Anda di halaman 1dari 133

ANALISIS PENGENDALIAN ANGGARAN OPERASIONAL

DAN PERENCANAAN PENJUALAN


PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Oleh
LINTANG NUGRAHANI
H24062939

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
Lintang Nugrahani. H24062939. Analisis Pengendalian Anggaran Operasional
dan Perencanaan Penjualan PT Pupuk Kujang Cikampek. Dibawah bimbingan
Abdul Kohar Irwanto.

PT Pupuk Kujang (Persero) merupakan BUMN dilingkungan Departemen


Perindustrian yang merupakan anak Perusahaan PT PUSRI (holding). Dalam
pengendalian anggaran perlu diketahui hal-hal apa saja yang mengakibatkan
penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya. Selain itu diperlukan
peramalan untuk memprediksi kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
Sehingga dapat menyusun perencanaan yang lebih tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) Menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional
dengan realisasinya pada tahun 2006-2008, (2) Menganalisis apakah
penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dengan realisasinya pada
tahun 2006-2008 masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan, (3)
Menganalisis bentuk peramalan penjualan pupuk urea dan amonia untuk tahun
2009-2013, (4) Menganalisis peramalan harga pokok penjualan (HPP), biaya
pemasaran dan biaya administrasi untuk tahun 2009-2013.
Pada tahun 2006 penyimpangan favorable tertinggi terjadi pada laba bersih
sebesar -135,43 persen sedangkan penyimpangan unfavorable tertinggi terjadi
pada pendapatan amonia sebesar 1,02 persen. Pada tahun 2007 penyimpangan
favorable tertinggi terjadi pada total pendapatan dan biaya lain-lain (net) sebesar -
37,33 persen sedangkan penyimpangan unfavorable tertinggi terjadi pada laba
bersih sebesar 43,38 persen. Pada tahun 2008 penyimpangan favorable tertinggi
terjadi pada total pendapatan dan biaya lain-lain (net) sebesar 43,61 persen
sedangkan penyimpangan unfavorable tertinggi terjadi pada laba bersih -116,58
persen. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan one sample t-test
pada penyimpangan anggaran operasional tahun 2006 sampai 2008 diperoleh
kesimpulan bahwa penyimpangan yang terjadi masih di dalam batas pengendalian
manajemen.
Analisis tren pada data penjualan (ton) PT Pupuk Kujang tahun 1999 sampai
2008 menunjukkan bahwa model matematis untuk peramalan penjualan urea
adalah Yt = 694.233 – 85.680*t + 11.687*t2. Model matematis pada penjualan
amonia Yt = 44.004 + 150*t. Pada penjualan total model matematisnya adalah Yt
= 736.557 – 84.690*t + 11.611*t2. Analisis tren pada data nilai penjualan (Rp) PT
Pupuk Kujang tahun 1999 sampai 2008 menunjukkan bahwa model matematis Yt
= 620.116.967.867 – 127.397.507.267*t + 19.365.350.455*t2. Pada nilai
penjualan amonia model matematisnya Yt = 35.857.710.155 * (1.1701t).
Sedangkan model matematis yang sesuai untuk nilai penjualan total adalah Yt =
667.824.170.183 – 128.897.807.261*t + 20.817.164.542*t2. Berdasarkan
perhitungan menggunakan minitab diperoleh persamaan untuk HPP (Y) dan unit
penjualan (X) adalah Y = -937.000.000.000 + 2.298.921 X. persamaan untuk
biaya pemasaran (Y) dan unit penjualan (X) adalah Y = -110.000.000.000 +
202.292 X. Persamaan untuk biaya administrasi (Y) dan unit penjualan (X) adalah
Y = -24.600.000.000 + 150.286 X.
ANALISIS PENGENDALIAN ANGGARAN OPERASIONAL
DAN PERENCANAAN PENJUALAN
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Oleh
LINTANG NUGRAHANI
H24062939

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul Skripsi : Analisis Pengendalian Anggaran Operasional dan Perencanaan
Penjualan PT Pupuk Kujang Cikampek

Nama : Lintang Nugrahani

NIM : H24062939

Menyetujui
Pembimbing,

(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto. M.Sc)


NIP : 19491210 197803 1 002

Mengetahui :
Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)


NIP : 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Karawang, 31 Januari 1989 sebagai anak ketiga dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Munawir dan Ibu Mutiatu Solihah dengan nama
lengkap Lintang Nugrahani. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD)
di SD Negeri Karang Pawitan 1 dan lulus tahun 2000, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Karawang sampai dengan
lulus tahun 2003 dan pada tahun yang sama dilanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Karawang sampai dengan lulus tahun 2006. Penulis
diterima sebagai mahasiswa Tahap Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
(TPB IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006.
Setelah selesai melalui program TPB, Penulis melanjutkan pendidikan pada
Mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dan
Minor Sistem Informasi, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Masa studi diisi oleh penulis untuk aktif dalam kegiatan organisasi dan
kepanitiaan internal kampus, antara lain menjadi anggota Gentra Kaheman tahun
2006-2007, Centre of Management periode 2007-2008 sebagai Sekretaris divisi
Information Technology dan sebagai anggota divisi Finance periode 2008-2009.
Kepanitiaan yang pernah diikuti adalah menjadi Sie. Sponsorship MOVE COM@
IPB, Sie. PDD Prime Time COM@ IPBdan Sie. PDD COMIC COM@ IPB.
Pengalaman magang yang diperoleh selama masa kuliah adalah menjadi
mahasiswa magang di PT Krakatau Steel, Divisi SDM, Dinas Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL) dan sebagai peserta Program Cooperative
Academic Education (CO-OP) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Departemen
Customer Care Kandatel Bogor.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga mampu menyelesaikan
skripsi berjudul “Analisis Pengendalian Anggaran Operasional dan
Perencanaan Penjualan PT Pupuk Kujang Cikampek” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis sadar penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada
penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Juli 2010

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu,
saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
3. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM
sebagai dosen penguji dalam ujian sidang dan memberikan bimbingan, serta
saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Sigit A. Firmansyah, SE sebagai pembimbing lapang yang telah
banyak membantu penulis dalam penyediaan data saat melakukan penelitian
di PT Pupuk Kujang.
5. Seluruh staff pengajar dan karyawan serta karyawati di Departemen
Manajemen, FEM IPB.
6. Almarhum Bapak, Ibu tercinta, kakak dan kakak ipar, serta keluarga besar
yang telah memberikan kasih sayang dan selalu mendoakan penulis, serta
memberi semangat dan dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan penulisan skripsi ini.
7. Ega Ferganita, Rizki Amaliah, dan Lulus Fitriana yang sudah menemani
penulis baik dalam susah maupun senang, yang selalu ada untuk penulis dan
selalu memberikan keceriaan selama menjalani studi di kampus. Persahabatan
kita biarlah Allah yang senantiasa menjaga ikatannya tetap kuat.
8. Teman-teman tercinta Indra Rani Yuliastri, Tinna Riestiana Donna, Nisma
Azzahra, dan Rezki Selviana Nugraha yang senantiasa memberikan perhatian,
doa, dukungan dan canda tawa.
9. Teman-teman satu bimbingan: Ega, Lisma, Maulisa, Yunita, Widya, Hari,
Nenny, dan Rofiq atas segala bantuan dan semangat untuk berjuang bersama.

v
10. Teman-teman Perwira 48 tersayang : Yovita Chandra atas kesediaannya
mengajarkan penulis dengan penuh kesabaran, Ega Ferganita, Raisa
Baharuddin, Dinie Dianita Bakrie, Lenni Asnita Lingga, Ira Fauziah Noer,
dan teman-teman lainnya yang telah memberikan dukungan sepenuh hati
kepada penulis.
11. Syamsul Bachri atas bantuannya dalam pengembangan program komputer
visual basic.
12. Teman-teman Manajemen 43 yang tidak mungkin dapat disebutkan satu
persatu atas kebersamaan dan canda tawa selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bogor, Juli 2010

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. ... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6
2.1. Anggaran .............................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Anggaran .................................................... 6
2.1.2 Tujuan Anggaran …...................................................... 6
2.1.3 Manfaat Anggaran ........................................................ 7
2.1.4 Fungsi Anggaran .... ..................................................... 7
2.1.5 Karakteristik Anggaran .... ........................................... 8
2.1.6 Klasifikasi Anggaran ................................................... 8
2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran ....................... 11
2.2. Penganggaran Perusahaan ..................................................... 12
2.2.1 Pengertian Penganggaran Perusahaan ........................ 12
2.2.2 Organisasi Penyusunan Anggaran ............................... 13
2.2.3 Metode Pembuatan Anggaran .... ................................. 16
2.2.4 Proses Penyusunan Anggaran .... ................................. 17
2.2.5 Proses Pengendalian Anggaran .... ............................... 17
2.3. Analisis Varians (Selisih) Anggaran .................................... . 18
2.4. Model dalam Perencanaan Keuangan .................................... 19
2.4.1 Peramalan Penjualan .... ............................................... 20
2.4.2 Peramalan Harga Pokok Penjualan Biaya Pemasaran
dan Administrasi ......................................................... 21
2.5. Analisis Tren ......................................... ................................ 22
2.6. Perhitungan Kesalahan Peramalan ....... ................................. 23
2.7. Metode Least Squares ....... .................................................... 24
2.8. Program Komputer ................................................................ 25
2.9. Penelitian Terdahulu ....... ...................................................... 26

vii
III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 27
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………. 29
3.3. Metode Pengumpulan Data ………………………………… 29
3.4. Metode Pengelolaan dan Analisis Data ….………………... 29
3.4.1 Analisis Varians .... ...................................................... 29
3.4.2 One Sample t-test .... .................................................... 30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 32
4.1. Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 32
4.1.1 Visi, Misi dan Nilai – Nilai Perusahaan ...................... 33
4.1.2 Maksud dan Tujuan Perusahaan ................................. 34
4.1.3 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek .... .. 35
4.2. Biro Anggaran ...................................................................... 36
4.2.1 Fungsi Biro Anggaran .... ............................................. 37
4.2.2 Proses Penyusunan Anggaran .... ................................. 37
4.2.3 Tahap Penyusunan Anggaran ...................................... 38
4.2.4 Sistematika Penyusunan Anggaran .... ......................... 39
4.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran Perusahaan .... ............................................. 40
4.3. Analisis Varians ..................................................................... 41
4.3.1 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2006.. 42
4.3.2 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2007.. 48
4.3.3 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2008.. 53
4.4. Analisis Penyimpangan Menggunakan One Sample t-test ... 57
4.5. Peramalan Penjualan ............................................................. 65
4.6. Peramalan Harga Pokok Penjualan, Biaya Pemasaran dan
Biaya Administrasi ................................................................ 78
4.6.1 Peramalan Harga Pokok Penjualan .. ........................... 78
4.6.2 Peramalan Biaya Pemasaran .. ..................................... 79
4.6.3 Peramalan Biaya Administrasi .. .................................. 80
4.7. Implikasi Manajerial ……………………………………. .... 81
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 83
1. Kesimpulan ............................................................................... 83
2. Saran ............................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 85
LAMPIRAN ........................................................................................... 86

viii
DAFTAR TABEL

No Halaman
1. Perkembangan laba rugi tahun 2006-2008 …..............…....…....... 2
2. Analisis varians anggaran operasionap tahun 2006 ………............ 42
3. Analisis varians anggaran operasionap tahun 2007 ………............ 48
4. Analisis varians anggaran operasionap tahun 2008 ………............ 53
5. Unit penjualan urea tahun 1999 - 2008 …………..........…......…. 66
6. Peramalan unit penjualan urea tahun 2009 - 2013 …….....…....…. 67
7. Unit penjualan amonia tahun 1999 - 2008 ………...................…. 68
8. Peramalan unit penjualan amonia tahun 2009 - 2013 ……........…. 69
9. Unit penjualan total tahun 1999 - 2008 ………...........….........… 70
10. Peramalan unit penjualan total tahun 2009 - 2013 ……….........… 71
11. Nilai penjualan urea tahun 1999 - 2008 ……………...............…. 72
12. Peramalan nilai penjualan urea tahun 2009 - 2013 ……....…....… 73
13. Nilai penjualan amonia tahun 1999 - 2008 ……............…......… 74
14. Peramalan nilai penjualan amonia tahun 2009 - 2013 ..…........…. 75
15. Nilai penjualan total tahun 1999 - 2008 ……….............…....….. 76
16. Peramalan nilai penjualan total tahun 2009 - 2013 ….....…......…. 77
17. Klasifikasi Harga Pokok Penjualan (HPP) ……........………........ 78
18. Klasifikasi biaya pemasaran ……………….............………......... 78
19. Klasifikasi biaya administrasi …………….............……….......... 79

ix
DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1. Hubungan perencanaan dan pengendalian ……...………….. 13
2. Struktur organisasi penyusunan anggaran …………….……. 14
3. Kerangka pemikiran penelitian ……………………………... 28
4. Struktur organisasi Biro Anggaran …………….…;…………. 37
5. Tahap penyusunan anggaran …………………….…….……. 38
6. Time series plot penjualan urea ……………………………... 66
7. Quadratic trend model untuk penjualan urea .…………….... 67
8. Times series plot penjualan amonia …………….…...…....... 68
9. Linear model trend untuk penjualan amonia ……………….. 69
10. Times series plot penjualan total .…………………….....….. 70
11. Quadratic trend model untuk penjualan total …..………...... 71
12. Times series plot nilai penjualan urea …...………………..... 72
13. Quadratic trend model untuk nilai penjualan urea …………. 73
14. Times series plot penjualan amonia …………….…………... 74
15. Quadratic trend model untuk nilai penjualan ammonia ........ 75
16. Time series plot nilai penjualan total ……………………….. 76
17. Quadratic trend model untuk nilai penjualan total ..……..… 77

x
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Causal loop penelitian …........................……………………... 86
2. Alur pikir penelitian ………………............................………... 87
3. Struktur organisasi pt pupuk kujang ….........……………......... 88
4. Data anggaran operasional dan realisasi pt pupuk kujang
tahun 2006 ……………………………………………….……. 89
5. Data anggaran operasional dan realisasi pt pupuk kujang
tahun 2007 ……………………………………………….……. 90
6. Data anggaran operasional dan realisasi pt pupuk kujang
tahun 2008 ……………………………………………….……. 91
7. Hasil uji t aspek pendapatan pada anggaran operasional PT
Pupuk Kujang tahun 2006. ………………………..…….……. 92
8. Hasil uji t aspek biaya pada anggaran operasional PT Pupuk
Kujang tahun 2006. ………………………………..…….……. 93
9. Hasil uji t aspek pendapatan pada anggaran operasional PT
Pupuk Kujang tahun 2007. ………………………..…….……. 94
10. Hasil uji t aspek biaya pada anggaran operasional PT Pupuk
Kujang tahun 2007. ………………………………..…….……. 95
11. Hasil uji t aspek pendapatan pada anggaran operasional PT
Pupuk Kujang tahun 2008 ………………………..…….…….. 96
12. Hasil uji t aspek biaya pada anggaran operasional PT Pupuk
Kujang tahun 2008. ………………………………..…….……. 97
13. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode
tren eksponensial pada unit penjualan urea ……..…….…....... 98
14. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode
tren eksponensial pada unit penjualan total ……..…….…... … 99
15. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode
tren eksponensial pada nilai penjualan urea ……..…….…..…. 100
16. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode
tren eksponensial pada nilai penjualan amonia …..…….…..… 101
17. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode
tren eksponensial pada nilai penjualan total ……..…….…….. 102
18. Perhitungan peramalan Harga Pokok Penjualan (HPP)..…...... 103
19. Perhitungan peramalan biaya pemasaran ….............……....... 104
20. Perhitungan peramalan biaya administrasi …..........……........ 105
21. Flow chart penelitian …............................................………... 106
22. Tampilan perhitungan analisis varians …..................……….... 107
23. Tampilan perhitungan one sample t-test …................……….... 105
24. Tampilan perhitungan analisis tren …..................….....…........ 106
25. Coding program visual basic …..................…...............…….... 108

xi
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis keuangan yang melanda Amerika pada tahun 2008 lalu memberi
dampak pada perekonomian dunia, tak terkecuali perekonomian di
Indonesia. Dampak krisis keuangan yang melanda dunia tersebut telah
berpengaruh pada dua sektor yaitu sektor finansial dan sektor riil. Dari
sektor finansial, dampaknya ke Indonesia dapat dilihat dari anjloknya bursa
saham Indonesia beberapa waktu yang lalu yang disebabkan investor asing
menarik seluruh investasinya pada pasar keuangan di Indonesia yang
menyebabkan jatuhnya IHSG sehingga perdagangan di bursa saham sempat
dihentikan beberapa hari. Krisis keuangan global telah menyebabkan IHSG
menyusut lebih dari 50% dari posisi tertingginya. Selain itu mata uang
Rupiah juga terdepresiasi terhadap sejumlah mata uang kuat dunia, yakni
Dollar Amerika yang nilainya sempat menyentuh level Rp 11.000/USD dan
Yen Jepang yang nilainya sempat mencapai Rp 120/JPY. Dampak krisis
keuangan global tersebut telah berimbas langsung kepada perekonomian
Indonesia. Hal ini mengingat dari sektor riil, Amerika merupakan salah satu
dari tiga negara besar yang menjadi tujuan pasar ekspor Indonesia. Krisis
keuangan global ini akan sangat berpengaruh terhadap volume ekspor
Indonesia ke negara tersebut.
Keadaan perekonomian Indonesia saat ini dapat dikatakan dapat
memberi dampak terhadap roda penggerak perekonomian Negara, termasuk
PT Pupuk Kujang yang didirikan untuk turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan Pembangunan
Nasional pada umumnya dan khususnya dibidang industri pupuk dan industri
kimia lainnya. Bagi Pupuk Kujang, kenaikan nilai tukar US Dollar sangat
berpengaruh terhadap biaya produksi Urea Pupuk Kujang. Sebagian komponen
biaya produksi tersebut adalah biaya gas (± 60%) yang dibayar dengan US
Dollar, sehingga dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
akan sangat mempengaruhi biaya gas ini. Hal lain yang terpengaruh dengan
melemahnya nilai tukar Rupiah adalah kewajiban pembayaran hutang Pupuk
2

Kujang yang harus dibayar dalam mata uang JPY (Laporan Tahunan 2008).
Akibat nilai tukar Yen yang cukup tinggi tersebut, maka dana yang harus
disediakan oleh Pupuk Kujang untuk membayar bahan baku gas dan cicilan
serta bunga pinjaman hutang akan semakin berat. Keadaan tersebut
mempengaruhi penurunan laba yang diperoleh PT Pupuk Kujang dari tahun
2006-2008. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diperlukan suatu pengendalian. Pengendalian merupakan suatu proses yang
terdiri atas tatanan organisasi, wewenang dan tanggung jawab serta
informasi untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa
organisasi bekerja mencapai tujuan. Perkembangan laba rugi PT Pupuk
Kujang dari tahun 2006-2008 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Perkembangan laba rugi tahun 2006-2008
2006 2007 2008
Uraian
(jutaan Rupiah) (jutaan Rupiah) (jutaan Rupiah)
Penjualan 1.098.671 2.115.787 2.571.898.557
Harga Pokok
Penjualan (850.490) (1.503.056) (1.722.980.785)
Laba / (Rugi) Kotor
Penjualan 248.181 612.730 848.917.772
Biaya Usaha (229.159) (309.957) (391.526.111)
Laba / (Rugi) Bersih
Usaha 19.021 302.774 457.391.661
Pendapatan Lain-lain
& Biaya Lain-lain
(net) 43.235 40.747 94.409.382
Laba / (Rugi) Sebelum
Selisih Kurs 62.256 343.520 551.801.043
Keuntungan/Kerugian
Akibat Kurs 93.377 (193.198) (947.869.952)
Laba / (Rugi) Sebelum
Pajak 155.633 150.322 (396.068.909)
Pajak 41.710 37.264 115.234.251
Laba / (Rugi) Bersih 113.924 113.058 (280.834.658)
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang Tahun 2006-2008
Kinerja perusahaan yang optimal merupakan tujuan dari perusahaan.
Kinerja PT Pupuk Kujang dapat dinilai dari empat aspek yaitu aspek
financial, operasional, administrasi dan kinerja PUKK (Program Usaha
Kecil dan Kopersai). Salah satu aspek penting dalam menangani
permasalahan perolehan laba yang semakin menurun adalah aspek finansial
yang di dalamnya terdapat penyusunan anggaran untuk mengatur jalannya
keuangan perusahaan. Untuk meminimalisasi adanya penyimpangan
3

anggaran perlu dilakukan pengendalian terhadap hasil yang telah dicapai


dan peramalan kondisi pernecanaan untuk perencaan anggaran di masa yang
akan datang.
Pengendalian yang dilakukan PT Pupuk Kujang antara lain adalah
memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi di perusahaan yaitu
dengan memperhatikan cara kerja perusahaan yang didasarkan pada rencana
yang sebelumnya ditetapkan oleh kebijakan perusahaan. Rencana yang
disusun tersebut dapat berupa rencana kuantitatif dan rencana kualitatif.
Bentuk rencana kuantitatif adalah anggaran. Anggaran perusahaan
merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen suatu perusahaan untuk
merencanakan langkah-langkah finansial penting serta menentukan
kebijakan perusahaan di masa depan dalam periode tertentu. Salah satu
anggaran dilihat dari bidangnya adalah anggaran operasional.
Anggaran operasional yang disusun PT Pupuk Kujang merupakan
gambaran kegiatan operasional dari perusahaan, yang di dalamnya memuat
tentang pendapatan dan pengeluaran untuk satu periode anggaran dari setiap
departemen atau bagian perusahaan, sehingga dapat diketahui laba bersih
perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tak terpisahkan.


Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan
apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu.
Pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai apa yang telah dihasilkan
dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun sehingga dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang akan timbul (Hansen dan
Mowen 2004). Adanya penyimpangan tersebut dapat digunakan sebagai
dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Selain itu, apabila terjadi perbedaan antara realisasi
dengan dana yang dianggarkan juga dapat diketahui perbedaan tersebut
masih dalam batas-batas pengendalian manajemen atau tidak. Jika diluar
pengendalian manajemen maka harus dicari penyebab-penyebabnya
sehingga dapat diambil tindakan korektif (perbaikan) untuk
4

menyeimbangkan antara realisasi dengan anggaran. Selain itu diperlukan


pula suatu peramalan untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa yang
akan datang. Sehingga dapat menyusun perencanaan anggaran dengan lebih
tepat dengan meminimalisasikan penyimpangan anggaran.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan tersebut
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional
dengan realisasinya pada tahun 2006-2008 ?
2. Apakah penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dengan
realisasinya pada tahun 2006-2008 masih dalam batas pengendalian
manajemen perusahaan?
3. Bagaimana peramalan penjualan pupuk urea, ammonia dan total untuk
tahun 2009-2013 ?
4. Bagaimana peramalan harga pokok penjualan, biaya pemasaran dan
biaya administrasi untuk tahun 2009-2013 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dalam penelitian


ini adalah :
1. Menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional
dengan realisasinya pada tahun 2006-2008.
2. Menganalisis apakah penyimpangan yang terjadi antara anggaran
operasional dengan realisasinya pada tahun 2006-2008 masih dalam
batas pengendalian manajemen perusahaan.
3. Menganalisis peramalan penjualan pupuk urea dan amonia untuk tahun
2009-2013.
4. Menganalisis peramalan harga pokok penjualan, biaya pemasaran dan
biaya administrasi untuk tahun 2009-2013.

1.4. Manfaat Penelitian

1 Bagi perusahaan, penelitian ini berguna sebagai input alternatif dalam


pengendalian dan penyusunan anggaran operasional agar dapat
mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan perusahaannya.
5

2 Bagi pemerintah, hasil penelitian ini berguna untuk memberikan


prediksi kondisi PT Pupuk Kujang tahun 2009-2013, sehingga dapat
menjadi pertimbangan dalam melakukan kebijakan yang berkaitan
dengan PT Pupuk Kujang.
3 Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan di
Indonesia terutama kalangan akademis dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
4 Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan apabila topic penelitian yang diangkat serupa dengan penelitian
ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Pupuk Kujang. Analisis penelitian


terfokus pada anggaran operasional PT Pupuk Kujang. Untuk analisis
varians dan one sample t-test data yang digunakan dalam penelitian adalah
anggaran operasional tahun 2006-2008. Sedangkan untuk analisis tren dan
metode least square data yang digunakan adalah data perkembangan kinerja
PT Pupuk Kujang tahun 1999-2008. Data yang digunakan adalah data
tahunan. Data anggaran tahun 2009 belum diaudit sehingga tidak dapat
dipublikasikan. Untuk selengkapnya batasan penelitian dapat dilihat dalam
causal loop penelitian pada Lampiran 1.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anggaran
2.1.1 Pengertian Anggaran
Menurut Nafarin (2009), anggaran adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah
disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang direncanakan dalam satuan uang untuk
jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam
mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat
menggantikan manajemen.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan
ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran
merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam
proses penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada
rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran
sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah mana pun (Mulyadi
2001).
2.1.2 Tujuan Anggaran
Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2009),
diantaranya adalah :
1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih
sumber dan investasi dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan
digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
7

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena


dengan anggaran lebih jelas terlihat.
6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan.
2.1.3 Manfaat Anggaran
Manfaat penyusunan anggaran menurut Nafarin (2009) adalah
sebagai berikut :
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
7. Alat pendidikan bagi para manajer.
2.1.4 Fungsi Anggaran
Anggaran memiliki fungsi yang pada dasarnya sama dengan
manajemen yaitu dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan. Menurut Nafarin (2009) fungsi anggaran diantaranya :
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut
pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang
lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang.
2. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam
mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk
menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti bagian
pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan.
Apabila salah satu bagian (departemen) saja tidak dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka
8

bagian yang lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai


rencana.
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan
(controlling). Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai)
atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara :
a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran.
b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika
ada penyimpangan yang merugikan).
2.1.5 Karakteristik Anggaran
Menurut Mulyadi (2001) karakteristik anggaran adalah sebagai
berikut :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa manajer setuju untuk menerima tanggung jawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat berubah pada kondisi
tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
2.1.6 Klasifikasi Anggaran
Menurut Nafarin (2009) anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandang sebagai berikut :
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
9

tingkat-tingkat akivitas disebut juga dengan anggaran


fleksibel.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga
dengan anggaran statis
2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu, umumnya satu tahun, yang disusun setiap
periode anggaran.
b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk
memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya setiap
bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat
dalam setahun mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran
yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu
tahun.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah
anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu
tahun.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional
dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan
disebut “anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk
merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk
jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran
tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan. Anggaran
triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain
terdiri dari :
1) Anggaran penjualan
10

2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya


bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung,
anggaran biaya overhead pabrik.
3) Anggaran beban usaha
4) Anggaran laporan laba rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun
anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari :
1) Anggaran kas
2) Anggaran piutang
3) Anggaran persediaan
4) Anggaran utang
5) Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara
lengkap.
b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara
lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran
tertentu saja.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran apropiasi (apropiation budget), adalah anggaran
yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan
untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran
yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai
apakah biaya atau beban yan dikeluarkan oleh masing-masing
aktivitas tidak melampaui batas.
11

2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran


A. Keunggulan Anggaran
Menurut Prawironegoro (2008), keunggulan anggaran antara
lain sebagai berikut :
1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis
data historis yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya
kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program
kerja di masa mendatang.
2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang
bisnis dan kendala yang dihadapinya kemudian dijadikan
bahan baku untuk membuat program kerja di masa
mendatang.
3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan
operasional dan keuangan.
4. Sebagai sasaran koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam
suatu perusahaan.
5. Sebagai sumber rasa tanggungjawab dan partisipasi sktif
semua kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan.
6. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab semua level manajer.
B. Kelemahan Anggaran
Meskipun begitu banyak mengandung manfaat yang
diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat
beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut
Adisaputro dan Asri (2003), kelemahan-kelemahan tersebut
antara lain :
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi maka
terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada
ketepatan estimasi.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut
baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
12

3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan


untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya,
bukan menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan
yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu
memliki sifat yang luwes.

2.2. Penganggaran Perusahaan


2.2.1 Pengertian Penganggaran Perusahaan
Menurut Nafarin (2009), penganggaran perusahaan (bussiness
budgeting) adalah proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Adisaputro dan Asri (2003), bussiness budget adalah
suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan
tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
Penganggaran ialah proses penyusunan anggaran yang dimulai
pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data,
pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian,
divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan
kepada pimpinan puncak untuk disetujui dan dilaksanakan
(Prawironegoro, 2008)
Perusahaan besar maupun kecil seyogyanya membuat anggaran
karena penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan
untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan melihat ke masa depan,
yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi. Sedangkan
pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan
membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil
perbandingan ini melahirkan varian. Varian harus dianalisis dan dicari
sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan,
anggaran, dan pelaksanaan (pengendalian). Hubungan perencanaan
dan pengendalian dapat disajikan dalam Gambar 1.
13

Perencanaan (Strategis) Pengendalian

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Pendek

Rencana Kerja Jangka Pendek

Anggaran Induk (Master Budget)

Pelaksanaan Kerja Transaksi Bisnis


Klasifikasi
Laporan Hasil Kerja
(Laporan Keuangan)
- Neraca
- Laba – Rugi
- Arus Kas

Evaluasi Kinerja : Varian


Hasil Kerja versus Anggaran (Analisis Varians)

Umpan Balik Tindakan Koreksi

Gambar 1. Hubungan perencanaan dan pengendalian


(Prawironegoro, 2008)
2.2.2 Organisasi Penyusunan Anggaran
Menurut Mulyadi (2001), dalam organisasi penyusunan anggaran,
terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran
yaitu komite anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat
pertanggungjawaban. Struktur organisasi penyusunan anggaran dapat
dilihat pada Gambar 2.
Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan
diadministrasikan oleh dua unit organisasi, yaitu :
1. Komite Anggaran
Dalam penyusunan anggaran diperlukan suatu unit organisasi
adhoc yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran
dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk kemudian disusun
menjadi rancangan anggaran induk (master budget). Unit
organisasi ini disebut dengan komite anggaran. Unit organisasi ini
14

hanya dibentuk pada saat proses penyusunan anggaran saja. Jika


proses penyusunan anggaran perusahaan telah selesai, komite
anggaran menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian
pelaksanaan anggaran diserahkan kepada unit organik
perusahaan.

Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan Komisaris

Pengesahan
Pengusulan
Komite Anggaran Review dan
Persetujuan

Top-down Bottom-up
Approach Approach
Departemen Mengajukan
Anggaran Usulan Rancangan
Penetapan Anggaran
Kebijakan Negosiasi Usulan
Pokok Rancangan
Kompilasi Perusahaan Anggaran
& Analis
Para Kepala Divisi Penyusun
dan Departemen Anggaran

Gambar 2. Struktur organisasi penyusunan anggaran


(Mulyadi, 2001)
Komite anggaran terdiri dari :
a. Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite.
b. Direktur pemasaran, sebagai anggota.
c. Direktur produksi, sebagai anggota.
d. Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota.
e. Manajer departemen keuangan, sebagai sekretaris komite.
Tugas komite anggaran adalah :
1. Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok
perusahaan untuk tahun anggaran.
15

2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan


pokok tersebut kepada para manajer pusat
pertanggungjawaban.
3. Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para
manajer pusat pertanggungjawaban.
4. Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat
pertanggungjawaban mengenai rancangan anggaran yang
mereka ajukan.
5. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara
keseluruhan kepada dewan komisaris dan rapat umum
pemegang saham (RUPS).
6. Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan
komisaris dan RUPS.
7. Melakukan negosiasi dengan para manajer di pusat
pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah disahkan
oleh RUPS.
8. Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan rapat
umum pemegang saham.
2. Departemen Anggaran
Penyusunan dan pengawasan anggaran memerlukan unit
organisasi yang menangani anggaran. Fungsi ini dipegang oleh
departemen anggaran dan rincian fungsinya adalah sebagai
berikut :
1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan
rancangan anggaran setiap pusat petanggungjawaban dalam
perusahaan.
2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang
dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran
perusahaan.
3. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam
menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
16

4. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban


menjadi rancangan anggaran induk (master budget).
5. Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan
rekomendasi kepada komite anggaran.
6. Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya
dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya
tersebut kepada direksi.
7. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian
anggaran perusahaan.
2.2.3 Metode Pembuatan Anggaran
Menurut Harahap dalam Kustiani (2008) ditinjau dari siapa yang
membuatnya maka penyusunan budget dapat dilakukan dengan cara :
1. Otoriter atau top down
Metode otoriter disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan
budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika
karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan
terlalu lama dan tidak tepat.
2. Demokrasi atau bottom up
Metode demokrasi disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget
yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat
digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam
menyusun budget dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan
proses yang lama dan berlarut.
3. Campuran atau top down dan bottom up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Di sini
perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh
karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan
dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengaruh atasan.
17

2.2.4 Proses Penyusunan Anggaran


Menurut Nafarin (2009) dalam penyusunan anggaran perlu
dipertimbangkan faktor-faktor berikut :
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
2. Data tahun-tahun sebelumnya.
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik
pesaing.
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintahan.
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
2.2.5 Proses Pengendalian Anggaran
Proses pengendalian anggaran menurut Mulyadi (2001)
dilaksanakan melalui tiga tahap utama antara lain :
1. Tahap Penetapan Sasaran
Tujuan perusahaan dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal)
dan dibebankan pencapainnya kepada manajer tertentu dalam
proses penyusunan anggaran. Alokasi sumber daya dalam proses
penyusunan anggaran diukur dengan satuan moneter standar
dengan menggunakan ukuran akuntansi manajemen berperan di
dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim pesan (role
sending device).
2. Tahap Implementasi
Fungsi anggaran dalam perusahaan kemudian dikonsolidasi-
kannya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang formal untuk
disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi
anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting, yaitu :
a. Komunikasi anggaran
Dimaksudkan untuk memperoleh kepercayaan dari manajer
tingkat menengah dan bawah. Informasi akuntansi
manajemen memberitahu manajer mengenai ukuran
kontribusi manajer tertentu dalam mencapai sasaran
perusahaan secara keseluruhan.
18

b. Kerja sama dan koordinasi


Agar komunikasi dan kerja sama berhasil, diperlukan
pengetahuan mengenai struktur organisasi. Untuk dapat
menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran
yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisasi
formal maupun informal.
3. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan
bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan
pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah
standar.

2.3. Analisis Varians (Selisih) Anggaran

Menurut Welsch, Hiltong, dan Gordon (2000), dalam mempelajari dan


mengevaluasi varians untuk menentukan sebab yang mendasarinya,
kemungkinan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Varians tidak material.
2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan dan data actual yang disediakan oleh
departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.
3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Untuk
meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu,
manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya
varians.
4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor
yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.
5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian
utama dan harus diselidiki secara teliti.
Beberapa pendekatan utama untuk mempelajari atau menyelidiki
varians untuk menentukan sebab-sebab yang mendasarinya menurut
Welsch, Hiltong, dan Gordon (2000) adalah sebagai berikut :
19

1. Pertemuan dengan manajer pusat tanggung jawab dan penyelia dan


karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang terlibat.
2. Analisa situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas,
keefektifan penyeliaan dan keadaan umum lainnya.
3. Pengamatan langsung.
4. Pennyelidikan di tempat oleh manajer lini.
5. Penyelidikan oleh kelompok staf (dispesifikasi menurut tanggung
jawab).
6. Pemeriksaan intern.
7. Penelitian khusus.
8. Analisis varians.
Menurut Hansen dan Mowen (2006), varian anggaran adalah perbedaan
antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan. Varian dapat disebabkan
oleh volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi juga dapat
karena harga atau tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran. Varian
yang tidak menguntungkan [unfavorable (U)] terjadi apabila harga atau
penggunaan masukan aktual lebih besar dibandingkan harga atau
penggunaan standar. Bila hal sebaliknya terjadi, maka merupakan varians
yang menguntungkan [favorable (F)].

2.4. Model dalam Perencanaan Keuangan

Teknik dalam membuat perencanaan keuangan sudah banyak dikenal


dan terus menjadi lahan penelitian para ahli. Menurut Harahap (2001)
Dalam perencanaan keuangan dikenal beberapa model antara lain :
1. Linier Programming
2. Delphi Forecasting
3. Time Series Forecasting (Trend)
4. BEP (Break Even Point)
5. Just In Time (JIT)
6. Economic Order Quantity (EOQ)
Pada penelitian kali ini model perencanaan keuangan yang digunakan
adalah model time series forecasting (trend). Pada model time series
forecasting (trend) prestasi yang lalu digambarkan secara berseri kemudian
20

dari gambar ini dicari garis trend yang terbaik dan kemudian dari
kecenderungan garis itu dilihat angka masa depan sebagai angka ramalan.
2.4.1 Peramalan Penjualan
Menurut Heizer dan Render (2006) peramalan (forecasting)
adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan.
Hal ini dapat dilakukan dengan melibatjan pengambilan data masa
lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu
bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang
bersifay subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi
model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik
dari seorang manajer.
Anggaran penjualan ialah rencana pendapatan (revenue)
perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih. Pada umumnya
anggaran penjualan disajikan dalam kurun waktu satu tahun,
kemudian dirinci dalam bulanan. Anggaran merupakan titik sentral
semua pembuatan anggaran biaya dan investasi. Oleh sebab itu
anggaran penjualan merupakan salah satu bagian anggaran perusahaan
yang sangat penting. Jika manajemen salah dalam membuat anggaran
penjualan, maka anggaran biaya dan investasi yang mengacu pada
anggaran tersebut akan menjadi salah (Prawironegoro, 2008).
Ramalan penjualan (sales forecasting) merupakan proses aktivitas
memperkirakan produk yang akan dijual di masa mendatang dalam
keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data yang pernah terjadi
dan/atau mungkin akan terjadi. Ramalan penjualan merupakan faktor
penting dalam perencanaan perusahaan karena ramalan penjualan
menetukan anggaran jualan dan anggaran jualan menetukan anggaran
produk, anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha, anggaran kas,
anggaran laba rugi, dan anggaran neraca (Nafarin 2009)
Menurut Nafarin 2009, teknik membuat ramalan penjualan dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif atau gabungan keduanya.
21

1. Metode Kualitatif
Ramalan jualan yang dibuat secara kualitatif dapat menggunakan
metode pendapat para tenaga penjualan, metode pendapat para
manajer divisi penjualan, metode pendapatat eksekutif, metode
pendapat para pakar, dan metode pendapat survey konsumen.
2. Metode Kuantitatif
Ramalan penjualan yang dibuat secara kuantitatif dapat
menggunakan analisis lini produk, metode distribusi probabilitas,
analisis tren dan analisis regresi. Analisis tren merupakan salah
satu metode statistik yang mudah digunakan dalam meramalkan
(jualan). Analisis tren terdiri atas tren garis lurus atau linier [yang
terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen] dan tren
bukan garis [tren parabola kuadrat dan tren eksponensial
(logaritma)]. Analisis tren merupakan analisis runtut waktu atau
data berkala sebagai variabel bebas (X).
2.4.2 Peramalan Harga Pokok Penjualan, Biaya Pemasaran dan Biaya
Administrasi
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah kalkulasi biaya barang jadi
yang siap dijual yang unsurnya terdiri dari persediaan awal barang jadi
ditambah barang jadi yang selesai sekarang dikurangu persediaan
akhir barang jadi. Biaya pemasaran dan administrasi lazim disebut
beban usaha atau commercial expenses. Dua jenis biaya ini merupakan
beban terhadap pendapatan dan pada umunya dinyatakan biaya tidak
langsung terhadap produk, dan bersifat semivariable costs. Untuk
keperluan perencanaan dan pengendalian, kedua jenis biaya harus
digolongkan ke dalam biaya variabel dan tetap.
HPP dapat diprediksi berdasar data historis, dimana variabel
penentunya atau variabel bebasnya (X) adalah unit sales, dan Y adalah
harga pokok penjualan. Begitupun dengan Biaya pemasaran dan biaya
administrasi dapat diprediksi berdasar data historis, dimana variabel
penentunya atau variabel bebasnya (X) adalah unit sales, dan Y adalah
biaya pemasaran atau biaya administrasi. Harga Pokok Penjualan,
22

Biaya pemasaran dan biaya administrasi diklasifikasikan menjadi


biaya variabel dan tetap dengan menggunakan metode kuadrat terkecil
(least squares) atau menggunakan titik terendah-tertinggi (high-low
point method).

2.5. Analisis Tren

Menurut Nafarin (2009), tren merupakan gerakan lamban berjangka


panjang dan cenderung menuju ke satu arah (menarik atau menurun) dalam
suatu data runtut waktu. Garis tren pada dasarnya garis regresi dan variabel
bebas (X) merupakan variabel waktu. Variabel waktu sebagai variabel bebas
dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan.
Analisis tren garis lurus (linier) terdiri atas metode kuadrat terkecil dan
metode momen. Dalam analisis tren tidak ada ketentuan jumlah data historis
(n) yang dianalisis, tetapi semakin banyak jumlah data (n) maka semakin
baik hasil perhitungan analisis. Analisis tren dapat berupa tren garis lurus
atau tren bukan garis lurus.
A. Analisis Tren Garis Lurus
Tren garis lurus (linier) adalah suatu tren yang diramalkan naik
atau turun secara garis lurus. Analisis tren garis lurus terdiri atas
metode kuadrat terkecil dan metode momen.
1. Metode Kuadrat Terkecil
Ramalan penjualan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square)
dapat dihitung dengan rumus :
= + ……………………..…………………...………………..(1)

= ² ( )²
………………….……………………………...…...(2)

a= – b ( ) ……………………..………………………………...(3)

Keterangan :
Y = Variabel terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
23

B. Analisis Bukan Tren Garis Lurus


Analisis bukan garis lurus (bukan linear) ada beberapa macam,
antara lain tren parabola kuadrat, tren eksponensial, dan tren
eksponensial yang diubah.
1. Tren Parabola Kuadrat
Tren garis lengkung disebut juga tren parabola. Tren parabola
terdiri atas tren parabola kuadrat dan tren parabola kubik. Tren
parabola adalah yang nilai variabel terikat naik atau turun bukan
garis lurus (tidak linear) atau terjadi parabola (melengkung).
Persamaan tren parabola kuadrat adalah :
= a + bX + c(X) …………….……………….…..………………(4)
= + ² ……………………….…..…………………..(5)
² = ²+ ⁴……….………………………………...(6)
= ² ……………….……………..…..………………..(7)
Syarat Σ X = 0
2. Tren Eksponensial
Tren eksponensial atau tren logaritma atau tren pertumbuhan
adalah tren yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat ganda
(buakan garis lurus). Tren eksponensial memiliki persamaan :
= ab ……………………..………………………………………....(8)

2.6. Perhitungan Kesalahan Peramalan

Menurut Heizer dan Render 2006, keakuratan keseluruhan dari setiap


model peramalan dapat dijelaskan dengan membandingkan nilai yang
diramal dengan nilai actual atau nilai yang sedang diamati. Ada beberapa
perhitungan yang biasa digunakan untuk membandingkan untuk menghitung
kesalahan peramalan (forecast error) total. Perhitungan ini dapat digunakan
untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, juga untuk
mengawasi peramalan, untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik.
Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara,
antara lain adalah :
24

1. MAD (Mean Absolute Deviation), mengukur ketepatan nilai dugaan


model yang dinyatakan dalam bentuk rata-rata absolut kesalahan.
∑| |
= ……………………………..…………...(9)

2. MSD (Mean Squarred Deviation), mengukur ketepatan nilai dugaan


model yang dinyatakan dalam rata-rata kuadrat dari kesalahan.
∑( )
MSD = …...…………………………………….(10)

3. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)


Masalah yang terjadi dengan MAD dan MSD adalah bahwa nilai mereka
tergantungg pada besarnya unsur yang diramal. Jika unsur tersebut
dihitung dalam satuan ribuan, maka nilai MAD dan MSE bisa menjadi
sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, dapat menggunakan
MAPE. MAPE digunakan untuk mengukur ketepatan nilai dugaan model
yang dinyatakan dalam bentuk rata-rata persentase absolute kesalahan.

MAPE = …...…………………………………(11)

2.7. Metode Least Squares

Metode least squares lebih akurat dari pada metode titik tertinggi dan
terendah. Pada umumnya jika data hanya tersedia dua tahun, digunakan
metode titik tertinggi dan terendah dan jika data yang tersedia cukup banyak
misalnya lebih dari lima tahun, digunakan metode least square
(Prawironegoro, 2008).
= . + . …………………………………………….…...........(12)
= . + . ² ……………………………………….…………(13)
Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan hubungan antara
aktivitas penjualan dengan biaya pemasaran atau biaya administrasi yang
dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) dan pengaruh aktivitas penjualan
terhadap biaya overhead pabrik yang dinyatakan dalam koefisien
determinasi (r²), yang disajikan berikut ini:
[ ]
r² = ( )
………………………………..…………………...……..(14)
[ ]
25

Menurut Prawironegoro 2008, penafsiran koefisien korelasi antara


variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang disajikan dalam notasi
(rxy) adalah :
1. Jika (rxy) positif, lebih kecil dari 1, artinya variabel bebas memiliki
hubungan positif secara linier dengan variabel terikat, jika variabel
bebas bertambah maka variabel terikat bertambah.
2. Jika (rxy) negatif, kurang dari (-1), artinya variabel bebas memiliki
hubungan negatif secara linier dengan variabel terikat; jika variabel
bebas bertambah maka variabel terikat berkurang, dan sebaliknya.
3. Jika (rxy) mendekati angka 1, maka variabel bebas mempunyai
hubungan erat dengan variabel terikat, dan sebaliknya jika (rxy)
mendekati 0, maka variabel bebas mempunyai hubungan lemah dengan
variabel terikat.

2.8. Program Komputer

Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan


dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila
digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan
mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam
merancang instruksi-instruksi tersebut (Pasal 1 ayat 3 UUHC).
Menurut Kurniadi (2000), visual basic pada dasarnya adalah sebuah
bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-
perintah atau instruksi yang dimengerti oleh computer untuk melakukan
tugas-tugas tetentu. Visual basic selain disebut sebagai sebuah bahasa
pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan
program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa kemampuan
atau manfaat dari visual basic di antaranya seperti :
1. Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows.
2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti kontrol
ActiveX, file Help, aplikasi Internet, dan sebagainya.
26

3. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir


berakhiran EXE yang bersifat executable, atau dapat langsung
dijalankan.

2.9. Penelitian Terdahulu

Kustiani (2008), melakukan Analisis Optimalisasi Anggaran Program


Corporate Social Responsibility (Studi Kasus PT Pertamina (Persero) Unit
Pengolahan II). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
penyimpangan pada Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat untuk tahun
2005, 2006, dan 2007 penyimpangan anggaran dengan realisasi masih
dalam batas pengendalian perusahaan. Pada program Kemitraan dan Bina
Lingkungan untuk tahun 2005 dan 2007 berada di luar batas pengendalian,
sedangkan pada tahun 2006 berada pada batas pengendalian. Dari hasil
analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyimpangan anggaran program CSR Unit
Pengolahan II PT Pertamina (Persero) adalah faktor prioritas kebutuhan dan
faktor dari pihak ke III (penerima bantuan), sementara faktor individu
organisasi, faktor organisasi dan faktor lingkungan tidak memberikan
pengaruh yang signifikan dalam penyimpangan anggaran dengan realisasi
program CSR.
Dedeh (2009) dengan judul Analisis Anggaran Operasional Sebagai
Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penyusunan
anggaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan metode
demokrasi atau bottom up. Penyimpangan anggaran operasional tahun 2006
dan 2007 diperoleh bahwa penyimpangan total pendapatan, total biaya
langsung, total biaya tidak langsung, dan laba bersih masih dalam batas
pengendalian manajemen. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah
perusahaan perlu menelusuri kembali faktor-faktor yang menyebabkan
biaya yang dikeluarkan pada bagian SDM dan produksi, perlu
meningkatkan kinerja bagian perusahaan, meneliti kembali kebutuhan biaya
yang harus dikeluarkan pada bagian pemeliharaan serta bagian transmisi dan
distribusi.
27

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

PT Pupuk Kujang (Persero) merupakan BUMN dilingkungan


Departemen Perindustrian yang merupakan anak Perusahaan PT PUSRI
(holding). Permasalahan yang dihadapi PT Pupuk Kujang adalah
meningkatnya biaya produksi (biaya gas) akibat menguatnya Dollar
Amerika terhadap Rupiah dan meningkatnya cicilan serta bunga pinjaman
hutang untuk pabrik 1B akibat menguatnya mata uang Yen terhadap Rupiah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu
pengendalian. Anggaran perusahaan selain berfungsi sebagai perencanaan
dapat pula digunakan sebagai pengendalian dengan melihat penyimpangan
yang terjadi pada realisasi anggaran dan membandingkannya dengan
anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran operasional yang disusun PT
Pupuk Kujang merupakan gambaran kegiatan operasional dari perusahaan,
yang di dalamnya memuat tentang pendapatan dan pengeluaran untuk satu
periode anggaran dari setiap departemen atau bagian perusahaan, sehingga
dapat diketahui laba bersih perusahaan.
Selama pelaksanaan kegiatan operasional pada PT Pupuk Kujang
terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan
anggaran yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan evaluasi antara
anggaran dan realisasinya serta menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan. Penelitian juga digunakan untuk
mengukur penyimpangan anggaran operasional masih dalam batas
pengendalian atau tidak. Kemudian penilitian ini juga mencoba membuat
model matematis untuk peramalan penjualan (ton), nilai penjualan (Rp),
biaya pemasaran, dan biaya administrasi sebagai model perencanaan
anggaran, agar penyusunan anggaran selanjutnya dapat lebih optimal.
Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 dan alur pikir
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.
28

PT Pupuk
Kujang

Perencanaan Anggaran

Anggaran Keuangan Anggaran Operasional

Anggaran yang Realisasi


Telah Ditetapkan Anggaran

Peramalan Penjualan :  Analisis Varians


Analisis Tren

Peramalan Harga Pokok Penjualan  One Sample t-test


(HPP), Biaya Pemasaran dan
Biaya Administrasi :
Metode Least Squares

Perencanaan Penjualan, Pengendalian


HPP dan Biaya Usaha Anggaran Operasional

Minimalisasi
Penyimpangan
Anggaran

Peningkatan Kinerja
Perusahaan

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian


29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Pusat PT Pupuk Kujang Jalan


Jenderal A. Yani No. 39 Cikampek 41373. Lokasi penelitian dipilih
berdasarkan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil dengan
maksud atau tujuan tertentu. PT Pupuk Kujang dipilih karena terdapat
permasalahan berupa penurunan laba dari tahun 2006-2008 sehingga
diperlukan suatu pengendalian dan perencanaan anggaran yang tepat. Waktu
penelitian dimulai dari Februari 2010 sampai dengan April 2010.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak
terkait. Sampel dipilih menggunakan teknik judgement sampling yaitu
dipilih berdasarkan penelitian peneliti bahwa dia adalah pihak yang
paling baik untuk dijadikan sampel penelitiaannya. Sampel pada
penelitian ini adalah 1 orang kepala bagian Biro Anggaran beserta 3
orang karyawan Biro Anggaran.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui data historis PT Pupuk Kujang, studi
literatur, internet, laporan penelitian dan publikasi cetak serta
elektronik. Jenis data sekunder yang digunakan adalah laporan
keuangan PT Pupuk Kujang tahun 1999 hingga tahun 2008 dan bahan-
bahan penunjang yang terkait dengan penelitian.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1. Analisis Varians


Analisis varians digunakan untuk mengetahui hasil sesungguhnya
rencana yang dianggarkan, yaitu dengan membandingkan biaya yang
dianggarkan terhadap biaya aktual yang sama. Analisis warians
anggaran dapat menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil
sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
30

Sehingga dapat diketahui penyebab dari penyimpangan yang terjadi,


namun analisis varians tidak akan mempunyai arti kecuali jika
varians-varians dilaporkan secara terpisah berdasarkan faktor-faktor
penyebabnya dan unit organisasi yang bertanggung jawab sehingga
penyimpangan tersebut dapat diperbaiki.
3.4.2. One Sample t-test
Uji hipotesis dengan dengan menggunakan one sample t-test
untuk mengukur apakah penyimpangan anggaran dengan realisasi
masih dalam batas pengendalian. Tujuan dari one sample t-test adalah
untuk membandingkan apakah kedua data (anggaran dan realisasi)
tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam one sample t-test
yaitu :
1. Buatlah H0 dan H1 dalam uraian kalimat.
H0 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional
dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian.
H1 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional
dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian
2. Mencari thitung
a. Pendapatan
H0 = µ 1 - µ 2 ≤ d0
H1 = µ 1 - µ 2 > d0
b. Biaya
H0 = µ 1 - µ 2 ≥ -d0
H1 = µ 1 - µ 2 < -d0
Dimana d0 = 10%
3. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α).
Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 5 %.
4. Tentukan kriteria pengujian.
Pendapatan :
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika thitung > ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
31

Biaya :
Jika thitung > ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika thitung < ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
5. Buat kesimpulan.
32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Pupuk Kujang (Persero) merupakan BUMN dilingkungan


Departemen Perindustrian yang didirikan berdasarkan Akta Notaris
Soelaeman Ardjasasmita SH, No 19 tanggal 9 Juni 1975. Pembangunan
pabrik Pupuk Kujang pertama yang kemudian diberi nama Pabrik Kujang
1A dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun urea dan 330.000
ton/tahun amonia dilaksanakan oleh kontraktor utama Kellogg Overseas
Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan).
Pembangunan Pabrik Kujang 1A ini berhasil dibangun selama 33 bulan dan
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember
1978.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1997 dan berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Pupuk Kujang tanggal 25
Juli 1997, PT Pupuk Kujang menjadi anak perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja,
dan disetujui penjualan 10 (sepuluh) lembar saham milik PT Pupuk
Sriwidjaja pada PT Pupuk Kujang yang diwakili oleh Yayasan
Kesejahteraan Warga Kujang.
Pembangunan Pabrik Kujang 1B dengan kapasitas produksi 570.000
ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun amonia dilaksanakan oleh kontraktor
utama Toyo Engineering Corporation (TEC) Japan dan didukung oleh 2
(dua) kontraktor dalam negeri yaitu PT Rekayasa Industri dan PT Inti Karya
Persada Teknik. Pembangunan Pabrik Kujang 1B ditempuh dalam waktu 36
bulan, dimulai tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 6 September 2005.
Selain dari equity yang dimiliki oleh PT Pupuk Kujang, pendanaan proyek
ini diperoleh dari pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
sebesar JPY 27.048.700.000. Peresmian Pabrik Kujang 1B dilakukan oleh
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 April 2006.
Sampai bulan Januari tahun 2002, pemasaran hasil produksi PT Pupuk
Kujang dilaksanakan oleh PT Pusri sebagai distributor pupuk, sehingga
kewajiban PT Pupuk Kujang adalah hanya menyerahkan pupuk di gerbang
33

pabrik (plant gate) kepada PT Pusri, namun kegiatan-kegiatan pemasaran


tersebut selalu dipantau oleh PT Pupuk Kujang. Sejak dikeluarkannya SK
93/MPP/Kep/3/2001, sebagian produk PT Pupuk Kujang didistribusikan
sendiri ke beberapa daerah di Jawa Barat.
PT Pupuk Kujang adalah pabrik pupuk pertama di Indonesia yang
peralatannya dilengkapi dengan unit-unit pengolahan air limbah dan telah
melaksanakan analisis dampak lingkungan sejak awal masa konstruksi. Saat
ini PT Pupuk Kujang mempunyai 5 (lima) anak perusahaan yang merupakan
perusahaan patungan dengan pihak swasta yaitu:
1. PT Sintas Kurama Perdana yang memproduksi asam formiat.
2. PT Multi Nitrotama Kimia yang memproduksi ammonium nitrat dan
asam nitrat.
3. PT Peroksida Indonesia Pratama memproduksi hydrogen peroksida.
4. PT Kujang Sud-Chemie Catalysts yang memproduksi katalis.
5. PT Kawasan Industri Kujang Cikampek yang mengelola lahan di
kawasan PT Pupuk Kujang.

4.1.1 Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Sesuai brand image Perusahaan yang bergerak dalam bidang
perpupukan dan berdasarkan kompetensi yang selama ini tumbuh
dari pengalaman membangun dan mengoperasikan pabrik kimia,
maka PT Pupuk Kujang diharapkan Pupuk Kujang akan "menjadi
industri pendukung pertanian dan petrokimia yang efisien dan
kompetitif di pasar global."
b. Misi Perusahaan
Dalam operasionalnya PT Pupuk Kujang mengemban misi
sebagai berikut:
1) Mendukung program ketahanan pangan nasional.
2) Mengembangkan industri petrokimia skala global yang
berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan.
3) Memberdayakan masyarakat sekitar Perusahaan melalui
program kemitraan & bina lingkungan.
34

4.1.2 Maksud dan Tujuan Perusahaan


Sesuai Anggaran Dasar PT Pupuk Kujang, tujuan didirikannya
Perusahaan adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan
Pembangunan Nasional pada umumnya dan khususnya dibidang
industri pupuk dan industri kimia lainnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut diatas, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha dibidang:
a. Produksi
Mengolah bahan-bahan mentah menjadi bahan-bahan pokok yang
diperlukan guna pembuatan pupuk dan bahan-bahan kimia
lainnya, serta mengolah bahan pokok tersebut menjadi berbagai
jenis pupuk dan hasil barang kimia lainnya.
b. Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik
dalam maupun luar negeri yang berhubungan dengan produk-
produk tersebut diatas dan produk-produk lainnya.
c. Pemberian Jasa
Menyelenggarakan pemberian jasa studi penelitian, pengem-
bangan, engineering, pergudangan, angkutan dan expedisi, peng-
operasian pabrik, konstruksi, manajemen, pemeliharaan, latihan &
pendidikan, konsultansi dan jasa teknik lainnya dalam sektor
pupuk serta industri kimia lainnya.
d. Usaha Lainnya
Menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dan bidang angkutan,
ekspedisi dan pergudangan serta kegiatan lainnya yang
merupakan sarana dan perlengkapan guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan-kegiatan usaha tersebut.
Adapun sasaran perusahaan sesuai dengan Rencana Jangka
Panjang (RJP) tahun 2007 - 2011 adalah sebagai berikut:
a. Pabrik Kujang IA & Kujang IB dapat terus berproduksi secara
berkelanjutan dengan total produksi Urea sebesar 5.176.900 ton.
35

b. Tingkat kesehatan perusahaan meningkat menjadi AA/ kategori


sehat.
c. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pupuk urea pangan di Jawa
Barat, Banten & dua Kabupaten di Jawa Tengah sebesar 4.405.000
ton.
d. Pendapatan perusahaan dari usaha diluar urea yaitu dari Pupuk
NPK Kujang penjualan sebesar 502.000 ton dan dari sumber-
sumber pendapatan lainnya.
e. Memiliki SDM yang unggul dengan jumlah yang memadai dan
mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
f. Kenaikan peringkat yang lebih baik dalam bidang pelestarian
lingkungan dari peringkat biru ke peringkat hijau dan
mempertahankan prestasi nihil kecelakaan jam kerja total sebesar
68 juta jam kerja.

4.1.3 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek


Sesuai surat Menteri BUMN Nomor S – 362/MBU/2004 tanggal
8 Juli 2004 dan berdasarkan hasil RUPSLB PT Pupuk Kujang tanggal
28 September 2004, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Pupuk
Kujang adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris :
a) Komisaris Utama : Dr. Achmad Rochyadi
b) Komisaris : Ir. Agus Tjahahana, SE, MSc
c) Komisaris : Dr. Ir. Achmad Suryana
d) Komisaris : Drs. Rachmat Slamet
e) Komisaris : Deddy Suryadi, SE
2. Direksi :
a) Direktur Utama : Drs. Aas Asikin I, Ak, MM
b) Direktur Produksi : Ir. Supodo Damar S, MM
c) Direktur Teknik & : Ir. Muhammad Husein, SE
Pengembangan
d) Direktur Keuangan : Drs. A. Tossin S, Ak, MM
e) Direktur Umum & SDM : Ir. Ade Suryanti, MM
36

Pada Lampiran 4 dapat dilihat struktur organisasi PT Pupuk Kujang


yang diterapkan saat ini.

4.2. Biro Anggaran

Seperti halnya dalam suatu perusahaan yang makin meningkat operasi


kegiatannya, serta dihadapkan pada perkembangan perekonomian negara
yang cenderung fluktuatif, maka diperlukan suatu alat pengawasan,
khususnya pengawasan preventif (preventif control) yang dapat
mengantisipasi adanya penyimpangan dari rencana perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam menyusun perencanaan anggaran, PT Pupuk
Kujang telah memiliki suatu bagian khusus yang bertugas dalam
penyusunan anggaran perusahaan yakni Biro Anggaran yang berada di
bawah Kompartemen Administrasi dan Keuangan. Struktur Organisasi Biro
Anggaran dapat dijelaskan pada Gambar 4 berikut :

DIREKTUR
KEUANGAN

KOMPARTEMEN ADM
& KEU KEUANGAN

BIRO BIRO BIRO BIRO DIVISI


AKUNTANSI TI ANGGARAN KEUANGAN PEMASARAN

BAGIAN BAGIAN REALISASI DAN


PENYUSUNAN PENGENDALIAN
ANGGARAN ANGGARAN

BIDANG BIDANG BIDANG


BIDANG PENYUSUNAN
PROYEKSI PENGENDALIAN PENGENDALIAN
ANGGARAN BIAYA DAN
LAPORAN ANGGARAN ANGGARAN BIAYA &
INVESTASI
KEUANGAN PEMBELIAN INVESTASI

Gambar 4. Struktur organisasi Biro Anggaran (PT Pupuk Kujang)


Salah satu tugas rutin Biro Anggaran adalah penyusunan RKAP
tahunan (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), dimana dalam
penyusunan RKAP tahunan ada dua tahap yaitu tahap penetapan asumsi &
37

parameter dan tahap pelaksanan penyusunan RKAP. Pada tahap


pelaksanaan penyusunan RKAP inilah sering terjadi kendala, yaitu dimana
perlu waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya, sehingga jadwal
penyusunan anggaran yang telah ditetapkan seringkali tidak tercapai, hal
tersebut disebabkan karena dalam teknis penyusunan anggaran masih
menggunakan sistem manual yang berbasis microsoft excel.
4.2.1 Fungsi Biro Anggaran
Sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat Keuangan,
Biro Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai sekretaris di Komite Anggaran Perusahaan (KAP) dalam
rangka penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)
tahunan.
2. Melakukan verifikasi, pencatatan dan pelaporan mengenai
realisasi penempatan atau penggunaan dana anggaran serta
pengendalian, baik program maupun nilai rupiah atas kegiatan-
kegiatan yang tertuang dalam RKAP yang telah disetujui RUPS.
4.2.2 Proses Penyusunan Anggaran
Sebuah perusahaan yang baik biasanya memiliki rencana kerja
dalam setiap kegiatan operasinya, hal ini sesuai dengan prinsip
manajemen yaitu : Plan, Do, Check, dan Action. Penyusunan anggaran
merupakan implementasi dari philosopy manajemen yaitu plan,
dimana di dalam penyusunan anggaran kita menetaPupuk Kujangan
target dan tujuan perusahaan untuk sebuah periode.
Target dan tujuan yang harus ditentukan dalam sebuah
penyusunan anggaran antara lain meliputi :
1. Target laba bersih dalam laporan keuangan.
2. Target biaya produksi.
3. Target dan progress investasi.
4. Tingkat kesehatan (Kep. 100/MBU/Tahun 2002).
5. Target ratio keuangan.
38

Penyusunan target-target di atas dikomplikasi bersama data-data


yang bersifat kualitatif di dalam buku RKAP (Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan), yang tiap tahun diperbaharui.
4.2.3 Tahap Penyusunan Anggaran
Untuk menghasilkan target-target di atas, maka penyusunan
anggaran harus memiliki tahapan-tahapan seperti terlihat pada
Gambar 5 berikut :

TAHAP VI
PEMBAHASAN STAFF, PRA
RUPS, RUPS &
PENGESAHAN RKAP RKAP

OLEH RUPS KAP IV


TAHAP V
PEMBAHASAN DRAFT RKAP DENGAN RKAP
DIREKSI, SELANJUTNYA DEKOM KAP III
TAHAP IV
PEMBUATAN DRAFT RKAP YANG RKAP
TERDIRI DARI LAPKEU DAN LAPMEN KAP II
TAHAP III
PEMBAHASAN JENIS BIAYA DENGAN
KOMITE ANGGARAN PERUSAHAAN
RKAP KAP I
TAHAP II
ENTRI DATA PER MASING-MASING
DIREKTORAT PER JENIS BIAYA
RKAP
TAHAP I Original
PENGUMPULAN DATA DARI USER & KOORDINATOR

Gambar 5. Tahap penyusunan anggaran (PT Pupuk Kujang)


4.2.4 Sistematika Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran PT Pupuk Kujang menggunakan metode
campuran. Perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas
dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh
karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan
dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengaruh atasan. Berikut
adalah sistematika penyusunan anggaran PT Pupuk Kujang :
1. Pengumpulan data biaya, pendapatan dan investasi dari masing-
masing unit kerja.
Data yang harus dikumpulkan meliputi :
39

a. Asumsi Umum atau Dasar


a) Inflasi
b) Kurs
c) Harga eceran tertinggi (Het)
d) Bunga pinjaman atau deposito
e) Kebijakan Ppn dan Pph
b. Asumsi Internal
a) Ratio konsumsi gas
b) Target produksi
c) Target penjualan
d) Harga jual urea industri, export, dan NPK
e) Jadwal perbaikan tahunan
f) Harga gas, air baku, karung, benang jahit, bahan kimia,
dan lain-lain.
c. Asumsi Lainnya
a) Pembiayaan dan investasi
b) Data pembiayaan dari user dan koordinator
c) Data investasi dan pengembangan dari koordinator
d. Related Party and Special Event
a) Data keuangan perusahaan patungan dari BAPP
b) Data kegiatan-kegiatan perusahaan dan kondisi khusus
yang ada
2. Entry data per masing-masing direktorat per jenis biaya.
Data yang diperoleh dari masing-masing unit kerja dientri ke
dalam sistem sesuai dengan jenis biaya masing-masing untuk
membentuk ikhtisar per jenis biaya.
3. Pembahasan Rekap per Jenis Biaya dengan Komite Anggaran
Perusahaan.
Pada tahapan ini jenis biaya di atas direview kembali oleh
masing-masing manager unit kerja bersama dengan Komite
Anggaran Perusahaan yang terdiri dari General Manager,
keputusan dari hasil pembahasan ini baik menurunkan maupun
40

menaikkan biaya akan digunakan sebagai dasar untuk merevisi


anggaran per jenis biaya dan rinciannya.
4. Pembuatan draft RKAP yang terdiri dari Laporan Keuangan dan
Laporan Manajemen.
Pada tahap ini ikhtisar per jenis biaya dan investasi beserta
rinciannya telah selesai untuk selanjutnya dijadikan input untuk
proses selanjutnya untuk menghasilkan laporan keuangan dan
laporan manajemen yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
buku RKAP.
5. Pembahasan draft RKAP dengan Direksi dan Dewan Komisaris.
Setelah draft RKAP selesai, draft tersebut akan dilakukan
pembahasan dengan Direksi dan Dewan Komisaris untuk
meminta persetujuan dikirim ke Pemegang Saham untuk
membahas lebih lanjut.
6. Pembahasan di tingkat pemegang saham.
Pembahasan di tingkat pemegang saham harus melewati beberapa
tahapan yakni rapat teknis tingkat staf, pra RUPS dan RUPS
untuk proses pengesahan.
4.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Perusahaan
Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang
disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming).
Dalam menyusun anggaran tahunan pada PT Pupuk Kujang faktor-
faktor yang diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal, meliputi :
a. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yaitu sasaran
perusahaan selama 5 tahun ke depan.
b. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun
sebelumnya.
c. Kondisi internal perusahaan, mencakup kekuatan dan
kelemahan perusahaan.
41

d. Asumsi dan parameter umum yang merupakan kesepakatan


antar anggota Holding.
2. Faktor Eksternal, meliputi :
a. Kebijakan Pemerintah, PT Pupuk Kujang merupakan
BUMN yang bergerak pada industry pupuk. Oleh karena
itu, kebijakan pemerintah merupakan hal yang sangat
mendasari dalam perhitungan RKAP (Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan).
b. Surat PT Pusri (Holding) sebagai induk dari PT Pupuk
Kujang.
c. Kondisi eksternal perusahaan, mencakup peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.
4.3. Analisis Varians
Salah satu fungsi dari anggaran adalah sebagai alat pengendalian
(controlling). Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas
pelaksanaan pekerjaan, dengan cara membandingkan realisasi dengan
rencana anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang
perlu. Apabila dilihat dari fungsi tersebut, maka perlu dilakukan analisis
varians terhadap anggaran dan realisasi. Analisis varians adalah
membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual. Analisis
varians yang digunakan pada penelitian adalah varians pada akhir periode.
Dalam melakukan analisis varians akan dihasilkan penyimpangan
antara anggaran dan realisasi. Dari segi pendapatan apabila realisasi lebih
besar dibandingkan dengan anggaran maka penyimpangan tersebut
menguntungkan atau favorable dan sebaliknya. Sedangkan dari segi biaya
apabila realisasi lebih besar dibandingkan dengan anggaran maka
penyimpangan tersebut merugikan atau unfavorable. Analisis varians pada
penilitian kali ini dilakukan terhadap anggaran operasional yakni anggaran
yang digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pada PT Pupuk Kujang
Cikampek tahun 2006, 2007 dan 2008. Tampilan perhitungan analisis
varians menggunakan program computer visual basic dapat dilihat pada
Lampiran 22.
42

4.3.1 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2006


Analisis varians pada anggaran operasional tahun 2006, dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2006
REALISASI
RKAP 2006 Varians Persen- U/
Uraian 2006
(ribuan Rupiah) (ribuan Rupiah) tase (%) F
(ribuan Rupiah)
Penjualan Pupuk Sektor
Pangan 409.347.727 446.986.387 (37.638.660) -9,19 F
Pendapatan Subsidi 231.681.708 268.258.353 (36.576.645) -15,79 F
Penjualan Pupuk Sektor
Non Pangan 246.081.818 277.925.163 (31.843.345) -12,94 F
Penjualan Ammonia 106.591.299 105.501.084 1.090.215 1,02 U
Total Penjualan 993.702.552 1.098.670.987 (104.968.435) -10,56 F
Jumlah HPP 1.050.664.646 850.490.331 200.174.315 19,05 F
Laba / (Rugi) Kotor
Penjualan (56.962.094) 248.180.656 (305.142.750) -535,69 F
Total Biaya Usaha 292.605.447 229.159.198 63.446.249 21,68 F
Laba / Rugi Bersih Usaha (349.567.541) 19.021.459 (368.589.000) -105,44 F
Pendapatan & Biaya
Lain-lain 27.981.204 43.234.802 (15.253.598) -54,51 F
Laba/(Rugi) sebelum
Perubahan Kurs &Pajak (321.586.337) 62.256.261 (383.842.598) -119,36 F
Keuntungan Akibat
Menguatnya Rupiah
Terhadap Mata Uang
Asing 0 93.377.081 (93.377.081) F
Laba/(Rugi) Sebelum
Pajak (321.586.337) 155.633.342 (477.219.679) -148,40
Beban Pajak 0 41.709.772 (41.709.772)
Laba/(Rugi) Bersih (321.586.337) 113.923.570 (435.509.907) -135,43 F
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2006 (diolah
kembali)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians dapat diketahui


bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi yaitu
penjualan, harga pokok penjualan (HPP), biaya usaha, pendapatan dan
biaya lain-lain, keuntungan akibat kurs, dan laba bersih. Data
Anggaran Operasional dan Realisasi PT Pupuk Kujang tahun 2006
secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.
1. Penjualan
Penjualan PT Pupuk Kujang terdiri dari penjualan PSO
(penjualan pupuk sektor pangan dan pendapatan subsidi) dan
penjualan non PSO (penjualan pupuk sektor non pangan dan
penjualan amonia). Berdasarkan analisis varians pada penjualan
pupuk sektor pangan menghasilkan penyimpangan favorable
43

sebesar -9,19 persen dengan selisih Rp 37,64 milyar. Realisasi


yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penjualan yang
dianggarkan. Hal ini disebabkan realisasi penjualan urea untuk
sektor pangan sebesar 518.687 ton atau 110,01 persen dari target
RKAP 2006. Hal lain yang berpengaruh adalah bertambahnya
wilayah pemasaran sejak 1 April 2006 serta adanya kenaikan
Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk penjualan pangan dari Rp
1.050.000 per ton menjadi Rp 1.200.000,- per ton terhitung sejak
tanggal 17 Mei 2006.
Pendapatan subsidi memiliki penyimpangan favorable
sebesar -15,79 persen dengan selisih Rp 36,58 milyar dari jumlah
yang dianggarkan. Meningkatnya pendapatan subsidi disebabkan
meningkatnya penjualan ke sektor pangan serta adanya perubahan
bentuk perhitungan subsidi yang semula subsidi gas menjadi
subsidi harga terhitung bulan September 2006 dan lebih tingginya
tonase penjualan urea pangan sebagai dasar perhitungan subsidi
dibandingkan dengan RKAP 2006 karena adanya penambahan
wilayah pemasaran.
Penjualan pupuk urea sektor industri dan perkebunan
memiliki penyimpangan favorable sebesar -12,94 persen dengan
selisih Rp 31,84 milyar. Besarnya penjualan dari pupuk urea
sektor industri dan perkebunan disebabkan realisasi penjualan
urea sebesar 151.090 ton atau 117,20 persen dari target RKAP
2006 sebesar 128.900 ton, yang terdiri dari penjualan urea untuk
sektor industri sebesar 120.696 ton serta penjualan perkebunan
sebesar 30.393 ton. Hal lain yang ikut mempengaruhi adalah
meningkatnya nilai penjualan urea industri atau perkebunan yang
mencapai 121,00 persen dari target RKAP 2006 serta adanya
kenaikan harga jual urea Industri atau Kebun dari Rp 2.100.000
per ton meningkat menjadi Rp 2.150.000 per ton.
Hasil analisis varians pada penjualan amonia menghasilkan
penyimpangan unfavorable sebesar 1,02 persen dengan selisih Rp
44

1,09 milyar. Pada kondisi sebenarnya total realisasi penjualan


penjualan amonia lebih tinggi dibandingkan dengan RKAP 2006
yaitu sebesar Rp 112,11 milyar atau 105,18 persen dari target.
Namun, penjualan amonia sebesar Rp 6,612 milyar yang berasal
dari produksi pabrik Kujang 1B tidak dimasukkan ke dalam
laporan laba rugi karena pada tahun 2006 pabrik Kujang 1B
masih dalam masa percobaan.
2. Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (HPP) PT Pupuk Kujang terdiri dari
HPP pupuk sektor pangan, HPP pupuk sektor non pangan dan
HPP amonia. Berdasarkan hasil analisis varians pada HPP pupuk
sektor pangan terdapat penyimpangan favorable sebesar 21,43
persen dengan selisih Rp 163,72 milyar. HPP pupuk sektor non
pangan memiliki penyimpangan favorable sebesar 14,57 persen
dengan selisih Rp 30,43 milyar. Analisis yang dilakukan pada
HPP amonia juga menghasilkan penyimpangan favorable sebesar
7,75 persen dengan selisih Rp 6,023 milyar.
Lebih rendahnya realisasi Harga Pokok Penjualan jika
dibandingkan dengan RKAP 2006 karena rendahnya biaya per ton
tahun 2006 sebesar Rp 1.635.871 yang lebih rendah dibanding
dengan RKAP 2006 sebesar Rp 2.114.555. Rendahnya biaya per
ton terutama disebakan diperolehnya pasokan gas periode Mei
sampai dengan Desember 2006 sehingga Pabrik Kujang 1A dan
Kujang 1B dapat beroperasi bersama selama 1 tahun dan
memproduksi 851.597 ton atau 141,84 persen dari RKAP 2006.
3. Biaya Usaha
Biaya usaha terdiri dari biaya administrasi dan umum yang
termasuk di dalamnya biaya pegawai, biaya kesejahteraan
pegawai, biaya pemeliharaan, biaya pendidikan dan pelatihan,
biaya umum, biaya asuransi, biaya jasa, biaya bahan bakar dan
listrik, serta beban penyusutan dan amortisasi, kemudian biaya
pemasaran, dan biaya bunga. Analisis varians pada biaya
45

administrasi dan umum menunjukkan adanya penyimpangan


favorable sebesar 7,59 persen dengan selisi Rp 8.414.053.000.
Pada biaya pemasaran terdapat penyimpangan favorable sebesar
17,22 persen dengan selisih Rp 8.293.723.000. Penyimpangan
favorable juga terjadi pada biaya bunga sebesar 34,98 persen
dengan selisih Rp 46.738.473.000.
Penurunan biaya usaha jika dibandingkan dengan RKAP
2006 juga disebabkan rendahnya biaya per ton tahun 2006 yang
disebabkan:
a. Lebih rendahnya kurs USD dan kurs Yen terhadap Rupiah
dibandingkan dengan RKAP 2006 :
a) Kurs USD rata-rata sebesar Rp 9.141 lebih rendah dari
kurs RKAP sebesar Rp 9.900.
b) Kurs Yen rata-rata sebesar Rp 78,85 lebih rendah dari
kurs RKAP sebesar Rp 90.
c) Kurs Yen pengangkatan Aktiva Tetap Kujang 1B per 28
Februari 2006 sebesar 79,26 lebih rendah dari kurs
RKAP 2006 sebesar Rp 90.
Hal ini menyebabkan rendahnya realisasi biaya yang
menggunakan USD dan Yen antara lain :
a) Selisih kurs dari biaya gas alam, sebesar Rp 67,920
milyar
b) Selisih kurs dari biaya bunga, sebesar Rp 20,488 milyar
c) Selisih kurs dari beban penyusutan, sebesar Rp 11,450
milyar.
b. Rendahnya biaya administrasi dan umum yang hanya
mencapai sebesar 92,40 persen dari anggarannya. Adapun
yang mempengaruhi rendahnya biaya administrasi dan umum
adalah akibat lebih kecinya realisasi kenaikan gaji dasar yang
direalisasikan hanya 10 persen dari rencananya sebesar 15
persen yang berpengaruh juga terhadap biaya gaji lainnya
seperti THR, jasa operasi dan biaya kesejahteraan pegawai
46

seperti asuransi karyawan, iuran pensiun, cuti dan tunjangan


hari tua, serta rendahnya realisasi biaya pemasaran yang
mencapai 82,78 persen terhadap anggarannya.
c. Rendahnya hampir semua jenis biaya karena dilakukannya
Cost Reduction Program (CRP) selama tahun 2006, yang
mencapai rata-rata 78,53 persen dibandingkan RKAP 2006.
4. Pendapatan dan Biaya Lain-lain
Analisis varians pada pendapatan lain-lain tidak kena pajak
menunjukkan penyimpangan favorable sebesar -11,88 persen
dengan selisih Rp 1,99 milyar. Pada pendapatan lain-lain kena
pajak memiliki penyimpangan unfavorable sebesar 7,16 persen
dengan selisih Rp 6,66 milyar. Penyimpangan pada biaya lain-lain
sebesar 24,34 persen dengan selisih Rp 19,93 milyar yang
merupakan penyimpangan favorable. Secara keseluruhan penda-
patan dan biaya lain-lain (net) memiliki penyimpangan favorable
sebesar -54,51 persen dengan selisih Rp 15,25 milyar. Tingginya
pendapatan lain-lain sebesar 488,23 persen dari target RKAP
2006 antara lain disebabkan Pendapatan dari Utilitas, Fasilitas,
Karya-wan dan Jasa Rp 5,34 milyar, Pendapatan dari Penjualan
NPK Rp 4,55 milyar, Pendapatan dari Bunga Deposito dan Jasa
Giro Rp 9,85 milyar, macam-macam pendapatan di luar usaha Rp
1,92 milyar, dan Laba dari Perusahaan Patungan sebesar Rp 8,04
milyar.
5. Keuntungan Akibat Kurs
Laba Selisih Kurs Yen (net) sebesar Rp 93,37 milyar karena
terjadinya fluktuasi mata uang asing USD dari Rp 9.900/ 1 US$
hingga mencapai Rp 9.020/ 1 US$ dan mata uang asing JPY dari
Rp 90/ 1 JPY hingga mencapai Rp 75,80/ 1 JPY dan adanya
aktiva atau hutang uang asing yang harus disesuaikan kursnya
antara lain kas dan bank, dalam RKAP tidak dianggarkan karena
diasumsikan nilai kurs tetap sepanjang tahun 2006.
47

6. Laba Bersih
Laba / rugi tahun 2006 diproyeksikan rugi sebesar Rp 321,58
milyar atau -404,80 persen dari realisasi 2005. Terjadinya
kerugian dalam tahun 2006 karena mulai dibebankannya beban
penyusutan Kujang 1B sebesar Rp 181,49 milyar, dibebankannya
biaya bunga pinjaman JBIC untuk proyek Kujang 1B sebesar Rp
107,35 milyar dan tingginya Harga Pokok Penjualan dalam
RKAP 2006 mengingat tingginya harga gas serta adanya kenaikan
beberapa jenis biaya. Hal lain yang menyebabkan terjadinya rugi
dalam RKAP tahun 2006 adalah turunnya pendapatan lain-lain
(net) sebesar Rp 8,23 milyar karena menurunnya pendapatan laba
dari perusahaan patungan sebesar Rp 11,65 milyar dan turunnya
pendapatan bunga deposito dan jasa giro sebesat Rp 5,68 milyar.
Pada kenyataannya pada tahun 2006 PT Pupuk Kujang justru
memiliki keuntungan (laba bersih) sebesar Rp 113,92 milyar.
Peningkatan laba ini disebabkan adanya peningkatan nilai
penjualan pupuk urea baik sektor pangan maupun non pangan,
lebih rendahnya harga pokok penjualan urea dan amonia, lebih
rendahnya biaya usaha, peningkatan pendapatan dan biaya lain-
lain (net) serta besarnya keuntungan akibat selisih kurs yang
sebelumnya tidak diperhitungkan dalam RKAP.
4.3.2 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2007
Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians dapat diketahui
bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi yaitu
penjualan, harga pokok penjualan (HPP), biaya usaha, pendapatan dan
biaya lain-lain, keuntungan/kerugian akibat kurs, dan laba bersih. Data
Anggaran Operasional dan Realisasi PT Pupuk Kujang tahun 2007
secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. Analisis varians pada
anggaran operasional tahun 2007, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
48

Tabel 3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2007


REALISASI
RKAP 2007 Varians Persen-
Uraian 2007 U/F
(ribuan Rupiah) (ribuan Rupiah) tase (%)
(ribuan Rupiah)
- Penjualan Pupuk Sektor
Pangan 711.457.347 737.189.787 (25.732.440) -3,62 F
- Pendapatan Subsidi 869.084.202 759.969.711 109.114.491 12,56 U
- Penjualan Pupuk Sektor
Non Pangan 515.571.000 503.435.406 12.135.594 2,35 U
- Penjualan Ammonia 91.444.575 115.191.492 (23.746.917) -25,97 F
Total Penjualan 2.187.557.124 2.115.786.396 71.770.728 3,28 U
Jumlah HPP 1.543.433.394 1.503.056.170 40.377.224 2,62 F
Laba / (Rugi) Kotor
Penjualan 644.123.730 612.730.226 31.393.504 4,87 U
Total Biaya Usaha 394.151.345 309.956.645 84.194.700 21,36 F
Laba / Rugi Bersih Usaha 249.972.385 302.773.581 (52.801.196) 21,12 F
Pendapatan & Biaya
Lain-lain (net) 27.118.804 40.746.591 (13.627.787) -50,25 F
Laba/(Rugi) sebelum
Perubahan Kurs &Pajak 277.336.172 343.520.170 (66.183.998) 23,86 F
Kerugian Akibat
Melemahnya Rupiah
Terhadap Mata Uang
Asing 0 (193.198.090) 193.198.090 U
Laba/(Rugi) sebelum
Pajak 277.336.172 150.322.080 127.014.092 45,80 U
Beban Pajak 77.668.208 37.263.652 40.404.556 52,02 F
Laba/(Rugi) Bersih 199.667.964 113.058.428 86.609.536 43,38 U
Sumber: Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2007 (diolah
kembali).
1. Penjualan
Berdasarkan analisis varians pada penjualan pupuk sektor
pangan menghasilkan penyimpangan favorable sebesar -3,62
persen dengan selisih Rp 25,73 milyar. Lebih tingginya realisasi
penjualan pupuk sektor pangan dibandingkan RKAP 2007
disebabkan karena perbedaan harga jual pupuk urea pangan lini
III dalam RKAP diasumsikan sebesar Rp 1.002.000 per ton
sedangkan realisasi 2007 ditetapkan sebesar Rp 1.085.000,
walaupun volume realisasi penjualannya lebih rendah.
Penyimpangan yang terjadi pada pendapatan subsidi
merupakan penyimpangan unfavorable sebesar 12,56 persen
dengan selisih Rp 109,11 milyar. Pendapatan dari subsidi harga
hanya Rp 759,97 milyar atau 87,44 persen dari RKAP 2007
sebesar Rp 869,084 milyar. Hal ini disebabkan tonase penjualan
urea bersubsidi lebih rendah daripada RKAP 2007.
49

Penjualan pupuk urea sektor industri dan perkebunan


memiliki penyimpangan unfavorable sebesar 2,35 persen dengan
selisih Rp 12.136 milyar. Realisasi penjualan pupuk urea sektor
industri dan kebun dalam negeri sebenarnya lebih tinggi
dibandingkan dengan target RKAP 2007 namun target ekspornya
tidak tercapai dengan baik dan berada cukup jauh dibawah target,
sehingga terjadi penyimpangan unfavorable. Hal ini dikarenakan
sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, ijin ekspor baru
direalisasikan sebesar 45.150,63 ton dari total ijin ekspor sebesar
90.000 ton karena PT Pupuk Kujang lebih memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan pupuk yang dilakukan secara serempak di
semua wilayah yang menjadi tanggung jawabnya dan peng-
amanan stok urea untuk menghadapi kebutuhan urea di awal
tahun 2008.
Penjualan dari amonia memiliki penyimpangan favorable
sebesar -25,97 persen dengan selisih Rp 23,75 milyar. Hal ini
disebabkan harga jual amonia lokal sebesar USD 250 di RKAP
2007 realisasinya sebesar USD 281, harga jual amonia ekspor
sebesar USD 250 realisasinya sebesar USD 350.
2. Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan hasil analisis varians HPP pupuk sektor pangan
memiliki penyimpangan favorable sebesar 1,18 persen dengan
selisih Rp 13,056 milyar. Pada HPP pupuk urea sektor non
pangan juga terdapat penyimpangan favorable sebesar 8,03
persen dengan selisih Rp 30,185 milyar. Hal ini disebabkan
pencapaian produksi urea tahun 2007 sesuai dengan SNI sebesar
874.104 ton atau 94,04 persen dari target RKAP 2007 sebesar
929.500 ton dan realisasi biaya produksi yaitu sebesar Rp 1,58
milyar lebih rendah dari pada RKAP 2007 sebesar Rp 1,71
milyar.
Sedangkan pada HPP amonia penyimpangan yang terjadi
adalah penyimpangan unfavorable sebesar -4,44% dengan selisih
50

Rp 2.863.606.000. Hal ini disebabkan tingginya biaya produksi


per ton sebesar Rp 1.588.880 sedangkan yang dianggarkan hanya
sebesar Rp 1.578.662.
3. Biaya Usaha
Penyimpangan yang terjadi pada biaya usaha tahun 2007
merupakan penyimpangan favorable. Pada biaya administrasi dan
umum terjadi penyimpangan sebesar 9,95 persen dengan selisih
Rp 13,06 milyar. Penyimpangan pada biaya pemasaran sebesar
Rp 45,67 milyar dengan persentase 34,71 persen serta pada biaya
bunga sebesar Rp 25,46 milyar dengan persentase 19,38 persen.
Terdapat peningkatan laba usaha tahun 2007 yaitu sebesar
Rp 52,80 milyar atau 21,12 persen dari RKAP 2007 sebesar Rp
249,97 milyar. Naiknya laba usaha tersebut disebabkan turunnya
biaya usaha sebesar Rp 84,19 milyar akibat turunnya biaya
pemasaran Rp 45,67 milyar sehubungan turunnya penjualan
sektor pangan serta turunnya biaya bunga sebesar Rp 25,46
milyar akibat turunnya kurs rata-rata nilai tukar mata uang asing
yaitu USD dan Yen dibanding asumsi RKAP 2007.
4. Pendapatan dan Biaya Lain-lain
Analisis varians pada total pendapatan dan biaya lain-lain
menunjukkan adanya penyimpangan favorable sebesar -50,25
persen dengan selisih Rp 13,628 milyar. Penyimpangan tersebut
terdiri dari penyimpangan favorable pada pendapatan lain-lain
tidak kena pajak yang signifikan yaitu mencapai -60,88 persen
dengan selisih Rp 11,23 milyar. Penyimpangan unfavorable pada
pendapatan lain-lain kena pajak sebesar 33,10 persen dengan
selisih Rp 44,107 milyar.
Tingginya realisasi pendapatan dan biaya lain-lain (net) tahun
2007 dibandingkan RKAP 2007 disebabkan dalam realisasi 2007
terdapat beberapa pendapatan yang melebihi targetnya yaitu :
51

a. Laba dari perusahaan patungan yang mencapai sebesar


Rp 21,09 milyar atau 146,21 persen dari target RKAP 2007
sebesar Rp 14,42 milyar.
b. Keuntungan dari gaji karyawan yang ditempatkan di
perusahaan patungan (net) yang mencapai sebesar Rp 4,19
milyar atau 121,35 persen dari target RKAP 2007 sebesar
Rp 3,45 milyar.
c. Pendapatan bunga deposito yang mencapai sebesar Rp 4,13
milyar atau 131,20 persen dari target RKAP 2007 sebesar
Rp 3,15 milyar.
d. Pendapatan jasa giro bank yang mencapai sebesar Rp 3,69
milyar atau 2.000,88 persen dari target sebesar Rp 184,50
juta.
e. Pendapatan Sewa Rumah & Gedung yang mencapai sebesar
Rp 751,67 juta atau 110,39 persen dari target sebesar
Rp 680,90 juta.
5. Kerugian Akibat Selisih Kurs
Penyimpangan yang terjadi akibat laba dan rugi selisih kurs
menunjukkan penyimpangan unfavorable sebesar Rp 193,198
milyar, karena rugi akibat selisih kurs lebih besar dibandingkan
dengan laba yang diperoleh akibat selisih kurs. Penyebab
utamanya adalah terdapat rugi selisih kurs sebesar Rp 193,198
milyar yang tidak diperhitungkan dalam penyusunan RKAP 2007.
Sehingga, meskipun laba usaha lebih tinggi dari RKAP 2007
namun laba bersih hanya tercapai Rp 113,058 milyar (56,62
persen dari RKAP sebesar Rp 199,668 milyar).
6. Laba Bersih
Laba / rugi tahun 2007 diproyeksikan laba sebesar Rp 199,66
milyar. Lebih tingginya laba tahun 2007 dibandingkan tahun 2006
tersebut didasarkan pada meningkatnya volume penjualan urea
serta diberlakukannya Harga Eceran Tertinggi (HET) baru selama
tahun 2007 termasuk PPN sebesar Rp 1.200.000 per ton.
52

Realisasi laba usaha tahun 2007 mencapai sebesar Rp 302,77


milyar atau 121,12 persen dari RKAP tahun 2007 sebesar Rp
249,97 milyar. Namun melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap
Yen per 31 Desember 2007 yaitu mencapai Rp 78,08/JPY
dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2006 sebesar Rp
75,80/JPY. Hal ini menyebabkan penyimpangan unfavorable
sebesar Rp 193,198 milyar. Sehingga, meskipun laba usaha lebih
tinggi dari RKAP 2007 namun laba bersih hanya tercapai Rp
113,058 milyar (56,62 persen dari RKAP sebesar Rp 199,668
milyar).
4.3.3 Analisis Varians Anggaran Operasionap Tahun 2008
Analisis varians pada anggaran operasional tahun 2008, dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008
RKAP 2008 REALISASI 2008 Varians Persen- U/
Uraian (ribuan Rupiah) (ribuan Rupiah) (ribuan Rupiah) tase (%) F
- Penjualan Pupuk
932.613.603 903.353.365 29.260.238 3,14
Sektor Pangan U
- Pendapatan Subsidi 970.457.572 974.730.001 (4.272.430) -0,44 F
- Penjualan Pupuk
320.735.519 351.284.362 (30.548.842) -9,52
Sektor Non Pangan F
- Penjualan Ammonia 195.677.959 205.274.308 (9.596.349) 4,90 F
Total Penjualan 2.548.480.109 2.571.898.557 (23.418.449) 0,92 F
Jumlah HPP 1.762.978.668 1.722.980.785 39.997.883 2,27 F
Laba / (Rugi) Kotor
756.031.681 833.834.355
Penjualan (117.947.673) -15,60 F
Total biaya usaha 408.769.924 391.526.111 17.243.814 4,22 F
Laba / Rugi Bersih
347.261.757 442.308.244
Usaha (95.046.487) -27,37 F
Pendapatan & Biaya
95.208.680 109.482.799
Lain-lain (14.274.118) -14,99 F
Laba/(Rugi) sebelum
442.470.436 551.801.043
Perubahan Kurs &Pajak (109.330.607) -9,54 F
Kerugian Akibat
Melemahnya Rupiah
(642.105.258) (947.869.952) 305.764.694 -47,62 U
Terhadap Mata Uang
Asing
Laba/(Rugi) sebelum
(199.634.821) (396.078.909) 196.444.089 -98,40
Pajak U
Beban Pajak 0 115.234.251 (115.234.251) F
Laba/(Rugi) Bersih (199.634.822) (280.834.658) 81.199.837 -40,68 U
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2008 (diolah
kembali).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians dapat diketahui
bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi yaitu
penjualan, harga pokok penjualan (HPP), biaya usaha, pendapatan dan
53

biaya lain-lain, kerugian akibat kurs, dan laba bersih. Data Anggaran
Operasional dan Realisasi PT Pupuk Kujang tahun 2008 secara rinci
dapat dilihat pada Lampiran 7.
1. Penjualan
Berdasarkan analisis varians pada penjualan pupuk sektor
pangan menghasilkan penyimpangan unfavorable 3,14 persen
dengan selisih Rp 29,260 milyar. Rendahnya realisasi tonase
penjualan urea pangan pada tahun 2008 disebabkan adanya
perubahan alokasi urea pangan per tanggal 11 November 2008
menjadi sebesar 950.992 ton (Permentan No 56/Permentan/OT.
140/11/2008 dan surat PT Pupuk Sriwidjaja No U-593/O.000.
KU/2008) akibat kebutuhan pupuk sektor pangan nasional
bertambah 200.000 ton menjadi 4.500.000 ton. Sedangkan alokasi
urea pangan untuk PT Pupuk Kujang sebelumnya sebesar 905.899
ton (Permentan No.76/ Permentan/ OT.140/12/ 2007).
Bertambah-nya alokasi tersebut tidak diikuti dengan kemampuan
penyerapan pupuk oleh petani di lapangan, sehingga tersimpan
sebagai persediaan urea pangan.
Pada pendapatan subsidi memiliki penyimpangan favorable
-0,44 persen dengan selisih Rp 4,272 milyar. Hal ini disebabkan
lebih tingginya cost per ton lini II sebesar Rp 591.111 per ton
atau 22,91 persen dari RKAP 2008 sebesar Rp 2.580.477 per ton.
Pada penjualan pupuk sektor non pangan penyimpangan yang
terjadi adalah penyimpangan favorable sebesar -9,52 persen
dengan selisih Rp 30,549 milyar. Hal ini diperoleh karena baik
kuantum maupun harga jual tahun 2008 lebih tinggi dibanding
tahun 2007. Harga jual urea industri mengalami kenaikan dari Rp
2.100.000 per ton menjadi Rp 3.000.000 per ton 1 April 2008,
kenaikan harga jual ke-2 yaitu menjadi Rp 5.000.000 per ton 12
Juli 2008 dan kenaikan harga jual ke-3 yaitu Rp 5.000.000
menjadi Rp 7.000.000 per ton 7 September 2008.
54

Analisis varians pada penjualan amonia juga menunjukkan


penyimpangan favorable sebesar 4,90 persen dengan selisih
Rp 9,596 milyar. Penjualan amonia lebih tinggi dibandingkan
dengan RKAP 2008 karena tingginya kuantum penjualan
amoniak dan tingginya harga jual amoniak, untuk wilayah Jabar
sebesar USD 653 per ton sedangkan untuk wilayah Jawa Timur
antara USD 492-508 per ton dan PT MNK sebesar 423 per ton.
2. Harga Pokok Penjualan
Analisis varians yang dilakukan pada harga pokok penjualan
pupuk sektor pangan menunjukkan penyimpangan favorable
sebesar 4,59 persen dengan selisih Rp 66,038 milyar. Pada HPP
pupuk sektor non pangan terdapat penyimpangan unfavorable
sebesar -2,94 persen Rp 4,276 milyar dan penyimpangan
favorable terjadi pada HPP amonia sebesar 1,11 persen dengan
selisih Rp 884,103 milyar. Secara total Harga Pokok Penjualan
tahun 2008 memiliki penyimpangan favorable sebesar -2,27
persen dengan selisih Rp 39,999 milyar. Hal tersebut antara lain
disebabkan tingginya realisasi produksi (1.045.228 ton) atau
104,59 persen dari RKAP 2008 sebesar 999.351 ton. Lebih
rendahnya HPP amonia juga disebabkan tingginya realisasi
produksi sebesar 653.475 ton atau 102,69 persen dari RKAP 2008
sebesar 636.331 ton, sehingga biaya produksi per ton juga lebih
rendah.
3. Biaya Usaha
Berdasarkan analisis varians menunjukkan adanya penyim-
pangan favorable pada biaya administrasi dan umum juga biaya
pemasaran. Pada biaya administrasi dan umum sebesar 2,32
persen dengan selisih Rp 3,603 milyar dan pada biaya pemasaran
sebesar 10,04 persen dengan selisih 14,712 milyar. Sedangkan
penyim-pangan unfavorable terjadi pada biaya bunga sebesar
-1,00 persen dengan selisih Rp 1.072 milyar.
55

Lebih rendahnya biaya usaha dibandingkan dengan RKAP


disebabkan tonase penjualan urea pangan hanya tercapai sebesar
96,85 persen dari RKAP 2008, sehingga menyebabkan biaya
pemasaran lebih rendah sebesar Rp 14,51 milyar atau 9,09 persen
jika dibandingkan dengan RKAP 2008 sebesar Rp 146,56 milyar.
Sedangkan kenaikan pada biaya bunga terjadi karena
kenaikan nilai tukar JPY rata-rata tahun 2007 sebesar
Rp 78,08/JPY menjadi rata-rata sebesar Rp 95,59/JPY pada tahun
2008, sehingga menaikkan biaya bunga sebesar Rp 2,33 milyar.
4. Pendapatan dan Biaya Lain-lain
Analisis varians pada pendapatan lain-lain tidak kena pajak
menunjukkan penyimpangan favorable sebesar -40,74 persen
dengan selisih Rp 22,25 milyar. Penyimpangan favorable juga
terdapat pada pendapatan lain-lain kena pajak sebesar -9,95
persen dengan selisih Rp 18,55 milyar. Sedangkan penyimpangan
unfavorable terjadi pada biaya lain-lain sebesar -18,18 persen
dengan selisih Rp 26,53 milyar.
Secara keseluruhan penyimpangan pendapatan & biaya lain-
lain (net) tahun 2008 menunjukkan penyimpangan favorable
sebesar -14,99 persen dengan selisih Rp 14,274 milyar. Hal ini
disebabkan karena :
a. Tingginya pendapatan bunga dan jasa giro yang mencapai
Rp 31,72 milyar.
b. Tingginya pendapatan sewa dan diklat (net) yang mencapai
Rp 1,20 milyar.
c. Tingginya pendapatan karyawan yang ditempatkan di
Perusahaan Patungan (net) sebesar Rp 3,87 milyar.
d. Tingginya pendapatan lain-lain di luar usaha yang mencapai
sebesar Rp 3,36 milyar.
5. Keuntungan / Kerugian akibat selisih kurs
Pada tahun 2008 terdapat kerugian akibat selisih kurs sebesar
Rp 947,87 milyar sedangkan pada RKAP hanya dianggarkan
56

Rp 642,105 milyar sehingga terdapat penyimpangan unfavorable


sebesar -47,62 persen dengan selisih Rp 305,765 milyar. Hal
tersebut disebabkan tingginya realisasi kurs JPY per 31 Desember
2008 sebesar Rp 121,23/JPY lebih tinggi dibandingkan asumsi
RKAP 2008 sebesar 114/JPY.
6. Laba Bersih
Turunnya proyeksi laba bersih RKAP 2008 yang rugi sebesar
Rp 199,64 milyar dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun
2007 yang laba sebesar Rp 69,13 milyar disebabkan antara lain
oleh :
a. Meningkatnya Harga Pokok Penjualan Urea dari Rp 1,435
trilyun dalam Realisasi 2007 menjadi Rp 1,583 trilyun dalam
RKAP 2008 atau naik sebesar 7,77 persen. Hal ini
diakibatkan karena tingginya cost per ton urea lini II, dalam
RKAP 2008 yang sebesar Rp 1.0807.253/ton atau 111,01
persen dari realisasi 2007 yang hanya sebesar Rp
1.714.326/ton.
b. Rugi selisih kurs pada RKAP 2008 sebesar Rp 642,10 milyar
atau 332,36 persen dari realisasi tahun 2007 sebesar Rp
193,19 milyar.
Pada kenyataannya pada tahun 2008 rugi akibat selisih kurs
mencapai Rp 947,87 milyar atau meningkat sebesar Rp 305,76
milyar dari yang dianggarkan, sehingga PT Pupuk Kujang
mengalami kerugian sebesar Rp 280,83 milyar. Hal ini
disebabkan adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008
yang berdampak pada menguatnya USD dan JPY terhadap mata
uang Rupiah yang nilainya mencapai Rp 11.000/USD dan Yen
Jepang mencapai Rp 121/JPY.
4.4. Analisis Penyimpangan Menggunakan One Sample t-test
Selanjutnya dalam menilai peranan dari anggaran operasional PT Pupuk
Kujang dalam kinerja perusahaan dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk
mengukur apakah penyimpangan anggaran terhadap realisasinya masih
57

dalam batas pengendalian. Pada penelitian kali ini dilakukan one sample t-
test untuk menguji hipotesis pada penyimpangan yang terjadi antara
anggaran operasional PT Pupuk Kujang dengan realisasinya. One sample t-
test menggunakan data anggaran dan data realisasi dana operasional dalam
laporan laba rugi tahun 2006, 2007 dan 2008. Tampilan perhitungan analisis
one-sample t-test menggunakan program computer visual basic dapat dilihat
pada Lampiran 23.
A. Hasil Uji t penyimpangan anggaran operasional tahun 2006
1. Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
penjualan diperoleh thitung -1,27 dan ttabel 2,132 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 4. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel
dan maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada penjualan
pupuk urea sektor pangan dan non pangan menunjukkan
penyimpangan favorable, hanya pada penjualan amonia saja yang
terdapat penyimpangan unfavorable sebesar -1,02 persen. Sehingga
dapat dikatakan penyimpangan yang terjadi masih dalam batas
pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 7.
2. Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
harga pokok penjualan didapat thitung 0,83 dan ttabel -2,920 dengan
taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat
kebebasan (df) 2. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih
tinggi dari ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang
terjadi pada anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian
perusahaan. Hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada
harga pokok penjualan pupuk urea sektor pangan dan non pangan,
maupun harga pokok penjualan amonia menunjukkan
58

penyimpangan favorable. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa


penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian
manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 8.
3. Biaya Usaha
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya
usaha didapat thitung 0,83 dan ttabel -1,812 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil
yang diperoleh menunjukkan thitung lebih tinggi dari ttabel maka H0
diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini
terlihat dari lebih redahnya tingkat biaya administrasi dan umum,
biaya pemasaran, dan biaya bunga, sehingga penyimpangan yang
terjadi adalah penyimpangan favorable. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa penyimpangan yang terjadi masih dalam batas
pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 8.
4. Pendapatan Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan
pendapatan lain-lain didapat thitung -1,60 dan ttabel 1,771 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 13. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari
ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Penyimpangan yang terjadi pada total pendapatan lain-lain
merupakan penyimpangan unfavorable sebesar -4,26 persen,
namun nilai tersebut masih dianggap dalam batas pengendalian
manajemen karena penyimpangan masih berada di bawah 10
persen. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 8.
5. Biaya Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya lain-
lain didapat thitung -1,25 dan ttabel -1,833 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 9. Hasil
59

yang diperoleh menunjukkan thitung lebih tinggi dari ttabel maka H0


diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini
terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada total biaya lain-lain
adalah penyimpangan favorable. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 8.
6. Laba Bersih
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan laba bersih
didapat thitung -2,18 dan ttabel 2,353 dengan taraf signifikan (α) yang
digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 3. Hasil yang
diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima,
artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran laba bersih
masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini terlihat dari
lebih tingginya laba bersih yang dicapai pada tahun 2006 yaitu
mencapai Rp 435,51 milyar dari target RKAP yang
memproyeksikan tahun 2006 PT Pupuk Kujang mengalami
kerugian sebesar Rp 321,59 milyar. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa selisih atau penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat
dilihat pada Lampiran 8.
B. Hasil Uji t penyimpangan anggaran operasional tahun 2007
1. Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
penjualan diperoleh thitung -1,44 dan ttabel 1,943 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 6. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel
dan maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Penyimpangan yang terjadi pada total penjualan pupuk dan non
pupuk merupakan penyimpangan unfavorable sebesar -3,28 persen.
Namun penyimpangan tersebut masih berada di bawah 10 persen
sehingga dapat dikatakan penyimpangan yang terjadi masih dalam
60

batas pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada


Lampiran 9.
2. Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
harga pokok penjualan didapat thitung 3,21dan ttabel -2,920 dengan
taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat
kebebasan (df) 2. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih
tinggi dari ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang
terjadi pada anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian
perusahaan. Hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada
harga pokok penjualan pupuk urea sektor pangan dan non pangan
menunjukkan penyimpangan favorable sedangkan pada harga
pokok penjualan amonia menunjukkan penyimpangan unfavorable
sebesar -4,44 persen. Oleh karena penyimpangan unfavorable
masih dibawah batas toleransi, maka dapat dikatakan bahwa
penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian
manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10.
3. Biaya Usaha
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya
usaha didapat thitung 0,14 dan ttabel -1,812 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil
yang diperoleh menunjukkan thitung lebih tinggi dari ttabel maka H0
diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini
terlihat dari lebih redahnya tingkat biaya administrasi dan umum,
biaya pemasaran, dan biaya bunga, sehingga penyimpangan yang
terjadi adalah penyimpangan favorable. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa penyimpangan yang terjadi masih dalam batas
pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 10.
61

4. Pendapatan Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan
pendapatan lain-lain didapat thitung -1,12 dan ttabel 1,771 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 13. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari
ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Penyimpangan yang terjadi pada pendapatan lain-lain merupakan
penyimpangan favorable dan unfavorable. Pada pendapatan lain-
lain tidak kena pajak terdapat penyimpangan favorable sebesar
60,88 persen dan pada pendapatan tidak kena pajak terdapat
penyimpangan unfavorable sebesar -33,10 persen. Persentase
penyimpangan favorable masih terlihat lebih tinggi dibandingkan
penyimpangan unfavorable, sehingga penyimpangan yang terjadi
dinilai masih berada dalam batas pengendalian. Hasil pengujian
dapat dilihat pada Lampiran 9.
5. Biaya Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya lain-
lain didapat thitung -0,35 dan ttabel -1,833 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 9. Hasil
yang diperoleh menunjukkan thitung lebih tinggi dari ttabel maka H0
diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini
terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada total biaya lain-lain
adalah penyimpangan favorable. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian
manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10.
6. Laba Bersih
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan laba bersih
didapat thitung 0,684 dan ttabel 2,353 dengan taraf signifikan (α) yang
digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 3. Hasil yang
diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima,
62

artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran laba bersih


masih dalam batas pengendalian perusahaan. Laba bersih pada
tahun 2007 mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni
sebesar -43,38 persen dengan selisih Rp 113,058 milyar dari target
laba bersih pada RKAP 2007 sebesar Rp 199,67 milyar. Namun,
apabila dilihat dari perolehan laba usaha, realisasi laba usaha tahun
2007 mencapai sebesar Rp 302,77 milyar atau 121,12 persen dari
RKAP tahun 2007 sebesar Rp 249,97 milyar. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa selisih atau penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat
dilihat pada Lampiran 9.
C. Hasil Uji t penyimpangan anggaran operasional tahun 2008
1. Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
penjualan diperoleh thitung -3,09 dan ttabel 2,132 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 4. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel
dan maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada penjualan
pupuk non pangan dan amonia serta pendapatan subsidi
menunjukkan penyimpangan favorable, hanya pada penjualan
pupuk sektor pangan saja yang terdapat penyimpangan unfavorable
sebesar -2,61 persen. Sehingga dapat dikatakan penyimpangan
yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil
pengujian dapat dilihat pada Lampiran 11.
2. Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan anggaran
harga pokok penjualan didapat thitung 5,01 dan ttabel -2,920 dengan
taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat
kebebasan (df) 2. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih
besar dari ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang
63

terjadi pada anggaran penjualan masih dalam batas pengendalian


perusahaan. Hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada
harga pokok penjualan pupuk urea sektor pangan dan amonia
menunjukkan penyimpangan favorable sedangkan pada harga
pokok penjualan pupuk urea sektor pangan hanya menunjukkan
penyimpangan unfavorable sebesar -3,08 persen (kurang dari batas
toleransi). Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 12.
3. Biaya Usaha
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya
usaha didapat thitung 4,22 dan ttabel -2,920 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 2. Hasil
yang diperoleh menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel maka H0
diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
penjualan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hal ini
terlihat dari lebih rendahnya tingkat biaya administrasi dan umum
juga biaya pemasaran sehingga penyimpangan yang terjadi adalah
penyimpangan favorable. Sedangkan pada biaya bunga terdapat
penyimpangan unfavorable sebesar -1,00 persen. Oleh karena
penyimpangan unfavorable yang terjadi tidak signifikan, maka
dapat dikatakan bahwa penyimpangan yang terjadi masih dalam
batas pengendalian manajemen. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 12.
4. Pendapatan Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan
pendapatan lain-lain didapat thitung -3,05 dan ttabel 1,771 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 13. Hasil yang diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari
ttabel maka H0 diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada
anggaran pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan.
Hal ini terlihat dari lebih tingginya mayoritas pendapatan lain-lain
dibandingkan dengan target RKAP 2008, hanya pendapatan dari
industry peralatan pabrik, penjualan gas CO, dan pendapatan gaji
64

karyawan yang ditempatkan di perusahaan patungan yang memiliki


penyimpangan unfavorable. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Lampiran 11.
5. Biaya Lain-lain
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan biaya lain-
lain didapat thitung 0,13 dan ttabel -1,833 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 9. Hasil
yang diperoleh menunjukkan thitung lebih tinggi dari ttabel maka H0
diterima, artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran
pendapatan masih dalam batas pengendalian perusahaan. Hasil
pengujian dapat dilihat pada Lampiran 13.
6. Laba Bersih
Berdasarkan hasil one sample t-test pada penyimpangan laba bersih
didapat thitung -0,08 dan ttabel 2,353 dengan taraf signifikan (α) yang
digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 3. Hasil yang
diperoleh menunjukkan thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima,
artinya penyimpangan yang terjadi pada anggaran laba bersih
masih dalam batas pengendalian perusahaan. Pada tahun 2008 PT
Pupuk Kujang memang diproyeksikan akan mengalami kerugian
akibat terkena dampak dari krisis global. Ternyata kerugian PT
Pupuk Kujang pada tahun 2008 lebih tinggi yakni mencapai 116,58
persen dengan selisih Rp 81,20 dari kerugian yang diproyeksikan
pada RKAP 2008 sebesar Rp 199,67. Namun, apabila dilihat dari
perolehan laba usaha, realisasi laba usaha tahun 2008 mencapai
sebesar Rp 551,80 milyar atau meningkat 9,54 persen dari RKAP
2008. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 13.
4.5. Peramalan Penjualan
Anggaran penjualan sangat penting bagi manajemen untuk membuat
anggaran biaya, anggaran laba dan anggaran investasi. Perubahan volume
penjualan yang sangat signifikan akan mempengaruhi investasi pada modal
kerja dan aktiva tetap. Kegunaan anggaran penjualan yang lain adalah
sebagai acuan untuk membuat anggaran biaya seluruh perusahaan, anggaran
65

laba yang meliputi laba kotor, laba operasi dan laba bersih (earning after
tax), dan anggaran investasi (Prawironegoro, 2008). Pada penelitian kali ini
dilakukan analisis tren dengan metode kuantitatif pada data penjualan (ton)
dan nilai penjualan (Rp) pada produk utama PT Pupuk Kujang yaitu pupuk
urea dan ammonia serta produk secara total. Data historis yang digunakan
adalah tahun 1999 sampai dengan 2008. Bentuk persamaan yang dihasilkan
merupakan hubungan antara variabel dependen (Yt) yang berupa unit
penjualan (ton) atau nilai penjualan (Rp) dan variabel independen (t) yang
berupa deret waktu (tahun). Tampilan perhitungan analisis tren
menggunakan program computer visual basic dapat dilihat pada Lampiran
24.
1. Peramalan Unit Penjualan (ton)
Berikut adalah data hasil penjualan PT Pupuk Kujang tahun 1999
sampai tahun 2008:
a. Unit Penjualan Urea
Data penjualan urea (ton) tahun 1999 sampai 2008 dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Unit Penjualan Urea Tahun 1999 - 2008
n Tahun Penjualan Urea (Ton)
1 1999 544.431,21
2 2000 591.045,22
3 2001 541.246,85
4 2002 724.859,90
5 2003 580.475,31
6 2004 537.165,27
7 2005 534.731,17
8 2006 669.776,51
9 2007 984.478,65
10 2008 1.021.363,06
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
1. Identifikasi Model
Tahap awal yang dilakukan untuk menduga model yang
sesuai dengan data historis yang tersedia adalah dengan
mengidentifikasi model data tersebut. Berdasarkan data historis
66

tersebut didapat bentuk time series plot seperti pada Gambar 6


berikut :
T im e S e r ie s P lo t o f s a le s ( Y )

1000000

900000

s a le s ( Y )
800000

700000

600000

500000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
In d e x

Gambar 6. Time series plot penjualan urea


Berdasarkan time series plot tersebut, data penjualan urea
terlihat membentuk kurva kuadratik atau eksponensial. Oleh
karena itu, analisis yang digunakan untuk meramalkan penjualan
urea adalah analisis tren bukan garis lurus (linier) yaitu metode
tren kuadratik dan metode tren eksponensial.
2. Memilih Metode yang Paling Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan dari kedua
masing-masing metode, maka dapat disimpulkan bahwa metode
peramalan yang paling sesuai untuk meramalkan penjualan urea
PT Pupuk Kujang adalah metode tren kuadratik karena memiliki
kesalahan peramalan yang lebih rendah. Hasil analisis dengan
metode tren kuadratik pada data penjualan urea tahun 1999
sampai 2008 dengan peramalan untuk tahun 2009 sampai 2013
dapat dilihat pada Gambar 7 berikut :
T r e n d A n a ly s is P lo t fo r s a le s ( Y )
Q u a d r a tic T r e n d M o d e l
Y t = 6 9 4 2 3 3 - 8 5 6 8 0 * t + 1 1 6 8 7 * t* * 2
V a r ia b le
2000000 A c tu a l
F it s
1750000 F o r e c a s ts

A c c u ra c y M e a su re s
1500000 M A P E 11
s a le s ( Y )

M A D 72022
M S D 8399003788
1250000

1000000

750000

500000

99 00 01 02 03 04 05 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 20 20 20 20 20 20 20 2 2 2 2 2 2 2
Y e a r

Gambar 7. Quadratic trend model untuk penjualan urea


67

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14. Sehingga


model matematis untuk peramalan penjualan urea adalah Yt =
694.233 – 85.680*t + 11.687*t2.
Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil
penjualan urea untuk masa yang akan datang. Tabel 6 adalah
hasil peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 6. Peramalan Penjualan Urea Tahun 2009 - 2013
Tahun Forecast (Ton)
2009 1.165.924
2010 1.349.053
2011 1.555.557
2012 1.785.435
2013 2.038.688

b. Unit Penjualan Amonia


Data penjualan amonia (ton) tahun 1999 sampai 2008 dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Unit Penjualan Amonia Tahun 1999 - 2008
n Tahun Penjualan Amonia (Ton)
1 1999 37.653,24
2 2000 46.870,01
3 2001 50.868,73
4 2002 44.833,79
5 2003 47.055,80
6 2004 44.042,39
7 2005 40.926,44
8 2006 43.697,39
9 2007 44.429,33
10 2008 47.927,92
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
1. Identifikasi Model
Berdasarkan data historis tersebut didapat bentuk time
series plot yang dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan time
series plot tersebut, data penjualan amonia terlihat membentuk
kurva linier. Oleh karena itu, analisis yang digunakan untuk
meramalkan penjualan amonia adalah analisis tren garis lurus
(linier) yaitu metode kuadrat terkecil.
68

T ime S e r ie s P lot of s a le s a mmonia ( Y )


52000

50000

48000

sales ammonia (Y)


46000

44000

42000

40000

38000

36000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ind e x

Gambar 8. Times series plot penjualan amonia


2. Metode Kuadrat Terkecil
Hasil analisis dengan metode kuadrat terkecil pada data
penjualan amonia tahun 1999 sampai 2008 dengan peramalan
untuk tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Gambar 9
berikut :

Trend Analysis Plot for sales ammonia (Y )


Linear T rend Model
Yt = 44004 + 150* t
52000 Variab le
A ctu al
50000 F its
F o recasts
48000
sales ammonia (Y)

A ccu racy M easu res


46000 MA PE 6
MA D 2786
44000 MSD 12212351

42000

40000

38000

36000
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 11 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Y ear

Gambar 9. Linear model trend untuk penjualan amonia


Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode kuadrat terkecil,
maka diperoleh model matematis untuk peramalan penjualan
amonia adalah Yt = 44.004 + 150*t.
69

Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil


penjualan amonia untuk masa yang akan datang. Tabel 8
adalah hasil peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 8. Peramalan Penjualan Amonia Tahun 2009 - 2013
Tahun Forecast (Ton)
2009 45.657,0
2010 45.807,3
2011 45.957,6
2012 46.107,8
2013 46.258,1

c. Penjualan Total
Data penjualan total (ton) tahun 1999 sampai 2008 dapat
dilihat pada Tabel 9 berikut :
Tabel 9. Unit Penjualan Total Tahun 1999 - 2008
n Tahun Penjualan Total (Ton)
1 1999 582.084,45
2 2000 637.915,23
3 2001 592.115,58
4 2002 769.693,69
5 2003 627.531,11
6 2004 581.207,66
7 2005 575.657,61
8 2006 713.473,90
9 2007 1.028.907,98
10 2008 1.069.290,98
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
1. Identifikasi Model
Berdasarkan data historis tersebut didapat bentuk time series
plot seperti terlihat pada Gambar 10. Berdasarkan time series
plot tersebut, data penjualan total terlihat membentuk kurva
kuadratik atau eksponensial. Oleh karena itu, analisis yang
digunakan untuk meramalkan penjualan total adalah analisis
tren bukan garis lurus (linear) yaitu metode tren kuadratik dan
metode tren eksponensial.
70

T ime S e r ie s P lot of s a le s ( Y )
1100000

1000000

900000

sales (Y)
800000

700000

600000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ind e x

Gambar 10. Times series plot penjualan total


2. Memilih Metode yang Paling Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan dari kedua
masing-masing metode, maka dapat disimpulkan bahwa
metode peramalan yang paling sesuai untuk meramalkan
penjualan total PT Pupuk Kujang adalah metode tren kuadratik
karena memiliki kesalahan peramalan yang lebih rendah. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15. Sehingga model
matematis untuk peramalan penjualan urea adalah : Yt =
736.557 – 84.690*t + 11.611*t2.
Hasil analisis dengan metode tren kuadratik pada data
penjualan total tahun 1999 sampai 2008 dengan peramalan
untuk tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Gambar 11
berikut :
Tr e nd A na ly s is P lot for s a le s (Y )
Q u a d r a tic T r e n d M o d e l
Y t = 7 3 6 5 5 7 - 8 4 6 9 0 * t + 1 1 6 1 1 * t* * 2
2250000 V a r ia b le
A c tu a l
2000000 F its
F o r e c a sts
1750000 A c c u r a c y M e a su r e s
MA PE 11
sales (Y )

1500000 MAD 74457


MSD 8670588155
1250000

1000000

750000

500000
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Gambar 11. Quadratic trend model untuk penjualan total


71

Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil


penjualan total untuk masa yang akan datang. Tabel 10 adalah
hasil peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 10. Peramalan Penjualan Total Tahun 2009 - 2013
Tahun Forecast (Ton)
2009 1.209.902
2010 1.392.265
2011 1.597.850
2012 1.826.657
2013 2.078.686

2. Peramalan Nilai Penjualan (Rp)


Berikut adalah data nilai penjualan PT Pupuk Kujang tahun 1999
sampai tahun 2008:
a. Nilai Penjualan Urea
Data nilai penjualan urea (Rp) tahun 1999 sampai 2008 dapat
dilihat pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Nilai Penjualan Urea Tahun 1999 – 2008
N Tahun Penjualan Urea (ribuan Rupiah)
1 1999 418.563.719
2 2000 482.713.188
3 2001 482.987.812
4 2002 485.534.842
5 2003 538.811.118
6 2004 490.136.635
7 2005 531.045.282
8 2006 724.911.550
9 2007 1.240.625.193
10 2008 1.254.637.365
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)

1. Identifikasi Model
Berdasarkan data historis tersebut didapat bentuk time
series plot pada Gambar 12. Berdasarkan time series plot
tersebut, data nilai penjualan urea terlihat membentuk kurva
kuadratik atau eksponensial. Oleh karena itu, analisis yang
digunakan untuk meramalkan penjualan urea adalah analisis
72

tren bukan garis lurus (linier) yaitu metode tren kuadratik dan
metode tren eksponensial.
T im e S e r ie s P lo t o f n ila i p e n j u r e a (Y )
1 ,3 0 0 0 E +1 2

1 ,2 0 0 0 E +1 2

1 ,1 0 0 0 E +1 2

nila i p e nj ur e a (Y )
1 ,0 0 0 0 E +1 2

9 ,0 0 0 0 E +1 1

8 ,0 0 0 0 E +1 1

7 ,0 0 0 0 E +1 1

6 ,0 0 0 0 E +1 1

5 ,0 0 0 0 E +1 1

4 ,0 0 0 0 E +1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
In d e x

Gambar 12. Times series plot nilai penjualan urea


2. Memilih Metode yang Paling Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan dari kedua
masing-masing metode, maka dapat disimpulkan bahwa
metode peramalan yang paling sesuai untuk meramalkan
penjualan urea PT Pupuk Kujang adalah metode tren kuadratik
karena memiliki kesalahan peramalan yang lebih rendah. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 16. Sehingga model
matematis untuk peramalan penjualan urea adalah Yt =
620.116.967.867 – 127.397.507.267*t + 19.365.350.455*t2.
Hasil analisis dengan metode tren kuadratik pada nilai
penjualan urea tahun 1999 sampai 2008 dengan peramalan
untuk tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Gambar 13
berikut :
T r e n d A n a ly s is P lo t fo r n ila i p e n j u r e a (Y )
Q u a d r a tic T r e n d M o d e l
Y t = 6 2 0 1 1 6 9 6 7 8 6 7 - 1 2 7 3 9 7 5 0 7 2 6 7 * t + 1 9 3 6 5 3 5 0 4 5 5 * t* * 2
V a r ia b le
3 ,0 0 0 0 E + 1 2 A c tu a l
F it s
F o r e c a s ts
2 ,5 0 0 0 E + 1 2
n ila i p e n j u r e a ( Y )

A ccu rac y M e a su r e s
M A PE 1 ,4 6 4 5 4 E + 0 1
2 ,0 0 0 0 E + 1 2 M A D 8 ,9 1 8 1 5 E + 1 0
M SD 1 ,0 3 5 2 9 E + 2 2

1 ,5 0 0 0 E + 1 2

1 ,0 0 0 0 E + 1 2

5 ,0 0 0 0 E + 1 1

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Y ear

Gambar 13. Quadratic trend model untuk nilai penjualan urea


73

Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil penjualan


urea untuk masa yang akan datang. Tabel 12 adalah hasil
peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 12. Peramalan Nilai Penjualan Urea Tahun 2009 - 2013
Tahun Forecast (Rp)
2009 1.561.951.792.933
2010 1.879.957.346.121
2011 2.236.693.600.218
2012 2.632.160.555.224
2013 3.066.358.211.139

b. Nilai Penjualan Amonia


Data nilai penjualan amonia (Rp) tahun 1999 sampai 2008
dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :
Tabel 13. Nilai Penjualan Amonia Tahun 1999 - 2008
n Tahun Penjualan Amonia (ribuan Rupiah)
1 1999 34.058.320
2 2000 53.452.670
3 2001 78.125.787
4 2002 66.788.544
5 2003 66.538.871
6 2004 87.175.523
7 2005 124.877.795
8 2006 122.020.945
9 2007 115.191.492
10 2008 205.274.000
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
1. Identifikasi Model
Berdasarkan data historis tersebut didapat bentuk time
series plot seperti pada Gambar 14. Berdasarkan time series
plot tersebut, data nilai penjualan urea terlihat membentuk
kurva kuadratik atau eksponensial. Oleh karena itu, analisis
yang digunakan untuk meramalkan penjualan urea adalah
analisis tren bukan garis lurus (linier) yaitu metode tren
kuadratik dan metode tren eksponensial.
74

T im e S e r ie s P lo t o f n ila i p e n j a m m o n ia (Y )

2 ,0 0 0 0 E +1 1

n ila i p e n j a mmo n ia (Y )
1 ,5 0 0 0 E +1 1

1 ,0 0 0 0 E +1 1

5 ,0 0 0 0 E +1 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
In d e x

Gambar 14. Times series plot penjualan amonia


2. Memilih Metode yang Paling Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan dari kedua
masing-masing metode, maka dapat disimpulkan bahwa
metode peramalan yang paling sesuai untuk meramalkan
penjualan urea PT Pupuk Kujang adalah metode tren kuadratik
karena memiliki kesalahan peramalan yang lebih rendah. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17. Sehingga model
matematis untuk peramalan penjualan urea adalah Yt =
35.857.710.155 * (1.1701t)
Hasil analisis dengan metode tren eksponensial pada nilai
penjualan amonia tahun 1999 sampai 2008 dengan peramalan
untuk tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Gambar 15
berikut :
Tr e nd Analy s is P lot for nilai pe nj ammonia (Y )
Grow th C urve M odel
Yt = 35857710155 * (1,1701* * t)
4,0000E+11 Var iab le
A c tu al
F its
F o r ec asts
nilai penj ammonia (Y)

3,0000E+11
A c c u r ac y M easu r es
MA PE 1,43185E +01
MA D 1,36499E +10
2,0000E+11 MSD 3,10434E +20

1,0000E+11

0
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Gambar 15. Growth curve model nilai penjualan ammonia


75

Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil


penjualan urea untuk masa yang akan datang. Tabel 14 adalah
hasil peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 14. Peramalan Nilai Penjualan Amonia Tahun 2009
- 2013
Tahun Forecast (Rp)
2009 201.829.218.017
2010 236.157.832.635
2011 276.325.313.367
2012 323.324.777.989
2013 378.318.261.139

c. Nilai Penjualan Total (Rp)


Data penjualan urea (ton) tahun 1999 sampai 2008 dapat
dilihat pada Tabel 15 berikut :
Tabel 15. Nilai Penjualan Total Tahun 1999 - 2008
n Tahun Penjualan Total (ribuan Rupiah)
1 1999 452.622.039
2 2000 536.165.858
3 2001 561.113.599
4 2002 552.323.386
5 2003 605.349.989
6 2004 577.312.158
7 2005 655.923.077
8 2006 846.932.495
9 2007 1.355.816.685
10 2008 1.459.911.365
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
1. Identifikasi Model
Berdasarkan data historis tersebut didapat bentuk time
series plot seperti pada Gambar 16. Berdasarkan time series
plot tersebut, data nilai penjualan total terlihat membentuk
kurva kuadratik atau eksponensial. Oleh karena itu, analisis
yang digunakan untuk meramalkan penjualan urea adalah
analisis tren bukan garis lurus (linier) yaitu metode tren
kuadratik dan metode tren eksponensial.
76

T i m e S e r i e s P l o t o f n i l a i to t p e n j ( Y )
1 ,5 0 0 0 E +1 2

1 ,2 5 0 0 E +1 2

nilai tot penj (Y)


1 ,0 0 0 0 E +1 2

7 ,5 0 0 0 E +1 1

5 ,0 0 0 0 E +1 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
In d e x

Gambar 16. Time series plot nilai penjualan total


2. Memilih Metode yang Paling Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan dari kedua
masing-masing metode, maka dapat disimpulkan bahwa
metode peramalan yang paling sesuai untuk meramalkan
penjualan total PT Pupuk Kujang adalah metode tren kuadratik
karena memiliki kesalahan peramalan yang lebih rendah. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18. Sehingga model
matematis untuk peramalan penjualan urea adalah Yt =
667.824.170.183 – 128.897.807.261*t + 20.817.164.542*t2.
Hasil analisis dengan metode tren kuadratik pada nilai
penjualan total tahun 1999 sampai 2008 dengan peramalan
untuk tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Gambar 17
berikut :
T r e n d A n a l y s i s P l o t f o r n i l a i to t p e n j ( Y )
Q u a d r a tic T r e n d M o d e l
Y t = 6 6 7 8 2 4 1 7 0 1 8 3 - 1 2 8 8 9 7 8 0 7 2 6 1 * t + 2 0 8 1 7 1 6 4 5 4 2 * t* * 2
3 ,5 0 0 0 E +1 2 V a r ia b le
A c tu a l
F its
3 ,0 0 0 0 E +1 2
F o r e c a sts
nilai tot penj (Y )

A c c u r a c y M e a su r e s
2 ,5 0 0 0 E +1 2
MA PE 1,28161E + 01
MAD 8,51962E + 10
2 ,0 0 0 0 E +1 2 MSD 9,25080E + 21

1 ,5 0 0 0 E +1 2

1 ,0 0 0 0 E +1 2

5 ,0 0 0 0 E +1 1

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Gambar 17. Quadratic trend model nilai penjualan total


77

Model matematis tersebut dapat meramalkan hasil


penjualan urea untuk masa yang akan datang. Tabel 16 adalah
hasil peramalan sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 16. Peramalan Nilai Penjualan Total Tahun 2009 -
2013
Tahun Forecast (Rp)
2009 1.768.825.199.850
2010 2.118.722.177.047
2011 2.510.253.483.327
2012 2.943.419.118.691
2013 3.418.219.083.138

4.6. Peramalan Harga Pokok Penjualan, Biaya Pemasaran dan Biaya


Administrasi

4.6.1 Peramalan Harga Pokok Penjualan


Harga Pokok Penjualan dapat diprediksi berdasar data historis,
dimana variabel penentunya atau variabel bebasnya (X) adalah unit
sales, dan Y adalah Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP
diklasifikasikan menjadi biaya variabel dan tetap dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least squares). Klasifikasi
HPP dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :
Tabel 17. Klasifikasi Harga Pokok Penjualan
Penjualan Harga Pokok Penjualan
n Tahun
(Ton) (jutaan Rupiah)
1 1999 582.084,45 388.433
2 2000 637.915,23 440.553
3 2001 592.115,58 402.607
4 2002 769.693,69 373.485
5 2003 627.531,11 490.558
6 2004 581.207,66 490.473
7 2005 575.657,61 577.362
8 2006 713.473,90 861.847
9 2007 1.028.907,98 1.503.056
10 2008 1.069.290,98 1.600.808
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
78

Berdasarkan perhitungan menggunakan minitab diperoleh


persamaan untuk HPP (Y) dan unit penjualan (X) adalah sebagai
berikut:
Y = -937.000.000.000 + 2.298.921 X
S = 194074055928 R-Sq = 84,5% R-Sq(adj) = 82,6%
Berdasarkan perhitungan di atas korelasi (r) antara aktivitas penjualan
dengan HPP adalah sebesar 0,893 hasil dari akar r2= 0,919. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
Hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keeratan
hubungan antara HPP (Y) dengan unit penjualan (X) sebesar 0,919 (r)
menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat karena nilai
korelasinya (r) mendekati 1. Untuk variasi HPP (Y) dapat dijelaskan
79,7 persen oleh unit penjualan (X), sisanya dijelaskan oleh variabel
lain, artinya variabel unit penjualan sangat mempengaruhi besarnya
HPP.
4.6.2 Peramalan Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran dapat diprediksi berdasar data historis, dimana
variabel penentunya atau variabel bebasnya (X) adalah unit sales, dan
Y adalah biaya pemasaran. Biaya pemasaran diklasifikasikan menjadi
biaya variabel dan tetap dengan menggunakan metode kuadrat terkecil
(least squares). Klasifikasi biaya pemasaran dapat dilihat pada Tabel
18 berikut :
Tabel 18. Klasifikasi Biaya Pemasaran
n Tahun Penjualan (Ton) Biaya Pemasaran (ribuan Rupiah)
1 1999 582.084,45 1.873.792
2 2000 637.915,23 2.027.680
3 2001 592.115,58 5.199.132
4 2002 769.693,69 11.096.047
5 2003 627.531,11 22.673.178
6 2004 581.207,66 23.975.848
7 2005 575.657,61 30.255.030
8 2006 713.473,90 40.106.537
9 2007 1.028.907,98 86.100.406
10 2008 1.069.290,98 131.842.479
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
79

Berdasarkan perhitungan menggunakan minitab diperoleh


persamaan untuk biaya pemasaran (Y) dan unit penjualan (X) adalah
sebagai berikut:
Y = -110.000.000.000 + 202.292 X
S = 20126284229 R-Sq = 79,7 % R-Sq(adj) = 77,1%
Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan hubungan antara
aktivitas penjualan dengan biaya pemasaran yang dinyatakan dengan
koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,893 hasil dari akar r2= 0,797.
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
Hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keeratan
hubungan antara biaya pemasaran (Y) dengan unit penjualan (X)
sebesar 0,893 (r) menunjukkan hubungan positif yang kuat. Untuk
variasi biaya pemasaran (Y) dapat dijelaskan 79,7 persen oleh unit
penjualan (X), sisanya dijelaskan oleh variabel lain, artinya variabel
unit penjualan sangat mempengaruhi besarnya biaya pemasaran.
4.6.3 Peramalan Biaya Administrasi
Biaya administrasi dapat diprediksi berdasar data historis, dimana
variabel penentunya atau variabel bebasnya (X) adalah unit sales, dan
Y adalah biaya administrassi. Biaya administrasi diklasifikasikan
menjadi biaya variabel dan tetap dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil (least squares). Klasifikasi biaya administrasi dapat
dilihat pada Tabel 19 berikut :
Tabel 19. Klasifikasi Biaya Administrasi
n Tahun Penjualan (Ton) Biaya Administrasi (ribuan Rupiah)
1 1999 582.084,45 43.171.195
2 2000 637.915,23 45.575.068
3 2001 592.115,58 55.215.278
4 2002 769.693,69 61.946.103
5 2003 627.531,11 72.565.492
6 2004 581.207,66 82.191.045
7 2005 575.657,61 92.408.449
8 2006 713.473,90 106.211.109
9 2007 1.028.907,98 122.181.448
10 2008 1.069.290,98 151.530.401
Sumber : Laporan Kegiatan Usaha PT Pupuk Kujang 2010 (diolah
kembali)
80

Berdasarkan perhitungan menggunakan minitab diperoleh


persamaan untuk biaya administrasi (Y) dan unit penjualan (X) adalah
sebagai berikut:
Y = -24.600.000.000 + 150.286 X
S = 22785305475 R-Sq = 62,8% R-Sq(adj) = 58,2%
Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan hubungan antara
aktivitas penjualan dengan biaya pemasaran yang dinyatakan dengan
koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,792 hasil dari akar r2= 0,628.
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keeratan
hubungan antara biaya administrasi (Y) dengan unit penjualan (X)
sebesar 0,792 (r) yang menunjukkan hubungan positif yang kuat.
Untuk variasi biaya administrasi (Y) dapat dijelaskan 62,8 persen oleh
unit penjualan (X), sisanya dijelaskan oleh variabel lain, artinya
variabel unit penjualan cukup mempengaruhi besarnya biaya
pemasaran.
4.7. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian pada anggaran operasional dan realisasinya
di PT Pupuk Kujang tahun 2006 sampai 2008 dapat dilihat dalam beberapa
aspek manajerial, yaitu :
1. Perencanaan
a. Penurunan laba yang terjadi pada tahun 2007 dan kerugian pada
tahun 2008 terutama disebabkan bukan karena turunnya kinerja
perusahaan namun lebih disebabkan karena faktor eksternal yaitu
kenaikan kurs asing Dollar dan Yen yang mengakibatkan naiknya
berbagai macam biaya produksi dan biaya usaha serta pinjaman
jangka panjang yang dibayar menggunakan mata uang Yen. Oleh
karena itu, perusahaan sebaiknya melakukan tindakan yang dapat
mencegah kerugian akibat fluktuasi kurs asing, seperti hedging atau
melakukan konversi pembayaran hutang dari mata uang Yen ke
mata uang Rupiah yang cenderung stabil dari mata uang Yen.
81

b. Perusahaan dapat menggunakan model matematis peramalan


penjualan (ton) dan nilai penjualan (Rp) serta model matematis
peramalan biaya pemasaran dan biaya administrasi sebagai bahan
pertimbangan pada penyusunan anggaran tahun berikutnya untuk
meminimalisasi penyimpangan.
2. Pelaksanaan
Perusahaan perlu meningkatkan kinerja divisi pemasaran untuk
meningkatkan tonase penjualan dibidang pupuk non PSO. Serta
memiliki pemasok gas yang dapat menjamin tersedianya pasokan gas
yang dibutuhkan dalam proses proses produksi. Sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lebih optimal.
3. Pengendalian
Perusahaan dapat melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
penyim-pangan unfavorable karena penyimpangan tersebut dapat
mengurangi perolehan laba bersih sehingga mempengaruhi penurunan
tingkat kesehatan perusahaan. Serta perlu menganalisa kembali
penyimpangan favorable. Penyimpangan favorable memang dapat
diartikan sebagai penyimpangan yang menguntungkan karena kinerja
perusahaan dinilai melebihi target perusahaan sehingga kesehatan
perusahaan pun akan meningkat namun hal ini perlu diteliti lebih lanjut
karena terdapat kemungkinan bahwa perusahaan kurang tepat dalam
menganalisis kondisi internal dan eksternal perusahaan.
Peningkatan laba pada tahun 2006 disebabkan adanya peningkatan
nilai penjualan pupuk urea baik sektor pangan maupun non pangan,
lebih rendahnya harga pokok penjualan urea dan ammonia, lebih
rendahnya biaya usaha, peningkatan pendapatan dan biaya lain-lain
(net) serta besarnya keuntungan akibat selisih kurs yang sebelumnya
tidak diperhitungkan dalam RKAP. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan perusahaan kurang dapat menilai kondisi internal dan
eksternal perusahaan sehingga terjadi penyimpangan perolehan laba
yang cukup signifikan.
82

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap anggaran
operasional PT Pupuk Kujang Cikampek, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
a) Berdasarkan analisis varians, penyimpangan favorable tertinggi pada
laba bersih 135,43 persen dengan selisih Rp 435,51 milyar. Sedangkan
penyimpangan unfavorable terbesar terjadi pada penjualan amonia
sebesar 1,02 persen dengan selisih Rp 1,090 milyar. Pada tahun 2007
dan 2008 penyimpangan favorable tertinggi diperoleh pada pendapatan
dan biaya lain-lain (net). Sedangkan penyimpangan unfavorable
tertinggi terjadi pada laba bersih. Pada tahun 2007 besar penyimpangan
pada pendapatan dan biaya lain-lain (net) mencapai sebesar sebesar -
50,25 persen dengan selisih Rp 13,628 milyar. Penyimpangan pada laba
bersih sebesar sebesar -43,38 persen dengan selisih Rp 86,61 milyar.
Pada tahun 2008 besar penyimpangan pada pendapatan dan biaya lain-
lain (net) sebesar -14,99 persen dengan selisih sebesar Rp 14,274
milyar. Penyimpangan pada laba bersih mencapai sebesar sebesar 40,68
persen dengan selisih 81,20 milyar.
b) Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan one sample t-
test pada penyimpangan anggaran operasional tahun 2006 sampai 2008,
maka diperoleh kesimpulan bahwa penyimpangan yang terjadi pada
pendapatan, harga pokok pendapatan, biaya usaha, pendapatan lain-lain,
biaya lain-lain, dan laba bersih menunjukkan masih di dalam batas
pengendalian manajemen.
c) Analisis tren pada data penjualan (ton) PT Pupuk Kujang tahun 1999
sampai 2008 menunjukkan bahwa model matematis untuk peramalan
penjualan urea adalah Yt = 694.233 – 85.680*t + 11.687*t2. Model
matematis pada penjualan ammonia Yt = 44.004 + 150*t. Pada
penjualan total model matematisnya adalah Yt = 736.557 – 84.690*t +
11.611*t2. Analisis tren pada data nilai penjualan (Rp) PT Pupuk
83

Kujang tahun 1999 sampai 2008 menunjukkan bahwa model matematis


Yt = 620.116.967.867 – 127.397.507.267*t + 19.365.350.455*t2. Pada
nilai penjualan ammonia model matematisnya Yt = 35.857.710.155 *
(1.1701t). Sedangkan model matematis yang sesuai untuk nilai
penjualan total adalah Yt = 667.824.170.183 – 128.897.807.261*t +
20.817.164.542*t2.
d) Berdasarkan perhitungan menggunakan minitab diperoleh persamaan
untuk HPP (Y) dan unit penjualan (X) adalah Y = -937.000.000.000 +
2.298.921 X dengan nilai korelasi (r) 0,919. Persamaan untuk biaya
pemasaran (Y) dan unit penjualan (X) adalah Y = -110.000.000.000 +
202.292 X dengan nilai korelasi (r) 0,893. Persamaan untuk biaya
administrasi (Y) dan unit penjualan (X) adalah Y = -24.600.000.000 +
150286 X dengan nilai korelasi (r) 0,792.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Perusahaan dapat menggunakan program komputer visual basic dalam
melakukan analisis varians, one sample t-test, dan peramalan. Sehingga
diharapkan dapat menyusun anggaran operasional lebih baik dengan
meminimalisasi penyimpangan.
b) Topik penelitian ini hanya terbatas pada anggaran operasional
perusahaan, sehingga belum terlalu dapat mencerminkan anggaran
perusahaan secara keseluruhan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan
dapat diteliti anggaran secara keseluruhan (master budget) yang terdiri
dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Selain itu
diharapkan digunakan pula model dalam perencanaan keuangan selain
analisis time series forecasting seperti linear programming, delphi
forcasting, BEP (Break Even Point), Just In Time, atau Economic Order
Quantity (EOQ).
84

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, G dan M. Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.


Dedeh. 2009. Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian
Manajemen (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Bogor). Skripsi pada
Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Hansen, D. R dan M. M. Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen, edisi 7. Salemba
Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting Peranggaran Perencanaan Lengkap
Untuk Membantu Manajemen. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2006. Manajemen Operasi Edisi 7. (Terjemahan).
Salemba Empat, Jakarta.
Kurniadi, Adi. 2000. Pemrograman Microsoft Visual Basic 6. PT ELex Media
Komputindo, Jakarta.
Kustiani, I. 2008. Analisis Optimalisasi Anggaran Program Corporate Social
Responsibility (Studi Kasus PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II.
Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Laporan Kegiatan Usaha. 2006. PT Pupuk Kujang, Cikampek
Laporan Kegiatan Usaha. 2007. PT Pupuk Kujang, Cikampek
Laporan Kegiatan Usaha. 2008. PT Pupuk Kujang, Cikampek
Laporan Kegiatan Usaha. 2010. PT Pupuk Kujang, Cikampek
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Yogyakarta.
Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.
Pasal 1 ayat 8 Undang-undang Hak Cipta dan Perlindungan Terhadap Program
Komputer
PT Pupuk Kujang. 2009. Laporan Tahunan 2008. www.pupuk.kujang.co.id [9
November 2009].
Prawironegoro, Darsono. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Welsch, Hiltong, dan Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan Dan Pengendalian
Laba Buku Dua. (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta.
85

LAMPIRAN
Lampiran 1. Causal Loop Penelitian (Batasan Penelitian)
Pndapatan
lain-lain di
luar usaha Biaya Lain-
inti lain di luar
Kurs usaha inti
Yen Biy
Batas Penelitian admnistrasi &
umum

Pendpatn
Pengendalian Tkt. Evaluasi & biaya
Anggaran Realisasi dan Pinjaman lain-lain
Operasional Perencanaan jgk panjang (net) Biaya
Anggaran pemasaran
Operasional
Biaya
Minimalisasi usaha
Penyimpangan
Anggaran
Keuangan
Bunga
Minimalisasi Minimalisasi Besar Pinjaman
Penyimpangan Penyimpangan Penyimpangan
Anggaran Anggaran Anggaran Harga Pokok
Operasional Operasional Penjualan

Biaya
produksi Kurs
Aspek Dollar
Finansial Jumlah
Aspek Perencanaan Nilai Subsidi
Nilai
Operasional Penjualan dan Penjualan Penj
Biaya Usaha Non PSO PSO
Tingkat
produksi
Kinerja Cost per
Biaya
Perusahaan Unit dan ton
Administrasi
Optimal Nilai
Perusahaan
Penjualan
Perusahaan
Biaya
Aspek HET
Administrasi
Administrasi Perusahaan Jumlah
Tonase
Jumlah penjualan
Kinerja tonase
PUKK penjualan
Harga jual
produk
Ket :
PSO : Public Service Obligation
PUKK : Program Usaha Kecil dan Koperasi

86
Lampiran 2. Alur Pikir Penelitian
Faktor berpengaruh yang dapat
dikendalikan:
 Rencana Jangka Panjang
Perusahaan. Lingkungan:
 RKAP tahun sebelumnya. - Kondisi Pertanian Indonesia
 Kondisi internal perusahaan
 Asumsi dan parameter umum

Pengumpulan
data:
- Studi literatur
- Wawancara
- Internet

- Persentase varians
Permasalahan yang ada : Proses:
- Kondisi Penyimpangan outcome :
 Meningkatnya biaya produksi dan RKAP (Proyeksi - Analisis Varians
- One Sample t-test Perusahaan Pengendalian
kewajiban jangka panjang untuk Laporan Laba/(Rugi) output
Input - Analisis Tren - Model Peramalan Anggaran
pembayaran hutang. Perusahaan). Laporan
Operasional
 Penurunan perolehan laba dari tahun Kegiatan Usaha - Metode Least Square Penjualan
- Program komputer dan
2006-2008. (Realisasi Anggaran - Model Peramalan HPP, Perencanaan
 Adanya penyimpangan antara Perusahaan, Kinerja Visual Basic Biaya Pemasaran dan Penjualan &
anggaran dan realisasi anggaran Perusahaan) Biaya Administrasi biaya usaha
perusahaan. -

Parameter control:
Minimalisasi
 Kebijakan PT Pupuk Kujang
Penyimpangan
Faktor berpengaruh yang
Anggaran
tidak dapat dikendalikan:
Operasional
 Kebijakan Pemerintah Masa yang Akan
 Kondisi Eksternal Datang
Perusahaan
 Surat Direktur Utama PT Feedback
Pusri
 RUPS

Peningkatan
Ket : Kinerja
Perusahaan
RKAP : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

87
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang
DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


PRODUKSI TEKNIK & KEUANGAN SUMBER DAYA MANUSIA &
PENGEMBANGAN UMUM

STAF SATUAN SEKRETARIS KOMPARTEMEN KOMPARTEMEN STAF KOMPARTEMEN STAF STAF KOMPARTEMEN KOMPARTEMEN BIRO STAF
PENGAWASAN PERUSAHAAN PRODUKSI PEMELIHARAAN TEKNIK & ADMINISTRASI PEMASARAN KEMITRAAN
INTERN PELAYANAN JASA KEUANGAN

BIRO BIRO BIRO BIRO BIRO SISTEM DIVISI BIRO BIRO BIRO BIRO BIRO
PENGAWASAN KEMITRAAN PENGAWASAN INSPEKSI MANAJEMEN KONSTRUKSI KEUANGAN ANGGARAN RENDAL SUMBER PENGEMBANG
KEUANGAN PROSES PEMASARAN DAYA AN SDM
MANUSIA

BIRO BIRO HUKUM BIRO BIRO BIRO DIVISI BIRO BIRO DIVISI
PENGAWASAN & TATA KESELAMATA MATERIAL PENGEMBA- INDUSTRI TEKNOLOGI AKUNTANSI PENYEDIAAN BIRO BIRO
OPERASIONAL ANGK &
USAHA N NGAN PERALATAN INFORMASI UMUM KESEHATAN
PENGELOLAAN
& LINGK PABRIK PROD
HIDUP

BIRO DIVISI BIRO BIRO DIVISI JASA BIRO BIRO ADM.


KOMUNIKASI PRODUKSI 1-A PEMELIHARAAN RANCANG PELAYANAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
BIRO
MEKANIS BANGUN PABRIK RISIKO PATUNGAN
DIVISI UMUM
PENJUALAN & PUPUK
PEMANTAUAN KUJANG JKT
DISTRIBUSI
BIRO DIVISI BIRO PEMIL BIRO
PENGAMANAN PRODUKSI 1-B LISTRIK & PEGADAIAN
INSTRUMENTASI

88
89

Lampiran 4. Data anggaran operasional dan realisasi PT Pupuk Kujang


tahun 2006

REALISASI
Uraian RKAP 2006 2006 Varians %tase Keterangan
Penjualan Pupuk Sektor
Pangan 409.347.727 446.986.387 (37.638.660) -9,19% Favorable
Pendapatan Subsidi 231.681.708 268.258.353 (36.576.645) -15,79% Favorable
Penjualan Pupuk Sektor Non
Pangan 246.081.818 277.925.163 (31.843.345) -12,94% Favorable
Penjualan Amonia 106.591.299 105.501.084 1.090.215 1,02% Unfavorable
Total Penjualan 993.702.552 1.098.670.987 (104.968.435) -10,56% Favorable
Harga Pokok Penjualan
HPP Pupuk Sektor Pangan 764.062.037 600.339.732 163.722.305 21,43% Favorable
HPP Pupuk Sektor Non
Pangan 208.881.435 178.452.840 30.428.595 14,57% Favorable
HPP Amonia 77.721.174 71.697.759 6.023.415 7,75% Favorable
Jumlah HPP 1.050.664.646 850.490.331 200.174.315 19,05% Favorable
Laba / (Rugi) Kotor
Penjualan (56.962.094) 248.180.656 (305.142.750) -535,69% Favorable
Biaya Usaha
Biaya Administrasi & Umum 110.830.618 102.416.565 8.414.053 7,59% Favorable
Biaya Pemasaran 48.168.539 39.874.816 8.293.723 17,22% Favorable
Biaya Bunga 133.606.290 86.867.817 46.738.473 34,98% Favorable
total biaya usaha 292.605.447 229.159.198 63.446.249 21,68% Favorable
Laba / Rugi Bersih Usaha (349.567.541) 19.021.459 (368.589.000) -105,44% Favorable
A. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Tidak Kena Pajak 16.731.675 18.718.789 (1.987.114) -11,88% Favorable
Pendapatan Kena Pajak 93.049.655 86.385.708 6.663.947 7,16% Unfavorable
B. Biaya Lain-lain 81.800.126 61.869.695 19.930.431 24,36% Favorable
Pendapatan & Biaya Lain-lain 27.981.204 43.234.802 (15.253.598) 54,51% Favorable
Laba/(Rugi) sebelum
Perubahan Kurs &Pajak (321.586.337) 62.256.261 (383.842.598) -119,36% Favorable
Laba Selisih Kurs 0 314.611.348 (314.611.348)
Rugi Selisih Kurs 0 221.234.267 (221.234.267)
keuntungan/(Kerugian)
Akibat Melemahnya Rupiah 0 93.377.081 (93.377.081)
Terhadap Mata Uang Asing
Laba/(Rugi) sebelum Pajak (321.586.337) 155.633.342 (477.219.679) -148,40% Favorable
Beban Pajak 0 41.709.772 (41.709.772) Unfavorable
Laba/(Rugi) Bersih (321.586.337) 113.923.570 (435.509.907) -135,43% Favorable
90

Lampiran 5. Data anggaran operasional dan realisasi PT Pupuk Kujang


tahun 2007

REALISASI
Uraian RKAP 2007 2007 varians % tase keterangan
- Penjualan Pupuk Sektor Pangan 711.457.347 737.189.787 (25.732.440) -3,62% Favorable
- Pendapatan Subsidi 869.084.202 759.969.711 109.114.491 12,56% Unfavorable
- Penjualan Pupuk Sektor Non
Pangan 515.571.000 503.435.406 12.135.594 2,35% Unfavorable
- Penjualan Amonia 91.444.575 115.191.492 (23.746.917) -25,97% Favorable
Total Penjualan 2.187.557.124 2.115.786.396 71.770.728 3,28% Unfavorable
Harga Pokok Penjualan
HPP Pupuk Sektor Pangan 1.103.266.377 1.090.210.622 13.055.755 1,18% Favorable
HPP Pupuk Sektor Non Pangan 375.694.040 345.508.965 30.185.075 8,03% Favorable
HPP Amonia 64.472.977 67.336.583 (2.863.606) -4,44% Unfavorable
Jumlah HPP 1.543.433.394 1.503.056.170 40.377.224 2,62% Favorable
Laba / (Rugi) Kotor Penjualan 644.123.730 612.730.226 31.393.504 4,87% Unfavorable
Biaya Usaha
- Biaya Administrasi & Umum 131.192.719 118.134.392 13.058.327 9,95% Favorable
Biaya pemasaran 131.581.653 85.908.607 45.673.046 34,71% Favorable
Biaya Bunga 131.376.973 105.913.646 25.463.327 19,38% Favorable
Total Biaya Usaha 394.151.345 309.956.645 84.194.700 21,36% Favorable
Laba / Rugi Bersih Usaha 249.972.385 302.773.581 (52.801.196) 21,12% Favorable
A. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Tidak Kena Pajak 18.442.149 29.669.232 (11.227.083) -60,88% Favorable
Pendapatan Kena Pajak 133.250.138 89.142.742 44.107.396 33,10% unfavorable
B. Biaya Lain-lain 124.573.492 78.065.384 46.508.108 37,33% Favorable
Pendapatan & Biaya Lain-lain 27.118.804 40.746.591 (13.627.787) -50,25% favorable
Laba/(Rugi) sebelum Perubahan
Kurs &Pajak 277.336.172 343.520.170 (66.183.998) 23,86% Favorable
Laba Selisih Kurs 0 293.728.048 (293.728.048) Favorable
Rugi Selisih Kurs 0 486.926.138 (486.926.138) Unfavorable
keuntungan/(Kerugian) Akibat
Melemahnya Rupiah Terhadap Mata
Uang Asing 0 (193.198.090) 193.198.090 Unfavorable
Laba/(Rugi) sebelum Pajak 277.336.172 150.322.080 127.014.092 -45,80% Unfavorable
Beban Pajak 77.668.208 37.263.652 40.404.556 52,02% Favorable
Laba/(Rugi) Bersih 199.667.964 113.058.428 86.609.536 -43,38% Unfavorable
91

Lampiran 6. Data anggaran operasional dan realisasi PT Pupuk Kujang


tahun 2008
Uraian RKAP 2008 revisi Realisasi Varians %tase keterangan
Penjualan Pupuk Sektor
932.613.602.951 903.353.364.971 29.260.237.980 3,14% Unfavorable
Pangan
Pendapatan Subsidi 970.457.571.650 974.730.001.456 (4.272.429.806) -0,44% Favorable
Penjualan Pupuk Sektor Non
320.735.519.336 351.284.361.611 (30.548.842.275) -9,52% Favorable
Pangan
Penjualan Amonia 195.677.959.047 205.274.308.253 (9.596.349.206) 4,90% Favorable
Total Penjualan 2.548.480.107.846 2.571.898.556.505 (23.418.448.659) 0,92% Favorable
Harga Pokok Penjualan
HPP Pupuk Sektor Pangan 1.438.517.767.145 1.372.480.176.342 66.037.590.803 4,59% favorable
HPP Pupuk Sektor Non
145.221.078.267 149.497.482.579 (4.276.404.312) -2,94% unfavorable
Pangan
HPP Amonia 79.714.126.128 78.830.022.585 884.103.543 1,11% unfavorable
Jumlah HPP 1.762.978.668.261 1.722.980.784.922 39.997.883.339 2,27% Favorable
Laba / (Rugi) Kotor
756.031.681.444 833.834.354.785 (117.947.673.341) -15,60% favorable
Penjualan
Beban Usaha
Biaya Administrasi & Umum 155.133.919.591 151.530.401.483 3.603.518.108 2,32% Favorable
Biaya pemasaran 146.554.305.633 131.842.479.262 14.711.826.371 10,04% Favorable
Biaya Bunga 107.081.698.981 108.153.229.938 (1.071.530.957) -1,00% Unfavorable
Total biaya usaha 408.769.924.205 391.526.110.683 17.243.813.522 4,22% favorable
Laba / Rugi Bersih Usaha 347.261.757.239 442.308.244.102 (95.046.486.863) -27,37% favorable
A. Pendapatan Lain-lain (67.828.783.289) 29,03% Favorable
Pendapatan Tidak Kena Pajak 54.620.201.000 76.873.909.696 (22.253.708.696) -40,74% Favorable
Pendapatan Kena Pajak 186.521.766.862 205.075.303.503 (18.553.536.641) 17,91% Favorable
B. Biaya Lain-lain 145.933.287.721 172.466.414.593 (26.533.126.872) -18,18% unfavorable
Pendapatan & Biaya Lain-lain 95.208.680.141 109.482.798.605 (14.274.118.464) -14,99% favorable
Laba/(Rugi) sebelum
442.470.436.184 551.801.042.709 (109.330.606.525) -9,54% Favorable
Perubahan Kurs &Pajak
Laba selisih kurs 403.302.334.000 616.760.417.853 (213.458.083.853) -52,93% Favorable
Rugi selisih kurs 1.045.407.592.000 1.564.630.369.960 (519.222.777.960) -49,67% Unfavorable
keuntungan/(Kerugian) Akibat
Melemahnya Rupiah Terhadap (642.105.258.000) (947.869.952.107) 305.764.694.107 -47,62% Unfavorable
Mata Uang Asing
Laba/(Rugi) sebelum Pajak (199.634.820.620) (396.078.909.400) 196.444.088.780 -98,40% Unfavorable
Beban Pajak 0 115.234.250.920 (115.234.250.920)
Laba/(Rugi) Bersih (199.634.821.816) (280.834.658.478) 81.199.836.662 40,68% Unfavorable
92

Lampiran 7. Hasil uji t aspek pendapatan (penyimpangan penjualan,


pendapatan lain-lain, dan laba bersih) pada anggaran
operasional PT Pupuk Kujang tahun 2006

One-Sample T: Penjualan; pend lain-lain; laba bersih

Test of mu = 0,1 vs > 0,1

95% Lower
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
Penjualan 5 -0,0189 0,2088 0,0934 -0,2179 -1,27 0,864
pend lain-lain 13 -1,017 2,514 0,697 -2,259 -1,60 0,932
laba bersih 4 -2,20 2,11 1,06 -4,68 -2,18 0,941
93

Lampiran 8. Hasil uji t aspek biaya (penyimpangan harga pokok penjualan,


biaya usaha, dan biaya lain-lain) pada anggaran operasional
PT Pupuk Kujang tahun 2006

One-Sample T: HPP; Biy usaha; biy lain

Test of mu = -0,1 vs < -0,1

95% Upper
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
HPP 3 0,1458 0,0684 0,0395 0,2611 6,23 0,988
Biy usaha 11 0,059 0,632 0,191 0,404 0,83 0,788
biy lain 9 -0,910 1,947 0,649 0,297 -1,25 0,124
94

Lampiran 9. Hasil uji t aspek pendapatan (penyimpangan penjualan,


pendapatan lain-lain, dan laba bersih) pada anggaran
operasional PT Pupuk Kujang tahun 2007

One-Sample T: Penj; pend lain; laba bersih

Test of mu = 0,1 vs > 0,1

95% Lower
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
Penj 7 -0,411 0,939 0,355 -1,101 -1,44 0,900
pend lain 14 -1,45 5,17 1,38 -3,90 -1,12 0,859
laba bersih 4 0,014 0,323 0,161 -0,366 -0,53 0,684
95

Lampiran 10. Hasil uji t aspek biaya (penyimpangan harga pokok penjualan,
biaya usaha, dan biaya lain-lain) pada anggaran operasional
PT Pupuk Kujang tahun 2007

One-Sample T: HPP; Biy ush; biy lain

Test of mu = -0,1 vs < -0,1

95% Upper
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
HPP 3 0,0159 0,0625 0,0361 0,1213 3,21 0,958
Biy ush 11 -0,070 0,731 0,220 0,330 0,14 0,554
biy lain 9 -0,231 1,111 0,370 0,458 -0,35 0,366
96

Lampiran 11. Hasil uji t aspek pendapatan (penyimpangan penjualan,


pendapatan lain-lain, dan laba bersih) pada anggaran
operasional PT Pupuk Kujang tahun 2008

One-Sample T: penj; pend lain; laba bersih

Test of mu = 0,1 vs > 0,1

95% Lower
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
penj 5 -0,0040 0,0752 0,0336 -0,0757 -3,09 0,982
pend lain 13 -0,334 0,514 0,143 -0,588 -3,05 0,995
laba bersih 4 0,077 0,607 0,303 -0,637 -0,08 0,528
97

Lampiran 12. Hasil uji t aspek biaya (penyimpangan harga pokok penjualan,
biaya usaha, dan biaya lain-lain) pada anggaran operasional
PT Pupuk Kujang tahun 2008

One-Sample T: HPP; biy usaha; biy lain

Test of mu = -0,1 vs < -0,1

95% Upper
Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P
HPP 3 0,0092 0,0377 0,0218 0,0728 5,01 0,981
biy usaha 3 0,0379 0,0566 0,0327 0,1333 4,22 0,974
biy lain 9 -0,079 0,501 0,167 0,232 0,13 0,549
98

Lampiran 13. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode tren
eksponensial pada unit penjualan urea
.

T r e nd A na l y s i s P l o t f o r s a l e s ( Y )
Q u a d r a tic T r e n d M o d e l
Yt = 6 9 4 2 3 3 - 8 5 6 8 0 * t + 1 1 6 8 7 * t* * 2
V ar iab le
2000000 A c tu al
F its
1750000 F o r ec asts

A c c u r ac y M easu r es
1500000 MA PE 11
sales (Y)

MAD 72022
MSD 8399003788
1250000

1000000

750000

500000

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Quadratic trend model untuk penjualan urea

Trend Analy sis Plot for sales (Y )


Grow th Curve Model
Yt = 479064 * (1,0580* * t)
1200000 Variab le
A c tu al
1100000 F its
F o rec asts
1000000 A c c u rac y M easu res
MA PE 1,54703E +01
sales (Y)

900000 MA D 1,05914E +05


MSD 1,47320E +10
800000

700000

600000

500000

99 000 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Y e ar

Growth curve model untuk penjualan urea


99

Lampiran 14. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode tren
eksponensial pada unit penjualan total (ton).

Tr end Analy sis P lot for sales (Y )


Quadratic T rend M odel
Yt = 736557 - 84690* t + 11611* t* * 2
2250000 Variab le
A c tu al
2000000 F its
F o rec asts
1750000 A c c u rac y M easu res
MA PE 11
sales (Y)

1500000 MA D 74457
MSD 8670588155
1250000

1000000

750000

500000
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Quadratic trend model untuk penjualan total

Tr e nd A na ly s is P lot for s a le s (Y )
Gr o w th C u r ve M o d e l
Yt = 5 2 1 3 1 4 * (1 ,0 5 4 8 * * t)
1200000 V ar iab le
A c tu al
1100000 F its
F o r ec asts
1000000 A c c u r ac y M easu r es
MA PE 1,44614E + 01
sales (Y)

900000 MAD 1,05794E + 05


MSD 1,49350E + 10
800000

700000

600000

500000
99 000 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Growth curve model untuk penjualan total


100

Lampiran 15. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode tren
eksponensial pada nilai penjualan urea

Tr e nd Analy s is P lot for nilai pe nj ur e a (Y )


Quadratic T rend M odel
Yt = 620116967867 - 127397507267* t + 19365350455* t* * 2
Var iab le
3,0000E+12 A c tu al
F its
F o r ec asts
2,5000E+12
nilai penj urea (Y)

A c c u r ac y M easu r es
MA PE 1,46454E +01
2,0000E+12 MA D 8,91815E +10
MSD 1,03529E +22

1,5000E+12

1,0000E+12

5,0000E+11

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Quadratic trend model untuk nilai penjualan urea

Tr e nd A na ly s is P lot for nila i pe nj ur e a (Y )


G r o w th C u r ve M o d e l
Y t = 3 2 8 7 7 5 4 4 3 9 6 6 * (1 ,1 2 0 0 * * t)
2 ,0 0 0 0 E +1 2 V a r ia b le
A c tu a l
1 ,7 5 0 0 E +1 2 F its
F o r e c a sts
nilai penj urea (Y )

1 ,5 0 0 0 E +1 2 A c c u r a c y M e a su r e s
MA PE 1,71653E + 01
1 ,2 5 0 0 E +1 2 MAD 1,22026E + 11
MSD 2,45023E + 22

1 ,0 0 0 0 E +1 2

7 ,5 0 0 0 E +1 1

5 ,0 0 0 0 E +1 1

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Growth curve model untuk nilai penjualan urea


101

Lampiran 16. Hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode tren
eksponensial pada data nilai penjualan amonia

T r e nd A na l y s i s P l o t f o r ni l a i p e nj a m m o ni a ( Y )
Q ua d r a tic T r e nd M o d e l
Yt = 4 7 7 0 7 2 0 2 3 1 7 - 1 5 0 0 2 9 9 9 9 5 * t + 1 4 5 1 8 1 4 0 8 7 * t* * 2

3 ,5 0 0 0 E+1 1 V ar iab le
A c tu al
F its
3 ,0 0 0 0 E+1 1 F o r ec asts
nilai penj ammonia (Y)

2 ,5 0 0 0 E+1 1 A c c u r ac y M easu r es
MA PE 1,59276E + 01
MAD 1,41135E + 10
2 ,0 0 0 0 E+1 1
MSD 3,19559E + 20

1 ,5 0 0 0 E+1 1

1 ,0 0 0 0 E+1 1

5 ,0 0 0 0 E+1 0

0
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Quadratic trend model untuk nilai penjualan amonia

Tr e nd A na ly s is P lot for nila i pe nj a mmonia (Y )


G r o w th C u r ve M o d e l
Yt = 3 5 8 5 7 7 1 0 1 5 5 * (1 ,1 7 0 1 * * t)
4 ,0 0 0 0 E +1 1 V ar iab le
A c tu al
F its
F o r ec asts
nilai penj ammonia (Y)

3 ,0 0 0 0 E +1 1
A c c u r ac y M easu r es
MA PE 1,43185E + 01
MAD 1,36499E + 10
2 ,0 0 0 0 E +1 1 MSD 3,10434E + 20

1 ,0 0 0 0 E +1 1

0
9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Growth curve model untuk nilai penjualan amonia


102

Lampiran 17. hasil analisis dengan metode tren kuadratik dan metode tren
eksponensial pada data nilai penjualan total

T r e nd A na l y s i s P l o t f o r ni l a i to t p e nj ( Y )
Q ua d r a tic T r e nd M o d e l
Yt = 6 6 7 8 2 4 1 7 0 1 8 3 - 1 2 8 8 9 7 8 0 7 2 6 1 * t + 2 0 8 1 7 1 6 4 5 4 2 * t* * 2
3 ,5 0 0 0 E+1 2 V ar iab le
A c tu al
F its
3 ,0 0 0 0 E+1 2
F o r ec asts
nilai tot penj (Y)

A c c u r ac y M easu r es
2 ,5 0 0 0 E+1 2
MA PE 1,28161E + 01
MAD 8,51962E + 10
2 ,0 0 0 0 E+1 2 MSD 9,25080E + 21

1 ,5 0 0 0 E+1 2

1 ,0 0 0 0 E+1 2

5 ,0 0 0 0 E+1 1

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Quadratic trend model untuk nilai penjualan total

T r e n d A n a l y s i s P l o t f o r n i l a i to t p e n j ( Y )
G r o w th C u r ve M o d e l
Y t = 3 6 5 5 3 2 3 3 4 4 1 8 * ( 1 ,1 2 5 9 * * t)
2 ,2 5 0 0 E +1 2 V a r ia b le
A c tu a l
2 ,0 0 0 0 E +1 2 F its
F o r e c a sts
1 ,7 5 0 0 E +1 2
nilai tot penj (Y )

A c c u r a c y M e a su r e s
MA PE 1,53118E + 01
1 ,5 0 0 0 E +1 2
MAD 1,24751E + 11
MSD 2,39065E + 22
1 ,2 5 0 0 E +1 2

1 ,0 0 0 0 E +1 2

7 ,5 0 0 0 E +1 1

5 ,0 0 0 0 E +1 1

9 9 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 00 7 0 0 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 3
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Year

Growth curve model untuk nilai penjualan total


103

Lampiran 18. Perhitungan peramalan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Regression Analysis: HPP (Y) versus penjualan (X)

The regression equation is


HPP (Y) = - 9,37E+11 + 2298921 penjualan (X)

Predictor Coef SE Coef T P


Constant -9,37220E+11 2,57359E+11 -3,64 0,007
penjualan (X) 2298921 348201 6,60 0,000

S = 194074055928 R-Sq = 84,5% R-Sq(adj) = 82,6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P
Regression 1 1,64181E+24 1,64181E+24 43,59 0,000
Residual Error 8 3,01318E+23 3,76647E+22
Total 9 1,94313E+24

Pearson correlation of penjualan (X) and HPP (Y) = 0,919


P-Value = 0,000
104

Lampiran 19. Perhitungan peramalan biaya pemasaran

Regression Analysis: biaya pemasaran (Y) versus penjualan (X)

The regression equation is


biaya pemasaran (Y) = - 1,10E+11 + 202292 penjualan (X)

Predictor Coef SE Coef T P


Constant -1,09688E+11 26689185335 -4,11 0,003
penjualan (X) 202292 36110 5,60 0,001

S = 20126284229 R-Sq = 79,7% R-Sq(adj) = 77,1%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P
Regression 1 1,27126E+22 1,27126E+22 31,38 0,001
Residual Error 8 3,24054E+21 4,05067E+20
Total 9 1,59531E+22

Pearson correlation of penjualan (X) and biaya pemasaran (Y) = 0,893


P-Value = 0,001
105

Lampiran 20. Perhitungan peramalan biaya administrasi

Regression Analysis: biy administrasi (Y) versus penjualan (X)

The regression equation is


biy administrasi (Y) = - 2,46E+10 + 150286 penjualan (X)

Predictor Coef SE Coef T P


Constant -2,45739E+10 30215276394 -0,81 0,440
penjualan (X) 150286 40881 3,68 0,006

S = 22785305475 R-Sq = 62,8% R-Sq(adj) = 58,2%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P
Regression 1 7,01637E+21 7,01637E+21 13,51 0,006
Residual Error 8 4,15336E+21 5,19170E+20
Total 9 1,11697E+22

Pearson correlation of penjualan (X) (Ton) and biy administrasi (Y) (Rp)
= 0,793
P-Value = 0,006
106

Lampiran 21. Flow chart penelitian

Mulai

penyimpangan
Data base
antara anggaran dan
RKAP dan Lap
realisasi anggaran
Kegiatan Usaha
perusahaan.

Proses: Proses: Proses:


- Analisis Varians - Analisis Tren - Metode Least
- One Sample t-test Squares

Persentase varians Peramalan Peramalan Biaya


Penjualan Pemasaran dan
dan thitung
Biaya Administrasi

Selesai
107

Lampiran 22. Tampilan perhitungan analisis varians

Perhitungan analisis varians pada pendapatan tahun 2006

Perhitungan analisis varians pada biaya tahun 2006


108

Lanjutan Lampiran 22.

Perhitungan analisis varians pada pendapatan tahun 2007

Perhitungan analisis varians pada biaya tahun 2007


109

Lanjutan Lampiran 22.

Perhitungan analisis varians pada pendapatan tahun 2008

Perhitungan analisis varians pada biaya tahun 2008


110

Lampiran 23. Tampilan perhitungan one sample t-test

Perhitungan one sample t-test untuk tahun 2006

Perhitungan one sample t-test untuk tahun 2007


111

Lanjutan Lampiran 23.

Perhitungan one sample t-test untuk tahun 2008


112

Lampiran 24. Tampilan perhitungan analisis tren

Peramalan unit penjualan urea

Peramalan unit penjualan amonia


113

Lanjutan Lampiran 24.

Peramalan unit penjualan total

Peramalan nilai penjualan urea


114

Lanjutan Lampiran 24.

Peramalan Nilai Penjualan Amonia

Peramalan nilai penjualan total


115

Lampiran 25. Metode least squares

Peramalan biaya pemasaran

Peramalan biaya administrasi


116

Lampiran 26. Coding program visual basic


1. Coding Varians Anggaran
Public Class AddAnggaran
Public Sub New()

' This call is required by the designer.


InitializeComponent()

' Add any initialization after the InitializeComponent() call.


Init()
End Sub

Private Sub Init()


BoxUraian.SelectedIndex = 0
TxtRealisasi.Text = String.Empty
TxtRKAP.Text = String.Empty
TxtTahun.Text = String.Empty
radioPembiayaan.Checked = True
End Sub

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs)


Handles Button1.Click
Try
Dim dao = New AnggaranDao
Dim thn = CInt(TxtTahun.Text)
Dim rkap = ValidateText(TxtRKAP)
Dim realisasi = ValidateText(TxtRealisasi)

dao.AddAnggaran(thn, BoxUraian.SelectedItem.ToString, rkap, realisasi, JenisRadio())

MessageBox.Show("Data berhasil disimpan")


Init()

Catch ex As Exception
MessageBox.Show("Terjadi kesalahan!, Pastikan input yang kamu masukan benar")
End Try
End Sub

Private Function ValidateText(ByRef text As TextBox) As Decimal


Return CDec(text.Text)
End Function

Private Function JenisRadio() As Int32


If radioPembiayaan.Checked Then
Return 2
Else
Return 1
End If
End Function
End Class

Public Class AnggaranModel


Private _tahun As Integer = 0
Private _uraian As String = String.Empty
Private _rkap As Decimal = 0D
Private _realisasi As Decimal = 0D
117

Private _jenis As Integer = 1

Public Property Tahun As Integer


Get
Return _tahun
End Get
Set(ByVal value As Integer)
_tahun = value
End Set
End Property

Public Property Uraian As String


Get
Return _uraian
End Get
Set(ByVal value As String)
_uraian = value
End Set
End Property

Public Property Rkap As Decimal


Get
Return _rkap
End Get
Set(ByVal value As Decimal)
_rkap = value
End Set
End Property

Public Property Realisasi As Decimal


Get
Return _realisasi
End Get
Set(ByVal value As Decimal)
_realisasi = value
End Set
End Property

Public ReadOnly Property Varians As Decimal


Get
Return Rkap - Realisasi
End Get
End Property

Public ReadOnly Property Persentase As Single


Get
If Rkap <> 0 Then
Return (Varians / Rkap) * 100.0F
Else
Return Single.NaN
End If
End Get
End Property

Public ReadOnly Property Keterangan As String


Get
Const fav As String = "Favorable"
Const unfav As String = "Unfavorable"
118

If _jenis = CInt(JenisAnggaran.Penjualan) Then


If Persentase < 0 Then
Return fav
Else
Return unfav
End If
ElseIf _jenis = CInt(JenisAnggaran.Pembiayaan) Then
If Persentase < 0 Then
Return unfav
Else
Return fav
End If
Else
Return Nothing
End If
End Get
End Property

Public Property Jenis As Integer


Get
Return _jenis
End Get
Set(ByVal value As Integer)
_jenis = value
End Set
End Property
End Class

Public Enum JenisAnggaran


Penjualan = 1
Pembiayaan = 2
End Enum
119

2. Coding Uji t
Public Class AddUjiT
Public Sub New()

' This call is required by the designer.


InitializeComponent()

' Add any initialization after the InitializeComponent() call.


BoxVariabel.SelectedIndex = 0
End Sub

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs)


Handles Button1.Click
Try
Dim nama = BoxVariabel.SelectedItem.ToString
Dim thn = Integer.Parse(TxtTahun.Text)
Dim nilai = Single.Parse(TxtNilai.Text)
Dim uT = New UjiT With {.Nama = nama, .Nilai = nilai, .Tahun = thn}

Select Case nama


Case "Biaya Lain-lain"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Pembiayaan)
Case "Biaya Usaha"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Pembiayaan)
Case "HPP"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Pembiayaan)
Case "Laba Bersih"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Penjualan)
Case "Pendapatan"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Penjualan)
Case "Penjualan"
uT.Jenis = CInt(JenisAnggaran.Penjualan)
End Select

Dim dao = New UjiTDao


dao.Add(uT)
MessageBox.Show("Berhasil disimpan")
TxtNilai.Text = String.Empty
TxtTahun.Text = String.Empty
Catch ex As Exception
MessageBox.Show(ex.Message & "Terjadi kesalahan! Pastikan inputan yang kamu
masukan valid!")
End Try
End Sub
End Class
120

3. Coding Analisis Tren

Public Class AddTrend


Public Sub New()

' This call is required by the designer.


InitializeComponent()

' Add any initialization after the InitializeComponent() call.


Init()
End Sub

Private Sub Init()


BoxDataTrend.SelectedIndex = 0
TxtBiaya.Text = "0"
TxtPenjualan.Text = "0"
TxtTahun.Text = "0"
End Sub

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button1.Click
Try
Dim jual = Validate(TxtPenjualan)
Dim biaya = Validate(TxtBiaya)
Dim tahun = CInt(TxtTahun.Text)
Dim jenis = BoxDataTrend.SelectedItem.ToString

Dim dao = New TrendDao


If dao.IsExist(tahun, jenis) Then
Throw New Exception("Data sudah ada!")
End If
dao.AddData(tahun, jual, biaya, jenis)
MessageBox.Show("Data berhasil disimpan")
Init()
Catch ex As Exception
MessageBox.Show(ex.Message)
End Try
End Sub

Private Function Validate(ByRef txt As TextBox) As Decimal


If String.IsNullOrEmpty(txt.Text) Then
Throw New Exception("Input tidak valid!")
End If
Dim num As Decimal = 0
Try
num = CDec(txt.Text)
Catch ex As Exception
Throw New Exception("Input tidak valid!")
End Try
Return num
End Function
End Class

Anda mungkin juga menyukai