Anda di halaman 1dari 74

PENETAPAN PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

SINGLE ORIGIN COFFEE DI DR COFFEE JAYA RAYA


BANDAR LAMPUNG

IMELDA NOVEBRIYANTI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penetapan Prioritas


Strategi Bauran Pemasaran Single Origin Coffee di Dr. Coffee Jaya Raya Bandar
Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2016

Imelda Novebriyanti
NIM H34120155
ABSTRAK
IMELDA NOVEBRIYANTI. Penetapan Prioritas Strategi Bauran Pemasaran
Single Origin Coffee di Dr. Coffee Jaya Raya Bandar Lampung. Dibimbing oleh
RACHMAT PAMBUDY.

Dr. Coffee Jaya Raya merupakan industri rumahan yang memasarkan


single origin coffee asli Lampung. Dalam pemasaran produk, Dr.Coffee Jaya
Raya masih terkendala masalah seperti penjualan yang berfluktuatif, keterbatasan
sumberdaya manusia, target omset yang tidak tercapai serta persaingan di dalam
industri minuman. Sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat dalam
memasarkan produknya. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang dapat
mendukung pemasaran produk sehingga tercipta keputusan pembelian oleh
konsumen adalah penggunaan konsep bauran pemasaran 4P (marketing mix).
Perancangan strategi bauran pemasaran melibatkan pihak internal yakni pemilik
usaha dan pihak eksternal yakni konsumen. Metode Analitik Hirarki Proses
(AHP) digunakan dalam penelitian untuk menentukan prioritas strategi pemasaran
berdasarkan keputusan pihak internal, sedangkan analisis deskriptif digunakan
untuk mengevaluasi bauran pemasaran yang telah dilakukan melalui penilaian
pihak eksternal. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang
menjadi prioritas berturut-turut adalah promosi, produk, distribusi dan harga.
Kemudian prioritas pada sub bauran promosi adalah pemasaran langsung,
hubungan masyarakat, media massa serta media social.
Kata kunci : AHP, Bauran Pemasaran, Strategi Pemasaran

ABSTRACT

IMELDA NOVEBRIYANTI. Determination of Marketing Mix Strategy Priority


of single origin coffee at Dr. Coffee Jaya Raya Bandar Lampung. Supervised by
RACHMAT PAMBUDY.

Dr. Coffee Jaya Raya is a home industry which markets single origin coffee
from Lampung. In their marketing process, Dr. Coffee Jaya Raya encounters
some obstacles like fluctuating sales, limitation in its human resources,
unachieved turnover target, and tight competition in beverage industry. It
portrays a need for a suitable marketing strategy to address such obstacles. One
of the marketing strategies that can help influencing the decision for the consumer
to buy is marketing mix concept. The design of marketing mix strategy involves
internal agency such as business owner and external agency such as consumer.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is used in this research to determine the
priorities of marketing strategy based on internal decision making process, while
descriptive analysis is used to evaluate marketing mix that has been done by
external agency. The result of AHP analysis shows that the order of priorities in
marketing mix is as follows, promotion, product, distribution, and price. The sub-
mix that resulted from that is direct marketing, public relation, mass media, and
social media.
Keywords : AHP, Marketing mix, Marketing strategy
PENETAPAN PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN
SINGLE ORIGIN COFFEE DI DR COFFEE JAYA RAYA
BANDAR LAMPUNG

IMELDA NOVEBRIYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah
Strategi pemasaran, dengan judul Penetapan Prioritas Strategi Bauran Pemasaran
Single Origin Coffee di Dr. Coffee Jaya Raya Bandar Lampung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rachmat Pambudy, MS
selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan, terima kasih juga kepada
Bapak Dr Ir Suharno MAdev dan Ibu Etriya, SP MM selaku dosen penguji yang
telah memberi kritikan dan saran untuk perbaikan karya ilmiah ini. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua ayah dan ibu serta seluruh
keluarga atas segala doa, kasih sayang dan dukungan yang diberikan. Tidak lupa,
penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. Coffee Jaya Raya yang telah bersedia
menjadi objek penelitian ini. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk. yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis
dapat menyelesaikan kuliah di Institut Petanian Bogor. Terakhir, penulis
mengucapkan terima kasih dan sukses kepada teman-teman semua yang telah
memberikan semangat, dukungan serta doa dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2016

Imelda Novebriyanti
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii


DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6
Ruang Lingkup Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 7
Identifikasi Bauran Pemasaran 7
Evaluasi Strategi Pemasaran 8
Analisis Prioritas Strategi Pemasaran 9
KERANGKA PEMIKIRAN 10
Kerangka Pemikiran Teoritis 10
Kerangka Pemikiran Operasional 15
METODE PENELITIAN 17
Lokasi dan Waktu Penelitian 17
Jenis dan Sumber data 17
Metode Pengumpulan Data 17
Metode Pengolahan dan Analisis Data 18
GAMBARAN UMUM USAHA 23
Sejarah Berdiri dan Perkembangan Dr. Coffee Jaya Raya 23
Lokasi Dr. Coffee Jaya Raya 24
Visi dan Misi Dr. Coffee Jaya Raya 24
Sumber Daya Manusia 25
Sarana dan Prasarana Dr. Coffee Jaya Raya 25
Kegiatan Operasional Dr. Coffee Jaya Raya 26
HASIL DAN PEMBAHASAN 27
Identifikasi Faktor Penyusun Prioritas 27
Identifikasi Tujuan Kegiatan Pemasaran 28
Identifikasi bauran dan sub bauran pemasaran 29
Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran 36
Hasil Evaluasi Bauran Pemasaran Single Origin Coffee 41
Analisis Prioritas Bauran Pemasaran Single Origin Coffee 42
Prioritas Bauran Pemasaran Single Origin Coffee 49
SIMPULAN DAN SARAN 52
Simpulan 52
Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 55
RIWAYAT HIDUP 58
DAFTAR TABEL
1 Volume dan Nilai Ekspor Kopi di Indonesia tahun 2010-2014 1
2 Konsumsi Kopi Domestik 3
3 Perkembangan produksi kopi di Provinsi Lampung 4
4 Persepsi konsumen dan Bobot persepsi 19
5 Nilai skala banding berpasangan 21
6 Matriks Pendapat Individu 22
7 Matriks Pendapat Gabungan 22
8 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8 23
9 Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan operasional 25
10 Variasi jenis single origin coffee 31
11 Harga single origin coffee tingkat distributor dan konsumen 33
12 Karakteristik responden single origin coffee 36
13 Penilaian konsumen terhadap bauran produk 37
14 Alasan pembelian single origin coffee di Dr.Coffee Jaya Raya 38
15 Tujuan pembelian single origin coffee di Dr.Coffee Jaya Raya 38
16 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga 39
17 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi 40
18 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi 41
19 Evaluasi Bauran Pemasaran produk single origin coffee 42
20 Bobot dan prioritas tujuan pemasaran single origin coffee 43
21 Bobot dan prioritas bauran berdasarkan tujuan pemasaran 44
22 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Memperoleh profit 45
23 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Membantu petani
mitra 47
24 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Mengedukasi 48
25 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Memperkenalkan
kopi Lampung 49
26 Bobot dan prioritas bauran pemasaran single origin coffee 50
27 Bobot dan prioritas sub bauran pemasaran single origin coffee 51

DAFTAR GAMBAR
1 Ekspor dan Konsumsi Kopi Tahun 2002 hingga 2014 1
2 Target dan Realisasi Pendapatan single origin coffee tahun 2015 5
3 Bauran Pemasaran 12
4 Kerangka Pemikiran Operasional 16
5 Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Single Origin Coffee 27
6 Aliran Distribusi Single Origin Coffee 34

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hirarki prioritas strategi pemasaran single origin coffee 55
2 Hasil pengolahan vertikal AHP dengan Microsoft Excel 2010 56
3 Dokumentasi kegiatan penelitian di Dr. Coffee Jaya Raya 57
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas agribisnis unggulan Indonesia yang


berperan penting bagi perekonomian nasional baik sebagai mata pencaharian
rakyat maupun sebagai penghasil devisa. Berdasarkan data statistik perkebunan
komoditas kopi 2013-2015, luas areal perkebunan kopi mayoritas merupakan
perkebunan rakyat dengan persentase sebesar 96 persen, sedangkan perkebunan
milik negara dan swasta persentasenya masing-masing sebesar 2 persen. Oleh
karena itu komoditas kopi menjadi salah satu sumber mata pencaharian rakyat.
Selain itu, komoditas kopi juga menjadi penghasil devisa karena kopi merupakan
salah satu komoditas andalan ekspor, dimana Indonesia adalah negara eksportir
terbesar keempat dan juga negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah
Brazil,Vietnam dan Kolombia (International Coffee Organization 2014). Produksi
kopi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 685 ribu ton atau 8.9 persen dari produksi
kopi dunia dengan komposisi 76.7 persen merupakan kopi jenis robusta dan 23.3
persen merupakan jenis arabika. 1 Sedangkan volume dan nilai ekspor kopi
ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1 Volume dan Nilai Ekspor Kopi di Indonesia tahun 2010-2014

Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Volume
432 721.1 346 062.6 447 010.8 532 139.3 382 750.3
(Ton)
Nilai
812 360.0 1 034 724.7 1 243 825.8 1 166 179.9 1 030 716.4
(000 US$)
Sumber : Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB) dalam BPS (2015)

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa volume ekspor kopi memiliki trend


meningkat, walaupun pada tahun 2011 dan 2014 terjadi penurunan volume ekspor.
Ekspor kopi menurun pada tahun 2011 sebesar 20 persen, kemudian naik kembali
hingga 29.17 persen pada tahun 2012 kemudian meningkat sebesar 19,04 persen
pada tahun 2013 serta mengalami penurunan kembali sebesar 28.07 persen pada
tahun 2014. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa persentase share untuk
ekspor kopi dari tahun ke tahun cenderung menurun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa adanya pengalihan volume kopi untuk ekspor menjadi
konsumsi domestik karena adanya peningkatan konsumsi kopi domestik dari
tahun ke tahun. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Indikasi adanya
pengalihan volume ekspor kopi menjadi konsumsi dalam negeri didukung oleh
pernyataan Ketua Umum Badan pengurus pusat AEKI, Hassan Widjaja yang
menyatakan bahwa penurunan ekspor kopi salah satunya disebabkan oleh
peningkatan daya serap kopi dalam negeri yang meningkat. Peningkatan daya
1
Kemenperin.2016. Kementerian Perindustrian. Ngopi Bareng Gairahkan Industri Kopi Indonesia.
Tersedia dari : http://www.kemenperin.go.id/artikel/13158/Menperin:-Ngopi-Bareng-Gairahkan-
Industri-Kopi-Indonesia. Diakses pada 2015 Desember 31.
2

serap kopi dalam negeri yang tinggi tersebut didasarkan pada industri hilir kopi
nasional yang sedang berkembang dengan baik.2

Gambar 1 Perkembangan Ekspor dan Konsumsi Kopi Tahun 2002 hingga 2014
Sumber : Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia

Selain orientasi ekspor, industri hilir kopi saat ini juga sedang berkembang.
Saat ini, mulai banyak usaha yang memasuki industri pengolahan kopi untuk
memenuhi permintaan kopi domestik yang meningkat. Konsumsi kopi domestik
yang terus meningkat disebabkan karena meningkatnya jumlah cafe dan coffee
shop di beberapa kota besar yang menawarkan berbagai produk diversifikasi kopi.
Tingkat pendapatan perkapita penduduk indonesia yang semakin meningkat,
selera konsumsi kopi yang bergeser dari tradisional ke modern, serta adanya
perubahan lifestyle juga mendorong peningkatan konsumsi kopi domestik, baik itu
berupa kopi bubuk maupun berbagai diversifikasi produk kopi olahan. Produk
kopi olahan saat ini tidak hanya berupa kopi bubuk (roast and ground) tetapi telah
terdapat berbagai diversifikasi produk kopi olahan seperti kopi instant, kopi three
in one, minuman kopi dengan berbagai rasa seperti vanilla, cocoa, selain itu juga
terdapat minuman kopi olahan seperti espresso, latte, cappucino.3
Disamping itu, konsumen saat ini mulai tertarik dengan asal muasal biji,
proses pengolahan dan penyajian kopi. Oleh karena itu di era gelombang ketiga
ini istilah single origin muncul. Asal muasal kopi menjadi salah satu faktor
penting di era gelombang ketiga, sehingga mulai banyak roaster dan kedai kopi
independen yang mengoperasikan bisnisnya secara kecil-kecilan yakni dengan
menyangrai kopi sendiri dan bereksperimen dengan beragam biji kopi yang
berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

2
Konsumsi dalam negeri meningkat ekspor kopi menurun. Tersedia dari :
http://www.merdeka.com/uang/konsumsi-dalam-negeri-meningkat-ekspor-kopi-nasional-
menurun-kt1p40q.html. diakses pada 2016 Mei 27.
3
AEKI. 2015. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. Konsumsi Kopi Domestik. Tersedia dari :
http://www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id. Diakses pada 2015 Desember 31.
3

Pemerintah juga berupaya mendorong peningkatan kinerja industri


pengolahan kopi agar kopi Indonesia memiliki daya saing seiring dengan
peningkatan konsumsi kopi domestik. Berikut ini adalah tabel konsumsi kopi per
kapita dari tahun 2010 sampai 2014 dengan prediksi sampai tahun 2016.

Tabel 2 Konsumsi Kopi Domestik

Kebutuhan Dalam Konsumsi Kopi


Tahun Jumlah Penduduk
Negeri (Kg) (Kg/Kapita/Tahun)
2010 237 000 000 190 000 000 0.80
2011 241 000 000 210 000 000 0.87
2012 245 000 000 230 000 000 0.94
2013* 249 000 000 260 000 000 1.04
2014** 253 000 000 300 000 000 1.19
2015** 257 000 000 350 000 000 1.36
2016** 260 000 000 400 000 000 1.54
Keterangan :
*Angka Sementara
**Angka Estimasi
Sumber : Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia

Tabel 2 menunjukkan bahwa konsumsi kopi domestik semakin meningkat


dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Konsumsi
produk kopi olahan di dalam negeri kini meningkat sekitar 7.5 persen per tahun.
Pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia
menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan konsumsi kopi dan
mendorong peningkatan kinerja industri pengolahan kopi. Walaupun setiap tahun
konsumsi kopi olahan terus meningkat, namun konsumsi kopi masyarakat
Indonesia rata-rata baru mencapai 1.2 kg perkapita/tahun, nilai tersebut masih
tergolong rendah dibanding dengan negara-negara pengimpor kopi seperti USA
4.3 kg, Jepang 3.4 kg, Austria 7.6 kg, Belgia 8.0 kg, Norwegia 10.6 kg dan
Finlandia 11.4 kg perkapita/tahun (Kemenperin, 2013). Oleh karena itu
pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri memiliki prospek yang
sangat baik khususnya di sentra-sentra penghasil kopi.
Menurut Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, Sumatera
merupakan penyumbang terbesar pada produksi kopi secara nasional. Provinsi
dengan produksi terbesar dicapai oleh Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera
Utara dan Nangro Aceh Darussalam. Diantara keempat provinsi tersebut, produksi
kopi provinsi Lampung memberikan kontribusi hingga mencapai 26 persen dari
produksi kopi nasional serta memberikan share terbesar terhadap volume ekspor
kopi nasional yakni sebesar 71 persen pada tahun 2013 (Dinas Perdagangan Prov.
Lampung). Berikut perkembangan produksi kopi provinsi Lampung tahun 2011-
2015 dapat dilihat pada Tabel 3.
4

Tabel 3 Perkembangan produksi kopi di Provinsi Lampung (satuan 000 ton)


Tahun Rata-rata
Jenis
pertumbuhan
Komoditi 2011 2012 2013 2014 2015*
%
Kopi Robusta 144 516 134 700 127 057 91 917 108 755 (5.45)
Kopi Arabica 10 14 16 198 209 299.34
Total 144 526 134 714 127 073 92 115 108 964
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Lampung

Lampung merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang terkenal sebagai


penghasil kopi yang melimpah. Meski sebagai salah satu sentra penghasil kopi,
pemasaran akan produk kopi olahan di Lampung dapat dikatakan belum optimal.
Hal tersebut disebabkan karena produk kopi asal Bumi Ruwajurai ini belum
terlalu dikenal masyarakat luas, bahkan di daerahnya sendiri. 4 Padahal tidak
sedikit eksportir dan industri yang bergerak pada komoditas kopi di provinsi
Lampung. Sumberdaya yang melimpah serta fasilitas yang mendukung membuat
para eksportir dan industri terus mengembangkan usaha kopi. Saat ini, kopi
robusta andalan provinsi lampung tidak hanya berkontribusi besar pada ekspor biji
kopi, namun industri hilir kopi robusta juga sudah berkembang didukung dengan
adanya Asosiasi Industri Kopi Bubuk Lampung (AIKBL).
Salah satu industri hilir kopi yang memproduksi single origin coffee adalah
Dr. Coffee Jaya Raya. Walaupun tergolong skala kecil/homeindustry namun, Dr.
Coffee Jaya Raya telah berproduksi dalam kurun waktu yang cukup lama.
Tingginya peluang pemasaran premium coffee pada industri hilir kopi di lampung
mendorong Dr. Coffee Jaya Raya menawarkan variasi single origin coffee dengan
kualitas premium dan melakukan kegiatan pemasaran serta penjualan secara
langsung dengan membuka sebuah cafe yaitu Dr. Coffee Cafe, dengan begitu
diharapkan pemasaran single origin coffee menjadi lebih luas.

Perumusan Masalah

Dr. Coffee Jaya Raya merupakan salah satu home industry yang mengolah
sekaligus menawarkan single origin coffee. Usaha tersebut dimulai pada tahun
2008, namun sempat vacum selama dua tahun. Dr. Coffee Jaya Raya sudah
berjalan selama enam tahun dalam memproduksi single origin coffee serta telah
membuka cafe selama kurang lebih satu tahun. Dalam memasarkan produknya Dr.
Coffee Jaya Raya mengalami beberapa kendala. Adanya keterbatasan dalam hal
sumberdaya manusia dan modal menjadi salah satu kendala yang dialami usaha
Dr. Coffee Jaya Raya. Keterbatasan tersebut umumnya terjadi pada SME (Small
Medium Enterprise) termasuk juga Dr. Coffee Jaya Raya. Produksi dan
pemasaran single origin coffee di Dr. Coffee Jaya Raya masih terkendala dan
belum optimal, karena adanya keterbatasan sumberdaya manusia, selama ini
produksi dan pemasaran dikelola langsung oleh owner. Selain itu Dr. Coffee Jaya
Raya juga mengalami keterbatasan modal. Selanjutnya, kendala lain yang

4
Yuk, Nyeruput Kopi Lampung di Dr.Coffee. Tersedia dari : http://www.jejamo.com/yuk-
nyeruput-kopi-lampung-di-dr-coffee.html. diakses pada 31 Desember 2015
5

dihadapi adalah persaingan produk olahan kopi yang meningkat, persaingan


tersebut membuat penjualan single origin coffee yang dihasilkan Dr. Coffee Jaya
Raya belum stabil. Persaingan terjadi karena semakin banyaknya usaha yang
menawarkan inovasi produk dan pemasaran olahan kopi untuk memenuhi
permintaan kopi yang meningkat.
Beberapa hal tersebut diatas diduga menjadi penyebab penjualan single
origin coffee berfluktuasi setiap bulannya sehingga pendapatan yang diperoleh
dari hasil penjualan single origin coffee juga menunjukan gejala fluktuatif.
Pendapatan yang diperoleh Dr. Coffee Jaya Raya dari hasil penjualan single origin
coffee dapat dilihat pada Gambar 2.
Rp25,000,000

Rp20,000,000

Rp15,000,000

Rp10,000,000 Omset
Target

Rp5,000,000

Rp0

Gambar 2 Target dan Realisasi Pendapatan single origin coffee tahun 2015
Sumber : Dr. Coffee Jaya Raya

Data diatas menunjukan bahwa pendapatan yang diterima Dr. Coffee Jaya
Raya berfluktuasi. Selain itu, Dr. Coffee Jaya Raya belum mencapai target
pendapatan yang diinginkan yaitu sebesar Rp 20 juta/bulan karena pendapatan
yang diterima Dr. Coffee Jaya Raya belum mencapai angka tersebut. Selain itu,
Dr. Coffee Jaya Raya juga belum mencapai target penjualan single origin coffee
sebesar 80 kg/bulan. Adanya gap antara target pendapatan dan realisasinya serta
tidak tercapainya target penjualan mengindikasikan bahwa strategi pemasaran
yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya masih belum optimal.
Untuk itu, Dr. Coffee Jaya Raya perlu melakukan perumusan kembali
strategi pemasaran yang efektif melalui analisis bauran pemasaran sehingga
diharapkan pemasaran single origin coffee menjadi optimal. Selanjutnya, karena
adanya kendala dan keterbatasan yang dialami oleh Dr. Coffee Jaya Raya dalam
memasarkan single origin coffee, maka diperlukan penetapan prioritas terhadap
bauran pemasaran single origin coffee. Pemilihan bauran pemasaran yang tepat
beserta faktor-faktor penyusunnya akan membantu organisasi/usaha untuk
mengatasi permasalahan dan membantu mencapai tujuannya. Selain itu solusi lain
untuk mengatasi permasalahan pemasaran adalah dengan melakukan evaluasi
pada strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan Dr. Coffee Jaya Raya
melalui penilaian konsumen. Konsumen menjadi salah satu pihak yang
6

berpengaruh pada pemasaran produk atau jasa, oleh karena itu diperlukan
penilaian konsumen sebagai bentuk evaluasi (feedback) bagi Dr. Coffee Jaya Raya
dan sebagai bentuk (cross and check) bagi penelitian ini. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1 Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan oleh Dr. Coffee Jaya Raya?
2 Bagaimana strategi bauran pemasaran Dr. Coffee Jaya Raya menurut
penilaian pihak internal dan eksternal ?
3 Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk diterapkan
Dr. Coffee Jaya Raya dalam pemasaran single origin cofffee?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan diatas,


maka tujuan penelitian ini adalah :
1 Mengidentifikasi bauran pemasaran yang diterapkan oleh Dr. Coffee Jaya
Raya
2 Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi pemasaran melalui penilaian
pihak internal dan eksternal
3 Menentukan prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk diterapkan
dalam pemasaran single origin coffee

Manfaat Penelitian

1 Bagi pemilik usaha Dr. Coffee Jaya Raya, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai
strategi pemasaran produk single origin coffee pada usahanya
2 Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengalaman dan pengetahuan mengenai pemasaran dan juga mengenai
komoditas kopi, disamping untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
3 Bagi pihak lain, semoga penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan
informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi penelitian yang
sejenis selanjutnya

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi


gambaran umum usaha yang terdiri dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi
usaha, sarana dan prasarana serta kegiatan operasional usaha. Penelitian ini lebih
difokuskan pada perumusan strategi pemasaran berdasarkan bauran pemasaran 4P
(product, price, place, promotion) yang dimulai dengan mengidentifikasi dan
merumuskan bauran pemasaran yang tepat bagi Dr. Coffee Jaya Raya sehingga
dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang ada.
Penelitian mengenai bauran pemasaran single origin coffee di Dr. Coffee
Jaya Raya Bandar Lampung ini dibatasi pada tahap formulasi bauran pemasaran
dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Sedangkan
hasil dari perumusan strategi dan tahap implementasinya diserahkan sepenuhnya
kepada manajemen Dr. Coffee Jaya Raya. Sehingga penelitian ini tidak
7

mengevaluasi strategi prioritas pada usaha Dr. Coffee Jaya Raya. Kemudian
penilaian konsumen dibatasi pada karakteristik konsumen dan persepsi konsumen
terhadap atribut bauran pemasaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian yang


sedang dilaksanakan. Pengkajian tersebut dapat memberikan informasi, gambaran
dan pengetahuan serta sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya, oleh karena
itu sangat penting untuk mengkaji penelitian terdahulu. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti yaitu Rahartanti (2009)
mengenai analisis pengambilan keputusan prioritas strategi pemasaran kopi herbal
pada CV Agrifamili, Rahmah (2014) mengenai analisis strategi pemasaran kopi
lokal di Rumah Kopi Ranin, Sari (2014) tentang penetapan prioritas strategi
bauran pemasaran susu sapi di Alda alya, dan Mumpuni (2015) mengenai
penetapan prioritas strategi bauran pemasaran produk teh walini. Selain itu, juga
terdapat penelitian Rayhan (2015) mengenai strategi pemasaran Vamilk Resto,
dan Rohman (2015) mengenai strategi pemasaran Restoran Zuppa Soup Kikiku
Bogor.

Identifikasi Bauran Pemasaran

Penelitian terdahulu mengenai strategi bauran pemasaran terdiri dari dua,


yaitu bauran pemasaran produk dan bauran pemasaran jasa. Strategi bauran
pemasaran produk menganalisis empat elemen bauran pemasaran (4P) terdiri dari
product, price, place, dan promotion. Sedangkan pada strategi bauran pemasaran
jasa menganalisis 7 elemen bauran pemasaran (7P), hal tersebut dikarenakan (4P)
dinilai kurang mencukupi sehingga adanya penambahan tiga elemen, yakni people,
process, dan physical evidence.
Menurut Rahmah (2014), masing-masing bauran pemasaran memiliki
strategi operasional atau taktik yang berbeda-beda dan selanjutnya disebut sub
bauran pemasaran. Bauran dan sub bauran pemasaran yang dirumuskan telah
disesuaikan dengan sifat UMKM Rumah Kopi Ranin sendiri sehingga terdapat
beberapa perbedaan dengan unit bisnis pada umumnya. Penelitian Rahmah (2014)
hanya pada satu lini produk, maka sub bauran dalam strategi prouk adalah
kualitas, kuantitas, kemasan dan jenis. Sedangkan sub bauran harga meliputi jenis
kopi, berat kopi dan kemasan. Elemen bauran pemasaran lainnya adalah promosi,
dimana bazar, media sosial, seminar dan perbincangan menjadi sub bauran
promosi. Bauran pemasaran selanjutnya adalah distribusi, yang terdiri dari sub
bauran informasi ketersediaan produk, informasi lokasi kedai, kebersihan dan
kenyamanan kedai. Karena penelitian ini menganalisis bauran pemasaran produk,
maka yang dianalisis hanya elemen 4P. Sedangkan pada penelitian Mumpuni
(2015), sub bauran produk terdiri dari kualitas produk, variasi produk, ukuran
produk, dan merek produk. Sedangkan bauran harga terdiri dari sub bauran biaya
operasional, segmentasi konsumen, dan harga per saluran distribusi. Elemen
bauran pemasaran lainnya adalah distribusi, dimana ketersedian produk,
distributor dan distribusi langsung menjadi sub bauran distribusi. Selain itu bauran
8

pemasaran lainnya adalah promosi yang terdiri dari sub bauran kerjasama,
hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.
Identifikasi sub bauran pemasaran memiliki perbedaan di masing-masing
objek penelitian. Penentuan sub bauran berdasarkan kondisi sebenarnya di objek
penelitian dan disesuaikan dengan pendapat pihak internal usaha. Oleh karena itu
perlu dilakukan survey pendahuluan serta diskusi mendalam dengan pihak internal
usaha untuk menentukan sub bauran pemasaran yang tepat untuk usaha tertentu.
Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan mengenai sub bauran
produk, harga, distribusi dan promosi dengan penelitian sebelumnya. Walaupun
begitu, penelitian sebelumnya tetap menjadi pedoman dalam penentuan sub
bauran pemasaran yang tepat bagi objek penelitian ini.

Evaluasi Strategi Pemasaran

Evaluasi strategi pemasaran yang menitikberatkan kepada penilaian


konsumen mengenai kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran sangat
diperlukan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak produsen.
Selain itu, evaluasi strategi pemasaran oleh konsumen juga diperlukan pada
penelitian ini agar strategi yang dihasilkan lebih objektif. Evaluasi strategi
pemasaran oleh konsumen dapat diperoleh melalui analisis desktiptif.
Pada kegiatan evaluasi strategi pemasaran, maka terlebih dahulu harus
dilakukan pemilihan responden dalam hal ini konsumen. Pemilihan responden
pada penelitian Rohman (2015) terdiri dari 30 orang, penentuan responden dengan
metode convenience sampling. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihak
konsumen terhadap bauran pemasaran di restoran Zuppa Soup Kikiku sebesar
47.06 persen telah efektif, sedangkan sisanya yaitu 52.94 persen masih pada
selang cukup efektif. Bauran pemasaran yang telah efektif adalah bauran
pemasaran produk, harga, dan distribusi. Sedangkan bauran promosi, orang, fisik
dan proses dinilai belum efektif. Sedangkan pada penelitian Rayhan (2015) hasil
evaluasi yang dilakukan oleh pihak konsumen terhadap bauran pemasaran Vamilk
Resto dan Lounge terdapat beberapa variabel yang sudah efektif dan variabel yang
cukup efektif. Berdasarkan penilaian konsumen tersebut, perlu adanya
perencanaan kembali strategi pemasran yang tepat, sehingga variabel yang cukup
efektif bisa menjadi efektif dan variabel yang efektif berubah menjadi sangat
efektif.
Selain evaluasi terhadap bauran pemasaran jasa, terdapat juga evaluasi
mengenai bauran pemasaran produk. Seperti halnya penelitian Mumpuni (2015)
mengenai penetapan prioritas strategi pemasaran teh walini. Pada penelitian ini,
responden sebanyak 30 responden dipilih dengan metode convinience sampling
dan wawancara sekaligus pengisian kuisioner dilakukan kepada responden yang
pernah dan atau sedang membeli produk. Berdasarkan penilaian konsumen
terhadap bauran pemasaran, diperoleh kesimpulan bahwa bauran distribusi dinilai
belum efektif, Presentase kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk
hanya 36.67 persen. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih dari manajemen
perusahaan untuk memperhatikan dan memperbaiki bauran pemasaran distribusi.
Sama halnya dengan penelitian Sari (2014), pemilihan konsumen sebagai pakar
yang menilai kuesioner dilakukan dengan metode accidental sampling
berdasarkan konsumen yang membeli kopi lokal secara berulang (repetitive) di
9

Rumah Kopi Ranin sebanyak sepuluh orang responden selama sepuluh hari masa
penelitian. Berdasarkan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran maka
dapat dilihat tingkat pengaruh bauran terhadap penjualan. Dari keseluruhan
bauran pemasaran, maka bauran distribusi atau lokasi kedai Rumah Kopi Ranin
masih belum memiliki pengaruh besar terhadap penjualan.
Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi strategi pemasaran
menggunakan analisis deskriptif yakni dengan pengisian kuesioner oleh
konsumen sebagai responden. Pemilihan responden dengan metode convenience
sampling sebanyak 30 orang, yang dinilai telah mampu mewakili pendapat
konsumen. Pada penelitian ini evaluasi strategi pemasaran dengan penilaian
konsumen sebatas pada persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 4P,
karena penelitian ini menganalisis mengenai strategi bauran pemasaran produk.

Analisis Prioritas Strategi Pemasaran

Penentuan prioritas strategi pemasaran dapat diperoleh dengan metode


Analytical hierarchy process (AHP). Hasil penelitian Mumpuni (2015) dengan
judul “Penetapan prioritas strategi bauran pemasaran produk teh walini”.
menunjukkan bahwa elemen yang harus diprioritaskan terlebih dahulu
berdasarkan bobot prioritas dengan menggunakan metode AHP adalah bauran
harga, yakni melalui segmentasi konsumen. Sedangkan prioritas keduanya adalah
promosi dilanjutkan oleh produk dan distribusi.
Selain itu penelitian Sari (2014) yang mengkaji tentang bauran pemasaran
susu sapi di Alda alya dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa
bauran produk menjadi prioritas utama dalam pemasaran susu sapi. Sub bauran
produk yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kualitas susu. Kemudian
promosi menjadi prioritas kedua pada penelitian ini, dimana media sosial menjadi
cara promosi yang tepat, melalui media sosial biaya promosi dapat diminimalisir
sehingga diharapkan promosi tersebut efisien. Prioritas ketiga dan terakhir
masing-masing adalah promosi dan harga. Berdasarkan hasil pengolahan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process terhadap strategi pemasaran
yang dijalankan perusahaan, maka pada penelitian Rahartanti (2009) diperoleh
sasaran yang menjadi prioritas CV Agrifamili Renanthera adalah meningkatkan
penjualan. Bauran Pemasaran yang menjadi prioritas pertama dalam mencapai
tujuan tersebut adalah strategi distribusi.
Alat analisis yang dapat digunakan pada penelitian penetapan prioritas
strategi pemasaran tidak hanya metode AHP, metode lain yang dapat digunakan
adalah matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Seperti pada penelitian
strategi pemasaran kopi lokal di rumah kopi ranin. Penulis menggunakan matriks
IE, matriks SWOT dan AHP untuk menetapkan prioritas strategi yang tepat.
Berdasarkan analisis AHP, diperoleh bahwa tujuan utama perusahaan adalah
memasyarakatkan kopi. Strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas pertama
adalah promosi dengan strategi operasional utama melalui perbincangan langsung.
Berdasarkan analisis penilaian konsumen, mayoritas pembeli menilai media atau
kegiatan promosi sulit untuk ditemukan baik mengenai kopi maupun kedai kopi
ranin. Sehingga sangat tepat bila manajemen kopi ranin mengimplementasikan
prioritas strategi pomosi.
10

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Strategi
Istilah Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berasal
dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Kata
strategi pada awalnya merupakan istilah dalam bidang kemiliteran. Istilah strategi
dalam bidang manajemen pertama kali diperkenalkan oleh Drucker. Menurut
Drucker dalam Siahaan (2008) strategi didefinisikan sebagai semua keputusan
pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut. Dalam suatu
perusahan terdapat tiga level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis dan
level fungsional (Hayes dan Wheelwright dalam Tjiptono (2009) .
1. Strategi level korporasi
Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur
kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari
satu.
2. Strategi level unit bisnis
Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi
suatu bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupaya
menentukan pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap
pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu.
3. Strategi level fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi
manajemen (secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan,
produksi dan operasi, pemasaran, personalia/ sumberdaya manusia) yang dapat
mendukung strategi level unit bisnis.

Strategi Pemasaran
Salah satu strategi fungsional dalam suatu bisnis adalah strategi pemasaran.
(Sumarwan, et al 2010) mendefinisikan bahwa strategi pemasaran adalah suatu
rencana yang menguraikan bagaimana suatu usaha harus memahami konsumen
agar dapat menyusun strategi pemasarannya untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai tambah. Tull
dan Kahle (1990) dalam Tjiptono (2008) mendefinisikan strategi pemasaran
sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani
pasar sasaran. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan
variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning,
elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran.
Menurut Kotler (2003), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar
yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan
pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai
konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan
kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi :
11

1. Distinctive Strategy
Distinctive Strategy aitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu
perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing
dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua faktor
yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan
pesaingnya, yaitu keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumberdaya yang
dimiliki.
2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Keunggulan Bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan
peusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh
keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat
memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan
nilai atau kualitas yang sama, harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh
peusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk,
penggunaaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya.
Selanjutnya Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa strategi pemasaran
merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan unit bisnis.
Sebelum merancang suatu strategi, unit bisnis perlu menetapkan sasaran atau
tujuan yang spesifik terlebih dahulu. Selain itu strategi pemasaran harus mampu
menggambarkan tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan. Menurut Corey (dalam Tjiptono, 2008), strategi
pemasaran terdiriatas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut
adalah :
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didasarakna pada faktor-faktor :
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat
diproteksi dan didominasi.
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan
(fokus) yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error dalam
menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka
atau pasar yang terproteksi.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini
produk, dan desai penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu
sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama
merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan
bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.
3. Penetapan harga, yaitu menenukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing dan public relations.
12

Bauran Pemasaran
Strategi yang dapat dijalankan oleh suatu bisnis dalam melaksanakan
strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran Pemasaran (marketing mix)
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
berkelanjutan dalam mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler dan
Keller, 2003). Strategi bauran pemasaran menetapkan komposisi terbaik dari
keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar
yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur
atau variabel strategi bauran pemasaran adalah produk (product), harga (price),
distribusi (place), dan promosi (promotion). Bauran pemasaran berfungsi sebagai
pedoman dalam menggunakan variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang
pemasaran (Assauri 2007). Unsur-unsur bauran pemasaran yang terdiri dari empat
elemen utama dapat dilihat pada Gambar 3.

Bauran Pemasaran

Produk Harga Distribusi Promosi


 Ragam Produk  Harga  Saluran  Promosi
 Design Terdaftar  Cakupan Penjualan
 Fitur  Diskon  Pilihan  Periklanan
 Kualitas  Potongan  Lokasi  Tenaga
 Merek Harga  Persediaan Penjual
 Kemasan  Periode  Transportasi  Hubungan
 Ukuran Pembayaran Masyarakat
 Pelayanan  Syarat Kredit  Pemasaran
 Jaminan Langsung
 Pengembalian
 Garansi

Gambar 3 Bauran Pemasaran


Sumber : Kotler dan Keller (2009)
13

a) Product Mix (Bauran Produk)


Produk merupakan unsur utama dan paling penting pada bauran pemasaran.
Kotler & Amstrong (2007) mendefinisikan bahwa produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian, akuisisi, penggunaan dan
konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk lebih dari
sekedar barang yang dapat diukur. Menurut Kotler dan Amstrong (2006), produk
merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
konsumen di pasar sasarannya.
Dalam arti luas produk mencakup barang fisik, jasa, orang, organisasi,
gagasan atau gabungan dari semuanya. Faktor-faktor yang terkandung dalam
suatu produk adalah mutu atau kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada
(options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran
(sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties), dan
pelayanan (services). Disamping itu, secara konseptual produk diartikan sebagai
pemahaman subjyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono
2008). Selanjutnya, menurut Asmarantaka (2014), bauran produk merupakan
kombinasi dari berbagai produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan, sehingga
perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau laba.

b) Price Mix (Bauran Harga)


Harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang digunakan sebagai alat
pemasaran yang penting dalam suatu usaha/bisnis. Penentuan harga sangat
bergantung pada bauran pemasaran lainnya seperti distribusi dan promosi. Harga
adalah sesuatu yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Harga merupakan
salah satu elemen bauran pemasaran paling fleksibel, karena dapat diubah dengan
cepat, tidak seperti bauran pemasaran lainnya. Harga juga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur
lainnya menimbulkan biaya (Tjiptono 2008). Pada saat yang bersamaan
penetapan harga adalah permasalahan nomor satu yang banyak dihadapi dan
banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik.
Penetapan harga antara lain bertujuan untuk memperoleh laba maksimum,
mendapatkan share pasar tertentu, mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan
maksimum pada waktu itu, mencapai keuntungan yang ditargetkan, dan
mempromosikan produk. Prosedur penetapan harga dikelompokan dalam tiga
orientasi, yaitu penetapan harga dengan orientasi biaya, orientasi permintaan,
orientasi persaingan (Assauri 2007). Selanjutnya menurut Downey dan Erickson
(1992) dalam Asmarantaka (2014), beberapa cara penetapan harga yang dapat
dilakukan perusahaan terhadap produk, yaitu (1) berdasarkan biaya atau
penetapan harga lebih besar dari biaya (cost plus). Cara ini secara sederhana
menambahkan marjin tetap terhadap biaya dasar (harga pembelian). (2) penetapan
harga berdasarkan ROI (Return On Invesment). Pendekatan ini mirip dengan
metode cost-plus yang kemudian dilanjutkan dengan menambah sejumlah biaya
untuk pengembalian modal. Metode ini mempunyai kelemahan yang
mengasumsikan volume penjualan adalah tetap. (3) penetapan harga bersaing.
Pendekatan ini memperhitungkan kondisi pasar atau harga pesaing. Artinya
14

penetapan harga produk oleh perusahaan akan mengikuti harga rata-rata pasar
atau mengikuti harga dari perusahaan yang dominan (market leader).

c) Place Mix (Bauran Distribusi)


Bauran pemasaran lainnya adalah distribusi. Distribusi dalam hal ini dapat
diartikan sebagai lokasi dekat atau jauh yang mempengaruhi biaya produksi serta
dapat diartikan suatu gabungan penjualan dan pembelian yang bekerjasama
memproses, menggerakkan produk dan jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009), saluran pemasaran adalah sekelompok
organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk
atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi. Secara garis besar, pendistribusian
dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen
(Tjiptono 2008). Tempat atau saluran distribusi (place) adalah alat bauran
pemasaran yang termasuk didalamnya berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
membuat produk agar diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

d) Promotion Mix (Bauran Promosi)


Promosi merupakan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
untuk tujuan menginformasikan, membujuk, memengaruhi konsumen atau
pelanggan untuk membeli produk yang dihasilkan perusahaan. (Tjiptono 2008)
mendefinisikan promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Bauran promosi terdiri dari beberapa model komunikasi antara
lain periklanan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat
dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari
mulut ke mulut, dan penjualan personal (Kotler dan Keller 2009).
1. Iklan : semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi
ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3. Acara dan pengalaman : kegiatan dan program yang disponsori
perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau
interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
4. Hubungan masyarakat dan publisitas : beragam program yang dirancang
untuk melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimile, email, atau
internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta
respond atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran interaktif : kegiatan dan program online yang dirancang
untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau
tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau
menciptakan penjualan produk dan jasa.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut : komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik
antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau
pengalaman membeli dan menggunakan produk atau jasa.
15

8. Penjualan personal : interaksi tatap muka dengan satu atau lebih


pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Dr. Coffee Jaya Raya merupakan salah satu usaha yang bergerak pada
pengolahan kopi. Usaha tersebut memproduksi single origin coffee dengan
delapan jenis kopi robusta dan empat jenis kopi arabika serta memproduksi dua
jenis kopi luwak. Konsumsi kopi domestik yang cenderung meningkat menjadi
peluang untuk memasarkan produk single origin coffee. Namun adanya potensi
tersebut juga menjadi permasalahan bagi Dr. Coffee Jaya Raya, dikarenakan
adanya ancaman berupa persaingan dalam industri maupun substitusi juga
meningkat. Persaingan yang meningkat mengindikasikan gejala fluktuasi pada
penjualan produk single origin coffee. Permasalahan lain adalah belum
tercapainya target pendapatan sehingga ada gap antara target pendapatan dengan
realisasinya. Hal tersebut mengindikasikan strategi pemasaran yang telah
dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya dikatakan belum optimal. Selain itu kegiatan
pemasaran juga terkendala karena tidak didukung dengan tersedianya sumber
daya manusia, kegiatan pemasaran dan produksi dikelola langsung oleh Owner.
Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan pemasaran pada Dr. Coffee Jaya
Raya diperlukan adanya perencanaan kembali strategi pemasaran produk single
origin coffee melalui analisis bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan
salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi strategi
pemasaran. Usaha Dr. Coffee Jaya Raya lebih fokus pada penjualan barang bukan
mengutamakan jasa oleh karena itu pendekatan bauran pemasaran yang digunakan
pada penelitian ini hanya menggunakan pendekatan 4P (produk, harga,
pemasarann dan promosi). Selanjutnya dengan keempat elemen bauran pemasaran
maka dilakukan analisis deskriptif dan analisis hirarki proses. Analisis deskriptif
oleh konsumen digunakan untuk mementukan dan mengevaluasi kegiatan
pemasaran produk Single origin coffee yang telah diterapkan Dr. Coffee Jaya
Raya. Selanjutnya dengan menggunakan metode Analytical hierarchy process
(AHP) dilakukan penetapan prioritas strategi pemasaran dengan menyusun suatu
hirarki sehingga diperoleh rekomendasi strategi pemasaran yang tepat, kemudian
akhirnya didapatkan prioritas strategi yang tepat dan strategis untuk dijalankan
perusahaan dalam mengatasi permasalahan. Secara skematis, kerangka pemikiran
operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
16

Potensi
Konsumsi kopi domestik yang meningkat menjadi peluang pemasaran produk
single origin coffee

Permasalahan
1. Terdapat gap antara target pendapatan dengan pendapatan yang diterima
2. Tidak tercapainya target penjualan
3. Keterbatasan sumber daya manusia dan modal

Analisis strategi pemasaran produk single origin coffee yang telah dilakukan Dr.
Coffee Jaya Raya melalui bauran pemasaran

Produk Harga Distribusi Promosi Proses Orang Bukti


Fisik

Analisis penilaian konsumen Penetapan prioritas bauran


terhadap bauran pemasaran pemasaran single origin coffee

Analisis Deskriptif Analytical hierarchy process

Rekomendasi strategi bauran pemasaran untuk produk single


origin coffee Dr. Coffee Jaya Raya

Gambar 4 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

Keterangan :
: Dianalisis
: Tidak dianalisis
17

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan disalah satu industri hilir kopi di kota Bandar
Lampung, yaitu Dr. Coffee Jaya Raya yang terletak di Jl. Soemantri Brojonegoro
Gedung Meneng Rajabasa, Bandar Lampung. Dr. Coffee Jaya Raya merupakan
salah satu industri hilir kopi yang potensial dalam memasarkan single origin
coffee. Dr. Coffee Jaya Raya memproduksi single origin coffee dengan kualitas
premium. Selain itu Dr. Coffee Jaya Raya tergabung dalam Asosiasi Industri Kopi
Bubuk lampung (AIKBL) dan menjadi anggota aktif, sehingga pemasaran single
origin coffee tidak hanya melalui cafe namun juga melalui gerai UKM mart
AIKBL. Pertimbangan lainnya dalam pemilihan lokasi penelitian juga karena
adanya ketersediaan data serta kesediaan pihak manajemen Dr. Coffee Jaya Raya
untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu
bulan, dimulai bulan Maret 2016 hingga April 2016.

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yakni data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil
observasi langsung di Dr. Coffee Jaya Raya. Pengumpulan data primer dilakukan
dengan melakukan wawancara dan memberikan kuesioner kepada pihak internal
serta konsumen sebagai pihak eksternal. Wawancara ditujukan kepada pihak
internal usaha untuk mengidentifikasi fokus, tujuan, dan sub bauran yang
mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran. Selain itu pihak internal juga
memberikan pembobotan terhadap alternatif strategi bauran pemasaran.
Sedangkan wawancara kepada konsumen untuk mengevaluasi strategi bauran
pemasaran yang telah ditetapkan Dr.Coffee Jaya Raya.
Sedangkan data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung
pada penelitian. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur Kementerian
Perindustrian, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perkebunan Provinsi Lampung
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung, Asosiasi
Ekportir Kopi (AEKI), bahan pustaka lain yang berasal dari penelitian-penelitian
sebelumnya dan internet.

Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi menjadi


dua yaitu, responden internal dan responden eksternal. Penentuan responden
internal menggunakan metode purposive sampling. Dimana responden dipilih
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden merupakan pihak yang
paham dan mengerti mengenai kondisi pemasaran single origin coffee di Dr.
Coffee Jaya Raya atau disebut sebagai key informan. Sedangkan penentuan
responden eksternal dilakukan dengan metode convenience sampling.
Convenience Sampling merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan
ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya. Jumlah sampel responden
konsumen tersebut sebanyak 30 sampel dan dinilai telah mampu mewakili
18

pendapat konsumen. Responden yang dipilih terdiri dari konsumen yang membeli
roasted coffee, grinding coffee serta konsumen cafe.
Wawancara dan observasi dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan
tujuan, bauran dan sub bauran pemasaran. Setelah itu, dilakukan wawancara
dengan pengisian kuesioner terhadap pihak internal yang dianggap memiliki
informasi lebih mengenai produk single origin coffee dan berkontribusi dalam
pengambilan keputusan di Dr. Coffee Jaya Raya. Pihak internal yang menjadi
responden meliputi adalah pemilik Dr. Coffee Jaya Raya. Responden yang terpilih
merupakan pihak internal yang sudah berpengalaman dalam kegiatan pemasaran
single origin coffee. Sebelum dilakukan pengisian kuesioner maka akan dilakukan
penjelasan terlebih dahulu kepada responden tersebut. Responden akan dijelaskan
mengenai penggunaan metode AHP dan tata cara pengisian kuesioner mulai dari
penjelasan setiap elemen yang terdapat pada kuesioner hingga menjelaskan nilai
skala banding sebagai pembobot dalam kuesioner. Hal ini bertujuan agar tidak
terjadi bias pada saat pengisian kuesioner dan pengolahan data. Kemudian
pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tidak menunda untuk
menghindari ketidakkonsistenan jawaban.
Selanjutnya, pengumpulan data primer mengenai persepsi konsumen juga
dilakukan dengan pengisisan kuesioner. Responden akan diberikan penjelasan
terlebih dahulu mengenai tata cara pengisian kuesioner dan dibimbing langsung
pada saat pengisian kuesioner.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mementukan dan mengevaluasi
kegiatan pemasaran produk single origin coffee yang telah diterapkan Dr. Coffee
Jaya Raya melalui pendekatan bauran pemasaran 4P (produk, harga, promosi,
distribusi). Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengevaluasi
prioritas strategi bauran pemasaran yang dihasilkan. Evaluasi strategi bauran
pemasaran dilakukan melalui persepsi/penilaian konsumen terhadap atribut bauran
pemasaran produk single origin coffee dengan menggunakan skala likert. Skala
likert yang digunakan pada penelitian ini merupakan skala seimbang. Dengan
menggunakan skala seimbang diharapkan dapat menghasilkan data yang objektif.
Tingkat persepsi konsumen diukur menggunakan lima skala yaitu sangat
setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya, data
yang diperoleh dari hasil persepsi konsumen dihitung dengan menggunakan
tabulasi deskriptif. Data tersebut dikelompokkan sesuai dengan jawaban
konsumen dan dipersentasekan berdasarkan jumlah responden konsumen. Setelah
itu, jawaban konsumen dikonversi ke skala nilai terkait dengan bobot persepsinya.
Persepsi konsumen dan bobot persepsi tertera pada Tabel 4.
19

Tabel 4 Persepsi konsumen dan Bobot Persepsi

Persepsi Konsumen Bobot Persepsi


Sangat setuju 5
Setuju 4
Cukup setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Kemudian total nilai diintrepretasikan berdasarkan rentang skala kefektifan.
Rentang skala keefektifan digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap
penilaian konsumen. Adapun rumus untuk mendapatkan rentang skala keefektifan
adalah sebagai berikut :

m−n
RS=
B

Keterangan :
m : Skor maksimum
n : Skor minimum
B : Banyaknya kelas yang terbentuk

Dalam menentukan rentang skala keefektifan penilaian konsumen dari


m=skor maksimum sebesar 150 yang didapat dari perkalian responden yang
menjawab sangat setuju dengan jumlah total responden, sedangkan n=skor
minimum sebesar 30 didapat dari perkalian responden yang menjawab sangat
tidak setuju dengan jumlah total responden, dan B=banyaknya kelas yang
terbentuk sebesar 5.

Analitik Hierarki Proses (AHP)


Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini akan diawali dengan
pengumpulan data dan informasi melalui wawancara pendahuluan dengan pihak
internal Dr. Coffee Jaya Raya. Berdasarakan data dan informasi tersebut akan
tersusun struktur hirarki yang menjadi dasar pembuatan kuesioner yang diberikan
kepada responden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap
elemen pada seluruh tingkat struktur hirarki. Setelah hasil kuesioner diperoleh dari
responden, selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan program
Microsoft Excel 2010. Menurut Saaty (1993), terdapat delapan langkah kerja
utama AHP, yaitu :
20

1 Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan permasalahan. Hal


yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah secara
mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria
dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur
yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti
tujuan, kriteria dan aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu hirarki.
Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan
para analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam
suatu sistem.
2 Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Struktur hirarki memiliki bentuk yang saling berkaitan. Pada tingkat puncak
hierarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu
sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat berikut dibawahnya dapat
terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen agar
dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat
sebelumnya.
3 Menyusun matriks banding berpasangan dari setiap tingkat dalam hirarki.
Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki, yang merupakan
dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait
dibawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen
tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki.
4 Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan
peringkat matriks di langkah tiga. Setelah matriks perbandingan antar elemen
dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar elemen pada kolom ke-j
dengan setiap elemen pada baris ke-i dengan fokus X. Perbandingan
berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan “seberapa
kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi oleh fokus di puncak
hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j ” . Untuk mengisi matriks banding
berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 5. angka-
angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen
dibanding dengan elemen yang lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria
tertentu.
21

Tabel 5 Nilai skala banding berpasangan

Intensitas
Definisi Penjelasan
Pentingnya
1 Kedua elemen sama Dua elemen menyumbang
pentingnya sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang satu sedikit Pertimbangan sedikit
lebih penting daripada yang menyokong satu elemen atas
lainnya elemen lainnya
5 Elemen yang satu sangat Pengalaman dan
penting dari elemen yang pertimbangan dengan kuat
lainnya menyokong satu elemen atas
elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih Satu elemen dengan kuat
penting daripada elemen disokong dari dominannya
lainnya telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih Bukti yang menyokong
penting daripada elemen elemen yang satu atas yang
lainnya lainnya memiliki tingkat
penegasan yang tertinggal
yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua Kompromi diperlukan di
pertimbangan yang antara dua pertimbangan
berdekatan
Jika untuk aktivitas mendapat satu angka bila dibandingkan
Kebalikan dengan aktivitas j, maka memiliki nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i
Sumber : Saaty (1993)

5 Memasukan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal


utama, penetuan prioritas dan pengujian konsistensi. Angka 1 sampai 9
digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus
puncak hirarki (X) dibandingkan Fj. Sedangkan bila Fi kurang
mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibanding dengan Fj,
maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah garis diagonal
utama diisi dengan nilai kebalikannya.
6 Melaksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk semua tingkat dan elemen dalam
hirarki tersebut. Pembandingan kemudian dilanjutkan untuk semua elemen
pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan
dengan kriteria elemen diatasnya. Matriks pembanding dalam metode
AHP dibedakan menjadi 1) Matriks pendapat individu (MPI) dan 2)
Matriks pendapat gabungan (MPG). Matriks pendapat individu adalah
matriks hasil perbandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki
elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen matriks pada baris ke-i
dan kolom ke-j. Matriks pendapat individu dapat dilihat pada Tabel 6
dibawah ini.
22

Tabel 6 Matriks Pendapat Individu

X A1 A2 A3 … An
A1 A11 A12 A13 … A1n
A2 A21 A22 A23 … A2n
A3 A31 A32 A33 … A3n
… … … … … …
An Ann
Sumber : Saaty(1993)

Matriks pendapat gabungan (Tabel 7) adalah susunan matriks baru


elemen baru yang elemen gij berasal dari rata-rata geometrik pendapat-
pendapat individu yang risiko konsistensinya lebih kecil atau sama dengan
10 persen, dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari satu
MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. Persyaratan
MGP yang bebas dari konflik adalah :
a) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama
memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat
individu yang tertinggi dengan nilai yang terendah
b) Tidak terdapat angka kebalikan pada baris dan kolom yang sama.

Tabel 7 Matriks Pendapat Gabungan

X G1 G2 G3 … Gn
G1 G11 G12 G13 … G1n
G2 G21 G22 G23 … G2n
G3 G31 G32 G33 … G3n
… … … … … …
Gn Gnn
Sumber : Saaty (1993)

7 Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan prioritas. Ada dua


tahap didalam melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas yaitu : 1)
pengolahan horizontal dan 2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan
tersebut dapat dilakukan untuk MPI maupun MPG. Pengolahan vertikal
dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI
dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Konsistensi.
a. Pengolahan horizontal, meliputi penentuan vector Eigen, vector
prioritas, uji konsistensi, dan nilai revisi MPI dan MPG yang
memiliki rasio konsistensi tinggi. Nilai Rasio Konsistensi (CR)
yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang
mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini konsistensi atau tidaknya suatu
hasil perbandingan berpasangan dalam satu matriks pendapat
(Saaty 1993).
23

Tabel 8 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8


Orde (n) Indeks Acak (RI)
2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
b. Pengolahan vertikal yaitu untuk menyusun prioritas pengaruh
setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap
sasaran utama atau fokus. Apabila Cvij didefinisikan sebagai nilai
prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran
utama, maka :
Cvij = ∑ (Chij (t : i-1)) x (vwt (i-1)) dengan i,j,t = 1,2,3,…,n
Dimana :
Chij(t : i-1) : nilai prioritas elemen ke-i terhadap elemen ke-t
pada tingkat diatasnya (i-1) yang diperoleh dari
hasil pengolahan horizontal
VWt(i-1) : nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat
ke (i-t) terhadap sasaran utama yang diperoleh dari
hasil pengolahan horizontal
P : jumlah tingkat herarki
r : jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
s : julah elemen yang ada pada tigkat ke (i-t)
8 Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah ini dilakukan
dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas
kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Untuk
memperoleh hasil yang baik, rasio konsistensi harus bernilai kurang dari
atau sama dengan 10 persen. Rasio konsistensi diperoleh setelah matriks
diolah secara horizontal dengan menggunakan program computer expert
choice 2000. Jika rasio konsistensi mempunyai nilai lebih besar dari 10
persen, maka informasi itu harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara
lain dengan memperbaiki cara meggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden
dalam mengisi kuesioner.

GAMBARAN UMUM USAHA

Sejarah Berdiri dan Perkembangan Dr. Coffee Jaya Raya

Dr. Coffee Jaya Raya merupakan usaha perorangan dibidang pengolahan


dan pemasaran kopi premium lampung. Pemilik usaha Dr. Coffee Jaya Raya
melihat bahwa ada problematika pada komoditas kopi khususnya di Lampung.
Lampung merupakan salah satu sentra penghasil kopi di Indonesia dengan
produksi yang cukup besar, namun kopi lampung sebagian besar masih diekspor
24

dalam bentuk raw material. Kopi tersebut diolah oleh negara pengekspor dan
dijual kembali ke Indonesia dengan harga yang sangat tinggi. Kondisi tersebutlah
yang mendorong owner yakni Muhammad Alghazali Qurtubi untuk menjalankan
usaha pengolahan kopi. Beliau merasa usaha pengolahan kopi memiliki prospek
bisnis yang baik terlebih pada premium coffee, didukung dengan adanya potensi
sumber daya lokal yakni perkebunan kopi dan binatang luwak (musang). Pada
Oktober 2008 owner Dr. Coffee Jaya Raya berinisiatif untuk memulai bisnisnya
dengan turun langsung ke petani-petani untuk belajar mengenai kopi dan
selanjutnya owner mulai mengolah kopi luwak secara mandiri dengan bahan baku
yang diperoleh dari petani tersebut. Pengolahan kopi dilakukan secara
konvensional. Pada tahun 2008, owner hanya fokus pada pengolahan dan
pemasaran kopi luwak, penjualan kopi luwak pun hanya di packaging dengan
plastik dan dipasarkan dengan merek civet coffee. Selanjutnya pada tahun 2013,
owner mulai belajar beragam jenis kopi, tidak hanya kopi luwak, sehingga
pemasaran serta penjualan kopi mulai beragam. Kopi yang dijual terdiri dari kopi
luwak robusta dan kopi luwak arabica, kopi Robusta dan kopi Arabica. Karena
penjualan kopi telah beragam, tidak hanya sebatas kopi luwak akhirnya pada 2013
merek premium coffee Civet Coffee diganti dengan merek Dr .Coffee.
Selanjutnya pada pertengahan tahun 2015, owner mendirikan sebuah cafe.
Pendirian cafe bertujuan untuk memperluas pemasaran produk yang dihasilkan.
Karena pemasarannya belum meluas dan produk belum dikenal masyarakat luas,
selama ini penjualannya hanya tertuju untuk memenuhi permintaan teman dan
kenalan saja. Oleh sebab itu owner mendirikan cafe agar bisnisnya profitable dan
suistanable. Dr. Coffee cafe beroperasi hari senin hingga sabtu pada pukul 09.00-
22.00 WIB. Pada hari minggu Dr. Coffee cafe libur karena aktivitas kampus libur
maka Dr. Coffee cafe pun tidak beroperasi, sebab konsumen Dr. Coffee cafe
mayoritas dosen maupun mahasiswa Universitas Lampung.

Lokasi Dr. Coffee Jaya Raya

Dr. Coffee cafe berlokasi di Jl. Soemantri Brojonegoro No.29 Gedung


Meneng Rajabasa, Bandar Lampung. Lokasi cafe tersebut cukup strategis karena
berada di jalur utama menuju pusat pendidikan, yakni kampus Universitas
Lampung. Cafe tersebut merupakan tempat dilakukan kegiatan operasional Dr.
Coffee Jaya Raya, meliputi penggilingan (grinding), labeling, packaging dan
pemasaran kopi. Konsep interior ruangan Dr. Coffee cafe didesain untuk
memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pengunjung dengan dikelilingi oleh kaca
yang memberikan kesan luas, elegan, dan modern.

Visi dan Misi Dr. Coffee Jaya Raya

Setiap usaha umumnya memiliki visi dan misi kedepan yang harus dicapai,
begitu juga dengan Dr.Coffee Jaya Raya. Walaupun saat ini belum memiliki visi
misi tertulis, namun berdasarkan wawancara dengan owner diperoleh kesimpulan
bahwa visi utama dari Dr.Coffee Jaya Raya adalah memperluas pangsa pasar
single origin coffee khususnya kopi robusta. Misi Dr. Coffee Jaya Raya untuk
mencapai visi adalah menjadi salah satu eksportir kopi sangrai/kopi bubuk
premium skala besar pada tahun 2020, menyiapkan sarana dan prasarana yang
25

lebih modern, memperbaiki kualitas kopi, memperluas pabrik sehingga kapasitas


produksi meningkat.
Sumber Daya Manusia

Struktur kerja pada Dr. Coffee Jaya Raya relatif sederhana. Sistem kerja
belum terorgainsir dengan baik, jobdesc belum jelas namun SOP (standard
operational procedure) sudah tertulis dan harus dipatuhi oleh para pekerja.
Jumlah pekerja di Dr. Coffee Jaya Raya pada Desember 2015 terdiri dari 4 orang
pekerja yang terdiri dari 3 orang barista (peracik kopi), 1 orang chef. Kemudian
pada Februari 2016 terjadi resign 2 orang pekerja, sehingga pekerja aktif hanya 1
orang barista dan 1 orang chef, dan kemudian pada maret 2016 owner merekrut
seorang barista. Kedua tenaga kerja Dr. Coffee Jaya Raya adalah lulusan SLTA
dan satu orang tenaga kerja serta owner adalah lulusan S1. Untuk bidang
keuangan, produksi maupun pemasaran dikelola sendiri oleh owner sehingga tidak
ada manager pada usaha Dr. Coffee Jaya Raya. Sedangkan pekerja bertugas pada
bagian grinding, labeling, packaging produk, serta pelayanan cafe dan kasir.
Dalam pengambilan keputusan pada keseluruhan pelaksanaan usaha
sepenuhnya menjadi kewajiban pimpinan umum. Usaha ini dipimpin oleh seorang
pimpinan umum yakni Muhammad Al Ghazali Qurtubi, beliau merupakan pendiri
sekaligus pemilik Dr.Coffee Jaya Raya.

Sarana dan Prasarana

Dr. Coffee Jaya Raya merupakan homeindustry berbasis pengolahan


komoditas kopi. Nilai tambah yang diberikan oleh Dr. Coffee Jaya Raya adalah
penyangraian (roasting) dan penggilingan (grinding) kopi. Dengan kegiatan value
added tersebut nilai jual kopi menjadi lebih tinggi. Selain itu, Dr.Coffee Jaya
Raya juga memberikan nilai tambah pada cara penyajian (seduh kopi). Dr. Coffee
Jaya Raya memiliki cafe yamg sekaligus menjadi tempat operasional produksi.
Beberapa fasilitas yang tersedia di cafe meliputi bar kopi, beberapa alat penunjang
pembuatan kopi seperti alat seduh kopi, dapur dan toilet. Cafe juga ditunjang
dengan beberapa fasilitas seperti AC dan Wifi. Wifi dijadikan fasilitas layanan
internet gratis bagi pengunjung yang datang untuk mengakses internet dengan
membawa laptop sendiri.

Tabel 9 Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan operasional

No Fasilitas Usaha Produksi Jumlah


1 Mesin Penggiling kopi 4
2 Mesin Press (sealer) 1
3 Timbangan digital 1
4 Etalase 1
5 Alat Seduh :
1. Vietnam Drip 8
2. V60 Dripper 4
3. French Press 4
4. Rok Presso 1
26

Kegiatan Operasional Dr. Coffee Jaya Raya

Pengadaan Bahan Baku


Bahan baku yang dibutuhkan untuk pengolahan kopi adalah biji kopi petik
merah. Biji kopi petik merah digunakan untuk menjamin kualitas kopi premium
yang akan dihasilkan. Pengadaan bahan baku berupa biji kopi petik merah sebesar
50-100kg/bulan, sedangkan bahan baku berupa kotoran luwak sebesar 20 kg/bulan.
Bahan baku tersebut diperoleh dari petani maupun dari pengecer. Untuk jenis kopi
robusta diperoleh langsung dari petani mitra sedangkan jenis kopi arabica
diperoleh dari pengecer.

Produksi
Dr. Coffee Jaya Raya memproduksi bermacam single origin coffee dengan
kualitas terbaik. Single origin coffee diproduksi menggunakan kopi grade 1
dengan proses terbaik sehingga diperoleh kualitas premium. Proses pengolahan
pasca panen buah kopi terdiri dari dua, yakni full washed (olah basah) dan dry
washed (olah kering). Pada olah kering, tahap pertama yang dilakukan adalah
memetik buah kopi yang berwarna merah, sedangkan buah kopi yang berwarna
kuning dan hijau dibiarkan pada pohon. Selanjutnya, adalah proses rembang,
yakni buah kopi yang dipetik direndam dalam air, kemudian buah kopi yang
tenggelam diambil sedangkan buah kopi yang mengambang dibuang. Buah kopi
yang terpilih kemudian di kupas dan dibuang kulit cherrynya (kulit merah), proses
ini disebut pulper. Proses selanjutnya adalah direndam selama 24-36 jam serta
dicuci pada air mengalir, proses pencucian bertujuan agar kulit cangkang bersih
dari lendir kopi yang masih menempel. Selanjutnya dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan di lantai, terpal maupun paranet. Setelah pengeringan, dilakukan
proses huller yakni kulit tanduk/cangkang dibuang. Kemudian dilakukan sortasi
agar diperoleh biji yang terbaik yakni tidak busuk, tidak bolong dan tidak pecah.
Selanjutnya dilakukan grading, sehingga diperoleh grade 1. Sedangkan untuk
proses pengolahan dry washed, tahap pertama adalah petik merah kemudian
dilakukan tahap pengeringan yakni dengan menjemur buah kopi di lantai maupun
terpal. Proses selanjutnya sama seperti pengolahan full washed, setelah
pengeringan dilakukan proses huller. Kemudian dilakukan sortasi agar diperoleh
biji yang terbaik yakni tidak busuk, tidak bolong dan tidak pecah dan dilakukan
grading.
Proses pasca panen tersebut dilakukan oleh petani mitra, sedangkan Dr.
Coffee Jaya Raya menerima sudah dalam bentuk biji kopi yang telah di fermentasi.
Proses pengolahan yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya adalah penyangraian dan
penggilingan biji kopi yang telah difermentasi. Biji kopi dengan grade 1 yang
telah difermentasi tersebut di roasting hingga warna kecokelatan. Setelah
disangrai, biji kopi digiling menggunakan mesin sehingga dihasilkan kopi bubuk
halus. Dr. Coffee Jaya Raya menawarkan single origin coffee dalam bentuk biji
sangrai, kopi bubuk serta kopi seduh dan diversifikasinya lainnya. Dr. Coffee Jaya
Raya menjual single origin coffee sesuai dengan permintaan konsumen.
Konsumen single origin coffee bebas membeli dalam bentuk apapun. Umumnya
konsumen yang membeli single origin coffee dalam bentuk biji sangrai adalah
konsumen yang berasal dari luar negeri dan konsumen dalam negeri yang
memiliki machine coffee sehingga mereka bisa menggiling biji kopi sendiri di
27

rumah. Sedangkan konsumen yang membeli single origin coffee dalam bentuk
kopi bubuk adalah konsumen yang suka mengkonsumsi kopi namun tidak
memiliki machine coffee untuk menggiling kopi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran

Pengambilan keputusan prioritas strategi bauran pemasaran dengan


menggunakan metode AHP memerlukan penyusunan model hirarki keputusan
terlebih dahulu. Penyusunan hirarki prioritas bauran pemasaran disesuaikan
dengan hasil wawancara dengan pihak internal Dr. Coffee Jaya Raya dan juga
berdasarkan pengamatan di tempat penelitian. Berdasarkan wawancara dan
pengamatan maka, penyusunan hirarki prioritas strategi bauran pemasaran single
origin coffee dibagi menjadi empat tingkatan.
Tingkat satu adalah fokus dari permasalahan yang ingin diselesaikan, yaitu
pemilihan stategi bauran pemasaran yang paling tepat di lakukan Dr. Coffee Jaya
Raya. Selanjutnya tingkat dua adalah tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh Dr.
Coffee Jaya Raya sehubungan dengan strategi bauran pemasaran yang diterapkan.
Kemudian tingkat dibawahnya merupakan bauran pemasaran yang diterapkan
oleh Dr. Coffee Jaya Raya yaitu bauran produk, harga, promosi dan distribusi.
Keempat bauran pemasaran tersebut, masing-masing memiliki kriteria yang harus
dipertimbangkan oleh Dr. Coffee Jaya Raya untuk dijadikan strategi operasional
yang akan dilaksanakan. Hirarki bauran pemasaran single origin coffee di Dr.
Coffee Jaya Raya dapat dilihat pada Gambar 5.
Prioritas strategi bauran pemasaran single origin coffee di Dr. Coffee Jaya Raya

MP MPM EDU MKL

Produk Harga Promosi Distribusi

Variasi Event Saluran


Kualitas
jenis Pemasaran

Kuantitas MedSos
Netto Ketejangkauan
Kopi Penjualan
Media
Bentuk
Massa
olahan Biaya Persediaan
Produk
Diskriminasi Pemasaran
Variasi
harga Langsung
Jenis

Gambar 5 Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Single Origin Coffee


28

Identifikasi Tujuan Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran premium coffee di Dr. Coffee Jaya Raya selama ini
belum dirumuskan dengan konsep bauran pemasaran 4P. Kegiatan pemasaran
masih dilakukan secara sederhana, walaupun produk telah dijual ke berbagai
negara namun pemasaran produk yang dihasilkan Dr. Coffee Jaya Raya masih
tergolong word of mouth.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Dr. Coffee Jaya Raya, tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran produk single origin coffee adalah
untuk memperoleh profit, membantu petani mitra, mengedukasi konsumen serta
memperkenalkan kopi premium lampung. Berikut adalah penjelasan dari masing-
masing tujuan pemasaran single origin coffee yaitu :
1. Memperoleh profit
Umumnya suatu bisnis dibangun untuk memperoleh keuntungan. Begitu juga
dengan Dr.Coffee Jaya Raya yang menjadikan keuntungan sebagai tujuan
pemasaran premium coffee. Profit yang diperoleh setiap bulannya digunakan
sebagai modal untuk ekspansi usaha. Selanjutnya dengan berkembangnya suatu
usaha akan membuat profit yang diperoleh menjadi lebih tinggi dan perputaran
modal akan menjadi lebih cepat.
2. Membantu petani mitra
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra penghasil kopi, namun
masyarakat lampung belum sepenuhnya paham mengenai minum kopi yang
baik dan benar, umumnya masyarakat lampung mengkonsumsi kopi pasar yang
diproduksi secara asal-asalan. Oleh sebab itu dengan memproduksi premium
coffee, Dr. Coffee Jaya Raya turut membantu petani dalam hal memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Selain mendapat pendapatan lebih, petani juga
memperoleh pengalaman serta ilmu dalam mengolah kopi petik merah. Karena
premium coffee dihasilkan dari kopi petik merah yang diolah secara baik dan
benar. Premium coffee memiliki harga yang lebih tinggi, sehingga pendapatan
yang diperoleh petani lebih tinggi dibandingkan petani yang mengolah secara
asalan.
3. Mengedukasi konsumen
Pada tahun 2015, Dr. Coffee Jaya Raya rutin mendatangkan pakar/ahli kopi
untuk berdiskusi maupun melakukan cupping test. Selain itu, Dr. Coffee Jaya
Raya juga membuka konsultasi seputar kopi untuk umum, sehingga banyak
para pemula belajar dan konsultasi mengenai kopi di Dr.Coffee Jaya Raya.
Kemudian, Dr. Coffee Jaya Raya juga memperkenalkan kopi premiumnya ke
bazar di kampus UNILA, maupun pada pameran lokal, nasional dan
internasional. Salah satu tujuan pemasaran kopi premium ini adalah untuk
memperbaiki kebiasaan dan kebudayaan masyarakat lampung, yang
menginginkan kopi murah dengan kuantitas yang banyak, mereka kurang
peduli dengan kualitas kopi.
4. Memperkenalkan kopi premium lampung
Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi kopi robusta, namun
kopi robusta lampung umumnya masih berkualitas rendah. Sehingga kopi
bubuk yang dihasilkan juga berkualitas rendah. Berbeda dengan kopi yang
dihasilkan produsen kopi olahan lain, Dr. Coffee Jaya Raya menawarkan kopi
premium lampung yang diperoleh dari biji kopi petik merah dan telah
29

tersertifikasi organik oleh INOFICE. Tidak banyak produsen kopi bubuk di


Lampung yang memproduksi dan memasarkan kopi premium, mayoritas kopi
olahan yang dihasilkan merupakan kopi asalan. Oleh sebab itu, salah satu
tujuan pemasaran produk single origin coffee yang dilakukan Dr. Coffee Jaya
Raya adalah memperkenalkan kopi premium lampung.

Identifikasi Bauran dan Sub bauran Pemasaran

Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan


perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produk berupa barang atau jasa.
Bauran pemasaran untuk produk lebih dikenal dengan 4P diantaranya bauran
produk, harga, promosi dan distribusi. Sedangkan bauran pemasaran jasa
mengidentifikasi elemen bauran pemasaran 7P, hal tersebut dikarenakan 4P dinilai
kurang mencukupi. Tiga elemen lainnya adalah orang, proses dan bukti fisik.
Penelitian ini hanya mengidentifikasi bauran pemasaran 4P karena usaha Dr.
Coffee Jaya Raya lebih fokus pada penjualan barang bukan mengutamakan jasa.
Dr. Coffee cafe hanya dijadikan sebagai wadah pemasaran single origin coffee,
persentase penjualan cafe sendiri masih relatif kecil dibandingkan penjualan
single origin coffee dalam bentuk kopi sangrai (roasted coffee) dan kopi bubuk.
Selain itu Dr. Coffee cafe masih tergolong usaha baru yang belum menerapkan
ketiga unsur 3P lainnya secara optimal, oleh karena itu pendekatan bauran
pemasaran yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan pendekatan
4P. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :

Produk
Produk merupakan bauran pemasaran yang utama, karena produk dapat
dirasakan secara langsung oleh konsumen. Karena itu, Dr. Coffee Jaya Raya
sangat concern akan produknya. Dr. Coffee Jaya Raya sangat memperhatikan
subsistem agribisnis dari hulu hingga ke hilir. Bahan baku yang digunakan oleh
Dr. Coffee Jaya Raya adalah biji kopi petik merah dan diolah secara modern.
Produk kopi yang diproduksi oleh Dr. Coffee Jaya Raya berupa kopi
premium dengan kualitas terbaik. Kopi merek Dr. Coffee tersedia dalam kemasan
alumunium foil ukuran 100 gr, 200 gr dan 1 kg serta menerima custom dalam
bentuk mug dan jar. Kopi premium yang ditawarkan berupa kopi sangrai, kopi
bubuk maupun siap seduh. Produk ini telah memiliki izin dari instansi pemerintah,
diantaranya Departemen Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan nomor izin
Depkes P-IRT No 218998763778917 yang telah tercantum pada kemasan. Selain
pencantuman nomor izin Departemen Kesehatan, pada kemasan juga terdapat
keterangan merek produk, nama perusahaan produsen, komposisi produk, netto
atau berat bersih produk, jenis kopi dan tanggal kadaluarsa. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak internal Dr. Coffee Jaya Raya maka diperoleh hasil
penetapan sub bauran produk seperti kuantitas, kualitas, bentuk olahan dan variasi
jenis. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sub bauran tersebut :
1. Kualitas
Single oigin coffee yang ditawarkan Dr. Coffee Jaya Raya merupakan
kopi premium yang telah terjamin kualitasnya. Dr. Coffee Jaya Raya
menjadikan kualitas sebagai salah satu variabel yang menjadi prioritas utama,
dengan kualitas yang diberikan diharapkan konsumen merasa puas dan loyal
30

akan produk. Kopi premium diperoleh dari bahan baku berkualitas serta cara
pengolahan yang modern.
a. Bahan baku
Bahan baku merupakan input terpenting dalam suatu usaha. Kegiatan
operasional usaha akan terhambat bahkan dapat terhenti bila bahan baku
tidak ada. Oleh karena itu bahan baku sangat mempengaruhi proses
produksi serta kualitas suatu produk. Bahan baku yang digunakan Dr.
Coffee Jaya Raya adalah bahan baku berkualitas. Salah satu cara
mempertahankan kualitas produk adalah dengan penetapan standar bahan
baku. Dr. Coffee Jaya Raya menetapkan standar bahan baku diantaranya,
menggunakan biji kopi petik merah grade 1, kadar air maksimal 12%,
dan nilai cacat biji kopi maksimal 1.
b. Pengolahan
Selain bahan baku, proses pengolahan juga dapat mempengaruhi kualitas
produk. Pengolahan bahan baku berupa biji kopi dilakukan oleh petani
mitra, pengolahan terdiri dari pengolahan kering (dry washed) dan
pengolahan basah (full washed). Kemudian biji kopi tersebut di olah
menjadi kopi sangrai maupun kopi bubuk melalui beberapa tahapan,
yaitu penyangraian (roasting) dan penggilingan (grinding). Penyangraian
menggunakan mesin yang dapat membuat kopi matang secara merata dan
sempurna. Selanjutnya biji yang telah disangrai (roasted coffee) di giling
sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Kuantitas
Kuantitas/jumlah kopi yang didistribusikan oleh Dr. Coffee Jaya Raya
dapat berubah setiap waktu. Hal tersebut disesuaikan dengan jumlah
permintaan yang ada. Pada awal pendirian cafe, Dr. Coffee Jaya Raya
menawarkan 18 variasi jenis kopi, namun setiap akhir tahun pemilik usaha
mengevaluasi jumlah permintaan setiap variasi jenis kopi yang ditawarkan.
Sehingga pada tahun 2016 ini, Dr. Coffee Jaya Raya hanya menawarkan 14
jenis kopi. Selain jumlah permintaan, penetapan kuantitas setiap jenis kopi
juga berdasarkan jumlah ketersediaan bahan baku yakni biji kopi. Kedua
indikator tersebut dijadikan acuan bagi Dr. Coffee Jaya Raya dalam
produksi single origin coffee.
Saat ini, Dr. Coffee Jaya Raya menghasilkan kopi luwak 20 kg/bulan
dengan target penjualan sekitar 10 kg/bulan, namun realisasi penjualan baru
sekitar 5-8 kg/bulan. Sedangkan produksi kopi robusta sebanyak 50-80
kg/bulan dengan realisasi penjualan sebesar 30 kg/bulan.

3. Bentuk Olahan
Kopi kualitas premium yang ditawarkan Dr. Coffee Jaya Raya terdiri dari
tiga bentuk, yakni kopi sangrai (roasted bean coffee), kopi bubuk, dan kopi
seduh. Kopi sangrai (roasted bean coffee) umumnya untuk memenuhi
demand konsumen luar negeri dan cafe/coffee shop. Sedangkan kopi bubuk
untuk konsumen akhir dan distributor. Bentuk lainnya, yakni kopi seduh
adalah kopi yang ditawarkan langsung kepada konsumen Dr. Coffee cafe.
Di zaman sekarang ini kopi seduh sedang populer, trend minum kopi seduh
saat ini terus meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh semakin
31

berkembangnya cara penyajian kopi, yang awalnya kopi hanya disajikan


secara tubruk, kini sudah semakin banyak cara penyajian kopi. Dr. Coffee
cafe sendiri menyediakan enam cara penyajian kopi seduh, keenam cara
penyajian adalah sebagai berikut :
1. Tubruk
Kopi tubruk adalah jenis penyajian kopi khas Indonesia. Dibuat dengan
sangat sederhana yaitu dengan menubrukan kopi, air dan gula secara
bersamaan. Rasa manis dan pahit melebur menjadi satu kehangatan.
2. Vietnam Drip
Vietnam sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, juga
punya seni sendiri dalam meracik kopi. Alat penyeduh kopi ini
memproses bubuk kopi dengan cara teknik tekan dan tetes. Aroma kopi
akan tercium saat menanti tiap tetesannya.
3. V60 Dripper
V60 Dripper merupakan salah satu dripper kopi paling popular sekaligus
favorit para pencinta kopi. Dengan bentuk kerucut yang di desain khusus
untuk menghasilkan racikan kopi dengan rasa utuh dan menyeluruh.
4. French Press
French Press merupakan cara menyeduh kopi yang banyak disukai oleh
para penikmat kopi. French press menghasilkan kopi yang kental dengan
rasa yang kuat dan berani.
5. Rok Presso
Dengan menghasilkan tekanan hingga 10 bar, Rok presso menghasilkan
secangkir kopi dengan kualitas sempurna.

4. Variasi Jenis
Bila dilihat dari keragaman produk, Dr. Coffee Jaya Raya
menawarkan beragam variasi jenis single origin coffee. Kopi tersebut
diperoleh dari daerah penghasil kopi di pulau Sumatera, khususnya Provinsi
Lampung dan juga provinsi lainnya. Variasi jenis kopi dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10 Variasi Jenis Single origin coffee

Jenis Robusta Jenis Arabica


1. Fajar Bulan 10. Curup
2. Sumberjaya 11. Toraja
3. Liwa 12. Aceh Gayo
4. Ulu Belu 13. Mandhaeling
5. Mekarsari Organik 14. Luwak liar
6. Air hitam organic
7. Sekincau
8. Bengkulu
9. Luwak liar
Kopi luwak yang ditawarkan oleh Dr.Coffee Jaya Raya adalah kopi
luwak yang berasal dari kopi Robusta dan kopi Arabica. Kedua kopi
tersebut difermentasikan oleh binatang luwak. Sehingga diperoleh kopi
luwak robusta dan kopi luwak Arabica.
32

Harga
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa. Umumnya suatu usaha tidak hanya
menetapkan satu harga tunggal, tetapi berupa struktur penetapan harga (pricing
structure) yang mencakup item-item yang berbeda di setiap lini produk. Harga
yang ditetapkan juga berubah dari waktu ke waktu seiring dengan siklus hidup
produk (Subagyo, 2010). Begitu juga dengan Dr. Coffee Jaya Raya, penetapan
harga yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Perubahan tersebut sesuai dengan kondisi keuangan dan perkembangan
usaha. Pada awal usaha, sistem harga yang ditetapkan berdasarkan bahan baku
dan profit yang diinginkan saja. Namun dengan berkembangnya usaha sistem
harga tidak lagi hanya mempertimbangkan bahan baku dan profit, akan tetapi
perlu juga mempertimbangkan biaya operasional usaha. Karena harga
menciptakan pendapatan maka penting dalam bisnis untuk menetapkan harga
dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal Dr. Coffee Jaya
Raya maka diperoleh hasil penetapan sub bauran harga sebagai berikut :
1. Variasi Jenis
Penetapan harga single origin coffee berdasarkan jenis kopi yakni kopi
Robusta, Arabica dan Luwak. Saat ini harga kopi luwak merupakan harga kopi
termahal di indonesia dan dunia. Selanjutnya kopi Arabica memiliki harga
yang lebih tinggi dibanding kopi Robusta.

2. Berat Bersih Kopi


Penetapan harga Single origin coffee dibedakan berdasarkan ukuran/berat
bersih kopi. Ukuran single origin coffee yang ditawarkan Dr. Coffee Jaya Raya
untuk kopi sangrai dan kopi bubuk adalah ukuran 100 gr, 200 gr, dan 1 kg.
Selain itu, Dr. Coffee jaya raya juga penah menyediakan ukuran mug dan jar
untuk memenuhi keinginan custom dari konsumen. Berat bersih kopi
berhubungan dengan packaging, untuk ukuran 100 gr di packaging dengan
menggunakan alumunium foil lokal buatan indonesia, namun untuk ukuran 200
gr dan 1 kg menggunakan alumunium foil impor yang harganya lebih mahal.
Karena itu, ukuran dan kemasan berpengaruh dalam penetuan harga jual single
origin coffee.

3. Biaya Operasional
Penetapan harga untuk setiap produk single origin coffee berdasarkan metode
cost-plus, dimana keseluruhan biaya operasional yang terdiri dari biaya
produksi, biaya packaging, dan biaya promosi ditambah dengan margin yang
diinginkan sehingga diperoleh harga jual. Profit yang ditambahkan oleh Dr.
Coffee Jaya Raya sekitar 60-80% dari HPP. Mark up tersebut ditambahkan
pada harga jual dengan tujuan untuk memperoleh profit dan sebagai salah satu
upaya dalam mengatasi risiko harga bahan baku yang tidak stabil serta untuk
menutupi biaya investasi cafe. Karena Dr. Coffee Jaya Raya tidak
memperhitungkan biaya investasi secara detail.
4. Diskriminasi Harga
Dr. Coffee Jaya Raya menetapkan diskriminasi harga antara distributor dan
konsumen akhir. Harga untuk distributor lebih rendah dibanding harga
33

ditingkat konsumen akhir, hal tersebut dikarenakan pihak distributor perlu


memperoleh keuntungan atas penjualan yang dilakukan. Harga yang berlaku di
tingkat distributor dan konsumen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Harga single origin coffee di tingkat distributor dan konsumen

No Tingkat Jenis Kopi Harga


Kopi Robusta Rp 15.000/100 gr
Kopi Arabica Rp 18.000/100 gr
1 Distributor dan UKM Mart
Kopi Luwak Robusta Rp 70.000/100 gr
Kopi Luwak Arabica Rp 80.000/100 gr
Kopi Robusta Rp 20.000/100 gr
Kopi Arabica Rp 25.000/100 gr
2 Konsumen akhir
Kopi Luwak Robusta Rp 100.000/100 gr
Kopi Luwak Arabica Rp 120.000/100 gr

Distribusi
Mengacu pada Rahartanti (2009), strategi distribusi merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan hasil penjualan karena saluran distribusi
merupakan jalur yang menyampaikan suatu produk sampai kepada konsumen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal Dr. Coffee Jaya Raya maka
diperoleh hasil penetapan sub bauran distribusi yang terdiri dari :
1. Saluran Pemasaran
Terdapat sejumlah saluran pemasaran yang dapat diterapkan oleh produsen
agar produk diterima oleh konsumen. Namun secara umum dibagi menjadi dua,
yakni saluran pemasaran secara langsung dan tidak langsung. Menurut Paul
dan Louise (2006), saluran pemasaran langsung merupakan jalur pemasaran
yang paling sederhana dan langsung antara produsen dengan konsumen.
Metode ini dapat menghindarkan konflik diantara produsen dan penjual grosir
atau antara penjual grosir dengan penjual eceran. Sedangkan pemasaran tidak
langsung merupakan jalur pemasaran yang membutuhkan perantara antara
produsen dan konsumen. Pemasaran produk single origin coffee oleh Dr.
Coffee Jaya Raya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran
langsung dilakukan melalui café, telepon, email dan media sosial, sehingga
konsumen kopi bubuk (roast and ground) maupun konsumen kopi seduh dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi kopi dengan mudah. Sedangkan pemasaran
tidak langsung yakni melalui distributor yang tersebar di Bandar Lampung,
Jakarta, Bandung, dan China. Tidak hanya melalui ditributor, pemasaran tidak
langsung single origin coffee juga melalui gerai UKM Mart. Aliran distribusi
tersaji pada Gambar 6.
34

Dr. Coffee Jaya


Raya

Distributor Gerai UKM


Mart

Konsumen Akhir

Gambar 6 Aliran Distribusi Single Origin Coffee

2. Keterjangkauan tempat penjualan


Dr. Coffee Jaya Raya berusaha untuk menempatkan produk di tempat yang
dekat dengan konsumen. Dr. Coffee Jaya Raya juga memberikan kemudahan
dalam mengakses tempat penjualan, karena letak Dr. Coffee Cafe cukup
strategis sehingga produk dapat dijangkau dengan mudah oleh konsumen.
Selain di Dr. Coffee Cafe, single origin juga dapat diperoleh melalui Rumah
Kopi Lampung yang telah membuka gerai UKM Mart. Gerai ini menjadi
tempat para anggota industri kopi bubuk lampung memajang dan memasarkan
produknya, termasuk juga single origin coffee yang di produksi Dr. Coffee
Jaya Raya.

3. Persediaan
Dr. Coffee Jaya Raya selalu memperhatikan persediaan produk di cafe,
sehingga dapat memenuhi permintaan yang ada baik itu roasted coffee maupun
grinding coffee. Oleh sebab itu, setiap dua hingga tiga minggu Dr.Coffee Jaya
Raya selalu melakukan penyangraian biji kopi, kemudian di packaging dengan
alumunium foil. Kemudian proses penggilingan dilakukan sesuai dengan
permintaan konsumen. Umumnya penggilingan baru dilakukan ketika
konsumen membeli, sehingga kopi bubuk yang dihasilkan masih fresh dan
memiliki aroma yang kuat. Ketersediaan produk penting untuk diperhatikan
karena berhubungan langsung dengan kontinuitas produk. (Rahartanti 2009)
ketersediaan produk dapat membentuk kepuasan konsumen, karena konsumen
selalu mendapat apa yang mereka inginkan.

Promosi
Promosi adalah suatu cara dan upaya agar produk maupun jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan dapat dikenal oleh konsumen. Menurut Subagyo
(2010) promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk
menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran.
Promosi yang sudah dilakukan oleh Dr. Coffee Jaya Raya dirasa sudah cukup
efisien meskipun dengan dana yang terbatas. Dana yang digunakan untuk promosi
produk single origin coffee dan cafe setiap bulannya sekitar Rp 1 000 000, namun
ketika profit yang didapat rendah, pemilik hanya membatasi dana promosi sekitar
Rp 200 000/bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal Dr. Coffee
35

Jaya Raya maka diperoleh hasil penetapan sub bauran promosi seperti event,
pemasaran langsung, media sosial dan media massa.

1. Event/Humas
Salah satu promosi yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya adalah mengadakan
event untuk membangun hubungan dengan masyarakat. Hal tersebut dilakukan
untuk meningkatkan citra produk kepada konsumen. Bazar dan Pameran
merupakan kegiatan rutin yang diikuti Dr. Coffee Jaya Raya, bazar dan pameran
menjadi kegiatan promosi yang membuat pemasaran single origin coffee meluas,
karena bazar dan pameran yang diikuti tidak hanya skala lokal, melainkan
nasional bahkan internasional. Kegiatan bazar dan pameran skala lokal yang
diikuti meliputi Lampung fair, Bandar Lampung fair dan di Universitas Lampung.
Selain itu Dr. Coffee Jaya Raya juga pernah mengikuti bazar dan pameran di
beberapa kota seperti Jakarta, Solo, Medan, Banjarmasin dan Surabaya. Bahkan
pernah mengikuti pameran skala internasional di Hongkong. Dalam membangun
hubungan baik dengan masyarakat, Dr. Coffee Jaya Raya juga menjadi education
centre sebagai wadah untuk memberikan edukasi dan sharing terkait kopi kepada
masyarakat luas. Pemilik Dr. Coffee Jaya Raya memiliki banyak pengalaman dan
ilmu mengenai kopi, sehingga banyak orang asing, mahasiswa dan dosen yang
belajar tentang kopi dengan beliau. Pemilik Dr. Coffee Jaya Raya juga sering di
undang menjadi narasumber dalam acara kewirausahaan. Tak hanya itu, Dr.
Coffee juga pernah memberikan sponsor dalam kegiatan mahasiswa Universitas
Lampung. Bentuk promosi lainnya adalah dengan memberikan sampel gratis pada
waktu tertentu.

2. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya dengan memasarkan single
origin coffee melalui Dr. Coffee cafe. Pemasaran langsung merupakan salah satu
bentuk promosi yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya. Pemasaran langsung
bertujuan untuk memfasilitasi konsumen. Konsumen diberikan kesempatan untuk
konsultasi mengenai kopi yang ingin dibeli. Melalui pemasaran langsung Dr.
Coffee Jaya Raya dapat menginformasikan spesifikasi dari beragam variasi jenis
single origin coffee. Dr. Coffee cafe juga melakukan demo penyeduhan kopi
sebagai salah satu bentuk promosi. Selain itu Dr. Coffee Jaya Raya melakukan
pemasaran langsung melalui telepon dan email.

3. Media Sosial
Salah satu bentuk promosi yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya dalam
memperkenalkan produknya adalah melalui media sosial. Media sosial digunakan
pemilik Dr. Coffee Jaya Raya untuk memperkenalkan cafe dan juga
menginformasikan mengenai variasi jenis kopi yang ditawarkan oleh Dr. Coffee
Jaya Raya. Media sosial yang digunakan meliputi Facebook, Instagram dan
Youtube. Namun, promosi melalui ketiga media sosial ini dinilai belum efektif
oleh pemilik usaha, menurut beliau hal tersebut disebabkan karena keterbatasan
sumber daya manusia. Ketiga media sosial tersebut masih dikelola langsung oleh
pemilik, sehingga tidak terdapat sumber daya manusia yang fokus untuk
melakukan promosi melalui media sosial. Fanpage facebook Dr. Coffee Jaya
Raya adalah Dr. Coffee Lampung Indonesia dan nama akun instagram yang
36

dimilki adalah Dr. Coffee_Cafe. Untuk mendukung pemasaran melalui media


sosial, Dr. Coffee Jaya juga melakukan kegiatan endorsement dengan bule-bule
dan selebgram lampung.
Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran

Menurut Supranto dan Nandan (2011), Perilaku konsumen merupakan dasar


perumusan strategi pemasaran. Penilaian konsumen berupa reaksi terhadap
strategi pemasaran dapat menentukan sukses atau gagalnya suatu organisasi/usaha
di dalam upaya agar konsumen bersedia membeli barang yang ditawarkan. Selain
itu, konsumen adalah pihak yang dapat menilai keberhasilan suatu organisasi
usaha dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Oleh karena itu,
penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran produk single origin coffee
menitikberatkan pada keinginan dan kepuasan konsumen, sehingga diperoleh
adanya suatu masukan dari konsumen terhadap strategi pemasaran yang sebaiknya
dilakukan oleh manajemen Dr. Coffee Jaya Raya. Penilaian konsumen dilakukan
dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada 30 konsumen yang
memiliki karakteristik beragam. Karakteristik konsumen dapat dilihat dari jenis
kelamin, usia, pekerjaan, domisili, dan pendapatan per bulan. Metode
pengambilan sampel dari pihak konsumen dilakukan dengan metode convenience
sampling. Hasil karakteristik responden single origin coffee dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12 Karakteristik responden single origin coffee

Karakteristik Persentase Total


Kriteria Jumlah
Responden (%) (%)
Bandar Lampung 27 90
Domisili 100
Luar Bandar Lampung 3 10
Pria 19 63.33
Jenis Kelamin 100
Wanita 11 36.67
< 20 12 40
Usia 21-25 6 20 100
>25 12 40
Mahasiswa/Pelajar 14 46.67
Dosen 3 10
Pekerjaan Pegawai Swasta 4 13.33 100
Wiraswasta 6 20
Lainnya 3 10
8 26.67
< Rp. 1.000.000
13 43.33
Pendapatan/ Rp. 1.000.000-Rp. 2.499.999
5 16.67 100
Bulan Rp. 2.500.000-Rp 4.999.999
4 13.33
>5.000.000
0 0
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa konsumen yang membeli single
origin coffee di Dr. Coffee Jaya Raya mayoritas adalah masyarakat yang
berdomisili di wilayah bandar lampung dengan persentase 90 persen dan
masyarakat luar bandar lampung sebesar 10 persen, responden dari luar bandar
lampung tersebut berasal dari Jakarta, Bandung dan China. Berdasarkan jenis
kelamin, mayoritas responden ialah konsumen berjenis kelamin pria dengan
37

persentase 63.33 persen dan wanita sebesar 36.67 persen, hal ini menunjukkan
bahwa pria cenderung memiliki ketertarikan dan kencintaan terhadap kopi, namun
dengan adanya diversifikasi produk kopi tidak menutup kemungkinan wanita juga
mulai mengkonsumsi kopi. Selanjutnya, sebesar 40 persen responden berumur
kurang dari sama dengan dua puluh tahun, 20 persen responden berumur 21-25
tahun, dan 40 persen responden berumur lebih dari dua puluh lima tahun.
Kemudian dilihat dari pekerjaan, sebesar 46.67 persen responden adalah
pelajar/mahasiswa, selebihnya berprofesi sebagai dosen sebesar 10 persen,
pegawai swasta maupun wiraswasta masing-masing sebesar 13.33 persen dan 20
persen serta diluar profesi tersebut sebesar 10 persen. Pada distribusi pendapatan,
sebagian besar responden tergolong memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000
hingga Rp 2.499.999.

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Produk


Penilaian Konsumen terhadap produk penting dilakukan untuk melihat
sejauh mana kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dapat terpenuhi
oleh Dr. Coffee Jaya Raya. Penilaian akan produk berkaitan dengan kualitas,
varian rasa, dan bentuk olahan yang ditawarkan. Hasil penilaian dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13 Penilaian konsumen terhadap bauran produk

Penilaian
Kriteria Jumlah Persentase Total
Konsumen
Kualitas Sangat setuju 8 26.67
terjamin Setuju 17 56.67
Cukup setuju 5 16.67 123
Tidak setuju 0 0.00
Sangat tidak setuju 0 0.00
Varian rasa Sangat setuju 4 13.33
sesuai dengan Setuju 15 50
keinginan Cukup setuju 9 30 111
Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 0 0.00
Tersedia Sangat setuju 5 16.67
dalam Setuju 18 60
beragam Cukup setuju 5 16.67 116
bentuk Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 0 0.00

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa sebanyak 56.57 persen konsumen


setuju menyatakan bahwa produk single origin coffee yang ditawarkan memiliki
kualitas yang terjamin. Penilaian terhadap kualitas produk dilihat dari kesegaran
aroma dan rasa kopi yang khas. Konsumen menilai single origin coffee yang
ditawarkan memiliki aroma kopi yang harum, hal tersebut dikarenakan kopi yang
ditawarkan merupakan kopi fresh yang baru digiling ketika konsumen membeli.
Selain itu single origin coffee memiliki rasa yang enak, karena dihasilkan dari biji
kopi pilihan. Konsumen yang menilai kualitas produk terjamin umumnya adalah
konsumen setia Dr. Coffee Jaya Raya yang tergolong pencinta kopi. Sedangkan
38

16.67 persen menyatakan cukup setuju dengan keterjaminan kualitas single origin
coffee. Total nilai untuk kualitas terjamin sebesar 123 yang artinya strategi
tersebut efektif terhadap penilaian konsumen.
Selanjutnya terkait dengan variasi jenis sebanyak 13.33 persen konsumen
sangat setuju dan sebesar 50 persen responden menilai setuju bahwa variasi jenis
kopi yang ditawarkan sesuai dengan keinginan, 30 persen menyatakan cukup
setuju dan 16.67 persen menyatakan tidak setuju. Sehingga diperoleh total nilai
sebesar 111 yang artinya strategi tersebut efektif terhadap penilaian konsumen.
Penilaian berikutnya mengenai ketersediaan produk dalam beragam bentuk,
sebesar 16.67 persen responden menyatakan sangat setuju, 60 persen menyatakan
setuju, 16.67 persen menyatakan cukup setuju dan sisanya sebesar 6.67 persen
menyatakan tidak setuju. Kemudian diperoleh total nilai sebesar 116 yang artinya
strategi tersebut efektif terhadap penilaian konsumen.
Tabel 14 Alasan pembelian single origin coffee di Dr.Coffee Jaya Raya

Persentase
Keterangan Kriteria Jumlah Total (%)
(%)
Alasan Kualitas kopi 12 40
Pembelian Kopi Harga terjangkau 10 33.33
100
Ketersediaan 5 16.67
Promosi menarik 3 10

Dilihat dari tabel 14, diketahui bahwa sebagian besar alasan utama
pembelian single origin coffee adalah karena kualitas kopi sebesar 40 persen.
Konsumen merasa kualitas kopi yang ditawarkan memang benar kualitas premium.
Selain kualitas kopi, alasan selanjutnya adalah harga produk yang terjangkau
sebesar 33.33 persen. Menurut konsumen, bila dibandingkan dengan produk
sejenis lainnya harga single origin yang ditawarkan Dr. Coffee Jaya Raya lebih
terjangkau. Kemudian, alasan lainnya yakni ketersediaan produk sebesar 16.67
persen dan promosi yang menarik sebesar 10 persen.
Tabel 15 Tujuan pembelian single origin coffee di Dr.Coffee Jaya Raya

Persentase Total
Keterangan Kriteria Jumlah
(%) (%)
Tujuan Kebiasaan/hobi 14 46.67
Pembelian Kopi Mencoba 11 36.67
100
Dijual kembali 5 16.67
Memenuhi kebutuhan cafe 0 0.00

Sebanyak 46.67 persen konsumen menyatakan tujuan pembelian single


origin coffee di Dr. Coffee Jaya Raya adalah karena kebiasaan atau hobi,
konsumen dengan tujuan tersebut merupakan para pencinta kopi yang sudah
menjadi pelanggan setia Dr.Coffee Jaya Raya. Tujuan selanjutnya adalah untuk
mencoba produk sebesar 36.67 persen, kebanyakan dari mereka adalah konsumen
baru yang ingin mengetahui cita rasa beragam single origin yang ditawarkan oleh
Dr. Coffee Jaya Raya. Tak hanya itu, sebesar 16.67 persen responden menyatakan
bahwa tujuan pembelian single origin coffee adalah untuk dijual kembali.
39

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga


Keterjangkauan harga dan kesesuaian harga dengan cita rasa serta kualitas
menjadi aspek penilaian terhadap bauran harga. Berikut penilaian konsumen
terhadap bauran harga dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga

Penilaian Total
Kriteria Jumlah Persentase
Konsumen Nilai
Harga Sangat setuju 6 20
terjangkau Setuju 17 56.67
Cukup setuju 7 23.33 119
Tidak setuju 0 0.00
Sangat tidak setuju 0 0.00
Harga sesuai Sangat setuju 5 16.67
dengan cita Setuju 18 60
rasa Cukup setuju 7 23.33 118
Tidak setuju 0 0.00
Sangat tidak setuju 0 0.00
Harga sesuai Sangat setuju 10 33.33
dengan Setuju 15 50
kualitas Cukup setuju 5 16.67 125
Tidak setuju 0 0.00
Sangat tidak setuju 0 0.00

Berdasarkan penilaian konsumen, sebanyak 20 persen menyatakan sangat


setuju bahwa harga kopi yang ditawarkan terjangkau, dan sebanyak 56.57 persen
menyatakan setuju. Pembeli dengan pendapatan tinggi cenderung tidak
mempermasalahkan harga, terlebih bila konsumen adalah seorang pencinta kopi
yang sangat memperhatikan kualitas kopi. Selanjutnya sebesar 23.33 persen
menyatakan cukup setuju dengan harga terjangkau. Sehingga diperoleh total nilai
sebesar 119 yang artinya strategi tersebut telah efektif.
Penilaian selanjutnya terkait kesesuaian harga dengan cita rasa, sebanyak
16.67 persen menyatakan sangat setuju bahwa harga yang ditetapkan sesuai
dengan cita rasa. Kemudian sebanyak 60 persen responden menyatakan setuju,
serta sebanyak 23.33 persen menyatakan cukup setuju. Sehingga diperoleh total
nilai sebesar 118 yang artinya strategi tersebut telah efektif.
Kesesuaian harga dengan kualitas menjadi penilaian terakhir. Sebanyak 50
persen responden menyatakan setuju bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas. Kemudian sebanyak 33.33 persen menyatakan sangat setuju. Selanjutnya
sebanyak 16.67 persen menyatakan cukup setuju. Sehingga diperoleh total nilai
sebesar 125 yang artinya strategi tersebut telah efektif.
40

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi


Bauran distribusi pada usaha Dr. Coffee Jaya Raya ialah tempat dimana cafe
berada, karena cafe menjadi tempat konsumen memperoleh produk dan pelayanan
secara langsung. Aspek bauran distribusi yang dinilai oleh konsumen pada
penelitian ini berupa lokasi cafe, kemudahan memperoleh produk dan
ketersediaan produk. Sebanyak 36.67 persen konsumen menilai setuju dengan
lokasi cafe strategis, 26.67 persen konsumen menilai lokasi cafe sangat strategis,
26.67 persen konsumen menilai lokasi cafe cukup strategis dan sisanya sebesar 10
persen menyatakan tidak strategis. Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh nilai
total sebesar 114. Nilai tersebut menujukkan bahwa bauran distribusi berupa
lokasi cafe sudah efektif dapat dijangkau oleh konsumen. Penilaian konsumen
terhadap bauran distribusi dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi

Penilaian
Kriteria Jumlah Persentase Total
Konsumen
Lokasi Cafe Sangat setuju 8 26.67
Strategis Setuju 11 36.67
Cukup setuju 8 26.67
Tidak setuju 3 10
114
Sangat tidak setuju 0 0.00
Cafe Sangat setuju 6 20
mempermudah Setuju 16 53.33
memperoleh Cukup setuju 6 20 116
produk Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 0 0.00
Produk selalu Sangat setuju 5 16.67
tersedia Setuju 13 43.33
Cukup setuju 10 33.33 111
Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 0 0.00

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi


Penilaian terakhir yang dilakukan adalah penilaian terkait bauran promosi.
Hal yang dinilai adalah mengenai kegiatan promosi yang telah dilakukan Dr.
Coffee Jaya Raya. Sebanyak 50 persen responden setuju dengan bazar dan
seminar yang diikuti Dr. Coffee Jaya Raya mengedukasi. Dengan total nilai yang
diperoleh sebesar 110 yang artinya strategi tersebut efektif terhadap penilaian
konsumen. Selanjutnya penilaain responden terkait media sosial, sebanyak 50
persen responden setuju bahwa media sosial mempermudah mendapat informasi.
Dengan total nilai yang diperoleh sebesar 115 yang artinya strategi tersebut efektif
terhadap penilaian konsumen. Penilaian terakhir terkait dengan promosi melalui
cafe, sebanyak 43.37 persen reponden menilai bahwa promosi melalui cafe efisien.
Hasil penilaian konsumen terhadap bauran promosi dapat dilihat pada Tabel 18.
41

Tabel 18 Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi

Penilaian
Kriteria Jumlah Persentase Total
Konsumen
Bazar menarik dan Sangat setuju 4 13.33
mengedukasi Setuju 15 50
Cukup setuju 8 26.67 110
Tidak setuju 3 10
Sangat tidak setuju 0 0.00
Medsos Sangat setuju 6 20
mempermudah Setuju 15 50
mendapat Cukup setuju 7 23.33 115
informasi Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 0 0.00
Promosi melalui Sangat setuju 8 26.67
cafe efisien Setuju 13 43.33
Cukup setuju 6 20 115
Tidak setuju 2 6.67
Sangat tidak setuju 1 3.33

Hasil Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Single Origin Coffee

Berdasarkan penilaian konsumen terhadap strategi pemasaran yang


diterapkan Dr. Coffee Jaya Raya maka didapatkan hasil evaluasi strategi bauran
pemasaran single origin coffee. Hasil evaluasi tersebut diperoleh dari hasil
tabulasi perkalian antara bobot kriteria dengan jumlah responden. Dengan rentang
skala yang ditetapkan berdasarkan skala likert adalah sebesar 24, sehingga
diperoleh selang sangat efektif berada diantara 126-150, efektif pada rentang 101-
125, cukup efektif pada rentang 76-100, tidak efektif 51-75, dan sangat tidak
efektif 26-50.
Total nilai keseluruhan yang diperoleh pada evaluasi bauran pemasaran
produk single origin coffee berada pada rentang 101-125. Berdasarkan total nilai
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bauran pemasaran yang
dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya telah efektif. Dengan begitu Dr. Coffee Jaya Raya
perlu mempertahankan bauran pemasaran yang telah ditetapkan untuk menjaga
kepuasan konsumen, dan juga melakukan perbaikan agar semua variabel bauran
pemasaran tersebut menjadi sangat efektif.
Penilaian konsumen mengenai persepsi konsumen terhadap atribut bauran
pemasaran dapat menjadi masukan dalam pembentukan dan penentuan alternatif
strategi pemasaran yang tepat bagi Dr. Coffee Jaya Raya di masa yang akan
datang. Hasil evaluasi strategi pemasaran keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 19.
42

Tabel 19 Hasil Evaluasi Bauran Pemasaran di Dr.Coffee Jaya Raya

No Strategi bauran pemasaran Total Nilai Keterangan


Strategi Bauran Produk
 Kualitas terjamin 123 Efektif
1
 Variasi rasa 111 Efektif
 Ragam Bentuk Olahan 116 Efektif
Strategi Bauran Harga
 Harga terjangkau 119 Efektif
2
 Keseuaian harga dan rasa 118 Efektif
 Keseuaian harga dan kualitas 125 Efektif
Strategi Bauran Distribusi
 Lokasi cafe strategis 114 Efektif
3  Kemudahan memperoleh 116 Efektif
produk melalui cafe
 Persediaan 111 Efektif
Strategi Bauran Promosi
 Bazar menarik dan 110 Efektif
mengedukasi
4
 Medsos mempermudah 115 Efektif
mendapat informasi
 Promosi melalui cafe efisien 115 Efektif

Analisis Prioritas Bauran Pemasaran

Analisis prioritas bauran pemasaran dilakukan dengan pengolahan


horizontal dan pengolahan vertikal. Analisis pengolahan horizontal terdiri dari
tiga bagian yaitu pengolahan tingkat dua, tingkat tiga dan tingkat empat.
Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap
tingkat elemen yang berada pada satu tingkat diatas elemen tersebut. Sedangkan
pengolahan vertikal terdiri dari dua bagian yaitu pengolahan tingkat tiga dan
tingkat empat. Pengolahan vertikal bertujuan untuk mengetahui prioritas
keseluruhan dari setiap elemen terhadap fokus utama hirarki.

Prioritas Tujuan Pemasaran Single Origin coffee


Penetapan prioritas tujuan pemasaran single origin coffee merupakan
pengolahan horizontal tingkat dua yang dilakukan untuk mengetahui prioritas
elemen tujuan pemasaran terhadap fokus utama. Hasil pengolahan horizontal
tingkat dua dapat dilihat pada Tabel 20.
43

Tabel 20 Bobot dan prioritas tujuan pemasaran single origin coffee

Tujuan Bobot Prioritas RI


Memperoleh profit 0.537 1 0.025
Membantu petani mitra 0.099 4
Mengedukasi 0.259 2
Memperkenalkan kopi lampung 0.106 3

Berdasarkan tabel diatas, tujuan yang menjadi pioritas pertama pada


kegiatan pemasaran produk single origin coffee adalah memperoleh profit dengan
bobot sebesar 0.537. Memperoleh profit umumnya merupakan tujuan utama dari
suatu usaha, begitu juga dengan Dr. Coffee Jaya Raya. Pemasaran kopi di Dr.
Coffee Jaya Raya berawal dari keinginan pemilik untuk memanfaatkan dan
mengolah biji kopi petik merah yang merupakan komoditas lokal unggulan
provinsi lampung. Pemberian nilai tambah berupa pengolahan biji kopi petik
merah menjadi kopi olahan diharapkan akan meningkatkan harga jual sehingga
diperoleh profit yang lebih tinggi.
Pada prioritas kedua terdapat tujuan mengedukasi dengan bobot sebesar
0.259. Mengedukasi dalam hal ini adalah memberikan pengetahuan akan kualitas
kopi, karena mayoritas masyarakat Indonesia tidak mengetahui dengan benar
mengenai kualitas kopi. Tak banyak masyarakat yang paham akan kualitas kopi,
oleh sebab itu salah satu tujuan pemasaran produk single origin coffee yang
dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya adalah memberikan pengetahuan kepada
masyarakat mengenai produknya yakni premium coffee yang kualitasnya berbeda
dengan kopi pasar.
Tujuan ketiga adalah memperkenalkan kopi lampung dengan bobot sebesar
0.106. Menurut pemilik Dr. Coffee Jaya Raya, kopi robusta lampung sangat
melimpah namun kopi lampung hanya dikenal sebagai kopi kualitas asalan. oleh
karena itu, Dr. Coffee Jaya Raya ingin mengubah pandangan tersebut. Tak hanya
memproduksi kopi asalan, industri pengolahan kopi di Provinsi Lampung juga
memproduksi kopi premium dari biji kopi petik merah.
Selanjutnya, tujuan membantu petani mitra menjadi prioritas keempat
dengan bobot sebesar 0.099. Membantu petani mitra menjadi prioritas terakhir
dalam pemasaran produk single origin coffee hal ini dikarenakan dengan
tercapainya tujuan memperoleh profit, mengedukasi dan memperkenalkan kopi
lampung akan memberikan dampak langsung pada tercapainya tujuan membantu
petani mitra. Hasil perhitungan prioritas tujuan pemasaran single origin coffee
menghasilkan nilai CR sebesar 0.025, artinya sudah memenuhi persyaratan rasio
konsistensi dibawah 10 persen.
44

Prioritas Bauran Pemasaran berdasarkan tujuan pemasaran


Penetapan prioritas bauran pemasaran single origin coffee merupakan
pengolahan horizontal tingkat tiga yang dilakukan untuk mengetahui prioritas
elemen bauran pemasaran terhadap tujuan pemasaran. Hasil pengolahan
horizontal tingkat tiga dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Bobot dan prioritas bauran berdasarkan masing-masing tujuan


pemasaran

Bauran Pemasaran
Tujuan RI
Produk Harga Promosi Distribusi
Memperoleh profit 0.358 0.066 0.440 0.136 0.084
Membantu petani mitra 0.061 0.268 0.546 0.125 0.056
Mengedukasi 0.297 0.074 0.475 0.154 0.095
Memperkenalkan kopi 0.286 0.058 0.515 0.145 0.052
lampung

Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga menunjukan bahwa bauran promosi


merupakan bauran yang dianggap paling berpengaruh terhadap keempat tujuan
pemasaran yang ingin dicapai oleh Dr. Coffee Jaya Raya. Bobot bauran promosi
menjadi prioritas pertama untuk keempat tujuan pemasaran. Owner Dr. Coffee
Jaya Raya menilai bahwa promosi sangat mempengaruhi pemasaran suatu produk,
karena itu strategi promosi menjadi prioritas pada keempat tujuan pemasaran.
Menurut owner Dr. Coffee Jaya Raya produk yang dihasilkan adalah produk
premium yang terbukti kualitasnya. Produk yang bagus tidak akan terjual jika
tidak ada pasar, sehingga perlu adanya promosi agar produk dikenal masyarakat
dan dapat diterima oleh konsumen. Promosi yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya
sudah cukup optimal, misalnya dengan memasarkan kopi secara langsung melalui
Dr. Coffee cafe dan promosi dengan mengikuti bazar, pameran dan menjadi
wadah Education center.

Prioritas Sub Bauran Pemasaran Berdasarkan Tujuan pemasaran

Penetapan prioritas sub bauran pemasaran single origin coffee merupakan


pengolahan horizontal tingkat empat yang dilakukan untuk mengetahui prioritas
elemen sub bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan pemasaran.

Tujuan memperoleh profit


Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen sub bauran pemasaran
untuk tujuan memperoleh profit dapat dilihat pada Tabel 22.
45

Tabel 22 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan memperoleh profit

Tujuan Bauran Sub Bauran RI


Memperoleh profit Produk Kualitas (0.291) 0.074
(0.291) Kuantitas (0.067)
Bentuk Olahan (0.16)
Variasi Jenis (0.491)
Harga Variasi Jenis (0.115) 0.090
(0.067) Berat bersih kopi (0.558)
Biaya Operasional (0.260)
Diskriminasi harga (0.066)
Promosi Event/Humas (0.243) 0.026
(0.491) Pemasaran Langsung
(0.390)
Media Sosial (0.056)
Media cetak (0.310)
Distribusi Saluran Pemasaran (0.074) 0.057
(0.151) Keterjangkauan Produk
(0.643)
Persediaan (0.283)

Pengolahan horizontal untuk tujuan memperoleh profit menghasilkan


prioritas bauran dengan urutan promosi, produk, distribusi dan harga. Pemasaran
langsung menjadi prioritas utama pada bauran promosi dengan bobot 0.390. Cafe
merupakan wadah Dr. Coffee Jaya Raya untuk memasarkan kopi premium yang
dihasilkan. Dengan adanya cafe pemasaran kopi premium menjadi dikenal oleh
beberapa kalangan telebih dikalangan civitas akademika Universitas Lampung.
Setelah pemasaran langsung, prioritas kedua adalah media cetak. Media cetak
juga berpengaruh pada kegiatan promosi yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya,
media cetak memberikan dampak positif pada pemasaran produk. Produk dikenal
masyarakat lokal karena tak jarang Dr. Coffee Jaya Raya dimuat maupun diliput
oleh tribun lampung. Selanjutnya, event/humas menjadi prioritas ketiga pada
bauran promosi. Untuk memperoleh profit, Dr. Coffee Jaya Raya telah melakukan
beberapa event/humas, diantaranya mengikuti bazar maupun pameran skala lokal,
nasional maupun internasional. Sedangkan media sosial menjadi prioritas keempat
pada bauran promosi. Pada bauran produk secara berurutan prioritas sub bauran
yang dihasilkan adalah variasi jenis, kualitas, bentuk olahan dan kuantitas dimana
masing-masing memiliki bobot sebesar 0.491, 0.291, 0.151, 0.067. Sedangkan
pada bauran distribusi secara berurutan prioritas sub bauran yang dihasilkan
adalah cakupan pasar, persediaan dan saluran pemasaran dimana masing-masing
memiliki bobot sebesar 0.643, 0.283 dan 0.074. Bauran yang menjadi prioritas
terakhir pada tujuan memperoleh profit adalah harga, dengan prioritas sub bauran
secara berurutan adalah berat bersih kopi, biaya operasional, variasi jenis dan
diskriminasi harga dimana masing-masing memiliki bobot sebesar 0.558, 0.260,
0.115 dan 0.066.
46

Tujuan membantu petani mitra


Hasil pengolahan horizontal tingkat empat pada tujuan membantu petani
mitra diperoleh hasil bahwa bauran pemasaran promosi menjadi prioritas pertama.
Sub bauran pemasaran langsung menjadi prioritas pertama pada bauran promosi
dengan nilai 0.501. Menurut pihak Dr. Coffee Jaya Raya, untuk dapat membantu
petani mitra maka pemasaran dan penjualan produk harus secara berkelanjutan.
Jika produk cepat terjual maka Dr. Coffee Jaya Raya akan secara berkelanjutan
memproduksi single origin coffee, hal tersebut menguntungkan para petani mitra
karena supply bahan baku diperoleh langsung dari petani mitra. Salah satu cara
yang efektif agar pemasaran single origin coffee berkelanjutan adalah dengan
promosi. Promosi dapat meningkatkan penjualan suatu produk, karena konsumen
memperoleh informasi baru terkait produk. Pemasaran langsung memberikan
pengaruh yang besar terhadap peningkatan penjualan dan perluasan pangsa pasar.
Karena tak sedikit konsumen yang datang ke cafe untuk berdiskusi, mengerjakan
tugas dan mengisi waktu luang dengan meminum kopi di Dr. Coffee cafe,
sehingga penjualan single origin coffee terbantu dengan adanya cafe. Rasio
konsistensi pada sub bauran promosi sebesar 0.075, nilai tersebut telah memenuhi
syarat konsistensi.
Bauran pemasaran harga menjadi prioritas kedua pada tujuan membantu
petani mitra. Sub bauran berat bersih kopi menjadi prioritas pertama pada bauran
harga dengan bobot sebesar 0.533. Dr. Coffee Jaya Raya menilai bahwa berat
bersih kopi memberikan pengaruh besar terhadap supply bahan baku. Karena
single origin coffee murni 100 persen kopi tanpa ada campuran bahan lain. Rasio
konsistensi sub bauran harga pada tujuan membantu petani mitra adalah 0.075
yang artinya telah memenuhi syarat konsistensi.
Bauran distribusi menjadi prioritas ketiga pada tujuan membantu petani
mitra, dimana sub bauran keterjangkauan produk menjadi prioritas utama dengan
bobot 0.633. Keterjangkauan produk dalam hal ini adalah dimana konsumen
dengan mudah memperoleh produk. Oleh sebab itu, Dr. Coffee Jaya Raya sangat
memperhatikan distribusi produk ke konsumen dengan strategi kemudahan
konsumen menjangkau produk. Cara yang dilakukan adalah dengan menambah
distributor dan mitra penjualan. Dr. Coffee Jaya Raya saat ini sedang
mengusahakan untuk menjadi franchise sehingga single origin coffee dapat
dipasarkan melalui booth kecil. Dengan begitu diharapkan konsumen lebih mudah
untuk menjangkau produk.
Prioritas terakhir pada tujuan membantu petani mitra adalah bauran produk.
Sub bauran kuantitas menjadi prioritas utama dengan bobot 0.543, sedangkan
prioritas terakhir adalah bentuk olahan dengan bobot 0.071. Dr. Coffee Jaya Raya
berpendapat bahwa jumlah kuantitas produk dapat membantu petani mitra dalam
hal supply bahan baku dibandingkan dengan bentuk olahan. Adanya bentuk
olahan yang diproduksi Dr. Coffee Jaya Raya tidak memberikan pengaruh pada
Petani mitra. Rasio konsistensi sub bauran produk pada tujuan membantu petani
mitra adalah 0.076. Seluruh bobot pada tujuan membantu petani mitra dapat
dilihat pada Tabel 23.
47

Tabel 23 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Membantu petani
mitra

Tujuan Bauran Sub Bauran RI


Membantu petani Kualitas (0.136)
mitra Produk Kuantitas (0.543)
0.076
(0.061) Bentuk Olahan (0.077)
Variasi Jenis (0.245)
Variasi Jenis (0.128)
Harga Berat bersih kopi (0.533)
0.075
(0.268) Biaya Operasional (0.273)
Diskriminasi harga (0.067)
Event/Humas (0.263)
Pemasaran Langsung
Promosi
(0.501) 0.075
(0.546)
Media Sosial (0.077)
Media massa (0.159)
Saluran Pemasaran (0.106)
Distrbusi
Keterjangkauan Produk
(0.125) 0.033
(0.633)
Persediaan (0.261)

Tujuan Mengedukasi
Hasil pengolahan horizontal tingkat empat pada tujuan mengedukasi
diperoleh hasil bahwa bauran pemasaran promosi menjadi prioritas pertama. Sub
bauran pemasaran langsung menjadi prioritas pertama pada bauran promosi
dengan nilai 0.594. Menurut Dr. Coffee Jaya Raya, masyarakat pada umumnya
tidak mengetahui kebiasaan minum kopi yang baik. Oleh karena itu, Dr. Coffee
Jaya Raya menjadikan cafe sekaligus sebagai education center. Dr. Coffee Jaya
Raya membuka konsultasi seputar kopi untuk umum, sehingga banyak para
pemula yang berkonsultasi mengenai kopi. Kegiatan edukasi bertujuan untuk
memperbaiki kebiasaan dan kebudayaan masyarakat lampung yang selama ini
menginginkan kopi yang murah dengan kuantitas yang banyak, mereka kurang
peduli dengan kualitas kopi. Salah satu cara mengedukasi konsumen adalah
dengan pemasaran langsung. Rasio konsistensi pada sub bauran promosi sebesar
0.058, nilai tersebut telah memenuhi syarat konsistensi.
Bauran pemasaran produk menjadi prioritas kedua pada tujuan mengedukasi.
Sub bauran kualitas menjadi prioritas pertama pada bauran produk dengan bobot
sebesar 0.501. Dr. Coffee Jaya Raya menilai bahwa produk sangat penting untuk
diutamakan dalam tujuan mengedukasi, karena kualitas produk menjadi indikator
dalam mengedukasi. Rasio konsistensi pada sub bauran produk sebesar 0.076,
nilai tersebut telah memenuhi syarat konsistensi.
Bauran pemasaran distribusi menjadi prioritas ketiga pada tujuan ini. Sub
bauran distribusi yang menjadi prioritas pertama adalah keterjangkauan produk
dan persediaan dengan nilai bobot sama sebesar 0.429, sub bauran lainnya yakni
saluran pemasaran menjadi prioritas kedua atau terakhir pada bauran distribusi
dengan bobot sebesar 0.143. selanjutnya bauran pemasaran dengan prioritas
terakhir pada tujuan mengedukasi adalah bauran harga. Sub buaran pemasaran
48

yang utama pada bauran harga adalah variasi jenis dan prioritas terakhir adalah
biaya operasional dengan bobot masing-masing 0.467 dan 0.076. Rasio
konsistensi sub bauran harga adalah 0.094 yang artinya telah memenuhi syarat
konsistensi. Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen sub bauran
pemasaran untuk tujuan mengedukasi dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Mengedukasi

Tujuan Bauran Sub Bauran RI


Mengedukasi Produk Kualitas (0.501) 0.075
(0.297) Kuantitas (0.077)
Bentuk Olahan (0.159)
Variasi Jenis (0.263)
Harga Variasi Jenis (0.467) 0.094
(0.074) Berat bersih kopi (0.276)
Biaya Operasional (0.076)
Diskriminasi harga (0.181)
Promosi Event/Humas (0.219) 0.058
(0.475) Pemasaran Langsung
(0.594)
Media Sosial (0.094)
Media cetak (0.094)
Distribusi Saluran Pemasaran (0.143) 0.000
(0.154) Keterjangkauan Produk
(0.429)
Persediaan (0.429)

Tujuan Memperkenalkan kopi premium lampung


Hasil pengolahan horizontal tingkat empat pada tujuan memperkenalkan
kopi premium lampung diperoleh hasil bahwa bauran pemasaran promosi menjadi
prioritas pertama. Sub bauran pemasaran langsung menjadi prioritas pertama pada
bauran promosi dengan nilai 0.524.
Pada bauran produk, sub bauran kualitas menjadi prioritas pertama dengan
bobot 0.565. Dr. Coffee Jaya Raya menyatakan bahwa kualitas produk merupakan
hal utama yang ditawarkan oleh Dr. Coffee Jaya Raya kepada konsumen. Oleh
karena itu sub bauran kualitas menjadi prioritas utama pada bauran produk pada
tujuan memperkenalkan kopi premium lampung. Selain dengan bauran promosi,
bauran produk juga dijadikan prioritas untuk mencapai tujuan memperkenalkan
kopi premium lampung. Kopi robusta lampung dikenal masyarakat luas sebagai
bahan baku kopi bubuk, namun kopi yang dihasilkan masih diolah secara asalan
sehingga mutu dan kualitasnya tidak terjamin. Oleh sebab itu, kopi bubuk
lampung hanya dipasarkan ke pasar-pasar tradisional. Berbeda dengan industri
pengolahan kopi lainnya, Dr. Coffee Jaya Raya menghasilkan kopi bubuk dengan
kualitas premium. Walaupun pasar akan kopi premium masih tergolong rendah
dibandingkan kopi asalan, namun owner Dr. Coffee Jaya Raya menyatakan bahwa
peluang pemasaran kopi premium akan semakin lebar, menurutnya beberapa
tahun yang akan datang industri kopi bubuk asalan akan kalah bersaing dengan
industri kopi bubuk premium.
49

Selanjutnya bauran pemasaran yang menjadi prioritas ketiga adalah bauran


distribusi dengan sub bauran keterjangkauan produk menjadi prioritas utama.
Rasio konsistensi sub bauran harga adalah 0.040 yang artinya telah memenuhi
syarat konsistensi. Kemudian bauran harga menjadi prioritas terakhir pada tujuan
memperkenalkan kopi premium lampung. Sub bauran yang menjadi prioritas pada
bauran harga adalah berat bersih kopi dengan bobot 0.445. Dengan nilai rasio
konsistensi sebesar 0.061, maka nilai sub bauran harga telah memenuhi syarat
konsistensi. Keseluruhan bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan
memperkenalkan kopi premium lampung dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25 Bobot dan prioritas sub bauran berdasarkan tujuan Memperkenalkan


kopi lampung

Tujuan Bauran Sub Bauran RI


Memperkenalkan kopi Kualitas (0.565) 0.040
lampung Produk Kuantitas (0.173)
(0.286) Bentuk Olahan (0.086)
Variasi Jenis (0.177)
Variasi Jenis (0.106) 0.061
Harga Berat bersih kopi (0.445)
(0.058) Biaya Operasional (0.264)
Diskriminasi harga (0.185)
Event/Humas (0.210) 0.075
Pemasaran Langsung
Promosi
(0.524)
(0.515)
Media Sosial (0.142)
Media cetak (0.053)
Saluran Pemasaran (0.159) 0.047
Distribusi
Keterjangkauan Produk
(0.145)
(0.589)
Persediaan (0.252)

Prioritas Bauran Pemasaran Single Origin Coffee

Setelah pengolahan horizontal maka selanjutnya dilakukan pengolahan


vertikal untuk menghasilkan prioritas setiap elemen terhadap fokus utama.
Pengolahan vertikal tingkat dua tidak dilakukan karena hasilnya menunjukan hasil
yang sama dengan pengolahan horizontal tingkat dua. Sehingga pengolahan
vertikal hanya terdiri dari dua bagian yaitu pengolahan tingkat tiga dan tingkat
empat.
Pengolahan vertikal tingkat tiga bertujuan untuk mengetahui prioritas
keseluruhan dari setiap elemen bauran pemasaran terhadap fokus utama. Hasil
pengolahan vertikal tingkat tiga dapat dilihat pada Tabel 26.
50

Tabel 26 Bobot dan prioritas bauran pemasaran single origin coffee

Bauran Pemasaran Bobot Prioritas


Produk 0.306 2
Harga 0.087 4
Promosi 0.467 1
Distribusi 0.140 3

Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga menunjukan bauran promosi


menempati prioritas pertama dengan bobot 0.467. Promosi menjadi prioritas
pertama dikarenakan produk yang bagus tidak diikuti dengan promosi yang bagus
tidak akan mehasilkan pemasaran yang luas. Tanpa adanya promosi yang bagus,
konsumen akan asing dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Setelah itu akan
berdampak pada ketidakyakinan konsumen akan produk atau jasa yang
ditawarkan. Oleh sebab itu, bauran promosi menjadi prioritas utama dalam
pemasaran single origin coffee.
Selanjutnya, dengan bobot 0.306 bauran pemasaran produk menjadi
prioritas kedua setelah bauran promosi. Dr. Coffee Jaya Raya menilai bahwa
produk merupakan aset utama dalam suatu usaha. Sama halnya dengan usaha lain,
produk berupa single origin coffee merupakan aset utama yang dimiliki Dr.
Coffee Jaya Raya. Produk merupakan barang/jasa yang dihasilkan untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, tanpa produk maka suatu usaha
tidak akan berjalan. Oleh karena itu Dr. Coffee Jaya Raya sangat memperhatikan
produk yang dihasilkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Prioritas ketiga ditempati oleh bauran distribusi dengan bobot 0.140.
Menurut pihak internal Dr. Coffee Jaya Raya, adanya distribusi single origin
coffee maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk.
Kemudian, bauran harga menjadi prioritas terakhir, pihak internal Dr. Coffee Jaya
Raya tidak terlalu mementingkan harga. Karena bagi Dr. Coffee Jaya Raya harga
pun tidak berpengaruh penting dimata konsumen. Apabila konsumen loyal, maka
harga tidak dipermasalahkan. Begitu juga dengan para pencinta kopi yang
umumnya loyal. Oleh karena itu bauran harga menjadi prioritas terakhir walaupun
bauran harga menghasilkan pendapatan. Dr. Coffee Jaya Raya tidak
mengidentifikasi harga pesaing, sehingga Dr. Coffee Jaya Raya tidak mengetahui
harga yang ditetapkan berada diatas harga pesaing atau dibawah pesaing.

Prioritas Sub Bauran Pemasaran Single Origin Coffee

Berdasarkan hasil pengolahan vertikal, diperoleh prioritas keseluruhan sub


bauran pemasaran dari masing-masing bauran pemasaran terhadap fokus utama.
Bauran pemasaran yang menjadi prioritas pertama yaitu bauran pemasaran
promosi, sub bauran yang menjadi prioritas utama adalah pemasaran langsung.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan utama pemasaran single origin coffee, yakni
memperoleh profit. Untuk mencapai tujuan itu, Dr. Coffee Jaya Raya mendirikan
cafe agar bisnisnya suistanable dan profitable. Pemasaran langsung memperoleh
bobot sebesar 0.468, kemudian prioritas kedua adalah event dengan bobot 0.236.
51

Pada bauran pemasaran produk, sub bauran yang menjadi prioritas utama
adalah variasi jenis dengan bobot 0.363. Beragam variasi jenis yang ditawarkan
menjadi prioritas utama pada bauran produk dikarenakan Dr. Coffee Jaya Raya
selalu ingin memenuhi permintaan konsumen, dimana saat ini semakin
berkembangnya keinginan konsumen terhadap beragam cita dan rasa kopi.
Bauran prioritas ketiga yaitu distribusi, sub bauran yang menjadi prioritas
utama adalah keterjangkauan produk dengan bobot sebesar 0.581. Keterjangkauan
produk dalam hal ini adalah dimana konsumen dengan mudah memperoleh
produk. Karena bila terjadi suatu hambatan untuk memperoleh produk, konsumen
akan cenderung mengganti produk dengan yang mudah diperoleh. Oleh sebab itu
Dr. Coffee Jaya Raya sangat memperhatikan dan mengutamakan keterjangkauan
produk.
Sub bauran harga yang menjadi prioritas pertama adalah berat bersih kopi.
Hal tersebut dikarenakan, berat bersih kopi sangat mempengaruhi harga jual
single origin coffee. Single origin coffee murni 100 persen kopi pilihan tanpa ada
campuran dengan bahan lain. Oleh sebab itu berat bersih kopi sangat berpengaruh
penting dalam penetapan harga. Berikut hasil pengolahan vertikal tingkat empat
dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27 Bobot dan prioritas sub bauran pemasaran single origin coffee

Bauran Sub bauran Bobot Prioritas


Kualitas 0.359 2
Kuantitas 0.128 4
Produk
Bentuk Olahan 0.138 3
Variasi Jenis 0.363 1
Variasi Jenis 0.207 3
Berat bersih kopi 0.471 1
Harga
Biaya Operasional 0.214 2
Diskriminasi harga 0.109 4
Saluran Pemasaran 0.104
3
Keterjangkauan 0.581
Distribusi 1
Produk 0.315
2
Persediaan
Event/Humas 0.236 2
Pemasaran Langsung 0.468 1
Promosi
Media Sosial 0.078 4
Media cetak 0.212 3
52

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh beberapa simpulan mengenai


prioritas bauran pemasaran dan penilaian konsumen. Beberapa simpulan tersebut
diantaranya :
1. Dr. Coffee Jaya Raya telah menjalankan kegiatan pemasaran yang dapat
dianalisis melalui bauran pemasaran (4P) yakni produk, harga, distribusi dan
promosi. Strategi bauran pemasaran produk yang diterapkan Dr. Coffee Jaya
Raya telah mengalami perubahan dengan adanya evaluasi rutin oleh pemilik
usaha terhadap produk. Awalnya produk yang dijual hanya satu jenis yakni
kopi luwak, namun kini Dr. Coffee Jaya Raya telah menjual beragam jenis
single origin coffee dalam bentuk yang beragam pula, yakni kopi sangrai
(roasted coffee), kopi bubuk (grinding coffee) dan kopi siap seduh. Strategi
bauran harga yang dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya juga berubah seiring
dengan kondisi keuangan dan perkembangan usaha. Berbagai kegiatan promosi
dilakukan Dr .Coffee Jaya Raya untuk memperkenalkan single origin coffee
mulai dari bazar, pameran, media sosial, endorsement dan media massa yang
masih dilakukan hingga sekarang. Distribusi single origin coffee semakin
meluas dengan adanya gerai UKM Mart dan Rumah kopi lampung yang
mewadahi kegiatan pemasaran single origin coffee.
2. Berdasarkan analisis penilaian konsumen, diperoleh kesimpulan bahwa semua
variabel bauran pemasaran yang telah dilakukan Dr. Coffee Jaya Raya telah
efektif dengan total nilai berada diantara 110-125.
3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP, diperoleh tujuan
memperoleh profit dengan bobot 0.537 menjadi tujuan pemasaran prioritas
utama. Kemudian berdasarkan hasil pengolahan vertikal disimpulkan bahwa
berdasarkan beberapa alternatif strategi bauran pemasaran Dr .Coffee Jaya
Raya lebih memprioritaskan strategi promosi. Hal ini ditunjukan dengan
diperoleh nilai bobot tertinggi pada hasil pengolahan secara vertikal maupun
horizontal. Sub bauran promosi yang dianggap efektif oleh Dr. Coffee Jaya
Raya adalah dengan melalui pemasaran langsung di Dr. Coffee Cafe.

Saran

Beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan Dr. Coffee Jaya Raya
dalam memasarkan single origin coffee adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya Dr. Coffee Jaya Raya memberikan prioritas utama pada strategi
promosi dan juga strategi produk. Strategi promosi melalui pemasaran
langsung di cafe dan membuka cabang.
2. Perlu adanya SDM yang mengatur bagian keuangan dan pemasaran. Sehingga
kegiatan pemasaran dan promosi dapat berjalan dan tidak terkendala serta
pembukuan menjadi rapi.
3. Sebaiknya Dr. Coffee Jaya Raya juga memperhatikan ketiga variabel bauran
pemasaran lainnya, yakni people, process dan physical evidence karena Dr.
Coffee cafe merupakan usaha dalam bidang jasa.
53

4. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai strategi promosi single origin


coffee untuk melihat efektifitas dari keseluruhan kegiatan promosi yang telah
dilakukan oleh Dr. Coffee Jaya Raya

DAFTAR PUSTAKA

[AEKI]. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2014. Konsumsi Kopi Domestik :


Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia
Assauri, SA. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo
Persada.
Asmarantaka, RW. 2014. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Bogor (ID). IPB
Press
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2014. Volume dan Nilai Ekspor Kopi di Indonesia
tahun 2010-2013. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik
Bloom PN, Boone LN. 2006. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta (ID). Prestasi
Pustaka. Terjemahan dari: Building a tough product marketing
Budiwati, H. 2012. Implementasi marketing mix dan pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian konsumen pada produk unggulan keripik pisang agung
di kabupaten lumajang. Jurnal WIGA.Vol 2.(2)
Diniaty D, Agusrial. 2014. Perancangan strategi pemasaran pada produk anyaman
pandan. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol 11.(2)
Dr. Coffee Jaya Raya.2016. Data Penjualan dan pendapatan single origin. Bandar
Lampung (ID) : Dr. Coffee Jaya Raya
[Dirjenbun]. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan
Indonesia Komoditas Kopi 2013-2015. Jakarta (ID) : Direktorat Jenderal
Perkebunan
[Disbun]. Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2015. Data Perkembangan Luas
Areal dan Produksi Kopi. Lampung (ID) : Dinas Perkebunan Provinsi
Lampung
[Diskoperindag]. Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Bandar Lampung.
Data Industri Kecil Menengah pengolahan kopi di Bandar Lampung.
Lampung (ID) : Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Bandar Lampung
[Diskoperindag]. Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Provinsi Lampung. Data
Perbandingan Ekspor kopi Provinsi Lampung dengan Indonesia. Lampung
(ID) : Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Provinsi Lampung
Ginting, NF. Hartimbul. 2011. Manjemen Pemasaran. Bandung (ID). Penerbit CV.
Yrama Widya
Hurriyati, R. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung (ID).
ALFABETA
[Kemenperin]. Kementerian Perindustrian.2015.[Internet].[diacu 2015 Desember
31]. Tersedia pada : http://www.kemenperin.go.id/artikel/13158/Menperin:-
Ngopi-Bareng-Gairahkan-Industri-Kopi-Indonesia
Kotler P, Armstrong G. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Molan B,
penerjemah ; Jakarta: PT Indexs. Terjemahan dari : Marketing Management.
Kotler P dan Keller KL. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Molan B,
penerjemah; Jakarta : PT Indexs. Terjemahan dari : Marketing Mangement.
54

Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13 Jilid 1. Jakarta (ID).
Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing management, thirteenth
edition
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13 Jilid 2. Jakarta (ID).
Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing management, thirteenth
edition
Kotler, Philip & G. Amstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Ed ke-12.
Jakarta : Erlangga
Mumpuni, CP. 2015. Penetapan Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Produk Teh
Walini [Skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rahartanti, RY. 2009. Analisis Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi
Pemasaran Kopi Herbal Oriental Coffee Vitaccino pada CV Agrifamili
Renanthera Kota Bogor. [Skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rahmah, K. 2014. Analisis Strategi Pemasaran Kopi Lokal di Rumah Kopi
Ranin.[Skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rahmawati R, Yasin H. .Penentuan faktor prioritas mahasiswa dalam memilih
telepon seluler merk blackberry.
Rayhan, AB. 2014. Strategi Pemasaran Vamilk Resto dan Lounge Kota Bogor.
[Skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rohman, NH.2014. Strategi Pemasaran Restoran Zuppa Soup Kikiku di Bogor
Jawa Barat. [Skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses
Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang
Kompleks). Edisi Bahasa Indonesia Cetakan Ke-2. Jakarta (ID). Penerbit PT.
Pustaka Binama Pressindo
Sari, DR. 2014. Penetapan Prioritas Strategi Pemasaran Susu Sapi di Alda Alya
Dairy Farm Desa Sumber Jaya Kabupaten Bekasi. [Skripsi].Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor
Selang, CAD. Bauran pemasaran (marketing mix) pengaruhnya terhadap loyalitas
konsumen pada fresh mart bahu mall manado. Jurnal EMBA. Vol 1.(3)
Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang (ID). UB Press
Subagyo, Ahmad. 2010. Marketing in Business. Jakarta (ID). Penerbit Mitra
Wacana Media
Sumarwan U, Fachrodji A, Nursal A, et al. 2010. Pemasaran Strategik Persepsi
Value-Base Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor (ID): IPB Press.
Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi,
dan Kasus. Yogyakarta (ID) : CAPS.
Supranto, J dan Nanda Limakrisna. 2011. Perilaku Konsumen & Strategi
Pemasaran; Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. Yogyakarta (ID) : Penerbit CV.
ANDI OFFSET
55

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hirarki prioritas strategi bauran pemasaran single origin coffee

Prioritas strategi bauran pemasaran single origin coffee


Tingkat 1 : Fokus di Dr. Coffee Jaya Raya

Tingkat 2 : Tujuan MP MPM EDU MKL


(0.5370) (0.0987) (0.2586) (0.1057)

Tingkat 3 : Bauran Produk Harga Promosi Distribusi


(0.3055) (0.0872) (0.4674) (0.1404)

Kualitas Variasi Event Saluran


Tingkat 4 : Sub Bauran (0.3591) jenis (0.2363) Pemasaran
(0.2065) (0.1039)

Kuantitas MedSos
(0.1277) Netto (0.0769) Ketejangkaua
Kopi n Penjualan
(0.4707) (0.5811)
Bentuk Media
olahan Massa
(0.1382) (0.2122) Persediaan
Biaya Produk
(0.2144) (0.3150)
Variasi Pemasaran
Jenis Langsung
(0.3629) Diskrimin (0.4680)
asi harga
(0.1085)

Keterangan :
Tingkat 2 : Tujuan
MP = Memperoleh profit
MPM = Membantu petani mitra
EDU = Mengedukasi
MKL = Memperkenalkan kopi premium lampung
56

Lampiran 1 Hasil pengolahan vertikal AHP dengan Microsoft Excel 2010

Bobot tujuan terhadap fokus utama


Tujuan Bobot
Memperoleh profit 0.5730
Membantu petani mitra 0.0987
Mengedukasi 0.2586
Memasyrakatkan Kopi Lampung 0.1057
Total Bobot 1.0000

Bobot bauran terhadap fokus utama


Tujuan
Bobot
Kriteria MP MPM EDU MKL
Kriteria
0.5730 0.0987 0.2586 0.1057
Produk 0.3582 0.0611 0.2971 0.2861 0.3055
Harga 0.0661 0.2679 0.0742 0.0578 0.087
Promosi 0.4397 0.5464 0.4751 0.5152 0.4674
Distribusi 0.1360 0.1246 0.1536 0.1454 0.1404
Total Bobot 1.0000

Bobot sub bauran produk terhadap fokus utama


Kualitas 0.2913 0.1360 0.5011 0.5647 0.3591
Kuantitas 0.0670 0.5430 0.0768 0.1731 0.1277
Bentuk olahan 0.1507 0.0714 0.1591 0.0857 0.1382
Variasi Jenis 0.4909 0.1276 0.2630 0.1846 0.1085
Total Bobot 1.0000

Bobot sub bauran harga terhadap fokus utama


Variasi jenis 0.1153 0.1276 0.4668 0.1062 0.2065
Berat bersih kopi 0.5583 0.5329 0.2755 0.4448 0.4707
Biaya operasional 0.2603 0.2729 0.0764 0.2644 0.2144
Diskriminasi harga 0.0661 0.0667 0.1813 0.1846 0.1085
Total Bobot 1.0000

Bobot sub bauran promosi terhadap fokus utama


Event/Humas 0.2433 0.2630 0.2188 0.2188 0.2363
Media Sosial 0.0560 0.0768 0.0938 0.1422 0.0769
Media cetak 0.3104 0.1591 0.0938 0.0526 0.2122
Pemasaran Langsung 0.3903 0.5011 0.5938 0.5236 0.4680
Total Bobot 1.0000

Bobot sub bauran promosi terhadap fokus utama


Event/Humas 0.2433 0.2630 0.2188 0.2188 0.2363
Media Sosial 0.0560 0.0768 0.0938 0.1422 0.0769
Media cetak 0.3104 0.1591 0.0938 0.0526 0.2122
Pemasaran Langsung 0.3903 0.5011 0.5938 0.5236 0.4680
Total Bobot 1.0000
57

Lampiran 3 Dokumentasi kegiatan penelitian di Dr. Coffee Jaya Raya

Jenis Alat Seduh Proses Sangrai kopi

Bazar dengan AIKBL Variasi Jenis single origin


coffee

Jenis Kemasan Single origin Kemasan Baru Single origin


coffee Coffeecoffee

Tampak dalam Dr. Coffee cafe Tampak depan Dr. Coffee cafe
58

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Imelda Novebriyanti lahir di Muara Enim


pada tanggal 8 November 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Marwan Effendi dan Ibu Darlena. Penulis
menyelesaikan sekolah di SD Negeri 04 Rambutan Jakarta Timur tahun 2006,
SMP Negeri 2 Muara Enim tahun 2009, dan SMA Negeri 1 Unggulan Muara
Enim tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Penulis merupakan salah
satu penerima Beasiswa Utusan Daerah dari PT. Bukit Asam (persero) Tbk.
Selama Perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi intra kampus maupun
kepanitiaan pada kegiatan mahasiswa. Penulis aktif di BEM KM IPB sebagai staff
biro bisnis dan kemitraan periode 2013-2014 dan aktif di beberapa kegiatan
kepanitiaan seperti, Agribisnis festival, IPB Business Festival, Pasar rakyat tani
dan Olimpiade Agribisnis. Selain itu penulis juga pernah mengikuti beberapa
kompetisi dibidang bisnis seperti Agribusiness National Competition tahun 2015,
Entrepreneur Youth Bakrie tahun 2016 dan memenangkan kompetisi Youth
Agricultural Social Entrepreneur sebagai juara ketiga pada tahun 2015. Kemudian
penulis pernah melaksanakan magang di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun
2014 dan mengikuti Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai