ELIS NURMALIAH
Elis Nurmaliah
NIM H5413003
ABSTRAK
Kata kunci: efektivitas, kinerja usaha, linkage program, LKMS, OLS, paired
sample t test.
ABSTRACT
ELIS NURMALIAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
Disetujui oleh
Diketahui oleh
1 8 SEP 2017
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir Skripsi yang berjudul Efektivitas Penyaluran Dana Linkage Program pada
LKMS dan Dampaknya terhadap Kinerja Usaha Mikro di Kabupaten Bogor
(Studi Kasus: Koperasi Baytul Ikhtiar). Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi,
Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis
efektivitas penyaluran dana linkage program oleh koperasi kepada pelaku usaha
mikro serta menganalisis dampak yang diberikan akibat adanya penyaluran
pembiayaan tersebut. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada orangtua dan keluarga penulis. Selain itu, penulis pun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr Jaenal Effendi, SAg MA, selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, arahan, motivasi dan saran dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ranti Wiliasih, SP MSi, selaku dosen penguji utama pada ujian sidang dan
Bapak Salahuddin El Ayyubi, Lc MA, selaku dosen komisi pendidikan atas
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
4. Seluruh pihak pengurus Koperasi Baytul Ikhtiar, Kabupaten Bogor yang telah
membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini.
5. Kak Mustica Bintang Sabiti dan Kak Kartika Andriani yang telah banyak
membantu, memberikan saran dan perbaikan dalam penulisan skripsis ini.
6. Sahabat-sahabat terbaik dan teman diskusi Meris, Tami, Silmy, Fathia, Yusi.
7. Teman-teman satu bimbingan, Nurkholis Yasmin, Usy Thiarani, Ayu Shinta
Rahmawan, Khaerunnisa, Alif Fahmi Alim, M. Afif Giffari, dan M. Mulya
Tarmizi, yang telah memberikan bantuan, saran, kritik, motivasi, dan
dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Elis Nurmaliah
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1 Penyaluran Dana Sosial dan Linkage Perbankan Oktober 2012 3
2 Skim Executing pada Linkage Program 9
3 Skim Channeling pada Linkage Program 10
4 Skim Joint Financing pada Linkage Program 10
5 Kerangka Pemikiran 15
6 Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Alokasi Dana 20
7 Jenis Usaha Responden Peserta Linkage Program 23
8 Besaran Plafon Pembiayaan yang Diterima Responden 25
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian responden peserta pembiayaan linkage program 39
2 Uji validitas dan reliabilitas efektivitas penyaluran pembiayaan dana
linkage program 45
3 Uji normalitas dan uji t berpasangan (paired sample t test) 50
4 Uji asumsi klasik 51
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selain itu, sektor usaha mikro mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rata-rata sumbangan sektor usaha mikro
pada tahun 2015 terhadap PDB atas dasar harga konstan tahun 2000 yakni sebesar
29.62% atau sekitar Rp848 985 miliar. Sektor usaha mikro memiliki tren
pertumbuhan yang terus meningkat dalam setiap tahunnya. Namun demikian,
banyak usaha mikro yang masih terkendala akan ketersediaan modal dan kesulitan
dalam mengakses pembiayaan. Akibatnya usaha mikro kesulitan dalam
meningkatkan kapasitas usaha dan mengembangkan produk yang mampu bersaing
dengan produk lain. Bank Indonesia menilai jumlah penyaluran kredit UMKM
masih sangat minim. Porsi kredit UMKM sampai September 2016 hanya sebesar
19.7% terhadap total penyaluran kredit perbankan.
Berkaitan dengan hal tersebut, keberadaan lembaga keuangan mikro
sebagai lembaga intermediasi sangat dibutuhkan. Sama halnya dengan Lembaga
Keuangan Mikro Konvensional, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
dinilai mampu memfasilitasi kebutuhan kredit usaha mikro dibandingkan dengan
bank umum yang tidak dapat menjangkau hingga ke pelosok daerah. Pada
dasarnya, peran LKMS (BPRS, Koperasi Syariah/BMT) adalah memberikan
kredit berjumlah kecil kepada masyarakat golongan bawah untuk membiayai
kegiatan produktif dengan menerapkan prinsip kerja sama sesuai syariat Islam.
Keberadaan LKMS mampu menyerap banyak tenaga kerja, yang pada akhirnya
dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran (Andika 2013).
Perbankan syariah dan LKMS memiliki gerak bisnis yang sangat penting
dalam kegiatan pendanaan usaha mikro. Kekuatan dana bank syariah sangat
dibutuhkan oleh LKMS mengingat kendala keterbatasan permodalan yang
dihadapinya. Sementara itu, akses lembaga keuangan mikro terhadap pelaku usaha
miko seperti jumlah kantor jaringan, lokasi dan segmentasi pasar menjadi hal yang
menarik bagi pihak perbankan untuk menjadikan LKMS sebagai jembatan
penghubung dengan sektor usaha mikro tanpa harus membentuk unit bisnis mikro
sendiri. LKMS merupakan ujung tombak yang sangat efektif dalam melayani
pembiayaan masyarakat bawah dan UMKM di sektor riil (Harahap 2008).
Maka dari itu untuk mendorong peran serta lembaga keuangan mikro dan
perbankan dalam mengatasi masalah permodalan UMKM, dibuatlah program
kerja sama yang disebut Linkage Program. Menurut OJK, linkage program
merupakan kerja sama bank umum dan LKM yang dilandasi semanngat kemitraan
bersifat simbiosis mutualistik dengan tetap berorientasi pada aspek bisnis. Linkage
Program merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengembangan UMKM
(Rahmawaty 2014). Kemunculan program strategis tersebut pertama kali diatur
oleh Bank Indonesia, namun saat ini wewenang linkage diambil alih oleh OJK.
Menurut Bank Indonesia (2009), Linkage Program akan menguntungkan berbagai
pihak yang terlibat dalam penyaluran kredit UMKM. Bank umum diuntungkan
dengan penyerapan dana pembiayaan terhadap sektor UMKM. Bagi bank umum
yang memiliki keterbatasan jaringan, penyaluran pembiayaan dapat teratasi
dengan menjalin kemitraan bersama lembaga keuangan mikro yang mampu
menjangkau pelaku UMKM hingga pelosok daerah. Adapun lembaga keuangan
mikro (BPR/BPRS, BMT, dan Koperasi) akan memperoleh sumber dana
tambahan dari bank mitra. Demikian pula dengan sektor usaha mikro yang sampai
sekarang ini dianggap unbankable, dapat dengan mudah memperoleh pembiayaan
dari perbankan (Hamidah 2015.)
3
500
439.2
450
400
350
Miliar rupiah
300
250
207.2
200
150
100
42.2 52.7
50
0
CSR ZISWAF Linkage BPRS Linkage BMT
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Lembaga
Bank Umum Keuangan Mikro
Syariah/Unit Syariah Usaha Mikro
Usaha (BPRS/Koperasi/ dan Kecil
Mudhrabah
Syariah BMT)
Lembaga Keuangan
Bank Umum Usaha Mikro
Mikro Syariah
Syariah/Unit dan Kecil
(BPRS/Koperasi/BMT)
Usaha Syariah
Pola ketiga adalah Joint Financing, jenis akad yang dipergunakan adalah
Musyarakah atau Joint Venture Profit Sharing. Melalui kontrak ini, dua pihak
atau lebih (BUS/UUS dan UMKM) mengumpulkan modal untuk membiayai
UMKM. Dalam PBI No.7/46/PBI/2005 disebutkan Musyarakah adalah transaksi
penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan/atau barang untuk
menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian
kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing. Berikut adalah skema pola
generic model of linkage program pada skim joint financing (Gambar 4).
Bank Umum
Syariah/Unit
Usaha Syariah
Musyarakah
Usaha Mikro
dan Kecil
Mudharabah, Musyarakah,
Lembaga Keuangan Mikro Murabahah, dll (sesuai kebutuhan)
Syariah
(BPRS/Koperasi/BMT)
Usaha Mikro
Konsep Efektivitas
Kinerja Usaha
Penelitian Terdahulu
al. (2013) Pembiayaan Mikro Ordinary Least usaha, umur, omset usaha dan
Syariah dan Square (OLS) dummy akses pinjaman
Dampaknya memengaruhi akses UMKM
Terhadap terhadap pembiayaan BMT.
Perkembangan Pembiayaan mikro syariah
Usaha: Kasus BMT BMT mampu meningkatkan
Tadbiirul Ummah, keuntungan UMKM sebesar
Kabupaten Bogor 6.21 persen dari keuntungan
usaha rata-rata per tahun.
Adapun faktor yang
memengaruhi keuntungan
usaha UMKM adalah lama
pendidikan, lama usaha,
besaran pembiayaan, frekuensi
pembiayaan, dan kredit
konvensional.
Kerangka Pemikiran
Sektor usaha mikro saat ini masih harus menghadapi berbagai macam
permasalahan, salah satunya adalah sulitnya akses terhadap permodalan. Hal
tersebut dapat menghambat pelaku UMKM dalam menjalankan aktivitas usaha
dan pengembangan bisnisnya. Oleh sebab itu, peran perbankan syariah dan
lembaga keuangan mikro syariah perlu ditingkatkan mengingat kedua lembaga ini
memiliki fokus terhadap sektor produktif dan turut serta dalam mengatasi masalah
permodalan UMKM.
Linkage Program merupakan program kerja sama kemitraan yang
bertujuan meningkatkan peran serta lembaga keuangan untuk membantu
mengembangkan sektor UMKM. Program kerja sama tersebut melibatkan
perbankan dan lembaga keuangan mikro (BPR/BPRS, BMT, Koperasi/KSPPS)
untuk mempermudah bank umum dalam menyalurkan dananya kepada sektor
UMKM melalui mitra LKM. Peran tersebut juga dilakukan oleh BMT yang juga
menjalin hubungan kemitraan dengan bank komersial sebagai sumber tambahan
dana pembiayaan ke sektor UMKM. Linkage program mendorong peningkatan
jumlah pembiayaan ke sektor usaha mikro. Selain itu, linkage program
diharapkan dapat mendorong kinerja LKMS dalam hal penyaluran dana
pembiayaan ke sektor mikro.
Sebagai lembaga keuagan syariah, BMT harus mampu mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat. Salah satunya cara adalah dengan meningkatkan
efektivitas penyaluran dana pembiayaan terutama pada sektor usaha mikro. Hal
tersebut dimaksudkan agar pembiayaan yang disalurkan dapat membantu
pengusaha kecil dan mikro dari masalah permodalan yang dihadapinya. Maka dari
itu, dasar penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penyaluran pembiayaan
dana linkage program dan dampaknya pada perkembangan usaha nasabah
penerima dana linkage. Dewi (2001) mengidentifikasi variabel prosedur
pengajuan pembiayaan, prosedur pelaksanaan penyaluran pembiayaan,
pemanfaatan dana pembiayaan, dan pengembalian pembiayaan untuk mengukur
tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan suatu lembaga keuangan. Selain itu,
Sabiti (2016) melihat faktor-faktor yang memengaruhi keuntungan usaha mikro
dalam memperoleh pembiayaan dari LKMS adalah usia, lama pendidikan, lama
15
usaha, dummy jenis kelamin, dummy wilayah, dan dummy religiusitas (lihat
Gambar 5).
Linkage Program
Meningkatkan
Market Share Adanya Sumber
Dana Tambahan
untuk Kredit
Usaha Mikro
UMKM (Terutama
Usaha Mikro)
Akses kepada
Permodalan
Lembaga Keuangan
Peningkatan
Penilaian Efektivitas Keuntungan
Menurut Persepsi
Nasabah Pembiayaan
1. Tahap Pengajuan
2. Tahap Pencairan Rekomendasi
3. Tahap Penyaluran
Pembiayaan Dana
Pemanfaatan
Linkage oleh
4. Tahap LKMS
Pengembalian
Hipotesis Penelitian
METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder terkait dengan penyaluran pembiayaan usaha mikro dengan linkage
program dari pihak koperasi dan anggota peserta pembiayaan. Sumber data
primer berasal dari pihak pertama yakni pihak operasional yang diperoleh melalui
kegiatan wawancara langsung. Lalu kegiatan wawancara juga dilakukan kepada
anggota terpilih dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
mengenai perkembangan UMKM periode 2010-2015, Laporan Bank Indonesia
mengenai besaran dana Linkage Program periode 2012, Otoritas Jasa Keuangan,
Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bogor, serta literatur dan studi pustaka
lainnya mengenai Linkage program.
Terdapat 61 anggota koperasi penerima dana linkage BNI Syariah untuk kegiatan
produktif yang sebagian besar melakukan akad murabahah dengan pihak
koperasi. Berdasarkan teori Central Limit Theorem (CLT) untuk sampel
berukuran besar (n ≥ 30), yang berarti terdistribusi normal dapat diklaim mewakili
populasi. Adapun jumlah besaran responden dalam penelitian adalah 48 orang.
Jumlah tersebut dapat mewakili subjek yang ingin dianalisis mengenai
peningkatan keuntungan dan omset usaha responden setelah menerima
pembiayaan.
Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif dengan metode kuantitatif
untuk menganalisis efektivitas penyaluran dana linkage dan pengaruhnya terhadap
perkembangan usaha mikro. Data kuantitatif dan kualitatif tersebut diperoleh dari
hasil kuisioner dan wawancara 48 nasabah penerima dana linkage program.
Adapun metode pengolahan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas penyaluran dana linkage yaitu dengan analisis deskriptif dan
menganalisis pengaruh adalah dengan regresi linier berganda dengan metode
OLS.
Skala Likert
Analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah pemberian pembiayaan
dari koperasi efektif dalam meningkatkan usaha, pendapatan, penambahan aset
dan modal usaha maupun penigkatan tingkat pendidikan anak. Menurut Sugiyono
(2012) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penilaian efektivitas
dilakukan dengan mengidentifikasi persepsi nasabah melalui pertanyaan yang
telah disusun dalam kuisioner. Kemudian disusun skor penilaian untuk
menentukan apakah pembiayaan yang disalurkan tergolong efektif atau tidak.
Adapun pilihan terhadap masing-masing jawaban responden diberi skor
sebagai berikut (Akdon 2009):
1. Jawaban “a” diberi skor 3 (mudah, cepat, baik, ringan, meningkat, ramah
dan aktif)
2. Jawaban “b” diberi skor 2 (sedang dan tetap)
3. Jawaban “c” diberi skor 1 berbelit-belit, lama, kurang, berat, menurun, dan
pasif)
Sedangkan untuk menentukan rentang skala terhadap penilaian responden
menggunakan rumus berikut:
√
Keterangan:
d = selisih omset/keuntungan usaha sebelum dan sesudah pembiayaan
Sd = standar deviasi
N = jumlah observasi
Kriteria uji:
- Terima H0 apabila t-hitung > t-tabel, artinya tidak terdapat perbedaan
pendapatan antara kondisi sebelum dan setelah mendapat pembiayaan pada
pelaku usaha mikro pada taraf nyata
- Tolak H0 apabila t-hitung < t-tabel, artinya terdapat perbedaan pendapatan
antara kondisi sebelum dan setelah mendapat pembiayaan pada pelaku
usaha mikro pada taraf nyata
Metode Regresi Berganda dengan OLS
Metode Kuadrat Terkecil (Ordinary Least Square - OLS) merupakan
teknik analisis data yang menunjukkan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel bebas yang di kembangkan oleh Carl Friedrich Gauss. Pada penelitian ini,
metode OLS digunakan untuk melihat pengaruh pemberian dana linkage program
terhadap kinerja keuangan usaha mikro. Namun sebelum melakukan analisis
tersebut perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, diantaranya data
menyebar normal, nilai ragam konstan (homoskedastisitas), tidak ada hubungan
linier sempurna antar peubah bebas (multikolinieritas), dan tidak ada korelasi
antar sisaan (autokorelasi) (Juanda 2009). Adapun variabel-variabel dalam
penelitian ini, antara lain pendapatan bersih usaha, lama pengalaman usaha,
frekuensi pinjaman, besar tunggakkan, jangka waktu angsuran, tingkat
pendidikan, dan jumlah agunan. Berikut model OLS dalam penelitian:
Keterangan:
: Keuntungan usaha responden
: Usia responden
: Besaran pembiayaan yang diterima responden
: Besaran modal awal usaha responden
: Lama usaha yang dijalankan responden
19
Definisi Operasional
Gambaran Umum
Pada tahun 2008, Koperasi Baytul Ikhtiar resmi menjadi koperasi yang
berbadan hukum No.518/169/BH/KPTS/2008. Konsep pemberdayaan yang
diterapkan oleh koperasi sampai saat ini merupakan replika dari pola Grameen
Bank dengan pendekatan secara kelompok yang ditujukan khusus bagi kaum
perempuan. Beradasarkan laporan tahunan koperasi periode 2016, akad
pembiayaan didominasi oleh akad murabahah atau jual beli yakni sekitar 65%
dari portofolio, sedangkan total aset meningkat 11% menjadi Rp54.4 miliar.
Sementara itu, plafond pembiayaan untuk modal kerja hanya mencapai 41% dari
total pembiayaan keseluruhan atau sekitar Rp32.8 miliar di tahun yang sama
(Gambar 6).
35000
30000
25000
Juta Rupiah
20000
15000
10000
5000
0
Pelayanan Koperasi
Koperasi Baytul Ikhtiar melakukan pelayanan di 14 cabang yang berada di 6
Kota/kabupaten dengan 48 Kecamatan, 329 desa, dan 2 602 majelis pada tahun
2016. Adapun anggota koperasi tersebar di wilayah Kotamadya Bogor, Kabupaten
22
Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelaku usaha
mikro yang memperoleh pembiayaan melalui linkage program bank umum
syariah maupun unit usaha syariah. Penelitian ini melibatkan 48 anggota koperasi
penerima pembiayaan berkelompok yang menjalin kemitraan bersama BNI
Syariah. BNI Syariah merupakan salah satu lembaga perbankan yang memberikan
porsi pembiayaan paling banyak terhadap pihak koperasi. Sementara itu, banyak
anggota koperasi Baytul Ikhtiar cabang dramaga yang memanfaatkan dana linkage
untuk kegiatan produktif. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa tujuan
nasabah melakukan pembiayaan adalah untuk tambahan modal usaha. Adapun
seluruh nasabah pembiayaan berkelompok Baytul Ikhtiar adalah perempuan yang
memiliki karakteristik berbeda dalam setiap individu. Berdasarkan hasil studi
lapang, tabel 4 menjelaskan beberapa karakteristik responden dalam penelitian.
Tabel 4 Data statistik deskriptif karakteristik responden
Nilai Nilai Standar
Variabel Rata-rata
Maksimum Minimum Deviasi
Jumlah Tanggungan
3.6458 5 1 0.9998
Keluarga (orang)
Frekuensi
4.3958 10 2 1.8561
Pembiayaan (kali)
Jumlah Tenaga kerja
0.7083 10 0 1.8561
(orang)
Sumber: Data primer (diolah)
Usia
Kriteria usia responden menunjukkan karakteristik yang relatif sama yakni
sebanyak 89.6% responden berada pada usia produktif (20-59 tahun). Adapun
responden pada rentang usia 26-35 tahun sebanyak 20.8% atau sekitar 10 orang,
kemudian pada rentang usia 36-45 tahun sebanyak 37.5% atau sekitar 18 orang.
Pada rentang 46-55 tahun sebanyak 25% atau sekitar 12 orang, dan rentang usia
≥56 tahun sebanyak 8 orang atau sekitar 16.7%.
Tabel 5 Usia responden nasabah pembiayaan linkage program
Jumlah Responden
Usia (Tahun) Presentase (%)
(Orang)
26-35 10 20.8
36-45 18 37.5
46-55 12 25
≥56 8 16.7
Total 48 100
Sumber : Data primer (diolah)
23
Tingkat Pendidikan
Karakteristik tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dibagi
menjadi empat kategori. Berdasarkan data hasil wawancara, mayoritas responden
mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar yakni sebanyak 75% atau 36
responden. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kredit usaha mikro mudah
dijangkau oleh masyarakat kecil. Selanjutnya, terdapat 20.8% atau 10 orang
responden yang mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama
(SMP) atau sederajat. Hanya ada 4.2% atau 2 orang responden yang sampai pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, dan tidak ada responden
yang memiliki tingkat pendidikan sampai Diploma/S1 (lihat tabel 6). Hal ini
menunjukkan bahwa koperasi Baytul Ikhtiar tidak membatasi calon nasabah
dengan ragam tingkat pendidikan dalam penyaluran kredit.
Tabel 6 Tingkat pendidikan responden nasabah pembiayaan linkage program
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
Presentase (%)
Terakhir (Orang)
SD 36 75
SMP/Sederajat 10 20.8
SMA/Sederajat 2 4.2
Diploma/S1 0 0
Total 48 100
Sumber : Data primer (diolah)
Jenis Usaha
Berdasarkan hasil penelitian, bidang usaha yang digeluti responden cukup
beragam. Jenis-jenis bidang usaha tersebut dibagi menjadi tiga kelompok besar,
yaitu sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa. Sebagian
besar nasabah peserta linkage program menjalani usaha pada sektor perdagangan
sebesar 83% dengan jumlah 40 orang (Gambar 7). Hasil tersebut mengindikasikan
bahwa nasabah pembiayaan usaha mikro di dominasi oleh pedagang seperti
pedagang sembako, sayuran, kreditan, dan sebagainya. Sementara itu, 4%
responden atau 2 orang anggota menekuni sektor industri pengolahan dan 4% atau
2 orang responden lainnya pada sektor jasa, selebihnya 9% responden atau 4
orang anggota menjalankan usaha pada sektor lain-lain yaitu sektor pertanian dan
peternakan.
Perdagangan
83%
Lama Usaha
Rata-rata pengalaman usaha responden adalah 8 tahun dengan nilai
minimum 1 tahun usia usaha dan nilai maksimum 30 tahun usia usaha. Tabel 7
menunjukkan pengalaman usaha responden yang sebagian besar berada pada
interval 5-10 tahun, yakni sebesar 41.6% atau sekitar 20 orang. Sementara itu,
menyusul usia usaha pada interval <5 tahun sebesar 35% sebanyak 17 orang.
Kemudian, 6.25% responden atau sebanyak 3 orang berada pada interval 11-15
tahun, dan 6.25% responden lainnya pada interval 16-20 tahun. Sisanya 5 orang
responden atau sebesar 10.4% berada pada interval >20 tahun.
Tabel 7 Pengalaman usaha responden peserta pembiayaan linkage program
Jumlah Responden
Usia (Tahun) Presentase (%)
(Orang)
<5 17 35
5-10 20 41.6
11-15 3 6.25
16-20 3 6.25
>20 5 10.4
Total 48 100
Sumber: Data primer (diolah)
anggota yang belum lama bergabung dan belum pernah mendapatkan pembiayaan
dari koperasi Baytul Ikhtiar sebelumnya. Sedangkan plafon pembiayaan terbesar
adalah Rp8 000 000. Jumlah plafon tersebut merupakan batas maksimal
pembiayaan yang ditetapkan pihak koperasi untuk akad murabahah. Besar
pembiayaan antara Rp1500 000 sampai Rp 3 500 000 disalurkan kepada 26
anggota atau sebesar 54.17%. Besar pembiayaan yang disalurkan antara Rp3 500
001 sampai Rp5 500 000 sebanyak 15 anggota atau sebesar 31.25%. Kemudian
pada plafon antara Rp5 500 001 sampai Rp7 500 000 sebanyak 6 anggota atau
sebesar 12.5%. Plafon pembiayaan antara diatas Rp7 500 000 hanya diterima oleh
2.1% responden atau sebanyak 1 anggota.
Pada aspek jangka waktu angsuran, jumlah responden yang menjawab lama
dan sedang menyatakan berimbang, yaitu masing-masing sebanyak 47.9%
responden. Jawaban lama sebagian besar ditunjukkan oleh anggota dengan plafon
pembiayaan relatif kecil sampai menengah, sedangakan jawaban sedang oleh
anggota dengan plafon pembiayaan sedang hingga cukup besar. Sisanya, 4.1%
responden menyatakan bahwa jangka waktu angsuran tergolong cepat.
Selanjutnya, aspek keaktifan petugas lapang dalam melakukan penagihan yakni
31
89.6% responden menyatakan bahwa petugas aktif dan tepat waktu. 10.4%
menyatakan kurang aktif, terkadang petugas koperasi datang tidak tepat waktu.
Hasil total skor pada tahap pengembalian dana pembiayaan memperlihatkan
angka persentasi 87.5% atau sebesar 378. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada tahap ini koperasi Baytul Ikhtiar sudah efektif. Hal tersebut dapat
dilihat dari besarnya margin yang cukup ringan, jangka waktu pembiayaanyang
relatif lama, dan keaktifan petugas dalam penagihan. Pada kenyataannya, hasil
studi lapang memperlihatkan perbedaan persepsi terkait jangka waktu
pengembalian karena masing-masing individu mempunyai kriteria berbeda terkait
jangka waktu tersebut. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi penilaian efektivitas
terhadap kinerja koperasi.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung (ID):
Alfabeta.
Andika, Anggi. 2013. Optimalisasi Sistem Linkage Program pada BMT dalam
Pemberantasan Kemiskinan. [internet][diunduh 2016 Oktober 23]. Tersedia
pada: http://share.pdfonline.com.
Andriani K. 2016. Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah dengan Group Lending
Model dan Individual Lending Model terhadap Kinerja Usaha Mikro.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
36
[IFPRI]: The International Food Policy Research Institute. 2002. The Triangle of
Microfinance: Financial Sustainability, Outreach, and Impact. Number 40,
November 2002.
Juanda, Bambang. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID):
IPB pr.
[Kemenkop] Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2017.
Sandingan Data UMKM Tahun 2010-2015. Unpublished.
[Koperasi BAIK] Koperasi Baytul Ikhtiar. 2017. Laporan Pertanggungjawaban
Kinerja Pengurus KSPPS Baytul Ikhtiar Tahun Buku 2016.
Kurnia, Ahmad. 2010. Kuliah Statistik. [internet][diunduh 2017 Mei 5]. Tersedia
pada: http://www.scribd.com.
Mi’raj, Denizar A. 2015. Linkage Program Bank Syariah dengan BMT: Tujuan
Kritis Bagi Pengembangan Sistem Keuangan Islam yang Lebih Kaffah.
Jurnal Jestt Vol.2 No. 10, 2015.
Mu’allim A, Abidin MA. 2005. Profesionalisme Praktisi Baitul Mal wa Tamwil di
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Jurnal Millah Vol. 4 No. 2, 2005.
Muhammad. 2009. Lembaga Keuangan Mikro Syariah: Penguatan Melawan
Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Munizu, Mursan. 2010. Pengaruh Faktor-faktor Eksternal dan Intrernal Terhadap
Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1.33-41. Diakses dari
puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/17987/1789810/09/2
014.
Murwanti S, Sholahuddin M. 2013. Peran Keuangan Lembaga Mikro Syariah
untuk Usaha Mikro di Wonogiri. Proceeding Seminar Nasional dan Call for
Papers SancallI; 2013 Mar 23; Surakarta, Indonesia. Surakarta (ID): hlm
300-309.
Nawai N, Shariff MNM. 2011. The Importance of Micro Financing to the
Microenterprises Development in Malaysia’s Experience. Journal of Asian
Sosial Science Vol.7 No. 12, Desember 2011.
Nazir. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha kecil dan
Menengah di Kota Lhoksemawe. Semnas Fekon: Optimisme Ekonomi
Indonesia, 2013.
Nisaputra R. 2016 Sep 15. BI: Porsi Penyaluran Kredit UMKM Baru 19,7%.
Infobank News. [internet][diunduh 2017 Mei 5]. Tersedia pada:
http://www.infobanknews.com.
Nurfilaeli, Dhika. 2014. Persepsi Nasabah Mengenai Pengaruh Pembiayaan
Syariah terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah pada
BMT Mentati Bumi Kemangkon Purbalingga. Jurnal Kompartemen Vol.7
No.2, 2014.
[OJK] Ototritas Jasa Keuangan. 2014. OJK Pedia “Linkage Program”.
[internet][diunduh 2017 September 14]. Tersedia pada http://ojk.go.id.
Partomo TS. 2009. Ekonomi Koperasi. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Rahmawaty A. 2014. Sistem Linkage Program Bank Syariah: Upaya Penguatan
Microfinance Syariah. Jurnal Muamalah Vol.2 No. 3, 2014.
Ridwan M. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta (ID):
UII Pr.
38
KUISIONER PENELITIAN
Karakteristik Responden
Komposisi Anggota Rumah Tangga (yang Tinggal dalam Satu Rumah dan
Masih Dibiayai)
2.
3.
4.
2. Istri
3. Anak
4.
Total
3 = Bulanan
4 = Lainny, sebutkan …………...
b. Cara:
1 = Dijemput oleh petugas BMT
2 = Diantar ke BMT
3 = Lainnya, sebutkan ………….
9. Apakah Koperasi Baytul Ikhtiar menerapkan persyaratan agunan sebelum
memberikan pembiayaan?
a. Ya
Apakah agunan yang disepakati? ………………………………..
Berapakah nilai dari agunan tersebut? Rp ……………………….
b. Tidak
10. Apakah dalam pengambilan pernah mengalami penunggakkan (pilih salah
satu)?
a. Ya, sanksi/teguran yang diberikan ……………………………….
b. Tidak
11. Menurut Bapak/Ibu, apakah pembiayaan yang telah diberikan oleh
Koperasi Baytul Ikhtiar bermanfaat terhadap perkembangan usaha
Bapak/Ibu (pilih salah satu)?
a. Ya
b. Tidak
5. Tingkat Keuntungan
a. Meningkat b. Tetap c. Menurun
Keterangan (Rp)/bulan
Rame:
Sebelum pembiayaan
Sepi:
Rame:
Setelah pembiayaan
Sepi:
Correlations
waler1 waler2 waler3 totalskor
waler1 Pearson Correlation 1 .288(*) .377(**) .613(**)
Sig. (2-tailed) .047 .008 .000
N 48 48 48 48
waler2 Pearson Correlation .288(*) 1 .764(**) .897(**)
Sig. (2-tailed) .047 .000 .000
N 48 48 48 48
waler3 Pearson Correlation .377(**) .764(**) 1 .897(**)
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000
N 48 48 48 48
totalskor Pearson Correlation .613(**) .897(**) .897(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 48 48 48 48
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.733 3
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
waler1 5.88 .282 .347 .849
waler2 5.90 .138 .660 .540
waler3 5.90 .180 .755 .413
46
Correlations
waler4 waler5 waler6 totalskor
waler4 Pearson Correlation 1 .083 .297(*) .749(**)
Sig. (2-tailed) .575 .040 .000
N 48 48 48 48
waler5 Pearson Correlation .083 1 .079 .434(**)
Sig. (2-tailed) .575 .591 .002
N 48 48 48 48
waler6 Pearson Correlation .297(*) .079 1 .765(**)
Sig. (2-tailed) .040 .591 .000
N 48 48 48 48
totalskor Pearson Correlation .749(**) .434(**) .765(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000
N 48 48 48 48
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.375 3
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
waler4 5.73 .244 .288 .131
waler5 4.92 .418 .101 .458
waler6 5.06 .230 .284 .139
47
Correlations
waler7 waler8 waler9 totalskor
waler7 Pearson Correlation 1 .413(**) .478(**) .873(**)
Sig. (2-tailed) .003 .001 .000
N 48 48 48 48
waler8 Pearson Correlation .413(**) 1 .350(*) .612(**)
Sig. (2-tailed) .003 .015 .000
N 48 48 48 48
waler9 Pearson Correlation .478(**) .350(*) 1 .809(**)
Sig. (2-tailed) .001 .015 .000
N 48 48 48 48
totalskor Pearson Correlation .873(**) .612(**) .809(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 48 48 48 48
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.632 3
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
waler7 4.85 .553 .539 .423
waler8 4.17 1.291 .447 .639
waler9 5.15 .766 .506 .435
48
Correlations
waler10 waler11 waler12 totalskor
waler10 Pearson Correlation 1 .165 .321(*) .775(**)
Sig. (2-tailed) .261 .026 .000
N 48 48 48 48
waler11 Pearson Correlation .165 1 .022 .681(**)
Sig. (2-tailed) .261 .881 .000
N 48 48 48 48
waler12 Pearson Correlation .321(*) .022 1 .507(**)
Sig. (2-tailed) .026 .881 .000
N 48 48 48 48
totalskor Pearson Correlation .775(**) .681(**) .507(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 48 48 48 48
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.351 3
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
waler10 5.33 .440 .294 .036
waler11 5.44 .549 .139 .420
waler12 4.98 .787 .225 .284
49
Correlations
waler13 waler14 waler15 totalskor
waler13 Pearson Correlation 1 .543(**) .159 .736(**)
Sig. (2-tailed) .000 .280 .000
N 48 48 48 48
waler14 Pearson Correlation .543(**) 1 .319(*) .777(**)
Sig. (2-tailed) .000 .027 .000
N 48 48 48 48
waler15 Pearson Correlation .159 .319(*) 1 .722(**)
Sig. (2-tailed) .280 .027 .000
N 48 48 48 48
totalskor Pearson Correlation .736(**) .777(**) .722(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 48 48 48 48
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.567 3
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
waler13 5.29 .466 .382 .456
waler14 5.19 .496 .554 .272
waler15 5.65 .446 .261 .691
50
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
KEUNTUNGAN_BFR .090 48 .200(*) .987 48 .864
KEUNTUNGAN_AFR .122 48 .072 .974 48 .361
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Paired Differences
95% Confidence
Sig. (2-
Std. Interval of the t df
Std. tailed)
Mean Error Difference
Deviation
Mean
Lower Upper
P KEUNTUNGAN_
a BFR -
-.23208 .18871 .02724 -.28688 -.17729 -8.520 47 .000
ir KEUNTUNGAN_
1 AFR
51
ESTIMASI PARAMETER
Dependent Variable: KEUNTUNGAN_
Method: Least Squares
Date: 07/15/17 Time: 08:52
Sample: 1 48
Included observations: 48
HETEROSKEDASTISITAS
Heteroskedasticity Test: White
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 07/15/17 Time: 09:06
Sample: 1 48
Included observations: 48
MULTIKOLINEARITAS
Variance Inflation Factors
Date: 07/15/17 Time: 09:14
Sample: 1 48
Included observations: 48
UJI AUTOKORELASI
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 07/15/17 Time: 09:04
Sample: 1 48
Included observations: 48
Presample missing value lagged residuals set to zero.
10
Series: Residuals
Sample 1 48
8 Observations 48
Mean 9.62e-16
6 Median -2.589728
Maximum 32.87580
Minimum -29.31950
Std. Dev. 15.29665
4
Skewness 0.333322
Kurtosis 2.447551
2
Jarque-Bera 1.499226
Probability 0.472550
0
-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35
54
RIWAYAT HIDUP