Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH RASIO PEMBAYARAN DIVIDEN TERHADAP

HARGA SAHAM PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK


PERIODE 2005-2015

AFRIAN DESTAMA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Rasio
Pembayaran Dividen terhadap Harga Saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Periode 2005-2015 adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Afrian Destama
NIM H24120148
ABSTRAK
AFRIAN DESTAMA. Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen Atas Harga Saham
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Periode 2005-2015. Dibimbing oleh H MUSA
HUBEIS.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) merupakan salah satu dari 23
perusahaan besar yang bergerak di subsektor tambang batubara dan telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan publik, yang tercatat
melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 23 Desember 2002. Para
investor yang menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan akan mendapat
dividen pada tiap tahunnya dengan jumlah persentase yang disebut Dividend
Payout Ratio (DPR). Tujuan penelitian menganalisis pengaruh rasio pembayaran
dividen PTBA terhadap harga saham perusahaan pada periode 2005-2015 dan
sebagai acuan dalam mengambil kebijakan DPR. Data penelitian berasal dari
data sekunder diperoleh dari BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PTBA.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana
dengan peubah rasio pembayaran dividen sebagai peubah bebas dan rataan harga
saham perhari dari tanggal pengumuman hingga cum date sebagai peubah terikat.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif dan tidak nyata 42.3% antara
DPR dan harga saham PTBA dengan pengaruh 18.6%. Namun begitu kedua
peubah tidak memiliki hubungan linear, sehingga untuk menduga harga saham
tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan DPR sebagai peubah bebas,
tetapi juga perlu mempertimbangkan faktor lain.
Kata Kunci: harga saham, laba bersih, rasio pembayaran dividen
ABSTRACT
AFRIAN DESTAMA. Effect of Dividen Payout Ratiotothe Stock Price PT Bukit
Asam (Persero) Tbk Period 2005-2015. Supervised by H MUSA HUBEIS.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) is one of 23 large companies
engaged in the sub-sector of coal mining and has been listed in the Indonesia
Stock Exchange (IDX) as a public company. The company was registered to
have an Initial Public Offering (IPO) in year 2002. The investors as shareholders
will strongly expect a high dividend every year (% per year). The annual
dividend (in %) so called as Dividend Payout Ratio (DPR). The objective of the
research are to analyze the effect of the DPR on stock prices of PTBA in the
period 2005-2015 and as reference to determine dividend policy. The research
secondary data was obtained from BEI, Indonesian Central Securities
Depository PTBA. The simple linear regression model was developed in the
research where the DPR stands for independent variable (y) and the dayly
average stock price from the declaration dateto cum date stands for dependent
variables. The results showed a positive relationship and unreal 42.3% between
the DPR and the stock price of PTBA with the influence of 18.6%. But both
variables do not have a linear relationship, so as to predict the stock price can
not be done simply by using DPR as independent variables, but also need to
consider other factors.

Keywords: dividend payout ratio, net earnings, stock price


PENGARUH RASIO PEMBAYARAN DIVIDEN TERHADAP
HARGA SAHAM PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK
PERIODE 2005-2015

AFRIAN DESTAMA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala


atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2016 ini ialah
manajemen keuangan, dengan judul Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen
terhadap Harga Saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk Periode 2005-2015.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat diselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada Bapak Prof. Dr.
Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Tito Sumaryoto dan karyawan PT
Bukit Asam (Persero) Tbk yang telah membantu selama pengumpulan data.
Kedua orang tua, ayahanda Afrizal Anwar dan ibunda Maryama serta adik-adik
saya yang telah memberikan dukungan moril, materil, dan doa yang tiada
hentinya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat
dan keluarga Manajemen angkatan 49 atas dukungan serta semangat yang telah
diberikan kepada penulis.
Penulis juga menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu pula
dengan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Bogor, September 2016

Afrian Destama
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Dividen dan Laba Ditahan 3
Saham dan Harga Saham 4
Penelitian Terdahulu 4
METODE 5
Kerangka Pemikiran Penelitian 5
Lokasi dan Waktu Penelitian 6
Metode Pengumpulan Data 7
Metode Pengolahan dan Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Gambaran Umum PT Bukit Asam (Persero) Tbk 8
Analisis Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen terhadap Harga Saham PTBA
Periode 2005-2015 9
Implikasi Manajerial 14
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
DAFTAR TABEL
1. Hasil pengolahan data DPR dan harga saham 10
2. Hasil uji normalitas 10
3. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson 11
4. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Runs Test 11
5. Hasil uji heteroskedasitas 12
6. Hasil uji korelasi 12
7. Hasil koefisien determinasi 12
8. Hasil uji linearitas (ANOVAb) 12
9. Hasil model regresi 13

DAFTAR GAMBAR
1. Laju pertumbuhan DPR dan harga saham PTBA 2
2. Kerangka pemikiran penelitian 6
3. Pergerakan harga saham PTBA 9

DAFTAR LAMPIRAN
1. Penelitian terdahulu 18
2. Harga saham PTBA dari tanggal pengumuman hingga cum-date 19
3. Sepuluh negara produsen batubara terbanyak 2015 22
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri pertambangan, termasuk batubara yang merupakan salah satu


sumber energi, telah banyak menyumbang perannya dalam kehidupan sehari-hari
kita, baik itu dalam rumah tangga, industri kecil dan menegah, maupun industri
besar. Di dunia, Indonesia masuk dalam jajaran sepuluh besar penghasil produk
tambang yang tidak dapat diperbarui ini. World Coal Assosiation (WCA), dalam
situsnya mencatat, pada tahun 2013 Indonesia menghasilkan batubara 471
Metrikston batubara dan menempati peringkat kelima setelah Cina, Amerika,
India, dan Australia. Di Indonesia ada 23 perusahaan besar yang bergerak di
subsektor tambang batubara dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebagai perusahaan publik. Salah satu dari 23 perusahaan tersebut adalah PT
Bukit Asam (Persero) Tbk, atau biasa disingkat menjadi PTBA, yang tercatat
melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 23 Desember 2002 lalu.
Dengan statusnya sebagai perusahaan publik, maka sebagian dana PTBA
merupakan dana investor publik dimana, investor memiliki hak atas perusahaan.
Selain itu, saham maupun obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan ini
diperjualbelikan secara bebas di pasar saham Indonesia, yaitu BEI.
Sama seperti saham perusahaan lainnya, saham PTBA mengalami
peningkatan dan penurunan dari harga saat IPO setiap hari, bahkan di setiap
jamnya. Perubahan harga saham ini dapat memengaruhi pendanaan perusahaan,
dimana saat harga turun maka akan banyak investor yang menarik uangnya dari
perusahaan dan begitu sebaliknya, sehingga pengaruh dari perubahan harga saham
ini dapat memberikan dampak cukup besar bagi operasional perusahaan, jika
mengingat lebih dari 34.98% saham perusahaan ini adalah milik publik dan
65.02% saham dimiliki oleh negara. Sementara itu, perubahan harga saham itu
sendiri dipengaruhi oleh berbagai hal, baik itu berasal dari internal perusahaan,
seperti besarnya jumlah dividen, maupun dari eksternal perusahaan, misalnya
harga batubara dunia (Kodrat dan Indonanjaya 2010).
Para investor yang menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan akan
mendapat dividen pada tiap tahunnya. Dividen merupakan sisa laba bersih
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dengan jumlah persentase
yang disebut Dividend Payout Ratio (DPR). Saat DPR semakin besar, maka sisa
laba akan dapat diinvestasikan kembali untuk perusahaan semakin kecil (Nurmala
2006). Oleh karena itu, persentase antara jumlah dividen dan laba ditahan dari
total laba bersih akan selalu berbanding terbalik (Wiyatno 2013). Penentuan
besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan ditetapkan melalui banyak
pertimbangan yang melibatkan para pemegang saham dengan sarana Rapat Umum
pemegang saham (RUPS). Jika jumlah dividen terlalu besar, maka dana tersisa
sebagai biaya produksi selanjutnya akan kecil dan bahkan dapat menyebabkan
keuangan perusahaan berkurang tingkat likuiditasnya, sehingga menimbulkan
risiko baru. Tak hanya itu, rasio jumlah dividen yang akan dibayarkan perusahaan
dapat menjadi salah satu daya tarik bagi para investor untuk membeli atau tetap
memegang saham perusahaan tersebut. Pada Gambar 1 disajikan data laju
2

pertumbuhan DPR dan harga saham tahunan antara tanggal pengumuman hingga
cum date.

250%

200%

150%

100%

50%

0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
-50%

laju pertumbuhan DPR laju pertumbuhan harga saham declaration date - cum date

Gambar 1. Laju pertumbuhan DPR dan harga saham PTBA


Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2016)

Pada Gambar 1 memperlihatkan hubungan antara laju pertumbuhan DPR


dan harga saham tahunan antara tanggal pengumuman hingga cum date cukup
beragam. Dimana pada dua tahun pertama kedua peubah memiliki hubungan
positif yaitu tahun 2007 nilai DPR dan harga saham meningkat,pada 2008 nilai
DPR dan harga saham menurun. Tetapi pada 2009 nilai DPR tetap menurun
sementara harga saham mengalami kenaikan dan pada 2010 terjadi hal yang
sebaliknya dimana harga saham menurun namun nilai DPR meningkat. Pada 2011
nilai DPR dan harga saham turun, namun pada 2012 hingga 2015 harga saham
dan DPR memperlihatkan hubungan yang berbanding terbalik dimana saat harga
saham menurun nilai DPR naik dan sebaliknya pada tingkat perubahan yang
beragam. Hubungan yang beragam yang terdapat dalam Gambar 1 tidak sesuai
dengan harapan perusahaan dan kepercayaan yang berkembang diantara investor
bahwa rasio pembayaran dividen yang semakin tinggi akan semakin
meningkatkan harga saham. Pada penelitian terdahulu diperoleh perbedaan hasil
mengenai hubungan DPR dan harga saham. Adanya perbedaan hasil tersebut tidak
dapat disimpulkan secara tepat bagaimana hubungan DPR dengan harga saham
secara umum, tetapi melalui penelitian ini akan dianalisis hubungan kedua peubah
tersebut secara khusus di PTBA.

Perumusan Masalah

Peumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana pengaruh


rasio pembayaran dividen terhadap harga saham perusahaan tambang PTBA pada
periode 2005-2015? dan (2) Seberapa besar nilai relatif optimal dari dividen agar
PTBA mendapatkan harga saham terbaik?.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pengaruh rasio


pembayaran dividen PTBA terhadap harga saham perusahaan tersebut pada
3

periode 2005-2015; (2) Menganalisis acuan dalam mengambil kebijakan DPR


berdampak positif bagi PTBA dan investor.
.
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:


1. PTBA (Persero) Tbk
Bagi perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini, diharapkan
hasilnya dapat menjadi acuan dalam menentukan persentase optimal jumlah
dividen dan laba ditahan, mengambil keputusan jangka panjang dalam investasi,
dan mengetahui bagamana perilaku konsumen pasar saham dalam menanggapi
kebijakan terkait dividen.
2. Investor Pasar Saham
Melalui penelitian ini, investor dapat mengetahui tingkat optimal dividen
yang dapat diberikan perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus membiayai
dirinya sendiri dan berjalan dengan baik. Selain itu, bagi para trader di pasar
saham, informasi hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam
memperhitungkan pergerakan harga saham dan mengambil keputusan pembelian
atau penjualan.
3. Pembaca dan Akademisi Lain
Bagi para akademisi diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya ataupun mendapatkan informasi seputar obyek penelitian. Sementara
bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan menambah
wawasan, serta pengetahuan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan terhadap rasio pembayaran dividen


dan harga saham PTBA selama periode 2005-2015.

TINJAUAN PUSTAKA

Dividen dan Laba Ditahan

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, dividen dan laba
ditahan merupakan dua hal berbanding terbalik. Dividen itu sendiri adalah sisa
laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas
persetujuan RUPS (Darmadji dan Fakhruddin 2001). Dividen yang dibagikan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para investor dan bagian
laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai dividen akan disimpan sebagai laba
ditahan untuk tujuan investasi kembali (Devianasari dan Suryantini 2015).
Menurut Lebelaha dan Saerang (2016), “dividend payout ratio adalah rasio antara
dividen yang dibayarkan sebuah perusahaan (dalam satu tahun buku) dibagi
dengan keuntungan bersih perusahaan (net income), pada tahun buku tersebut”.
Dividen yang dibagikan baik dalam bentuk tunai maupun saham akan
menurunkan jumlah jaba ditahan (Kieso et al. 2008). Dengan kata lain, jika DPR
terlalu tinggi, maka hal ini dapat mengancam keselamatan perusahaan. Di sisi lain,
4

para investor yang telah menanamkan modal di perusahaan tersebut menginginkan


keuntungan dengan tingkat pengembalian tinggi.
Dividen terdiri dari beberapa jenis (Munandar 2006), yaitu:
1. Cash Dividend adalah dividen dalam bentuk uang. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh perusahaan agar dapat membayar dividen ini adalah laba ditahan
yang mencukupi, kas yang memadai dan tindakan formal dari dewan komisaris.
2. Property Dividend adalah dividen dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lainnya yang dimiliki
oleh perusahaan ataupun barang dagangan.
3. Stock Dividend adalah dividen berupa pembagian saham perusahaan tanpa
dipungut biaya kepada para pemegang saham sebanding dengan saham yang
dimilikinya.
4. Stock Right berupa surat yang menyatakan hak pemegang saham untuk
membeli saham baru, dimana harga beli saham biasanya lebih murah.

Saham dan Harga Saham

Saham adalah suatu bukti kepemilikan aset atau penyertaan modal dalam
suatu perusahaanyang juga merupakan salah satu dari beberapa jenis efek. “Harga
pasar saham (dari perusahaan yang dimiliki publik) terbentuk sebagai hasil
interaksi pembeli dan penjual” (Hery 2012). Nilai suatu saham perusahaan di mata
trader memengaruhi harga pasar saham tersebut. Di Indonesia, informasi
mengenai harga saham dapat diketahui dari BEI/IDX (Indonesia Stock Exchange)
yang merupakan pasar dalam transaksi jual beli saham. BEI merupakan pasar
modal di Indonesia, dimana pasar modal merupakan pasar abstrak tempat
diperjualbelikannya dana-dana jangka panjang yang masa keterikatannya dalam
investasi lebih dari satu tahun (Widoatmodjo 2007).
Menurut Hery (2012), saham dibedakan kedalam dua jenis dengan
karakteristik berikut:
1. Saham Preferen
Saham Preferen memiliki karakteristik berikut:
a. Dapat diterbitkan dengan karakteristik berbeda
b. Memiliki hak prioritas pembagian dividen dan aktiva saat perusahaan
dilikuidasi
c. Tidak memiliki hak suara
d. Memiliki peluang lebih besar untuk menerima dividen secara teratur
e. Memiliki jumlah dividen tetap.
2. Saham Biasa
Saham biasa memiliki karakteristik berikut:
a. Memiliki hak suara pemegang saham dan dapat memillih dewan
komisaris
b. Dividen tidak tetap, tergantung jumlah laba perusahaan

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu disajikan pada Lampiran 1. Berdasarkan


tersebut dapat dilihat bahwa terdapat hasil penelitian mengenai hubungan dan
pengaruh yang diberikan dividen payout ratio secara parsial terhadap harga saham.
5

Dimana satu penelitian, yaitu yang dilakukan oleh Sulia dan Rice (2013),
menyatakan terdapat pegaruh positif, dua penelitian yang dilakukan Anastasia dan
Friska (2014) serta Naimatul Fauziah (2013) menyatakan terdapat pengaruh
negatif, sementara tiga penelitian lainnya yang dilakukan Tita Deitiana (2011),
Widya Fiebrianty (2013), dan Andreas (2013) menyatakan DPR tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Perbedaan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya mendorong
penulis untuk melakukan penelitian secara khusus di PT Bukit Asam untuk
melihat bagaimana hubungan dan pengaruh DPR terhadap harga saham di
perusahaan tersebut. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sama
dengan alat analisis yang digunakan dalam lima penelitian sebelumnya yaitu
analisis regresi linear, namun karena penelitian ini hanya fokus pada satu peubah
bebas maka menggunakan regresi linear sederhana. Data penelitian merupakan
data time series dari tahun 2005 hingga tahun 2015.

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Produksi batubara di Indonesia tercatat sebagai produsen terbesar nomor


lima di dunia dan merupakan industri skala besar. Sektor yang ikut menjadi
penyumbang PDB dalam jumlah menakjubkan ini terdiri dari beberapa
perusahaan besar yang selalu bersaing dalam meningkatkan laba perusahaan.
Salah satu dari perusahaan yang telah terdaftar dalam BEI sebagai perusahaan
terbuka adalah PTBA.
Dalam usahanya menghasilkan laba besar bagi perusahaan, PTBA
membutuhkan modal tidak sedikit. Sebagian besar modal tersebut diperoleh dari
penerbitan saham yang diperjualbelikan di BEI. Harga saham yang
merepresentasikan besarnya aset yang dimiliki pemegangnya selalu berfluktuasi
setiap waktu. Salah satu faktor yang memengaruhi fluktuasi ini adalah jumlah
dividen yang diberikan kepada pemegang saham. Tetapi semakin besar dividen
yang dibagikan, maka semakin kecil bagian laba bersih yang dapat diputar lagi
untuk membiayai perusahaan. Persentase jumlah dividen dan laba ditahan harus
berada dititik optimal agar harga saham tidak jatuh dan perusahaan tetap berjalan
dengan baik. Dalam penelitian ini, akan dilihat hubungan antara peubah tersebut
dengan analisis regresi linear sederhana seperti dimuat pada Gambar 2.
6

PT Bukit Asam
(Persero) Tbk

Perkembangan Kinerja
Perusahaan

Kinerja Keuangan
Perusahaan

Net Profit

Dividen Laba Ditahan

Dividend Payout Harga Saham


Ratio PPS

Pengaruh

Analisis Regresi
SPSS Linear Sederhana

Koefisien
Pengaruh

Terdapat Pengaruh Tidak Terdapat


Nyata Pengaruh Nyata

Mencari Persentase Mencari Penyebab dan


Optimal Penjelasan Rasionalnya

Implikasi
Manajerial

Rumusan
Rekomendasi

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan


PTBA. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2016.
7

Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, seperti data harga
saham, laba bersih, dividen, dan laba ditahan PT Bukit Asam (Persero) Tbk pada
periode 2005-2015 yang diperoleh dari BEI, KSEI, dan PTBA.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian bersumber dari BEI, KSEI dan PTBA. Data tersebut
merupakan data periode 2005-2015, yaitu rataan harga saham per hari PTBA di
BEI selama tanggal pengumuman hingga cum date pada tahun 2005-2015 dan
data DPR perusahaan. Perhitungan nilai DPR dilakukan dengan menyederhanakan
metode perhitungan pada penelitian yang dilakukan Kurniawati et al. (2015) yang
disajikan pada Persamaan 1 dan 2.

DPS
DPR = × 100% .................................................................................. (1)
EPS

dimana,

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
DPS = ∑ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
............................................................ (2)

dan mengacu pada penelitian Puspitasari dan Purnamasari (2013), rumus


perhitungan disajikan pada Persamaan 3 dan 4.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
EPS = ∑ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
............................................................ (3)

substitusikan persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1), sehingga hasilnya


disajikan pada Persamaan 4.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
∑ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
DPR = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ × 100% ................................................. (4)
∑ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

sederhanakan persamaan (4), sehingga diperoleh hasil yang disajikan pada


Persamaan 5.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
DPR = × 100% .................................................................... (5)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Keterangan:
DPR = Dividend Payout Ratio (%)
DPS = Dividend per Share (%)
EPS = Earning per Share (%)

Metode statistika yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis


regresi linear sederhana. Metode ini digunakan untuk melihat hubungan sebab
8

akibat yang terdapat diantara peubah, yaitu persentase atau nilai relatif dari total
dividen terhadap laba bersih sebagai peubah bebas dan rataan harga saham
perhari sebagai peubah terikat. Penggunaan metode ini didasarkan pada kenyataan
bahwa nilai DPR merupakan nilai tetap dan nilai peubah terikat berupa rataan
harga saham perhari yang dipilih merupakan nilai yang bersifat stokastik
(statistical/random) atau mempunyai distribusi peluang. Model umum dari
analisis regresi linear sederhana disajikan pada Persamaan 6.

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 + 𝑒 .......................................................................................... (6)

Keterangan:
Y : Harga saham (Rp)
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
X : Dividend Payout Ratio
e : Residual

Untuk menyatakan persamaan garis yang diperoleh cukup baik atau tidak
dalam menggambarkan hubungan tersebut, dilakukan pengujian bentuk model
yang digunakan dan keeratan hubungannya dengan analisis korelasi. Namun
sebelum memasuki tahap analisis regresi linear sederhana, data tersebut harus
memenuhi tahap uji yang menyatakan data tersebut layak, yaitu Uji Asumsi
Klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedasitas.
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Kolmogorov
Smirnov. Untuk menguji normalitas, data harus memiliki distribusi normal atau
tidak. Pola distribusi normal yang dimaksud adalah pola distribusi membentuk
lonceng, dimana nilai setiap data digambarkan dalam bentuk grafik. Pola
berbentuk lonceng ini menjelaskan sisi kanan proporsional dengan sisi kiri grafik
dilihat dari nilai rataan (µ) data sebagai titik tengah dan memiliki total nilai
deviasi nol. Nilai deviasi adalah perbedaan dari nilai individu dengan (µ) (Asnawi
dan Wijaya 2006). Selain itu, dasar lain pengambilan keputusan Uji Kolmogorov
Smirnov adalah nilai nyata. Apabila nilai nyata lebih besar dari 0.05, maka data
tersebut berdistribusi normal. Metode pengujian Durbin-Watson dan Runs Test
digunakan untuk menguji apakah terdapat autokorelasi diantara data atau tidak.
Sementara untuk uji heteroskedasitas menggunakan metode Glejser. Pengolahan
data dalam penelitian ini akan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan Statistical
Package for Social Science (SPSS) 18 for Windows. Setelah diperoleh hasil
analisis dengantools tersebut, maka diambil kesimpulan berapa jumlah persentase
dividen terhadap laba bersih yang baik bagi perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Bukit Asam (Persero) Tbk

PT Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu dari total 23 perusahaan
tambang batubara yang telah melakukan IPO dan terdaftar di BEI. Perusahaan ini
9

memiliki kantor pusat di wilayah Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim,


Sumatera Selatan. Sejarah Pertambangan di daerah tersebut telah dimulai sejak
tahun 1919 yang merupakan pertambangan terbuka dan dikuasai oleh kolonial
Belanda. Sejalan dengan perjuangan penduduk pribumi dan diraihnya
kemerdekaan Indonesia, kepemilikan tambang tersebut berpindah tangan dan
mengalami perubahan status menjadi pertambangan nasional. Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA) disahkan oleh pemerintah RI pada
tahun 1950 yang merupakan cikal bakal berdirinya PTBA di tahun 1981.
PT Bukit Asam yang kini telah memiliki sebelas anak perusahaan,
melakukan penawaran saham perdananya pada 23 Desember 2002. Dengan begitu,
perusahaan ini kini telah menyandang status sebagai perseroan terbuka di BEI
dengan kode PTBA. Visi perusahaan tambang ini adalah menjadi perusahaan
energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Visi tersebut berusaha dicapai melalui
misi yaitu mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan. PT Bukit Asam berada dibawah kepemimpinan
Arviyan Arifin yang menjabat sebagai direktur utama untuk masa bakti 2016-
2021. Struktur organisasi perusahaan disusun berdasarkan fungsional yang terdiri
dari Pengembangan Usaha, Keuangan, SDM dan Umum, Operasi Produksi, serta
Niaga. Dewan Komisaris perusahaan ini terdiri dari enam orang yang diketuai
oleh Agus Suhartono, SE sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris
Independen. Grafik pergerakan harga saham PTBA dari tahun 2002 hingga tahun
2016 disajikan pada Gambar 3.
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0

Gambar 4. Pergerakan harga saham PTBA


Sumber: Bursa Efek Indonesia (2016), data diolah

Pada Gambar 3 terlihat bahwa harga saham PT Bukit Asam sejak saat IPO
hingga tahun 2016 selalu mengalami fluktuasi. Harga saham tertinggi perusahaan
yang berpusat di Tanjung Enim ini adalah sebesar Rp24 900.00 pada tanggal 4
Januari 2011, sementara harga saham terendahnya adalah Rp475.00.

Analisis Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen terhadap Harga Saham PTBA


Periode 2005-2015
Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik yang menjadi syarat dalam melakukan analisis regresi
linear sederhana dilakukan pada data penelitian. Data dikumpulkandan diolah dari
10

laporan tahunan PTBA dan catatan tanggal penting PTBA di KSEI. Hasil
pengolahan awal terhadap data disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengolahan data DPR dan harga saham


Laba Bersih Harga Saham
Tahun Dividen
(dalam Juta DPR Rataan
Buku (dalam Juta Rupiah)
Rupiah) (dalam Rupiah)
2005 467 060 233 530 0.500000 3 461
2006 485 670 242 835 0.500000 4 497
2007 726 211 380 104 0.523407 14 810
2008 1 707 771 853 885 0.500000 12 819
2009 2 727 734 1 227 480 0.450000 17 790
2010 2 008 891 1 205 335 0.600000 20 841
2011 3 085 837 1 851 501 0.600000 16 903
2012 2 900 113 1 595 062 0.550000 14 838
2013 1 826 144 1 004 380 0.550000 9 654
2014 2 016 171 705 658 0.349999 10 871
2015 2 035 911 610 772 0.299999 7 400
Sumber: Data diolah (2016)

Uji Asumsi Klasik terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedasitas. Uji multikolenieritas tidak dilakukan pada penelitian ini,
dikarenakan penelitian menggunakan analisis regresi linear sederhana yang hanya
memiliki satu peubah bebas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat data yang digunakan dalam
penelitian ini tersebar normal ataukah tidak. Syarat uji ini adalah nilai nyata harus
lebih besar dari 0.05. Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji normalitas
Unstandardized Residual
N 11
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 5,01534554E3

Most Extreme Differences Absolute ,236


Positive ,140
Negative -,236
Kolmogorov-Smirnov Z ,784
Asymp. Sig. (2-tailed) ,571
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah (2016)

Uji Normalitas yang dilakukan pada data dengan uji Kolmogorov-Smirnov


untuk satu kontrol. Berdasarkan Tabel 2 terlihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) atau
disebut juga nilai nyata 0.571. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga data
tersebar secara normal.
11

b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat saling keterkaitan antara peubah
dependen pada periode t dengan peubah dependen pada periode t+1. Pada
penelitian ini dilakukan dua uji autokorelasi, yaitu uji Durbin-Watson dan Runs
Test. Hal ini dilakukan karena pada pengujian pertama dengan menggunakan uji
Durbin-Watson menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat autokorelasi diantara
data yang diolah yang hasilnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson


Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson
Estimate
1 ,432a ,186 ,096 5286,638 ,892
a. Predictors: (Constant), DPR
Sumber: Data diolah (2016)

Pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan uji autokorelasi menggunakan uji


Durbin-Watson. Agar menghasilkan data yang tidak memiliki autokorelasi nilai d
harus terletak diantara dU dan 4-dL. Perhitungan menghasilkan nilai sebesar
0.892, sementara dari tabel Durbin-Watson dengan nilai nyata 0.05, jumlah data
11, dan jumlah peubah bebas 1 diperoleh nilai dU 1.324 dan nilai dL 0.927
sehingga nilai 4-dL adalah 3.073. Nilai d 0.892 lebih kecil dari nilai dU dan tidak
berada dalam rentang nilai dU dan 4-dL. Berdasarkan uji Durbin-Watson tersebut,
maka terdapat autokorelasi. Karena itu dilakukan perhitungan ulang dengan uji
Runs Test agar data dapat melewati syarat uji asumsi klasik dan diolah
menggunakan regresi linear sederhana yang hasilnya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Runs Test


Unstandardized Residual
a
Test Value 1225,32944
Cases < Test Value 5
Cases >= Test Value 6
Total Cases 11
Number of Runs 7
Z ,029
Asymp. Sig. (2-tailed) ,977
a. Median
Sumber: Data diolah (2016)

Uji Autokorelasi kedua yang dilakukan pada data menggunakan uji Runs
Test. Apabila nilai nyata berada di atas 0.05, maka tidak terdapat autokorelasi
sehingga data dapat digunakan dalam analisis regresi. Pada Tabel 4 terlihat nilai
Asymp. Sig (2-tailed) atau disebut nilai nyata 0.977. Nilai tersebut lebih besar
dari 0.05, sehingga tidak terdapat autokorelasi.

c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk melihat terjadinya ketidaksamaan
variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila terdapat
kesamaan diantara dua hal tersebut, maka disebut homoskedasitas dan data
12

penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Syarat dalam uji ini adalah nilai nyata
berada diatas 0.05, yang hasilnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil uji heteroskedasitas


Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 15,946 5300,650 ,003 ,998
DPR 7599,620 10574,507 ,233 ,719 ,491
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data diolah (2016)

Uji Heteroskedasitas yang dilakukan pada data menggunakan uji Glejser.


Dari Tabel 5 terlihat nilai Sig. atau disebut nilai nyata 0.491. Nilai tersebut lebih
besar dari 0.05, maka terjadi heteroskedasitas pada data penelitian.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini memenuhi syarat uji asumsi klasik. Selanjutnya data yang
telah memenuhi syarat tersebut dianalisis dengan analisis regresi linear sederhana
dengan software yang sama seperti dalam uji asumsi klasik, yaitu SPSS 18 for
Windows. Hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 6-8.

Tabel 6. Hasil uji korelasi


HargaSahamRataan DPR
Pearson Correlation HargaSahamRataan 1,000 ,432
DPR ,432 1,000
Sig. (1-tailed) HargaSahamRataan . ,092
DPR ,092 .
N HargaSahamRataan 11 11
DPR 11 11
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 7. Hasil koefisien determinasi


Model R .R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,432a ,186 ,096 5286,638
a. Predictors: (Constant), DPR
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 8. Hasil uji linearitas (ANOVAb)


Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 5,764E7 1 5,764E7 2,062 ,185a
Residual 2,515E8 9 2,795E7
Total 3,092E8 10
a. Predictors: (Constant), DPR
b. Dependent Variable: HargaSahamRataan
Sumber: Data diolah (2016)

Pada Tabel 6 menjelaskan hubungan atau korelasi di antara kedua peubah.


Besarnya nilai hubungan DPR dengan harga saham perusahaan 0.432 yang
13

ditunjukkan oleh nilai R, berarti peubah dependen, yaitu harga saham


berhubungan positif tidak nyata 0.432 dengan peubah independen. Hubungan
positif tersebut menyatakan, apabila DPR meningkat, maka harga saham akan
meningkat. Sementara nilai R square pada Tabel 7 menunjukkan besarnya
koefisien determinasi diantara kedua peubah 0.186 (18.6%). Koefisien
determinasi digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh peubah bebas
terhadap peubah terikat. Berdasarkan hasil perhitungan, tersebut terlihat DPR
memengaruhi harga saham 0.186 atau 18.6%. Sisanya (81.4%) dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tak diteliti.
Tabel 8 merupakan tabel analysis of variance (anova) yang menjelaskan
besarnya nilai linearitas suatu persamaan regresi. Nilai linearitas menunjukkan
dapat atau tidaknya suatu persamaan regresi digunakan untuk menghitung nilai
peubah. Apabila nilai linearitas berada diatas 0.05, maka persamaan regresi yang
dihasilkan tidak dapat digunakan. Dari tabel anova terlihat bahwa nilai linearitas
persamaan regresi 0.185. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga persamaan
regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan karena tidak terdapat hubungan
linear diantara DPR dan harga saham. Hal ini terjadi karena kecilnya nilai R
square atau pengaruh yang diberikan DPR terhadap harga saham.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Pada Tabel 9 disajikan hasil model regresi yang terbentuk pada penelitian.

Tabel 9. Hasil model regresi

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -304,544 8832,642 -,034 ,973
DPR 25304,026 17620,636 ,432 1,436 ,185
a. Dependent Variable: HargaSahamRataan
Sumber: Data diolah (2016)

Pada Tabel 9 memperlihatkan model regresi yang dihasilkan dari data


dividend payout ratio dan harga saham. Nilai yang terdapat pada tabel merupakan
nilai koefisiendan slope model umum regresi. Dari table di atas diperoleh nilai
koefisien (a) sebesar -304.544 dan nilai slope atau kemiringan (b) adalah
25 304.026, dimana satuan kedua nilai tersebut adalah dalam rupiah, sehingga
diperoleh model regresi yang disajikan pada Persamaan 7.

𝑌 = −304,544 + 25.304,026𝑋 ................................................................. (7)

Keterangan:
Y : Harga saham (Rp)
X : Dividend Payout Ratio

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa jika X bernilai nol


maka harga saham adalah sebesar -304.544. Nilai harga saham adalah negatif
yang dapat diinterpretasikan sebagai kerugian di pihak perusahaan karena sangat
14

kecilnya harga saham dan investor menjadi sangat tidak tertarik dengan saham
perusahaan. Tentu saja nilai harga saham negatif tidak akan terjadi pada praktek
perdagangan di pasar saham sebab adanya peraturan bahwa nilai DPR PTBA
minimal sebesar 30%, dan apabila benar terjadi pastilah telah melalui persetujuan
pada RUPS sehingga investor telah mengetahui dan memaklumi sebab DPR
perusahaan bernilai nol. Sementara itu, nilai slope memiliki arti bahwa
penambahan satu satuan nilai X atau DPR akan menyebabkan nilai Y atau harga
saham bertambah sebanyak Rp25 304.026, dan begitu pula sebaliknya. Selain itu
nilai slope yang positif juga menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai DPR, maka
akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan.

Implikasi Manajerial

Hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis regresi linear sederhana


menunjukkan bahwa DPR hanya memberikan pengaruh kecil sebesar 18.6%
terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa investor tidak terlalu melihat
besarnya nilai rasio pembayaran dividen dalam memutuskan pembelian saham,
walaupun dalam jangka waktu dimana saham dinyatakan menjual dengan dividen
yaitu antara tanggal pengumuman hingga cum date. Berdasarkan itu, perusahaan
sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri untuk selalu memberikan rasio
pembayaran dividen yang besar apalagi di masa perolahan laba bersih perusahaan
relatif kecil. Karena besarnya DPR akan memperkecil bagian laba bersih yang
akan kembali digunakan sebagai modal di tahun buku berikutnya. Perusahaan
dapat hanya memberikan dividend payout ratio sebesar 30%, sesuai dengan
kesepakatan yang diambil dalam RUPS yang kemiduan ditetapkan sebagai nilai
minimum rasio pembayaran dividen perusahaan. Tetapi walau begitu, bukan
berarti perusahaan harus selalu memberikan DPR pada nilai relatif terendah yang
diizinkan, karena meski kecil, tetap ada nilai 18.6% yang merupakan pengaruh
DPR terhadap harga saham. Sehingga ketika keadaan memungkinkan seperti pada
saat laba bersih yang diperoleh besar atau modal yang dibutuhkan cukup kecil
perusahaan sebaiknya memberikan DPR yang besar bagi investor. Hal ini berguna
sebagai daya tarik agar investor membeli atau mempertahankan saham yang
dimilikinya dan juga untuk meningkatkan nilai perusahaan serta memenuhi tujuan
perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Rumus model regresi yang diperoleh pada penelitian ini dapat menjadi
salah satu acuan dalam menentukan besarnya DPR yang akan diberikan
perusahaan. Penggunaan persamaan regresi dalam perkiraan dan perencanaan
besarnya nilai dividend payout ratio adalah dengan memasukkan nilai DPR yang
berkisar antara 30% hingga 80%. Kisaran nilai tersebut dimulai dari 30%
dikarenakan perjanjian yang tertuang dalam prospektus IPO PTBA yang
menyatakan bahwa nilai minimum DPR adalah 30% kecuali ditentukan lain dalam
RUPS, sementara nilai maksimalnya adalah 80% menyesuaikan dengan pasal 71
ayat 1 dan 2 UU No. 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbuka yang
menyatakan perusahaan harus menyisihkan laba ditahan sebesar minimal 20%
disaat laba bersih positif sebelum membagikan dividen (Purba 2008).
Penentuan nilai ini tetap harus diikuti dengan kesadaran bahwa ada faktor
lain yang memengaruhi besarnya harga saham. Sehingga pada saat diadakan
RUPS perusahaan telah memiliki rencana besarnya nilai DPR yang akan
15

dibagikan dalam suatu rentang tertentu. Rentang nilai DPR yang dianjurkan
penulis adalah antara 40%, dengan prediksi harga saham sebesar Rp9 817, hingga
60%, dengan prediksi harga saham sebesar Rp14 878 jika dihitung dengan
pembulatan keatas. Setelah diperoleh keputusan hasil RUPS dapat dilihat apakah
harga saham yang terbentuk di bursa selama declaration date hingga cum date
sesuai dengan hasil prediksi ataukah tidak sebagai bahan evaluasi dan menentukan
model yang lebih baik untuk tahun buku berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis menggunakan Microsoft


Excel 2013 dan SPSS 18 for Windows diperoleh hasil bahwa :
1. Nilai rasio pembayaran dividen atau biasa disebut DPR pada PT Bukit
Asam periode 2005-2015 memiliki hubungan positif dan tidak nyata sebesar
42.3% dengan harga saham perusahaan tersebut. DPR memberikan pengaruh
18.6% terhadap harga saham PT Bukit Asam periode 2005-2015.
2. Dividen Payout Ratio dan Harga saham PTBA pada periode 2005-2015
tidak memiliki hubungan linear, sehingga untuk menduga harga saham diperlukan
faktor lain sebagai peubah bebas.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan keterbatasan yang terdapat dalam


penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut:
1. Untuk PTBA (Persero) Tbk
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan nilai DPR
dan total dividen tunai yang diberikan. Hubungan tidak nyata diantara kedua
peubah dan dampak meningkatnya nilai DPR terhadap harga saham relatif kecil,
maka perusahaan sebaiknya tidak terlalu berfokus untuk memberikan DPR terlalu
besar, terutama di saat laba bersih yang ada cukup kecil, karena sisa dari laba
bersih yang tidak terpakai untuk membayar dividen dapat digunakan untuk modal
di tahun buku berikutnya, sebagai dana operasional ataupun mengembangkan
perusahaan dalam bentuk penanaman modal. Walaupun terdapat perbedaan
penggunaan secara langsung dari laba bersih tersebut apakah akan dibagikan
sebagai dividen tunai maupun sebagai laba ditahan, tujuan keduanya tetap sama
yaitu memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham.
2. Untuk penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak faktor sebagai
peubah terikat,agar diketahui faktor apakah yang berpengaruh dan dibutuhkan
untuk menduga nilai harga saham perusahaan ini.
16

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Friska F. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga


saham pada perusahaan publik non-keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
16 (02): hlm 95-102.
Asnawi SK, Wijaya C. 2006. Metodologi Penelitian Keuangan: Prosedur, Ide,
dan Kontrol. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu.
[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2016. Profil Perusahaan Tercatat [Internet].
[diunduh 2016 Mei 25]. Jakarta (ID): Bursa Efek Indonesia. Tersedia pada:
https://www.idx.co.id.
Darmadji T, Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta (ID): Salemba
Empat.
Deitiana T. 2011. Pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen
terhadap harga saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 13 (01): hlm 57-66.
Devianasari NL, Suryantini NPS. Pengaruh price earning ratio, debt to equity
ratio dan dividen payout ratio terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen
Unud. 04 (11): hlm 3646-3674.
Fauziah N. 2013. Analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield
dan dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham perusahaan yang
terdaftar di Lq45 [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Fiebrianty W. 2013. Pengaruh deviden payout ratio, debt to equity ratio,
profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) [Skripsi]. Jawa Timur(ID):
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Hery. 2012. Pengantar Akuntansi II. Jakarta [ID]: Bumi Aksara.
Kieso DE, Warfield TD, Weygandt JJ. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi
Keduabelas Jilid I. Jakarta [ID]: Erlangga.
Khurniaji AW. 2013. Hubungan kebijakan dividen (dividend payout ratio dan
dividend yield) terhadap volatilitas harga saham di perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia [Skripsi]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
Kodrat DS, Indonanjaya K. 2010. Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal dan
Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu.
[KSEI] Kustodian Sentral Efek Indonesia. 2016. Jadwal Pelaksanaan Pembagian
Dividen Tunai atas Efek Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
(PTBA) [Internet]. [diunduh 2016 Mei 25]. Jakarta (ID): Kustodian Sentral
Efek Indonesia. Tersedia pada: https://www.ksei.co.id.
Kurniawati L, Manalu S, Octavianus RJN. 2015. Pengaruh kepemilikan
institusional terhadap kebijakan dividen dan harga saham. Jurnal
Manajemen. 15 (01): hlm 59-74.
Lebelaha DLA, Saerang IS. 2016. Pengaruh price earnings ratio, debt to equity
ratio dan dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi. 16 (02): hlm 376-386.
17

Margaretha F. 2011. Manajenem Keuangan untuk Mananjer Nonkeuangan.


Jakarta [ID]: Erlangga.
Munandar M. 2006. Pokok-Pokok Intermediate Accounting Edisi Ke-6.
Yogyakarta [ID]: Gadjah mada University Press.
Nurmala. 2006. Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan-
perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri. 09 (01): hlm
17-82.
[PTBA] PT Bukit Asam (Persero) Tbk. 2016. Profil Perusahaan. [Internet].
[diunduh 2016 Mei 25]. Jakarta (ID): PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Tersedia pada: https://www.ptba.co.id.
Purba MP. 2008. Aspek Akuntansi Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu.
Purnamasari L, Puspitasari A. 2013. Pengaruh perubahan dividend payout ratio
dan dividend yield terhadap return saham (Studi pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Journal of Bussiness and Banking. 03
(02): hlm 213-222.
Sulia, Rice. 2013. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
perusahaan Lq45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikrosil.
03 (01): hlm 21-30.
[WCA] World Coal Association. 2016. Coal Producers [Internet]. [diunduh 2016
Juni 26]. New York (US): World Coal Association. Tersedia pada:
http://www.worldcoal.org/coal/coal-mining.
Widoatmodjo S. 2007. Seri Membuat Uang Bekerja untuk Anda Cara Sehat
Investasi di Pasar Modal Pengantar menjadi Investor Profesional. Jakarta
[ID]: Gramedia.
Wiyatno A. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2011 [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.
18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penelitian terdahulu

Peneliti Tahun Alat Analisis Hasil Penelitian


Penelitian
Tita 2011 Analisis regresi Likuiditas, pertumbuhan penjualan dan dividen
Deitiana linear tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Anastassia 2014 Analisis regresi Volatilitas laba dan debt to asset ratio(DAR)
dan Friska linear berganda tidak memiliki pengaruh terhadap volatilitas
Firnanti harga saham. Namun dividend yield(DY)
memiliki pengaruh positif. Sedangkan DPR,
ukuran perusahaan, pertumbuhan aset, dan
nilai buku persaham memiliki pengaruh negatif
terhadap volatilitas harga saham.
Sulia dan 2013 Analisis regresi laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas
Rice linear berganda investasi, debt to equity ratio(DER) dan
kebijakan deviden secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham. Namun
secara parsial, hanya laba akuntansi, arus kas
operasi dan kebijakan deviden yang
berpengaruh terhadap harga saham
Andreas 2013 Analisis regresi variabel yang memiliki pengaruh signifikan
Widhi linear berganda terhadap volatilitas harga saham hanyalah DY.
Khurniaji Sementara variable kontrol yang berpengaruh
signifikan adalah volatilitas laba perusahaan
dan tingkat pertumbuhan perusahaan,
keduanya berpengaruh positif
Naimatul 2013  analisis regresi Secara parsial volume perdagangan dan inflasi
Fauziah berganda berpengaruh signifikan positif terhadap
 uji t secara volatilitas harga saham, DPR berpengaruh
parsial signifikan negatif terhadap volatilitas harga
 uji F secara saham, sedangkan DY tidak berpengaruh
simultan terhadap volatilitas harga saham. Secara
 uji koefisien serempak variabel volume perdagangan,
determinasi inflasi, DY dan DPR berpengaruh signifikan
terhadap volatilitas harga saham
Widya 2013 Analisis regresi Dividen Payout Ratio (DPR) tidak
Fiebrianty linear berganda berpengaruh terhadap harga saham. Variabel
debt to equity ratio (DER) berpengaruh
terhadap harga saham. Tingkat profitabilitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
berpengaruh terhadap harga saham
Lampiran 2. Harga saham PTBA dari tanggal pengumuman hingga cum-date
Tahun Buku 2005 Tahun Buku 2006 Tahun Buku 2007 Tahun Buku 2008 Tahun Buku 2009
Harga saham Harga saham Harga saham Harga saham Harga saham
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
02/06/2006 3.350 29/05/2007 4.925 18/06/2008 15.500 18/06/2009 11.750 26/05/2010 16.900
01/06/2006 3.300 28/05/2007 4.850 17/06/2008 15.350 17/06/2009 12.650 25/05/2010 15.700
31/05/2006 3.350 25/05/2007 4.600 16/06/2008 14.850 16/06/2009 12.600 24/05/2010 16.150
30/05/2006 3.375 24/05/2007 4.575 13/06/2008 14.650 15/06/2009 13.000 21/05/2010 16.250
29/05/2006 3.225 23/05/2007 4.750 12/06/2008 15.000 12/06/2009 13.300 20/05/2010 16.550
24/05/2006 3.100 22/05/2007 4.900 11/06/2008 14.800 11/06/2009 13.250 19/05/2010 17.050
23/05/2006 3.250 21/05/2007 4.850 10/06/2008 15.100 10/06/2009 13.600 18/05/2010 18.050
22/05/2006 3.025 16/05/2007 4.500 09/06/2008 15.600 09/06/2009 13.550 17/05/2010 17.850
19/05/2006 3.550 15/05/2007 4.350 06/06/2008 15.250 08/06/2009 13.350 14/05/2010 18.200
18/05/2006 3.475 14/05/2007 4.375 05/06/2008 14.150 05/06/2009 13.300 12/05/2010 18.400
17/05/2006 3.750 11/05/2007 4.175 04/06/2008 14.250 04/06/2009 13.400 11/05/2010 18.200
16/05/2006 3.650 10/05/2007 4.200 03/06/2008 14.450 03/06/2009 13.450 10/05/2010 17.900
15/05/2006 3.400 09/05/2007 4.200 02/06/2008 14.700 02/06/2009 12.950 07/05/2010 17.200
12/05/2006 3.900 08/05/2007 4.175 30/05/2008 14.600 01/06/2009 12.900 06/05/2010 17.950
11/05/2006 4.000 07/05/2007 4.225 29/05/2008 13.900 29/05/2009 11.250 05/05/2010 17.950
10/05/2006 3.675 04/05/2007 4.300 28/05/2009 10.800 04/05/2010 18.400
03/05/2010 18.400
30/04/2010 18.600
29/04/2010 19.000
28/04/2010 18.950
27/04/2010 18.950
26/04/2010 18.300
23/04/2010 18.000
19
20

Lanjutan Lampiran 2

Tahun Buku 2009 Tahun Buku 2010 Tahun Buku 2011 Tahun Buku 2012 Tahun Buku 2013
Harga saham Harga saham Harga saham Harga saham Harga saham
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
22/04/2010 17.950 04/07/2011 21.350 29/05/2012 16.300 20/05/2013 15.550 28/04/2014 10.175
21/04/2010 17.900 01/07/2011 21.200 28/05/2012 16.300 17/05/2013 15.650 25/04/2014 10.150
30/06/2011 20.800 25/05/2012 16.200 16/05/2013 14.400 24/04/2014 10.075
28/06/2011 20.550 24/05/2012 16.900 15/05/2013 14.000 23/04/2014 10.200
27/06/2011 20.600 23/05/2012 16.500 14/05/2013 14.150 22/04/2014 9.950
24/06/2011 20.650 22/05/2012 17.000 13/05/2013 14.350 21/04/2014 9.725
23/06/2011 20.500 21/05/2012 16.350 10/05/2013 14.500 17/04/2014 9.700
22/06/2011 20.750 16/05/2012 16.450 08/05/2013 14.800 16/04/2014 9.625
21/06/2011 20.900 15/05/2012 16.500 07/05/2013 14.850 15/04/2014 9.575
20/06/2011 20.550 14/05/2012 16.250 06/05/2013 14.950 14/04/2014 9.750
17/06/2011 20.800 11/05/2012 16.250 03/05/2013 14.500 11/04/2014 9.700
16/06/2011 20.850 10/05/2012 17.050 02/05/2013 14.800 10/04/2014 9.325
15/06/2011 21.000 09/05/2012 17.350 01/05/2013 15.250 08/04/2014 9.400
14/06/2011 21.000 08/05/2012 17.850 30/04/2013 15.250 07/04/2014 9.400
13/06/2011 20.950 07/05/2012 17.550 29/04/2013 15.150 04/04/2014 9.325
10/06/2011 20.900 04/05/2012 18.250 26/04/2013 15.100 03/04/2014 9.425
09/06/2011 20.950 03/05/2012 18.300 25/04/2013 15.000 02/04/2014 9.450
01/04/2014 9.450
28/03/2014 9.325
27/03/2014 9.350
21

Lanjutan Lampiran 2
Tahun Buku 2014 Tahun Buku 2015
Harga saham Harga saham
Tanggal Tanggal
(Rp) (Rp)
07/04/2015 11.075 14/04/2016 7.575
06/04/2015 11.100 18/04/2016 7.000
02/04/2015 10.900 19/04/2016 7.275
01/04/2015 10.700 20/04/2016 7.450
31/03/2015 10.750 21/04/2016 7.700
30/03/2015 10.700
22

Lampiran 3. Sepuluh negara produsen batubara terbanyak 2015


Negara Jumlah
Produksi
(Metrikston)
Cina 3748
Amerika 916
India 668
Australia 491
Indonesia 471
Rusia 334
Afrika Selatan 253
Jerman 187
Polandia 137
Kazakhtan 116
Sumber: worldcoal.org yang dikutip dari IEA Coal Information 2015
23
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjung Enim pada tanggal 12 Januari 1994 sebagai anak
pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Afrizal dan Ibu Maryama.
Penulis menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Lawang Kidul dan lulus pada
tahun 2012. Tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan strata 1 di Institut
Pertanian Bogor dengan mayor Manajemen, Departemen Manajemen, FEM.
Penulis masuk IPB melalui jalur BUD 2012. Beasiswa pendidikan diperoleh dari
Beasiswa Utusan Daerah yang diberikan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk pada
tahun 2012-2016.
Selama menjalani masa studi, penulis aktif menjadi Sekretaris Komisi II
Dewan Perwakilan Mahasiswa FEM (2013-2014), Bendahara Umum Dewan
Perwakilan Mahasiswa FEM (2014-2015), anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa
Bumi Sriwijaya (2013-2014). Penulis Penulis aktif di berbagai kepanitiaan yang
diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa FEM, Dewan Perwakilan
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa IPB. Selain itu penulis aktif mengikuti Gebyar Nusantar IPB (2013),
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Bogor (2013), dan Cerdas Cermat
Investasi Kementrian Keuangan RI (2015).
Penulis aktif mengikuti workshop seperti Pelatihan Softskill: Public
Speaking, Etika dan Manner, Personal Branding, Service Excellent dan Teknik
Wawancara (2015), Seminar Carepluss Indonesia (2014), Sosialisasi Fasilitas
Information and Communication Technology Kampus IPB (2015), Teknopreneur
Forum on Campus: Membangun Bisnis Teknologi (2014), Agribussiness Festival
(2013), Seminar Perpajakan: Inovasi Perpajakan dalam Era Teknologi Informasi
(2014), Pengukuran Budaya Organisasi Melalui Berbagai Pendekatan Teori dalam
mendukung Kinerja Pembelajaran Berkelanjutan (2015) The 7th Politik Ceria
(2015), dan IPB's Dedication for Education Seminar (2014).
Kepanitiaan yang pernah diikuti penulis adalah Pelantikan Bersama
Lembaga Kemahasiswaan dan Lembaga Struktural FEM IPB (2013-2014),
Generasi Nasional Pertanian BEM KM IPB (2013), dan Administrative School
(2013). Selain itu penulis pernah mengikuti kegiatan praktek kerja lapang di
Otoritas Jasa Keuangan (2014). Penulis pernah meraih dana hibah PKM
Kewirausahaan (2014) dan meraih juara III Pekan Ilmiah Mahasiswa Manajemen
(2014). Penulis mengikuti perlombaan lokal maupun nasional dan juga berbagai
kepanitiaan skala lokal maupun nasional.

Anda mungkin juga menyukai