SKRIPSI
Oleh :
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Joko Purwono, MS, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan
pengetahuan bagi penulis.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku Dosen penguji utama.
3. Ir. Harmini, MSi selaku Dosen penguji wakil departemen.
4. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mendidik, membesarkan, dan selalu
mendoakan setiap saat dengan cinta dan kasih sayang.
5. Ulin dan Tiwi, yang menemani nonton sewaktu lelah mengerjakan skripsi.
6. Yodhy, terimakasih atas dukungan dan bantuannya dalam hal teknis komputer
maupun sms yang selalu menemani.
7. Suwondo, SE, atas kesediannya memberikan bimbingan maupun kemudahan
dalam melakukan penelitian
8. Jajaran staf PT. INTIRUB tang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.
9. Handik, atas bantuan, keceriaan dan semangat yang menyertai segala
kenangan persahabatan kita.
10. Roron dan Wewen, teman seperjuangan ku, akhirnya kita bisa lulus bersama.
11. Ninda, Pipit, Dian, Edi, Nisa, Ai, Rian, Jeffry, Heri, Jaka, Abo, Bagus W,
Ade, Lutfi, Runi, Papi Fery, Mia terima kasih atas kebersamaan dalam suka
dan duka.
12. Saudara-saudaraku seperjuangan, Mba Nur, Mba Ani, Mba Siti, Mba Sri, Mba
Wati atas doa nya yang selalu menyertaiku.
13. Seluruh komunitas AGB angkatan 39 tetap kompak ya!
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… vi
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah……………………………………….. 1
1.2. Tujuan Penelitian ………………………………..…………………. 4
1.3. Kegunaan Penelitian ……………………………………………….. 5
II. KERANGKA PEMIKIRAN ……………………………………… 6
2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis……………………………………… 6
2.1.1. Konsep Pemasaran ………………………………………… 6
2.1.2. Fungsi- fungsi Pemasaran ………………………………….. 7
2.1.3. Strategi Pemasaran ………………………………………… 9
2.1.4. Analisis Lingkungan Pemasaran …………………………. 18
2.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal …………………… 18
2.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal …………………. 21
2.1.5. Analisis Portfolio Produk ………………………………… 25
2.1.6. Analisis SWOT …………………………………………… 27
2.1.7. Prioritas Strategi…………………………………………… 28
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………………. 28
2.3. Alur Kerangka Penelitian………………………………………… 31
III. METODE PENELITIAN……………………………………………. 32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………. 32
3.2. Jenis dan Sumber Data …………………………………………… 32
3.3. Pengolahan dan Analisis Data …………………………………… 36
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………………….. 47
4.1. Sejarah Ringkas Perusahaan……………………………………… 47
4.2. Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………….. 50
4.3. Kegiatan Usaha Perusahaan……………………………………… 57
4.4. Proses Produksi……………………………………………………. 58
V. PEMBAHASAN………………………………………………………... 61
5.1. Fungsi- fungsi Pemasaran…………………………………………. 61
5.1.1. Fungsi Pertukaran………………………………………….. 61
5.1.2. Fungsi Fisik………………………………………………… 62
5.1.3. Fungsi Fasilitas…………………………………………….. 63
5.2. Analisis Lingkungan Internal……………………………………… 64
5.2.1. Kualitas Sumberdaya Menus ia……………………………. 64
5.2.2. Produksi dan Operasi……………………………………… 66
5.2.3. Penelitian dan Pengembangan…………………………….. 69
5.2.4. Keuangan………………………………………………….. 70
5.2.5. Pemasaran…………………………………………………. 71
5.3. Analisis Lingkungan Eksternal……………………………………. 76
5.3.1. Lingkungan Makro………………………………………… 77
5.3.2. Lingkungan Mikro………………………………………… 79
5.4. Matriks Internal Factor Evaluation………………………………….. 81
5.5. Matriks External Factor Evaluation………………………………. 82
5.6. Matriks Internal Eksternal………………………………………… 83
5.7. Analisis Lingkungan Portfolio Produk …………………………… 85
5.8. Faktor Kritikal Daya Tarik Industri dan Kekuatan Bisnis ………. 88
5.9. Matriks General Electric ………………………………………… 90
5.10. Strategi SWOT……………………………………………………. 92
5.11. Prioritas Strategi………………………………………………….. 96
VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. 101
6.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 101
6.2. Saran …………………………………………………………… 103
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 104
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 106
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Produksi dan Penjualan Ekspor Ban Indonesia Tahun 1999-2004 2
Nomor Halaman
1. Keterkaitan Tujuan, Strategi, dan Lingkungan .......................... 10
I. PENDAHULUAN
pertanian andalan utama sebagian besar petani dan mampu memenuhi standar
dan kuantitas (variability), memiliki ukuran yang luas (bulky), dengan resiko
fluktuasi harga yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan daya saing produk-
primer, Indonesia akan cenderung senantiasa berperan sebagai pene rima harga
(price taker) dalam pasar internasional. Seperti halnya agribisnis berbasis karet
Dibandingkan sektor lain, industri ban termasuk salah satu industri yang paling
kokoh saat ini. Hal ini disebabkan pertumbuhan produksi dan penjualan industri
selama periode tersebut naik secara signifikan. Demikian halnya dengan laju
periode tahun 1999 sampai tahun 2004. Volumenya sejak 1999 terus meningkat,
meskipun selama tiga tahun pertama (1999-2001) tidak tumbuh secara signifikan.
yang besar, dan era perdagangan bebas merangsang para pengusaha otomotif
dunia berlomba merebut pasar kawasan ini. Di Indonesia, perebutan pasar ban
terakhir ini, serbuan ban Cina yang harganya jauh lebih murah juga cukup
Tabel 2. Volume Penjua lan Ban Lima Besar di Dalam Negeri, 2004 (juta
unit)
PT. PT. PT. Sumi PT. PT. Mega Lain
Gajah Bridgestone Rubber Industri Sofe Tyre -lain
Tunggal Karet Deli
Volume 13,9 4,6 3,6 1,3 0,7 5,7
penjualan
yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan ban Indonesia. Hal ini menjadi
faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan melahirkan inovasi
yang berkualitas serta melahirkan strategi pemasaran yang tepat dalam mengatasi
usaha.
PT. INTIRUB yang merupakan salah satu produsen ban mobil pelopor di
kondisi persaingan industri dalam negeri yang semakin ketat dan tingginya harga
dalam negeri PT. INTIRUB yang cukup signifikan. Berikut disajikan pada Tabel
4
3 yaitu volume penjualan ban dalam negeri PT. INTIRUB selama lima tahun
terakhir.
Volume penjualan ban untuk pasar dalam negeri PT. INTIRUB meningkat
pada tahun 1999 dari 346 677 unit menjadi 405 860 unit pada tahun 2000, akan
tetapi setelah tahun 2001 hingga 2005 volume penjualan menurun secara
signifikan.
dapat bersaing dengan perusahaan sejenis baik di dalam negeri maupun pasar
perusahaan.
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
PT. INTIRUB
di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasar harus berupaya untuk
dapat diciptakan oleh masyarakat atau pemasar. Keinginan adalah hasrat akan
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
memuaskan keinginan baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen
memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran secara lebih efektif dan lebih
fungsi- fungsi tataniaga atau fungsi- fungsi pemasaran. Apabila fungsi- fungsi
ekonomi dan nilai tambah hasil produksi (Limbong dan Sitorus, 1987).
1993), yaitu:
1. Fungsi pertukaran
a. Fungsi pembelian
untuk dijual lagi atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan
b. Fungsi penjualan
memperoleh laba.
2. Fungsi fisik
keterlambatan dalam pengangkutan dan jenis alat angkutan yamg tidak sesuai
dengan sifat barang yang akan diangkut dapat menimbulkan kerusakan dan
3. Fungsi fasilitas
Fungsi standarisasi adalah suatu ukuran atau penentuan mutu suatu produk
dengan berbagai ukuran warna, bentuk, kadar air, kematangan, rasa, dan
c. Fungsi pembiayaan
jenis barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga barang yang tersedia
untuk dijual.
(Ferrell, 1999). Strategi yang akan diambil tidak terlepas dan harus disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Karena strategi merupakan alat mencapai
tujuan. Sedangkan strategi dan tujuan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal
harus dan dapat dilakukan. Oleh karena itu tujuan, strategi, dan lingkungan
Lingkungan
Tujuan internal
Lingkungan
Strategi eksternal
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
Pemasaran adalah proses sosial dimana manusia baik secara individu maupun
kelompok lainnya.
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.
Dengan perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha- usaha pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing- masing tingkatan dan acuan serta
pemasaran (marketing mix), yang terdiri dari empat variabel utama (Kotler, 1998),
yaitu :
1) Produk
Pada variabel ini pemasar harus selalu memantau produk yang diinginkan
konsumen, baik disain atau karakteristiknya maupun kemasan dan nama merek,
perbaikan dan pelayanan serta garansi. Pemasar harus menjaga agar produk
produk baru, memodifikasi produk yang sudah ada, dan menghapuskan produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud
(Kotler, 1998). Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan
produk yang diperoleh atau didapat oleh konsumen dari produk tersebut.
akan mendukung posisi produk itu dalam pasar sasaran. Kualitas produk
merupakan keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang
adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasi dari semuanya yang
Kemasan yang didesain secara tepat dan baik akan menciptakan nilai khusus bagi
ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada pembeli (Kotler, 1998). Sedangkan lini
memiliki fungsi yang serupa, atau karena dijual kepada kelompok konsumen yang
2) Distribusi
Variabel ini berhubungan dengan penyediaan produk pada saat yang tepat,
lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan menyediakan produk dalam jumlah
yang diinginkan konsumen dan dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan
memilih dan memotivasi perantara, pedagang besar dan pengecer, menyusun dan
adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses
untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk memungkinkan produk atau jasa
dipertimbangkan dalam memilih saluran pemasaran adalah jenis dan sifat produk,
sifat konsumen potensial, sifat persaingan, dan sifat saluran pemasaran yang ada.
(1998) terdapat empat level saluran pemasaran untuk barang konsumen, yaitu:
3. Saluran dua- level, berisi dua perantara, umumnya adalah pedagang besar
dan pengecer.
4. Saluran tiga- level, berisi tiga perantara, umumnya adalah pedagang besar,
Selain itu saluran pemasaran yang disebutkan di atas, terdapat juga saluran
pemasaran yang lebih panjang. Dari sudut pandang konsumen, semakin banyak
3) Promosi
baru atau merek baru untuk memberitahu konsumen tentang seluk beluk produk
dengan unsur- unsur bauran pemasaran lainnya. Peran strategi promosi dalam
Penjualan personal
Periklanan Harga
Promosi penjualan Bauran Produk Bauran Pasar
Publisitas promosi Distribusi pemasaran sasaran
Pemasaran Promosi
konsumen sasaran aga r membeli. Menurut Kotler (1998), bauran promosi terdiri
promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang
dibayar.
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dengan alat promosi seperti
komersial yang penting mengenai suatu produk tertentu di suatu media yang
mengenai produk itu di radio, televisi, atau panggung yang tidak dibayar
melakukan penjualan.
4) Harga
harga dapat berperan sebagai alat kompetisi dan harga juga dapat berperan dalam
membangun citra produk. Pengertian harga adalah sejumlah uang yang bersedia
untuk menetapkan upah dasar pekerja, keuntungan yang ingin dicapai, dan status
harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau pengembalian
tinggi akan menghasilkan biaya per unit yang lebih tinggi. Harga ditetapkan
Produsen menetapkan harga cukup tinggi untuk kualitas produk yang tinggi.
Produk melakukan penetapan harga tinggi untuk kualitas produk yang juga
tinggi.
pricing), penetapan harga sesuai harga yang berlaku (going-rate pricing), dan
tingkat harga, yaitu: (1) Kondisi perekonomian, (2) Penawaran dan permintaan,
18
(3) Elastisitas permintaan, (4) Persaingan, (5) Biaya, (6) Tujuan manajer, dan (7)
Pengawasan pemerintah.
terdiri dari variabel- variabel yang merupakan kekuatan maupun kelemahan dan
terdiri dari variabel- variabel ancaman dan peluang yang berada di luar kontrol
manajemen perusahaan.
kebutuhan pasar yang ingin dilayani oleh perusahaan (Pearce dan Robinson,
sosial, dan sistem nilai masyarakat lainnya (David, 1999). Selain itu perlu
biaya dan ketersediaan bahan baku serta hubungan dengan pemasok. Sistem
pengendalian sediaan serta perputaran sediaan, lokasi, fasilitas, tata letak, dan
utilitas fasillitas. Selain itu faktor internal utama yang dapat dianalisis adalah
skala ekonomis, efisiensi teknis dan derajat integrasi vertikal, serta nilai tambah
untuk menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan
4. Keuangan
itu dalam membuat analisis keuangan perlu berhati-hati dalam membuat perkiraan
20
pesaing-pesaingnya.
5. Pemasaran
strategis setiap perusahaan akan berbeda menurut industri, segmen pasar, siklus
Analisis eksternal merupakan salah satu tahap dari proses analisis situasi,
yaitu tahap pengkajian faktor-faktor peluang dan ancaman yang berkaitan dengan
strategi perusahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari analisis eksternal
dapat ditentukan peluang dan ancaman yang timbul bagi perusahaan berdasarkan
ini.
1. Lingkungan Makro
organisasi yang menyusun faktor- faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan
faktor- faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.
a. Faktor politik
masyarakat.
22
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor sosial
Terdiri dari keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup
d. Faktor teknologi
2. Lingkungan Mikro
Porter’s atau yang sering disebut Lima Kekuatan Bersaing, yang meliputi:
untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali sumberdaya yang
kebijakan pemerintah.
beberapa faktor, yaitu jumlah pesaing, karakteristik pesaing, biaya tetap yang
tingkat biaya peralihan. Produk pengganti yang secara strategis layak untuk
produk industri atau produk yang dihasilkan oleh industri yang menikmati
laba tinggi.
harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok, peran produk yang dipasok
oleh pemasok. Selain itu pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka
24
pasokan.
diperoleh pembeli, dan informasi yang dimiliki oleh pembeli. Selain itu
Pemasok Pembeli
(kekuatan pemasok) Pesaing-pesaing industri (kekuatan pembeli)
Pengganti/substitusi
(ancaman substitusi)
unit usaha (SBU) atau memproduksi beberapa produk. Analisis portfolio produk
dikembangkan oleh General Electric, Mc Kinsey and Company dan Shell. Teknik
kritikal internal menentukan kekuatan unit bisnis. Dua dimensi utama yang
digunakan untuk menilai SBU yaitu daya tarik pasar dan kekuatan usaha dari
pasar/industri dengan kekuatan bisnis akan menentukan posisi setiap SBU yang
terbagi ke dalam sembilan sel (Tabel 4), dimana setiap posisi memberikan
Daya tarik pasar terdiri dari faktor- faktor seperti ukuran pasar,
teknologi, pengaruh inflasi dan lain- lain. Sedangkan kekuatan pasar meliputi
faktor- faktor seperti pertumbuhan pangsa pasar, mutu produk, citra produk,
distribusi, dan lain- lain. Faktor- faktor ini akan berbeda antara satu perusahaan
yang berasal dari analisis situasi eksternal- internal. Secara internal, model ini
yang saat ini dapat dilakukan (strength) dan yang tidak dapat dilakukan
(weakness) perusahaan, dan perkembangan apa yang terjadi pada lingkungan yang
strategi pemasaran.
penghalang.
identifikasi faktor strategis dan hasil mencocokkan analisis IE, GE, dan SWOT
untuk memeutuskan secara sasaran strategi alternatif yang terbaik. Matriks ini
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi
berdasarkan pada sejauh mana faktor- faktor sukses kritis eksternal dan internal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari setiap strategi dalam satu set
Sifat positif dari QSPM adalah alat ini mengharuskan ahli strategi untuk
membuat faktor- faktor kunci strategis eksternal dan internal menjadi lebih kecil
kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Hal ini
1999).
Tarigan (2004) dalam Analisis Strategi Pemasaran Minyak Sawit pada PT.
PD. Paya Pinang Group, Medan membahas mengenai proyeksi konsumsi minyak
perusahaan dan eksternal yang merupakan peluang dan ancaman pada perusahaan,
dan merumuskan strategi pemasaran yang akan diterapkan di PT PD. Paya Pinang
Group, Medan.
mutu produk untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang
target penjualan produk yang tepat di masa yang akan datang. Strategi W-O yang
PT. Misadana.
semua pengecer yang menjadi pelanggan saat ini. Segmen yang dipillih adalah
perlu melakukan perbaikan pada strategi produk, khususnya kontrol mutu sayuran,
merek, dan kemasan. Dalam jangka panjang PT. Misadana perlu melakukan
Hal ini dilakukan dengan memperluas target pasar akan tetapi dengan pelayanan
pada PT. Dara Molek Farm membahas mengenai kondisi persaingan dalam usaha
peternakan telur ayam ras dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh peternakan-
Kekuatan utama PT. Dara Molek Farm adalah lokasi pemasaran yang
dan jasa delivery. Sebaliknya kelemahan PT. Dara Molek Farm yaitu belum
perekonomian yang tidak stabil, pesaing dengan harga rendah dan jumlahnya
beberapa perusahaan.
dan pengembangan pasar dan produk. Metode pelaksanaan strategi adalah metode
pengembangan internal.
31
Fungsi- fungsi
pemasaran
Analisis Analisis IE
portfolio produk (Matriks IE)
Analisis SWOT
Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. INTIRUB yang berlokasi di
Jl. Cililitan Besar, Jakarta Timur. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara
satu perusahaan ban yang telah berkecimpung dalam industri ban nasional
maupun internasional. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang dimulai
PT. INTIRUB berdasarkan sumber datanya menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan
Indonesia). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
laporan perusahaan, seperti laporan tahunan, laporan bulanan, hasil riset, dan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Data
sekunder juga sebagai data penunjang yang diperoleh dari instansi- instansi terkait,
perusahaan adalah:
perusahaan adalah:
a. Lokasi pabrik
f. Proses produksi
adalah:
INTIRUB adalah:
INTIRUB adalah:
memperhatikan bauran pemasaran yang ada. Jenis data yang dibutuhkan dalam
a. Keanekaragaman produk
b. Kualitas produk
c. Bentuk produk
d. Merek
e. Kemasan
f. Ukuran
g. Pelayanan
h. Jaminan pengembalian
a. Daftar harga
b. Harga dasar
c. Rabat, potongan
d. Biaya produk
e. Syarat kredit
a. Iklan
b. Promosi penjualan
c. Usaha penjualan
d. Pemasaran langsung
e. Hubungan masyarakat
a. Saluran distribusi
c. Penyortiran
d. Persediaan
e. Pengangkutan
f. Lokasi
a. Tahap masukan
b. Tahap mencocokkan
Data yang diperoleh baik data primer, data sekunder, dan informasi
1) Analisa deskriptif
perusahaan.
eksternal. Analisis faktor- faktor eksternal disusun dalam matriks EFE seperti
Tabel 6.
38
Peluang
10
Ancaman
10
Total 1,00
Sumber: Rangkuti,1997
Peluang
10
Ancaman
10
Total 1,00
internal dalam matriks EFE dan matriks IFE adalah sebagai berikut :
1. Tentukan faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada matriks
EFE serta peluang dan ancaman pada matriks IFE pada kolom 1.
Perbandingan Berpasangan. Beri bobot setiap faktor dengan skala mulai dari
1,00 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Pada Tabel 7 dapat dilihat
……..
Total 1.00
Xi
α= n
∑X
i =1
i
bersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
masing- masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
7). Matriks ini berdasarkan pada dua kunci dimensi, yaitu total pembobotan
faktor- faktor internal (IFE) pada sumbu X dan total pembobotan faktor- faktor
Skor IFE
4.0 Kuat 3.0 Rata-rata 2.0 Lemah 1.0
Tinggi I II III
1.0
Pada sumbu X dari matriks IE, pembobotan total IFE yang bernilai 1.00
sampai dengan 1.99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2.00 sampai
dengan 2.99 menggambarkan posisi internal rata-rata, dan skor 3.00 sampai 4.00
Pada sumbu Y, total pembobotan EFE dengan nilai 1.00 sampai dengan
1.99 menunjukkan posisi eksternal yang rendah. Skor dari 2.00 sampai dengan
2.99 menunjukkan posisi eksternal yang sedang, dan skor dari 3.00 sampai dengan
strategi yaitu:
pada sel I, II, atau IV. Strategi yang layak diterapkan adalah strategi intensif
pembobotan terletak pada sel III, V, atau VII. Strategi yang layak digunakan
sel VI, VIII, atau IX adalah usaha untuk memperkecil atau menutup usaha
industri/daya tarik industri dan faktor-faktor kunci sukses unit usaha (kekuatan
bisnis).
b. Beri bobot sesuai dengan persepsi manajer untuk setiap kriteria dari daya tarik
juga untuk setiap kriteria dari kekuatan unit usaha berdasarkan kepentingan
relatif terhadap profitabilitas atau ukuran lain dari kesuksesan dalam industri.
adalah 1,00 dengan asumsi suatu faktor yang memiliki persentase nilai
dengan faktor lainnya dalam suatu kelompok dimensi baik dimensi daya tarik
sama antara unit- unit usaha yang dianalisis agar pembandingan dapat
dilakukan.
kriteria dengan skala peringkat penilaian 1-5 untuk masing- masing unit usaha,
menandakan industri tidak menarik untuk dimensi daya tarik industri atau
kekuatan bisnis sangat lemah dan peringkat ke-5 merupakan skala penilaian
tertinggi, yang menandakan industri sangat menarik untuk dimensi daya tarik
d. Untuk memperoleh nilai akhir tiap unit usaha, maka peringkat dikalikan
dengan bobot yang sebelumnya telah ditentukan oleh perusahaan untuk setiap
kriteria-kriteria dari masing- masing dimensi daya tarik industri dan kekuatan
bisnis.
e. Memplotkan nilai akhir tiap unit usaha pada matriks sembilan sel (Tabel 9).
Nilai akhir dari kekuatan bisnis setiap unit usaha diplotkan pada sumbu X
yang akan memposisikan unit usaha pada posisi lemah, sedang, atau kuat.
Nilai akhir dari daya tarik pasar setiap unit usaha diplotkan pada sumbu Y
yang akan memposisikan unit usaha pada posisi dengan daya tarik pasar
rendah, sedang, atau tinggi. Titik temu dari kedua dimensi tersebut
merupakan posisi unit usaha pada matriks multifaktor ini. Setiap unit usaha
akan menentukan posisi masing- masing dengan implikasi strategi yang sesuai
dengan posisinya.
Kekuatan Bisnis
1,0
5) Matriks SWOT
Analisis SWOT yang menggunakan model matriks SWOT dapat dilihat pada
Tabel 10.
Opportunities (O)
Threats (T)
Model matriks SWOT terdiri atas empat sel alternatif strategi. Keempat
menghadapi ancaman.
menghindari ancaman.
45
strategi yang dihasilkan. Dalam hal ini QSPM membuat peringkat strategi untuk
menentukan daftar prioritas strategi. Berikut QSPM ditunjukkan dalam Tabel 11.
Peluang
Ancaman
1. 00 1.00
Kekuatan
Kelemahan
1.00 1.00
Sumber: David, 1999
Informasi tersebut didapatkan berasal dari Matriks EFE dan Matriks EFI.
2. Memberikan bobot pada setiap faktor strategis internal dan eksternal. Bobot
yang digunakan sama dengan bobot pada Matriks EFE dan Matriks IFE.
perusahaan.
4. Menetapkan nilai daya tarik (AS). Penetapan nilai daya tarik setiap strategi
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
46
4 = sangat menarik
5. Menghitung total nilai daya tarik (TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan
sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik (AS). Total nilai daya
tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif dengan
eksternal. Semakin tinggi total nilai daya tarik menunjukkan semakin menarik
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah total nilai daya tarik
perbedaan antara jumlah total nilai daya tarik dalam setiap strategi alternatif
PT. INTIRUB (Indonesia Tire and Rubber Works) merupakan salah satu
kebutuhan ban dalam negeri sehingga tidak tergantung pada produk luar negeri.
akta notaris Mr. F. Soewandi yang kemudian dipublikasikan dalam berita negara
No. 52 pada tanggal 1 juli 1955. Pada waktu itu didirikan dengan nama lengkap
and Rubber Works), dengan modal usaha yang dimiliki oleh Bank Industri Negara
pula sebuah pabrik ban baru di Palembang dengan nama PT. INDORUB
pertama yang dipimpin oleh Dr. A.E. Gani, yang mana perusahaan ini adalah unit
dipesan Cekoslowakia selesai dipasang dan proses produksi telah berjalan dengan
lancar. Pabrik pada saat itu dapat memproduksi ban pertama kali yang berupa ban
luar dan ban dalam dengan ukuran 600-16 (untuk ukuran ideal) yaitu ban jeep
dan oplet. Sedangkan produksi normal NV. INTIRUB dijalankan pada tanggal 1
48
April 1959 dengan memproduksi dua macam ukuran ban, yaitu ban ukuran 600-
16 (jeep dan truk) dan 750-20 (truk dan bus) dengan desain kapasitas terpasang
sebanyak 650 pasang ban perharinya. Pada tanggal 16 Mei 1959 perusahaan
oleh Menteri Perindustrian Ir. Ingkiriwang. Dua tahun kemudian pada tanggal 1
perusahaan negeri.
Agreement dan Technical Service Agreement untuk mengatasi pasang surut yang
dialami oleh PN. INTIRUB Jakarta dan PT. INDORUB Palembang. Dengan
kerjasama ini pengelolaan PN. INTIRUB dan PT. INDORUB diserahkan dan
dijalankan oleh tim manajemen Goodyear selama jangka waktu lima tahun.
Dalam jangka waktu lima tahun tersebut, PN. INTIRUB Jakarta berubah menjadi
kemudian pada tanggal 9 Januari 1976 PT. INTIRUB (Persero) Jakarta dan PT.
Corporation diperpanjang hingga akhir tahun 1981. pada akhir tahun 1978
49
meningkatnya kapasitas dari 2400 ban per hari menjadi 4000 ban per hari.
Bentuk kontrak kerja sama semacam ini sangat bermanfaat sehingga pada
sama dengan perusahaan ban American Uni Royal Goodrich untuk jangka waktu
sepuluh tahun. Uni Royal Goodrich dikenal sukses dalam pembuatan ban jenis
adalah dengan PT. Gajah Tunggal pada tanggal 1 April 1987 hingga tahun 1989.
Dan pada tanggal 16 Mei 1990 dilakukan kerja sama dengan PT. Bimantara Cakra
Nusa serta PT. Arya Loka Sentana (ASTRA Grup) dengan komposisi saham
- 30% pemerintah
menjadi PT. INTIRUB. Perkembangan kinerja PT. INTIRUB tidak terlepas dari
situasi persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena itu dalam mencapai
efisiensi dan efektifitas produksi pabrik di Palembang ditutup pada tahun 1992.
Kemudian berdasarkan akta No. 4 dan 5 tanggal 3 Maret 1997 terjadi jual
beli saham PT. INTIRUB yang dimiliki pemerintah Republik Indonesia, PT.
Bimantara Cakra Nusa, dan PT. Arya Loka Sentosa dijual kepada PT. Mega
Rubber Factory dan PT. Trisetijo Manunggal Utama. Selanjutnya akta No. 6
tanggal 3 Maret 1997 dari Notaris Sutjipto SH, rapat umum pemegang saham luar
50
sebanyak 7000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1 000 000 per
lembar yang diambil secara right issue masing- masing oleh PT. Mega Rubber
Factory sebanyak 4.179 lembar saham dan PT. Trisetijo Manunggal Utama
sebanyak 2.821 lembar saham. Kerja sama ini mengikutsertakan saham dari
Total = 100 %
Adapun struktur organisasi yang ada pada PT. INTIRUB adalah struktur
organisasi garis dan staf. Gaya kepemimpinan yang diterapkan perusahaan adalah
Struktur organisasi dan tugas pokok PT. INTIRUB yang dipimpin oleh
seorang Presiden Direktur yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh lima
orang direktur, yaitu Direktur Teknik dan Produksi, Direktur Keuangan, Direktur
1. Presiden Direktur
perusahaan
a. Sekretaris
c. Direktur Keuangan
d. Direktur Pemasaran
seluruhnya.
52
mencakup:
dihasilkan.
3. Direktur Keuangan
administrasi perusahaan
produksi seluruhnya.
tidak langsung.
bagian pembelian.
54
secara keseluruhan.
pelunasannya.
4. Direktur Pemasaran
akan datang.
pemakai ban.
ban.
masing.
meliputi:
kesejahteraan karyawan.
PT. INTIRUB sebagai salah satu perusahaan ban yang telah dikenal
masyarakat membatasi produksinya hanya untuk ban kendaraan roda empat. Jenis
1. Ban Radial
dengan tetap menjaga kestabilan harga. Pembuatan ban luar didukung oleh
1. Compounding
2. Konstruksi
Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari desain ban, fabric, kawat, dan
terbuka. Disamping itu sebagian besar proses dilakukan secara individu dan
tinggi.
1. Pembuatan ban
Selain karet bahan baku yang dapat diperoleh dari daerah setempat, sementara
Secara garis besar proses pembuatan ban terdiri dari tiga tahap, yaitu:
karet dengan bahan-bahan kimia), plice (lapisan ban), tread (telapak ban),
silinder.
mesin prees. Panas diperoleh dari boiler dengan steam dan hot water.
Ban setelah selesai dimasak diberi udara tekanan dan selanjutnya diperiksa
dengan teliti sebelum dimasukkan ke gudang barang jadi. Ban yang tidak
2. Bagian-bagian ban
a. Tread
Disebut juga telapak ban, dibuat dari sejenis kompon khusus yang
b. Carcass
Terdiri dari lapisan- lapisan ply yang terbuat dari benang nilon yang
menekan angin dalam dan tahan (tidak mudah rusak) akibat panas
c. Side Wall
d. Bead
ujung- ujung ply, berfungsi agar ban dapat mempunyai kedudukan yang
kuat dan tidak mudah lepas dari rim apabila ban mendapat tekanan dan
e. Chaffer
Carcass yang rusak atau putus akan melemahkan kekuatan ban dan
f. Breaker
tetapi breaker harus menutupi bagian tengah dari ban. Fungsi breaker
V. PEMBAHASAN
fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Dalam hal ini dalam
a. Fungsi pembelian
PT. INTIRUB memiliki hubungan yang baik dengan pemasok tetap. Harga
pembelian input produksi ditetapkan sesuai dengan harga pasar. Dalam hal ini
b. Fungsi Penjualan
agen pada setiap dealer di wilayah pemasaran. PT. INTIRUB dalam menjual
produknya tidak memberikan syarat kredit atau disebut juga penjualan tunai.
Hal ini demi menjaga perputaran arus kas perusahaan dan mengurangi resiko
penjualan.
a. Fungsi pengolahan
Dalam melakukan pengolahan input menjadi output produk ban PT. INTIRUB
sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan standar internasional ISO
9002. Namun, dalam proses produksi ban secara keseluruhan dinilai kurang
efisien. Hal ini disebabkan mesin- mesin dan peralatan produksi yang sudah
b. Fungsi penyimpanan
agar kualitas produk tidak berkurang sesuai dengan SNI dan ISO 9002.
c. Fungsi pengangkutan
tersebut.
63
c. Fungsi pembiayaan
dari perputaran arus kas penjualan dan pinjaman modal. PT. INTIRUB
kelemahan.
terdiri dari top manajer yaitu presiden direktur dan lima orang direksi, manajer lini
menengah yang terdiri dari kepala divisi, kepala departemen, dan kepala seksi,
serta manajer lini bawah yang terdiri dari supervisor, foreman, dan kepala regu
untuk top manajer diutamakan sarjana, sementara manajer lini menengah, manajer
lini bawah, dan buruh atau karyawan tidak mengutamakan jenjang pendidikan
sarjana. Hal ini disebabkan PT. INTIRUB lebih mengutamakan pengalaman dan
pengabdian.
Status kepegawaian PT. INTIRUB terdiri dari pegawai tetap dan pegawai
pegawai tetap dipekerjakan hingga selesai masa jabatan dan pengabdiannya atau
hanya sebatas UMR (gaji pokok), sedangkan pegawai tetap mendapatkan upah
Direksi /Manajer
Supervisi
Foreman (Penyelia)
hingga jenjang paling terbawah dari badan kestrukturan, akan tetapi hal itu hanya
1) Ban Radial
Ban radial adalah jenis ban yang memiliki konstruksi lebih unggul
dibandingkan dengan jenis ban lainnya dan menggunakan sabuk (belt). Fungsi
belt adalah memperkuat tread ( bagian yang langsung bersentuhan dengan jalan)
radial adalah nyaman, lebih kuat, tread lebih datar (menapak permukaan jalan
lebih mantap), lebih awet, lebih stabil, daya cangkram tetap prima di jalan basah
atau kering, dan anti slip. Pada umumnya ban radial ini tidak memerlukan ban
dalam (tubeless).
2) Ban Bias
Ban bias adalah jenis ban yang memiliki konstruksi yang lebih sederhana
dibandingkan ban radial. Ban bias dilengkapi dengan breaker (peredam) dan
dalam penggunaannya biasanya memerlukan ban dalam. Jenis ban ini terbagi ke
a. Passanger Conventional
Light Truck Tire merupakan jenis ban yang lebih besar dari passanger tire dan
diperuntukkan bagi jenis mobil seperti minibus, colt, dan truk-truk kecil.
67
Berdasarkan ukuran ring, ban light truck terdiri dari mini light truck (ring 10”-
12”), ULT/Ultra light truck (ring 13”-14”), dan light truck (ring 15”-16”).
Truck and Bus Tire merupakan jenis ban yang berukuran paling besar
dibandingkan dengan ketiga jenis ban lainnya. Ban ini diperuntukkan bagi
daya ,manusia. Material dalam pembuatan ban adalah chemical, karet, minyak,
kawat baja, dan benang nilon. Pengadaan bahan baku tersebut sebagian besar
merupakan produk impor. Hampir 95% bahan baku merupakan produk impor
6. Mesin pemotong benang nilon yang telah dilapisi karet (bias cutter)
7. Mesin pelepas dan pembentuk kawat baja (extruder bead dan bead
building)
Secara garis besar kondisi mesin- mesin pabrikan dalam keadaan sudah tua
dan frekuensi kerusakan sudah berada dalam batas yang tidak wajar sehingga
perusahaan dalam mencapai target produksi setiap periode. Selain itu Kondisi
fasilitas produksi seperti alat berat forklift dan kompresor yang rusak dan tidak
cepat diantisispasi untuk diperbaiki juga turut menjadi faktor yang menghambat
Departemen Research and Development terlebih dahulu harus melalui uji coba
1. Uji laboratorium
3. Fielt test
4. Cut analysis
5. Termocople study
6. FVM
INTIRUB berpedoman pada ketentuan APBI. Selain itu dalam menjaga standar
kualitas, PT. INTIRUB menggunakan SNI dan ISO 9002. Aspek sumberdaya
Kapasitas pabrik PT. INTIRUB saat ini adalah 50 000 unit per bulan atau
600 000 unit per tahun, akan tetapi seringnya terjadi kerusakan mesin serta
kurangnya fasilitas produksi yang berupa alat berat pengangkut output dalam
Tabel 12. Produksi Ban terencana dan aktual PT. INTIRUB selama lima tahun
terakhir.
dalam kapasitas optimal, bahkan produksi aktual PT. INTIRUB jauh di bawah
pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari
suatu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu Divisi Penelitian dan
70
- Penelitian terhadap perubahan desain ban lama serta merancang jenis-jenis dan
input atau bahan baku maupun output secara keseluruhan. Pengawasan mutu
tersebut disesuaikan dengan standar ISO 9002 dan SNI. Akan tetapi kemampuan
yang ada karena keterbatasan uji mutu, tenaga ahli, dan sumberdaya modal. Jika
5.2.4. Keuangan
Sumber dana dan permodalan PT. INTIRUB berasal dari dana perputaran
kas pribadi perusahaan dan pinjaman modal kerja kepada Bank Lippo dan Bank
penyediaan modal.
menjual produk yang memiliki profit. Dengan kata lain, harga produk yang dijual
keuntungan terhadap setiap unit penjualan ban PT. INTIRUB adalah 4,14%.
Dalam situasi tingginya biaya produksi yang disebabkan oleh tingginya bahan
Pada saat ini PT. INTIRUB hanya melayani penjualan dengan pembayaran
tunai. Hal ini ditujukan untuk menjaga ketersediaan kas pada perusahaan untuk
5.2.5. Pemasaran
jasa. Kegiatan pemasaran PT. INTIRUB diwarnai oleh terjadinya penurunan total
penjualan dan pengurangan pangsa pasar dalam negeri. Strategi pemasaran yang
dijalankan oleh divisi pemasaran PT. INTIRUB saat ini adalah strategi defensif
dalam beberapa divisi, yaitu divisi pemasaran ekspor, divisi pemasaran lokal, dan
A. Segmentasi Pasar
1) Pasar Do mestik
menjual produk ban sebagai ban pengganti untuk ban yang telah lama atau rusak.
Produk ban yang diperuntukkan sebagai ban armada angkutan juga merupakan
PT. INTIRUB melayani pasar yang berada di beberapa kota besar seperti
Pasar yang paling tinggi tingkat persaingannya adalah Jakarta dan Pulau
Jawa. Hal ini disebabkan banyaknya pabrikan ban yang baru berkembang dan
merebut pangsa pasar PT. INTIRUB. Sementara untuk Indonesia bagian timur,
pasar yang paling besar terdapat di Sulawesi. Berikut pada Tabel 13 ditunjukkan
penurunan penjualan dalam negeri PT. INTIRUB selama lima tahun terakhir.
Penjualan target 548 100 493 600 424 910 332 540 273 190
Penjualan aktual 385 196 380 531 314 106 275 501 216 225
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa PT. INTIRUB selama lima tahun
berkurangnya pangsa pasar yang direbut oleh beberapa pabrikan domestik yang
2) Pasar Ekspor
melainkan juga memasarkan produknya ke luar negeri atau ekspor. Pasar ekspor
yang diterima oleh negara pengimpor ban tersebut. Hal ini disebabkan PT.
INTIRUB telah memiliki kualitas produk yang baik karena telah memiliki
sertifikat ISO 9002 sehingga dapat meningkatkan kepercayaan atas produk yang
dihasilkan.
Tabel 14. Penjualan Ban Mobil PT. INTIRUB Berdasarkan Pasar Tahun
2001-2005 (unit)
Pasar 2001 2002 2003 2004 2005
Pengganti 385 196 380 531 314 106 275 501 216 225
Ekspor 150 350 207 849 166 332 233 590 281 272
Total 535 546 588 380 480 438 509 091 497 497
Sumber: PT. INTIRUB, 2006 (Diolah)
hingga tahun 2004 pasar pengganti merupakan pasar dengan penjualan yang lebih
penurunan penjualan sepanjang tahun 2001 hingga tahun 2005. Hal ini
74
2003 hingga 2005. Pada tahun 2005 pasar ekspor secara mantap menjadi pasar
dengan penjualan terbesar dan mengalahkan penjualan ban pada pasar pengganti.
B. Bauran Pemasaran
1) Produk
adalah Radial, Passanger,Mini Light Truck (MLT), Ultra Light Truck (ULT),
Light Truck (LT), dan Truk and Bus (TB). Ban radial merupakan jenis ban
ditunjukkan pada Tabel 15. proporsi penjualan jenis ban PT. INTIRUB selama
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa selama lima tahun terakhir ban
radial merupakan jenis ban dengan proporsi penjualan terbesar PT. INTIRUB..
Sementara proporsi penjualan ban terbesar kedua adalah jenis ban ULT. Akan
tetapi jenis ban yang menjadi produk andalan PT. INTIRUB adalah jenis ban
75
dengan ring 16” atau jenis ban LT yang menempati proporsi penjualan terbesar
ketiga dari PT. INTIRUB. Hal ini disebabkan jenis ban LT memiliki tingkat
penjualan yang lumayan besar dengan tingkat harga per unit yang tinggi.
2) Distribusi
distributor yang menjadi dealer dari PT. INTIRUB di setiap wilayah pemasaran.
Pada saat ini PT. INTIRUB memiliki 42 distributor yang berada di seluruh
INTIRUB memiliki satu sampai dua dealer di setiap negara tujuan ekspor.
3) Harga
harga terhadap harga pemimpin pasar. Kebijakan harga ini selalu disertai dengan
PT. INTIRUB yang memperhatikan harga pasar dan kebijakan struktur biaya
76
Indonesia (APBI). Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya persaingan harga
4) Promosi
pemasangan papan nama di jalan raya dan hubungan public relation yang baik
penjualan PT. INTIRUB lebih menekankan pada kegiatan yang bersifat pelayanan
tertentu produk. PT. INTIRUB juga memberikan insentif kepada distributor yang
berupa bonus apabila distributor tersebut dapat memenuhi penjualan 110% dari
perusahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari analisis eksternal dapat
teknologi.
A. Faktor Politik
semakin ketat. PT. INTIRUB tidak hanya menghadapi persaingan dalam negeri
saja, namun setiap negara produsen ban mobil dapat menjadi pesaing utama dalam
ban yang ada di Indonesia dalam penetapan standar mutu produk ban yang wajib
dipenuhi. Hal ini membantu dalam mengatasi persaingan yang tidak wajar
dengan produk ban impor yang berasal dari Cina karena produk tersebut beredar
di pasaran dalam negeri Indonesia dengan harga yang sangat murah dan kualitas
yang kurang baik. Kualitas yang kurang baik agaknya tidak berpengaruh besar
bagi pelanggan selama produk tersebut memiliki harga jual yang rendah. Dalam
hal ini banyak pabrikan ban dalam negeri yang sulit bersaing dengan produk ban
impor Cina tersebut. Dengan adanya SNI ya ng dikeluarkan oleh pemerintah maka
negeri.
78
B. Faktor Ekonomi
pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Hal ini
pengaruh terhadap PT. INTIRUB. Dalam hal ini pembayaran dari hasil penjualan
uang dolar. Namun penggunaan impor bahan baku yang besar juga menjadi suatu
biaya impor.
C. Faktor Sosial
terhadap hasil produksi PT. INTIRUB. Sehingga dalam hal ini PT. INTIRUB
D. Faktor Teknologi
kapasitas baru dan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar dalam
negeri. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 16. mengenai penurunan penjualan dalam
Penjualan domestik 385 196 380 531 314 106 275 501 216 225
Penjualan ekspor 150 350 207 849 166 332 233 590 281 272
PT. INTIRUB secara signifikan menurun selama lima tahun terakhir berbeda
dengan penjualan ekspor yang relatif meningkat selama tiga tahun terakhir.
80
Tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri ban saat ini cenderung
sangat kompetitif. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan harga, introduksi
produk baru , dan persaingan promosi penjualan. Dalam hal ini setiap perusahaan
harus memperhatikan gerakan setiap pesaing dalam indus tri. PT. INTIRUB
Dalam industri ban baik pemasok maupun PT. INTIRUB tidak memiliki
kekuatan tawar dalam hal harga karena sistem harga ditentukan oleh harga pasar.
Banyaknya jumlah pemasok bahan baku produksi ban membuat pemasok tidak
pasar industri ban adalah oligopoli. Dalam struktur pasar oligopoli terdapat
oleh suatu perusahaan yang dianggap sebagai pemimpin harga oleh pesaing-
pesaingnya.
81
dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha. Matriks IFE juga
Skor total IFE dari hasil Matriks IFE tersebut adalah 2.59. Skor tersebut
perusahaan. Faktor strategis yang menjadi kekuatan utama dari PT. INTIRUB
82
adalah faktor mutu ban yang baik sesuai SNI dan bersertifikat ISO 9002 (skor IFE
0.266) dan faktor kualitas SDM relatif baik (skor IFE 0.247). Sedangkan faktor
strategis yang menjadi kelemahan utama adalah faktor tidak menyuplai produk
pada pasar perakitan (skor IFE 0.058) dan faktor keterbatasan modal (skor IFE
0.09).
dalam suatu usaha. Matriks EFE dapat membantu ahli strategi dalam
Skor total IFE dari hasil Matriks EFE tersebut adalah 2.399. Skor tersebut
menjadi peluang utama dari PT. INTIRUB adalah faktor pangsa pasar ekspor
yang besar (skor EFE 0.276) dan faktor hubungan baik dengan distributor dan
pelanggan (skor EFE 0.274). Sedangkan faktor strategis yang menjadi ancaman
utama adalah faktor ban impor dengan harga lebih murah (skor EFE 0.113) dan
faktor penggunaan komponen impor bahan baku yang besar (skor EFE 0.119).
ditujukan untuk menghasilkan strategi yang layak dan tepat dilaksanakan pada
Electric).
Berdasarkan hasil wawancara situasi dengan empat pakar yang terdiri dari
pemasaran, dan produksi yang digambarkan pada Matriks IFE dan EFE dapat
Skor IFE
4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
Tinggi I II III
PT. INTIRUB
1,0
Skor total IFE 2.59 pada sumbu horizontal dan skor total EFE 2.399 pada
sumbu vertikal menempatkan PT. INTIRUB dalam sel V pada Matriks IE. Sel V
tersebut merupakan bagian dari divisi hold and maintain strategy. Dalam strategi
pangsa pasar dari produk yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang
lebih intensif. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menambah jumlah dealer,
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah
unit usaha (SBU) atau memproduksi beberapa produk. Analisis lingkungan dalam
penentuan posisi produk terdiri dari daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
Dimensi daya tarik industri merupakan suatu dimensi yang terdiri dari
faktor- faktor dalam industri ban mobil yang mempengaruhi PT. INTIRUB namun
tidak dapat dikontrol secara langsung oleh perusahaan. Analisis terhadap daya
tarik industri meliputi faktor- faktor seperti ukuran industri, pertumbuhan industri,
inflasi dan nilai tukar rupiah. Keseluruhan daya tarik industri diperoleh dari
1) Ukuran Industri
Ukuran industri ban saat ini tergolong besar karena memiliki banyak
segmen pasar. Dalam hal ini segmen pasar terdiri dari pasar perakitan dan pasar
2) Pertumbuhan Industri
yang cukup baik. Hal ini terlihat dengan tingkat produksi ban dalam negeri dan
yang secara signifikan meningkat dalam kurun waktu Tahun 1999 hingga tahun
2004.
86
Margin laba perusahaan industri ban saat ini cenderung tidak dalam posisi
yang sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan pertumbuhan pabrikan ban baru
biaya produksi.
4) Intensitas Kompetisi
Hal ini dengan terjadinya penurunan harga yang tidak wajar dapat dilakukan oleh
pesaing dan paket promosi yang berlebihan sehingga diperlukan peran APBI
5) Teknologi
teknologi terbaru.
meningkat. Di sisi lain pembelian bahan baku yang berasal dari impor dengan
kecenderungan penguatan nilai rupiah terhadap dolar belum dapat dipastikan akan
B. Kekuatan Bisnis
1) Pangsa pasar
Pangsa pasar dalam negeri PT. INTIRUB seperti telah dijelaskan dalam
tingginya intensitas pabrikan ban baru dalam negeri. Namun di sisi lain pangsa
pasar ekspor PT. INTIRUB mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Hal ini
2) Mutu Produk
Mutu produk PT. INTIRUB relatif tergolong baik. Hal ini ditunjukkan
dengan kepemilikan sertifikat ISO 9002 dan pemenuhan standar SNI. Selain itu
membuktikan bahwa standar mutu PT. INTIRUB cukup baik. Namun saat ini
3) Citra Produk
Sebagai salah satu pelopor pabrikan ban di Indonesia PT. INTIRUB masih
memiliki citra produk yang dipercaya oleh pelanggannya karena tetap bertahan
hingga saat ini. Beberapa pelanggan tetap produk ban PT. INTIRUB memiliki
88
4) Distribusi
domestik dan ekspor. Hal ini dirasakan cukup efektif bagi PT. INTIRUB dimana
para agen di setiap daerah dapat menjadi penyalur dan membina hubungan baik
5) Sistem Harga
dalam industri, sementara pabrikan yang lain menjadi pengikut harga. Oleh
karena itu pabrikan ban pengikut harga harus mempertimbangkan struktur biaya
adalah pembobotan dari faktor- faktor kritikal dalam dimensi daya tarik industri
dari masing- masing faktor terhadap tiap-tiap dimensi. Asumsi yang digunakan
portfolio produk PT. INTIRUB berdasarkan hasil kuesioner empat pakar yang
89
terdiri dari manajer fungsional bagian keuangan, pemasaran, produksi, dan human
pembobotan tersebut.
Faktor yang sangat berpengaruh dalam dimensi daya tarik industri ban
bobot rata-rata 0.185. Sedangkan faktor yang sangat berpengaruh dalam dimensi
kekuatan bisnis adalah faktor mutu produk (bobot rata-rata 0.161) pada urutan
pertama dan faktor pangsa pasar (bobot rata-rata 0.158) pada urutan kedua.
90
jenisnya menjadi ban radial, ban passanger, ban MLT, ban ULT, ban LT, dan ban
TB. Enam jenis produk ya ng dihasilkan PT. INTIRUB memiliki posisi relatif
yang dapat dianalisis melalui analisis portfolio. Penempatan posisi relatif tiap
produk dalam Matriks GE menentukan alternatif strategi bisnis dari setiap produk.
Berikut penilaian dimensi daya tarik industri dari setiap produk ban PT.
INTIRUB.
Produk ban radial berada pada posisi dimensi daya tarik industri sedang
(skor GE 3.573) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE 3.351).
Produk ban Passanger berada pada posisi dimensi daya tarik industri
sedang (skor GE 2.699) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE
2.825). Strategi yang layak dilaksanakan adalah hati- hati dalam mengelola untuk
Produk ban MLT berada pada posisi dimensi daya tarik industri sedang
(skor GE 2.87) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE 3.007).
Produk ban ULT berada pada posisi dimensi daya tarik industri sedang
(skor GE 3.159) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE 2.96).
Produk ban LT berada pada posisi dimensi daya tarik industri tinggi (skor
GE 3.789) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE 3.562). Strategi
Produk ban TB berada pada posisi dimensi daya tarik industri tinggi (skor
GE 3.695) dan posisi dimensi kekuatan bisnis sedang (skor GE 3.527). Strategi
Kekuatan Bisnis
1,0
berada pada sel II. Strategi yang layak dilaksanakan adalah strategi investasi
untuk tumbuh. Strategi tersebut dapat berupa rebut kepemimpinan pasar, tumbuh
hati-hati berdasarkan kekuatan, dan memperkuat daerah yang rapuh. Dalam hal
ini untuk produk ban LT dan ban TB sebaiknya dilaksanakan perbaikan kualitas
melalui inovasi produk sehingga dapat menjadi produk unggulan dalam industri
ban. Selain itu dalam promosi penjualan sebaiknya produk ban LT dan ban TB
mendapatkan proporsi yang lebih besar dibandingkan jenis produk ban yang lain.
92
Pada sel V ditempati oleh ban Radial, ban Passanger, ban MLT, dan ban
ULT. Strategi yang layak dilaksanakan adalah strategi hati- hati dalam mengelola
yang ada dan memusatkan investasi pada segmen yang menghasilkan laba baik
dan memiliki resiko rendah. Dalam hal ini sebaiknya PT. INTIRUB
penjualan.
mengembangkan empat tipe strategi yang terdiri dari strategi SO, strategi WT,
strategi ST, dan strategi WT. Strategi pada Matriks SWOT merupakan kombinasi
dari hasil strategi yang telah dihasilkan oleh alat analisis sebelumnya yaitu
Matriks IE dan Matriks GE. Alternatif strategi yang dihasilkan dalam SWOT
dan posisi setiap produk ban dalam dimensi daya tarik pasar dan kekuatan bisnis
yang dihadapi oleh setiap produk tersebut. Strategi SWOT yang dihasilkan
mengacu pada strategi bauran pemasaran yang berup a strategi produk, strategi
1) Strategi SO (Strengths-Opportunities)
wilayah pemasaran ekspor (S1, S2, S5, S7, S8, O1, O3)
dapat menambah jumlah dealer pada wilayah pemasaran ekspor. Hal ini
ditujukan untuk melakukan penetrasi pasar sesuai dengan posisi internal dan
- Menawarkan barang promosi penjualan (S2, S3, S4, S6, S8, O4)
potensial. Hal ini ditujukan agar calon pelanggan potensial tersebut dapat lebih
promosi tersebut.
- Inovasi produk (S1, S2, S6, S7, S8, S9, O3, O4, O5, O6)
modifikasi pengembangan dan berinovasi terhadap desain produk yang sudah ada
pada saat ini mengikuti perkembangan yang dilakukan pesaing. Strategi ini sesuai
dengan posisi internal dan eksternal perusahaan serta posisi produk berdasarkan
2) Strategi WO (Weakness-Opportunities)
dihasilkan adalah:
- Investasi peralatan dan teknologi produksi yang efektif dan efisien (W1, W2,
yang ditujukan pada pembaruan peralatan dan teknologi produksi yang lebih
efektif dan efisien. Hal ini ditujukan bagi peningkatan produktifitas perusahaan
kapasitas produksi dalam memanfaatkan peluang pangsa pasar ekspor yang besar.
sehingga dapat mengatasi penurunan penjualan yang selama ini dihadapi. Hal ini
serta keunggulan pelayanan yang selama ini telah dimiliki oleh PT. INTIRUB
melalui media radio sebagai sponsor program otomotif dan mengiklankan pada
majalah dan surat kabar otomotif. Dengan adanya pengetahuan mengenai produk
3) Strategi ST (Strengths-Threats)
- Membentuk citra produk yang baru (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S8, S9, T1, T2, T3,
T4, T5)
Hal ini dapat dirubah dengan penciptaan citra produk baru terhadap konsumen
produk ban dengan menonjolkan keunggulan dan karakteristik produk ban PT.
INTIRUB.
4) Strategi WT (Weakness-Threats)
- Membuka penjualan produk menggunakan syarat kredit (W3, W5, W6, W7, T1,
menggunakan syarat kredit dalam menghadapi ancaman yang berupa daya beli
perdagangan bebas, dan ban impor dengan harga lebih murah. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan volume penjualan sehingga terdapat alokasi dana yang dapat
dalam pelaksanaannya PT. INTIRUB perlu berhati- hati dalam memberikan syarat
pembayarannya.
yang menguntungkan (W1, W2, W3, W4, W6, W7, T1, T2, T3, T4, T5)
persediaan modal. Selain dalam hal perinvestasian modal, PT. INTIRUB juga
penyediaan pasokan produk ban serta membuat kontrak kerja sama menyuplai
dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari alternatif strategi yang layak
yang berasal dari tahap masukan dan hasil pemaduan yang berasal dari tahap
pencocokan dalam memutuskan strategi alternatif yang terbaik. Selain itu, QSPM
Manajer Pemasaran PT. INTIRUB. Hal ini ditujukan karena pakar tersebut
INTIRUB selama ini dan memiliki pengetahuan mengenai kondisi pemasaran PT.
INTIRUB.
dealer di wilayah pemasaran ekspor (S1, S2, S5, S7, S8, O1, O3)
Strategi 2. Menawarkan barang promosi penj ualan (S2, S3, S4, S6, S8, O4)
Strategi 3. Inovasi produk (S1, S2, S6, S7, S8, S9, O3, O4, O5, O6)
Strategi 4 Investasi peralatan dan teknologi produksi yang efektif dan efisien
Strategi 6. Membentuk citra produk yang baru (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S8, S9,
institusi terkait yang menguntungkan (W1, W2, W3, W4, W6, W7,
pada sejauh mana faktor- faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau
alternatif strategi yang lain dengan jumlah total nilai daya tarik (TAS) tertinggi.
kepada perbaikan mesin dan fasilitas produksi, inovasi produk, dan perluasan
2. Investasi peralatan dan teknologi produk si yang efektif dan efisien (Skor total
TAS 5.395)
terhadap alternatif strategi yang lain. Investasi peralatan dan teknologi produksi
terhadap alternatif strategi yang lain. Membentuk citra produk baru ditujukan
untuk merevolusi gambaran produk yang dimiliki oleh pelanggan terhadap produk
yang akan dihasilkan perusahaan melalui pembentukan citra yang sesuai dengan
pengembangan produk.
99
terhadap alternatif strategi yang lain. Strategi ini ditujukan dalam pengembangan
terhadap alternatif strategi yang lain. Strategi ini ditujukan untuk merebut pangsa
pasar ekspor.
terhadap alternatif strategi yang lain. Strategi ini ditujukan untuk memberikan
4.566)
terhadap alternatif strategi yang lain. Strategi ini ditujukan untuk memperluas
Strategi tersebut menunjang sistem bauran produk, promosi, distribusi, dan harga.
101
6.1. Kesimpulan
1. PT. INTIRUB telah menjalankan tiga fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi
grading, pena nggungan resiko, dan fungsi informasi pasar) dengan baik.
perusahaan maka kekuatan utama PT. INTIRUB adalah faktor mutu ban yang
baik sesuai SNI dan bersertifikat ISO 9002 dan faktor kualitas SDM relatif
baik. Sedangkan faktor strategis yang menjadi kelemahan utama adalah faktor
tidak menyuplai produk pada pasar perakitan dan faktor keterbatasan modal.
perusahaan maka peluang utama dari PT. INTIRUB adalah faktor pangsa
pasar ekspor yang besar dan faktor hubungan baik dengan distributor dan dan
faktor ban impor dengan harga lebih murah dan faktor penggunaan komponen
4. PT. INTIRUB berada dalam divisi hold and maintain strategy pada Matriks
IE. Dalam strategi pertahankan dan pelihara tersebut, maka penetrasi pasar
PT. INTIRUB.
102
5. Ban LT dan Ban TB berada pada divisi strategi investasi untuk tumbuh.
Radial, Ban Passanger, Ban MLT, dan Ban ULT berada pada divisi strategi
pada segmen yang menghasilkan laba baik dan memiliki resiko rendah.
investasi peralatan dan teknologi produksi yang efektif dan efisien dan
membentuk citra produk baru (prioritas ke-3), dan inovasi produk (prioritas
5.12. Saran
penambahan modal kepada para investor. Pada dasarnya kualitas produk ban
PT. INTIRUB relatif sangat baik namun kurangnya usaha promosi penjualan
penjualan sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu
DAFTAR PUSTAKA
Daniati, Sindy. 2004. Skripsi. Analisis Strategi Pemasaran Minyak Kelapa Sawit
(CPO) pada PT. Agro Bintang Dharma Nusantara. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Ferrel O.C, George Lucas, David Luck. 1999. Strategic Marketing Management
Text and Cases. South Western, Ohio.
Lumbantoruan. 2001. Skripsi. Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam Ras pada
PT. Dara Molek Farm. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pearce, J.A dan Robinson R.B. 1997. Manajemen Strategik. Jilid Satu. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Purwoko, Yodhy. 2006. Analisis Strategi Pemasaran dan Analisis Nilai Tambah
Kopi Robusta pada Kelompok Tani Manunggal VI, Kecamatan Jambu,
Semarang. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tika, Kartika. 2001. Skripsi. Analisis Strategi Pemasaran Ban Mobil PT.
INTIRUB. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran 1.
Kuesioner Penelitian
Manajer HRD
pembagian tugasnya?
INTIRUB?
11. Apa saja produk yang dihasilkan PT. INTIRUB dalam industri ban
kendaraan bermotor?
13. Bagaimana sistem penetapan harga jual yang diterapkan PT. INTIRUB?
Lampiran 2.
Kuesioner Penelitian
Manajer Pemasaran
9. Berapa jumlah bahan baku industri yang menjadi pasokan PT. INTIRUB
setiap periodenya?
PT. INTIRUB?
INTIRUB?
108
17. Sebutkan jenis alat angkukt dan pelaksanaan pengangkutan yang dimiliki
PT. INTIRUB?
19. Bagaimana bauran harganya: daftar harga, harga dasar, rabat, potongan,
22. Bagaimana pertumbuhan pangsa pasar ban dan ukuran pasar ban di
Indonesia?
Indonesia?
109
Lampiran 3.
Kuesioner Penelitian
Manajer Produksi
INTIRUB?
110
Lampiran 4.
Kuesioner Penelitian
Manajer Keuangan
PT. INTIRUB?
111
Lampiran 5.
112
Lampiran 6.
RATA-
PAKAR 1 PAKAR 2 PAKAR 3 PAKAR 4 SUM RATA
0.09 0.073 0.077 0.065 0.305 0.07625 0.076
0.073 0.073 0.071 0.067 0.284 0.071 0.071
0.071 0.075 0.077 0.052 0.275 0.06875 0.069
0.048 0.069 0.069 0.052 0.238 0.0595 0.06
0.05 0.058 0.042 0.048 0.198 0.0495 0.05
0.06 0.052 0.073 0.071 0.256 0.064 0.064
0.048 0.069 0.048 0.054 0.219 0.05475 0.055
0.081 0.071 0.069 0.071 0.292 0.073 0.073
0.048 0.067 0.054 0.065 0.234 0.0585 0.059
0.073 0.069 0.069 0.079 0.29 0.0725 0.072
0.079 0.069 0.071 0.075 0.294 0.0735 0.073
0.077 0.071 0.075 0.077 0.3 0.075 0.075
0.073 0.067 0.071 0.079 0.29 0.0725 0.072
0.046 0.035 0.048 0.054 0.183 0.04575 0.046
0.033 0.036 0.032 0.031 0.132 0.033 0.033
0.05 0.046 0.054 0.06 0.21 0.0525 0.052
1 1 1 1 1
RATA-
PAKAR 1 PAKAR 2 PAKAR 3 PAKAR 4 SUM RATA
0.072 0.068 0.072 0.072 0.284 0.071 0.073
0.072 0.08 0.068 0.064 0.284 0.071 0.073
0.102 0.091 0.095 0.08 0.368 0.092 0.092
0.068 0.113 0.087 0.087 0.355 0.08875 0.089
0.095 0.095 0.083 0.08 0.353 0.08825 0.089
0.091 0.061 0.08 0.083 0.315 0.07875 0.079
0.098 0.102 0.114 0.125 0.439 0.10975 0.101
0.091 0.091 0.083 0.083 0.348 0.087 0.087
0.095 0.08 0.098 0.083 0.356 0.089 0.089
0.053 0.083 0.076 0.083 0.295 0.07375 0.075
0.11 0.072 0.076 0.08 0.338 0.0845 0.085
0.053 0.064 0.068 0.08 0.265 0.06625 0.068
1 1 1 1 1
113
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Peluang
1 0.073 3.5 0.2555 2.5 0.1825 1 0.073 2 0.146 4 0.292 3 0.219 2 0.146 2 0.146
2 0.073 2.5 0.1825 3.5 0.2555 2 0.146 2 0.146 2.5 0.1825 4 0.292 3.5 0.256 2 0.146
3 0.092 4 0.368 2.5 0.23 4 0.368 4 0.368 4 0.368 4 0.368 3 0.276 4 0.368
4 0.089 4 0.356 3.5 0.3115 4 0.356 4 0.356 4 0.356 4 0.356 2.5 0.223 4 0.356
5 0.089 3 0.267 2.5 0.2225 4 0.356 4 0.356 2 0.178 4 0.356 2 0.178 4 0.356
6 0.079 2 0.158 2 0.158 2.5 0.1975 2 0.158 2.5 0.1975 2 0.158 1.5 0.119 3.5 0.277
Ancaman
1 0.101 2 0.202 3 0.303 2 0.202 2 0.202 2.5 0.2525 1.5 0.152 3.5 0.354 2.5 0.253
2 0.087 2 0.174 2.5 0.2175 1.5 0.1305 1.5 0.1305 2 0.174 1 0.087 2.5 0.218 2.5 0.218
3 0.089 4 0.356 3 0.267 3.5 0.3115 3 0.267 4 0.356 3 0.267 2.5 0.223 3 0.267
4 0.075 1.5 0.1125 2 0.15 2 0.15 2 0.15 2 0.15 1.5 0.113 3 0.225 2.5 0.188
5 0.085 1.5 0.1275 3 0.255 2 0.17 3 0.255 2 0.17 2 0.17 2.5 0.213 2.5 0.213
6 0.068 1.5 0.102 1 0.068 1.5 0.102 1 0.068 1 0.068 1 0.068 1.5 0.102 2.5 0.17
4.9335 4.8 5.109 5.395 5.3585 5.386 4.566 5.802