net/publication/325734915
CITATIONS READS
61 4,148
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mumuh Mulyana on 13 June 2018.
Oleh :
RINGKASAN
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam
pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.
Namun di tengah perjalanannya, pengembangan usaha Pengrajin Sepatu Sandal tidak
berjalan dengan optimal. Padahal, jika kita cermati lebih jauh, pengembangan usaha ini dapat
berkontribusi besar terhadap pembangunan daerah dan pengentasan kemiskinan dengan cara
mengurangi pengagguran dan pemberdayaan masyarakat.
Memperhatikan latar belakang tersebut, peneliti mencoba melakukan sebuah penelitian
untuk menjawab permasalahan (a) Bagaimana penerapan strategi pemasaran yang telah
dilakukan oleh para Pengrajin Sepatu Sandal di daerah Ciomas Kabupaten Bogor, (b) Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Hambatan yang secara riil dimiliki dan dihadapi oleh para Pengrajin
Sepatu Sandal Ciomas Kabupaten Bogor tersebut serta (c) Strategi Pemasaran seperti apa yang
memungkinkan untuk diterapkan dan meningkatkan omzet penjualan produk para Pengrajin
Sepatu Sandal Ciomas Kabupaten Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor internal yang menjadi Faktor Kekuatan para
Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas Bogor adalah (a) Produk berkualitas, (b) Harga Bersaing dan (c)
Sepatu yang dihasilkan unik dan Kreatif. Sedangkan yang menjadi Faktor Kelemahan adalah (a)
Manajemen Keuangan tidak teratur, (b) Manajemen Persediaan Bahan Baku tidak teratur, (c)
Pengawasan proses produksi dan kualitas kurang, (d) Tempat bekerja kurang nyaman, (e)
Teknologi minimal dan (f) Perhitungan harga pokok produksi kurang akurat. Beberapa faktor
eksternal yang menjadi Faktor Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para Pengrajin Sepatu
Sandal Ciomas Bogor adalah (a) Produk dikenal masyarakat, (b) Ketersediaan sumber daya
manusia, (c) Lokasi dekat Pemasok, (d) Memiliki sistem pemasaran terpusat, (e) Tempat
penjualan strategis dan (f Memiliki banyak relasi.
Dengan menggunakan Analisis SWOT Strategi Pengembangan yang bisa dilakukan oleh
para Pengrajin adalah a. Peningkatan kreatifitas dalam membuat model sepatu sandal, sehingga
semakin beraneka ragam bentuk dan modenya, b. Optimalisasi jaringan / saluran pemasaran
melalui pembangunan kerjasama dengan sesama Pengrajin atau Pengusaha dan Pemasar
lainnya, c. Memperluas jaringan relasi pemasaran, d. Pemanfaatan website atau email sebagai
sarana promosi dan pemasaran (pengembangan E-Commerce), e. Mengalokasikan dana dari
hasil penjualan untuk meningkatkan teknologi produksi yang dipergunakan, f. Bekerjasama dalam
rangka optimalisasi Koperasi yang telah dibentuk sehingga mampu menyediakan bahan baku dan
modal kerja serta mampu mengkoordinir distribusi produk jadi dan g. Para Pengrajin bekerjasama
untuk membangun kekuatan bersama sehingga bisa saling menutupi atau mengeliminir
kelemahan.
Lalu selanjutnya berdasarkan analisis EFAS dan IFAS, para Pengrajin Sepatu Sandal
Ciomas Bogor berada pada kuadran V. Dua strategi yang bisa dilakukan pada posisi stabil adalah
melakukan kegiatan penetrasi pasar dan langkah penyempurnaan strategi pengembangan
produknya untuk mempertahankan dan memelihara kinerja yang sudah dicapai. Peningkatan
kreatifitas dalam pembuatan sepatu sandal menjadi sangat diperlukan sehingga model sepatu
sandal yang diproduksi lebih bervariasi. Keanekaragaman produk menjadi salah satu strategi
dalam memikat minat dari para konsumen, sehingga diperoleh peningkatan omzet penjualan. Di
samping itu, penetrasi pasar harus dilakukan secara intensif. Konsumen yang dihadapi oleh para
Pengrajin adalah konsumen yang sensitif akan harga. Strategi penetrasi pasar menjadi langkah
terbaik untuk menggaet konsumen dengan karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah tersebut
akan dipergunakan strategi penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen.
3
3) Formulasi Strategi
Formulasi Strategi merupakan suatu proses manajemen strategi untuk mencapai tujuan
perusahaan. Proses tersebut diawali dari penyusunan pernyataan misi perusahaan,
selanjutnya adalah menentukan tujuan jangka panjang, dan tahapan terakhir adalah
menentukan strategi yang dipilih di antara alternatif strategi yang tersedia (David, 1997).
Adapun strategi yang dipilih oleh perusahaan, maka ada hal-hal yang harus dilakukan
oleh perusahaan demi keberhasilan strategi tersebut.
4) Implementasi Strategi
Tahap ini melibatkan strategi yang muncul dalam tahap sebelumnya. Kemudian strategi
tersebut dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar penerapkan strategi
organisasi sukses, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang
berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur
organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih
mendalam.
5) Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi adalah suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang
berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian manajemn strategi dengan maksud
untuk memperbaiki dan memastikan bahwa system tersebut berfungsi sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu maka strategi pemasaran sifatnya berkesinambungan.
4
Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum dan badan usaha
yang berbadan hukum.
Pengertian atau definisi UKM di atas merupakan definisi yang dipergunakan dan
dikembangkan di Indonesia. Namun jika kita mencermati negara lain, akan kita peroleh
pemahaman bahwa UKM memiliki definisi yang berbeda. Akan tetapi. dalam definisi tersebut tetap
mencakup dan membahas aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan
perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut
(range of the member of employes), misalnya usaha kecil di United Kingdom adalah suatu usaha
bila jumlah karyawannya antara 1-200 orang; di Jepang antara 1-300 orang; di USA antara 1-500
orang.
Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (1997) kriteria industri kecil
adalah industri dengan nilai investasi parusahaan seluruhnya sampai 200 juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan pemiliknya adalah warga Negara Indonesia.
Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1999, nilai investasi perusahaan
industri yang seluruhnya sampai dengan satu miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, kewenangan pembinaannya berada pada direktorat Jenderal Industeri kecil dan
Dagang Kecil (Depperindag, 2000)
Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan Industri kecil Indonesia dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Industri yang berskala besar dengan jumlah pekerja paling sedikit 50 orang.
2. Industri yang berskala sedang dengan jumlah pekerja 20 sampai 49 orang.
3. Industri yang berskala kecil dengan jumlah pekerja 5 sampai 19 orang.
Gambar 3.1 Diagrams Matriks SWOT dan Kemungkinan Strategi yang Sesuai
METODOLOGI PENELITIAN
6
penerapan strategi pemasaran UKM-UKM tersebut. Wawancara dilakukan kepada para pengrajin
sepatu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perpustakaan, media masa, internet dan hasil
riset serta tulisan-tulisan yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Obyek penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Para Pengrajin Sepatu
Sandal yang berdomisili di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010 hingga November 2010 meliputi kegiatan pengumpulan
data, pengolahan data, hingga penulisan laporan penelitian ini.
4.4. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT untuk
menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan usaha
industri kerajinan sepatu.
Analisis SWOT merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menyusun strategi
pengembangan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) dilakukan
untuk menjawab tujuan dan maksud penelitian tentang strategi pengembangan yang perlu
diterapkan untuk meningkatkan kinerja usaha kerajinan sepatu.
Menurut Rangkuti (2006) Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal, yakni hal-hal
yang berasal dari dalam diri sendiri. Sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor
eksternal, yakni faktor luar yang banyak mempengaruhi kinerja usaha kerajinan sepatu.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
5.2.2 Profil Responden
5.2.2.1 Lamanya menjalankan Usaha
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, dari total 30 orang responden, terdapat 3
orang (10%) Pengrajin yang telah menjalankan usahanya kurang dari sama dengan 5 tahun. Lalu
terdapat 9 orang responden atau 30% yang menjawab 6 – 10 tahun dan 11 – 15 tahun.
Selanjutnya 3 orang responden (10%) menjawab telah 16 – 20 tahun menjalankan usaha tersebut,
5 orang responden atau 17% yang menjalankan usaha selama 21 – 25 tahun dan sisanya 1 orang
(3%) mengaku telah menjalankan usaha lebih dari 26 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini telah menjalankan usaha antara 6 tahun sampai
dengan 10 tahun dan antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun.
Tabel 2 Lamanya Menjalankan Usaha
LamanyaUsaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 5 tahun 3 10.0 10.0 10.0
6 - 10 tahun 9 30.0 30.0 40.0
11 - 15 tahun 9 30.0 30.0 70.0
16 - 20 tahun 3 10.0 10.0 80.0
21 - 25 tahun 5 16.7 16.7 96.7
26 - 30 tahun 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
10
Tabel 4 Distribusi Hasil Produksi
Distribusi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Grosir Saja 4 13.3 13.3 13.3
Grosir & Toko Luar Kota 6 20.0 20.0 33.3
Grosir & Toko Dalam Kota 2 6.7 6.7 40.0
Grosir, Toko & End User 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
JumlahAset
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 10 juta 2 6.7 6.7 6.7
11 - 20 juta 16 53.3 53.3 60.0
21 - 30 juta 7 23.3 23.3 83.3
31 - 40 juta 3 10.0 10.0 93.3
>= 50 juta 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
14
Tabel 9 Peluang dan Ancaman Pengrajin Sepatu Sandal
No Peluang No Ancaman
1 Produk sudah dikenal masyarakat 1 Sarana transportasi terbatas
2 Ketersedian sumberdaya manusia 2 Pesaing dari dalam Negeri
3 Lokasi dekat dengan pemasok. 3 Pesaing dari luar Negeri
4 Memiliki sistem pemasaran terpusat 4 Musim.
5 Tempat penjualan strategis 5 Inflasi
6 Memiliki banyak relasi 6 Kekuatan daya tawar menawar grosir (pemasok
bahan)
5.4 Strategi Pengembangan Usaha Pengrajin Sepatu Berdasarkan Analisis SWOT
Dengan melihat faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada bisnis Pengrajin
Sepatu Sandal Ciomas Bogor, dapat dirumuskan beberapa strategi pengembangan usaha
tersebut.
FAKTOR KEKUATAN KELEMAHAN
INTERNAL
1. Produk berkualitas 1. Manajemen Keuangan tidak teratur
2. Harga Bersaing 2. Manajemen Persediaan Bahan Baku
3. Sepatu yang dihasilkan unik dan Kreatif tidak teratur
3. Pengawasan proses produksi dan
kualitas kurang
FAKTOR 4. Tempat bekerja kurang nyaman
EKSTERNAL 5. Teknologi minimal
6. Perhitungan harga pokok produksi
kurang akurat
Gambar 5.1 Matriks strategi pengembangan usaha Pengrajin Sepatu Sandal berdasarkan Analisis SWOT
Dari berbagai strategi pengembangan tersebut, kita dapat menentukan prioritas strategi.
Untuk menetapkannya perlu dibuat matriks Internal Eksternal Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas.
Tabel 10 Penggunaan Faktor Kritis Internal Eksternal
Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas Bogor
16
Faktor Eksternal
Peluang :
1. Produk dikenal masyarakat 0,11 3 0,34
2. Ketersediaan SDM 0,09 3 0,27
3. Lokasi dekat Pemasok 0,08 4 0,33
4. Sistem Pemasaran Terpusat 0,07 3 0,21
5. Tempat Penjualan Strategis 0,07 4 0,29
6. Banyak Relasi 0.09 2.5 0,22
Ancaman :
1. Pesaing Dalam Negeri 0.08 1.5 0,11
2. Sarana Transportasi Terbatas 0,10 2 0,20
3. Pesaing Luar Negeri 0,08 2 0,15
4. Inflasi 0,08 1.5 0,12
5. Musim 0,08 1.75 0,14
6. Kekuatan Daya Tawar Grosir 0,07 1 0,07
Berdasarkan hasil analisis internal diperoleh skor tertimbang 2,43 sedangkan dari
hasil analisis eksternal diperoleh skor tertimbang 2,46 Maka gabungan dari faktor internal
dan faktor eksternal (Tabel IFAS dan EFAS) tersebut memperlihatkan posisi obyek yang
sedang diteliti yaitu para Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas berada pada ruang V yaitu
Stabilitas (Menjaga dan Mempertahankan).
Selanjutnya dari hasil tersebut dapat ditentukan strategi yang layak ditawarkan untuk
posisi stabil tersebut yaitu para Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas dapat melakukan
kegiatan penetrasi pasar dan langkah penyempurnaan strategi pengembangan
produknya untuk mempertahankan dan memelihara kinerja yang sudah dicapai.
Peningkatan kreatifitas dalam pembuatan sepatu sandal menjadi sangat diperlukan
sehingga model sepatu sandal yang diproduksi lebih bervariasi. Keanekaragaman produk
17
menjadi salah satu strategi dalam memikat minat dari para konsumen, sehingga diperoleh
peningkatan omzet penjualan.
Di samping itu, penetrasi pasar harus dilakukan secara intensif. Konsumen yang
dihadapi oleh para Pengrajin adalah konsumen yang sensitif akan harga. Strategi
penetrasi pasar menjadi langkah terbaik untuk menggaet konsumen dengan karakterisrik
tersebut. Karena dalam langkah tersebut akan dipergunakan strategi penetapan harga
yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
1. Beberapa faktor internal yang menjadi Faktor Kekuatan para Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas
Bogor adalah (a) Produk berkualitas, (b) Harga Bersaing dan (c) Sepatu yang dihasilkan unik
dan Kreatif. Sedangkan yang menjadi Faktor Kelemahan adalah (a) Manajemen Keuangan
tidak teratur, (b) Manajemen Persediaan Bahan Baku tidak teratur, (c) Pengawasan proses
produksi dan kualitas kurang, (d) Tempat bekerja kurang nyaman, (e) Teknologi minimal dan
(f) Perhitungan harga pokok produksi kurang akurat
2. Beberapa faktor eksternal yang menjadi Faktor Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para
Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas Bogor adalah (a) Produk dikenal masyarakat, (b)
Ketersediaan sumber daya manusia, (c) Lokasi dekat Pemasok, (d) Memiliki sistem
pemasaran terpusat, (e) Tempat penjualan strategis dan (f Memiliki banyak relasi.
3. Adapun Strategi Pengembangan yang bisa dilakukan oleh para Pengrajin :
a. Peningkatan kreatifitas dalam membuat model sepatu sandal, sehingga semakin
beraneka ragam bentuk dan modenya
b. Optimalisasi jaringan / saluran pemasaran melalui pembangunan kerjasama dengan
sesama Pengrajin atau Pengusaha dan Pemasar lainnya.
c. Memperluas jaringan relasi pemasaran
d. Pemanfaatan website atau email sebagai sarana promosi dan pemasaran
(pengembangan E-Commerce)
e. Mengalokasikan dana dari hasil penjualan untuk meningkatkan teknologi produksi yang
dipergunakan
f. Bekerjasama dalam rangka optimalisasi Koperasi yang telah dibentuk sehingga mampu
menyediakan bahan baku dan modal kerja serta mampu mengkoordinir distribusi produk
jadi
g. Para Pengrajin bekerjasama untuk membangun kekuatan bersama sehingga bisa saling
menutupi atau mengeliminir kelemahan.
4. Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Sepatu Sandal yang bisa dilakukan oleh
Pemerintah :
a. Pemerintah dapat membantu Pengrajin Sepatu Sandal dengan memfasilitasi jalur
distribusi yang baru
b. Pemerintah memfasilitasi para Pengrajin dengan mengadakan pelatihan tentang
manajemen keuangan, manajemen bisnis dan manajemen persediaan
c. Pemerintah memberi bantuan pengembangan teknologi produksi
d. Pemerintah dapat membantu Pengrajin Sepatu Sandal dengan membatasi impor sepatu
e. Pemerintah memfasilitasi Promosi produk pada masa-masa penjualan tidak ramai dengan
mengadakan event pameran atau yang sejenisnya.
f. Pemerintah mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang mendukung peningkatan dan
pengembangan produksi para Pengrajin.
5. Berdasarkan analisis EFAS dan IFAS, para Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas Bogor berada
pada kuadran V. Dua strategi yang bisa dilakukan pada posisi stabil adalah melakukan
kegiatan penetrasi pasar dan langkah penyempurnaan strategi pengembangan
produknya untuk mempertahankan dan memelihara kinerja yang sudah dicapai.
Peningkatan kreatifitas dalam pembuatan sepatu sandal menjadi sangat diperlukan
18
sehingga model sepatu sandal yang diproduksi lebih bervariasi. Keanekaragaman
produk menjadi salah satu strategi dalam memikat minat dari para konsumen,
sehingga diperoleh peningkatan omzet penjualan. Di samping itu, penetrasi pasar
harus dilakukan secara intensif. Konsumen yang dihadapi oleh para Pengrajin adalah
konsumen yang sensitif akan harga. Strategi penetrasi pasar menjadi langkah terbaik
untuk menggaet konsumen dengan karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah
tersebut akan dipergunakan strategi penetapan harga yang relatif terjangkau dan
menarik bagi konsumen.
6.2 Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan untuk berbagai pihak agar pengembangan usaha para
Pengrajin Sepatu Sandal di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :
1. Pemeritah hendaknya mampu memberikan perhatian optimal terhada pengembangan usaha
para Pengrajin Sepatu Sandal tersebut. Jika usaha tersebut mampu berkembang dengan
sukses, maka akan menjadi sumber PAD bagi Pemerintah setempat, di samping mampu
mengurangi pengangguran di masyarakat.
2. Inovasi dan Peningkatan Kualitas produk harus menjadi mainstream para Pengrajin di
Kabupaten Ciomas. Karena dengan kedua hal tersebut mereka mampu meningkatkan dan
mengembangkan usahanya.
3. Perlu dioptimalkan koperasi yang telah dibentuk sehingga mampu menyediakan bahan baku
yang murah bagi para Pengrajin Sepatu Sandal Ciomas. Tentunya, untuk berkembang,
diperlukan dukungan penuh dari Dinas UKM dan Koperasi serta para Pengrajin. Sehingga
diharapkan mampu membangun sebuah kekuatan industri lokal yang go internasional.
4. Kelengkapan administratif terkait operasionalisasi usaha Pengrajin hendaknya dapat
dilakukan sebaik mungkin, sehingga muncul kemudahan dalam mengakses sentra bisnis dan
sumber permodalan usaha.
5. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dapat ditentukan sample penelitian yang digunakan
dengan menetapkan secara cluster, sehingga setiap desa terwakili sebagai responden dan
sampel yang diteliti. Harapannya, data yang digunakan dan diproses memiliki tingkat validitas
yang lebih tinggi. Di samping itu, matriks BCG dan Matriks SPACE dapat digunakan sebagai
alat untuk menganalisis di samping Matriks SWOT dan EFAS – IFAS.
DAFTAR PUSTAKA
20