Anda di halaman 1dari 61

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY

LILA FERLISTYA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja


Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Lila Ferlistya
NIM H24124017
ABSTRAK

LILA FERLISTYA. Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods


Industry. Dibimbing oleh ABDUL BASITH dan FARIDA RATNA DEWI.

Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang


diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan
penyebaran risiko melalui beberapa alternatif yang berbeda dengan membentuk
portofolio atas sejumlah sekuritas. Pentingnya penilaian kinerja portofolio saham
bagi investor yang nantinya bermanfaat bagi investor dalam menginvestasikan
saham. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi saham, kinerja
saham, komposisi portofolio saham dan kombinasi portofolio yang optimal pada
saham sektor Consumer Goods Industry. Metode analisis data dengan
menggunakan Model Indeks Tunggal untuk menentukan paket portofolio optimal.
Data penelitian menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif selama tahun
2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics tahun 2009-2013,
Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek
Indonesia dan website Bank Indonesia. Metode penentuan sampel mengunakan
metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan saham-
saham sektor Consumer Goods Industry yang aktif terdaftar sebagai anggota
indeks LQ 45 selama periode 2009 sampai dengan 2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 4 saham yang menjadi kandidat portofolio dengan
nilai cut-of-point sebesar 0,019. Portofolio optimal dibentuk oleh 4 saham dengan
proporsi dana saham yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 33%,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 29%, PT Gudang Garam Tbk
(GGRM) sebesar 27%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar 11%. Kesimpulan
yang diperoleh adalah investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke
dalam portofolio optimal yang terdiri dari saham UNVR, INDF, GGRM dan
KLBF.

Kata kunci : portofolio, sektor consumer goods industry


ABSTRACT

LILA FERLISTYA. Stock Portfolio Performance Analysis Sector of Consumer


Goods Industry. Supervised by ABDUL BASITH and FARIDA RATNA DEWI.

Portfolio is a combination of securities with expected return and some risks


that can be minimized by distributing risk through several different alternatives by
forming a portfolio with several securities. By making diversification, investor can
be done by forming combination of portfolio to reduce the rate of risk and
optimizes the rate of expected return. The aims of this study are to analyze the
condition of the stock, stock performance, composition of stock portfolio and
optimal portfolio combination. Method of data analysis using Single Index Model
to determine the set of optimal portfolio. Research data using quantitative
secondary data for 2009-2013. Data obtained from IDX Statistics for 2009-2013,
Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) of Indonesia
Stock Exchange and website of Bank Indonesia. Sampling method using purposive
sampling. Sample in this study are the sector of Consumer Goods Industry that
actively enrolled as a member of LQ 45 during 2009 to 2013. This research
results showed that there were four stocks of portfolio candidates with the cut-of-
point (C*) of 0.019. Optimal portfolio is formed by four stocks with the fund
proportion are the stock of Unilever Indonesia Tbk (UNVR) at 33%, Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) at 29%, Gudang Garam Tbk (GGRM) at 27%, Kalbe
Farma Tbk (KLBF) at 11%. In conclusion is a rational investor will invest their
funds in optimum portfolio that comprise stock of UNVR, INDF, GGRM and
KLBF.

Keywords: optimal portfolio, single index model


ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM
SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY

LILA FERLISTYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods
Industry
Nama : Lila Ferlistya
NIM : H24124017

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Basith, MS Farida Ratna Dewi, SE, MM


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 sampai September 2014 ini ialah
portofolio saham, dengan judul Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor
Consumer Goods Industry. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh sarjana S-1 Departemen Manajemen pada Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Abdul
Basith, MS dan Ibu Farida Ratna Dewi,SE,MM selaku pembimbing. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan
teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, November 2014

Lila Ferlistya
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii


DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Ruang Lingkup 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
Pengertian Investasi 4
Tipe-Tipe Investasi 4
Saham 5
Tingkat Pengembalian Investasi 6
Risiko Investasi 6
Portofolio 7
Konsep Model Indeks Tunggal 8
Penelitian Terdahulu 8
METODE 10
Kerangka Pemikiran 10
Lokasi dan Waktu Penelitian 12
Jenis dan Sumber Data 12
Metode Pengumpulan Data 13
Metode Penentuan Sampel 13
Metode Analisis Data 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Gambaran Umum Objek Penelitian 18
Pergerakan Harga Saham Emiten 19
Hasil Analisis 22
Pembentukan Portofolio Optimal 24
Implikasi Manajerial 26
DAFTAR ISI (lanjutan)

SIMPULAN DAN SARAN 27


DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 45
DAFTAR TABEL

1. Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 2


2. Daftar emiten yang menjadi objek penelitian 18
3. Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013 22
4. E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013 23
5. Alpha, Beta dan Variance Error saham 24
6. Penentuan kandidat portofolio optimal 25
7. Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal 25
8. E(Rp), σi, ERB portofolio dan koefisien variasi 26

DAFTAR GAMBAR

1. Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 2


2. Kerangka pemikiran penelitian 12
3. Pergerakan harga saham (closing price) emiten 20
4. Pergerakan IHSG dan harga saham emiten 21
5. Proporsi dana saham 26

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan


saham Unilever periode tahun 2009-2013
2. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Gudang Garam periode tahun 2009-2013
3. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Indofood Sukses Makmur periode tahun 2009-2013
4. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Kalbe Farma periode tahun 2009-2013
5. Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode tahun
2009-2013
6. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun 2009-2013
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini investasi merupakan salah satu topik yang sedang berkembang di
Indonesia, karena sebagian masyarakat Indonesia sudah banyak menggeluti dunia
investasi. Perkembangan dunia investasi juga ditandai dengan bertambahnya
jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hingga saat ini
mencapai 495 emiten yang terdaftar. Investasi, pada hakekatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang (Halim 2005).
Dunia investasi mengandung unsur ketidakpastian atas risiko. Investor tidak
tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
Hal yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan 1998).
Markowitz membuat asumsi “the average investor is cautious and wants to take
the smallest possible risk to secure the greatest possible return” (Cohen et al.
1987). Risiko dan expected return dari investasi memiliki hubungan yang positif,
semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat expected
return yang akan diterima oleh investor. Salah satu strategi investor untuk
meminimalkan risiko investasi pada saham yaitu dengan melakukan investasi
dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang
diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan
diversifikasi (penyebaran risiko) melalui, beberapa alternatif yang berbeda dengan
membentuk portofolio atas sejumlah sekuritas. Sebelum mengambil keputusan
berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada portofolio
yang paling efisien di antara kumpulan portofolio yang ada.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor
menurut klasifikasi industri dan indeks manufaktur (industri pengolahan) yang
merupakan indeks gabungan dari 3 sektor industri. Kesepuluh indeks sektoral
tersebut terdiri atas sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia,
Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Transportasi
dan Infraktruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, Manufaktur (gabungan dari
sektor Industri Dasar dan kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi)
(Tandelilin 2010). Total dari emiten-emiten yang termasuk dari sepuluh sektor
tersebut adalah 495 emiten. Pergerakan indeks harga saham tiap sektor
digambarkan ke dalam Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Pertumbuhan
Indeks Sektoral berikut ini dilihat dari persentase pertumbuhan harga saham dari
tahun sebelumnya yang terdapat pada Tabel 1.
2

Tabel 1 Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013


Tahun
Industri
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Agricultural -66,65% 90,81% 30,30% -6,05% -3,87% 3.73%
Mining -73,16% 151,06% 48,59% -22,66% -26,41% -23.31%
Basic Industry -43,30% 102,93% 41,37% 5,43% 28,97% -8.70%
Miscelaneous
-99,95% 179,84% 60,78% 35,59% 1,93% -9.84%
Industry
Consumer Goods
-25,04% 105,39% 63,06% 20,22% 18,99% 13.81%
Industry
Property and Real
-58,90% 41,85% 38,35% 12,88% 42,44% 3.20%
Estate
Infrasructure -43,90% 48,57% 12,45% -14,62% 29,75% 2.52%
Finance -32,33% 70,94% 54,82% 5,38% 11,86% -1.77%
Trade and Services -62,18% 85,91% 71,92% 22,80% 27,27% 4.84%
Manufacturing -41,31% 123,65% 55,60% 20,57% 15,66% 0.24%
Sumber : IDX Statistics tahun 2008-2013 (data diolah)

Pada Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Sektoral sepanjang


tahun 2008-2013 mengalami pertumbuhan positif dan negatif. Pada sektor
Consumer Goods Industry tahun 2008 mengalami penurunan yang paling kecil
diantara sektor lainnya dan juga pada tahun 2013 sektor ini mengalami kenaikan
paling besar pada indeks harga saham sektoralnya. Pada Gambar 1, pergerakan
Indeks Harga Saham Sektoral tahun 2008-2013.

Gambar 1 Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 (IDX


Statistics tahun 2008-2013)
3

Berdasarkan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 4 sektor yang


mengalami peningkatan IHSS yaitu sektor Consumer Good, Property and Real
Estate, Trade and Services dan Manufacturing. Dari keempat sektor tersebut
terlihat peningkatan IHSS tahun 2008-2013 yang paling besar adalah sektor
Consumer Goods Industry. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja dari emiten-
emiten yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry sudah baik dan terjadi
peningkatan investasi pada sektor ini. Sampai saat ini, saham yang terdapat di
sektor Consumer Goods Industry termasuk salah satu saham yang memegang
kendali dan banyak diminati oleh para investor.
Pada pergerakan harga saham sektor Consumer Goods Industry mengalami
peningkatan pergerakan harga saham secara stabil. Investor di dalam dunia
investasi khususnya dalam hal trading, tidak hanya melihat dari sisi pergerakan
harga saham saja, tetapi melihat juga bagaimana kinerja dari saham tersebut,
seperti tingkat expected return dan risiko yang akan diterima. Inilah, hal yang
harus dikupas dan diteliti mengenai kinerja saham seperti apa yang menjadikan
sektor ini mengalami peningkatan harga saham yang stabil tiap tahunnya. Lalu,
kombinasi portofolio seperti apa yang memberikan optimalisasi pada tingkat
expected returnnya dan minimalisasi risiko.
Berdasarkan data statistik dari Bursa Efek Indonesia, sektor ini termasuk
salah satu saham yang terdapat di Indeks LQ45. Terdapat empat emiten yang
berasal dari sektor Consumer Goods Industry yang bertahan dalam daftar emiten
yang berada di Indeks LQ45 selama enam tahun berturut-turut (2008-2013).
Keempat emiten tersebut adalah PT Gudang Garam Tbk, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Kalbe Farma, Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk.

Perumusan Masalah

Penilaian kinerja portofolio saham bagi investor menjadi hal yang penting
dalam menginvestasikan saham. Sektor Consumer Goods Industry merupakan
salah satu sektor yang menjadi pilihan untuk investasi, karena merupakan industri
yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Saham yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry dapat
bersaing tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kinerja portofolio sektor
Consumer Goods Industry, dengan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi saham sektor Consumer Goods Industry ?
2. Bagaimana kinerja saham sektor Consumer Goods Industry ?
3. Bagaimana komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry ?
4. Bagaimana kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer
Goods Industry ?
4

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:


1. Mengetahui kondisi saham sektor Consumer Goods Industry.
2. Menganalisis kinerja saham sektor Consumer Goods Industry.
3. Menganalisis komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry.
4. Menganalisis kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer
Goods Industry.

Ruang Lingkup

Adapun sampel dalam penelitian ini hanya membahas kinerja portofolio


saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek
Indonesia. Emiten-emiten tersebut berada pada sektor Consumer Goods Industry
dan termasuk emiten yang terdaftar pada indeks LQ-45 secara berturut-turut pada
periode tahun 2009-2013. Alat analisis yang digunakan adalah Model Indeks
Tunggal dengan periode tahun yang diteliti adalah 2009-2013.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Investasi

Menurut Husnan (1998), investasi merupakan kegiatan menanamkan modal,


baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu obyek dengan tujuan
memperoleh keuntungan selama periode tertentu. Menurut PSAK Nomor 13
dalam Standar Akuntansi Keuangan investasi adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi
hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividend an uang sewa), untuk apresiasi
nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Jadi investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal akan
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut
(Pahlevi 2008).

Tipe-tipe Investasi Keuangan

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan


investasi tidak langsung (Hartono J 2008).
1. Investasi langsung
Adalah investasi yang dilakukan dengan membeli secara langsung suatu aktiva
keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang
lain. Investasi langsung ada beberapa macam yaitu :
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan : Tabungan dan
Deposito.
5

b. Investasi langsung yang dapatdiperjualbelikan


 Investasi langsung di pasar uang : T-bill dan Deposito yang dapat
dinegosiasikan.
 Investasi langsung di pasar modal
- Surat-surat berharga pendapatan tetap : T-bond, Federal agency
securities, Municipal bond, Corporate bond, Convertible bond.
- Saham-saham : Saham preferen dan saham biasa.
- Investasi langsung di pasar turunan : Waran, Opsi put, Opsi cal dan
Future Contract
2. Investasi Tidak Langsung
Adalah investasi yang dilakukan dengan tidak terlibat secara langsung atau
pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk
saham atau obligasi saja. Investor dalam membeli saham dan obligasi yang
dijual di pasar modal, biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau
adanya perantara (agent). Perantara (agent) nantinya akan mendampatkan
sejumlah keuntungan yang biasa disebut fee.

Saham

Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu bentuk


investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan. Sekuritas (istilah
resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah
Efek), menunjukkan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat
tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang
menerbitkan sekuritas tersebut (Husnan 1998). Umumnya dalam pasar modal
terdapat dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh public yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock). Dimana kedua jenis saham
ini memiliki arti dan aturannya masing-masing (Fahmi dan Hadi 2009).
a. Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham
terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk dividen.
b. Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap
(saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa)
dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). Investor
yang memiliki saham istimewa ini memiliki hak lebih dahulu memperoleh
dividen.
6

Tingkat Pengembalian Investasi

Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan


institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Return merupakan
tingkat keuntungan investasi yang terdiri atas (Husnan 1998) :
a. Expected return (return yang diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan
didapat oleh investor di masa depan.
b. Realized return (return aktual) yaitu return yang sesungguhnya terjadi/didapat
oleh investor.
Pada dasarnya,ada dua return yang diperoleh investor, sebagai berikut
(Darmadji dan Fakhruddin 2006) :
a. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang
dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu berupa uang tunai
dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen dapat pula berupa
dividen saham, yaitu berupa dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adnya
pembagian dividen saham tersebut.
b. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan
melalui capital gain.

Risiko Investasi

Menurut Husnan (1998), risiko merupakan penyimpangan tingkat


keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor.
Investor dalam mengambil setiap keputusan investasi adalah selalu berusaha
untuk meminimalisir berbagai risiko yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka
pendek maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Risiko investasi dapat
diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan
expected return.
Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
(Fahmi dan Hadi 2009) :
a. Systematic Risk, yang merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak)
perusahaan. Risiko yang tidak bisa dilakukan diversifikasi atau dengan kata
lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Risiko ini tidak
mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.
b. Unsystematic Risk, yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang
terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka
kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena
perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya seperti
diversifikasi portofolio. Unsystematic risk disebut juga dengan risiko spesifik
atau risiko yang dapat didiversifikasikan.
7

Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pemilihan banyak sekuritas (dengan


kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko
yang ditanggung (Husnan 1998). Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang
khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor
untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk
salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut.
Teori portofolio yang dikemukakan oleh Henry Markowitz yaitu “don’t put
all your eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tetapi
letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan
diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada
satu bidang saja tetapi lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah.
Secara lengkap suatu portofolio dapat disimpulkan sebagai berikut (Hartono J
2014) :
1. Bentuknya berupa suatu kumpulan atau kelompok atau penggabungan atau
kombinasi yang membentuk suatu unit.
2. Isinya adalah aktiva atau sekuritas keuangan seperti saham,obligasi dan setara
kas.
3. Pemegang atau pembuatnya dapat berupa seorang investor, perusahaan
investasi, atau institusi keuangan.
Pada pembentukan portofolio bisa diperoleh suatu kombinasi yang
mendominir saham tertentu. Artinya, bisa diperoleh suatu investasi yang
memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah atau
dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Portofolio yang mempunyai karakteristik seperti itu disebut sebagai portofolio
efisien (Husnan 1998). Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan
investasi portofolio adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan investasi.
Pada langkah ini manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari
kliennya, terutama yang menyangkut sikapnya terhadap trade-off antara risiko
dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
2. Melakukan analisis sekuritas.
Pada langkah ini dilakukan analisis untuk membandingkan antara market value
dengan instrinsic value, dengan maksud untuk mengetahui apakah terjadi
situasi mispriced.
3. Membentuk portofolio.
Memilih sekuritas-sekuritas mana yang akan dibeli dan berapa banyak dana
yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut.
4. Merevisi portofolio.
Menentukan mana sekuritas dalam portofolio yang akan diganti, dan sekuritas
mana yang akan dibeli sebagai penggantinya.
5. Menilai kinerja portofolio.
Apakah tingkat keuntungan yang diperoleh dari portofolio tersebut sesuai
dengan risiko yang ditanggung. Pembanding perlu dilakukan dengan
benchmark yang dipilih.
8

Portofolio optimal memiliki arti yaitu portofolio yang dipilih sesuai preferensi
investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin 2010). Portofolio optimal adalah
portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko yang
terendah. Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan
sebagai berikut (Hartono J 2014) :
1. Alokasi aktiva (asset allocation).
Langkah pertama adalah keputusan alokasi aktiva yang merupakan keputusan
untuk menentukan aktiva yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam
portofolio.
2. Memaksimalkan portofolio
Tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan
portofolio yang optimal.
3. Memilih aktiva
Tahap selanjutnya melakukan pemilihan sekuritas yaitu keputusan untuk
memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut.
4. Mengeksekusi portofolio
Tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolio yang berarti mewujudkan
portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.

Konsep Model Indeks Tunggal

Model Indeks Tunggal merupakan suatu konsep penyederhanaan suatu


varian dari model Markowitz, dimana dalam model tersebut telah dikurangi atau
disederhanakan beberapa data yang akan digunakan dalam perhitungan, namun
pada akhirnya mencapai suatu solusi yang optimum juga
(Hanendyawarman 2004). Untuk melakukan pemilihan saham dan penentuan
portofolio tersebut dapat digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah
dengan menggunakan model indeks tunggal (single index model). Model indeks
tunggal mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan pasar berkorelasi
dengan perubahan pasar (Husnan 1998).
Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai alat analisis untuk
mendapatkan portofolio yang optimal, karena model ini memungkinkan untuk
dapat memberikan return yang optimal. Metode ini menghitung portofolio
optimal dengan mengoptimalkan sudut rasio return ekses dan risiko portofolio.
Konsep pengukuran optimal yang digunakan adalah kombinasi terbaik antar-
return ekses tertinggi dengan risiko terkecil.

Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah meneliti tentang kinerja


portofolio saham.
a. Efka (2012), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Tingkat Pengembalian
Saham Sektor Industri Barang Konsumsi pada Periode Krisis Perekonomian
Global 2008-2011. Analisis ini dilakukan melalui cara membandingkan kinerja
indeks sektor industri barang konsumsi dengan IHSG dan delapan sektor
lainnya. Analisis kinerja ini dilakukan dengan menggunakan dua rasio yaitu:
Rasio Sharpe dan Rasio Treynor. Penelitian ini juga menggunakan perhitungan
9

koefisien korelasi antara tiap indeks sektoral terhadap IHSG sekaligus dengan
tingkat signifikasinya. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor
makroekonomi terhadap tingkat pengembalian Indeks Sektor Barang
Konsumsi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sektor Industri Barang
Konsumsi memberikan imbal balik paling tinggi terhadap risikonya
dibandingkan dengan sektor lainnya dengan standar deviasi yang terkecil
dibandingkan lainnya, yang menunjukkan tingginya tingkat stabilitas pada
tingkat pengembalian sektor ini.

b. Panggalih (2011), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Deskriptif Kinerja Bank
dan Pembentukan Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia.
Saham sub sektor bank yang terpilih adalah saham BBCA, BBRI, BBNI,
BBTN, BDMN, BMRI. Pembentukan portofolio menggunakan model
Markowitz dengan bantuan aplikasi Investment Analysis. Hasil penelitian
adalah dari 17 portofolio efisien yang sudah terbentuk, saham BBNI dan
BDMN selalu masuk ke dalam setiap portofolio.

c. Larasati (2013), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Strategi Optimalisasi


Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).
Metode Indeks Tunggal merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada
penelitian ini pada pembentukan portofolio dengan menggunakan strategi pasif
(mengikuti indeks) dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yang
membandingkan hasil dari pembentukan portofolio dengan menggunakan
strategi aktif. Pengujian hipotesi dilakukan dengan menggunakan metode
Paired-Samples T Test dengan hasil return saham kelompok strategi aktif dan
kelompok strategi pasif terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ditunjukkan
dengan angka signifikansi t hitung sebesar 0,003 < 0,05; α = 5% yang berarti
menyatakan terdapat perbedaan return antara pendekatan strategi aktif dan
pendekatan strategi pasif angka signifikansi artinya tolak H0, terima H1.
Sedangkan untuk risiko ditunjukkan dengan hasil perhitungan diukur dengan
standar deviasi yang mencerminkan risiko total saham menunjukkan angka
signifikansi sebesar 0,0437 < 0,05; α = 5% artinya tolak H0 terima H1
mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara portofolio strategi
aktif indeks tunggal dengan portofolio strategi pasif mengikuti indeks.

d. Hartono A (2008), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Optimalisasi


Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode
Agustus 2007-Juli 2008. Model Indeks Tunggal dan Koefisien Korelasi
merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada penelitian ini
menggunakan 20 emiten yang merupakan populasi pada sektor pertambangan.
Penentuan portofolio optimal saham sektor pertambangan ini dengan
menggunakan perhitungan ERBi yaitu mengurutkan nila ERBi dari yang paling
besar hingga terkecil. Pada penelitian ini investasi bebas resiko (aset tak
beresiko) yang dipergunakan adalah kupon Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri
004 yaitu sebesar 9,5% per tahun. Berdasarkan perhitungan portofolio optimal
dari 20 emiten terpilih 6 emiten yang merupakan portofolio optimal.
10

Ada beberapa jurnal internasional yang berkaitan tentang kinerja portofolio


saham.
a. Sing dan Patel (2001), dengan judul Effects of Portfolio Diversification on
Property Investment Company Stock Price : 1983-1994. Pengujian dampak
dari diversifikasi portofolio pada harga investasi sekuritas perusahaan property
dengan mengadopsi pendekatan terpisah yang melibatkan sampel acak dari 10
perusahaan properti yang terdaftar di Inggris dan mengklasifikasi sampel ke
dalam kategori distribusi komposisi portofolio dengan tipe properti dan
wilayah geografi. Metode yang digunakan adalah tes non parametrik sederhana
tertimbang dan tes kointegrasi. Hasil dari penelitian berdasarkan atribut
wilayah geografi menunjukan bahwa terdapat konvergensi dalam harga jangka
panjang dari kelompok saham-saham dengan strategi portofolio yang sama.

b. Sabbadini (2010), dengan judul Manufacturing Portfolio Theory. MPT


dikembangkan oleh Harry Markowitz. MPT menawarkan tingkat risiko yang
rendah dan expected return yang lebih tinggi dari kombinasi lainnya. Melalui
perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan pada suatu portofolio dan
varian dari suatu portofolio serta matriks kovarian dari tingkat pengembalian
individual. Hasil dari penelitian adalah baja dan karet memiliki kecenderungan
tertinggi diantara lima sampel (harga minyak, baja, tembaga, karet dan timah),
sementara minyak dan tembaga berbentuk miring dan timah berada pada dua
puncak. Sehingga, terhadap manufaktur hal ini merupakan sebuah distribusi
normal yang mengarah ke arah proses kontrol yang lebih baik dan pembuatan
keputusan jangka panjang yang mengurangi biaya.

METODE

Kerangka Pemikiran

Portofolio merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk


untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Portofolio saham merupakan
sekelompok saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Proses
investasi menujukkan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam
sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut
dan kapan investasi tersebut akan dilakukan (Larasati 2013).
Bursa Efek yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek.
Indonesia memiliki lembaga seperti ini dan Bursa Efek harus berbentuk Perseroan
yaitu PT Bursa Efek Indonesia. Pada bursa inilah dilakukan jual beli saham
dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut.
Dengan demikian, para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka
sendiri secara langsung, tetapi harus lewat anggota bursa di bursa efek.
Sampai dengan akhir Maret 2014 terdapat 495 emiten yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia yang tersebar pada 10 sektor yaitu sektor Pertanian,
Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, Industri Barang
Konsumsi, Properti dan Real Estate, Infrastruktur dan Transportasi, Keuangan,
Perdagangan, jasa dan investasi, Manufaktur. Sudah banyak perusahaan (emiten)
11

yang mencatatkan sahamnya di bursa efek (go public), salah satunya adalah
perusahaan di sektor Industri Barang Konsumsi yang hingga pada akhir tahun
2013 berjumlah 38 emiten (IDX Statistics 2009-2013). Dalam memilih saham yang
potensial (mendatangkan keuntungan) bagi investor, perlu diketahui kinerja dari
saham-saham di sektor Industri Barang Konsumsi seperti halnya investor harus
mengetahui bagaimana kondisi saham dan komposisi portofolio saham dan tentunya
kombinasi dari pembentukan portofolio optimal.
Perhitungan pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan
Model Indeks Tunggal. Perhitungan portofolio optimal pada Model Indeks Tunggal
didasarkan pada excess return to beta (ERB) yang mengukur kinerja portofolio
berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh setiap unit risiko
sistematis yang diukur dengan beta. ERB menentukan saham yang dapat dimasukkan
ke dalam portofolio tersebut. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua
faktor penentu investasi, yaitu return dan risk (Larasati 2013). Layak atau tidaknya
investasi portofolio saham dilihat dari besarnya tingkat keuntungan (return) dan
risiko (risk) portofolio itu sendiri, dibandingkan dengan investasi bebas risiko (SBI).
Portofolio optimal ini nantinya dapat dijadikan rekomendasi bagi investor dalam
berinvestasi. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
12
Bursa Efek
Investor Indonesia

Investasi

Bursa Efek Indonesia

Saham Sektor Industri


Barang Konsumsi

Kondisi Kinerja Komposisi Kombinasi


Saham saham Portofolio portofolio
saham optimal

Model Indeks
Tunggal

Portofolio Saham
Sektor Consumer
Goods Industry

Rekomendasi

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jl. Jenderal


Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia adalah lembaga resmi yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi bagi
para investor baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Penelitian ini
dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Mei sampai bulan September 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi data
harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor Consumer
Goods Industry yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, Indeks
13

Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan, laporan keuangan tahunan dan tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesi (SBI) bulanan tahun 2009-2013. Data
tersebut diperoleh dari IDX Statistics tahun 2009-2013, Indonesian Capital
Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek Indonesia, official
website emiten, official website Bursa Efek Indonesia, hasil-hasil penelitian
terdahulu, dan literatur lain yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dari tahun 2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics
tahun 2009-2013 berupa harga saham penutupan bulanan tahun 2009-2013.
Laporan Keuangan Tahunan emiten dan IHSG tahun 2009-2013 yang diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia serta data suku bunga SBI bulanan tahun 2009-
2013 yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Adapun data penunjang yang
mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur,
jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik.

Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di sektor


Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif hingga
sekarang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan
kriteria yaitu perusahaan sektor Consumer Goods Industry (Industri Barang
Konsumsi) yang telah go public dan tercatat sebagai emiten. Perusahaan
merupakan emiten yang masuk ke dalam daftar indeks LQ 45 dari tahun 2009-
2013 secara berturut-turut. Perusahaan tersebut adalah PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Gudang Garam Tbk dan PT Unilever
Indonesia Tbk.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk


menentukan set portofolio yang optimal. Sedangkan, perhitungannya dilakukan
dengan menggunakan program Microsoft Excel. Adapun langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung tingkat pengembalian aktual/realisasi, dengan rumus
(Hartono J 2014) :

Return Saham = ............................................ (1)

Keterangan :
Pt = harga saham pada periode t
Pt-1 = harga saham pada periode t-1
Dt = Dividen pada periode t
14

b. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan, dengan rumus


(Hartono J 2014):

.................................................. (2)
Keterangan :
E(Ri) = Tingkat pengembalian saham yang diharapkan
Rit = return saham i pada periode ke t
n = periode yang dilihat (60 bulan)
c. Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan
(expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return).
Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko
dari realized return. Variance (σi2) digunakan untuk mengukur risiko expected
return dari saham i, sedangkan varian dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014) :

..................................... (3)
Keterangan :
σi 2 = tingkat risiko saham
Rit = return saham i periode ke t
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
n = periode yang dilihat (60 bulan)
d. Menghitung tingkat pengembalian (return) dengan rumus sebagai berikut
(Hartono J 2008) :

Rmt = ..................................................... (4)

............................................... (5)
Keterangan :
Rm = Tingkat keuntungan pasar (market return) pada bulan ke-i
E(Rm) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan (market return)
perbulan
IHSG t = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke-t
IHSG t-1 = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke t-1
n = periode yang dilihat (60 bulan)

e. Risiko Pasar adalah selisih antara expected return dengan realized return
pasar, dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2008) :

.................................. (6)
15

Keterangan:
σm2 = tingkat risiko pasar
Rmt = return pasar pada bulan ke t
E(Rm) = tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
n = jumlah waktu (60 bulan)
f. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return
saham dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return pasar dapat
dihitung dengan rumus (Hartono J 2014):

........... (7)
Keterangan:
σim = kovarian return antara saham i dan saham j
Rit = return saham i periode ke-t
Rm = return saham j periode ke-t
E(Ri) = expected return saham i
E(Rm) = expected retuen saham j
n = periode yang dilihat (60 bulan)

Selanjutnya Beta dapat dihitung dengan (Hartono J 2014):

........................................ (8)
Keterangan:
βi = beta saham
σim = kovarians tingkat risiko untuk saham ke i dengan indeks pasar
σm2 = varians return indeks pasar
g. Menghitung Alpha yang merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh
return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998), dengan rumus :
αi = E (Ri) – βi . E(Rm) .................................... (9)
Keterangan :
αi = Alpha sekuritas
E(Ri) = expected return dari investasi saham i
E(Rm) = expected return pasar
h. Menghitung varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang
menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam
perusahaan, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :
σi2 = βi2 σm2 + σei2 ..................................... (10)
i. Menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB). ERB dapat dihitung dengan
rumus (Hartono J 2014):

.................... (11)
Keterangan:
ERBi = excess return to beta saham ke-i
E(Ri ) = expected return saham
Rbr = return aktiva bebas risiko ( tingkat suku bunga SBI bulanan )
βi = Beta saham ke-i
16

Portofolio yang optimal berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio


excess return to beta yang tinggi, sehingga diperlukan sebuah titik pembatas
(cut off point) yang menentukan batas nilai excess return to beta. Besarnya titik
pembatas dapat ditentukan dengan menghitung :
j. Cut off Rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau
tidak. Saham yang dimasukkan dalam portofolio adalah saham yang memiliki
Ci < ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi
untuk masing-masing saham ke-i sebagai berikut (Hartono J 2014) :

.......................... (12)
Keterangan:
E(Ri ) = expected return untuk saham ke-i
Rbr = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga SBI)
βi = Beta saham ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu
dan

..................................... (13)
Keterangan:
βi = Beta saham ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu

Setelah mendapat nilai Ai dan Bi selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan


rumus (Hartono J 2014) :

............................. (14)
k. Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar.
l. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah saham-
saham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan
excess return to beta pada titik C*.
m. Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi) dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014):

......................................... (15)

Dengan Xi adalah sebesar (Hartono J 2014):

............................. (16)
17

Keterangan:
Wi = proporsi saham ke-i
k = jumlah saham di portofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke-i
σei2 = varians dari kesalahan residu saham ke-i
ERB = excess return to beta saham ke-i
C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar yang merupakan
nilai terbesar
n. Return ekspektasi dari suatu portofolio, dengan rumus (Husnan 1998):
E(Rp) = αp + βp E(Rm) .................................... (17)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat expected return saham i
αp = nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap
return pasar
βp = pengukur risiko sistematik (beta) yang merupakan koefisien yang
mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM.
E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan perbulan

Beta dari portofolio βi, dengan rumus (Hartono J 2014):


βp = ................................. (18)
Alpha dari portofolio αp, dengan rumus (Hartono J 2014) :
αp = ................................. (19)
o. Risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari
portofolio. Varians portofolio dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :

........................ (20)
Keterangan:
σp 2 = varians portofolio
βp2.σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar
wi. σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko unik masing- masing perusahaan

p. Koefisien variasi digunakan untuk membandingkan besarnya risiko antara


portofolio saham satu dengan yang lainnya. Rumusnya (Hartono J 2014) :
CVi = Risiko
Expected Return ............................ (21)
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah empat saham sektor Consumer Goods Industry
yang terpilih dari kriteria yaitu konsisten masuk ke dalam indeks LQ 45 dalam
waktu lima tahun (10 periode dari tahun 2009-2013) terakhir. Indeks LQ 45
dipilih karena indeks LQ 45 merupakan kelompok saham yang terdiri atas 45
saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar,
menguasai hingga 70% dari pemilikan modal saham di pasar dan nilai transaksi
pada pasar biasa serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan yang telah
ditetapkan. Pada Tabel 2 berikut ini merupakan daftar emiten yang sesuai dengan
kriteria tersebut.

Tabel 2 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian


Kode Emiten Nama Emiten Tanggal Pendaftaran
GGRM Gudang Garam Tbk 27-Aug-1990
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14-Jul-1994
KLBF Kalbe Farma Tbk 30-Jul-1991
UNVR Unilever Indonesia Tbk 11-Jan-1982
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Berikut ini merupakan gambaran umum emiten yang mencatatkan sahamnya


di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
A. PT Gudang Garam Tbk
Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka
di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur.
Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk
Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek
klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek
linting-mesin (SKM). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
GGRM adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma
(6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha terakhir GGRM.
Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham
dengan harga penawaran Rp10.250 per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

B. PT Indofood Sukses Makmur Tbk


Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi
makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan
19

yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Pada tahun 1994,
INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak
21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran
Rp 6.200 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.

C. PT Kalbe Farma Tbk


Kalbe didirikan pada tahun 1966. Saat ini Kalbe telah menjadi perusahaan
produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai
kapitalisasi pasar sebesar USD 3,9 miliar dan omset penjualan Rp 10,91 triliun
pada akhir tahun 2011. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Kalbe adalah PT Gira Sole Prima (10,17%), PT Santa Seha Sanadi (9,70%), PT
Diptanala Bahana (9,50%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9,47%), PT Ladang
Ira Panen (9,21%) dan PT Bina Arta Charisma (8,66%). Pada tahun 1991,
KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran
Rp7.800 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

D. PT Unilever Indonesia Tbk


Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk
produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan
merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui
brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain;
menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang
bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa
mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk
tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Pada tanggal 16 Nopember
1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham
dengan harga penawaran Rp3.175 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.

Pergerakan Harga Saham Emiten

Seluruh analisis didasarkan oleh harga saham perusahaan pada sektor


Consumer Goods Industry. Data harga saham yang diteliti adalah harga saham
penutupan (closing price) pada setiap akhir bulan selama periode tahun 2009-
2013. Data harga saham (closing price) diperoleh dari Company Report masing-
masing emiten periode Januari 2014 yang didapat dari website Bursa Efek
Inonesia (www.idx.co.id). Gambar 3 menunjukan pergerakan harga saham emiten
bulanan tahun 2009-2013.
20

Gambar 3 Pergerakan harga saham (closing price) emiten (data diolah)

Pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa pergerakan harga saham pada


PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami kenaikan yang merata. Pada
bulan Juli tahun 2013 merupakan harga saham tertinggi selama 5 tahun terakhir
yaitu sebesar Rp31.800 per lembar saham (Lampiran 1). Berdasarkan data Bursa
Efek Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk memiliki kapitalisasi terbesar per Juli
2013 sebesar 242,63 triliun (Data Bloomberg, BEI). Pasalnya, saham sektor ini
memiliki pangsa pasar yang cukup besar mulai dari kalangan bawah, menengah
hingga atas. PT Unilever Indonesia Tbk menjawab tingginya permintaan pasar
dengan inovasi produk-produk anyar sehingga membuat kinerja keuangan
perseroan menghijau. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2009-2013.
Penjualan bersih dari Home and Personal Care, serta Foods and Refreshment
meningkat masing-masing sebesar 12,5% dan 13,0% dari tahun 2012.
Peningkatan penjualan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan produk-produk
melalui distributor-distributor di dalam negeri dan peningkatan penjualan ekspor.
Pada gambar pergerakan harga saham PT Kalbe Farma Tbk, dimana pada
bulan Oktober tahun 2012 mengalami penurunan harga saham yaitu dari harga
Rp4.700 menjadi Rp970 (Lampiran 4). Penurunan grafik harga saham bulan
tersebut dikarenakan PT Kalbe Farma Tbk melakukan pemecahan nilai nominal
saham (stock split) dengan rasio 1:5 dari Rp50 menjadi Rp10 pada tanggal 8
Oktober 2012. Jumlah saham meningkat dari 10.156.014.422 lembar menjadi
50.780.072.110 lembar setelah pemecahan nilai nominal saham. Sehingga,
penurunan grafik ini bukan semata-mata karena penurunan harga saham KLBF,
tetapi karena adanya stock split yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk untuk
21

menarik minat para investor. Pada Gambar 4 memperlihatkan bagaimana


pergerakan IHSG dan harga saham emiten tahun 2009-2013.

Gambar 4 Pergerakan IHSG dan harga saham emiten (data diolah)

Pada Gambar 4 di atas ini terlihat pergerakan IHSG bulan Desember 2013
mengalami penurunan sebesar 42,510 poin atau 0,98% dari bulan sebelumnya.
Penurunan IHSG pada akhir tahun 2013 dikarenakan sektor-sektor penggerak
IHSG mayoritas melemah, dengan sektor perkebunan turun 0,4%, industri dasar
turun 0,3%, properti merosot 0,4%, dan infrastruktur turun 0,2%. Sementara
sektor industri barang konsumsi, manufaktur, dan aneka industri mampu bertahan
di zona positif (www.okezone.com, 13 Desember 2013). Pada bulan Mei tahun
2010 IHSG juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu sebesar
2.971,25 menjadi 2.796,96 (Lampiran 5). Salah satu penyebab dari penurunan
IHSG tersebut adalah pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan
menerima tawaran menjadi Managing Director Bank Dunia. Reaksi negatif pasar
yang ditimbulkan berkaitan dengan kondisi global, terutama kekhawatiran
sejumlah negara Eropa atas krisis utang Yunani (www.tempo.co, 07 Mei 2010).
Pada grafik harga saham GGRM terjadi penurunan yang sangat tajam pada
tahun 2012 dan 2013. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan tarif cukai dan bahan
baku cengkeh pada awal tahun 2012. Kenaikan dua hal tersebut menyebabkan
kenaikan biaya pokok penjualan sekitar 25,4% dibandingkan tahun 2011,
sehingga laba kotor pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 9,18
triliyun. Turunnya laba kotor yang diterima PT Gudang Garam Tbk berdampak
pada penurunan laba per saham menjadi Rp2.086 per saham dari sebelumnya
Rp2.544 per saham.
Pada grafik harga saham UNVR, terlihat peningkatan secara stabil. Hal ini
terjadi karena saham UNVR masih diminati oleh para investor. PT Unilever
Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha meliputi
bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi
sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Hal ini yang
menjadikan pertimbangan bagi para investor, karena barang-barang yang
22

diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk sendiri adalah barang keperluan


sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga, peningkatan penjualan
bersih dan laba usaha terjadi pada setiap tahun. Pada tahun 2013, terjadi
peningkatan volume transaksi saham dari tahun 2012 yaitu sebesar 43.875.000
saham atau 9,02%. Walaupun harga saham UNVR terjadi peningkatan, hal ini
tidak mempengaruhi investor dalam berinvestasi di PT Unilever Indonesia Tbk.
Pada grafik harga saham INDF, sama halnya dengan grafik UNVR yang
mengalami peningkatan harga saham. Hanya saja peningkatan yang terjadi tidak
sebesar dengan UNVR. Saham INDF, memang masih kalah saing dengan saham-
saham lainnya pada bidang produksi yang sama seperti UNVR. Peningkatan harga
saham pada INDF tidak diikuti dengan peningkatan transaksi volume perdagangan
sahamnya. Berdasarkan IDX Statistics tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan
volume saham yaitu dari 2.960.949.000 lembar dengan harga saham
Rp5.850 per lembar menjadi 2.836.129.000 lembar dengan harga saham Rp6.600
per lembar.
Pada grafik KLBF, pada tahun 2009-2011 terjadi peningkatan harga saham
yang cukup stabil. Namun, pada tahun 2012 PT Kalbe Farma Tbk melakukan
stock split dengan rasio 1:5 dari Rp50 menjadi Rp10 pada bulan Oktober.
Perusahaan dengan melakukan stock split, diharapkan dapat meningkatkan volume
perdagangan dan membuat saham KLBF menjadi lebih atraktif terutama bagi
investor ritel. Pada tahun 2013, harga saham setelah dilakukan stock split
mengalami peningkatan sebesar 17,92% atau menjadi Rp1.250.

Hasil Analisis

Pembentukan portofolio didahului dengan menganalisis kinerja tingkat


pengembalian (return) dan risiko instrument investasi yang membentuk portofolio
tersebut (Hanendyawarman 2004). Pada Tabel 3 berikut ini merupakan tingkat
expected return bulanan dan tingkat risiko bulanan.

Tabel 3 Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun


2009-2013
Nama Emiten E(Ri) STDEV Variance
PT Gudang Garam Tbk 0,04846 0,12619 0,01592
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,04092 0,10258 0,01052
PT Kalbe Farma Tbk 0,04104 0,16108 0,02595
PT Unilever Tbk 0,02622 0,08137 0,00662
Sumber : Data diolah

Berdasarkan Tabel 3 di atas expected return bulanan tertinggi periode tahun


2009-2013 oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan nilai 0,0485
artinya apabila pemodal menginvestasikan sejumlah uangnya pada saham GGRM,
maka pemodal akan mendapatkan return bulanan 0,0485 atau 4,85% dari investasi
yang ditanamnya. Tingkat risiko bulanan periode tahun 2009-2013 (standar
deviasi) pada saham dapat dikatakan cukup tinggi yaitu sebesar 12,6%. Expected
return dan tingkat risiko bulanan (standar deviasi) terendah periode tahun 2009-
2013 diperoleh dari saham PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai
23

masing-masing 2,62% dan 8,13%. Pada keempat saham tersebut memiliki tingkat
expected return bulanan yang positif, hal ini menjadikan bahwa saham tersebut
layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi.
Pada saham UNVR dapat dikatakan merupakan saham yang stabil.
Kestabilan saham UNVR ditandai dengan kinerja perusahaan yang terus
meningkat yang dapat dilihat dari Laporan Keuangan Tahunan. Produk dari PT
Unilever Indonesia Tbk yang mencakup Home & Personal Care serta Foods &
Refreshment merupakan produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
hidupnya. Saham GGRM walaupun kinerja perusahaan pada tahun 2012 dan 2013
mengalami penurunan, tidak menutup kemungkinan saham GGRM memberikan
expected return yang tinggi diikuti dengan tingginya tingkat risiko kepada para
investor. Berdasarkan Tabel 3, investor dengan sikap risk averse atau risk neutral
memilih kecenderungan untuk berinvestasi pada saham UNVR karena investor
tidak ingin terjadian kerugian yang cukup besar. Berbeda dengan investor yang
memiliki sikap risk seeker, mereka akan memilih saham GGRM, INDF, KLBF
yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang tinggi.
Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan saham dan juga diharapkan memiliki fungsi sebagai indikator pasar
(Hanendyawarman 2004). Kondisi pasar modal dapat diukur dengan
menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Tabel 4 berikut ini
merupakan hasil perhitungan expected return pasar, standar deviasi dan varian
bulanan yang dihitung dengan menggunakan data IHSG bulanan selama tahun
2009-2013.

Tabel 4 E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013
Keterangan IHSG
E(Rm) 0,0209
STDEV 0,0575
Variance 0,0033
Sumber : Data diolah

Pada perhitungan return pasar bulanan yang terdapat pada Lampiran 5,


IHSG mengalami fluktuatif. Hal ini dikarenakan naik-turunnya keadaan
pertumbuhan ekonomi global atau domestik. Pada tahun 2013 IHSG berada pada
tingkat 4.316,18 kemudian mencapai titik tertinggi pada awal Mei 2013 yaitu
sebesar 5.068,63 hanya dalam waktu 5 bulan. Namun, dalam kurun waktu 3 bulan
seiring dengan keluarnya arus modal, IHSG kembali ke level 4.000 tepatnya
sebesar 4.195,09 (Lampiran 5). Salah satu faktor dari terjadinya penurunan IHSG
adalah pergerakan negatif rupiah dan aksi profit taking. Harga beberapa sektor
saham yang sudah menguat secara signifikan seperti perbankan dan industri dasar
(semen) membuat indeks rawan dilanda aksi profit taking.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa expected return pasar dan
tingkat risiko bulanan periode tahun 2009-2013 masing-masing sebesar 0,0209
dan 0,0575. Hal ini memberikan gambaran apabila investor menginvestasikan
uangnya pada pasar modal, maka secara umum pasar akan menawarkan expected
return bulanan sebesar 2,09%. Namun, investor harus berani menanggung risiko
bulanan (STDEV) sebesar 5,75%. Tingkat pengembalian bebas risiko (risk free
24

rate) didapat dengan menghitung rata-rata tertimbang dari suku bunga SBI
bulanan tahun 2009-2013 pada Lampiran 6 yang dipergunakan untuk menentukan
portofolio optimal sebesar 0,557% atau 0,00557 (data diolah, sumber :
www.bi.go.id).
Koefisien beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap
kondisi pasar secara umum. Beta ( β ) merupakan risiko sistematis dimana risiko
ini tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Kejadian yang mempengaruhi
risiko ini adalah kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan faktor
makro lainnya (Hanendyawarman 2004). Hasil perhitungan alpha, beta, dan
variance error (risiko tidak sistematis) masing-masing saham dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Alpha, Beta dan Variance Error saham


Kode Saham Alpha (αi) Beta (βi) Variance Error (σi2)
GGRM 0,02880 0,94040 0,01300
INDF 0,01405 1,28537 0,00506
KLBF 0,02114 0,95209 0,02295
UNVR 0,02012 0,29174 0,00634
Sumber : Data diolah

Berdasarkan Tabel 5 di atas, semua saham memiliki nilai positif yang


berarti bahwa gejolak pasar berpengaruh lurus terhadap arah gerakan tingkat
keuntungan saham tersebut. Saham INDF memiliki β>1 sebesar 1,28537 sehingga
termasuk aggressive stock. Pada saham INDF dengan β: 1,28537, umumnya
saham tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif besar. Pada saham GGRM,
KLBF, UNVR yang memiliki nilai β<1 (defensive stock) menjadikan keuntungan
saham meningkat lebih kecil dibanding tingkat keuntungan saham dipasar. Saham
defensive stock memiliki tingkat risiko yang kecil dan tingkat pengembalian yang
kecil juga. Ketidakpastian pasar saham menjadikan ketiga saham tersebut
merupakan saham yang cocok, karena perubahan di pasar tidak mempengaruhi
saham ini untuk bergerak naik ataupun turun.

Pembentukan Portofolio Optimal

Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai


rasio ERB yang tinggi. Excess return to beta (ERB) merupakan ukuran dari
besarnya rasio tingkat keuntungan investasi pada saham di atas tingkat
keuntungan investasi bebas resiko terhadap besarnya tambahan resiko yang tidak
dapat di diversifikasikan. Sehingga, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off-
point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi
(Hartono J 2014). Pada Tabel 6 berikut ini telah dilakukan pengurutan nilai ERB
dari terbesar hingga terkecil dan perhitungan Ci.
25

Tabel 6 Penentuan kandidat portofolio optimal


Kode Emiten ERB Ci
UNVR 0,07077 0,003
GGRM 0,04560 0,011
KLBF 0,03726 0,013
INDF 0,02750 0,019
Sumber : Data diolah

Dapat dilihat bahwa nilai dari ERB keempat saham tersebut bernilai positif.
Hal ini menjadi peluang keempat saham untuk menjadi bagian dari portofolio
optimal. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-
sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di
titik C*. Nilai C* merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang
masuk dalam portofolio optimal. Jika ERB suatu saham lebih besar dari Ci nya,
maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal
(Risnawati 2009).
Berdasarkan pada Tabel 6 di atas bahwa nilai dari C* berada pada angka
0,019 atau pada saham INDF dengan ERB 0,02750. Saham yang memenuhi
kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal yaitu PT.
Unilever Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Indofood
Sukses Makmur.
Perhitungan selanjutnya adalah mencari nilai Xi merupakan nilai yang
menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan dari harga saham.
Tabel 7 berikut ini merupakan perhitungan proporsi dana dalam portofolio
optimal.

Tabel 7 Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal


Kode Emiten Xi Wi
UNVR 2,367 0,334
GGRM 1,900 0,268
KLBF 0,743 0,105
INDF 2,073 0,293
7,0837 1,000
Sumber : Data diolah

Nilai Xi positif berarti kecenderungan kenaikan harga suatu saham lebih tinggi
dibandingkan penurunannya sehingga layak untuk dimiliki karena akan
memberikan keuntungan (capital gain). Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat
bahwa nilai Xi dari keempat saham dalam portofolio optimal bernilai positif. Nilai
Xi terbesar adalah saham UNVR dengan nilai 2,367 sehingga menyebabkan
jumlah proporsi dana terbesar dari keempat saham tersebut. Semakin besar
kecenderungan harga saham tersebut naik maka semakin besar pula dana yang
sebaiknya diinvestasikan. Berikut ini adalah Grafik dari persentase jumlah
proporsi dana saham dalam portofolio optimal.
26

Gambar 5 Proporsi dana saham (Data diolah)

Ukuran yang dipergunakan untuk membandingkan besarnya resiko antara


portofolio yang satu dengan yang lainnya adalah koefisien variasi. Semakin kecil
koefisien variasi dari suatu portofolio berarti semakin kecil resikonya yang berarti
pula bahwa portofolio tersebut semakin optimal.

Tabel 8 E(Rp), σi, ERB portofolio dan koefisien variasi


Kode Saham E(Ri) σi ERB Koefisien variasi wi (%)
UNVR 0,02622 0,08137 0,06944 3,10357 33%
GGRM 0,04846 0,12619 0,04519 2,60407 27%
KLBF 0,04104 0,16108 0,03685 3,92456 11%
INDF 0,04092 0,10258 0,02720 2,50694 29%
Portofolio 0,03804 0,06770 0,47959 1,77972 100%
Sumber : Data diolah

Apabila dibandingkan besarnya koefisien variasi portofolio dengan koefisien


variasi individual masing-masing saham yang terdapat pada Tabel 8, terlihat
bahwa nilai koefisien variasi portofolio lebih kecil. Koefisien variasi portofolio
merupakan koefisien variasi minimal yang diperoleh investor, dibanding saham
sektor Consumer Goods Industry yang memenuhi asumsi Model Indeks Tunggal
yang berarti semakin kecil risiko dan semakin optimal portofolio tersebut.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial merupakan suatu rekomendasi kepada investor untuk


melakukan investasi pada saham secara optimal. Kinerja dari suatu saham dapat
dilihat dari perhitungan kuantitatif berdasarkan perhitungan tingkat expected
return dan risiko serta realized return. Investor dalam berinvestasi harus
memperhatikan tingkat risiko dari suatu saham, tergantung dari sikap investor
(averse, neutral, seeker). Hasil perhitungan kinerja portofolio saham keempat
27

emiten tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alternatif investasi. Hal ini
ditunjukkan dengan pembentukan kombinasi portofolio optimal yang
mencerminkan saham-saham optimal melalui perhitungan Model Indeks Tunggal
yang nantinya diharapkan memberikan tingkat expected return tinggi dengan
minimalisasi risiko. Pada pembentukan portofolio optimal terdapat pula
perhitungan proporsi dana saham-saham optimal tersebut, sehingga investor dapat
mengetahui persentase dana saham yang akan diinvestasikannya. Hal ini sangat
membantu investor dalam pemilihan alternatif saham-saham optimal dalam
berinvestasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa saham sektor Consumer Goods Industry


yang terdiri atas saham UNVR, INDF, GGRM dan KLBF selama tahun 2009-
2013, khususnya pada kondisi saham KLBF dan GGRM dalam periode 2 tahun
terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan harga saham
masing-masing emiten. Berbanding terbalik dengan kedua saham lainnya yaitu
UNVR dan INDF dimana kondisi sahamnya mengalami peningkatan. Harga
saham KLBF lebih rendah dari IHSG, hal ini terjadi karena dilakukannya
pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dari Rp 50 menjadi
Rp 10. Kinerja saham, dapat terlihat melalui tingkat expected return dan risiko
dari saham-saham tersebut. Pada periode tahun 2009-2013 tingkat expected return
bulanan keempat saham tersebut adalah GGRM (0,04846), INDF (0,04092),
KLBF (0,04104) dan UNVR (0,02622). Pada periode tahun 2009-2013 tingkat
risiko bulanan yang akan diterima juga dapat dikatakan cukup tinggi yaitu GGRM
(0,12619), INDF (0,10258), KLBF (0,16108) dan UNVR (0,08137). Pada
keempat saham tersebut memiliki tingkat expected return bulanan positif, hal ini
menjadikan bahwa keempat saham ini layak dijadikan alternatif dalam
berinvestasi.
Berdasarkan hasil analisis, komposisi portofolio yang terbentuk adalah
keempat saham dari sampel penelitian ini yaitu UNVR, GGRM, KLBF dan INDF,
hal ini didasarkan pada nilai ERB yang bernilai positif pada masing-masing
saham yaitu (0,07077), (0,04560), (0,03726), (0,2750). Pembentukan kombinasi
portofolio optimal berdasarkan perhitungan Model Indeks Tunggal dengan
proporsi dana dari masing-masing saham adalah UNVR (33%), GGRM (27%),
KLBF (11%), INDF (29%). Berdasarkan nilai koefisien variasi portofolio yang
bernilai 1,77972 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai koefisien
variasi dari empat saham tersebut, hal ini menjadikan bahwa semakin kecil risiko
maka, semakin optimal portofolio tersebut.
28

Saran

1. Investor sebaiknya membentuk portofolio saham dari keempat saham ini yaitu
saham UNVR (Unilever Tbk), GGRM (Gudang Garam Tbk), KLBF (Kalbe
Farma Tbk), dan INDF (Indofood Sukser Makmur Tbk).

2. Agar saham-saham dalam portofolio optimal merupakan saham yang benar-


benar layak untuk dimiliki maka sebaiknya dilakukan analisis fundamental
(jangka panjang) dan analisis teknikal (jangka pendek) secara mendalam oleh
investor.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan sektor lainnya sebagai


pembanding dari kinerja sahamnya dan bagaimana pembentukan portofolio
optimalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Cohen BJ, Zinbarg E, Zeikel A.1987. Investment Analysis and Portfolio


Management. Ed ke-5. United States of America (USA): Irwin Professional.
Darmadji T, Fakhruddin M. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab. Ed ke-2. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Efka TI. 2012. Analisis Tingkat Pengembalian Saham Sektor Industri Barang
Konsumsi pada Periode Krisis Perekonomian Global 2008-2011[tesis]. Jakarta
(ID): Universitas Indonesia.
Fahmi I, Hadi LY. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal
Tanya Jawab. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
Halim A. 2005. Analisis Investasi. Ed ke-2. Jakarta (ID) : Salemba Empat.
Hanendyawarman. 2004. Analisis Portofolio Saham Perusahaan Perikanan di
PT Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hartono A. 2008. Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Sektor Pertambangan
di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2007-Juli 2008 [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Hartono J. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed ke-5. Yogyakarta
(ID) : BPFE.
Hartono J. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta (ID) :
Salemba Empat.
Husnan S. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed ke-3.
Yogyakarta (ID) : UPP AMP YKPN.
Larasati D. 2013. Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Pahlevi R. 2008. Portofolio Sebagai Alternatif Keputusan Investasi di Pasar
Modal (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia) [skripsi]. Malang
(ID): Universitas Brawijaya.
29

Panggalih PG. 2011. Analisis Deskriptif Kinerja Bank dan Pembentukan


Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia [tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Risnawati Y. 2009. Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham Optimal di
Bursa Efek Indonesia (Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal
dan Model Random pada Saham LQ 45) [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Sebelas Maret.
Sabbadini T. 2010. Manufacturing Portfolio Theory International Institute for
Advanced Studies in Systems Research and Cybernetics. 10: 120-160.
Sing, Patel. 2001. Effects of Portfolio Diversification on Property Investment
Company Stock Prices : 1983-1994. Journal of Property Investment and
Finance. 19(4):390-411.
Tandelilin E. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Praktik). Ed ke-1.
Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
30

LAMPIRAN
31

Lampiran 1 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance


bulanan saham Unilever periode tahun 2009-2013

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des 08 7.800
Jan 7.900 399 0,01708 0,02622 0,08137 0,00662
Feb 8.050 0,02320
Mar 7.950 -0,00829
Aprl 7.750 -0,02097
Mei 7.850 0,01719
2009 Jun 9.250 0,18258
Jul 11.600 0,25765
Agst 10.100 -0,12644
Sept 10.700 0,06270
Okt 10.100 -0,05297
Nov 11.050 0,09735
Des 11.050 0,00301
Jan 11.300 444 0,02597
Feb 11.500 0,02097
Mar 12.150 0,05974
Aprl 13.850 0,14296
Mei 15.600 0,12903
Jun 17.000 0,09212
2010
Jul 16.950 -0,00076
Agst 16.100 -0,04796
Sept 16.850 0,04888
Okt 17.450 0,03780
Nov 15.000 -0,13828
Des 16.500 0,10247
Jan 15.050 546 -0,08512
Feb 16.200 0,07944
Mar 15.300 -0,05275
Aprl 15.300 0,00297
Mei 14.700 -0,03624
2011 Jun 14.900 0,01670
Jul 15.600 0,05003
Agst 16.900 0,08625
Sept 16.500 -0,02098
Okt 15.650 -0,04876
Nov 18.200 0,16585
32

Lanjutan Lampiran 1

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des 18.800 0,03547
Jan 19.600 634 0,04536
Feb 19.250 -0,01516
Mar 20.000 0,04171
Aprl 19.850 -0,00486
Mei 20.550 0,03793
Jun 22.900 0,11693
2012
Jul 24.250 0,06126
Agst 27.100 0,11970
Sept 26.050 -0,03680
Okt 26.050 0,00203
Nov 26.350 0,01354
Des 20.850 -0,20672
Jan 22.050 701 0,06036
Feb 22.850 0,03893
Mar 22.800 0,00037
Aprl 26.250 0,15388
Mei 30.500 0,16413
Jun 30.750 0,01011
2013
Jul 31.800 0,03605
Agst 31.200 -0,01703
Sept 30.150 -0,03178
Okt 30.000 -0,00304
Nov 26.600 -0,11139
Des 26.000 -0,02036
33

Lampiran 2 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance


bulanan saham Gudang Garam periode tahun 2009-2013

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des-08 4.250
Jan 5.400 650 0,28333 0,04846 0,12619 0,01592
Feb 5.200 -0,02701
Mar 5.900 0,14503
Aprl 7.450 0,27189
Mei 11.350 0,53076
2009 Jun 12.550 0,11050
Jul 14.100 0,12782
Agst 14.300 0,01803
Sept 14.900 0,04575
Okt 14.300 -0,03663
Nov 17.250 0,21008
Des 21.550 0,25242
Jan 24.000 880 0,11709
Feb 26.050 0,08847
Mar 24.750 -0,04709
Aprl 27.600 0,11811
Mei 33.700 0,22367
Jun 34.200 0,01701
2010
Jul 35.000 0,02554
Agst 39.400 0,12781
Sept 51.600 0,31151
Okt 47.700 -0,07416
Nov 40.700 -0,14521
Des 40.000 -0,01540
Jan 37.250 1.000 -0,06667
Feb 36.550 -0,01655
Mar 41.850 0,14729
Aprl 40.600 -0,02788
Mei 43.550 0,07471
2011 Jun 49.800 0,14543
Jul 50.900 0,02376
Agst 55.000 0,08219
Sept 52.500 -0,04394
Okt 58.600 0,11778
Nov 65.000 0,11064
34

Lanjutan Lampiran 2

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des 62.050 -0,04410
Jan 57.000 800 -0,08031
Feb 56.750 -0,00322
Mar 55.050 -0,02878
Aprl 59.200 0,07660
Mei 54.100 -0,08502
Jun 61.500 0,13802
2012
Jul 56.350 -0,08266
Agst 50.100 -0,10973
Sept 46.450 -0,07152
Okt 49.150 0,05956
Nov 52.850 0,07664
Des 56.300 0,06654
Jan 51.850 800 -0,07786
Feb 48.300 -0,06718
Mar 48.950 0,01484
Aprl 49.400 0,01055
Mei 53.500 0,08435
Jun 50.600 -0,05296
2013
Jul 42.350 -0,16173
Agst 37.950 -0,10232
Sept 35.000 -0,07598
Okt 36.900 0,05619
Nov 37.000 0,00452
Des 42.000 0,13694
35

Lampiran 3 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance


bulanan saham Indofood Sukses Makmur periode tahun 2009-2013

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des-08 930
Jan 980 93 0,06210 0,04092 0,10258 0,01052
Feb 880 -0,09413
Mar 940 0,07699
Aprl 1.280 0,36995
Mei 1.780 0,39668
2009 Jun 1.890 0,06615
Jul 2.275 0,20780
Agst 2.500 0,10231
Sept 3.025 0,21310
Okt 3.075 0,01909
Nov 3.075 0,00252
Des 3.550 0,15699
Jan 3.600 133 0,01721
Feb 3.800 0,05863
Mar 3.775 -0,00366
Aprl 3.900 0,03605
Mei 3.650 -0,06126
Jun 4.150 0,14002
2010
Jul 4.625 0,11713
Agst 4.550 -0,01382
Sept 5.450 0,20024
Okt 5.200 -0,04384
Nov 4.575 -0,11806
Des 4.875 0,06800
Jan 4.700 175 -0,03291
Feb 4.750 0,01374
Mar 5.400 0,13991
Aprl 5.550 0,03048
Mei 5.400 -0,02440
2011 Jun 5.750 0,06752
Jul 6.350 0,10688
Agst 6.100 -0,03707
Sept 5.050 -0,16974
Okt 5.250 0,04249
Nov 4.700 -0,10198
36

Lanjutan Lampiran 3

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des 4.600 -0,01817
Jan 4.800 185 0,04683
Feb 5.100 0,06571
Mar 4.850 -0,04600
Aprl 4.850 0,00318
Mei 4.725 -0,02259
Jun 4.850 0,02972
2012
Jul 5.400 0,11658
Agst 5.400 0,00285
Sept 5.650 0,04915
Okt 5.700 0,01158
Nov 5.850 0,02902
Des 5.850 0,00264
Jan 6.050 142 0,03621
Feb 7.300 0,20857
Mar 7.450 0,02217
Aprl 7.350 -0,01183
Mei 7.350 0,00161
Jun 7.350 0,00161
2013
Jul 6.500 -0,11404
Agst 6.500 0,00182
Sept 7.050 0,08644
Okt 6.650 -0,05506
Nov 6.650 0,00178
Des 6.600 -0,00574
37

Lampiran 4 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance


bulanan saham Kalbe Farma periode tahun 2009-2013

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des-08 400
Jan 465 25 0,16770 0,04104 0,16108 0,02595
Feb 650 0,40232
Mar 620 -0,04295
Aprl 900 0,45497
Mei 880 -0,01991
2009 Jun 1.010 0,15009
Jul 1.310 0,29909
Agst 1.270 -0,02895
Sept 1.330 0,04888
Okt 1.220 -0,08114
Nov 1.250 0,02630
Des 1.300 0,04166
Jan 1.540 70 0,18910
Feb 1.560 0,01677
Mar 1.870 0,20246
Aprl 2.075 0,11275
Mei 1.880 -0,09116
Jun 2.100 0,12012
2010
Jul 2.450 0,16944
Agst 2.325 -0,04864
Sept 2.550 0,09928
Okt 2.675 0,05131
Nov 3.500 0,31059
Des 3.250 -0,06976
Jan 2.825 95 -0,12833
Feb 2.925 0,03820
Mar 3.400 0,16510
Aprl 3.575 0,05380
Mei 3.575 0,00221
2011 Jun 3.375 -0,05373
Jul 3.475 0,03198
Agst 3.475 0,00228
Sept 3.250 -0,06247
Okt 3.475 0,07167
Nov 3.525 0,01667
38

Lanjutan Lampiran 4

Harga Dividen Realized Expected


Tahun Bulan Risk Variance
Saham (Rp/saham) Return Return
Des 3.400 -0,03322
Jan 3.525 19 0,03723
Feb 3.500 -0,00664
Mar 3.550 0,01474
Aprl 4.025 0,13425
Mei 3.875 -0,03687
Jun 3.775 -0,02540
2012
Jul 3.825 0,01366
Agst 3.875 0,01349
Sept 4.700 0,21331
Okt 970 -0,79328
Nov 1.030 0,06349
Des 1.060 0,03066
Jan 1.090 17 0,02964
Feb 1.290 0,18479
Mar 1.240 -0,03766
Aprl 1.390 0,12211
Mei 1.450 0,04418
Jun 1.440 -0,00592
2013
Jul 1.430 -0,00596
Agst 1.350 -0,05495
Sept 1.180 -0,12488
Okt 1.300 0,10290
Nov 1.220 -0,06045
Des 1.250 0,02575
39

Lampiran 5 Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode
tahun 2009-2013

Return
Date IHSG Pasar E(Rm) Risk Variance
(Rm)
Dec 2, 2013 4.274,18 0,00417 0,02090 0,05749 0,00331
Nov 1, 2013 4.256,44 -0,05635
Oct 1, 2013 4.510,63 0,04505
Sep 2, 2013 4.316,18 0,02886
Aug 1, 2013 4.195,09 -0,09008
Jul 1, 2013 4.610,38 -0,04327
Jun 3, 2013 4.818,90 -0,04927
May 1, 2013 5.068,63 0,00687
Apr 1, 2013 5.034,07 0,01884
Mar 1, 2013 4.940,99 0,03028
Feb 1, 2013 4.795,79 0,07681
Jan 2, 2013 4.453,70 0,03174
Dec 3, 2012 4.316,69 0,00948
Nov 1, 2012 4.276,14 -0,01704
Oct 1, 2012 4.350,29 0,02058
Sep 3, 2012 4.262,56 0,04981
Aug 1, 2012 4.060,33 -0,01980
Jul 2, 2012 4.142,34 0,04721
Jun 1, 2012 3.955,58 0,03203
May 1, 2012 3.832,82 -0,08322
Apr 2, 2012 4.180,73 0,01436
Mar 1, 2012 4.121,55 0,03421
Feb 1, 2012 3.985,21 0,01104
Jan 3, 2012 3.941,69 0,03132
Dec 1, 2011 3.821,99 0,02878
Nov 1, 2011 3.715,08 -0,01999
Oct 3, 2011 3.790,85 0,06814
Sep 2, 2011 3.549,03 -0,07619
Aug 1, 2011 3.841,73 -0,06998
Jul 1, 2011 4.130,80 0,06229
Jun 1, 2011 3.888,57 0,01345
May 2, 2011 3.836,97 0,00454
Apr 1, 2011 3.819,62 0,03832
Mar 1, 2011 3.678,67 0,06003
Feb 1, 2011 3.470,35 0,01795
40

Lanjutan Lampiran 5

Return Pasar Expected


Date IHSG Risk Variance
(Rm) Return
Jan 3, 2011 3.409,17 -0,07948
Dec 1, 2010 3.703,51 0,04879
Nov 1, 2010 3.531,21 -0,02864
Oct 1, 2010 3.635,32 0,03828
Sep 1, 2010 3.501,30 0,13609
Aug 2, 2010 3.081,88 0,00411
Jul 1, 2010 3.069,28 0,05340
Jun 1, 2010 2.913,68 0,04173
May 3, 2010 2.796,96 -0,05866
Apr 1, 2010 2.971,25 0,06983
Mar 1, 2010 2.777,30 0,08955
Feb 1, 2010 2.549,03 -0,02366
Jan 4, 2010 2.610,80 0,03016
Dec 1, 2009 2.534,36 0,04906
Nov 2, 2009 2.415,84 0,02033
Oct 1, 2009 2.367,70 -0,04048
Sep 1, 2009 2.467,59 0,05383
Aug 3, 2009 2.341,54 0,00788
Jul 1, 2009 2.323,24 0,14627
Jun 1, 2009 2.026,78 0,05736
May 1, 2009 1.916,83 0,11264
Apr 1, 2009 1.722,77 0,20132
Mar 2, 2009 1.434,07 0,11559
Feb 2, 2009 1.285,48 -0,03541
Jan 5, 2009 1.332,67 -0,01678
Dec 1, 2008 1.355,41
41

Lampiran 6 Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun
2009-2013

Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
07-Jan 10,33
08-Jan 10,3
14-Jan 10,23
21-Jan 9,96
22-Jan 9,77
28-Jan 9,5
04-Feb 8,91
11-Feb 8,77
18-Feb 8,71
25-Feb 8,74
04-Mar 8,29
11-Mar 8,37
18-Mar 8,31
25-Mar 8,21
01-Apr 8,11
08-Apr 7,87
15-Apr 7,72
2009 22-Apr 7,64
29-Apr 7,59
06-Mei 7,34
13-Mei 7,29
20-Mei 7,26
27-Mei 7,25
03-Jun 7
10-Jun 6,96
17-Jun 6,98
24-Jun 6,95
01-Jul 6,88
09-Jul 6,76
15-Jul 6,76
22-Jul 6,73
29-Jul 6,71
05-Agt 6,59
12-Agt 6,59
19-Agt 6,59686
42

Lanjutan Lampiran 6

Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
26-Agt 6,57698
03-Sep 6,56095
09-Sep 6,54559
16-Sep 6,50765
24-Sep 6,47604
30-Sep 6,48204
07-Okt 6,46761
14-Okt 6,46936
21-Okt 6,47538
28-Okt 6,48879
04-Nov 6,48109
11-Nov 6,47706
18-Nov 6,47613
25-Nov 6,47059
03-Des 6,46079
09-Des 6,46166
16-Des 6,46416
23-Des 6,46318
30-Des 6,45885
06-Jan 6,61762
13-Jan 6,69892
20-Jan 6,69255
27-Jan 6,7
04-Feb 6,69816
10-Feb 6,68555
17-Feb 6,69383
24-Feb 6,6926
2010 04-Mar 6,6991
10-Mar 6,61984
17-Mar 6,62483
24-Mar 6,67822
31-Mar 6,68409
07-Apr 6,68439
14-Apr 6,69262
28-Apr 6,67368
12-Mei 6,69083
43

Lanjutan Lampiran 6

Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
26-Mei 6,68192
09-Jun 6,72082
07-Jul 6,72362
11-Agust 6,72045
08-Sep 6,72526
13-Okt 6,73176
10-Nop 6,42326
08-Des 6,26221
12-Jan 6,49936
09-Feb 6,70542
09-Mar 6,71887
14-Apr 7,18
12-Mei 7,36011
09-Jun 7,36317
2011
13-Jul 7,27563
10-Agust 6,77557
08-Sep 6,28206
12-Okt 5,76845
10-Nop 5,22412
08-Des 5,03858
13-Jan 4,88325
09-Feb 3,8229
08-Mar 3,82637
12-Apr 3,9257
10-Mei 4,23785
13-Jun 4,32005
2012
12-Jul 4,45727
09-Agust 4,54005
13-Sep 4,67165
11-Okt 4,74612
09-Nop 4,77039
12-Des 4,80274
10-Jan 4,84021
13-Feb 4,86119
2013
13-Mar 4,8695
11-Apr 4,89075
44

Lanjutan Lampiran 6

Tenor
Tahun Tanggal 1 bulan 6 bulan 9 bulan
(%) (%) (%)
15-Mei 5,02275
13-Jun 5,27558
11-Jul 5,52051
15-Agust 5,85743
12-Sep 6,60944
19-Sep 6,95555
02-Okt 6,96715
13-Nop 7,21565
27-Nop 7,22435
12-Des 7,21695
Total 782,280
Rata-Rata 6,68615
Rata-Rata Bulanan (%) 0,55718
Rata-Rata Bulanan 0,00557
45

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blora tanggal 27 Februari 1991. Penulis adalah anak


pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Riyanto, ST dan Ibu Mekar
Harlistyani. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Gunung
Simping 02 Cilacap pada tahun 1996. Selain memasuki Sekolah Dasar Negeri,
penulis juga memasuki Taman Pengajian Al Quran (TPA) di Masjid Al-Muhajirin
Perumahan Gunung Simping Permai, Cilacap- Jawa Tengah. Pada tahun 2005
penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 04 Cilacap. Pada
tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 01 Cilacap.
Pada tahun 2008 penulis diterima pada Program Vokasi/D-III Administrasi
Perpajakan, Universitas Indonesia melalui jalur regular (Ujian Bersama-UBER)
dan lulus pada tahun 2011. Selama masa kuliah, penulis aktif di kegiatan UKM
Marching band Madah Bahana Universitas Indonesia dari September 2008 hingga
Juni 2009. Pada bulan Agustus 2009 hingga Desember 2009, penulis menjadi
panitia perlombaan di bidang tari tradisional pada event BEM UI “ASTEROID”
(Pertandingan Sport dan Art seluruh fakultas di UI). Pada tahun 2012 penulis
melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah, penulis
aktif tergabung dalam organisasi perkuliahan EXOM (Executive of Management)
sebagai anggota divisi EKOBIS (Ekonomi dan Bisinis) periode Oktober 2012
hingga Februari 2013 dan staf keuangan EXOM periode April 2013- Februari
2014.

Anda mungkin juga menyukai