Oleh
GIRISA HARTIWI
H24080108
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
RINGKASAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GIRISA HARTIWI
H24080108
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Evaluasi Kinerja Global Rumah Makan Cibiuk
Menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence
Nama : Girisa Hartiwi
NIM : H24080108
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini
tidak dapat lepas dari peran banyak pihak yang telah memberi saran, bimbingan,
bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ir. Pramono D. Fewidarto, MS (Examiner IQA) selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, serta pengarahan dalam
penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS dan Lindawati Kartika, SE, M.Si yang
telah bersedia menjadi penguji skripsi saya serta memberikan perbaikan
kepada skripsi saya.
3. M. Saefudin A, S.TP, M.Si. selaku moderator dan pembahas seminar.
Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis.
4. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen,
staf tenaga pendidik, dan staf tenaga kependidikan Departemen Manajemen
yang telah membantu menyelesaikan administrasi sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Manajer serta seluruh jajaran RM Cibiuk, atas kesediaan waktu dan
tempatnya, serta telah memberikan informasi dan data dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Dr. Ir. H Aji Hamim Wigena, M.Sc dan
Ibunda Hj. Evi Hartati serta kakak dan abangku tercinta yang telah
memberikan penulis motivasi, keceriaan, dan kebahagiaan agar lulus
menjadi Sarjana Ekonomi.
7. Anggota Gugus Kendali Mutu Pak Pramono (Hana Khairunissa, Annisa
Nadia, Chalida Diana, Ana Suanah, dan Angietha Putri) yang telah
v
bersama-sama berjuang dalam menyusun skripsi, serta dorongan, masukan,
dan bantuan kalian menggoreskan kenangan indah.
8. Sahabatku Yuvi, Linda, Nadia, Sylva, Harya, Aidil, Attar, Zola, Qiqi, Lia,
Ratna, Hanum, Mimi, dan rekan-rekan di Departemen Manajemen
Angkatan „45 yang telah bersama-sama berjuang menuntut ilmu untuk
menggapai harapan, penulis memanjatkan doa agar kita bersama-sama
menjadi generasi yang sukses.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga
Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, serta dapat dijadikan
referensi bagi penelitan selanjutnya.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP……………………………...…………………………… iii
KATA PENGANTAR……………………………...………………………… iv
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………… v
DAFTAR ISI………………………………………...………….…………….. vii
DAFTAR TABEL……………………………………...……………………... ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………...………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………...……………….. xi
I. PENDAHULUAN…………………………………………………...…... 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….…. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….… 5
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………….… 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………….… 6
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………..……………………………... 7
2.1. Pengertian Rumah Makan………………………………….………… 7
2.2. Klasifikasi Rumah Makan…………………………..……………….... 7
2.3. Kinerja…………………………….…………………………………. 8
2.4. Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence……………... 11
2.4.1 Kriteria Baldrige……………………………………………….. 12
2.4.2 Sebelas Tata Nilai dan Konsep Inti……………………………. 14
2.4.3 Sistem Penilaian (Scoring)…….………………………………... 19
2.5. Penelitian Terdahulu…………………………………………………. 21
III. METODE PENELITIAN……………………………………………….. 23
3.1. Kerangka Pemikiran ………………………….……….…………….. 23
3.2. Tahapan Penelitian…………………………………………………… 25
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………… 25
3.4. Jenis dan Sumber Data…………………………………………….…. 27
3.5. Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data…………….…. 27
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data…………………………….…. 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 30
4.1. Profil RM Cibiuk ……………………………………………………... 30
4.1.1 Visi, Misi, dan STP RM Cibiuk ………………………………. 30
4.1.2 Produk RM Cibiuk……………….……………………………... 31
4.1.3 Struktur Organisasi RM Cibiuk ……………..………………….. 31
vii
4.1.4 Segmentasi Tenaga Kerja RM Cibiuk..……….…….………...… 32
4.1.5 Bentuk Kerjasama yang Ditawarkan………………………....… 32
4.2. Kinerja RM Cibiuk untuk Setiap Kriteria…………………..………… 33
4.3. Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) Setiap Kriteria…… 48
4.4. Penilaian (Scoring) Setiap Kriteria…………………………………… 49
4.5. Perolehan Skor dan Klasifikasi Kinerja RM Cibiuk………………..… 51
4.6. Implikasi Manajerial RM Cibiuk………………………..………….… 53
4.7. Rekomendasi untuk Perbaikan Kinerja RM Cibiuk…..................…… 54
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….. 56
1. Kesimpulan……………………………………..…………….………… 56
2. Saran……………………………………………………..…….……….. 56
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 58
LAMPIRAN……………………………………………………….…………... 60
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. 10 restoran fast food favorit…………………………………….……….... 3
2. Perkembangan usaha restoran atau rumah makan tahun di Indonesia
2007-2010..….……………………………………………….…………… 3
3. Tingkat pendapatan Outlet Soekarno Hatta Bandung (2010-2011)……… 45
4. Penilaian karyawan Outlet Soekarno Hatta Februari 2009………………. 47
5. Hasil kinerja keuangan tahun 2010-2011...…. …………………………… 48
6. Pencapaian kinerja RM Cibiuk……………........................……………… 51
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Kerangka kerja MBCfPE untuk sistem bisnis…………………...……….. 14
2. Kerangka pemikiran konseptual………...………………………………... 24
3. Diagram alir penelitian……………………………………………….…... 26
4. Jaring laba-laba pencapaian kinerja…..…………………………………... 52
5. Klasifikasi kinerja MBCfPE………………….…………………………... 53
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Penjelasan setiap Band Assessment…………………………………..…… 61
2. Struktur organisasi RM Cibiuk…….................…………………………... 63
3. Bentuk kerjasama RM Cibiuk……................…………………………….. 65
4. Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) setiap kriteria……….... 67
5. Tabel bantu benilaian kriteria proses (kriteria 1 sampai 6)………………. 69
6. Tabel bantu penilaian kriteria hasil…………………………………….… 70
7. Tabel penilaian (Scoring) kriteria proses……….………………………… 71
8. Tabel penilaian (Scoring) kriteria hasil…………………………………… 72
9. Tabel bantu penilaian skor total…….…………………………………….. 73
xi
I. PENDAHULUAN
bagi masyarakat dikarenakan tidak hanya sebagai tempat yang menjual makanan
dan minuman tetapi menjual suasana dan musik. Rumah makan dengan suasana
yang santai serta diiringi musik yang memang dibutuhkan publik untuk
mengurangi stress dan melupakan sejenak berbagai masalah yang sedang
dihadapi. Kini masyarakat mempunyai banyak alternatif pilihan karena banyaknya
jumlah rumah makan di Indonesia. Semakin banyak jumlah rumah makan
menyebabkan persaingan dalam industri bisnis rumah makan ini semakin ketat.
Banyaknya rumah makan asing siap saji yang masuk ke Indonesia
mengindikasikan bahwa persaingan bisnis rumah makan yang semakin ketat ini
tidak hanya diramaikan oleh rumah makan tradisional atau lokal. Rumah makan
tradisional bersaing dengan restoran fast food untuk menjadi pilihan investasi
bisnis rumah makan bagi para investor. Rumah makan cepat saji atau lebih
dikenal restoran fast food ini pada umumnya merupakan rumah makan global
yang masuk ke Indonesia dalam bentuk kemitraan bisnis dengan pola franchise.
Perkembangan restoran fast food di berbagai kota di Indonesia berkembang
dengan pesat karena didukung oleh jumlah penduduk yang tinggi, daya beli tinggi,
serta gaya hidup masyarakat Indonesia. Pada umumnya segmentasi pasar restoran
fast food adalah masyarakat dari berbagai umur dan masyarakat kalangan
menengah ke atas. Sedangkan segmentasi rumah makan tradisional adalah
keluarga dan masyarakat dari berbagai kalangan, akan tetapi umumnya rumah
makan tradisional menentukan segmentasi pasar berdasarkan menu dan harga
yang ditawarkan.
Restoran fast food umumnya berada di lokasi-lokasi yang strategis, seperti
pusat perbelanjaan. Anak-anak pada umumnya menyukai jenis dan rasa makanan
restoran fast food. Restoran fast food yang berada di Indonesia yang menjadi
favorit masyarakat Indonesia seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Jaringan
outlet restoran fast food ini sangat luas sehingga mudah untuk menemukannya di
setiap sudut kota besar di seluruh dunia. Kesuksesan yang diraih dan kemampuan
bersaing dalam mempertahankan keberlanjutan restoran dikarenakan memiliki
kinerja yang unggul dengan pola manajemen mutu yang diterapkan dengan sangat
ketat, penerapan displin yang ketat dalam menjalankan usahannya dan adanya
dukungan tim yang mampu bekerja sama secara efektif.
3
No Nama Restoran
1 KFC (Kentucky Fried Chicken)
2 McDonald‟s
3 Wendy‟s
4 Burger King
5 Dominos
6 Yoshinoya
7 A&W
8 Hoka-hoka Bento
9 Pizza Hut
10 Texas Chicken
Sumber: Acara Event 2012
2007 1615 -
2008 2235 38.39
2009 2704 20.98
2010 2916 7.84
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2012
kegiatan operasionalnya dikontrol langsung oleh owner. Owner melakukan hal ini
dikarenakan adanya pesaing rumah makan lokal yang sejenis, antara lain RM
Ampera, RM Ayam Lepas, RM Sari Sunda, dan RM Asli Laksana yang menjadi
suatu ancaman bagi RM Cibiuk. Selain itu, RM Cibiuk ini berencana dalam waktu
dekat akan memasuki pasar global dengan mencoba membuka cabang di negara
lain, yaitu Malaysia dan negara-negara Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) lainnya dengan populasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggi,
serta membawa masakan Sunda menjadi pilihan global.
RM Cibiuk belum pernah melakukan evaluasi kinerja global, padahal itu
penting untuk menghadapi persaingan yang semakin global. Hal tersebut juga
penting untuk memanfaatkan peluang-peluang yang terbuka setelah diterapkannya
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Walaupun RM Cibiuk merupakan rumah
makan khas Sunda yang menyediakan aneka masakan khas Sunda dengan produk
khas khususnya sambal cibiuk yang khas dan istimewa. Rumah makan ini telah
memiliki 33 cabang di 19 kota di Indonesia. Namun, hal itu tidak cukup untuk
dapat unggul dalam persaingan. Salah satu upaya agar RM Cibiuk mampu
bersaing dengan kompetitor-kompetitor lokal maupun global, maka RM Cibiuk
harus memiliki kinerja yang unggul. Rumah makan perlu melakukan evaluasi
kinerja dengan menggunakan kriteria-kriteria yang digunakan secara global untuk
mencapai kinerja yang unggul.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk evaluasi atau pengukuran
kinerja, seperti Balanced Scorecard, Six Sigma, ISO, Total Quality Management,
dan lain-lain. Namun, metode tersebut berorientasi pada hasil dan sedikit yang
berorientasi pada proses. Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence
(MBCfPE) merupakan metode pengukuran kinerja yang berorientasi pada proses
yang berasal dari Amerika Serikat dan telah diakui oleh dunia karena dapat
digunakan untuk mencapai world class company. Metode ini dapat diterapkan di
berbagai perusahaan baik bisnis besar atau kecil, perusahaan jasa maupun
manufaktur. MBCfPE memiliki tujuh kriteria yang menjadi indikator penilaian
keunggulan suatu perusahaan. Tujuh kriteria MBCfPE, yakni (1) kepemimpinan,
(2) perencanaan strategis, (3) fokus pada pelanggan, (4) pengukuran, analisa, dan
manajemen pengetahuan, (5) fokus pada tenaga kerja, (6) Fokus pada operasi, (7)
5
4. Cafetaria atau Cafe adalah restoran mengutamakan penjualan kue, roti isi,
kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
5. Canteen adalah restoran yang berhubugan dengan kantor, pabrik, atau sekolah
dimana para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffee
break.
6. Continental Restaurant adalah suatu restoran yang menyediakan hidangan
continental pilihan dengan pelayanan yang mewah.
7. Inn Tavern adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang
dikelola oleh perorangan di tepi kota.
8. Snack Bar atau Milk Bar adalah restoran cepat saji (fast food) dimana
konsumen bebas memilih sendiri makanannya. Makanan yang tersedia
umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi dan mie.
9. Specialty Restaurant adalah restoran yang menyediakan makanan Eropa,
China, Jepang, India dan pelayanan berdasarkan tata cara negara asal makanan
spesial tersebut.
10. Family Type-Restaurant adalah restoran yang disediakan untuk tamu-tamu
keluarga maupun rombongan.
Berdasarkan uraian klasifikasi tersebut, maka RM Cibiuk masuk dalam
klasifikasi Ala Carte Restaurant. Hal ini dikarenakan rumah makan menjual
makanan dengan banyak variasi dan konsumen bebas memilih makanan yang
diinginkan serta setiap makanan memiliki harga masing-masing.
2.3. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika (Rivai dan
Basri, 2005). Penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja
karyawan yang dilaksanakan secara formal terkait dengan standar kerja yang telah
ditentukan perusahaan (Rivai dan Basri, 2005).
9
akan mampu mengurangi produk yang cacat dan menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik. Selain itu, perusahaan akan dapat memperbaiki posisi
persaingan. Memiliki posisi persaingan yang lebih baik maka perusahaan
berpeluang untuk meningkatkan pangsa pasar dan menjamin harga yang lebih
tinggi.
4. ISO 9000
Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan
efektivitas mutu perusahaan dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk
peningkatan yang berkesinambungan. Sistem manajemen mutu formal yang
berlaku scara internasional adalah sistem manajemen mutu ISO 9000. ISO 9000
adalah nama generic untuk sistem manajemen mutu internasional yang
dikelurakan pertama kali pada tahun 1987 oleh Organisasi Internasional untuk
Standarisasi yang berada di Genewa, Switzerland. Tujuan ISO adalah
mengembangkan dan mempromosikan standar-standar untuk umum yang berlaku
internasional. Tujuan ISO 9000 adalah (1) perusahaan dapat mencapai dan
mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, (2) perusahaan dapat
memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa kualitas yang dimaksud
telah dicapai dan dapat dipertahankan, dan (3) perusahaan dapat memberikan
keyakinan kepada pelanggan bahwa kualitas yang dimaksud telah dicapai dalam
produk atau jasa yang ditawarkan (Nasution, 2001).
Menurut Indonesian Quality Award Foundation (IQAF, 2007) istilah
performance excellence mengacu pada pendekatan yang terpadu terhadap
organisasi yang menghasilkan :
1. Penyampaian nilai-nilai terbaik bagi pelanggan, memberi andil bagi
kesuksesan pasar.
2. Perbaikan efektivitas dan kapabilitas perusahaan secara menyeluruh
3. Pembelajaran organisasi dan personal
2. Perencanaan strategis
Kategori perencanaan strategis menguji bagaimana organisasi mengembangkan
sasaran strategis dan rencana kerja.
13
6. Manajemen Proses
Kategori manajemen proses menguji bagaimana organisasi mendesain sistem
kerja dan bagaimana desain, pengelolaan, dan perbaikan proses untuk
mengimplementasikan sistem kerja dalam memberikan nilai kepada pelanggan
serta mencapai sukses dan keberlanjutan organisasional.
7. Hasil
Kategori hasil menguji kinerja organisasi dan perbaikan di seluruh bidang hasil
produk, hasil fokus kepada pelanggan, hasil finansial dan pasar, hasil fokus
kepada tenaga kerja, hasil efektivitas proses, dan hasil kepemimpinan.
2 5
Perencanaan Fokus pada
Strategi Tenaga Kerja
1 7
Kepemimpinan Hasil
3 6
Fokus pada Manajemen
Pelanggan Proses
4
Pengukuran, Analisa, dan Manajemen Pengetahuan
Kriteria Baldrige dibangun atas sekumpulan Tata Nilai dan Konsep Inti
yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Tata Nilai dan Konsep Inti ini
melekat pada keyakinan dan perilaku yang ada di organisasi yang berkinerja
tinggi. Tata Nilai dan Konsep Inti tersebut merupakan fondasi untuk
mengintegrasikan persyaratan bisnis utama ke dalam suatu kerangka kerja
berorientasi hasil (results-oriented frame work) yang kemudian dijadikan basis
15
untuk bertindak dan member atau menerima umpan balik. Kriteria Baldrige
disusun berdasarkan kesebelas Tata Nilai dan Konsep Inti (Sadikin, 2008) :
1. Kepemimpinan yang Visioner
Pemimpin Senior organisasi harus menetapkan arah organisasi dan
menciptakan fokus pada pelanggan, menciptakan tata nilai yang jelas serta nyata
dan menciptakan ekspetasi yang tinggi. Arah organisasi, tata nilai dan ekspektasi
tersebut harus menyeimbangkan kebutuhan seluruh pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder). Pemimpin perlu memastikan penciptaan strategi,
sistem, dan metode untuk mencapai keunggulan, membangkitkan inovasi dan
membina pengetahuan dan kapabilitas, serta memastikan keberlanjutan
organisasional. Pemimpin Senior harus mampu menginspirasi dan memotivasi
seluruh tenaga kerja serta mendorong seluruh tenaga kerja untuk berkontribusi,
berkembang dan belajar, inovatif, serta kreatif.
2. Keunggulan Menurut Pelanggan
Mutu dan Kinerja dinilai oleh pelanggan organisasi, jadi organisasi harus
mempertimbangkan seluruh fitur dan karakteristik produk, layanan serta semua
bentuk akses pelanggan yang memberikan kontribusi nilai kepada pelanggan.
Perilaku ini mengarah kepada kepuasan, preferensi, acuan (referral), retensi dan
loyalitas pelanggan, serta ekspansi bisnis. Keunggulan menurut pelanggan harus
memiliki komponen baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang,
berupa pemahaman atas keinginan pelanggan pada saat ini dan antisipasi
keinginannya di masa yang akan datang dan berpotensi pasar. Suatu nilai dan
kepuasan dipengaruhi oleh berbagai faktor melalui pengalaman yang menyeluruh
pelanggan dengan organisasi. Faktor-faktor ini adalah hubungan dengan
pelanggan yang dalam membantu membangun suatu kepercayaan (trust),
keyakinan (confidence), dan loyalitas (loyality). Keunggulan menurut pelanggan
juga memerlukan suatu kepedulian terhadap perkembangan teknologi, kepedulian
terhadap hal-hal yang ditawarkan oleh para pesaing, serta kecepatan dan
fleksibilitas dalam merespon perubahan pelanggan, lingkungan, dan pasar.
16
5. Kegesitan
Keberhasilan dalam lingkungan kompetitif global saat ini yang selalu
berubah menuntut kegesitan (agility) yaitu suatu kapasitas untuk berubah dengan
cepat serta fleksibel. Organisasi menghadapi siklus yang semakin pendek untuk
meluncurkan produk dan layanan yang baru atau diperbaiki serta organisasi
nirlaba dan pemerintahan selalu dituntut untuk merespons secara cepat atas isu-isu
sosial yang baru atau timbul. Perbaikan utama dalam jangka waktu merespons
seringkali membutuhkan penyederhanaan unit kerja dan proses atau kemampuan
untuk berubah dari satu proses ke proses lainnya.
6. Fokus Kepada Masa Depan
Fokus pada masa depan berarti membutuhkan pemahaman tentang faktor-
faktor jangka pendek dan jangka panjang yang mempengaruhi organisasi dan
pasar. Untuk mencapai pertumbuhan organisasi yang stabil dan menjadi terdepan
dalam pemasaran dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki orientasi ke masa
depan serta keinginan membangun hubungan dengan para stakeholder yang terdiri
dari pelanggan, tenaga kerja, pemasok, mitra, pemegang saham, publik, dan
komunitas. Fokus pada masa depan termasuk pengembangan tenaga kerja dan
pemasok, pencapaian succession planning yang efektif, penciptaan peluang untuk
inovasi, dan antisipasi atas pertanggungjawaban dan kekhawatiran publik.
7. Mengelola Inovasi
Inovasi adalah membuat perubahan yang berarti untuk meningkatkan
produk, layanan, dan proses-proses serta penciptaan baru organisasi bagi para
pihak yang berkepentingan. Organisasi harus diarahkan dan dikelola sehingga
inovasi menjadi bagian dari kultur pembelajaran. Inovasi harus diintegrasikan ke
dalam pekerjaan sehari-hari dan harus didukung oleh sistem perbaikan kinerja.
8. Manajemen Berdasarkan Fakta
Pengelolaan organisasi tergantung kepada pengukuran dan analisis kinerja.
Pengukuran tersebut harus berasal dari strategi dan kebutuhan organisasi, dan
berfungsi untuk memberikan data dan informasi yang kritis tentang proses-proses,
keluaran-keluaran, dan hasil kunci. Pengukuran kinerja harus meliputi kinerja;
pelanggan, produk, dan layanan; perbandingan kompetitif tentang kinerja
operasional, pasar, dan kinerja kompetitif; pemasok, tenaga kerja, biaya, dan
18
finansial; serta tata kelola dan kepatuhan. Analisis mengacu kepada penggalian
secara luas artinya dari suatu data atau informasi untuk mendukung evalusai,
pengambilan keputusan, dan perbaikan. Analisis meliputi penggunaan data untuk
menentukan trend, proyeksi, serta “sebab-akibat” yang mungkin perlu
pembuktian. Analisis digunakan untuk mendukung bermacam-macam tujuan,
seperti untuk perencanaan, peninjauan keseluruhan kinerja, perbaikan operasi,
manajemen perubahan, perbandingan kinerja dengan kompetitor atau benchmark
tentang hal-hal yang best practices.
9. Pertanggungjawaban Kemasyarakatan
Pemimpin organisasi perlu menekankan tanggung jawab terhadap publik
dan perlu berperilaku baik sebagai anggota masyarakat. Pemimpin organisasi
harus menjadi panutan bagi organisasinya dalam memfokuskan diri kepada etika
dan perlindungan atas kesehatan masyarakat, keselamatan, dan lingkungan
termasuk operasi organisasi. Organisasi juga harus menitikberatkan konservasi
sumber daya dan mereduksi limbah atas sumber-sumber tersebut. Organisasi perlu
menekankan tanggung jawabnya terhadap publik dan perlu berperilaku yang baik
sebagai anggota masyarakat.
10. Fokus Kepada Hasil dan Penciptaan Nilai
Pengukuran kinerja organisasi perlu difokuskan pada hasil-hasil kunci (key
result). Hasil-hasil tersebut harus difokuskan pada penciptaan dan penyeimbang
nilai untuk semua stakeholder, yaitu pelanggan, tenaga kerja, pemegang saham,
pemasok, mitra, publik, dan komunitas. Dengan penciptaan nilai bagi seluruh
stakeholder, organisasi membangun loyalitas dan kontribusi untuk pertumbuhan
ekonomi, serta berkontribusi kepada masyarakat.
11. Perspektif Kesisteman
Kriteria Baldrige menyediakan perspektif kesisteman untuk mengelola
organisasi dan proses-proses kunci untuk mencapai hasil yaitu, keunggulan
kinerja. Tujuh kriteria Baldrige dan Sebelas Tata Nilai Inti membentuk building
block dan mengintegrasikan mekanisme sistem organisasi. Namun, keberhasilan
perusahaan mecapai seluruh tujuannya membutuhkan sintesis, keselarasan, dan
integrasi.
19
2. Hasil
Evaluasi atas hasil mengacu kepada outputs & outcomes untuk memenuhi
persyaratan Item 7.1 sampai dengan 7.5 (kriteria 7). Empat faktor yang digunakan
untuk mengevaluasi hasil, yaitu :
Levels
Levels mengacu kepada informasi numerik yang menunjukkan kedudukan
atau posisi hasil dan kinerja organisasi dalam skala pengukuran yang bermakna.
Level kinerja memungkinkan evaluasi perbandingan dengan kinerja masa lalu,
proyeksi, tujuan, dan pembanding yang sesuai.
Trends
Trends mengacu kepada tingkat perbaikan kinerja organisasi atau
keberlanjutan kinerja baik (misalnya arah kecenderungan data) dan luasnya
(misalnya luasnya deployment) hasil kinerja organisasi.
Comparisons
Comparisons mengacu kepada kinerja organisasi dibandingkan dengan
pembanding yang sesuai seperti kompetitor atau organisasi yang sejenis. Dapat
pula kinerja organisasi dibandingkan dengan benchmarks atau pemimpin industri.
Integration
Integration mengacu kepada luasnya ukuran hasil (biasanya melalui
segmentasi) yang menunjukkan persyaratan-persyaratan pelanggan, produk dan
layanan, pasar, proses, serta kinerja rencana kerja penting yang telah
diidentifikasikan dalam profil organisasi dan item proses. Hasil harus mencakup
indikator kinerja di masa yang akan datang yang valid. Hasil juga
diharmonisasikan melalui lintas proses dan unit kerja untuk mendukung tujuan
organisasi yang lebih luas.
Sadikin (2008) dalam penetapan skor untuk respons memiliki beberapa
petunjuk yang harus diperhatikan,yaitu :
a. Seluruh area to address termasuk dalam respon item. Respon juga
merefleksikan hal-hal penting bagi perusahaan.
b. Dalam menentukan skor terhadap suatu Item, pertama tetapkan kisaran skor
(misalnya 50% sampai dengan 60%) yang paling menggambarkan level
pencapaian organisasi.
21
Profil RM Cibiuk
Evaluasi Kinerja
Strength/OFI
Klasifikasi Kinerja
Global RM Cibiuk
Continuous Improvement
Process
Start
Jika Tidak
Cukup ?
Ya
Indikator Indikator
Penilaian ADLI Penilaian LeTCI
Proses Skoring
Tabel Bantu Penilaian
Tabel Skoring
Rekomendasi
Stop
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan meminjam berbagai dokumen-dokumen
perusahaan mengenai peraturan internal, laporan kinerja perusahaan
sebelumnya, dan membaca serta mempelajari literatur dari berbagai sumber
yang terkait.
Visi rumah makan adalah menyajikan makanan tradisional untuk dunia yang
lebih baik. Misi rumah makan adalah (1) memberikan pelayanan dan produk
terbaik, (2) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan dengan
memperkuat sumber daya manusia, sarana, dan prasarana, (3) melaksanakan dan
mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
31
c. Marketing Manager
d. HRD Manager
e. Business Development Manager
f. Finance dan Accounting Manager
3. Operational Manager, membawahi :
a. Restaurant Manager
b. Product Manager
c. Delivery Manager
4. HRD Manager, membawahi :
a. Administration HRD
b. Training Manager
5. Finance dan Accounting Manager, membawahi :
a. Cost Control
b. Book Keeper
c. General Cashier
Jumlah tenaga kerja di RM Cibiuk kurang lebih 350 orang. Rata-rata jumlah
tenaga kerja per outlet adalah 11 orang. Segementasi tenaga kerja di RM Cibiuk
diidentifikasi berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu
1. Manajer minimal tingkat pendidikan S1
2. Supervisor minimal tingkat pendidikan D3 Jurusan Pariwisata
3. Captain minimal tingkat pendidikan D1
4. Head Kitchen minimal tingkat pendidikan D1 Jurusan Tata Boga
5. Operator, terdiri dari :
a. Waiter tingkat pendidikan SMK jurusan Pariwisata
b. Administrasi tingkat pendidikan SMK
c. Petugas Keamanan
pilihan, diantaranya tipe food court, ruko, dan rumah dimana jumlah franchise fee
dan investasi yang harus dikeluarkan berbeda-beda disesuaikan berdasarkan tipe
yang diinginkan oleh investor. Sedangkan kerjasama non waralaba masa kontrak
disesuaikan dengan perjanjian yang telah ditetapkan antara mitra dengan owner.
Kerjasama non waralaba juga memiliki tiga tipe pilihan jumlah investasi yang
harus dikeluarkan sesuai dengan tipe seperti kerjasama waralaba, akan tetapi
kerjasama non waralaba tidak ada biaya franchise fee dan membagi keuntungan
dengan sistem bagi hasil, yaitu 50 persen untuk owner dan 50 persen untuk mitra.
Format kerjasama waralaba dan non waralaba dapat dilihat pada Lampiran 3.
Kriteria 1: Kepemimpinan
Item kepemimpinan senior menguji bagaimana pemimpin senior
perusahaan memimpin. Pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin dalam
memimpin perusahaan sudah cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya
visi dan misi yang ditetapkan. Namun proses penetapan visi dan misi hanya
dilakukan oleh owner, dan tidak melibatkan unit-unit kerja yang ada dalam
organisasi. Visi dan misi yang telah ditetapkan, dikomunikasikan oleh pemimpin
kepada seluruh elemen rumah makan dan stakeholder. Pendekatan telah
diterapkan yang dibuktikan dengan adanya penyampaian yang dilakukan secara
lisan baik pertemuan formal atau informal maupun selebaran yang ditempelkan
pada tempat-tempat tertentu dan di majalah dinding, sehingga mudah untuk dibaca
dan diingat para karyawan.
Pendekatan yang dilakukan pemimpin dalam mengkomunikasikan hal-hal
atau keputusan penting adalah melalui rapat dengan manajer setiap unit kerja,
kemudian akan disampaikan kepada tenaga kerja secara berjenjang. Akan tetapi,
owner lebih sering membuat keputusan sendiri jarang melibatkan unit-unit kerja
34
yang masuk dapat diketahui bahwa tenaga kerja tidak menjalankan SOP yang
telah ditentukan dan juga quality control tidak berjalan dengan baik.
Item implementasi strategis menguji bagaimana perusahaan
mengimplementasikan strateginya. Rencana kerja yang dimiliki setiap outlet
rumah makan berbeda disesuaikan dengan kondisi rumah makan. Misalnya
rencana kerja jangka pendek yang dimiliki outlet Soekarno Hatta Bandung yaitu,
memperbaiki fasilitas rumah makan dalam tiga bulan. Hal ini dilakukan agar
memberikan kenyamanan kepada pelanggan dan kemudahan kepada karyawan
sehingga dapat bekerja secara lebih efektif. Sedangkan rencana kerja jangka
panjang yang dimiliki outlet Karawang yaitu, memperluas lahan untuk
penambahan saung dan akan dibuatnya waterboom di tahun 2013. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik rumah makan.
Rencana kerja disusun oleh Manajer Outlet dan harus mendapat persetujuan dari
owner. Evaluasi pada pendekatan ini jarang dilakukan sehingga proses
pembelajaran (learning) yang dilakukan rumah makan terhadap implementasi
strategi masih lemah. Pendekatan yang digunakan rumah makan dalam
implementasi strategi telah selaras dengan kebutuhan rumah makan namun proses
saling melengkapi masih dibutuhkan untuk peningkatan.
langsung oleh Manajer HRD dan Manajer Operasional. Laporan kinerja yang
dilaporkan antara lain, kinerja manajer, supervisor, dan karyawan, dan setiap
laporan kinerja harus dilaporkan kepada owner untuk ditindaklanjuti.
Evaluasi terhadap pendekatan yang RM Cibiuk dalam menyeleksi,
mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasi data dan informasi untuk
menelusuri kinerja rumah makan dilakukan satu minggu sekali oleh owner. Hal
tersebut menunjukan bahwa pendekatan tersebut telah diterapkan dan dijabarkan
sekaligus membuktikan adanya learning melalui proses evaluasi. Hasil evaluasi
akan dijadikan panduan oleh owner dalam pengambilan keputusan. Pengukuran
kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan. Review pencapaian kinerja
keuangan dilakukan setiap bulan oleh manager keuangan dan owner untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan.
Item manajemen informasi, pengetahuan, dan teknologi informasi
menguji bagaimana perusahaan mengelola informasi, pengetahuan organisasional,
dan teknologi informasi. Pengelolaan informasi dan data rumah makan agar aman
dan rahasia dilakukan melalui adanya proteksi dengan diberinya password untuk
setiap unit kerja, sehingga setiap unit kerja tidak dapat melihat data dan informasi
dari unit lain. Setiap bulan password akan diganti agar keamanan data dan
informasi tetap terjaga. Data setiap unit kerja disimpan dalam bentuk softcopy dan
hardcopy. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah unit kerja lainnya dalam
memperoleh data yang dibutuhkan serta semua data dan informasi dalam bentuk
hardcopy diarsipkan sesuai dengan penggunaan dokumen. Namun, tidak semua
data dan informasi dapat digunakan seluruh unit, seperti data keuangan rumah
makan hanya manajer keuangan saja yang mengetahui password untuk membuka
data tersebut. Pada pendekatan ini telah dilakukan evaluasi terbukti dengan
adanya penggantian password untuk data dan informasi setiap bulan.
Perangkat lunak atau software pendukung yang digunakan oleh rumah
makan awalnya adalah Microsoft Office terutama Excel yang digunakan untuk
akunting dan stock opname. Software yang digunakan saat ini cukup efektif,
namun untuk memudahkan karyawan maka rumah makan menerapkan software
yang lebih canggih, yaitu Myob yang digunakan untuk standar akunting. Uraian
tersebut menunjukkan adanya pendekatan yang diterapkan oleh RM Cibiuk.
40
RM Cibiuk adalah ala carte restaurant, dimana pengunjung bebas untuk memilih
makanannya. Pihak internal yang terlibat adalah tenaga kerja divisi service dan
tenaga kerja divisi kitchen. Ketika adanya pesanan pelanggan maka pesanan akan
disampaikan ke divisi kitchen, yaitu food checker yang akan memberikan tugas
kepada setiap bagian, seperti gorengan, sambal, dan tumisan. Kemudian ketika
hidangan telah siap untuk disajikan kepada pelanggan terlebih dahulu dicek oleh
food checker untuk mengetahui makanan yang dihidangkan layak disajikan. Food
checker akan menilai makanan dilihat dari kualitas, kuantitas, serta penampilan
makanan, sedangkan pihak eksternal yang terlibat adalah pemasok yang
menyediakan kebutuhan rumah makan.
Pendekatan dalam mendesain sistem kerja telah dijabarkan dan diterapkan
berdasarkan unit kerja yang sesuai. Kegiatan yang dilakukan mengindikasikan
bahwa evaluasi telah dilakukan. Selain itu adanya evaluasi untuk seluruh kegiatan
yang dilakukan per meja setiap harinya bagi pihak internal. Pada pihak eksternal
evaluasi diindikasi dengan adanya pengecekan terhadap barang yang dikirimkan.
Barang dikirimkan oleh pemasok setiap hari dan jam 9 sampai 10 pagi semua
barang telah tersedia. Sebelum memesan barang-barang yang dibutuhkan bagian
logistik akan mengecek terlebih dahulu jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan
dan mendapatkan persetujuan dari Manajer Outlet. Intergrasi pada pendekatan ini
sudah cukup baik diindikasikan dengan saling terkaitnya unit kerja dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Pendekatan yang dilakukan RM Cibiuk dalam mencegah kerusakan,
pelayanan yang error, pengerjaan ulang dan minimnya biaya garansi atau
kehilangan produktivitas pelanggan adalah dengan membagi waktu kerja tenaga
kerja menjadi tiga shift, yaitu pagi, middle, siang. Ketika jam makan siang
banyaknya pelanggan yang berdatangan sehingga membutuhkan tenaga kerja
yang lebih banyak untuk dapat melayani para pelanggan. Oleh karena itu,
karyawan yang mendapat shift middle dan siang akan dipanggil untuk bekerja
lebih awal. Waktu bekerja para karyawan adalah 8 jam per hari. Pendekatan yang
dilakukan dalam memastikan kesiapan sistem kerja dan tempat kerja dalam
menghadapi bencana atau darurat adalah dengan penyediaan stok barang pada hari
raya besar karena rumah makan tetap buka atau beroperasi. Stok harus tersedia
43
minimal tiga hari sebelum hari raya besar dan untuk sayuran jika pemasok tidak
bisa memenuhi maka dapat dibeli sendiri sesuai kebutuhan rumah makan. Pihak
rumah makan harus memastikan para pemasok untuk mengirimkan barang pada
hari yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar barang yang dibutuhkan tetap
tersedia dan menunjukkan adanya evaluasi pada pendekatan ini. Pendekatan yang
diterapkan selaras dengan kebutuhan rumah makan terbukti adanya sistem yang
diterapkan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Item proses kerja menguji bagaimana perusahaan mendesain, mengelola,
dan memperbaiki proses kerja. Belum adanya upaya yang baik dalam mendesain,
mengelola, dan memperbaiki proses kerja RM Cibiuk. Namun, hanya adanya
standarisasi untuk produk yang digunakan dimana semua bahan-bahan yang
dibutuhkan seluruh cabang berasal dari rumah produksi. Standarisasi pada bahan
baku dilakukan agar makanan yang disajikan tetap terjaga kualitasnya.
Pada saat menerima barang dari pemasok harus di cek terlebih dahulu agar
barang yang diterima sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang
dibutuhkan. Pengecekan dilakukan rutin setiap harinya. RM Cibiuk melakukan
sistem First In First Out (FIFO) pada bahan-bahan yang digunakan, oleh karena
itu untuk mengetahui barang lama atau baru maka setiap barang diberi label atau
keterangan waktu barang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses
pembelajaran yang dilakukan pada pendekatan tersebut. Pendekatan ini selaras
dengan kebutuhan rumah makan terbukti adanya standarisasi, sehingga
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
Pendekatan RM Cibiuk dalam mengelola rantai pasok adalah dengan
membuat perjanjian kerjasama dengan pihak pemasok, mitra, dan distributor yang
berperan penting dalam penyediaan bahan baku rumah makan. Akan tetapi, tidak
ada perjanjian tertulis dengan pemasok hanya mengandalkan sistem kepercayaan.
Hal ini dikarenakan owner sudah mengenal para pemasok dan sudah bekerja sama
selama bertahun-tahun. Namun, ada perjanjian tertulis berupa kontrak dengan para
mitra, seperti kerjasama dengan Coca-cola Company dan Teh Pucuk.
RM Cibiuk memiliki beberapa kriteria dalam memilih pemasok agar
kualitas dan kuantitas bahan baku terjamin. Salah satu contoh dalam memilih
pemasok sayuran, yaitu pemasok harus mengetahui kualitas sayuran, harga murah,
44
dan bahan baku dapat dikirim setiap hari. Setiap satu jenis bahan baku memiliki
dua pemasok untuk mengantisipasi jika barang tidak ada pada pemasok utama,
sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan tetap tersedia. Jika barang yang dikirim
oleh pemasok rusak maka barang tersebut akan dikembalikan dan meminta barang
yang baru. RM Cibiuk akan memberikan teguran kepada pemasok jika kinerja
pemasok tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya evaluasi yang dilakukan
dalam pendekatan mengelola rantai pasok. Pendekatan ini selaras dengan
kebutuhan rumah makan yang diidentifikasikan dalam persyaratan item.
Kriteria 7: Hasil
Kriteria MBCfPE berorientasi pada hasil yang terbagi kedalam lima item
kriteria yaitu, hasil kinerja produk dan proses, hasil fokus kepada pelanggan, hasil
fokus kepada tenaga kerja, hasil kepemimpinan, dan hasil finansial dan pasar.
Penjelasan berikut ini adalah hasil temuan kinerja RM Cibiuk yang berdasarkan
lima item kriteria berorientasi hasil.
Hasil kinerja produk dan proses menguji bagaimana hasil kinerja produk
dan efektivitas proses. Hasil kinerja produk dan efektivitas proses RM Cibiuk
dilihat dari tingkat pendapatan yang diterima setiap bulannya. Pengukuran kinerja
produk tidak ukur menurut kelompok produk dan pelayanan berdasarkan
kelompok pelanggan dan segmen pasar. Salah satu contohnya tingkat pendapatan
pada outlet Soekarno Hatta Bandung mengalami peningkatan di tahun 2011 Tabel
3.
Berdasarkan pada tingkat Level hasil produk RM Cibiuk yang ditunjukkan
pada Tabel 3, kinerja dilaporkan pada sedikit area dan kinerja rumah makan yang
dilaporkan masih sedikit keseuaiannya terhadap persyaratan yang diinginkan Item
kriteria hasil. Trend hasil kinerja produk belum dilakukan dan RM Cibiuk belum
melakukan benchmark terhadap data hasil kinerja produk pesaing atau rumah
makan lain yang menyediakan produk sejenis.
Hasil fokus kepada pelanggan menguji bagaimana hasil kinerja fokus pada
pelanggan perusahaan. RM Cibiuk menyebarkan kuesioner untuk mengukur
kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Indikator yang digunakan dalam
mengukur kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah pelayanan dan makanan.
Kinerja pelayanan RM Cibiuk diukur dari penampilan dan sambutan. Kinerja
45
makanan RM Cibiuk diukur dari kecepatan pelayanan, tampilan, rasa, per porsi,
harga, dan variasi menu. Namun, kuesioner ini jarang dilakukan sehingga data
untuk mengetahui tingkat kepuasan dan ketidapuasan pelanggan tidak ada.
Sehingga diasumsikan bahwa rumah makan tidak melakukan pengukuran
terhadap data tersebut.
Ketidakpuasan pelanggan dievaluasi melalui suara pelanggan yang masuk
ke rumah makan. Semakin banyak pelanggan yang menegur atau komplain
terhadap pelayanan dan makanan yang disajikan maka tingkat ketidakpuasan
pelanggan tinggi dan sebaliknya. Namun, tingkat ketidakpuasan pelanggan
terhadap RM Cibiuk pada saat ini tidak ada. RM Cibiuk tidak menunjukkan
adanya data tingkat kepuasan pelanggan. Tidak adanya trend untuk hasil kinerja
fokus kepada pelanggan. Rumah makan juga tidak melakukan benchmark
terhadap pesaing atau rumah makan lain yang menyediakan produk sejenis.
Sedangkan integrasinya terlihat dari hasil-hasil yang penting dan terkait untuk
mendukung tujuan dari rumah makan.
Hasil fokus kepada tenaga kerja menguji bagaimana hasil kinerja fokus
kepada tenaga kerja. Level keterlibatan aktif tenaga kerja RM Cibiuk dilaporkan
melalui hasil Penilaian Kinerja Karyawan. Penilaian kinerja karyawan diterapkan
pada setiap unit kerja yang dilakukan untuk mengukur kinerja dan memperbaiki
yang menjadi kebutuhan tenaga kerja. Skala yang digunakan dalam pemberian
skor pada penilaian kinerja karyawan adalah (1) buruk sekali, (2) buruk, (3)
cukup, (4) baik, dan (5) baik sekali. Total skor yang diperoleh akan diklasifikasi
berdasarkan kriteria karyawan yang telah ditentukan dimulai dari di bawah garis,
di dalam garis, dan di atas garis. Skor yang dicapai kurang dari 17 poin
menunjukkan di bawah garis maka kinerja karyawan diasumsikan kurang
memuaskan. Jika skor yang dicapai berada antara 18-20 poin menunjukkan di
dalam garis maka kinerja karyawan diasumsikan memuaskan dan skor yang
dicapai berada antar 21-35 poin menunjukkan berada di atas garis maka kinerja
karyawan diasumsikan sangat memuaskan. Salah satu contoh penilaian kinerja
karyawan yang dilakukan outlet Soekarno Hatta Tabel 4.
Penilaian kinerja karyawan ini jarang dilakukan sehingga sedikitnya level
yang dilaporkan. Trend untuk hasil kinerja fokus kepada tenaga kerja belum
dilakukan. Tidak adanya data pembanding dari pesaing atau rumah makan lain
yang menyediakan produk sejenis. Integrasi dari hasil keterlibatan aktif tenaga
kerja sudah cukup baik diindikasikan hasil kinerja tenaga kerja dapat digunakan
untuk mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Hasil kepemimpinan dan tata kelola menguji bagaimana hasil
kepemimpinan dan tata kelola. Pencapaian rencana strategi mengacu pada
pendapatan yang didapat oleh RM Cibiuk. Pendapatan rumah makan mengalami
peningkatan beberapa tahun terakhir, namun tidak setiap bulan pendapatan yang
diterima meningkat karena mengalami fluktuasi pada bulan-bulan tertentu. Trend
hasil kinerja ini belum dilakukan, serta benchmark dengan pesaing atau rumah
makan lain yang menyediakan produk sejenis tidak dilakukan. Integritas hasil
kinerja ditunjukkan dengan pentingnya pencapaian rencana strategis untuk
menentukan rencana strategi kinerja selanjutnya. Berdasarkan kinerja yang
ditunjukkan, masih sedikit keseusaiannya terhadap hasil-hasil yang dikehendaki
oleh persyaratan item kriteria hasil.
47
Total
Jabatan 1 2 3 4 5 6 7
Nilai
Ketaatan Kecepatan Kualitas Kerja Kepatuhan Ketahanan Semangat
beribadah kerja kerja sama thd PP fisik kerja
Cashier 4 3 4 4 3 4 4 26
Cashier 4 3 3 4 3 3 3 23
Greeter 4 4 4 4 3 4 4 27
Greeter 4 3 4 4 3 3 4 25
Snack Counter 4 3 3 4 3 2 3 22
Snack Counter 4 3 3 3 3 3 3 22
Waitress 4 4 4 4 3 4 4 27
Waitress 4 3 3 3 3 3 4 23
Waitress 4 4 3 4 3 4 4 26
Waitress 4 2 3 3 3 2 3 20
Waitress 4 3 3 3 3 2 3 21
Waiter 3 4 3 4 3 4 4 25
Waiter 3 4 3 3 3 4 4 24
Waiter 4 4 3 4 3 3 4 25
Waiter 4 4 3 4 3 3 4 25
Waiter 3 4 3 4 3 3 4 24
Waiter 3 3 3 3 3 3 3 21
Pantry 3 3 3 3 2 3 3 20
Pantry 3 3 3 3 2 3 3 20
Pantry 3 3 3 3 3 3 3 21
Pantry 3 3 3 3 2 3 3 20
Hasil finansial dan pasar menguji bagaimana hasil finansial dan kinerja
pasar. Hasil kinerja keuangan RM Cibiuk dilihat dari pendapatan, harga pokok
penjualan (HPP), dan pengeluaran terdiri dari dua biaya yaitu, biaya operasional
dan biaya umum Tabel 5. Pendapatan RM Cibiuk di tahun 2011 meningkat
dibandingkan tahun 2010 ditunjukkan pada Tabel 3. Akan tetapi, HPP dan
pengeluaran RM Cibiuk mengalami fluktuasi. Data dilihat berdasarkan kinerja
rumah makan pada tahun 2010 dan 2011. Level hasil kinerja keuangan dilaporkan
48
kepada sedikit area. Tidak adanya data pembanding dari pesaing atau rumah
makan lain yang meyediakan produk sejenis.
1. Strength
a. Approach yang digunakan oleh rumah makan sesuai dengan persyaratan
item setiap kriteria.
b. Deployment yang diterapkan menjawab persyaratan item dan penting bagi
perusahaan.
49
Pada learning adanya reaksi terhadap masalah yang berorientasi pada perbaikan
secara umum sesuai dengan kebutuhan rumah makan.
6. Kriteria Fokus pada Operasi
Skor yang diperoleh kriteria fokus pada operasi pada item sistem kerja
sebesar 25 persen dan item proses kerja sebesar 20 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya bukti permulaan penerapan approach sesuai dengan persyaratan
item dan diaplikasikan secara konsisten. Penyempurnaan pendekatan melalui
siklus evaluasi dan perbaikan dan pendekatan yang diterapkan selaras dengan
kebutuhan rumah makan.
7. Kriteria Hasil
Skor yang diperoleh pada setiap item kriteria hasil berada berada pada range
10 persen hingga 15 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit hasil
kinerja rumah makan yang dilaporkan, tidak adanya data trend yang dilaporkan,
tidak adanya informasi komparatif, dan hasil yang dilaporkan hanya sedikit yang
penting bagi pencapaian misi rumah makan.
Hasil yang diperoleh pada setiap kriteria tampak bahwa untuk dapat
bersaing secara global kinerja rumah makan jauh dari kondisi ideal yang telah
ditetapkan MBCfPE. Oleh karena itu, RM Cibiuk perlu melakukan perbaikan
pada semua kriteria agar dapat meningkatkan kinerjanya mencapai kondisi yang
ekselen. Namun, kriteria hasil menjadi prioritas untuk diperbaiki. Hal ini
dikarenakan rumah makan belum melakukan pengukuran trend hasil kinerja dan
melakukan perbandingan hasil kinerja dengan rumah makan sejenis untuk
mendukung perbaikan yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja rumah
makan.
Skor total yang diperoleh RM Cibiuk sebesar 180. Skor total ini
menunjukkan bahwa Rumah Makan Cibiuk tergolong ke dalam kategori Poor
53
a. Sebaiknya kinerja rumah makan tidak hanya dinilai dari aspek keuangan
saja, tetapi dari aspek mutu produk dan aspek sumber daya manusia.
b. Mengadakan pelatihan software Myob untuk tenaga kerja agar
penggunaan software lebih efektif dan efisien. Myob merupakan
program aplikasi akutansi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
penyediaan informasi akutansi dan sebagai alat pengolah laporan
keuangan secara lengkap, cepat, dan akurat.
5. Kriteria Fokus pada Tenaga Kerja
a. Membuat website, media sosial, dan kotak saran dapat digunakan untuk
mendengarkan suara konsumen.
b. Kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga dapat dijadikan
indikator untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
c. Pendekatan yang telah ditetapkan sebaiknya dilakukan secara sistematis
serta evaluasi dilakukan agar kinerja karyawan dapat meningkat.
6. Kriteria Fokus pada Operasi
Evaluasi sistem kerja rumah makan untuk menciptakan inovasi sistem kerja
yang efektif, efisien, serta selaras dengan tujuan rumah makan untuk
meningkatkan kinerja rumah makan.
7. Kriteria Hasil
a. Level dilaporkan secara sistematis guna mengetahui peningkatan kinerja
rumah makan dan memudahkan dalam pengambilan keputusan
b. Melakukan pengukuran trend hasil pencapaian kinerja untuk periode
tertentu.
c. Melakukan benchmarking terhadap hasil kinerja rumah makan dengan
rumah makan sejenis untuk digunakan sebagai pembanding dalam rangka
memperoleh langkah perbaikan kinerja yang lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
pada level, trend, comparison, dan integration karena hal ini ingin
diketahui oleh para investor.
c. Hasil pencapaian kinerja perusahaan menggunakan metode MBCfPE
dapat dijadikan acuan dalam menentukan langkah utama untuk
perbaikan. Perbaikan terhadap kinerja untuk setiap kriteria bisa
menggunakan OFI yang peroleh dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
61
Lanjutan Lampiran 1. Penjelasan setiap Band Assessment
Band No Deskripsi
Organisasi menunjukkan approaches yang sempurna responsif terhadap persyaratan multiple item.
Approaches ini bercirikan penggunaan ukuran kunci, deployment yang baik, bukti adanya inovasi, pembelajara, berbagi (sharing) organisasi
676-775 6 sebagai tools kunci manajemen.
Hasil memenuhi banyak persyaratan kunci pasien/stakeholder, pasar, proses, dan action plan.
Organisasi adalah leader industri*) dalam beberapa bidang.
Organisasi menunjukkan approaches yang sempurna responsif terhadap persyaratan multiple item.
Organisasi menunjukkan inovasi, deployment yang unggul, dan perbaikan kinerja dan level yang baik sampai unggul, dan perbaikan kinerja dan
level yang baik sampai unggul dalam hampir semua bidang.
776-875 7 Integrasi yang baik sampai unggul terbukti dengan analisis, pembelajaran, dan berbagi (sharing) best practice organisasional sebagai strategi
kunci manajemen.
Kepemimpinan dalam industri*) dan beberapa kepemimpinan benchmark ditunjukkan dalam hasil-hasil yang memenuhi sebagian besar
persyaratan kunci pasien/stakeholder, pasar, proses, dan action plan.
Organisasi menunjukkan approaches yang luar biasa berfokus kepada inovasi, deployment penuh, dan hasil kerja yang unggul dan berkelanjutan.
Ada integrasi approaches dengan kebutuhan organisasional yang unggul.
876-
8 Analisis, pembelajaran, dan berbagi (sharing) organisasional tentang best practice yang tersebar luas.
1000
Kepemimpinan nasional dan dunia ditunjukkan dalam hasil-hasil yang memenuhi persyaratan kunci pasien/stakeholder, pasar, proses, dan action
plan secara penuh.
* Industri mengacu kepada organisasi lain yang secara substansial melakukan fungsi yang sama sehingga memungkinkan pembandingan langsung.
62
Lampiran 2. Struktur organisasi RM Cibiuk
Admin HRD
HRD
Manager Training Manager
Bisnis Dev.
Manager
Cost Control
Finance&Acc.
Book Keeper
Manager
General Cashier
63
Lanjutan Lampiran 2. Struktur organisasi RM Cibiuk
STRUKTUR RESTORAN
Restaurant Manager
Administrasi Restaurant
Greeter
Senior Cook
Waiter
Checker Pantry
Tumisan Sambal
Dish Washer
64
65
1. Kerjasama Waralaba
Format Kerjasama
Item Tipe Food Court Tipe Ruko Tipe Rumah
Masa kontrak 5 tahun 5 tahun 5 tahun
Franchise fee Rp 100.000.000 Rp 150.000.000 Rp. 200.000.000
Royalty fee dan promo 7% 7% 7%
Investasi 70-200 juta 155-300 juta 225-800 juta
BEP 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan
Paket yang diberikan
No Item Tipe Food Court Tipe Ruko Tipe Rumah
Software
1 1 1 1
operational
2 Billboard 1 1 1
3 Standing banner 1 2 3
4 Stiker resto 100 200 300
5 Katalog menu 5 8 10
6 Spanduk 1 2 4
7 Brosur lux 2000 3000 4000
8 Umbul-umbul - 2 4
9 Kartu nama 1 box 2 box 3 box
10 Kuitansi 2 buku 3 buku 5 buku
Gambar menu
11 3 5 6
resto
12 Kop surat 1 rim 1 rim 1 rim
13 Amplop 1 rim 1 rim 1 rim
14 Stempel 1 buah 1 buah 1 buah
Paket Bimbingan Waralaba
1. Resep makanan siap saji
2. Sistem manajemen
3. Operasional usaha
Paket Standarisasi
4. Desain gedung dan interior
5. Pelayanan
6. Peralatan memasak
1. Franchise agreement
Bantuan Aspek Legal
2. Pengurusan ijin pendirian
1. Pendampingan intensif selama 3 bulan
2. Tenaga kerja inti
Bimbingan start up business 3. Pengadaan peralatan
4. Teknis
5. Promosi dan launching
1. Pengenalan produk
2. In the job training
Paket Pelatihan
3. Pengelolaan opersional
4. Pengelolaan keuangan
66
Format Kerjasama
Item Tipe Food Court Tipe Ruko Tipe Rumah
Sesuai Sesuai
Masa kontrak Sesuai perjanjian
perjanjian perjanjian
Franchise fee - - -
Bagi hasil 50%:50% 50%:50% 50%:50%
Investasi 70-200 juta 155-300 juta 225-800 juta
BEP 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan
Paket yang diberikan
Item Rumah Makan Cibiuk Mitra
Kewajiban 1. Menyediakan : 1. Menyediakan modal
a. Merek Dagang untuk:
b. Resep Masakan a. Pembelian peralatan
c. Standarisasi Usaha (SOP) dan perlengkapan
d. Tenaga Kerja b. Promosi dan launching
2. Melakukan pengelolaan c. Pembuatan marketing
rumah makan secara kits
profesional d. Renovasi gedung dan
3. Supervisi rutin dari interior
manajemen pusat 2. Menyediakan tempat baik
4. Memberikan bantuan teknis sewa atau milik sendiri
untuk pengurusan izin usaha
5. Membantu pembuatan dan
pemasangan marketing kits
6. Memberikan modal kerja
Hak 1. Memperoleh bagi hasil 1. Memperoleh bagi hasil
sebesar 50% dari net profit sebesar 50% dari net
2. Mendapatkan laporan profit
keuangan rutin 2. Mendapatkan laporan
3. Fee pengelola 2% keuangan
3. Menerima penyusutan
investasi
Lampiran 4. Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) setiap kriteria
KRITERIA STRENGTH OFI (Opportunity for Improvement)
Walaupun rumah makan telah memiliki visi dan misi, namun dalam
Mekanisme dalam berkomunikasi melalui menentukan visi dan misi belum melibatkan seluruh unit hanya owner
komunikasi dua arah diterapkan dengan baik yang menentukan dan tidak adanya evaluasi
Kepemimpinan
Adanya upaya yang baik dalam memastikan Sistem tata kelola yang diterapkan belum efektif
perilaku etis tenaga kerja Tidak adanya evaluasi terhadap gaya kepemimpinan dalam memandu
jalannya rumah makan
Belum adanya pendekatan yang terukur untuk menentukan,
menyebarluaskan, dan mengevaluasi yang menjadi tantangan dan
Memiliki proses punyusunan strategi dan
keuntungan strategis
Perencanaan Strategis rencana kerja yang baik dengan melihat
Walaupun adanya penyusunan strategi dan rencana kerja, namun
kondisi setiap outlet terlebih dahulu
dalam evaluasi terhadap strategi dan rencana kerja jarang dilakukan
dan belum melibatkan seluruh unit
Belum adanya indikator untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan
Walaupun mekanisme yang diterapkan dalam pendekatan
Mekanisme yang baik telah diterapkan dalam
mendengarkan suara pelanggan sudah baik, namun mekanisme ini
mendengarkan suara pelanggan
Fokus pada Pelanggan jarang dilakukan dan evaluasi dilakukan ketika adanya keluhan yang
Pendekatan yang cukup baik dalam mebangun
disampaikan pelanggan
dan mengelola hubungan dengan pelanggan
Belum adanya keterlibatan aktif dari unit kerja lainnya dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan
Pengukuran, Analisis,
Memiliki sistem pelaporan kinerja yang Walaupun penilaian kinerja perusahaan hanya dilihat dari satu aspek,
dan Manajemen
efektif dan diaplikasikan secara konsisten yaitu keuangan, namun benchmark terhadap hasil penilaian kinerja
Pengetahuan
67
63
Penggunaan software Myob yang cukup tidak ada
mendukung kinerja akunting dan stock Walaupun sistem pelaporan kinerja yang dimiliki efektif, namun
opname diaplikasikan secara konsisten evaluasi yang dilakukan hanya sebatas perbaikan belum menunjukkan
adanya inovasi
Belum adanya pelatihan penggunaan software Myob untuk tenaga
kerja
Belum berjalan dengan baik proses perekrutan hingga penempatan
Adanya pelatihan yang diberikan untuk
karyawan, penilaian kebutuhan dan kapasitas tenaga kerja jarang
meningkatkan kemampuan karyawan
dilakukan, serta evaluasi jarang dilakukan
Fokus pada Tenaga Memiliki sistem penilaian kinerja tenaga kerja
Belum terlihat adanya pendekatan dan evaluasi yang dilakukan
Kerja dan pemberian reward untuk menilai
terhadap pengukuran tingkat kepuasan tenaga kerja
keterlibatan aktif tenaga kerja
Ketidakkosnsistenan dalam menjalankan approach yang telah
ditetapkan serta jarangnya melakukan evaluasi
Memiliki sistem kerja yang baik dan
Evaluasi sistem kerja masih dalam tahap awal belum adanya inovasi
diaplikasikan secara konsisten
Fokus pada Operasi Integrasi dari pelaksanaan pendekatan belum optimal masih dalam
Adanya rumah produksi untuk menstandarisasi
tahap memenuhi kebutuhan rumah makan
kualitas dan kuantitas bahan
Walaupun Level hasil pencapaian kinerja telah dilaporkan, namun
ketidakkonsistenan dalam melaporkan data
Tingkat hasil pencapaian kinerja untuk setiap
Belum adanya trend yang dilakukan pada setiap item kriteria hasil
Hasil Bisnis Item kriteria hasil telah dilaporkan
Tidak adanya upaya dalam membandingkan informasi dengan
informasi rumah makan yang sejenis
Masih sedikit integrasi hasil pencapaian kinerja yang dilaporkan
68
64
Lampiran 5. Tabel bantu penilaian kriteria proses (kriteria 1 sampai 6)
69
Lampiran 6. Tabel bantu penilaian kriteria hasil
Level (Le) Trend Comparisons Integration
Kriteria 7
Tidak S Tidak Tidak BG K Tidak B
(Results) S B G-E E SBT TA TT SBD E S TA SBV S HS SP
Ada B Ada Ada V I Ada P
7.1 X X X X
7.2 X X X X
7.3 X X X X
7.4 X X X X
7.5 X X X X
Keterangan:
Kriteria 7 (Results):
7.1 = Hasil Kinerja Produk dan Proses
7.2 = Hasil Fokus kepada Pelanggan
7.3 = Hasil Fokus kepada Tenaga Kerja
7.4 = Hasil Kepemimpinan
7.5 = Hasil Finansial dan Pasar
Level: Trend:
S = Sedikit area SBT = Sedikit, banyak terbalik
B = Banyak area TA = Tahap awal
SB = Sebagian besar area TT = Tidak ada trend terbalik di area penting
G-E = Sebagian besar area penting, level good hingga excellent SBD = Sebagian besar dapat dipertahankan
E = Excellent, sebagian besar area E = Excellent, sebagian besar area
Comparisons: Integration:
S = Sedikit S = Sedikit
TA = Tahap awal BP = Banyak area penting
BGV = Beberapa, kinerja good sampai excellent HS = Hampir seluruh persyaratan
SBV = Sebagian besar, kinerja very good SP = Sepenuhnya persyaratan utama
KI = Kepemimpinan industri
70
66
Lampiran 7. Tabel penilaian (Scoring) kriteria proses
Bobot Kriteria (1-6) (%)
SKOR PROSES 1 2 3 4 5 6
1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 6.1 6.2
Tidak ada bukti APPROACH yang sistematis, informasinya anekdotal
0% atau Sedikit atau tidak ada bukti DEPLOYMENT atau APPROACH yang sistematis
5% Tidak ada bukti orientasi kepada perbaikan, perbaikan dilakukan melalui reaksi terhadap masalah
Tidak ada bukti ALIGNMENT organisasional, bidang atau unit kerja bekerja sendiri-sendiri
Ada bukti permulaan (beginning) APPROACH yang sistematis atau Item Basic Requirement
10%, DEPLOYMENT atau APPROACH pada tahap dini (early) di sebagian besar bidang atau unit kerja, menghambat
15%, kemajuan dalam mencapai Item Basic Requirement
20 20 20 20 20 20 25 25 20 20 25 20
20% atau Ada bukti tahap dini transisi dari reaksi terhadap masalah kepada orientasi perbaikan secara umum
25% APPROACH-nya ALIGNED dengan bidang atau unit kerja lain sebagaian besar melalui pemecahan masalah
secara bersama
Ada bukti APPROACH yang sistematis, efektif yang responsif atas Item Basic Requirement
30%,
APPROACH di-DEPLOY meskipun di beberapa bidang atau unit kerja masih dalam tahap dini
35%,
Ada bukti tahap permulaan APPROACH yang sistematis untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses kunci
40% atau
45% APPROACH-nya pada tahap dini ALIGNMENT dengan kebutuhan organisasional dasar yang diidentifikasikan
dalam respons atau Profil Organisasi dan Item Proses lainnya
Ada bukti APPROACH yang sistematis, efektif yang responsif atas Item Overall Requirement
APPROACH di-DEPLOY dengan baik, meskipun DEPLOYMENT masih beragam di beberapa bidang atau unit
50%,
kerja
55%,
60% atau Ada proses yang sistematis untuk evaluasi dan perbaikan, berbasis fakta serta ada beberapa LEARNING
organisasional, termasuk inovasi untuk memperbaiki efesiensi dan efektivitas proses kunci
65%
APPROACH-nya ALIGNED dengan kebutuhan organisasional yang diidentifikasikan dalam respons atau Profil
Organisasional dan Item Proses lainnya
Ada bukti APPROACH yang sistematis, efektif yang responsif atas Item Multiple Requirement
APPROACH di-DEPLOY dengan baik tanpa gap yang signifikan
70%,
75%, Ada APPROACH yang sistematik untuk evaluasi dan perbaikan, berbasis fakta serta ada beberapa LEARNING
organisasional, termasuk inovasi sebagai alat manajemen kunci, ada bukti yang jelas penyempurnaan sebagai
80% atau
hasil analisis dan sharing di level organisasional
85%
APPROACH-nya terintegrasi dengan kebutuhan organisasional yang diidentifikasikan dalam respons atau Profil
Organisasional dan Item Proses lainnya
Ada bukti APPROACH yang sistematis, efektif yang responsif sepenuhnya atas Item Multiple Requirement
APPROACH di-DEPLOY sepenuhnya dengan baik tanpa gap yang signifikan di berbagai bidang atau unit kerja
90%, Evaluasi sistematis dan perbaikan, berbasis fakta serta ada beberapa LEARNING organisasional melalui inovasi
95% atau sebagai alat kunci yang digunakan di seluruh organisasi, penyempurnaan dan inovasi didukung analisis dan
100% sharing terbukti di seluruh organisasional
APPROACH-nya terintegrasi dengan baik sesuai kebutuhan organisasional yang diidentifikasikan dalam respons
atau Profil Organisasional dan Item Proses lainnya
1. Kepemimpinan 2. Perencanaan Strategis 3. Fokus pada Pelanggan 4. Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan 5. Fokus pada Tenaga Kerja 6. Fokus pada Operasi
71
67
Lampiran 8. Tabel penilaian (Scoring) kriteria hasil
Bobot Kriteria 7 (%)
SKOR HASIL
7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
Tidak ada hasil kinerja organisasional atau hasil yang buruk (poor) dalam bidang yang dilaporkan
Tidak ada data TREND yang dilaporkan atau sangat menunjukkan TREND yang buruk (adverse)
0% atau 5% Tidak ada informasi komparatif
Hasil tidak dilaporkan di berbagai bidang yang penting bagi pencapaian misi organisasi Anda. Tidak ada proyeksi kinerja yang
dilaporkan
Hanya sedikit hasil kinerja organisasional yang dilaporkan, ada sedikit bidang level kinerja yang baik (good) pada tahap dini
10%, 15%, Beberapa data TREND yang dilaporkan dengan bukti beberapa TREND yang buruk
20% atau Sedikit atau tidak ada informasi komparatif yang dilaporkan 15 10 15 15 15
25% Hasil yang dilaporkan hanya sedikit dalam bidang yang penting bagi pencapaian misi organisasi Anda. Terbatas atau tidak ada
proyeksi kinerja yang dilaporkan
Level kinerja organisasional yang baik dilaporkan untuk beberapa bidang penting bagi persyaratan Item
30%, 35%, Beberapa data TREND dilaporkan, dan mayoritas TREND yang yang disajikan meningkat
40% atau Ada bukti perolehan informasi komparatif tahap dini
45% Hasil yang dilaporkan hanya dalam banyak bidang yang penting bagi pencapaian misi organisasi Anda. Proyeksi kinerja yang
dilaporkan terbatas
Level kinerja organisasional baik dilaporkan di hampir seluruh bidang yang penting bagi persyaratan Item
Ada bukti TREND meningkat dalam bidang yang penting bagi pencapaian misi organisasi Anda
50%, 55%,
Beberapa level kinerja saat ini, dievaluasi dengan perbandingan yang relevan dan/atau Benchmark menunjukkan kinerja perbandingan
60% atau
65% bidang-bidang yang baik
Hasil kinerja dilaporkan di hampir seluruh persayaratan pasien, pasar, dan proses kunci. Proyeksi kinerja untuk beberapa hasil
dilaporkan
Level kinerja organisasional baik sampai unggul (excellent) dilaporkan di hampir seluruh bidang yang penting bagi persyaratan Item
Peningkatan TREND berkelanjutan (sustained) sepanjang waktu di hampir seluruh bidang yang penting bagi pencapaian misi
70%, 75%, organisasi Anda
80% atau Banyak sampai hampir semua TREND dan/atau level kinerja saat ini dilaporkan, dievaluasi dengan perbandingan yang memimpin
85% (leadership) dan sangat baik
Hasil kinerja organisasional dilaporkan di hampir seluruh persayaratan pasien, pasar, proses kunci, dan action plan. Proyeksi kinerja di
masa yang akan datang
Level kinerja unggul (excellent) dilaporkan di hampir seluruh bidang yang penting bagi persyaratan Item
Peningkatan TREND berkelanjutan (sustained) sepanjang waktu di hampir seluruh bidang yang penting bagi pencapaian misi
90%, 95% organisasi Anda
atau 100% Ada bukti kepemimpinan (leadership) industri dan Benchmark ditunjukkan dalam banyak bidang
Hasil kinerja organisasional meng-address sepenuhnya persayaratan pasien, pasar, proses kunci, dan action plan, termasuk beberapa
proyeksi kinerja di masa yang akan datang
7.1 Hasil Produk dan Proses 7.2 Hasil Fokus pada Pelanggan 7.3 Hasil Fokus pada Tenaga Kerja 7.4 Hasil Kepemimpinan 7.5 Hasil Finansial dan Pasar
68
72
73