dibuat vertikal dengan jarak antar batang tersier adalah 10-20 cm. Jadi, batang
sekunder mampu menopang sekitar 20-40 batang tersier. Produksi per batang
tersier mencapai 15-20 buah tin selama 3-5 bulan. Bobot buah tin dapat mencapai
100 gr/buah tergantung varietasnya. Harga yang ditawarkan saat panen perdana
pada tahun 2016 yaitu Rp250 000 per kg buah tin dengan bobot panen perdana
21
sekitar 3 kg. Informasi panen buah perdana disampaikan melalui media sosial dan
dalam waktu kurang dari satu hari buah tin sudah terjual.
Berbagai jenis tanaman tin yang diusahakan di kebun ini yang mana semua
jenisnya merupakan tipe common fig yang mampu ditanam di Indonesia. Jenis bibit
yang ditanam di kebun ini diantaranya Masui Dauphine (Jepang), Lousiana State
University (LSU) Gold (Amerika), Purple Yordan (Yordania), Panachea Tiger
(Perancis), serta Negronne (Italia).
Tenaga kerja yang bekerja di Jogja Ara Garden berjumlah 3 orang, terdiri
atas tenaga bersih-bersih kebun, olah media, dan mencangkok. Biasanya kegiatan
dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 17.00. Waktu istirahat pekerja
pada pukul 12.00 sampai dengan 13.00. Hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu,
sedangkan hari libur adalah hari Minggu dan hari libur nasional. Upah yang
diberikan dihitung setiap hari kerja yaitu Rp60 000 per hari.
Aspek Pasar
Jogja Ara Garden memasarkan produknya dalam bentuk bibit dan buah.
Sebanyak 95% bibit tin dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia seperti Sumatera,
Jawa, dan Bali, serta 5%-nya dipasarkan ke luar negeri seperti Malaysia dan
Thailand dengan wilayah pemasaran luar negeri terbanyak adalah ke wilayah
Malaysia. Jumlah bibit yang dipasarkan sebanyak 200-300 bibit/bulan dengan
harga yang ditawarkan sebesar Rp50 000 per bibit. Adapun pemasaran buah tin
dilakukan melalui daring atau online melalui media sosial facebook dan instagram.
Selain melalui daring, buah tin juga dipasarkan ke beberapa hotel, supermarket,
dan restoran di sekitar Yogyakarta, serta beberapa hotel di Bali. Panen perdana buah
tin menghasilkan 3 kg buah dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp250 000 per
kg. Menurut Flaishman (2008) bahwa secara ekonomi produksi tin dapat berlanjut
ke masa depan. Permintaan buah tin di pasar dunia untuk buah tin segar cenderung
meningkat dan cenderung stabil pada permintaan buah tin kering. Beberapa kendala
yang dihadapi oleh Bapak Priyo selama kegiatan pengusahaan tin adalah
keterbatasan stok dan jenis bibit yang diusahakan, kurangnya lahan untuk
pengusahaan tin sehingga varietas bibit yang ditanam terbatas, kondisi agroklimat
wilayah, dan belum ditetapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengusahaan tin di Indonesia.
22
Selama ini, pihak-pihak yang terlibat dalam memasarkan bibit dan buah tin
adalah reseller. Jogja Ara Garden berperan sebagai produsen dan penyuplai bibit
tin. Para distributor dapat datang langsung ke lokasi kebun untuk membeli bibit
yang diinginkan, selain itu bibit juga bisa langsung diantarkan ke lokasi pembeli.
Jika permintaan banyak maka bibit diantarkan menggunakan mobil pick up, khusus
wilayah sekitar Yogyakarta. Jika berasal dari luar wilayah Yogyakarta bibit akan
dikirim menggunakan jasa pengiriman. Biaya pengiriman tidak dikenakan kepada
pembeli karena harga bibit sudah termasuk biaya kirim. Oleh karena itu, Bapak
Priyo hanya menerima pengiriman bibit dalam jumlah banyak minimal 10 bibit tin.
Hasil panen tin dipasarkan secara langsung melalui kegiatan pameran yang
diadakan oleh kampus-kampus di Yogyakarta dan memanfaatkan pelataran masjid
ketika menjelang sholat jumat namun hal ini jarang dilakukan. Pemasaran tidak
langsung melalui media sosial yakni instagram jogja.aragarden dan facebook P
Catur P.
Pengusahaan tin di Jogja Ara Garden masih dapat dikatakan layak menurut
aspek pasar. Hal tersebut dapat dilihat dari pemasaran bibit tin yang mencakup
seluruh wilayah Indonesia hingga Malaysia dan Thailand. Pemasaran buah untuk
saat ini hanya mencakup wilayah Yogyakarta, serta media yang digunakan untuk
kegiatan pemasaran yaitu memanfaatkan media sosial sebagai perantara transaksi
antara produsen dan konsumen. Namun, untuk meningkatkan produksi bibit dan
buah perlu adanya SOP mekanisme pengusahaan tin di Indonesia.
Aspek Teknis
a. Lokasi Usaha
Lokasi pembelian bahan-bahan untuk pengusahaan tin cukup terjangkau
seperti pupuk dan pestisida yang bisa diperoleh di wilayah Yogyakarta.
Pembelian bibit tin untuk jenis Masui Dauphine (Jepang), Lousiana State
University (LSU) Gold (Amerika), Purple Yordan (Yordania), Panachea Tiger
(Perancis), dan Negronne (Italia) mudah diperoleh di Indonesia karena sudah
banyak pengusaha tanaman tin yang telah mengusahakan varietas tersebut. Jika
ingin menambah koleksi bibit dapat dilakukan dengan menitip teman yang
sedang berada di luar negeri tempat jenis bibit tin tersebut berada. Bibit tin dari
luar negeri yang dibawa hanya batangnya saja dan nantinya akan diperbanyak
di Indonesia. Jumlah batang yang dibawa tidaklah banyak, sehingga masih lolos
pemeriksaan bandara.
Kondisi agroekosistem wilayah Sidokarto, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta masih mampu ditoleransi bagi pertumbuhan dan perkembangan tin.
Suhu rata-rata antara 18 0C sampai dengan 28.5 0C, kelembaban rata-rata antara
81.29% sampai dengan 87.19% (BMKG 2018), tingkat curah hujan antara 2
500 mm/tahun hingga 3 000 mm/tahun, ketinggian wilayah antara 100 m dpl
sampai dengan 2 500 m dpl, dan jenis tanah dominan kambisol dan sedikit
mediterania (BPPD 2013). Jenis tanah kambisol mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut pH asam, memiliki solum tanah dalam sampai sangat dalam, pori mikro
banyak, tekstur lempung liat berdebu, dan struktur remah (Putinella 2014). Jenis
tanah ini sesuai untuk pengusahaan tin. Tanaman tin menghendaki tanah yang
porous. Tantangan yang biasanya dihadapi adalah saat musim kemarau basah
karena kelembaban tinggi berakibat tanaman tin mudah terserang jamur.
23
b. Luas Produksi
Lahan yang dimiliki oleh Jogja Ara Garden merupakan lahan sewa dari
dukuh setempat dengan masa kontrak 5 tahun dan selanjutnya dapat
diperpanjang kembali. Luas lahan yang disewa oleh Jogja Ara Garden sebesar
2 000 m2. Namun, luas lahan tersebut hanya 1 000 m2 saja yang digunakan dan
sisanya belum dimanfaatkan untuk pengusahaan tin.
Lahan 1 000 m2 yang digunakan untuk usaha tanaman tin ditanami
sebanyak 125 pohon tin dengan jarak tanam dalam baris 4 m dan jarak antar
bedeng 2 m. Produksi bibit dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Target
produksi adalah sebanyak 1 000 bibit setiap kali cangkok. Adapun sistem panen
buah tin dilakukan secara bergilir dalam satu pohon. Hal ini karena buah tin
masak secara bertahap dari batang bagian bawah, tengah, kemudian atas.
Periode panen dari batang bagian bawah sampai atas adalah 3-4 hari. Satu
24
batang pohon tin bisa menghasilkan 15-20 buah dengan bobot sekitar 30-100
gr.
c. Proses Produksi
Usaha tanaman tin perlu memperhatikan kriteria bibit yang akan
diusahakan, seperti bibit sehat dan umur bibit mencapai 3-4 bulan atau apabila
bibit ditanam dalam pot telah pindah tanam ke pot ukuran 30 cm. Selain
mengusahakan tanaman tin, Jogja Ara Garden juga menjual bibit tin. Adapun
kriteria bibit tin yang siap untuk dijual adalah bibit sehat, sudah berumur lebih
dari satu bulan, dan tinggi tanaman antara 30 sampai dengan 40 cm.
Teknik budidaya tanaman tin yang mulai dikembangkan oleh Jogja Ara
Garden adalah teknik horizontal dari Jepang. Teknik tersebut dipilih karena
sangat bagus untuk manajemen produksi buah karena buah tin yang dihasilkan
lebih banyak daripada teknik budidaya biasanya. Adapun teknik horizontal dari
Jepang yang digunakan masih dalam tahap uji coba oleh Bapak Priyo. Proses
budidaya dimulai dengan pengolahan lahan terlebih dahulu. Lahan yang akan
digunakan untuk menanam tin digemburkan dengan menggunakan cangkul.
Lalu dibuatlah bedeng untuk ditanami tin dengan jarak antar bedeng sekitar 2
m. Kemudian persiapkan media tanam yang digunakan seperti sekam dan
pupuk kandang. Sekam dan pupuk kandang diaplikasikan selama 6 bulan sekali.
Setelah persiapan media tanam, bibit yang telah berumur 3-4 bulan kemudian
dipindahkan ke dalam lubang tanam.
Selama 1-1.5 tahun setelah tanam digunakan untuk mempersiapkan
pembentukan batang primer dan sekuder. Batang primer sebagai penompang
batang sekunder yang dibuat horizontal dengan ukuran 2 m ke kanan dan 2 m
ke kiri. Setelah batang sekunder terbentuk, batang tersier dibuat vertikal dengan
jarak antar batang tersier 10-20 cm. Guna batang tersier ini sebagai tempat
berkembangnya buah tin pada tahun kedua setelah tanam. Butuh waktu sekitar
3 bulan agar buah tin siap untuk dipanen, dengan periode panen 3-4 hari. Panen
buah dilakukan secara bergiliran dari batang tersier bagian bawah, kemudian
berturut-turut ke atas hingga ketinggian batang mencapai 2 m. Setelah batang
tersier setinggi 2 m, kemudian batang dipangkas dan disisakan 2-3 mata tunas.
Butuh waktu sekitar 3-5 bulan untuk mencapai tinggi batang tersier sekitar 2 m.
Panen tin dapat dilakukan sepanjang tahun asalkan tanaman cukup nutrisi.
Perawatan tanaman tin dapat dilakukan melalui pemupukan. Aplikasi
pemberian pupuk NPK mutiara dilakukan sebulan sekali. Formula NPK yang
digunakan biasanya NPK 20:5:20 (Flaishman et al. 2008) atau NPK 10:20:20
atau NPK 10:30:10 dengan dosis yang direkomendasikan adalah 60 gr/tanaman
muda, 100 gr/tanaman dewasa, serta pemberian mineral tambahan sebanyak 30
gr/pohon setiap 6 bulan (Morton 2004). Pemberian decis dan curacron ukuran
50 ml dilakukan sebulan sekali. Selanjutnya pemberian dithane M-45 dilakukan
3 bulan sekali. Pemberian pupuk bertujuan untuk menambahkan unsur hara
tanaman, mempercepat pertumbuhan tunas, memperkokoh dan memperluas
bidang penyerapan akar tanaman, mencegah tanaman agar tidak kerdil, dan
meningkatkan produksi buah. Pemberian decis, curacron, dan dithane M-45
adalah untuk melindungi tanaman dari gangguan hama dan fungi yang akan
menyerang tanaman.
25
d. Layout
Lahan seluas 2 000 m2 yang dimiliki oleh Jogja Ara Garden hanya 1 000
2
m yang ditanami tanaman tin. Penggunaan lahan tersebut kurang optimal
26
karena terdapat setengah dari luas lahan yang dimiliki belum dimanfaatkan
untuk pengusahaan tin. Lahan seluas 1 000 m2 kemudian diolah dan dijadikan
enam bedeng untuk menanam tin. Sisa lahan yang tidak terpakai digunakan oleh
petani lain untuk ditanami jagung. Lokasi lahan pengusahaan tanaman tin
berada di depan tempat istirahat pemilik kebun. Kebun pengusahaan tin berada
di antara lahan sawah dan terdapat sungai kecil di belakang lokasi kebun. Letak
kebun juga strategis karena berada dipinggir jalan desa, berdekatan dengan
permukiman penduduk, dan kantor Desa Sidokarto. Penampakan kebun
pengusahaan tin Jogja Ara Garden dapat dilihat pada Gambar 3.
Sungai kecil
A A
2
W Lahan 1 000 m yang W
ditanami tin
A A
Spesial sop
senerek dan H H
sop iga “Bu Tempat istirahat pekebun
Nik”
Pintu masuk
Jogja Ara Garden
Aspek Lingkungan
Setiap kegiatan usaha tanaman pasti menghasilkan limbah baik yang bisa
diolah maupun tidak bisa diolah. Penanganan limbah begitu penting agar tidak
mencemari lingkungan sekitar. Umumnya limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
pengusahaan tanaman tin di Jogja Ara Garden adalah sampah bagian tanaman
seusai kegiatan pruning (pemangkasan). Sampah tersebut masih bisa diolah
menjadi pupuk organik bagi tanaman. Adapun sampah polybag dari tanaman yang
sudah dipindah tanam, bungkus pupuk, dan botol pestisida belum ada pengolahan
khusus dan langsung dibuang ke tempat sampah. Berdasarkan uraian tersebut,
pengusahaan tin di Jogja Ara Garden dapat dikatakan layak untuk dijalankan
berdasarkan aspek lingkungan. Usaha tidak menghasilkan limbah yang berbahaya
dan tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
28
Penjualan bibit tin (skenario I) dimulai pada akhir tahun ke-2. Pada Tabel 4
dijelaskan bahwa penerimaan bibit terbanyak berasal dari penjualan bibit ukuran 30
cm dan bibit cutting. Diasumsikan bahwa bibit ukuran 30 cm dan bibit cutting lebih
diminati oleh pembeli bibit tin dibandingkan bibit tabulampot. Hal ini karena bibit
tabulampot memiliki ukuran yang besar dan harganya lebih mahal daripada bibit
ukuran 30 cm dan bibit cutting.
29
Tabel 5 Penerimaan penjualan buah tin (skenario II) pada pengusahaan tin Jogja
Ara Garden selama umur bisnis
Harga/satuan Penerimaan tahun ke- (Rp 000)
Jenis Jumlah Satuan
(Rp 000) 3 4 5 s.d. 15
Buah tin 196 kg 250 49 000
392.04 kg 250 98 010
1 176.12 kg 250 294 030
Total 49 000 98 010 294 030
Idealnya tanaman tin mulai berbuah pada umur 2 tahun setelah tanam. Perlu
menunggu waktu sekitar 3 bulan dari proses pembungaan hingga buah siap dipanen.
Oleh karena itu, penjualan buah tin di Jogja Ara Garden dimulai pada tahun ke-3.
Berdasarkan Tabel 5, penjualan buah tin (skenario II) diproyeksikan mengalami
peningkatan produksi selama tahun ke-3 hingga tahun ke-5. Setelah tahun ke-5,
produksi buah tin diproyeksikan konstan hingga akhir umur ekonomis tanaman tin
pada tahun ke-15. Produksi buah tin pada tahun ke-3 adalah 196 kg, pada tahun ke-
4 sebanyak 392.04 kg, dan pada tahun ke-5 sampai tahun ke-15 sebanyak 1 176.12
kg dengan harga jual Rp250 000 per kg.
Tabel 6 Penerimaan penjualan bibit dan buah (skenario III) pada pengusahaan tin
Jogja Ara Garden selama umur bisnis
Harga/satuan Penerimaan tahun ke- (Rp 000)
Jenis Jumlah Satuan
(Rp 000) 2 3 4 5 s.d. 15
Ukuran 200 bibit 50 10 000 110 000 110 000 110 000
bibit 30 cm
Bibit 5 pot 300 0 7 500 4 500 4 500
tabulampot
Bibit 100 batang 5 500 5 000 6 000 6 000
cutting
Buah tin 97.23 kg 250 24 307.5
194.4 kg 250 48 600
583.2 kg 250 145 800
Total 10 500 146 807.5 169 100 266 300
lampu. Asumsi nilai sisa dari semua peralatan yang digunakan untuk pengusahaan
tin yaitu hasil pembagian antara harga jual dengan umur barang sampai tidak layak
digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai sisa pada akhir
pengusahaan tin skenario I (pembibitan) dan skenario III (pembibitan dan produksi
buah) adalah Rp1 093 750 sedangkan nilai sisa pada skenario II (produksi buah)
adalah Rp93 750. Perhitungan nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Nilai sisa investasi beberapa skenario pengusahaan tin Jogja Ara Garden
Nilai sisa (Rp 000)
Total Umur
Penyusutan Skenario III
biaya ekono Skenario II
No Jenis per tahun Skenario I (pembibitan
(Rp mis (produksi
(Rp 000) (pembibitan) dan produksi
000) (tahun) buah)
buah)
1. Tanaman 15 15 1 000 - - -
tin 000
2. Cangkul 330 3 110 - - -
3. Pot 1 500 3 500 1 000 - 1 000
(ukuran
15-17
cm)
4. Pompa 1 250 5 250 - - -
air
5. Sprayer 2 550 5 510 - - -
6. Gunting 135 3 45 - - -
pangkas
7. Ajir 6 000 3 2 000 - - -
8. Plastik 599.8 3 199.950 - - -
mulsa 50
9. Tong 1 500 5 300 - - -
penampu
ng (1 050
L)
10. Pagar 3 000 3 1 000 - - -
bambu
11. Selang 1 980 3 660 - - -
irigasi
12. Drip 625 3 208.33333 - - -
irigasi
13. Gerobak 550 5 110 - - -
14. Lampu 375 4 93.750 93.750 93.750 93.750
(Hori 65
watt)
15. Tangga 385 3 128.33333 - - -
16. Selang 900 5 180 - - -
air
17. Paralon 150 3 50 - - -
Total nilai sisa 1 093.750 93.750 1 093.750
Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan bisnis
untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Komponen biaya investasi
pengusahaan tin Jogja Ara Garden meliputi tanaman tin, cangkul, pot, pompa air,
dan lain-lain. Total biaya investasi yang dikeluarkan pada skenario I (pembibitan)
dan skenario III (pembibitan dan produksi buah) adalah Rp36 829 850 sedangkan
pada skenario II (produksi buah) adalah Rp35 329 850. Biaya investasi terbesar
adalah pembelian tanaman tin yaitu Rp15 000 000. Rincian biaya investasi
pengusahaan tin Jogja Ara Garden dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Biaya investasi beberapa skenario pengusahaan tin Jogja Ara Garden
Umur Harga Total biaya (Rp 000)
ekono /satua Skenario III
No Jenis Jumlah Satuan Skenario I Skenario
mis n (Rp (bibit dan
(tahun) 000) (bibit) II (buah)
buah)
1. Tanaman 15 150 pohon 100 15 000 15 000 15 000
tin
2. Cangkul 3 2 buah 165 330 330 330
3. Pot 3 600 buah 2.5 1 500 0 1 500
(ukuran
15-17
cm)
4. Pompa 5 1 buah 1 250 1 250 1 250 1 250
air
5. Sprayer 5 3 buah 850 2 550 2 550 2 550
6. Gunting 3 2 buah 67.5 135 135 135
pangkas
7. Ajir 3 500 buah 12 6 000 6 000 6 000
8. Plastik 3 13.33 kg 45 599.85 599.85 599.85
mulsa
9. Tong 5 1 buah 1 500 1 500 1 500 1 500
penampu
ng (1 050
L)
10. Pagar 3 1 unit 3 000 3 000 3 000 3 000
bambu
11. Selang 3 1 unit 1 980 1 980 1 980 1 980
irigasi
12. Drip 3 1 unit 625 625 625 625
irigasi
13. Gerobak 5 1 buah 550 550 550 550
14. Lampu 4 3 buah 125 375 375 375
(Hori 65
watt)
15. Tangga 3 1 buah 385 385 385 385
16. Selang 5 2 buah 450 900 900 900
air
17. Paralon 3 5 buah 30 150 150 150
Total 36 829.85 35 329.85 36 829.85
32
Tabel 9 Nilai penyusutan skenario I dan III pengusahaan tin Jogja Ara Garden
selama umur bisnis
Umur Penyusutan tahun Penyusutan tahun
No. Jenis ekonomis ke-1 dan ke-2 ke-3 s.d. ke-15(Rp)
(tahun) (Rp)
1. Tanaman tin 15 1 000 000 1 000 000
2. Cangkul 3 110 000 110 000
3. Pot (ukuran 15-17 cm) 3 0 500 000
4. Pompa air 5 250 000 250 000
5. Sprayer 5 510 000 510 000
6. Gunting pangkas 3 45 000 45 000
7. Ajir 3 2 000 000 2 000 000
8. Plastik mulsa 3 199 950 199 950
9. Tong penampung (1 050 L) 5 300 000 300 000
10. Pagar bambu 3 1 000 000 1 000 000
11. Selang irigasi 3 660 000 660 000
12. Drip irigasi 3 208 333.33 208 333.33
13. Gerobak 5 110 000 110 000
14. Lampu (Hori 65 watt) 4 93 750 93 750
15. Tangga 3 128 333.33 128 333.33
16. Selang air 5 180 000 180 000
17. Paralon 3 50 000 50 000
Total penyusutan 6 845 366.66 7 345 366.66
Tabel 10 Nilai penyusutan skenario II pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama
umur bisnis
Penyusutan tahun ke-1 s.d.
No. Jenis Umur ekonomis (tahun)
ke-15 (Rp)
1. Tanaman tin 15 1 000 000
2. Cangkul 3 110 000
3. Pompa air 5 250 000
4. Sprayer 5 510 000
5. Gunting pangkas 3 45 000
6. Ajir 3 2 000 000
7. Plastik mulsa 3 199 950
8. Tong penampung (1 050 L) 5 300 000
9. Pagar bambu 3 1 000 000
10. Selang irigasi 3 660 000
11. Drip irigasi 3 208 333.33
12. Gerobak 5 110 000
13. Lampu (Hori 65 watt) 4 93 750
14. Tangga 3 128 333.33
15. Selang air 5 180 000
16. Paralon 3 50 000
Total penyusutan 6 845 366.67
Tabel 11 Biaya reinvestasi skenario I, II, dan III pengusahaan tin Jogja Ara Garden
(Rp 000) selama umur bisnis
Umur Tahun ke-
Komponen ekono
investasi mis 4 5 6 7 9 10 11 12 13 15
(thn)
Cangkul 3 330 330 330 330
Pot (ukuran 3 1 500 1 500 1 500 1 500
15-17 cm)*
Pompa air 5 1 250 1 250
Sprayer 5 2 550 2 550
Gunting 3 135 135 135 135
pangkas
Ajir 3 6 000 6 000 6 000 6 000
Plastik 3 599.8 599.85 599.85 599.85
mulsa 5
Tong 5 1 500 1 500
penampung
(1 050 L)
Pagar 3 3 000 3 000 3 000 3 000
bambu
Selang 3 1 980 1 980 1 980 1 980
irigasi
Drip irigasi 3 625 625 625 625
Gerobak 5 550 550
Lampu 4 375 375 375
(Hori 65
watt)
Tangga 3 385 385 385 385
Selang air 5 900 900
Paralon 3 150 150 150 150
*komponen reinvestasi yang tidak masuk pada skenario II
34
Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan semua biaya yang digunakan untuk biaya
produksi, pemeliharaan, dan lainnya bagi setiap proses produksi dalam satu
kegiatan periode produksi (Nurmalina et al. 2014). Biaya operasional Jogja Ara
Garden terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Masing-masing biaya operasional
dijabarkan dalam skenario I (pembibitan), skenario II (produksi buah), dan skenario
III (pembibitan dan produksi buah).
Biaya variabel
Terdapat beberapa perbedaan penggunaan biaya variabel pada tahun
pertama dan kedua pada skenario I (pembibitan). Misal, penggunaan pupuk
kandang pada tahun pertama dan kedua sebanyak satu karung dan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp50 000. Begitu juga pada penggunaan sekam pada tahun
pertama dan kedua sebanyak 82 karung dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp8
200 000. Beberapa komponen lainnya seperti palstik wrap, lumut, no drop,
rhizatun-f, dan polybag yang baru dikeluarkan pada tahun kedua untuk memulai
kegiatan pembibitan. Adapun biaya masing-masing komponen tersebut, yaitu
sebuah plastik wrap seharga Rp22 500, sepuluh karung lumut seharga Rp1 000 000,
satu kaleng no drop seharga Rp45 000, satu botol rhizatun-f seharga Rp20 000, dan
seribu buah polybag seharga Rp500 000. Oleh karena itu, total biaya variabel yang
dikeluarkan pada tahun pertama sebesar Rp16 482 000 dan total variabel yang
dikeluarkan pada tahun kedua sebesar Rp18 272 000. Mulai tahun ke-3 hingga
tahun ke-15 total biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun adalah Rp36 087
000. Rincian biaya variabel skenario I dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Biaya variabel skenario I pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama umur
bisnis
Harga/satuan Total biaya tahun ke- (Rp 000)
No. Jenis Jumlah Satuan
(Rp 000) 1 2 3-15
1. NPK mutiara 300 kg 25 7 500 7 500 7 500
2. Pupuk 13 karung 50 50 50 650
kandang
3. Decis 12 botol 16 192 192 192
4. Curacron 12 botol 35 420 420 420
5. Sekam 202 karung 100 8 200 8 200 20 200
6. Dithane M-45 4 bungkus 30 120 120 120
7. Plastik wrap 40 buah 22.5 - 225 900
8. Lumut 40 karung 100 - 1 000 4 000
9. No drop 1 kaleng 45 - 45 45
10. Rhizatun-F 3 botol 20 - 20 60
11. Polybag 4 000 buah 0.5 - 500 2 000
Total 16 482 18 272 36 087
35
Tabel 13 Biaya variabel skenario II pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama umur
bisnis
Harga/ Total biaya tahun ke- (Rp 000)
satuan
No. Jenis Jumlah Satuan 5 s.d.
(Rp 1-2 3 4
000) 15
1. NPK mutiara 300 kg 25 7 500 7 500 7 500 7 500
2. Pupuk kandang 1 karung 50 50 50 50 50
3. Decis 12 botol 16 192 192 192 192
4. Curacron 12 botol 35 420 420 420 420
5. Sekam 82 karung 100 8 200 8 200 8 200 8 200
6. Dithane M-45 4 bungkus 30 120 120 120 120
7. Upah panen
Tahun ketiga 1 orang 2 940 2 940
Tahun keempat 2 orang 2 940 5 880
Tahun kelima 6 orang 2 940 17 640
s.d. ke-15
Total 16 482 19 422 22 362 34 122
Tabel 14 Biaya variabel skenario III pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama
umur bisnis
Harga/ Total biaya tahun ke- (Rp 000)
Jum satuan
No. Jenis Satuan 5
Lah (Rp 1 2 3 4
000) s.d.15
1. NPK 300 kg 25 7 500 7 500 7 500 7 500 7 500
mutiara
2. Pupuk 13 karung 50 50 50 650 650 650
kandang
3. Decis 12 botol 16 192 192 192 192 192
4. Curacron 12 botol 35 420 420 420 420 420
5. Sekam 202 karung 100 8 200 8 200 20 200 20 200 20 200
6. Dithane 4 bungkus 30 120 120 120 120 120
M-45
7. Plastik 40 buah 22.5 - 225 900 900 900
wrap
8. Lumut 40 karung 100 - 1 000 4 000 4 000 4 000
9. No drop 1 kaleng 45 - 45 45 45 45
10. Rhizatun- 3 botol 20 - 20 60 60 60
F
11. Polybag 4 buah 0.5 - 500 2 000 2 000 2 000
000
12. Upah
panen
Tahun 1 orang 420 - - 2 940
ketiga
Tahun 1 orang 420 - - 2 940
keempat
Tahun 2 orang 420 - - 5 880
kelima s.d.
ke-15
Total 16 482 18 272 39 027 39 027 41 967
36
Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan pada skenario I (pembibitan) sama dengan
skenario II (produksi buah), namun berbeda dengan skenario III (pembibitan dan
produksi buah). Terutama pada penggunaan tenaga kerja. Awal mendirikan usaha
hingga tahun kedua jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk masing-masing
skenario adalah satu orang. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan penggunaan
biaya karena pada dua tahun awal usaha tanaman tin belum mulai berproduksi.
Penambahan jumlah tenaga kerja pada skenario I (pembibitan) dan skenario II
(produksi buah) yaitu pada tahun ketiga menjadi dua orang. Begitu juga untuk biaya
promosi dan pemasaran, serta biaya sewa kendaraan yang baru dikeluarkan pada
tahun ketiga.
Tabel 15 Biaya tetap skenario I dan II pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama
umur bisnis
Harga/satuan Total biaya tahun ke- (Rp 000)
No. Jenis Jumlah Satuan
(Rp 000) 1-2 3 s.d. 15
1. Tenaga kerja 12 bulan 2 880 17 280 34 560
2. Listrik 12 bulan 200 2 400 2 400
3. Telepon 12 bulan 300 3 600 3 600
4. Promosi dan 4 kali 1 500 6 000
pemasaran
5. Sewa lahan 1 000 m2 5 5 000 5 000
6. Sewa kendaraan 12 bulan 300 3 600
Total 28 280 55 160
Berdasarkan Tabel 15, total biaya tetap yang dikeluarkan pada skenario I
(pembibitan) dan skenario II (produksi buah) pada tahun pertama dan kedua adalah
37
Rp28 280 000, sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan mulai tahun ketiga hingga
seterusnya adalah Rp55 160 000.
Adapun total biaya tetap yang dikeluarkan pada skenario III (pembibitan
dan produksi buah) pada tahun pertama dan kedua adalah Rp28 280 000, sedangkan
biaya tetap yang dikeluarkan mulai tahun ketiga hingga seterusnya adalah Rp72
440 000. Rincian biaya tetap skenario III dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Biaya tetap skenario III pengusahaan tin Jogja Ara Garden selama umur
bisnis
Harga/satuan Total biaya tahun ke- (Rp 000)
No. Jenis Jumlah Satuan
(Rp 000) 1-2 3 s.d. 15
1. Tenaga kerja 12 bulan 4 320 17 280 51 840
2. Listrik 12 bulan 200 2 400 2 400
3. Telepon 12 bulan 300 3 600 3 600
4. Promosi dan 4 kali 1 500 6 000
pemasaran
5. Sewa lahan 1 000 m2 5 5 000 5 000
6. Sewa kendaraan 12 bulan 300 3 600
Total 28 280 72 440
Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan termasuk biaya yang diperhitungkan dalam analisis
finansial. Pajak penghasilan suatu usaha berhubungan dengan pengurangan
manfaat bersih yang diterima oleh suatu bisnis. Pajak penghasilan di dalam cash
flow diambil dari pajak yang terdapat pada laporan laba/rugi dengan dasar tarif
pajak yang ditentukan terhadap laba bersih operasional dari kegiatan bisnis
(Nurmalina et al. 2014). Ketentuan pajak penghasilan yang harus dikeluarkan oleh
pengusahaan tin Jogja Ara Garden mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 107/PMK.011/ 2013 yaitu sebesar 1% (Kemenkeu
2013). Adapun besarnya pajak yang dikeluarkan oleh Jogja Ara Garden
berdasarkan skenario I, II, dan III dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Tarif pajak yang dikeluarkan beberapa skenario pengusahaan tin Jogja
Ara Garden selama umur bisnis
Pajak yang dikeluarkan tahun ke- (Rp)
No Kriteria
1 2 3 4 5 s.d. 15
1. Skenario I (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33
(pembibitan)
2. Skenario II (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33
(produksi
buah)
3. Skenario III (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33
(pembibitan
dan produksi
buah)
pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar jenis-
jenis biaya yang dikeluarkan serta jumlah dalam periode yang sama. Selain itu, pada
laporan laba/rugi dapat dilihat kondisi keuangan perusahaan terdapat keuntungan
atau kerugian dalam suatu periode atau beberapa periode (Kasmir dan Jakfar 2010).
Analisis laporan laba/rugi pada pengusahaan tin Jogja Ara Garden dibagi
dalam tiga skenario, yaitu skenario I (pembibitan), skenario II (produksi buah), dan
skenario III (pembibitan dan produksi buah). Secara umum pada tahun pertama
hingga tahun kedua mendirikan usaha, Jogja Ara Garden skenario I, II, dan III
masih mengalami kerugian. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut tanaman tin
masih belum menghasilkan sehingga biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada
manfaat yang diterima. Pengusahaan tin Jogja Ara Garden baru bisa memperoleh
laba sejak tahun ketiga setelah tanam, yakni saat tanaman tin sudah menghasilkan
baik itu produksi bibit maupun produksi buah.
Nilai laba tahun ketiga yang dihasilkan pada skenario I (pembibitan) sebesar
Rp23 668 557.01 dan laba konstan yang diterima mulai tahun ke-4 hingga tahun
ke-15 yakni sebesar Rp21 668 557.01. Hal tersebut berbeda dengan skenario II
(produksi buah) yang pada tahun ketiga masih mengalami laba negatif karena
tanaman tin mulai menghasilkan buah pada tahun ketiga. Laba positif pada skenario
II (produksi buah) terjadi pada tahun keempat yaitu sebesar Rp13 506 207 dan laba
konstan yang diterima mulai tahun ke-5 hingga tahun ke-15 yakni sebesar Rp195
923 607. Selanjutnya nilai laba pada skenario III (pembibitan dan produksi buah)
dimulai pada tahun ketiga yakni sebesar Rp27 715 182.01, pada tahun keempat
terjadi peningkatan laba sebesar Rp49 784 757.01, dan laba konstan yang diterima
mulai tahun ke-5 hingga ke-15 sebesar Rp143 102 157.01. Rincian lebih lengkap
analisis laporan laba/rugi pengusahaan tin Jogja Ara Garden dapat dilihat pada
Lampiran 2, 3, dan 4.
Analisis Sensitivitas
seberapa tingkat sensitivitas pengusahaan tin Jogja Ara Garden terhadap peubah
komponen inflow dan outflow yang ditetapkan.
Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa jika terjadi penurunan produksi
sebesar 50% pada skenario I (pembibitan), maka NPV yang dihasilkan negatif
sebesar Rp94 716 461.24, Net B/C sebesar 0.26, IRR sebesar negatif 12%, dan
payback period selama 4.80 tahun. Jika terjadi penurunan produksi sebesar 50%
pada skenario II (produksi buah), maka NPV yang dihasilkan sebesar Rp135 058
901.61, Net B/C sebesar 1.71, IRR sebesar 14%, dan payback period selama 5.21
tahun. Jika terjadi penurunan produksi sebesar 50% pada skenario III (pembibitan
dan produksi buah), maka NPV yang dihasilkan sebesar Rp212 744 993.70, Net
B/C sebesar 2.80, IRR sebesar 21.39%, dan payback period selama 4.65 tahun.
Penurunan jumlah produksi sebesar 50% pada skenario I (pembibitan)
mengakibatkan pengusahaan tin Jogja Ara Garden menjadi tidak layak untuk
dijalankan, sedangkan pada skenario II (produksi buah) dan skenario III
(pembibitan dan produksi buah) pengusahaan tin masih layak untuk dijalankan.
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa peningkatan harga NPK mutiara
sebesar 30% pada skenario I (pembibitan) menghasilkan NPV sebesar Rp59 407
347.75, Net B/C sebesar 1.53, IRR sebesar 13%, dan payback period selama 3.89
tahun. Jika terjadi peningkatan harga NPK mutiara sebesar 30% pada skenario II
(produksi buah), maka menghasilkan NPV sebesar Rp1 116 091 845.39, Net B/C
sebesar 8.84, IRR sebesar 48%, dan payback period selama 4.25 tahun. Selanjutnya
peningkatan harga NPK mutiara sebesar 30% pada skenario III (pembibitan dan
produksi buah) menghasilkan NPV sebesar Rp864 387 230.99, Net B/C sebesar
8.77, IRR sebesar 50.87%, dan payback period selama 3.53 tahun. Peningkatan
harga NPK mutiara sebesar 30% pada skenario I (pembibitan), skenario II (produksi
buah), dan skenario III (pembibitan dan produksi buah) mengakibatkan
pengusahaan tin Jogja Ara Garden masih layak untuk dijalankan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengusahaan tin Jogja Ara Garden
skenario I, II, dan III lebih sensitif terhadap penurunan jumlah produksi daripada
peningkatan harga pupuk NPK mutiara. Hasil analisis sensitivitas masing-masing
skenario dapat dilihat pada tabel berikut.
Analisis switching value pengusahaan tin Jogja Ara Garden dilakukan untuk
mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow
(penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga pupuk
NPK mutiara) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis tetap layak. Besarnya
perubahan maksimum pada komponen inflow dan outflow tidak diketahui secara
empirik sehingga dilakukan dengan menghitung besarnya perubahan menggunakan
metode interpolasi yang menghasilkan perubahan pada NPV sama dengan nol
(NPV=0). Analisis switching value yang dilakukan pada skenario I (pembibitan),
skenario II (produksi buah), dan skenario III (pembibitan dan produksi buah) untuk
melihat seberapa perubahan masksimum yang bisa ditoleransi agar pengusahaan tin
Jogja Ara Garden masih tetap layak dijalankan.
Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa pada skenario I
(pembibitan) penurunan jumlah produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis
dapat dijalankan yaitu sebesar 36.27% dan peningkatan harga pupuk NPK mutiara
sebesar 109.97%. Switching value pada skenario II (produksi buah) menunjukkan
bahwa penurunan jumlah produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis dapat
dijalankan yaitu sebesar 56.73% dan peningkatan harga pupuk NPK mutiara
sebesar 1 532.32%. Selanjutnya pada skenario III (pembibitan dan produksi buah)
hasil analisis switching value menunjukkan bahwa penurunan jumlah produksi
yang masih dapat ditoleransi agar bisnis dapat dijalankan yaitu sebesar 58.16% dan
peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 193.51%. Adapun hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Switching value beberapa skenario pengusahaan tin Jogja Ara Garden
Skenario III
Skenario I Skenario II
No. Perubahan maksimum (pembibitan dan
(pembibitan) (produksi buah)
produksi buah)
1. Penurunan produksi (%) 36.27 56.73 58.16
2. Peningkatan harga pupuk 109.97 1 532.32 1 193.51
NPK mutiara (%)
42
Simpulan
Saran
Beberapa hal yang disarankan kepada pengusaha tin Jogja Ara Garden di
Yogyakarta sebagai berikut.
1. Sebaiknya pengusaha memanfaatkan secara maksimal luas lahan yang disewa
untuk pengusahaan tanaman tin. Luas lahan yang disewa sebesar 2 000 m2,
namun yang dimanfaatkan sebagai pengusahaan tanaman tin hanya 1 000 m2.
Hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh
pengusaha setiap tahun.
2. Lokasi kebun pengusahaan tin Jogja Ara Garden sangat strategis karena berada
dipinggir jalan desa. Namun, kurangnya papan nama identitas Jogja Ara Garden
mengakibatkan lokasi kebun sulit untuk ditemukan. Meskipun secara online,
lokasi kebun Jogja Ara Garden telah terdaftar pada aplikasi Google Maps.
DAFTAR PUSTAKA
Halim A. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajian dari Aspek Keuangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[ITIS Report] Integrated Taxonomic Information System Report. 2018. Ficus
carica L. Taxonomic Serial No: 19093.
Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir, Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Kislev ME, Hartmann A, Bar-Yosef O. 2006. Early domesticated fig in the Jordan
valley. Science. 312(5778): 1372-1374.
Lev-Yadun S, Ne’eman G, Abbo S, Flaishman MA. 2006. Comment on early
domesticated fig in the Jordan valley. Science. 314(5806): 1683a.
Marpaung AE, Hutabarat RC. 2015. Respon jenis perangsang tumbuh berbahan
alami dan asal setek batang terhadap pertumbuhan bibit tin (Ficus carica
L.). Jurnal Hortikultura. 25(1): 37-43.
Manago N. 2006. Fig in the Japanese society for horticultural science (eds.).
Horticultural in Japan. 106-120.
Morton JF. 2004. Fruits of Warm Climates. Miami: Creative Resource Systems,
Inc.
Mutmainnah L, Effendi U, Dewi IA. 2014. Analisis kelayakan teknis dan finansial
puree mangga podang urang pada skala industri kecil menengah (studi
kasus pada IKM kelompok wanita tani budidaya Tiron Makmur Banyakan,
Kediri). Jurnal Industria. 3(3): 127-137.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: IPB
Press.
Poerwanto R, Susila AD. 2014. Teknologi Hortikultura. Bogor: IPB Press.
Putinella JA. 2014. Perbaikan fisik tanah kambisol akibat pemberian bokashi ela
sagu dan pupuk ABG (Amazing Bio Growth) bunga-buah. Jurnal Budiaya
Pertanian. 10(1): 14-20.
Rahimah DS, Pujiastuti E. 2016. Prospek Bisnis Buah Tin. Depok: PT Trubus
Swadaya.
Safaruddin. 2013. Analisis kelayakan budidaya tanaman kakao sambung samping.
Jurnal Perbal. 2(2): 37-52.
Stover ED, Aradhya M, Ferguson L, Crisosto CH. 2007. The fig: overview of an
ancient fruit. Horticultural Science. 42(5): 1083-1087.
Tjitrosoepomo G. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
[UPTBP3K] Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan. 2017. Profil UPTBP3K Wilayah II Godean, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Winantara MY, Bakar A, Puspitaningsih R. 2014. Analisis kelayakan usaha kopi
luwak di Bali. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. 2(3): 118-129.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 2 Laporan laba/rugi skenario I
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Penerimaan
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Total penerimaan 10 500 000 122 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000
Pengeluaran
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Total biaya 44 762 000 46 552 000 91 247 000 91 247 000 91 247 000 91 247 000 91 247 000 91 247 000
Total penyusutan 6 845 366.66 6 845 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66
Total pengeluaran 51 607 366.66 53 397 366.66 98 592 366.66 98 592 366.66 98 592 366.66 98 592 366.66 98 592 366.66 98 592 366.66
Laba kotor (51 607 366.66) (42 897 366.66) 23 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34
Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0
Laba sebelum pajak (51 607 366.66) (42 897 366.66) 23 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34 21 907 633.34
Pajak (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Laba bersih (51 091 292.99) (42 468 392.99) 73 688 557.01 21 688 557.01 21 688 557.01 21 688 557.01 21 688 557.01 21 688 557.01
Lampiran 3 Laporan laba/rugi skenario II
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Penerimaan
Buah tin 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000
Total penerimaan 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000
Pengeluaran
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Upah panen 2 940 000 5 880 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Total biaya 44 762 000 44 762 000 74 582 000 77 522 000 89 282 000 89 282 000 89 282 000 89 282 000
Total penyusutan 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67 6 845 366.67
Total pengeluaran 51 607 366.67 51 607 366.67 81 427 366.67 84 367 366.67 96 127 366.67 96 127 366.67 96 127 366.67 96 127 366.67
Laba kotor (51 607 366.67) (51 607 366.67) (32 427 366.67) 13 642 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33
Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0
Laba sebelum pajak (51 607 366.67) (51 607 366.67) (32 427 366.67) 13 642 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33 197 902 633.33
Pajak (1%) (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33
Laba bersih (51 091 293) (51 091 293) (32 103 093) 13 506 207 195 923 607 195 923 607 195 923 607 195 923 607
47
47
48
48
Lampiran 4 Laporan laba/rugi skenario III
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Penerimaan
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Buah tin 24 307 500 48 600 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000
Total penerimaan 10 500 000 146 807 500 169 100 000 266 300 000 266 300 000 266 300 000 266 300 000
Pengeluaran
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Total biaya 44 762 000 46 552 000 111 467 000 111 467 000 114 407 000 114 407 000 114 407 000 114 407 000
Total penyusutan 6 845 366.66 6 845 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66 7 345 366.66
Total pengeluaran 51 607 366.66 53 397 366.66 118 812 366.66 118 812 366.66 121 752 366.66 121 752 366.66 121 752 366.66 121 752 366.66
Laba kotor (51 607 366.66) (42 897 366.66) 27 995 133.34 50 287 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34
Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0
Laba sebelum pajak (51 607 366.66) (42 897 366.66) 27 995 133.34 50 287 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34 144 547 633.34
Pajak (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Laba bersih (51 091 292.99) (42 468 392.99) 27 715 182.01 49 784 757.01 143 102 157.01 143 102 157.01 143 102 157.01 143 102 157.01
Lampiran 5 Cashflow skenario I
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 122 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 121 593 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
49
49
50
50
Lanjutan lampiran 5 Cashflow skenario I
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 92 986 076.33 104 670 926.33 91 841 076.33 99 716 076.33 104 670 926.33 92 966 076.33
Net benefit (79 575 776.33) (35 623 026.33) 29 513 923.67 15 829 073.67 28 658 923.67 20 783 923.67 15 829 073.67 28 627 673.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (31 884 590.03) 24 992 056.14 12 681 059.82 21 721 256.26 14 903 134.29 10 738 177.76 12 464 109.29
NPV 81 694 713.59
NPV positif 188 863 860.22
NPV negatif (107 169 146.64)
Net B/C 1.76
IRR 16%
PP 3.81 tahun
51
51
52
52
Lampiran 7 Cashflow skenario III
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Buah tin 24 307 500 48 600 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 146 807 500 169 100 000 266 300 000 266 300 000 266 300 000 267 393 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Lanjutan lampiran 7 Cashflow skenario III
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 113 246 951.33 125 174 726.33 116 227 476.33 124 102 476.33 129 057 326.33 117 352 476.33
Net benefit (79 575 776.33) (35 623 026.33) 33 560 548.67 43 925 273.67 150 072 523.67 142 197 523.67 137 242 673.67 150 041 273.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (31 884 590.03) 28 418 692.34 35 189 615.92 113 743 411.35 101 962 883.67 93 103 125.14 65 325 979.84
NPV 886 674 596.83
NPV positif 993 843 743.46
NPV negatif (107 169 146.64)
Net B/C 9.27
IRR 52.88%
PP 3.47 tahun
53
53
54
54
Lanjutan lampiran 8 Sensitivitas skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 92 986 076.33 104 670 926.33 91 841 076.33 99 716 076.33 104 670 926.33 92 966 076.33
Net benefit (79 575 776.33) (46 123 026.33) 7 013 923.67 (4 670 926.33) 8 158 923.67 283 923.67 (4 670 926.33) 8 127 673.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (41 282 674.08) 5 939 311.09 (3 741 993.84) (6 183 835.58) 203 587.77 (3 168 677.98) 3 538 681.28
Lanjutan lampiran 8 Sensitivitas skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
NPV (94 716 461.24)
NPV positif 33 899 159.03
NPV negatif (128 615 620.27)
Net B/C 0.26
IRR -12%
PP 4.80 tahun
55
55
56
Lanjutan lampiran 9 Sensitivitas skenario II apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
56
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Sekam 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Upah panen 2 940 000 5 880 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33
Total outflow 79 575 776.33 44 245 926.33 74 257 726.33 90 863 276.33 91 636 026.33 98 011 026.33 104 465 876.33 91 261 026.33
Net benefit (79 575 776.33) (44 245 926.33) (49 757 726.33) (41 858 276.33) 55 378 973.67 49 003 973.67 42 549 123.67 55 847 723.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (39 602 565.17) (42 134 278.86) (33 533 693.57) 41 972 995.64 35 138 350.78 28 864 610.98 24 315 357.91
NPV 135 058 901.61
NPV positif 325 613 995.81
NPV negatif (190 555 094.20)
Net B/C 1.71
IRR 14%
PP 5.21 tahun
Lampiran 10 Sensitivitas skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 100 000 000 100 000 000 100 000 000 100 000 000 100 000 000 100 000 000
Bibit tabulampot
Bibit cutting
Buah tin 12 153 750 24 300 000 72 900 000 72 900 000 72 900 000 72 900 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 112 153 750 124 300 000 172 900 000 172 900 000 172 900 000 173 993 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Lanjutan lampiran 10 Sensitivitas skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 113 246 951.33 125 174 726.33 116 227 476.33 124 102 476.33 129 057 326.33 117 352 476.33
Net benefit (79 575 776.33) (46 123 026.33) (1 093 201.33) (874 726.33) 56 672 523.67 48 797 523.57 43 842 673.67 56 641 273.67
57
57
58
Lanjutan lampiran 10 Sensitivitas skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 50 persen
58
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (41 282 674.08) (925 710.50) (700 764.75) 42 953 406.89 34 990 315.59 29 742 133.58 24 660 859.05
NPV 212 744 993.70
NPV positif 330 938 699.63
NPV negatif (118 193 705.93)
Net B/C 2.80
IRR 21.39%
PP 4.65 tahun
Lampiran 11 Sensitivitas skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 122 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 121 593 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Lanjutan lampiran 11 Sensitivitas skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Biaya variabel
NPK mutiara 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Total outflow 81 825 776.33 48 373 026.33 95 236 076.33 106 920 926.33 94 091 076.33 101 966 076.33 106 920 926.33 95 216 076.33
Net benefit (81 825776.33) (37 873 026.33) 27 263 923.67 13 579 073.67 26 408 923.67 18 533 923.67 13 579 073.67 26 377 673.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (77 413 222.64) (33 898 465.19) 23 086 781.64 10 878 529.54 20 015 929.60 13 289 769.43 9 211 815.55 11 484 489.14
NPV 59 407 347.75
NPV positif 170 719 035.58
NPV negatif (111 311 687.83)
Net B/C 1.53
IRR 13%
PP 3.89 tahun
59
59
60
60
Lampiran 12 Sensitivitas skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Buah tin 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000
Nilai sisa 93 750
Total inflow 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 123 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Upah panen 2 940 000 5 880 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33
Lanjutan lampiran 12 Sensitivitas skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Total outflow 81 825 776.33 46 495 926.33 76 507 726.33 93 113 276.33 93 886 026.33 100 201 026.33 106 715 876.33 93 511 026.33
Net benefit (81 825 776.33) (46 495 926.33) (27 507 726.33) 4 896 723.67 200 143 973.67 193 768 973.67 187 314 123.67 200 612 723.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (77 413 222.64) (41 616 440.32) (23 293 230.97) 3 922 885.64 151 693 712.94 138 942 246.05 127 070 755.99 87 344 118.20
NPV 1 116 091 845.39
NPV positif 1 285 414 739.31
NPV negatif (142 322 893.93)
Net B/C 8.84
IRR 48%
PP 4.25 tahun
Lampiran 13 Sensitivitas skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Buah tin 24 307 500 48 600 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 146 807 500 169 100 000 266 300 000 266 300 000 266 300 000 267 393 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
61
61
62
Lanjutan lampiran 13 Sensitivitas skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 30 persen
62
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000 9 750 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Total outflow 81 825 776.33 48 373 026.33 115 496 951.33 127 424 726.33 118 477 476.33 126 352 476.33 131 307 326.33 119 602 476.33
Net benefit (81 825 776.33) (37 873 026.33) 31 310 548.67 41 675 273.67 147 322 523.67 139 947 523.67 134 992 673.67 147 791 273.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (77 413 222.64) (33 898 465.19) 26 513 417.84 33 387 085.64 112 038 084.69 100 349 518.81 91 576 762.92 64 346 359.69
NPV 864 387 230.99
NPV positif 975 698 918.82
NPV negatif (111 311 687.83)
Net B/C 8.77
IRR 50.87%
PP 3.53 tahun
Lampiran 14 Switching value skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 36.27 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot
Bibit cutting 1 745 060 1 745 060 1 745 060 1 745 060 1 745 060 1 745 060
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 111 745 060 111 745 060 111 745 060 111 745 060 111 745 060 112 838 810
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
63
63
64
64
Lanjutan lampiran 14 Switching value skenario I apabila terjadi penurunan produksi sebesar 36.27 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 92 986 076.33 104 670 926.33 91 841 076.33 99 716 076.33 104 670 926.33 92 966 076.33
Net benefit (79 575 776.33) (46 123 026.33) 18 758 983.67 7 074 133.67 19 903 983.67 12 028 983.67 7 074 133.67 19 872 733.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (41 282 674.08) 15 884 894.82 5 667 262.29 15 085 686.22 8 625 395.37 4 798 973.49 8 652 324.57
NPV 0
NPV positif 116 567 230.68
NPV negatif (116 567 230.68)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 4.18 tahun
Lampiran 15 Switching value skenario II apabila terjadi penurunan produksi sebesar 56.73 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Buah tin 21 202 006 42 408 340 127 225 018 127 225 018 127 225 018 127 225 018
Nilai sisa 93 750
Total inflow 21 202 006 42 408 340 127 225 018 127 225 018 127 225 018 127 318 768
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Lanjutan lampiran 15 Switching value skenario II apabila terjadi penurunan produksi sebesar 56.73 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Upah panen 2 940 000 5 880 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33
Total outflow 79 575 776.33 44 245 926.33 74 257 726.33 90 863 276.33 91 636 026.33 98 011 026.33 104 465 876.33 91 261 026.33
Net benefit (79 575 776.33) (44 245 926.33) (53 055 720.33) (48 454 936.33) 35 588 991.67 29 213 991.67 22 759 141.67 36 057 741.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (39 602 565.17) (41 926 982.81) (38 818 439.97) 26 973 713.91 20 917 923.40 15 439 419.52 15 699 062.32
NPV 0
NPV positif 198 632 501.06
NPV negatif (198 632 501.06)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 5.62 tahun
65
65
66
66
Lampiran 16 Switching value skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 58.16 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 83 684 640 83 684 640 83 684 640 83 684 640 83 684 640 83 684 640
Bibit tabulampot
Bibit cutting
Buah tin 10 170 822 20 335 368 61 006 102 61 006 102 61 006 102 61 006 102
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 93 855 462 104 020 008 144 690 742 144 690 742 144 690 742 145 784 492
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000 7 500 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Lanjutan lampiran 16 Switching value skenario III apabila terjadi penurunan produksi sebesar 58.16 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Total outflow 79 575 776.33 46 123 026.33 113 246 951.33 125 174 726.33 116 227 476.33 124 102 476.33 129 057 326.33 117 352 476.33
Net benefit (79 575 776.33) (46 123 026.33) (19 391 489.33) (21 154 718.33) 28 463 265.67 20 588 265.67 15 633 415.67 28 432 015.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (75 284 556.60) (41 282 674.08) (16 420 493.44) (16 947 564.60) 21 572 962.57 14 762 837.52 10 605 446.66 12 378 922.39
NPV 0
NPV positif 149 935 288.72
NPV negatif (149 935 288.72)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 5.59 tahun
Lampiran 17 Switching value skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 109.97 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 122 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 120 500 000 121 593 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
67
67
68
68
Lanjutan lampiran 17 Switching value skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 109.97 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50 15 747 412.50
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 239 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33 219 076.33
Total outflow 87 823 188.83 54 370 438.83 101 233 488.83 112 918 338.83 100 088 488.83 107 963 488.83 112 918 338.83 101 213 488.83
Net benefit (87 823 188.83) (43 870 438.83) 21 266 511.17 7 581 661.17 20 411 511.17 12 536 511.17 7 581 661.17 20 308 261.17
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (83 087 217.44) (39 266 482.97) 18 008 240.69 6 073 855.03 15 470 352.96 8 989 318.50 5 143 271.62 8 873 295.31
Lanjutan lampiran 17 Switching value skenario I apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 109.97 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
NPV 0
NPV positif 122 353 700.40
NPV negatif (122 353 700.40)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 4.13 tahun
Lampiran 18 Switching value skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 532.32 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Buah tin 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000
Nilai sisa 93 750
Total inflow 49 000 000 98 010 000 294 030 000 294 030 000 294 030 000 294 123 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 122 424 000 122 424 000 122 424 000 122 424 000 122 424 000 122 424 000 122 424 000 122 424 000
Pupuk kandang 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
69
69
70
70
Lanjutan lampiran 18 Switching value skenario II apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 532.32 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Sekam 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000 8 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Upah panen 2 940 000 5 880 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000 17 640 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000 34 560 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (516 073.67) (324 273.67) 136 426.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33 1 979 026.33
Total outflow 194 499 776.33 159 169 926.33 189 181 726.33 205 787 276.33 206 560 026.33 212 935 026.33 219 389 876.33 206 185 026.33
Net benefit (194 499 776.33) (159 169 926.33) (140 181 726.33) (107 777 276.33) 87 469 973.67 81 094 973.67 74 640 123.67 87 938 723.67
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (184 011 141.28) (142 465 937.61) (118 704 297.47) (86 343 024.01) 66 295 501.35 58 149 236.03 59 634 606.49 38 287 353.53
NPV 0
NPV positif 531 524 400.37
NPV negatif (531 524 400.37)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 5.29 tahun
Lampiran 19 Switching value skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 193.51 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Inflow
Ukuran bibit 30 cm 10 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000 110 000 000
Bibit tabulampot 7 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000 4 500 000
Bibit cutting 500 000 5 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Buah tin 24 307 500 48 600 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000 145 800 000
Nilai sisa 1 093 750
Total inflow 10 500 000 146 807 500 169 100 000 266 300 000 266 300 000 266 300 000 267 393 750
Outflow
Tanaman tin 15 000 000
Cangkul 330 000 330 000 330 000
Pot 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Lanjutan lampiran 19 Switching value skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 193.51 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
Pompa air 1 250 000 1 250 000
Sprayer 2 550 000 2 550 000
Gunting pangkas 135 000 135 000 135 000
Ajir 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Plastik mulsa 599 850 599 850 599 850
Tong penampung 1 500 000 1 500 000
Pagar bambu 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Selang irigasi 1 980 000 1 980 000 1 980 000
Drip irigasi 625 000 625 000 625 000
Gerobak 550 000 550 000
Lampu 375 000 375 000
Tangga 385 000 385 000 385 000
Selang air 900 000 900 000
Paralon 150 000 150 000 150 000
Biaya variabel
NPK mutiara 97 013 397 97 013 397 97 013 397 97 013 397 97 013 397 97 013 397 97 013 397 97 013 397
Pupuk kandang 50 000 50 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000
Decis 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000 192 000
Curacron 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000 420 000
Sekam 8 200 000 8 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000 20 200 000
Dithane M-45 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000
Plastik wrap 225 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Lumut 1 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000
No drop 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000 45 000
Rhizotun-F 20 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000
Polybag 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000
Upah panen 2 940 000 2 940 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000 5 880 000
Biaya tetap
Tenaga kerja 17 280 000 17 280 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000 51 840 000
Listrik 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000 2 400 000
Telepon 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Promosi dan pemasaran 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000 6 000 000
Sewa lahan 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000 5 000 000
Sewa kendaraan 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Pajak penghasilan (1%) (516 073.67) (428 973.67) 279 951.33 502 876.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33 1 445 476.33
Total outflow 169 089 173.33 135 636 423.33 202 760 348.33 214 688 123.33 205 740 873.33 213 615 873.33 218 570 723.33 206 865 873.33
Net benefit (169 089 173.33) (125 136 423.33) (55 952 848.33) (45 588 123.33) 60 559 126.67 52 684 126.67 47 729 276.67 60 257 876.67
71
71
72
72
Lanjutan lampiran 19 Switching value skenario III apabila terjadi peningkatan harga pupuk NPK mutiara sebesar 1 193.51 persen
Tahun ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 … 15
DF (i=5.7%) 0.946 0.895 0.847 0.801 0.758 0.717 0.678 0.435
PV manfaat bersih (159 970 835.70) (112 004 059.37) (47 380 237.97) (36 521 765.64) 45 899 152.54 37 777 208.15 32 378 739.79 26 353 034.43
NPV 0
NPV positif 355 876 898
NPV negatif (355 876 898)
Net B/C 1.00
IRR 5.7%
PP 5.17 tahun
73
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Batam pada tanggal 25 Juli 1995 dari ayah Arlen dan
ibu Endang Susilowati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menempuh jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 001 Batu Aji Batam
(2008), kemudian melanjutkan pendidikan menengah ke SMP Negeri 26 Batam
(2011) dan SMA Negeri 1 Baso (2014). Setelah itu, pada tahun 2014 penulis
melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melaui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan beasiswa
Bidikmisi dan diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada kepengurusan Paguyuban
Bidikmisi (PBM) IPB sebagai anggota divisi Akademik dan Keilmiahan pada tahun
2015/2016 dan sebagai Sekertaris I Badan Pengurus Harian pada tahun 2016/2017.
Penulis juga merupakan anggota Rohani Islam Agribisnis angkatan 51 pada divisi
Syiar, Komunikasi, dan Informasi pada tahun 2015-2017. Selain itu, penulis juga
merupakan anggota Tim Tanggap Darurat Mahasiswa IPB pada tahun 2016-2018.
Di samping itu, penulis juga aktif sebagai pengajar Ekonomi Umum untuk
mahasiswa PPKU IPB di Tutorial Bidikmisi pada tahun 2017/2018.
Penulis juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan oleh LPPM IPB, yaitu Bina Cinta Lingkungan (BCL) IPB pada tahun
2015, IPB Goes to Field (IGTF) di Kabupaten Madiun pada tahun 2016, dan Kuliah
Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB di Kabupaten Kuningan tahun 2017. Penulis
juga aktif dalam berbagai kegiatan pelatihan, diantaranya ESQ Leadership Training
(2014), IPB First Aid Training (2016), Pelatihan Tanggap Darurat bagi Mahasiswa
IPB (2016), dan pelatihan software yang diadakan oleh Departemen Keprofesian
HIPMA IPB (2017). Penulis pernah ditunjuk sebagai perwakilan mahasiswa
Bidikmisi IPB dalam kegiatan Temu Nasional Mahasiswa Bidikmisi, ADiK Papua
dan Daerah 3T, serta Peserta SM-3T dan PPG yang diselenggarakan oleh
Ristekdikti di Solo tahun 2016. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan
diantaranya Evaluasi Bidikmisi (2015), Agribusiness Festival (2015), Sosialisasi
Bidikmisi (2015 dan 2016), Semarak PBM IPB (2015), Orange FEM (2016), REDS
AGB (2016), MTQ IPB VIII (2016), Ksatria Anti Narkoba IPB (2017), serta
Pelatihan Tanggap Darurat dan Pendidikan Pendahulan Bela Negara (2017).
Beberapa prestasi yang pernah diraih penulis selama perkuliahan, yaitu
Juara 1 MTQ Tartilil Asrama Putri TPB IPB (2015), Juara 3 MTQ Tilawatil FEM
IPB (2016), dan Juara 3 MTQ Tartilil FEM IPB (2017). Penulis juga mengikuti
lomba karya tulis yaitu Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K)
didanai Dikti tahun 2015. Selain itu, karya tulis penulis yang dibukukan yaitu
Serapah di Kala Senja pada Buku Waksudhakasa (2016). Penulis juga meraih
penghargaan sebagai The Best Teacher of Tutorial Bidikmisi pada bulan Mei 2018.