Anda di halaman 1dari 54

PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

SEBAGAI PENENTU PENGUKURAN KINERJA


ORGANISASI, BERBASIS BALANCED SCORECARD
PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI
BIOINDUSTRI INDONESIA

YUANA ROSARIA KARINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan
Indikator Kinerja Utama Sebagai Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi
Pada Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia adalah benar
hasil karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan didaftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya ini kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Yuana Rosaria Karina


H24120025
ABSTRAK

YUANA ROSARIA KARINA. Perancangan Indikator Kinerja Utama sebagai


Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Pusat
Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Dibimbing oleh ERLIN
TRISYULIANTI.

Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI)


merupakan unit kerja PT RPN. PPBBI bergerak dalam bidang riset dan
pengembangan bioteknologi, komersialisasi produk dan jasa bioteknologi. Tujuan
penelitian yang dilakukan di PPBBI adalah: (1) menyusun sistem alignment
organisasi PPBBI, (2) merancang peta strategi PPBBI berdasarkan keterkaitannya
pada masing-masing perspektif, (3) mengukur pencapaian kinerja tahun 2015 dan
inisiatif strategis pada PPBBI berdasarkan pendekatan Balance Scorecard (BSC).
Data primer bersumber dari kuesioner, wawancara dan data sekunder bersumber
dari laporan kinerja institusi, dan jurnal. Metode pengambilan sampel
nonprobabability sampling dengan teknik purposive sampling. Metode
pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010. Hasil
penelitian mengindikasikan kinerja PPBBI sudah dikategorikan baik dengan nilai
pencapaian 90% diekspresikan dengan warna hijau. Namun sebaiknya dilakukan
perbaikan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang masih dikategorikan rendah
dan sedang, dengan menerapkan inisiatif strategis yang sudah disarankan.

Kata kunci : balance scorecard, microsoft excel, pengukuran kinerja, PPBBI

ABSTRACT
YUANA ROSARIA KARINA. The design of key performance indicators as a
determinant of performance measurement balanced scorecard based on
organizations in Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Supervised
by Erlin Trisyulianti.

Research Center for Biotechnology and Bioindustry Indonesia (PPBBI) is


a unit of work from PT RPN. PPBBI working in the field of research and
development of biotechnology, including the commercialization of biotechnology
products and services. The purpose of research in PPBBI are: (1) designing
organizational alignment system at PPBBI, (2) formulating strategy design map
based on BSC approach, (3) measuring performance in 2015 and strategic
initiatives on PPBBI based approach of the Balanced Scorecard (BSC). The
primary data was obtained from questionnaires, interviews and secondary data
was obtained from performance reports, and journal. This study used
nonprobabability sampling method with purposive sampling technique. Methods
of processing and data analysis uses the help of Microsoft Excel 2010. The results
indicate good performance was categorized PPBBI with 90% value expressed in
green, but still need improvements in the key performance indicators that are still
categorized as low by applying strategic initiatives that have been suggested.

Keywords: balanced scorecard, microsoft excel,performance measurement PPBBI


PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEBAGAI
PENENTU PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PUSAT
PENELITIAN BIOTEKNOLOGI BIOINDUSTRI INDONESIA

YUANA ROSARIA KARINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah
pengukuran kinerja organisasi, dengan judul Perancangan Indikator Kinerja
Utama sebagai Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi Berbabis Balanced
Scorecard Pada Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Erlin Trisyulianti, STP, Msi
selaku dosen pembimbing atas arahan, saran serta bimbingannya, kepada ibu
Lindawati Kartika, SE, MSi atas saran dan motivasinya. Disamping itu
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Pryono, DIRS selaku
Direktur Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, kepada Ibu Dr
Asmini Budiani, MSi, Ibu Dr Nurhaimi Haris, Msi, Ibu Dr Laksmita Prima Santi
dan Bapak Riza Arief Putranto, PhD dan seluruh karyawan serta staff PPBBI yang
telah membantu dalam pengumpulan data demi kelancaran penelitian penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk kedua orang tua yaitu Bapak
Yudi Purnama, SE dan Ibu Nana Kartini, SE serta seluruh keluarga besar yang
selama ini selalu memberikan doa motivasi dan dukungan, ka Khairi yang sangat
membantu dalam penyelesaian penelitian ini, teman-teman Manajemen 49, Heti,
Maya, Adri, Yangyang dan Mas Arief yang selalu mendukung, menemani, dan
mendoakan dari jauh selama ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2016

Yuana Rosaria Karina


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii


DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Manajemen Strategi 3
Perencanaan Strategi 4
Manajemen Kinerja 4
Evaluasi Pencapaian Kinerja Dan Pengendalian Kinerja 4
Indikator Kinerja 5
Indikator Kinerja Utama 5
Konsep Balanced Scorecard 5
Hasil Penelitian Relevan 6
METODE 7
Kerangka Pemikiran Penelitian 8
Tahapan Penelitian 9
Lokasi dan Waktu Penelitian 10
Jenis dan Sumber Data Penelitian 10
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel 11
Metode Pengolahan dan Analisis Data 11
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Gambaran Umum 13
Alignment/Penyelarasan Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia 15
Pengukuran Kinerja perspektif PPBBI 21
Pengukuran skor keseluruhan perspektif PPBBI 26
Hasil Perancangan Peta Strategi PPBBI 27
SIMPULAN DAN SARAN 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 33
RIWAYAT HIDUP 42
DAFTAR TABEL

1 Model Penilaian SMART-C 11


2 Skala pembobotan pada pairwise comparison 12
3 Kerangka Pengukuran Kinerja 13
4 Hasil pengukuran perspektif keuangan 22
5 Hasil pengukuran perspektif pelanggan 23
6 Hasil pengukuran Kinerja Perspektif Manajemen Internal 24
7 Hasil pengukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 25
8 Hasil Pengukuran skor keseluruhan perspektif PPBBI 26

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 8


2 Tahapan Penelitian 9
3 Struktur Organisasi PPBBI 14
4 Alignment visi ke misi PPBBI 15
5 Alignment misi ke tujuan PPBBI 16
6 Alignment tujuan ke sasaran strategis PPBBI 19
7 Alignment sasaran strategis dan IKU PPBBI 20
8 Peta Strategi PPBBI 28

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kartu Skor PPBBI 33


2 Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C 35
4 Pembobotan perspektif balanced scorecard 36
5 Pengukuran kinerja PPBBI 38
6 Kriteria Penilaian Kinerja PPBBI 40
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Inovasi teknologi dianggap sebagai salah satu sumber yang mampu


berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Proses inovasi teknologi adalah aktivitas yang komplek yang
merupakan transformasi ide dan ilmu pengetahuan ke realitas fisik dan penerapan
riil. Ini memerlukan integrasi penemuan dan teknologi yang ada untuk membawa
inovasi-inovasi ke pasar.
Mill (1996) mendefinisikan beberapa komponen proses inovasi teknologi
yang biasa disebut definisi minimalis yaitu: science (how things are), technology
(how to do thinks), management (how to get thinks done), technology management
(doing thinks), entrepreneurship (do thinks to make money) innovation (doing
intrepreneurship).
PT RPN (Riset Perkebunan Nusantara) yang merupakan salah satu lembaga
penelitian dan riset perkebunan swasta di Indonesia, melakukan pemanfaatan
inovasi teknologi dalam kegiatan riset dan pengembangan produknya. PT RPN
didirikan melalui proses transformasi dari LRPI (Lembaga Riset Penelitian
Indonesia). Pendiri sekaligus pemegang saham dari PT RPN adalah 15 perusahaan
BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Institusi ini melakukan
penelitian komoditas komersial yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan.
Lembaga Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia atau
PPBBI bersama dengan 5 Puslit lainnya, merupakan unit kerja yang secara
organisasi ada di PT RPN. Lima Puslit tersebut menangani komoditas perkebunan
yang berbeda sementara PPBBI mendapat mandat riset dan pengembangan
bioteknologi, termasuk di dalamnya adalah komersialisasi produk dan jasa
bioteknologi. PPBBI sesuai dengan visi dan misinya untuk menjadi perusahaan
berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional
maupun internasional, serta dapat memacu industri perkebunan berdaya saing
tinggi dan berkelanjutan, mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki
untuk mendukung produktivitas unit kerja, meningkatkan kapasitas SDM untuk
mendukung aktivitas riset dan bisnis, meningkatkan pemasaran produk hasil riset
yang telah tersedia, mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset,
menyediakan jasa kepakaran di bidang bioteknologi perkebunan, membangun
kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta
membangun kerjasama nasional dan internasional untuk mengembangkan citra
institusi.
Dalam upaya pencapaian visi dan misi organiasi, para eksekutif SDM saat
ini memfokuskan perhatian mereka kedalam upaya pencapaian tujuan strategi
organisasi, dengan melakukan pengukuran kinerja serta mengevaluasi faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja organisasi. Mondy (2008) juga
menginformasikan bahwa perencanaan stratejik adalah proses dimana manajemen
puncak menentukan tujuan dan sasaran organisasi serta bagaimana tujuan dan
sasaran tersebut tercapai. Penetapan strategi pada organisasi PPBBI perlu
dikembangkan untuk mencapai visi dan misi organisasi serta untuk mengetahui
2

kekuatan dan kelemahan organisasi dalam rangka merebut peluang pasar dan
menghindari berbagai ancaman.
Berdasarkan hasil identifikasi dan observasi melalui kegiatan praktek kerja
yang dilakukan selama tiga bulan di PPBBI, serta kegiatan wawancara yang
dilakukan dengan para pimpinan PPBBI mengenai kondisi instansi, sejauh ini
PPBBI belum dapat mengukur hasil pencapain kinerja organisasi secara keseluran
untuk periode waktu tertentu dengan menggunakan metode pengukuran kinerja
apapun. Pengukuran kinerja dilakukan secara subjektif berdasarkan penilaian
pimpinan serta dengan penilaian yang masih bersifat umum. Kinerja organisasi
dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil kerja organisasi atau total hasil
kerja yang dicapai oleh organisasi dalam periode waktu tertentu. Pencapain hasil
kinerja organisasi merupakan agregasi atau penjumlahan kinerja dari seluruh
divisi yang berada dalam organisasi. Pengukuran Kinerja menurut Tangen (2004)
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengkualifikasi efisiensi dan
efektivitas dari suatu tindakan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum ditetapkan oleh instansi menjadi
permasalahan utama yang menyebabkan pengukuran kinerja belum dapat
dilakukan, sehingga hasil pengukuran kinerja organisasi menjadi kurang akurat
dan efektif. IKU yang relevan akan menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja
PPBBI. (Soemohadiwidjojo 2015) pengukuran kinerja dapat dilaksanakan dengan
tepat jika organisasi mampu menetapkan IKU yang relevan sesuai dengan visi-
misi rencana strategis perusahaan.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan rancangan dalam
penetapan IKU yang relevan sehingga pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan
hasil yang akurat. Dalam upaya tersebut maka peneliti menggunakan metode
Balanced Scorecard (BSC) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mendukung perancangan IKU. Penelitian tersebut dikemukan oleh (Kaplan dan
Norton 2000) dimana BSC dapat menerjemahkan visi, misi dan strategi ke dalam
berbagai ukuran dan tujuan yang terangkai dalam empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Diharapkan dengan menggunakan
metode BSC dalam penetapan IKU, akan menghasilkan IKU yang relevan sesuai
dengan kondisi instansi dan dapat membantu dalam melakukan pengukuran
kinerja.

Perumusan Masalah

Pengukuran hasil kinerja organisasi merupakan penilaian yang harus


dilakukan guna mengevaluasi sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan oleh
organisasi dalam suatu periode waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengukuran
tersebut, organisasi mampu mengukur kemampuan dan kesiapan organiasi dalam
menghadapi berbagai ancaman, serta mengetahui kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki organisasi. Sejauh ini PPBBI hanya melakukan penilaian kinerja secara
subyektif berdasarkan penilaian pimpinan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut: (1) bagaimana sistem alignment organisasi pada
PPBBI?, (2) bagaimana rancangan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan peta
3

strategi organisasi PPBBI?, (3) bagaimana mengukur pencapaian kinerja pada


PPBBI pada tahun 2015 berdasarkan pendekatan BSC?.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan di PPBBI adalah: (1) menyusun sistem


alignment organisasi PPBBI, (2) merancang peta strategi PPBBI berdasarkan
keterkaitannya pada masing-masing perspektif, (3) mengukur pencapaian kinerja
pada tahun 2015 dan merancang inisiatif strategi berdasarkan pendekatan Balance
Scorecard (BSC).

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan


sebagai berikut:
(1) Bagi pihak manajemen PPBBI dan pimpinan perusahaan khususnya dalam
mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
(2) Bagi pembaca dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya dalam cara menentukan indikator kinerja
utama berdasarkan BSC serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penyusunan sistem alignment dan
penetapan indikator kinerja utama organisasi, dan pengukuran kinerja pada tahun
2015 berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat diartikan sebagai proses kombinasi atau


penggabungan dari tiga kegiatan yang saling berkaitan yaitu: strategic analysis,
strategis formulation, and strategy implementation (Alex 1993). Manajemen
stratejik merupakan proses pengidentifikasian dan pelaksanaan misi organisasi,
dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan tuntutan lingkungan
(Dessler 2003). Perusahaan mampu menyusun serangkaian keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang
dalam manajemen strategi (Hunger dan Wheelen 1996).
Mulyadi (2011) manyatakan bahwa perusahaan memerlukan tipe
perencanaan untuk menciptakan masa depan perusahaan melalui perubahan-
perubahan yang dilaksanakan sejak sekarang, manajemen stratejik terdiri atas
enam tahap utama sebagai berikut:
1. Perumusan strategi (strategy formulation).
4

2. Perencanaan strategik (strategic planning).


3. Penyusunan program (programming).
4. Perencanaan laba jangka pendek (short-range profit planning).
5. Pengimplementasian (implementation).
6. Pemantauan (monitoring).

Perencanaan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang dalam


suatu organisasi, untuk mengatahui kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat
dari kekuatan dan kelemahan perusahaan (Mody 2008). Menurut Mulyadi (2011)
perencanaan strategik merupakan proses penerjemahan misi, visi, tujuan,
keyakinan dasar, nilai dasar (hasil envisioning) dan strategi ke dalam company
scorecard. Rencana yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan internal, serta melihat kesempatan dan ancaman dari luar dalam
rangka memelihara keuntungan kompetitif (Dessler 2003).
Ada dua ukuran yang perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian rencana strategi, yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja.
Keberhasilan pencapaian sasaran strategik ditunjukkan dengan ukuran tertentu
yang disebut ukuran hasil (Mulyadi 2011).

Manajemen Kinerja

Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka


mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan akumulasi kinerja
unit-unit organisasi dan kinerja semua individu mulai dari pekerja operasional
hingga manajemen. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut
(Simanjuntak 2005).

Evaluasi pencapaian kinerja dan Pengendalian Kinerja

Evaluasi dan pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen


penting yaitu evaluasi dan pengawasan yang perlu dilakukan dalam sebuah
organisasi. An organization without effective control is not likely to achieve its
goals (Griffin 1990). Evaluasi kinerja merupakan suatu metode dan proses
penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau
unit-unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan (Simanjuntak 2005).
Fungsi evaluasi dan pengawasan ialah untuk mengukur tingkat pencapaian
sasaran strategi dan tingkat keberhasilan kinerja organisasi. Pendapat (Griffin
1990) mengungkapkan bahwa control helps an organization to changing
conditions, limits the compounding of errors, help an organization cope with
complexity, and helps minimize cost.
5

Aktivitas yang dilakukan untuk mengukur hasil kinerja perusahaan dapat


melalui monitoring kinerja sesungguhnya lalu dibandingkan dengan kinerja yang
diinginkan. (Mockler 1984) membagi pengendalian kedalam empat langkah: (1)
penetapan standard dan metode untuk pengukuran prestasi, (2) pengukuran
prestasi, (3) menganalisis apakah prestasi sesuai dengan strandard yang sudah
ditetapkan, (4) pengambilan tindakan perbaikan jika terdapat kesalahan. Unsur-
unsur Penilaian Kinerja (Rivai 2005) sebagai berikut:
1. Pendefinisian misi, penetapan tujuan dan sasaran perusahaan.
2. Penetapan rencana strategi dan kebijakan operasional perusahaan.
3. Penetapan dan pengembangan indikator-indikator kinerja.
4. Pengukuran kinerja dan penilaian hasil pengukuran.

Indikator kinerja
Penetapan indikator kinerja merupakan salah satu faktor penentu
pengukuruan pencapaian kinerja sebuah organisasi. Indikator kinerja yang relevan
dapat membantu sebuah organisasi dalam mengukur tingkat keberhasilan
pencapain kinerja, karena dalam indikator kinerja tersebut terdiri atas tujuan
strategis, indikator kunci yang relevan dengan sasaran strategis tersebut, dan
sasaran yang menjadi tolak ukur organisasi. Karakteristik indikator kinerja yang
baik yaitu sebagai berikut:
1. Terkait pada tujuan program dan menggambarkan pencapaian hasil.
2. Terbatas pada hal-hal yang perlu mendapat prioritas.
3. Terpusat pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengambilan keputusan.
4. Terkait dengan sistem pertanggungjawaban yang memperlihatkan hasil.
Pertimbangan utama dalam menentukan indikator kinerja (Rivai 2005), yaitu:
1. Harus menggambarkan hasil atau usaha pencapaian hasil.
2. Merupakan indikator didalam wewenangnya.
3. Mempunyai dampak negatif yang rendah.
4. Digunakan untuk menghilangkan intensif yang sudah ada.

Indikator Kinerja Utama (IKU)

IKU harus dipilih secara cermat untuk mencerminkan indikator kinerja yang
penting bagi organisasi sesuai dengan strategi perusahaan dan faktor kunci
kesuksesan organisasi, IKU yang relevan akan menujukan hasil kinerja atau
keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah
serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur dan memberikan informasi
sejauh mana sasaran strategis yang dibebankan kepada suatu organisasi sudah
berhasil dicapai.

Konsep Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (2000), balanced scorecard merupakan alat


analisis pengukuran kinerja yang mampu menerjemahkan visi, misi dan sasaran
strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam empat
perspektif: finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan
6

pembelajaran. Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa untuk


mengkomunikasikan misi dan strategi serta menggunakan pengukuran untuk
memberi informasi kepada para pekerja tentang tentang faktor yang mendorong
keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka balanced scorecard
tidak hanya terbatas untuk organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik juga
dapat menggunakannya dengan penempatan tumpuan yang berbeda. Jika dalam
organisasi bisnis tumpuannya adalah perspektif keuangan, maka dalam organisasi
sektor publik tumpuannya adalah perspektif pelanggan. Tujuan utama organisasi
publik adalah bukan untuk maksimalisasi hasil finansial, tetapi menjaga
keseimbangan pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui pelayanan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan visi misi
organisasi pemerintah dengan pertimbangan organisasi pemerintah cenderung
menekankan pelayanan publik yang berkualitas.

Hasil Penelitian Relevan

Khairi (2016) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran


kinerja organisasi berbasis balanced scorecard pada Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor. Hasil penelitian tersebut adalah rancangan peta
strategi yang dilakukan secara hirarki dimulai berdasarkan bobot perspektif paling
kecil yaitu keuangan hingga perspektif paling tinggi yaitu pelanggan, hal tersebut
menggambarkan institusi lebih mengutamakan kepentingan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap kinerja Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor secara keseluruhan masih dikategorikan rendah,
karena nilai pencapaian hanya mencapai 36.87%. Perbedaan yang terjadi antara
penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat dalam proses penetapan IKU,
dimana IKU yang ditetapkan dalam penelitian sebelumnya melihat dari sumber
IKU yang sudah ada dalam instantsi, sedangkan dalam penelitian ini penetapan
IKU dilakukan berdsarkan hasil observasi dan diskusi dengan para pimpinan
PPBBI.
Okviyesha (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran
kinerja organisasi menggunakan balanced scorecard (studi kasus Badan
Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI). Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi menunjukkan
hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif
pelanggan berada diposisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya
perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif
keuangan dan pertumbuhan pembelajaran. Penelitian ini dijadikan acuan dalam
perancangan peta strategi PPBBI pada penelitian penulis
Nurjaman (2013) melakukan penelitian yang berjudul pengukuran kinerja
dengan metode balanced scorecard pada Airplane System. Hasil akhir dari
penelitian ini adalah terpilihnya beberapa KPI dan 6 (enam) program kerja yang
harus dilakukan yaitu melakukan FGD dengan pelanggan tetap (wholesale dan
reseller), melaksanakan program penjualan referensi, melakukan pull marketing
dan program target marketing, dll. Penelitian ini dijadikan referensi dalam
penetapan IKU yang relevan pada PPBBI oleh penulis.
7

Asropi (2007) melakukan penelitian dengan judul membangun Key


Performance Indicator Lembaga Pelayanan Publik, dalam hasil penelitiannya
penulis menyatakan berdasarkan konsepsi performance management, kinerja yang
dirancang dalam sebuah lembaga pelayanan publik dapat diketahui pencapaiannya
jika lembaga tersebut memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan
sebagai tolok ukur dalam pengukuran kinerja organisasi, atau berbagai faktor yang
dianggap penting bagi keberhasilan organisasi dimasa yang akan datang.
Penelitian ini digunakan sebagai referensi dalam melakukan pengukuran kinerja
pada PPBBI.
Hasil penelitian terdahulu hanya dijadikan sebagai referensi dan bahan
perbandingan atas penelitian yang sudah dilakukan dan apa yang selanjutnya akan
dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian. Terdapat beberapa perbedaan
dengan penelitian terdahulu dalam metode, cara pengolahan data, implikasi
manajerial dan solusi yang diberikan dalam memecahkan permasalahan.

METODE
PPBBI sebagai pusat penelitian bioteknologi dan bioindustri hasil
perkebunan di Indonesia, sesuai dengan visi PPBBI didorong untuk menjadi institusi
bioteknologi berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional,
regional maupun internasional. Hal tersebut mengharuskan PPBBI meningkatkan
kinerja institusi dalam mengelola sumber daya agar dapat menghasilkan inovasi
teknologi secara berkesinambungan dan mandiri secara finansial. Berdasarkan visi
dan misi nya tersebut menjadikan para eksekutif SDM harus memfokuskan
perhatian mereka kedalam upaya pencapaian sasaran strategi.
PPBBI dapat mengukur pencapaian sasaran strategi dengan mengukur
kinerja yang sudah dilakukan dalam satu periode waktu tertentu, berdasarkan hal
tersebut maka perlu adanya indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur
pencapaian sasaran strategi. Adapun tahapan-tahapan dalam proses penetapan
indikator yang relevan, pertama dengan mengidentifikasi keselarasan antara visi,
misi, tujuan dan sasaran strategi instansi, serta mengukur kinerja instansi dengan
melakukan pendekatan terhadap empat perspektif berdasarkan metode BSC yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, dan pertumbuhan
pembelajaran, seperti terdapat pada Gambar 1.
8

Kerangka Pemikiran Penelitian

Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia


(PPBBI)

Visi Misi

Strategi Organisasi

Menerjemahkan Visi Misi

Pendekatan Balanced Scorecard


Feedback

Perspektif Perspektif Perspektif Perspektif


Keuangan Pelanggan Proses Bisnis Pembelajaran
Internal dan Pertumbuhan

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Penetapan Peta Strategi

Pengukuran Hasil Kinerja dengan


Pendekatan BSC

Rekomendasi Peningkatan Kinerja PPBBI

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian


.
9

Tahapan Penelitian
Mengindentifikasi Permasalahan

Pra penelitian Menentukan Tema Penelitian: Pengukuran Kinerja Organisasi


berdasarkan pendekatan Balance Scorecard

Melakukan Studi Kepustakaan Batasan Masalah

Menentukan Tujuan Penelitian

Membuat Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data

Merancang Kuesioner Pembobotan

Pengumpulan Data

Data Primer: Kuesioner, Data Sekunder: Studi literatur,


wawancara, FGD jurnal yang relevan
Kegiatan penelitian

Melakukan Alignment/Penyelarasan

Penetapan IKU

Observasi FGD

Pembobotan IKU dan Pengukuran Kinerja


Berdasarkan Perspektif BSC

Perancangan Peta Strategi

Mengukur kinerja PPBBI

Menyusun inisiatif strategi


Hasil

Kesimpulan dan saran

Gambar 2 Tahapan Penelitian


10

Berdasarkan Gambar 2 Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan.


Pada tahap pra-penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut: (1) penentuan
topik penelitian dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada organisasi,
kemudian menentukan tema penelitian yaitu perancangan indikator kinerja utama
sebagai penentu pengukuran pencapaian kinerja organisasi berbasis balanced
scorecard, (2) perumusan masalah dan tujuan penelitian, (3) rancangan
pengumpulan data; (a) studi pendahuluan dan studi pustaka, (b) penyusunan
desain penelitian, (c) pengumpulan data lapangan, bersumber berdasarkan data
primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari kuesioner yang berisi
sejumlah pertanyaan terkait data yang dibutuhkan dan dirancang khusus dengan
persetujuan para pimpinan dengan mengadopsi format kuesioner berdasarkan
penelitian terdahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari data internal institusi,
literatur dan sumber lain, (4) tahap selanjutnya dilakukan alignment untuk
menjamin adanya keselarasan antara visi ke misi, misi ke tujuan, tujuan ke sasaran,
dan sasaran ke Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan hasil dari kedua
sumber data tersebut penetapan IKU pada institusi ditetapkan berdasarkan prinsip
SMART-C, (5) perancangan indikator kinerja utama yang ditetapkan berdasarkan
hasil observasi dan melalui diskusi dengan para pimpinan, (6) pembobotan
terhadap masing-masing indikator berdasarkan empat perspektif BSC serta
menghitung pencapaian setiap IKU pada tahun 2015 yang akan dijadikan baseline
dan digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja institusi, (7) penetapan peta
strategis dan pengukuran kinerja, dengan menggabungkan nilai dari masing-
masing perspektif BCS, (8) hasil pengukuran kinerja PPBBI akan menjadi dasar
untuk menyusun inisiatif strategis, (9) penarikan kesimpulan dan saran.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat Penelitian Bioteknologi


Bioindustri Indonesia (PPBBI) pada bulan Maret-Mei 2016 yang merupakan salah
satu lembaga penelitian hasil perkebunan yang bergerak dalam bidang
bioteknologi dan bioindustri, yang berlokasi di Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor.

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer didapat melalui tahap observasi dengan instrumen
penyebaran kuesioner, serta wawancara dengan pihak pimpinan institusi dan
masing-masing kepala bagian yang mewakili institusi. Adapun data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku, artikel ilmiah,
penelitian terdahulu, internet, dokumen-dokumen internal PPBBI yaitu: renstra
institusi tahun 2004-2019, naskah akademik, rencana kerja tahun 2015, data
penjualan, dan data kegiatan karyawan.
11

Metode dan Penentuan Ukuran Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.


Teknik tersebut merupakan bagian dari teknik non probability sampling yaitu
setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Teknik purposive sampling digunakan dalam pengambilan data, dimana
data yang didapat berdasarkan sumber para ahli. Responden yang dipilih peneliti
adalah pimpinan PPBBI, kepala bidang penelitian, kepala bidang usaha, kepala
biro umum dan SDM, yang dianggap memiliki peranan besar dalam pengambilan
keputusan serta mengetahui dan memahami kondisi pada masing-masing bidang
dalam institusi.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis untuk menyusun pengukuran kinerja


berdasarkan pendekatan balanced scorecard dan pembobotan pakar dengan
metode pairwise comparison mengunakan bantuan alat perhitungan Microsoft
Excel 2010.

Analisis Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard


Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced
Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai
berikut :
1. Alignment
Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran
strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras. Untuk
memperoleh gambaran sebuah keadaan secara objektif mengenai keselarasan
tersebut maka dilakukan wawancara bersama dari pihak instansi.
2. Pembuatan Kartu Skor
Kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja organisasi dan
merencanakan target yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Kartu skor
yang dibentuk harus sesuai dengan template BSC yang terdiri dari Objective
(tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator pemicu, Target
(target), dan Initiative (inisiatif). Template BSC diklasifikasikan kedalam 4
perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Untuk mengetahui karakteristik indikator kinerja
yang baik dan cukup memadai. Masing-masing indikator kinerja utama dinilai,
model penilaian SMART-C terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Model penilaian SMART-C


Kriteria
No Sasaran strategis Indikator Kinerja Utama
S M A R T C

a
Sumber : Moeheriono (2012)
12

Berdasarkan Tabel 1 pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan


menggunakan prinsip SMART-C yaitu: Spesific (S) yaitu IKU mampu
menyatakan sesuatu yang unik dalam menilai kinerja, Measurable (M) yaitu IKU
dirancang harus dapat diukur dengan jelas, Achievable (A) yaitu IKU yang dipilih
dapat dicapai dan bermanfaat, Relevant (R) berarti IKU yang ditetapkan harus
sesuai dengan visi, misi tujuan strategis organisasi, Time Bound (T) berarti
memiliki batas waktu pencapaian dan Continuously Improve (C) berarti IKU
mampu menyesuaikan dengan perkembangan organisasi.
3. Perhitungan Bobot setiap Perspektif BSC dan Indikator Kinerja Utama
Pembobotan dilakukan dengan mengunakan metode pairwise comparison.
Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan menggunakan skala seperti
pada Tabel 2.

Tabel 2 Skala pembobotan pada pairwise comparison


Tingkat Kepentingan Definisi
Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen
9
lainnya.
Satu elemen sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
elemen lainnya.
Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan
5
elemen lainnya.
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya
1 Kedua elemen sama pentingnya
Apabila terdapat sedikit saja perbedaan, ragu-ragu
2,4,6,8
antar dua nilai faktor yang berdekatan
a
Sumber : Saaty (1993)

Berdasarkan Tabel 2 pembobotan dilakukan dalam sebuah matrik. Matrik


merupakan label untuk membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain.
Matrik memberi kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala
perbandingan. Matrik mengambarkan prioritas antara satu elemen dengan elemen
lainnya.
4. Penyusunan Peta Strategi
Peta strategi disusun berdasarkan perspektif BSC dan mempertimbangkan
hubungan sebab akibat dari setiap strategi. Dalam tahapan ini terdiri dari beberapa
tahapan yakni menjelaskan visi dan misi serta sasaran strategi organisasi dari
masing-masing perspektif balanced scorecard.
5. Pengukuran Kinerja
Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan indikator
kinerja utama dari masing-masing perspektif. Selanjutnya dibuat kerangka
pengukuran kinerja BSC seperti Tabel 3.
13

Tabel 3 Kerangka pengukuran kinerja


Bobot Penentuan Nilai Baseline Target Pencapaian Nilai KRI
IKU Standar Ekspresi (%) (%) (%) (%)
(a) Warna (f) (g)=(a*f)
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
a
Sumber : Sirait et al (2010)

Berdasarkan Tabel 3 penentuan standar dibagi menjadi empat sangat baik


diekspresikan warna biru, baik diekspresikan warna hijau, sedang diekspresikan
warna kuning serta buruk diekspresikan warna merah. Penetapan ekpresi warna
untuk menyatakan tiap-tiap kategori mengacu pada traffic light system atau
sistem lampu lalu lintas, sebagai tanda dan pengkategorian dari skor IKU yang
mengidentifikasikan perlu adanya perbaikan atau tidak (Sirait 2010). Secara teknis
metode pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan pencapaian aktual
terhadap target yang telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU. Pengukuran
kinerja dengan pendekatan BSC dilakukan dengan menggunakan program
Microsoft Excel 2010. Pengaturan nilai ekspresi warna dilakukan dengan
menggunakan conditional formatting. Excel akan memberi warna pada sel di tabel
sesuai dengan informasi/rule yang telah ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Berdasarkan arahan Dewan Komisaris pada Rapat Konsultasi PT RPN


serta hasil diskusi dengan Direksi PT RPN 2014 dan hasil review konsultan
independen Kantor Direksi PT RPN terkait dengan Peningkatan status Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) menjadi Pusat Penelitian
Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI). Dengan selesainya
penyempurnaan Naskah Akademik tersebut diharapkan seluruh pihak dalam
tataran Direksi PT RPN dan Dewan Komisaris dapat mengambil langkah strategis
untuk meningkatkan status PPBBI sehingga akan memberikan dampak positif
bagi PPBBI maupun PT RPN. Pencapaian kesuksesan instansi tidak serta merta
dapat dicapai begitu saja, perlu adanya upaya dalam pencapaian strategi instansi
serta peran lingkungan eksternal dan internal yang dapat mendorong tercapainya
sasaran strategi instansi. Berikut struktur organiasi pada PPBBI seperti Gambar 3.
14

Struktur Orgnisasi PPBBI

DIREKTUR

BIDANG BIDANG URUSAN


BIRO UMUM
PENELITIAN USAHA SPI
DAN SDM

Urusan Urusan
Komersialisasi Urusan
Kerjasama
Produk Sekretariat dan
Operasional
Riset Rumah Tangga

Kelti Urusan
Bioteknologi Komersialisasi
Bahan Tanam Urusan SDM

Kelti
Bioindustri Urusan
Urusan Jasa Akuntansi dan
Keuangan
Analisis
Urusan Urusan
Pelatihan & Pemasaran
Konsultasi

Gambar 3 Struktur Organisasi PPBBI


a
Sumber: Renstra PPBBI

Berdasarkan Gambar 3 diatas adapun tugas dari masing-masing divisi


mulai dari direktur utama, sebagai koordinator,komunikator, pengambil keputusan
dalam menjalankan dan memimpin institusi, serta menetapkan strategi-strategi
untuk mencapai visi-misi institusi. Struktur organisasi PPBBI dibagi menjadi tiga
bagian sebagai berikut:
(1) Bidang Penelitian.
Kepala bidang penelitian mempunyai tugas pokok dalam menentukan
kebijakan, perencanaan dan pengorganisasian dibidang penelitian.Bidang
penelitian menyelenggaraan fungsi:
Menyusun program kerja/kegiatan bidang penelitian dan pembanguan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan seluruh divisi yang terkait.
Memfasilitasi kegiatan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Melakukan monitoring dan evaluasi terkait penelitian dan pengembangan
agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Melaporkan pelaksanaan kegiatan penelitian pada pimpinan.
(2) Bidang usaha
Kepala bidang penelitian mempunyai tugas pokok dalam menentukan
kebijakan, perencanaan dalam urusan pemasaran, pengembangan dan pengelolaan
produk. Bidang usaha menyelenggarakan fungsi:
Menyusun program kerja/ kegiatan produksi dan pemasaran.
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan seluruh divisi terkait.
Melakukan pengkajian program kegiatan.
15

Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap setiap program kegiatan.


(3) Biro umum dan SDM
Kepala biro umum dan SDM mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
mengoordinasikan pelaksanaan ketatausahaan institusi. Biro umum dan SDM
menyelenggarakan fungsi:
Pembinaan dan pengelolaan arsip dan dukungan administrasi institusi.
Mengelola keuangan dan kesekretariatan institusi.
Pengelolaan SDM institusi sesuai dengan ketentuan institusi.
Bersama dengan 5 Puslit lainnya, Pusat Penelitian Bioteknologi dan
Bioindutri Indonesia (PPBBI) merupakan unit kerja yang secara organisasi ada di
PT RPN. Salah satu kekuatan PPBBI yang terbangun hingga saat ini adalah
banyaknya riset terapan yang pengembangannya dekat dengan pengguna dan telah
dimanfaatkan secara luas, hingga saat ini telah berjumlah lebih dari 30 produk
yang dihasilkan.

Aligment/Penyelarasan Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri


Indonesia (PPBBI)
Sebagaimana yang telah dirancang dalam metodologi penelitian, tahapan
penelitian yaitu pertama dalam penyusunan balanced scorecard adalah penjabaran
dan penyelarasan antara visi ke misi, misi terhadap tujuan, tujuan terhadap sasaran
strategis serta sasaran strategis terhadap indikator kinerja utama. Hasil penjelasan
dan penjabaran dari masing-masing perspektif dapat dilihat secara lengkap pada
sub judul berikut:
1) Aligment/ Penyelarasan Visi ke Misi PPBBI
Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang
berikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh organisasi di masa
yang akan datang (Moeheriono 2012). Pernyataan visi dan misi yang dirancang
dengan baik sangat penting untuk merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi
strategi. Oleh karena itu, perlu dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan
antara visi dan misi PPBBI. Mengenai keselarasan visi terhadap misi. PPBBI
dalam visinya Menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri,
diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu
industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Dalam upaya
pencapaian visi, PPBBI mempunyai enam misi yang harus dilakukan, yang
masing-masing memiliki keterkaitan dan keselaran serta pendukung satu sama
lain seperti yang sudah jelaskan dengan keyword, seperti pada Gambar 4.
16

Visi Misi
Mengoptimalkan pemanfaatan
seluruh aset yang dimiliki untuk
mendukung produktivitas unit
kerja
Meningkatkan kapasitas SDM
untuk mendukung aktivitas riset
dan bisnis

Meningkatkan pemasaran produk


meningkatkan pemasaran produk
Menjadi perusahaan hasil
hasil riset
riset yang
yang telah
telahtersedia
tersedia, (4)
berbasis riset yang mengembangkan produk-produk
unggulan
tangguh dan mandiri, Mengembangkan produk-produk
diakui pada tingkat unggulan hasil riset
nasional, regional meningkatkan pemasaran produk
hasil riset yang telah tersedia, (4)
maupun internasional, Menyediakan jasa kepakaran
mengembangkan produk-produk
serta dapat memacu dibidang bioteknologi
unggulan
industri perkebunan perkebunan
berdaya saing tinggi
meningkatkan pemasaran produk
dan berkelanjutan. Membangun kompetensi unit
hasil riset yang telah tersedia, (4)
kerja dan meningkatkan
mengembangkan produk-produk
kesejahteraan karyawan
unggulan

Membangun kerjasama nasional


meningkatkan pemasaran produk
dan internasional
hasil untuktersedia, (4)
riset yang telah
Keterangan mengembangkan
mengembangkan citra institusi
produk-produk
Menunjukan keselarasan unggulan
Pendukung
Gambar 4 Alignment visi ke misi PPBBI
a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019 meningkatkan
pemasaran
produk hasil riset yang telah tersedia,
(4) mengembangkan produk-produk
Misi pertama dan kedua, yaitu mengoptimalkan unggulan
pemanfaatan seluruh aset yang
dimiliki untuk mendukung produktivitas unit kerja danmeningkatkan
meningkatkan kapasitaskapasitas
SDM
untuk mendukung aktivitas riset dan
SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis, berdasarkan keyword diatas
bisnis
kedua misi tersebut merupakan pendukung dalam upaya pencapaian visi PPBBI
menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri. Misi ketiga,
meningkatkan kapasitas SDM untuk
keempat dan kelima yaitu mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset,
mendukung aktivitas riset dan bisnis
menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi perkebunan, membangun
kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, berdasarkan
meningkatkan kapasitas SDM untuk
keyword diatas misi tersebut merupakan pendukung dalam upaya pencapaian visi
mendukung aktivitas riset dan bisnis
perusahaan menjadi industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Misi keenam yaitu membangun kerjasama nasional dan internasional untuk
meningkatkan kapasitas SDM
mengembangkan citra institusi, berdasarkan keyword diatas misi tersebut selaras
untuk mendukung aktivitas riset dan
dengan visi PPBI menjadi perusahaan yang diakuibisnis
pada tingkat nasional, regional
maupun internasional.
2) Aligment/ Penyelarasan Misi ke Tujuan PPBBI meningkatkan kapasitas SDM
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan alignment antaraaktivitas
untuk mendukung misi riset
ke dan
tujuan
adalah menganalisis keselarasan antara misi dan tujuan PPBBI. Tujuan
bisnis
merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka
17

pendek. Keselarasan antara misi dan tujuan perlu dianalisis dengan proses
alignment dibawah ini seperti Gambar 5.

Misi Tujuan
Mengoptimalkan pemanfaatan
seluruh aset yang dimiliki
untuk mendukung Meningkatkan kinerja institusi dalam
produktivitas unit kerja mengelola sumber daya agar dapat
menghasilkan inovasi teknologi
Meningkatkan kapasitas SDM secara berkesinambungan
untuk mendukung aktivitas
riset dan bisnis

Meningkatkan pemasaran
meningkatkan pemasaran produk
produk hasil riset yang telah Tercapainya kemandirian secara
hasil riset yang telah tersedia, (4) finansial sehingga lepas dari
tersedia
mengembangkan produk-produk ketergantungan pada pihak lain
unggulan
Mengembangkan produk-
produk unggulan hasil riset
meningkatkan pemasaran produk
hasil riset yang telah tersedia, (4)
Serta menjadi perusahaan
Menyediakan
mengembangkanjasaproduk-produk
kepakaran bioteknologi berbasis riset yang
dibidang bioteknologi
unggulan tangguh dan mandiri
perkebunan

meningkatkan kompetensi
Membangun pemasaran produk
unit
hasil riset yang telah tersedia, (4) Terpandang dalam tatanan global
kerja dan meningkatkan teknologi, jasa dan produk hasil
mengembangkan produk-produk
kesejahteraan
unggulan karyawan riset yang dimiliki Institusi lebih
diakui oleh konsumen dan
Membangun kerjasama menjadiLembaga Penelitian yang
nasional dan internasional
meningkatkan pemasaran produk diperhitungkan di lingkup Nasional
hasil
Keterangantelah tersedia,
untuk riset yang
mengembangkan citra(4) maupun Internasional.
mengembangkan
institusi produk-produk
unggulan

Keterangan
meningkatkan pemasaran
Menunjukan keselarasan
produk Pendukung
hasil riset yang telah
tersedia, (4) mengembangkan
produk-produk unggulan
meningkatkanGambar 5 Alignment misi ke tujuan PPBBI
kapasitas
a
SDM untuk mendukung aktivitas Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
riset dan bisnis
Berdasarkan Gambar 5 setelah melakukan alignment antara misi terhadap tujuan
perusahaan.
meningkatkan Misikapasitas
pertamaSDM yaitu mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang
dimiliki
untuk untuk
mendukungmendukung
aktivitas risetproduktivas unit kerja berdasarkan keyword diatas
dan bisnis
memiliki keselarasan dengan tujuan perusahaan dalam mengelola sumber daya
agar dapat mengahasilkan inovasi teknologi secara berkesinambungan,
selanjutnya
meningkatkan misikapasitas
pertama SDM merupakan pendukung dalam mencapai tujuan
untuk mendukung aktivitas riset
perusahaan
dan bisnis
untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial. Misi kedua
meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis
berdasarkan keyword memiliki keselarasan dan merupakan penjabaran dari tujuan
meningkatkan kapasitas
perusahaan dalam upaya mengelola sumber daya, dan misi tersebut merupakan
SDM untuk mendukung aktivitas
pendukung dalam tercapainya kemandirian perusahaan secara finansial. Misi
riset dan bisnis
ketiga, keempat dan kelima yaitu meningkatkan pemasaran produk,
meningkatkan kapasitas
SDM untuk mendukung aktivitas
riset dan bisnis
18

mengembangkan produk unggulan hasil riset dan menyediakan jasa kepakaran


dibidang bioteknologi merupakan upaya pendukung yang dilakukan dalam
mencapai tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang terpandang dalam
tatanan global, dan diperhitungkan di lingkup nasional maupun internasional serta
produk hasil riset lebih diakui dan dipercaya konsumen. Misi keenam yaitu
meningkatkan kesejahteraan karyawan merupakan pendukung dalam upaya
mencapai tujuan menjadikan perusahaan yang berbasis riset yang tangguh dan
mandiri. Misi ketujuh yaitu membangun kerjasama nasional dan internasional,
berdasarkan keyword diatas memiliki keselarasan dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan untuk menjadi perusahaan yang terpandang dalam tatanan global.

3) Aligment/ Penyelarasan Tujuan ke sasaran strategi PPBBI


Tahap ketiga dari proses alignment yaitu menganalisis keselarasan antara
tujuan dan sasaran strategis PPBBI. Sasaran adalah upaya yang dilakukan untuk
mencapai target yang ingin dicapai oleh organisasi, baik tujuan jangka pendek
atau jangka panjang mencangkup organisasi keseluruhan. Tujuan merupakan
gambaran umum dari strategi organisasi, sedangkan sasaran bersifat lebih rinci
dan memperlihatkan langkah menuju pencapaian tujuan. Berdasarkan renstra
PPBBI tahun 2014-2019 terdapat lima sasaran strategi PPBBI, strategi pertama
yaitu upaya mengembangkan kualitas pemasaran dan mendorong kegiatan riset
merupakan pendukung dari tujuan perusahaan dalam meningkatkan pengelolaan
sumber daya agar menghasilkan inovasi teknologi. Sasaran strategi kedua yaitu
meningkatkan laba secara bertahap selama lima tahun, merupakan pendukung
serta upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi perusahaan yang
mandiri secara finansial. Sasaran strategi ketiga dan keempat yaitu memanfaatkan
pengetahuan dan keahlian dibidang kultur jaringan tanaman dan meningkatkan
produksi bahan pangan dan kesehatan merupakan penjabaran dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan yaitu menjadi perusahaan bioteknologi berbasis
riset yang tangguh dan mandiri. Sasaran strategi kelima dan keenam yaitu
peningkatan layanan jasa dan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti
merupakan penjabaran dan upaya yang dilakukan dalam pencapaian tujuan
perusahaan yaitu menjadi perusahaan yang terpandang dalam tatanan global dan
diperhitungkan di lingkup nasional maupun internasional. Keselarasan tujuan ke
sasaran strategi PPBBI dapat dilihat pada Gambar 6.
19

Tujuan Sasaran

Mempertahankan dan mengembangkan


kualitas pemasarannya dan secara
paralel kegiatan riset didorong terus
Meningkatkan kinerja institusi
untuk menghasilkan produk-produk
dalam mengelola sumber daya
baru bernilai komersil
agar dapat menghasilkan inovasi
teknologi secara
Meningkat laba secara bertahap selama
berkesinambungan
5 tahun ke depan hingga mencapai laba
sebesar Rp 12 miliar

Tercapainya kemandirian secara


finansial sehingga tidak Pengadaan bahan tanam, terutama
ketergantungan pada pihak lain dengan memanfaatkan pengetahuan
dan keahlian di bidang kultur jaringan
tanaman
Serta menjadi perusahaan
bioteknologi berbasis riset yang
tangguh dan mandiri Memproduksi produk bahan pangan
dan kesehatan

Peningkatan layanan jasa laboratorium


Terpandang dalam tatanan
pengujian, meliputi bidang
global sehingga teknologi, jasa Mikrobiologi dan Lingkungan, Kimia
dan produk hasil riset yang dan Pangan serta Biokimia dan Biologi
dimiliki Institusi lebih diakui Molekuler
konsumen dan menjadikan
Jasa pelatihan dan konsultasi dengan
Lembaga Penelitian yang memanfaatkan keahlian dan kepakaran
diperhitungkan di lingkup para peneliti PPBBI yang cukup
Nasional dan Internasional.

Keterangan
Menunjukan keselarasan
Pendukung

Gambar 6 Alignment tujuan ke sasaran strategis PPBBI


a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019

4) Aligment/ Penyelarasan Sasaran strategi ke Indiktor Kinerja Utama


PPBBI
Tahap selanjutnya proses alignment yaitu mengidentifikasi keselarasan
antara sasaran strategis yang terdapat pada rencana strategi PPBBI tahun 2014-
2019 dan terdapat 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah
ditetapkan bersama atas kesepakatan para pakar dan pimpinan institusi. Berikut
hasil penyelarasan antara sasaran strategi dan IKU PPBBI dapat dilihat pada
Gambar 7.
20

Sasaran strategi Indikator kinerja utama

Persentase pendapatan
bersih per tahun

Persentase jumlah
Mempertahankan dan biaya operasional
mengembangkan kualitas
pemasarannya dan secara paralel
kegiatan riset didorong terus untuk Persentase jumlah
menghasilkan produk-produk baru kerugian produksi
bernilai komersil

Meningkatnya laba secara bertahap Jumlah produk yang


selama 5 tahun ke depan hingga dibeli pelanggan
mencapai laba sebesar Rp 12 miliar

Persentase pelanggan
Pengadaan bahan tanam, terutama yang melakukan
dengan memanfaatkan pengetahuan pembelian ulang
dan keahlian di bidang kultur
jaringan tanaman

Persentase pencapaian
Memproduksi produk bahan pangan kegiatan internal
dan kesehatan

Peningkatan layanan jasa


laboratorium pengujian, meliputi Pesentase pencapaian
bidang Mikrobiologi dan kegiatan eksternal
Lingkungan, Kimia dan Pangan
serta Biokimia dan Biologi
Molekuler Persentase jumlah
produk hasil riset

Jasa pelatihan dan konsultasi


dengan memanfaatkan keahlian dan Persentase jumlah
kepakaran para peneliti PPBBI yang pelatihan
cukup

Persentase Jumlah
karyawan berdasarkan
tingkat pendidikan
Keterangan
Menunjukan keselarasan
Pendukung

Gambar 7 Alignment sasaran strategi ke indikator kinerja utama PPBBI


a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
21

Gambar 7 menunjukkan bahwa sasaran strategi pertama dalam upaya


mengembangkan kualitas pemasarannya dan secara paralel kegiatan riset
didorong terus untuk menghasilkan produk-produk baru bernilai komersil
didukung dengan IKU yang ditetapkan yaitu meningkatkan persentase pendapatan
bersih pertahun. Sasaran strategis yang kedua meningkatkan laba secara bertahap
selama 5 tahun ke depan hingga mencapai laba sebesar Rp 12 miliar didukung
oleh IKU yang sudah ditetapkan yaitu peningkatan pendapatan besih pertahun dan
menekan jumlah persentase kerugian. Sementara sasaran strategi ketiga yaitu
pengadaan bahan tanam, terutama dengan memanfaatkan pengetahuan dan
keahlian dibidang kultur jaringan tanaman didukung oleh tiga IKU yaitu menekan
angka kerugian, meningkatkan produk yang dibeli pelanggan dan meningkatkan
kepercayaan pelanggan agar melakukan pembelian ulang. Sasaran strategi
keempat yaitu memproduksi bahan pangan didukung dengan dua IKU yaitu
persentase pencapaian kegiatan internal dan peningkatan jumlah prduk hasil riset.
Sasaran strategi kelima dalam upaya peningkatan pelayanan jasa didukung oleh
IKU terkait peningkatan kegiatan internal, dan sasaran terakhir terkait
pemanfaatan jasa kepakaran dalam peningkatan pelatihan pencapaiannya dapat
diukur dengan IKU persentase jumlah pelatihan dan tingkat pendidikan karyawan.

Pengukuran Kinerja Perspektif PPBBI

Berdasarkan empat perspektif pada balanced scorecard yang terdiri dari 10


(sepuluh) Indikator Kinerja Utama. Terdapat 5 (lima) indikator kinerja utama
yang telah mencapai target sesuai dengan target institusi yang diekspresikan
dengan warna hijau, dan 2 (dua) indikator kinerja utama dapat dikategorikan
sangat baik karena pencapaiannya melebihi target,yang diekspresikan dengan
warna biru. Terdapat 1(satu) indikator dikategorikan sedang yang diekspresikan
dengan warna kuning dan 1 (satu) indikator dikategorikan rendah yang
diekspresikan dengan warna merah. Hasil perhitungan berdasarkan empat
perspektif balanced scorecard selangkapnya dapat dijelaskan pada sub bab
berikut.

1) Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan


Berdasarkan perspektif keuangan PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu
peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal. Berdasarkan hasil
identifikasi dan pengukuran terdapat tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian target, dimana IKU
pertama yaitu persentase pendapatan bersih pertahun PPBBI pada tahun 2015
hanya mencapai 36.93%, hal tersebut menunjukan pendapatan besih PPBBI
belum mencapai target institusi dimana pendapatan ditargetkan mencapai 65.01%,
sedangkan untuk IKU kedua yaitu jumlah biaya operasional pada tahun 2015
hanya mencapai 33.29% tidak melebihi target sebesar 19.99% untuk pengeluaran
biaya operasional. Pencapaian jumlah kerugian produksi sebagai IKU ketiga pada
tahun 2015 mencapai 100% hal tersebut dapat dikatakan sangat baik karena telah
melebihi target yaitu 85.01%. Indikator Kinerja Utama dan pemicu indikator yang
ditetapkan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum
dalam Tabel 4.
22

Tabel 4 Hasil Pengukuran Perspektif Keuangan


Base
Indikator Nilai Nilai
Bobot Penentuan Standar line Target
Indikator Pemicu Kinerja Ekspresi Pencapaian KRI
IKU (%) 2015 2015 (%)
Utama Warna (%)
(%)
Sangat
Mengoptimalkan persentase >80
Baik
pemanfaatan pendapatan
0.049 Baik >65-80 36-.93 65.01 1 25% 1.23
seluruh asset yang bersih per
Sedang >50-65
dimiliki tahun
Rendah <50
Sangat
< 20
Meningkatkan Baik
jumlah biaya
pemasaran produk 0.011 Baik 20-35 33.29 19.99 3 75% 0.83
operasional
hasil riset Sedang >35-50
Rendah >50
Menyediakan jasa Sangat
persentase >95-100
kepakaran Baik
jumlah
dibidang 0.012 Baik >85-95 100 85.01 4 100% 1.20
kerugian
bioteknologi Sedang >75-85
produksi
perkebunan Rendah <75
SKOR KEUANGAN 3.25%
a
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4 diatas hasil pembobotan yang diukur menggunakan


perhitungan pairwise comparison seperti pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif
Balanced Scorecard (IKU Perspektif Keuangan hlm 40), IKU pertama bernilai
0.049 hal tersebut mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI),
dimana nilai KRI hanya bernilai 1.23% untuk tingkat pencapaian dikategorikan
rendah, dan diekspresikan dengan warna merah. Proses perhitungan selanjutnya
pada IKU kedua yang bernilai 0.011 dengan nilai KRI mencapai 0.83 % dimana
tingkat pencapaian dapat dikategorikan baik dan diekspresikan dengan warna
hijau. Perhitungan IKU ketiga yang bernilai 0.012 dengan nilai KRI mencapai
1.20% dapat dikategorikan sangat baik dan diekspresikan dengan warna biru.
Tabel perhitungan perspektif keuangan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5
(kolom no 1).
Inisiatif Strategi Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan mendapat skor paling rendah yaitu sebesar 3.25%
seperti pada Lampiran 5 (kolom no 1) yang diekspresikan dengan warna merah,
oleh karena itu perbaikan kinerja perlu dilakukan dengan meningkatkan kinerja
IKU yang masih rendah, adapun inisiatif strategis yang disarankan untuk
memperbaiki indikator yang masih dikategorikan kurang baik yaitu:
(1) Meningkatkan pendapatan pertahun.
(2) Menekan biaya operasional agar tetap sesuai target.
(3) Meningkatkan penjualan produk.
(4) Memperluas pemasaran produk.
(5) Menekan kerugian produksi.
Inisiatif strategis ini dirancang berdasarkan hasil identifikasi pada sasaran strategi
yang belum tercapai sehingga mengakibatkan hasil pencapaian rendah, serta
dilihat dari indikator-indikator yang masih dikategorikan kurang baik dan belum
mencapai target, maka direncanakanlah inisiatif strategi yang diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan PPBBI, serta dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
23

2) Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan


Berdasarkan perspektif pelanggan PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu
peningkatan layanan jasa, meningkatkan produksi dan pengembangan produk
unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi. Indikator
Kinerja Utama dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian
sasaran strategis tersebut tercantum dalam Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan


Base
Target Nilai Nilai
Indikator Indikator Bobot Penentuan line Pencapa
2015 Ekspresi KRI
Pemicu Kinerja Utama IKU Standar (%) 2015 ian
(%) Warna (%)
(%)
Sangat
Mengembangkan >95
jumlah produk Baik
produk-produk
unggulan hasil
yang dibeli 0.409 Baik >85-95 96.67 85.01 4 100% 40.90
pelanggan Sedang >75-85
riset
Rendah <75
Sangat
>80
Baik
Mengembangkan Baik >65-80
persentase
citra institusi, dan Sedang >45-65
pelanggan yang
menjalin
melakukan
0.124 66 65.01 3 75% 9.30
hubungan baik
pembelian ulang
dengan pelanggan Rendah <45

50.20
SKOR PELANGGAN
%
a
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5 terdapat dua Indikator Kinerja Utama (IKU) pada perspektif
pelanggan yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pencapaian target yaitu
jumlah produk yang dibeli pelanggan, berdasarkan perhitungan nilai
pencapaiannya sebesar 96.67% pada tahun 2015, dimana hasil tersebut melebihi
target yang ditetapkan yaitu 85.01%, sedangkan IKU kedua yaitu persentase
pelanggan yang melakukan pembelian ulang pada tahun 2015 telah mencapai 66%
dimana sudah melebihi target yaitu 65.01%. Berdasarkan hasil pembobotan yang
diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti terdapat pada
Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif
Pelanggan hlm 40). IKU pertama bernilai 0.409. Hal tersebut mempengaruhi
terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI untuk IKU
pertama mencapai 40.90% tingkat pencapaiannya dikategorikan sangat baik dan
diekspresikan dengan warna biru, sedangkan untuk IKU kedua nilai KRI
mencapai 9.30%, tingkat pencapaian dapat dikategorikan baik dan diekspresikan
dengan warna hijau. Tabel perhitungan perspektif pelanggan selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 5 (kolom no 2).
Inisiatif Strategi Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan memperoleh skor kinerja sebesar 0.533% dan masuk
kedalam kategori rendah yang diekspresikan dengan warna merah. Kinerja
perspektif pelanggan perlu diperbaiki dengan melakukan inisiatif strategis yaitu:
(1) Menghasilkan produk sesuai harapan konsumen.
(2) Memperhatikan kepuasan pelanggan.
(3) Mempertahankan kepercayaan pelanggan.
(4) Meningkatkan pelayanan jasa.
(5) Membangun citra baik dengan pelanggan.
24

Inisiatif strategi tersebut ditetapkan berdasarkan indikator yang masih memiliki


kategori rendah dan belum mencapai target, inisiatif ini merupakan upaya
mempertahankan pencapaian kinerja pada pespektif pelanggan yang dikategorikan
sudah sangat baik. Masing-masing IKU diharapkan dapat bekerja secara optimal
agar tetap mencapai target yang sudah ditetapkan.

3) Pengukuran Kinerja Perpsektif Manajemen Internal


Berdasarkan pengukuran perspektif manajemen internal PPBBI menetapkan
sasaran strategi yaitu mengembangkan kualitas pemasaran dan menghasilkan
produk-produk baru yang bernilai komersial. Indikator kinerja utama dan pemicu
indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis
tersebut tercantum dalam tabel pengukuran perspektif manajemen internal yang
dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Pengukuran Perspektif Manajemen Internal


Base
Target Nilai
Indikator Indikator Bobot Penentuan Standar Line Penca Nilai KRI
2015 Ekspresi
Pemicu Kinerja Utama IKU (%) 2015 paian (%)
(%) Warna
(%)

Membangun Sangat
>90
kompetensi unit persentase Baik
kerja dan pencapaian Baik >80-90
0.047 81.82 80.01 3 75% 3.53
meningkatkan kegiatan
Sedang >75-80
kesejahteraan internal
karyawan Rendah <75
persentase Sangat
>85
Membangun pencapaian Baik
kerjasama kegiatan Baik >70-85
0.051 53.85 70.01 2 50% 2.55
nasional dan eksternal/
Sedang >50-70
internasional kerjasama
penelitian Rendah <50
Meningkatkan Sangat
>85
kapasitas SDM Baik
persentase
untuk Baik >75-85
jumlah produk 0.134 66.67 75.01 2 50% 6.70
mendukung
hasil riset Sedang >65-75
aktivitas riset
dan bisnis Rendah <65
SKOR MANAJEMEN
INTERNAL
12.78%
a
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)

Berdasarkan Tabel 6 diatas terdapat tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) pada
perspektif manajemen internal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan pencapaian target, dimana IKU pertama yaitu persentase pencapaian
kegiatan internal pada tahun 2015 mencapai 81.82%, melebihi target yang
ditentukan sebesar 53.85%, sedangkan untuk IKU kedua yaitu persentase
pencapaian kegiatan eksternal pada tahun 2015 hanya mencapai 53.85% tidak
melebihi target yang ditetapkan sebesar 70.01%. Persentase jumlah produk hasil
riset sebagai IKU ketiga pada tahun 2015 hanya mencapai 66.67%, pencapaian
tidak melebihi target yang ditentukan yaitu 75.01%. Berdasarkan hasil
pembobotan yang diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti
pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif
Manajemen Internal hlm 41), IKU pertama bernilai 0.047 hal tersebut
mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI
bernilai 3.53% untuk tingkat pencapaian dikategorikan baik, dan diekspresikan
dengan warna hijau. Proses perhitungan selanjutnya pada IKU kedua yang bernilai
25

0.051 dengan nilai KRI hanya mencapai 2.55 % dimana tingkat pencapaian dapat
dikategorikan rendah dan diekspresikan dengan warna kuning. Perhitungan IKU
ketiga yang bernilai 0.134 dengan nilai KRI mencapai 6.70% dapat dikategorikan
rendah karena masih belum mencapai target seperti penjelasan diatas dan
diekspresikan dengan warna kuning. Tabel perhitungan perspektif manajemen
internal selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5 (kolom No 3).
Inisiatif Strategi Perspektif Manajemen Internal
Perspektif manajemen internal memperoleh skor kinerja sebesar 12.78%,
dan dikategorikan sedang yang diekspresikan dengan warna kuning. Kinerja
perspektif manajemen internal perlu ditingkatan dengan memperbaiki kinerja IKU
berupa inisiatif strategis yaitu:
(1) Menciptakan hasil riset lebih banyak.
(2) Meningkatkan produksi.
(3) Menciptakan produk baru.
(4) Memperluas hubungan kerjasama dengan puslit, dan perusahaan lainnya.
Inisiatif strategis ini ditetapkan berdasarkan kategori yang didapat pada setiap
indikator, dalam upaya peningkatan pencapaian indikator kinerja utama yang
masih tergolong sedang dan diekspresikan dengan warna kuning, diperlukan
adanya peningkatan dan perbaikan dengan melakukan inisiatif strategis yang telah
disarankan, agar pencapaian mencapai target yang sudah ditetapkan.

4) Pengukuran Kinerja Perpsektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran PPBBI menetapkan
sasaran strategi yaitu meningkatan pengelolaan sumber daya manusia agar dapat
menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, dengan mengadakan jasa pelatihan
dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI.
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk
mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam tabel
pengukuran perspektif keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Pengukuran Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Base
Indikator Target Nilai
Indikator Bobot Penentuan Standar line Nilai
Kinerja 2015 Ekspresi Pencapaian
Pemicu IKU (%) 2015 KRI(%)
Utama (%) Warna
(%)

Sangat
Meningkatkan >85
Baik
motivasi persentase
karyawan jumlah Baik >75-85
0.236 80 75.01 3 75% 17.70%
untuk pelatihan
Sedang >60-75
mengikuti karyawan
pelatihan <60
Rendah
Sangat
>95
Mengubah Baik
persentase
ketentuan >80-95
jumlah Baik
standar
karyawan
pendidikan 0.085 >70-80 89.17 80.01 3 75% 6.38%
berdasarkan Sedang
dalam
tingkat
penerimaan
pendidikan <70
karyawan baru
Rendah
SKOR PERTUMBUHAN
PEMBELAJARAN 24.08%
a
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)
26

Berdasarkan Tabel 7 terdapat dua Indikator Kinerja Utama (IKU) pada


perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan pencapaian target yaitu persentase jumlah pelatihan karyawan,
berdasarkan perhitungan nilai pencapaiannya sebesar 80% pada tahun 2015. Hasil
tersebut melebihi target yang ditetapkan yaitu 75.01%, sedangkan IKU kedua
yaitu persentase jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun
2015 telah mencapai 89.17% dimana sudah melebihi target yaitu 80.01%.
Berdasarkan hasil pembobotan, yang diukur menggunakan perhitungan pairwise
comparison seperti terdapat pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced
Scorecard (IKU Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran hlm 41). IKU pertama
bernilai 0.236, sedangkan IKU kedua bernilai 0.085 bobot tersebut lebih rendah
dibandingkan IKU pertama dengan demikian institusi disarankan untuk
memprioritaskan pada peningkatan dan perbaikan terhadap IKU tersebut
meskipun sudah dikategorikan baik. Hal tersebut mempengaruhi terhadap
penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI untuk IKU pertama
mencapai 17.70% sedangkan IKU kedua mencapai 6.38% pencapaian kedua IKU
tersebut dikategorikan baik dan diekspresikan dengan warna hijau. Tabel
perhitungan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran selanjutnya dapat dilihat
pada Lampiran 5 (kolom no 4).
Inisiatif Strategi Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor kinerja sebesar
24.08 % dan dikategorikan sangat baik dan diekspresikan dengan warna biru.
Terdapat inisiatif yang perlu dilakukan dalam upaya mempertahankan pencapaian
kinerja tersebut yaitu:
1. Melaksanakan pelatihan sesuai target.
2. Memberikan pengajaran dan pelatihan sesuai kebutuhan karyawan.
3. Meningkatkan kualitas SDM agar tetap produktif.
4. Menyeleksi karyawan baru sesuai kebutuhan.
5. Memfasilitasi pendidikan lanjut bagi karyawan yang membutuhkan.
Inisiatif strategi perlu dilakukan untuk mempertahankan pencapaian kinerja pada
pespektif pertumbuhan dan pembelajaran yang dikategorikan sudah sangat baik.
Inisiatif strategi dirancang agar pencapain indikator pada perspektif pertumbuhan
pembelajaran akan tetap sesuai target. Masing-masing IKU diharapkan dapat
bekerja secara optimal agar tetap mencapai target yang sudah ditetapkan.

Hasil Pengukuran Skor Keseluruhan Perspektif PPBBI

Berdasarkan perhitungan kinerja berbasis BSC, diperoleh hasil keseluruhan


dari masing-masing perspektif PPBBI. Nilai untuk perspektif pelanggan dan
perspektif pertumbuhan pembelajaran diekpresikan dengan warna biru dan berada
pada kategori sangat baik dengan masing-masing memiliki nilai 50.20% dan
24.08% sedangkan nilai KRI untuk perspektif manajemen internal mencapai
12.78% diekpresikan dengan warna kuning dan dapat dikategorikan sedang.
Perspektif keuangan yang diekspresikan dengan warna merah dikategorikan
rendah karena nilai KRI hanya mencapai 3,25% seperti yang terdapat pada Tabel
8.
27

Tabel 8 Hasil Nilai Keseluruhan Perspektif PPBBI


Perspektif Pencapaian (%) Bobot Nilai KRI (%)
Pelanggan 26.76% 0.533 50.20
Pertumbuhan dan pembelajaran 3.97% 0.165 24.08
Manajemen Internal 2.95% 0.231 12.78
Keuangan 0.23% 0.072 3.25
Total 90% 1 90
a
Sumber : Data pada tahun 2015 (diolah)

Berdasarkan Tabel 8 tersebut menunjukkan nilai kinerja keseluruhan yang


diakumulasikan dari nilai kinerja empat perspektif BSC yaitu mencapai 90%.
Hasil kinerja tersebut dapat dikategorikan baik karena telah sesuai target yang
ditetapkan, namun seperti yang terlihat pada hasil perhitungan untuk nilai KRI
pada perspektif keuangan masih dikategorikan rendah karena hanya mencapai
3.25%. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya perbaikan, peningkatan dan
perhatian khusus pada perspektif tersebut, agar hasil kinerja intitusi dapat
dikategorikan sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan menggunakan metode balanced
scorecard diperoleh kinerja PPBBI mencapai 90% dan diekpresikan dengan
warna hijau dan dikategorikan baik. Skor tersebut diperoleh berdasarkan hasil
akumulasi nilai KRI dari masing-masing kinerja empat perspektif BSC.

Hasil Perancangan Peta Strategi PPBBI

Menurut Kaplan dan Norton (2010), peta strategi menguraikan proses


penciptaan nilai melalui serangkaian hubungan sebab akibat diantara sasaran-sasaran
dalam keempat perspektif balanced scorecard. Adapun tahapan dalam membangun
peta strategi adalah: (1) jelaskan visi dan sasaran strategi organisasi, (2)
spesifikasikan ukuran kedalam 4 perspektif BSC.
Hasil pembobotan merupakan dasar untuk menyusun peta strategi,.
berdasarkan hasil pembobotan menggunakan pairwise comparison terhadap tiap
perspektif, maka dapat dibuat peta strategi bagi PPBBI. Penyusunan peta strategi
dilakukan secara hieraki dimulai dari bobot yang paling rendah yaitu perspektif
keuangan (0.072) dan pertumbuhan pembelajaran (0.165) kemudian manajemen
internal (0.231) hingga yang paling tinggi yaitu perspektif pelanggan (0.533).
Perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran diposisikan paling bawah
karena fungsinya mendukung bagi perspektif manajemen internal.
Peta strategi dibentuk berdasarkan hasil pembobotan setiap perspektif diurut mulai
dari bobot terendah hingga bobot paling tinggi, dan disusun melalui hubungan
sebab akibat antar sasaran strategi pada setiap perspektif. Perspektif keuangan dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menggambarkan strategi yang
mendorong dan mendukung dalam melakukan proses manajemen internal.
Perspektif keuangan memiliki sasaran strategi yaitu peningkatan pendapatan dan
laba perusahaan secara optimal setiap tahunnya. Perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran memiliki sasaran strategis meningkatkan pengelolaan sumber daya
manusia agar dapat menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, dengan
mengadakan jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan
kepakaran para peneliti PPBBI. Kedua perspektif tersebut bertujuan untuk
mendorong terwujudnya sasaran strategi institusi yang ingin mengembangkan
28

kualitas pemasaran dan menghasilkan produk-produk baru yang bernilai


komersial, sehingga perspektif manajemen internal merupakan gambaran upaya
institusi dalam memenuhi harapan pelanggan dengan meningkatkan layanan jasa,
meningkatkan produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan
bantuan jasa pakar bidang bioteknologi sehingga pelanggan memiliki kepuasan
dan kepercayaan terhadap hasil produk yang dihasilkan PPBBI. Berikut rancangan
peta strategi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia terdapat
pada Gambar 8.

Visi : Menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui
pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu
industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Misi : (1) mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki untuk
mendukung produktivitas unit, (2) meningkatkan kapasitas SDM untuk
mendukung aktivitas riset dan bisnis, (3) meningkatkan pemasaran produk
hasil riset yang telah tersedia, (4) Mengembangkan produk-produk unggulan
hasil riset, (5) menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi
perkebunan, (6) membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan
kesejahteraan karyawan, (7) membangun kerjasama nasional dan
internasional untuk mengembangkan citra institusi.

Peta Strategi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Peningkatan layanan jasa,


Pelanggan
(0.533)

produksi dan pengembangan


produk unggulan hasil riset
dengan bantuan jasa pakar
bidang bioteknologi
(0.533)
Internal( 0.231)
Manajemen

Mengembangkan Menghasilkan produk-


kualitas pemasaran produk baru yang bernilai
komersial
(0.106)
(0.125)
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Keuangan
(0.072)

(0.162)

Peningkatan pendapatan Meningkatan pengelolaan


dan laba perusahaan sumber daya manusia agar
secara optimal menghasilkan inovasi
teknologi yang unggul
(0.072)
(0.162)

Gambar 8 Peta Strategi Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia


a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
29

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Proses alignment visi ke misi dimana misi pertama sampai misi keenam
merupakan penjabaran dan pendukung terhadap visi, sedangkan misi ketujuh
memiliki keselarasan dengan visinya. Untuk alignment misi ke tujuan
terdapat enam pendukung misi ke tujuan dan tujuan ke sasaran strategis dan
sasaran strategis ke IKU yang ditetapkan Pusat Penelitian Bioteknologi
Bioindustri Indonesia.
2. Rancangan peta strategi dilakukan secara hieraki dimulai dari bobot yang
paling rendah yaitu perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran
kemudian manajemen internal hingga yang paling tinggi yaitu perspektif
pelanggan. Perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran diposisikan
paling bawah karena fungsinya mendukung bagi perspektif manajemen
internal.
3. Hasil pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri
Indonesia pada tahun 2015 dengan pendekatan BSC secara keseluruhan
mencapai 90% nilai tersebut berada pada kategori baik dan diekspresikan
dengan warna hijau. Terdapat tiga IKU yang masih belum sesuai dengan
target yang telah ditetapkan PPBBI diantaranya : satu IKU berada pada
perspektif keuangan dan dikategorikan rendah dengan ekspresi warna merah,
dan dua IKU pada perspektif manajemen internal berada pada kategori
sedang dan diekspresikan dengan warna kuning. Terdapat dua IKU yang telah
mencapai target dan berada pada kategori sangat baik yang diekspresikan
dengan warna biru dan lima IKU berada pada kategori baik dengan eskpresi
warna hijau.

Saran

1. Pada perspektif keuangan pihak PPBBI perlu memprioritaskan perbaikan


kinerja pada IKU persentase pendapatan bersih pertahun, dengan
mengupayakan peningkatan pendapatan menekan biaya operasional,
meningkatkan penjualan, dan memperluas pemasaran serta meminimalisir
kerugian produksi.
2. Pada perspektif pelanggan pihak bagian pemasaran perlu mempertahankan
hasil pencapaian kinerja pada kedua IKU yang masing-masing sudah
dikategorikan baik dan sangat baik, agar kinerja intitusi tetap mencapai target.
3. Pada manajemen internal pihak PPBBI perlu memprioritaskan perbaikan pada
dua IKU yang masih berada pada kategori sedang, agar IKU tersebut dapat
mencapai target dan dikategorikan baik.
4. Pada perspektif pertumbuhan pembelajaran pihak PPBBI hanya perlu
meningkatkan kualitas SDM agar pencapaian masing-masing IKU pada
perspektif ini tetap berada pada kategori baik atau bahkan menjadi sangat
baik.
30

DAFTAR PUSTAKA

Alex M, Dess, G Gregory. 1993. Strategic Manajemen. Singapore (SG): McGraw


Hill Book co.
Asropi. 2007. Membangun Key Performance Indicator Lembaga Pelayanan
Publik . Jakarta (ID): Jurnal Manajemen Pembangunan.
Dessler . 2003. Manajemen Sumber Daya. Hari F, editor. Jakarta (ID): PT Indeks
Indonesia. Terjemahan dari: Human Resource Management
Griffin RW. 1990. Management. New York (US): Houghton Mifflin Company.
Hunger JD dan Wheelen TL. 2001. Manajemen Strategis. Agung J, editor.
Yogyakarta (ID): Penerbit Andi. Terjemahan dari: Strategic Management
5th Edition.
Kaplan RS dan Norton DP. 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta
(ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari The Balanced Scorecard.
Khairi A. 2016. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced
Scorecard Pada Dinas Marga Dan Sumber Daya Air Kota Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mill JS. 1996. On Liberty. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor (ID): Ghalia
Indonesia.
Moeheriono. 2012. Perencanaa, Aplikasi dan Pengembangan Indikator Kinerja
Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta (ID): Rajawali Pers. Indonesia.
Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Erlangga
Indonesia.
Mockler RJ. 1970. Readings in Mangement Control. New York (US): Appleton
Century Crofts.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard. Jakarta (ID): Salemba Indonesia.
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard. Yogyakarta (ID): UPP STIM YKPN.
Nugroho, A. 2009. Pengukuran Kinerja Inspektorat Khusus Pada Inspektorat
Jenderal Departemen Kehutanan Tahun 2007 dan 2008 Dengan
Menggunakan Metode Balanced Scorecard [tesis]. Jakarta (ID): ABFI
Institute Perbanas.
Nurjaman S. 2013. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard.
Bandung (ID): Universitas Pasundan Bandung.
Okviyesha. 2014. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan
Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI) [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Prima. 2014. Rancangan Strategis Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced
Scorecard pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pusat Penelitian Bioteknologi Dan Bioindustri Indonesia. 2015. Rencana Strategis
2014-2019. Bogor (ID): PPBBI Kota Bogor.
Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia. 2015. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Institusi Tahun 2015. Bogor (ID): PPBBI Kota Bogor.
31

Purnawanto, Budy. 2010. Manajemen SDM Berbasis Proses. Jakarta (ID): PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ramdhaniah IC. 2011. Pengembangan Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan
Balanced Scorecard [skripsi]. Batam (ID): Politeknik Negeri Batam.
Rivai V. 2005. Performance Appraisal. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo.
Rizky. 2013. Evaluasi Kinerja pada PT X dengan Balance Scorecard [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin, Proses Hirarki
Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.
Jakarta (ID): Pustaka Binama Pressindo.
Simanjuntak PJ. 2005. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja. Jakarta (ID): FE UI
Indonesia.
Sirait et al. 2010. Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Jakarta (ID): Kemenkeu.
Soemahadiwidjojo AT. 2015. Panduan Praktis Menyusun KPI. Jakarta (ID): RAS
Indonesia.
Sukmawati A, Dewi FR, Djuraidah A, Cyrilla L. 2009. Rancang Bangun Model
Evaluasi Kinerja Berbasis Pengetahuan Pada Koperasi Susu Untuk
Mendukung Kedaulatan Pangan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Tunggal AW. 2009. Pokok-pokok Balanced Scorecard. Jakarta (ID): Harvarindo.
32
33

Perspektif Manajemen Internal


Skala Tingkat Kepentingan
Perspektif Lebih Penting Lebih Penting Perspektif

Persentase Persentase
pencapaian pencapaian
kegiatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kegiatan
internal eksternal/
kerjasama
Persentase Persentase
pencapaian jumlah
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
kegiatan produk hasil
internal riset
Persentase Persentase
pencapaian jumlah
kegiatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 produk hasil
eksternal/ riset
kerjasama

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Skala Tingkat Kepentingan
Perspektif Perspektif
Lebih Penting Lebih Penting
Persentase Persentase
jumlah jumlah
pelatihan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 karyawan
karyawan berdasarkan
pendidikan
Lampiran 1 Kartu Skor Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Bobot Indikator Bobot Penentuan Standar Baseline Target


No Perspektif Sasaran Strategis Indikator Pemicu
Perspektif Kinerja Utama IKU (%) 2015
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Mengoptimalkan Persentase Sangat
>80
pemanfaatan seluruh pendapatan Baik
aset yang dimiliki bersih per tahun 0.049 Baik >65-80 36.93 65.01 70 75 80 85 90
Sedang >50-65
Rendah <50
Meningkatkan Persentase Sangat
< 20
Peningkatan pemasaran produk jumlah biaya Baik
pendapatan dan laba hasil riset operasional Baik 20-35
1 Keuangan 0.072 0.011 33.29 20.01 20 18 16 14 12
perusahaan secara Sedang >35-50
optimal >50
Rendah
Menyediakan jasa Persentase Sangat
>95-100
kepakaran dibidang jumlah kerugian Baik
bioteknologi produksi Baik >85-95
0.012 100 85.01 100 100 100 100 100
perkebunan Sedang >75-85

Rendah <75
Peningkatan layanan Mengembangkan Jumlah produk Sangat
>95
jasa, meningkatkan produk-produk yang dibeli Baik
produksi dan unggulan hasil riset pelanggan Baik >85-95
0.409 96.67 85.01 96 98 99 100 100
pengembangan Sedang >75-85
produk unggulan
hasil riset dengan Rendah <75
2 Pelanggan 0.533 bantuan jasa pakar Mengembangkan Persentase Sangat
>80
bidang bioteknologi citra institusi, dan pelanggan yang Baik
menjalin hubungan melakukan Baik >65-80
baik dengan pembelian 0.124 66 65.01 75 80 85 90 95
pelanggan ulang >45-65
Sedang
Rendah <45

33
35

34
Lanjutan lampiran 1 Kartu Skor Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri

Bobot Indikator Kinerja Bobot Penentuan Standar Baseline Target


No Perspektif Sasaran Strategis Indikator Pemicu
Perspektif Utama IKU (%) 2015
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Membangun Persentase Sangat
>90
kompetensi unit pencapaian Baik
kerja dan kegiatan internal Baik >80-90
meningkatkan 0.047 81.82 80.01 85 90 95 100 100
kesejahteraan Sedang >75-80
karyawan Rendah <75
Mengembangkan Membangun Persentase Sangat
>85
kualitas pemasaran kerjasama nasional pencapaian Baik
Manajemen dan menghasilkan dan internasional kegiatan eksternal/ Baik >70-85
3 0.231 kerjasama 0.051 53.85 70.01 75 80 85 90 95
Internal produk-produk baru
penelitian Sedang >50-70
yang bernilai
komersial Rendah <50
Meningkatkan Persentase jumlah Sangat
>85
kapasitas SDM produk hasil riset Baik
untuk mendukung Baik >75-85
aktivitas riset dan 0.134 66.67 75.01 80 83 86 88 90
bisnis Sedang >65-75
Rendah <65
Meningkatan Meningkatkan Persentase jumlah Sangat
>85
pengelolaan sumber motivasi karyawan pelatihan karyawan Baik
daya manusia, untuk mengikuti Baik >75-85
menghasilkan pelatihan 0.234 80 75.01 82 84 86 88 90
inovasi teknologi Sedang >60-75
Pertumbuhan yang unggul, Rendah <60
4 dan 0.165 mengadakan jasa Mengubah Persentase jumlah Sangat
Pembelajaran pelatihan dan >95
ketentuan standar karyawan Baik
konsultasi dengan pendidikan dalam berdasarkan Baik >80-95
memanfaatkan penerimaan tingkat pendidikan 0.085 89.17 80.1 90 92 94 96 98
keahlian dan karyawan baru Sedang >70-80
kepakaran para
peneliti PPBBI <70
Rendah

43
3
35

Lampiran 2 Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C

No Indikator kinerja Kriteria


utama
S M A R T C
1 Persentase pendapatan
bersih per tahun

2 Persentase jumlah
biaya operasional
3 Persentase jumlah
kerugian produksi

4 Jumlah produk yang


dibeli pelanggan
5 Persentase pelanggan
yang melakukan
pembelian ulang
6 Persentase pencapaian
kegiatan internal

7 Persentase pencapaian
kegiatan eksternal/
kerjasama penelitian
8 Persentase jumlah
produk hasil riset

9 Persentase jumlah
pelatihan karyawan

10 Persentase jumlah
karyawan sesuai
tingkat pendidikan
36
40

Lampiran 3 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard

PP C MI LG F VE VP at W VA ci
C 1 3 4 1/5 4 2/5 2.731 0.533 2.234 4.193 0.064
MI 1/3 1 1 2/5 4 1/6 1.184 0.231 0.939 4.067 0.022
LG 5/7 1 3 0.844 0.165 0.671 4.073 0.024
F 2/9 1/4 1/3 1 0.366 0.072 0.302 4.230 0.077
5.125 1

IKU Perspektif Keuangan


C1 = Persentase pendapatan bersih pertahun
C2 = Jumlah biaya operasional
C3 = Persentase jumlah kerugian produksi

Perhitungan Pembobotan IKU Perspektif Keuangan


PP F1 F2 F3 VE VP at W VA ci
F1 1 4 3/4 3 5/6 2.627 0.680 2.040 3.001 0.000
F2 1/5 1 7/8 0.571 0.148 0.443 3.001 0.000
F3 1 1/7 1 0.667 0.173 0.518 3.001 0.000
3.865 1.000 1

Hasil Pembobotan IKU Keuangan


IKU Bobot Perspektif VP at W IKU F Hasil pembobotan
Keuangan keuangan IKU
(a) (b) (a*b)
F1 0.073 0.68 0.049
F2 0.148 0.011
F3 0.173 0.012

IKU Perspektif Pelanggan


C1 = Jumlah produk yang dibeli pelanggan
C2 = Persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang

Perhitungan Perspektif Pelanggan


IKU C C1 C2 VE VP at W VA ci
C1 1 3 1/3 1.819 0.768 1.536 2 0.000
C2 1/3 1 0.550 0.232 0.464 2 0.000
2.369 1.000

Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Pelanggan


IKU Bobot perspektif VP at W IKU C Hasil Pembobotan
Pelanggan pelanggan IKU
(a) (b) (a*b)
C1 0.533 0.768 0.409
C2 0.232 0.124
37

Lanjutan Lampiran 3 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard

IKU Perspektif Manajemen Internal


MI1 = Persentase pencapaian kegiatan internal
MI2 = Persentase pencapaian kegiatan eksternal/kerjasama
MI3 = Persentase jumlah produk hasil riset

Perhitungan Pembobotan IKU Manajemen Internal


MI C1 C2 C3 VE VP at W VA ci
MI1 1 1 1/5 2/7 0.687 0.203 0.621 3.063 0.031
MI2 5/6 1 1/2 0.742 0.219 0.670 3.063 0.031
MI3 3 2/3 2 1 1.961 0.578 1.772 3.063 0.031
3.390 1.000

Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Manajemen Internal


IKU manajemen Bobot Perspektif MI VP at W IKU MI Bobot IKU MI
Internal (a) (b) (a*b)
MI1 0.231 0.203 0.047
MI2 0.219 0.051
MI3 0.134

IKU Pespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


C1 = Persentase jumlah pelatihan karyawan
C2 = Persentase jumlah karyawan sesuai tingkat pendidikan

Hasil Pembobotan IKU Pertumbuhan dan Pembelajaran


IKU C C1 C2 VE VP at W VA ci
LG1 1 1 0.972 0.486 0.972 2 0.000
LG2 1 1 1.028 0.514 1.028 2 0.000
2.001 1.000

Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Pertumbuhan dan Pembelajaran


IKU Bobot perspektif VP at W IKU LG Hasil Pembobotan
Pertumbuhan pertubuhan IKU
pembelajaran pembelajaran
(a) (b) (a*b)
LG1 0.165 0.486 0.236
LG2 0.514 0.085
42
38
Lampiran 4 Pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Indikator Baseline Skor Akhir Target Nilai


Bobot Bobot Penentuan Standar Nilai
No Perspektif Sasaran Strategis Kinerja 2015 Skor Bobot 2015 Ekspresi Pencapaian Cara Mengukur IKU Sumber Data PIC
Perspektif IKU (%) KRI
Utama (%) IKU*Skor (%) Warna

persentase Sangat
>80 (Realisasi
pendapatan Baik Kepala
bersih per pendapatan bersih Biro
>65-80 Laporan
tahun Baik setelah dipotong Umum dan
0.049 36.93 56.81 1.81 65.01 1 25% 1.23% keuangan
pajak/ target Kabag div
Sedang >50-65 institusi
pendpatan setelah Keuangan
<50 dipotong pajak)* 100
Rendah
jumlah biaya Sangat
< 20
operasional Baik Kepala
Peningkatan (Realiasai biaya
20-35 Laporan Biro
pendapatan dan Baik operasional/target
1 Keuangan 0.072 0.011 33.29 166.37 1.83 19.99 3 75% 0.83% keuangan Umum dan
laba perusahaan pengeluaran biaya
Sedang >35-50 institusi Kabag div
secara optimal operasional) * 100
Keuangan
Rendah >50
persentase Sangat Kepala
>95-100
jumlah Baik Biro
(Realisasi jumlah Laporan
kerugian >85-95 Umum,
Baik produk yang keuangan
produksi 0.012 100 117.63 1.41 85.01 4 100% 1.20% Kabag
diproduksi/target institusi &
Sedang >75-85 Keuangan,
produksi)*100 Renstra
& Kabag
Rendah <75 Produksi
SKOR KEUANGAN 3.25%
Peningkatan jumlah Sangat
>95
layanan jasa, produk yang Baik (Jumlah seluruh Kepala
meningkatkan dibeli >85-95 produk yang Laporan bidang
produksi dan pelanggan 0.409 Baik 9667 113.72 46.51 85.01 4 100% 40.90% diproduksi/ jumlah Penjualan & usaha &
pengembangan Sedang >75-85 produk yang dibeli Produksi kabag
produk unggulan pelanggan)*100 pemasaran
hasil riset dengan Rendah <75
2 Pelanggan 0.533
bantuan jasa pakar persentase Sangat (Jumlah pelanggan
bidang >80
pelanggan Baik yang melakukan Kepala
bioteknologi yang pembelian ulang Laporan bidang
Baik >65-80
melakukan 0.124 66 101.52 12.59 65.01 3 75% 9.30% pada tahun Penjualan & usaha &
pembelian Sedang >45-65 tersebut/jumlah Produksi kabag
ulang pelanggan tahun pemasaran
Rendah <45 sebelumnya)*100
SKOR PELANGGAN 50.20%
44
Lanjutan Lampiran 4 Pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Baseline Skor Akhir Target Nilai


Bobot Indikator Bobot Penentuan Standar Nilai Cara Mengukur Sumber
No Perspektif Sasaran Strategis 2015 Skor Bobot 2015 Ekspresi Pencapaian PIC
Perspektif Kinerja Utama IKU (%) KRI IKU Data
(%) IKU*Skor (%) Warna
Persentase Sangat Kepala
>90
pencapaian Baik (Realisasi kegiatan bidang
Renstra &
kegiatan Baik >80-90 internal/target penelitian &
0.047 81.82 102.3 4.81 80.01 3 75% 3.53% naskah
internal Sedang >75-80 kegiatan kabag urusan
akademik
internal)*100 pelatihan
Rendah <75 konsultasi
persentase Sangat (Jumlah usulan
>85
pencapaian Baik penelitian yang
Mengembangkan
kegiatan Baik >70-85 diterima dan Kepala
kualitas
eksternal/ Sedang >50-70 disetujui untuk bidang
pemasaran dan Renstra &
Manajemen kerjasama bekerjasama penelitian &
3 0.231 menghasilkan 0.051 53.85 76.9 3.92 70.01 2 50% 2.55% naskah
Internal penelitian dengan swasta, kabag urusan
produk-produk akademik
LN, puslit dll / pelatihan
baru yang bernilai Rendah <50 target jumlah konsultasi
komersial
kerjasama usulan
penelitian) *100
Sangat (Realisasi jumlah Kepala
>85
Baik produk riset yang bidang
Perrsentase Renstra &
Baik >75-85 diproduksi/target penelitian &
jumlah produk 0.134 66.67 88.9 11.91 75.01 2 50% 6.70% naskah
Sedang >65-75 produk hasil riset kabag urusan
hasil riset akademik
yang diproduksi) pelatihan
Rendah <65 *100 konsultasi
SKOR MANAJEMEN INTERNAL 12.78%
Meningkatan Sangat Kepala Biro
>85 Renstra,
pengelolaan SDM Baik (Realisasi jumlah Umum,
Persentase naskah
menghasilkan Baik >75-85 kegiatan kabag
jumlah akademik
inovasi teknologi 0.236 Sedang >60-75 80 106.7 25.2 75.01 3 75% 17.70% pelatihan/target SDM,kabag
pelatihan & laporan
yang unggul, kegiatan urusan
karyawan data
mengadakan jasa <60 pelatihan)*100 pelatihan
Pertumbuhan karyawan
pelatihan dan Rendah &konsultasi
4 dan 0.165
konsultasi dengan Sangat (Jumlah karyawan Kepala Biro
Pembelajaran Persentase >95 Renstra,
memanfatakan Baik sesuai tingkat Umum,
jumlah naskah
keahlian dan Baik >80-95 pendidikan/target kabag
karyawan akademik
kepakaran para 0.085 Sedang >70-80 89.17 111.4 9.47 80.01 3 75% 6.38% jumlah karyawan SDM,kabag
berdasarkan & laporan
peneliti PPBBI berdasarkan urusan
tingkat data
<70 tingkat pelatihan
pendidikan karyawan
Rendah pendidkan)*100 &konsultasi
SKOR PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN 24.08%

39
40

Lampiran 5 Kriteria penilaian kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia
Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Manajemen Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran

Kriteria Penilaian (Skala 100%): Kriteria Penilaian (Skala): 0,0% Kriteria Penilaian (Skala ): 0,0% Kriteria Penilaian (Skala): 0,0% Kriteria Penilaian (Skala ): 0,0%
Ekspresi
Kategori Domain Ekspresi Warna Domain Ekspresi Warna Domain Ekspresi Warna Domain Ekspresi Warna Domain
Warna
Sangat
> 90 % 6.00% 7.2% 48.00% 53.30% 21.00% 23.10% 15.00% 16.50%
Baik
Baik 75 % x 90% 5.00% 5.99% 40.00% 47.99% 17.00% 20.99% 12.00% 14.99%
50 % x 74,99
Sedang 4.00% 4.99% 27.00% 39.99% 12.00% 16.99% 8.00% 11.99%
%
Kurang
< 50 % 000% 3.99% 0.00% 26.99% 0.00% 11.99% 0.00% 7.99%
Baik

KPI 90% 3.25% 50.20% 12.78% 24.08%

43
41
42

Lanjutan Lampiran 6 Kriteria Penilaian Kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan


Bioindustri Indonesia

Kriteria Nilai Ekuivalen


90% 1.111
100% 75% 1.333
50% 2.000
6% 1.111
7.20% 5% 1.333
4% 2.000
48% 1.111
53.30% 40% 1.333
27% 2.000
21% 1.111
23.10% 17% 1.333
12% 2.000
15% 1.111
16.50% 12% 1.333
8% 2.000

Keuangan
Pelanggan
0.00% 3.99% 1 0.00% 26.99% 1
4.00% 4.99% 2 27.00% 39.99% 2
5.00% 5.99% 3 40.00% 47.99% 3
6.00% 7.20% 4 48.00% 53.30% 4

Pertumbuhan dan Pembelajaran Manajemen Internal


0.00% 7.99% 1 0.00% 11.99% 1
8.00% 11.99% 2
12.00% 16.99% 2
12.00% 14.99% 3
17.00% 20.99% 3
15.00% 16.50% 4
21.00% 23.10% 4

Keuangan 1
Pelanggan 2
MI 2
LG 3
42
43

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Desember 1993 di kota Sumedang


Kabupaten Sumedang. Penulis anak pertama dari dua bersaudara. Putri dari
pasangan Bapak Yudi Purnama dan Ibu Nana kartini. Bertempat tinggal di Cianjur
RT/RW: 02/08 Desa Sukamanah, Kabupaten Cianjur. Riwayat pendidikan penulis
menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Sukamanah 1 Cianjur lulus pada
tahun 2006, pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Cianjur lulus pada tahun
2009, dan pendidikan atas di SMA Negeri 1 Cianjur lulus pada tahun 2012.
Setelah menamatkan pendidikan atas penulis melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi dengan prodi manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor. Di perguruan tinggi penulis pernah aktif
dalam berbagai kegiatan baik dalam maupun luar kampus, beberapa perlombaan
dan kompetisi yang pernah diikuti Marketing Debate Competition (MDC), Lomba
debat EMOTION UI, Perbanas Marketing Debate Competition (PMDC), lomba
ide kreatif PKM mahasiswa manajemen, Centre of Management IPB Marketing
Competition (COMIC), Mojang Jajaka Kota Bogor, Duta Anti Plastic Hero.
Penulis pun pernah aktif dan berpartisipasi dalam beberapa kepanitiaan, yaitu
Bogor Art Festival, IPB Art Contest, Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI), BEM
FEM, FEM Ambassador, XL Future Leaders, Journalism Seminar and Talk show
(JUST) dan Cianjur Grand University Day (CGUD).

Anda mungkin juga menyukai