RISNA JAYANTI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
2
3
Risna Jayanti
NIM H24120021
4
ABSTRAK
RISNA JAYANTI. Penerapan Pengukuran Kinerja Inspektorat Badan Koordinasi
Penanaman Modal Berbasis Balanced Scorecard. Dibimbing oleh HJ SITI
RAHMAWATI.
Inspektorat merupakan salah satu unit kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Inspektorat dalam upaya mewujudkan peningkatan akuntabilitas dan kinerja
instansi, masih menggunakan pengukuran kinerja secara sederhana belum mencakup
seluruh aspek yang berada di unit Inspektorat. Berdasarkan hal tersebut perlu dibuat
rancangan pengukuran kinerja Inspektorat BKPM berbasis balanced scorecard secara
komprehensif menggambarkan aspek finansial dan nonfinansial. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis penyelarasan unit organisasi pada Inspektorat BKPM, membuat
rancangan strategi pengukuran kinerja Inspektorat dengan metode BSC, membuat
rancangan peta strategi menggunakan pendekatan BSC, dan mengukur kinerja Inspektorat
BKPM tahun 2015 dengan pendekatan BSC. Metode pengambilan sampel penelitian ini
adalah metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Metode
pengolahan dan analisis data menggunakan metode perbandingan berpasangan dan
pendekatan balanced scorecard. Hasil penelitian ini adalah pengukuran kinerja
Inspektorat menunjukan kinerja yang baik, namun masih ada beberapa indikator kinerja
utama yang nilainya masih rendah.
ABSTRACT
RISNA JAYANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
6
8
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2016 ini ialah
Pengukuran Kinerja Unit Organisasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra Hj Siti Rahmawati, MPd
selaku pembimbing. Penghargaan disampaikan kepada Bapak Zaenal Mutaqin,
Bapak Kenny Daryat Nanang, Bapak Suradi, Ibu Khusnul Khotimah dan Bapak
Slamet Purwo Santoso beserta seluruh pihak dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, dan teman-teman, atas
segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Risna Jayanti
9
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
METODE 6
Kerangka Pemikiran Penelitian 6
Lokasi dan Waktu Penelitian 8
Jenis dan Sumber Data Penelitian 8
Metode Pengambilan Sampel 8
Metode Pengolahan dan Analisis Data 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Gambaran Umum 10
Alignment (Keselarasan) 10
Rancangan Strategi Pengukuran Kinerja Inspektorat BKPM dengan
Balanced Scorecard 13
Peta Strategi 17
Hasil Pengukuran Kinerja Inspektorat BKPM dengan Pendekatan Balanced
Scorecard 19
Inisiatif Strategi Setiap Perspektif BSC Inspektorat BKPM 23
Implikasi Manajerial 25
SIMPULAN DAN SARAN 27
Simpulan 27
Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 31
RIWAYAT HIDUP 33
10
DAFTAR TABEL
1 Capaian kinerja 1
2 Penelitian terdahulu 5
3 Skala pembobotan 9
4 Kerangka pengukuran kinerja 9
5 Ukuran kinerja pencapaian startegi BSC Inspektorat BKPM 14
6 Kartu skor process perspective 15
7 Kartu skor people perspective 16
8 Kartu skor customer perspective 17
9 Kartu skor financial perspective 17
10 Hasil pengukuran kinerja process perspektive 19
11 Hasil pengukuran kinerja people perspective 20
12 Hasil pengukuran kinerja customer perspective 21
13 Hasil pengukuran kinerja financial perspective 22
14 Hasil kinerja Inspektorat 23
15 Inisiatif strategi process perspective 24
16 Inisiatif strategi people perspective 24
17 Inisiatif strategi customer perspective 25
18 Inisiatif strategi financial perspective 25
19 Improvement strategic dan sustainable development strategic 26
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Surat Keterangan Penelitian 31
2 Pengukuran kinerja Inspektorat Badan Koordinasi Penanaman Modal 32
32
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis keselarasan visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama
pada Inspektorat BKPM;
2. Membuat rancangan strategi pengukuran kinerja Inspektorat dengan metode
BSC;
3. Membuat rancangan peta strategi menggunakan pendekatan BSC;
4. Mengukur kinerja Inspektorat BKPM tahun 2015 dengan pendekatan BSC.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Strategi
Pengukuran Kinerja
Penelitian Terdahulu
Lanjutan Tabel 2
Nama Judul penelitian Alat analisis Hasil penelitian
Wayan Analisis Pengukuran Kinerja SWOT, BSC Kinerja WIKA secara
Aditya Perusahaan dengan Konsep keseluruhan bisa dianggap
Nugroho Balance Scorecard bagus. Manajemen yang baik
2013 (Studi Kasus PT. Wijaya adalah alasan WIKA mampu
Skripsi Karya) meningkatkan kinerjanya agar
sesuai visi dan misi perusahaan.
Bramantya Perancangan Balanced AHP, BSC Pada perancangan Balanced
Bhakti Scorecard sebagai Sistem Scorecard, diperoleh suatu
Pranadi Pengukuran Kinerja rancangan roadmap perusahaan
2013 Perusahaan ABP dengan menetapkan visi
Tesis perusahaan, keyakinan dasar,
nilai-nilai dasar, tujuan strategi
serta tema strategi yang
kemudian diterjemahkan ke
dalam empat perspektif.
Ade Gustika Rancangan dan Evaluasi BSC, paired Skor BSC PT BMI Tbk Cabang
2011 Kinerja Pada PT Bank comparison Serang tahun 2010
Skripsi Muamalat Indonesia Tbk menunjukkan pencapaian skor
Cabang Serang dengan secara keseluruhan 119,5
Balanced Scorecard persen. Pencapian kinerja PT
BMI Tbk Cabang Serang 64,7
persen dan dikategorikan baik.
Nicky Akbar Pengukuran Kinerja BSC, paired Hasil pengukuran kinerja PT.
2011 Perusahaan Jasa dengan comparison Pandu Siwi Sentosa dengan
Skripsi Pendekatan Balanced menggunakan pendekatan
Scorecard pada PTt. Pandu balanced scorecard dengan
Siwi Sentosa total skor kinerja adalah 91.57
persen.
Bunga Pengukuran dan Evaluasi BSC, Berdasarkan hasil pembobotan
Asmara Putri Kinerja Perusahaan dengan Pairwise secara vertikal terhadap sasaran-
2011 Balanced Scorecard pada Comparison sasaran strategi. Sasaran strategi
Skripsi Lembaga Pendidikan Xtion meningkatkan jumlah siswa
My Creative Station Bogor menjadi prioritas utama.
METODE
dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses organisasi.
Dengan demikian, evaluasi kinerja perlu dilakukan untuk memberikan informasi
tentang hasil pengukuran kinerja yang dapat membantu para jajaran manajer atau
atasan dalam mengambil keputusan dan memperbaiki kinerja yang tidak sesuai.
Metode BSC merupakan alat analisis dalam merancang dan melakukan
pengukuran kinerja secara komprehensif dengan menilai empat perspektif.
Inspektorat BKPM dalam menentukan keempat perspektif menyesuaikan dengan
Surat Keputusan Sekretaris Utama BKPM Nomor 40 tahun 2016 tentang
Pengelolaan Kinerja BKPM yaitu financial perspective, customer perspective,
process perspective dan people perspective sehingga dapat mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Penelitian dimulai dengan menganalisa kesesuaian visi, misi, tujuan, sasaran
dan indikator kinerja utama Inspektorat yang tercantum pada LAKIP 2015.
Selanjutnya dilakukan penyusunan rancangan strategi dan indikator kinerja utama
Inspektorat BKPM dengan berdasarkan perspektif metode BSC. Sebelum menilai
pembobotan empat perspektif maka dilakukan rancangan kuisioner pembobotan
untuk empat perspektif dan indikator kinerja utama. Hasil pembobotan menjadi
dasar dari peta strategi dengan empat perspektif BSC untuk dijadikan rancangan
startegi pengukuran kinerja. Hasil akhir akan didapatkan nilai kinerja dari
Inspektorat BKPM dan sebagai dasar perumusan inisiatif strategi. Kerangka
pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Inspektorat BKPM
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara dan diskusi langsung dengan
pihak di unit Inspektorat yang memiliki pemahaman baik mengenai tugas, fungsi
dan peranan Inspektorat dan melakukan observasi langsung pada unit Inspektorat,
sedangkan data sekunder diperoleh melalui LAKIP, Road Map Reformasi
Birokrasi BKPM 2015-2019, Keputusan Sekretaris Utama BKPM tentang
Pengelolaan Kinerja, buku, dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini.
Data primer dan sekunder yang telah diperoleh akan diolah dengan
menggunakan Microsoft Excel, hingga menjadi suatu informasi yang dapat
diterapkan secara konseptual dengan manajemen strategi. Alat analisis dan
pengolahan data menggunakan paired comparison (perbandingan berpasangan)
dan metode pendekatan BSC. Paired comparison adalah teknik penilaian butir
yang bertujuan untuk mengukur sikap kelompok terhadap beberapa butir yang
kemungkinan menjadi pilihan atau metode ini juga dapat digunakan untuk
menentukan bobot relevansi berdasarkan pendapat sekelompok orang (Djaali dan
Mulyono, 2008). Tahapan analisis yang akan dilakukan pada pengukuran kinerja
dengan metode BSC dengan mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah
sebagai berikut:
1. Alignment
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi keselarasan dan kesesuaian
antara visi, misi, tujuan dan sasaran strategi serta IKU yang telah ada di
organisasi. Validitas dari pihak yang terkait dilakukan untuk mendapatkan
gambaran keselarasan dan pandangan objektif dari keadaan tersebut.
2. Perhitungan Bobot Perspektif
Nilai bobot yang didapat dengan menggunakan metode paired comparison
(perbandingan berpasangan) dari hasil pengisian kuesioner oleh pakar yang
bertindak sebagai responden. Responden memberikan nilai untuk
membandingkan elemen-elemen pada kuesioner dengan menggunakan skala
9
4. Pengukuran Kinerja
Kerangka pengukuran kinerja pada Tabel 4 menggunakan metode
membandingkan pencapaian yang benar-benar terjadi terhadap target yang
telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU. Nilai ekspresi warna
menggunakan conditional formatting sesuai dengan informasi yang ditentukan
dalam Keputusan Sekertaris Utama BKPM Nomor 40 tahun 2016 tentang
pengelolaan kinerja di BKPM. Standar sangat baik dengan ekspresi warna
hijau, baik dengan warna hijau muda, cukup dengan warna kuning, kurang
dengan warna oranye dan buruk dengan warna merah.
Gambaran Umum
Inspektur
Alignment (Keselarasan)
dan Bendatu, 2013). Alignment visi ke misi, misi ke tujuan, tujuan ke sasaran, dan
sasaran ke indikator kinerja utama akan dijelaskan pada sub-sub judul berikut.
Visi Misi
Meningkatkan Kualitas dan
Menjadi lembaga pengawasan Efektivitas
intern yang profesional, efektif Pengawasan/Pemeriksaan
dan efisien dalam rangka Program dan Aparatur
mendorong terwujudnya tata
kelola kepemerintahan yang
baik (good government)dan
pemerintah yang bersih (clean Mendorong Terwujudnya
government) di lingkungan Peningkatan Akuntabilitas
BKPM Kinerja Unit Kerja di
Lingkungan BKPM
Keterangan :
Menunjukan keselarasan
Gambar 3 menunjukan bahwa visi dan misi sudah selaras (inline). Terdapat
poin-poin penting yang tercantum pada visi sudah dijabarkan kedalam 2 misi
Inspektorat. Mencapai visi tersebut diperlukan berbagai persiapan dan kesiapan
dari seluruh aparatur Inspektorat baik secara organisasi yang sesuai dengan misi
kedua Inspektorat dan kesiapan secara sumber daya manusia sesuai dengan misi
pertama Inspektorat.
Misi Tujuan
Meningkatkan kualitas dan
efektivitas
pengawasan/pemeriksaan
program dan aparatur Meningkatkan hasil pengawasan
program dan kegiatan yang
efektif dan efisien
Mendorong terwujudnya
peningkatan akuntabilitas
kinerja unit kerja di lingkungan
BKPM
Keterangan:
Menunjukkan keselarasan
Keterangan:
Menunjukkan pendukung
Gambar 5 Alignment tujuan Inspektorat ke sasaran Inspektorat
Keterangan:
Menunjukkan pendukung
Penentuan sasaran, ukuran pemicu dan ukuran hasil diperoleh melalui hasil
diskusi. Terdapat 3 ukuran hasil yaitu opini Badan Pemeriksa Keuangan mengenai
laporan keuangan, kategori laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan,
dan presentase jumlah unit kerja yang akuntabilitasnya baik yang merupakan
indikator kinerja utama dari Inspektorat tahun 2015 yang dianggap masih sesuai
dengan kondisi Inspektorat untuk merancang dan mengukur kinerja unit
Inspektorat dengan menggunakan BSC.
15
Process Perspective
Inspektorat BKPM menetapkan 4 sasaran strategi pada process perspective
yaitu meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan
pengawasan, meningkatkan kualitas pengawasan internal, penerapan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, serta meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi pengawasan. Indikator pemicu dan indikator hasil
yang digunakan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategi tersebut
tercantum dalam kartu skor process perspective yang dapat dilihat pada Tabel 6.
People perspective
Sasaran strategi dalam people perspective yaitu peningkatan kapasitas
auditor. Peningkatan kapasitas auditor mengukur 2 indikator kinerja utama dan 2
indikator pemicu yang tercantum dalam kartu skor people perspective pada Tabel
7.
Presentase jumlah auditor yang bersertifikat memperoleh nilai bobot IKU
tertinggi sebesar 0.063 dan dengan kategori baseline 2015 sudah sangat baik.
Presentase peningkatan jumlah auditor yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
serta bimbingan teknis pada baseline 2015 masih dalam kategori cukup. Oleh
karena itu, sebaiknya IKU tersebut lebih diperhatikan untuk dilakukan perbaikan.
Kartu skor people perspective dapat dilihat pada Lampiran 2.
Customer perspective
Customer perspective pada Inspektorat BKPM menetapkan 3 sasaran
strategi yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas instansi, peningkatan kepuasan
layanan, dan peningkatan penilaian laporan keuangan. Sasaran strategi tersebut
diukur oleh 3 indikator kinerja utama dan indikator pemicu yang tercantum dalam
kartu skor customer perspective pada Tabel 8.
Nilai bobot IKU opini BPK mengenai laporan keuangan memiliki nilai
tertinggi pada customer perspective sebesar 0.349 dengan baseline 2015 dalam
kategori sangat baik dan telah mencapai target tahun 2015 yang ditetapkan. Pada
indikator presentase kategori Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan (LAKIP), kategori penilaian akuntabilitas dibagi menjadi 7 kategori
yaitu AA, A, BB, B, CC, C, D. Untuk Inspektorat sendiri, AA dikategorikan pada
standar sangat baik, A pada standar Baik, BB pada standar cukup, B pada standar
kurang CC pada standar buruk, dan sisanya tidak digunakan karena penilaian
tersebut sangat rendah.
Kategori laporan akuntabilitas kinerja instansi dan nilai hasil survei kinerja
inspektorat termasuk kedalam kategori cukup pada baseline 2015. Namun,
penetapan target masih rendah dengan mengambil rentang standar kategori cukup
pada indikator nilai hasil survei kinerja Inspektorat.
Penilaian audit laporan keuangan oleh BPK dibagi menjadi 4 opini yaitu
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), WDP (Wajar Dengan Pengecualian), TMP
(Tidak Memberikan Pendapat), dan TW (Tidak Wajar). Penentuan standar pada
indikator opini BPK mengenai laporan keuangan pada standar sangat baik untuk
17
opini WTP, baik untuk opini WDP, cukup untuk opini TMP, dan kurang untuk
opini TW. Kartu skor customer perspective dapat dilihat pada Lampiran 2.
Financial perspective
Peningkatan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien merupakan
sasaran strategi yang ditetapkan oleh Inspektorat BKPM dalam financial
perspective. Sasaran strategi tersebut mengukur 1 indikator kinerja utama dan 1
indikator pemicu. Kartu skor people perspective pada Tabel 9.
Pencapaian pada tahun 2015 pada presentase daya serap anggaran terhadap
program Inspektorat termasuk dalam kategori baik, namun belum mencapai target
yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Inspektorat tidak seluruhnya
menggunakan anggaran yang ada atau dinilai belum secara optimal mengelola
anggaran untuk melaksanakan program kerja Inspektorat. Kartu skor process
perspective dapat dilihat pada Lampiran 2.
Peta Strategi
comparison. Peta Strategi dibentuk secara hierarki dimulai dari bobot perspektif
yang terendah yaitu financial perspective (0.055), kemudian people perspective
(0.100), selanjutnya process perspective (0.322) dan bobot perspektif tertinggi
yaitu customer perspective (0.523). Peta strategi seperti yang terlihat pada
Gambar 7.
Visi: Menjadi lembaga pengawasan intern yang profesional, efektif dan efisien dalam rangka
mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (good government) dan
pemerintah yang bersih (clean government) di lingkungan BKPM
Peningkatan kapasitas
auditor
(0,100)
Peningakatan pengelolaan
Financial
(0,055)
Process perspective
Hasil pengukuran process perspective memperoleh skor sebesar 32.16%.
Pencapaian dari setiap IKU pada process perspective berada pada ekspresi warna
hijau yang menunjukkan pencapaian setiap IKU sangat baik. Perhitungan skor
kinerja process perspective merupakan akumulasi dari IKU yang ada di pespektif
tersebut seperti yang tercantum pada Tabel 10.
People perspective
Skor kinerja people perspective sebesar 8.52% dengan interpretasi
pencapaian berwarna hijau muda yang menunjukan bahwa kategori pencapaian
sudah baik. Perhitungan skor kinerja people perspective merupakan akumulasi
dari 2 IKU yang ada di pespektif tersebut seperti yang tercantum pada Tabel 11.
Customer perspective
Customer perspective memperoleh skor kinerja sebesar 45.34% dengan
kategori pencapaian baik diekspresikan dengan warna hijau muda. Perhitungan
skor kinerja customer perspective merupakan akumulasi dari dua IKU yang ada di
perspektif tersebut seperti yang tercantum pada Tabel 12.
kinerja nilai hasil survei kinerja inspektorat, memperoleh nilai 74.79 yang
dikategorikan cukup.
Bentuk keberhasilan dari pencapaian pengelolaan dan pertanggungjawaban
kinerja anggaran instansi dinilai melalui opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Opini BPK terhadap laporan keuangan tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Dengan demikian, BKPM mendapatkan nilai WTP pada opini laporan
keuangan yang dilakukan BPK dikategorikan sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kapasitas kelembagaan BKPM telah berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan.
Total skor akumulasi indikator kinerja utama pada customer perspective
telah memperoleh pencapaian yang baik dengan nilai Key Result Indicator
tertinggi ada pada indikator opini BPK dengan ekspresi warna hijau, sedangkan 2
indikator lainnya memperoleh nilai yang cukup. Customer perspective
memperoleh bobot perspektif tertinggi dibandingkan dengan ketiga perspektif
lainnya.
Financial perspective
Hasil pengukuran kinerja financial perspective dengan metode BSC
memperoleh skor sebesar 4.40% dengan ekspresi warna hijau muda yang berarti
baik. Hasil perhitungan kinerja financial perspective dapat dilihat pada tabel 13.
Customer: Financial:
≥ 52.30% ≥ 5.50%
41.84%≤ x ≤ 52.29% 4.40%≤ x ≤ 5.49%
36.61%≤ x ≤ 41.83% 3.85%≤ x ≤ 4.39%
28.77%≤ x ≤ 36.60% 3.03%≤ x ≤ 3.34%
0.00%≤ x ≤28.76% 0.00%≤ x ≤3.02%
Implikasi Manajerial
Lanjutan Tabel 19
No Perspektif Sasaran strategi Improvement Sustainable development
4 Financial Peningakatan 1. Meningkatkan
pengelolaan anggaran kualitas dalam
yang efektif dan ketepatan
efisien perencanaan,
pelaksanaan program
serta kualitas
pengawasan dan
evaluasi terhadap
daya serap anggaran
2. Menghindari
penyimpangan
pelaksanaan serapan
anggaran yang tidak
sesuai
Simpulan
posisi teratas, posisi kedua terdapat process perspective, posisi ketigas terdapat
people perspective, dan pada posisi terendah terdapat financial perspective.
4. Hasil pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard secara
keseluruhan termasuk kategori baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
Inspektorat telah melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Putri BA. 2011. Pengukuran dan evaluasi kinerja perusahaan dengan balanced
scorecard pada Lembaga Pendidikan Xtion My Creative Station [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rasyamlani I. 2014. Pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard di PT
Agri Halba [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki
Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta
(ID): Pustaka Binaman Pressindo.
Sipayung F. 2009. Balanced scorecard: pengukuran kinerja perusahaan dan
sistem manajemen strategis. Friska. Jurnal Manajemen Bisnis, 2(1): 7–14.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Cetakan keenam belas. Bandung
(ID): CV. ALFABETA.
Nugroho WA. 2013. Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan konsep
balanced scorecard pada PT Wijaya Karya [skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas
Islam Syarif Hidayatullah.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta (ID): Rajawali Pers.
31
LAMPIRAN
No. Perspektif Bobot Indikator kinerja utama Bobot Penetuan Standar (%) Baseline Skor Skor Nilai ekspresi Pencapaian Nilai KRI Cara mengukur IKU Sumber data PIC
perspektif (IKU) IKU 2015 akhir warna
Sangat baik › 100
Presentase realisasi Baik 76 - 99 (jumlah pemeriksaan yang
1 pemeriksaan dengan PKPT 0.014 Cukup 61 - 75 146.80 193.13 2.68 5 100% 1.39% dilaksanakan/jumlah pemeriksaan LAKIP Inspektur
yang ditetapkan Kurang 51-60 berdasarkan PKPT)*100%
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
Presentase jumlah temuan Baik 76 - 99 (jumlah temuan yang telah
2 pemeriksaan yang telah 0.026 Cukup 61 - 75 3333.33 4385.39 114.61 5 100% 2.61% diterbitkan/jumlah objek LAKIP Inspektur
diterbitkan dalam LHP Kurang 51-60 pemeriksaan)*100%
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
Baik 76 - 99 (jumlah unit kerja yang Laporan
3 Presentase jumlah unit kerja 0.071 Cukup 61 - 75 100 131.56 9.32 5 100% 7.09% akuntabilitasnya baik/jumlah evaluasi Inspektur
yang akuntabilitasnya baik seluruh unit kerja)*100% LAKIP
Kurang 51-60
Buruk ‹ 50
PROCESS 0.322 Sangat baik › 100
Presentase penurunan Baik 76 - 99 (Target jumlah penyimpangan/
4 penyimpangan dan 0.071 Cukup 61 - 75 720720.72 948191.98 67206.71 5 100% 7.09% jumlah tindakan penyimpangan Laporan Hasil Inspektur
ketidakpatuhan terhadap yang terjadi)*100% Penyelidikan
perundang-undangan Kurang 51-60
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
Persentase penyelesaian Baik 76 - 99 (jumlah tindak lanjut hasil Laoran
5 tindak lanjut hasil temuan 0.121 Cukup 61 - 75 100 131.56 15.91 5 100% 12.09% pengawasan/jumlah temuan hasil Pemeriksaan Inspektur
pengawasan Kurang 51-60 pengawasan)*100% BPK
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
Presentase laporan hasil Baik 76 - 99 Laporan hasil
6 evaluasi Whistle Blowing 0.019 Cukup 61 - 75 100 131.56 2.50 5 100% 1.90% Laporan hasil WBS Whistle Inspektur
system Blowing
Kurang 51-60 System
Buruk ‹ 50
SKOR PROCESS 32.16%
Sangat baik › 100
Baik 76 - 99 (jumlah auditor
7 Presentase jumlah auditor 0.063 Cukup 61 - 75 100 131.56 8.30 5 100% 6.31% bersertifikat/jumlah seluruh LAKIP Inspektur
bersertifikasi auditor)*100%
Kurang 51-60
Buruk ‹ 50
PEOPLE 0.100 Sangat baik › 100
Presentase jumlah auditor Baik 76 - 99 (Jumlah auditor yang mengikuti Hasil
8 yang mengikuti pendidikan 0.037 Cukup 61 - 75 75 98.67 3.64 3 60% 2.21% pendidikan pelatihan ataupun Penilaian inspektur
dan pelatihan maupun teknis bimtek/jumlah seluruh LAKIP
bimbingan Kurang 51-60 auditor)*100%
Buruk ‹ 50
SKOR PEOPLE 8.52%
Sangat baik › 100
Kategori Laporan Baik 76 - 99 Hasil evaluasi
9 Akuntabilitas Kinerja Instansi 0.057 Cukup 61 - 75 73.31 96.45 5.50 3 60% 3.42% Kategori nilai yang ingin dicapai pelaksanaan Inspektur
Pemerintah (LAKIP) Reformasi
Kurang 51-60 Birokrasi
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
Baik 76 - 99 Laporan hasil
10 CUSTOMER 0.523 Nilai hasil survey kinerja 0.117 Cukup 61 - 75 74.79 98.39 11.51 3 60% 7.02% Survey kinerja inspektorat survey kinerja Inspektur
Inspektorat Inspektorat
Kurang 51-60
Buruk ‹ 50
Sangat baik › 100
11 Opini BPK mengenai laporan 0.349 Baik 76 - 99 100 131.56 45.92 5 100% 34.90% Tujuan yang ingin dicapai Laporan BPK Inspektur
keuangan Cukup 61 - 75
Kurang 51-60
SKOR CUSTOMER 45.34%
Sangat baik › 100
Presentase daya serap Baik 76 - 99
12 FINANCIAL 0.055 anggaran terhadap program 0.055 Cukup 61 - 75 96.58 127.06 6.99 4 80% 4.40% (jumlah realisasi/total LAKIP Inspektur
Inspektorat pagu)*100%
Kurang 51-60
Buruk ‹ 50
SKOR FINANCIAL 4.40%
2
33
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tasikmalaya provinsi Jawa Barat pada tanggal 3 Mei 1994
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Putri pasangan Bapak Taofik
Saepulloh dan Ibu Titin Suhertin
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Duren
Jaya III Bekasi Timur, lalu melanjutkan sekolah menengah pertama di SLTP
Negeri 11 Bekasi dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6
Tasikmalaya. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan Sarjana di Institut Pertanian
Bogor yang diterima melalui program SNMPTN Undangan pada tahun 2012,
sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa.
Program S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa
Daerah (OMDA) Tasikmalaya dan Himpunan Mahasiswa Manajemen (Centre of
Management) periode 2014-2015. Selain itu, Penulis juga aktif dalam berbagai
kegiatan seminar dan kepanitiaan.
32