Anda di halaman 1dari 31

1

MAKALAH PERANCANGAN DAN EVAUASI PERUSAHAAN


PETERNAKAN
Usaha Penggemukan Sapi Potong

Oleh:
Kelompok 1
Royan L. Lingga H3416039
Abdul Azis H3417001
Afandi Wahyu A H3417002
Afida Maghfiroh H3417003
Alyudi H3417004
Ananto Eko P H3417005
Andrian Darmawan H3417006

PROGRAM STUDI DIII AGRIBISNIS MINAT PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
i
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Perancangan
dan Evaluasi Perusahaan Peternakan ini. Penyusunan makalah Perancangan dan
Evaluasi Perusahaan Peternakan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perancangan dan Evaluasi Perusahaan Peternakan.
Ucapan terima kasih tak lupa penyusun sampaikan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada kita semua.
2. Kepala Program Studi D3 Agribisnis Minat Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Dosen Pengampu mata kuliah Perancangan dan Evaluasi Perusahaan
Peternakan
4. Orang tua tercinta yang tak pernah berhenti berdoa dan member dukungan.
5. Teman-teman dan semua pihak yang turut membantu dalam proses
penyusunan makalah Perancangan dan Evaluasi Perusahaan Peternakan ini.
Pembuatan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan dan semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Oktober 2019

Penyusun

ii
3

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................3
A. Aspek Pasar.........................................................................................3
B. Aspek Pemasaran................................................................................3
C. Aspek Teknik dan Teknologi............................................................3
D. Aspek Sumber Daya Manusia dan Manajemen.............................4
E. Aspek Finansial................................................................................5
F. Aspek Lingkungan Industri................................................................5
G. Aspek Yuridis......................................................................................5
H. Aspek Lingkungan Hidup...................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN............................................................................8
A. Aspek Pasar.........................................................................................8
B. Aspek Pemasaran..............................................................................10
C. Aspek Teknik dan Teknologi............................................................11
D. Aspek Sumber Daya Manusia dan Manajemen...........................14
E. Aspek Lingkungan Industri...........................................................15
F. Aspek Yuridis....................................................................................15
G. Aspek Lingkungan Hidup.................................................................16
H. Aspek Finansial.................................................................................17
BAB IV. PENUTUP....................................................................................24
A. Kesimpulan.......................................................................................24
B. Saran.................................................................................................24

iii
4

DAFTAR PUSTAKA

iv
5

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha Penggemukan Sapi Potong............. 14

v
6

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Permintaan dan Penawaran Sapi Potong Selama 5 Tahun
Kedepan............................................................................................8
Tabel 2. Peluang Pasar dan Target Penjualan.................................................9
Tabel 3. Harga Pokok Sapi Potong.................................................................9
Tabel 4. Karakteristik Sapi Potong................................................................11
Tabel 5. Biaya Investasi Pada Awal Tahun Proyek.......................................17
Tabel 6. Biaya Tetap Usaha Penggemukan...................................................18
Tabel 7. Biaya Variabel.................................................................................19
Tabel 8. Penerimaan dari Penjualan Sapi Potong.........................................19
Tabel 9. Penerimaan dari Penjualan Pupuk..................................................19
Tabel 10. Biaya Penyusutan Investasi...........................................................20
Tabel 11. Perhitungan Rugi-Laba Usaha Penggemukan Sapi Potong..........21
Tabel 12. Proyeksi Produksi Penggemukan Sapi Potong.............................21
Tabel 13. Cash Flow Usaha Tani Penggemukan Sapi Potong......................22
Tabel 14. Perhitungan NPV, BCR, IRR dan PPC Penggemukan Sapi
Potong...........................................................................................22

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggemukan sapi adalah usaha pemeliharaan ternak dengan cara
mengandangkan secara terus – menerus selama periode tertentu yang
bertujuan meningkatkan produksi daging dengan mutu yang lebih baik
sebelum ternak dipotong. Usaha penggemukan sapi potong merupakan
salah satu mata pencaharian pencaharianmasyarakat peternakan yang
mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dimasa depan,
hal ini terbukti dengan semakin banyak diminati masyarakat baik dari
kalangan peternak kecil, menengah, maupun swasta.Usaha
penggemukan bertujuan untuk menghasilkan bertujuan untuk
menghasikan pertambahan bobot sapi semaksimal mungkin dan dalam
waktu sesingkat mungkin.
Sistem pemasaran ternak sapi adalah pola tingkah laku dari
lembaga pemasaran dalam hubungan pembentukan harga dan dan
praktek transaksi. Selain pertimbangan biaya juga hal yang penting
dalam usaha penggemukan dan dituntut untuk meminimalkan
pengeluaran. Salah satu penyebabnya peternak tidak mendapatkan
keuntungan yang maksimal adalah memilih bakalan yang baik layak
untuk penggemukan, pemilihan pakan yang berkualitas karena mampu
merespon bobot badan ternak tersebut agar mendapatkan hasil
keuntung yang besar. Manajemen pemeliharaaan komoditas ternak sapi
pedaging meliputi bangsa sapi, pengelolaan pakan, perkandangan dan
penangan limbah.
B. Rumusan Masalah
Melihat dari kendala-kendala yang dihadapi para pelaku usaha,
maka perlu diadakan analisis kelayakan bisnis usaha penggemukan
sapi potong simmental, untuk membantu para pelaku usaha dalam
menjalankan usaha. Peninjauan analisis kelayakan bisnis meliputi
aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
sumber daya manusia dan manajemen, aspek finansial, aspek
lingkungan industri, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup.
C. Tujuan

1
2

Menganalisis aspek-aspek studi kelayakan untuk mengetahui


kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong.

BAB II
3

TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Pasar
Pasar merupakan suatu kelompok orang yang diorganisasikan
untuk melakukan tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk
harga. Tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang
dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam
pembeliannya. Aspek pasar akan membahas mengenai peluang pasar,
penentuan harga dan strategi pemasaran (Reza, 2014).
B. Aspek Pemasaran
Pemasaran pada prinsipnya merupakan proses kegiatan penyaluran
produk yang dihasilkan oleh produsen agar dapat sampai kepada
konsumen. Bagi produsen sapi potong, baik perusahaan peternakan
maupun peternakan rakyat pemasaran mempunyai peran yang penting.
Setelah produk dalam hal ini ternak dihasilkan peternak pasti
menginginkan ternaknya cepat sampai dan diterima oleh konsumen.
Peternak harus melewati beberapa kegiatan pemasaran antara lain
pengumpulan informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan dan penjualan
produk (Sumitra, 2013).
Usaha pemasaran atau tata niaga sapi potong lebih banyak di
kuasai oleh lembaga - lembaga pemasaran yang membentuk suatu
jaringan, mata rantainya terbentuk mulai dari tingkat peternak, blantik,
pedagang pengumpul, jagal sampai konsumen. Masing-masing lembaga
pemasaran mempunyai peran dan fungsi tersendiri dalam proses saluran
pemasaran. Saluran pemasaran dapat dikatakan sebagi saluran atau jalur
yang digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memudahkan pemindahan suatu produk itu bergerak dari produsen sampai
berada di tangan konsumen (Heryadi, 2011).
C. Aspek Teknik dan Teknologi
Suatu usaha peternakan perlu memiliki teknologi yang mendukung
sarana dan prasarana dalam menjalankan usahanya. Perusahaan dapat
mengembangan inovasi dan teknologi yang membantu dan efektif. Seiring
berjalannya waktu dibarengi dengan kemajuan teknologi yang dulu

3
4

sederhana menjadi berdaya guna efisien. Teknologi erat kaitannya dengan


peralatan peternakan yang digunakan para peternak di perusahaan
peternakan (Prasetyo, 2016).
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu alternatif
usaha yang banyak dipilih dengan alasan mudah dengan waktu yang
singkat. Pengelolaan manajemen pemeliharaan saja tidak cukup harus
dibarengi dengan teknologi yang mumpuni, seiring bermunculan
perusahan baru dengan teknologi yang maju Penggunaan teknologi juga
diperhatikan dari banyak sisi, seperti segi efisiensi, ketahanan dan harga.
(Yusna, 2017).
D. Aspek Sumber Daya Manusia dan Manajemen
Persoalan mengenai sumber daya manusia menjadi masalah yang
serius bagi sub sektor peternakan. Fakta menunjukkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia dalam berusaha tani sangat rendah sehingga
menimbulkan dampak yang jelas tidak menguntungkan bagi sektor atau
sub sektor yang memiliki posisi lemah termasuk subsektor peternakan.
Penggunaan tenaga kerja yang professional berarti langsung berkaitan
dengan pendidikan, keterampilan serta motivasi berwirausaha untuk
pengembangan usaha peternakan sapi potong (Suresti,2013).
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek
yang berperan penting dalam suatu perusahaan contohnya perusahaan
peternakan. Pentingnya sumber daya manusia meningkatkan kemampuan
tenaga kerja yang produktif dan efisien sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dari perusahaan peternakan. Peternak harus memenuhi
standar yang berdampak langsung pada aksebilitas terhadap
pengembangan usaha peternakan (Ulfah, 2017).
Aspek Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang
lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan yang telah
ditentukan). Proyek bukanlah sesuatu yang baru, apa yang berubah dan
merupakan hal baru adalah dimensi dari proyek dan lingkungan sosial
yang mengelilinginya baik dari segi kualitas dan kuantitas. Meskipun
5

proyek bukanlah sesuatu yang baru, namun mengelola kegiatan dengan


menggunakan konsep manajemen baru merupakan langkah yang relatif
baru (Fauzi, 2007).
E. Aspek Finansial
Analisis finansial merupakan analisis dimana suatu proyek dilihat
dari sudut yang bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah
efek atau dampak dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas.
Analisis kriteria investasi adalah mengadakan perhitungan mengenai
feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi investasi.
Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Net B/C
Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan
Payback Period (Rahayu 2015).
F. Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek
persaingan dimana bisnis perusahan berada. Akibatnya, faktor – faktor
yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman pada perusahaan
dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu
sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan
bisnis. Michael E.Porter mengemukakan konsep Competitive
Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama
yang disebut 5 kekuatan bersaing (Damayanti, 2014).
Lingkungan Industri adalah lingkungan yg berada di sekitar
industri yg mencakup serangkaian faktor-faktor ancaman dari pelaku
bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti dan intensitas persaingan
di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan
dan tindakan serta tanggapan kompetitifnya. Menurut Porter, tingkat
persaingan dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut adalah jumlah
kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap
yang besar, kapasitas, hambatan keluar (Pohan, 2016).

G. Aspek Yuridis
Yuridis adalah hukum atau peraturan yang wajib dipatuhi oleh
masyarakat, baik secara tertuis maupun secara lisan. Yuridis yang tertulis
6

diantarannya adalah undang-undang sedangkan yuridis yang berupa lisan


adalah hukum adat. Sekalipun dalam bentuk lisan namun adanya adat
tersebut harus dipatuhi oleh masyarakat. Jika seseorang atau kelompok
melanggar hukum lisan maka dia akan tetap mendapatkan sanksi. Tujuan
dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabstahan
dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan
yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Penelitian ini sangat
penting mengingat sebelum usaha itu dijalankan, maka perlu prosedur
yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih
dahulu sudah terpenuhi(Khamir, 2012).
Kriteria untuk menyatakan bahwa bisnis tersebut layak. Beberapa
kriteria tersebut yaitu: 1. Bisnis peternakan sapi potong tidak termasuk ke
dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) serta memiliki izin departemen dan
persyaratan legalitas yang telah ditetapkan. 2. Limbah yang dihasilkan dari
penggemukan sapi potong ini adalah kotoran sapi, dan sampah yang
dihasilkan dari aktivitas pekerja. Penanggulangan kotoran sapi adalah
dengan cara menjual limbah tersebut. Sedangkan untuk sampah akan
dikumpulkan di tempat sampah utama yang nantinya akan dibawa oleh
truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah utama.
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usaha peternakan sapi potong
dapat dikatakan layak dalam aspek legal dan lingkungan(Umar, 2001).
Aspek hukum yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan
keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai
izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat
penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang
apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan
dokumen dapat diperoleh dari pihak pihak yang menerbitkan atau
mengeluarkan dokumen tersebut (Khamir, 2012).
H. Aspek Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan
pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar
7

dampaknya bagi lingkungan disekitarnya, baik terhadap darat,air, dan


udara, yang pada akhirnya berdampak terhadap kehidupan manusia,
binatang dan tumbuhan yang ada disekitarnya. Analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dalama
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha di
Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya (Umar, 2001).
8

BAB III
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar
Hal pertama yang akan dikaji dalam aspek pasar adalah
meramalkan permintaan dan penawaran. Peramalan permintaan dan
penawaran dilakukan untuk mengetahui jumlah permintaan dan penawaran
masa mendatang dengan memproyeksikan data masa lalu selama 5 tahun.
Adapun langkah-langkah peramalan yang dilakukan adalah: ploting data
masa lalu, melakukan peramalan dengan model-model Single Exponential
Smoothing with Trend (SEST), Double Exponential Smoothing with Trend
(DEST), dan Linear Regresion (LR), lalu di dapatkan hasil peramalan
permintaan dan penawaran selama 5 tahun untuk kedepan.
Data permintaan dan penawaran 5 tahun kedepan hasil peramalan
dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Data Permintaan dan Penawaran Sapi Potong Selama 5 Tahun
Kedepan
Tahun Permintaan (ekor) Penawaran (ekor)
1 1.279 450
2 1.308 600
3 1.336 600
4 1.365 600
5 1.394 600
Setelah didapatkan peramalan permintaan dan penawaran untuk
tahun kedepan, selanjutnya adalah menentukan peluang pasar dan target
penjualan. Perhitungan untuk peluang pasar dan target penjualan dapat
dilihat pada Tabel 2 :

8
9

Tabel 2. Peluang Pasar dan Target Penjualan


Tahun Permintaan Penawaran Peluang Target
(ekor) (Ekor) Pasar (ekor) Penjualan
(Ekor)
1 1.279 450 793 450
2 1.308 600 810 600
3 1.336 600 823 600
4 1.365 600 846 600
5 1.394 600 863 600
Setelah mendapatkan hasil adanya peluang pasar dan target
penjualan, selanjutnya menentukan harga produk yang akan dipasarkan
agar dapat bersaing dan kompetitif. Berikut harga pokok sapi potong yang
akan dipasarkan setelah dilakukan penggemukan selama 3 bulan dapat
dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Harga Pokok Sapi Potong
No Uraian Biaya (Per Ekor)
1 Harga Bakalan 10.000.000
2 Perawatan 900.000
3 Pajak 30.000
4 Biaya Pekerja 2.500.000
5 Keuntungan yang diambil 1.570.000
TOTAL 15.000.000
Selanjutnya dilakukan penentuan strategi pemasaran untuk usaha
sapi potong. Strategi pemasaran yang digunakan untuk usaha sapi potong
adalah strategi harga yang meminimalkan biaya operasional dan
keuntungan sehingga harga jual dapat di tekan dan bersaing dengan pasar,
strategi produk dengan gabungan metode penggembalaan dan kereman
yang akan menghasilkan daging yang lebih padat dan sapi yang lebih
besar.

B. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah kegitan atau proses bagaimana produk
dapat sampai di tangan konsumen. Proses pemasaran adalah salah satu hal
10

yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha peternakan. Perusahaan


harus mampu mengatur manajemen pemasaran dengan jeli sehingga
perusahaan mendapatkan keuntungan yang optimal.
Pemasaran merupakan sebuah proses dalam usaha peternakan yang
dilakukan supaya produk hasil peternakan dapat sampai ditangan
konsumen. Kegiatan pemasaran sangatlah penting sehingga memerlukan
manajemen yang baik. Sesuai pendapat Sumitra (2013), bahwa bagian dari
manajemen pemasaran adalah tahapan pemasaran yang meliputi
pengumpulan informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan dan penjualan
produk.
Pemasaran sapi potong dari hasil penggemukan dapat dijual bisa
dalam bentuk hidup maupuk produk daging. Pasar sapi potong dibagi
menjadi 2 yaitu pasar tradisional dan pasar tertentu seperti pasar swalayan
maupun restoran. Di pasar tradisional, seperti biasa terjadi transaksi
pedagang pengumpul di desa dengan para peternak atau dengan menjual
sapi potong ke pedagang pemotong (jagal) melalui Rumah Potong Hewan
(RPH) untuk diperjualbelikan oleh para pengecer di pasar-pasar tradisional
dalam bentuk daging kepada konsumen.

C. Aspek Teknis dan Teknologi


Aspek teknis yang dapat dikaji yaitu perancangan produk
mengenai karakterisik Sapi Potong, perencanaan kapasitas produksi,
perencanaan proses usaha Sapi Potong beserta dengan fasilitas untuk
melaksanakan proses produksi, dan lokasi untuk pembangunan usaha Sapi
Potong. Karakteristik Sapi Potong yang akan dipasarkan dapat dilihat pada
Tabel 4.
11

Tabel 4. Karakteristik Sapi Potong


No Karakteristik Keterangan
1 Jenis Australian
Commercial Cross
(ACC)
2 Berat rata-rata 750-1000 Kg
3 Perawakan Besar
4 Tingkat metabolism Sangat tinggi
5 Konversi pakan 8,22
6 Tingkat pertumbuhan Sangat cepat
7 Rata-rata PBB 1,61Kg/hari
Proses usaha penggemukan sapi potong terdiri dari beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ini. Berikut langkah-
langkah yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha sapi potong
antara lainkandang, kontruksi kendang, instalasi listrik, instalasi air,
instalasi limbah, peralatan dan proses produksi.
1. Kandang sapi potong
Memelihara sapi potong yaitu dalam kandang, tidak
digembalakan di lahan terbuka. Tipe kandang yang digunakan untuk
sapi potong dibuat dalam bentuk tunggal. Bentuk tunggal, sapi
ditempatkan satu baris. Ukuran kandangnya setiap sapi diberi ukuran
1,5 x 2 meter.
2. Konstruksi kandang
Yaitu memiliki atap asbes, dengan bahan struktur tiang dan
beton, kuda-kuda atapnya besi, serta memiliki lantai semen. Drainase
yang ada pada setiap kandang peternakan yang ada di lokasi, memiliki
kemiringan dan memiliki saluran air dengan keadaan saluran air yang
relatif lancar. Umur ekonomis kandang rata-rata 20 tahun, karena tipe
kandang yang digunakan merupakan kandang permanen. Tata letak
kendang jauh dari pemukiman penduduk.
3. Instalasi Listrik
Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan
peternakan sapi potong, terutama untuk penerangan kandang. Listrik
diperoleh peternak dengan berlangganan kepada PLN serta membayar
iuran tiap bulan sesuai dengan daya listrik yang dimilikinya.
4. Instalasi Air
12

Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha


peternakan sapi potong. Air dipergunakan untuk memandikan sapi,
menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan
produksi.
5. Instalasi Limbah
Limbah yang dihasilkan dalam peternakan sapi potong perlu
dilakukan pengolahan sehingga tidak menimblukan pencemaran
lingkungan yang dapat menggangu lingkungan sekitar kendang
peternakan sapi potong, sehingga diperlukannya instalasi limbah
sehingga limbah yang dihasilkan dari sapi potong dapat diolah dan
dapat menjadi suatu produk sehingga dapat mempunyai nilai jual serta
mengurangi pencemaran lingkungan.
6. Peralatan
Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki
oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini
sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya
sapi potong. Peralatan yang digunakan peternak sapi perah yaitu :
a. Ember
Alat ini digunakan untuk memandikan sapi, menampung pakan
rangsum dan dipergunakan untuk membersihkan kandang.
b. Sikat
Digunakan untuk memandikan sapi dan juga dapat
dipergunakan untuk menyikat atau membersihkan lantai kandang.
c. Sekop
Biasanya dipergunakan untuk membersihkan kotoran sapi yang
terdapat di lantai.
d. Cangkul
Alat ini biasanya dipergunakan untuk mengeruk atau
mencampur pakan konsentrat dan juga dapat untuk membersihkan
kendang.

e. Selang
Alat ini dipergunakan untuk menyalurkan air, memandikan
sapi dan membersihkan kadang.
f. Arit/Sabit
Alat ini digunakan untuk menyabit rumput dan membersihkan
semak disekitar kandang.
13

7. Proses Produksi
Tata Laksana Pemeliharaan :
a. Pengadaan Bakalan Sapi Potong
Bangsa sapi potong yang dipelihara adalah Australian
Commercial Cross (ACC). Sapi potong ACC memiliki bobot
badan sekitar 750-1000 Kg. Sapi potong ACC yang kurus apabila
digemukan selama 3 bulan akan sangat menguntungkan karena
memilik PBB yang tinggi yaitu mencapai 1,6 Kg/hari dengan
konversi pakan 8,22.
b. Pakan
Pakan yang diberikan untuk sapi potong yaitu berupa
konsentrat komersil dan hijaun dengan perbandingan konsentrat
60% dan hijauan 40%. Konsentrat diperoleh dengan membeli ke
pabrik pakan ternak dengan harga Rp 120.000 /karung (50Kg),
sedangkan hijaun diperleh dari lahan hijaun milik sendiri
(peternakan).
c. Sanitasi
Kebersihan kandang diperlukan dalam usaha ternak sapi
potong, sebab sapi potong sangat rentan terhadap penyakit yang
ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih.
Pembersihan (sanitasi) kandang peternak sapi potong dilakukan
dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore. Pembersihan dilakukan
dengan cara menghilangkan kotoran sapi potong dan sisa-sisa
pakan yang berserakan, dengan cara menyikat lalu menyiramkan
dengan air menggunakan selang.
d. Penanganan Penyakit
Penyakit yang biasanya menyerang pada sapi perah di Kunak
adalah diare, kembung, D3, kaki pincang, dll. Penanganan pertama
yang dilakukan yaitu dengan cara memberi obat dan vitamin,
namun jika penyakitnya sudah terlalu parah maka ditangani oleh
tenaga medis atau dokter hewan setempat.

D. Aspek Sumber Daya Manusia dan Manajemen


14

Hal yang dikaji dalam aspek manajemen sumber daya manusia


adalah perancangan struktur organisasi, perencanaan tenaga kerja, dan
perencanaan pelatihan. Struktur organisasi yang digunakan dalam usaha
sapi potong adalah menggunakan struktur organisasi fungsional,

Pimpinan
Perusahaan

Sekretaris Supervisor Bendahara

Pekerja

Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha Penggemukan Sapi Potong.


Perencanaan tenaga kerja di usaha penggemukan sapi potong
simental dibagi kedalam 3 struktur jenjang manajemen, yaitu Manajemen
Atas, Manajemen Menengah dan Manajemen Bawah. Kebutuhan untuk
setiap jenjang terdiri dari 1 orang Manajemen Atas, 5 Manajemen Tengah,
dan 15 Manajemen Bawah. Pelatihan pada perusahaan usaha sapi potong
lebih difokuskan kepada pengenalan operasional perusahaan. Pengenalan
operasional perusahaan merupakan pelatihan mengenai operasi-operasi
perusahaan, yaitu dari bidang produksi dan bidang keuangan. Pelatihan ini
diberikan satu tahun sekali dengan diadakannya seminar dan aplikasi
lapangan.
E. Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri
menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael
E.Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis
15

persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut Lima Kekuatan


Bersaing.
Usaha penggemukan sapi potong Simental menerapkan aspek
lingkungan dalam bersaing dengan usaha penggemukan sapi potong
lainnya agar usaha ini dapat terus berjalan dan memperoleh keuntungan.
Usaha penggemukan sapi potong simmental ini melakukan analisis
persaingan berdasarkan 5 aspek yaitu ancaman masuk pendatang baru,
persaingan sesama dalam perusahaan industry, ancaman dari produk
pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar
pemasok. Sehingga diharapkan dengan menerapkan ke lima aspek ini
usaha penggemukan sapi potong simmental dapat bersaing dengan usaha
yang lain dan usaha penggemukan sapi potong simmental ini dapat terus
berjalan serta memperoleh keuntungan.
F. Aspek Yuridis
Aspek hokum (yuridis) hal yang perlu diteliti adalah keabsahan,
kesempurnaan dan keaslian dokumen dokumen yang dimiliki. Banyaknya
dokumen yang diteliti tergantung dari jenis usahanya, yang terpenting
adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi pokok perhatian.Urutan
prioritas menunjukan bahwa dokumen ini sangat penting bagi usaha yang
akan diajukan nanti. Secara umum, dokumen yang akan diteliti
sehubungan dengan aspek hukum ini adalah sebagai berikut: Bentuk badan
usaha, Bukti Diri, Tanda daftar perusahaan (TDP, Nomor Pokok Wajib
Pajak dan Izin-izin Perusahaan. Izin izin perusahaan diantaranya Surat Izin
perdagangan (SIUP), Surat Izin usaha industri, izin usaha peternakan dan
pertanian dari Departemen Pertanian dan lainnya.
Usaha ini pada dasarnya memiliki izin atas kepemilikan tanah,
dimana tempat / lokasi yang akan dijadikan usaha peternakan sapi potong
serta izin pembangunan usahanya juga melalui wali nagari di lingkungan
sekitar. Dengan memperhatikan letak yang dibuat jauh dari pemukiman
penduduk, usaha ini memperhatikan kenyamanan bagi penduduk sekitar,
atas pembangunan usaha penggemukan sapi potong ini yang berlandaskan
pada :
16

1. Undang –Undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan


Pemukiman.
2. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Undang –Undang No.18 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Peternakan, Kesehatan Hewan, serta Aspek Teknis Pengelolaan Usaha
Peternakan.

G. Aspek Lingkungan Hidup


Untuk menangani masalah sanitasi dan pencemaran lingkungan,
usaha penggemukan sapi potong akan mambuat bak penampungan kotoran
dan urine, serta langsung mengolahnya menjadi pupuk organik dan pupuk
cair. Dengan demikian usaha yang dirikan tidak akan merusak atau
mencemari lingkungan sekitar dibuktikan dengan adanya sertifikat amdal.
Oleh karena itu usaha peternakan ini juga diwajibkan membayar pajak dan
ini dibuktikan oleh kartu bebas pajak. Jadi usaha peternakan ini memiliki
kelegalan dan tidak ada masalah secara hukum.
Aspek lingkungan dapat dinilai dari segi manfaat yang diberikan
usaha terhadap perkembangan masyarakat secara keseluruhan seperti
terbukanya lapangan pekerjaan, bertambahnya sarana dan prasarana di
daerah sekitar lokasi usaha. Keberadaan usaha ini berdampak baik
terhadap masyarakat setempat karena keberadaan usaha dilokasi ini dapat
menyerap tenaga kerja sehingga aktiftas ekonomi desa berjalan dengan
baik.
H. Aspek Finansial
Menurut Rahayu (2015), analisis finansial merupakan analisis dimana
suatu proyek dilihat dari sudut yang bersifat individual. Kriteria investasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Net B/C Ratio, Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Untuk
memperoleh BCR, NPV, IRR dan PPC dibutuhkan beberapa hal antara lain
biaya investasi pada awal tahun, biaya tetap, biaya variable, penerimaan dan
biaya penyusutan.
Tabel 5. Biaya Investasi Pada Awal Tahun Proyek
N Kompone Satua Umur Jumla Harga Jumlah Biaya
17

o n Biaya n ekonomi h Satuan (Rp) (Rp)


s
1 Tanah m2 - 10.00 250.000 2.500.000.00
0 0
2 Kandang Unit 20 3 2.000.000.00 6.000.000.00
0 0
3 Perijinan Unit - - 50.000.000 50.000.000
usaha
4 Gudang Unit 20 2 1.000.000.00 2.000.000.00
pakan 0 0
5 Instalasi Unit - 1 5.000.000 5.000.000
listrik
6 Instalasi Unit 10 1 60.000.000 60.000.000
air
7 Instalasi Unit 10 1 50.000.000 50.000.000
Limbah
8 Peralatan Unit 5 1 10.000.000 10.000.000
kandang
9 Chopper Unit 10 3 10.000.000 30.000.000
10 Timbanga Unit 10 3 10.000.000 30.000.000
n ternak
11 Truk Unit 10 2 250.000.000 500.000.000
12 Mobil Unit 10 3 100.000.000 300.000.000
13 feeder Ekor - 150 10.000.000 1.500.000.00
Bakalan 0
Sapi

Total Biaya Investasi Peternak Usaha 13.035.000.0


00

Tabel 6. Biaya Tetap Usaha Penggemukan


No Komponen Satuan Jumlah Biaya Biaya Jumlah Biaya
Biaya perbulan pertahun (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Gaji Orang
Kepala 1 4.500.000 60.000.000 60.000.000
Manajer 1 4.000.000 48.000.000 48.000.000
produksi
Manajer 1 4.000.000 48.000.000 48.000.000
keuangan
Manajer 1 4.000.000 48.000.000 48.000.000
administrasi
Manajer 1 4.000.000 48.000.000 48.000.000
pemasaran
18

Mandor 1 3.000.000 3.000.000 36.000.000


produksi
Karyawan 8 25.000.000 200.000.000 200.000.000
produksi
Security 4 8.000.000 96.000.000 96.000.000
2 THR Orang
Kepala 1 5.000.000
Manajer 1 4.000.000
produksi
Manajer 1 4.000.000
keuangan
Manajer 1 4.000.000
administrasi
Manajer 1 4.000.000
pemasaran
Mandor 1 3.000.000
produksi
Karyawan 15 37.500.000
produksi
Security 5 11.000.000
3 Rekening
Listrik 2.000.000 24.000.000 24.000.000
Internet 350.000 4.200.000 4.200.000
4 PBB 3.498.000 3.498.000
5 Pajak 2 20.579.000 20.579.000
kendaraan
6 Biaya 1 2.000.000 24.000.000 24.000.000
pengolahan
limbah
Total Biaya Tetap Usaha Pengemukan 732.777.000

Tabel 7. Biaya Variabel


No Komponen Satuan Jumlah Biaya Per bulan Jumlah Biaya
Biaya (Rp) Pertahun (Rp)

1 Bakalan Ekor 150 1.500.000.000/3bln 6.000.000.000


Sapi
2 Konsentrat Kg 150 43.200.000 518.300.000
19

3 Obat- - 3.000.000/ 3bln 12.000.000


obatan,
Vaksin,
Antibiotic,
dan
Vitamin
4 Sanitasi 1.500.000/ 3bln 6.000.000
Total Biaya Variabel 6.536.400.000

Tabel 8. Penerimaan dari Penjualan Sapi Potong


No Tahun Ke Jumlah Harga jual per Penerimaan
ternak ekor (Rp)
1 0 450 15.000.000 6.750.000.000
2 1 600 15.250.000 9.150.000.000
3 2 600 16.000.000 9.600.000.000
4 3 600 17.500.000 10.500.000.000
5 4 600 16.350.000 9.810.000.000
6 5 600 17.150.000 10.290.000.000
Total Penerimaan 56.100.000.000

Tabel 9. Penerimaan dari Penjualan Pupuk


No Tahun Ke Jumlah Harga jual Penerimaan
karung (40 per karung
kg/krg) (Rp)

1 0 1.350 35.000 43.870.000


2 1 1.350 30.000 43.870.000
3 2 1.350 30.000 43.870.000
4 3 1.350 30.000 43.870.000
5 4 1.350 30.000 43.870.000
6 5 1.350 30.000 43.870.000
Total Penerimaan Kotoran 263.250.000

Tabel 10. Biaya Penyusutan Investasi


No Kompone Satuan Umu Jml Nilai beli Nilai Nilai
n Biaya r h (Rp) sisa Penyusutan
ekon (Rp)
omis
20

1 Kandang Unit 20 3 6.000.000.0 1.000.00 300.000.00


00 0.000 0
2 Gudang Unit 20 2 2.000.000.0 500.000. 10.000.000
pakan 00 000
3 Instalasi Unit 10 1 60.000.000 10.000.0 6.000.000
air 00
4 Truk Unit 10 2 500.000.000 180.000. 50.000.000
000
5 Mobil Unit 10 3 100.000.000 25.000.0 10.000.000
feeder 00
6 Chopper Unit 10 3 30.000.000 6.000.00 3.000.000
0
7 Timbanga Unit 10 3 30.000.000 3.000.00 3.000.000
n ternak 0
8 Peralatan Unit 5 1 10.000.000 - 2.000.000
kebersiha
n
9 Instalasi Unit 10 1 50.000.000 5.000.00 5.000.000
limbah 0
Total Biaya Penyusutan Investasi 1.304.00 361.000.00
0.000 0

Tabel 11. Perhitungan Rugi-Laba Usaha Penggemukan Sapi Potong


Keterang TahunKe
an 0 1 2 3 4 5

Penerima 6.793.870.0 9.193.870.0 9.643.870.0 10.543.870.0 9.853.870.0 10.333.870.0


21

an 00 00 00 00 00 00
Biaya
Biaya 732.777.00 732.777.00 732.777.00 732.777.000 732.777.00 732.777.000
tetap 0 0 0 0
Biaya 6.536.300.0 6.536.300.0 6.536.300.0 6.536.300.00 6.536.300.0 6.536.300.00
variable 00 00 00 0 00 0
Biaya 361.000.00 361.000.00 361.000.00 361.000.000 361.000.00 361.000.000
penyusut 0 0 0 0
an
Total 7.630.077.0 7.630.077.0 7.630.077.0 7.630.077.00 7.630.077.0 7.630.077.00
biaya 00 00 00 0 00 0
Laba (836.207.00 1.563.793.0 2.013.793.0 2.913.793.00 2.223.793.0 2.703.793.00
kotor 0) 00 00 0 00 0
Laba (836.207.00 1.563.793.0 2.013.793.0 2.913.793.00 2.223.793.0 2.703.793.00
sebelum 0) 00 00 0 00 0
pajak
Tax 25% (209.051.75 390.948.25 503.448.25 728.448.250 555.948.25 675.948.250
0) 0 0 0
Total (627.155.25 1.172.844.7 1.510.344.7 2.185.344.75 1.667.844.7 2.027.844.75
laba 0) 50 50 0 50 0
bersih

Tabel 12. Proyeksi Produksi Penggemukan Sapi Potong


Uraian Tahun Ke
0 1 2 3 4 5

Pembelian bakalan sapi potong dimulai pada tahun ke nol bulan pertama

: Jual dan Beli Bakalan Sapi


: Beli Bakalan Sapi
: Proses Penggemukan

Tabel 13. Cash Flow Usaha Tani Penggemukan Sapi Potong


22

Tabel 14. Perhitungan NPV, BCR, IRR dan PPC Penggemukan Sapi Potong

Perhitungan
NPV = 1.620.285.920
BCR = Total NPV (+) 12%
Total NPV (-) 12%
= 7.861.415.926
6.241.130.000
= 1,26
IRR = il + NPVl x (ill-ii)
NPVl + NPVll
= 0,12 + 1.620.285.920 x (0,30 – 0,12)
1.620.285.920 + 410.806.826
= 0,12 + 0,80 x 0,18
23

= 0,12 + 0,144
= 0,264
= 26,4%
PPC = 2 + 2.663.544.000
2.913.793.000
= 2 + 0,9
= 2,9 tahun
Hasil perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR), Interest Return of Rate
(IRR), Net Present Value (NPV) dan Payback Period Cost(PPC) sebagai syarat
kelayakan pendirian usaha sapi potong pada aspek finansial perhitungan dengan
hasil BCR sebesar 1,26, IRR sebesar 26,4%, NPV sebesar Rp 1.620.285.920 dan
PPC sebesar 2,9 tahun.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh, usaha penggemukan sapi potong
layak untuk dilakukan, karena usaha ini memiliki BCR sebesar 1,26, IRR sebesar
26,4%, NPV sebesar Rp 1.620.285.920 dan PPC sebesar 2,9 tahun. Usaha
peternakan dikatakan layak untuk dilakukan apabila BCR lebih besar dari 1, NPV
lebih besar dari nol dan IRR lebih besar dari tingkat bunga, sedangkan usaha
penggemukan sapi potong ini BCR, NPPV dan IRR nya memenuhi semua
ketentuan, sehingga usaha usaha penggemukan sapi potong ini layak untuk
dilakukan.
24

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha penggemukan sapi potong berdasarkan analisis kelayakan
bisnis meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi,
aspek sumber daya manusia dan manajemen, aspek lingkungan industri,
aspek yuridis, aspek lingkungan hidup dan aspek finansial, maka Usaha
penggemukan sapi potong dinyatakan layak, karena semua aspek yang
dianalisis menyatakan layak.
B. Saran
Pengusaha peternakan sebaiknya sebelum mendirikan usaha
penggemukan sapi potong harus paham betul mengenai aspek-aspek
kelayakan bisnis, sehingga usaha yang dijalankannya dapat menghasilkan
profit yang lebih baik.

24
25

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Alia. Hermana, Joni. Masduqi, Ali. 2013. Environmental Analysis


From Tofu Waste Water Treatment By Water Lettuce. Jurnal
Purifikasi. Vol 5(4): 151-156.

Fauzi, A. 2007. Analisis dan Evaluasi Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan
Proyek. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi : 1-6.

Heryadi, A. Y. 2011. Pola Pemasaran Sapi Potong di Pulau Madura. Jurnal SEP.
Vol. 5(2): 38.

Kasmir. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group : Jakarta.

Pohan, Dedy Anwar Saleh. Budiyono. Syarifudin. 2016. Analisis Kualitas Air
Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek
Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 14(2):63-71

Prasetyo, A. 2016. Peran Kelembagaan Peternak Dalam Adopsi Teknologi :


Jember

Rahayu N. W. 2015. Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas


Asparagus (Asparagus officionalis) di Desa Pelaga, Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol 4
(4) : 221-229.

Sumitra, J., Kusumastuti, T. A., dan Widiati, R. 2013. Pemasaran Ternak Sapi
Potong Di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Jurnal
Buletin Peternakan. Vol. 37(1): 49-58.

Suresti, A. 2013. Analisis Potensi Sumber Daya Manusia Untuk Pengembangan


Usaha Peternakan Sapi Potong di Pesisir Selatan

Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai