DIANA HERLINA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis
Kelayakan Pengembangan Usaha Pembuatan Serbuk Minuman Bandrek Instan
pada Rradh Indonesia FIC, Kota Sukabumi adalah benar karya saya dengan
arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Diana Herlina
NIM H34110019
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ABSTRAK
DIANA HERLINA. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembuatan
Bandrek Instan pada Rradh Indonesia FIC, Kota Sukabumi. Dibimbing oleh
JUNIAR ATMAKUSUMA.
ABSTRACT
Bandrek is one of traditional beverages from West Java that became one of
supreme products in Sukabumi. Rradh Indonesia FIC is one of the bandrek instant
producers in Sukabumi. The increasing of consumer’s demand of bandrek instant
has become Rradh Indonesia FIC’s opportunity to increase production. The
purpose of this study is to analyze the feasibility of developing bandrek instant
production that are going to be performed by Rradh Indonesia FIC. Data analysis
methods that are used in this study were a qualitatif analysis method for non-
financial aspects and quantitatif analysis method for financial aspects. The results
of non-financial analysis showed that the business is feasible to run based on non-
financial aspects such as market, technical, management and legal aspect, and also
economic social and environmental aspect. The result of financial analysis based
on investment criteria such as NPV, Net B/C, IRR, and payback period showed
that development plan from this business is feasible to run. Meanwhile, according
to switching value analysis shows that the business of bandrek instant production
in Rradh Indonesia FIC has high sensitifity in product selling.
Keywords: development, feasibility, traditional beverage
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA
SERBUK MINUMAN BANDREK INSTAN PADA
RRADH INDONESIA FIC, KOTA SUKABUMI
DIANA HERLINA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini
merupakan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilaksanakan pada bulan
Januari hingga Februari 2015 dengan judul “Analisis Kelayakan Pengembangan
Usaha Pembuatan Serbuk Minuman Bandrek Instan pada Rradh Indonesia FIC,
Kota Sukabumi”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan
pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan pada Rradh
Indonesia FIC, Kota Sukabumi berdasarkan aspek non finansial dan aspek
finansial.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir Juniar Atmakusuma, MS
selaku pembimbing, serta Dr Ir Burhanuddin, MM dan Etriya, SP MM yang telah
banyak memberikan saran dan masukan. Disamping itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada para staf dan dosen Departemen Agribisnis
yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi, Bapak Dana Saidana
selaku pemilik usaha yang telah bersedia memberikan informasi serta menjadi
tempat penelitian penulis, serta teman-teman seperjuangan yang ikut membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
ayah, ibu, adik serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Diana Herlina
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
Minuman Tradisional Serbuk Instan 6
Kelayakan Pengembangan Usaha 7
KERANGKA PEMIKIRAN 9
Kerangka Pemikiran Teoritis 9
Kerangka Pemikiran Operasional 15
METODE PENELITIAN 18
Lokasi dan Waktu Penelitian 18
Jenis dan Sumber Data 18
Metode Pengumpulan Data 18
Metode Pengolahan dan Analisis Data 18
Analisis Aspek Non Finansial 19
Analisis Aspek Finansial 20
Analisis Switching Value 22
Asumsi Dasar Penelitian 22
GAMBARAN UMUM USAHA 23
Sejarah dan Gambaran Umum Usaha 23
Visi dan Misi Perusahaan 24
Keadaan Lokasi 24
Peralatan Produksi untuk Pembuatan Serbuk Minuman Bandrek Instan 25
HASIL DAN PEMBAHASAN 26
Analisis Aspek Non Finansial 26
Analisis Aspek Finansial 43
Analisis Switching Value 52
SIMPULAN DAN SARAN 53
Simpulan 53
Saran 54
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 56
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
penyimpanan, dan transportasi menjadi nilai tambah dari produk serbuk minuman
instan. Cita rasa yang khas serta tampilan dan bentuk kemasan yang menarik
merupakan alasan produk serbuk minuman bandrek instan ini dapat menjadi
produk unggulan Kota Sukabumi.
Hingga tahun 2014, terdapat enam unit UKM yang memproduksi serbuk
minuman bandrek instan di Kota Sukabumi. Adapun daftar nama UKM yang
memproduksi serbuk minuman bandrek instan di Kota Sukabumi dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Daftar nama UKM pengolahan serbuk minuman bandrek instan
di Kota Sukabumi tahun 2014
Kapasitas
Tahun
No Nama UKM Kelurahan produksi
daftar
(kg)
1 Rradh Indonesia FIC Cikole 2005 487
2 Bandrek Cap Gelas Nanggeleng 2007 1 000
3 Supernoni Cikondang 2009 400
4 Bandrek Do’I Pelabuhan 2009 450
5 Tia Sari Limus Nunggal 2010 125
6 Super Bandrek Cibeureum 2013 375
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi
(2015)
Rradh Indonesia Family Industry Company (FIC) merupakan salah satu
UKM di Kota Sukabumi yang bergerak di bidang pembuatan serbuk minuman
bandrek instan dengan merek RISD Super Bandrek. Rradh Indonesia FIC
merupakan produsen serbuk minuman bandrek instan pertama di Kota Sukabumi.
Keunggulan dari produk Rradh Indonesia FIC adalah penggunaan lada hitam
sebagai bahan bakunya serta tampilan kemasan yang menarik sehingga cocok
untuk menjadi buah tangan bagi wisatawan. Produk serbuk minuman bandrek
instan dari Rradh Indonesia FIC telah lama dikenal sebagai produk khas Kota
Sukabumi, bahkan Rradh Indonesia FIC sudah pernah menerima pesanan dari luar
negeri, seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Rusia. Selain memproduksi serbuk
minuman bandrek instan merek RISD Super Bandrek, Rradh Indonesia FIC juga
memproduksi serbuk minuman bandrek instan untuk perusahaan lain.
Rumusan Masalah
Dengan adanya promosi bandrek instan sebagai salah satu produk unggulan
Kota Sukabumi, maka permintaan terhadap produk serbuk minuman bandrek
instan dari Rradh Indonesia FIC mengalami peningkatan. Gambar 1 menunjukkan
permintaan produk serbuk minuman bandrek instan dari Rradh Indonesia FIC
pada tahun 2014.
Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami perubahan
seperti harga input dan penjualan output yang berfluktuasi akan mempengaruhi
biaya dan manfaat yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.
Untuk itu diperlukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar
perubahan maksimum dari harga input maupun penjualan output yang dapat
ditolerir pada usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan ini agar tetap
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan aspek non finansial pengembangan usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek hukum, aspek sosial ekonomi dan lingkungan?
2. Bagaimana kelayakan aspek finansial pengembangan usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan dilihat dari kriteria investasi yaitu net
present value (NPV), net benefit-cost ratio (Net B/C), internal rate of return
(IRR), dan payback period (PP)?
3. Bagaimana switching value kelayakan pengembangan usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan jika terjadi peningkatan harga bahan baku
dan penurunan penjualan produk?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
daya simpan lebih lama, membutuhkan ruangan lebih kecil untuk transportasi, dan
lebih mudah dikemas (Utami 2008). Penyajian dalam bentuk bubuk cepat saji
(instan) merupakan suatu alternatif untuk menyediakan minuman yang
menyehatkan dan praktis (Ratnaningsih 2008).
usaha lebih layak untuk dijalankan didasarkan pula dari hasil perhitungan
incremental net benefit yang menunjukkam total incremental net benefit selama
10 tahun dari usaha ini sebesar Rp85 122 300, sehingga diperoleh nilai NPV
sebesar Rp62 634 376, Net B/C sebesar 12.03 dan PP 2.71 tahun. Pada penelitian
pengembangan usaha dengan sumber modal tambahan pinjaman ke bank, hasil
penelitian Rohmawati (2009) mengenai Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor
Utara, Kota Bogor, memperoleh hasil bahwa pengembangan usaha dengan
tambahan modal dari pinjaman bank layak untuk dilakukan. Berdasarkan hasil
analisis aspek finansial diperoleh nilai NPV sebesar Rp2 039 639 749, Net B/C
sebesar 4.08, IRR sebesar 60 persen, dan payback period sebesar 2.03 tahun.
Setelah analisis aspek finansial, dilakukan pula analisis sensitivitas untuk
melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu
analisis kelayakan. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai
pengganti (switching value). Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui
perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan
komponen outflow yang dapat ditoleransi sehingga bisnis masih tetap layak untuk
dijalankan (Indyastuti 2010). Perubahan yang terjadi pada usaha tersebut dapat
berupa peningkatan harga bahan baku dan penurunan harga produk (Firdaus
2013).
Berdasarkan hasil analisis Indyastuti (2010), peningkatan harga gula cetak
maksimum untuk kondisi aktual sebesar 6.3 persen sedangkan untuk kondisi
pengembangan sebesar 6.9 persen, dan untuk penurunan harga gula semut
maksimum untuk kondisi aktual sebesar 5.9 persen, sedangkan untuk kondisi
pengembangan sebesar 6.0 persen. Hasil analisis switching value oleh Hastriratna
(2014) menunjukkan bahwa kenaikan harga gula aren pada kondisi aktual sebesar
49.73 persen, sedangkan pada kondisi setelah pengembangan sebesar 71.7 persen,
dan penurunan produksi maksimum pada kondisi aktual sebesar 8.5 persen
sedangkan pada kondisi setelah pengembangan sebesar 12 persen. Pada penelitian
Firdaus (2013), analisis switching value hanya dilakukan pada kondisi setelah
pengembangan. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil bahwa perubahan
maksimum dari penurunan harga penjualan tepung ubi jalar sebesar 17.61 persen
dan kenaikan harga bahan baku maksimum sebesar 70.43 persen.
KERANGKA PEMIKIRAN
sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan
dianalisis dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Nurmalina et al (2010) menyatakan studi kelayakan bisnis diperlukan agar
dapat menunjukkan apakah kegiatan investasi dalam bentuk bisnis yang
direncanakan atau sudah dilakukan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan.
Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi
atau suatu bisnis layak untuk dijalankan.
Tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan bisnis yang umum dilakukan
menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin,
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi
dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, baik data primer
maupun data sekunder.
2. Pengolahan data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data
dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode yang telah lazim
digunakan dan hendaknya perhitungan tersebut diperiksa ulang untuk memastikan
kebenaran dari pengolahan data yang telah dilakukan.
3. Analisis data
Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-kriteria seluruh aspek yang telah
memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak untuk digunakan. Setiap jenis usaha
memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak untuk dilakukan.
4. Mengambil keputusan
Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan mendapatkan hasil dari
pengukuran, selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut.
Mengambil keputusan layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan sesuai
dengan hasil pengukuran dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
5. Memberikan rekomendasi
Rekomendasi diberikan kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi
kelayakan bisnis yang telah disusun. Pemberian saran serta perbaikan dilakukan
apabila ada suatu kesalahan dalam melaksanakan usaha.
kegiatan bisnis pada saat bekerjasama dengan pihak lain (Nurmalina et al 2010).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), aspek hukum digunakan untuk meneliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dukumen-dokumen yang dimiliki.
4. Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan
Pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang akan dinilai adalah
seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi dan lingkungan
terhadap masyarakat keseluruhan. Menurut Nurmalina et al (2010), hal yang
dipelajari pada aspek sosial adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengurangan pengangguran. Pada aspek ekonomi, suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD),
pendapatan dari pajak dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Pada aspek
lingkungan, hal yang dipelajari adalah bagaimana pengaruh bisnis terhadap
lingkungan. Dengan adanya bisnis, apakah akan menciptakan lingkungan yang
semakin baik ataukah semakin rusak.
5. Aspek finansial
Analisis aspek finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan
dan aliran kas proyek bisnis sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana
bisnis yang dimaksud (Umar 2005). Penelitian ini meliputi seberapa lama
pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan proyek, dan tingkat
suku bunga yang berlaku sehingga jika dihitung dengan formula penilaian
investasi sangat menguntungkan (Kasmir dan Jakfar 2003).
Menurut Nurmalina et al (2010), untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu kegiatan investasi pada bisnis digunakan metode yang umum yang dipakai
yaitu metode discounted cash flow dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap
tahun didiskonto dengan discount factor (DF). Penggunaan discount factor erat
kaitannya dengan preferensi waktu atas uang (time preference of money) di mana
sejumlah uang sekarang lebih disukai daripada sejumlah uang uang sama pada
tahun mendatang. Terdapat beberapa kriteria investasi yang dapat digunakan
untuk penilaian kelayakan dari suatu bisnis, yakni sebagai berikut:
a) Net Present Value (NPV)
NPV atau nilai kini manfaat bersih yang akan diperoleh pada masa
mendatang merupakan selisih dari nilai kini benefit dengan nilai kini dan
biaya. NPV ini menunjukkan manfaat bersih yang diterima usaha selama
umur usaha pada tingkat suku bunga tertentu.
Nilai NPV lebih dari nol (NPV > 0) artinya usaha tersebut sudah dinyatakan
menguntungkan dan dapat dilaksanakan atau diteruskan.
Nilai NPV kurang dari nol (NPV < 0) artinya usaha merugikan dan tidak
dapat dilaksanakan.
Nilai NPV sama dengan nol (NPV = 0) artinya usaha tersebut tidak untung
dan tidak rugi.
b) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan
bersih pada tahun di mana keuntungan bersih bernilai positif dengan
keuntungan bersih yang bernilai negatif. Metode ini digunakan untuk
menghitung antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa mendatang dengan nilai sekarang investasi.
14
Nilai Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C > 1) artinya usaha dianggap
layak untuk dilaksanakan secara finansial.
Net B/C kurang dari satu (Net B/C < 1) artinya usaha tidak layak untuk
dilaksanakan secara finansial.
Net B/C sama dengan satu (Net B/C = 1) maka biaya yang dikeluarkan sama
dengan keuntungan yang didapatkan.
c) Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan tingkat suku bunga di mana nilai kini dari biaya total sama
dengan nilai kini dari penerimaan total atau dapat diartikan sebagai tingkat
suku bunga yang menyebabkan NPV = 0. Tingkat IRR mencerminkan tingkat
suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya
yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih
besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya, apabila nilai IRR
lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka bisnis tidak layak
untuk dilaksanakan. Hubungan antara NPV dan IRR dapat dilihat pada
Gambar 2.
mengandung ketidakpastian tetang apa yang akan terjadi di waktu yang akan
datang. Menurut Gittinger (1986), perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam
menjalankan bisnis pada umumnya disebabkan oleh (1) harga, (2) keterlambatan
pelaksanaan, (3) kenaikan dalam biaya, dan (4) hasil produksi.
Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti
(switching value). Analisis ini digunakan untuk mengukur “perubahan
maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output,
penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input
atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih
tetap layak. Perhitungan switching value mengacu pada berapa besar perubahan
yang terjadi yang menyebabkan nilai NPV = 0 atau merupakan titik impas selama
umur usaha. NPV = 0 akan membuat nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga
dan nilai Net B/C = 1. Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas dengan
switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah
diketahui secara empirik dan dilihat bagaiaman dampaknya terhadap hasil analisis
kelayakan, sedangkan pada perhitungan switching value justru perubahan tersebut
dicari, seberapa besar perubahan masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap
layak (Nurmalina et al 2010).
Umur Bisnis
Umur bisnis sangat berpengaruh pada suatu perencanaan dalam studi
kelayakan bisnis, di mana bisnis diproyeksikan akan berjalan sesuai dengan umur
bisnis. Menurut Nurmalina et al. (2010), terdapat beberapa cara dalam
menentukan umur bisnis, diantaranya:
1. Umur ekonomis suatu bisnis ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode)
yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada di
bisnis, yaitu jumlah tahun selama aset tersebut dapat meminimumkan biaya
tahunan (masih menguntungkan jika dipakai).
2. Umur teknis. Umur bisnis ini digunakan untuk bisnis besar bergerak
(diberbagai bidang) karena lebih mudah menggunakan umur teknis dari
unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang dari umur
ekonomis, tetapi hal ini tidak berlaku apabila adanya keusangan teknologi
(absolence) dengan digunakannya teknologi baru.
3. Umur bisnis yang berumur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun dapat
menggunakan umur bisnis yakni 25 tahun karena nilai-nilai sesudah 25
tahun jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10
persen maka present value-nya akan kecil sekali karena nilai discount
factor-nya kecil atau mendekati nol.
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota yang berada di wilayah Jawa
Barat. Letak Kota Sukabumi yang berdekatan dengan kota-kota besar seperti
Jakarta dan Bandung merupakan daerah yang strategis dalam pengembangan
sektor industri serta pariwisata. Dekranasda Kota Sukabumi melihat kondisi
tersebut sebagai sebuah potensi untuk memperkenalkan dan mempromosikan
produk kerajinan Kota Sukabumi terutama pada produk-produk khas daerah yang
16
sering dijadikan buah tangan oleh para wisatawan. Serbuk minuman bandrek
instan merupakan salah satu produk yang diunggulkan dari Kota Sukabumi.
Rradh Indonesia FIC merupakan salah satu UKM binaan Dekranasda Kota
Sukabumi yang memproduksi serbuk minuman bandrek instan yang sedang
dipromosikan menjadi salah satu produk minuman khas daerah Kota Sukabumi.
Dengan kondisi tersebut, maka permintaan produk dari Rradh semakin meningkat.
Selain itu Rradh juga meneriman pesanan khusus untuk memproduksi serbuk
minuman bandrek instan secara kontinyu dari beberapa perusahaan. Peningkatan
permintaan produk tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi dari Rradh
karena keterbatasan kapasitas produksi. Oleh sebab itu, Rradh bermaksud untuk
mengembangkan usahanya dengan cara menambah kapasitas produksi serta
membeli peralatan produksi untuk memenuhi permintaan yang ada.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka analisis kelayakan pengembangan
usaha ini bertujuan untuk melihat apakah usaha pembuatan minuman bandrek
instan ini layak atau tidak untuk dikembangkan. Dalam analisis kelayakan ini
dilakukan pengkajian terhadap aspek-aspek kelayakan usaha seperti apek finansial
dan aspek non finansial. Pada aspek non finansial, dapat dilihat dari aspek pasar,
aspek teknis, aspek finansial, aspek manajemen dan, serta aspek sosial ekonomi
dan lingkungan. Pada aspek finansial dilakukan analisis mengenai NPV, Net B/C,
IRR, PP dan analisis sensitifitas menggunakan switching value.
Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder. Setelah data
terkumpul, maka dilakukan identifikasi dan analisis data yang diperoleh.
Identifikasi aspek non finansial dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam
bentuk deskriptif, sedangkan aspek finansial diidentifikasi secara kuantitatif serta
diintepretasikan hasilnya. Dari seluruh analisis tersebut, maka akan ditentukan
apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Jika layak, maka usaha
tersebut dapat terus dijalankan dan dapat dilakukan upaya pengembangan.
Namun, jika tidak layak, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap usaha tersebut.
Setelah itu dapat ditarik kesimpulan dan saran bagi usaha pengembangan tersebut.
Skema kerangka pemikiran operasional secara terstruktur dapat dilihat pada
Gambar 3.
17
Switching value:
- Peningkatan harga bahan gula semut
- Penurunan jumlah penjualan produk
METODE PENELITIAN
Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk menganalisis aspek non finansial yang mencakup aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan,
sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansial
dengan melakukan analisis laporan laba rugi dan analisis kriteria investasi yang
terdiri dari NPV, Net B/C, IRR, PP, dan analisis switching value menggunakan
software Microsoft Excel 2010 serta kalkulator.
19
Pada penelitian ini aspek-aspek non finansial yang dianalisis adalah sebagai
berikut:
Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dilihat dari potensi pasar dari produk khas daerah Kota
Sukabumi terutama untuk produk serbuk minuman bandrek instan. Usaha
dikatakan layak apabila memiliki potensi dan peluang pasar serta menerapkan
strategi pemasaran yang tepat untuk memperoleh konsumen. Pendekatan yang
dilakukan dalam analisis aspek pasar dan pemasaran menggunakan analisis lima
kekuatan persaingan industri Porter dan bauran pemasaran yang terdiri dari
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Aspek Teknis
Penilaian aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran pada hal-hal
teknis dari usaha seperti: alasan pemilihan lokasi usaha, letak pasar yang dituju,
ketersediaan bahan baku, peralatan, perlengkapan, kapasitas usaha, rencana
pengembangan usaha, teknologi yang digunakan, proses produksi yang dilakukan,
dan layout perusahaan. Aspek teknis dikatakan layak apabila komponen-
komponen teknis yang dianalisis dapat memberikan kemudahan, efektivitas dan
efisiensi kerja untuk mengoptimalkan hasil produksi.
Aspek Manajemen dan Hukum
Analisis aspek manajemen dilakukan secara kualitatif untuk melihat apakah
fungsi-fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan. Aspek manajemen yang dikaji
meliputi struktur organisasi, jumlah tenaga kerja, deskripsi pekerjaan sekaligus
pembagian wewenang dan tanggungjawab serta sistem gaji atau upah anggota
maupun tenaga kerja. Bisnis dikatakan layak apabila menggunakan sistem
manajemen yang baik.
Aspek hukum yang dianalisis dalam penelitian ini mengenai legalitas dari
perusahaan. Tujuan dari analisis aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Pada aspek
hukum ini akan dilihat legalitas perusahaan dan jenis bentuk badan usaha yang
dipilih, seperti perusahaan perseorangan, perseroan terbatas (PT), firma,
perserikatan komanditer (CV), koperasi, atau yayasan. Analisis layak apabila
memiliki legalitas yakni pemilik mendapat izin usaha dari RT/RW atau
pemerintah setempat serta izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Aspek sosial ekonomi dan lingkungan yang dianalisis mencakup kontribusi
usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan yang dilakukan oleh pengusaha
terhadap masyarakat sekitar seperti dalam penyerapan tenaga kerja, kontribusi
terhadap pembangunan dan pendapatan daerah, serta dampak dari adanya usaha
tersebut terhadap lingkungan sekitar tempat penelitian. Suatu usaha dikatakan
layak apabila usaha yang bersangkutan tidak menghasilkan limbah yang dapat
merugikan lingkungan atau masyarakat sekitar, dan tidak bertentangan dengan
aspek sosial ekonomi sekitar.
20
Analisis aspek finansial ini bertujuan untuk menilai seberapa besar biaya-
biaya yang dikeluarkan dan seberapa besar pendapatan yang akan diterima pada
usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC serta
menilai kelayakan usahanya. Analisis ini dilakukan dengan menganalisis laporan
laba rugi, aliran kas (cash flow), dan kriteria penilaian investasi. Berikut
penjelasan tentang hal yang dianalisis pada aspek finansial:
1. Analisis laporan laba/rugi
Laporan ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai
tujuannya selama periode tertentu (Nurmalina et al 2010). Analisis ini terdiri dari
beberapa komponen, yaitu penerimaan penjualan, biaya operasional, laba kotor
atau earning before interest and tax (EBIT), biaya bunga, laba sebelum pajak atau
earning before tax (EBT), biaya pajak, dan laba bersih atau earning after interest
and tax (EAIT). Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Pada
biaya tetap terdapat biaya penyusutan. Pada penelitian ini biaya penyusutan
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dimana pengurangan harga
pembelian dengan nilai sisa dibagi umur ekonomis. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Penyusutan per tahun = nilai beli-nilai sisa
umur ekonomis
Dari analisis ini akan diperoleh biaya pajak yang digunakan dalam aliran
kas (cash flow) dan dari hasil perhitungannya dapat dilihat besarnya laba bersih
yang diperoleh oleh perusahaan tiap tahunnya.
2. Aliran kas (cash flow)
Aliran kas berisi tentang semua penerimaan dan pengeluaran dari usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC. Penerimaan
yang diperoleh berasal dari nilai produksi total dan nilai sisa. Nilai produksi total
dihitung dengan produksi utama dikalikan dengan harga per satuan produk
tersebut, sedangkan nilai sisa dihitung dengan nilai pembelian dikurangi nilai sisa,
kemudian dibagi dengan umur ekonomis. Untuk sumber modal yang berasal dari
pinjaman ke bank, diperoleh pula penerimaan yang berasal dari pinjaman bank.
Pengeluaran berasal dari biaya investasi, biaya operasional, biaya pengembalian
pinjaman dan biaya pajak. Dari analisis ini dapat dilihat berapa besar manfaat
bersih yang diperoleh oleh usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di
Rradh Indonesia FIC.
3. Kriteria penilaian investasi
Menurut Nurmalina et al (2010) kriteria penilaian investasi dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak
untuk dilaksanakan. Beberapa kriteria yang dipakai dalam penilaian kelayakan
adalah nilai bersih sekarang (net present value), rasio manfaat biaya bersih (net
benefit and cost ratio), tingkat pengembalian investasi (internal rate of return)
dan masa pengembalian investasi (payback period).
a. Net Present Value (NPV)
Suatu bisnis dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya
melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut
dengan manfaat bersih. Suatu bisnis dikatakan layak jika NPV lebih besar
21
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun kegiatan bisnis, tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1
i = Tingkat DR (dicount rate)
b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Manfaat bersih yang menguntungkan
bisnis dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut (Nurmalina et al 2010):
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun kegiatan bisnis, tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1
i = Tingkat DR (dicount rate)
c. Internal Rate of Return (IRR)
Kelayakan bisnis juga dinilai seberapa besar pengembalian bisnis terhadap
investasi yang ditanamkan. IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang
menghasilkan NPV sama dengan 0. Perhitungan IRR umumnya dilakukan
dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate
yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount
rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berdasarkan
Nurmalina et al (2010), adapun rumus IRR yaitu:
Dimana:
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
d. Payback Period (PP)
Payback Period adalah metode yang digunakan untuk mengukur seberapa
cepat investasi bisa kembali. Bisnis yang PP-nya singkat atau cepat
pengembaliannya termasuk bisnis yang kemungkinan besar akan dipilih.
Berdasarkan Nurmalina et al (2010), adapun rumus perhitungannya sebagai
berikut:
22
Dimana:
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
10. Tingkat diskonto (DR) yang ditetapkan adalah 9.14 persen berdasarkan
tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dari suku bunga pinjaman ke bank
sebesar 19.25 persen dan suku bunga deposito sebesar 7 persen.
11. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam perhitungan ini
adalah harga yang berlaku pada Februari 2015 dan diasumsikan konstan
hingga akhir tahun umur usaha.
12. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembuatan serbuk minuman bandrek
instan ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi
dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk
peralatan-peralatan yang telah habis umur ekonomisnya.
13. Penyusutan adalah penurunan nilai faktor produksi tetap akibat penggunaan.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus, yaitu:
Penyusutan per tahun = nilai beli-nilai sisa
umur ekonomis
14. Pajak pendapatan yang digunakan pada usaha pembuatan serbuk minuman
bandrek instan ini berdasarkan Peraturan Perpajakan No 46 Tahun 2013.
Tercantum pada pasal 2 dan pasal 3 bahwa penghasilan dari usaha, tidak
termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp4 800 000 000 dalam satu tahun pajak,
besarnya tarif pajak penghasilan adalah 1 persen dari peredaran bruto yang
diterima.
Visi dan misi merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Visi dan misi
merupakan suatu gambaran singkat yang dapat menentukan arah dan tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Adapun visi dari Rradh Indonesia FIC adalah
Knowing the World, sedangkan misi dari Rradh Indonesia FIC adalah:
1. Membuat produk RISD Super Bandrek dengan bahan-bahan alami dengan
kualitas terbaik serta aman dikonsumsi oleh seluruh masyarakat
2. Memperkenalkan produk RISD Super Bandrek kepada masyarakat luas
3. Menanamkan kebanggaan kepada masyarakat luas untuk lebih mencintai
hasil produksi dalam negeri
Keadaan Lokasi
Peralatan produksi yang digunakan saat ini oleh Rradh Indonesia FIC untuk
membuat serbuk minuman bandrek instan hampir sama dengan industri rumah
tangga lainnya. Jenis teknologi yang digunakan masih manual dan sehingga
kapasitas dari mesin produksi masih sedikit. Adapun jenis peralatan yang
digunakan dalam kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
a) Blender
Blender merupakan peralatan utama untuk menghaluskan rempah-rempah.
Blender yang dimiliki oleh Rradh Indonesia FIC saat ini berjumlah dua buah
dengan harga Rp450 000 per unit dan umur ekonomis empat tahun.
b) Tampir
Tampir digunakan sebagai alas rempah-rempah ketika dilakukan
penjemuran. Jumlah tampir yang dimiliki oleh Rradh Indonesia FIC
sebanyak lima unit dengan harga Rp30 000 per buah dan umur ekonomis
empat tahun.
c) Baskom
Baskom digunakan sebagai tempat untuk mencampur seluruh bahan baku
dari serbuk minuman bandrek instan. Baskom yang dimiliki oleh Rradh
Indonesia FIC sebanyak tiga buah dengan harga Rp20 000 per unit dan
umur ekonomis selama empat tahun.
d) Kompor gas dan wajan
Kompor gas dan wajan digunakan untuk menyangrai rempah-rempah agar
rempah-rempah dari produk serbuk minuman bandrek instan matang.
Jumlah kompor gas yang dimiliki Rradh Indonesia FIC sebanyak satu buah
dengan harga Rp450 000, sedangkan wajan yang digunakan sebanyak dua
buah dengan harga Rp150 000 per unit. Kedua peralatan tersebut memiliki
umur ekonomis selama empat tahun.
e) Timbangan digital
Digunakan untuk melakukan penimbangan bahan baku sebelum dicampur
agar perbandingannya sesuai dengan komposisi. Timbangan digital ini
digunakan pula untuk menimbang serbuk minuman bandrek instan ketika
akan dikemas. Timbangan digital yang dimiliki Rradh Indonesia FIC
sebanyak satu unit dengan harga Rp230 000 dan umur ekonomis empat
tahun.
f) Hand sealer
Digunakan untuk menyegel plastik kemasan agar kedap udara dan menjaga
kondisi serbuk minuman bandrek instan tetap baik dan tahan lama. Rradh
Indonesia FIC memiliki satu unit hand sealer dengan harga Rp250 000 dan
umur ekonomis empat tahun.
26
Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan salah satu aspek bisnis yang penting dikaji
kelayakannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memulai atau
mengembangkan suatu usaha. Jika pasar yang dituju tidak jelas dan prospek usaha
ke depan pun tidak jelas, maka risiko kegagalan menjadi besar. Aspek pasar
digunakan untuk mengkaji mengenai potensi pasar produk serbuk minuman
bandrek instan Rradh, baik dari sisi permintaan, penawaran, strategi pemasaran
yang meliputi bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion).
1. Permintaan dan Penawaran
Bandrek menjadi salah satu produk khas dari Kota Sukabumi. Dengan
dikenalnya produk ini sebagai produk khas daerah serta kebutuhan masyarakat
terhadap produk yang dapat menjaga kesehatan, maka permintaan terhadap
produk serbuk minuman bandrek instan semakin meningkat. Pada tahun 2015,
permintaan terhadap produk serbuk minuman bandrek instan yang diproduksi oleh
Rradh Indonesia FIC mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yakni 18 000
27
sachet per bulan yang terdiri dari 8 500 sachet bandrek original dan 9 500 sachet
bandrek susu. Selain itu, mulai bulan Juni 2015 Rradh Indonesia FIC juga
mendapat pesanan untuk memproduksi serbuk minuman bandrek instan bagi
trader sebanyak 5 000 sachet per bulan yang terdiri dari 2 500 sachet bandrek
original dan 2 500 sachet bandrek susu secara kontinyu, sehingga total permintaan
produk serbuk minuman bandrek instan per bulan sebanyak 23 000 sachet yang
terdiri dari 11 000 sachet bandrek original dan 12 000 sachet bandrek susu.
Sebaran permintaan dan produksi serbuk minuman bandrek instan di Rradh
Indonesia FIC dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Sebaran permintaan dan produksi produk serbuk minuman
bandrek instan di Rradh Indonesia FIC tahun 2015
Konsumen Permintaan Produksi Selisih
(sachet) (sachet) (sachet)
Toko makanan/souvenir 7 000 5 250 1 750
Restoran/kafe 2 500 2 500 0
Hotel 2 000 2 000 0
Trader 5 000 0 5 000
Instansi pemerintah/non pemerintah 1 500 1 500 0
Konsumen langsung 5 000 5 000 0
Total 23 000 16 250 6 750
Sumber: Rradh Indonesia FIC (2015)
Berdasarkan Tabel 4, terdapat selisih antara permintaan dan produksi serbuk
minuman bandrek instan sebanyak 6 750 sachet. Permintaan akan semakin
meningkat ketika kondisi cuaca sedang musim hujan, yakni sekitar bulan
September hingga Februari. Peningkatan permintaan ini juga disebabkan mulai
bulan Juni 2015, Rradh Indonesia FIC mendapat pesanan dari trader untuk
memproduksi serbuk minuman bandrek instan. Tingginya permintaan akan serbuk
minuman bandrek instan ini menunjukkan bahwa potensi pasar yang dimiliki
cukup besar. Hal ini merupakan peluang bagi Rradh Indonesia FIC untuk
meningkatkan kapasitas produksinya agar permintaan pasar dapat terpenuhi.
Melihat kondisi tersebut maka Rradh Indonesia FIC berencana untuk
meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 25 000 sachet per bulan.
2. Potensi pasar
Untuk menganalisis potensi pasar dari produk yang ditawarkan, perusahaan
perlu menganalisis situasi bisnis dan mengetahui posisi perusahaan dalam industri
yang dimasukinya. Intensitas persaingan dalam suatu industri dipengaruhi oleh
kondisi diantaranya: meningkatkannya jumlah pesaing, penurunan permintaan
produk, persaingan harga, persaingan dalam hal strategi atau sumber daya. Untuk
mengetahui potensi pasar yang dimiliki oleh Rradh Indonesia FIC, digunakan
teori lima kekuatan persaingan industri Porter sebagai berikut:
a) Ancaman masuknya pendatang baru
Potensi masuknya pesaing baru dalam industri serbuk minuman bandrek
instan sangat besar. Hal ini disebabkan oleh hambatan masuk ke industri ini
sangat kecil. Pesaing baru dapat dengan mudah memasuki industri ini
apabila memiliki cukup modal untuk memulai produksi serbuk minuman
bandrek instan dan memiliki strategi pemasaran yang lebih menarik
dibandingkan Rradh Indonesia FIC. Selain itu, teknologi yang digunakan
untuk membuat produk serbuk minuman bandrek instan cukup sederhana
28
dan komposisi dari bahan baku serbuk minuman bandrek instan yang belum
dipatenkan menjadi peluang bagi para pesaing untuk memasuki industri ini.
b) Tingkat persaingan di antara para anggota industri
Berdasarkan data Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota
Sukabumi tahun 2015, saat ini jumlah UKM yang memproduksi serbuk
minuman bandrek instan di Kota Sukabumi sebanyak enam unit usaha.
Berdasarkan kapasitas produksi yang dimilikinya, Rradh Indonesia FIC
telah menguasai 17.17 persen pangsa pasar dari konsumen serbuk minuman
bandrek instan di Kota Sukabumi. Gambar 6 menunjukkan persentase
market share dari industri produk serbuk minuman bandrek instan di Kota
Sukabumi.
Indonesia FIC dikemas dalam bentuk sachet dengan dengan ukuran 30 gram
untuk bandrek original dan ukuran 34 gram untuk bandrek susu. Serbuk minuman
bandrek instan tersebut dijual dalam kemasan berisi lima sachet. Selain
memproduksi dengan merek sendiri yakni RISD Super Bandrek, Rradh Indonesia
FIC juga memproduksi serbuk minuman bandrek instan untuk instansi atau
perusahaan lain dengan ukuran yang sama namun dengan merek yang diinginkan
oleh instansi atau perusahaan tersebut. Produk serbuk minuman bandrek instan
merek RISD Super Bandrek dapat dilihat pada Gambar 7.
Harga yang ditetapkan untuk setiap kemasan berisi lima sachet adalah Rp8 000
untuk bandrek original dan Rp10 000 untuk bandrek susu, sedangkan untuk
pesanan khusus, harga yang ditetapkan untuk bandrek original adalah Rp1 300 per
sachet dan Rp1 500 per sachet untuk bandrek susu. Selain itu, Rradh Indonesia
FIC menerapkan strategi potongan harga bagi konsumen langsung yang membeli
produk ini ke lokasi usaha atau memesan melalui website Rradh apabila membeli
dengan jumlah tertentu. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan penjualan dari
produk Rradh Indonesia FIC.
c) Distribusi
Rradh Indonesia FIC memiliki lokasi usaha yang sangat strategis, yakni
berada di pusat kota dan pusat pemerintahan Kota Sukabumi. Lokasi tersebut
memudahkan Rradh Indonesia FIC untuk mendistribusikan produknya ke
berbagai lokasi pemasaran produk oleh-oleh di kota Sukabumi. Untuk menunjang
kegiatan distribusinya, Rradh Indonesia FIC memiliki kendaraan operasional
berupa motor. Untuk pesanan khusus biasanya diambil sendiri oleh konsumennya
di pabrik Rradh Indonesia FIC ataupun dikirim melalui perusahaan pengiriman
paket.
Produk Rradh Indonesia FIC dapat diperoleh di berbagai toko oleh-oleh
yang berada di pusat wisata belanja Kota Sukabumi. Namun, banyak pula
konsumen yang membeli produk Rradh Indonesia FIC langsung di lokasi usaha
atau memesan secara online. Hingga saat ini wilayah pemasaran Rradh Indonesia
FIC telah menjangkau wilayah Sukabumi, Bandung, Bogor, dan Jakarta. Saluran
ditribusi pemasaran produk Rradh Indonesia FIC dapat dilihat pada Gambar 8.
Rradh Indonesia FIC
V
II I
Restoran / Kafe Institusi Pemerintah
Toko Makanan / IV / Non Pemerintah
Souvenir
III
Trader
VI Hotel
Konsumen Akhir
Gambar 8 Skema distribusi produk serbuk minuman bandrek instan Rradh
Indonesia FIC
Aspek Teknis
Analisis terhadap aspek teknis yang dilakukan pada penelitian ini mencakup
lokasi usaha, ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga listrik dan air, letak
pasar yang dituju, tenaga kerja, kapasitas produksi, layout, proses produksi, dan
pemilihan jenis teknologi. Berikut adalah hasil analisis pada setiap kriteria aspek
teknis.
1. Lokasi usaha
Lokasi usaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan usaha.
Usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan Rradh Indonesia FIC terletak
di Jalan Ir. H. Juanda Gang Adireja No 8 Kelurahan Cikole, Kota Sukabumi.
Lokasi usaha sangat strategis karena terletak di pusat kota dan pusat pemerintahan
Kota Sukabumi. Meskipun berada di dalam gang, namun lokasi usaha ini masih
mudah dijangkau oleh konsumen. Fasilitas transportasi umum yang melewati
daerah tersebut cukup banyak sehingga masyarakat dari wilayah Kota maupun
Kabupaten Sukabumi dapat mengakses lokasi ini dengan mudah. Keuntungan dari
pemilihan lokasi ini adalah kemudahan dalam mengakses bahan baku, kedekatan
dengan pasar yang dituju, serta kemudahan dalam mengakses sarana transportasi
umum. Variabel-variabel utama dalam pemilihan lokasi ini adalah sebagai
berikut:
a) Ketersediaan bahan baku
Bahan baku merupakan komponen penting dari keseluruhan proses operasi
perusahaan. Bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan pembuatan serbuk
minuman bandrek instan ini terdiri dari gula semut dan rempah-rempah.
Untuk gula semut diperoleh dari supplier yang ada di Kota Sukabumi,
sedangkan rempah-rempah diperoleh dengan membeli sendiri di pasar
tradisional Kota Sukabumi. Hingga saat ini ketersediaan bahan baku tidak
pernah mengalami masalah karena dapat selalu terpenuhi dan juga Rradh
Indonesia FIC memiliki beberapa pedagang yang dapat menyediakan bahan
baku. Selain itu, perusahaan lebih memilih untuk membeli bahan baku
sendiri agar dapat memilih kualitas dari bahan baku tersebut. Kegiatan
pembelian bahan baku biasa dilakukan dua minggu sekali.
b) Ketersediaan tenaga listrik dan air
Peranan tenaga listrik dalam kegiatan produksi serbuk minuman bandrek
instan cukup besar karena peralatan utama untuk menunjang produksi
produk serbuk minuman bandrek instan menggunakan energi listrik. Lokasi
usaha Rradh Indonesia FIC telah dijangkau oleh tenaga listrik sehingga
dalam penggunaannya tidak mengalami masalh. Rradh Indonesia FIC
memperoleh energi listriknya melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Untuk ketersediaan air di Rradh Indonesia FIC diperoleh dari Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) karena lokasi usaha tersebut berada di
lingkungan perumahan penduduk.
c) Letak pasar yang dituju
Pasar utama yang dituju oleh Rradh Indonesia FIC adalah toko
makanan/souvenir dan restoran/kafe yang berada di Kota Sukabumi. Letak
pasar yang dituju masih berada di sekitar lokasi produksi Rradh Indonesia
FIC sehingga mudah untuk mendistribusikan produknya. Untuk
mendistribusikan produknya, Rradh Indonesia FIC dapat menggunakan
kendaraan operasional berupa motor.
34
Penyangraian Rempah-Rempah
Penghalusan
Pencampuran
Pengemasan
c) Penyangraian rempah-rempah
Setelah seluruh rempah-rempah selesai dijemur hingga kering, kemudian
kemudian rempah-rempah tersebut disangrai selama tiga puluh menit.
Tujuan pengnyangraian rempah-rempah ini adalah untuk mematangkan
rempah-rempah dari serbuk minuman bandrek instan ini sebelum dibuat
menjadi serbuk minuman bandrek instan. Gula semut tidak ikut dimasak
dengan rempah-rempah karena dalam proses pembuatan serbuk minuman
bandrek instan di Rradh Indonesia FIC dilakukan dengan proses produksi
secara kering.
d) Penghalusan
Setelah disangrai, rempah-rempah tersebut didiamkan selama satu jam
untuk menghilangkan uap panas. Setelah benar-benar dingin, seluruh
rempah-rempah dihaluskan menggunakan blender. Rempah-rempah
dihaluskan hingga diperoleh ukuran yang sesuai (kurang lebih 60 mesh)
untuk dicampurkan dengan gula semut. Dalam sekali menghaluskan
rempah-rempah, kapasitas dari blender adalah 150 gram. Dalam sehari,
untuk memproduksi 20 kg serbuk minuman bandrek instan diperlukan
waktu kurang lebih empat jam.
Gambar 13 Penghalusan
e) Pencampuran dan pengemasan
Setelah dihaluskan, dilakukan proses pencampuran seluruh bahan baku
sesuai dengan perbandingan komposisi bahan yang telah ditentukan.
Kemudian serbuk minuman bandrek instan ditimbang dan dikemas ke dalam
kantung plastik sachet. Khusus untuk bandrek susu, ditambahkan campuran
susu dan creamer ketika serbuk minuman bandrek instan dimasukkan ke
dalam kemasan sachet. Adapun berat bersih produk serbuk minuman
bandrek instan original adalah 30 gram per sachet, sedangkan berat bersih
dari produk serbuk minuman bandrek instan susu adalah 34 gram per
sachet. Setelah itu, produk dikemas dengan kemasan sachet kertas dengan
merek RISD Super Bandrek. Setelah itu produk kemudian dimasukkan ke
dalam kemasan bag. Setiap kemasan bag berisi lima sachet serbuk minuman
bandrek instan. Setelah itu, produk dimasukkan ke dalam dus besar. Setiap
dus berisi 40 kemasan serbuk minuman bandrek instan.
produksi saat ini dengan jumlah permintaan produk serta permintaan dari trader.
Adapun alat yang akan ditambahkan adalah sebagai berikut:
a) Mesin penepung
Mesin penepung digunakan untuk menghaluskan bahan baku menjadi
tepung/serbuk. Penambahan alat ini bertujuan untuk menggantikan blender
yang sebelumnya digunakan sebagai alat untuk menghaluskan bahan baku.
Dengan penambahan alat ini, maka kapasitas bahan baku yang akan
dihaluskan dapat meningkat. Adapun spesifikasi dari mesin penepung yang
akan dibeli adalah sebagai berikut:
Model : AGC 15
Kapasitas : 30 kg
Dimensi : 16 cm x 95 cm x 35 cm
Bahan : stainless steel
Power : bensin solar
Sumber: www.tokomesin.com
Gambar 16 Mesin penepung
b) Mesin pengemas sachet
Mesin pengemas sachet digunakan untuk mengemas serbuk minuman
bandrek instan yang telah dibuat. Penambahan alat ini bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengemasan yang sebelumnya
dilakukan secara manual. Selain itu, dengan penambahan alat ini dapat
mengurangi kerusakan produk karena kebocoran kemasan. Adapun
spesifikasi dari alat pengemas sachet ini adalah sebagai berikut:
Tipe : AW 6035 3SS
Produk : Powder, seed, granule
Tipe seal : Continues strap, 3 side seal
Dimensi seal : W: 50-140 mm, L: 50-160 mm
Berat produk : maksimal 50 gram
Dimensi mesin : 690 mm x 700 mm x 1770 mm
Material packing : AL+PE, OPP+PE, NY+PE
Listrik : 1300 watt, 220/380 volt
Sumber: www.tokomesin.com
Gambar 17 Mesin pengemas sachet
39
6. Layout
Layout nerupakan keseluruhan proses penentuan dan penempatan fasilitas-
fasilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Suliyanto (2010), layout
yang baik memiliki berbagai kriteria, yaitu meminimalkan jarak angkut
antarbagian, aliran material yang baik, efektif dalam penggunaan ruang, luwes
atau indah, memberikan keselamatan atas barang-barang yang diangkut,
memungkinkan adanya perluasan bisnis, meminimalkan biaya produksi, dan
memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja.
Saat ini, layout bangunan di lokasi usaha Rradh Indonesia FIC sudah
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Ruang penyimpanan bahan baku,
tempat produksi, dan bagian administrasi (kantor) sudah berada pada ruangan
yang berbeda walaupun masih dalam satu bangunan. Tipe layout yang digunakan
di Rradh Indonesia FIC termasuk layout kelompok, di mana mesin-mesin dan
peralatan yang memuat serangkaian komponen yang sama dikelompokkan pada
suatu tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara layout produk dan layout
proses (Suliyanto 2010). Layout dari lokasi usaha pembuatan serbuk minuman
bandrek instan pada Rradh Indonesia FIC dapat dilihat pada Gambar 18.
Tempat Penjemuran
Mesin Ruang
Ruang penepung
Penyimpanan Produksi
Produk
Mesin
pengemas Ruang
Kantor Penyimpanan
Ruang Bahan Baku
Pengemasan
Tempat Parkir
Pintu masuk utama dari tempat usaha Rradh Indonesia FIC berada di bagian
depan kantor. Kantor tersebut digunakan sebagai tempat administrasi serta tempat
penerimaan konsumen yang datang. Bahan baku berupa gula semut dan rempah-
rempah akan disimpan pada ruang penyimpanan yang terletak disebelah tempat
parkir. Hal ini ditujukan untuk memudahkan proses pemindahan bahan baku
sehingga ketika akan memasukkan bahan baku tidak perlu melalui pintu utama.
Penempatan ruang penyimpanan bahan baku dan ruang produksi yang berdekatan
bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan bahan baku ke ruangan
produksi agar lebih efektif. Pada saat pengembangan usaha, mesin penepung akan
disimpan di ruang produksi, sedangkan mesin pengemas sachet akan disimpan di
ruang pengemasan sesuai lokasi dari setiap proses produksi. Setelah proses
pengemasan, produk yang sudah jadi akan disimpan di ruang penyimpanan
produk. Ruangan ini telah terpisah dengan ruangan lainnya agar kebersihan
produk tetap terjaga.
40
4. Produksi
Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi dari serbuk minuman bandrek
instan. Posisi ini diisi oleh empat orang tenaga kerja yang berasal dari luar
keluarga.
Gaji yang diberikan untuk tenaga kerja berbeda-beda sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan. Daftar gaji bagi tenaga kerja di Rradh Indonesia FIC
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Gaji tenaga kerja per bulan di Rradh Indonesia FIC
Jenis pekerjaan Gaji (Rp)
Manager 1 250 000
Keuangan 1 050 000
Pemasaran 950 000
Produksi 850 000
Sumber: Data wawancara pemilik (2015)
Pendirian dan beroperasinya usaha akan lebih diketahui serta diakui
keberadaannya oleh pemerintah jika berbentuk badan usaha dan memiliki
perizinan usaha. Suatu perusahaan yang layak perlu memenuhi persyaratan
legalitas agar dapat mempermudah hubungan ke luar perusahaan dan memiliki
kekuatan secara hukum. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting
karena hal tersebut merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila
dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat
diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen
tersebut.
Bentuk badan usaha dari Rradh Indonesia FIC adalah Perusahaan
Perseorangan. Kegiatan usaha ini termasuk kegiatan usaha yang legal karena tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku serta mendapat izin dari pemerintah
kelurahan setempat yaitu Kelurahan Cikole. Untuk memproduksi serbuk minuman
bandrek instan, Rradh Indonesia FIC juga telah memenuhi persyaratan karena
telah memiliki beberapa izin dan sertifikat untuk produknya, yakni:
1. Izin produksi pangan industri rumah tangga (P-IRT) untuk bandrek original
dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
2. Izin produksi pangan industri rumah tangga (P-IRT) untuk bandrek susu
dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
3. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi
4. Izin pelabelan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa
Barat.
Dengan adanya izin usaha tersebut, perusahaan dapat menjalankan usahanya
dengan lancar karena telah memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Perizinan dan sertifikat yang dimiliki Rradh Indonesia FIC dapat dilihat pada
Lampiran 1.
bandrek instan merek RISD Super Bandrek dijual dalam kemasan berisi lima
sachet dengan harga Rp8 000 per kemasan untuk bandrek original dan Rp10 000
per kemasan untuk bandrek susu. Untuk pesanan khusus produk bandrek instan
dijual per sachet dengan harga Rp1 300 per sachet untuk bandrek original dan
Rp1 500 per sachet untuk bandrek susu.
Pada tahun pertama, jumlah produk serbuk minuman bandrek instan yang
diproduksi dengan merek RISD Super Bandrek original sebanyak 18 150
kemasan, RISD Super Bandrek susu sebanyak 21 300 kemasan, serta bandrek
original dan bandrek susu untuk pesanan khusus masing-masing sebanyak 29 500
sachet. Pada tahun kedua hingga tahun kedelapan, produk serbuk minuman
bandrek instan yang dapat diproduksi dengan merek RISD Super Bandrek original
sebanyak 20 400 kemasan, RISD Super Bandrek susu sebanyak 22 800 kemasan,
serta bandrek original dan bandrek susu untuk pesanan khusus masing-masing
sebanyak 42 000 sachet. Berdasarkan hal tersebut, maka total penerimaan dari
penjualan serbuk minuman bandrek instan pada tahun pertama adalah Rp440 800
000, sedangkan total penerimaan dari penjualan pada tahun kedua hingga
kedelapan adalah Rp508 800 000. Rincian penerimaan penjualan dari usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan per tahun dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Proyeksi penerimaan penjualan serbuk minuman bandrek instan per
tahun di Rradh Indonesia FIC
Total nilai
Nilai penerimaan
Tahun Jenis produk Jumlah Satuan penerimaan
(Rp)
(Rp)
1 RISD Super
18 150 kemasan 145 200 000
Bandrek original
RISD Super
21 300 kemasan 213 000 000 440 800 000
Bandrek susu
Bandrek original 29 500 sachet 38 350 000
Bandrek susu 29 500 sachet 44 250 000
2-8 RISD Super
20 400 kemasan 163 200 000
Bandrek original
RISD Super
22 800 kemasan 228 000 000 508 800 000
Bandrek susu
Bandrek original 42 000 sachet 54 600 000
Bandrek susu 42 000 sachet 63 000 000
Selain penerimaan dari penjualan produk, penerimaan lain yang diperoleh
oleh Rradh Indonesia FIC adalah nilai sisa atau salvage value. Nilai sisa
merupakan nilai sisa barang modal yang tidak habis terpakai selama umur usaha
berlangsung dan dinilai ketika umur usaha berakhir. Nilai sisa diterima bila aktiva
yang sudah digunakan dijual, ditukar, atau cara-cara lain dikurangi biaya yang
terjadi untuk menjual/menukarnya (Suliyanto 2010).
Pada usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan ini nilai sisa
diperoleh dari tanah, bangunan, dan peralatan usaha. Tanah tidak mengalami
penyusutan sehingga harganya akan tetap bahkan dapat meningkat. Nilai sisa dari
bangunan dan alat transportasi diasumsikan 10 persen dari harga pembelian,
sedangkan nilai sisa dari mesin pengemas sachet, mesin penepung, lemari display,
kursi, dan meja stand alumunium diasumsikan 5 persen dari nilai pembelian.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai sisa pada akhir umur usaha sebesar
Rp55 743 000. Perhitungan nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 8.
45
Tabel 8 Nilai sisa investasi usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di
Rradh Indonesia FIC
Umur Penyusutan
Total biaya Nilai sisa
No Uraian ekonomis per tahun
(Rp) (Rp)
(tahun) (Rp)
1 Tanah 50 000 000 - - 50 000 000
2 Bangunan 20 000 000 8 2 250 000 2 000 000
3 Mesin pengemas
35 000 000 8 4 156 250 1 750 000
sachet
4 Mesin penepung 5 000 000 8 593 750 250 000
5 Lemari display 1 000 000 8 118 750 50 000
6 Kursi 660 000 8 78 375 33 000
7 Alat transportasi 16 000 000 8 1 800 000 1 600 000
8 Meja stand
1 200 000 8 142 500 60 000
alumunium
Total nilai sisa (Rp) 55 743 000
Analisis Outflow
Komponen biaya (outflow) yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya operasional mencakup biaya tetap dan
biaya variabel. Berikut adalah rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur
proyek.
1. Biaya investasi dan biaya reinvestasi
Komponen investasi yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC
disesuaikan dengan kebutuhan produksi secara teknis meliputi pembelian tanah
dan bangunan, pembelian mesin dan peralatan produksi, kendaraan, dan peralatan
kantor. Pada rencana pengembangan usaha ini, blender dihilangkan dari biaya
investasi karena telah digantikan oleh mesin penepung yang memiliki kapasitas
lebih tinggi dibandingkan dengan blender. Total biaya investasi yang dikeluarkan
oleh usaha ini untuk kegiatan pengembangan usaha sebesar Rp135 250 000. Biaya
pembelian tanah, bangunan, dan mesin pengemas sachet merupakan biaya
terbesar yang dikeluarkan oleh usaha ini. Rincian biaya investasi pada usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC ini dapat
dilihat pada Tabel 9.
46
Tabel 10 Umur ekonomis dan nilai penyusutan per tahun dari investasi pada
rencana pengembangan usaha di Rradh Indonesia FIC
Umur Ekonomis Penyusutan
No Uraian
(tahun) (Rp)
1 Bangunan 8 3 500 000
2 Mesin pengemas sachet 8 4 156 250
3 Mesin penepung 8 593 750
4 Tampir 4 37 500
5 Baskom 4 15 000
6 Kompor gas 4 112 500
7 Wajan besar 4 75 000
8 Hand sealer 4 62 500
9 Timbangan digital 4 57 500
10 Komputer 4 1 000 000
11 Printer 4 200 000
12 Telepon 4 37 500
13 Lemari display 8 118 750
14 Kursi 8 78 375
15 Alat transportasi 8 1 800 000
16 Meja stand alumunium 8 142 500
Total penyusutan (Rp) 10 737 125
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama
pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan sehingga nilainya sama setiap tahun. Biaya tetap pada Rradh
Indonesia FIC pada rencana pengembangan usaha terdiri dari:
a) Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimiliki oleh Rradh Indonesia FIC sebanyak 8 orang
yang terdiri dari satu orang manajer, satu orang bagian keuangan, dua orang
bagian pemasaran dan empat orang bagian produksi. Untuk manajer, gaji
yang diterima adalah Rp1 250 000 per bulan. Untuk bagian keuangan
memperoleh gaji sebesar Rp1 050 000 per bulan, sedangkan bagian
pemasaran dan produksi memperoleh gaji masing-masing sebesar Rp950
000 dan Rp850 000. Dengan demikian, biaya tenaga kerja karyawan tetap
dalam setahun adalah Rp91 200 000.
b) Biaya listrik
Biaya listrik yang dikeluarkan Rradh Indonesia FIC selama satu tahun
adalah Rp3 600 000 dengan asumsi pengeluaran per bulannya sebesar
Rp300 000. Biaya listrik ini diperoleh dari biaya pembelian token listrik
yang dibeli di minimarket.
c) Biaya PDAM
Biaya PDAM yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC selama satu tahun
adalah Rp900 000 dengan asumsi biaya per bulannya sebesar Rp75 000.
48
d) Biaya komunikasi
Biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC setiap
tahunnya sebesar Rp1 200 000 dengan asumsi biaya komunikasi per
bulannya sebesar Rp100 000.
e) Biaya gas
Biaya gas yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC selama setahun
adalah Rp1 620 000 dengan asumsi biaya yang dikeluarkan per bulannya
sebesar Rp135 000.
f) Biaya solar
Biaya solar yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC selama setahun
sebesar Rp1 200 000 dengan asumsi per bulannya sebesar Rp100 000. Biaya
solar ini dikeluarkan karena terdapat mesin penepung.
g) Biaya promosi
Biaya promosi yang dikeluarkan Rradh Indonesia FIC dalam setahun
sebesar Rp600 000 dengan asumsi pengeluaran per bulannya sebesar Rp50
000.
h) Biaya transportasi
Biaya transportasi yang dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp2 400 000
dengan asumsi pengeluaran per bulannya sebesar Rp200 000.
i) Biaya administrasi
Biaya administrasi ini dikeluarkan untuk kegiatan pencetakan proposal, nota
penjualan, dan peralatan administrasi lainnya. Total biaya yang dikeluarkan
untuk biaya administrasi selama setahun sebesar Rp600 000 dengan asumsi
biaya per bulannya sebesar Rp50 000.
j) Biaya pajak
Biaya pajak yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia FIC terdiri dari biaya
PBB dan pajak kendaraan. Biaya yang dikeluarkan untuk PBB sebesar Rp50
000 per tahun dan biaya pajak kendaraan sebesar Rp215 500 per tahun.
Berdasarkan uraian di atas, komponen biaya terbesar yang dikeluarkan
perusahaan pada biaya tetap ini adalah biaya tenaga kerja produksi yakni sebesar
Rp40 800 000 per tahun. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh Rradh Indonesia
FIC dari tahun pertama hingga tahun kedelapan pada rencana pengembangan
usaha ini sebesar Rp103 585 500.
Pada biaya operasional terdapat pula biaya variabel. Biaya variabel adalah
biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan dalam
proses produksi. Biaya variabel pada Rradh Indonesia FIC terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya kemasan. Adapun bahan baku yang dibutuhkan pada usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan adalah gula semut, lada hitam, cabe
jawa, kayu manis, cengkeh, susu bubuk, dan creamer. Pada kegiatan
pengembangan usaha ini terdapat biaya variabel baru yang akan dikeluarkan pada
komponen kemasan karena disesuaikan dengan permintaan trader, yaitu kemasan
sachet alumunium dan kemasan dus. Total biaya variabel pada tahun pertama
berbeda dengan total variabel tahun kedua hingga tahun kedelapan karena
perbedaan jumlah produk yang dihasilkan. Total biaya variabel yang dikeluarkan
Rradh Indonesia FIC pada tahun pertama sebesar Rp295 361 500, sedangkan pada
tahun kedua hingga kedelapan sebesar Rp345 937 000. Adapun rincian biaya
variabel pada rencana pengembangan usaha ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
49
3. Pengembalian pinjaman
pada rencana pengembangan usaha ini, modal yang digunakan berasal dari
pinjaman ke bank sebesar Rp100 000 000 dengan jangka waktu pengembalian
pinjaman selama lima tahun. Suku bunga pinjaman yang digunakan berdasarkan
suku bunga pinjaman Bank Rakyat Indonesia untuk usaha mikro yakni sebesar
19.25 persen. Oleh sebab itu, pada terdapat biaya pengembalian pinjaman kepada
bank dilakukan dengan metode angsuran (annuity) sebesar Rp32 887 723 per
tahun. Pengembalian pinjaman ini dilakukan mulai tahun pertama hingga tahun
kelima. Perhitungan pembayaran angsuran pinjaman secara rinci dapat dilihat
pada Lampiran 4.
4. Pajak penghasilan
Selain biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahunnya, sebuah usaha
juga harus memberikan kompensasi atas keuntungan yang diperolehnya kepada
negara melalui pembayaran pajak penghasilan. Pajak penghasilan merupakan
pengeluaran biaya atas keuntungan yang diperoleh suatu usaha. Besarnya jumlah
pajak penghasilan yang harus dibayarkan kepada negara setiap tahunnya diatur
oleh pemerintah.
Menurut pasal 6 UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM mengenai kriteria
UMKM berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan total penjualan per tahun, maka
usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan pada Rradh Indonesia FIC
termasuk dalam usaha kecil. Oleh karena itu perhitungan pajak yang digunakan
oleh unit usaha skala kecil mengacu pada Peraturan Perpajakan No 46 Tahun
2013 yang menyatakan bahwa tarif pajak penghasilan badan usaha sebesar 1
persen dari peredaran bruto kumulatif yang diterima dan menjadi tarif pajak flat
setiap tahunnya.
Berdasarkan laporan laba rugi dari rencana pengembangan usaha, pada
tahun pertama total penerimaan dari Rradh Indonesia FIC sebesar Rp440 800 000,
sehingga biaya pajak penghasilan yang harus dibayarkan sebesar Rp4 408 000.
Pada tahun kedua hingga kedelapan total penerimaan Rradh Indonesia FIC
sebesar Rp508 800 000, sehingga biaya pajak penghasilan yang harus dibayarkan
sebesar Rp5 088 000.
Analisis Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan
yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu
(Kasmir dan Jakfar 2003). Analisis laba rugi merupakan suatu metode yang
digunakan sebuah perusahaan untuk mengetahui tingkat perolehan laba yang
dimilikinya selama masa usaha berlangsung. Metode yang digunakan dalam
analisis laba rugi yaitu dengan melakukan perhitungan atas pemasukan
pendapatan dan pengeluaran biaya selama masa pengoperasian usaha setiap
tahunnya. Komponen laba rugi pada usaha pembuatan serbuk minuman bandrek
instan ini terdiri atas pendapatan penjualan hasil produksi, biaya tetap, biaya
variabel, biaya penyusutan, dan pajak penghasilan.
Laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) diperoleh dari pendapatan
penjualan dikurangi dengan biaya tetap, biaya variabel, dan biaya penyusutan.
Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh setelah EBIT dikurangi dengan biaya bunga
pinjaman yakni sebesar 19.25 persen dari sisa pokok pinjaman. Laba setelah pajak
(EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan sebesar 1
persen dari pendapatan usaha.
50
Net B/C lebih dari satu. Pada rencana pengembangan usaha dari usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan ini, Net B/C yang diperoleh adalah sebesar 6.22.
Hal ini berarti setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha ini
akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp6.22 Ini menunjukkan bahwa
berdasarkan kriteria Net B/C rencana pengembangan usaha ini layak untuk
dijalankan.
Internal rate of return (IRR) menunjukkan seberapa besar pengembalian
bisnis terhadap investasi yang ditanamkan selama umur bisnis. Usaha dikatakan
layak apabila hasil IRR lebih besar dari discount rate yang digunakan. Pada usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan ini, tingkat discount rate yang
digunakan sebesar 9.14 persen berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata
tertimbang dari suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman bank BRI. Nilai
IRR yang diperoleh sebesar 77.87 persen yang menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian yang diberikan usaha atas modal yang telah diinvestasikan adalah
sebesar 77.87 persen. Berdasarkan kriteria IRR, maka rencana pengembangan
usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan ini layak untuk dijalakan karena
nilai IRR lebih besar dari pada tingkat suku bunga yang digunakan. Hubungan
antara nilai NPV dan tingkat suku bunga pada rencana pengembangan usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC dapat dilihat
pada Gambar 20.
Gambar 20 Hubungan antara NPV dan tingkat suku bunga pada rencana
pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan
di Rradh Indonesia FIC
Payback period (PP) digunakan untuk mengetahui seberapa lama investasi
yang dikeluarkan dari usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan dapat
kembali. Dari hasil perhitungan, diperoleh payback period usaha ini selama 6
tahun 8 hari. Hal ini berarti bahwa rencana pengembangan usaha pembuatan
serbuk minuman bandrek instan ini dapat mengembalikan modal sebelum umur
usaha berakhir, sehingga berdasarkan kriteria payback period rencana
pengembangan usaha ini layak untuk dijalankan.
Berdasarkan hasil kriteria penilaian investasi tersebut, secara keseluruhan
rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di
Rradh Indoensia FIC layak untuk dijalankan. Jika dilihat dari nilai NPV, usaha ini
memperoleh nilai NPV lebih besar dari nol. Berdasarkan hasil Net B/C, usaha ini
memperoleh nilai Net B/C lebih besar dari satu. Nilai IRR menunjukkan bahwa
52
nilai IRR dari usaha ini lebih besar dari discount rate dan dari hasil PP, usaha ini
dapat mengembalikan investasi kurang dari umur bisnis. Perhitungan cash flow
rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di
Rradh Indonesia FIC dapat dilihat pada Lampiran 6.
Dari hasil analisis switching value, dapat dilihat bahwa batas maksimal
perubahan terhadap kenaikan harga gula semut 18.66 persen atau sebesar Rp14
238.61 per kilogram, sedangkan penurunan penjualan produk RISD Super
Bandrek original dan RISD Super Bandrek susu masing-masing adalah 11.45
persen dan 8.14 persen. Pada persentase yang telah diperoleh tersebut
menggambarkan tingkat impas kelayakan apabila terjadi kenaikan atau penurunan
suatu komponen yang artinya usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Bila
kenaikan harga gula semut melebihi 18.66 persen maka nilai NPV akan lebih kecil
dari nol atau negatif, Net B/C kurang dari satu, dan IRR lebih kecil discount
factor. Begitu pula jika penurunan penjualan produk RISD Super Bandrek
original melebihi 11.45 persen dan penurunan penjualan produk RISD Super
Bandrek susu melebihi 8.14 persen maka nilai NPV yang diperoleh akan lebih
kecil dari nol atau negatif, Net B/C kurang dari satu, dan IRR lebih kecil discount
factor. Rincian analisis switching value terhadap kenaikan harga gula semut dapat
dilihat pada Lampiran 7, sedangkan rincian analisis switching value terhadap
penurunan jumlah penjualan produk RISD Super Bandrek original dan RISD
Super Bandrek susu dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustika D. 2009. Analisis Kelaykan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan
yang Baik untuk Industri Rumah Tangga. BPOM [internet]. [diunduh 2015
Juni 08]. Tersedia pada:
http://clearinghouse.pom.go.id/admin/editor/gambar/File/PERATURAN%2
0CPPB%20IRT/CPPB-IRT%20No.2206.pdf
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi. 2014. Kota Sukabumi dalam Angka
2014. Sukabumi (ID): Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2014. Jawa Barat dalam Angka
2014. Bandung (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
[Diskoperindag] Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi.
2011. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Kegiatan Tahun
Anggaran 2011. Sukabumi (ID): Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Sukabumi
[Diskoperindag] Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi.
2012. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Kegiatan Tahun
Anggaran 2012. Sukabumi (ID): Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Sukabumi
[Diskoperindag] Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi.
2013. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Kegiatan Tahun
Anggaran 2013. Sukabumi (ID): Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Sukabumi
55
LAMPIRAN
2 Aspek Lokasi
Teknis -Dekat dengan -Rradh Indonesia FIC Layak
bahan baku dan berlokasi di Kecamatan
target pasar Cikole yang merupakan
yang dituju wilayah pusat kota dan
wilayah wisata kuliner di
Kota Sukabumi. Bahan baku
dapat diperoleh dari pasar
tradisional utama di Kota
Sukabumi dan beberapa
supplier.
-Akses mobilitas -Lokasi Rradh Indonesia Layak
mudah FIC dekat dengan jalan raya
dan mudah diakses dengan
angkutan umum.
Proses produksi
-Menggunakan -Teknologi saat ini masih Tidak layak
teknologi tepat memiliki kapasitas yang
guna, tepat sedikit karena menggunakan
waktu, dan tepat blender untuk
mutu untuk menghaluskan rempah-
melakukan rempah dan memerlukan
pengembangan waktu yang lama sehingga
usaha tidak dapat memenuhi
kapasitas produksi yang
diharapkan untuk
melakukan pengembangan
usaha
Layout
-Layout -Bangunan telah terbagi Layak
bangunan sesuai menjadi lima ruangan yang
dengan terpisah dan sesuai dengan
kebutuhan dan proses produksi yang
kualitas produk dilakukan sehingga kualitas
tetap terjaga produk yang dihasilkan
(Peraturan tetap terjaga
Kepala BPOM
RI No
HK.03.1.23.04.1
2.2206 Tahun
2012)
3 Aspek Struktur
Manajemen organisasi dan
dan Hukum pembagian tugas
-Memiliki -Rradh Indonesia FIC telah Layak
struktur memiliki struktur organisasi
organisasi dan dan pembagian tugas yang
pembagian tugas jelas
yang jelas
59
Perizinan
-Pemerintah -Rradh Indonesia FIC telah Layak
setempat memiliki izin dari
pemerintah Kecamatan
Cikole dan terdaftar di
Dinas Koperasi
Perindustrian dan
Perdagangan Kota
Sukabumi
-Memiliki -Bandrek original: P-IRT Layak
sertifikat P-IRT No 312327201115
-Bandrek susu: P-IRT No Layak
312327202115
-Memiliki -Sertifikat penyuluhan Layak
sertifikat keamanan pangan No
penyuluhan 115/32.72/05
keamanan
pangan
-Memiliki -Sertifikat Halal No MUI- Layak
sertifikat Halal JB 01121024160607
4 Aspek Ekonomi
Ekonomi -Dampak positif -Membuka lapangan Layak
Sosial dan bagi masyarakat pekerjaan bagi warga sekitar
Lingkungan -Meningkatkan pendapatan
daerah melalui daya tarik
wisata dan kuliner
Sosial
-Gangguan -Tidak ada Layak
akibat aktivitas
usaha
-Pertentangan -Tidak ada Layak
dengan budaya
setempat
Lingkungan
-Limbah industri -Tidak ada Layak
dan
penanggulangan
nya
60
Lampiran 3 Rincian biaya variabel per tahun pada rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh
Indonesia FIC
Tahun
Harga/satuan 1 2-8
No Uraian Satuan
(Rp) Total biaya Total biaya
Jumlah Jumlah
(Rp) (Rp)
Bahan baku
1 Gula semut kg 12 000 7 175 86 100 000 8 400 100 800 000
2 Lada hitam kg 90 000 384 34 593 750 450 40 500 000
3 Cabe jawa kg 120 000 256 30 750 000 300 36 000 000
4 Kayu manis kg 40 000 128 5 125 5000 150 6 000 000
5 Cengkeh kg 150 000 128 19 218 750 150 22 500 000
6 Susu bubuk kg 60 000 340 20 400 000 390 23 400 000
7 Creamer kg 55 000 272 14 960 000 312 17 160 000
Kemasan
1 Kemasan sachet plastik pak 27 000 123 3 231 000 133 3 591 000
2 Kemasan sachet kertas cetak 1 300 000 13 16 900 000 13 16 900 000
Kemasan sachet
3 cetak 1 750 000 7 12 250 000 12 21 000 000
alumunium
4 Kemasan bag cetak 2 000 000 18 36 000 000 19 38 000 000
5 Kemasan dus buah 600 7 000 4 200 000 12 000 7 200 000
6 Pita emas rol 13 000 147 1 911 000 160 2 080 000
7 Tali kur hitam rol 45 000 114 5 130 000 123 5 535 000
8 Gantungan hati cetak 14 000 141 1 974 000 160 2 240 000
9 Label 2x5 cm pak 14 000 32 448 000 34 476 000
10 Label expire pak 2 500 112 280 000 122 305 000
11 Dus karton buah 1 500 1 200 1 800 000 1 500 2 250 000
Total biaya variabel (Rp) 295 361 500 345 937 000
Lampiran 4 Annuitas pengembalian pinjaman modal investasi rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan
pada Rradh Indonesia FIC
61
62
Lampiran 5 Laba rugi rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC
Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
PENERIMAAN
Penjualan RISD Super Bandrek original 145.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000
Penjualan RISD Super Bandrek susu 213.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000
Penjualan bandrek original 38.350.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000
Penjualan bandrek susu 44.250.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000
TOTAL PENERIMAAN 440.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000
BIAYA
Biaya Tetap 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500
Biaya Variabel 295.361.500 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000
Biaya Penyusutan 10.737.125 10.737.125 10.737.125 10.737.125 10.737.125 10.737.125 10.737.125 10.737.125
TOTAL BIAYA 409.684.125 460.259.625 460.259.625 460.259.625 460.259.625 460.259.625 460.259.625 460.259.625
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak 31.115.875 48.540.375 48.540.375 48.540.375 48.540.375 48.540.375 48.540.375 48.540.375
Bunga 19.250.000 16.624.738 13.494.114 9.760.844 5.308.920 - - -
Laba Bersih Sebelum Pajak 11.865.875 31.915.637 35.046.261 38.779.531 43.231.455 48.540.375 48.540.375 48.540.375
Pajak 1% 4.408.000 5.088.000 5.088.000 5.088.000 5.088.000 5.088.000 5.088.000 5.088.000
Laba Bersih Setelah Pajak 7.457.875 26.827.637 29.958.261 33.691.531 38.143.455 43.452.375 43.452.375 43.452.375
Lampiran 6 Cash flow rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC
Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Penjualan RISD Super Bandrek original 145.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000
Penjualan RISD Super Bandrek susu 213.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000
Penjualan bandrek original 38.350.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000
Penjualan bandrek susu 44.250.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000
Pinjaman 100.000.000
Nilai Sisa 55.743.000
TOTAL INFLOW 540.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 564.543.000
OUTFLOW
1 Biaya Investasi
Tanah 50.000.000
Bangunan 20.000.000
Mesin pengemas sachet 35.000.000
Mesin penepung 5.000.000
Tampir 150.000 150.000
Baskom 60.000 60.000
Kompor gas 450.000 450.000
Wajan besar 300.000 300.000
Hand sealer 250.000 250.000
Timbangan digital 230.000 230.000
Komputer 4.000.000 4.000.000
Printer 800.000 800.000
Telepon 150.000 150.000
Lemari display 1.000.000
Kursi 660.000
Alat transportasi 16.000.000
Meja stand alumunium 1.200.000
Total Biaya Investasi 135.250.000 - - - 6.390.000 - - -
63
64
2 Biaya Operasional
2.1 Biaya Variabel
Gula semut 86.100.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000
Lada hitam 34.593.750 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000
Cabe jawa 30.750.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000
Kayu manis 5.125.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Cengkeh 19.218.750 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000
Susu bubuk 20.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000
Creamer 14.960.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000
Kemasan sachet plastik 3.321.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000
Kemasan sachet kertas 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000
Kemasan sachet alumunium 12.250.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000
Kemasan bag 36.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000
Kemasan dus 4.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
Pita emas 1.911.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000
Tali kur hitam 5.130.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000
Gantungan hati 1.974.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000
Label 2x5 cm 448.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000
Label expire 280.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000
Dus karton 1.800.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
Total Biaya Variabel 295.361.500 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000
Net Benefit (30.692.723) 21.301.777 21.301.777 21.301.777 14.911.777 54.189.500 54.189.500 109.932.500
Discount Factor = 9,14% 0,916 0,840 0,769 0,705 0,646 0,592 0,542 0,497
Present Value (28.122.341) 17.883.311 16.385.662 15.013.434 9.629.631 32.063.538 29.378.357 54.607.778
NPV 146.839.370
PV Negatif (28.122.341)
PV Positif 174.961.711
Net B/C 6,22
Payback period 6 tahun 8 hari
IRR 77,87%
65
66
Lampiran 7 Analisis switching value kenaikan harga gula semut pada rencana pengembangan usaha pembuatan serbuk minuman bandrek
instan di Rradh Indonesia FIC
Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Penjualan RISD Super Bandrek original 145.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000
Penjualan RISD Super Bandrek susu 213.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000
Penjualan bandrek original 38.350.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000
Penjualan bandrek susu 44.250.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000
Pinjaman 50.000.000
Nilai Sisa 55.743.000
TOTAL INFLOW 490.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 508.800.000 564.543.000
OUTFLOW
1 Biaya Investasi
Tanah 50.000.000
Bangunan 20.000.000
Mesin pengemas sachet 35.000.000
Mesin penepung 5.000.000
Tampir 150.000 150.000
Baskom 60.000 60.000
Kompor gas 450.000 450.000
Wajan besar 300.000 300.000
Hand sealer 250.000 250.000
Timbangan digital 230.000 230.000
Komputer 4.000.000 4.000.000
Printer 800.000 800.000
Telepon 150.000 150.000
Lemari display 1.000.000
Kursi 660.000
Alat transportasi 16.000.000
Meja stand alumunium 1.200.000
Total Biaya Investasi 135.250.000 - - - 6.390.000 - - -
2 Biaya Operasional
2.1 Biaya Variabel
Gula semut 102.162.047 119.604.348 119.604.348 119.604.348 119.604.348 119.604.348 119.604.348 119.604.348
Lada hitam 34.593.750 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000
Cabe jawa 30.750.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000
Kayu manis 5.125.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Cengkeh 19.218.750 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000
Susu bubuk 20.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000
Creamer 14.960.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000
Kemasan sachet plastik 3.321.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000
Kemasan sachet kertas 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000
Kemasan sachet alumunium 12.250.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000
Kemasan bag 36.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000
Kemasan dus 4.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
Pita emas 1.911.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000
Tali kur hitam 5.130.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000
Gantungan hati 1.974.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000
Label 2x5 cm 448.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000
Label expire 280.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000
Dus karton 1.800.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
Total Biaya Variabel 311.423.547 364.741.348 364.741.348 364.741.348 364.741.348 364.741.348 364.741.348 364.741.348
67
68
Biaya solar 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Biaya promosi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Biaya transportasi 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Biaya administrasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Pajak
a. PBB 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
b. Kendaraan 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500
Total Biaya Tetap 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500
Net Benefit (96.754.770) 2.497.429 2.497.429 2.497.429 (3.892.571) 35.385.152 35.385.152 91.128.152
Discount Factor = 9,14% 0,916 0,840 0,769 0,705 0,646 0,592 0,542 0,497
Present Value (88.651.979) 2.096.647 1.921.062 1.760.181 (2.513.719) 20.937.141 19.183.746 45.266.922
NPV 0
PV Negatif (88.651.979)
PV Positif 88.651.979
Net B/C 1,00
IRR 9,14%
Lampiran 8 Analisis switching value penurunan jumlah penjualan produk RISD Super Bandrek original pada rencana pengembangan usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC
Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Penjualan RISD Super Bandrek original 128.570.453 144.508.939 144.508.939 144.508.939 144.508.939 144.508.939 144.508.939 144.508.939
Penjualan RISD Super Bandrek susu 213.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000 228.000.000
Penjualan bandrek original 38.350.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000
Penjualan bandrek susu 44.250.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000
Pinjaman 50.000.000
Nilai Sisa 55.743.000
TOTAL INFLOW 474.170.453 490.108.939 490.108.939 490.108.939 490.108.939 490.108.939 490.108.939 545.851.939
OUTFLOW
1 Biaya Investasi
Tanah 50.000.000
Bangunan 20.000.000
Mesin pengemas sachet 35.000.000
Mesin penepung 5.000.000
Tampir 150.000 150.000
Baskom 60.000 60.000
Kompor gas 450.000 450.000
Wajan besar 300.000 300.000
Hand sealer 250.000 250.000
Timbangan digital 230.000 230.000
Komputer 4.000.000 4.000.000
Printer 800.000 800.000
Telepon 150.000 150.000
Lemari display 1.000.000
Kursi 660.000
Alat transportasi 16.000.000
Meja stand alumunium 1.200.000
Total Biaya Investasi 135.250.000 - - - 6.390.000 - - -
69
70
2 Biaya Operasional
2.1 Biaya Variabel
Gula semut 86.100.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000
Lada hitam 34.593.750 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000
Cabe jawa 30.750.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000
Kayu manis 5.125.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Cengkeh 19.218.750 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000
Susu bubuk 20.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000
Creamer 14.960.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000
Kemasan sachet plastik 3.321.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000
Kemasan sachet kertas 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000
Kemasan sachet alumunium 12.250.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000
Kemasan bag 36.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000
Kemasan dus 4.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
Pita emas 1.911.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000
Tali kur hitam 5.130.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000
Gantungan hati 1.974.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000
Label 2x5 cm 448.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000
Label expire 280.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000
Dus karton 1.800.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
Total Biaya Variabel 295.361.500 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000
Net Benefit (97.322.270) 2.610.716 2.610.716 2.610.716 (3.779.284) 35.498.439 35.498.439 91.241.439
Discount Factor = 9,14% 0,916 0,840 0,769 0,705 0,646 0,592 0,542 0,497
Present Value (89.171.953) 2.191.754 2.008.204 1.840.025 (2.440.562) 21.004.172 19.245.164 45.323.196
NPV 0
PV Negatif (89.171.953)
PV Positif 89.171.953
Net B/C 1,00
IRR 9,14%
71
72
Lampiran 9 Analisis switching value penurunan jumlah penjualan produk RISD Super Bandrek susu pada rencana pengembangan usaha
pembuatan serbuk minuman bandrek instan di Rradh Indonesia FIC
Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
Penjualan RISD Super Bandrek original 145.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000 163.200.000
Penjualan RISD Super Bandrek susu 195.669.362 209.448.894 209.448.894 209.448.894 209.448.894 209.448.894 209.448.894 209.448.894
Penjualan bandrek original 38.350.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000 54.600.000
Penjualan bandrek susu 44.250.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000 63.000.000
Pinjaman 50.000.000
Nilai Sisa 55.743.000
TOTAL INFLOW 473.469.362 490.248.894 490.248.894 490.248.894 490.248.894 490.248.894 490.248.894 545.991.894
OUTFLOW
1 Biaya Investasi
Tanah 50.000.000
Bangunan 20.000.000
Mesin pengemas sachet 35.000.000
Mesin penepung 5.000.000
Tampir 150.000 150.000
Baskom 60.000 60.000
Kompor gas 450.000 450.000
Wajan besar 300.000 300.000
Hand sealer 250.000 250.000
Timbangan digital 230.000 230.000
Komputer 4.000.000 4.000.000
Printer 800.000 800.000
Telepon 150.000 150.000
Lemari display 1.000.000
Kursi 660.000
Alat transportasi 16.000.000
Meja stand alumunium 1.200.000
Total Biaya Investasi 135.250.000 - - - 6.390.000 - - -
2 Biaya Operasional
2.1 Biaya Variabel
Gula semut 86.100.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000 100.800.000
Lada hitam 34.593.750 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000 40.500.000
Cabe jawa 30.750.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000
Kayu manis 5.125.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Cengkeh 19.218.750 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000 22.500.000
Susu bubuk 20.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000 23.400.000
Creamer 14.960.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000
Kemasan sachet plastik 3.321.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000 3.591.000
Kemasan sachet kertas 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000 16.900.000
Kemasan sachet alumunium 12.250.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000
Kemasan bag 36.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000
Kemasan dus 4.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
Pita emas 1.911.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000 2.080.000
Tali kur hitam 5.130.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000 5.535.000
Gantungan hati 1.974.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000 2.240.000
Label 2x5 cm 448.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000 476.000
Label expire 280.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000 305.000
Dus karton 1.800.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
Total Biaya Variabel 295.361.500 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000 345.937.000
73
74
Biaya solar 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Biaya promosi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Biaya transportasi 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Biaya administrasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Pajak
a. PBB 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
b. Kendaraan 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500 215.500
Total Biaya Tetap 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500 103.585.500
Net Benefit (98.023.361) 2.750.671 2.750.671 2.750.671 (3.639.329) 35.638.394 35.638.394 91.381.394
Discount Factor = 9,14% 0,916 0,840 0,769 0,705 0,646 0,592 0,542 0,497
Present Value (89.814.331) 2.309.249 2.115.860 1.938.666 (2.350.182) 21.086.982 19.321.039 45.392.718
NPV 0
PV Negatif (89.814.331)
PV Positif 89.814.331
Net B/C 1,00
IRR 9,14%
RIWAYAT HIDUP