HUSNUN LUTHFIRALDA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berudul Faktor -Faktor Turnover
Intention Pegawai Generasi X dan Milenial BPJS Kesehatan adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Husnun Luthfiralda
NIM H24150016
ABSTRAK
Pegawai Generasi X dan Milenial dengan kinerja yang baik serta dapat
beradaptasi dengan digitalisasi sebaiknya dipertahankan oleh BPJS Kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi pegawai dan menganalisis
hubungan antara keterlekatan kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention
pegawai BPJS Kesehatan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
dan Structural Equation Model (SEM) dengan Partial Least Square (PLS). Hasil
analisis deskriptif diketahui Generasi X memiliki persepsi keterlekatan kerja dan
komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada Generasi Milenial sedangkan
Generasi Milenial memiliki persepsi turnover intention yang lebih tinggi daripada
Generasi X. Hasil analisis PLS-SEM menyatakan keterlekatan kerja memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap komitmen organisasi sedangkan tidak ada
pengaruh terhadap turnover intention. Komitmen organisasi memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap turnover intention. Rekomendasi untuk organisasi
pada peningkatan komitmen organisasi adalah atasan sebaiknya mendukung,
membimbing, dan mengapresiasi pegawai untuk membangun keterikatan
emosional serta rasa kepemilikan yang kuat terhadap organisasi.
ABSTRACT
HUSNUN LUTHFIRALDA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang diaksanakan sejan bulan Agustus 2019 sampai November 2019 ini
ialah turnover intention, dengan judul Faktor-Faktor Turnover Intention Pegawai
Generasi X dan Milenial BPJS Kesehatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM
selaku dosen pembimbing serta Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Ibu Hardiana
Widyastuti S.Hut, MM selaku dosen penguji yang telah memberi banyak saran
yang sangat membantu penulis dalam penelitian ini. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Ibu Annisa Binarti Farliani dan Bapak Fendy
Oktavianto beserta staf Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS
Kesehatan, serta Bapak Nopi Hidayat selaku Asisten Deputi Bidang Monitoring
dan Evaluasi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ibu, Bapak, dan seluruh sahabat atas doa dan kasih sayangnya serta
kepada EXO yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah
ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Husnun Luthfiralda
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
1. Jumlah pegawai tetap BPJS Kesehatan berdasarkan jabatan dan usia 2
2. Jumlah pegawai keluar BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek
3
3. Penelitian terdahulu 9
4. Keputusan penilaian 16
5. Organisasi operasional variabel penelitian 18
6. Deskripsi bidang kerja 20
7. Frekuensi pindah kerja pegawai sebelum di BPJS Kesehatan 25
8. Persepsi pegawai terhadap keterlekatan kerja 26
9. Persepsi pegawai terhadap komitmen organisasi 27
10. Persepsi pegawai terhadap turnover intention 28
11. Nilai AVE 36
12. Nilai Cronbach's Alpha dan Composite Reliability 37
13. R-square 38
14. Path coefficient Generasi X dan Milenial 38
15. Pengaruh variabel laten eksogen terhadap turnover intention 41
DAFTAR GAMBAR
1. Proyeksi jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok usia dan jenis
kelamin tahun 2019 1
2. Jumlah pegawai BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek 3
3. Kerangka pemikiran 12
4. Hipotesis penelitian 16
5. Model persamaan struktural 17
6. Karakteristik responden Generasi X berdasaran jenis kelamin 21
7. Karakteristik responden Generasi Milenial berdasarkan jenis kelamin 21
8. Karakteristik responden Generasi X berdasarkan bidang kerja 22
9. Karakteristik responden Generasi Milenial berdasarkan bidang kerja 22
10. Karakteristik responden Generasi X berdasarkan usia 23
11. Karakteristik responden Generasi Milenial berdasarkan usia 23
12. Karakteristik responden Generasi X berdasarkan pendidikan terakhir 24
13. Karakteristik responden Generasi Milenial berdasarkan pendidikan
terakhir 24
14. Karakteristik responden Generasi X berdasarkan masa kerja 25
15. Karakteristik responden Generasi Milenial berdasarkan masa kerja 25
16. Hasil analisis PLS algorithm Generasi X 30
17. Hasil analisis validitas convergent Generasi X terhadap keterlekatan kerja
31
18. Hasil analisis validitas convergent Generasi X terhadap komitmen
organisasi 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Gambar 1 Proyeksi jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok usia dan jenis
kelamin tahun 2019
Sumber: Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (2013)
Tabel 1 Jumlah pegawai tetap BPJS Kesehatan berdasarkan jabatan dan usia
Uraian <50 Tahun 51-56 Tahun Total
General Manajer 18 17 35
Senior Manajer 32 12 44
Manajer 169 50 219
Asisten Manajer 1.072 135 1.207
Pelaksana 5.603 82 5.685
Total 6.894 296 7.190
Sumber: Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Nasional Kesehatan
(2017)
840
826 829
820
810 Jumlah
800 Pegawai
(orang)
780
760
Desember Desember Desember Juni 2019
2016 2017 2018
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Turnover Intention
Tet dan Meyer yang disitasi oleh Ridlo (2012) menyatakan intention to
leave adalah niat dan hasrat yang disengaja bagi pegawai untuk meninggalkan
organisasi. Turnover intention juga merupakan keinginan seorang pegawai untuk
berpindah dari organisasinya saat ini ke organisasi lain. Low et al. (2001)
menyatakan bahwa rencana pegawai untuk meninggalkan organisasi memiliki
efek yang signifikan terhadap perilaku, terutama pada organisasi di sektor
pelayanan. Keinginan ini berdampak negatif terhadap organisasi, namun penting
untuk menyadari adanya indikasi tersebut guna meminimalisasi dampak yang
tidak diharapkan terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi.
Hom dan Griffeth (1991) menyatakan bahwa terdapat empat dimensi
turnover intention, yaitu pegawai berpikir untuk pergi dari organisasi, pegawai
mencari pekerjaan di organisasi lain, pegawai memiliki dorongan untuk
meninggalkan organisasi, dan pegawai ingin pergi dari organisasi dalam waktu
dekat. Abbasi dan Hollman (2000) mengelompokkan turnover pegawai ke dalam
dua kategori, yaitu voluntary dan involuntary. Involuntary turnover menyatakan
mengenai pemberhentian pegawai, sedangkan voluntary turnover terjadi ketika
pegawai mengajukan resign dan berpindah kerja ke perusahaan pesaing.
Du Plooy dan Roodt (2010) menyatakan bahwa keterlekatan kerja adalah
salah satu perspektif yang dapat menurunkan turnover intention. Keterlekatan
kerja memiliki hubungan negatif terhadap turnover intention. Pegawai yang
memiliki tingkat keterlekatan yang tinggi cenderung memiliki niatan yang rendah
untuk meninggalkan organisasi. Martin dan Roodt (2008) juga menyatakan bahwa
tingkat turnover intention dapat menurun seiring dengan tingginya komitmen
pegawai terhadap organisasi tempatnya bekerja. Bothma dan Roodt (2012)
menyatakan bahwa turnover intention dapat diprediksi dan diukur dengan
menggunakan Turnover Intention Scale (TIS).
Keterlekatan Kerja
Komitmen Organisasi
Klasifikasi Multigenerasi
Saat ini, pekerja Generasi X dan Generasi Milenial merupakan pekerja yang
paling banyak berada dalam suatu organisasi. Generasi X dan Generasi Milenial
memiliki karakteristik tersendiri dalam menjalani pekerjaannya. Keberadaan dua
organisasi ini penting untuk keberlangsungan suatu organisasi.
Generasi X
Stauss-Howe yang disitasi oleh Nugroho (2016) menyatakan bahwa
Generasi X adalah generasi yang lahir pada tahun 1961-1981. Cran (2017)
menyatakan bahwa Generasi X tidak seperti Baby Boomers yang dapat terus
bekerja dalam satu organisasi. Keluarga lebih penting dari pekerjaan sehingga
Generasi X lebih suka bekerja pada organisasi yang tidak memiliki struktur yang
kaku serta memberikan kelonggaran bagi mereka untuk dapat memerhatikan
keluarga.
Cran (2017) juga mengungkapkan bahwa Generasi X menyadari adanya
globalisasi sehingga mereka paham bahwa setiap daerah memiliki budaya yang
berbeda. Hal tersebut merupakan cara bagi generasi ini untuk lebih maju dalam
berbagai kesuksesan, salah satunya kesuksesan dalam finansial.
Cran (2017) menyataan bahwa waktu dan uang merupakan hal yang dapat
memotivasi Generasi X dalam bekerja. Pemberian cuti tanpa berpengaruh
terhadap pengurangan gaji adalah keinginan generasi ini. Generasi X juga akan
termotivasi untuk tetap berada di organisasi apabila mereka mendapakan imbalan
insentif berupa uang atas pencapaian mereka dalam bekerja. Generasi X akan
mementingkan kinerja mereka dalam bekerja sehingga perencanaan promosi yang
jelas, kenaikan gaji, dan perencanaan suksesi dapat memotivasi mereka untuk
meningkatkan kinerja mereka.
kehidupannya. Generasi ini memiliki jaringan yang luas karena mereka lebih
memerhatikan teman dan rekan kerja. Pekerjaan hanyalah sebuah cara bagi
Generasi Milenial untuk membiayai kehidupan sosialnya. Hal ini yang
menjadikan generasi ini tidak memiliki loyalitas kepada organisasi. Ketika suatu
organisasi tidak dapat memberikan sesuatu yang mereka butuhkan, maka mereka
tidak ragu untuk memutuskan keluar dari organisasi.
Cran (2017) mengutarakan Generasi Milenial tidak ingin bekerja terlalu
keras karena mereka tidak termotivasi oleh uang. Milenial lebih termotivasi
dengan imbalan hadiah berupa cuti kerja, waktu liburan, atau kegiatan kantor yang
menyenangkan. Kepemimpinan yang ramah juga memotivasi Generasi Milenial
sehingga mereka merasa nyaman berada di tempat kerja dan mau belajar untuk
mendapatkan pengalaman kerja yang mereka butuhkan.
Penelitian Terdahulu
Lanjutan Tabel 3
Nama Variabel Alat dan Metode Simpulan
Analisis
Ludviga dan Komitmen Variance-based Baby Boomers, Generasi X dan Milenial
Sennikova organisasi, Structural Equation memiliki reaksi yang berbeda terhadap
(2016) keterlekatan, Model (PLS-SEM) perubahan. Generasi X dan Milenial lebih
dan kepuasan berkomitmen untuk berubah daripada
Baby Boomers. Baby Boomers akan
menjadi frustasi dan menolak adanya
teknologi baru sedangkan Generasi X dan
Milenial dapat dengan mudah beradaptasi.
Kepuasan memediasi hubungan antara
keterlekatan dan komitmen untuk
berubah.
Albdour dan Keterlekatan t-test, analysis of Pegawai dengan tingkat keterlekatan kerja
Altarawneh pegawai dan variance dan organisasi yang tinggi memilki
(2014) komitmen (ANOVA), tingkat komitmen afektif dan normatif
organisasi statistika deskriptif, yang tinggi. Di sisi lain pegawai dengan
analisis regresi tingkat keterlekatan kerja yang tinggi
berganda berpengaruh terhadap komitmen
berkelajutan. keterlekatan pegawai
berpengaruh lebih kuat terhadap
komitmen normatif. Keterlekatan
pegawai dapat memprediksi komitmen
normatif pegawai lebih baik daripada
memprediksi komitmen afektif dan
komitmen berklanjutan.
Azeez et Kepuasan kerja, Pearson Product Tidak ada hubungan signifikan antara
al.(2016) turnover Moment dan kepuasan kerja dengan tiga dimensi
intention, multiple regression komitmen organisasi. Terdapat hubungan
komitmen yang signifikan negatif antara turnover
organisasi intention dengan komitmen afektif dan
keberlanjutan. Terdapat hubungan tidak
signifikan negatif antara turnover
intention dengan komitmen normatif.
Terdapat hubungan signifikan positif
antara kepuasan kerja dengan turnover
intention. Kepuasan kerja dan turnover
intention secara positif berdampak pada
komitmen organisasi. Turnover intention
berkontribusi lebih banyak untuk varians
yang berhubungan dengan kepuasan kerja
dan komitmen organisasi.
METODE
Kerangka Pemikiran
Generasi X dan Milenial adalah generasi yang saat ini bekerja sebagai
pegawai BPJS Kesehatan. Pegawai Generasi X dan Milenial memiliki
karakteristik dan keunikan masing-masing dalam menjalankan pekerjaannya.
Pegawai yang dapat memertahankan kinerja akibat adanya digitalisasi yang
diberlakukan oleh organisasi adalah pegawai yang sebaiknya dipertahankan oleh
BPJS Kesehatan. Selain itu, BPJS Kesehatan juga sebaiknya mengetahui
keterlekatan kerja dan komitmen organisasi pegawai untuk mengidetifikasi
keinginan keluar (intention to leave) pegawai Generasi X dan Milenial.
Visi BPJS Kesehatan adalah terwujudnya jaminan kesehatan yang
berkualitas tanpa diskriminasi. Visi BPJS Kesehatan adalah memberikan
pelayanan terbaik kepada peserta dan masyarakat, memperluas kepesertaan
Program Jaminan Kesehatan mencakup seluruh peduduk Indonesia, serta bersama
menjaga kesinambungan finansial Program Jaminan Kesehatan. Hal tersebut dapat
terwujud dengan adanya pengelolaa SDM yang baik dan berkesinambungan.
Salah satu upaya pengelolaan SDM adalah dengan meningkatkan
keterlekatan kerja dan komitmen organisasi pegawai. Keterlekatan kerja dan
komitmen organisasi pegawai penting bagi perusahaan karena SDM merupakan
salah satu aspek organisasi yang dapat membantu dalam perencanaan, proses
bisnis, dan pencapaian tujuan organisasi. Keterlekatan kerja dan komitmen
organisasi juga diperkirakan dapat memertahankan pegawai dari adanya keinginan
untuk keluar dari organisasi (turnover intention).
Keterlekatan kerja dinilai dengan Utrecht Work Engagement Scale (UWES)
yang dikembangkan oleh Schaufeli et al. (2002). Indikator dari UWES dibagi ke
dalam tiga sub-skala yang mencerminkan keterlekatan, yaitu vigor, dedication,
dan absorption. Komitmen organisasi menurut Meyer dan Allen (1991) memiliki
tiga komponen yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen
normatif. Setiap komponen dianggap memiliki gambaran perilaku pegawai yang
berbeda di tempat kerja. Turnover intention dinilai menggunakan Turnover
Intention Scale (TIS) yang telah divalidasi keandalannya oleh Bothma dan Roodt
(2013). TIS juga secara statistik dapat membedakan antara pegawai yang keluar
dan pegawai yang tetap di organisasi. Penelitian yang akan dilakukan mengenai
faktor-faktor keterlekatan kerja dan komitmen organisasi yang berkaitan dengan
turnover intention pegawai dijelaskan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 2.
12
Komponen komitmen
Aspek keterlekatan kerja organisasi (Allen dan
(Schaufeli dan Bekker Meyer 1991):
2004):
1. Komitmen afektif
1. Vigor 2. Komitemen
2. Dedication keberlanjutan
3. Absorption 3. Komitmen
normatif.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dengan pengamatan langsung di lapangan serta melalui wawancara
kepada pegawai dan pengisian kuesioner secara online. Kuesioner memuat daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan keterlekatan kerja, komitmen organisasi, dan
turnover intention. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui keterlekatan
kerja adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Schaufeli et al. (2002).
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui komitmen organisasi adalah
kuesioner yang dikembangkan oleh Meyer et al. (1993). Kuesioner yang
digunakan untuk mengetahui turnover intention pegawai menggunakan Turnover
Intention Scale (TIS) yang telah divalidasi oleh Bothma dan Roodt tahun 2013.
Pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup, hal ini bertujuan untuk memudahkan
responden dalam menjawab pertanyaan serta pada proses pengolahan data.
Responden akan menjawab pertanyaan dengan memilih angka satu sampai lima
yang menandakan skor skala likert. “Skala likert berhubungan dengan pernyataan
sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang, dan lainnya” (Umar 2014).
Data sekunder yang dikumpulkan berasal dari data internal organisasi antara
lain gambaran umum organisasi, visi dan misi organisasi, struktur organisasi
perusahaan, dan catatan pegawai yang keluar organisasi, dan data lainnya yang
berhubungan dengan penelitian. Selain itu, data sekunder diperoleh dari literatur
melalui buku, penelitian sebelumnya, serta internet untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan topik penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPJS
Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek yaitu 810 orang, oleh karena itu
pengambilan sampel diperlukan untuk mengetahui bagian dari jumlah dan
karakteristik populasi (Sugiyono 2011). Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel berupa probability sampling, yaitu simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2011), penggunaan simple ramdom sampling memungkinkan
untuk mendapatkan anggota sampel secara acak tanpa memerhatikan strata dalam
populasi tersebut. Sampel merupakan pegawai yang bekerja di delapan bidang
kerja berbeda di BPJS Kesehatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
keterlekatan kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention dari seluruh
pegawai BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek yang berkinerja baik
dan dapat beradaptasi dengan digitalisasi yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan.
Ukuran sampel dihitung menggunakan rumus slovin karena jumlah populasi yang
sudah diketahui. (Umar 2002):
𝑁
𝑛= ………………………………………………………………(1)
1+𝑁𝑒 2
14
𝑛 = Besaran Sampel
𝑁 = Besaran Populasi (N = 810)
𝐸 = Nilai Kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan dalam penarikan sampel)
810
𝑛= = 89.011 ≈ 90
1+810(0.1)2
Uji Validitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa valid tidaknya suatu kuesioner diukur
dengan melakukan uji validitas. Pertanyaan kuesioner yang mampu
mengungkapkan variabel yang diukur menandakan bahwa kuesioner yang
digunakan valid. Suatu tes memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
menandakan tes tersebut memiliki validitas yang tinggi.
Menurut Arikunto (2006), pernyataan tertulis yang digunakan untuk
mendapatkan informasi seseorang mengenai data pribadi dan hal-hal yang
diketahui oleh orang tersebut dinamakan kuesioner. Informasi yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner butuh diuji kesahannya agar hasil yang diharapkan tidak
bias dan menimbulkan makna ganda. Uji validitas pada kuesioner dilakukan untuk
mengetahui kesahan dan simpulannya. Teknik korelasi Product Moment Pearson
digunakan untuk menguji validitas. Pencarian hubungan dan pembuktian hipotesis
hubungan dua variabel dapat dicari apabila data kedua variabel tersebut berbentuk
interval atau rasio serta memiliki sumber yang sama (Sugiyono 2009). Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Σxy = jumlah perkalian antara variabel X dan variabel Y
∑ 𝑥 2 = jumlah dari kuadrat nilai X
∑ 𝑦 2 = jumlah dari kuadrat nilai Y
(x)2 = nilai X dikuadratkan
(y)2 = nilai Y dikuadratkan
Uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi (r) pada
masing-masing pertanyaan. Bila r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat
signifikan (α) 10% (0.1654) maka pertanyaan pada kuesioner tersebut valid. Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 20.
15
Uji Reliabilitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk dapat dinyatakan konsisten setelah melakukan pengukuran
dengan reliabilitas. Cronbach’s Alpha digunakan untuk mengukur keandalan
indikator-indikator kuesioner penelitian (McDaniel dan Gates 2013). Uji
reliabilitas Cronbach’s Alpha menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑘 Σσ2𝑏
𝑟11 = [(𝑘−1)][1− σ2𝑡
]………………………….…….……………..…. (3)
Keterangan:
𝑟11 = koefisien reliabilitas yang dicari
𝑘 = banyaknya butir pertanyaan
Σσ = jumlah varian butir
σ = total varian
Cronbach’s Alpha memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu dalam
mengukur keandalan kuesioner. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 20.
Skala Likert
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011) sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu fenomena sosial dapat diukur
dengan menggunakan skala likert. Variabel penelitian dinyatakan ke dalam
beberapa indikator pertanyaan kuesioner dengan memberikan skala nilai pada
masing-masing pertanyaan. Pada penelitian ini digunakan lima skala likert agar
memberikan kesempatan kepada responden untuk menilai pernyataan secara
spesifik. Berikut ini adalah bobot nilai yang digunakan dalam penelitian ini.
Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah:
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Kurang Setuju
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
Analisis Deskriptif
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011) analisis deskriptif adalah analisis
yang menggambarkan suatu data secara sistematis dari data faktual dan akurat
mengenai suatu kejadian serta hubungan antarfenomenan yang diteliti. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengetahui persepsi pegawai mengenai keterlekatan
kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention terhadap organisasi
menggunakan skala berjenjang dari likert dengan melihat nilai yang paling sering
muncul dalam kelompok data (modus). Kategori keputusan penilaian tingkat
keterlekatan kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention disajikan dalam
Tabel 4.
16
Komitmen
Organisasi H3 (-)
H1 (+)
Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara dari rumusan permasalahan penelitian yang menyatakan adanya
pengaruh atau hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis penelitian
ini adalah sebagai berikut:
H1 : Keterlekatan kerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi pegawai.
H2 : Keterlekatan kerja secara signifikan berpengaruh negatif terhadap
turnover intention pegawai.
H3 : Komitmen organisasi secara signifikan berpengaruh negatif terhadap
turnover intention pegawai.
Lanjutan Tabel 5
Konstruk Indikator
TI13 Efek negatif bekerja
TI14 Ketidaktahuan saat bekerja
TI15 Mencari pekerjaan di internet
Sumber: Data diolah (2019)
Struktur Organisasi
Struktur organisasi BPJS Kesehatan adalah Direktur Utama sebagai
pimpinan perusahaan didampingi dengan Dewan Pengawas sebagai pengawas atas
pelaksanaan tugas BPJS. Direktur Utama melakukan koordinasi dengan Sekretaris
Utama BPJS Kesehatan, Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, Direktur
Jaminan Pelayanan Kesehatan, Direktur Keuangan dan Investasi, Direktur
Perencanaa, Pengembangaan, dan Manajemen Risiko, Direktur Sumber Daya
Manusia dan Umum, Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar
Lembaga, Direktur Teknologi dan Informasi, Deputi Direksi Bidang Pengawasan
Internal, Deputi Direksi Wilayah, serta staf ahli. Setiap direktur memiliki
beberapa deputi direksi yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
langsung kepada direktur terkait. Badan pengawas berkoordinasi dengan
Sekretaris Dewan Pengawas, Komite Manajemen Risiko, dan Komite Audit.
Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
Karakteristik Responden
Jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, terdapat 73 responden
berjenis kelamin perempuan dengan persentase 81 persen dan 19 persen berjenis
kelamin laki-laki dengan jumlah 17 responden. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dan penggolongan generasi dapat dilihat pada Gambar
6 dan Gambar 7.
20%
Pria
Perempuan
80%
18%
Pria
Perempuan
82%
Bidang Kerja
Mayoritas responden Generasi X bekerja di bidang SDM, Umum, dan
Komunikasi Publik (SDMUKP), yaitu 11 pegawai. Pegawai SDMUKP menjadi
mayoritas karena pegawai dalam bidang ini menangani sebagian besar unsur
organisasi. Bidang ini menangani keberlangsungan proses kerja BPJS Kesehatan
baik penanganan terhadap pemasalahan pegawai, keberadaan persediaan
kelengkapan proses kegiatan organisasi, dan penyampaian informasi kepada
masyarakat mengenai BPJS Kesehatan. Karakteristik responden Generasi X
berdasarkan bidang kerja dapat dilihat pada Gambar 8.
2% Kepesertaan dan
Pelayanan Peserta
13% Penagihan dan
Keuangan
25% Penjaminan Manfaat
Primer
13% Penjaminan Manfaat
Rujukan
Perluasan Peserta
9% dan Kepatuhan
16% SDM, Umum, dan
Komunikasi Publik
22% Monitoring dan
Evaluasi
Kepesertaan dan
6% Pelayanan Peserta
6%
25% Penagihan dan
Keuangan
Penjaminan Manfaat
Primer
5% Penjaminan Manfaat
33%
Rujukan
Perluasan Peserta
25% dan Kepatuhan
SDM, Umum, dan
Komunikasi Publik
Sebagian besar responden Milenial bekerja dalam bidang ini karena pegawai
dalam bidang ini adalah pegawai yang menangani peserta JKN untuk melakukan
pengajuan Faskes tingkat lanjutan yang tidak sanggup ditangani oleh FKTP.
Pengajuan ini memiliki kriteria-kriteria tersendiri yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh BPJS Kesehatan sehingga pegawai perlu mengecek kesesuaian
rujukan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Usia
Karakteristik responden Generasi X sebagian besar pegawai usia 38-41
tahun yaitu 44 persen (20 orang). Hal ini disebabkan pada rentang umur tersebut
produktivitas kerja telah mencapai puncaknya. Selain itu pegawai juga telah
memiliki pengalaman kerja sehingga mereka paham dengan permasalahan yang
ada di organisasi. Karakteristik responden Generasi X berdasarkan usia dapat
dilihat pada Gambar 10.
2% 2% 2%
38-41
5%
42-45 tahun
9% 46-49 tahun
44%
50-53 tahun
54-57 tahun
36%
58-61 tahun
>61 tahun
Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden Generasi X berdasarkan pendidikan terakhir
didominasi oleh pegawai dengan pendidikan terakhir S1 yaitu 71 persen (32
orang). Generasi X memiliki pegawai dengan pendidikan terakhir SMA/SMK
sedangkan Generasi Milenial tidak. Gambar 12 menunjukan karakteristik
responden Generasi X berdasarkan pendidikan terakhir.
2%
9% SMA/SMK
18%
Diploma
S1
71% S2
18% Diploma
S1
80% S2
Masa Kerja
Karakteristik responden Generasi X berdasarkan masa bekerja dibagi ke
dalam empat kelompok, yaitu pegawai dengan masa kerja dibawah sepuluh tahun,
10-15 tahun, 16-21 tahun, dan di atas 22 tahun. Gambar 14 menunjukkan
karakteristik responden berdasarkan masa kerja. Berdasarkan data tersebut
diketahui bahwa pegawai dengan masa kerja 10-15 tahun menjadi mayoritas
responden Generasi X. pegawai dengan masa kerja 10-15 tahun sudah memiliki
pengalaman kerja yang banyak serta memiliki pemahaman terhadap organisasi.
25
9% <4 tahun
27%
4-6 tahun
7-9 tahun
62% >10 tahun
Pengalaman Kerja
Pegawai Generasi X dan Milenial BPJS Kesehatan mayoritas telah
memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Generasi X dan Generasi Milenial yang
sudah memiliki pengalaman kerja yaitu 64.44 persen.
memiliki pengalaman kerja sebelumnya sudah pindah kerja satu kali sebelum
bekerja di BPJS Kesehatan.
Analisis Deskriptif
mereka lakukan juga menantang karena mereka harus melayani jumlah peserta
yang banyak dengan segala permasalahan yang ada. Hal ini terbukti dengan 94.22
persen pegawai Generasi X memiliki persepsi yang tinggi terhadap dedikasi kerja.
Generasi Milenial juga merasa antusias dan tertantang dengan pekerjaan
karena pekerjaan yang mereka lakukan dapat membantu mereka dalam
mengembangkan kemampuan dan menambah pengalaman kerja mereka.
Pekerjaan juga memiliki arti dan tujuan tersendiri karena mereka dapat terus
mengembangkan kemampuan dengan didampingi dan diawasi oleh atasannya. Hal
ini terbukti dengan 56.89 pegawai Generasi Milenial memiliki persepsi yang
tinggi terhadap dedikasi kerja.
Pekerjaan yang menantang membuat Generasi X menjadi terbawa suasana
ketika bekerja. Beban kerja yang dimiliki pegawai Generasi X juga membuat
generasi ini sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan. Hal ini dilihat dari 65.93
persen Generasi X memiliki persepsi yang tinggi terhadap konsentrasi penuh
(absorption) pada pekerjaan.
Generasi Milenial merasa larut dalam pekerjaan dan terbawa suasana
dengan pekerjaan, tetapi hal tersebut tidak membuat generasi ini lupa untuk
bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja. Membangun hubungan
yang baik dengan rekan kerja penting untuk terciptanya lingkungan kerja yang
baik. Hal ini dibuktikan dengan 55.56 persen pegawai Generasi Milenial memiliki
tangka persepsi sedang terhadap konsentrasi penuh pada pekerjaan.
merasa tanggung jawab yang mereka pegang saat ini dapat menahan mereka untuk
meninggalkan organisasi. Hal ini dibuktikan dengan 56.89 persen pegawai
memiliki persepsi yang rendah terhadap turnover intention.
Tingkat persepsi pegawai Generasi Milenial terhadap turnover intention
lebih tinggi daripada Generasi X. Sebagian besar Generasi Milenial memiliki
persepsi yang cukup tinggi terhadap turnover intention yaitu 56.30 persen.
Manfaat yang diterima serta tanggung jawab yang dipegang pegawai Generasi
Milenial tidak cukup menahan generasi ini untuk tetap berada di organisasi.
Pegawai Generasi Milenial juga cukup sering merasa frustasi ketika mereka tidak
diberi kesempatan untuk mencapai tujuan kerja yang mereka inginkan.
Validitas Convergent
Uji validitas convengent dengan menggunakan software SmartPLS 3.0 dapat
dilihat pada nilai loading factor untuk setiap indikator variabel laten. Ghozali dan
Latan (2015) menyebutkan nilai loading factor harus lebih dari 0.7 serta Average
Variance Extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Indikator yang memiliki
nilai loading factor di bawah 0.7 akan dikeluarkan dari model.
30
baik peserta perorangan maupun badan usaha. Hal ini menyebabkan pegawai
memiliki beban kerja yang besar. Pegawai merasa sangat tertantang dengan
banyaknya pekerjaan (D5) yang harus diselesaikan dilihat dari besarnya nilai
loading factor yang diperoleh yaitu 0.836.
Lingkungan kerja yang baik serta rekan kerja yang suportif membuat
Generasi Milenial merasa sangat bernergi (V1) dan bersemangat (V2) dalam
bekerja. Milenial merasa sangat bernergi dan bersemangat saat bekerja dapat
dilihat dari nilai loading factor 0.933. Pegawai Generasi Milenial tidak selalu
dapat bekerja dalam waktu yang lama namun mereka menyanggupi untuk
melakukannya (V4). Suasana kerja dan rekan kerja yang menyenangkan membuat
Generasi Milenial bersemangat dalam bekerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai
loading factor untuk bekerja dalam waktu yang lama yaitu 0.733.
Hasil analisis nilai AVE masing-masing variabel laten pada Generasi X dan
Milenial memiliki nilai di atas 0.5 sehingga dapat dikatakan 50 persen atau lebih
variance dari indikator dapat dijelaskan oleh variabel laten serta model penelitian
memenuhi syarat validitas convergent yang baik.
Validitas Discriminant
Ghozali dan latan (2015) menyebutkan bahwa validitas discriminant dapat
dilihat pada nilai cross loading antara indikator dengan konstruknya. Konstruk
laten dinyatakan valid jika nilai korelasi suatu konstruk dengan indikatornya lebih
besar daripada nilai korelasi indikator-indikator lain dengan konstruknya. Nilai
cross loading antara indikator pada Generasi X dan Milenial dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Hasil dari Lampiran 3 menunjukkan bahwa model pada semua konstruk
dalam penelitian dinyatakan valid. Nilai korelasi antar indikator pada masing-
37
masing konstruk lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi konstruk lainnya.
Variabel keterlekatan kerja, komitmen organisasi, dan turnover intention memiliki
korelasi yang lebih besar pada variabel laten sendiri dibandingkan variabel laten
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel laten dapat memprediksi
indikatornya lebih baik daripada variabel laten lainnya. Model penelitian pada
Generasi X dan Milenial memenuhi syarat validitas discriminant.
Reliabilitas
Ghozali dan Latan (2015) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas suatu
konstruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat nilai Cronbach’s
Aplha dan Composite Reliability. Konstruk dinyatakan reliabel ketika nilai
Cronbach’s Alpha dan nilai Composite Reliability lebih besar dari 0.7.
Cronbach’s Alpha lebih dari 0.7 menandakan indikator penelitian dinyatakan
handal serta memberikan dukungan untuk konsistensi internal. Composite
Reliability dengan nilai diatas 0.7 menunjukkan bahwa masing-masing indikator
memiliki nilai konsistensi dalam mengukur konstruknya.
Tabel 13 R-square
Generasi X Generasi Milenial
Variabel laten
R-square Keterangan R-square Keterangan
Komitmen organisasi 0.393 Moderat 0.554 Moderat
Turnover intention 0.448 Moderat 0.593 Moderat
Sumber: Data diolah (2019)
Hasil menyatakan bahwa T hitung lebih kecil dari T tabel. Dengan demikian, H2
pada hipotesis penelitian ditolak. Koefisien bernilai positif sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa semakin baik tingkat keterlekatan kerja pegawai maka
turnover intention pegawai akan semakin meningkat.
Implikasi Manajerial
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi SM, Hollman KW. 2000. Turnover: The Real Bottom Line. Public
Personel Management. 29(3): 333-342 [internet]. [diunduh pada 2020 Jan
1]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/279868446_Turnover_The_real_b
ottom_line
Albdour AA, Altarawneh II. 2014. Employe Engagement and Organizational
Commitment: Evidence from Jordan. International Journal of Business.
19(2):193-195 [internet]. [diunduh pada 2019 Okt 20]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/314759577_Employee_Engageme
nt_and_Organizational_Commitment_Evidence_from_Jordan.
Agoi LF. 2015. Effect of Work Engagement on Employee Turnover Intention in
Public Sector, Kenya. International Journal of Economics, Commerce and
Management. 3(12) [internet]. [diunduh pada 2019 Jun 11]. Tersedia pada:
http://ijecm.co.uk/wp-content/uploads/2015/12/31228.pdf.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta (ID): PT.
Rineka Cipta.
45
Azeez RO, Jayeoba FI, Adeoye AO. 2016. Job Satisfaction, Turnover Intention
and Organizational Commitment. BVIMSR’s Journal of Management
Research. 8(2): 102-114 [internet]. [diunduh pada 2019 Apr 11]. Tersedia
pada:
https://www.researchgate.net/publication/316885080_Job_Satisfaction_Tur
nover_Intention_and_Organizational_Commitment.
[Bappenas; BPS; UNFPA] Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional;
Badan Pusat Statistika; United Nation Population Fund (ID). 2013. Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035. Badan Pusat Statistika [internet]. 5 Mei
2015. [diunduh 2019 Okt 15]; Katalog BPS:2101018: Jakarta (ID).
[BPJS Kesehatan] Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (ID). 2017.
Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial
Kesehatan Tahun 2017. Waktu pembaharuan; waktu diunduh [diunduh 2019
Sep 11]; Jakarta.
[BPJS Kesehatan] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Struktur
Organisasi BPJS Kesehatan [Internet]. BPJS Kesehatan, 5 Okt 2018, 10:53
WIB [dikutip 23 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2010/3.
[BPJS Kesehatan] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Visi dan
Misi BPJS Kesehatan [Internet]. BPJS Kesehatan, 3 Jan 2019, 13.19 WIB
[dikutip 23 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2010/2.
[BPJS Kesehatan] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Alamat BPJS
Kesehatan [Internet]. BPJS Kesehatan, 21 Oktober 2019, 09:27 WIB
[dikutip 22 Oktober 2019]. Tersedia dari: https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/pages/detail/2014/16.
Bothma FC, Roodt, G. 2012. Work-based identity and work engagement as
potential antecedents of task performance and turnover intention:
Unravelling a complex relationship. SA Journal of Industrial Psychology. 38
(1): 1-17 [internet]. [diunduh pada 2019 Jun 14]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/317451972_Work-
based_identity_and_work_engagement_as_potential_antecedents_of_task_p
erformance_and_turnover_intention_unravelling_a_complex_relationship.
Bothma CFC, Roodt G. 2013. The Validation of The Turnover Intention Scale.
SA Journal of Human Resource Management. 11(1): 1-12 [internet].
[diunduh pada: 2019 Jun 14]. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.4102/
sajhrm.v11i1.507.
Cran C. 2017. 101 Tips mengelola generasi X, Y & Zoomers di Tempat Kerja.
Jakarta (ID): KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Du Plooy J, Roodt G. 2010. Work Engagement, Burnout and Related Construct
As Predictors of Turnover Intention. SA Journal of Industryal Psychology.
36(1):1-13 [internet]. [diunduh pada 2019 Mei 28]. Tersedia pada:
https://www.semanticscholar.org/paper/Work-engagement%2C-burnout-
and-related-constructs-as-Plooy-
Roodt/5e0c8de2c2d64be18aada6860621e522bf28e1ab.
Ghozali I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang
(ID): UNDIP.
46
Ghozali I, Latan H. 2015. Partial Least Square Konsep, Teknik, dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris. Semarang
(ID): Badan Penerbit-Undip.
Hernaus T, Vokic NP. 2019. Work Design for Different Generational Cohorts
Determining Common and Idiosyncratic Job Characteristic. Journal of
Organizational Change Management. 27(4): 615-641 [internet]. [diunduh
pada 2019 Mar 28]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/265732712_Work_design_for_dif
ferent_generational_cohorts_Determining_common_and_idiosyncratic_job_
characteristics.
Hom PW, Griffeth RW. 1991. Structural Equations Modelin Test of a Turnover
Theory: Cross Selectional and Longitudinal Analyses. Journal of Applied
Psychology. 76: 350-366 [internet]. [diunduh pada 2020 Jan 2]. Tersedia
pada: http://dx.doi.org/10.1037/0021-9010.76.3.350.
Irawan A, Iwanuddin, Halawane JE, Ekawati S. 2017. Analisis Persepsi dan
Perilaku Masyarakat terhadap Keberadaan Kawasan KPHP Model Poigar.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 14(1): 71-82 [internet].
[diunduh pada 2020 Jan 15]. Tersedia pada:
https://media.neliti.com/media/publications/125899-ID-analisis-persepsi-
dan-perilaku-masyaraka.pdf.
Jones R. 2018. Relationship of Employee Engagement and Employee Job
Satisfaction to Organizational Commitment [disertasi]. Minneapolis (US):
Walden University.
Low GS, Cravens DW, Grant K, Moncrief WC. 2001. Antecedents and
consequences of salesperson burnout. European Journal of Marketing
35(5/6): 587-611 [internet]. [diunduh pada 2019 Jun 28]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/242021266_Antecedents_and_con
sequences_of_salesperson_Burnout.
Ludviga I, Sennikova I. 2016. Organizational Change: Generational Differences
in Reaction and Commitment. 9th International Scientific Conference
“Business and Management 2016” [Internet]; 2016 Mei 12-13; Vilnius.
Bogor (ID): Research Gate. Hlm 1-10; [diunduh 2019 Sep 22]. Tersedia
pada:
https://www.researchgate.net/publication/303696195_Organisational_chang
e_generational_differences_in_reaction_and_commitment.
Martin A, Roodt G. 2008. Preceptions of Organizational Commitment, Job
Satisfaction, and Turnover Intention in A Post-Merger South African
Tertiaty Institution. SA Journal of Industrial Psychology. 34(1): 23-31
[internet. [diunduh pada 2019 Jun 14]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/47739763_Perception_of_organis
ational_commitment_job_satisfaction_and_turnover_intentions_in_a_post-
merger_South_African_tertiary_institution.
McDaniel C J, Gates R. (2013). Marketing Research Essentials (8th ed.). New
York (US): John Wiley and Sons.
Meyer JP, Allen NJ. 1991. A Three-Component Conceptualization of
Organizational Commitment. Human Resource Management Review. 1(1):
61-98 [internet]. [diunduh pada 2019 Mei 28]. Tersedia pada:
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/105348229190011Z.
47
Meyer JP, Allen NJ, Smith CA. 1993. Commitment to Organizations and
Occupations: Extention and Test of a Three-Component Conceptualization.
Journal of Applied Psychology. 78(4): 538-551 [internet]. [diunduh pada
2019 Jun 19]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/211391140_Commitment_to_Org
anizations_and_Occupations_Extension_and_Test_of_a_Three-
Component_Conceptualization.
Nugroho RS. 2016. Pengantar Teori Generasi Strauss-Howe. Majalah Ganesha
[Internet]. [diunduh 2019 Apr 23]. Tersedia pada:
http://www.majalahganesha.id/pengantar-teori-generasi-strauss-howe.
Pemerintah Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sektretarian Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun
2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sektretarian Negara.
Jakarta.
Putri WH, Setianan AR. 2019. Job Enrichment, Organizational Commitment, and
Intention to Quit: The Mediating Role of Employee Engagement. 17(2):
518-526 [internet]. [diunduh pada 2019 Agu 28]. Tersedia pada:
https://businessperspectives.org/images/pdf/applications/publishing/templat
es/article/assets/12193/PPM_2019_02_Putri.pdf.
Ridlo IA. 2012. Turnover Karyawan “Kajian Literatur”. OH Movement
Publications [Internet]. [diunduh pada 2019 Mei 16]. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/295755034_Turn_Over_Literature
_Review_in_Bahasa_for_Healthcare.
Riduwan, Sunarto, H. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan
Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung (ID): Alfabeta.
Robbins SP, Judge TA. 2013. Organizational Behavior edition 15. New Jersey
(US): Pearson Education
Sarwono J. 2010. Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM). Jurnal
Ilmiah Manajemen Bisnis. 10(3): 173-182 [internet]. [diunduh pada 2019
Mei 23]. Tersedia pada:
http://www.jonathansarwono.info/sem/konsep_dasar_sem.htm.
Schaufeli WB, Salanova M, Gonzales-Roma V, Bakker AB. 2002. The
Measurement of Engagement and Burnout: A Two Sample Confirmatory
Factor Analytic Approach. Journal of Happiness Studies. 3: 71-92 [internet],
[diunduh pada 2019 Jun 12]. Tersedia pada: http://www.want.uji.es/wp-
content/uploads/2017/03/2002_Schaufeli-Salanova-Gonz%C3%A1lez-
Rom%C3%A1-Bakker.pdf.
Schaufeli WB, Bekker AB. 2004. Job Demands, Job Resources, and Their
Relationship with Burnout and Engagement: A Multiple-Sampe Study.
Journal of Organization Behaviour. 25: 293-310 [internet]. [diunduh pada
2019 Jun 12]. Tersedia pada:
https://www.wilmarschaufeli.nl/publications/Schaufeli/209.pdf.
Schermerhorn JR, Hunt JG, Osborn RN, Uhl-Bien M. 2011. Organizational
behavior (11th ed.). Hoboken (US): John Wiley & Sons.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung
(ID): Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung (ID): Alfabeta.
48
LAMPIRAN
Reliability statistic
Cronbach’s Alpha N of items
Vigor 0.929 6
Dedication 0.953 5
Absorption 0.902 6
Reliability statistic
Cronbach’s Alpha N of items
Afektif 0.944 8
Berkelanjutan 0.902 8
Normatif 0.857 8
Reliability statistic
Cronbach’s Alpha N of items
Turnover intention 0.920 15
52
KUESIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor Turnover Intention
Karyawan Generasi X dan Milenial
IDENTITAS RESPONDEN
(Petunjuk: Berilah tanda (√) pada jawaban yang paling sesuai). Mohon diisi
dengan lengkap.
Jenis kelamin : ☐ Laki Laki ☐ Perempuan
Nama Bidang :
Usia : …………. Tahun
Pendidikan terakhir : ☐ SD ☐ SMA/SMK ☐S1 ☐ S3
☐ SMP ☐ Diploma ☐ S2
Lama bekerja di perusahaan ini : tahun
Apakah sebelumnya sudah memiliki pengalaman kerja? :
☐ Ya ☐ Tidak
Jika iya, sudah berapa kali pindah tempat kerja? : …….. kali
Berapa lama rata-rata bekerja di sebuah perusahaan? :
……..bulan/……..tahun
56
PETUNJUK PENGISIAN
Pada kolom keterangan, anda dimohon untuk memilih satu dari lima
keterangan yang tersedia dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban Bagian I
dan II serta lingkari jawaban pada Bagian III. Pilih sesuai dengan keadaan
sebenarnya serta pengalaman anda selama bekerja di perusahaan ini terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tercantum.
Keterangan Bagian I dan Bagian II:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Cukup Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Keterangan
No. Daftar Pertanyaan
STS TS KS S SS
Vigor (Semangat)
1. Saat bekerja, saya merasa saya sangat
berenergi.
2. Saat bekerja, saya merasa kuat dan
bersemangat.
3. Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa
bersemangat untuk berangkat kerja.
4. Saya dapat terus bekerja untuk waktu yang
lama.
5. Saya memiliki ketahanan kerja yang sangat
tinggi.
6. Saya pantang menyerah dalam bekerja,
bahkan ketika sesuatu tidak berjalan dengan
baik.
Dedication (Dedikasi)
1. Saya merasa pekerjaan yang saya lakukan
memiliki arti dan tujuan tersendiri bagi saya.
2. Saya merasa antusias dengan pekerjaan saya.
3. Pekerjaan menginspirasi saya.
4. Saya bangga dengan pekerjaan yang saya
lakukan.
5. Bagi saya, pekerjaan saya menantang.
Absorption (Perhatian penuh)
1. Waktu berlalu dengan cepat ketika saya
bekerja.
2. Saat bekerja, saya seakan lupa dengan segala
57
anda?
15. Seberapa sering anda
memindai internet untuk Tidak
1 2 3 4 5 Selalu
mencari peluang pekerjaan pernah
alternatif?
61
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cilacap pada tanggal 24 April 1997 dari ayah Suryo
Widodo Achmad dan ibu Sri Hartini. Penulis adalah putri pertama dari dua
bersaudara. Tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Bogor dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB University)
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan
diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama
masa perkuliahan pada tahun 2018 penulis pernah menjadi mentor dalam mata
kuliah Teknik Pengambilan Keputusan. Selain itu, pada tahun 2017-2018 penulis
juga pernah bergabung dalam Himpunan Profesi (Himpro) Centre of Management
(COM@) sebagai staf Public Relation.