DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Ridha Utama adalah UKM dengan komoditas utama berupa alat tulis kantor.
UKM ini sedang melakukan pengembangan dan perbaikan sistem perusahaan dan
disaat yang sama juga tengah menghadapi fenomena karyawan yang menunjukkan
rendahnya tingkat keterikatan karyawan, sehingga dibutuhkan strategi yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis prioritas strategi peningkatan keterikatan karyawan pada UKM Ridha
Utama. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Metode pengolahan dan analisis data menggunakan Analisis IFE-EFE dan SWOT,
Analisis IE, serta AHP. Berdasarkan analisis IE, perusahaan berada pada sel V,
yaitu bertahan dan pelihara. Prioritas alternatif berdasarkan pengolahan AHP
adalah peningkatan kontribusi karyawan (0,460), pelatihan karyawan yang
terencana (0,154), dan penguatan komunikasi internal (0,386). Berdasarkan hasil
tersebut, alternatif strategi peningkatan kontribusi karyawan menjadi startegi
dengan prioritas tertinggi.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Judul Skripsi: Strategi Peningkatan Keterikatan Karyawan UKM Ridha Utama
Nama : Salman Muslim Pratama
NIM : H24110086
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada pimpinan dan tauladan terbaik
sepanjang masa yaitu Rasulullah Muhammad saw. Penulis berharap penyelesaian
karya ilmiah ini menjadi bagian dari ibadah yang diterima oleh Allah swt.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua atas segala hal yang
telah, sedang, dan akan dicurahkan kepada penulis. Sungguh nikmat besar iman dan
Islam serta yang menyertainya dapat dirasakan, salah satunya sebab wasilah
mereka. Terima kasih kepada keempat kakanda dan kedua kemenakan atas
dukungan moril dan materil serta kasih sayangnya. Terima kasih kepada Ibu Erlin
Trisyulianti STP, M.Si atas bimbingan, didikan, dan inspirasinya. Terima kasih
kepada segenap pimpinan dan manajemen Ridha Utama atas kesempatan, kerja
sana, dan kepercayaannya sehingga penulis dapat melakukan penelitian di
perusahaan tersebut. Terima kasih kepada seluruh guru, dosen, mentor, dan
inspirator yang pernah berinteraksi secara langsung maupun tak langsung melalui
karya-karyanya. Terima kasih kepada saudara di semua entitas yang penulis pernah
terlibat di dalamnya. Terima kasih kepada seluruh kaum muslimin atas doanya bagi
sesama muslim, di mana penulis menjadi bagian di dalamnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
DAFTAR TABEL
1 Penelitian Terdahulu 6
2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) 14
3 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) 17
4 Matriks SO Ridha Utama 19
5 Bobot faktor terhadap goal 21
6 Bobot aktor terhadap faktor 22
7 Bobot tujuan terhadap aktor 23
8 Bobot strategi terhadap tujuan 24
DAFTAR GAMBAR
1 Quality of Work Life (Cascio 2003) 4
2 Kerangka pemikiran penelitian 8
3 Matriks SWOT (David 2011) 11
4 Matriks IE (David 2011) 11
5 Matriks IE Ridha Utama 18
6 Struktur Hierarki AHP Ridha Utama 25
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan analisis IFE Error! Bookmark not defined.30
2 Perhitungan analisis EFE 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
UKM menjadi unsur penting bagi perekonomian suatu negara karena potensi
penyerapan tenaga kerja dan efek ekonominya yang besar (Hirsig et al. 2014).
Menurut BPS (2014), kontribusi UKM untuk penyerapan tenaga kerja Indonesia
mencapai sekitar 96,99% angkatan kerja. Hal ini menjadi alasan kuat bagi UKM
untuk melakukan pengembangan SDM di dalamnya. Pernyataan ini sesuai dengan
pendapat Yuniati dan Sugih (2014) bahwa SDM merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan organisasi sehingga organisasi harus dapat mengelolanya
dengan baik karena akan memengaruhi efektifitas kinerja organiasi.
Dalam pengembangan SDM, perusahaan kini mulai beralih kepada
pendekatan baru dengan cakupan yang lebih kompleks mengenai karyawan, yaitu
keterikatan karyawan. Hal ini disebabkan keterikatan karyawan dapat
menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien (Markos dan Sridevi 2010).
Karyawan dengan tingkat keterikatan yang tinggi kepada perusahaan lebih mudah
melihat tantangan dan ketertarikan pada pekerjaannya. Mereka lebih giat, antusias,
dan memiliki kepuasan tersendiri ketika telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik
(Whiteoak dan Mohamed 2015).
Salah satu UKM yang sedang berkembang adalah UKM Ridha Utama. UKM
Ridha Utama bergerak di bidang ritel dengan produk berupa alat tulis kantor. Dalam
pengembangannya, perusahaan akan meningkatkan performa usahanya dengan
menerapkan sistem komputerisasi untuk pencatatan persediaan produk dan
keuangan. Perubahan juga direncanakan pada sistem kompensasi, di mana nantinya
kompensasi yang diterima adalah berdasar performa kerja yang dilakukan. Hal ini
tentu akan membuat sebuah perubahan di dalam perusahaan. Karyawan merupakan
faktor penting dalam kesuksesan perubahan organisasi karena perubahan organisasi
terjadi melalui karyawan (Zulkarnain dan Hadiyani 2014).
Bersamaan dengan upaya peningkatan tersebut, pemilik UKM juga
menemukan fakta lain di dalam organisasi yang dapat menghambat perbaikan
kinerja perusahaan, seperti meningkatnya jumlah karyawan yang tidak mematuhi
SOP kerja, meningkatnya intensitas konflik karyawan, dan keluarnya karyawan-
karyawan dengan kompetensi yang baik dari perusahaan. Menurut Saks (2006)
komitmen organisasi adalah sebuah tingkatan di mana karyawan mengaitkan
dirinya dengan organisasi dan sasarannya. Dalam kasus ini, karyawan yang
mengaitkan dirinya kepada organisasi seharusnya menerima segala peraturan yang
baik yang telah disepakati untuk dikerjakan oleh karyawan. Maka pelanggaran SOP
oleh karyawan mengindikasikan komitmen organisasi yang rendah. Munculnya
konflik dan keluarnya karyawan dengan kompetensi yang baik juga hal yang perlu
dicermati. Konflik dan keluarnya karyawan pada UKM ini muncul akibat adanya
hal yang memicu emosi negatif karyawan yang berasal dari pengalaman dalam
pekerjaan. Terlebih, konflik yang muncul juga berpotensi pada keluarnya karyawan
tersebut. Hal ini mengindikasikan kepuasan kerja yang rendah pada karyawan.
2
Menurut Saks (2006) kepuasan kerja adalah emosi positif yang berasal dari
penilaian kinerja atau pengalaman dalam pekerjaan. Hal ini tentu harus segera
diperbaiki, mengingat komitmen organisasi dan kepuasan kerja merupakan
indikator dari keterikatan karyawan yang memiliki cakupan strategis bagi
perusahaan. Markos dan Sridevi (2010) mengungkapkan bahwa segala langkah
perbaikan yang dilakukan perusahaan untuk karyawan tidak akan berhasil tanpa
kesadaran untuk terlibat dan terikat terhadap perusahaan. Sehingga saat ini
perusahaan memerlukan strategi peningkatan keterikatan karyawan sebagai upaya
untuk mengatasi permasalahan sekaligus melakukan perbaikan pada perusahaan.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Strategis
Keterikatan Karyawan
2. Pengembangan Karir
Proses penjajakan karir karyawan dimasa depan. Mencakup penilaian, promosi,
pelatihan dan pendidikan karyawan.
3. Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik dilakukan dengan membentuk lingkungan yang harmonis,
menjamin kebebasan berpendapat setiap karyawan dan rasa keadilan dalam
penyelesaian konflik tersebut.
4. Komunikasi
Komunikasi sangat memengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja, terutama
komunikasi terkait dengan kordinasi pekerjaan. Maka diperlukan adanya
fasilitas komunikasi yang baik, berupa sarana dan prasarana komunikasi.
5. Kesehatan Kerja
Sangat penting menjamin kondisi kesehatan karyawan tetap terjaga. Hal ini
menjadi salah satu faktor pendukung kinerja karyawan. Untuk itu penting bagi
perusahaan untuk memerhatikan adanya tunjangan kesehatan, fasilitas
penunjang kesehatan, serta program-program kesehatan bagi karyawan.
6. Keselamatan Kerja
Perusahaan perlu meminimalkan adanya risiko kecelakaan yang terjadi dalam
pekerjaan. Maka perusahaan perlu memerhatikan hal-hal mengenai peralatan
kesehatan, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bahaya, serta program
pengadaan asuransi kecelakaan.
7. Kemanan Kerja
Masalah keamanan yang dimaksud adalah adanya jaminan yang diberikan
kepada karyawan atas keberlangsungan kerja mereka. Dengan kata lain risiko
pemutusan hubungan kerja harus sangat diminimalkan. Hal lain terkait
keamanan bagi karyawan adalah adanya program pensiun bagi karyawan.
8. Kompensasi
Adanya prinsip keadilan dalam pemberian kompensasi, baik dari segi deskripsi
kerja maupun besaran relatif dengan karyawan lain. Selain itu kompensasi yang
kompetitif juga membuat karyawan dapat mempertahankan keberadaannya di
perusahaan.
9. Kebanggan
Perusahaan memiliki citra yang baik bagi karyawan dan masyarakat. Citra
perusahaan yang baik membuat karyawan memiliki kebanggan untuk menjadi
bagian darinya. Sebaliknya, citra buruk perusahaan membuat karyawan
kehilangan kebanggannya terhadap perusahaan dan membuat pengaruh pada
citra karyawan secara individu di masyarakat. Kebanggan ini bisa dibangun
dengan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan kondisi masyarakat
yang ada.
6
Penelitian Terdahulu
Rita Usulan Chi Square, Faktor tertinggi adalah komitmen, baik secara
Guntari, Peningkatan emosional maupun intelektual, dan pekerjaan
Uji
Yoanita Employee memberikan kesempatan untuk berkembang.
Independsi,
Yuniati, Engagement pada
Faktor terendah adalah umpan balik oleh
Sugih Karyawan Indeks
organisasi atas hasil kerja dan keadilan bagi
Aprijanto Administrasi Keterlibatan
karyawan untuk melakukan studi lanjutan,
Itenas Karyawan
2014 promosi jabatan, dll.
METODE
Kerangka Pemikiran
Umpan Balik
Penelitian ini dilaksanakan pada UKM Ridha Utama Kecamatan Raja Desa,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan
Agustus 2016. Pengolahan data dan penyusunan karya ilmiah dilakukan pada bulan
September hingga Oktober 2016.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer pada penelitian ini didapat dari observasi, wawancara, dan
kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal dari data hasil kajian pustaka baik
buku, skripsi, jurnal, dan internet.
9
2. Analisis IE
Analisis ini berfungsi dalam memposisikan kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal lingkungan yang dihadapi perusahaan. Matriks IE dibentuk
oleh dua sumbu utama, yaitu sumbu X yang merupakan skor total dari matriks
IFE dan sumbu Y yang merupakan total dari matriks EFE (Sutrisno et al. 2013).
David (2011) mengatakan gabungan keduanya menghasilkan matriks dengan
sembilan sel. Matriks IE terbagi menjadi tiga golongan, yaitu tumbuh dan
kembangkan, bertahan dan pelihara, serta melepas atau divestasi. Matriks IE
dapat dilihat pada Gambar 3.
IFE
I II III
Tinggi
Ridha Utama adalah UKM yang didirikan oleh Asep Saripudin pada tahun
1990 di kecamatan Rajadesa, kabupaten Ciamis. Sejak awal berdiri, Ridho Utama
berfokus pada penjualan alat tulis kantor (ATK). Saat ini, Ridho Utama sudah
memiliki cabang yang tersebar di wilayah Kabupaten Ciamis, Pangandaran dan
Cilacap. Cabang yang ada di Kabupaten Ciamis tepatnya berlokasi di Rajadesa,
Rancah dan Panjalu. Sedangkan cabang lainnya berlokasi di Padaherang,
Kabupaten Pangandaran dan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008, Ridha Utama tergolong kepada usaha
menengah. Penggolongan tersebut dilihat dari kekayaan bersih dan omzet per
tahunnya. Pengelolaan aset dan proses bisnis yang semakin besar menuntut Ridha
Utama untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan perusahaan, khususnya pada hal
SDM yang merupakan subjek pengelola aktivitas perusahaan.
13
yang adil bagi karyawan. Selain itu setiap karyawan diberikan gaji dan tunjangan
yang kompetitif dengan perusahaan lain.
d. Lingkungan sosial kerja yang kondusif.
Hubungan antar karyawan harmonis. Penyelesaian konflik dilakukan dengan
kekeluargaan. Inisiasi pertemuan pekanan dengan tujuan memberikan
pembekalan bagi karyawan dan sebagai sarana komunikasi antar karyawan dan
juga pihak manajemen untuk menangkap aspirasi dari karyawan maupun
instruksi dari manajemen. Salah satu dampak dari adanya pertemuan ini adalah
muncul pola komunikasi yang efektif pada karyawan sehingga kordinasi
pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
Kelemahan (Weaknesses)
a. Lingkungan fisik kerja tidak kondusif sehingga berpotensi mengganggu
kesehatan kerja karyawan.
Kebersihan dan kerapihan tidak menjadi penekan bagi karyawan. Hal ini
mengakibatkan lingkungan fisik toko tidak ideal. Kebersihan yang tidak terawat
berpotensi mengganggu kesehatan karyawan. Selain itu kenyamanan kerja juga
dapat menurun.
b. Pola pengembangan karir karyawan yang belum baik.
Perusahaan belum memiliki indikator penilaian baku untuk menilai karyawan.
Promosi jabatan belum terealisasi dengan optimal, perusahaan memiliki
keterbatasan dalam pengembangan usaha sehingga celah jabatan yang lebih
tinggi belum tersedia. Pelatihan dan pendidikan kepada karyawan belum
menjadi program prioritas.
c. Perusahaan tidak memberikan jaminan keamanan kerja bagi karyawan.
Keamanan kerja dapat dilihat dari dua hal, yaitu potensi pemutusan hubungan
kerja dan jaminan keamanan pasca pensiun. Untuk pemutusan hubungan kerja,
perusahaan sangat tegas jika menyangkut pada pelanggaran etika dan budaya
perusahaan. Sedangkan untuk program pensiun, perusahaan belum memilikinya.
Sehingga bisa dikatakan perusahaan tidak memberikan jaminan keamanan bagi
karyawan.
Terdapat faktor QWL yang tidak dijelaskan dalam paparan di atas, yaitu
keselamatan kerja. Hal ini disebabkan faktor keselamatan kerja tidak teridentifikasi
sebagai kekuatan maupun kelemahan pada perusahaan.
Evaluasi faktor internal dengan menggunakan matriks IFE menghasilkan skor
total sebesar 2,548. Angka ini menunjukkan bahwa UKM Ridha Utama telah
mampu menangani faktor-faktor internal perusahaan, baik kekuatan maupun
kelemahannya, dengan baik. Namun, tetap ada ruang untuk melakukan improvisasi
di masa depan. Kekuatan dengan skor paling tinggi adalah partisipasi kerja
karyawan yang tinggi. Artinya perusahaan perlu memerhatikan partisipasi kerja
karyawan ini sebagai bagian penting dalam peningkatan keterikatan karyawan.
Menurut Cascio (2003), partisipasi karyawan terdiri dari kerja sama dalam tim,
keikutsertaan dalam rapat, dan peningkatan kualitas tim. Secara teknis hal ini dapat
dilakukan dengan menerapkan manajemen partisipasi. Partisipasi karyawan
merupakan cara efektif untuk melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
(Sukoco 2007). Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan diterima dan
dihargai yang berdampak pada munculnya rasa memiliki dan keterikatan terhadap
perusahaan.
Sedangkan untuk kelemahan UKM yang paling dominan berkaitan dengan
pola pengembangan karir karyawan. Menurut Bangun (2012), pengembangan karir
merupakan serangkaian aktivitas yang mengarah pada penjajagan dalam
memantapkan karir seseorang di masa yang akan datang. Berdasarkan definisi
tersebut dapat dilihat bahwa pengembangan karir merupakan sebuah proses dengan
cakupan kegiatan yang sangat luas. Sering kali pihak manajemen maupun
karyawan berpikir bahwa peningkatan karir harus didukung dengan peningkatan
kapasitas, dan peningkatan kapasitas perlu didukung oleh adanya pelatihan. Padahal
pelatihan formal hanyalah salah satu instrumen dalam meningkatkan kapasitas
keahlian karyawan. Dalam penelitiannya, Ernawati (2015) menyatakan bahwa
karyawan dapat mempersepsi peningkatan karir dengan cara yang berbeda, yaitu
peningkatan karir karyawan dipersepsikan dapat berjalan dengan karyawan
melakukan pekerjaannya dengan baik. Sebab dengan melakukan pekerjaan dengan
baik mereka dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian kerja yang merupakan
faktor penting dalam pengembangan karir mereka. Maka salah satu penyebab
adanya kelemahan pola pengembangan karir pada UKM Ridha Utama adalah tidak
adanya kesadaran bahwa pengembangan karir dapat dilakukan dengan merubah
persepsi peningkatan kapasitas melalui performa kerja yang baik dan tidak selalu
terpaku pada program pelatihan formal.
Identifikasi Faktor Eksternal
Faktor evaluasi eksternal berfokus pada identifikasi peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan, dalam hal ini adalah peluang dan ancaman yang
berkaitan dengan keterikatan kerja karyawan. Secara ringkas, skor untuk faktor
eksternal yang teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.
16
Peluang (Opportunities)
a. Kompetitor memiliki skala usaha yang jauh lebih kecil.
Skala usaha yang besar membuat perusahaan memiliki keunggulan kompetitif,
yaitu harga yang lebih murah dan pilihan barang yang lebih lengkap dibanding
dengan pesaing. Ini membuat pesaing belum bisa bersaing dalam hal modal,
harga, dan kelengkapan barang. Keunggulan perusahaan ini dapat membuat
karyawan memiliki kebanggan terhadap perusahaan. Selain itu, keunggulan
bisnis perusahaan juga berpotensi memberikan kesejahteraan lebih kepada
karyawan dibanding perusahaan kompetitor.
b. Peluang pasar yang besar dapat menjadi peluang perusahaan untuk membuka
cabang baru.
Banyaknya peluang pasar yang ada untuk bisnis ritel ATK ini membuat
perusahaan memiliki kesempatan untuk mengakomodir peluang tersebut, salah
satunya adalah dengan membuka cabang baru. Selain potensi modal, perusahaan
dapat mendayagunakan potensi karyawan yang ada untuk mengambil peluang
ini, yaitu dengan menempatkan karyawan-karyawan yang berkompeten untuk
mengelola cabang baru tersebut. Selain itu, dengan membuka cabang baru,
perusahaan sekaligus meningkatkan peluang karir karyawan.
c. Terbatasnya lapangan pekerjaan di wilayah Ciamis.
Terdapat banyak tenaga kerja potensial yang ada di daerah Ciamis. Berdasarkan
data kependudukan kota Ciamis pada tahun 2010 diketahui bahwa terdapat
761.982 orang angkatan kerja dengan jumlah pengangguran sebesar 38.978
orang. Data tersebut menunjukkan masih kurangnya lapangan pekerjaan untuk
menyerap angkatan kerja yang masih menganggur. Hal ini menjadi peluang bagi
perusahaan dalam konteks keterikatan karyawan, sebab karyawan akan turut
mempertahankan posisinya dalam perusahaan mengingat terbatasnya peluang
pekerjaan lain jika ia harus keluar dari perusahaan.
Ancaman (Threats)
a. Tuntutan ekonomi yang semakin tinggi.
Meningkatnya tuntutan ekonomi yang dihadapi karena berbagai alasan, misal
menikah atau adanya kenaikan harga kebutuhan, membuat karyawan perlu
berusaha lebih untuk memenuhi tuntutan tersebut. Beberapa cara yang mungkin
dilakukan di antaranya adalah dengan mencari penghasilan tambahan atau
mencari pekerjaan dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini
berpotensi untuk menghambat proses peningkatan keterikatan karyawan
terhadap perusahaan.
b. Tingginya angka urbanisasi.
Gairah masyarakat desa untuk mencari kesejahteraan hidup sering mendorong
mereka untuk melakukan migrasi ke kota-kota besar. Hal ini menjadi ancaman
bagi perusahaan paling tidak pada dua hal, yaitu pada pasokan tenaga kerja
potensial dan upaya menjaga tenaga kerja yang ada agar tetap bertahan dan tidak
pindah bekerja ke kota yang manawarkan penghasilan lebih tinggi. Fenomena
ini makin menonjol karena makin terbukanya arus informasi terkait peluang
yang ada di perkotaan sehingga membuat masyarakat banyak mengambil
kesempatan untuk mengambil peluang tersebut.
17
Sedangkan ancaman yang dominan adalah peluang pekerjaan dan profesi lain.
Ancaman ini berpotensi memunculkan masalah turnover. Maka perusahaan perlu
mencegahnya dengan meningkatkan keterikatan karyawan. Saks (2006)
menyatakan bahwa salah satu konsekuensi dari keterikatan karyawan yang baik
adalah menurunnya intention to quit, yaitu menurunnya kecenderungan atau niat
karyawan untuk berhenti bekerja secara suka rela atau dengan kemauannya sendiri.
Rata-rata
Kembangkan (2,584:2,403) DIvestasi
2, 0
VII. Bertahan & VIII. Lepaskan atau IX. Lepaskan atau
Rendah Pelihara DIvestasi DIvestasi
1, 0
Peluang (O)
Faktor Eksternal 1. Kompetitor memiliki skala usaha
yang lebih kecil.
2. Peluang pasar yang besar dapat
menjadi peluang perusahaan
untuk membuka cabang baru.
3. Terbatasnya lapangan pekerjaan
Faktor Internal di wilayah Ciamis.
Tahap ini disebut decision stage atau atau tahap pengembilan keputusan
alternatif yang akan diprioritaskan perusahaan terkait peningkatan keterikatan
karyawan. Tahap ini menggunakan AHP sebagai metode analisisnya.
Analytic Hierarchy Process
Struktur AHP strategi peningkatan keterikatan karyawan Ridha Utama dapat
dilihat pada Gambar 5 dan berikut penjabarannya.
1. Goal yang ingin dicapai adalah strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka meningkatkan keterikatan karyawan terhadap
perusahaan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terwujudnya goal adalah:
a. Kebijakan perusahaan, yaitu pedoman menjabarkan hukum, peraturan,
sasaran, yang bisa dipergunakan manajer untuk mengambil keputusan.
Termasuk di dalamnya adalah kebijakan mengenai sistem kompensasi.
b. Kesiapan SDM yang mencakup tingkat pendidikan, keterampilan yang
dimiliki, penguasaan terhadap teknologi, kesehatan jasmani dan ruhani, serta
adanya jiwa enterpreneurship pada karyawan.
c. Potensi pengembangan usaha, yaitu analisis potensi peluang pertumbuhan
usaha, dukungan dalam pelaksanaan, dan pemantauannya.
d. Sistem kompensasi, yaitu sistem yang mencakup komponen penghitungan
besaran kompensasi dan cara memberikannya.
21
e. Peluang kerja atau profesi lain, yaitu adanya potensi ketersediaan pekerjaan
atau profesi tertentu yang dapat diisi oleh seseorang.
3. Aktor-aktor yang terlibat dalam pencapaian goal adalah:
a. Pemilik perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab secara umum atas
seluruh aktivitas bisnis perusahaan.
b. Manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab kepada pemilik
perusahaan atas masing-masing cabang atau divisi yang dipimpinnya.
c. Karyawan sebagai pihak paling bawah dalam struktur organisasi dan harus
bertanggung jawab kepada kepala cabang dan pemilik perusahaan.
4. Tujuan yang ingin dicapai dalam peningkatan keterikatan kerja adalah:
a. Pengembangan perusahaan. Pengembangan usaha dapat dilihat dari tingkat
peningkatan aset, omzet, dan jumlah karyawan.
b. Kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan merupakan imbalan
pelengkap yang diberikan untuk menjaga kondisi fisik dan mental karyawan.
c. Keberlanjutan usaha. Perusahaan memiliki daya saing yang kuat sehingga
mampu bertahan dan menjaga keberlanjutan usahanya.
d. Kepuasan kerja. Munculnya emosi positif pada diri karyawan akibat apa yang
dialami dalam pekerjaan.
5.Alternatif strategi untuk pencapaian goal adalah:
a. Peningkatan kontribusi karyawan pada pengembangan atau pengelolaan
perusahaan. Karyawan memberikan kontribusi terbaik dalam bekerja sesuai
dengan bidang dan kompetensi yang dimiliki, baik dengan inisiatif pribadi
maupun dipicu dengan dorongan dari manajemen.
b. Merancang dan menjalankan program pelatihan karyawan yang terencana.
Perusahaan memiliki proyeksi kebutuhan SDM di masa depan, kemudian
membuat program pemenuhan kebutuhan SDM tersebut.
c. Penguatan strategi komunikasi internal perusahaan. Karyawan dan
perusahaan perlu terhubung dengan baik guna mencapai tujuan bersama.
Sistem komunikasi, baik formal maupun informal, perlu dibangun dan
dikuatkan untuk mencapai hal tersebut.
Berikut ini adalah hasil pengolahannya :
1. Faktor
Peningkatan keterikatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
kebijakan perusahaan, kesiapan SDM, potensi pengembangan usaha, sistem
kompensasi, dan peluan kerja atau profesi lainnya. Prioritas faktor penyusun
strategi peningkatan keterikatan kerja terdapat pada Tabel 5.
Peningkatan Keterikatan
Karyawan UKM Ridha Utama
Implikasi Manajerial
Simpulan
Saran
UKM Ridha Utama dapat menjadikan hasil penelitian ini sebaga second
opinion untuk membuat kebijakan terkait peningkatan keterikatan karyawan.
Perusahaan lain dengan karakteristik yang hampir sama dapat menjadikan
penelitian ini sebagai referensi untuk pengembangan sektor SDM, khususnya
terkait keterikatan karyawan, dengan pertimbangan-pertimbangan yang dapat
disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan.
Penelitian selanjutnya dapat memasukkan pengukuran tingkat keterikatan
karyawan dengan indeks keterikatan karyawan agar analisis alternatif strategi lebih
tepat. Penelitian sejenis sebaiknya melibatkan seorang ahli dari eksternal
perusahaan dalam memberikan penilaian prioritas strategi, agar hasil yang didapat
memiliki cakupan pandangan yang lebih luas. Penelitian sejenis dapat dilakukan
pada perusahaan yang lebih besar untuk melihat dimensi keterikatan karyawan yang
lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP