IRFANDI FADHIL
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Irfandi Fadhil
NIM H34120113
ABSTRAK
ABSTRACT
IRFANDI FADHIL. Marketing Strategy of Sheep Company (Bens Farms,
Sukaraja, Bogor). Supervised by MARYONO.
Bens Farm is a company that sells sheep. The purpose of this research is
to analyze the internal and external environment factors, to formulate alternative
strategies, and to set prioritized marketing strategies which can be applied by
Bens Farm. This research uses IFE and EFE matrixes to analyze the internal and
external environments. As for the formulation of alternative marketing strategy is
made by IE and SWOT matrixes. Priority marketing strategies is made by QSP
matrix. Based on the scores of IE matrix, Bens Farm is in quadrant V which is in
a mediocre internal and external condition with a plausible strategy by holding
and maintaining. Priority marketing strategies Bens Farm is increasing
marketing resources with 7.751 of STAS value.
IRFANDI FADHIL
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei sampai Juli 2018 ini
ialah strategi pemasaran, dengan judul Strategi Pemasaran Perusahaan Ternak
Domba Bens Farm, Sukaraja Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Maryono, S.P., M.Sc selaku
dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan saran dan masukan.
Penghargaan penulis sampaikan kepada segenap jajaran tim manajemen Bens
Farm yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian serta
membantu penulis dalam mengumpulkan data mengenai gambaran umum
perusahaan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta
teman-teman penulis, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Irfandi Fadhil
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
KERANGKA PEMIKIRAN 6
Kerangka Pemikiran Teoritis 6
Kerangka Pemikiran Operasional 10
METODE PENELITIAN 12
Lokasi dan Waktu Penelitian 12
Jenis dan Sumber Data 12
Metode Pengumpulan Data 12
Metode Analisis Data 12
GAMBARAN UMUM 17
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 17
Visi, Misi dan Tujuan 18
Struktur Organisasi 18
Kegiatan Pemasaran 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal 20
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan 24
Identifikasi Peluang dan Ancaman 26
FORMULASI STRATEGI 27
Tahap Input 27
Tahap Pencocokan 30
Tahap Keputusan 34
SIMPULAN DAN SARAN 36
Simpulan 36
Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 39
RIWAYAT HIDUP 44
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Ternak Indonesia Tahun 2013 2
Tabel 2 Populasi Domba menurut Provinsi Tahun 2012-2016 2
Tabel 3 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 14
Tabel 4 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 14
Tabel 5 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 17
Tabel 6 Analisis Matriks IFE 28
Tabel 7 Analisis Matriks EFE 29
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai bobot faktor kunci internal pemasaran Bens Farm 41
Lampiran 2 Nilai bobot faktor kunci eksternal pemasaran Bens Farm 41
Lampiran 3 Nilai rating faktor kunci internal pemasaran Bens Farm 42
Lampiran 4 Nilai rating faktor kunci eksternal pemasaran Bens Farm 42
Lampiran 5 QSPM pada pemasaran PT Fits Mandiri 43
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
ekor
1400 1205
1200
1000 784 811
703 671 708 684
800
600 475 435 490
406 419
400
200
bulan
0
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yaitu:
1. Bagi Bens Farm, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi serta bahan pertimbangan dalam memutuskan alternatif strategi
pemasaran.
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bentuk pengaplikasian
konsep strategi pemasaran dan cara mengidentifikasi faktor lingkungan
internal dan eksternal.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan
dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan referensi atau rujukan
untuk penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler et al. 2008).
Sedangkan menurut Grewal dan Levy (2016), “pondasi atau dasar kesuksesan
dalam pemasaran berkaitan dengan bagaimana memahami apa yang dibutuhkan
dan diinginkan konsumen”. Hal ini menujukkan bahwa pengertian pemasaran
berkaitan erat dengan bagaimana pelanggan dapat terpuaskan dengan adanya nilai
tambah yang diberikan oleh perusahaan.
Lebih lanjut, menurut Solomon et al. (2006), basis gagasan pemasaran
adalah segala upaya untuk mengantarkan values (nilai-nilai) kepada setiap orang
yang mampu dipengaruhi dalam sebuah transaksi. Sedangkan menurut Levens
(2010), pemasaran adalah sebuah fungsi organisasi dan kumpulan sebuah proses
yang dirancang dalam rangka untuk merencanakan, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan mengantarkan nilai-nilai kepada pelanggan. Pengertian
konsep yang dinyatakan oleh Solomon dan Levens menunjukkan bahwa
perusahaan perlu memiliki upaya untuk merencanakan, menciptakan,
7
2) Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan peluang dan ancaman menunjuk pada
berbagai tren dan kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan
hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan kompetitif yang dapat secara
signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi di masa yang akan
datang (David 2009). Peluang dan ancaman yang ada sebagian besar tidak dapat
dikendalikan oleh organisasi. David (2009) membagi lingkungan eksternal
menjadi lima bagian, yaitu:
1. Kekuatan Ekonomi
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum
4. Kekuatan Teknologi
5. Kekuatan Kompetitif
Matriks SWOT
Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti 2008). Menurut David (2009),
matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (strengths-meaknesses-
oppurtunities-threats) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang
membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: S-O (kekuatan-
peluang), W-O (kelemahan-peluang), S-T (kekuatan-ancaman), W-T (kelemahan-
ancaman).
Strategi S-O (S-O Strategies) adalah stretegi yang memanfaatkan kekuatan
internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara
umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai
situasi dimana mereka dapat melaksanakan Strategi SO.
Strategi W-O (W-O Strategies) adalah strategi yang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari
peluang eksternal.
Strategi S-T (S-T Strategies) adalah strategi yang menggunakan kekuatan
sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dampak
ancaman eksternal.
Strategi W-T (W-T Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
10
Bens Farm
1. Lingkungan 1. Segmentation
Ekonomi 2. Targeting
2. Lingkungan Sosial, 3. Positioning
Budaya, Demografis, 4. Product (Produk)
dan Lingkungan
5. Price (Harga)
3. Lingkungan Politik,
Pemerintahan, dan 6. Promotion (Promosi)
Hukum 7. Place (Distribusi)
5. Lingkungan
Kompetitif
Peluang dan Ancaman Kekuatan dan Kelemahan
Matriks IE
Matriks SWOT
QSPM
Rekomendasi Strategi
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer didapatkan
langsung dari narasumber yang mengerti tentang usaha yang dijalankan, yaitu
direktur utama dan sekretaris bendahara. Data sekunder didapatkan dari
penelitian, jurnal, dan publikasi–publikasi lain yang masih berkaitan dengan
penelitian ini. Sedangkan data kualitatif didapatkan untuk menjelaskan tentang
gambaran umum perusahaan, lingkungan internal, lingkungan eksternal, serta
data–data lain yang dijelaskan secara deskriptif.
∑
Keterangan : αi = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
n = Jumlah data
i = A, B, C, ... n
Kekuatan
1. ................... ............... ............ ...............
2. ................... ............... ............ ...............
Kelemahan
1. .................... ............... ............ ...............
2. .................... ............... ............ ...............
2
Total 1.0
Sumber: David (2009)
2. Tahap Pencocokan
a. Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal)
Nilai yang diperoleh pada matriks IFE dan matriks EFE kemudian
dimasukkan kedalam matriks Internal-Eksternal (Internal-External Matrix)
untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Lebih lanjut berdasarkan
posisi tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat untuk
diterapkan. Total skor bobot IFE dalam matriks IE, ditempatkan pada
sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y. Sumbu x dari matriks IE,
total skor bobot IFE sebesar 1.0 hingga 1.99 menggambarkan posisi internal
yang lemah, skor 2.0 hingga 2.99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan
skor 3.0 hingga 4.0 adalah kuat. Begitu pula dengan sumbu y, total skor
bobot EFE dari 1.0 hingga 1.99 adalah pertimbangan rendah, skor 2.0
hingga 2.99 adalah medium, dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Matriks
IE terbagi atas tiga bagian besar yang memiliki implikasi strategi yang
berbeda, yaitu:
i. Divisi yang berada pada sel I, II, atau IV dapat melaksanakan strategi
mengembangkan dan membangun (growth and build). Strategi yang
umum dipakai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
ii. Divisi yang berada pada sel III, V, atau VII dapat melaksanakan strategi
mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). Strategi yang
umum dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
iii. Divisi yang berada pada sel VI, VIII, atau IX, yakni strategi mengambil
hasil atau melepaskan (harvest or divest). Strategi yang umum dipakai
adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi
likuidasi. Matrik IE pada Gambar 3.
Tinggi 1. 4I II III
3.0-4.0 . and
Grow Grow and Hold and
Total Skor Bobot EFE
0
Build Build Maintain
3.0
Sedang IV V VI
2.0-2.99 Grow and Hold and Harvest or
Build Maintain Divest
2.0
Rendah VII VII IX
1.0-1.99 Hold and Harvest or Harvest or
Maintain Divest Divest
1.0
Gambar 3 Matriks IE (Interny5al-Eksternal)
Sumber David (2009)
16
b. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor
faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta faktor-
faktor yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan. Dasar dari
penggunaan matriks ini adalah memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities) serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats). Matriks SWOT menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan, antara lain:
i. Strategi SO merupakan strategi untuk memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
ii. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
iii. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal.
iv. Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 4.
3. Tahap Keputusan
Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Tahap terakhir dari penetapan strategi bauran pemasaran adalah tahap
keputusan, yaitu menentukan strategi yang menjadi prioritas berdasarkan
analisis daya tarik alternatif strategi. QSPM adalah suatu teknik analisis yang
dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang
layak dengan membuat peringkat strategi pemasaran untuk memperoleh daftar
prioritas. QSPM diilustrasikan dalam Tabel 5.
17
GAMBARAN UMUM
Bens Farm didirikan pada tahun 2014 oleh H. Ridwan Herdian S, Pt. Pada
saat awal pendirian, Bens Farm melakukan kegiatan berupa penggemukan domba
garut jantan dan jual beli domba betina garut. Lalu pada tahun 2015, Bens Farm
mulai melakukan kemitraan sebagai plasma domba jantan dan betina. Sistem
plasma dilakukan dengan membeli domba dari perusahaan inti, lalu selama jangka
waktu tertentu domba digemukan di Bens Farm, lalu dijual oleh Bens Farm ke
perusahaan inti. Setelah beberapa bulan, usaha mulai berkembang dan menarik
minat dari tengkulak daging sehingga pada tahun 2016 perusahaan memutus
kerjasama dengan perusahaan inti. Setelah itu perusahaan mulai mencari pemasok
18
Visi Perusahaan Bens Farm yaitu menjadi yang terbaik di kancah dunia
peternakan internasional dengan sistem peternakan terintegrasi pertanian dengan
moto "Go International". Misinya yaitu: 1) Mengembangkan sistem peternakan
terintegrasi pertanian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. 2) Menjaga kesehatan, kebersihan, serta kualitas dari hewan ternak,
serta menjaga kehalalan hasil olahan ternak dengan menerapkan konsep syar'i. 3)
Menjalin kerjasama secara profesional dengan menjunjung tinggi kepercayaan,
komunikatif, dan transparansi. Tujuannya adalah menciptakan produk peternakan
dengan sistem peternakan terintegrasi pertanian serta produk olahan peternakan
yang sehat dan sesuai syar'i.
Struktur Organisasi
Komisaris
General Manager
1. Komisaris
Komisaris pada Perusahaan Bens Farm ditempati oleh Benhardi
Okky Santoso S.K. Komisaris merupakan pemodal dalam usaha yang
dijalankan Perusahaan Bens Farm. Kegiatan kontrol perusahaan juga
dilakukan oleh komisaris.
2. Direktur Utama
Direktur Utama ditempati oleh H. Ridwan Herdian S.Pt . Direktur
Utama bertugas untuk mengatur pembayaran, mengatur perbelanjaan,
mengatur keuangan, dan memasarkan produk. Mengatur perbelanjaan
dilaksanakan dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan klien.
Pembayaran dilakukan dapat dilakukan dengan menggunakan uang
muka terlebih dahulu maupun pembayaran dilakukan secara penuh. Dari
layanan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai maupun transfer
melalui bank. Tugas selanjutnya yaitu mengatur perbelanjaan
dilaksanakan dengan menentukan input yang dibutuhkan oleh
Perusahaan Bens Farm. Mulai dari jenis produk inputnya, jumlah
pembelian produknya, hingga tempat pembeliannya. Selanjutnya tugas
Direktur Utama adalah mengatur keuangan. Mengatur keuangan
dijalankan dengan mengalokasikan anggaran yang akan dipakai dari
pemasukan. Tugas yang terakhir yaitu memasarkan produk. Direktur
Utama akan menghubungi konsumen potensial dan menawarkan
produknya.
3. Sekretaris Bendahara
Sekretaris Bendahara ditempati oleh Anindila Fitria Ghifarini S.Pi,
MM. Tugas Sekretaris Bendahara antara lain: sebagai pemegang kas,
sebagai pembayar dalam perbelanjaan, dan sebagai penagih untuk
pelunasan pembayaran. Kas yang masuk akan diserahkan ke Sekretaris
Bendahara. Sekretaris Bendahara kemudian melakukan pencatatan
pemasukan. Dari kas yang dimiliki oleh Perusahaan Bens Farm sebagian
akan digunakan untuk pembayaran perbelanjaan. Konsumen yang
melakukan pembelian di Perusahaan Bens Farm memiliki tenggat waktu
pembayaran yang telah disepakati. Sekretaris Bendahara akan
mengingatkan konsumen tersebut untuk melakukan pembayaran pada
waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.
4. General Manager
Posisi General Manager ditempati oleh Muhammad Faris S.E.
General Manager bertugas untuk pengaturan kerja dan menerima
barang. Pengaturan kerja dilakukan dengan menyesuaikan jadwal barang
masuk, perawatan, dan barang keluar dengan divisi livestock, divisi
pemotongan, dan divisi distribusi. Sedangkan penerimaan barang
dilakukan dengan melakukan pendataan terhadap barang yang masuk.
5. Divisi Livestock
Divisi livestock ditempati oleh Nadmudin. Divisi livestock
bertugas untuk menangani hewan ternak. Hewan ternak yang datang
20
Kegiatan Pemasaran
Segmentation
Hal pertama yang dilakukan dalam analisis lingkungan internal adalah
segmentasi. Bens Farm memperhatikan beberapa aspek dalam menyegmentasikan
pelanggan. Segmentasi dilakukan dengan memperhatikan aspek geografik dan
tingkah laku tertentu. Segmentasi berdasarkan aspek geografik merupakan
segmentasi yang dilakukan berdasarkan wilayah tertentu. Wilayah pemasaran
yang dipilih Bens Farm antara lain: Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Depok, dan
Jakarta. Segmentasi tersebut dipilih berdasarkan kedekatan geografis dengan
wilayah perusahaan. Segmentasi berikutnya berdasarkan penggunaannya terhadap
barang. Terdapat konsumen yang merupakan konsumen akhir seperti lingkungan
keluarga perorangan dan penggunaannya untuk dijual kembali ke konsumen
masing-masing sebagai perantara.
21
Targeting
Target pasar Bens Farm saat ini berada di Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
dan kota lain yang memiliki kedekatan geografis seperti Depok dan Jakarta.
Selain itu terdapat target berdasarkan penggunaan berupa restoran sate, pedagang
daging, restoran pengguna non karkas (kepala, kaki, jeroan), perusahaan kulit,
konsumen aqiqah, tengkulak domba, perusahaan, dan konsumen akhir. Restoran
pengguna karkas dan non karkas merupakan target harian yang ditetapkan Bens
Farm. Sedangkan perusahaan kulit merupakan target penjualan dari kulit domba
potong hasil penjualan karkas. Konsumen aqiqah dan tengkulak domba
merupakan target dengan pembelian tidak tetap. Sedangkan perusahaan dan
konsumen akhir merupakan target pada saat pelaksanaan kurban.
Positioning
Setelah menentukan segmentasi dan target pasar, selanjutnya Perusahaan
Bens Farm akan menentukan posisi yang diinginkan di dalam benak konsumen.
Bens Farm memposisikan perusahaannya sebagai perusahaan dengan hasil karkas
kualitas tinggi (gemuk) serta kandungan daging dalam karkas tinggi. Hasil karkas
yang tinggi di Bens Farm mencapai lebih dari 40 persen bobot domba hidup.
Sehingga satu domba dapat menghasilkan 8-15 kilogram karkas.
Produk
Bens Farm menghasilkan produk berupa domba siap potong yang
memiliki bobot antara 19-27 kg dengan rampa daging full. Domba siap potong
tersebut nantinya akan dikirim sesuai pesanan konsumen. Konsumen dapat
memilih sendiri domba dengan datang langsung ke kandang, maupun menanyakan
kriteria yang diinginkan. Selain itu, konsumen dapat memilih domba hidup
ataupun domba yang sudah dipotong dan siap dimasak. Bahkan untuk pemesanan
aqiqah, Bens Farm menyediakan jasa pemasakan dengan menu yang bisa dipilih
antara lain: gulai, tongseng, sop kambing, semur, dan sate. Untuk konsumen yang
berupa restoran, pemesanannya biasanya berupa karkas.
Harga
Harga yang ditetapkan berasal dari harga pokok produksi ditambah dengan
biaya tertentu. Selain itu, harga pesaing juga menjadi perhitungan. Harga jual per
kilogram Rp 45 000 untuk penjualan domba hidup. Sedangkan untuk penjualan
karkas harganya Rp 90 000 per kilogram. Harga pesaing menjadi perhitungan
bagi perusahaan Bens Farm karena konsumennya banyak yang berasal dari
pengusaha restoran. Sehingga Bens Farm dapat menawarkan harga yang lebih
murah dari pesaing.
Distribusi
Bens Farm saat ini memiliki dua saluran distribusi untuk kegiatan
pemasaran. Pertama yaitu pemasaran melalui distribusi langsung ke konsumen
akhir. Konsumen akhir biasanya berupa pembeli yang membeli dengan jumlah
sedikit dan pembelian dilakukan tidak secara kontinyu. Saluran distribusi kedua
yaitu melalui perantara ataupun agen-agen pemasaran yang sudah bekerja sama
dengan Bens Farm. Agen perantara memiliki jumlah pembelian dengan jangka
waktu tertentu.
22
Promosi
Promosi yang dilakukan Bens Farm beragam, baik itu melalui media
daring maupun tatap muka langsung. Bens Farm sudah memiliki website untuk
media promosi pemasarannya. Website digunakan untuk mempromosikan kepada
konsumen yang belum mengetahui ataupun ingin mengetahui produk dari Bens
Farm. Melalui website, konsumen dapat lebih mudah mengetahui produk yang
ditawarkan Bens Farm. Walaupun sudah memanfaatkan teknologi, Bens Farm
masih terus melakukan promosi langsung secara tatap muka. Hal tersebut
dilakukan untuk menjaring mitra dengan kuantitas pembelian yang besar.
Lingkungan Ekonomi
Tingkat inflasi Indonesia mencapai 3,61% pada tahun 2017. Hal tersebut
menunjukkan perkembangan indeks harga bagi konsumen selama tahun 2017.
Tingkat harga akan naik dan dapat mempengaruhi harga dari produk Perusahaan
Bens Farm. Inflasi menyebabkan harga-harga barang input Bens Farm menjadi
naik. Biaya yang ditanggung untuk operasional perusahaan juga naik seperti biaya
distribusi dan tenaga kerja.
Lingkungan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Lingkungan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan dianalisis dengan
cara mengamati karakteristik dari masyarakat. Jumlah kelahiran yang tinggi di
Indonesia merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan. Karena salah satu target
pemasaran Bens Farm adalah aqiqah. Selain itu penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam merupakan konsumen yang memerlukan domba untuk acara
kurban. Kurban di Indonesia menggunakan domba sebagai salah satu hewan
kurban.
Lingkungan Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014.
Produk Hewan yang diproduksi di dan/atau dimasukkan ke wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk diedarkan wajib disertai: a. sertifikat
veteriner; dan b. sertifikat halal bagi Produk Hewan yang dipersyaratkan.
Sertifikat veteriner adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter hewan
berwenang yang menyatakan bahwa produk hewan telah memenuhi persyaratan
keamanan, kesehatan dan, keutuhan. Bens Farm sudah memiliki kedua sertifikat
tersebut untuk memastikan kondisi kesehatan dan kehalalan produknya.
Kekuatan Teknologi
Perkembangan teknologi terus terjadi dari waktu ke waktu. Kegiatan dapat
dilakukan lebih mudah dengan menerapkan teknologi yang lebih mutakhir.
Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemasaran Perusahaan Bens Farm.
Perkembangan dalam teknologi komunikasi mempengaruhi kegiatan pemasaran
yang dilakukan oleh Bens Farm. Kemajuan teknologi komunikasi dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah komunikasi dengan konsumen. Biaya yang
dikeluarkan pun dapat menjadi lebih murah dibandingkan dengan konvensional.
23
Selain itu, Perusahaan Bens Farm pernah menjalin kerjasama dengan salah satu
perusahaan transportasi online dalam mengirimkan barang pesanan konsumen.
Pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Data dari APJII menunjukan pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta
orang pada tahun 2017. Jumlah tersebut merupakan angka yang amat potensial
jika Bens Farm dapat mengelola media online dengan lebih baik.
Kekuatan Persaingan
1. Perusahaan Sejenis
Terdapat banyak usaha peternakan domba di daerah Bogor. Usaha-usaha
tersebut merupakan pesaing dari Bens Farm. Lokasi yang berdekatan dan target
pemasaran yang sama menyebabkan persaingan semakin ketat. Diantara usaha
peternakan yang memiliki target sama yaitu adalah Tawakkal Farm yang
terletak di Caringin. Tawakkal Farm memiliki target pemasaran yang sama
yaitu restoran dan warung makan yang menggunakan daging domba dan
produk non karkas. Selain Tawakkal Farm ada juga peternakan Bapak Usman
yang menyasar target restoran dan warung makan. Usaha lain yang menjadi
pesaing Bens Farm adalah peternakan Haji Agus dan peternakan Haji Aep.
Kedua peternakan tersebut merupakan penyuplai daging untuk penjualan di
pasar yang merupakan salah satu pasar yang dimasuki oleh Bens Farm.
2. Ancaman Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dapat menimbulkan ancaman bagi usaha yang
sudah ada terlebih dahulu. Usaha peternakan domba relatif mudah untuk
dimasuki oleh pendatang baru. Hal tersebut dapat terjadi karena usaha
peternakan domba memiliki hambatan masuk yang rendah. Modal usaha yang
dibutuhkan tidak terlalu besar. Penyedia produk-produk input seperti anakan
dan pakan sangat mudah ditemui. Sehingga pelaku usaha yang ingin memulai
bisnis domba.
3. Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti dari domba yang memiliki fungsi yang hampir sama
adalah kambing. Kambing merupakan alternatif daging domba dengan
karakteristik yang hampir sama. Penggunaannya pun dapat sebagai hewan
kurban maupun aqiqah.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok memilliki peranan penting dalam sistem agribisnis perusahaan
Bens Farm. Pemasok domba dan perusahaan Bens Farm sudah memiliki
perjanjian terkait harga dan spesifikasi dari domba yang disediakan. Jika
spesifikasi dari domba tidak sesuai, Bens Farm berhak menolak dan hanya
membayar untuk domba dengan spesifikasi yang sudah disetujui.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi karena perusahaan Bens
Farm memiliki pesaing dalam usaha ternak domba. Selain itu, target pemasaran
Bens Farm adalah restoran sehingga peternak lain juga akan berusaha sekuat
tenaga untuk mendapat target tersebut. Pembeli akan memilih domba dengan
kualitas yang baik dengan harga termurah yang bisa didapatkan untuk
meningkatkan keuntungannya.
24
Kekuatan
Kelemahan
1. Distribusi terbatas.
Wilayah distribusi Bens Farm masih terbatas di daerah Kabupaten Bogor,
Kota Bogor, Depok, dan Jakarta. Padahal masih terbuka peluang di daerah sekitar
Kabupaten Bogor seperti Depok, Tangerang, Bekasi, dan Sukabumi. Distribusi
masih terbatas karena pemasaran berjalan dengan kurang baik.
5. Dukungan pemerintah.
Pemerintah memiliki beberapa program pendukung yang dapat
memengaruhi kegiatan usaha Bens Farm. Program sertifikasi halal dan sertifikasi
veteriner merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan. Konsumen akan yakin
bahwa produk yang mereka beli di Perusahaan Bens Farm terjaga kehigienisan
dan kehalalannya.
Ancaman
FORMULASI STRATEGI
Tahap Input
Bobot Rating
Skor
No Faktor Kunci Internal Rata- Rata- Total
Rata Rata
Kekuatan
1 Target pemasaran yang jelas 0.057 4.0 0.227
2 Kualitas daging domba yang tinggi 0.068 4.0 0.273
3 Harga yang kompetitif 0.057 4.0 0.227
4 Menerapkan one stop shop terhadap konsumen 0.057 4.0 0.227
5 Memiliki grade domba yang beragam 0.080 4.0 0.318
6 Lokasi yang strategis 0.123 3.5 0.430
7 Ketersediaan fasilitas dalam kegiatan pemasaran 0.123 3.5 0.430
Total Skor Kekuatan 2.132
Kelemahan
8 Distribusi masih terbatas 0.100 2.0 0.200
9 Media promosi yang kurang efektif 0.100 1.5 0.150
10 Sistem administrasi masih sederhana 0.136 1.0 0.136
11 Kurangnya divisi pemasaran 0.100 1.5 0.150
Total Skor Kelemahan 0.636
Total Skor Faktor Strategis Internal 2.768
enam peluang dan empat ancaman yang merupakan faktor kunci lingkungan
eksternal peternakan domba Perusahaan Bens Farm. Faktor kunci eksternal
peluang usaha peternakan domba Perusahaan Bens Farm adalah adanya
pelanggan tetap, adanya pemasok yang memiliki komitmen, laju pertumbuhan
ekonomi yang meningkat, perkembangan teknologi dan sistem informasi, adanya
dukungan pemerintah, dan mayoritas beragama Islam. Faktor kunci eksternal
ancaman usaha peternakan domba Perusahaan Bens Farm adalah masuknya
pendatang baru, adanya pesaing dengan kapasitas kandang lebih tinggi, adanya
pengaruh inflasi, dan kekuatan tawar menawar pembeli. Dalam analisis EFE
dilakukan pembobotan dan pemeringkatan. Bobot dan peringkat dilakukan oleh
dua responden yaitu Direktur Utama dan Sekretaris Bendahara (Sekben)
Perusahaan Bens Farm. Selanjutnya, hasil bobot dan peringkat dikalikan sehingga
mendapatkan skor bobot total dan kemudian dijumlahkan mendapat skor bobot
total EFE.
Berdasarkan olahan Matriks EFE menunjukan bahwa total skor faktor
eksternal perusahaan adalah 2.817 dengan skor peluang sebesar 1.908 dan skor
ancaman sebesar 0.908. Nilai tersebut menunjukkan bahwa posisi perusahaan
tergolong mampu merespon dengan baik peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan. Nilai yang dihasilkan pada matriks EFE
menunjukkan bahwa posisi perusahaan adalah rata-rata, karena perusahaan
merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan.
Berdasarkan hasil dari matriks EFE dapat diketahui bahwa peluang terbesar
berada pada mayoritas beragama Islam dengan total skor 0.450. Mayoritas
beragama Islam berpeluang besar karena pemeluk agama Islam yang tinggi
membutuhkan domba kurban dan aqiqah. Ancaman utama yang dihadapi oleh
Perusahaan Bens Farm berasal dari adanya pengaruh inflasi dengan total skor
0.400. Adanya pengaruh inflasi menjadi ancaman tertinggi karena menyebabkan
peningkatan biaya input produksi seperti harga bahan baku dan biaya transportasi.
Adanya peningkatan biaya input produksi menyebabkan harga jual produk akan
meningkat sehingga dapat menghambat pemasaran perusahaan Bens Farm.
Adapun hasil olahan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel berikut:
Bobot Rating
Skor
No Faktor Kunci Eksternal Rata- Rata- Total
Rata Rata
Peluang
1 Adanya pelanggan tetap 0.061 4.0 0.244
2 Adanya pemasok yang memiliki komitmen 0.064 4.0 0.256
3 Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat 0.064 4.0 0.256
4 Perkembangan teknologi dan sistem informasi 0.083 4.0 0.333
5 Adanya dukungan pemerintah 0.106 3.5 0.369
6 Mayoritas agama Islam 0.150 3.0 0.450
Total Skor Peluang 1.908
30
Ancaman
8 Masuknya pendatang baru 0.122 1.0 0.122
Adanya pesaing dengan kapasitas kandang lebih
9 0.094 1.5 0.142
tinggi
10 Adanya pengaruh inflasi 0.133 3.0 0.400
11 Kekuatan tawar menawar pembeli 0.122 2.0 0.244
Total Skor Ancaman 0.908
Total Skor Faktor Strategis Eksternal 2.817
Tahap Pencocokan
Analisis Matriks IE
Matriks Internal Eksternal/IE (Internal-External) memosisikan berbagai
divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada
dua dimensi kunci, yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE
total pada sumbu y. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE usaha
peternakan domba Perusahaan Bens Farm, skor bobot total matriks IFE sebesar
2.768 berada pada posisi sedang dan skor bobot total matriks EFE sebesar 2.817
berada pada posisi sedang sehingga menempatkan usaha peternakan domba
Perusahaan Bens Farm berada pada sel V yang dapat digambarkan sebagai
mempertahankan dan memelihara.
Tinggi I II III
Total Skor Bobot EFE
yang dapat diterapkan oleh perusahaan yang berada pada sel ini adalah strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui
upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan
jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi
penjualan, meningkatkan usaha publisitas atau memperluas jaringan distribusi.
Sedangkan strategi pengembangan produk (product development) merupakan
strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa saat ini.
1. Strategi SO (Kekuatan-Peluang)
Strategi SO adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal perusahaan,
strategi SO yang dapat diterapkan oleh Perusahaan Bens Farm adalah sebagai
berikut:
a. Mempertahankan Kualitas Daging Domba
Mempertahankan kualitas daging domba diperlukan untuk menjaga
kepercayaan pelanggan karena terdapat banyak pesaing di dalam usaha sejenis
sehingga pelanggan akan memilih kualitas daging domba yang tinggi.
Berdasarkan kekuatan kualitas daging domba tinggi yang dimiliki
Perusahaan Bens Farm menjadi modal untuk memanfaatkan peluang
yang dimilikinya sehingga pelanggan akan tertarik untuk membeli domba
di Perusahaan Bens Farm.
Strategi ini dirasa relevan dengan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki berupa kualitas domba yang tinggi (S2), harga yang kompetitif (S3),
dan memiliki grade domba yang beragam (S5). Peluang yang dimanfaatkan
pada strategi ini ialah adanya pelanggan tetap (O1), adanya pemasok yang
memiliki komitmen (O2), laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat (O3),
perkembangan teknologi dan sistem informasi (O4), adanya dukungan
pemerintah (O5), dan mayoritas beragama Islam (O6). Berdasarkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki maka strategi mempertahankan kualitas daging
domba dapat dijalankan.
b. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar Perusahaan Bens Farm diperlukan untuk
memanfaatkan pasar yang belum dicapai dan mengembangkan pasar yang
sudah dicapai sebelumnya. Wilayah distribusi pemasaran yang belum
dicapai ialah daerah sekitar Bogor diantaranya seperti Sukabumi, Cianjur,
Tangerang, dan Bekasi. Mengembangkan wilayah distribusi yang sudah ada
33
seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Jakarta, dan Depok. Tujuan penetrasi
pasar tersebut adalah meningkatkan penjualan, untuk memenuhi
peningkatan penjualan Perusahaan Bens Farm bekerja sama dengan
pemasok. Perusahaan Bens Farm sudah memiliki pemasok yang dapat
memenuhi kualitas domba yang sesuai spesifikasi yang diinginkan dan
kuantitas dapat ditingkatkan. Upaya lain untuk penetrasi pasar yaitu dengan
memaksimalkan peluang konsumen harian yang berupa aqiqah, mencari
jaringan pemasaran ke restoran dan rumah makan yang belum dimasuki oleh
Perusahaan Bens Farm.
Strategi ini dirasa relevan dengan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki berupa target pemasaran yang jelas (S1), menetapkan one stop shop
terhadap konsumen (S4), lokasi yang strategis (S6), dan ketersediaan
fasilitas dalam kegiatan pemasaran (S7). Peluang yang dimanfaatkan pada
strategi ini ialah adanya pelanggan tetap (O1), adanya pemasok yang
memiliki komitmen (O2), laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat (O3),
perkembangan teknologi dan sistem informasi (O4), adanya dukungan
pemerintah (O5), dan mayoritas beragama Islam (O6). Berdasarkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki maka strategi penetrasi pasar dapat dijalankan.
2. Strategi WO (Kelemahan-Peluang)
Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang yang
kecil, strategi yang dapat diterapkan usaha peternakan domba Perusahaan
Bens Farm ialah meningkatkan upaya-upaya kegiatan promosi dengan media
internet dimaksudkan agar perusahaan dapat menghemat biaya promosi
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini dan mencari
pelanggan baru. Upaya menigkatkan kegiatan promosi tersebut bertujuan
untuk mempermudah pelanggan mendapatkan informasi dan menjangkau
pelanggan yang tidak dapat ditemui secara langsung.
Strategi ini dirasa relevan untuk memperbaiki kelemahan internal
berupa media promosi yang kurang efektif (W2). Peluang yang dimanfaatkan
untuk memperbaiki kelemahan tersebut berupa adanya pelanggan tetap (O1),
adanya pemasok yang memiliki komitmen (O2), laju pertumbuhan ekonomi
yang meningkat (O3), perkembangan teknologi dan sistem informasi (O4),
adanya dukungan pemerintah (O5), dan mayoritas beragama Islam (O6).
Berdasarkan kelemahan dan peluang yang dimiliki maka strategi
meningkatkan kegiatan promosi dapat dijalankan.
3. Strategi ST (Kekuatan-Ancaman)
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari ancaman, strategi yang dapat diterapkan usaha
peternakan domba Perusahaan Bens farm ialah mempererat kerjasama dengan
pemasok dan mitra diperlukan untuk mempersempit ruang gerak pesaing
maupun pendatang baru, adanya kepastian harga dari pemasok maupun
pembeli dalam perjanjian dan adanya kepastian supply untuk memenuhi
permintaan.
Strategi ini relevan dalam menggunakan kekuatan berupa target
pemasaran yang jelas (S1), kualitas daging domba yang tinggi (S2), dan
34
Tahap Keputusan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Rumah Tangga Usaha Ternak
Indonesia Tahun 2013.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Populasi Domba menurut Provinsi tahun
2011-2016.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Inflasi tahun 2017.
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Dono Sunardi, penerjemah; Palupi
Wuriarti, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Concepts
of Strategic Management. Edisi12.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2017. Populasi Ternak Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Jawa Barat.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2017. Produksi Daging Ternak Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Jawa Barat.
Griffin RW, Ebbert J. 2006. Business International Edition. Pearson: Prentice
Hall. Hunger J, David, Thomas L, Wheelen. 2001. Manajemen Strategis.
Yogyakarta: Andi.
Kotler P. 2002. Marketing Management. Millenium Edition: Custom Edition for
University of Phoenix. Pearson: Prentice Hall.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid I. Bob
Sabran: penerjemah: Maulana A, Barnadi D, Hardani W, editor. Jakarta
(ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Principles of Marketing. Twelfth
Edition.
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran [Jilid 1 Edisi 13 Terjemahan].
Jakarta (ID): Erlangga.
Kusuma T, Raharja S, Saleh A. 2013. Strategi Pemasaran Sapi Potong di CV
Septia Anugerah Jakarta. Jurnal Manajemen IKM, 8(1): 71-78.
Levens M. 2010. Marketing: Defined, Explained, Applied. International Edition.
Pearson: Prentice Hall.
Nazaruddin R, Suryahadi, Sarma M. 2011. Analisis Strategi Pemasaran
Peternakan Ayam CV Intan Jaya Abadi Sukabumi. Jurnal Manajemen IKM,
6(2): 125-132.
Nurmalina R, Yulianti C, Fitri, Utami AD, Sari RM, Risenasari H, Siwang RS,
Khotimah H, Rosiana N, Rachman A et all. 2015. PEMASARAN: Konsep
dan Aplikasi. Bogor (ID): IPB Press.
OECD. 2018. Meat Consumption (indicator).
Rangkuti F, 2008. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Sekretariat Ditjen PKH. 2017. Perkembangan Tenaga Kerja Subsektor
Peternakan 2017.
Solomon MR, Marshall GW, Stuart EW. 2006. Marketing: Real People Real
Choice. Fourth Edition. Pearson: Prentice Hall.
Setiawan Budi, MT Farm. 2011. Beternak Domba dan Kambing. Jakarta (ID):
AgroMedia Pustaka.
Sun S. 2009. An Analysis of the Conditions and Methods of Market Segmentation.
International Journal of Business and Management. Vol. 4 No. 2. Februari
2009.
38
RIWAYAT HIDUP