APRILIA TRIANASARI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Aprilia Trianasari
H34170083
ABSTRAK
APRILIA TRIANASARI. Pengaruh Karakterisik Wirausaha terhadap
Keberlanjutan Usaha Mahasiswa Peserta Program Wirausaha di IPB. Dibimbing
oleh BURHANUDDIN dan CHAIRANI PUTRI PRATIWI.
Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu lembaga perguruan tinggi
negeri yang berperan aktif dalam menggencarkan program-program kewirausahaan
seperti PMW, PKM-K, dan KBMI. Namun, beberapa penelitian menyebutkan
bahwa tingkat keberlanjutan usaha mahasiswanya masih tergolong rendah.
Karakteristik wirausaha diduga sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi
keberlanjutan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberlanjutan usaha dari masing-masing program wirausaha dan menganalisis
pengaruh karakteristik wirausaha terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa peserta
program wirausaha di IPB. Data diambil menggunakan metode survei kepada 58
orang mahasiswa yang masih melanjutkan usahanya setelah program berakhir. Data
dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan SEM-PLS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) tingkat keberlanjutan usaha mahasiswa dari masing-
masing peserta program wirausaha memiliki tingkatan yang berbeda-beda; (2)
karakteristik orientasi masa depan dan kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberlanjutan usaha, karakteristik percaya diri dan berani
mengambil risiko memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh signifikan
terhadap keberlanjutan usaha, karakteristik kreatif inovatif memiliki hubungan
negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan usaha.
Kata kunci: karakteristik wirausaha, keberlanjutan usaha, program wirausaha,
SEM-PLS
ABSTRACT
APRILIA TRIANASARI. The Influence of Entrepreneurial Characteristics on
Business Sustainability of Students Participating in the Entrepreneurship Program
at IPB. Supervised by BURHANUDDIN and CHAIRANI PUTRI PRATIWI.
IPB University is one of the state higher education institutions that plays an
active role in intensifying entrepreneurship programs such as PMW, PKM-K, and
KBMI. However, several studies state that the level of business sustainability of
students is still relatively low. Entrepreneurial characteristics are thought to be one
of the factors that can affect business sustainability. This study aims to determine
the level of business sustainability of each entrepreneurial program and analyze the
influence of entrepreneurial characteristics on the business sustainability of students
participating in the entrepreneurial program at IPB. Data were taken using a survey
method to 58 students who were still continuing their business after the program
ended. Data were analyzed using descriptive analysis and SEM-PLS. The results
showed that (1) the level of business sustainability of students from each participant
of the entrepreneurship program has different levels; (2) the characteristics of future
orientation and leadership have a positive and significant effect on business
sustainability, the characteristics of being confident and willing to take risks have a
positive relationship but have no significant effect on business sustainability, the
characteristics of creative and innovative have a negative relationship and have no
significant effect on business sustainability.
Keywords: business sustainability, entrepreneurial characteristics, entrepreneurship
program, SEM-PLS
© Hak Cipta milik IPB, tahun 20211
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB.
1
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHA TERHADAP
KEBERLANJUTAN USAHA MAHASISWA PESERTA
PROGRAM WIRAUSAHA DI IPB
APRILIA TRIANASARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Dr. Etriya, SP, MM.
2 Dr. Ir. Joko Purwono, MS.
Judul Skripsi : Pengaruh Karakteristik Wirausaha terhadap Keberlanjutan Usaha
Mahasiswa Peserta Program Wirausaha di IPB
Nama : Aprilia Trianasari
NIM : H34170083
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Dr. Ir. Burhanuddin, MM. __________________
Pembimbing 2:
Chairani Putri Pratiwi, B.Sc, M.Si. __________________
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah kewirausahaan dengan judul “Pengaruh
Karakteristik Wirausaha terhadap Keberlanjutan Usaha Mahasiswa Peserta
Program Wirausaha di IPB”. Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa,
dukungan, motivasi, saran, dan bantuan dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Toyibun dan Ibu Miswati, Kakak Misbun
Siddik Rozali, Kakak Lia Puspita Ningrum serta seluruh keluarga yang telah
memberikan motivasi, dukungan, kasih sayang, dan doa yang terus-menerus
kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Burhanuddin, MM dan Ibu Chairani Putri Pratiwi, B.Sc. M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan
bimbingannya kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis selama menjalani masa
perkuliahan.
4. Ibu Dr. Anisa Dwi Utami selaku dosen moderator seminar hasil, Ibu Dr. Etriya,
SP, MM dan Bapak Dr. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen penguji luar komisi
pembimbing pada sidang skripsi yang telah banyak memberikan saran dan
masukannya dalam proses perbaikan penelitian penulis.
5. Seluruh dosen, staf pengajar, dan civitas akademika Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.
6. Muhammad Rafly Anggara Putra yang selalu memberikan semangat, waktu, dan
dukungannya untuk terus bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Beby, Selvia, Nadira, Vanilia, Citra, Ipul, Bang Naga, dan seluruh teman-teman
Agribisnis angkatan 54 yang telah memberikan dukungan, bantuan, saran, dan
masukannya kepada penulis.
8. Agung dan Ryan selaku teman seperbimbingan yang senantiasa saling
mengingatkan dan menyemangati serta memberikan bantuannya kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bagi
kemajuan ilmu pengetahuan.
Aprilia Trianasari
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
Pada Tabel 1 terlihat bahwa berbeda dengan naiknya jumlah angkatan kerja
pada bulan Februari 2020 yang mengalami kenaikan 1,73 juta orang dibanding
Februari 2019, peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut tidak diiringi dengan
peningkatan jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Angkatan kerja
adalah komponen yang terdiri dari penduduk yang bekerja dengan penduduk yang
pengangguran. Tercatat bahwa pada bulan Februari 2020 TPAK sebesar 69,17
persen turun sebesar 0,15 persen apabila dibandingkan Februari 2019. Terjadinya
penurunan TPAK ini mengindikasikan bahwa terdapat penurunan pula dari segi
potensi ekonominya dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja (BPS 2020). Data ini
didapatkan sebelum adanya pandemi Covid-19 yang sangat memungkinkan bahwa
dampak dari pandemi Covid-19 dapat menambah angka pengangguran di Indonesia
karena banyak usaha yang terdampak pula.
Saat ini seluruh negara di dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Covid-19
merupakan virus baru yang menyerang pernafasan dan cukup mematikan dengan
gejala yang ditimbulkan mulai dari gejala ringan hingga gejala berat. Berdasarkan
Kemenkes RI (2020) corona virus memiliki dua jenis virus yang dapat
menyebabkan penyakit dengan menimbulkan gejala berat yang diantaranya adalah
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Virus ini sangat berdampak di berbagai sektor kehidupan
khususnya merubah tatanan kehidupan sosial, tidak hanya dari sektor kesehatan
yang terdampak tetapi sektor perekonomian juga menjadi salah satu sektor yang
sangat terdampak.
Menurut Ida Fauziyah selaku Menteri Ketenagakerjaan RI, pada tanggal 20
April 2020 tercatat sebanyak 2.084.593 pekerja dari sektor formal dan informal
yang berasal dari 116.370 perusahaan terdampak Covid-19. Rinciannya adalah
pekerja formal yang dirumahkan sebesar 1.304.777 orang dari 43.690 perusahaan.
Sementara pekerja formal yang terkena PHK sebesar 241.431 orang dari 41.236
perusahaan. Selain itu, sektor informal juga kehilangan pekerja sebanyak 538.385
orang yang terdampak dari 31.444 perusahaan atau UMKM2. Namun, dengan
menurunnya sektor perekonomian ini dapat dijadikan sebagai momentum Indonesia
untuk bangkit melakukan pembenahan dan mengejar ketertinggalan dengan
menyesuaikan keadaan yang ada.
Wirausaha dianggap sebagai solusi yang dapat mengurangi tingkat
pengangguran dalam suatu negara. Wirausahawan merupakan golongan orang yang
akan terus melakukan pembaharuan atau inovasi dalam suatu kegiatan ekonomi
yang dinilai dapat mendobrak sistem ekonomi yang ada di suatu negara dengan
memperkenalkan barang dan jasa baru dan menciptakan bentuk organisasi yang
baru pula (Schumpeter 1939). Wirausaha juga dianggap berperan penting dalam
pembangunan nasional suatu negara karena dapat menjadi salah satu sektor yang
dapat mengentas kemiskinan dengan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
Indonesia masih dapat meningkatkan potensi kewirausahaannya dengan cara
menumbuhkan generasi penerus kewirausahaan yang kuat dan memiliki motivasi
wirausaha yang tinggi sehingga dapat dibutuhkan oleh negara terutama pada masa
pandemi seperti ini. Generasi penerus ini diantaranya adalah mahasiswa yang baru
belajar untuk memulai usaha atau terjun langsung ke dunia wirausaha yang sering
2
Menaker: Badai Pasti Berlalu, Panggil Kembali Pekerja yang ter-PHK Nanti, diakses dari
https://www.kemnaker.go.id/news/detail/menaker-badai-pasti-berlalu-panggil-kembali-pekerja-yang-ter-phk-
nanti, pada tanggal 08 Oktober 2020
3
60
50
40
30
20
10
0
2017 2018 2019 2020
Gambar 1 Jumlah kelompok peserta ketiga program wirausaha IPB tahun 2017-
2020 (Ditmawa PK dan CDA IPB 2020)
Pada tahun 2009, Direktorat Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan
Nasional meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sebagai program
yang memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang
wirausaha untuk memulai suatu bisnis dengan berbasiskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Dalam program ini, fasilitas yang diberikan diantaranya adalah
penyusunan rencana bisnis, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, permodalan
serta pendampingan usaha. Sejalan dengan hal tersebut, program lain seperti PKM-
K dan KBMI juga memberikan fasilitas kepada para mahasiswa yang berstatus
sebagai peserta dalam pelaksanaan programnya. Pada PKM-K mahasiswa
diberikan pendampingan dan pelatihan yang bertujuan untuk melakukan
pemantauan keaktifan mahasiswa dan dosen pendamping selama menjalankan
program PKM. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kualitas kinerja
pelaksanaan setiap program PKM. Pada program KBMI, fasilitas yang diberikan
5
II TINJAUAN PUSTAKA
pelaku wirausaha di Kota Batam pada penelitian Yuwono dan Muhammad (2014)
karakteristik wirausaha yang dimiliki meliputi kepemimpinan, pantang menyerah,
percaya diri, memiliki mimpi dan cita-cita yang logis, komitmen yang tinggi, kerja
keras, saling percaya, jujur dan menghormati, siap menghadapi risiko, peka
terhadap peluang, skill dan kemampuan, keorisinilan, visi misi ke depan, pengaruh
dan dukungan keluarga, pengaruh teman dekat, serta pengaruh perguruan tinggi dan
pengajar. Pada penelitian ini karakteristik mahasiswa pelaku wirausaha di kota
Batam secara rata-rata masih tergolong dalam kategori cukup atau sedang. Tiga
karakter dalam kategori kuat diantarannya pengaruh dan dukungan keluarga, jujur
dan saling menghormati, dan komitmen yang tinggi sedangkan tiga karakter yang
tergolong masih rendah yakni skill dan kemampuan, keorisinilan dan
kepemimpinan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Setiawan (2016) menyatakan
bahwa profil karakter kewirausahaan mahasiswa semester 3 program studi
Bimbingan Konseling FIP Universitas PGRI Semarang tergolong tinggi dan sangat
tinggi. Karakter yang tergolong tinggi diantaranya kepercayaan diri, orientasi hasil,
berani mengambil risiko, dan orisinalitas. Sedangkan karakter yang tergolong
sangat tinggi diantaranya kepemimpinan dan orientasi masa depan.
Apabila dihubungkan dengan keberlanjutan seperti penelitian yang dilakukan
Abubakar dan Palisuri (2018) yang berjudul Karakteristik Wirausaha terhadap
Keberlanjutan Industri Kuliner Tradisional menunjukkan bahwa variabel perilaku
disiplin tinggi, kreatif dan inovatif, sikap terhadap risiko, orientasi masa depan, dan
mandiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan usaha indusrti
kuliner tradisional di Kelurahan Rappang Kecamatan Panca Rijang. Karakteristik
wirausaha yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah pengaruh perilaku
disiplin (PS), komitmen tinggi (KT), kreatif dan inovatif (KI), sikap terhadap risiko
(SR), orientasi masa depan (OMS), tanggap terhadap perubahan (TP), dan mandiri
(M) terhadap keberlanjutan usaha (Y). Dapat disimpulkan bahwa seorang
wirausaha memiliki karakteristik wirausaha yang berbeda-beda dan karakteristik
yang digunakan disesuaikan kembali dengan ruang lingkup maupun objek
penelitiannya. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa karakteristik wirausaha
memiliki pengaruh terhadap keberlanjutan usaha suatu industri kuliner tradisional.
ciri yang membedakan suatu pribadi seseorang, suatu kejadian, integrasi atau
sintesis dari sifat-sifat yang menjadi satu kesatuan kepribadian seseorang
(Setyawati et al. 2013). Karakter dapat dimaknai sebagai watak, sifat, tabiat,
akhlak atau budi pekerti yang dapat membedakan seorang wirausaha dengan
orang lain yang bukan wirausaha (Suryana 2006). Sementara karakteristik
wirausaha menurut beberapa ahli dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a) Percaya diri
Menurut Meredith et al. (2000) menyatakan ciri dan watak seorang
wirausaha adalah memiliki percaya diri yang dapat dilihat dari watak
memiliki keyakinan yang kuat, individualis, optimisme, dan
ketidaktergantungan. Sejalan dengan itu, Rusdiana (2013) juga
mengemukakan bahwa ciri dan karakteristik seorang wirausaha adalah
percaya diri yang diantaranya adalah optimis, mandiri, jujur, berintegritas,
matang, seimbang, berfokus pada diri, dan bertekad kuat. Melalui karakter
percaya diri, seorang wirausahawan akan percaya bahwa dirinya memiliki
kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat digunakan untuk mencapai
sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam bisnisnya. Selain itu, seorang
wirausaha juga tidak akan goyah menghadapi gangguan di tengah
perjalanan untuk mencapai tujuan bisnisnya, memiliki harga diri yang
tinggi, dan tidak mudah menyerah. Pada saat mengalami kegagalan,
wirausaha akan menerimanya sebagai sumber belajar untuk menentukan
upaya-upaya terbaik selanjutnya. Seorang wirausaha harus memiliki ciri
sifat percaya diri yang diikuti dengan watak kepercayaan,
ketidaktergantungan, optimisme, dan kepribadian yang mantap (Marbun
1999).
b) Berani mengambil risiko
Kasmir (2007) mengungkapkan karakteristik seorang wirausahawan
adalah berani mengambil risiko. Karakter ini merupakan salah satu karakter
yang harus dimiliki seorang wirausaha kapan pun dan di mana pun, baik
dalam bentuk apa pun. Menurut Rusdiana (2013) seorang wirausaha harus
memiliki karakter pengambil risiko yang moderat dan dapat diperhitungkan,
dapat memahami suatu ketidakpastian, mampu belajar dari kegagalan,
menyukai tantangan, dan agresif terhadap sesuatu. Dengan karakter ini,
seorang wirausaha menyadari bahwa tidak semua faktor penentu
keberhasilan berada dibawah pengendaliannya sehingga dalam proses
mencapai keberhasilan dan tujuannya seorang wirausaha mungkin akan
mengalami kegagalan yang dianggap sebagai suatu risiko. Oleh sebab itu,
seorang wirausaha ditutut memiliki karakter tersebut sehingga mampu
mengambil pilihan dengan risiko yang wajar dan realistis. Meredith et al.
(2000) juga mengemukakan ciri dan watak wirausahawan adalah pengambil
risiko dengan ciri memiliki kemampuan dalam mengambil risiko dan suka
pada tantangan.
c) Kreatif dan inovatif
Menurut Rusdiana (2013) energik, banyak akal (resourcefull),
pengetahuan dan keterampilan luas (versatile), berdaya cipta, imajinatif,
dan luwes (fleksibel) merupakan karakter yang menjadi ciri kreatif dan
inovatif seorang wirausahawan. Sejalan dengan itu, Meredith et al. (2000),
mengemukakan ciri dan watak wirausahawan yaitu keorisinilan dengan
13
watak memiliki kreasi dan inovasi yang tinggi, fleksibel, memiliki banyak
sumber, serba bisa, dan memiliki pengetahuan yang luas. Kreativitas
merupakan kemampuan yang dimiliki seorang wirausaha dalam membuat
kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan antar variabel yang sudah
ada sebelumnya. Inovasi merupakan penerapan secara praktis dari gagasan
yang kreatif. Kreatif dan inovatif erat kaitannya dengan suatu pembaharuan,
baik itu pembaharuan produk barang baru, pembaharuan produk barang
daur ulang, dan pembaharuan produk modifikasi (Marbun 1999).
d) Orientasi masa depan
Menurut Mc.Clleland dalam Rusdiana (2013) karakteristik seorang
wirausaha adalah yang memiliki orientasi pada masa depan. Seorang
wirausaha yang memiliki karakter ini dicirikan dengan selalu melakukan
perencanaan dan berpikir maju ke depan. Mereka akan terus melakukan
pencarian dan antisipasi segala kemungkinan yang terjadi jauh di masa
depan. Sejalan dengan hal tersebut, Marbun (1999) mengemukakan bahwa
karakteristik seorang wirausaha adalah berorientasi pada masa depan yang
dicirikan dengan watak yang memiliki pandangan ke depan, dan memiliki
perseptif. Seorang wirausaha harus memiliki visi misi ke masa depan
mengenai tindakan yang akan dilakukan dan hasil yang ingin dicapainya.
Meredith et al. (2000) juga mengemukakan bahwa berorientasi pada masa
depan dicirikan dengan watak persepsi dan memiliki cara pandang atau cara
pikir yang berorientasi pada masa depan. Seorang wirausaha harus mampu
melihat ke depan dan berpikir dengan penuh perhitungan sehingga dapat
mengambil keputusan dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.
e) Kepemimpinan
Pengambil keputusan yang cepat dan sistematis, berinisiatif dan proaktif,
dinamis, tanggap terhadap kritikan dan saran, kepribadian yang menarik dan
mudah bergaul, kooperatif, bertanggung jawab, sadar pengaruh atau
kekuasaan, serta berorientasi pada pelayanan merupakan ciri yang dapat
dilihat dari karakter kepemimpinan seorang wirausaha (Rusdiana 2013).
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Kasmir (2007), ciri-ciri
wirausahawan yang berhasil yaitu wirausahawan yang memiliki karakter
inisiatif dan selalu proaktif. Hal ini menjadi ciri mendasar bahwa pengusaha
tidak harus menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan
mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. Wirausaha harus
memiliki faktor kunci ini yang ditandai dengan kemampuan untuk
memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan mau menanggapi saran
dan kritik (Marbun 1999). Menurut Robbins dan Judge (2013)
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke
arah pencapaian visi atau serangkaian tujuan. Organisasi membutuhkan
karkter kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuat sehingga
tercapai efektivitas yang optimal.
14
berfluktuatif penelitian lain menyebutkan bahwa hal ini tidak diiringi dengan
keberlanjutan usaha dari mahasiswanya, seperti pada peserta PMW tingkat
keberlanjutan usahanya masih tergolong sangat kecil yaitu sebesar 28,13 persen
dari jumlah responden (Yusuf 2018) dan mahasiswa peserta PKM-K yang
melanjutkan usahanya hanya sebesar 42 persen (Nabila 2018). Sementara pada
program-program tersebut telah difasilitasi pendampingan dan pelatihan yang
menunjang bekal mahasiswa dalam mengembangkan bisnisnya agar tetap terus
berlanjut dan meningkatkan tertanamnya karakter-karakter wirausaha yang kuat
yang mendukung mahasiswa dalam menjalankan usahanya.
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh karakteristik wirausaha terhadap
keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB dengan
menggunakan analisis deskriptif dan SEM-PLS. Manfaat dengan dilakukannya
penelitian ini diharapkan dapat diketahuinya bagaimana tingkat keberlanjutan
usaha mahasiswa dari masing-masing program wirausaha di IPB dan bagaimana
pengaruh karakteristik wirausaha terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa peserta
program wirausaha di IPB sehingga dapat dijadikan sebagai informasi dasar bagi
penyelenggara program dalam menentapkan kebijakan untuk ke depannya.
Penelitian ini mengukur setiap bagian yang mewakili variabel karakteristik
wirausaha (X) terhadap keberlanjutan usaha (Y). Karakteristik wirausaha (X) yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan karakter percaya diri, berani
mengambil risiko, kreatif inovatif, orientasi masa depan, dan kepemimpinan yang
masing-masing karakter terdiri dari lima indikator sedangkan variabel (Y) yaitu
keberlanjutan usaha diukur menggunakan indikator pelaku usaha melakukan
perencanaan usaha, pelaku usaha mengembangkan peluang bisnis yang ada, pelaku
usaha melakukan pencatatan keuangan, pelaku usaha melakukan pembagian tugas,
dan pelaku usaha melakukan promosi barang yang dijual.
Hipotesis:
H1: Karakteristik percaya diri akan berpengaruh positif terhadap keberlanjutan
usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
H2: Karakteristik berani mengambil risiko akan berpengaruh positif terhadap
keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
H3: Karakteristik kreatif dan inovatif akan berpengaruh positif terhadap
keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
H4: Karakteristik orientasi masa depan akan berpengaruh positif terhadap
keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
H5: Karakteristik kepemimpinan akan berpengaruh positif terhadap keberlanjutan
usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
16
Kewirausahaan berperan
penting dalam sektor
perekonomian bangsa
khususnya di masa pandemi.
Karakteristik wirausaha
-Percaya diri
-Berani mengambil risiko
-Kreatif dan inovatif
-Orientasi masa depan
-Kepemimpinan
Keberlanjutan usaha
IV METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer
didapatkan melalui pengisian kuesioner online yang diisi oleh mahasiswa peserta
program wirausaha di IPB yang telah sesuai kriteria dan bersedia untuk dijadikan
responden. Kuesioner pada penelitian ini berisi pertanyaan mengenai karakteristik
individu mahasiswa, karakteristik wirausaha, keberlanjutan usaha, dan beberapa
butir pertanyaan mendalam. Variabel eksogen dan endogen dijabarkan dengan
pengukuran indikator menggunakan skala Likert dengan skala 1-5. Sedangkan data
lain yang digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan pada penelitian ini berasal
dari Badan Pusat Statistik (BPS), CDA dan Ditmawa PK IPB, dan Kemnaker RI.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan metode survei
menggunakan data primer. Data primer diperoleh berdasarkan penyebaran
kuesioner online kepada responden yang telah memenuhi kriteria responden dan
bersedia untuk menjadi responden. Kriteria responden pada penelitian ini adalah
mahasiswa peserta program wirausaha (PMW, PKM-K, dan KBMI) di IPB yang
masih melanjutkan usahanya hingga saat ini setelah program program berakhir.
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara personal chat menggunakan aplikasi
pesan WhatsApp dan Instagram dengan menyebarkan link Google Form Survey.
Metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai
karakteristik individu mahasiswa dan tingkat keberlanjutan usaha mahasiswa dari
masing-masing program wirausaha di IPB. Analisis kuantitatif pada penelitian ini
menggunakan analisis SEM-PLS (Structural Equility Modeling-Partial Least
Square) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh karakteristik wirausaha
(percaya diri, berani mengambil risiko, kreatif inovatif, orientasi masa depan, dan
kepemimpinan) terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program
wirausaha di IPB. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel 2013, SPSS 25 (Statistical Package for Social Science),
dan SmartPLS. Data yang diperoleh berasal dari intrumen kuesioner yang
disebarkan kepada responden.
Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian pada instrumen kuesioner
dengan menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas merupakan suatu
ukuran yang dapat menunjukan suatu kevalidan dari intrument. Uji validitas
19
V GAMBARAN UMUM
5.2.2 Usia
Responden pada penelitian ini memiliki karakteristik usia produktif mulai
dari 19 sampai 26 tahun. Apabila dilihat pada Tabel 6, pada penelitian ini usia
mahasiswa peserta program wirausaha dikategorikan menjadi empat kategori
usia yaitu 19 sampai 20 tahun, 21 sampai 22 tahun, 23 sampai 24 tahun, dan 25
sampai 26 tahun. Mahasiswa yang masih melanjutkan usahanya paling banyak
berada pada kategori usia 21 sampai 22 tahun yaitu sebanyak 32 orang
mahasiswa dengan persentase 55,17 persen. Sedangkan mahasiswa yang paling
sedikit melanjutkan usahanya adalah mahasiswa yang memiliki kategori usia 25
sampai 26 tahun yaitu sebanyak 1 orang mahasiswa dengan persentase 1,72
persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa meskipun mahasiswa tergolong
memiliki usia yang masih muda namun mahasiswa memiliki semangat dan
komitmen yang tinggi dalam mempertahankan usahanya untuk terus berlanjut
menjadi suatu unit bisnis yang sukses. Usia bukanlah menjadi penghalang bagi
mahasiswa untuk terus belajar dan mencari pengalaman dalam merintis
usahanya agar di kemudian hari menjadi bisnis yang lebih besar lagi.
Berdasarkan penelitian Sari dan Harjanti (2016) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara usia pengusaha makanan dan minuman di
Surabaya dengan kesuksesan wirausaha yang pada penelitian ini respondennya
berasal dari usia 25 sampai 55 tahun. Namun, para wirausahawan muda juga
tidak bisa dikatakan tidak akan sukses dan berhasil dalam menjalankan
usahanya. Hal ini tergantung pada bagaimana kesungguhan para wirausahawan
muda dalam membangun bisnisnya tersebut. Terlebih saat ini mahasiswa hidup
di zaman modern yang dapat memperoleh informasi dan pengetahuan seputar
wirausaha dengan sangat mudah.
Tabel 6 Pengelompokan usia responden
Kategori Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
19–20 tahun 9 15,52
21–22 tahun 32 55,17
23–24 tahun 16 27,59
25–26 tahun 1 1,72
Total 58 100,00
5.2.4 Angkatan
Pada penelitian ini, responden berasal dari angkatan 52 sampai 56 IPB
yang merupakan mahasiswa aktif, mahasiswa tingkat akhir maupun mahasiswa
alumni yang telah lulus dari IPB. Dapat dilihat pada Tabel 8, mahasiswa yang
masih melanjutkan usahanya paling banyak didominasi oleh mahasiswa tingkat
akhir yang berasal dari angkatan 54 yaitu sebanyak 17 orang mahasiswa dengan
persentase sebesar 29,31 persen. Kemudian terbanyak kedua berasal dari
mahasiswa aktif angkatan 55 sebanyak 16 orang mahasiswa dengan persentase
sebesar 27,59 persen. Terbanyak ketiga berasal dari mahasiswa alumni IPB yang
berasal dari angkatan 52 dan 53 yaitu masing-masing sebanyak 10 orang
mahasiswa dengan persentase sebesar 17,24 persen. Terakhir, mahasiswa yang
paling sedikit melanjutkan usahanya adalah mahasiswa aktif yang berasal dari
angkatan 56 yaitu sebanyak 5 orang mahasiswa dengan persentase sebesar 8,62
persen.
Tabel 8 Sebaran angkatan responden
Angkatan Jumlah (Orang) Persentase (%)
52 10 17,24
53 10 17,24
54 17 29,31
55 16 27,59
56 5 8,62
Total 58 100,00
Keberlanjutan usaha merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dimiliki
dalam menjalankan sebuah bisnis. Namun, berdasarkan hasil temuan di lapang data
terkait keberlanjutan usaha mahasiswa dari masing-masing program wirausaha di
IPB ternyata masih belum tersedia. Umumnya penyelenggara program melakukan
pendataan hanya sampai pada tahap monitoring dan evaluasi saja. Oleh sebab itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat
keberlanjutan usaha mahasiswa dari masing-masing program wirausaha di IPB.
Berdasarkan hasil temuan di lapang pada penelitian ini dapat dilihat tingkat
keberlanjutan usaha mahasiswa dari ketiga jenis program wirausaha (PMW, PKM-
K, dan KBMI) di IPB (Gambar 4). Terlihat bahwa jumlah mahasiswa dari masing-
masing program wirausaha yang masih melanjutkan usahanya paling tinggi diraih
oleh peserta yang berasal dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yaitu sebesar
72 persen, disusul oleh peserta program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia
(KBMI) sebesar 25 persen, dan terakhir berasal dari peserta Program Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yaitu sebesar 3 persen.
KBMI
25%
PKM-K
3%
PMW
72%
a) Convergent Validity
Convergent validity digunakan untuk mengukur validitas konvergen
indikator reflektif sebagai pengukur variabel laten yang dinilai berdasarkan
nilai loading factor dari masing-masing indikator. Indikator dikatakan
memiliki validitas yang baik apabila memenuhi syarat convergent validity
nilai loading factor di atas 0,7. Namun, nilai loading factor di atas 0,5 masih
dapat ditoleransi untuk diikutkan dalam model yang masih dalam
36
Gambar 5 Hasil analisis outer model awal SEM-PLS (data primer diolah dalam
SmartPLS)
37
Gambar 6 Hasil analisis outer model akhir SEM-PLS (data primer diolah dalam
SmartPLS)
b) Discriminant Validity
Discriminant validity digunakan untuk mengevaluasi seberapa
mampu indikator yang digunakan dapat menggambarkan variabel latennya.
Pengukuran discriminant validity dapat dilihat melalui pengujian Fornell
Larcker Criterion. Pengujian Fornell Larcker Criterion dilakukan dengan
membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai
korelasi antar konstruk dalam model (Ghozali 2014). Suatu konstruk
dinyatakan memenuhi syarat discriminant validity apabila memiliki akar
kuadrat dari AVE tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan akar
kuadrat dari AVE kepada konstruk lain. Berdasarkan pada Tabel 12 terlihat
bahwa setiap variabel laten memiliki nilai kuadrat AVE lebih besar terhadap
konstruk yang dituju apabila dibandingkan dengan konstruk lainnya
sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan discriminant validity telah
terpenuhi.
38
Tabel 12 Output nilai akar kuadrat AVE dan korelasi variabel laten
Berani Kreatif Orientasi
Percaya Keberlanjutan
Variabel Laten Mengambil dan Masa Kepemimpinan
Diri Usaha
Risiko Inovatif Depan
Percaya diri 0,764
Berani
mengambil 0,606 0,748
risiko
Kreatif dan
0,499 0,624 0,772
inovatif
Orientasi masa
0,595 0,723 0,548 0,776
depan
Kepemimpinan 0,355 0,499 0,427 0,550 0,740
Keberlanjutan
0,536 0,643 0,471 0,716 0,637 0,717
usaha
c) Composite Reliability
Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (reliabel). Ukuran
reliabilitas suatu konstruk adalah apabila nilai composite reliability di atas
0,7 (Ghozali 2014). Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa seluruh variabel
pada penelitian ini memiliki nilai composite reliability di atas 0,7 sehingga
variabel dapat dikatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan hasil evaluasi pada model pengukuran menunjukkan
model yang digunakan pada penelitian ini memiliki validitas dan reliabilitas
yang baik.
dikerjakan saat ini akan berdampak bagi masa depan), dan OM5 (mampu
mengarahkan diri sendiri pada rencana hidup di masa mendatang).
Berdasarkan hasil estimasi model awal (Gambar 5) terlihat bahwa kelima
indikator tersebut merupakan indikator yang mencerminkan variabel orientasi
masa depan dikarenakan kelima indikator tersebut memiliki nilai loading
factor di atas 0,5 semua. Indikator yang paling mencerminkan karakteristik
orientasi masa depan ini adalah indikator OM2 (memiliki visi misi yang ingin
dicapai dalam menjalankan bisnis) dikarenakan indikator tersebut memiliki
nilai loading factor paling besar dibandingkan keempat indikator lainnya
(Lampiran 4). Karakter orientasi masa depan yang dimiliki mahasiswa ini
diperlihatkan melalui mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya
keberlanjutan dalam sebuah bisnis untuk ke depannya dan mahasiswa selalu
memiliki pemikiran bahwa apa yang sedang mereka kerjakan saat ini itu akan
berdampak bagi masa depan mereka ke depannya. Mahasiswa peserta
program yang melanjutkan usahanya merupakan orang yang menyukai
aktivitas yang mengarah pada kemajuan bersama dalam tim yang mereka
bangun. Mereka memiliki visi misi yang ingin mereka capai dalam
menjalankan usahanya serta mahasiswa peserta program yang melanjutkan
usahanya merupakan orang yang mampu mengarahkan diri mereka sendiri
pada rencana hidup di masa mendatang.
e) Indikator Kepemimpinan
Pada penelitian ini variabel kepemimpinan dicerminkan melalui lima
indikator yang diantaranya adalah KMP1 (mampu memengaruhi orang lain),
KMP2 (disiplin waktu dan tindakan), KMP3 (mau menerima kritik dan
saran), KMP4 (inisiatif mau membantu orang lain yang membutuhkan
pertolongan tanpa diminta), dan KMP5 (selalu menepati janji). Namun,
berdasarkan hasil estimasi model awal (Gambar 5) terlihat bahwa dari kelima
indikator tersebut terdapat indikator yang tidak mencerminkan karakteristik
berani mengambil risiko pada mahasiswa peserta program wirausaha di IPB
yaitu indikator KMP5 (selalu menepati janji) dan KMP1 (mampu
memengaruhi orang lain). Hal ini dikarenakan indikator KMP5 memiliki nilai
loading factor sebesar 0,276 yang lebih kecil dari ketentuan loading factor
yaitu 0,5 dan indikator KMP1 memiliki nilai loading factor yang
menyebabkan nilai AVE variabel kepemimpinan lebih kecil dari 0,5 sehingga
indikator tersebut harus dihapus dan dikeluarkan dari model. Hal ini
menunjukkan bahwa karakter kepemimpinan yang dapat dilihat melalui
mahasiswa selalu ingat dengan setiap janji dan perkataan yang mereka
ucapkan dan kemampuan mahasiswa dalam memengaruhi orang lain
merupakan karakter yang tidak dimiliki mahasiswa peserta program
wirausaha di IPB dalam melanjutkan usahanya. Indikator yang paling
mencerminkan karakteristik kepemimpinan ini adalah indikator KMP3 (mau
menerima kritik dan saran) dikarenakan indikator tersebut memiliki nilai
loading factor paling besar dibandingkan kedua indikator lainnya (Lampiran
4). Karakter kepemimpinan mahasiswa peserta program wirausaha di IPB ini
diperlihatkan melalui mahasiswa mau menerima kritik dan saran dari anggota
lain dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada bisnisnya.
Mahasiswa sering membantu orang lain terutama dalam tim bisnisnya yang
42
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini,
maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Tingkat keberlanjutan usaha mahasiswa dari masing-masing program
wirausaha (PMW, PKM-K, dan KBMI) di IPB memiliki tingkatan yang
berbeda-beda. Tingkat keberlanjutan usaha tersebut diantaranya adalah
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sebesar 72 persen, program
Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) sebesar 25 persen, dan
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yaitu sebesar 3
persen.
2. Karakteristik wirausaha orientasi masa depan dan kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa
peserta program wirausaha di IPB. Karakteristik wirausaha percaya diri dan
berani mengambil risiko memiliki arah hubungan yang positif namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa peserta
program wirausaha di IPB. Karakteristik wirausaha kreatif dan inovatif
memiliki arah hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap keberlanjutan usaha mahasiswa peserta program wirausaha di IPB.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini,
terdapat beberapa saran yang dapat diberikan sebagai informasi dasar yaitu sebagai
berikut:
1. Perlunya dilakukan penanaman karateristik wirausaha yang lebih kuat
melalui peningkatan pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh
masing-masing penyelenggara program wirausaha di IPB seperti pemberian
materi berupa seminar kewirausahaan dan diskusi setiap minggunya yang
membahas terkait permasalahan usaha yang dijalankan oleh setiap
mahasiswa, serta terkait kiat-kiat membangun usaha yang baik dan benar bagi
mahasiswa wirausaha pemula, dan lain sebagainya.
2. Program wirausaha seperti PMW, PKM-K, dan KBMI di IPB merupakan
program yang masih sangat diperlukan sebagai bagian pembelajaran
kewirausahaan bagi mahasiswa terutama dalam membangun dan
mengembangkan usahanya. Oleh sebab itu, perlunya dilakukan pemantauan
dan pendataan yang lebih mendalam terkait keberlanjutan usaha mahasiswa
dalam mengimplementasikan bisnis mereka setelah program berakhir
sehingga pada akhirnya bisnis tersebut tidak berhenti di tengah jalan saja dan
dapat memiliki tindak lanjut keberlanjutan usaha yang jelas.
3. Penelitian mengenai keberlanjutan usaha mahasiswa merupakan penelitian
yang penting untuk dikaji lebih lanjut. Oleh sebab itu, disarankan pada
penelitian selanjutnya untuk meneliti variabel lain yang diduga dapat
memengaruhi keberlanjutan usaha mahasiswa seperti kebijakan pelaksanaan
program wirausaha, kesiapan dalam berwirausaha, modal usaha yang
diberikan, motivasi wirausaha, pengetahuan atau pengalaman dalam
berwirausaha, dan lain sebagainya.
50
DAFTAR PUSTAKA
Frinces ZH. 2010. Pentingnya Profesi Wirausaha di Indonesia. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan. Volume 7 Nomor 1, April 2010.
Ghozali I. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial
Least Square. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali I. 2014. Partial Least Squares: Konsep, Teknik, dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hair JFJ, Hult GTM, Ringle C, Sarstedt M. 2017. A Primer on Parsial Least Square
Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Long Range Planning.
http://doi.org/10.1016/j.lrp.2013.01.002.
Hartono, Widyarti H, Maharsi P. 2018. Kajian terhadap Faktor-faktor dalam
Pemilihan Jenis Usaha Studi pada Mahasiswa Peserta KBMI. Di dalam:
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol 1
Desember 2018; Halaman 330-343.
Hendarman. 2011. Kajian Kebijakan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha).
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 17, Nomor 6.
Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Insana DRM, Mayndarto EC. 2017. Pembangunan Karakter Wirausaha Mahasiswa
Melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi,
Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017.
Irwan KK, Ruslan M, Mane A. 2016. Pengaruh Motivasi terhadap Keberlanjutan
Usaha Kapal Phinisi di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Riset Edisi IV. Vol 3,
No. 002.
Islam MA, Khan MA, Obaidullah AZM, Alam SN. 2011. Effect of Entrepreneur
and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium
Enterprises (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and
Management Vol. 6, No. 3.
Kasmir. 2007. Kewirausahaan edisi 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Insdonesia. 2020. Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta:
Kemenkes.
Latan H dan Ghozali I. 2012. Partial Least Squares Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Lumpkin GT. dan Desk GG. 2001. Lingking Two Dimensions Of Entrepreneurial
orientation to firm Performance: The Moderating Role of Environment and
Industry Life Cycle. Journal of business venturing 16,:429-451.
Maisaroh. 2019. Kajian Karakteristik Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha
UKM (Studi Kasus Sentra Industri Konveksi Dusun Mlangi dan Sawahan
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
Akuntansi Vol. 21, No.2 Tahun 2019.
Marbun BN. 1999. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mazzarol T, Volery T, Doss N, & Thein V. 1999. Factors Influencing Small Business
Start-ups. International Journal of Entrepreneurial Behavior and Research,
5(2).
Meredith GG, Nelson RE dan Neck PA. 2000. Kewirausahaan; Teori dan Praktek,
Ppm. Jakarta: Pusaka Binaman Pressindo.
Mounier E. 1956. The Character of Man. Translate into English by Chyntia
Rowland. New York: Harpers and Brothers.
52
RIWAYAT HIDUP