IRWANDI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis
Strategi Pengembangan Usaha Brownies Singkong pada Mr.Brownco Kabupaten
Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Irwandi
NIM H34104095
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
lluar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK
ABSTRACT
IRWANDI. Business Development Strategy Analysis of the Cassava Brownies
Mr.BrownCo Bogor regency. Guided by YANTI NURAENI MUFLIKH.
This research was held on September 2012 until May 2013. The research
aims to identify working condition of Mr.BrownCo in Bogor city by analyzing
overall variables that have been identified. Formulating alternative strategy that is
appropriate to apply in the development of the work. Respondent determination
was done on internal party for two persons, the external party for one person, and
ten consumers. Data analysis that has been used in this research are: IE analysis,
SWOT, and OSPM. The analysis result shows Mr.BrownCo is in the stage of
Grow and Developing.
The Strategy that should be done to develop the business by strategy
prioritizing is to open Mr.BrownCo new branches in out of Bogor city, doing
promotion by using technology that is available (online marketing), also taking
part in bazaar activities or exhibitions and cooperate with radio and television
,locally or nationally to introduce the products of Mr.BrownCo. Increasing
consumer loyalty by keeping and enhancing products qualities, also always
making new innovation, make or offering affordable package, and to give free
internet (wifi) facility for the customers.
Keyword: Strategy, SWOT, QSPM
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BROWNIES
SINGKONG PADA MR.BROWNCO
KABUPATEN BOGOR
IRWANDI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Brownies Singkong
pada Mr.BrownCo Kabupaten Bogor
Nama : Irwandi
NIM : H34104095
Disetujui oleh
Pembimbing
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT serta shalawat dan
salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Brownies Singkong pada
Mr.Brownco Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor
internal dan eksternal pada Mr.BrownCo serta mengkaji kesesuaian antara
alternatif strategi yang dihasilkan dengan strategi yang telah dijalankan oleh
Mr.BrownCo. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah
penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Irwandi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Ide Pengembangan Usaha 5
Faktor-faktor Strategi Pengembangan Usaha 7
Alat Analisis yang Digunakan dalam Strategi Pengembangan Usaha 8
KERANGKA PEMIKIRAN 9
Kerangka Pemikiran Teoretis 9
Pengertian Strategi 9
Konsep Manajemen Strategis 9
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 12
Analisis Lingkungan Internal 12
Analisis Lingkungan Eksternal 13
Matriks IFE dan EFE 17
Matriks IE 17
Matriks SWOT 18
Matriks QSP (QSPM) 18
Langkah Operasional Penelitian 18
METODE PENELITIAN 21
Lokasi dan Waktu Penelitian 21
Jenis dan sumber Data 21
Metode Pengumpulan Data 21
Metode Pengolahan Data 22
Tahap Masukan (Input Stage) 22
Tahap Pencocokan (Matching Stage) 26
Tahap Keputusan (Decision Stage) 28
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 29
Sejarah dan Perkebangan Perusahaan 29
Visi dan Misi Mr.BrownCo 30
Produk Mr.BrownCo 30
Struktur Organisasi Mr.BrownCo 32
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 33
Analisis Lingkungan Internal 33
Pemasaran 34
Keuangan 36
Produksi/Operasi 36
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi 37
Faktor Penelitian dan Pengembangan 38
Strategi yang Telah Dilakukan 38
Analisis Lingkungan Eksternal 38
Lingkungan Jauh 38
Lingkungan Industri 41
FORMULASI STRATEGI 44
Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan 44
Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan 46
Analisis Matrik IFE 47
Analisis Matriks EFE 48
Analisis Matriks IE 49
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mr.BrownCo 50
Analisis Matriks SWOT 50
Analisis Matriks QSP (QSPM) 53
SIMPULAN DAN SARAN 54
Simpulan 54
Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 55
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tabel 1 Jumlah unit usaha kecil menengah (UKM) menurut sektor ekonomi di
Indonesia
Tahun Jumlah Unit Usaha Kecil (unit) Pertumbuhan (%)
2003 42 388 505 0
2004 43 707 412 3,1
2005 44 689 588 2,1
2006 48 611 233 8,8
2007 49 824 123 2,5
2008 51 257 537 2,9
2009 52 741 221 2,9
2010 53 823 732 2,1
Sumber: Departemen Koperasi (2012)
1
[BPS] Badan Pusat Statistik. 30 Mei 2008. Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2008.
http://www.depkop.go.id/depkopgoid2008/index.php. Hlm 1. [12 Maret 2013]
2
Tabel 2 Pengeluaran rata-rata makanan dan minuman jadi per kapita per bulan di
Indonesia tahun 2005−2010
Tahun Pengeluaran Rata-rata Makanan Pertumbuhan (%)
dan Minuman Jadi per Kapita per
2005 Bulan (%)
51,37 0
2006 53,01 3,2
2007 49,24 -7,1
2008 50,17 1,9
2009 50,62 0,8
2010 51,43 1,6
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (2012)
Perumusan Masalah
setiap harinya, yaitu di hari biasa minimal Rp3.000.00 dan di hari sabtu/minggu
bisa mencapai Rp8.000.000. Di tahun 2014/15 yang akan datang, Mr.BrownCo
memiliki rencana pengembangan usaha, yaitu memiliki 10 outlet yang tersebar di
berbagai kota besar khususnya daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi) dan Bandung.
Mr.BrownCo memiliki beberapa pesaing yang telah lebih dulu berdiri,
yaitu Brownies Amanda dan beberapa brand brownies jenis lain. Berikut dapat di
lihat pada Tabel 3 beberapa brand brownies yang merupakan kompetitor.
Tujuan Penelitian
Peneliti memfokuskan penelitian ini pada faktor internal dan ekternal yang
berada dalam perusahaan brownies singkong pada Mr.BrownCo. Faktor internal
di dalammnya terdapat kekuatan dan kelemahan yang bisa dijadikan variabel
penentu untuk menganalisis lebih lajut pembobotan dan ratingnya. Faktor
eksternal di dalamnya terdapat peluang dan ancaman, dari peluang dan ancaman
tersebut akan dianalisis untuk menentukan variabel penentu untuk perhitungan
bobot dan rating, sehingga mempermudah peneliti dalam memformulasikan
strategi yang sesuai dengan kondisi pada Mr.BrownCo. Analisis dari masing-
masing faktor tersebut akan dilakukan secara deskriptif dengan memanfaatkan
data kuantitatif dankualitatif.
TINJAUAN PUSTAKA
usaha yang tepat untuk mengembangkan usahanya, agar mampu bertahan dalam
persaingan yang semakin ketat dan menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi Bagas Bakery adalah strategi yang
diformulasikan dengan tepat ketika Bagas Bakery mampu memanfaatkan
kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menghadapi peluang dan
menghindari ancaman yang ada.
Ningtias (2009) Diskes menyatakan bahwa terdapat beberapa pesaing
"Waroeng Cokelat" yang tidak masuk dalam daftar industri rumah tangga di
Diskes sehingga usaha tersebut tergolong pada usaha informal atau usaha sejenis
yang muncul pada musim tertentu saja. Dilatarbelakangi hal tersebut maka
"Waroeng Cokelat" memerlukan perencanaan untuk mengembangkan usahanya
dengan cara menunjukkan berbagai keunggulan yang dimiliki "Waroeng Cokelat"
secara konsisten. Berdasarkan kondisi yang tengah dihadapi, diperlukan analisis
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal pada usaha kecil ”Waroeng
Cokelat” berupa kekuatan dan kelemahan, serta ancaman dan peluang yang
terdapat pada ”Waroeng Cokelat”. Hasil analisis lingkungan tersebut dapat
menghasilkan formulasi strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan
keadaan "Waroeng Cokelat saat ini.
Annisa (2008). Tingginya persaingan dalam usaha restoran di Kabupaten
Pandeglang memberikan dampak bagi manajemen Restoran Cibaru. Pada Bulan
Februari 2008 omzet penjualan Restoran Cibaru mengalami penurunan sebesar
30,2 persen, adapun pada bulan-bulan sebelumnya trend pengunjung pada
Restoran Cibaru cukup ramai baik dari jumlah pengunjung yang merupakan
wisatawan maupun yang melakukan booking sebelumnya (berdasarkan
wawancara dengan pemilik). Permasalahan ini mendorong pihak manajemen
Restoran Cibaru untuk memikirkan alternatif strategi apa yang sesuai untuk
dijalankan dalam upaya memperbaiki keadaan dengan terlebih dahulu mengetahui
faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi peluang, ancaman, kekuatan atau
kelemahan bagi Restoran Cibaru.
Mr.BrownCo berdiri sudah hampir lima tahun dan sampai saat ini usaha
tersebut perkembangannya belum terasa bagi pemiliknya. Oleh karena itu, pemilik
perusahaan tersebut berencana membuat strategi untuk mengembangkan bisnis
brownies singkong. Pemilik Mr.BrownCo melihat banyak peluang dan kekuatan
yang dimiliki belum termanfaatkan dengan baik. Adanya permintaan dari luar
kota yang belum bisa dipenuhi membuat pemilik Mr.BrownCo tersebut berencana
untuk mengembangkannya dengan mencoba membuka cabang-cabang baru.
Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang
menyangkut organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan bisnis,
seperti saluran distribusi pendistribusian brownies singkong pada Mr.BrownCo
sangat terbatas, sehingga konsumen susah untuk mendapatkan produk tersebut.
Selain itu juga karena adanya perusahaan pesaing yang sudah ada, sehingga
pemilik khawatir pelanggannya diambil oleh perusahaan lain hanya karena
jangkauan tempat atau outlet Mr.brownCo yang jauh.
7
Desy (2012). Faktor internal yang menjadi kekuatan yaitu keramahan dan
kesopanan karyawan dalam berinteraksi dengan pengunjung sebagai kekuatan
utama, sedangkan kelemahannya yaitu promosi kurang optimal. Faktor eksternal
yang menjadi peluang yaitu maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada
stasiun televisi sebagai peluang utama, sedangkan ancaman utamanya adalah
semakin bertambahnya tempat wisata di Kabupaten Cianjur.
Syarifatunisa (2011). Penyusunan hirarki terdiri dari fokus, faktor, aktor,
tujuan dan alternatif. Fokusnya adalah Strategi peningkatan kepuasan pelanggan.
Faktor terdiri dari nilai, daya saing, persepsi pelanggan, harga, citra dan pelayanan
Aktornya adalah pemilik, karyawan dan perwakilan pelanggan.Tujuan yang ingin
dicapai yaitu mempertahankan dan meningkatkan pelanggan, meningkatkan profit
perusahaan dan mempertahankan posisi perusahaan diantara perusahaan-
perusahaan roti yang telah ada. Alternatif strategi yang dapat diterapkan ada yaitu
strategi relationship marketing, pelayanan yang lebih baik daripada pesaing,
unconditional uarantees, penanganan keluhan yang efisien, peningkatan kinerja
perusahaan dan quality function deployment.
Nusawanti (2009). Faktor-faktor strategi internal yang menjadi kekuatan
bagi Bagas Bakery, adalah (1) Lokasi perusahaan strategis, (2) Komunikasi antara
pemilik dan karyawan terjalin baik, (3) Koordinasi dalam pembagian tugas cukup
baik, (4) Mutu produk yang dihasilkan baik. Sedangkan faktor-faktor strategi
internal yang menjadi kelemahan bagi Bagas Bakery, adalah(1) Labelisasi
kemasan belum lengkap, (2) Keterbatasan modal sendiri, (3) Tempat produksi
(bangunan) kurang luas. Faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang
bagi Bagas Bakery, adalah (1) Dukungan pemerintah terhadap akses sumber
pembiayaan bagi UMKM, (2) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal semakin
baik. Faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman bagi Bagas Bakery, adalah
(1) Tingkat inflasi yang fluktuatif, (2) Kecenderungan harga gula dan gas elpiji
semakin meningkat.
Ningtias (2009). Analisis lingkungan eksternal "Waroeng Cokelat"
diperoleh bahwa faktor strategis yang merupakan peluang terbesar dan paling
berpengaruh bagi "Waroeng Cokelat" yaitu dukungan Disperindagkop dalam
pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor, sedangkan faktor eksternal
yang menjadi ancaman utama yang dapat dihindari oleh "Waroeng Cokelat" yaitu
hambatan masuk dalam usaha makanan (cookies dan praline) relatif rendah.
Analisis lingkungan internal "Waroeng Cokelat" diperoleh bahwa faktor internal
strategis yang menjadi kekuatan bagi "Waroeng Cokelat" yaitu keuletan pemilik
dalam mengelola perusahaan, sedangkan faktor strategis internal yang menjadi
kelemahan terbesar dari "Waroeng Cokelat" yaitu promosi belum optimal.
Annisa (2008). Faktor Internal kekuatan perusahaan meliputi, karyawan
memiliki loyalitas tinggi, net working pemilik restoran cukup luas, menawarkan
delivery service, Kelemahan perusahaan meliputi, belum memiliki perencanaan
jangka pendek, menengah dan panjang, tumpang tindih peran, kemasan kurang
menarik. Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas Restoran Cibaru meliputi
peluang dan ancaman. Peluang bagi perusahaan meliputi, peningkatan daya beli
masyarakat Kabupaten Pandeglang, pertumbuhan jumlah penduduk Pandeglang
menunjukkan tersedianya pasar potensial dan tenaga kerja. Ancaman bagi
8
perusahaan meliputi, kebijakan kenaikan harga BBM dan TDL yang disertai
kenaikan bahan pokok makanan, tingkat inflasi yang berfluktuasi.
Faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama
bagi Mr.BrownCo. Kekuatan utama bagi Mr.BrownCo adalah rasa brownies yang
berfariasi. Kelemahan utama bagi Mr.brownCo adalah merek Mr.BrownCo yang
belum dikenal dan ini memiliki implikasi terhadap promosi yang kurang gencar
baik melalui media elektronik, maupun media cetak. Analisis lingkungan
eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Mr.brownCo. Peluang utama
bagi Mr.brownCo adalah kekuatan tawar pemasok. Sedangkan ancaman utama bagi
Mr.BrownCo adalah yaitu kenaikan bahan baku yang dipengaruhi oleh kenaikan harga
BBM.
KERANGKA PEMIKIRAN
Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”.
Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang
dituju. Menurut Stephanie K. Marrus (2008), strategi didefinisikan sebagai suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi dan disertai penyusunan suatu cara atau upaya agar
suatu tujuan dapat tercapai. Sementara menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar
(2008), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Menurut David (2006),
strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis yang
mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi
adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas
dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi
memengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang. Strategi memiliki
konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan
faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.
tujuannya. Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu formulasi
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
1) Formulasi Strategi
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal perusahaan, menetapkan objektif jangka panjang,
menghasilkan strategi alternative, serta memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan. Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis baru apa
yang perlu dimasuki, bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversifikasi,
apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer
atau membentuk usaha patungan dan bagaimana menghindari pengambilalihan
perusahaan pesaing.
2) Implementasi Strategi
Implementasi strategi sering disebut sebagai tahap pelaksanaan dalam
manajemen strategis. Selain itu, implementasi strategi juga sering kali
dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis karena
implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan
pengorbanan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya, sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, memberdayakan sistem
informasi, serta menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
3) Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Tiga
aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil
tindakan korektif. Salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari dan
mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan sebuah model, di
mana setiap model mempresentasikan semacam proses. Berikut ini merupakan
model manajemen strategis menurut David (2006).
Melakukan
Audit
Eksternal
Implementasi
Strategi
Isu-isu
Pemasaran,
Membuat Menetapkan Merumuskan, Implementasi Keuangan, Mengukur dan
Pernyataan Tujuan Jangka Mengevaluasi, Strategi Akuntansi, Mengevaluasi
Visi dan Misi Panjang dan Memilih Isu-isu Penelitian dan Kinerja
Strategi Manajemen Pengembangan,
Sistem
Informasi
Melakukan Manajemen
Audit
Internal
11
12
Visi merupakan rumusan dari salah satu atau gabungan dari tiga hal: (1)
apa yang ingin kita capai di masa depan, (2) apa yang ingin kita peroleh di masa
depan, dan (3) kita ingin menjadi apa di masa depan. Visi yang jelas akan menjadi
dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif (David 2006).
Visi akan dilengkapi dengan misi perusahaan yang menyatakan tujuan perusahaan
ditinjau dari pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang terdiri atas
pelanggan, karyawan, pemegang saham pemerintah, pemasok perusahaan, dan
lain-lain. Misi adalah rumusan tentang apa yang harus kita kerjakan atau
selesaikan. Pernyataan misi adalah deklarasi tentang alasan keberadaan sebuah
organisasi. Pernyataan misi yang jelas adalah penting untuk merumuskan tujuan
dan formulasi strategi yang efektif. Pernyataan misi ini menjawab pertanyaan
“Apa Bisnis Kita?” (David 2006).
Pendatang baru
Persaingan di antara
perusahaan yang ada
terhadap kerugian di saat awal dan sering kali bertahan untuk waktu
yang cukup panjang.
tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli, dan pembeli memiliki
informasi lengkap.
Matriks IE
Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor yang diperoleh dari
matriks IFE pada sumbu x dan total skor dari matriks EFE pada sumbu y. Matriks
ini terdiri atas tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda,
yaitu sebagai berikut.
1) Tumbuh dan Kembangkan (Grow and Build)
Jika perusahaan berada pada sel I, II, dan IV. Strategi yang dapat diterapkan
adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi
ke depan, dan integrasi horizontal).
2) Pelihara dan Pertahankan (Hold and Maintain)
Jika perusahaan berada pada sel III, V, dan VII. Strategi yang dapat dianjurkan
adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3) Tuai atau Divestasi
Jika perusahaan berada pada sel VI, VIII, dan IX. Strategi yang dapat
dianjurkan adalah strategi divestasi.
18
Matriks SWOT
Identifikasi Mr.BrownCo
Visi
Menjadi perusahaan terkemuka dalam penyediaan produk pangan lokal yang berkualitas.
Misi
1. Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik bagi pelanggan
2. Memberikan nilai yang positif bagi stakeholders
3. Menciptakan team work yang solid dan tangguh
Altenatif Strategi
(Matriks QSPM)
Prioritas Strategi
Pengembangan Usaha
Mr. BrownCo
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pihak Mr.BrownCo
melalui pengamatan langsung (observasi), wawancara, dan pengisian kuesioner,
yaitu dengan satu orang pemilik, satu orang supervisor, satu orang dari InCubie
(Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan) dan 10 orang yang
merupakan konsumen brownies tersebut. Sementara data sekunder merupakan
data yang diperoleh dari pengumpulan data, seperti referensi dari instansi,
internet, dan buku.
Metode pengolahan data dan analisis terdiri atas analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan
perusahaan seperti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi.
Sementara analisi kuantitatif digunakan melalui analisis matriks IE, Analisis
SWOT, dan matriks QSP (QSPM). Penentuan variabel matriks faktor internal
(IFE) dan matriks faktor eksternal (EFE) dilakukan secara objektif antara peneliti
dan pemilik.
Menurut David (2006), Penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga
tahap kerja, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Tahap
pertama adalah tahap input di mana dalam penelitian ini menggunakan matriks
IFE dan EFE. Proses selanjutnya adalah tahap pencocokan, tahap ini berfokus
pada pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokkan faktor
eksternal dan internal. Alat analisis yang digunakan pada tahap pencocokan
adalah matriks IE dan SWOT. Tahap yang terakhir dilakukan analisis
menggunakan matriks QSP untuk menentukan keputusan strategi.
Desy (2012) . Pada tahap ini dilakukan penentuan persentase dari beberapa
responden yaitu pemilik 70 persen, supervisor 10 persen, InCubie (Pusat
Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan) 10 persen dan konsumen
brownies 10 persen. Pemilik memiliki persentase yang paling tinggi karena
merupakan pemegang keputusan utama, sedangkan yang lain hanya sebagai
referensi pemilik dalam menentukan pengambilan keputusan tersebut.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap veriabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus:
Xί
αί=
∑αn=1 Xί
Keterangan:
= bobot variabel ke-I Xi = nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,… n = jumlah variabel
Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan
pada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari
faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa
memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan
internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam
kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah
seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan
utama (peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan
minor (peringkat = 3) atau kelemahan mayor (peringkat = 4).
Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan
kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah
berdasarkan perusahaan, di mana bobot dilangkah dua adalah
berdasarkan industri.
24
iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap
faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan
berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor
pembobotan IFE 3,0−4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau
kuat, kemudian jika 2,0−2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-
rata atau sedang dan 1,0−1,99 berarti kondisi internal perusahaan
rendah atau lemah.
b) Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri
dimana perusahaan berada, dan data eksternal relevan lainnya. Seperti
halnya tahapan kerja pada matriks IFE, berikut ini merupakan tahapan kerja
dalam membuat matriks EFE.
i) Identifikasi faktor eksternal perusahaan, kemudian dilakukan wawancara
atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan apakah faktor-
faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini.
ii) Penentuan bobot pada analisis eksternal perusahaan dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih menggunakan
metode paired comparison. Untuk menentukan bobot setiap variabel
menggunakan skala 1, 2, dan 3.
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
25
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap veriabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus:
Xί
αί=
∑αn=1 Xί
Keterangan:
= bobot variabel ke-i i = 1,2,3,...
Xi = nilai variabel ke-i n = jumlah variable
Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-
masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor
kunci itu adalah peluang dan ancaman, faktor yang dianggap memiliki
pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang
paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau
ancaman, yaitu sebagai berikut.
1= Sangat rendah, respons perusahaan dalam meraih peluang atau
mengatasi ancaman tersebut rendah
2= Rendah, respons perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi
ancaman tersebut sedang (respons sama dengan rata-rata)
3= Tinggi, respons perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi
ancaman tersebut di atas rata-rata
4= Sangat tinggi, respons perusahaan dalam meraih peluang atau
mengatasi ancaman tersebut superior
iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap
faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan
berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor
pembobotan EFE 3,0−4,0, berarti perusahaan merespons kuat terhadap
peluang dan ancaman yang memengaruhi perusahaan. Kemudian jika
2,0−2,99 berarti perusahaan merespons sedang terhadap peluang dan
ancaman yang ada dan 1,0−1,99 berarti perusahaan tidak dapat
merespons peluang dan ancaman yang ada.
26
Tinggi
TOTAL RATA-RATA
TERTIMBANG EFE
3,0−4,
II III
I
3,0
Menengah
2,0 ± 2,99 IV V VI
2,0
Rendah
1,0 ± 1,99
VII VIII IX
1,0
KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTHS ± S) (WEAKNESESS - W)
STRATEGI SO STRATEGI WO
PELUANG
Gunakan kekuatan Atasi kelemahan
(OPPORTUNITIES ±
untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan
O)
peluang peluang
STRATEGI ST STRATEGI WT
ANCAMAN Gunakan kekuatan Meminimalkan
(THREATS - T) untuk menghindari kelemahan dan hindari
ancaman ancaman
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang diantut oleh perusahaan
tersebut agar tidak terlepas dari tujuan utama perusahaan. Adapun visi dan misi
Mr.BrownCo adalah:
Visi
Menjadi perusahaan terkemuka dalam penyediaan produk pangan lokal
yang berkualitas.
Misi
1. Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik bagi pelanggan
2. Memberikan nilai yang positif bagi stakeholders
3. Menciptakan team work yang solid dan tangguh
Produk Mr.BrownCo
pas jika dihidangkan dengan secangkir teh atau kopi. Cocok juga untuk sarapan
pagi. Harga: Rp55.000.
3. Brownies Kukus Keju
Brownies kukus keju adalah brownies singkong dengan dua
lapisan.brownies ini menempatkan brownies kukus original di lapisan bawah dan
brownies kukus keju di lapisan atas. Perpaduan antara cokelat yang manis dan
krim keju yang gurih membuat brownies ini semakin legit. Makanan lezat ini
memberikan ciri rasa yang khas dan modern, apalagi menyantapnya dengan
orang-orang yang disayangi berasa ingin tambah lagi. Harga: Rp40.000.
4. Brownies Kukus Cocopandan
Brownies kukus cocopandan dengan lapisan bawah kukus original dan
lapisan atas adalah kukus cocopandan. Warna hijau yang segar membuat nikmat
untuk disantap bersama. Makanan lezat ini memberikan warna yang khas, apalagi
menyantapnya dengan orang-orang yang disayangi berasa ingin tambah lagi.
Cocok juga untuk sarapan pagi. Harga: Rp28.000.
5. Brownies Panggang Keju
Brownies panggang keju adalah suatu sensasi dan sangat cocok untuk
pecinta keju. Terbuat dari bahan-bahan pilihan lokal dengan campuran krim
cheese. Ciri rasa yang khas dan modern dapat dinikmati di Mr.BrownCo. Taburan
keju yang gurih sangat terasa di lidah. Harga: Rp35.000.
6. Chocolate Roll Brownies
Chocolate roll brownies adalah brownies singkong kukus dengan
perpaduan blueberry di dalamnya dan tekstur kue yang lembut menciptakan
perpaduan rasa yang pas dan brownies yang legit. Makanan lezat ini sangat pas
jika dihidangkan dengan segelas minuman favorit kamu. Cocok juga sebagai
pengganti sarapan pagi. Harga: Rp35.000.
7. Brownies Herbal
Brownies herbal yang pasti tidak kalah dengan brownies lain yang sudah
ada di pasaran. Rasa baru yang unik untuk anda yang bosan denga rasa yang itu-
itu saja.
8. Kue Kering
Berbagai macam kue kering yang nikmat ditawarkan untuk Anda. Cocok
untuk menemani setiap saat santai Anda bersama keluarga, teman, ataupun pacar.
Bisa juga digunakan sebagai panganan untuk berbagai macam acara hajatan di
rumah ataupun untuk menemani saat-saat meeting dan lembur Anda di kantor.
9. Brownies kukus original
Brownies ini dibuat dengan bahan dasar tepung singkong membuat
brownies semakin legit. Penambahan cokelat di tengahnya membuat rasa cokelat
semakin kuat. Rasa cokelatnya juga sangat memanjakan lidah. Makanan lezat ini
sangat pas jika dihidangkan dengan secangkir teh atau kopi, apalagi jika
menyantapnya dengan orang-orang yang kita sayangi.
10. Brownies Kukus Tapai
Brownies kukus tapai terbuat dari tapai singkong yang segar, dilengkapi
kukus original di lapisan bawah. Perpaduan antara tapai dengan tepung berbahan
pangan lokal. Makanan lezat ini memberikan aroma tapai yang khas, apalagi
menyantapnya dengan orang-orang yang disayangi berasa ingin tambah lagi.
Cocok juga untuk dimakan saat bersantai. Harga: Rp28.000
.
32
Director/Owner
Outlate Supervisor
Sales Promotion
2. Finance Manager
Mengelola fungsi akuntasi dalam memproses data dan informasi keuangan
Mengoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, dan keuangan
Merencanakan dan mengoordinasikan penyusunan anggaran keuangan
perusahaan
Bertanggung jawab langsung ke director
3. Riset and Development
Bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas riset dan pengembangan
untuk perusahaan
Melakukan hubungan baik dan menjalin kerja sama dengan perusahaan
yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa untuk aktivitas riset
perusahaan
Bertanggung jawab langsung ke director
4. Production
Melakukan kegiatan produksi (di dapur)
Bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen
Bertanggung jawab atas ketersedian bahan baku
Bertanggung jawab langsung ke director
5. Outlate Supervisor
Melakukan pengawasan atas berjalannya kegitan di outlet dan para sales
promotion
Menjamin kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan
Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan
6. Sales Promotion
Melakukan kegiatan pemasaran produk langsung ke konsumen
Menjamin kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan
Bertanggung jawab kepada Outlate Supervisor
3. Tempat (Place)
Mr.BrownCo berlokasi di Jl. Raya Darmaga-Kampus IPB Darmaga No.
253 Bogor. Pilihan tersebut karena tempat produksinya memanfaatkan tempat
yang disediakan oleh pikah Incubie IPB, tetapi untuk tokonya Mr.BrownCo
memilih untuk menyewa dan tidak jauh dari tempat produksi. Distribusi
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk
menyalurkan, mengirimkan, serta menyampaikan barang yang dipasarkannya
kepada konsumen. Menurut Umar (1999), biasanya hampir sebagian besar
perusahaan atau seorang produsen menggunakan perantara pemasaran untuk
memasarkan produknya dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu
sekelompok organisasi yang saling bergantung dalam keterlibatan mereka pada
proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. Secara umum, pihak
Mr.BrownCo dalam mendistribusikan produk brownies melalui dua pola saluran.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-masing saluran distribusi
pada Mr.BrownCo.
Mr.BrownCo Konsumen
Pengecer Konsumen
4. Promosi (Promotion)
Menurut Umar (1999), pemasaran tidak hanya membicarakan produk,
harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi juga mengomunikasikan produk
36
ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan akhirnya melakukan pembelian
terhadap produk tersebut. Dalam memasarkan produknya, kegiatan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak Mr.BrownCo adalah melakukan penjualan personal
dan promosi penjualan. Untuk penjualan personal dilakukan melalui penerimaan
pesanan untuk acara-acara arisan, pengajian, syukuran, atau acara pernikahan,
tetapi penjualan yang banyak yaitu untuk oleh-oleh keluarga. Sementara untuk
promosi penjualan dilakukan melalui web dan media sosial seperti facebook dan
twitter yang dilakukan oleh pihak Mr.BrownCo untuk membina loyalitas
pelanggan, yaitu dengan membangun citra baik perusahaan melalui pengutamaan
kualitas rasa dengan harga yang terjangkau.
Keuangan
Produksi/Operasi
4) Pengemasan
Jenis kemasan yang digunakan sebagai pembungkus brownies, yaitu kardus
tipis, tercantum nama merek, nomor PIRT dari Dinas Kesehatan, komposisi
bahan baku, dan lokasi produksi.
Lingkungan Jauh
4. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan-
kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya
mengembangkan bisnisnya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat
dari dua aspek, yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran.
a) Perkembangan Teknologi pada Aspek Produksi
Dalam industri brownies, perkembangan teknologi pada aspek produksi
dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan
selama proses pembuatan brownies, misalnya penggunaan mixer listrik di
mana dalam proses kerjanya tidak secara manual melainkan proses
pengadukan adonan dilakukan oleh mixer secara otomotis. Selain itu juga
terdapat mesin penggiling, di mana fungsinya hampir sama dengan mixer,
yaitu untuk menggiling adonan brownies tetapi kapasitas alatnya lebih besar
daripada mixer karena mampu menggiling tepung terigu sebanyak 25 kg
dalam satu kali proses penggilingan adonan.
Selanjutnya juga terdapat alat cetakan yang berfungsi untuk membentuk
adonan brownies, sehingga memiliki bobot dan ukuran yang seragam.
41
Lingkungan Industri
persaingan maka para pelaku usaha diajak untuk berpikir kreatif dalam
memosisikan produknya di benak konsumen dan berupaya agar
produknya dapat diterima oleh pasar.
2) Ancaman Pendatang Baru
Keberadaan suatu industri pasti tidak akan lepas dari ancaman masuknya
pendatang baru, sehingga masuknya perusahaan pendatang baru dapat
berimplikasi terhadap perusahaan yang telah ada, misalnya perebutan pangsa
pasar atau perebutan sumber daya produksi. Akan tetapi, ancaman masuknya
perusahaan pendatang baru bergantung dari hambatan masuk dan kemampuan
para pendatang baru tersebut dalam merespon hambatan masuk yang ada.
Menurut Porter (1997), terdapat enam faktor hambatan masuk bagi pendatang
baru ke dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk,
kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, dan biaya
tidak menguntungkan terlepas dari skala.
a) Skala Ekonomis
Untuk mendirikan usaha brownies tidak harus beroperasi pada skala
usaha yang besar. Hal ini karena siapa saja dapat memulai usaha
brownies dari skala usaha yang kecil di mana disesuaikan dengan
kemampuan kapasitas produksi yang dimiliki tanpa harus mengikuti
skala usaha perusahaan brownies yang telah ada.
b) Diferensiasi Produk
Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh perusahaan brownies
hampir sama secara fisik. Perbedaan yang terjadi antara perusahaan
brownies dapat dilihat dari mutu produk termasuk kualitas rasa, variasi
bentuk atau ukuran; harga jual produk; serta labelisasi produk seperti
pencantuman merek produk, komposisi bahan baku, dan nomor izin Dinas
Kesehatan (No. PIRT).
c) Kebutuhan Modal
Meskipun untuk mendirikan usaha brownies tidak harus beroperasi
pada skala usaha yang besar, tetapi tetap saja kebutuhan modal yang
digunakan untuk membuka usaha brownies cukup besar. Hal ini karena
modal tersebut digunakan untuk pembelian peralatan pembuatan brownies,
seperti oven, mixer, dan loyang di mana harga masing-masing peralatan
tersebut cukup mahal.
d) Biaya Beralih Pemasok
Secara umum, biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh
pendatang baru cukup besar agar pelaku usaha brownies yang telah ada
untuk pindah dari pemasok tetapnya. Hal ini karena hubungan antara pelaku
usaha (pembeli) dengan pemasok telah terjalin cukup baik sehingga
pendatang baru akan merasa kesulitan untuk memaksa pelaku usaha
brownies yang telah ada agar beralih dari pemasok lama.
e) Akses ke Saluran Distribusi
Pada industri tertentu, perusahaan-perusahaan yang telah mapan
biasanya telah memiliki saluran distribusi sendiri untuk pemasaran
produknya, sehingga perusahaan pendatang baru mungkin sulit memasuki
saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk
membangun saluran sendiri. Meskipun demikian, kondisi tersebut mungkin
tidak terjadi pada industri brownies. Hal ini karena para pendatang baru pun
43
tidak terlalu kuat karena Mr.BrownCo tidak terlalu sulit untuk berganti dari
satu pemasok ke pemasok lainnya.
5) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat,
jika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, konsumen membeli dalam
jumlah banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi, dan
pembeli menghadapi biaya peralihan yang kecil. Untuk konsumen
Mr.BrownCo dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup
kuat dan kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Mr.BrownCo. Hal ini karena
pada umumnya pembeli Mr.BrownCo sebagian besar berasal dari Mahasiswa
atau ibu-ibu dan biasanya melakukan pembelian dalam jumlah besar karena
untuk oleh-oleh buat keluarga di rumah di setiap transaksinya, meskipun pihak
Mr.BrownCo juga tetap melayani pembelian oleh pengecer atau konsumen
yang datang langsung ke lokasi produksi. Selain itu, pembeli juga memiliki
alternatif pilihan yang sangat beragam, sehingga pembeli dapat memilih
produk mana yang terbaik dengan harga yang relatif murah.
Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan
brownies yang terdapat di Jabodetabek, di mana masing-masing perusahaan
brownies menawarkan produk yang semakin bervariasi dan semakin banyak
jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk. Selanjutnya
pembeli juga menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli
dapat dengan mudahnya berpindah dari satu perusahaan brownies ke
perusahaan brownies yang lain. Dan pembeli juga memiliki informasi yang
lengkap tentang pasar karena pembeli mengetahui lokasi produksi atau toko
dan harga jual dari masing-masing perusahaan brownies. Meskipun sampai saat
ini, Mr.BrownCo mengalami kelebihan permintaan atas produknya, akan tetapi
Mr.BrownCo harus tetap waspada terhadap kondisi seperti ini di mana pembeli
memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat terhadap produk brownies.
Oleh karena itu, diferensiasi produk mungkin dapat menjadi alternatif
Mr.BrownCo dalam menciptakan keunggulan produk sehingga mampu
menciptakan kesetiaan pelanggan atau loyalitas pembeli terhadap produk
Mr.BrownCo.
FORMULASI STRATEGI
Kondisi ini dapat membuat para tenaga kerja merasa nyaman dengan
lingkungan kerjanya yang pada nantinya dapat menciptakan loyalitas karyawan
terhadap perusahaan.
2) Lokasi Perusahaan Strategis
Lokasi perusahaan yang strategis dapat memengaruhi kelancararan suatu
usaha. Lokasi usaha brownies dapat dikatakan strategis karena dekat dengan
bahan baku dan tenaga kerja. Selain itu, lokasi Mr.BrownCo juga dekat dengan
jalan raya dan mudah dilalui oleh alat transportasi, sehingga akan memudahkan
pada saat pengangkutan bahan baku maupun distribusi produk. Produksi
Mr.BrownCo di tempat InCubie (Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan
Kewirausahaan) jaraknya cukup dekat dengan outlet dan ini akan
mempermudah pengiriman hasil produk broenies.
3) Memiliki Layanan Delivery Order
Pelayanan delivey order akan mempermudah konsumen untuk membeli
brownies tanpa harus datang langsung ke tempat produksi atau outlet
Mr.BrownCo dan tentunya ini akan membuat pelanggan loyal terhadap
Mr.BrownCo. Delivery order dilakukan hanya untuk pelayanan yang memesan
brownies lebih dari lima dan gratis ongkos kirim untuk daerah Dramaga
(daerah kampus IPB). Pemesanan biasanya dilakukan melalui via telepon atau
via facebook.
4) Sistem Keuangan Menggunakan Teknologi
Pelayanan kasir (keuangan) telah menggunakan teknologi modern sehingga
mempermudah kasir melakukan tugasnya, efektif karena lebih cepat dan tepat
dalam pelayanan, berbeda dengan manual atau tradisional yang akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk proses transaksi di kasir, bahkan
Mr.BrownCo juga melayani pembayaran via kartu kredit melalui mesin EDC.
5) Standar Operasional Produksi (SOP)
Koordinasi dalam pembagian tugas penting karena berpengaruh terhadap
kelancaran selama pelaksanaan aktivitas kerja, sehingga proses kerja yang
dilakukan tidak terhambat. Pada Mr.BrownCo, pembagian tugas cukup baik
karena antara pemilik dan karyawan telah mengetahui tugas apa yang harus
dikerjakan.
6) Rasa Browenis yang Bervariasi
Brownies Mr.BrownCo memiliki aneka variasi rasa dan warna yang berbeda,
hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen serta untuk mengatasi
tingkat kejenuhan konsumen denga produk original. Mr.BrownCo memiliki
sebelas jenis aneka rasa brownies diantaranya. Brownies Kering Original,
Cheese Roll Brownies, Brownies Kukus Keju Brownies Kukus Cocopandan,
Brownies Panggang Keju, Chocolate Roll Brownies, Kue Kering, Brownies
kukus original, Brownies Kukus Tapai, dan Brownies Panggang Original.
7) Produk yang Berkualitas, Fresh, dan Tidak Menggunakan Bahan Pengawat
Pihak Mr.BrownCo selalu mengutamakan mutu produk yang dihasilkan, baik
dari segi rasa, warna, maupun harga jual produk. Oleh karena itu, untuk
menjaga mutu produk yang dihasilkannya, pihak Mr.brownCo tidak
menggunakan bahan pengawet, sehingga produk brownies kukus dari
Mr.brownCo hanya bertahan sampi tiga hari, tetapi berbeda dengan brownies
panggang yang bisa bertahan sampai enam bukan karena kering dan tidak
mengandung air sehingga mampu bertahan lebih lama.
46
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu Mr.BrownCo salah satu jawaban untuk
memenuhi dahaga tersebut.
Sementara faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman bagi
Mr.BrownCo, antara lain berikut.
1) Persaingan Brownies di Jabodetabek
2) Perkembangan perusahaan brownies semakakin meningkat. Mr.BrownCo
memiliki pesaing yang cukup berat yang telah lebih dulu berdiri yaitu
Brownies Amanda dan 11 jenis brand Brownies yang terdapat di Jabodetabek,
tetapi hanya Mr.BrownCo satu-satunya brownies yang berbahan dasar
singkong.
3) Kenaikan Bahan Baku yang dipengaruhi oleh Kenaikan Harga BBM
Harga bahan baku akan terpengaruh jika harga BBM naik, seperti tepung
singkong, cokelat, gula, keju dan bahan-bahan lainnya. Oleh karena itu akan
memengaruhi harga jual.
4) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
5) Ancaman produk subtitusi/pengganti
rata-rata hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden, dengan cara
membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan atau peringkatan dari
seluruh responden untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman dengan
jumlah responden. Adapun nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkatan untuk
variabel peluang dan ancaman pada usaha brownies Mr.BrownCo dapat dilihat di
Lampiran 4. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata dari tiap
variabel, dapat diketahui bobot skor rata-rata dari tiap variabel. Nilai ini
merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini
merupakan hasil analisis matriks EFE pada usaha brownies Mr.BrownCo.
Analisis Matriks IE
Setelah diperoleh total bobot skor rata-rata dari matiks IFE (2,743)
maupun EFE (3,743) kemudian hasil tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
posisi perusahaan melalui matriks IE. Berikut ini merupakan hasil matriks IE pada
usaha brownies Mr.BrownCo (Gambar 8).
50
3,0
Menengah IV V VI
2,0 - 2,99
2,0
Rendah
VII VIII IX
1,0 - 1,99
1,0
strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT. Formulasi strategi pada
Mr.BrownCo dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil analisis matriks
SWOT, maka alternatif yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1) STRATEGI S-O (Strength Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal
"Brownies Singkong" untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada agar
memperoleh keuntungan bagi Mr.BrownCo. Terdapat alternatif strategi yang
dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan
menambah saluran distribusi dengan membuka cabang baru. Hal ini dilakukan
agar jangkauan konsumen untuk mendapatkan produk tersebut lebih mudah
sehingga masyarakat dapat menikmatinya. Kualitas dan bahan baku yang berbeda
dari pesaing lainnya merupakan kekuatan yang dimiliki Mr.brownCo, hal ini
dapat dimanfaatkan untuk mencari investor atau rekanan bisnis untuk membuka
cabang baru. Mr.BrownCo menawarkan kerjasama dengan sistem bagi hasil, hal
ini untuk menjaga standar kualitas produk yang di miliki Mr.BrownCo.
6) STRATEGI W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi W-O adalah strategi bertujuan untuk mengatasi kelemahan
internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang dimiliki oleh perusahaan.
Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, yaitu Melakukan
promosi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia (marketing online) seperti
facebook, twetter, website, blog dan blackberry, selama ini Mr.BrownCo sudah
melakukan ini namun belum maksimal dan tertangani dengan baik, serta
mengikuti kegiatan bazaar atau pameran makanan baik dalam kota Bogor ataupun
di luar kota Bogor dan bekerja sama dengan radio atau televisi lokal ataupun
nasional untuk mengenalkan Mr.BrownCo kepada masyarakay yg lebih luas.
7) Strategi S-T (Strength-Threat)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari
atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal perusahaan. Alternatif strategi
yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu meningkatkan loyalitas konsumen
dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta selalu membuat inovasi
baru. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat
penting, dalam hal ini Mr.BrownCo harus memberikan kualitas produk yang
terbaik kepada konsumen tentunya dilengkapi dengan pelayanan yang baik pula.
Sedangkan inovasi yang harus dilakukan adalah selalu menciptakan atau
memodivikasi jenis rasa brownies yang baru.
8) Strategi W-T (Weakness-Threat)
Strategi W-T adalah strategi yang diarahkan pada pengurangan kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif strategi yang
dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu:
1. Menawarkan Membuat paket harga
2. Memberikan fasilitas internet gratis untuk para pelanggan
52
Faktor Internal
Kekuatan (STRENGTHS )
Kelemahan(WEAKNES
1.Hubungan yang terjalin baik
ESS)
dengan karyawan
1.Merk brownies yang belum
2. Lokasi yang strategis
dikenal
3. Memiliki layanan delivery order
2.Tempat parkir yang sempit
4.
3.Promosi yang kurang
Sistem keuangan telah menggunakan
gencar
teknologi modern
4.Harga yang cukup mahal
5. Memiliki SOP
bagi konsumen
6. Rasa brownis yang berfariasi
7. Produk yang berkualitas, fresh
dan tidak menggunakan bahan
pengawet
Faktor Eksternal
STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)
Peluang (OPPORTUNITIES)
Meningkatkan pangsa pasar Melakukan promosi dengan
1.Kekuatan tawar pemasok
dengan menambah saluran memanfaatkan teknologi
yang lemah
distribusi dengan membuka yang tersedia (marketing
2.Kota bogor sebagai kota
cabang online) serta mengikuti
kuliner dengan lokasi yang
(S1,S3,S6,S7,O2,O3.O4) kegiatan bazaar atau pameran
strategis
dan bekerja sama dengan
3.Kemajuan teknologi yang
radio atau televisi lokal
berkembang
ataupun nasional untuk
4.Peralihan gaya hidup
mengenalkan
masyarakat yang cendrung
Mr.BrownCo kepada
mengkonsumsi makanan
masyarakat yg lebih luas.
siap saji
(W1,W2,W3,O2,O3,O4)
Ancaman (THREATS) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
1. Persaingan brownies Meningkatkan loyalitas konsumen 1. Menawarkan/Membuat
sejenis dengan menjaga dan meningkatkan paket harga (W4,T2)
2. Kenaikan bahan baku yang kualitas produk serta selalu 2. Memberikan fasilitas
dipengaruhi oleh kenaikan membuat inovasi baru internet gratis untuk para
harga BBM. (S1,S2,S3,S6,S7,T1) pelanggan (wifi) (W3,T1)
3. Ancaman masuknya
pendatang Baru
4. Ancaman produk
substitusi/pengganti
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama bagi
Mr.BrownCo. Kekuatan utama bagi Mr.BrownCo adalah rasa brownies yang
berfariasi. Kelemahan utama bagi Mr.brownCo adalah merek Mr.BrownCo
yang belum dikenal dan ini memiliki implikasi terhadap promosi yang kurang
gencar baik melalui media elektronik, maupun media cetak.
2. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Mr.brownCo.
Peluang utama bagi Mr.brownCo adalah kekuatan tawar pemasok. Sedangkan
ancaman utama bagi Mr.BrownCo adalah yaitu kenaikan bahan baku yang
dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM. Adapun total skor rata-rata tertimbang
dari matriks EFE yang mengindikasikan bahwa usaha Mr.BrownCo berada di
atas rata-rata (2,5) dalam upayanya untuk menjalankan strategi yang
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
3. Mr.BrownCo berada pada sel II. Perusahaan masih berada dalam kondisi
tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi
intensif seperti pengembangann produk (development product), pengembangan
55
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Koperasi. 2013. Jumlah Unit Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor
Ekonomi. Indonesia.
Ebenhear R. 2007. Alokasi Optimal Distribusi Roti Unyil Venus´ Produksi Venus
Bakery Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Nusawanti 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery,
Kabupaten Kendal. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
C. Kemajuan teknologi yang berkembang 0,207 4 0,828 4 0,828 4 0,828 3 0,621 4 0,828
D. Gaya hidup masyarakat yang cendrung
mengonsumsi makanan siap saji 0,141 3 0,423 4 0,564 4 0,564 4 0,564 2 0,282
Ancaman
E. Persaingan Produk Brownies 0,178 4 0,712 3 0,534 3 0,534 3 0,534 3 0,534
F. Kenaikan Bahan baku yang dipengaruhi oleh
kenaikan harga BBM 0,149 3 0,447 3 0,447 4 0,596 3 0,447 3 0,447
G.Ancaman masuknya pendatang baru 0,165 3 0,496 3 0,496 3 0,496 4 0,662 3 0,496
H.Ancaman produk subtitusi 0,177 4 0,708 3 0,531 3 0,531 3 0,531 3 0,531
Lampiran 6 Matrik QSP (lanjutan)
Alternatif Strategi
Faktor-Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
I. Hubungan yang terjalin baik
dengan karyawan 0,091 4 0,364 3 0,273 4 0,364 3 0,273 3 0,273
Kelemahan
P. Merk Mr.BrownCo dikenal 0,086 4 0,344 3 0,258 3 0,258 3 0,258 3 0,258
Q. Tempat parkir yang sempit 0,064 3 0,192 3 0,192 3 0,192 4 0,256 3 0,192
R. Promosi yang kurang gencar 0,09 4 0,36 4 0,36 3 0,27 3 0,27 3 0,27
S. Harga cukup mahal 0,107 3 0,321 3 0,321 3 0,321 3 0,321 3 0,321
Total Nilai Daya Tarik 8,336 7,660 7,495 7,336 6,595
Prioritas Strategi Strategi 1
61
62
RIWAYAT HIDUP