Anda di halaman 1dari 59

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK

PADA OKIAGARU FARM, CIANJUR, JAWA BARAT

ANGGI VIOLITA PUTRIADI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
2
i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN


SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi


Pemasaran Sayuran Organik pada Okiagaru Farm, Cianjur, Jawa Barat adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2019

Anggi Violita Putriadi


NIM H34150019
ii
iii

ABSTRAK

ANGGI VIOLITA PUTRIADI. Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Organik


pada Okiagaru Farm, Cianjur Jawa Barat. Dibimbing oleh LUKMAN
MOHAMMAD BAGA.

Okiagaru Farm adalah salah satu unit usaha yang memproduksi dan menjual
sayuran organik. Kesadaran masyarakat mengenai manfaat adanya sayuran
organik menyebabkan peningkatan permintaan sayuran organik. Pada
kenyataannya sayuran organik sangat bergantung pada alam, memerlukan biaya
yang mahal dan sulitnya mencari konsumen akhir. Tujuan dari penilitian ini
adalah untuk merumuskan strategi pemasaran yang sesuai melalui konsep bauran
pemasaran 4P. Perancangan bauran pemasaran melibatkan pihak internal dan
eksternal perusahaan. Metode Analisis Hirarki Proses (AHP) digunakan dalam
penelitian untuk memilih prioritas strategi pemasaran berdasarkan keputusan
pihak internal. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang
menjadi prioritas secara berturut-turut adalah produk, distribusi, harga, dan
promosi. Beberapa subbauran telah dipilih sebagai prioritas dalam bauran
pemasaran. Subbauran tersebut adalah ketersediaan, distribusi langsung, kemasan
dan kerja sama.

Kata Kunci: analisis hirarki proses (AHP), Okiagaru Farm, strategi bauran
pemasaran

ABSTRACT
ANGGI VIOLITA PUTRIADI. Marketing Strategy Analysis of Organic
Vegetables at Okiagaru Farm, Cianjur West Java. Supervised by LUKMAN
MOHAMMAD BAGA.

Okiagaru Farm is a business unit that produces and sells organic


vegetables. Public awareness about the benefits of organic vegetables causes an
increase in demand for organic vegetables. In fact, organic vegetables are very
dependent on nature, costly and difficult to find end consumers. The purpose of
this research is to formulate an appropriate marketing strategy through the 4P
marketing mix concept. The marketing mix design involves the internal and
external parties of the company. Analytical Hierarchy Process (AHP) is used in
research to select the priority of marketing strategies based on internal party
decisions. The results of AHP analysis show that the marketing mix which is a
priority in a row are products, distribution, prices, and promotions. Some sub mix
have been a priority in the marketing mix. The sub mix are availability, direct
distribution, packaging and cooperation.

Keywords: analytical hierarchy process (AHP), marketing mix strategy


, Okiagaru Farm
iv
v

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK


PADA OKIAGARU FARM, CIANJUR, JAWA BARAT

ANGGI VIOLITA PUTRIADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
vi
viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang dilaksanakan
sejak bulan Desember 2018 hingga Februari 2019 dengan judul Analisis Strategi
Pemasaran Sayuran Organik pada Okiagaru Farm, Cianjur, Jawa Barat.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu
dalam penyelesaian karya ilmiah, yaitu kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Lukman Mohammad Baga, MAEc selaku dosen pembimbing,
2. Ibu Tintin Sarianti, SP. MM selaku dosen penguji utama,
3. Ibu Dr. Nia Rosiana, M.Si selaku dosen penguji komdik,
4. Bapak Dr. Ir. Lukman Mohammad Baga, MAEc selaku dosen pembimbing
akademik,
5. Dosen dan Staf Pengajar Departemen Agribisnis,
6. Beasiswa Terpadu Alumni Sosek Angkatan 36 selaku pemberi Beasiswa,
7. Okiagaru Farm yang telah membantu selama pengumpulan data,
8. Kedua orang tua Bapak Priyadi, Amd dan Ibu Erna Suswanti serta seluruh
keluarga dan saudara-saudara atas doa dan motivasinya.
9. Teman-teman atas segala dukungan dan motivasinya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2019

Anggi Violita Putriadi


ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
Manfaat Penelitian............................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA 5
Sayuran Organik............................................................................................... 5
Strategi Pemasaran Perusahaan ......................................................................... 5
KERANGKA PEMIKIRAN 6
Kerangka Teoritis ............................................................................................. 6
Sayuran Organik 6
Konsep Pemasaran 6
Strategi Pemasaran 7
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 4P 7
Analytical Hierarchy Process (AHP) 9
Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................... 10
METODE PENELITIAN 11
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................................... 11
Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 11
Metode Pengambilan Sampel ......................................................................... 12
Metode Pengumpulan Data............................................................................. 12
Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 12
GAMBARAN UMUM OKIAGARU FARM 15
Sejarah dan Operasional Okiagaru Farm ......................................................... 15
Visi dan Misi Okiagaru Farm ......................................................................... 15
Sumber Daya Manusia ................................................................................... 16
Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Identifikasi bauran Pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru Farm ................. 16
Produk (Product) 16
Harga (Price) 18
Distribusi (Place and Time) 18
Promosi (Promotion) 19
Penilaian Konsumen Okiagaru Farm Terhadap Kinerja Bauran Pemasaran ..... 19
Karakteristik Responden Okiagaru Farm 19
Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Okiagaru Farm .... 21
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Produk (Product) 21
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga (Price) 22
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi (Promotion) 23
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi (Place and Time) 23
Hasil Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Okiagaru Farm ................. 24
Analisis Prioritas Bauran Pemasaran .............................................................. 25
x

Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran 25


Skenario Bauran Pemasaran Sayuran Organik ................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA 35
RIWAYAT HIDUP 47

DAFTAR TABEL
1 Perbandingan peningkatan produksi beberapa tanaman sayuran di
Indonesia tahun 2016-2017 1
2 Konsumsi sayur dan buah di Indonesia tahun 2014-2017 2
3 Penilaian tingkat kepentingan AHP 14
4 Daftar harga sayuran Okiagaru Farm 18
5 Karakteristik responden Okiagaru Farm 20
6 Alasan pembelian dan sumber informasi pembelian Okiagaru Farm 21
7 Penilaian konsumen terhadap bauran produk Okiagaru Farm 22
8 Penilaian konsumen terhadap bauran harga 23
9 Penilaian konsumen terhadap bauran promosi 23
10 Penilaian konsumen terhadap bauran distribusi 24
11 Hasil evaluasi bauran pemasaran 24
12 Bobot dan prioritas tujuan pemasaran sayuran organik 28
13 Bobot dan prioritas bauran berdasarkan masing-masing tujuan pemasaran 29
14 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan memasyarakatkan
sayuran organik 30
15 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan memperluas pangsa
pasar 31
16 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan meningkatkan
pendapatan 32
17 Bobot dan prioritas bauran pemasaran sayuran organik 32
18 Bobot dan prioritas subbauran pemasaran sayuran organik 33

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka operasional penelitian 10


2 Produk sayuran organik Okiagaru Farm 17
3 Gambaran umum struktur hirarki strategi pemasaran Okiagaru Farm 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Standar kualitas sayuran daun dan buah Living Organik 37


2 Kuesioner AHP 39
3 Dokumentasi selama wawancara dengan stakeholder Okiagaru Farm 45
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sayuran adalah salah satu subbagian dari tanaman hortikultura. Sayuran


merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi dan mengandung sumber vitamin,
mineral, dan lain-lain. Sayuran memiliki peran penting untuk pemenuhan gizi
manusia. Sayuran dapat ditanam menggunakan sistem konvensional dan sistem
nonkonvensional atau yang sering disebut sebagai pertanian organik. Sayuran
organik merupakan sayuran yang dibudidayakan dengan memperhatikan
lingkungan. Konsep dari sayuran organik adalah menanam dengan menggunakan
seminimal mungkin pupuk dan pestisida kimia (Supriyati dan Herliana 2011).
Menurut Muljaningsih (2011) diantara produk organik, sayuran merupakan
salah satu produk organik yang paling disukai konsumen setelah beras. Hal ini
menunjukkan bahwa sayur dianggap sebagai salah satu kebutuhan utama sebagai
bahan pangan. Konsumen juga mempunyai preferensi produk organik sebagai
prestise karena harga produk organik yang relatif lebih mahal dibandingkan
produk yang dihasilkan secara konvensional.
Kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian
bahan kimia sintesis dalam produksi pertanian semakin meningkat. Masyarakat
semakin selektif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan
ramah lingkungan. Preferensi konsumen yang seperti ini menyebabkan
permintaan produk pertanian organik meningkat (BPTP Jawa Tengah 2012).
Kesadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih dan aman serta pemahaman
akan hidup sehat yang semakin meningkat merupakan dasar yang baik bagi
pengembangan produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Secara morfologi
sayuran organik memiliki penampilan yang lebih alami dengan rasa yang lebih
enak, renyah, halus dan kurang berserat (Zulkarnain 2010). Peningkatan gaya
hidup sehat masyarakat juga dibarengi dengan peningkatan produksi sayuran yang
ditunjukkan oleh Tabel 1. Total produksi sayuran pada tahun 2016 sebesar 3 374
072 ton meningkat menjadi 3 880 102 ton pada tahun 2017. Data ini menunjukkan
bahwa produksi sayuran mengalami peningkatan sebesar 70.36 persen yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbandingan peningkatan produksi beberapa tanaman sayuran di
Indonesia tahun 2016-2017
Produksi (ton) Peningkatan
No Komoditas 2016-2017
Tahun 2016 Tahun 2017 (persen)
1 Lobak 19 483 22 417 15.06
2 Cabai Besar 1 045 601 1 206 266 15.37
3 Cabai Rawit 915 997 1 153 155 25.89
4 Tomat 883 242 962 845 9.01
5 Terung 509 749 535 419 5.04
Total 3 374 072 3 880 102 70.36
Sumber : Badan Pusat Statistik (2018) (diolah)
2

Pertanian organik diartikan sebagai suatu sistem produksi tanaman yang


menitikberatkan pada daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara bisa melalui
limbah tanaman atau ternak yang mampu memperbaiki kesuburan tanah. Pada
dasarnya budidaya organik adalah meniadakan atau mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan kimia. Aplikasi pupuk organik, pupuk
hayati dan biopestisida pada sayuran memiliki berbagai keunggulan nyata
dibandingkan pupuk kimia dan pestisida kimia. Konsep pada penanaman sayur
secara organik adalah menekan semaksimal mungkin penggunaan pupuk kimia
dan pestisida. Sangat disarankan untuk mengonsumsi sayuran setiap hari agar
serat tubuh dapat terpenuhi. Sayuran organik yang umumnya tidak mengandung
residu bahan kimia di dalamnya sangat baik untuk dikonsumsi (Supriyati dan
Herliana 2011)
Konsumsi sayur pada tahun 2016 sebesar 89 215 kg/kapita/tahun
meningkat menjadi 97 279 kg/kapita/tahun pada tahun 2017. Sedangkan buah-
buahan meningkat pada tahun 2016 dari 18 511 kg/kapita/tahun menjadi 30 146
kg/kapita/tahun pada tahun 2017 yang dapat dilihat pada Tabel 2. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat akan gaya hidup sehat kian meningkat.
Gaya hidup sehat masyarakat yang meningkat menjadi peluang pengembangan
budidaya sayuran oleh petani.
Tabel 2 Konsumsi sayur dan buah di Indonesia tahun 2014-2017
Tahun (kg/kapita/th)
No. Konsumsi
2014 2015 2016 2017
1 Sayur 135 469 90 154 89 215 97 279
2 Buah 27 061 23 152 18 511 30 146
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura Kementrian Pertanian (2018) (data diolah)

Okiagaru Farm merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi sayuran


organik dan nonorganik. Jenis sayuran yang diproduksi adalah sayuran Jepang
dan juga sayuran lokal. Usaha ini berdiri sejak tahun 2005. Pada awal berdirinya
Okiagaru Farm memproduksi padi sehat pestisida dan kompos nabati. Pada tahun
2008-2009 pemilik Okiagaru Farm mengikuti pelatihan budidaya sayuran di
Jepang. Berbekal pengalaman tersebut pemilik Okiagaru Farm mencoba
memproduksi sayuran Jepang di Indonesia. Selain sayuran Jepang, Okiagaru Farm
juga memproduksi sayuran lokal yang ditanam dengan sistem pertanian organik.
Pada tahun 2011 Okiagaru Farm telah memasarkan produknya ke Sushi Tei
Bandung. Pada tahun 2012 Okiagaru Farm memasarkan produk ke resto
Yoshinoya, dan AEON Supermarket. Okiagaru Farm memerlukan strategi
pemasaran yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan sayuran organik yang
kian meningkat. Penelitian tentang strategi pemasaran Okiagaru Farm perlu
dilakukan untuk menjawab hal tersebut.

Perumusan Masalah

Kesadaran masyarakat yang kian meningkat mengenai dampak pertanian


nonorganik terhadap keamanan dan kesehatan pangan, menjadikan pertanian
organik menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di sektor pertanian. Bisnis
pertanian organik selain memproduksi suatu produk yang aman untuk dikonsumsi,
3

diharapkan pula dalam jangka panjang dapat meningkatkan dan mempertahankan


tingkat produksi serta kesuburan lahan (Salikin dan Karwan 2003). Kesadaran
masyarakat mengenai manfaat yang ditimbulkan dengan adanya sayuran organik
menyebabkan permintaan sayuran organik semakin meningkat. Sehingga sayuran
organik menjadi potensial untuk dikembangkan.
Meskipun budidaya sayuran organik sangat menguntungkan, bisnis
budidaya sayuran organik sangat bergantung pada alam dan memerlukan biaya
yang tinggi dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk tenaga kerja lebih banyak dibandingkan dengan pertanian
konvensional. Hal tersebut menyebabkan harga sayuran organik menjadi lebih
mahal. Akan tetapi, untuk masyarakat dengan pendapatan yang memadai dan
memiliki pengetahuan tidak menjadi masalah karena dianggap sayuran organik
penting untuk dikonsumsi.
Kendala lain pada pertanian organik adalah sulitnya dalam mencari pasar
end user, hal ini dapat digantikan dengan menjual ke supermarket organik. Akan
tetapi, bagi pedagang kecil sangat berat dikarenakan membutuhkan modal yang
besar. Supermarket menerapkan sistem penjualan bayar belakang atau yang sering
disebut sistem titip barang. Sistem tersebut memberatkan bagi petani apalagi jika
terdapat produk serupa yang berada di supermarket tersebut. Hal ini
mengakibatkan peluang terjual habis menjadi lebih sedikit. Okiagaru Farm
merupakan perusahaan yang juga menjual produk sayuran organik ke
supermarket. Permintaan akan sayuran organik juga cukup besar, akan tetapi
sistem penjualan yang diterapkan oleh supermarket memberatkan pihak
perusahaan.
Okiagaru Farm menjual sayuran organik ke perusahaan Living Organik.
Living Organik menerima sayuran dari berbagai mitra selain Okiagaru Farm,
sehingga Okiagaru Farm memiliki banyak pesaing perusahaan sejenis. Okiagaru
Farm memiliki konsumen langsung dan konsumen tidak langsung. Konsumen
langsung Okiagaru Farm adalah Miori Farm yang merupakan perusahaan
pengolah pangsit sayuran. Konsumen tidak langsung dari Okiagaru Farm yakni
Living Organik sebagai perusahaan pemasar sayuran organik. Peningkatan
penjualan produk Okiagaru Farm bisa terus mengalami peningkatan jika
perusahaan terus menjaga kualitas dan kepuasan konsumennya agar tetap dapat
bersaing dengan perusahaan sejenis.
Okiagaru Farm membutuhkan penelitian yang mampu menjawab
keingintahuan produsen dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan agar
penjualan produk Okiagaru Farm dapat dipertahankan dan terus meningkatkan
pasarnya. Okiagaru Farm yang telah lama berdiri tergolong mapan dalam segi
manajemen dan mampu menetapkan strategi yang baik. Namun setelah melihat
permasalahan yang dialami maka perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
strategi guna mengetahui dampak dari strategi yang telah ditetapkan. Adapun
rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi marketing mix (4P) Okiagaru Farm yang telah
diterapkan selama ini?
2. Bagaimana penilaian konsumen terhadap strategi marketing mix (4P) yang
telah dilakukan oleh Okiagaru Farm?
3. Bagaimana prioritas strategi marketing mix yang sesuai untuk diterapkan
Okiagaru Farm?
4

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diterapkan, tujuan dalam


penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi strategi marketing mix (4P) Okiagaru Farm yang telah
diterapkan selama ini.
2. Mengidentifikasi penilaian konsumen terhadap strategi marketing mix (4P)
yang telah dilakukan oleh Okiagaru Farm.
3. Merumuskan rancangan prioritas strategi marketing mix yang sesuai untuk
diterapkan Okiagaru Farm.

Manfaat Penelitian

1. Bagi pemilik usaha sayuran organik, penelitian ini diharapkan dapat


menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai
strategi pemasaran usaha Okiagaru Farm.
2. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih
baik dimasa yang akan datang, terutama dalam pemasaran sayuran organik.
3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengalaman dan pengetahuan, disamping untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
4. Bagi pihak lain, semoga penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan
informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi penelitian yang
sejenis selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengkajian skenario strategi pemasaran yang


ditetapkan oleh Okiagaru Farm untuk produk sayuran organik. Penulis hanya
mengidentifikasi dan menganalisis elemen bauran pemasaran yang kemudian
disusun dalam sebuah hirarki keputusan. Analisis hirarki keputusan akan
menghasilkan bobot atau nilai dari masing-masing elemen bauran pemasaran dan
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk
menetapkan prioritas bauran pemasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Analitytical Hierarchy Process (AHP). Selanjutnya dilakukan analisis
bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yakni product (produk), price (harga),
place (distribusi) dan promotion (promosi). Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan skenario strategi pemasaran yang dapat diterapkan Okiagaru Farm.
Sebagai tambahan, maka dilakukan analisis penilaian konsumen terhadap bauran
pemasaran sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi bagi Okiagaru Farm.
5

TINJAUAN PUSTAKA

Sayuran Organik

Menurut Melati dan Syukur (2016) pertanian organik menekankan


penerapan praktik-praktik manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan
input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya
adaptasi terhadap keadaan atau kondisi setempat. Jika memungkinkan, hal
tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda biologi dan mekanik
yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam
sistem.
Sayuran yang dapat dibudidayakan secara organik meliputi kelompok
sayuran daun, sayuran buah, sayuran bunga, sayuran umbi dan sayuran batang.
Pola tanaman sayuran organik meliputi monokultur dan tumpang sari. Pola
monokultur adalah pada satu hamparan terdapat satu jenis komoditas sayuran,
sedangkan pola tumpang sari terdiri atas beberapa jenis komoditas sayuran dalam
satu hamparan tertentu (Melati dan Syukur 2016)

.
Strategi Pemasaran Perusahaan

Hamidah (2014) menyebutkan bahwa kegiatan pemasaran sayuran yang


dilakukan oleh Perusahaan Dagang Pacet Segar yaitu variabel segmentasi,
targeting, positioning, produk, harga, tempat dan distribusi. Alternatif yang
memiliki prioritas pertama adalah membangun persepsi pasar potensial terhadap
produk yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan dengan produk pesaing.
Sedangkan Puspasari (2017) mengatakan bahwa faktor media informasi dan
promosi menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemasaran puree bayam organik.
Sedangkan aktor yang memiliki pengaruh paling besar adalah bagian internal
perusahaan yaitu bagian produksi dengan tujuan untuk memacu produksi. Selain
itu, strategi memperkuat kerjasama atau hubungan antar mitra bisnis merupakan
alternatif strategi yang menjadi prioritas. Rifat (2017) mengatakan bahwa strategi
pemasaran utama dalam pemasaran sayuran fresh cut pada PT Sayuran Siap Saji
yang dapat direkomendasikan adalah dengan memperluas jaringan kemitraan
petani di luar daerah untuk menghindari kelangkaan bahan baku yang diakibatkan
iklim, cuaca, hama dan penyakit tanaman.
Sedangkan pada penelitian Fajrin (2017) terdapat empat rekomendasi
strategi sebagai alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh CV
Moena Abadi Sejahtera antara lain, 1) meningkatkan keuntungan penjualan
dengan melakukan pendekatan forward integration; 2) meningkatkan kualitas
buah-buahan lokal dengan lebih menggiatkan quality control; 3) mempertahankan
pelayanan dengan meningkatkan loyalitas karyawan; 4) menata ulang penetapan
harga buah-buahan lokal dengan memperhatikan kesesuaian harga dengan
kualitas.
Sementara menurut Arminsyurita (2014) terdapat beberapa rekomendasi
strategi pemasaran perusahaan Rimba Jaya Mushroom. Rekomendasi pertama
adalah dengan merebut pangsa pasar untuk penetrasi pasar dengan harga yang
6

kompetitif. Selanjutnya rekomendasi kedua adalah konsentrasi melalui integrasi


ke belakang dengan menjalin hubungan dengan pemasok. Rekomendasi
selanjutnya adalah konsentrasi melalui integrasi ke depan dengan cara mengambil
alih fungsi distribusi secara keseluruhan. Rekomendasi yang terakhir adalah
konsentrasi melalui integrasi horizontal dengan upaya kerja sama menggarap
pasar terus membina hubungan dengan beberapa perusahaan sejenis atau
mungkin mengadakan joint venture.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada lokasi
penelitian dan penggunaan metode AHP untuk menentukan prioritas strategi
bauran pemasaran yang akan dipilih oleh Okiagaru Farm. Lokasi yang berbeda
menyebabkan perbedaan pada pembuatan penerapan subbauran pemasaran.
Belum ada penelitian mengenai strategi pemasaran sayuran organik Okiagaru
Farm dengan menggunkan metode AHP sebagai alat analisis yang digunakan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Teoritis

Beberapa teori yang menjadi dasar pemikiran relevan untuk mendukung


penelitian yang dilakukan yaitu:

Sayuran Organik
Pengertian sayuran organik menurut FAO (1999) adalah suatu sistem
manajemen holistik yang mempromosikan dan meningkatkan pendekatan sistem
pertanian berwawasan kesehatan lingkungan, biodiversitas, siklus biologi dan
aktivitas biologi tanah. Sayuran organik memiliki banyak kandungan zat-zat yang
memiliki manfaat kesehatan tubuh yang baik. Sayuran organik sangat baik dalam
hal mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Sayuran organik
umumnya tidak terdapat bahan kimia sintesis karena tujuan utama budidaya
sayuran organik adalah mengurangi dampak negatif bahan kimia yang biasa
digunakan pada sektor pertanian. Penggunaan pupuk dalam produksi sayuran
organik menggunakan pupuk organik, pupuk hayati dan biopestisida yang terdapat
bermacam-macam keunggulan dibandingkan dengan pupuk kimia dan pestisida
kimia. Oleh karena itu, konsep dasar pada budidaya sayuran organik adalah
meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Sayuran organik juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh,
yaitu mencegah maupun mengobati berbagai penyakit berbahaya seperti kanker,
hipertensi, diabetes, stroke dan gangguan ginjal. Selain itu mengonsumsi jus
sayuran dapat digunakan sebagai detoksifikasi tubuh (membersihkan racun di
dalam tubuh) dengan melakukan terapi jus. Hal ini disebabkan oleh kandungan
sayuran yang kaya akan vitamin, mineral, rendah kalori dan kaya akan serat.

Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah ilmu dalam menjelajah, menciptakan dan menyampaikan
nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran (target market). Pemasaran
mencari tahu semua kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Pemasaran
7

mencari tahu, mengukur dan menghitung ukuran pasar yang teridentifikasi serta
potensi laba. Pemasaran menunjukkan dengan tepat segmen pasar yang dapat
dilayani dengan sangat baik oleh perusahaan. Pemasaran juga merancang dan
meningkatkan produk serta jasa yang tepat (Kotler 2006).
Pemasaran menciptakan produk yang tepat untuk pelanggan atau kebutuhan
pembeli, bukannya mencari pelanggan yang tepat untuk produk kita. Konsep
pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah
menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan dan
mengomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang
dipilih (Kotler dan Keller 2008).

Strategi Pemasaran
Assauri (2013) menjelaskan bahwa strategi pemasaran pada dasarnya adalah
rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran. strategi
pemasaran memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu. Pada masing-masing
tingkatan dan acuan serta alokasi, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Kotler dan
Keller (2008) menjelaskan bahwa strategi pemasaran merupakan salah satu
strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan unit bisnis.

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 4P


Bauran pemasaran menurut Assauri (2013) adalah suatu alat
pendemonstrasian prinsip dasar dari pemasaran. Bauran pemasaran juga
memberikan pandangan mengenai strategi dasar terutama dalam menghadapi para
pesaing serta menetapkan keputusan taktis tertentu. Unsur-unsur dalam bauran
pemasaran ialah sebagai berikut:

1. Produk (Product)
Produk merupakan kemasan total dari manfaat yang diciptakan atau
diberikan oleh suatu organisasi untuk ditawarkan kepada pemakai sasaran
(Assauri 2013). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk merupakan alat
bauran pemasaran yang paling mendasar. Tanpa ada produk yang
dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi dan tempat. Komponen
yang termasuk dalam bauran produk mencakup keragaman produk, kualitas,
desain, bentuk produk, merek produk, ukuran produk, pelayanan produk dan
jaminan. Pemasaran dengan memberikan pelayanan produk dapat
memberikan keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar (Kotler 2006).
Sementara itu, berdasarkan siapa konsumen yang membeli, terdapat dua
macam barang, yaitu:
a. Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan
konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk
tujuan bisnis.
8

b. Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh


industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk
keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu untuk diubah atau
diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh
produsen ataupun untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan
transformasi fisik (proses produksi).
2. Harga (Price)
Harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen yang didapatkan
dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya
keuangan dari konsumsi, disamping biaya sosial yang bukan keuangan,
seperti dalam bentuk waktu, upaya, psikis, risiko, dan prestise atau gengsi
sosial (Assauri 2013). Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia
dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Perusahaan dalam
menetapkan harga harus memperhatikan unsur-unsur dari bauran harga
yaitu tingkat harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran (Kotler
2006). Menurut Assauri (2007) pada dasarnya prosedur penetapan harga
dapat dikelompokkan ke dalam tiga orientasi, yaitu orientasi biaya, orientasi
permintaan dan orientasi persaingan.
a. Penetapan harga dengan orientasi biaya, penetapan harga
memperhitungkan segala biaya termasuk biaya overhead.
b. Penetapan harga dengan orientasi permintaan yaitu didasarkan pada
persepsi konsumen dan intensitas permintaan yang lebih ditekankan
dari faktor biaya.
c. Penetapan harga dengan orientasi persaingan yaitu penetapan harga
yang membutuhkan analisis dan pengkajian tentang harga yang
ditetapkan oleh para pesaing. Harga yang ditetapkan kemungkinan
adalah sama dengan yang ditetapkan oleh pesaing atau mungkin harga
yang diterapkan, lebih rendah atau lebih tinggi dalam suatu presentase
tertentu dari para pesaing. Tujuan dari penetapan harga yaitu untuk
memperoleh laba maksimum.
3. Tempat (Place)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), tempat adalah kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Secara
umum perusahaan tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna
akhir sehingga terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran.
Penempatan produk dan penyediaan produk harus pada tempat dan waktu
yang tepat. Strategi distribusi produk meliputi sejumlah keputusan seperti
lokasi dan daerah perusahaan, lokasi produk serta jenis pengiriman produk.
Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi
dikelompokan menjadi dua (Kotler 2006) yaitu:
a. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk
dari produsen langsung ke konsumen tanpa penyalur.
b. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam
mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen
perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
9

Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak
mengetahui kegunaan dan keunggulan dari produk tersebut, dimana produk
dapat diperoleh dan berapa harganya. Konsumen yang menjadi sasaran
produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.
Pelaksanaan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi
yang disebut bauran promosi yang terdiri atas lima cara komunikasi utama,
yaitu: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan
secara pribadi dan pemasaran langsung (Kotler dan Armstrong 2008).

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah sebuah metode untuk mengambil keputusan yang tepat dengan
menyederhanakan persoalan rumit. Tujuan dari AHP adalah mempercepat proses
pengambilan keputusan dengan cara membagi permasalahan kedalam beberapa
bagian dan menata permasalahan tersebut dalam suatu susunan hirarki.
Selanjutnya setiap variabel diberikan pertimbangan secara subjektif tentang
pentingnya variabel tersebut. Pertimbangan secara subjektif dilakukan dengan
memberikan nilai dan menetapkan variabel yang mempunyai prioritas tertinggi
dari hasil sintesis berbagai macam pertimbangan. Hal ini bertujuan untuk
mempengaruhi hasil dari situasi tersebut. AHP bertujuan untuk memecahkan
permasalahan yang kompleks untuk mengembangkan prioritas dengan cara
menyusun suatu kriteria, pihak yang terkait, hasil serta menyimpulkan berbagai
pertimbangan. Metode tersebut dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Menurut
Saaty (1993) AHP memiliki tiga prinsip dasar, yaitu:
1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki permasalahan yang
dihadapi. Menyusun secara hirarki yaitu membagi persoalan menjadi
elemen-elemen yang terpisah.
2. Pembedaan prioritas dan sintesis. Penetapan prioritas yaitu menentukan
peringkat elemen-elemen menurut relatif tingkat kepentingan.
3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan
secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang
logis.
Proses hirarki analitik dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-
masalah terukur (kuantitatif) maupun yang memerlukan pendapat (judgement).
Penggunaan pendapat dalam memecahkan masalah dilakukan dengan
membandingkan masukan-masukan (input) secara berpapasan (pairwise
comparison matrix). Dibutuhkan skala ukur yang dapat membedakan setiap
pendapat serta mempunyai keteraturan, sehingga memudahkan transformasi
pendapat dalam bentuk angka (nilai skala). Tingkat validitas pendapat tergantung
pada konsisten dan akurasi pendapat. AHP dapat digunakan dalam merangsang
timbulnya gagasan untuk melaksanakan kegiatan kreatif dan untuk mengevaluasi
keefektifan tindakan tersebut. Selain itu untuk membantu para pemimpin dalam
menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan guna mengevaluasi pengaruh
faktor-faktor relevan dalam situasi kompleks. AHP juga dapat melacak
ketidakkonsistenan dalam pertimbangan dan preferensi peserta, sehingga para
pemimpin mampu menilai pengetahuan para pembantu mereka dan kemantapan
pemecahan itu (Saaty 1993).
10

Kekuatan AHP yang lain juga terletak pada rancangannya yang bersifat
menyeluruh dan menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data
kuantitatif dan preferensi kuantitatif. AHP merupakan suatu model yang
memberikan gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah
manusia ketimbang memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru
berlawan dengan hati nurani (Saaty 1993).

Kerangka Pemikiran Operasional

Okiagaru Farm

Visi, Misi, dan Tujuan Okiagaru Farm

Pemasaran di pasar modern yang


merugikan petani kecil

Analisis Strategi Pemasaran Okiagaru Farm

Produk Harga Tempat Promosi

Analisis Deskriptif

Alternatif Strategi Pemasaran

Analisis Proses Hirarki Analitik


(PHA)

Prioritas Strategi Pemasaran

Gambar 1 Kerangka operasional penelitian

Okiagaru Farm merupakan unit usaha yang memproduksi sayuran organik


di Cianjur Jawa Barat. Okiagaru Farm sudah berdiri selama empat belas tahun dan
menjadi penghasil sayuran organik dengan kualitas tinggi di Indonesia. Akan
11

tetapi, Okiagaru Farm dirasa belum memasarkan produk sayuran organik dengan
optimal.
Berdasarkan hal tersebut, maka memerlukan prioritas dalam pengambilan
keputusan untuk bauran pemasaran. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
digunakan dalam menentukan prioritas bauran pemasaran. Metode ini
memudahkan dalam proses pemilihan alternatif bauran pemasaran yang akan
bermanfaat bagi perusahaan. Strategi pemasaran yang baik dan benar adalah yang
mencakup semua unsur bauran pemasaran dan terlebih dahulu disesuaikan dengan
karakteristik dan tujuan perusahaan.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah dan
potensi yang terdapat pada Okiagaru Farm. Langkah selanjutnya adalah
menganalisis visi, misi, dan tujuan Okiagaru Farm. Selanjutnya menganalisi
strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan melalui analisis bauran
pemasaran (4P) yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang dinilai oleh
konsumen dan manajemen Okiagaru Farm. Tahap selanjutnya adalah analisis
menggunakan alat analisis AHP (Analytical Hierarchy Process). Melalui analisis
AHP ini akan didapatkan alternatif strategi bauran pemasaran yang cocok
diterapkan oleh Okiagaru Farm ke depannya. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan teori bauran pemasaran yang diterapkan terhadap teori bauran
pemasaran pada literatur. Selanjutnya dilakukan analisis penilaian konsumen
secara deskriptif. Dapat dilihat pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Okiagaru Farm yang terletak di Desa Ciputri,


Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bentuk usaha dari perusahaan
yang diteliti adalah budidaya sayuran organik. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha Okiagaru Farm
merupakan salah satu pusat produksi sayuran organik yang ada di Jawa Barat.
Proses penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018 hingga Februari 2019.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara melakukan observasi dan pengamatan
langsung serta wawancara dengan pihak Okiagaru Farm dan pengisian kuesioner
online oleh konsumen produk Okiagaru Farm. Data sekunder merupakan data
pendukung penelitian yang berasal dari laporan-laporan perusahaan, Badan Pusat
Statistik, berbagai literatur berupa skripsi, laporan penelitian, jurnal dan artikel
yang relevan dengan topik penelitian.
12

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode nonprobability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling
dan convenience sampling. Teknik puprosive sampling digunakan untuk memilih
responden yang memiliki keahlian, pengalaman dan informasi lebih pada data
yang ingin diketahui. Adapun responden tersebut adalah pemilik Okiagaru Farm
dan bagian pemasaran Okiagaru Farm.
Teknik convenience sampling digunakan untuk memilih sampel dalam
populasi yang sedang berada di lokasi penelitian serta bersedia menjadi sampel
penelitian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 53 orang. Data konsumen yang
diperoleh dari perusahaan pemasar Living Organik dan konsumen akhir.
Penentuan jumlah sampel tersebut didasarkan pada jumlah minimal sampel
sebanyak 30. Selain itu, ukuran populasi Okiagaru Farm tidak diketahui dengan
tepat karena anggota populasi dapat membeli produk Okiagaru Farm tersebut
beberapa kali atau berulang-ulang sehingga pengambilan sampel dilakukan di atas
sebaran normal dalam statistik, yakni minimal 30 sampel untuk menghindari
sampel error atau tidak menyebar normal.
Sampel yang diambil untuk dijadikan responden pada penelitian ini dipilih
dari populasi Okiagaru Farm dan telah lulus tahap screening terlebih dahulu.
Kriteria responden yang lulus tahap screening yaitu konsumen Okiagaru Farm
yang telah berusia tujuh belas tahun atau lebih dan pernah melakukan pembelian
produk Okiagaru Farm.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei


yaitu mengambil sebagian populasi (sampling) yang dianggap dapat mewakili
keseluruhan ciri populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
pengamatan dan komunikasi. Teknik pengamatan dilakukan dengan mengamati
secara langsung maupun mendokumentasikan dengan alat bantu informasi yang
dibutuhkan seperti kondisi dan keadaan lokasi bisnis, sedangkan teknik
komunikasi yang digunakan adalah wawancara dengan bantuan kuesioner.
Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari kerja (Senin-Jumat). Waktu wawancara
dilakukan pada pukul 09.00-16.00 WIB. Pemilihan tersebut berdasarkan waktu
operasional Okiagaru Farm. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner online
untuk memperoleh data konsumen.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
strategi bauran pemasaran 4P usaha sayuran organik pada Okiagaru Farm yang
dilakukan secara kualitatif. Setelah responden internal melakukan pengisian
kuesioner kemudian dilakukan proses analisis data dengan metode AHP secara
kuantitatif. Metode ini dapat menentukan prioritas strategi bauran pemasaran yang
13

tepat. Selanjutnya akan dilakukan analisis deskriptif dari prioritas strategi bauran
pemasaran yang dihasilkan.
Menurut Saaty (1993) terdapat delapan langkah kerja utama dalam
pengerjaan AHP, yaitu:
1. Mendefinisikan dan merinci pemecahan masalah yang diinginkan.
Penguasaan secara mendalam terhadap pemilihan tujuan, kriteria dan
elemen-elemen penyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur yang
pasti dalam mengidentifikasi komponen-komponen sistem seperti tujuan,
kriteria dan aktivitas-aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu struktur
hirarki.
2. Membentuk struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara
keseluruhan. Hirarki merupakan abstraksi struktur dari suatu sistem
mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya. Masing-
masing abstraksi memiliki kaitan satu sama lain. Abstraksi yang memiliki
kaitan satu sama lain terdiri dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-
faktor pendorong yang memengaruhi sub-sub sistem tujuan, responden
pemberi dorongan, tujuan responden dan terakhir membentuk alternatif
strategis, pilihan ataupun skenario.
3. Menyusun matriks banding berpasangan untuk melihat pengaruh setiap
elemen yang relevan di setiap kriteria yang berpengaruh dan setingkat
diatasnya. Dimana puncak hirarki dengan fokus utama (G) merupakan dasar
atau tujuan melakukan perbandingan antar elemen yang terkait dibawahnya.
Perbandingan berpasangan yang pertama dilakukan pada elemen tingkat
kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki (F1, F2, F3,...,Fn). Di
dalam perjanjian, suatu elemen yang berada di sebelah kiri diperiksa
dominasinya atas suatu elemen di puncak matriks.
4. Mengumpulkan semua pertimbangan untuk pengembangan matriks pada
langkah ketiga. Langkah ini melakukan perbandingan berpasangan antar
variabel yang dapat dilakukan dengan pertanyaan. Dalam pengisian matriks
berpasangan dapat digunakan skala banding yang dapat dilihat pada Tabel 3.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal
utama, mencari prioritas dan pengujian konsistensi. Angka yang digunakan
adalah angka 1 sampai 9 dimana angka 1 tersebut digunakan apabila Fi
lebih mendominasi sifat fokus puncak hirarki dibandingkan dengan Fj.
Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang memengaruhi sifat
puncak hirarki dibandingkan dengan Fj, maka digunakan angka
kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai
kebalikannya. Dimana untuk langkah ke 6 hingga 8 bisa diolah dengan
menggunakan software Microsoft Excel 2010.
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkatan dan gugusan dalam
hirarki tersebut. Pembandingan dilakukan untuk semua elemen pada setiap
tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria
elemen diatasnya. Matriks perbandingan dalam metode AHP dibedakan
menjadi Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan
(MPG).
7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk melakukan pembobotan
vektor-vektor prioritas dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot
yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan
14

seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu:


pengolahan vertikal dan pengolahan horizontal. Kedua jenis pengolahan
tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal
dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal. MPI dan MPG
harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi. Tujuan dari pengolahan
vertikal adalah untuk menyusun prioritas setiap elemen pada tingkat
keputusan hirarki tertentu terhadap fokus utama. Sedangkan pengolahan
horizontal digunakan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat
yang berbeda pada satu tingkat diatas elemen tersebut. Pengolahan ini
memiliki tiga bagian yaitu penentuan Vektor Prioritas (Vektor Eigen), uji
konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi
tinggi.
Tabel 3 Penilaian tingkat kepentingan AHP
Intensitas Definisi Penjelasan
Kepentingan
1 Kedua komponen sama Kedua komponen memberikan
pentingnya kontribusi sama besar
3 Komponen yang satu sedikit Pengalaman dan pertimbangan
lebih penting dari komponen sedikit menyokong satu komponen
lainnya atas komponen lainnya
5 Komponen yang satu lebih Pengalaman dan pertimbangan
esensial atau sangat penting dengan kuat menyokong satu
dari komponen lainnya komponen atas komponen lainnya
7 Satu komponen jelas lebih Satu komponen dengan kuat
penting dari komponen menyokong dan dominannya telah
lainnya terlihat dalam praktek
9 Satu komponen mutlak lebih Bukti yang menyokong komponen
penting dari komponen yang satu atas lainnya memiliki
lainnya tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai diantara dua Kompromi diperlukan diantara dua
pertimbangan yang pertimbangan
berdekatan
Kebalikan Jika untuk aktivitas “i” mendapat
satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas “j”, maka “j”
memiliki nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan “i"
Sumber: Saaty (1993)

8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengalikan setiap


indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan
menjumlahkan hasil kalinya. Langkah selanjutnya adalah hasil yang didapat
dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi
acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Penyimpangan
dalam AHP diperbolehkan dengan toleransi rasio inkonsistensi di bawah 10
15

persen untuk memperoleh hasil yang baik. Rasio inkonsistensi harus bernilai
kurang dari atau sama dengan 10 persen.

GAMBARAN UMUM OKIAGARU FARM

Sejarah dan Operasional Okiagaru Farm

Pada tahun 2005 Okiagaru Farm didirikan oleh Agus Ali Nurdin di Desa
Silihwangi, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sebagai
kelompok petani muda yang bergerak di sektor pertanian ramah lingkungan. Pada
tahun 2008 pendiri mengikuti program magang petani muda ASEAN di Jepang
kerja sama Kementerian Pertanian RI dan Japan Agricultural Exchange Council
(JAEC) selama 11 bulan. Sepulang dari Jepang (tahun 2009) Agus Ali Nurdin
bekerja sama dengan Yuki (alumni magang Jepang) menanam sayuran jepang
seluas 2 hektar di Bogor dan 4 hektar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Komoditas sayuran dipasarkan di Sushi Tei Bandung, Yoshinoya Jakarta, Cosmo
Swalayan Jakarta, Swalayan AEON BSD Tangerang dan IZI Hotel Bogor. Total
luas lahan yang dikelola oleh Okiagaru sampai saat ini seluas 15 hektar (11.2
hektar konvensional dan 3.8 hektar organik), yang tersebar di beberapa lokasi
(Majalengka, Ciwidey, Cianjur dan Bogor).
Okiagaru Farm dalam membudidayakan sayuran organik bermitra dengan
petani. Okiagaru Farm membudidayakan sayuran Jepang dan sayuran biasa
dengan cara organik dan nonorganik. Pemasaran yang dilakukan oleh Okiagaru
Farm saat ini adalah menjual produknya ke Living Organik dan Miori Farm.
Produk Okiagaru Farm dibagi menjadi dua bagian, yakni produk yang masuk
standar Living Organik dan yang tidak lolos standar akan dijual ke Miori Farm
untuk dijadikan pangsit sayuran.

Visi dan Misi Okiagaru Farm

Visi
Lembaga agribisnis petani muda yang mandiri, inovatif, profesional,
bertaraf internasional, berbasis ekonomi syariah dan ramah lingkungan.

Misi
1. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan petani
muda indonesia.
2. Meningkatkan daya saing petani sebagai pelaku utama dalam sistem
agribisnis.
3. Menghasilkan produk pertanian yang sehat dan kontinyu dengan kualitas
tinggi.
4. Menciptakan teknologi tepat guna dan nilai tambah produk pertanian.
5. Menerapkan sistem kerja yang mengacu pada SKKNI/SNI.
6. Menerapkan sistem agribisnis berdasarkan kaidah-kaidah syariah.
16

Sumber Daya Manusia

Okiagaru Farm memiliki jumlah pengurus sebanyak 11 orang. Sebagai


Ketua Okiagaru Farm yaitu Agus Ali Nurdin, S.E dan sebagai pihak pemasaran
adalah Subur, S.P. Okiagaru Farm memiliki divisi penyelenggara diklat, program
dan evaluasi, humas dan kerja sama serta konsumsi akomodasi.

Sarana dan Prasarana

Okiagaru Farm yang berdiri sejak 2009 ini memiliki beberapa fasilitas
seperti ruang berdiskusi, kantor, timbangan dan beberapa alat penunjang dalam
pengemasan sayuran. Okiagaru Farm memiliki mobil bak terbuka yg berfungsi
sebagai mobil untuk mengangkut sayuran organik ke Living Organik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi bauran Pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru Farm

Okiagaru Farm selama ini belum merumuskan kegiatan pemasaran melalui


konsep bauran pemasaran 4P (product, price, promotion and place). Setelah
dianalisis secara mendalam melalui observasi lapang dan wawancara, diperoleh
perumusan bauran pemasaran 4P sayuran organik di Okiagaru Farm. Setiap
bauran pemasaran mempunyai strategi operasional atau taktik yang berbeda-beda
dan selanjutnya disebut subbauran pemasaran. Bauran dan subbauran pemasaran
yang dirumuskan telah disesuaikan dengan sifat usaha Okiagaru Farm sehingga
terdapat perbedaan dengan bisnis lainnya.

Produk (Product)
Sayuran Jepang dan sayuran organik merupakan produk yang menjadi
prioritas utama yang dihasilkan oleh Okiagaru Farm. Sayuran diperoleh dari
petani yang menjadi mitra Okiagaru Farm. Proses pengemasan dan pemberian
label dilakukan oleh petani secara manual. Bahan-bahan dalam proses
pengemasan seperti sterofoam, plastik wrap, plastik klip dan label didapat dari
perusahaan mitra pemasaran. Okiagaru Farm menjual produk sayuran organik ke
dua pihak yakni Living Organik sebagai perusahaan pemasaran sayuran organik
dan Miori Farm. Sayuran yang tidak masuk standar kualitas Living Organik akan
dijual ke Miori Farm.
1. Kualitas
Okiagaru Farm selalu menjaga kualitas sayuran organik yang
dihasilkan karena ingin mempertahankan kepercayaan konsumen. Kualitas
produk Okiagaru Farm mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan mitra pemasaran yaitu Living Organik. Standar kualitas yang
diperhatikan misalnya tinggi akar, batang, daun, kondisi daun, batang, akar,
posisi sayuran, berat, panjang dan kondisi buah. Sebelum dipasarkan oleh
Living Organik kualitas sayuran yang dihasilkan oleh Okiagaru Farm akan
17

disortir terlebih dulu. Barang yang tidak memenuhi standar yang telah
ditentukan akan dikembalikan ke petani. Sayuran yang memiliki kualitas
dibawah standar akan diolah menjadi pangsit vegetable oleh unit usaha
lainnya milik Okiagaru Farm yaitu Miori Farm.
Pihak dari Okiagaru Farm melakukan pengecekan secara rutin
terhadap kualitas setiap sayuran yang dijual. Pengecekan dilakukan ketika
sayuran akan dikemas dan dikirim ke Living Organik. Sebelum masuk
gudang milik Living Organik, sayuran akan disortir kembali oleh pihak
Living Organik. Apabila produk tidak memenuhi standar dari Living
Organik maka akan dikembalikan kepada pihak Okiagaru Farm.

Gambar 2 Produk sayuran organik Okiagaru Farm

2. Kemasan
Proses pengemasan sangat penting untuk tujuan agar sayuran tidak
mudah rusak. Sebelum dikemas sayuran harus sudah bebas air sisa dari
proses pembersihan yang bertujuan untuk mencegah kelembaban pada
sayuran. Hal tersebut dapat menyebabkan sayuran menjadi busuk. Kemasan
yang umumnya digunakan oleh Okiagaru Farm adalah sterofoam, plastik
wrap dan plastik klip. Okiagaru Farm juga menggunakan label perusahaan
pemasar yaitu Living Organik. Kemasan dan label yang digunakan
Okiagaru Farm didapatkan dari koperasi yang didirikan oleh Living Organik
dan untuk pembayaran dipotong dari hasil penjualan sayuran organik yang
masuk standar Living Organik.

3. Ketersediaan Produk
Jumlah sayuran yang didistribusikan ke Living Organik jumlahnya
beragam setiap waktu tergantung dari kesepakatan dengan pihak Living
Organik dan ketersediaan sayuran di petani.

4. Variasi Produk
Variasi produk yang dihasilkan oleh Okiagaru Farm bergantung pada
keputusan pihak pemasar. Pihak tersebut akan mengatur pola tanam yang
harus dilakukan oleh Okiagaru Farm untuk menghindari kurangnya jenis
sayuran yang dijual akibat tidak mengatur pola tanam antar mitra.
18

5. Ukuran
Ukuran sayuran Okiagaru Farm sudah ditetapkan oleh Living
Organik. Misal untuk sayuran kubis, Living Organik hanya menerima
dengan berat satu kilogram. Ukuran menjadi sangat penting dikarenakan
produk yang dihasilkan oleh Okiagaru Farm akan dijual di supermarket
yang memiliki standar ukuran tersendiri. Produk yang tidak memenuhi
ukuran standar dikembalikan kepada petani oleh pihak Okiagaru Farm.
Ukuran diperhatikan karena pihak supermarket sebagai pasar memiliki
standar ukuran tersendiri. Konsumen menengah keatas lebih memilih
sayuran dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

Harga (Price)
Harga sayuran yang ditawarkan bervariasi berdasarkan berat sayuran per
kemasan, jenis sayuran dan kemasan yang digunakan. Harga sayuran organik
sudah ditetapkan oleh Living Organik sebagai perusahaan mitra pemasaran dari
Okiagaru Farm. Living Organik menetapkan kisaran harga di awal kontrak
dengan pihak Okiagaru Farm. Harga yang ditawarkan oleh Living Organik
tentunya diatas Harga Pokok Penjualan (HPP). Kisaran harga yang sudah
disepakati oleh pihak Okiagaru Farm.
Tabel 4 Daftar harga sayuran Okiagaru Farm
No Nama Sayur Satuan Harga (Rp)
1 Brokoli Kg 20 300
2 Kol Putih Kg 7 150
3 Kale Kg 25 000
4 Pakchoy Pack 3 030
5 Tomat Buah Kg 9 700
6 Horinso Pack 4 530
7 Wansuy Pack 3 500
8 Cabe Merah Keriting Kg 36 750
9 Buncis Baby Kg 22 250
10 Buncis Lokal Kg 16 250

Distribusi (Place and Time)


Awal berdiri Okiagaru Farm hingga tahun 2017, Okiagaru Farm
mendistribusikan barangnya ke supermarket AEON dan beberapa restoran Jepang
seperti Yoshinoya. Mulai tahun 2017 Okiagaru Farm bergabung menjadi mitra
Living Organik sebagai perusahaan pemasar untuk sayuran organik ke beberapa
supermarket. Living Organik mendistribusikan sayuran organik ke 90
supermarket yang berada di Jabodetabek dan beberapa di pulau Sumatera.
Produk Okiagaru Farm didistribusikan ke perusahaan pemasaran sayuran
organik yaitu Living Organik dan selanjutnya oleh pihak Living Organik akan di
distribusikan ke beberapa supermarket. Target pasar Okiagaru Farm adalah
konsumen menengah ke atas sehingga tempat menjual sayuran organik berada di
supermarket. Saluran distribusi produk Okiagaru Farm terbagi menjadi dua pola
saluran. Pertama disalurkan kepada perusahaan pemasaran dan selanjutnya ke
supermarket dan terakhir ke konsumen. Saluran kedua adalah Okiagaru Farm
melakukan penjualan langsung ke unit usaha dari Okiagaru Farm (Miori Farm).
19

Promosi (Promotion)
Okiagaru Farm tidak melakukan kegiatan promosi secara khusus karena
untuk saat ini masih berfokus pada pengadaan produk. Okiagaru Farm melakukan
kerja sama dengan perusahaan pemasar sayuran organik yang bernama Living
Organik. Selain kerjasama, Okiagaru Farm melakukan promosi produknya secara
langsung melalui media sosial seperti grup Whatsapp. Okiagaru Farm juga
melakukan kegiatan promosi melalui perbincangan secara langsung dengan
pembeli atau mitra.

Penilaian Konsumen Okiagaru Farm Terhadap Kinerja Bauran Pemasaran

Karakteristik Responden Okiagaru Farm


Dapat dilihat hasil pengolahan data dari 53 kuesioner yang telah diisi oleh
responden didapatkan karakteristik umum dari konsumen produk Okiagaru Farm.
Data ini didapat dari konsumen Living Organik pengguna Instagram yang
membeli jenis produk yang dibudidayakan oleh Okiagaru Farm. Karakteristik
umum yang didapat terdiri dari asal daerah, jenis kelamin, usia, status, pendidikan
terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, frekuensi pembelian, alasan pembelian,
sistem informasi dan produk yang sering dibeli.
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa karakteristik dari konsumen produk
Okiagaru Farm. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner melewati media
elektronik terhadap responden diperoleh karakteristik konsumen Okiagaru Farm
secara umum. Lebih dari 50 persen responden berasal dari luar Jabodetabek dan
hanya 13.5 persen dari Jabodetabek. Hal ini dikarenakan perusahaan pemasaran
yang menjadi mitra Okiagaru Farm juga mengirim produk keluar daerah
Jabodetabek.
Jika dilihat dari jenis kelamin, konsumen didominasi oleh perempuan
sebesar 58.5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih
memiliki ketertarikan terhadap sayuran organik. Informasi umur menunjukkan
bahwa banyak pembeli yang berumur dibawah 25 tahun dan belum menikah.
Tingkat pendidikan didominasi oleh lulusan SMA karena rata-rata konsumen
adalah mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini sayuran organik sudah
mulai diminati oleh kaum muda. Dilihat dari jenis pekerjaan, didominasi oleh
mahasiswa sisanya sebagai wiraswasta dan pegawai swasta. Dalam distribusi
pendapatan konsumen yang didapatkan hampir semua tergolong dalam
pendapatan kurang dari Rp5 000 000.
Data pembelian menunjukkan bahwa frekuensi terbesar terdapat pada
pembelian kurang dari dua kali. Produk yang paling sering dibeli konsumen
adalah tomat buah dan cabe merah. Berdasarkan hasil survei responden,
mayoritas konsumen mengetahui produk Okiagaru Farm dari teman dan media
sosial masing-masing 34 persen, keluarga 26.4 persen dan lainnya sebesar 5.6
persen.
20

Tabel 5 Karakteristik responden Okiagaru Farm


Karakteristik Persentase Total
Kriteria Jumlah
Responden (persen) (persen)
Asal daerah Jabodetabek 7 13.5 100
Luar Jabodetabek 46 86.5
Jenis kelamin Laki-laki 22 41.5 100
Perempuan 31 58.5
Usia 17-25 tahun 52 98.1 100
26-35 tahun 1 1.9
>35 tahun 0 0
Status Menikah 1 1.9 100
Belum Menikah 52 98.1
Pendidikan terakhir SD 0 0 100
SMP 0 0
SMA 46 86.8
Diploma 2 3.8
Sarjana 5 9.4
Pascasarjana 0 0
Pekerjaan Mahasiswa 50 94.3 100
Wiraswasta
Pegawai swasta
PNS 0 0
Lain-lain 0 0
Pendapatan per <5 jt 52 98.1 100
Bulan 5 jt-10 jt 0 0
11jt-15 jt 0 0
>15 jt 1 1.9
Produk yang sering Brokoli 22 41.5 100
dibeli Kol putih 17 32.1 100
Tomat buah 27 50.9 100
Pakchoy 10 18.9 100
Kale 0 0 100
Horinso 0 0 100
Wanshuy 1 1.9 100
Cabe merah 28 52.8 100
keriting 100
Buncis baby 4 7.5 100
Buncis lokal 12 22.6 100
Frekuensi pembelian <2 kali 31 58.5 100
2-5 kali 17 32.1
>5 kali 5 9.4

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 62.3 persen responden menyatakan


alasan pembelian sayuran organik Okiagaru Farm karena kualitas produk. Alasan
selanjutnya adalah dikarenakan manfaat, harga, ketersediaan, kebiasaan dan
variasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk penting untuk diperhatikan
karena hal yang menjadi perhatian utama dari konsumen Okiagaru Farm adalah
mengenai kualitas. Sayuran Organik sangat berkaitan dengan kualitas produk
21

yang terjamin. Sumber informasi responden mengetahui adanya produk sayuran


organik Okiagaru Farm adalah melalui teman dan media sosial dengan persentase
masing-masing sebesar 34 persen. Selanjutnya sumber informasi responden
adalah melalui keluarga dengan persentase sebesar 26.4 persen.
Tabel 6 Alasan pembelian dan sumber informasi pembelian Okiagaru Farm
Persentase Total
Keterangan Kriteria Jumlah
(persen) (persen)
Alasan pembelian Kebiasaan 8 15.1 100
Harga 19 35.8 100
Kualitas 33 62.3 100
Ketersediaan 12 22.6 100
Variasi 6 11.3 100
Manfaat 27 50.9 100
Lainnya 2 3.8 100
Sumber informasi Keluarga 14 26.4 100
Teman 18 34
Media sosial 18 34
Pameran 0 0
Lainnya 3 5.6

Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Okiagaru Farm

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Produk (Product)


Pada penelitian ini, penilaian konsumen terhadap bauran produk pada
Okiagaru Farm yaitu kualitas, kemasan, ketersediaan, variasi, ukuran dan
tampilan. Penilaian konsumen terhadap bauran produk dapat dilihat pada Tabel 7.
Pada subbauran pemasaran produk, sebanyak 50.9 persen konsumen menyatakan
bahwa produk sayuran dari Okiagaru Farm memiliki kualitas yang baik dan
sebanyak 49.1 persen memberikan penilaian sangat baik pada kualitas produk
sayuran organik Okiagaru Farm. Seluruh responden yang memberikan penilaian
mengatakan bahwa kualitas dari sayuran organik baik dan sangat baik
dikarenakan pihak dari perusahaan pemasar telah menentukan standar kualitas
yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga produk yang dihasilkan
terjaga kualitasnya.
Penilaian berikutnya adalah mengenai kemasan, lebih dari 50 persen
konsumen menilai bahwa kemasan menarik. Perusahan pemasar memberikan
ketentuan kemasan untuk semua sayuran yang akan di pasarkan. Sebanyak 66
persen konsumen mengatakan bahwa produk sayuran organik yang diinginkan
tersedia dan sebanyak 30.2 persen mengatakan sayuran organik yang diinginkan
selalu tersedia. Penilaian selanjutnya mengenai variasi produk yang disediakan,
sebanyak 52.8 persen mengatakan produk yang disediakan bervariasi dan
sebanyak 20.8 persen mengatakan bahwa variasi produk yang disediakan tidak
banyak. Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis sayuran organik yang
dihasilkan oleh Okiagaru Farm tidak hanya didistribusikan ke satu supermarket.
Melainkan didistribusikan ke banyak supermarket dan hal ini menyebabkan
kuantitas sayuran organik terbatas.
22

Tabel 7 Penilaian konsumen terhadap bauran produk Okiagaru Farm


Penilaian Persentase Total
Kriteria Jumlah
Konsumen (persen) (persen)
Kualitas Sangat baik 26 49.1 100
produk Baik 27 50.9
Tidak baik 0 0
Sangat tidak baik 0 0
Kemasan Sangat menarik 13 24.5 100
Menarik
Tidak menarik 39 73.6
Sangat tidak 1 1.9
menarik 0 0
Ketersediaan Selalu tersedia 16 30.2 100
produk Tersedia 35 66
Jarang tersedia 2 3.8
Tidak pernah 0 0
tersedia
Variasi produk Sangat banyak 14 26.4 100
Banyak 28 52.8
Tidak banyak 11 20.8
Sangat tidak 0 0
banyak
Ukuran produk Sangat sesuai 10 18.9 100
Sesuai 43 81.1
Tidak sesuai 0 0
Sangat tidak sesuai 0 0

Penilaian selanjutnya mengenai ukuran produk, semua konsumen


mengatakan bahwa ukuran produk sesuai dan sangat sesuai. Hal ini dikarenakan
pihak pemasar menentukan ukuran sayuran organik yang dijual sesuai kebutuhan
dari konsumen dan tidak berlebihan. Konsumen modern saat ini lebih menyukai
produk dengan ukuran yang sesuai kebutuhan. Penilaian terakhir adalah penilaian
terhadap tampilan produk. Sebesar 73.6 persen konsumen dari 53 responden
menilai bahwa tampilan produk dari sayuran organik Okiagaru Farm menarik dan
sebesar 26.4 persen menilai sangat menarik. Hal ini dikarenakan produk sayuran
organik yang dihasilkan mayoritas dikemas menggunakan plastik transparan
sehingga konsumen dapat melihat secara langsung kualitas sayuran yang akan
dibeli.

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga (Price)


Penilaian terhadap bauran harga adalah keterjangkauan harga sayuran
organik yang dijual dan kesesuaian harga dengan kualitas sayuran organik yang
dibeli. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan hasil pengisian
kuesioner, sebanyak 75.5 persen pembeli menilai harga sayuran organik
terjangkau, sebanyak 20.8 persen menilai sangat terjangkau dan 3.7 persen
menilai harga sayuran organik tidak terjangkau. Jika dilihat dari kesesuaian harga
dengan kualitas sayuran organik sebanyak 66 persen responden menilai sesuai dan
sebanyak 34 persen menilai sangat sesuai.
23

Tabel 8 Penilaian konsumen terhadap bauran harga


Penilaian Persentase
Kriteria Jumlah Total (persen)
konsumen (persen)
Harga Sangat 11 20.8 100
terjangkau
Terjangkau 40 75.5
Tidak 2 3.7
terjangkau
Sangat tidak 0 0
terjangkau
Harga sesuai Sangat sesuai 18 34 100
dengan kualitas Sesuai 35 66
Tidak sesuai 0 0
Sangat tidak 0 0
sesuai

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi (Promotion)


Hal yang dinilai dalam bauran promosi adalah mengenai kemudahan
konsumen dalam mengetahui promosi produk sayuran organik yang dilakukan
oleh perusahaan terkait Living Organik, karena Okiagaru Farm masih
memasarkan produknya melalui perusahaan pemasaran. Sebanyak 56.6 persen
responden memberi penilaian bahwa mudah dalam mendapatkan informasi
mengenai produk tersebut. Sedangkan sebanyak 28.3 persen lainnya menilai tidak
mudah dalam mendapatkan informasi mengenai promosi yang dilakukan oleh
Living Organik. Hal ini dikarenakan pihak Living Organik yang tidak melakukan
promosi kepada konsumen secara langsung, media sosial yang digunakan Living
Organik masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Tabel 9 Penilaian konsumen terhadap bauran promosi
Penilaian Persentase Total
Kriteria Jumlah
konsumen (persen) (persen)
Informasi Sangat mudah 8 15.1 100
mengenai Mudah 30 56.6
promosi Tidak mudah 15 28.3
Sangat tidak 0 0
mudah

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi (Place and Time)


Penilaian yang dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa mudah atau
tidak konsumen dalam menemukan produk sayuran Okiagaru Farm di
supermarket yang mereka kunjungi. Dapat dilihat pada Tabel 10, hasil penilaian
yang didapat dari 53 responden, 64.2 persen menilai bahwa mudah mereka
menemukan produk sayuran Okiagaru Farm. Sedangkan sebanyak 22.6 persen
mengatakan bahwa tidak mudah dalam memperoleh produk sayuran organik
Okiagaru Farm.
24

Tabel 10 Penilaian konsumen terhadap bauran distribusi


Penilaian Persentase Total
Kriteria Jumlah
konsumen (persen) (persen)
Distribusi Sangat mudah 7 13.2 100
Mudah 34 64.2
Tidak mudah 12 22.6
Sangat tidak 0 0
mudah

Hasil Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Okiagaru Farm

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara


dengan pihak Okiagaru Farm dan penilaian konsumen terhadap strategi bauran
pemasaran yang telah dilakukan perusahaan. Maka, didapatkan hasil evaluasi
strategi bauran pemasaran pada Okiagaru Farm yang merupakan hasil penilaian
oleh konsumen.
Tabel 11 Hasil evaluasi bauran pemasaran
Persentase
Bauran Keterangan Kriteria Jumlah
(persen)
Produk Kualitas terjamin dan kemasan P1∩P2 52 98.11
menarik
Kualitas terjamin dan ketersediaan P1∩P3 51 96.23
produk ada
Kualitas terjamin dan variasi P1∩P4 42 79.25
produk banyak
Kualitas terjamin dan ukuran P1∩P5 53 100
produk sesuai
Kemasan menarik dan ketersediaan P2∩P3 51 96.23
produk ada
Kemasan menarik dan variasi P2∩P4 42 79.25
produk banyak
Kemasan menarik dan ukuran P2∩P5 52 98.11
produk sesuai
Ketersediaan produk ada dan P3∩P4 41 77.36
variasi produk banyak
Ketersediaan produk ada dan P3∩P5 51 96.23
ukuran produk sesuai
Variasi produk banyak dan ukuran P4∩P5 42 79.25
produk sesuai
Kualitas terjamin, kemasan P1∩P2 41 77.36
menarik, ketersediaan produk ada, ∩P3∩P4
variasi produk banyak, dan ukuran ∩P5
produk sesuai
Harga Harga terjangkau dan sesuai H1∩H2 51 96.23
Promosi Promosi mudah dijumpai M1 38 71.69
Distribusi Mudah ditemukan D1 41 77.36

Keterangan:
P1: kualitas terjamin H1: harga terjangkau
25

P2: kemasin menarik H2: harga sesuai


P3: ketersediaan produk ada M1: promosi mudah dijumpai
P4: variasi produk banyak D1: produk mudah ditemukan
P5: ukuran produk sesuai

Pada bauran produk, persentase jumlah responden yang menyatakan bahwa


kualitas terjamin, kemasan menarik, ketersediaan produk ada, variasi produk
banyak dan ukuran produk sesuai adalah 77.36 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumen sudah menyukai produk sayuran organik Okiagaru Farm yang
dijual saat ini. Penilaian konsumen mengenai bauran harga sebanyak 96.23 persen
yang menggambarkan bahwa harga terjangkau dan sesuai dengan kualitas yang
didapat. Sedangkan untuk bauran promosi, konsumen menilai kemudahan dalam
menjumpai promosi yang dilakukan oleh Okiagaru Farm sebesar 71.69 persen.
Penilaian konsumen terhadap bauran distribusi yang menggambarkan kemudahan
konsumen dalam mendapatkan produk sebesar 77.36 persen.

Analisis Prioritas Bauran Pemasaran

Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran


1. Tujuan
Tujuan merupakan suatu sasaran yang ingin dicapai dan pedoman
pengelolaan suatu organisasi. Kotler dan Keller (2009a) menjelaskan bahwa
terdapat empat kriteria dalam menentukan tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu unit bisnis. Kriteria-kriteria tersebut adalah tujuan harus diurutkan
secara hirarkis, dari yang paling penting hingga kurang penting; tujuan
harus dapat dinyatakan secara kuantitatif jika dimungkinkan; tujuan
memiliki sasaran yang realistis; dan tujuan harus konsisten. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pihak Okiagaru Farm, beberapa tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan pemasaran yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Memasyarakatkan sayuran organik. Salah satu tujuan didirikannya
Okiagaru Farm adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya mengonsumsi sayuran organik. Saat ini masih banyak
masyarakat yang belum menyadari manfaat mengonsumsi sayuran
organik.
2. Memperluas pangsa pasar. Okiagaru Farm ingin memperluas
jangkauan konsumen yang membeli sayuran organik di Okiagaru
Farm.
3. Meningkatkan penjualan. Tujuan yang diharapkan selanjutnya dalam
memasarkan sayuran organik adalah meningkatkan penjualan.
Meningkatnya penjualan dapat juga mengarah kepada keberhasilan
dalam memasyarakatkan sayuran organik dan memaksimalkan laba
terhadap pendapatan usaha.
26

2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (4P) merupakan sebuah strategi yang dibutuhkan
organisasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (Singh 2012).
Manajemen pemasaran dibutuhkan untuk menempatkan produk pada harga,
tempat dan waktu yang tepat. Bauran pemasaran terdiri dari:
1. Bauran produk merupakan kombinasi dari beberapa atribut yang
melekat pada barang atau jasa. Produk erat kaitannya dengan faktor
fisik seperti aroma, desain, rasa, kinerja serta faktor nonfisik seperti
nilai dan kualitas.
2. Bauran harga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti biaya produk,
strategi pemasaran, dan biaya lain yang berkaitan dengan promosi dan
distribusi. Harga merupakan jumlah yang harus dibayarkan pembeli
untuk mendapatkan produk. Karena harga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, sifat harga harus mampu menghadapi segala perubahan atau
memiliki sifat yang dinamis.
3. Bauran distribusi merupakan kegiatan atau cara memindahkan produk
dari produsen ke konsumen yang biasa dikenal sebagai distribusi
secara fisik. Distribusi umumnya didefinisikan sebagai suatu saluran,
namun dapat pula berarti tempat.
4. Bauran promosi merupakan aktivitas pemasaran yang ditunjukkan
untuk mengomunikasikan dan membujuk target pasar agar membeli
produk suatu perusahaan atau organisasi. Saluran distribusi yang tepat
dibutuhkan agar produk dapat dijangkau melalui kegiatan promosi
yang menarik perhatian.

3. Subbauran Pemasaran
Bauran pemasaran memiliki faktor-faktor yang berbeda di dalam
setiap baurannya. Bauran produk terdiri dari kualitas, kemasan,
ketersediaan, variasi, ukuran dan tampilan. Bauran harga terdiri dari berat
sayuran atau kemasan, jenis sayuran dan kemasan. Bauran distribusi terdiri
dari ketersediaan produk, distributor dan distribusi langsung. Sedangkan
untuk bauran promosi terdiri dari perbincangan, kerjasama, dan media
sosial. Seluruh elemen tersebut didasari oleh tujuan pemasaran Okiagaru
Farm yakni memasyarakatkan sayuran organik, memperluas pangsa pasar
dan meningkatkan penjualan. Tujuan-tujuan tersebut memiliki tujuan utama
untuk dapat menentukan prioritas pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru
Farm. Hirarki pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Gambaran umum struktur hirarki strategi pemasaran Okiagaru Farm

Prioritas Bauran Pemasaran Sayuran Organik di Level 1


Okiagaru Farm FOKUS

Meningkatkan penjualan Memperluas pangsa pasar Memasyarakatkan sayuran organik Level 2


TUJUAN

Level 3
Distribusi(0.231) Promosi(0.059) Harga(0.201) Produk(0.509 BAURAN
)
Ketersediaan Perbincangan (0.316) Berat sayuran/ Kualitas(0.231)
produk(0.162) kemasan(0.259) Level 4
SUBBAURAN
Kerjasama (0.400) Kemasan(0.134)
Distributor (0.115) Jenis sayuran(0.290)
Media Ketersediaan(0.321)
Distribusi sosial(0.283) Kemasan(0.451)
langsung(0.724)
Variasi(0.155)

Ukuran(0.067)
27
28

Prioritas Tujuan Pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru Farm

Pengolahan yang pertama dilakukan untuk dapat melihat hubungan antara


elemen tujuan pemasaran dengan fokus. Berdasarkan Tabel 12, tujuan yang
menjadi prioritas pertama Okiagaru Farm adalah memasyarakatkan sayuran
organik. Tujuan memasyarakatkan sayuran organik menjadi prioritas utama secara
keseluruhan dalam kegiatan pemasaran dengan bobot 0.629. Memasyarakatkan
sayuran organik memiliki arti bahwa Okiagaru Farm ingin memperluas
pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan sayuran organik, dikarenakan
masyarakat Indonesia masih belum banyak yang mengonsumsi sayuran organik.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat belum mengetahui manfaat apa yang akan
didapat dengan mengonsumsi sayuran organik dan pasti mengenai pertimbangan
harga. Saat ini hanya konsumen menengah keatas dan sadar akan manfaat dengan
mengonsumsi sayuran organik.
Tabel 12 Bobot dan prioritas tujuan pemasaran sayuran organik
Tujuan Bobot Prioritas CR
Memasyarakatkan sayuran organik 0,629 1 0,015
Memperluas pangsa pasar 0,113 3
Meningkatkan penjualan 0,258 2

Pada prioritas kedua terdapat tujuan meningkatkan penjualan dengan bobot


0.258. Tujuan tersebut berada pada posisi kedua karena adanya keterbatasan daya
manusia dalam memasarkan dan mempromosikan sayuran organik Okiagaru
Farm. Saat ini hanya ada satu mitra dalam memasarkan sayuran organik hasil dari
Okiagaru Farm. Keseluruhan perhitungan elemen tujuan sudah memenuhi syarat
inkonsistensi dengan rasio inkonsistensi sebesar 0.015. Tujuan yang menjadi
prioritas terakhir adalah memperluas pangsa pasar dengan bobot 0.113.
Memperluas pangsa pasar menjadi prioritas terendah karena pihak Okiagaru Farm
menilai bahwa dengan tercapainya tujuan memasyarakatkan sayuran organik
maka pangsa pasar akan menjadi lebih luas. Dengan ini diharapkan masyarakat
lebih mengetahui mengenai keberadaan sayuran organik dan semakin banyak
yang mengonsumsi sayuran organik.

Prioritas Bauran Berdasarkan Tujuan Pemasaran Sayuran Organik di


Okiagaru Farm

Pengolahan horizontal tingkat tiga bertujuan untuk mengetahui prioritas


elemen bauran pemasaran yang diterapkan oleh Okiagaru Farm terhadap setiap
tujuan. Tabel 13 menunjukkan hasil pengolahan horizontal tingkat tiga dimana
setiap tujuan memiliki prioritas bauran pemasaran yang berbeda-beda dengan
rasio inkonsistensi 0.076 untuk tujuan memasyarakatkan sayuran organik, 0.096
untuk memperluas pangsa pasar, dan 0.045 untuk tujuan meningkatkan
pendapatan.
29

Tabel 13 Bobot dan prioritas bauran berdasarkan masing-masing tujuan


pemasaran
Bauran Pemasaran
Tujuan CR
Produk Harga Promosi Distribusi
Memasyarakatkan sayuran 0.578 0.153 0.068 0.201 0.076
organik
Memperluas pangsa pasar 0.282 0.370 0.048 0.300 0.096
Meningkatkan pendapatan 0.442 0.242 0.043 0.273 0.045

Hasil pengolahan berupa bobot beserta rasio inkonsistensi dari masing-


masing perhitungan ditunjukkan oleh Tabel 13. Pada tujuan memasyarakatkan
sayuran organik yang menjadi prioritas utama adalah bauran produk dengan bobot
0.578. Produk menjadi prioritas utama di dalam tujuan ini karena dalam
memasyarakatkan sayuran organik Okiagaru Farm memerlukan produk yang
memenuhi standar yang baik. Standar yang baik berarti produk yang dihasilkan
memenuhi kriteria dari segi kualitas, kemasan, ketersediaan, variasi dan ukuran
yang tepat. Prioritas selanjutnya ada pada bauran distribusi dengan bobot 0.201
dan dilanjutkan oleh bauran harga sebesar 0.153. Prioritas terakhir dalam tujuan
memasyarakatkan sayuran organik adalah bauran promosi dengan bobot 0.068.
distribusi menjadi prioritas terakhir dikarenakan untuk saat ini Okiagaru Farm
bermitra dengan perusahaan pemasaran dalam memasarkan produknya, sehingga
Okiagaru Farm tidak melakukan kegiatan promosi.
Tujuan kedua Okiagaru Farm adalah memperluas pangsa pasar, pada tujuan
ini bobot bauran pemasaran terbesar adalah 0.370 pada bauran harga. Hal ini
dikarenakan faktor harga dianggap penting untuk memperluas pangsa pasar.
Semakin terjangkau dan harga sesuai dengan kualitas yang didapatkan akan
semakin banyak konsumen yang akan tertarik untuk membeli. Prioritas
selanjutnya ada pada bauran distribusi dengan bobot 0.300 dan dilanjutkan dengan
bauran produk dengan bobot 0.282. Prioritas terakhir dalam tujuan memperluas
pangsa pasar adalah bauran promosi dengan bobot 0.048.
Prioritas bauran pemasaran pertama pada tujuan meningkatkan pendapatan
adalah produk dengan bobot 0.442. Distribusi menjadi prioritas kedua dengan
bobot 0.273. Prioritas ketiga adalah bauran harga dengan bobot 0.242. Promosi
menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.043. Keseluruhan elemen bauran
pemasaran telah memenuhi syarat inkonsistensi dibawah 10 persen.

Prioritas Subbauran Berdasarkan Tujuan Pemasaran Sayuran Organik di


Okiagaru Farm

Prioritas Subbauran Berdasarkan Tujuan Memasyarakatkan Sayuran


Organik
Setiap bauran pemasaran memiliki subbauran dimana setiap subbauran juga
terdapat prioritas dan bobot yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan
memasyarakatkan sayuran organik. Subbauran ketersediaan dan kualitas pada
bauran produk menjadi prioritas pertama dan kedua dengan bobot 0.354 dan
0.232. Ketersediaan dan kualitas menjadi subbauran yang memiliki bobot terbesar
pada bauran produk. Tujuan memasyarakatkan sayuran organik adalah tujuan
30

yang menjadi prioritas pertama untuk dicapai. Memasyarakatkan merupakan


meningkatkan kesadaran atau pengetahuan masyarakat mengenai produk sayuran
organik dapat dicapai melalui kualitas yang terjamin dan selalu tersedianya
produk. Sedangkan untuk variasi, kemasan dan ukuran secara berturut-turut
berada pada orioritas ketiga, keempat dan kelima. Rasio inkonsistensi subbauran
produk telah memenuhi syarat dengan nilai 0.094.
Subbauran distribusi langsung menjadi prioritas pertama dengan bobot
0.644 pada bauran distribusi. Ketersediaan produk menjadi prioritas kedua dengan
bobot 0.266. Pada prioritas terakhir pada bauran distribusi adalah distributor
dengan bobot 0.091. Sedangkan pada bauran harga, kemasan menjadi prioritas
pertama dengan bobot 0.427. Jenis sayuran dan berat sayuran per kemasan
menjadi prioritas ketiga dan keempat secara berturut-turut dengan bobot 0.401
dan 0.172.
Perbincangan menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.422 pada bauran
promosi. Selanjutnya kerja sama dengan perusahaan pemasaran sayuran organik
menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.406. Prioritas ketiga adalah media sosial
dengan bobot 0.172. Nilai inkonsisteni dari subbauran promosi sudah memenuhi
syarat inkonsistensi sebesar 0.096.
Tabel 14 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan memasyarakatkan
sayuran organik
Tujuan Bauran Subbauran CR
Memasyarakatkan Produk (0.578) Ketersediaan (0.354) 0.096
sayuran organik Kualitas (0.232)
(0.629) Variasi (0.165)
Kemasan (0.074)
Ukuran (0.020)
Distribusi Distribusi langsung (0.644) 0.094
(0.201) Ketersediaan produk (0.266)
Distributor (0.091)
Harga (0.153) Kemasan (0.427) 0.022
Jenis sayuran (0.401)
Berat sayuran / kemasan (0.172)
Promosi Perbincangan (0.422) 0.038
(0.068) Kerja sama (0.406)
Media sosial (0.172)

Prioritas Subbauran Berdasarkan Tujuan Memperluas Pangsa Pasar


Pengolahan untuk mencapai tujuan memperluas pangsa pasar menghasilkan
prioritas bauran dengan urutan harga, distribusi, produk, dan promosi. Pada
bauran harga secara berurutan prioritas subbauran yang dihasilkan adalah
kemasan, jenis sayuran dan berat sayuran per kemasan dengan bobot masing-
masing sebesar 0.44, 0.344 dan 0.215.
Distribusi langsung menjadi prioritas subbauran pada bauran distribusi
dengan bobot 0.75. Setelah distribusi langsung prioritas kedua adalah distributor
dengan bobot 0.163. Distributor menentukan banyaknya barang yang dapat
diproduksi oleh Okiagaru Farm, sedangkan ketersediaan produk menjadi prioritas
terakhir pada bauran distribusi. Hal ini dikarenakan dalam memproduksi sayuran
31

organik, Okiagaru Farm memiliki kesepakatan dengan perusahaan pemasar.


Subbauran yang menjadi prioritas terakhir adalah ketersediaan produk dengan
bobot 0.086.
Tabel 15 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan memperluas pangsa
pasar
Tujuan Bauran Subbauran CR
Memperluas Harga (0.370) Kemasan (0.440) 0.077
pangsa pasar Jenis sayuran (0.344)
(0.113) Berat sayuran / kemasan (0.215)
Distribusi (0.300) Distribusi langsung (0.750) 0.100
Distributor (0.163)
Ketersediaan produk (0.086)
Produk (0.282) Kualitas (0.296) 0.088
Kemasan (0.195)
Ketersediaan (0.189)
Variasi (0.189)
Ukuran (0.067)
Promosi (0.048) Media sosial (0.499) 0.049
Kerja sama (0.370)
Perbincangan (0.131)

Produk menjadi prioritas ketiga dalam mencapai tujuan memperluas pangsa


pasar. Dalam bauran produk, kualitas dan kemasan secara berturut-turut menjadi
subbauran prioritas pertama dan kedua dengan bobot 0.296 dan 0.195. Sedangkan
ketersediaan, variasi, dan ukuran menjadi prioritas ketiga, keempat, dan kelima
secara berturut-turut dengan bobot 0.189, 0.189 dan 0.067. Bauran pemasaran
pada prioritas terakhir untuk mencapai tujuan memperluas pangsa pasar adalah
promosi. Prioritas pertama adalah media sosial dengan bobot 0.499. Selanjutnya
yang menjadi prioritas kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah kerja sama
dan perbincangan dengan bobot 0.370 dan 0.131.

Prioritas Subbauran Berdasarkan Tujuan Meningkatkan Pendapatan


Tujuan ketiga yakni meningkatkan pendapatan, dalam mencapai tujuan
tersebut setiap bauran pemasaran memiliki subbauran dengan prioritas dan bobot
yang berbeda-beda. Ketersediaan menjadi subbauran produk dengan prioritas
pertama dengan bobot 0.420. Selanjutnya secara berturut-turut prioritas kedua dan
ketiga pada bauran produk adalah kualitas dan kemasan dengan bobot 0.166 dan
0.134. Sedangkat pada prioritas keempat dan kelima adalah ukuran dan variasi
dengan bobot 0.115 dan 0.112. Pada bauran distribusi, distribusi secara langsung
menjadi prioritas subbauran pemasaran dengan bobot 0.777. Selanjutnya yang
menjadi prioritas kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah ketersediaan
produk dan distributor dengan bobot 0.133 dan 0.090.
Kemasan menjadi subbauran dengan prioritas pertama pada bauran harga
dengan bobot 0.486. Selanjutnya secara berturut-turut berat sayuran/kemasan dan
jenis sayuran menjadi prioritas subbauran yang kedua dan ketiga dengan bobot
0.390 dan 0.124. Promosi menjadi subbauran yang memiliki prioritas keempat
pada tujuan meningkatkan pendapatan dengan subbauran yang menjadi prioritas
pertamanya adalah kerja sama dengan bobot 0.425. Perbincangan menjadi
32

prioritas kedua dengan bobot 0.396 dan yang terakhir adalah subbauran media
sosial dengan bobot 0.179
Tabel 16 Bobot dan prioritas subbauran berdasarkan tujuan meningkatkan
pendapatan
Tujuan Bauran Subbauran CR
Meningkatkan Produk (0.442) Ketersediaan (0.420) 0.077
pendapatan Kualitas (0.166)
(0.258) Kemasan (0.134)
Ukuran (0.115)
Variasi (0.112)
Distribusi (0.273) Distribusi langsung (0.777) 0.083
Ketersediaan produk (0.133)
Distributor (0.090)
Harga (0.242) Kemasan (0.486) 0.067
Berat sayuran/kemasan (0.390)
Jenis sayuran (0.124)
Promosi (0.043) Kerja sama (0.425) 0.056
Perbincangan (0.396)
Media sosial (0.179)

Prioritas Bauran Pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru Farm

Pada pengolahan horizontal didapat prioritas pada masing masing bauran


dan subbauran pemasaran pada Okiagaru Farm. Selanjutnya dilakukan
pengolahan vertikal untuk menghasilkan prioritas setiap bauran pemasaran
terhadap fokus utama Okiagaru Farm. Hasil pengolahan vertikal menunjukkan
bauran produk menjadi bauran paling diprioritaskan dengan bobot 0.509. bauran
produk memiliki beberapa faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor tersebut
adalah kualitas, kemasan, ketersediaan, ukuran, dan variasi. Okiagaru Farm
menilai produk adalah bauran yang paling penting bagi masyarakat.
Bauran harga menjadi prioritas kedua yang berpengaruh terhadap fokus
utama dengan bobot 0.201. Prioritas ketiga adalah bauran promosi dengan bobot
0.059. Okiagaru Farm sudah melakukan kegiatan promosi secara khusus, namun
Okiagaru Farm menyadari bahwa kegiatan promosi tetap harus dilakukan agar
konsumen yang mengetahui adanya produk dari Okiagaru Farm lebih banyak.
Bauran distribusi menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.231.
Tabel 17 Bobot dan prioritas bauran pemasaran sayuran organik
Bauran Pemasaran Bobot Prioritas
Produk 0,509 1
Harga 0,201 3
Promosi 0,059 4
Distribusi 0,231 2
33

Prioritas Subbauran Pemasaran Sayuran Organik di Okiagaru Farm

Berdasarkan hasil pengolahan vertikal, dapat diketahui prioritas subbauran


dari masing-masing bauran pemasaran. Bauran produk menempati prioritas utama
yang berpengaruh terhadap fokus dengan subbauran ketersediaan memiliki bobot
prioritas tertinggi. Besar bobot prioritas yang dihasilkan sebesar 0.321. Distribusi
menjadi prioritas kedua yang berpengaruh terhadap fokus utama dengan
subbauran distribusi langsung yang menjadi prioritas utama.
Tabel 18 Bobot dan prioritas subbauran pemasaran sayuran organik
Bauran Subbauran Bobot Prioritas
Produk (0.509) Kualitas 0.231 2
Kemasan 0.134 4
Ketersediaan 0.321 1
Variasi 0.155 3
Ukuran 0.067 5
Distribusi (0.231) Ketersediaan produk 0.162 2
Distributor 0.115 3
Distribusi langsung 0.724 1
Harga (0.201) Berat sayuran/kemasan 0.259 3
Jenis sayuran 0.290 2
Kemasan 0.451 1
Promosi (0.059) Perbincangan 0.316 2
Kerja sama 0.400 1
Media sosial 0.283 3

Kemasan memiliki bobot tertinggi yakni sebesar 0.451. Kemasan menjadi


hal yang diprioritaskan pada bauran harga karena berhubungan dengan citra
produk. Selanjutnya kualitas menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.231.
Kualitas memiliki peran yang besar di dalam penjualan produk sayuran organik.
Variasi menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.155.
Subbauran promosi yang menjadi prioritas utama adalah kerja sama dengan bobot
0.400. Selama ini Okiagaru Farm tidak melakukan kegiatan promosi secara
khusus, hal ini dikarenakan Okiagaru Farm sudah bermitra dengan perusahaan
pemasar sayuran organik yaitu Living Organik. Selain kerjasana, perbincangan
memiliki prioritas kedua dengan bobot 0.316. Sedangkan media sosial menjadi
prioritas terakhir dengan bobot 0.283. Okiagaru Farm memiliki komunitas petani
muda se-Indonesia yang bernama KPMI (Komunitas Petani Muda Indonesia).
Komunitas tersebut juga merupakan wadah bagi Okiagaru Farm dalam
memasarkan produknya. Namun untuk saat ini belum berjalan dengan baik
dikarenakan Okiagaru Farm sedang fokus terhadap pengadaan produk.

Skenario Bauran Pemasaran Sayuran Organik

Skrenario pertama yang dapat digunakan oleh Okiagaru Farm berdasarkan


hasil pembobotan yang telah didapatkan adalah dengan produsen memberikan
jaminan ketersediaan produk kepada konsumen. Selain itu dengan menerapkan
harga yang sesuai dengan kemasan menarik. Okiagaru Farm dapat meningkatkan
34

kerjasama dengan perusahaan pemasar sayuran organik dalam hal promosi.


sedangkan untuk bauran distribusi Okiagaru Farm melakukan penjualan langsung
ke Living Organik sebagai perusahaan pemasar sayuran organik. Living Organik
yang akan menyalurkan produk dari Okiagaru Farm kepada konsumen. Selain itu
Okiagaru farm melakukan penjualan langsung kepada Miori Farm untuk
mensuplay bahan baku untuk pembuatan keripik sayuran di Miori Farm.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh beberapa simpulan mengenai


penilaian konsumen dan prioritas bauran pemasaran. Beberapa simpulan tersebut
adalah:
1. Okiagaru Farm telah menjalankan kegiatan pemasaran yang dapat dianalisis
melalui bauran pemasaran 4P yakni produk, promosi, harga dan distribusi.
Masing-masing bauran pemasaran memiliki subbauran yang berbeda-beda.
Keseluruhan subbauran yang dijalankan adalah produk (kualitas, kemasan,
ketersediaan, variasi dan ukuran); harga (berat sayuran/kemasan, jenis
sayuran dan kemasan); distribusi (ketersediaan produk, distributor dan
distribusi langsung); dan promosi (perbincangan, kerja sama dan media
sosial).
2. Berdasarkan analisis penilaian konsumen, pada atribut produk seluruh
konsumen menilai produk sudah terjamin. Selain itu, mayoritas konsumen
menilai kemasan, ketersediaan produk, variasi produk dan ukuran produk
sudah cukup sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembeli. Pada atribut
harga, mayoritas konsumen menilai harga tergolong terjangkau dan sesuai
dengan kualitas yang didapat. Penilaian pada atribut promosi, mayoritas
pembeli menilai media promosi mudah ditemukan. Penilaian pada atribut
distribusi, mayoritas konsumen menilai mudah dalam menemukan produk
sayuran Okiagaru Farm di supermarket tempat mereka membeli. Sumber
informasi sayuran organik banyak diperoleh melalui teman dan media
sosial. Berdasarkan alasan pembelian produk, mayoritas konsumen tertarik
pada kualitas dan manfaat dari sayuran organik.
3. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP diperoleh tujuan yang
menjadi prioritas utama Okiagaru Farm dalam memasarkan sayuran organik
adalah memasyarakatkan sayuran organik. Bauran pemasaran yang
diprioritaskan adalah bauran produk dengan subbauran ketersediaan produk.
Bauran distribusi menjadi prioritas kedua dengan distribusi langsung
menjadi subbauran utama. Prioritas ketiga adalah bauran harga dengan
kemasan menjadi subbauran utamanya. Pada prioritas keempat terdapat
bauran promosi dengan subbauran utamanya adalah perbincangan.
35

Saran

Beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi Okiagaru Farm


dalam memasarkan sayuran organik adalah sebagai berikut:
1. Pihak Okiagaru Farm dapat lebih berambisi dalam meningkatkan penjualan
melalui peningkatan kreativitas pemilihan bauran pemasaran.
2. Pada prioritas bauran pemasaran 4P yang telah ditetapkan, maka bauran
produk sebagai prioritas utama dapat didahulukan untuk diperbaiki atau
diperbaharui oleh Okiagaru Farm yakni dari segi kualitas, kemasan,
ketersediaan, variasi dan ukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Arminsyurita. 2014. Analisis strategi pemasaran jamur rimba jaya mushroom.


Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi. 4(2): 156-168.
Assauri, SA. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo
Persada.
Assauri SA. 2013. Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value.
Depok (ID): PT Raja Grafindo Persada.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi sayuran Indonesia tahun 2016-2017
[internet]. Tersedia pada:
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2018. Konsumsi Sayuran dan Buah. Jakarta
(ID): Kementrian Pertanian.
Fajrin L. 2017. Evaluasi startegi pemasaran buah-buahan lokal cv moena abadi
sejahtera [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
FAO. 1999. Organic Farming.
Hamidah S. 2014. Strategi pemasaran sayuran pada PD Pacet Segar, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat [Sripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga.
Kotler P, Keller KL. 2008. Manajemen Pemasaran. Sabran B, penerjemah.
Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management,
Thirteenth edition.
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-12. Jakarta (ID):
Erlangga.
Kotler P. 2006. According to Kotler. Sudrajat H, penerjemah. Jakarta (ID) : PT
Bhuana Ilmu Populer. Terjemahan dari: According to Kotler.
Puspasari ED. 2017. Preferensi konsumen dan strategi pemasaran produk puree
bayam organik studi kasus cv addin abadi bogor [tesis]. Bogor(ID): Institut
Pertanian Bogor.
Rifat TB. 2016. Analisis strategi pemasaran sayuran fresh cut pada pt sayuran siap
saji kabupaten bogor [sripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Saaty T. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para pemimpin (Proses Hirarki
Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Kompleks). Jakarta
(ID): PT Pustaka Binaman Pressindo.
Salikin, Karwan A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta (ID):
Kanisius.
36

Singh M. 2012. Marketing mix of 4p’s for competitive advantage. IOSRJBM


[internet]. [diunduh 2018 Nov 01]; 3(6):40-45. Tersedia pada:
https://pdfs.semanticscholar.org/e6e4/7ce83ec5403ba3175356b5045bd67dc
fb946.pdf
Supriyati Y, Herliana E. 2011. Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot. Depok
(ID): Penebar Swadaya.
[BPTP JATENG] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2012.
Pertanian Organik (Persyaratan, Budidaya, dan Sertifikasi). Jawa Tengah
(ID): Pertanian Organik.
Zulkarnain. 2010. Dasar- Dasar Hortikultura. Jakarta (ID): PT Bumi Perkasa.
Lampiran 1 Standar kualitas sayuran daun dan buah Living organik

no Jenis sayuran Tinggi akar, batang, Kondisi daun Kondisi batang Kondisi akar Posisi sayuran Keterangan
daun daun
1 Pakchoy Max. 42 cm 1,2,3,4,5,7 1,2,3,4,7 3,6,7 8 1. Bebas dari bercak hitam
2 Horinso Max. 42 cm 1,2,3,4,5,7 1,2,3,4,7 3,6,7 8 2. Bebas dari warna kuning
3. Bebas kotoran dan tanah
4. Muda dan segar
5. Sedikit pecah dan berlubang
6. Bisa dipotong sedikit
7. Kadar air rendah
8. Tegak dan rapi dalam kemasan

no Jenis sayuran Berat Panjang Kondisi buah Posisi buah keterangan


buah
1 Brokoli 200 s/d 400 gr/buah 21 1,2,3,4,5,9,15 nil 1. Bebas dari bercak hitam
2 Kol putih Min 500 gr/ buah nil 1,2,3,4,5,17 6 2. Bebas dari warna kuning
3 Tomat buah 80 s/d 100 gr nil 1,2,3,4,5 6 3. Bebas dari tanah dan kotoran
4 Wanshuy 4. Muda dan segar
5 Cabe Ukuran sedang nil 1,2,3,4,5 6 5. Kadar air rendah
6 Buncis baby Nil 8 s/d 12 cm 1,2,3,4,5,10 6 6. Tegak dan rapih
8 Buncis lokal Nil 13 s/d 15 cm 1,2,3,4,5,10 6 7. Bulat, agak sedikit lonjong
8. Minimum isi dua biji
9. Kembang tidak ada yang patah/ rusak
10. Sedikit bengok & bebas dari lubang
11. Warna putih + ada butir jagung
12. Bebas dari kecambah
13. Biji kecil dan warna hijau
14. Kembang rapat dan warna
15. Kembang rapat dan warna hijau
16. Padat dan warna ungu tua
17. Padat dan warna putih
18. Bebas dari bercak putih dan ungu tua
19. Bebas dari bintil-bintil dan warna merah muda terang
20. Bebas dari bintil-bintil/ warna hijau tua
37

21. Batang maksimum 10 cm


38

Catatan :
1. Standar kualitas sayuran Living Organik berlaku untuk semua mitra Living
Organik, apabila mitra produksi LO tidak dapat memenuhi standar ini maka
sayuran daun tersebut akan dikembalikan ke Mitra yag bersangkutan.
2. Konsekuensi dari butir 1, maka mitra harus membayar harga pokok material
milik Living Organik yang tidak dapat dipergunakan lagi, seperti kantong
plastik, sterofoam, mika, stiker, dan lain-lain.
3. Harga pokok material akan ditetapkan oleh asisten manajer pengepakan dan
distribusi.
4. Standar kualitas diterbitkan berdasarkan banyaknya penolakan dari
pelanggan Living Organik yang berkaitan dengan kualitas sayuran, sebagai
contoh: daun berwarna kuning atau bercak hitam atau akar bercak hitam dan
kotor atau daun layu/tidak segaar atau basah sehingga cepat kuning/ busuk
atau susunan sayur dalam kemasan semerawut/ acak-acakan dan lain-lain.
39

Lampiran 2 Kuesioner AHP

KUESIONER PENELITIAN
STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PADA
USAHA OKIAGARU FARM CIANJUR JAWA BARAT
Kepada Responden yang Terhormat,
Pengisian kuesioner ini diperlikan dalam proses menyelesaikan skripsi sebagai
tugas akhir Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Tujian dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh aktor,
faktor, tujuan, komponen lain dalam menyusun kegiatan promosi bagi perusahaan.
Dari hasil observasi dan pendapat dari pihak terkait dalam perusahaan, disusun
sebuah struktur hirarki (struktur AHP) dengan komponen yang lengkap sebagai
landasan dalam pengisian kuesioner.
Pemilihan skenario strategi pemasaran yang diharapkan dapat meningkatkan
penjualan ini merupakan suatu kebutuhan perusahaan. Pengisian kuesioner ini
berdasarkan pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden (Bapak/Ibu)
terhadap komponen-komponen yang mendasari penyusunan in-store promotion.
Kejujuran Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner sangat berarti bagi penelitian ini.
Atas partisipasi Bapak/Ibu dalam meluangkan waktu dan mengisi kuesioner ini,
penyusun mengucapkan terima kasih.
Data Responden (Owner dan Karyawan)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Wewenang :
Lama Bekerja di Bidang Promosi :
Tanggal Pengisian :

PETUNJUK PENGISIAN
1. Pada bagian ini, Anda diminta untuk membandingkan antara elemen-
elemen A dan B, lalu memberi tanda V atau O nilai pembandingnya.
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan
tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara
bersamaan.
3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9.

Definisi dari skala yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai
berikut:
Nilai komparasi (A dibandingkan B) Definisi
1 A dan B sama penting
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
40

9 A mutlak lebih penting dari B


2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan

Contoh:
Anda diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan produk dan harga.
a. Jika anda menganggap produk sedikit lebih penting dari harga, maka:
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk v Harga

b. Jika anda menganggap harga sangat jelas lebih penting dari produk, maka:
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk v Harga

I. Dalam menentukan bobit prioritas alternatif strategi pemasaran


terdapat tiga tujuan yang perlu dipertimbangkan.
Instruksi I Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan pengaruh
relatif antara satu tujuan dengan tujuan lain dalam menentukan bobot
prioritas strategi bauran pemasaran.
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memasyarakatkan Memperluas
sayuran organik pangsa pasar
Memasyarakatkan Meningkatkan
sayuran organik pendapatan
Memperluas Meningkatkan
pangsa pasar pendapatan

Pengaruh faktor bauran pemasaran terhadap tujuan


Instruksi 2.1 bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/ pengaruh
relatif antara satu faktor bauran pemasaran dengan faktor bauran
pemasaran lain sehubungan dengan tujuan memasyarakatkan
sayuran organik
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk Harga
Produk Promosi
Produk Distribusi
Harga Promosi
Harga Distribusi
Promosi Distribusi

Instruksi 2.2 bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/ pengaruh


relatif antara satu faktor bauran pemasaran dengan faktor bauran
pemasaran lain sehubungan dengan tujuan memperluas pangsa pasar
(meningkatkan citra usaha)
A Nilai Perbandingan B
41

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk Harga
Produk Promosi
Produk Distribusi
Harga Promosi
Harga Distribusi
Promosi Distribusi

Instruksi 2.3 bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/ pengaruh


relatif antara satu faktor bauran pemasaran dengan faktor bauran
pemasaran lain sehubungan dengan tujuan meningkatkan
pendapatan/penjualan
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk Harga
Produk Promosi
Produk Distribusi
Harga Promosi
Harga Distribusi
Promosi Distribusi

II.Pengaruh sub faktor bauran pemasaran terhadap tujuan


2.1.Pengaruh sub faktor bauran pemasaran terhadap tujuan
memasyarakatkan sayuran organik
Instruksi 3.1.1 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan
/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (produk)
dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan
tujuan memasyarakatkan sayuran organik
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kualitas Kemasan
Kualitas Ketersediaan
Kualitas Variasi
Kualitas Ukuran
Kemasan Ketersediaan
Kemasan Variasi
Kemasan Ukuran
Ketersediaan Variasi
Ketersediaan Ukuran
Variasi Ukuran

Instruksi 3.1.2 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(promosi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan memasyarakatkan sayuran organik

A Nilai Perbandingan B
42

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perbincangan Kerjasama
Perbincangan Medsos
Kerjasama Medsos

Instruksi 3.1.3 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(distribusi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan memasyarakatkan sayuran organik

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketersediaan
Distributor
produk
Ketersediaan Distribusi
produk langsung
Distribusi
Distributor
langsung

Instruksi 3.1.4 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (harga)
dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan
tujuan memasyarakatkan sayuran organik

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berat Jenis
sayuran/kemasan sayuran
Berat
Kemasan
sayuran/kemasan
Jenis sayuran Kemasan

3.2 Pengaruh sub faktor bauran pemasaran terhadap tujuan


memperluas pangsa pasar
Instruksi 3.2.1 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan
/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (produk)
dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan
tujuan memperluas pangsa pasar
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kualitas Kemasan
Kualitas Ketersediaan
Kualitas Variasi
Kualitas Ukuran
Kemasan Ketersediaan
Kemasan Variasi
Kemasan Ukuran
43

Ketersediaan Variasi
Ketersediaan Ukuran
Variasi Ukuran

Instruksi 3.2.2 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(promosi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan memperluas pangsa pasar

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perbincangan Kerjasama
Perbincangan Medsos
Kerjasama Medsos

Instruksi 3.2.3 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(distribusi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan memperluas pangsa pasar

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketersediaan
Distributor
produk
Ketersediaan Distribusi
produk langsung
Distribusi
Distributor
langsung

Instruksi 3.2.4 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (harga)
dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan
tujuan memperluas pangsa pasar

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berat Jenis
sayuran/kemasan sayuran
Berat
Kemasan
sayuran/kemasan
Jenis sayuran Kemasan

3.3 Pengaruh sub faktor bauran pemasaran terhadap tujuan


memasyarakatkan sayuran organik
Instruksi 3.3.1 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan
/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (produk)
44

dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan


tujuan meningkatkan pendapatan/penjualan
Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kualitas Kemasan
Kualitas Ketersediaan
Kualitas Variasi
Kualitas Ukuran
Kemasan Ketersediaan
Kemasan Variasi
Kemasan Ukuran
Ketersediaan Variasi
Ketersediaan Ukuran
Variasi Ukuran

Instruksi 3.3.2 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(promosi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan meningkatkan pendapatan/penjualan

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perbincangan Kerjasama
Perbincangan Medsos
Kerjasama Medsos

Instruksi 3.3.3 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran
(distribusi) dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan
dengan tujuan meningkatkan pendapatan/penjualan

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketersediaan
Distributor
produk
Ketersediaan Distribusi
produk langsung
Distribusi
Distributor
langsung

Instruksi 3.3.4 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan


/pengaruh relatif antara satu sub faktor bauran pemasaran (harga)
dengan sub faktor bauran pemasaran lain sehubungan dengan
tujuan meningkatkan pendapatan/penjualan
45

Nilai Perbandingan
A B
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berat Jenis
sayuran/kemasan sayuran
Berat
Kemasan
sayuran/kemasan
Jenis sayuran Kemasan

SARAN DAN KOMENTAR


---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima Kasih Atas Perhatian Bapak/Ibu

Lampiran 3 Dokumentasi selama wawancara dengan stakeholder Okiagaru Farm

Wawancara dengan Ketua Okiagaru Farm

Struktur organisasi Okiagaru Farm dan lembaga dibawah naungan Okiagaru Farm
46

Wawancara dengan pengurus Okiagaru Farm


47

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 10 April 1998. Penulis adalah


anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Priyadi dan Ibu Erna
Suswanti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Mangunrejo pada
tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 2
Kota Kediri sampai dengan tahun 2013. Setelah itu pendidikan menengah atas
diselesaikan dalam waktu dua tahun melalui program percepatan (Akselerasi) di
SMAN 7 Kota Kediri pada tahun 2015. Setelah menyelesaikan pendidikan
menengah atas, penulis melanjutkan pendidikan Program Sarjana (S1)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur SNMPTN pada tahun 2015.
Penulis pernah aktif dalam beberapa kegiatan mahasiswa baik di tingkat
departemen maupun universitas. Beberapa kegiatan yang pernah diikuti
diantaranya sebagai staf Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, staf Masa Perkenalan Departemen Agribisnis dan Fakultas Ekonomi
dan Manajemen 2016. Penulis merupakan penerima Beasiswa Terpadu Alumni
Sosek Angkatan 36 (BEST-36) dari semester tiga hingga semester delapan.

Anda mungkin juga menyukai