LILA FERLISTYA
Lila Ferlistya
NIM H24124017
ABSTRAK
LILA FERLISTYA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 sampai September 2014 ini ialah
portofolio saham, dengan judul Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor
Consumer Goods Industry. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh sarjana S-1 Departemen Manajemen pada Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Abdul
Basith, MS dan Ibu Farida Ratna Dewi,SE,MM selaku pembimbing. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan
teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Lila Ferlistya
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Dewasa ini investasi merupakan salah satu topik yang sedang berkembang di
Indonesia, karena sebagian masyarakat Indonesia sudah banyak menggeluti dunia
investasi. Perkembangan dunia investasi juga ditandai dengan bertambahnya
jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hingga saat ini
mencapai 495 emiten yang terdaftar. Investasi, pada hakekatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang (Halim 2005).
Dunia investasi mengandung unsur ketidakpastian atas risiko. Investor tidak
tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
Hal yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan 1998).
Markowitz membuat asumsi “the average investor is cautious and wants to take
the smallest possible risk to secure the greatest possible return” (Cohen et al.
1987). Risiko dan expected return dari investasi memiliki hubungan yang positif,
semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat expected
return yang akan diterima oleh investor. Salah satu strategi investor untuk
meminimalkan risiko investasi pada saham yaitu dengan melakukan investasi
dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang
diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan
diversifikasi (penyebaran risiko) melalui, beberapa alternatif yang berbeda dengan
membentuk portofolio atas sejumlah sekuritas. Sebelum mengambil keputusan
berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada portofolio
yang paling efisien di antara kumpulan portofolio yang ada.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor
menurut klasifikasi industri dan indeks manufaktur (industri pengolahan) yang
merupakan indeks gabungan dari 3 sektor industri. Kesepuluh indeks sektoral
tersebut terdiri atas sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia,
Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Transportasi
dan Infraktruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, Manufaktur (gabungan dari
sektor Industri Dasar dan kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi)
(Tandelilin 2010). Total dari emiten-emiten yang termasuk dari sepuluh sektor
tersebut adalah 495 emiten. Pergerakan indeks harga saham tiap sektor
digambarkan ke dalam Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Pertumbuhan
Indeks Sektoral berikut ini dilihat dari persentase pertumbuhan harga saham dari
tahun sebelumnya yang terdapat pada Tabel 1.
2
Perumusan Masalah
Penilaian kinerja portofolio saham bagi investor menjadi hal yang penting
dalam menginvestasikan saham. Sektor Consumer Goods Industry merupakan
salah satu sektor yang menjadi pilihan untuk investasi, karena merupakan industri
yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Saham yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry dapat
bersaing tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kinerja portofolio sektor
Consumer Goods Industry, dengan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi saham sektor Consumer Goods Industry ?
2. Bagaimana kinerja saham sektor Consumer Goods Industry ?
3. Bagaimana komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry ?
4. Bagaimana kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer
Goods Industry ?
4
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Investasi
Saham
Risiko Investasi
Portofolio
Portofolio optimal memiliki arti yaitu portofolio yang dipilih sesuai preferensi
investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin 2010). Portofolio optimal adalah
portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko yang
terendah. Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan
sebagai berikut (Hartono J 2014) :
1. Alokasi aktiva (asset allocation).
Langkah pertama adalah keputusan alokasi aktiva yang merupakan keputusan
untuk menentukan aktiva yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam
portofolio.
2. Memaksimalkan portofolio
Tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan
portofolio yang optimal.
3. Memilih aktiva
Tahap selanjutnya melakukan pemilihan sekuritas yaitu keputusan untuk
memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut.
4. Mengeksekusi portofolio
Tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolio yang berarti mewujudkan
portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.
Penelitian Terdahulu
koefisien korelasi antara tiap indeks sektoral terhadap IHSG sekaligus dengan
tingkat signifikasinya. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor
makroekonomi terhadap tingkat pengembalian Indeks Sektor Barang
Konsumsi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sektor Industri Barang
Konsumsi memberikan imbal balik paling tinggi terhadap risikonya
dibandingkan dengan sektor lainnya dengan standar deviasi yang terkecil
dibandingkan lainnya, yang menunjukkan tingginya tingkat stabilitas pada
tingkat pengembalian sektor ini.
b. Panggalih (2011), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Deskriptif Kinerja Bank
dan Pembentukan Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia.
Saham sub sektor bank yang terpilih adalah saham BBCA, BBRI, BBNI,
BBTN, BDMN, BMRI. Pembentukan portofolio menggunakan model
Markowitz dengan bantuan aplikasi Investment Analysis. Hasil penelitian
adalah dari 17 portofolio efisien yang sudah terbentuk, saham BBNI dan
BDMN selalu masuk ke dalam setiap portofolio.
METODE
Kerangka Pemikiran
yang mencatatkan sahamnya di bursa efek (go public), salah satunya adalah
perusahaan di sektor Industri Barang Konsumsi yang hingga pada akhir tahun
2013 berjumlah 38 emiten (IDX Statistics 2009-2013). Dalam memilih saham yang
potensial (mendatangkan keuntungan) bagi investor, perlu diketahui kinerja dari
saham-saham di sektor Industri Barang Konsumsi seperti halnya investor harus
mengetahui bagaimana kondisi saham dan komposisi portofolio saham dan tentunya
kombinasi dari pembentukan portofolio optimal.
Perhitungan pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan
Model Indeks Tunggal. Perhitungan portofolio optimal pada Model Indeks Tunggal
didasarkan pada excess return to beta (ERB) yang mengukur kinerja portofolio
berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh setiap unit risiko
sistematis yang diukur dengan beta. ERB menentukan saham yang dapat dimasukkan
ke dalam portofolio tersebut. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua
faktor penentu investasi, yaitu return dan risk (Larasati 2013). Layak atau tidaknya
investasi portofolio saham dilihat dari besarnya tingkat keuntungan (return) dan
risiko (risk) portofolio itu sendiri, dibandingkan dengan investasi bebas risiko (SBI).
Portofolio optimal ini nantinya dapat dijadikan rekomendasi bagi investor dalam
berinvestasi. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
12
Bursa Efek
Investor Indonesia
Investasi
Model Indeks
Tunggal
Portofolio Saham
Sektor Consumer
Goods Industry
Rekomendasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi data
harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor Consumer
Goods Industry yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, Indeks
13
Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan, laporan keuangan tahunan dan tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesi (SBI) bulanan tahun 2009-2013. Data
tersebut diperoleh dari IDX Statistics tahun 2009-2013, Indonesian Capital
Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek Indonesia, official
website emiten, official website Bursa Efek Indonesia, hasil-hasil penelitian
terdahulu, dan literatur lain yang relevan.
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dari tahun 2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics
tahun 2009-2013 berupa harga saham penutupan bulanan tahun 2009-2013.
Laporan Keuangan Tahunan emiten dan IHSG tahun 2009-2013 yang diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia serta data suku bunga SBI bulanan tahun 2009-
2013 yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Adapun data penunjang yang
mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur,
jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik.
Keterangan :
Pt = harga saham pada periode t
Pt-1 = harga saham pada periode t-1
Dt = Dividen pada periode t
14
.................................................. (2)
Keterangan :
E(Ri) = Tingkat pengembalian saham yang diharapkan
Rit = return saham i pada periode ke t
n = periode yang dilihat (60 bulan)
c. Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan
(expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return).
Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko
dari realized return. Variance (σi2) digunakan untuk mengukur risiko expected
return dari saham i, sedangkan varian dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014) :
..................................... (3)
Keterangan :
σi 2 = tingkat risiko saham
Rit = return saham i periode ke t
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
n = periode yang dilihat (60 bulan)
d. Menghitung tingkat pengembalian (return) dengan rumus sebagai berikut
(Hartono J 2008) :
............................................... (5)
Keterangan :
Rm = Tingkat keuntungan pasar (market return) pada bulan ke-i
E(Rm) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan (market return)
perbulan
IHSG t = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke-t
IHSG t-1 = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke t-1
n = periode yang dilihat (60 bulan)
e. Risiko Pasar adalah selisih antara expected return dengan realized return
pasar, dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2008) :
.................................. (6)
15
Keterangan:
σm2 = tingkat risiko pasar
Rmt = return pasar pada bulan ke t
E(Rm) = tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
n = jumlah waktu (60 bulan)
f. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return
saham dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return pasar dapat
dihitung dengan rumus (Hartono J 2014):
........... (7)
Keterangan:
σim = kovarian return antara saham i dan saham j
Rit = return saham i periode ke-t
Rm = return saham j periode ke-t
E(Ri) = expected return saham i
E(Rm) = expected retuen saham j
n = periode yang dilihat (60 bulan)
........................................ (8)
Keterangan:
βi = beta saham
σim = kovarians tingkat risiko untuk saham ke i dengan indeks pasar
σm2 = varians return indeks pasar
g. Menghitung Alpha yang merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh
return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998), dengan rumus :
αi = E (Ri) – βi . E(Rm) .................................... (9)
Keterangan :
αi = Alpha sekuritas
E(Ri) = expected return dari investasi saham i
E(Rm) = expected return pasar
h. Menghitung varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang
menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam
perusahaan, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :
σi2 = βi2 σm2 + σei2 ..................................... (10)
i. Menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB). ERB dapat dihitung dengan
rumus (Hartono J 2014):
.................... (11)
Keterangan:
ERBi = excess return to beta saham ke-i
E(Ri ) = expected return saham
Rbr = return aktiva bebas risiko ( tingkat suku bunga SBI bulanan )
βi = Beta saham ke-i
16
.......................... (12)
Keterangan:
E(Ri ) = expected return untuk saham ke-i
Rbr = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga SBI)
βi = Beta saham ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu
dan
..................................... (13)
Keterangan:
βi = Beta saham ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu
............................. (14)
k. Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar.
l. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah saham-
saham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan
excess return to beta pada titik C*.
m. Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi) dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014):
......................................... (15)
............................. (16)
17
Keterangan:
Wi = proporsi saham ke-i
k = jumlah saham di portofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu saham ke-i
ERB = excess return to beta saham ke-i
C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar yang merupakan
nilai terbesar
n. Return ekspektasi dari suatu portofolio, dengan rumus (Husnan 1998):
E(Rp) = αp + βp E(Rm) .................................... (17)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat expected return saham i
αp = nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap
return pasar
βp = pengukur risiko sistematik (beta) yang merupakan koefisien yang
mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM.
E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan perbulan
........................ (20)
Keterangan:
σp 2 = varians portofolio
βp2.σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar
wi. σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko unik masing- masing perusahaan
Objek penelitian ini adalah empat saham sektor Consumer Goods Industry
yang terpilih dari kriteria yaitu konsisten masuk ke dalam indeks LQ 45 dalam
waktu lima tahun (10 periode dari tahun 2009-2013) terakhir. Indeks LQ 45
dipilih karena indeks LQ 45 merupakan kelompok saham yang terdiri atas 45
saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar,
menguasai hingga 70% dari pemilikan modal saham di pasar dan nilai transaksi
pada pasar biasa serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan yang telah
ditetapkan. Pada Tabel 2 berikut ini merupakan daftar emiten yang sesuai dengan
kriteria tersebut.
yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Pada tahun 1994,
INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak
21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran
Rp 6.200 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.
Pada Gambar 4 di atas ini terlihat pergerakan IHSG bulan Desember 2013
mengalami penurunan sebesar 42,510 poin atau 0,98% dari bulan sebelumnya.
Penurunan IHSG pada akhir tahun 2013 dikarenakan sektor-sektor penggerak
IHSG mayoritas melemah, dengan sektor perkebunan turun 0,4%, industri dasar
turun 0,3%, properti merosot 0,4%, dan infrastruktur turun 0,2%. Sementara
sektor industri barang konsumsi, manufaktur, dan aneka industri mampu bertahan
di zona positif (www.okezone.com, 13 Desember 2013). Pada bulan Mei tahun
2010 IHSG juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu sebesar
2.971,25 menjadi 2.796,96 (Lampiran 5). Salah satu penyebab dari penurunan
IHSG tersebut adalah pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan
menerima tawaran menjadi Managing Director Bank Dunia. Reaksi negatif pasar
yang ditimbulkan berkaitan dengan kondisi global, terutama kekhawatiran
sejumlah negara Eropa atas krisis utang Yunani (www.tempo.co, 07 Mei 2010).
Pada grafik harga saham GGRM terjadi penurunan yang sangat tajam pada
tahun 2012 dan 2013. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan tarif cukai dan bahan
baku cengkeh pada awal tahun 2012. Kenaikan dua hal tersebut menyebabkan
kenaikan biaya pokok penjualan sekitar 25,4% dibandingkan tahun 2011,
sehingga laba kotor pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 9,18
triliyun. Turunnya laba kotor yang diterima PT Gudang Garam Tbk berdampak
pada penurunan laba per saham menjadi Rp2.086 per saham dari sebelumnya
Rp2.544 per saham.
Pada grafik harga saham UNVR, terlihat peningkatan secara stabil. Hal ini
terjadi karena saham UNVR masih diminati oleh para investor. PT Unilever
Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha meliputi
bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi
sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Hal ini yang
menjadikan pertimbangan bagi para investor, karena barang-barang yang
22
Hasil Analisis
masing-masing 2,62% dan 8,13%. Pada keempat saham tersebut memiliki tingkat
expected return bulanan yang positif, hal ini menjadikan bahwa saham tersebut
layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi.
Pada saham UNVR dapat dikatakan merupakan saham yang stabil.
Kestabilan saham UNVR ditandai dengan kinerja perusahaan yang terus
meningkat yang dapat dilihat dari Laporan Keuangan Tahunan. Produk dari PT
Unilever Indonesia Tbk yang mencakup Home & Personal Care serta Foods &
Refreshment merupakan produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
hidupnya. Saham GGRM walaupun kinerja perusahaan pada tahun 2012 dan 2013
mengalami penurunan, tidak menutup kemungkinan saham GGRM memberikan
expected return yang tinggi diikuti dengan tingginya tingkat risiko kepada para
investor. Berdasarkan Tabel 3, investor dengan sikap risk averse atau risk neutral
memilih kecenderungan untuk berinvestasi pada saham UNVR karena investor
tidak ingin terjadian kerugian yang cukup besar. Berbeda dengan investor yang
memiliki sikap risk seeker, mereka akan memilih saham GGRM, INDF, KLBF
yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang tinggi.
Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan saham dan juga diharapkan memiliki fungsi sebagai indikator pasar
(Hanendyawarman 2004). Kondisi pasar modal dapat diukur dengan
menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Tabel 4 berikut ini
merupakan hasil perhitungan expected return pasar, standar deviasi dan varian
bulanan yang dihitung dengan menggunakan data IHSG bulanan selama tahun
2009-2013.
Tabel 4 E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013
Keterangan IHSG
E(Rm) 0,0209
STDEV 0,0575
Variance 0,0033
Sumber : Data diolah
rate) didapat dengan menghitung rata-rata tertimbang dari suku bunga SBI
bulanan tahun 2009-2013 pada Lampiran 6 yang dipergunakan untuk menentukan
portofolio optimal sebesar 0,557% atau 0,00557 (data diolah, sumber :
www.bi.go.id).
Koefisien beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap
kondisi pasar secara umum. Beta ( β ) merupakan risiko sistematis dimana risiko
ini tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Kejadian yang mempengaruhi
risiko ini adalah kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan faktor
makro lainnya (Hanendyawarman 2004). Hasil perhitungan alpha, beta, dan
variance error (risiko tidak sistematis) masing-masing saham dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut ini.
Dapat dilihat bahwa nilai dari ERB keempat saham tersebut bernilai positif.
Hal ini menjadi peluang keempat saham untuk menjadi bagian dari portofolio
optimal. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-
sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di
titik C*. Nilai C* merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang
masuk dalam portofolio optimal. Jika ERB suatu saham lebih besar dari Ci nya,
maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal
(Risnawati 2009).
Berdasarkan pada Tabel 6 di atas bahwa nilai dari C* berada pada angka
0,019 atau pada saham INDF dengan ERB 0,02750. Saham yang memenuhi
kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal yaitu PT.
Unilever Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Indofood
Sukses Makmur.
Perhitungan selanjutnya adalah mencari nilai Xi merupakan nilai yang
menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan dari harga saham.
Tabel 7 berikut ini merupakan perhitungan proporsi dana dalam portofolio
optimal.
Nilai Xi positif berarti kecenderungan kenaikan harga suatu saham lebih tinggi
dibandingkan penurunannya sehingga layak untuk dimiliki karena akan
memberikan keuntungan (capital gain). Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat
bahwa nilai Xi dari keempat saham dalam portofolio optimal bernilai positif. Nilai
Xi terbesar adalah saham UNVR dengan nilai 2,367 sehingga menyebabkan
jumlah proporsi dana terbesar dari keempat saham tersebut. Semakin besar
kecenderungan harga saham tersebut naik maka semakin besar pula dana yang
sebaiknya diinvestasikan. Berikut ini adalah Grafik dari persentase jumlah
proporsi dana saham dalam portofolio optimal.
26
Implikasi Manajerial
emiten tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alternatif investasi. Hal ini
ditunjukkan dengan pembentukan kombinasi portofolio optimal yang
mencerminkan saham-saham optimal melalui perhitungan Model Indeks Tunggal
yang nantinya diharapkan memberikan tingkat expected return tinggi dengan
minimalisasi risiko. Pada pembentukan portofolio optimal terdapat pula
perhitungan proporsi dana saham-saham optimal tersebut, sehingga investor dapat
mengetahui persentase dana saham yang akan diinvestasikannya. Hal ini sangat
membantu investor dalam pemilihan alternatif saham-saham optimal dalam
berinvestasi.
Simpulan
Saran
1. Investor sebaiknya membentuk portofolio saham dari keempat saham ini yaitu
saham UNVR (Unilever Tbk), GGRM (Gudang Garam Tbk), KLBF (Kalbe
Farma Tbk), dan INDF (Indofood Sukser Makmur Tbk).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
31
Lanjutan Lampiran 1
Lanjutan Lampiran 2
Lanjutan Lampiran 3
Lanjutan Lampiran 4
Lampiran 5 Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode
tahun 2009-2013
Return
Date IHSG Pasar E(Rm) Risk Variance
(Rm)
Dec 2, 2013 4.274,18 0,00417 0,02090 0,05749 0,00331
Nov 1, 2013 4.256,44 -0,05635
Oct 1, 2013 4.510,63 0,04505
Sep 2, 2013 4.316,18 0,02886
Aug 1, 2013 4.195,09 -0,09008
Jul 1, 2013 4.610,38 -0,04327
Jun 3, 2013 4.818,90 -0,04927
May 1, 2013 5.068,63 0,00687
Apr 1, 2013 5.034,07 0,01884
Mar 1, 2013 4.940,99 0,03028
Feb 1, 2013 4.795,79 0,07681
Jan 2, 2013 4.453,70 0,03174
Dec 3, 2012 4.316,69 0,00948
Nov 1, 2012 4.276,14 -0,01704
Oct 1, 2012 4.350,29 0,02058
Sep 3, 2012 4.262,56 0,04981
Aug 1, 2012 4.060,33 -0,01980
Jul 2, 2012 4.142,34 0,04721
Jun 1, 2012 3.955,58 0,03203
May 1, 2012 3.832,82 -0,08322
Apr 2, 2012 4.180,73 0,01436
Mar 1, 2012 4.121,55 0,03421
Feb 1, 2012 3.985,21 0,01104
Jan 3, 2012 3.941,69 0,03132
Dec 1, 2011 3.821,99 0,02878
Nov 1, 2011 3.715,08 -0,01999
Oct 3, 2011 3.790,85 0,06814
Sep 2, 2011 3.549,03 -0,07619
Aug 1, 2011 3.841,73 -0,06998
Jul 1, 2011 4.130,80 0,06229
Jun 1, 2011 3.888,57 0,01345
May 2, 2011 3.836,97 0,00454
Apr 1, 2011 3.819,62 0,03832
Mar 1, 2011 3.678,67 0,06003
Feb 1, 2011 3.470,35 0,01795
40
Lanjutan Lampiran 5
Lampiran 6 Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun
2009-2013
Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
07-Jan 10,33
08-Jan 10,3
14-Jan 10,23
21-Jan 9,96
22-Jan 9,77
28-Jan 9,5
04-Feb 8,91
11-Feb 8,77
18-Feb 8,71
25-Feb 8,74
04-Mar 8,29
11-Mar 8,37
18-Mar 8,31
25-Mar 8,21
01-Apr 8,11
08-Apr 7,87
15-Apr 7,72
2009 22-Apr 7,64
29-Apr 7,59
06-Mei 7,34
13-Mei 7,29
20-Mei 7,26
27-Mei 7,25
03-Jun 7
10-Jun 6,96
17-Jun 6,98
24-Jun 6,95
01-Jul 6,88
09-Jul 6,76
15-Jul 6,76
22-Jul 6,73
29-Jul 6,71
05-Agt 6,59
12-Agt 6,59
19-Agt 6,59686
42
Lanjutan Lampiran 6
Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
26-Agt 6,57698
03-Sep 6,56095
09-Sep 6,54559
16-Sep 6,50765
24-Sep 6,47604
30-Sep 6,48204
07-Okt 6,46761
14-Okt 6,46936
21-Okt 6,47538
28-Okt 6,48879
04-Nov 6,48109
11-Nov 6,47706
18-Nov 6,47613
25-Nov 6,47059
03-Des 6,46079
09-Des 6,46166
16-Des 6,46416
23-Des 6,46318
30-Des 6,45885
06-Jan 6,61762
13-Jan 6,69892
20-Jan 6,69255
27-Jan 6,7
04-Feb 6,69816
10-Feb 6,68555
17-Feb 6,69383
24-Feb 6,6926
2010 04-Mar 6,6991
10-Mar 6,61984
17-Mar 6,62483
24-Mar 6,67822
31-Mar 6,68409
07-Apr 6,68439
14-Apr 6,69262
28-Apr 6,67368
12-Mei 6,69083
43
Lanjutan Lampiran 6
Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
26-Mei 6,68192
09-Jun 6,72082
07-Jul 6,72362
11-Agust 6,72045
08-Sep 6,72526
13-Okt 6,73176
10-Nop 6,42326
08-Des 6,26221
12-Jan 6,49936
09-Feb 6,70542
09-Mar 6,71887
14-Apr 7,18
12-Mei 7,36011
09-Jun 7,36317
2011
13-Jul 7,27563
10-Agust 6,77557
08-Sep 6,28206
12-Okt 5,76845
10-Nop 5,22412
08-Des 5,03858
13-Jan 4,88325
09-Feb 3,8229
08-Mar 3,82637
12-Apr 3,9257
10-Mei 4,23785
13-Jun 4,32005
2012
12-Jul 4,45727
09-Agust 4,54005
13-Sep 4,67165
11-Okt 4,74612
09-Nop 4,77039
12-Des 4,80274
10-Jan 4,84021
13-Feb 4,86119
2013
13-Mar 4,8695
11-Apr 4,89075
44
Lanjutan Lampiran 6
Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
15-Mei 5,02275
13-Jun 5,27558
11-Jul 5,52051
15-Agust 5,85743
12-Sep 6,60944
19-Sep 6,95555
02-Okt 6,96715
13-Nop 7,21565
27-Nop 7,22435
12-Des 7,21695
Total 782,280
Rata-Rata 6,68615
Rata-Rata Bulanan (%) 0,55718
Rata-Rata Bulanan 0,00557
45
RIWAYAT HIDUP