Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Media Sosial
terhadap Brand Equity dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Fanspage Facebook Hijab Elzatta) adalah karya saya dengan arahan komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Saat ini media sosial menjadi media yang paling populer digunakan pelaku
bisnis untuk menguatkan brand equity dan Facebook masih menjadi media sosial
yang paling banyak digunakan. Namun, dari data statistik yang sudah diteliti,
keaktifan pemakaian pengguna Facebook mulai menurun. Dengan melihat
permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan mencari tahu apakah Facebook
masih efektif menguatkan brand equity dan berapa besarnya signifikansi media
sosial terhadap brand equity lalu bagaimana dampaknya terhadap keputusan
pembelian dengan studi kasus fanspage Facebook Hijab Elzatta. Metode
penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan melibatkan 100
responden. Pengolahan data menggunakan analisis Structural Equation Modeling
(SEM) dengan software SMART PLS versi 3.2.1. Hasil analisis menunjukkan
bahwa sosial media berpengaruh secara tidak langsung terhadap current purchase
melalui brand awareness dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap future
purchase melalui brand awareness ke current purchase dan brand image. Hal ini
menjawab permasalahan penelitian bahwa ternyata media pemasaran lewat
fanspage Facebook masih efektif diandalkan untuk menciptakan brand equity
positif pada benak konsumen yang juga memperanguhi keputusan pembelian.
Kata kunci: brand equity, Elzatta, keputusan pembelian, media sosial, SEM
ABSTRACT
ISNAWATI EKA LESTARI. The Influence of Social Media on Brand Equity and
its Impact on Purchase Decision (Case Study of Hijab Elzatta Facebook
Fanspage). Supervised by JONO M MUNANDAR.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
Media sosial 4
Merek 5
Brand Equity 6
Brand Awareness 6
Perceived Quality 7
Brand Image 7
Keputusan Pembelian Konsumen 7
Model Penelitian Karamian et al. (2015) dan Esch et al. (2006) 8
Penelitian Terdahulu 9
METODE 10
Kerangka Pemikiran Penelitian 10
Waktu dan Tempat Penelitian 12
Pengumpulan Data 12
Penentuan Sampel 12
Metode Analisa Data 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Analisis Deskriptif 16
Analisis Structural Equation Modeling (SEM) berbasis component atau
variance – PLS 19
Implikasi Manejerial 26
SIMPULAN DAN SARAN 27
LAMPIRAN 31
DAFTAR PUSTAKA 29
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Uji validitas 33
2 Uji reliabilitas 33
3 Model path awal 35
4 Path coefficient 35
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagusnya suatu bisnis atau perusahaan salah satunya dilihat dari seberapa
besar omzet atau pendapatannya dan hal tersebut didapat dari seberapa banyak
kuantitas pembelian yang dihasilkan dari konsumen. Oleh karena itu, setiap
pelaku bisnis akan mengupayakan cara-cara terbaik untuk menarik minat calon
konsumen agar mau membeli produk mereka. Salah satu cara agar banyak
konsumen yang akhirnya memutuskan membeli produk adalah dengan
menciptakan brand equity yang kuat. Telah banyak penelitian atau studi ilmiah
dan berbagai referensi pustaka yang membahas bahwa kuatnya brand equity akan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Ada banyak media yang bisa digunakan para pelaku bisnis untuk menguatkan
brand equity, diantaranya media cetak, elektronik, dan yang sedang banyak
dipakai adalah internet. Internet banyak dipakai oleh para pelaku bisnis karena
perkembangan pemakainya yang sangat pesat, baik di dunia dan juga di Indonesia.
Pembelian via internet atau yang lebih dikenal dengan sebutan e-commerce
tumbuh begitu pesat di Indonesia dan terdiri dengan beragam penawaran produk,
mulai dari gadget, kuliner, barang elektronik, tiket wisata, hingga fashion.
Artikel berjudul “Pengguna E-Commerce Indonesia Hobi Belanja Fashion di
Online” (2012), menyatakan bahwa salah satu hal yang menarik untuk dicermati
adalah ternyata mayoritas pengguna e-commerce di Indonesia, terutama
perempuan, lebih suka melakukan pembelian fashion di online. Hal ini pun
didukung oleh riset terakhir yang dilakukan oleh Idea atau Asosiasi E-Commerce
Indonesia yang menyebutkan bahwa 78% responden melakukan belanja fashion di
laman e-commerce. Riset terakhir Groupon pun menyebutkan bahwa, di antara 12
negara Asia, ternyata Indonesia termasuk negara yang bisa dikatakan penggila
belanja online. Survei ini dilakukan oleh Groupon melibatkan 25.070 responden
pada akhir tahun lalu (2013), yang mencatat 66% konsumen di Indonesia gemar
melakukan belanja online, termasuk salah satunya untuk fashion.
Hijab Elzatta merupakan salah satu merek kategori fashion dan ditargetkan
kepada perempuan, sehingga hijab Elzatta memfokuskan pemasarannya lewat
media internet. Aktivitas pemasaran lewat media internet terbagi dalam beragam
sarana, bisa melalui website, email, dan yang sekarang sedang banyak dipakai
yaitu lewat media sosial. Sebagaian besar pengguna internet adalah para pengguna
media sosial yang dapat dilihat datanya pada Tabel 1.
Gambar 1 Data pengguna aktif berbagai jenis media sosial (wearesocial.sg 2015)
Gambar 2 Jumlah pengguna akun jejaring media sosial Facebook yang melakukan
aktivitas selama tahun 2013-2014 (Amrulla S 2015)
Penurunan pengguna Facebook juga dapat dilihat dari artikel yang berjudul
“Facebook Diprediksi Kehilangan 80 Persen Pengguna” oleh Movementi S
(2014), bahwa peneliti Princeton University di Amerika Serikat memprediksi
media sosial Facebook akan kehilangan 80% penggunanya. Dugaan ini
berdasarkan penelitian mengenai media sosial yang dianalogikan sebagai infeksi
atau penyakit yang menyebar secara cepat, tapi dalam waktu singkat akan mati.
Model penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari adopsi masyarakat
terhadap media sosial. Para peneliti menyebutkan, penurunan drastis jumlah
pengguna Facebook akan terjadi antara 2015 hingga 2017. Penurunan jumlah
pengguna terjadi sejalan dengan penurunan minat terhadap konten Facebook.
Di tengah penurunan keaktifan pengguna Facebook, hijab Elzatta dan
sejumlah brand lainnya tetap menggunakan media sosial ini sebagai sarana
pemasaran, yaitu dengan menggunakan salah satu fasilitas Facebook yang berupa
halaman komersil yang lebih dikenal dengan sebutan fanspage. Fanspage dapat
digunakan semua pemilik akun Facebook yang memiliki bisnis untuk menjaring
lebih banyak konsumen atau para public figure yang ingin menambah fans.
Dengan adanya data-data pengguna Facebook yang mulai menurun jumlah
dan keaktifannya, apakah fanspage masih bisa menjadi sarana efektif yang masih
handal digunakan untuk menguatkan brand equity? Penelitian ini bertujuan untuk
mencari tahu hal tersebut dan juga untuk melihat pengaruh dan besarnya
signifikansi media sosial (dalam penelitian ini media sosial fanspage Facebook)
terhadap brand equity hijab Elzatta lalu bagaimana dampaknya terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Media sosial
Media sosial adalah konten situs web yang diciptakan dan dikonsumsi oleh
khalayak umum, yang mencakup komentar seseorang pada akhir sebuah artikel di
situs web, foto keluarga yang diunggahnya ke situs berbagi foto, percakapannya
dengan teman-temannya di jejaring sosial, dan post blog yang dipublikasikan atau
dikomentasi olehnya. Media sosial membuat semua orang menjadi content
publisher dan arbitrator. Pemasaran yang didasarkan pada pengaruh sosial (social
influence marketing) adalah usaha mengenali, mengukur dan menggunakan fakta
bahwa ketika konsumen potensial membuat keputusan pembelian, ia dipengaruhi
oleh beragam orang melalui percakapan online, ketika ia berbagi media sosialnya
dan mengkonsumsi media sosial orang lain (Singh 2010).
Menurut Taprial dan Kanwar (2012), media sosial mempunyai sifat melekat
yang membuatnya lebih canggih dibandingkan media tradisional, yaitu:
1 Aksesibilitas: media sosial mudah diakses dan tidak ada biaya untuk
menggunakannya. Media sosial mudah digunakan dan tidak memerlukan
keahlian khusus atau pengetahuan untuk penggunaannya.
2 Kecepatan: konten yang Anda buat di media sosial tersedia untuk setiap orang
di jaringan/forum/komunitas, segera setelah Anda menerbitkannya. Anda bisa
berkomunikasi dengan penonton tanpa ada faktor eksternal yang
mempengaruhi pengiriman pesan Anda. Respon yang seketika cepat, sehingga
Anda dapat berdialog hampir dalam waktu yang nyata.
3 Interaksi: media sosial memberikan dua jalan atau lebih saluran komunikasi.
Pengguna bisa berinteraksi dengan satu sama lainnya; jawab pertanyaan,
diskusi barang/jasa, bertukar opini dan apapun yang dapat menarik mereka
untuk melakukannya.
4 Longevity/volatility: konten media sosial tetap dapat diakses untuk waktu yang
lama, mungkin selamanya, karena sifat perantaranya. Sebagai tambahan,
konten media sosial ini dapat diubah atau diperbarui kapanpun. Jadi jika
seorang pengguna menyukai sebuah produk tertentu dan mengatakan
demikian di media sosial, itu bukanlah sebuah pernyataan positif yang
permanen untuk produk tersebut. Pengguna bisa selalu pergi kembali dan
mengganti pernyataannya kapanpun.
5 Jangkauan: internet menawarkan sebuah jangkauan tidak terbatas untuk semua
konten yang ada. Siapapun bisa mengaksesnya dari manapun dan siapapun
berpotensi dapat menjangkau setiap orang. Media sosial menawarkan fasilitas
yang sama untuk semua pengguna yang dapat berbagi apapun dengan
siapapun yang mereka sukai.
Merek
bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata yang berhubungan dengan apa yang
direpresentasikan merek (Kotler dan Keller 2008).
Merek diartikan sebagai nama dan atau simbol yang bersifat membedakan
(sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau
jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian
membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor
(Aaker 1997).
Brand Equity
Menurut Kotler dan Keller (2008), ekuitas merek (brand equity) adalah nilai
tambah yang diberikan pada produk dan jasa yang tercermin dalam cara
konsumen berfikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek,
harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker (1997), brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas
merek yang terkait dengan suatu merek nama dan simbol mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada
perusahaan maupun pada pelanggan. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas
merek, maka aset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau
sebuah simbol. Dengan demikian, jika dilakukan perubahan terhadap nama dan
simbol merek, maka beberapa atau semua aset dan liabilitas yang menjadi dasar
ekuitas merek akan berubah pula.
Brand Awareness
Perceived Quality
Brand Image
Current Purchase
Menurut Esch et al. (2006), perilaku saat ini dapat mengacu pada pembelian
suatu merek serta penggunaan (current purchase). Dalam penelitiannya, current
purchase diukur dengan dua item yang berfokus pada pembelian saat ini dan pola
penggunaan: "Seberapa sering Anda membeli merek tersebut di masa lalu?"
(1=tidak sama sekali, 5=sangat sering) dan "Seberapa sering Anda menggunakan
8
merek tersebut "(1=tidak sama sekali, 5=sangat sering). Dari penjelasan tersebut
disimpulkan bahwa ukuran current purchase yaitu frekuensi pembelian yang
dilakukan konsumen pada masa lampau dan saat ini.
Future Purchase
Menurut Esch et al. (2006), perilaku masa depan mengacu pada niat untuk
membeli merek di masa depan (future purchase). Dalam penelitiannya,
dinyatakan bahwa niat beli di masa depan diukur dengan "Apakah Anda berniat
untuk membeli merek di masa depan?" (1=tidak sama sekali; 5=sangat mungkin).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa ukuran untuk future purchase
yaitu niat pembelian yang akan dilakukan konsumen pada masa mendatang.
Menurut Engel (1995), jika harapan sesuai dengan keinginan konsumen,
maka hasilnya tentu saja berupa kepuasan. Kepuasan dapat menguatkan niat
pembelian masa datang. Kepuasan dan ketidakpuasan yang tinggi juga merupakan
motivasi untuk berbagi dengan orang lain. Jenis pengaruh ini dipercaya sekaligus
digunakan oleh orang lain. Banyak perusahaan merasakan bahwa iklan lisan yang
negatif sangat sulit diatasi. Menurut Aaker (1997), bila brand loyalty (loyalitas
merek) meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitif bisa
dikurangi. Ini merupakan satu indikator dari brand equity yang nyata terkait
dengan laba masa depan, karena brand loyalty (loyalitas merek) secara langsung
ditafsirkan sebagai penjualan masa depan.
Brand Awareness
Social media
marketing activities Brand Equity Perceived Quality
Brand Loyalty
Penelitian kedua berjudul Are brand forever? How brand knowledge and
relationship affect current and future purchase (2006). Penelitian dilakukan oleh
Esch et al. dengan membedakan kategori merek kuat. Sampel yang diambil
sebanyak 400 mahasiswa dari salah satu universitas besar di Eropa. Tujuan dari
penelitian kedua ini, membuat suatu model yang dapat mengkombinasikan brand
9
knowledge (terdiri dari brand awareness dan brand image) dan brand relationship
(terdiri dari brand satisfaction, brand trust, dan brand attachment) serta
menunjukkan bagaimana variabel tersebut mempengaruhi current dan future
purchase. Esch et al. (2006) membagi keputusan pembelian dengan current dan
future purchase. Current purchase diukur dengan frekuensi pembelian yang
dilakukan konsumen pada masa lampau dan saat ini sedangkan future purchase
menentukan apakah merek tersebut memiliki brand loyalty atau tidak. Pengaruh
antar variabel digambarkan pada Gambar 4.
H3
H2
H4
H5
Penelitian Terdahulu
METODE
Penelitian ini dilakukan pada produk hijab merek Elzatta dan user facebook
yang menyukai (like) media sosial fanspage hijab Elzatta. Model penelitian ini
terdiri dari 6 hipotesis yang menggambarkan pengaruh variabel komponen media
sosial terhadap brand awareness, perceived quality dan brand loyalty serta
pengaruh dari brand equity tersebut terhadap keputusan pembelian. Kerangka
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
11
Brand Equity
.
Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian
Lanjutan Tabel 2
Nama
No Definisi Variabel dan Sumber Indikator (X)
Variabel
4 Perceived Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan 16 Kualitas bahan
Quality kualitas/keunggulan suatu produk/ jasa 17 Model/bentuk
layanan, berkaitan dengan yang 18 Motif
diharapkan oleh pelanggan (Durianto 19 Warna
2011).
5 Current Perilaku saat ini yang dapat mengacu pada
20 Frekuensi
Purchase pembelian suatu merek serta penggunaan pembelian dulu
(Esch et al. 2006). 21 Frekuensi
pembelian saat
ini
6 Future Perilaku masa depan yang mengacu pada 22 Minat
Purchase niat untuk membeli merek di masa depan 23 Rekomendasi
(Esch et al. 2006).
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan
Maret 2016. Pembagian kuesioner dilakukan secara online pada perempuan yang
menggunakan media sosial (Facebook), menyukai (like) fanspage hijab Elzatta,
dan pernah membeli produk hijab Elzatta.
Pengumpulan Data
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnua
dari individu atau perseorangan. Data ini bisa berwujud hasil wawancara,
pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan
karcis parkir. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya
sehingga lebih informatif oleh pihak lain (Umar 2003). Pada penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data primer dan
metode pengumpulan data sekunder. Metode pengumpulan data primer melalui
instrumen kuesioner kepada responden dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
tujuan penelitian. Metode pengumpulan data sekunder diperoleh dari literatur
seperti buku, internet, surat kabar, jurnal, skripsi, tesis, dan informasi yang terkait
dengan topik penelitian.
Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah liker (penyuka) fanspage Hijab Elzatta.
Teknik penentuan sampel yaitu non probability sampling. Menurut Umar (2003),
dalam penggunaan non probability sampling, semua elemen populasi belum tentu
13
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hal ini terjadi
misalnya, karena ada bagian tertentu secara sengaja tidak dijadikan sampel suatu
populasi. Cara ini disebut juga sebagai pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan, karena dalam pelaksanaanya periset menggunakan pertimbangan
tertentu. Teknik sampel dengan menggunakan purposive sampling. Penentuan
sampel dilakukan dengan kriteria tertentu yaitu perempuan, liker fanspage hijab
Elzatta dan pernah melakukan pembelian hijab Elzatta. Metode yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin sebagai
berikut:
n= ……… (1)
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan
Menurut data dari fanspage hijab Elzatta pada tanggal 25 Januari 2016, total
page likes 930063. Batas toleransi yang ditetapkan adalah sebesar 10% atau 0.1.
Sehingga didapatkan sampel sebagai berikut:
n= ……… (2)
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur
apa yang ingin diukur. Jika periset menggunakan kuesioner di dalam
pengumpulan datanya, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang
ingin diukurnya (Umar 2003).
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Makin kecil kesalahan
pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan
pengukuran, makin tidak reliable alat pengukur tersebut (Umar 2003).
14
CP20 CP21
Brand
Awareness
Current
Purchase
SM2
Sosial Brand
SM3
Media Image Future
SM4
Purchase
SM5
Perceived
FP22 FP23
Quality
Evaluasi Model
Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang
mempunyai sifat non-parametrik.
1 Model pengukuran atau outer model dengan indikator reflektif dievaluasi
dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite
reliability untuk blok indikator. Sedangkan outer model formatif indikator
dievaluasi berdasarkan substantive contentnya yaitu dengan membandingkan
besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut.
Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70
dengan variabel yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap
awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.60
dianggap cukup (Chin dalam Ghozali 2014).
2 Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase
variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk variabel laten
dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-square test untuk
predictive relevance (Stone dan Geisser dalam Ghozali 2014) dan juga
melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini
dievaluasi dengan menggunakan uji t-stastistik yang didapat lewat prosedur
bootstrapping (Ghozali 2014).
16
Analisis Deskriptif
Lanjutan Tabel 3
Karakteristik Jumlah Responden Persentase (%)
Profesi
Freelancer 1 1
Guru 8 8
General affair 1 1
Hotelier 1 1
Ibu rumah tangga 11 11
Ilmu perpustakaan 1 1
Kimia 1 1
Kehutanan 3 3
K3 2 2
Manajemen 9 9
Pedagang 6 6
Programmer 2 2
Perbankan 1 1
Perawat 1 1
Penyuluh 1 1
Pengusaha 11 11
Peneliti 1 1
Staff 10 10
Silvikultur 1 1
Sekretaris 1 1
Writer 1 1
Hobi
Membaca 45 45
Menonton film 23 23
Berenang 10 10
Memasak 11 11
Menyanyi 6 6
Travelling 3 3
Berkebun 1 1
Mendaki gunung 1 1
Penerimaan (Rp)
<1.000.000 3 3
1.000.001 - 2.500.000 31 31
2.500.001 - 5.000.000 46 46
5.000.001 - 10.000.000 16 16
10.000.001 - 20.000.000 4 4
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 3, terlihat bahwa umur dominan adalah 25-29 tahun dengan
status belum menikah. Hal ini menunjukkan bahwa umur tersebut merupakan
umur produktif dengan pola pikir yang cenderung maju, up to date, dan trendi.
Sehingga produk hijab Elzatta menjadi pilihan bagi kalangan umur ini. Sesuai
dengan alasan responden membeli hijab Elzatta karena hal yang paling menarik
dari hijab Elzatta adalah motif hijab yang bervariasi dan trendi. Pendidikan
terakhir terbanyak adalah sarjana (47%) dengan status pekerjaan karyawan swasta
(36%) dan 33% di antaranya berprofesi sebagai akuntan, ibu rumah tangga dan
pengusaha dengan bobot persentase yang sama (11%). Adapun hobi terbanyak
18
Konsumen tidak perlu datang ke toko dan pembayaran dapat dilakukan dengan
transfer melalui ATM atau internet banking.
Variabel laten dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel (sosial media,
brand awareness, brand image, perceived quality, current purchase dan future
purchase). Setiap variabel laten masing-masing memiliki indikator reflektif
(mencerminkan variabel). Metode analisis dilakukan untuk mengetahui secara
keseluruhan pengaruh pada variabel laten eksogen (sosial media, brand
awareness, brand image dan perceived quality) terhadap variabel laten endogen
(current purchase dan future purchase). Indikator dianggap reliable jika memiliki
loading factor lebih besar dari 0.70. Sehingga berdasarkan nilai loading factor di
atas, maka indikator yang tidak reliable dapat dilihat pada Tabel 5.
Pada Tabel 5, indikator yang tidak reliable tersebut dieliminasi dari model
dan selanjutnya dilakukan reestimasi. Sehingga model akhir terdiri dari indikator
yang memiliki loading factor lebih besar dari 0.70 (reliable). Dapat dilihat pada
gambar 7 berikut.
Pengujian Model
purchase dan future purchase memiliki tingkat discrimnant validity yang baik.
Artinya bahwa indikator tersebut dapat dikatakan tingkat validitasnya baik.
Pada Tabel 8, bahwa nilai akar AVE untuk variabel brand awareness adalah
0.844, sedangkan korelasi maksimalnya dengan variabel lainnya adalah 0.621
(dengan variabel current purchase). Nilai akar AVE brand image adalah 0.789,
sedangkan korelasi maksimalnya dengan variabel lainnya adalah 0.689. Maka
variabel tersebut memiliki discriminant validity baik.
Tahap ketiga evaluasi outer model yaitu reliabilitas variabel dengan melihat
output SmartPLS yaitu composite reliability. Kriteria suatu variabel dapat
22
dikatakan reliabel adalah ketika nilai composite reliability lebih dari 0.7. Dari
hasil olahan SmartPLS, menunjukkan bahwa semua variabel laten sosial media,
brand awareness, brand image, perceived quality, current purchase dan future
purchase memiliki nilai composite reliability lebih dari 0.7 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel memiliki tingkat reliabilitas dan validitas yang
baik/tinggi dengan standar yang telah terpenuhi. Dapat dilihat pada Tabel 9.
variabel brand awareness sebesar 0.282 atau 28.2%, sedangkan sisanya 71.8%
diterangkan oleh variabel lain. Variabel sosial media mampu menjelaskan
variabel brand image sebesar 0.260 atau 26.0%, sisanya sebesar 74% diterangkan
oleh variabel lain. Variabel sosial media mampu menjelaskan variabel perceived
quality sebesar 0.232 atau 23.2% dan sisanya 76.8% diterangkan oleh variabel
lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model.
Variabel brand awareness, brand image, perceived quality mampu
menjelaskan variabel current purchase sebesar 0.448 atau 44.8%, sedangkan
sisanya 55.2% diterangkan oleh variabel lain. Variabel brand awareness, brand
image, perceived quality mampu menjelaskan variabel future purchase sebesar
0.526 atau 52.6% dan sisanya 47.4% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak
dihipotesiskan dalam model. Nilai R square dapat dilihat pada Tabel 10.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada inner model dilakukan untuk menjawab permasalahan
penelitian. Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat diketahui dengan melihat
besarnya nilai t-statistik. Batas untuk menolak hipotesis, jika T Statistics < T Tabel
α = 5% (1.96) dan menerima hipotesis, jika T Statistics > T Tabel α = 5% (1.96).
Setelah melakukan uji hipotesis dapat terlihat apa saja variabel yang berpengaruh
signifikan dan tidak signifikan.
Sosial media berpengaruh signifikan pada semua variabel brand equity
(brand awareness, brand image, perceived quality) dengan nilai t-statistik 5.377
terdahap brand awareness, 6.863 terhadap brand image, dan 5.957 terhadap
perceived quality. Variabel brand equity yang berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (current purchase dan future purchase) adalah variabel
brand awareness dan brand image. Brand awareness berpengaruh signifikan
terhadap current purchase dengan nilai t-statistik sebesar 4.786 dan brand image
berpengaruh signfikan terhadap future purchase dengan nilai t-statistik sebesar
1.996. Variabel current purchase juga berpengaruh signifikan terhadap future
purchase dengan nilai t-statistik sebesar 2.959.
Ada empat hasil t-statistik yang nilainya kurang dari 1.96 sehingga
disimpulkan bahwa pengaruhnya tidak signifikan, yaitu pengaruh brand
awareness terhadap future purchase, pengaruh brand image terhadap current
purchase, dan pengaruh perceived quality terhadap current purchase maupun
future purchase. Pengaruh yang tidak signifikan dihilangkan tanda hubungan
pengaruh antar variabelnya, sehingga didapat gambar model SEM akhir seperti
pada gambar 9.
24
BA6 BA9
CP20 CP21
Brand
Awareness
Current
Purchase
SM2
Sosial Brand
SM3
Media Image Future
SM4
Purchase
SM5
Perceived
FP22 FP23
Quality
1
Total effect merupakan hasil penjumlahan antara direct dengan indirect yang signifikan pada
taraf nyata 5%.
2
Hasil penjumlahan 0.070 dan 0.121.
25
Implikasi Manajerial
Hasil olahan data melalui analisis deskriptif dan metode SEM pada
penelitian ini dapat menjadi insight bagi pihak manajerial hijab Elzatta untuk
mengimplikasikannya sesuai dengan empat fungsi manajemen yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (pengarahan), dan
controlling (pengendalian). Berdasarkan hasil olah data yang sudah diteliti, dapat
terlihat bahwa sosial media fanspage Facebook hijab Elzatta berpengaruh
langsung terhadap seluruh variabel brand equity.
Adapun untuk pengaruh tidak langsung terhadap keputusan pembelian
hanya perceived quality yang tidak mempengaruhi current purchase maupun
future purchase. Sedangkan melalui variabel brand awareness, sosial media
berpengaruh tidak langsung terhadap current purchase dan melalui brand image,
27
sosial media berpengaruh tidak langsung terhadap future purchase. Hal ini
menjadi informasi bagi pihak manajerial hijab Elzatta agar memfokuskan aktivitas
pemasaran untuk program yang bertujuan meningkatkan brand awareness dan
brand image hijab Elzatta sehingga diharapkan akan berdampak pula pada
peningkatan keputusan pembelian produk hijab Elzatta.
Dari analisis yang sudah diungkapkan, maka implikasi manajerial yang bisa
dilakukan adalah dengan merumuskan planning program promosi dengan
menggunakan Facebook Advertising. Facebook Advertising merupakan sarana
yang diberikan oleh pihak Facebook kepada para pengelola fanspage yang bisa
digunakan untuk membuat iklan ke jutaan pengguna Facebook. Hijab Elzatta bisa
merencanakan berbagai campaign promosi yang menonjolkan keunggulan dan
values hijab Elzatta. Planning ini bertujuan agar pengguna Facebook lebih aware
terhadap merek hijab Elzatta sehingga ketika mereka ingin membeli produk hijab,
mereka akan mengingat merek hijab Elzatta dan kemudian memutuskan membeli.
Melakukan organizing dan leading dalam mengelola fanspage Facebook
hijab Elzatta agar lebih informatif dan interaktif. Pihak manajerial perlu mengatur
sumber daya yang akan digunakan dan memberikan arahan agar administrator
fanspage melakukan update status secara berkala dan rutin. Hal ini bertujuan agar
likers dan pengunjung fanspage hijab Elzatta dapat memperoleh informasi secara
up to date mengenai produk ataupun promosi yang sedang berlangsung.
Administrator fanspage juga diarahkan agar bisa melakukan komunikasi yang
interaktif dengan pengunjung fanspage misalnya dengan menjawab setiap
pertanyaan yang masuk atau menyapa pengunjung lewat update status.
Rutin mengadakan controlling terhadap fanspage dengan menganalisis
bagian “insights” yang sudah terdapat di bagian pengelolaan fanspage. Dari data
insights fanspage ini pihak manajerial dapat melihat data statistik berkala selama
sepekan mengenai jumlah likers, data demografi likers, kecepatan administrator
dalam menanggapi pengunjung, dan banyaknya jangkauan serta interaksi pada
setiap post.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aaker DA. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Aris Ananda, penerjemah. Jakarta
(ID): Mitra Utama. Terjemahan dari: Managing Brand Equity.
Adriani L. 2015. Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian
Energen Sereal di Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Amrulla S. 2015. Pengamatan Terhadap Aktivitas Pengguna Jejaring Media
Sosial Facebook dengan Statistika Deskriptif [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
As'ad H, Anas YA. 2014. The Impact of Social Media Marketing on Brand
Equity: An Empirical Study on Mobile Service Providers in Jordan. Society
of Interdisciplinary Business Research [Internet]. [diunduh 2016 Januari
10]; 3(1): 315-326. ISSN: 2304-1013 (online); 2304-1269 (CDROM).
Tersedia pada: www.sibresearch.org.
Durianto. 2011. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
Esch Franz Rudolf, Tobias L, Bernd HS, Patrick G. 2006. Are brand forever?
How brand knowledge and relationship affect current and future purchase.
JPBM [Internet]. [diunduh 2015 Maret 19]; 15(2):98-105. doi:
10.1108/10610420610658938. Tersedia pada:
www.emeraldinsight.com/1061-0421.htm.
Ghozali I. 2014. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial
Least Square (PLS). Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Ed ke-4.
InfoKomputer. 2014. Pengguna E-commerce Indonesia Hobi Belanja Fashion di
Online. Berita [Internet]. [diunduh 2016 Agustus 30]. Tersedia pada
www.infokomputer.com.
Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modeling Berbasis
Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta (ID): STIM YKPN. Ed ke-4.
Kaplan AM, Haenlein M. 2010. Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media. Journal of Business Horizons [Internet].
[diunduh 2016 Januari 10];53(1): 59-68. doi: 10.1016/j.bushor.2009.09.003.
Tersedia pada: www.elsevier.com/locate/bushor.
Karamian H, Nadoushan MA, Nadoushan AA. 2015. Do Social Media Marketing
Activities Increase Brand Equity?. TI Journal [Internet]. [diunduh 2016
Januari 10]; 4(3): 362-365. ISSN: 2306-7276. Tersedia pada:
www.tijournals.com.
Kotler P, Keller KL. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga. Jilid
ke-1. Ed ke-13.
Movementi S. 2014. Facebook Diprediksi Kehilangan 80 Persen Pengguna. Berita
[Internet]. [diunduh 2014 Januari 22]. Tersedia pada: http://tekno.tempo.co.
Rangkuti F. 2002. The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek plus Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta
(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Sangadji dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta (ID): Andi Offset.
Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media
Group. Ed Revisi.
30
Singh S. 2010. Social Media Marketing for Dummies [e-book]. Kanada (CA): J
Wiley. [diunduh 2016 Januari 10]. ISSN: 978-0-470-67861-9.Tersedia pada:
www.mercurymagazines.com/pdf/SWDELL1.pdf.com.
Taprial V, Kanwar P. 2012. Understanding Social Media [e-book]. United States
(US): Ventus Publishing. [diunduh 2016 Januari 01]. ISSN: 978-87-7681-
992-7. Tersedia pada: www.bookboon.com.
Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT Gramedia.
Wearesocial. 2015. Active Users By Social Platform. Social Network [Internet].
[diunduh 2014 Januari 22]. Tersedia pada: www.wearesocial.sg.
LAMPIRAN
33
RIWAYAT HIDUP
Isnawati Eka Lestari adalah anak tunggal dari pasangan Ating Sutisna dan
Sri Rakhmawati yang dilahirkan di Cilegon, 21 Juli 1990. Di tahun 2008, setelah
selesai menjalani pendidikan sekolah menengah atas di Nurul Fikri Boarding
School Anyer, penulis mendapat Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)
mengambil jurusan Komunikasi di Program Diploma IPB. Semasa kuliah, penulis
aktif di beberapa organisasi kampus seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa, Rohis,
dan berbagai kepanitiaan acara kampus lainnya. Setelah lulus kuliah tahun 2011,
penulis menikah dengan seorang desainer, Ahmad Andika, lalu dikaruniai seorang
anak laki-laki bernama Ihsan Azfar Hudzaifa. Pada tahun 2012, penulis
melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Penulis yang sempat
menjadi editor naskah buku di Penerbit Penebar Swadaya dan asisten dosen
Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB kini berprofesi sebagai ibu rumah
tangga, pengusaha, dan trainer.