DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, laporan bisnis mata kuliah Praktik Kewirausahaan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Atas kesepakatan bersama, membuat bisnis di bidang
kuliner dengan menjual produk cookies dengan merek Moringa Cookies. Dengan
kerendahan hati, tim penulis menyampaikan hormat dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah membantu dan mendukung berjalannya bisnis
ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Tintin Sarianti, SP. MM dan Nia Rosiana, SP. MSi sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan
memotivasi selama menjalankan usaha.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan baik
moril maupun materi.
3. Keluarga besar Agribisnis 53 yang telah memberikan dukungan, kritik,
saran, serta semangat yang telah diberikan kepada penulis selama
menjalankan bisnis.
4. Pihak-pihak yang sudah membantu berjalannya bisnis yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Demikian laporan bisnis ini disusun dalam waktu yang telah direncanakan.
Dalam penyusunan laporan bisnis ini, terdapat kekurangan dalam penyajian
karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan, kepustakaan, dan pengalaman yang
dimiliki. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Sekian dan terima kasih.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
IDE BISNIS 1
Eksplorasi Ide 1
Self Assessment 1
INTERNALISASI IDE 2
Rencana Kerja 2
Marketing Mix 3
Pemilihan Pasar Sasaran (STP) 4
Rasionalitas Ide 4
Kendala, Hambatan, dan Rencana Alternatif 5
INISIASI DAN ASET 5
Kontak-Kontrak yang Dilakukan 5
Daftar Aset dan Sumberdaya 5
STRATEGI DAN EVALUASI 6
SWOT Analisis 6
Strategi dan Capaiannya 7
Teknik Evaluasi dan Monitoring 8
Tindak Lanjut Evaluasi dan Monitoring 8
PERAMALAN DAN RISIKO 8
Trend Bisnis 8
Rancangan Produksi ke Depan 9
Menghadapi Risiko 9
Nilai Tambah yang Diperoleh 10
ANALISIS PERUBAHAN 10
Capaian Fisik dan Hardskill 10
Capaian Non-Fisik dan Softskill 10
TINDAK LANJUT 10
Rencana ke Depan 10
Pengalaman Berharga 10
Saran dan Masukan 11
LAMPIRAN 12
DAFTAR TABEL
1 Rasionalisasi ide berdasarkan penjadwalan kerja tahun 2019 4
2 Kendala dan alternatif solusi dalam menjalankan bisnis Moringa 5
Cookies tahun 2019
3 Aset yang dimiliki oleh bisnis Moringa Cookies tahun 2019 6
4 Strategi bisnis Moringa Cookies berdasarkan analisis SWOT tahun 2019 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Produk Moringa Cookies 12
2 Media promosi Moringa Cookies 12
3 Alat dan bahan produksi Moringa Cookies 13
IDE BISNIS
Eksplorasi Ide
Langkah awal dalam memulai bisnis adalah menemukan ide bisnis yang
kreatif dan inovatif. Setiap anggota kelompok mencoba berdiskusi dengan
mengekplorasi ide bisnis yang sekiranya dapat direalisasikan. Penyamaan persepsi
dalam hal menentukan ide dari setiap pemikiran anggota kelompok bukan hal
yang mudah. Ide-ide yang muncul dari anggota kelompok menghasilkan tiga ide,
yaitu, (1) MF Food (nasi box isi ayam), (2) kue kering kelor, dan (3) platform
online. Berdasarkan ide yang ada, kelompok kami mulai melakukan pertimbangan
hingga akhirnya diputuskan untuk berbisnis cookies dengan bahan tambahan
kelor. Awal mula ide bisnis cookies kelor berasal dari salah satu teman kami yang
terinspirasi saat ia sedang menjalankan KKN. Pada saat itu, teman kami
ditempatkan di salah satu desa yang mana kelor menjadi salah satu komoditi yang
banyak dibudidayakan oleh masyarakat desa.
Setelah terpilihnya ide cookies kelor, langkah berikutnya ialah pencarian
informasi untuk pembuatan produk, mulai dari bahan baku, proses produksi,
hingga pemasaran produk ke konsumen. Selain itu, produk cookies kelor ini
mempunyai nilai tambah dari manfaat kelor itu sendiri. Produk cookies ini
kelompok kami beri nama “Moringa Cookies”.
Self Assessment
1. Kreativitas
Setiap bisnis pasti memerlukan suatu kreativitas. Moringa Cookies dalam
pelaksanaan bisnisnya memanfaatkan bahan tambahan bubuk kelor yang kaya
akan manfaat dan dikombinasikan dengan bahan utama cookies. Dalam hal
pemasaran produk, Moringa Cookies menggunakan media sosial seperti
Instagram yang dapat membantu menjangkau konsumen lebih luas.
2. Keberanian Mengambil Resiko
Setiap bisnis yang dijalankan pasti mempunyai risiko. Seorang pebisnis
harus berani mengambil risiko dan mengelola risiko tersebut. Pada awalnya,
kelompok kami belum mengetahui apakah produk cookies ini dapat diterima oleh
konsumen. Selain itu, kelompok kami cukup kesulitan untuk mendapatkan tekstur
cookies yang kering dan juga ketersediaan kemasan karena kemasan yang
kelompok kami gunakan diperoleh melalui e-commerce. Kelompok kami juga
perlu memikirkan desain label dan kemasan yang mampu menarik minat
konsumen untuk membeli produk Moringa Cookies ini. Untuk itu, kami
melakukan tes pasar dengan memberikan tester pada saat kegiatan konsultasi
dengan dosen pembimbing sehingga diperoleh kritik dan masukan untuk
perbaikan bisnis ke depannya.
3. Inovasi
Kreativitas pasti akan menimbulkan suatu inovasi. Hal tersebut yang
melandasi Moringa Cookies melakukan inovasi. Kelompok kami melakukan
inovasi dengan mencetak cookies berbentuk mirip daun menyesuaikan kelor.
Selain itu, kelompok kami juga menyediakan produk dengan kemasan berukuran
kecil sehingga mudah untuk dibawa.
INTERNALISASI IDE
Rencana Kerja
1. Pemilihan Teknologi
Moringa Cookies akan menggunakan teknologi berbasis internet service yaitu
layanan Moringa Cookies dapat diakses melalui berbagai macam perangkat
yang tersambung dengan internet. Pengguna dapat mengakses Moringa
Cookies melalui akun Instagram, Whatsapp, dan Line Group.
2. Bahan Baku
Bahan baku diperoleh dengan membeli secara online pada pedagang bubuk
daun kelor di salah satu e-commerce. Selain bubuk daun kelor, diperlukan
bahan baku pendukung, seperti tepung terigu, tepung maizena, coklat putih,
telur, gula pasir, vanili, soda kue, dan mentega.
3. Perencanaan Lokasi, Tata Letak, dan Layout Bisnis
Moringa Cookies akan berlokasi di wilayah sekitar Kampus IPB Dramaga,
Bogor dengan dapur produksi di Jalan Babakan Tengah, Babakan, Dramaga,
Bogor.
4. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan Moringa Cookies diawali dengan
mencampurkan semua bahan baku yang digunakan dengan takaran tertentu.
Kemudian adonan yang sudah jadi akan dicetak dalam cetakan berbentuk
daun yang selanjutnya akan di panggang dengan oven selama 20-30 menit.
Waktu yang dibutuhkan dalam pemanggangan cookies ini tergantung dengan
kondisi adonan dan akan dilakukan pengecekan secara berkala selama proses
pemanggangan sehingga didapatkan tekstur kering pada Moringa Cookies.
5. Kapasitas
Kemasan yang digunakan berupa toples dengan ukuran 60 gr dan 500 gr.
Setiap produksi menargetkan minimal 10 pcs toples ukuran 60 gr dan 1 pcs
toples ukuran 500 gr.
6. Perkiraan Waktu dan Siklus Produksi
Perkiraan waktu untuk membuat Moringa Cookies adalah kurang lebih 4-5
jam tergantung dari banyaknya jumlah cookies yang akan diproduksi.
7. Tenaga Teknis atau Produksi
Tenaga teknis yang diperlukan Moringa Cookies untuk kegiatan operasional
sebanyak 2 orang. Masing-masing melakukan kegiatan memasak cookies
hingga menjadi Moringa Cookies yang siap untuk dikonsumsi. Setelah itu
diperlukan 1 orang lagi untuk proses pengemasan.
8. Perumusan Standar Mutu Input dan Output
Input Moringa Cookies merupakan bahan-bahan yang terjamin kualitasnya,
baik input yang diproduksi sendiri maupun input yang didapat dari pedagang.
Dapat dipastikan jika bahan-bahan yang dipakai terjamin dari segi kualitas
dan kesehatannya. Berdasarkan input-input tersebut maka akan
menghasilkan output kepuasan konsumen dan loyalitas para pelanggan
terhadap produk Moringa Cookies.
9. Perumusan SOP
Prosedur operasional standar dari Moringa Cookies meliputi beberapa hal
sebagai berikut :
2
● Adanya batasan penyimpanan bahan dan penggunaan alat produksi secara
minimum dan maksimal.
● Adanya ketepatan pengaturan waktu dari masa proses produksi dan
pengemasan.
● Melaksanakan proses produksi sesuai prosedur dan kualitas yang sudah
ditentukan. Rincian tugas yang dilakukan antara lain pemilihan bahan
baku yang berkualitas dan menggunakan peralatan dengan memperhatikan
adab K3.
Marketing Mix
1. Produk
Moringa Cookies terinspirasi dari salah satu desa KKN IPB yang sudah
memproduksi bubuk daun kelor untuk diperjualbelikan dan dimanfaatkan
untuk membuat beberapa jenis makanan. Produk ini merupakan produk
cookies (kue kering) dengan tambahan bubuk daun kelor. Moringa Cookies
merupakan salah satu jenis camilan yang memiliki tambahan nilai gizi melalui
bubuk daun kelor yang ditambahkan pada bahan bakunya. Produk Moringa
Cookies akan dijual dalam bentuk kemasan toples 60 gram dan 500 gram agar
konsumen dapat memilih untuk membeli Moringa Cookies dalam ukuran yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
3
whatsapp. Dan juga dilakukan promosi dari mulut ke mulut lewat teman-
teman mahasiswa sampai tenaga kependidikan IPB.
Rasionalitas Ide
Kegiatan bisnis yang dijalankan akan dapat diimplementasikan berdasarkan
jadwal kerja yang telah dipersiapkan sebelumya. Tabel 1 menunjukkan
rasionalisasi ide berdasarkan waktu pelaksanaan yang telah disepakati bersama.
4
Kendala, Hambatan dan Rencana Alternatif
Pelaksanaan usaha Moringa Cookies dalam praktiknya menghadapi
berbagai permasalahan yang tentunya harus dicarikan solusinya. Tabel 2
menunjukkan permasalahan dan alternatif solusi yang telah dilakukan selama
menjalankan bisnis ini.
5
Tabel 3 Aset yang dimiliki oleh bisnis Moringa Cookies tahun 2019
No Uraian Jumlah Uraian
1. Kompor 1 Buah
2. Loyang 2 Buah
3. Spatula 2 Buah
4. Sendok 3 Buah
5. Toples 50 Buah
6. Sticker 110 Buah
7. Oven 1 Buah
8. Baskom 3 Buah
9. Gas Kecil 1 Buah
11. Cetakan Kue Kecil 55 Buah
12. Pengaduk Adonan 2 Buah
Tabel 4 Strategi bisnis Moringa Cookies berdasarkan analisis SWOT tahun 2019
(S) Strenght (W) Weakness
1. Menawarkan produk 1. produk baru yang akan
yang berbahan baku daun bersaing dalam pasar
kelor yang memiliki cookies
kandungan gizi yang baik 2. pengolahan secara
2. Menggunakan manual, sehingga belum
packaging yang lebih memiliki acuan
menarik dan lebih standarisasi produk
ekonomis.
3. Branding yang baik
dan memanfaatkan
teknologi
(O) Opportunity SO WO
1. Belum banyak usaha1. Melakukan promosi yang1. Mengikuti eventmarket
yang menjual produk unik dan menarik. seperti bazar
6
berbahan baku daun kelor 2. Menonjolkan keunggulan2. Melakukan pengadaan
2. Bahan baku berupa dan memberikan alat dan bahansecara
daun kelor yang memiliki informasi terkait bahan lebih efisien.
banyak kandungan gizi baku yang berupa daun
yang baik dan belum kelor.
banyak termanfaatkan
sebagai cookies
(T) Threats ST WT
1. Bahan baku dikirim1. Melakukan promosi di1. Melakukan produksi
dari luar daerah sehingga media sosial seperti secara mandiri atau
harus menyesuaikan Instagram dengan menjalin kemitraan
waktu kirim sebelum mencantumkan dengan masyarakat
produksi keistimewaan produk setempat.
2. Produk Moringa 2. Memberikan tester untuk2. Melakukan promo harga.
Cookies masih belum meyakinkan konsumen.
dikenal 3. Bermitra dengan lembaga
sosial sehingga nilai jual
buan hanya produk tapi
juga kepada nilai jual
sosial
4. Mencari berbagai
alternatif kemitraan
sebagai supplier
7
Capaian : - (belum dilakukan)
Strategi WT
1. Melakukan produksi secara mandiri atau menjalin kemitraan dengan
masyarakat setempat.
Capaian : - (belum dilakukan)
2. Melakukan promo harga
Capaian : harga yang lebih rendah menarik konsumen untuk mencoba dan
konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian ulang.
3. Melakukan kerja sama dengan lembaga sosial
Capaian : sedang proses kerjasama dengan Dompet Dhuafa dengan setiap 1
produk terjual akan diinfaqkan kepada Dompet Dhuafa sebesar Rp. 1.000.
Trend Bisnis
Membaca trend bisnis merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di
masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Dengan adanya trend
bisnis ini, perusahaan dapat mengambil keputusan atau kebijakan sesuai dengan
hasil ramalan penjualan tersebut. Moringa Cookies merupakan sebuah produk
cookies dengan adanya penambahan bubuk kelor pada bahan baku produksinya.
Cookies atau kue kering merupakan salah satu produk kue yang diminati
masyarakat Indonesia yang biasanya menjadi simbol dalam perayaan-perayaan
khusus, seperti lebaran dan natal. Adapun konsumsi kue kering pada hari besar
tersebut selalu mengalami pengingkatan dibandingkan hari biasa. Data dari Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian Indonesia menyatakan bahwa tingkat
konsumsi cookies di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 24.22% dari
tahun 2011-2015, artinya peluang Moringa Cookies dapat terjual dan dikonsumsi
8
masyarakat cukup besar. Sedangkan untuk kelor sebagai bahan baku Moringa
Cookies saat ini sedang tren dikalangan masyarakat bahkan komoditas ini
mencapai pasar ekspor. Kandungan gizi yang sangat besar di dalam daun kelor
menjadi nilai tambah bagi produk Moringa Cookies yaitu sebagai cookies sehat
dan enak.
Menghadapi Risiko
Dalam menjalani suatu bisnis, tentu banyak hal-hal yang harus
dipertimbangkan salah satunya risiko yang kan dihadapi. Hal ini menjadi penting
bagi perusahaan agar perusahaan atau pelaku usaha bisa memiliki gambaran
bagaimana usaha yang dijalankan. Selain itu, perusahaan dapat menyiapkan
strategi apa saja dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Analisis risiko pada produk Moringa Cookies ditinjau dari beberapa aspek,
diantaranya:
1. Aspek Keuangan
Pada aspek ini berkaitan dengan modal atau dana usaha perusahaan. Saat ini
dalam pemenuhan modal berasal dari iuran para anggota yang dialokasikan untuk
membeli peralatan serta bahan baku cookies. Belum ada pinjaman modal dari
pihak luar sehingga modal yang dimiliki pun terbatas. Kedepannya kelompok
berencana mencari tambahan modal ke pihak terkait seperti investor. Untuk
mengurangi risiko yang terjadi nantinya dapat dilakukan pengelolaan keuangan
yang baik melalui pembukuan yang teratur.
2. Aspek Bahan Baku
Pada aspek ini berkaitan dengan pemasok bahan baku dari produk Moringa
Cookies. Saat ini untuk melakukan kegiatan produksi, kami masih melakukan
pembelian bahan baku di toko retail sehingga harga yang didapatkan setiap kali
pembelian berbeda-beda. Hal ini akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan.
Untuk itu kedepannya diperlukan kerja sama dengan pemasok dalam hal
pemenuhan bahan baku produk. Selain itu, kontrak kerja sama sangat diperlukan
untuk keberhasilan kerja sama tersebut.
3. Aspek Pelanggan
Pada aspek ini berfokus pada pelanggan Moringa Cookies. Sikap pelanggan
yang melakukan protes atas produk yang diberikan, respon mengenai produk yang
akan dibeli, ataupun minat pelanggan atas produk yang ditawarkan perlu
ditindaklanjuti sebgai bahan evaluasi salah satunya telah mencantumkannya
nomor customer care pada kemasan produk. Sehingga apabila hal diatas terjadi
pelanggan dapat menyampaikannya melalui nomor customer care tersebut
4. Aspek Pesaing
Produk Moringa Cookies merupakan produk yang pembuatannya cukup
mudah sehingga peluang adanya produk tiruan sangatlah besar. Untuk itu, kami
9
mendesain produk dengan desain yang unik dan khas yang membedakan dengan
produk cookies lainnya yaitu cookies dengan bentuk daun dan dibranding dengan
gaya milenial. Selain itu, pada aspek ini risiko yang muncul dari persaingan antar
produk sejenis dapat dilakukan dengan memperhatikan kualitas produk, kesesuain
harga yang diinginkan konsumen dengan yang diberikan produsen, serta
pelayanan yang tidak biasa kepada pelanggan (berbeda dengan pesaing).
ANALISIS PERUBAHAN
TINDAK LANJUT
Rencana Ke Depan
Bisnis Moringa Cookies ke depannya kemungkinan besar akan dilanjutkan
oleh salah satu anggota kelompok. hal ini dikarenakan produk kelompok kami
cukup menari perhatian pembeli. Selain itu, produk kami menawarkan hal lain
yakni adanya tambahan bahan bubuk kelor yang kaya akan manfaat.
Pengalaman Berharga
Pengalaman berharga yang kami dapatkan dari MK Praktik kewirausahaan
ini adalah pembelajaran menjadi wirausaha selain mendapatkan keuntungan. MK
Pratik Kewirausahaan ini memberikan pengalaman berwirausaha dari
memunculkan ide hingga merealisasikan. Dalam menjalankan bisnis tidak hanya
10
sekadar melakukan bisnis, tetapi juga dapat menerapkan ilmu yang sudah
dipelajari.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1 Produk Moringa Cookies
12
Lampiran 3 Alat dan bahan produksi Moringa Cookies
13