Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

STUDY KASUS
PRAKTEK
MUDHARABAH
Insert Image

KELOPMPOK 1
Bidari Dhaifina Y.A

Dinar Larasati

Dadi Sunardi

M Wahyu Ramzi
R
M Rais Arifin

2
Judul Penelitian Metode Penelitian
1 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dan deskriptif analitik. Explanatory research atau
penelitian yang bersifat menjelaskan mempunyai arti bahwa penelitian ini menekankan pada hubungan antar variabel penelitian
PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH dengan menguji hipotesis uraiannya mengandung deskripsi tetapi fokusnya terletak pada hubungan antar variabel (Widodo, 2010).
DALAM PENGEMBANGAN KINERJA Deskriptif analitik menurut Sugiyono (2009) adalah : suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
USAHA MIKRO (Studi Kasus pada BMT terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
Sumber Mulia, BMT Assaadah dan BMT membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian ini akan meniliti hubungan antar variable dan melakukan analisis sehingga
Hubbul Wathon di Kabupaten Semarang) - mampu membuat kesimpulan yang sesuai dengan apa yang diharapkan penulis.
Ernanda Kusuma Dewi, Widiyanto (2018) • .

Hasil Penelitian

Faktor-faktor yang Mendorong Suksesnya Usaha Mikro Permodalan

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah yang diterima mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengembangan kinerja usaha mikro. Modal
dapat memberikan pengaruh positif dalam suatu usaha mikro meskipun belum sepenuhnya. Dengan adanya tambahan modal, suatu usaha mikro mampu
berkembang dalam hal produksi seperti penambahan bahan baku, perbaikan fasilitas usaha yang secara langsung akan meningkatkan serta mengembangkan
usaha mikro. Hasil penelitian mendukung penelitian Utari dan Putu (2014) yang menyatakan bahwa modal diperlukan dalam mengembangakan suata usaha serta
meningkatkan kelancaran usaha. Hal tersebut berarti bahwa pembiayaan mudharabah sebagai modal atau tambahan modal mampu mengembangkan suatu usaha.

• Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Widiyanto (2007) yang menyatakan bahwa dana atau modal yang diberikan kepada usaha mikro dapat memberi
kesempatan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup pelaku usaha. Modal digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha,
dengan modal suatu usaha dapat mengembangkan usahanya melalui misalnya penambahan atau perbaikan alat produksi yang dapat meningkatkan hasil produksi,
penambahan bahan baku yang artinya dapat menambah produksi sehingga target produksi terpenuhi, membuka cabang baru untuk memperluas usaha, dan dapat
digunakan untuk mengikuti tren pasar seperti pembaharuan produk, kemasan ataupun teknologi yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan
mudharabah sebagai dana atau modal mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup pelaku usaha mikro melalui pengembangan kinerja usaha mikro.

3
Hasil Penelitian
Pengalaman Usaha

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman usaha yang dimiliki oleh anggota BMT mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengembangan kinerja
usaha mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman usaha yang dirasakan dalam menjalani atau menggeluti usaha pelaku usaha berpengaruh
signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Semakin banyak pengalaman pelaku usaha maka akan semakin mengembangakan usaha. Hasil penelitian
mendukung penelitian Wahyuni dkk (2015) yang menyatakan pengalaman usaha memberi dampak pada keberhasilan suatu usaha. Artinya bahwa
pengalaman usaha mampu mengembangakan kinerja usaha mikro. Hasil penelitian Febriansyah, et.al (2015) menyatakan pengalaman usaha berpengaruh
pada keberhasilan kinerja usaha mikro. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian ini, sehingga dapat diartikan bahwa semakin banyak pengalaman yang
dimiliki pelaku usaha akan semakin mengembangkan kinerja usaha mikro. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan pengalaman usaha, pelaku usaha
dapat memahami suatu usaha sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang. Pengalaman yang cukup membuat pelaku usaha dapat mengerti kapan
usaha harus berjalan cepat atau lambat, dalam artian bahwa pelaku usaha mengetahui dengan jelas usaha tersebut. Sehingga pelaku usaha dapat
mengantisipasi kejadian seperti kebrangkutan

Usia Pelaku Usaha Mikro

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pelaku usaha mikro tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Penerima pembiayaan
mudharabah sebagian besar memiliki usia matang, sehingga pengaruhnya dalam penelitian ini tidak terlihat. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian Junaidi dkk (2014) yang menyatakan bahwa dalam usia matang akan mampu mengembangkan atau meningkatkan keberhasilan suatu usaha.
Diharapkan usia matang mampu lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha sehingga mampu mengembangkan kinerja usaha mikro. Hasil penelitian
sejalan dengan penelitian Widiyanto (2007) yang menyatakan bahwa usia pelaku usaha memiliki dampak negatif terhadap peluang usaha untuk mencapai
kinerja usaha. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi usia pelaku usaha semakin rendah kemampuan mereka, meskipun usia pengusaha yang
lebih tinggi bisa berarti memiki pertimbangan usaha yang lebih baik. Usia tua dianggap lebih enggan mengubah sikap seperti enggan mencari pengalaman
serta pengetahuan seperti apa yang sedang diminati konsumen atau teknologi yang baru dalam menjalankan usaha. Sebesar 71,2% responden berusia lebih
dari 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku usaha yang enggan merubah sikap tidak dapat mengembangkan usaha yang berarti akan mengalami
kemunduran kinerja usaha mikro. Dengan usia matang, seorang pelaku usaha umumnya dapat lebih berpikir hati-hati dalam pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil seorang pelaku usaha dapat mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Usia matang pelaku usaha juga dapat mempengaruhi
kreatifitas suatu usaha.

4
Hasil Penelitian
Pembinaan

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi pembinaan tidak memperkuat pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap kinerja usaha mikro. Artinya
bahwa pembinaan pada pemberian pembiayaan mudharabah hanya didapatkan sebagian kecil oleh pelaku usaha mikro. Hal tersebut terjadi karena
pembinaan yang diberikan belum tersebar secara merata keseluruh anggota BMT. Hasil penelitian bertentangan dengan penelitian Feni dkk (2013) yang
menyatakan bahwa pembinaan yang dilakukan merupakan wujud pemberdayaan sebagai dorongan bagi masyarakat untuk mengasah kemampuan yang
mereka miliki serta dapat dijadikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat yang ingin membuka usaha mikro. Hal tersebut berarti
bahwa pembinaaan mampu memperkuat pembiayaan mudharabah terhadap kinerja usaha mikro. Namun pada penelitian ini hanya sebagian kecil anggota
yang mendapat pembinaan dari BMT. Hal tersebut terjadi karena bentuk pembinaan yang diberikan dari BMT baru sebatas arahan untuk kemajuan
usahanya serta konsultasi yang belum teratur dan tidak dilakukan ke seluruh anggota BMT. Pembinaan yang dilakukan secara teratur dapat menjadikan
sebuah usaha berkembang. Artinya sebagai pengelola BMT yang memilki pengetahuan lebih harus dapat berbagi ilmu kepada pelaku usaha agar para
pelaku usaha dapat belajar dan mengembangkan usahanya. Kemudian, pembinaan juga dapat membantu pengelola BMT belajar dan menambah
pengetahuan dari satu tempat usaha ke tempat usaha lainnya.

Pendidikan Pelaku Usaha Mikro

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi pendidikan pelaku usaha mikro tidak memperkuat pengalaman usaha terhadap kinerja usaha mikro. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia, dalam penelitian ini sebagian besar responden sudah
mencukupi standar minimal wajib belajar 9 tahun sehingga pengaruhnya dalam penelitian ini tidak terlihat. Hasil penelitian ini bertentangan dengan
penelitian Widiyanto (2007) yang menyatakan bahwa pendidikan formal memiliki dampak postitf terhadap kinerja usaha. Pendidikan mempengaruhi cara
pelaku usaha dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan usaha. Sehingga pendidikan memungkinkan mampu mengembangakan kinerja usaha mikro.

• Pendidikan formal merupakan suatu investasi dalam bidang sumber daya manusia yang dapat membentuk sebuah karakter seseorang. Pelaku usaha
mikro dituntut untuk multi talent artinya sebagai pelaku usaha mikro ia harus dapat bekerja sebagai direktur, manajer keuangan, manajer pemasaran,
teknisi hingga karyawan. Sehingga tidak hanya masalah skill dan produksi yang menjadi ilmu bagi pelaku usaha mikro. Pendidikan juga memperluas
pengetahuan seperti bagaimana bersosialisasi, disiplin dan sopan santun. Pendidikan juga akan menambah seorang pelaku usaha mikro lebih kreatif dan
inovatif.

5
Hasil Penelitian
SIMPULAN

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah serta dampaknya terhadap kinerja usaha mikro. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Pelaksanaan pembiayaan mudharabah oleh BMT Sumber Mulia, BMT Assaadah dan BMT Hubbul Wathon menunjukkan bahwa ketiga BMT dalam
menjalankan praktek pembiayaan mudharabah dalam melaksanakan atau mengembangkan usahanya berdasarkan pada prinsip syariah. Walaupun
praktik pembiayaan mudharabah pada ketiga BMT masih tecampur dengan pembiayaan musyarakah. Hal tersebut dibuktikan dengan hanya beberapa
anggota BMT yang kebutuhan modalnya terpenuhi 100%.
• Pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada anggota BMT mampu mengembangkan serta meningkatkan usaha, sehingga mampu meningkatkan
pendapatan, profit (keuntungan) dan tenaga kerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT berdampak
positif bagi kinerja usaha mikro.
• Pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada anggota BMT memberikan dampak yang positif. Hal tersebut membuktikan bahwa penelitian ini
sebagian besar anggota BMT mengalami peningkatan pendapatan dan peningkatan profit (keuntungan). Pada indikator tenaga kerja hanya beberapa
anggota BMT sehingga usaha mikro belum mampu membuka kesempatan kerja bagi masyarakat disekitar usaha.
• Pengembangan kinerja usaha dipengaruhi oleh pembiayaan mudharabah dan pengalaman usaha. Usia pelaku usaha mikro tidak berpengaruh terhadap
kinerja usaha mikro.
• Peran pembinaan tidak memperkuat pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap kinerja usaha mikro.
• Peran pendidikan pelaku usaha mikro tidak memperkuat pengaruh pengalaman usaha terhadap kinerja usaha mikro.
• Berdasarkan hasil penelitan, maka didapatkan simpulan hipotesis sebagai berikut:
• Pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Bila pembiayaan mudharabah semakin sesuai, maka kinerja usaha
mikro semakin berkembang. Pembiayaan mudharabah yang sesuai dengan kebutuhan modal dapat mengembangakan kinerja usaha mikro, yaitu
meningkatnya pendapatan, profit (keuntungan) dan tenaga kerja.
• Pengalaman usaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Anggota BMT memiliki pengalaman usaha yang cukup untuk mengembangkan
kinerja usaha mikro, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan kinerja usaha mikro.
• Usia pelaku usaha tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha mikro. Usia pelaku usaha sebagian besar berada pada usia matang, sehingga tidak terlihat
pengaruhnya terhadap kinerja usaha mikro.
• Pembinaan tidak memperkuat pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap kinerja usaha mikro. Pembinaan yang diberikan BMT berupa pelatihan
bimbingan dan pengembangan usaha seperti hal produksi, pembukuan dan pemasaran. Namun, adanya pembinaan belum mampu memberikan efek
perbaikan untuk kinerja usahanya karena pembinaan yang diberikan BMT belum merata, sehingga tidak terihat pengaruhnya.
6
Hasil Penelitian
SIMPULAN
• pembinaan yang diberikan BMT belum merata, sehingga tidak terihat pengaruhnya.
• Pendidikan tidak memperkuat pengaruh pengalaman usaha terhadap kinerja usaha mikro. Pendidikan yang ditempuh pelaku usaha sebagian besar sudah
menempuh standar minimal wajib belajar 9 tahun sehingga tidak terlihat pengaruhnya terhadap kinerja usaha mikro.
• Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah serta dampaknya bagi kinerja usaha mikro yang dilaksanakan oleh BMT
Sumber Mulia, BMT Assaadah dan BMT Hubbul Wathon di Kabupaten Semarang. Berdasarkan penelitian, implikasi manajerial adalah sebagai berikut:
• Berkaitan dengan pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT kepada anggota BMT sebaiknya tidak bercampur dengan pembiayaan lain seperti
pembiayaan musyarakah. BMT harus memberikan penjelasan yang lebih kepada anggota BMT mengenai pembiayaan mudharabah secara rinci dan jelas.
• Berkaitan dengan pengalaman usaha, hal tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Pengalaman usaha yang dimiliki seseorang
menunjukkan seberapa banyak pengetahuan yang ia miliki. BMT lebih baik memilih orang-orang yang telah memiliki pengalaman yang lama dalam bidang
wirausaha.
• Berkaitan dengan usia pelaku usaha sebaiknya BMT lebih baik memilih orang-orang yang berusia matang sehingga kinerja usahanya akan mampu berkembang
seiring dengan kemampuan pelaku usaha.
• Berkaitan dengan pembinaan. BMT harus dapat lebih konsisten dengan pembinaan yang diberikan. Diperlukan pembinaan yang lebih intensif untuk usaha anggota
seperti memaksimalkan evaluasi kemajuan usaha, produksi, pembukuan dan pemasaran .
• Berkaitan dengan pendidikan pelaku usaha. BMT harus mampu memberi perlakuan yang adil, dalam hal ini berarti bahwa apabila pelaku usaha memiliki pendidikan
yang rendah maka BMT harus memberikan pengetahuan yang lebih daripada pelaku usaha yang berpendidikan tinggi.
• Hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.528atau 52.8%, dapat disimpulkan bahwa sebesar 52.8% variasi dari semua
variabel bebas (pembiayaan mudharabah, pengalaman usaha, usia pelaku usaha, pembinaan dan pendidikan pelaku usaha) dapat menerangkan kinerja usaha
mikro, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, sehingga diperlukan variabel lain untuk penelitian selanjutnya yang mendukung kinerja usaha
mikro misalnya variabel pengawasan usaha dan lokasi usaha.
• Penelitian ini juga masih menggunakan satu pembiayaan saja yaitu mudharabah. Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti pembiayaan lain untuk mengetahui
dampaknya terhadap kinerja usaha mikro seperti pembiayaan musyarakah, murabahah, ijarah, salam, istishna, dan qardhul hasan.
• Diharapkan pemerintah menyediakan program vokasional yang berbasis keahlian dan keterampilan sebagai contoh sector usaha mikro, sehingga sumber daya
manusia yang berkecimpung di sector usaha mikro dapat terbantu oleh keberadaan program-program tersebut. Disamping itu lembaga pendidikan formal
khususnya universitas merancang program-program khusus yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan usaha mikro.

7
Judul Penelitian Metode Penelitian
• Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian kualitatif dengan memperoleh data atau informasi yang
2
didapatkan/dikumpulkan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, teknik pengumpulan data menggunakan dua metode
RISIKO PENERAPAN AKAD deskriptif yaitu, pertama pendekatan penelitian pustaka (Library Research) merupakan metode penelitian yang bertujuan
MUDHARABAH DALAM PENGELOLAAN untuk memperoleh data teoritis, dengan menelaah berbagai buku dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan
TAMBAK UDANG (Studi Kasus: penelitian ini (Hasan, 2008). Kedua, penelitian lapangan (Field Research) melalui observasi, wawancara (interview), dan
dokumentasi (Arikonto, 1995). Data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian, yaitu kemukiman
Kemukiman Gampong Lhang) - Benazir,
gampong lhang Kecamatan pidie.
Dandi (2022)
• Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara editing dan coding dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif
yaitu menganalisis data-data yang terkumpul, dan disimpulkan dengan menggunakan pendekatan atau cara berfikir
induktif, dengan berpijak dan bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan khusus.

Hasil Penelitian

Bentuk Perjanjian Kerjasama Pengelola dengan Pemodal Tambak Udang di Kemukiman Gampong Lhang
Bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh pengelola dan pemodal tambak udang di Kemukiman Gampong Lhang yaitu dengan memberikan
pinjaman kepada pengelola yang dianggap layak dan dapat dipercaya untuk mengelola tambak tersebut dengan perjanjian bahwa modal akan diberikan
oleh pemilik tambak sepenuhnya, tugas pengelola hanya mengelola saja dan menjaga hingga nantinya panen hasil tambak tersebut . Namun bentuk
kerjasama lainnya juga dilakukan dengan pemberian modal 50 persen dari pengelola dan 50 persen dari pemilik tambak, akan tetapi dalam
pengelolaannya dilakukan secara bersama- sama, artinya tambak tersebut tidak hanya dikelola oleh pengelolanya saja, tetapi pemilik tambak juga ikut
serta dalam proses pengelolaan tambak tersebut sampai dengan hasil panen. Dapat disimpulkan bahwa praktik kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat
berbeda-beda, sehingga dalam proses pembagian hasil keuntungan pun berbeda-beda, oleh sebab itu masyarakat harus benar paham dengan akad yang
sedang dilakukannya antara pemilik tambak dan pengelola.

8
Hasil Penelitian
Adiwarman (2004) mengatakan bahwa besarnya rasio bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak yang melakukan kerjasama,
jadi angka besarnya keuntungan ini muncul sebagai hasil tawar menawar antara pemilik modal dengan pelaksana usaha. Dengan demikian angka ini
bervariasi, bisa 50%:50%, 80%:20%, bahkan bisa 99%:1%. Namun para ahli fiqh sepakat bahwa nisbah 100%:0% tidak dibolehkan.

Lemahnya pengetahuan tentang sebuah legalitas, masyarakat setempat masih menggunakan proses perjanjian dengan menggunakan lisan hanya
dilakukan dengan bermusyawarah tanpa adanya perjanjian tertulis. Perjanjian ini mencakup tentang proses pengelolaan maupun proses pembagian
keuntungan, serta proses jika terjadinya kerugian. Hal ini semua dilakukan hanya berdasarkan persetujuan diantara kedua belah pihak tanpa adanya
sesuatu yang mengikat hanya saja tanggung jawab yang mengikat antara pemilik tambak dan pengelola, namun tidak ada status hukum yang mengikat
keduanya jika sewaktu-waktu terjadinya risiko dalam proses pengelolaan tambak tersebut.

Ketidak adanya suatu hukum yang tidak mengikat tentunya dapat menimbulkan risiko yang besar ataupun kesalahan yang akan dilakukan oleh masing-
masing pihak, karena bisa saja nantinya pemilik tambak mengingkari janjinya dengan memberikan hasil keuntungan kepada pengelola tidak sesuai
dengan perjanjian pertama, begitupun halnya pengelola bisa saja nantinya pengelola tidak mau bertanggung jawab sama sekali atas kerugian yang
disebabkan olehnya. Oleh sebab itu, tentunya permasalahan perjanjian harus dapat dibenahi oleh para pelaku.

Proses pembagian hasil keuntungan ini telah dijelaskan pada saat perjanjian antara pemilik tambak dan pengelola, kebiasaan masyarakat dalam
pembagian keuntungan biasanya 70% untuk pengelola sedangkan 30% untuk pemilik, namun ada juga sebagian masyarakat yang membagi 40% untuk
pemilik sedangkan 60% untuk pengelola, dalam hal ini keuntungan lebih banyak diberikan kepada pengelola karena tentunya tanggung jawab lebih berat
dirasakan oleh pengelola, risiko yang banyak timbul adalah pada saat proses pengelolaan maka dari itu sudah menjadi hal yang biasa memberikan
sedikit kelebihan keuntungan untuk para pengelola agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau ditindas.

Penyelesaian dalam menangani risiko pengelolaan tambak udang belum dapat dibenahi oleh masyarakat gampong lhang, selain masyarakat yang masih
awam juga tidak memiliki pengetahuan lebih terhadap pembudidayaan udang, oleh sebab itu banyak masyarakat yang mempercayakan keuntungan dan
kerugian pada keadaan alam. Begitupun dengan pengelola terkadang pengelola meninggalkan tambak tersebut tanpa memberi kabar kepada pemilik
tambak bahwa dirinya tidak dapat mengelola tambak lagi, sehingga banyak pemilik yang mencarikan pengelola lainnya untuk melanjutkan pengelolaan
tambak tersebut. Hal ini sudah sering terjadi di masyarakat, oleh sebab itu dalam hal ini belum ada penyelesaian yang pasti. Kejadian-kejadian ini dipicu
karena perjanjian dilakukan tidak secara tertulis sehingga tidak ada pihak yang merasa bertanggung jawab atas perjanjian tersebut.

9
Hasil Penelitian
Tinjuan Hukum Islam Terhadap Sistem Mudharabah dalam Pengelolaan Tambak Udang di Kemukiman Gampong Lhang

Pelaksaan akad mudharabah dalam pengelolaan tambak udang telah dilakukan oleh masyarakat, namun masih adanya kekurangan baik dalam akad
maupun dalam tanggung jawab.Maka, hal ini perlu diperbaiki agar tidak adanya kesenjangan dalam masyarakat atau terus menerus membawa contoh
yang salah bagi generasi muda seterusnya.Sistemmudharabah ini telah dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, khususnya di Kemukiman
Gampong Lhang banyak masyarakat berkerjasama dalam mengelola tambak udang, sistem yang dilakukan oleh masyarakat telah benar sesuai dengan
aturan bermuamalah namun yang menjadi kebiasaan buruk masyarakat adalah rasa tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, artinya para
pengelola tidak melanjutkan kerjasama lagi dengan pemilik tambak pada saat risiko kerugian terjadi, sehingga dapat dikatakan rasa tanggung jawab
pada pengelola sangat kurang, sehingga hal ini harus dapat dibenahi supaya ketika masyarakat bermuamalah maka bisa mendatangkan kemaslahatan
bagi semua pihak (Samunzir, 2021).
Begitupun menurut tengku Muhammad Hanif (2021), akad mudharabah yang dilakukan oleh masyarakat sudah sesuai dengan syariah, karena dalam
konsep dasar akad yaitu adanya persetujuan antara kedua belah pihak dan tidakada pihak yang terpaksa dalam melakukan akad kerjasama tersebut,
oleh sebab itu akad ini dapat dikatakan sah, terkecuali ada salah satu pihak yang merasa terpaksa atau diancam untuk melakukan akad tersebut, maka
hal ini yang tidak diperbolehkan dalam Islam tentunya. Karena pada saat proses perjanjian pertama para pihak akan memberitahukan sistem kerja,
kerugian, bahkan sistem pembagian keuntungan, sehingga para pelaku telah mempertimbangkan sebelum melakukan akad kerjasama tersebut.

KESIMPULAN
Mudharabah adalah akad atau perjanjian antara dua orang atau lebih dimana pihak pertama memberikan modal usaha atau dikenal sebagai pemilik
modal (shahibul maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian atau dikenal sebagai pengelola (mudharib), dengan menetapkan keuntungan
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati kedua belah pihak, tetapi jika ada kerugian, kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik modal, dan
pengelola tidak menanggung kerugian karena sudah kehilangan tenaga tanpa adanya keuntungan, tetapi jika kerugian disebabkan oleh kelalaian
pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Setiap terjadinya suatu akad tentunya akan menimbulkan resiko. Risiko
yang mungkin terjadi dalam proses akad mudharabah

10
Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah untukUntuk mencapai tujuan yang telah diuraikan di atas, kami menggunakan
3 mengusulkan solusi dalammetode kualitatif; analisis konten tentang pedoman mudharabah saat ini
The Revival of Mudharabah Contract: menghidupkan kembali kontrak
dan wawancara mendalam dari lima pemangku kepentingan yang
Proposed Innovative Solutions. mudharabah antara sahibul mal
(investor) dan mudharib (pengusaha)berbeda; investor, pengusaha, penasihat Syariah, akademisi dan
Siti Nurzahira Che Tahrim, Mohd Syakir dalam konteks hubungan investor-pengacara.
Mohd Rosdi, Mohd Zulkifli Muhammad, pengusaha murni. Kerangka, klausul danKajian ini dilakukan berdasarkan asumsi sebagai berikut:
format kontrak yang diusulkan ini akan
Mohd Nor Hakimin Yusoff, Azizah digunakan dalam mengembangkan
a). Para investor memiliki sikap positif untuk menawarkan Mudharabah
Musa, Noormariana Mohd Din (2018) template kontrak Mudharabah yang lebihMurni jika adil, jelas dan fleksibel Akad mudharabah sudah ada.
baik untuk digunakan di masab) Para pengusaha agar memiliki sikap yang positif terhadap pelaksanaan
mendatang. tanggung jawab secara Murni Mudharabah jika ada kontrak Mudharabah
yang adil, jelas dan fleksibel.
c) Mudharabah Murni dapat dioperasionalkan ketika pihak-pihak yang
terlibat dalam kontrak Mudharabah yang mengikat secara hukum memiliki
sikap positif terhadap jaminan syarat dan ketentuan kontrak yang adil,
jelas dan fleksibel.
Kontrak yang diusulkan dapat digunakan oleh individu atau perusahaan
yang tertarik untuk berinvestasi dalam usaha langsung, yang ingin
mewujudkan potensi Mudharabah yang sebenarnya, sekaligus melindungi
kepentingan pihak-pihak yang terlibat

Hasil Penelitian
Klausul yang Diusulkan:
Tujuan utamanya adalah untuk memasukkan semua persyaratan Syariah serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat . Berbeda dengan kontrak saat ini
yang mencerminkan mudharabah sebagai produk tertanam dalam instrument rekayasa, klausul harus mencakup/mencerminkan hal-hal berikut: Elemen
mudharabah, Fitur Mudharabah, Pilar Mudharabah, Kondisi Mudharabah, Persyaratan tambahan yang relevan dari pedoman BNM, Tindakan pencegahan seperti
yang dijelaskan dalam tanggapan informan.
11
Hasil Penelitian
Format yang Diusulkan:
Formatnya harus ramah dan dapat dipahami pada tingkat individu untuk meningkatkan substansi
daripada bentuk akad Mudharabah . Formatnya harus jelas dan ringkas bagi investor dan pengusaha.

Bahasanya lebih disukai dalam istilah awam, tetapi diterima secara hukum. Format yang diusulkan adalah
memasukkan judul-judul ini untuk membantu pelaksanaannya yaitu: • Tanggung
jawab dan batasan investor • Tanggung jawab
dan batasan pengusaha

Kesimpulan
Konsep mudharabah belum banyak diketahui orang termasuk para pengusaha yang sedang mencari modal
dan investor yang ingin mengembangkan tabungannya. Kekurangan kontrak saat ini telah menghasilkan
kepercayaan yang lebih rendah pada potensi mudharabah yang sebenarnya , pemborosan solusi terbaik yang
mungkin untuk dilema ekosistem kewirausahaan. Akad mudharabah yang dihidupkan kembali tepat waktu
untuk mewujudkan potensi mudharabah. Akad mudharabah murni yang dibuat lebih ramah, mudah dipahami
dan mencakup semua prinsip dan pedoman Syariah yang diperlukan, memiliki kontribusi potensial sebagai
solusi inovatif untuk masalah tersebut.

12
Judul Penelitian Metode Penelitian
4 • Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
asosiatif. Popolasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum Syariah yang terdaftar
Praktik Pembiayaan Mudharabah dan di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik Simple
Musyarakah terhadap Profitabilitas Random Sample. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
Bank Umum Syariah di Indonesia autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas), uji analisis persamaan regresi
Fena Ulfa Aulia dan Elda Ayu Nabila (2020) linear berganda, dan uji statistik (uji t, uji F dan uji koefisien determinasi).

Hasil Penelitian
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas (ROA).
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan pembiayaan
musyarakah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas (ROA).

• Mudharabah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA). Pengaruh ini dapat dilihat dari besarnya pemberian modal oleh pihak bank
syariah kepada nasabah, yang akan menentukan besarnya keuntungan dari usaha yang dibiayai tersebut. Dalam analisis hasil uji t (parsial), pembiayaan mudharabah memiliki
nilai t hitung yang positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat profitabilitas (ROA). Artinya bahwa
semakin tinggi penyaluran pembiayaan mudharabah maka akan menambah tingkat profitabilitas (ROA) suatu bank.

• Hasil pengujian yang didapatkan pada uji F (simultan) diperoleh nilai f hitung sebesar 7,952 yang lebih besar dari nilai f tabel sebesar 3,28 serta nilai signifikansi yaitu
0,002 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dalam pengujian secara bersama sama (simultan) pada pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh yang
positif dan siginifikan terhadap profitabilitas (ROA). Serta terdapat hubungan yang erat antara pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah dengan
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah. Hal tersebut disebabkan karena masing masing pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah memberikan keuntungan kepada bank
syariah. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah memberikan keuntungan berupa nisbah (bagi hasil) dibagi diantara keduanya dengan porsi bagian sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam akad.

13
Judul Penelitian Metode Penelitian
5 Penelitian artikel ini menggunakan pendekatan normatif. Pendekatan normatif digunakan untuk riset
dari perspektif fikih muamalat tentang kedudukan jaminan dalam akad mudharabah dan akad
Analisis Jaminan dalam Akad-Akad Bagi musyarakah. Data diperoleh melalui penelusuran pustaka (library research). Analisis data yang
Hasil (Akad Mudharabah dan Akad dilakukan secara kualitatif terhadap semua sumber literature. Dengan analisis data yang objektif dan
Musyarakah) di Perbankan Syariah reliabel diharapkan akan diperoleh pembahasan akurat dan valid sebagai jawaban terhadap semua
rumusan masalah yang telah dibuat dalam penelitian ini.
Aufa Islami (2021)

Hasil Penelitian

• Dari apa yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya tidak ada jaminan atas akad-akad bagi hasil, seperti mudarabah dan musyarakah, kecuali sebagai jaminan atas
kemungkinan adanya moral hazard (bahaya moral) yang dilakukan oleh mitra akad. Dalam fatwa DSN tentang mudarabah dan tentang musyarakah ditegaskan bahwa: Jaminan (ganti
rugi) dalam kedua akad itu karena merupakan akad amanah, namun untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan, LKS dapat menarik jaminan. Dalam praktik, lembaga-lembaga
. keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, selalu menarik jaminan kebendaan atas akad-akad bagi hasil yang ditutupinya bersama mitranya (nasabahnya). Tetapi harus diingat
bahwa penarikan jaminan kebendaan tersebut haruslah dibatasi pada kasus-kasus di mana adanya kerugian karena perbuatan melanggar hukum, kealpaan atau cedera janji yang
dilakukan oleh nasabah. Dalam hal kerugian terjadi di luar kesalahan, kealpaan, atau pelanggaran kontrak oleh nasabah, maka jaminan tidak boleh dieksekusi. Oleh itu penarikan
jaminan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah kepada nasabahnya dalam akad-akad bagi hasil haruslah diartikan: pertama, sebagai pendorong bagi nasabah agar
bersungguh-sungguh dalam mengelola usaha yang diamanahkan kepadanya agar tidak terjadi kerugian. Kedua, sebagai antisipasi bahwa apabila terjadi bahaya moral yang mungkin
dilakukan seperti melakukan kesalahan, kealpaan atau pelanggaran kontrak. Dalam kasus ini jaminan dapat dieksekusi

• Dorongan kepada nasabah agar bersungguh-sungguh dalam mengelola usahanya adalah selaras dengan prinsip maslahat sebagai tujuan syariah (maqasid asy-syariah) di mana salah
satu bagiannya adalah perlindungan harta kekayaan. Terlindunginya harta kekayaan menjadi salah satu butir tujuan syariah. Kita mengetahui bahwa dana yang dilempar oleh bank
dalam bentuk pembiayaan untuk didayagunakan oleh nasabah sebagian besar merupakan dana pihak ketiga. Dana tersebut wajib dilindungi agar tidak tersia-siakan di tangan orang
yang tidak bertanggung jawab. Salah satu sarana untuk perlindungan tersebut adalah meminta jaminan dari pengguna dana untuk bersungguh-sungguh mengelolanya dalam kegiatan
usaha agar merugi dana agar tidak melakukan kealpaan dan pelanggaran dalam pengelolaan tersebut. Untuk menjamin hal itu, maka kepadanya dimintakan jaminan, di mana apabila
ia melakukan kesalahan dan kealpaan serta pelanggaran kontrak ia harus bertanggung jawab dan untuk memudahkan pemenuhan tanggung jawab itu adalah dengan mengeksekusi
14jaminannya. Namun apabila ia telah berusaha keras sebagaimana mestinya dalam menjalankan usahanya, namun tetap rugi, maka jaminan tidak boleh dieksekusi
Judul Penelitian Metode Penelitian
6
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
PENERAPAN PRINSIP KEADILAN
DALAM AKAD MUDHARABAH DI
normatif dengan sifat penelitian deskriptif analisis. Jenis data yang
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder.
Popon Srisusilawati dan Nanik Eprianti (2017) Penelitian ini digolongkan kepada jenis penelitian kualitiatif

Hasil Penelitian

• Berdasarkan uraian dan pemaparan serta analisis di atas, maka dalam tulisan ini dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: (1) Aristoteles
membedakan keadilan itu menjadi 2 macam:,pertama, keadilan distributif; dan kedua, keadilan kumulatif. Mudhârabah adalah kerja sama antara pemilik
dana atau penanam modal dan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah; (2) prinsip keadilan
.
yang dapat diterapkan dalam akad mudharabah pada lembaga keuangan syariah adalah keadilan distributif. Perlu adanya pengawasan yang inetensif guna
terselenggaranya transaksi mudharabah yang sesuai dengan prinsip hukum Islam dan demi terwujudnya nilai keadilan bagi kedua belah pihak.

• dapat disimpulkan bahwa akad Mudhârabah adalah akad kerja sama usaha di antara dua pihak dimana pihak pertama (shâhib almâl) menyediakan seluruh
(100 %) modal, sedangkan pihal lainnya menjadi pengelola. Secara mudhârabah, kentungan usaha dibagi menurut kesepakan yang dituangkan dalam
kontrak. Apabila usaha tersebut mengalami kerugian, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandanya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelala, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.28 Akad mudhârabah memiliki beberapa rukun yang telah digariskan oleh ulama guna menentukan sahnya akad tersebut, rukun yang dimaksud
adalah: 1) shâhib al-mâl (pemilik modal); 2) mudharib (pengelola); 3) shîghat (ijab kabul); 4) ra’s al-mâl (modal); 5) pekerjaan, dan keuntungan.

.
15
Judul Penelitian Metode Penelitian
Implementasi Pembiayaan Mudharabah Jenis penelitian adalah kualitatif, dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana implementasi pembiayaan
Untuk Kegiatan Usaha Masyarakat mudharabah oleh lembaga keuangan syariah untuk permodalan kegiatan usaha masyarakat yang
Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi diharapkan dapat menjadi sebuah upaya pemulihan ekonomi nasional meskipun dalam kondisi pandemi
Nasional Akibat Pandemi Covid-19 Covid-19. Penulis menggunakan metode studi literatur dimana sumber data diambil dan dikumpulkan
dari buku, jurnal,penelitian terdahulu atau dari website yang kemudian dibaca dan diolah menjadi bahan
penelitian

Hasil Penelitian

• Pembiayaan di bank syariah maupun di BPRS dapat menjadi salah satu solusi dalam pemulihan perekonomian Nasional dikarenakan
dengan pembiayaan tersebut bisa menjadi tambahan modal untuk UMKM yang terhambat dalam permodalan dikarenakan pandemi
. Covid-19. Diantaranya pembiayaan dengan akad mudharabah.

• Pembiayaan mudharabah sebagai dapat mendorong peningkatan ekosistem berwirausaha, dikarenakan di dalam mudharabah terdapar
nilai kekeluargaan, gotong royong dan dinilai tepat untuk mendorong perkembangan perekonomian masyarakat

• Pembiayaan mudharabah dapat memberdayakan usaha mikro menengah secara produktif di Indonesia

• Pembiayaan mudharabah mampu memberikan pendistribusian penghasilan yang adil serta stabilitas ekonomi yang bagus

16
Judul Penelitian Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Teknik
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan perusahaan yang di
dan Pembiayaaan Musyarakah terbitkan oleh Bank Syariah Mandiri periode tahun 2017-2019, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah laba bersih pada Bank Syariah Mandiri. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
terhadap Laba Bersih Bank Syariah adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri. Metode penelitian memakai pendekatan
kuantitatif untuk mengetahui interaksi dua variabel dalam penelitian atau lebih dan dianalisis menggunakan teknik statistik. Populasi
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri selama periode 2017-2019 dan jumlah laporan
keuangan sebanyak 36 bulan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian

Hasil Penelitian

• Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan, peneliti menyimpulkan bahwa hasil uji secara parsial terdapat pengaruh antara
pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih Bank Syariah Mandiri. Hasil uji secara parsial terdapat pengaruh antara pembiayaan musyarakah terhadap
laba bersih Bank Syariah Mandiri. Pengujian secara simultan terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, terhadap laba
.
bersih Bank Syariah Mandiri

• Hasil dari penelitian ini perkembangan pembiayaan musyarakah terhadap laba bersih pada Bank Syariah Mandiri secara umum menjadi produk yang
paling diminati dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah, dikarenakan pembiayaan musyarakah kontribusinya lebih banyak dibandingkan
pembiayaan mudharabah. Pembiayaan musyarakah merupakan pembiayaan yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara dua belah pihak.
Kesepakatan itu mengatur tentang metode untung rugi yang disesuaikan dengan kontribusi yang dikeluarkan oleh para nasabah

17
Judul Penelitian Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Teknik
Penerapan dan Kendala Akuntansi pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan perusahaan yang di
akad Mudharabah pada Pembiayaan terbitkan oleh Bank Syariah Mandiri periode tahun 2017-2019, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Variabel
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan atau library research yaitu dengan cara menelaah, mencerna,
dependen dalam penelitian ini adalah laba bersih pada Bank Syariah Mandiri. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
Perbankan Syariah membaca dan menganalisis
adalah pembiayaan buku,
mudharabah literatur-literatur,
dan catatan, dan
pembiayaan musyarakah jurnal
pada Bankmaupun
Syariahhasil penelitian
Mandiri. Metodeterdahulu yang
penelitian bersangkutan
memakai atau
pendekatan
berkaitan dengan masalah pembahasan, kemudian disaring dan dituangkan ke dalam kerangka teoritis. Dengan buku, literatur-
kuantitatif untuk mengetahui interaksi dua variabel dalam penelitian atau lebih dan dianalisis menggunakan teknik statistik. Populasi
literatur catatan dan jurnal sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis sesuai dengan pembahasan.
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri selama periode 2017-2019 dan jumlah laporan
keuangan sebanyak 36 bulan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian

Hasil Penelitian

• Dalam suatu transaksi pembiayaan yang dikorbankan, akad mudharabah syariah merupakan akad transaksi yang sangat familiar bagi dunia keuangan
syariah saat ini, karena akad mudharabah sendiri merupakan akad kerjasama antara kedua pihak, dimana salah satu pihak berperan sebagai pemilik modal
dan pihak lain bertindak sebagai pengelola modal dari suatu usaha tertentu dengan nisbah bagi hasil (profit) sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Adapun
.
kendala dalam akad mudharabah yaitu Bank enggan berpartisipasi pada instumen Profit Loss Sharing (PLS) karena beberapa alasan, diantaranya adalah
risiko interen pada bank, tambahan biaya monitoring, kurangnya transparansi dan keengganan para deposan untuk mengambil risiko.

18
Judul Penelitian Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Teknik
Konsep Mudharabah dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan perusahaan yang di
Mendukung UMKM di masa terbitkan oleh Bank Syariah Mandiri periode tahun 2017-2019, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Variabel
dependen
Kajian ini dalam penelitian
menggunakan ini adalah
deskriptif laba bersih
kualitatif yaitu pada Bank Syariah
menggunakan studi Mandiri. Sedangkan
literatur yang dikutipvariabel independen
dari jurnal dalam
buku serta penelitian
web yang ini
relevan.
Pandemi Covid 19 adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri. Metode penelitian memakai
Tujuan dari kajian ini adalah untuk memberi alternatif bagi pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi covid-19 dan menolong pendekatan
kuantitatif untuk
perekonomian mengetahui
Indonesia interaksi
secara dua variabel dalam penelitian atau lebih dan dianalisis menggunakan teknik statistik. Populasi
keseluruhan.
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri selama periode 2017-2019 dan jumlah laporan
keuangan sebanyak 36 bulan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian

Hasil Penelitian

• Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dengan sitem bagi hasil dapat meringankan pelaku UMKM pada saat pandemic Covid-
19. Dengan pembiayaan mudharabah pelaku UMKM dapat mendapatkan modal disaat krisis pandemi tanpa terbebani dengan bunga karena konsep
Mudharabah tidak hanya tentang bagi hasil namun juga tentang bagi rugi, dimana pelaku UMKM sebagai mudharib dan bank syariah sebagai shohibul
.
maal. Bank syariah dengan konsep Mudharabah Muqayyaddah juga memberikan arahan pada pelaku UMKM tentang usaha yang memiliki peluang di
masa pandemi Covid-19. Jadi bank syariah tidak hanya memberikan modal akan tetapi juga memberikan edukasi pada pelaku UMKM.

19
Judul Penelitian Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Teknik
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan perusahaan yang di
Murabahah, dan Musyarakah terbitkan oleh Bank Syariah Mandiri periode tahun 2017-2019, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Variabel
Penelitian merupakan asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah bank umum syariah di Indonesia.
dependen dalam penelitian ini adalah laba bersih pada Bank Syariah Mandiri. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
terhadap Profitabilitas. Teknik pengambilanmudharabah
adalah pembiayaan sampel menggunakan nonprobability
dan pembiayaan musyarakah sampling dengan
pada Bank metode
Syariah purposive
Mandiri. Metodesampling danmemakai
penelitian diperolehpendekatan
sembilan
sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji koefisien determinasi,
kuantitatif untuk mengetahui interaksi dua variabel dalam penelitian atau lebih dan dianalisis menggunakan teknik statistik. Populasi
dan uji t.
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri selama periode 2017-2019 dan jumlah laporan
keuangan sebanyak 36 bulan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian

Hasil Penelitian

• Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembiayaan murabahah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Namun pembiayaan mudharabah berpengaruh
positif terhadap profitablitas. Sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi pihak bank dalam meningkatkan pembiayaan murabahah dan musyarakah agar profitabilitas dapat meningkat dengan baik. Kemudian dapat
.
menjadi acuan bagi pihak bank agar lebih selektif jika terdapat penangguhan pembayaran pada pembiayaan murabahah.

20

Anda mungkin juga menyukai