Anda di halaman 1dari 130

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

(Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

SKRIPSI
Rini Dewi Ratnasari
H 34076129

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN


(Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

SKRIPSI
Rini Dewi Ratnasari
H 34076129

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
RINI DEWI RATNASARI. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba
Restaurant, Bogor) (Dibawah Bimbingan RACHMAT PAMBUDY).
Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang
berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di
Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota
Bogor. Beragam suku etnis dan beberapa tempat wisata menjadikan kota Bogor
sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi
masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk
jenis makanan yang dikonsumsi.
Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup di masyarakat dan
keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin
beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor, merupakan
reaksi atas beragamnya selera konsumen. Seiring dengan jumlah restoran di Bogor
yang selalu meningkat setiap tahunnya maka menimbulkan tingkat persaingan
yang semakin ketat.
Salah satu restoran etnik bercitarasa Internasional di Bogor yang
menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah
adalah Ali Baba Restaurant. Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran
etnik di Bogor yang masih tergolong baru dan menawarkan keunikan jenis
makanan yang berasal dari negara Timur Tengah. Selain memiliki pesaing sejenis,
Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor.
Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan
perkembangan restoran yang cukup pesat. Adanya tingkat jumlah pengunjung
yang belum mencapai target dan pencapaian jumlah produksi yang masih dibawah
standar kapasitas produksi yang telah ditetapkan, mengindikasikan belum
memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant. Dapat dilihat bahwa tingkat
penjualan yang belum mencapai target dan tingkat persaingan dalam bisnis
restoran yang semakin tinggi menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada
Ali Baba Restaurant. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat
untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant untuk menciptakan
posisi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba
Restaurant. (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan
eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant. (3) Merumuskan alternatif
strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan
di Ali Baba Restaurant. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2009.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Matrik IFE dan Matriks EFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM.
Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan yang menyangkut product, place, price, process, people, promotion,

dan physic dapat dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
berbagai fasilitas dan keunggulan perusahaan.
Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa
perusahaan memiliki posisi internal yang kuat maka diperoleh total bobot skor
sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu
menggunakan kekuatan (lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional,
pelayanan konsumen yang memuaskan, harga khusus untuk menu pelajar,
kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran,
program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot) dan
mengatasi kelemahan dengan cukup baik (belum memiliki sertifikasi halal dari
BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan
belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum
optimal, kegiatan promosi kurang gencar, dan area parkir kurang memadai). Hasil
analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa perusahaan
memiliki posisi eksternal yang kuat dengan diperoleh total bobot skor sebesar
3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu merespon
faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang (perubahan pola dan gaya hidup
masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan
daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan
teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk
industri tinggi) untuk mengatasi ancaman (tingkat persaingan dalam industri
restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi,
kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok
tinggi). Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE
menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada
pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat
digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis QSPM, yang memetakan strategi SO, strategi
ST, strategi WO, strategi WT dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus
dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas
promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship eventevent atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon
pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang
tahun. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimsa
yang akan datang, sebagai berikut : (1) Menjalin hubungan baik dengan pemasok
karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. (2) Meningkatkan
loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk
maupun pelayanan. (3) Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk
meraih target pasar yang lebih luas. (4) Meningkatkan kegiatan promosi melalui
iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan
kemahsiswaan. (5) Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan
harga jual. (6) Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman
konsumen.(7) Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada
para karyawan.

Judul Skripsi

: Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba


Restaurant, Bogor)

Nama

: Rini Dewi Ratnasari

NIM

: H34076129

Disetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS


NIP. 195912231989031002

Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS


NIP. 195809081984031002

Tanggal Lulus :

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) adalah karya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Rini Dewi Ratnasari


H34076129

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis, pada tanggal 15 Desember 1985. Penulis
merupakan putri kedua dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak H.Ondang
Subagio dan Ibu Hj.Ukamah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN XI Banjar, dan
lulus pada tahun 1992. Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada
tahun 1998 pada SLTP Negeri I Banjar. Pendidikan tingkat atas diselesaikan
penulis pada tahun 2001 di SLTA Negeri I Banjar. Pada tahun 2004 penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor, pada program Studi Diploma III Manajemen
Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Sosial Ekonomi dan
Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Forum Komunikasi Manajemen
Agribisnis dan pengurus Himpro MISETA.

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke


hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis
Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor).
Judul penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari
penulis terhadap bidang manajemen pemasaran secara umum. Rasa tertarik ini
tidak terlepas dari ketatnya persaingan industri restoran sebagai pemenuhan
kebutuhan

makanan

masyarakat

Indonesia.

Penulis

menyadari

dalam

menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan


bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan
syukuri.
Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi
ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan
dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2009


Rini Dewi Ratnasari
H34076129

UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1.

Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

2.

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan,


arahan, waktu dan kesan yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.

3.

Ir. Wahyu Budi Priatna, MS yang telah bersedia menjadi dosen evaluator
kolokium dengan segala kritik dan saran yang bermanfaat untuk
kesempurnaan skripsi ini.

4.

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat, sehingga penulis dapat
memaksimalkan penulisan skripsi ini.

5.

Eva Yolinda, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh
dosen dan staf Departemen Agribisnis

6.

Pihak Ali Baba Restaurant dan MidEast Restaurant atas waktu, kesempatan,
informasi, dan dukungan yang diberikan.

7.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor atas segala bantuan, diskusi
serta informasi-informasi yang diperlukan oleh penulis.

8.

Muhamad Solihin teman seperjuangan yang ikut membantu dalam


penyusunan skripsi ini.

9.

Sita Rani, Artayati Harnasari, Muhamad Koko dan Devy Septian, terima
kasih atas waktu sharing dan bantuannya hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman kostan yang telah memberikan dukungannya. Terima kasih


untuk semua supportnya dan rasa kebersamaannya
11. Teman-teman MAB 41, untuk semangat, kekompakkan dan kebersamaan
yang sangat berarti.

12. Teman-teman Agribisnis Ekstensi angkatan 3 atas semangat dan dukungan


selama menempuh pendidikan di Agribisnis Ekstensi IPB.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas
bantuannya.

Bogor, Agustus 2009


Rini Dewi Ratnasari

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
I . PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................

i
ii
iii
1
1
4
8
8
8

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................


2.1 Definisi Restoran ...............................................................
2.2 Produk ................................................................................
2.3 Jenis-jenis Restoran ............................................................
2.4 Kategori Restoran Berdasarkan Jenis Makanan ..................
yang Disediakan ................................................................
2.5 Restoran Etnis ....................................................................
2.6 Middle Eastren Food ..........................................................
2.7 Penelitian Terdahulu ...........................................................

9
9
11
11
13
15
16
17

III. KERANGKA PEMIKIRAN ...........................................................


3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................
3.1.1 Konsep Strategi ..........................................................
3.1.2 Manajemen Strategis ..................................................
3.1.3 Definisi Pemasaran ....................................................
3.1.4 Strategi Pemasaran ....................................................
3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................
3.1.6 Matriks IFE dan Matriks EFE ....................................
3.1.7 Matriks IE ..................................................................
3.1.8 Analisis SWOT ..........................................................
3.1.9 Matriks QSPM ...........................................................
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................

22
22
22
22
25
25
27
35
35
35
36
36

IV. METODE PENELITIAN ..............................................................


4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
4.2 Jenis dan Sumber Data.........................................................
4.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................
4.4 Teknik Pengambilan Sampel................................................
4.5 Metode Pengolahan Data .....................................................

39
39
39
40
41
41

4.5.1 Analisis Deskriptif .....................................................


4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ......................
4.5.2.1 Tahap Masukan (Input) ....................................
4.5.2.2 Tahap Pencocokan............................................
4.5.2.3 Tahap Keputusan ..............................................

42
42
42
45
47

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...........................................


5.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan .......................................
5.2 Lokasi Perusahaan ...............................................................
5.3 Struktur Organisasi ..............................................................
5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Perusahaan .....................

50
50
51
51
53

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................


6.1 Analisis Lingkungan Internal ...............................................
6.1.1 Produksi dan Operasi ..................................................
6.1.2 Sumberdaya Manusia ..................................................
6.1.3 Keuangan ....................................................................
6.1.4 Sistem Informasi Manajemen ......................................
6.1.5 Penelitianan Pengembangan ........................................
6.1.6 Pemasaran ...................................................................
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................
6.2.1 Lingkungan Makro......................................................
6.2.2 Lingkungan Mikro ......................................................
6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ..............................
6.3.1 Tahap Masukan...........................................................
6.3.2 Tahap Pencocokan ......................................................
6.3.3 Tahap Keputusan ........................................................

54
54
54
55
56
56
57
57
62
63
66
68
68
71
78

VII. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................


7.1 Kesimpulan .........................................................................
7.2 Saran ...................................................................................

80
80
81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

83

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor,


2007-2008 .......................................................................................

2.

Perkembangan Restoran dan Rumah makan di Kota Bogor Berdasarkan


Jenis hidangan yang Disajikan Pada Tahun 2005-2008 ......................

3.

Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor 2000-2008................

4.

Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per Bulan


dengan standar Kapasitas Jumlah Pengunjung. ..................................

5.

Jumlah Produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember


2008 ..................................................................................................

6.

Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan Daging Sapi ....

17

7.

Jenis dan Sumber Data......................................................................

40

8.

Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan. ..................................

43

9.

Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ......................................

43

10. Matriks EFE. ....................................................................................

45

11. Matriks IFE . ....................................................................................

45

12. Matriks SWOT. .................................................................................

47

13. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)............................

49

14. Analisis Faktor Internal Perusahaan ...................................................

62

15. Data Inflasi di IndonesiaTahun 2005-2008.........................................

64

16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota


Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006 ..........................

64

17. Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2007 ......

65

18. Jumlah Pencari Kerja menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan


Di Kota Bogor Tahun 2004-2007.......................................................

65

19. Analisis Faktor Eksternal Perusahaan ................................................

68

20. Hasil Analisis Matriks IFE.................................................................

70

21. Hasil Analisis Matriks EFE ...............................................................

71

22. Hasil Analisis Matriks SWOT ...........................................................

76

23. Perbandingan Alternatif Strategi Pemasaran yang telah diterapkan


Perusahaan dan yang disarankan setelah penelitian ............................

77

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Data Perkembangan Jumlah Produksi pada Ali Baba Restaurant


Tahun 2008 .......................................................................................

2.

Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis. ...........................

24

3.

Model Lima Kekuatan Porter.........................................................................

34

4.

Kerangka Pemikiran Operasional ..................................................................

38

5.

Struktur Organisasi Perusahaan. ....................................................................

51

6.

Hasil Matriks IE .............................................................................................

72

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal .................................................

85

2. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal....................................................

87

3. Rata-Rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal ................................................

89

4. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategi Internal ..................................

90

5. Tabulasi Jawaban responden Untuk Prioritas Strategis ........................................

92

6. Hasil Matriks QSPM ............................................................................................

94

7. Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating ...............................................................

96

8. Kuesioner Pengisian Matriks QSP .......................................................................

102

9. Produk Makanan Ali Baba Restaurant .................................................................

105

10. Fasilitas Pendukung Ali Baba Restaurant ............................................................

106

11. Daftar Menu dan Harga Ali Baba Restaurant ......................................................

107

12. Denah Lokasi Ali Baba Restaurant ......................................................................

109

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata
kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Banyaknya daerah di
Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik, berpotensi untuk dijadikan objek
wisata bagi pariwisata.
Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan
objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis yang bermigrasi ke Bogor
antara lain etnis Cina, India, Arab, dan Eropa sementara etnis Nusantara sendiri
antara lain Sunda, Jawa, Betawi, Batak, Padang datang dan menetap. Selain itu,
Bogor memiliki beberapa tempat wisata seperti Kebun Raya, Taman Bunga,
Taman Safari, dan pusat perbelanjaan lainnya. Hal tersebut yang menjadikan kota
Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Dapat dilihat
pada tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan mulai dari tahun 2004-2008 (Tabel 1).
Tabel 1. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor
NO

JENIS
USAHA
OBYEK
WISATA

AKOMODASI

JUMLAH

JENIS
WISATAWAN

PERKEMBANGAN PER TAHUN


2004

2005

2006

2007

2008

NUSANTARA
MANCA
NEGARA

1,380,477

1,360,374

1,267,839

1,370,119

1,163,110

32,421

11,211

13,732

18,714

JUMLAH

1,412,898

1,371,585

1,281,571

1,388,833

1,204,487

NUSANTARA
MANCA
NEGARA

149,095

173,139

539,276

716,807

1,086,374

9,472

13,330

36,144

31,443

JUMLAH

158,567

186,469

575,420

1,529,572

1,533,513

1,807,115

41,893

24,541

49,876

NUSANTARA
MANCA
NEGARA

41,377

102,737

748,250

1,189,111

2,086,926

2,249,484

50,157

Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008

144,114

Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik


domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor yang semakin meningkat,
menyebabkan adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Perbedaan
budaya dan adat istiadat dengan negara lain menyebabkan perbedaan pola hidup
termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Seiring dengan perkembangan jaman
dan tingkat gaya hidup di masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan selera
dalam

masyarakat.

Adanya

perubahan

selera

masyarakat

menyebabkan

perkembangan jenis makanan di kota Bogor semakin beragam. Adapun


perkembangan jenis makanan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Restoran & Rumah Makan di Kota Bogor
Berdasarkan Jenis Hidangan Yang Disajikan Pada Tahun 20052008
Jenis Hidangan

2005
45
38
37
35
40

Indonesia
Daerah
Internasional
Oriental
Kontinental

Jumlah (Unit)
2006
2007
48
51
39
41
38
40
36
40
43
45

2008
54
43
41
47
50

Sumber : Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008

Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat


penting

untuk

dipenuhi

demi

kelangsungan

hidupnya.

Meningkatnya

keanekaragaman berbagai produk makanan sesuai dengan latar belakang budaya


etnik merupakan salah satu peluang pangsa pasar yang cukup potensial bagi
berkembangnya industri makanan.
Oleh karena itu, industri makanan merupakan industri yang selalu
berkembang mengikuti perkembangan zaman dan selera serta kebutuhan
konsumen dalam pemenuhan kebutuhan makanan di Indonesia, salah satunya
adalah restoran. Seiring dengan meningkatnya jumlah restoran di Bogor setiap
tahunnya (2000-2008) maka menimbukan persaingan yang semakin ketat (Tabel
3).

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2008


Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

Jumlah

105
107
161
178
192
222
248
268
211

Pertumbuhan (persen)

1,90
50,46
10,56
7,87
15,63
11,71
8,06
-21,27

Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008

Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan
rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan karena ada sebagian restoran
yang mengalami kebangkrutan. Hal ini bisa dilihat bahwa restoran yang tidak
dapat bersaing akan dengan mudah mengalami kebangkrutan. Berkembangnya
jenis restoran di kota Bogor merupakan reaksi dari beragamnya jenis makanan.
Salah satu restoran etnik bercitarasa internasional di kota Bogor yang
menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah
adalah Ali Baba Restaurant. Keunikan tersebut sekaligus merupakan keunggulan
produk yang tidak hanya menyajikan menu-menu dengan citarasa asli, namun
juga memberikan nuansa khas negeri aslinya dengan dekorasi ruangan dan alunan
musik Timur Tengah. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan disini adalah
makanan khas Middle Eastern food yang berkualitas tinggi seperti nasi kebuli dan
steak kambing muda.
Selain memiliki pesaing sejenis di Bogor yang salah satunya adalah
MidEast Restaurant, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoranrestoran lain di Bogor yang identik menawarkan ciri khas makanan tradisionalnya
yaitu masakan khas sunda. Banyaknya restoran yang menawarkan berbagai
keunggulan produknya, menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan
tempat kuliner. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat
seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Untuk menghadapi
persaingan, Ali Baba Restaurant memerlukan strategi pemasaran terbaik agar
bertahan di pasar yang kompetitif.

Salah satu faktor yang harus mendapatkan perhatian serius adalah faktor
pemasaran (marketing) yang dalam sebuah bisnis memegang peranan vital.
Menurut AMA (American Marketing Association), marketing adalah sebuah
perencanaan dan konsep pelaksanaan, harga, promosi, dan distribusi ide-ide,
barang dan jasa untuk membentuk sebuah pertukaran yang bertujuan untuk
memuaskan individu dan masyarakat (Berman and Evans 1987 diacu dalam Luna
2005).
Para pemasar harus memahami perilaku konsumen agar mampu
memasarkan produknya dengan cara yang tepat. Pemahaman mengenai perilaku
konsumen mencakup mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan
konsumsi. Dengan pemahaman tersebut pemasar akan mampu memperkirakan
bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang
diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.
Pada akhirnya, pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan
bersaing yang lebih baik (Sumarwan 2004, diacu dalam Luna 2005)
1.2 Rumusan Permasalahan
Ali Baba Restaurant berdiri pada bulan September tahun 2007. Restoran
yang baru berdiri selama satu tahun lebih ini merupakan salah satu unit usaha
yang tergabung dalam PT. Mirah Agung Perdana (MAP) yang dimiliki oleh
Bapak Daffy Yahya. Unit usaha lainnya yang dimiliki oleh PT. MAP adalah
Paparon Pizza. Restoran ini terletak di jalan Pangrango No.13 Bogor.
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant adalah
menu makanan yang sebagian besar berbahan dasar daging kambing muda yaitu
Lamb Kebuli (nasi kebuli kambing), Madhbie Steak (steak kambing muda), Shish
Kebab, Beef shoarma, Zoorbian Rice dan aneka minuman khas seperti Syai bil
halil, Arabian Coffe dan lain-lain. dengan tingkat penyajian yang professional.
Selain itu, keunggulan bahan dasar lainnya yaitu rempah-rempah yang menjadi
ciri khas dari masakan etnis Timur Tengah. Bahan dasar rempah-rempah
didatangkan langsung dari Timur Tengah sehingga memiliki ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan para pesaingnya

Harga yang diterapkan untuk produk Ali Baba Restaurant antara Rp


10.000 sampai Rp 40.000. Harga yang diterapkan pada produk Ali Baba
Restaurant menunjukkan bahwa pasar sasaran yang dipilih adalah semua kalangan
ekonomi. Disamping itu, Ali Baba Restaurant juga memiliki produk produk lain
seperti Shisha (Rokok Arab), Continental Food, dan aneka coffee dan teh pilihan
sebagai variasi makanan.
Segmen pasar dari Ali Baba Restaurant sendiri adalah keluarga dan
remaja. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, Ali Baba Restaurant mampu
menawarkan suasana privasi yang klasik dan elegan baik dalam penyediaan
tempat berkumpul bagi para remaja sambil menikmati rokok arab atau Shisha
yang menjadi salah satu menu sampingan dan penyelenggaraan pesta-pesta bagi
keluarga. Selain itu, penyediaan fasilitas hotspot dan keramah tamahan pelayanan
semakin menambah keramaian pengunjung yang datang terutama pada saat akhir
pekan. Akan tetapi ramainya jumlah pengunjung ini belum sesuai dengan target
jumlah pengunjung dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang ditetapkan
oleh Ali Baba Restaurant (Tabel 4).
Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per
Bulan dengan Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung.
Jumlah Pengunjung Ratarata per Hari Reguler
(Senin-Jumat) (orang)

Jumlah Pengunjung Rata-rata


per Hari Weekend (SabtuMinggu)
(orang)
30
50
Jumlah Pengunjung Rata-rata
per Bulan
(orang)
1000

Standar Kapasitas Jumlah


Pengunjung per Hari
(orang)
120
Standar Kapasitas Jumlah
Pengunjung per Bulan
(orang)
3360

Sumber : Data Ali Baba Restaurant (2009) (diolah)

Tabel 4, memperlihatkan bahwa jumlah pengunjung rata-rata per hari Ali


Baba Restaurant untuk produk regular hanya 25 persen dari standar kapasitas
dan pada weekend hanya 41,67 persen dari standar kapasitas jumlah
pengunjungnya.

Tingkatan

kunjungan

pada

saat

weekend

lebih

besar

dibandingkan pada saat regular. Hal ini dikarenakan pada saat weekend orang
memiliki waktu untuk menikmati santapan di luar. Tingkat jumlah pengunjung
rata-rata per bulan (1 bulan = 28 hari) hanya 29,76 persen dari standar kapasitas

jumlah pengunjung per bulannya. Tingkat jumlah pengunjung aktual yang lebih
kecil dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang telah ditetapkan oleh Ali
Baba Restaurant mengindikasikan bahwa jumlah pengunjung masih belum
memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant.
Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant
mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember 2008 belum menunjukkan
pertumbuhan perusahaan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi
yang masih dibawah standar kapasitas produksi sehingga menunjukkan jumlah
permintaan sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penawaran. Jumlah
produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember 2008 dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember
2008.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Bulan

Jumlah Produksi (Porsi)


800
700
700
900
900
800
800
800
800
800
800
800

Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant
menunjukkan perkembangan yang stabil namun belum mengalami peningkatan
yang signifikan untuk mencapai standar kapasitas produksi yaitu sebanyak 3360
porsi terutama pada produk makanan yang sering dipesan. Sehingga Ali Baba
Restaurant masih belum memenuhi target penjualannya dan harus terus
ditingkatkan agar sesuai dengan target produksi sebesar 73,22 persen.
Perkembangan jumlah produksi makanan dapat dilihat pada Gambar 1.

Data Perkembangan Jumlah Produksi pada Ali Baba


Restaurant Tahun 2008

Gambar 1. Perkembangan Jumlah produksi Ali Baba Restaurant Bulan JanuariDesember 2008
Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant

Dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan
jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi, dapat
berpengaruh terhadap penjualan dan menjadi beberapa permasalahan yang terjadi
pada Ali Baba Restaurant. Menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan upaya
pemasaran untuk meningkatkan penjualan melalui orientasi pada kebutuhan dan
keinginan pelanggan sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan
pemasaran.
Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant dan menciptakan posisi
terbaik. Keberhasilan strategi pemasaran merupakan kunci bagi pengembangan
usahanya. Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategi harga,
strategi tempat atau distribusi, strategi promosi, strategi proses, strategi orang, dan
strategi fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan
keberhasilan suatu usaha. Strategi pemasaran yang baik dari suatu restoran dapat
membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan memuaskan konsumen.
Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba
Restaurant?

2. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang


dihadapi oleh Ali Baba Restaurant ?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Ali Baba Restaurant?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba
Restaurant
2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
dihadapi oleh Ali Baba Restaurant
3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan
kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai
berikut :
1.

Bagi pihak manajemen Ali Baba Restaurant, hasil penelitian ini diharapkan
memberikan

masukan

dan

pertimbangan

alternatif

terbaik

dalam

meningkatkan kinerja perusahaan.


2.

Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengaplikasikan


konsep-konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

3.

Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran
yang sudah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant, mengidentifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada Ali Baba Restaurant dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat
diterapkan di Ali Baba Restaurant. Untuk implementasinya diserahkan
sepenuhnya kepada manajemen Ali Baba Restaurant sebagai pengambil
keputusan akhir.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Restoran


Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti
tempat menyediakan makanan. (Sugiarto diacu dalam Lestari 2008) menjelaskan
bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat akan jasa boga
restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan
minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata,
suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of
listening (music), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service product
(kecepatan, reservasi, kemudahan transaksi).
Berdasarkan Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004, restoran
adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh
bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk
proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman
bagi umum ditempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
keputusan ini.
Restoran termasuk dalam kategori jasa, walaupun prosesnya terkait dengan
produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan biasanya
tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi (Lovelock dan
Wright, 2005). Menurut Kotler (2002) restoran terkait dengan orang, bukti fisik,
dan proses, karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan,
dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasaan
pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan bisnis ini unik karena menggabungkan
antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha
memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya.
Industri restoran merupakan salah satu bentuk usaha ekonomi yang
memiliki prospek yang bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Sukses
usaha dibidang pelayanan makanan & minuman ini tidak hanya ditentukan oleh
jumlah pengunjung tetapi juga ditentukan oleh kemampuan meningkatkan
pertumbuhan pelanggannya. Bisnis restoran memiliki prospek yang bagus, tetapi

sangat rentan, terutama terhadap masalah konsistensi rasa, kontrol mutu, dan
pelayanannya. Sehingga pelaku bisnis ini membutuhkan pemahaman yang kuat
tentang bisnis restoran terutama yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan,
manajemen, adminstrasi & pengawasan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran.
Menurut Siahan (2008), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima
hal yang disebut G-factors, yaitu:
1. Good Food (G-1)
Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem
pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan
berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera
konsumen.
2. Good Location & Parking Facilities (G-2)
Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam
mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan
konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai,
memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta
letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.
3. Good Atmosphere (G-3)
Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan
konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang
digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja
serta table set up yang lengkap.
4. Good Reputation (G-4)
Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan,
pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang
dapat mempengaruhi pendapat masyarakat.
5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5)
Perlakuan tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan
memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu
yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata
saji yang berkualitas, sopan dan ramah.

2.2 Produk (Barang dan Jasa)


Menurut Kotler (2005), produk yang ditawarkan suatu perusahaan ke pasar
sering mencakup beberapa jasa, komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau
bagian seluruh tawaran tersebut. maka jasa dapat dibedakan menjadi lima
kategori, yaitu :
a) Barang berwujud murni, artinya barang tersebut tidak pernah disertai oleh jasa.
Contoh : sabun, pasta gigi
b) Barang berwujud yang disertai jasa, artinya barang berwujud yang ditawarkan
disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh : mobil Toyota lebih berhubungan
dengan pelayanan daripada produksi.
c) Campuran, terdiri dari barang dan jasa dengan bagian yang sama. Contoh:
restoran.
d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Terdiri atas jasa
utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya: tiket
pesawat.
e) Jasa murni, merupakan hanya terdiri dari jasa. Contoh : penjagaan bayi.
2.3 Jenis-Jenis Restoran
Berdasarkan tingkat keorisinilannya, restoran dapat dibedakan menjadi 10
jenis (Torsina, 2000) :
1. Familiy Conventional
Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang
tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan dari segi
harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi terbilang cukup
sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak keluarga dalam satu
rombongan beserta relasi atau kenalannya.
2. Fast Food
Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang
disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan terang.
Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan dengan Eat-In
(makan di restoran) dan take out (dibawa keluar atau pulang). Restoran ini lebih
mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak diusahakan oleh para pelaku
restoran di Indonesia dewasa ini.

3. Kafetaria
Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau
pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan bergantiganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe penyajian swalayan
dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang disajikan di rumah.
4. Gourmet
Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan
minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang
dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan dan
minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu restoran
semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau diperuntukkan bagi
golongan VIP.
5. Etnik
Restoran ini menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang
spesifik. Misalnya : masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur Tengah
dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan daerah asal
makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana
etnik tertentu.
6. Speciality Restaurants
Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik
perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat
keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin
mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas dan unik.
7. Buffet
Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya
apa yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan bir
yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan
penting dalam promosi.
8. Coffee Shop
Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan
cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat saji.
Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik, dan
pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama yang ditujukan
disini adalah untuk coffee break.

9. Snack Bar
Restoran ini ditunjukkan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan
makanan kecil. Ruangan biasanya lebih kecil tetapi bisa memperoleh volume
penjualan yang lumayan besar. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi
tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa orang.
10. Drive In Drive Thru or Parking
Restoran ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobilnya,
pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take away
dengan kemasan makanan yang dibungkus lebih praktis. Lokasi sesuai dengan
tempat parkir baik motor maupun mobil.
2.4 Kategori Restoran Berdasarkan jenis Makanan yang Disediakan
(The JAKARTA KINI Restaurant Guide diacu dalam Nugraha 2004)
membedakan kategori makanan berdasarkan jenis makanan yang disediakan :
1. American Food
Makanan yang khas dari Amerika adalah hot dogs, hamburgers dan fries.
Banyak restoran Amerika yang menyajikan beberapa jenis makanan yang
merupakan bauran dari Negara-negara lain di luar Amerika seperti Roast Beef
(Inggris) dan Lasagna ( Italia) serta Nachos (Meksiko).
2. Chinnese Food
Bagi masyarakat

Cina,

makanan

adalah

hidup

mereka

dengan

memperhatikan kandungan makanan yang akan mereka konsumsi. Masyarakat


Cina sangat memperhatikan kesehatan, sehingga tak jarang mengandung bahan
yang dapat menjaga kebugaran tubuh.
3. European Food
Masakan Eropa terkenal dengan kemewahannya diseluruh dunia. Banyak
orang masih belum mengenali keragaman cara memasak masakan Eropa, karena
benua Eropa sendiri dihuni oleh beberapa Negara dengan kebudayaan yang sangat
beragam.
4. Indian Food
Masakan India dapat dengan mudah dikenali oleh masyarakat, karena
kekhasannya yaitu aroma dan warna yang memiliki ciri tertentu. Masakan India
mempengaruhi Negara Asia lainnya, seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia.

5. Indonesian Food
Masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah menghasilkan variasi
makanan yang sangat beragam, mengingat Indonesia merupakan Negara yang
beraneka macam suku dan budaya dari masing-masing daerah sehingga memiliki
ciri khas makanan dari masing-masing daerah tersebut.
6. International Food
Restoran internasional tidak menyediakan masakan khas yang berasal dari
satu Negara, biasanya menu-menu yang disajikan berasal dari beberapa Negara.
Berbagai macam menu masakan yang disajikan, membuat kemudahan terhadap
pemilihan masakan yang diinginkan.
7. Italian Food
Masakan Italia terkenal dengan sajian berbagai jenis masakan yang
berbahan dasar pasta yang dikombinasikan dengan ikan dan

makanan laut

lainnya. Masyarakat Italia memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehingga


memiliki cita rasa yang tinggi.
8. Japanese Food
Masakan Jepang terkenal dengan keuniknnya, karena disajikan tanpa
proses pematangan sebelumnya. orang Jepang menganggap bahwa makanan yang
dikonsumsi mentah lebih sehat dan bergizi, karena tidak ada kandungan gizi dari
bahan makanan yang hilang bersamaan dengan proses pematangan.
9. Middle Eastern Food
Masakan Timur Tengah sangat eksotik sesuai dengan namanya. Kaya akan
nilai-nilai sejarah, budaya dan masakan Timur Tengah sangat khas dengan rasa
pedasnya yang merupakan perbatasan antara budaya Timur dan Barat.
10. Sea Food
Masakan yang didominasi dengan bahan dasar yang berasal dari laut,
memiliki rasa yang segar dan alami. Indonesia merupakan penghasil makanan laut
terbesar, sehingga tidak heran banyak orang yang mengkonsumsi seafood.
11. Thai Food
Masakan Thailand banyak dipengaruhi oleh masakan India, Malaysia dan
Cina. Namun tidak mengurangi keragaman masakannya dengan ciri khas tertentu
yang berbeda.

12. Vegetarian Food


Kecenderungan hidup sehat untuk sebagian masyarakat tertentu membuat
permintaan akan masakan yang berbahan sayuran dan buah-buahan semakin
meningkat. Itulah salah satu alasan maraknya persaingan restoran yang
menyajikan masakan khusus untuk para vegetarian.
2.5 Restoran Etnis
Kata etnik (ethnic) berasal dari kata bahasa Yunani ethnos, yang merujuk
pada pengertian bangsa atau orang. Sering kali ethnos diartikan sebagai setiap
kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai dan norma
budaya dan lain-lain. Pada akhirnya akan mengindikasikan adanya kenyataan
kelompok yang minoritas atau mayoritas dalam suatu masyarakat. Semakin
banyaknya berbagai etnis asing yang terdiri dari suku dan budaya masing-masing
daerah atau Negara, bukan hal yang aneh lagi jika keberadaan restoran dengan
menu yang etnis semakin banyak. Masakan etnis menyajikan masakan dari daerah
(suku atau Negara) yang spesifik. Misalnya : masakan daerah yang berasal dari
Jawa, Manado, Padang, Sunda, Betawi, sedangkan masakan yang berasal dari
mancanegaranya antara lain Cina, India, Timur Tengah, Eropa dan lain-lain. Hal
ini menjadi suatu target dari pengusaha untuk menarik pembeli yang memiliki
ikatan emosional dengan jenis masakan tersebut.
Restoran etnis pada umumnya tergantung situasi pariwisata setempat
kecuali restoran China yang disini sudah memiliki masyarakat konsumen, bukan
hanya etnis China, Suku Tionghoa, tapi juga banyak orang asli Indonesia yang
menggemari masakan China karena cocok dengan rasanya. Sedangkan masakan
etnis lain sepert Jepang, Korea, Thai, India harus dapat bekerja sama dengan
travel agent untuk mendapatkan pembeli, karena pada umumnya turis yang berada
di Indonesia dan jumlah masyarakat yang menggemari masakan itu jumlahnya
terbatas.
Ketergantungan inilah yang sebenarnya harus dihindari oleh suatu
restoran. Dengan demikian adanya risiko cukup tinggi bagi suatu restoran etnis
jika tidak didukung pembeli etnis dalam jumlah banyak dan bersifat konstan.
Dalam hal ini, pembeli domestik tidak dapat terlalu diharapkan karena sebagian
besar datang ke restoran jenis etnik restoran ini hanya sekedar dalam rangka

mencoba-coba sesuatu yang baru sehingga sudah tidak harus selalu dikaitkan
bahwa mereka pasti akan menjadi pembeli tetap. Kontinuitas kedatangan
kosumen, meskipun harus disertai ketergantungan yang sulit dilepaskan.
Pemilihan makanan etnis tergantung etnis mana yang ingin dituju oleh
pemilik. Seperti suatu restoran dari etnik European terdiri dari restoran Itali,
Perancis, Spanyol atau Middle East Restaurant (Restoran Timur Tengah). Selain
itu, terdapat Asian restaurant seperti masakan Thai, India, Korea, Jepang dan
China. Dengan kejelasan menu dan harga yang dipastikan cukup tinggi, maka
pemilik dapat bersaing dengan restoran lain.
2.6 Middle Eastern Food
Keragaman makanan dapat membentuk klasifikasi tertentu, diantaranya
adalah makanan yang dapat diklasifikasikan sebagai makanan etnis yang berasal
dari suatu etnis tertentu. Masakan timur tengah merupakan masakan dari berbagai
negara & bangsa di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Turkish, Yaman
dan lain-lain. Masakan Timur Tengah yang merupakan perbatasan antara budaya
Timur dan Barat adalah masakan yang sangat eksotik dan kaya akan nilai-nilai
sejarah, budaya dan rasa yang sangat khas. Masakan Timur Tengah tentu akan
sangat familiar dengan masakan Arab dengan menu-menu yang terdiri dari Lamb
Rice Kebuli (nasi kambing kebuli), Khubus (Roti Arab), Shisha (rokok khas
Arab), Madhbie Steak (steak kambing muda) dan lain-lain.
Masakan Timur Tengah yang memiliki rasa khas pedasnya dan asam,
sebagian besar berbahan dasar daging kambing. Hal ini dikarenakan daging
kambing memiliki tingkat keempukan dan kekenyalan serta tekstur yang padat
dibandingkan jenis daging lainnya. Oleh Karena itu, banyak masakan Arab yang
didominasi daging kambing dan sebagian kecil berbahan dasar daging sapi.
Perbandingan kandungan gizi daging kambing dibandingkan daging sapi dapat
dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa daging kambing mempunyai
kandungan gizi yang tidak kalah penting dengan daging sapi. Hal ini dilihat pada
kandungan kolesterolnya kurang lebih sama dengan daging sapi. Dalam hal mitos,
daging kambing dipercayai bahwa dengan mengkonsumsinya akan menaikkan

tekanan darah. Hal tersebut tidak dapat terbukti secara medis, namun apabila
dikonsumsi secara berlebihan tetap dapat mempertinggi resiko hipertensi.
Tabel 6. Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan daging Sapi
per 100 gram
Daging
Lemak Total
Lemak Jenuh
Lemak Tidak Jenuh
Kolesterol

Daging Kambing

9,2
3,6
0,6
70,0

Daging Sapi

14,0
5,1
0,5
70,0

Sumber : Winata (2008)

Beberapa bahan yang umum digunakan dalam masakan Timur Tengah


termasuk minyak zaitun, pitas, madu, wijen bibit, sumac, chickpeas, mint dan
parsley. Terdapat banyak perbedaan regional dalam masakan Timur Tengah, tidak
seperti pada kebanyakan masakan Barat, kayu manis digunakan dalam piring
daging sweets seperti Bahlava Desserts lainnya termasuk variasi puding beras dan
adonan yang digoreng. Campuran tanah kacang yang pada umumnya digunakan
untuk keperluan Saffon. Saffon digunakan dalam segala hal mulai untuk
campuran sweets dan beras, minuman seperti fruit juices yang cukup populer di
wilayah gersang. Namun terdapat kesamaan dalam bumbu masakan Timur
Tengah yang ditekankan dalam masakan India. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi dari hasil perdagangan antar kedua Negara tersebut.
2.7 Penelitian Terdahulu
Nugraha (2004) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan perusahaan,
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif
strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode
maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Alternatif
alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain meningkatkan
promosi perusahaan melalui iklan mini pada surat kabar lokal minimal satu bulan
sekali dan meninjau kembali

peraturan-peraturan baru disetiap cabangnya.

Anggraini (2004) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi

Pemasaran Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square. Penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah dterapkan
perusahaan,

mengidentifikasi

faktor-faktor

internal

dan

eksternal

serta

merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang


akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan
SWOT. Alternatifalternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara
lain meningkatkan promosi perusahaan melalui media iklan di televisi, Koran,
majalah, serta radio, memberikan pelatihan tambahan untuk para karyawan, dan
mempertahankan menu andalan restoran.
Luna ( 2005) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran
Restoran dengan Metode SWOT (Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung
Bogor) melakukan analisa faktor internal dan ekstenal perusahaan serta
perumusan strategi dengan metode SWOT. Dalam penelitian ini dilakukan
kuesioner bagi para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen
dari restoran Raffles dengan menggunakan Focus Group Discussion (FGD).
Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi pemasaran bagi restoran Raffles
dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan posisinya agar dapat bersaing
dengan restoran lainnya. Strategi yang tepat untuk dijalankan adalah strategi
diversifikasi meliputi pengembangan produk, service, pengembangan bisnis
lainnya.
Rahmadhoni (2006) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis tingkat
kepuasan konsumen terhadap kinerja bauran pemasaran, mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
Metode maupun alat analisis menggunakan analisis IPA dan matriks SWOT.
Alternatifalternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain
mempertahankan penggunaan bahan baku lokal, meningkatkan efektivitas
promosi melalui iklan pada internet dan radio, menjadikan konsumen sebagai
agen pemasar, mengadakan program pemberian diskon dan mempertahankan
desain ruangan serta meningkatkan kenyaman suasana restoran.

Sagala (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi


Pemasaran California Fried Chicken, Cabang Dramaga Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi
pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis
menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Faktor strategi
internal yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki standar SPO
dan pelayanan yang baik sedangkan kelemhan utamanya adalah kurang
melakukan kegiatan promosi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang
utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat sedangkan ancaman utama adalah
persaingan yang tinggi. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM
yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih efektif untuk meningkatkan pangsa
pasar.
Meilawati (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Rons Pizza Bogor).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran,
menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan
alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat
analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif
strategi terbaik yaitu strategi SO melalui membuka cabang baru dengan merekrut
tenaga yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan
promosi penjualan.
Mukti (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran
Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan
eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk
perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan
SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi pengembangan
promosi

yang lebih

gencar,

memperbaiki kualitas

pelayanan

restoran,

memperbaiki kualitas manajemen restoran, membuka usaha layanan delivery


order.

Erlianingsih (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi


Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi
pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis
menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi
terbaik yaitu konsentrasi pada pengembangan produk, menggunakan tenologi
dengan mesin autodebit dan merchant kartu kredit, memberikan menu paket pada
jam tertentu, meminimalkan biaya produksi, menjadi anggota PHRI.
Siahaan (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal
dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat
untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE,
IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM
yaitu menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, melakukan
evaluasi & kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan,
mengoptimalkan kegiatan promosi, menyediakan layanan pesan antar, membuka
outlet baru, mempertahankan strategi penetapan harga, menjaga hubungan baik
dengan pemasok serta menjaga kualitas bahan baku.
Maulina (2009) dalam penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan
Usaha pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran,
menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan
alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat
analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif
strategi yang dapat diterapkan yaitu mempertahankan kualitas & keunggulan
produk, melayani pangsa pasar menengah ke bawah, meningkatkan kegiatan
pemasaran,

melakukan

diversifikasi

produk,

meningkatkan

loyalitas,

meningkatkan kemampuan manajemen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa


strategi terbaik adalah meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan
penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dalam


penelitian ini mengambil topik yang berbeda mengenai analisis strategi pemasaran
Ali Baba Restaurant, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu perusahaan yang diteliti adalah restoran etnik dengan ciri khas
masakan Timur Tengah. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFE,
EFE, IE dan SWOT serta QSPM.

BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN

1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis


3.1.1 Konsep Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang berasal dari
kata stratus yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin strategi
didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut menurut (Drucker diacu dalam Siahaan 2008).
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan
pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai
tujuan tersebut (Rangkuti, 2005). Sedangkan menurut David (2006) bahwa
strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum,
strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan
penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting
dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan
kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan
perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi
(Triton diacu dalam Siahaan 2008).
3.1.2 Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusankeputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan
di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi
mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe diacu dalam Umar
2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara
langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang
ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan.
berusaha

mengorganisasikan

informasi

Proses manajemen strategis

kuantitatif

dengan

cara

yang

memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada


penerapan strategis membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan dan intuisi.
Pengambilan keputusan startegis tidak dapat dilakukan dengan hanya
mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah,
sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Menurut (Hickson, et.al diacu dalam Meilawati 2007), keputusan
strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak
dapat ditiru
2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan
sumberdaya penting dan menyangkut banyak komitmen
3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan
yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang
diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi.
Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan
pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat
ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan
organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu,
manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa
depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen
strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang
tidak menggunakan sistem ini.
Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk
memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang
lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model
komprehensif manajemen strategis menurut David (2006) pada Gambar 2.

Menjalankan
audit eksternal

Mengembang
kan
pertanyataan
visi dan misi

Menetapkan
tujuan
jangka
panjang

Merumuskan
, evaluasi,
dan memilih
strategi

Implementasi
strategi- isu
manajemen

Implementa
si strategiisu-isu
pemasaran
keuangan,
akuntasi,
RAD,
Sistem
informasi

Mengukur
dan
mengevaluasi
kinerja

Menjalankan
audit internal

Gambar 2. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis


Sumber : David (2006)

Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis


menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut
David (2006), terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Formulasi strategi
Formulasi

strategi

termasuk

mengembangkan

visi

dam

misi,

mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan


kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan.
2. Implementasi strategi (Strategy implementation)
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
3. Evaluasi strategi
Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau
prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap
final dalam manajemen strategis.

3.1.3 Definisi Pemasaran


Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari
produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran
dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang
dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu menghasilkan standar
hidup yang lebih tinggi. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran
digambarkan sebagai seni menjual produk. Jadi pemasaran adalah suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum
barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti,
2005).
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi
(Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan
memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut
cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap
membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.
Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan
mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat
dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani
pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan
melayani pelanggan.
1.1.4 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh
hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini

berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan


dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan
integrative (Pearce and Robinson,1997). Strategi pemasaran mengartikulasikan
sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut

David

(2006),

perumusan

strategi

pemasaran

adalah

pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan
ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan
menurut Kotler (2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang
mendasari

manajemen

pemasaran

untuk

mencapai

tujuan

bisnis

dan

pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai


konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan
kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi:
1. Distinctive Strategy
Distinctive strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar
dapat melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu
perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan
pesaing dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua
faktor yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan
pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang
dimiliki.
2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan
perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh
keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat
memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai
atau kualitas yang sama harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh
perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan
teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya.
Strategi pemasaran terdiri dari segmentasi ( strategi pemetaan), targeting
(strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk
memenangkan pangsa ingatan. Taktik pemasaran terdiri dari diferensiasi (disebut

inti taktik) yang berupa upaya diferensiasi isi, konteks, dan infrastruktur dari
tawaran organisasi kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, tempat, orang, fisik, proses dan promosi digunakan oleh perusahan
untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.
3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan
Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana
perushaaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa
lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu
beradaptasi terhadap perubahan tersebut. lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi
dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu
lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan
aspek-aspek yang ada didalam perusahaan.
A. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan
berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua
potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan
peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus
diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional
lingkungan internal perusahaan terdiri dari : Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan
Akuntansi, Kegiatan Produksi Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya
Informasi.
1. Pasar dan Pemasaran
Agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual,
kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan
kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan
produk baru.

Segmentation, Targetting, Positioning


1. Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya
keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek
pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar.
Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek
utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek Geografis, Demografis,
Psikografis, Perilaku.
2. Target Pasar
Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan
membandingkan kelompok ynag diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau
beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar.
3. Posisi Pasar
Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak
pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan
dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam
segmen tersebut.
Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran atau bauran pemasaran adalah strategi yang disatukan ,
terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi
pemasaran pada jasa terkenal dengan Manajemen Jasa Terpadu yaitu perencanaan
dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan Pemasaran, Operasi, Sumber
Daya Manusia (SDM) dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa, lebih
dikenal dengan komponen 7P (Kotler, 2005) komponen manajemen mutu terdiri
dari :
a. Product
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono,1997).

Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Tanpa ada
produk yang dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi dan tempat. Produk
merupakan semua komponen jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Produk
tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produk jasa lainnya.
b. Price
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu dan
usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga
dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup
dalam menutupi ongkos produksi. Oleh Karena itu dalam menetapkan strategi
bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga,
tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran.
c. Promotion
Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005)
mendefinisikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen
untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, mengingatkan
para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan
produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi
(Promotion-Mix) yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu:
1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang
dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.
2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian
atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang.
Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya
pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain.
3. Hubungan masyarakat : bertujuan membangu hubungan yang baik dengan
publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan,
menumbuhkan

suatu

citra

perusahaan

yang

baik,

menangani

atau

menghilangkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan.


Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan

banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan,


penyuluhan dan lain-lain.
4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih
untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan.
Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun
preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alatalat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung
dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau
calon pelanggan.
d. Place and Time
Keputusan

manajemen

tentang

kapan,

dimana,

dan

bagaimana

menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan


melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan
saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan.
Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau
melalui perantara. Menurut Kotler (2005), tempat adalah alat bauran pemasaran
yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta
membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara.
Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain:
1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan
dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui
surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet dan lainlain.
2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada
pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai
saluran dagang seperti distributor, grosir dan pengecer.
3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli
potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer
melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

e. Process
Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya
berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah
ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena
keterlambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif.
f. People
Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang
terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung
dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai
kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang
yang menyediakan jasa tersebut.
g. Physic
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi
bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah,
kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang
cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya.
2. Keuangan dan Akuntansi
Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dari
posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan dari investor (David,
2006). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : kemampuan perusahaan
dalam memperoleh modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan baik
dengan penanam modal, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, sistem
akunting yang handal.
3. Kegiatan Produksi Operasi
Kegiatan produksi operasi perusahaan dapat dilihat dari penerapan prinsip
efisiensi dan produktivitas. Fungsi produksi perusahaan dilihat dari segala
aktivitas perushaan dalam mengubah input menjadi output. Aktivitas produksi dan
operasi merupakan bagian terbesar dalam asset dan modal (David, 2006). Faktorfaktor yang harus diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem
logistik yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi,
pengendalian mutu.

4. Sumber Daya Manusia


Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena
itu, manajer harus berupaya agar terwujud perilaku positif dikalangan karyawan
perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi
perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah keterampilan dan
motivasi kerja, produktivitas dan insentif.
5. Sumber Daya Informasi
Informasi mengikat semua fungsi bisni menjadi satu kesatuan sehingga
menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer
adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan
manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sistem Informasi Manajemen
yaitu aspek software, hardware dan brainware.
B. Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya
diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan
adalah faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Lingkungan jauh ini
memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat
menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.
a) Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi
para pengusaha. Sistem politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif
bagi dunia usaha, begitu pula sebaiknya. Faktor politik yang perlu
diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang
lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri,
stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta
sistem pajak.
b) Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim
berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk

pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam


menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi,
harga, produktivitas dan tenaga kerja.
c) Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan
sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh
perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup,
adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis.
d) Teknologi
Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik
dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis.
Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru saja, tetapi juga
meliputi pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
2. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana
bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka
menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis
persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian
perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Michael Porter (1980)
mengemukan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing yaitu:
a) Ancaman Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah,
terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang
ada.
b) Persaingan Perusahaan sejenis dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada

persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menajdi follower


termasuk dalam hal harga.
c) Ancaman Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan
bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk substitusi akan
kuat jika konsumen dihadapkan jika produk substitusi itu mempunyai harga
yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri.
d) Kekuatan Tawar Menawar pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan
service, mengadu perusahaan dengan kompetitornya.
e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka
menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Kekuatan tawar
menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri,
terutama jika jumlah pemasok banyak, jika hanya sedikit bahan baku
pengganti yang baik atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi.
Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing.

Porter (1980),

menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai


kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Potensi
Pengembangan
Kekuatan TawarMenawar

Persaingan Antar
Perusahaan
Kemungkinan
Masuk Pesaing

Gambar 3. Model lima Kekuatan Porter


Sumber : Porter (1980)

Kekuatan TawarMenawar

3.1.6 Matriks IFE dan Matriks EFE


Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang
merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi
sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor
internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2001),
menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi
dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi. Matriks EFE digunakan
untuk

mengevaluasi

faktor-faktor

eksternal

perusahaan.

Data

eksternal

dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik


dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di
pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal
ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap perusahaan.
3.1.7 Matrik IE
Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi
yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE merupakan
gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan
internal dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan
sel, dimana setiap sel merupakan langkah yang harus ditempuh perusahaan.
3.1.8 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk


merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT merupakan
matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi
yaitu sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil


kelemaha-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang perusahaan.
c. Strategi ST ( Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancama-ancaman eksternal.
d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taknik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
3.1.9 Matriks QSPM
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang
direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan
eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2001). Tujuan QSPM
adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang
menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya,
QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik.
Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada
batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan
ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan inernal yang terkait
dalam proses keputusan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Perkembangan yang pesat pada bisnis restoran menimbulkan tingkat
persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant saat ini.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Ali Baba Restaurant dihadapkan pada
berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Saat ini kondisi yang sedang
terjadi pada Ali Baba Restaurant memiliki permasalahan berupa tingkat
kunjungan yang belum dapat mencapai target pasar dan belum adanya
peningkatan jumlah produksi yang berkesinambungan sehingga keuntungan yang
didapatkan belum maksimal. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan

strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk


dan meningkatkan target pasar.
Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui
keadaaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi dan lingkungan pemasaran.
Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan
internal maka akan diketehui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan
dengan melakukan identifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang
dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan
dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan hasil identifikasi lingkungan
ekternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE.
Analisis dengan matrik SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai
alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik
dengan menggunakan matrik QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang
menjadi prioritas perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional
penelitian dapat disajikan dalam Gambar 4.

Ali Baba Restaurant


Restaurant
Visi dan Misi

Permasalahan yang dihadapi :


1. Persaingan dalam industri restoran
2. Tingkat penjualan belum mencapai target

Analisis Strategi Pemasaran

Bauran Pemasaran

Distribusi

Harga

Orang

Promosi

Fisik

Produk

Proses

Analisis lingkungan perusahaan

Faktor Internal

Faktor eksternal

Matriks IFE

Matriks EFE

Alternatif Strategi yang Tepat


(Matriks IE dan SWOT)

Matrik QSPM
Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di restoran Ali Baba yang berlokasi di Jalan
Pangrango No.13 Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Ali Baba Restaurant merupakan
salah satu restoran khas masakan Timur Tengah (Middle Eastern Food) di kota
Bogor yang relatif baru didirikan dan mempunyai potensi untuk dikembangkan
dalam memasarkan makanan khas Timur Tengah. Kegiatan pengumpulan data
dilakukan mulai Bulan Maret sampai Juni 2009.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan melakukan studi kasus di Ali Baba Restaurant. Data yang
digunakan pada penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan
yaitu Manajer Operasional, Supervisor Ali Baba Restaurant.
Responden tersebut adalah pihak-pihak yang paham dalam permasalahan
strategi pemasaran. Pengumpulan data primer untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Data sekunder merupakan data pendukung dari data
primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant dan studi
literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota
Bogor, Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor, perpustakaan
IPB dan Fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik
promosi.

Tabel 7. Jenis dan Sumber Data


No
1.

Jenis Data
Primer

2.

Sekunder

Sumber data
Teknik
Manajer Operasional, Wawancara
mengenai
gambaran
Supervisor Ali Baba umum restoran dan strategi pemasaran
Restaurant
restoran
Pengisian kuesioner oleh Manajer
Operasioanal dan Supervisor Ali Baba
Restaurant
Dinas
Informasi Pengambilan
data
mengenai
Pariwisata
dan Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor
Kebudayaan
Kota 2002-2008
Bogor
Pengambilan data mengenai Jumlah
Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor
2002-2008
Penelitian Kepustakaan Literatur lain yang berkaitan dengan
topik penelitian
Internet
Perpustakaan IPB dan Fakultas

4.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah :
1. Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan
promosi perusahaan.
2. Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan Manajer Operasional dan
Supervisor Ali Baba Restaurant serta pegawai restoran lainnya untuk
mendapatkan informasi yang lengkap.
3. Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul
penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan
penelitian.
4. Studi Pendahuluan : mendatangi Ali Baba Restaurant untuk melakukan
pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Ali Baba Restaurant
sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi.
5. Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh satu atau dua
orang responden, yaitu Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba
Restaurant.
Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang
memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang
berhubungan dengan strategi pemasaran di Ali Baba Restaurant. Selain itu,

struktur organisasi Ali Baba Restaurant sangat sederhana dengan hierarki yang
pendek sehingga pihak-pihak yang dapat dijadikan responden yaitu Manajer
Operasional dan Supervisor Ali Baba Restaurant. Adapun pihak owner yang
bertanggung jawab di restoran ini adalah Bapak Daffy Yahya. Dalam pelaksanaan
usahanya, owner hanya berperan sebagai evaluator, controller, dan pengambil
kebijakan.
4.4 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Pemilihan Responden tersebut dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara
responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain
itu, responden dalam penelitian disini adalah para pakar yang merupakan orangorang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan
kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan paham
permasalahan strategi pemasaran. Untuk pihak internal dibutuhkan minimal dua
responden dari perusahaan yaitu Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba
Restaurant. Dari pihak eksternal diambil dua responden yaitu perwakilan dari
pihak pesaing yaitu MidEast Restaurant dan perwakilan Ali Baba Restaurant.
4.5 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan
analisis tiga tahap formulasi-formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang
digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal
(matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks
SWOT dan QSPM.
4.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan
perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target
penjualan

yang

diharapkan,

kegiatan

pemasaran,

sumberdaya

manusia,

produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan


perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi
yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis
SWOT dan analisis QSPM.
4.5.2.1

Tahap Masukan (input)


Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal

yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui


kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan
disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal
dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh
perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation
(EFE).
Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matiks EFE dan IFE adalah :
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan
dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam
penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis
sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).
2. Pemberian Bobot Faktor
Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan
mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan
menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Bobot
menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan
perusahaan dalam suatu industri.

Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian


untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor Eksternal
A
B
C

Total

Total

Total

Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991)

Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan


Faktor Internal
A
B
C

Total

Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991)

Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap
total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting)
hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada
perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan
pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan
membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel
dengan menggunakan rumus :
ai = Xi
xi
Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i

= 1,2,3,

n = Jumlah variabel
3. Pemberian Rating (Peringkat)
Menurut (David, 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar
efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada.
Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan
pembagian sebagai berikut : peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 =
respon diatas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon dibawah
rata-rata sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon dibawah ratarata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon diatas rata-rata dan rating 1 =
respon sangat superior. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan
dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : kekuatan rating 1 = sangat
lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat sedangkan
untuk kelemahan adalah 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah dan
rating 4 = sangat lemah.
4. Perkalian Bobot dan Peringkat
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor ynag
diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat ) setiap faktor. Nilai
tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai
tertimbang bagi organisasi (David, 2006).
Tabel 10. Matrik EFE
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
Total
Sumber : David (2006).

Bobot

Peringkat

Bobot x Peringkat

Tabel 11. Matrik IFE


Faktor Internal

Bobot

Peringkat

Bobot x Peringkat

Peluang
Ancaman
Total
Sumber : David (2006)

Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran
1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi
nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan
perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan
kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya.
4.5.2.2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan
ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan
informasikan yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah

matriks IE ( Internal-

Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).


1. Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal)
Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil
pembobotan matriks EFE dan IFE kedalam matriks IE. Matriks IE mempunyai
sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama,
yaitu:
1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi
yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke


depad dan integrasi horizontal).
2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan
VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk.
3. Harvest or Divest ( panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, dan IX.
Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi
konglomerat, dan strategi likuidasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

Kuat
4.0
I

Total Skor IFE


Rata-rata
3.0
II

2.0

Lemah

1.0

III

Tinggi
Total

3.0

IV

VI

VII

VIII

IX

Skor Menengah
EFE
2.0
Rendah
1.0
Gambar 5. Matriks IE

Sumber : David, 2006

1. Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)


Matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks
SWOT, yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternatif strategi yang dapat
diterapkan oleh perusahaan. Terdapat 4 tahapan untuk membentuk matriks
SWOT, yaitu :
1.

Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal untuk


mendapatkan strategi SO.

2.

Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk


mendapatkan strategi ST

3.

Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang


eksternal untuk mendapatkan strategi WO

4.

Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk


mendapatkan strategi WT. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Ekternal

Kekuatan
(Strengths)
Daftar faktor-faktor
kekuatan internal

Peluang
(Opportunities)
Daftar faktor-faktor
peluang eksternal
Ancaman
(Threats)
Daftar faktor-faktor
ancaman eksternal

Kuadran I
(Strategi S-O)

Kelemahan
(Weaknesses)
Daftar faktor-faktor
kelemahan internal
Kuadran III
(Strategi W-O)

Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang yang ada
Kuadran II
(Strategi S-T)

Strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Kuadran IV
(Strategi W-T)

Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk menghadapi dan
mengatasi ancaman

Strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk menghindari
ancaman

Sumber : David, 2006

4.5.2.3 Tahap Keputusan


Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan
keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM
adalah : strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya
tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkahlangkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai
berikut :
1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan kekuatan/kelemahan
internal kunci dari kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil
langsung dari matriks EFE dan IFE.
2. Memberikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot
tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot

tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor


keberhasilan kritis eksternal dan internal perusahaan.
3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan yang terdapat pada tahap dua, dan
mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi
untuk ditetapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.
4. Menentukan nilai daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang
menunjukan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian
alternatif tertentu. Nilai daya tarik (AS) ditentukan dengan memeriksa masingmasing faktor internal dan eksternal satu per satu. Nilai daya tarik harus
diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif
suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu.
Cakupan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 =
wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan adalah
tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak
mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis (-) digunakan
untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas
pilihan-pilihan khusus yang dibuat.
5. Menghitung TAS = total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil
mengalikan bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik di masing-masing
baris (langkah empat). Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif
dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan
dampak dari faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan.
Semakin tinggi nilai daya tarik semakin menarik strategi alternatif tersebut.
6. Menghitung jumlah total daya tarik. Total nilai daya tarik dijumlahkan di
masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik (STAS)
mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian
alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi
tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor krisis eksternal dan internal
yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Matriks QSP
dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)


Strategi Alternatif
Faktor-faktor kunci
Faktor-faktor kunci eksternal
Faktor-faktor kunci internal
-

Bobot

Jumlah total nilai daya tarik

1,0

Sumber : David, 2006

Strategi 1
AS
TAS

Strategi 2
AS
TAS

BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan


Ali Baba Restaurant berdiri pada bulan September 2007 berada dibawah
manajemen PT. Mirah Agung Perdana Tbk. Beberapa unit bisnis lainnya yang
berada dibawah PT. Mirah Agung Perdana yaitu Papa Rons Pizza, Pocket Bilyar,
Hotel Mirah dan lain-lain. Pemilik Alibaba bernama Bapak Daffy Yahya, orang
Indonesia asli berketurunan arab. Merek Alibaba sendiri diambil oleh pemilik
karena di ilhami oleh tokoh Alibaba dalam dongeng Seribu Satu Malam dan
sesuai dengan asal jenis makanan yaitu Timur Tengah yang identik dengan
makanan Arab.
Visi Alibaba adalah menjadi pionir dalam industri restoran etnik dengan
citarasa internasional yang berkualitas yaitu masakan etnis khas Timur Tengah
dan suasana dekorasi ruangan yang sesuai dengan kondisi aslinya. Adapun misi
Ali Baba Restaurant adalah menyajikan produk yang berkualitas dan pelayanan
yang memuaskan. Misi tersebut dijalankan dengan mengembangkan suatu
program yang disebut S.A.N.T.A.P (Sigap, Antusias, Nikmat, Tepat, Asri, Pasti).
Program ini merupakan suatu proses untuk memahami kebutuhan dan
memberikan kepuasan kepada konsumen agar Ali Baba Restaurant dapat bersaing
di pasar yang kompetitif. Perkembangan Ali Baba Restaurant di Indonesia belum
terlalu lama, karena relatif baru berdiri sehingga hanya memiliki satu outlet saja
yaitu berada di kota Bogor.
Keunggulan dari restoran Ali Baba Restaurant ini adalah penyajian
masakan bercitarasa internasional dengan rempah-rempah asli khas Timur
Tengah. Hal ini dapat ditunjukkan pada penyajian menu-menu dengan citarasa
tinggi dengan didukung oleh chef yang didatangkan langsung dari Timur Tengah
untuk mengajari koki di restoran ini pertama kalinya. Selain itu, dekorasi ruangan
dan alunan musik yang dibuat mirip dengan negara aslinya sehingga mampu
menawarkan suasana seperti di Negara Timur Tengah.
Ali Baba Restaurant merupakan salah satu Etnic Restaurant dengan
konsep tempat duduk lesehan maupun tempat duduk biasa sehingga memberikan

pilihan kenyamanan pada konsumennya. Ali Baba Restaurant mempunyai


kapasitas pengunjung sebanyak 120 orang.
2.2 Lokasi Ali Baba Restaurant
Ali Baba Restaurant berlokasi di Jl. Pangrango No. 13 Bogor lokasi ini
dinilai sebagai lokasi yang strategis karena dekat dengan pusat keramaian seperti
Taman Kencana, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pendidikan. Selain itu,
banyak restoran-restoran baik sejenis maupun non sejenis yang berada dikawasan
Taman Kencana tersebut.
2.3 Sruktur Organisasi
Struktur organisasi yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant masih bersifat
sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka
semua keputusan harus diketahui dan mendapat persetujuan darinya. Dari pemilik,
kekuasaan diteruskan ke manajer Operational sebagai pengelola khusus bagian Ali
Baba Restaurant dan karyawan lainnya. Karyawan yang bekerja di Ali Baba
Restaurant terdiri dari Operational Manajer, Supervisor, Leader Front Of The
House (FOH), Leader Back Of The House (BOH), Leader Administration. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi Ali Baba Restaurant pada Gambar
5.

Leader
FOH

Leader
Administration

Leader
BOH

Waitress

Cashier

Cheft

Gambar 5. Struktur Organisasi Ali Baba Restaurant


Sumber : Ali Baba Restaurant, 2009

Karyawan Ali Baba Restaurant berjumlah 10 orang dengan jobdesk


masing-masing sesuai jabatannya. Setiap jabatan memiliki wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda. Pendelegasian wewenang di dalam restoran
dilakukan secara struktural organisasi perusahaan. Adapun tugas dan tanggung
jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut :
1. Owner
Memberikan investasi kepada perusahaan
Pengambil keputusan
Memonitoring kelancaran perusahaan
2. Operational Manajer
Bertanggung jawab mengawasi perusahaan kepada pemilik
Mengatur operasional perusahaan
Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit perusahaan
3. Supervisor
Membantu tugas Operational Manajer
Mengelola kegiatan restoran
Mengawasi kegiatan staff/karyawan
Bertanggung jawab kepada Operational Manajer
4. Leader FOH
Bertanggung jawab dalam pelayanan di restoran (berhubungan langsung
dengan pelanggan)
Memberikan pelayanan dan kebutuhan pelanggan
Bertanggung jawab kepada Operational Manajer
5. Leader Administration
Menghitung dan menganalisa semua data pemasukan dan pengeluaran
keuangan perusahaan
Melakukan kegiatan transaksi dengan konsumen
Bertanggung jawab kepada Operational Manajer
6. Leader BOH
Melakukan kegiatan dapur seperti pembuatan makanan dan minuman yang
dipesan oleh konsumen

Bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen


dalam makanan
Bertanggung jawab kepada Operational Manajer
2.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan
Ali Baba Restaurant mulai buka pada pukul 10.00 WIB sampai pukul
22.00 WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam kerja karyawan dibagi menjadi
2 shift, yaitu shift 1 dimulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dan shift
2 dimulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
Ali Baba Restaurant memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan
menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu dan
setiap karyawan memperoleh hari libur (day off) satu kali dalam seminggu.
Budaya kerja antar karyawan Ali Baba Restaurant bersifat kekeluargaan. Para
karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan
customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlamalama di restoran ini serta tidak segan untuk datang kembali ke Ali Baba
Restaurant.

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Analisis Lingkungan Internal


Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan
fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, sumberdaya manusia, keuangan,
sistem informasi manajemen dan pemasaran.
1.1.1 Produksi dan Operasi
Ali Baba Restaurant memenuhi kebutuhan bahan baku melalui Toko
Madinah yang berada di jalan Empang kota Bogor dan supplier tetap dari Jakarta.
Toko Madinah adalah pemasok bahan baku rempah-rempah seperti kurma,
khumus, kapulaga dan bahan baku utama seperti daging kambing, daging ayam,
dan daging sapi. Sedangkan bahan baku beras dawat diperoleh dari supplier yang
menjadi langganan tetap Ali Baba Restaurant dan diimpor dari Arab. Bahan baku
rempah-rempah merupakan bahan baku yang menjadi ciri khas dari Ali Baba
Restaurant sehingga kualitas dan standarnya harus benar-benar dijaga. Pemesanan
bahan baku utama dilakukan dua kali seminggu, jumlah pesanan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan Ali Baba Restaurant. Pemesanan dilakukan dengan metode
Inventory Fast Assets Control (IFAC), yaitu kuantitas yang dipesan ditentukan
berdasarkan jumlah bahan baku yang habis pada hari sebelumnya. Seluruh bahan
baku yang dipesan akan dimasukkan dalam bon faktur, yang kemudian dicatat
oleh bagian administrasi. Bahan baku yang datang dari supplier akan melalui
proses sortir, yaitu pemilahan bahan baku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah
sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan.
Ali Baba Restaurant sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan
baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO).
Bahan baku dan barang yang datang lebih dahulu harus diproses lebih awal. Hal

ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadarluarsa atau tidak layak
karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku yang datang segera
diberikan penandaan pada produk untuk mempermudah tingkat kualitas produk
dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai siap saji.
Proses produksi pada Ali Baba Restaurant memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan
karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP berisi seluruh standar
prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan
baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar kebersihan
lingkungan dan penetapan porsi menu. SOP mengatur standar kebersihan
lingkungan dan karyawannya sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman
untuk dikonsumsi dan konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan
yang bersih dan karyawan yang ramah.
1.1.2 Sumberdaya Manusia
Saat ini, restoran memiliki 10 orang karyawan dibawah pimpinan Bapak
Iwan sebagai Operational Manajer. Karyawan pada Ali Baba Restaurant
memiliki hubungan kerja yang baik dengan para karyawan lainnya dan supervisor
maupun operational manajemen. Hal ini bisa dilihat pada saat diadakan briefing
untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi
dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui. Seluruh karyawan
memiliki tingkat pendidikan lulusan SMU, D3, dan SI untuk manajer dengan
umur rata-rata 20-30 tahun. Restoran ini sangat mengutamakan karyawan yang
loyal dan terlatih. Oleh karena itu, faktor utama yang menjadi pertimbangan
dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan
karyawan.
Perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Ali Baba.
Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Karyawan
yang direkrut akan mengikuti training class biasanya selama tiga bulan, namun
dapat dipercepat tergantung keterampilan, peningkatan prestasi karyawan training
serta tingkat kesulitan pada jenis pekerjaan tertentu.

Pelatihan dilakukan secara rutin oleh Operational Manajer setiap satu kali
seminggu. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kualitas sumberdaya
dan produktivitas karyawan dalam meningkatkan kualitas produk dan pelayanan
kepada pelanggan. Upah karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan makan,
tunjangan kesehatan. Selain itu, Ali Baba Restaurant memberikan bonus untuk
karyawan yang berprestasi misalnya dapat melebihi target penjualan.
Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja
sehingga terjadi tumpang tindih pekerjaan, misalnya seorang supervisor
melakukan pekerjaannya bisa menjadi cashier dan order taker pada situasi
tertentu. Hal ini dapat menimbulkan tugas dan wewenang yang tidak terarah dan
cenderung tidak fokus terhadap pekerjaan lainnya.
1.1.3 Keuangan
Ali Baba Restaurant memiliki kondisi keuangan yang baik. Restoran yang
dikelola dengan sistem owner, modal pendirian usaha sepenuhnya ditanggung
oleh PT. MAP. Oleh karena itu, restoran ini cukup leluasa dalam mengembangkan
usahanya tanpa khawatir akan terkendala masalah uang dan inilah yang menjadi
salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant. Pencatatan laporan
keuangan dilakukan oleh bagian administrasi pada setiap kegiatan seperti
produksi, pemasaran, penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan
ini dilakukan setiap hari dan dilaporkan pada manajemen pusat per minggu.
1.1.4 Sistem Informasi Manajemen
Ali Baba Restaurant dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung dengan
sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial,
Ali Baba Restaurant dilengkapi oleh dua unit komputer yang terdiri dari 1 unit
untuk operational manajer dan 1 unit cash register untuk bagian cashier.
Komputer tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan
kebutuhan kerja. Pengorderan pesanan dilakukan melalui telepon. Pencatatan
seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan
secara manual dan dicatat secara komputerisasi di bagian office.

1.1.5 Penelitian dan Pengembangan


Dalam pengembangan usahanya, pihak Alibaba seharusnya melakukan
pengamatan dan kajian mengenai lingkungan usaha di Kota Bogor. Riset
mengenai pasar dan pesaing serta pengembangan produk dilakukan oleh
manajemen pusat yang berada di Papa Ron Pizza sehingga segala sesuatu sudah
diatur sebelumnya sehingga dapat memudahkan kegiatan usaha Ali Baba
Restaurant.
6.1.6 Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran
yang digunakan oleh Ali Baba Restaurant ini adalah dimulai dari pasar, berfokus
pada kebutuhan

pelanggan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan

mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan


pelanggannya.
A. Segmentation, Targetting, Positioning
1. Segmentation
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi
pasar yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant adalah berdasarkan aspek
demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan
demografis yaitu keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan
aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial,
segmen yang dipilih oleh Ali Baba Restaurant adalah semua kalangan masyarakat.
Perubahan gaya hidup terutama pola konsumsi masyarakat yang tidak memiliki
banyak waktu untuk mengelola makanannya sendiri seiring dengan peningkatan
aktivitas di luar rumah sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi
makanan di luar rumah. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari
manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan,
dan kecepatan.

2. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki. Target pasar utama Ali Baba Restaurant adalah keluarga dan
remaja serta semua kalangan masyarakat. Tipe konsumen yang ingin dijangkau
pada awalnya adalah etnis Arab namun sesuai dengan perkembangan selera
konsumen semua etnis masyarakat mulai menggemari masakan Arab ini.
3. Positioning
Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang
diinginkan dalam pasar. Ali Baba Restaurant ingin menempati posisi sebagai
restoran etnis dengan produk yang memiliki citarasa internasional dan pelayanan
yang memuaskan serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
B. Bauran pemasaran
a. Produk
Strategi

produk

merupakan

strategi

yang

paling

penting

untuk

dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara


langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan Ali Baba Restaurant
dapat dilihat dari misi perusahaan yaitu masakan etnis khas Timur Tengah dan
suasana dekorasi ruangan yang sesuai dengan kondisi aslinya dan berkualitas.
Strategi produk yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant agar pelanggan
tidak bosan adalah inovasi produk berupa campuran makanan Timur Tengah dan
Kontinental seperti Ali Baba burger, Ali Baba Sandwich, Spaghetti Arabian dan
lain-lain. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi
yang tidak memiliki selera makan yang sama. Adanya inovasi produk yang
dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant
dalam menarik minat konsumen.
Produk ini sangat berkualitas karena bahan baku beras dan rempahrempahnya merupakan bahan impor sehingga tetap menjaga ciri khas yang sesuai
dengan aslinya. Namun dalam penetapan standar mutu produk, Alibaba belum
memiliki sertifikasi halal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan

dijual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut
memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan
termasuk restoran. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM merupakan salah
satu kelemahan dari Ali Baba Restaurant karena menyangkut kepercayaan yang
diberikan kepada konsumen mengenai keamanan dan kehalalan produknya.
b. Harga
Harga yang ditetapkan Ali Baba Restaurant bervariasi dan harga
ditampilkan jelas pada daftar menu. Konsumen akan dikenakan pajak sebesar 10
persen dari total harga pesanan. Ali Baba Restaurant menerapkan harga jual
produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang disesuaikan
dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain.
Ali Baba Restaurant memadukan strategi harga dengan strategi promosi
dengan memberikan potongan harga. Salah satu strategi yang dilakukan adalah
dengan adanya potongan harga untuk menu pelajar. Berikut bentuk strategi menu
pelajar yang diterapkan perusahaan adalah :
Student 1 (one) : Burger + Alibaba Ice Tea
Student 2 (two) : Sandwich +Alibaba Ice Tea
Student 3 (three): Alibaba Fried Rice + Mineral Water
Student 4 (four) : Chicken Wings Rice + Soft Drinks
Paket hemat ini berlaku dimulai pada pukul 14.00-18.00 WIB dengan harga
sebesar Rp 17.500 setiap menunya. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen
pelajar dan remaja. Dengan adanya program strategi harga ini, bisa dikatakan
cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang sebagian besar adalah
para remaja dan pelajar.
c. Distribusi (tempat)
Strategi tempat yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant yaitu memiliki
lokasi yang cukup strategis yaitu berada dekat dengan pusat keramaian seperti
Taman Kencana, factory outlet, perkantoran, hotel Mirah dan hotel Pangrango.
Hal ini juga mempertimbangkan lokasi restoran dengan lokasi unit bisnis satu
manajemen PT. MAP lainnya yang berada dalam satu kawasan yang sama yaitu

hotel Mirah dan Papa Ron Pizza sehingga hal tersebut menjadi suatu kekuatan
yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant.
Strategi ini juga dapat melibatkan saluran distribusi fisik maupun elektronik
dalam proses penyampaiannya. Untuk dapat menikmati makanannya, pelanggan
dapat langsung datang ke Ali Baba Restaurant ataupun pelanggan dapat
menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan
delivery service. Namun Ali Baba Restaurant tidak mempunyai jasa delivery
sendiri melainkan disatukan dengan jasa delivery untuk bagian Papa Rons Pizza.
Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan berpengaruh
kepada keterlambatan pada waktu pengirimanan karena harus memprioritaskan
pesanan pelanggan Papa Rons Pizza terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak memiliki layanan jasa delivery khusus untuk Alibaba sendiri
merupakan salah satu kelemahan dari Ali Baba Restaurant.
d. Promosi
Kegiatan promosi yang sudah diterapkan oleh Ali Baba Restaurant melalui
penyebaran leaflet, brosur, radio, spanduk, surat kabar, majalah, potongan harga
pada menu paket makanan tertentu, hingga iklan pada televisi dan lain-lain.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant hingga saat ini
cenderung masih tergantung pada kebijakan PT. MAP sebagai penyedia dana
promosi.

Restoran

ini

belum

mempromosikan

produknya

secara

berkesinambungan dan meluas bagi masyarakat kota Bogor.


Ali Baba Restaurant memiliki website yang berfungsi untuk memberikan
informasi secara cepat kepada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs
www.alibaba restaurant.com. Akan tetapi, situs ini belum dikelola dengan baik
oleh Alibaba yaitu banyak informasi menu yang kosong dan tidak tersedia serta
penyajian informasi kurang lengkap. Dengan demikian, website ini belum dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi restoran untuk menarik pengunjung.
e. Orang
Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan.
karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan
faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang

dikehendaki oleh pelanggan. Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang ramah,
sabar, respek yang dapat membuat pelanggan nyaman. Hal ini didukung dengan
adanya program call back sebagai bentuk customer relationship yang bertujuan
agar konsumen merasa dihargai sehingga akan datang ke Ali Baba Restaurant
lagi. Selain itu, juga terdapat program visit table to table dimana karyawan
mendatangi langsung ke meja konsumen untuk menanyakan apakah ada
kekurangan atas pelayanan yang diberikan.
f. Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik
untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen
terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran harus
diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen.
Strategi proses yang telah diterapkan oleh Ali Baba Restaurant adalah
peningkatan kinerja karyawan, kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam
penyajian hidangan, kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen.
Selain itu juga, karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi
keluhan atau masalah dengan konsumen terutama yang berhubungan dengan
makanan yaitu dengan memberikan sebuah kartu saran yang harus diisi oleh
konsumen setelah menikmati hidangan. Kartu saran ini berisi penilaian konsumen
terhadap produk berupa rasa, harga, pelayanan, kebersihan, kecepatan. Hal ini
dilakukan agar perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya secara langsung dan
merupakan kekuatan bagi Ali Baba Restaurant dalam meningkatkan kualitas dan
pelayanan.
g. Bukti Fisik
Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Ali
Baba Restaurant seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan, dekorasi
ruangan. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan Hot Spot untuk
internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa dan
pegawai perkantoran lainnya yang tidak bisa lepas dari layanan informasi seperti

internet. Fasilitas lainnya yang dimiliki oleh Alibaba adalah ruangan yang dibuat
khusus untuk merayakan pesta atau arisan dan tempat meeting. Selain itu, dekorasi
ruangan yang dibuat sesuai dengan kondisi asli di Timur Tengah membuat
pelanggan semakin menikmati suasana yang diberikan. Sarana pendukung yang
diberikan, meliputi area parkir yang dapat digunakan untuk kendaraan roda empat
dan dua, toilet, mushola, wastafel. Namun fasilitas seperti area parkir belum
mampu menampung kendaraan pelanggan lebih dari tiga buah dan ini merupakan
salah satu kelemahan Ali Baba Restaurant dalam memenuhi kenyamanan
pelanggan. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Analisis Faktor Internal Ali Baba Restaurant
Faktor Internal
1

Produk

Kekuatan

Kelemahan

Citarasa Internasional

Belum
Sertifikasi
BPOM

Kualitas produk terjaga


Inovasi produk

memiliki
halal dari

Tempat

Lokasi
strategis

Harga

Strategi harga khusus untuk


menu paket pelajar

Orang

Program call back sebagai Tenaga kerja


bentuk
customer terspesialisasi
relationship

restoran

pelayanan
yang
terhadap konsumen
5

yang Tidak memiliki layanan


delivery khusus

baik
Penggunaan
belum optimal

Promosi

tidak

website

Kegiatan
promosi
kurang
gencar
dan
berkesinambungan
6

Bukti fisik

Layanan hotspot

Proses

Pemberian kartu saran

Area parkir
memadai

kurang

1.2 Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek
eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
1.2.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial
& budaya, dan teknologi.
a. Faktor Politik dan Hukum
Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi
politik dan kondisi keamanan negara. Kondisi politik dan keamanan negara, dapat
memberikan rasa tidak aman dan tenang kepada seluruh wisatawan asing yang
datang ke Indonesia. Hal ini mempengaruhi dapat memberikan dampak yang
negatif terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing apabila terjadi secara terus
menerus.
Selain itu, dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi
pemerintah dalam membuat peraturan, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan
lainnya yang mempengaruhi usaha tersebut. Salah satu intervensi pemerintah
adalah aspek hukum yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant mengenai
hukum kepariwisataan. Hukum kepariwisataan ini berupa undang-undang RI
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pasal 14 menyatakan salah satu
jenis usaha pariwisata adalah penyediaan jasa makanan dan minuman. Peraturanperaturan lain yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant adalah Peraturan
Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Retibusi Izin Usaha
Kepariwisataan serta Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 16 Tahun 2002 tentang
Pajak Restoran.

b. Faktor Ekonomi
Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap
kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh
Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan
baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15. Data Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun
2005
2006
2007
2008

Inflasi (%)
17,11
6,60
6,59
11,06

Sumber : BPS (2009)

Kenaikan harga bahan baku akan berkorelasi dengan biaya produksi,


sehingga membuat harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya
daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar
menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan
peluang bagi industri makanan terutama restoran sehingga memiliki prospek yang
bagus Tabel 16.
Tabel 16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota
Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun (2003-2006)
Tahun
2003
2004
2005
2006

PDRB
(Jutaan Rupiah)

PDRB Per Kapita


(Rp)

3.168.185,54
3.361.438,93
3.567.231,21
3.782.273,71
Rata-Rata

3.860.313
4.042.275
4.171.786
4.307.152

Laju Pertumbuhan
PDRB Per Kapita
(%)
2,02
4,71
3,20
3,24
3,29

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007

Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita kota
Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya.
Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor menunjukkan daya beli

masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan


usaha restoran di kota Bogor.
c. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi
Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi,
menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga
masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan untuk
menikmati makan di luar rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan
bertumbuhnya restoran-restoran karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari
usaha tersebut.
Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus
bertambah di kota Bogor memberikan peluang bagi Ali Baba Restaurant.
Pertumbuhan penduduk kota Bogor terus mengalami peningkatan tiap tahunnya
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2007
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007

Laki-laki
419,252
424,819
431,819
444,508
457,717

Perempuan
401,455
401,455
423,223
434,630
447,415

Total
820,707
831,571
855,085
879,138
905,132

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2008

Meningkatnya

populasi

penduduk

ini,

mengakibatkan

peningkatan

permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan. Selain itu, pertumbuhan


penduduk yang sangat besar menimbulkan banyaknya angkatan kerja yang
tersedia. Angkatan kerja yang tersedia di Bogor jumlahnya sangat besar termasuk
para pencari kerja yang berdasarkan tingkatan pendidikan. Jumlah pencari kerja
yang tersedia di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang


Ditamatkan Di Kota Bogor Dari Tahun 2004-2007
Tahun
2004
2005
2006
2007

SD
103
180
83
229

SLTP
467
439
268
370

SMU
4484
3097
2644
2282

SMK
3302
2054
1546
1861

DI/DII
599
252
157
243

DIII
1573
1008
1193
785

SI
4318
2613
2364
2211

S2
52
23
0
0

Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Sosial Kota Bogor, 2008

Perkembangan budaya pun semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat bahwa
restoran saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, namun juga sebagai
tempat berkumpul atau nongkrong. Kota Bogor merupakan wilayah dengan
mayoritas penduduk bersuku bangsa Sunda. Namun saat ini, keanekaragaman
suku bangsa penduduk kota Bogor semakin bertambah dengan banyaknya suku
etnis Arab, Eropa, Tionghoa, Jawa, Betawi, Batak, Padang dan lain-lain.
d. Faktor Teknologi
Teknologi

merupakan

faktor

penting

untuk

kemajuan

usahanya.

Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang pesat dalam


mendorong restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi
dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian
keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian
keuangan akan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana.
Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif
dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi.
Teknologi yang digunakan oleh Ali Baba Restaurant saat ini sudah cukup
modern. Hal ini bisa dilihat dari adanya teknologi dalam produksi seperti tempat
pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer dan lain-lain. Selain itu
penggunaan teknologi informasi seperti penggunaan televisi dan fasilitas hotspot
untuk membuat pengunjung nyaman dan merasa betah. Kemudahan dalam
komunikasi

kepada

pelanggan

dapat

memanfaatkan

teknologi

sistem

telekomunikasi melalui telepon, hal ini untuk memudahkan penerimaan pesanan.


Penggunaan teknologi untuk memudahkan dalam bertransaksi pembayaran pun
bisa melalui mesin pembayaran non tunai yaitu kartu kredit maupun debit.
Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang
dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta

berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi
Ali Baba Restaurant.
1.2.2 Lingkungan Mikro
Lingkungan

mikro

merupakan

lingkungan

yang

langsung

dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan


mikro terdiri dari ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar perusahaan,
ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan
tawar menawar pembeli.
a. Ancaman Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan
implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru ini tergantung
seberapa besar hambatan untuk masuk kedalam industri. Hambatan masuk bagi
pendatang baru dalam industri restoran bila dilihat dari skala ekonomi dan
kebutuhan modal relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah
usaha restoran etnik diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal
awal relatif besar, serta tergantung pada pangsa pasar sasaran yang akan diraih.
Selain itu untuk hambatan differensiasi produk cukup tinggi karena semakin
produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran untuk
mencobanya.
b. Tingkat Persaingan antar Perusahaan
Tingkat persaingan antar pengusaha restoran di kota Bogor cenderung
kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah restoran yang semakin bertambah dari
tahun ke tahunnya. Selain pesaing sejenis, Ali Baba Restaurant juga dihadapi oleh
pesaing non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Mid East Restaurant
yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Ali Baba Restaurant dan restoran tradisional
lainnya seperti restoran atau rumah makan yang berada di sekitar Taman Kencana.
c. Ancaman Produk Pengganti
Ali Baba Restaurant merupakan restoran penyedia makanan dengan menu
Timur Tengah. Ancaman produk pengganti atau substitusi yang diperhitungkan
oleh restoran ini adalah restoran tradisional dan restoran khas Indonesia yang
menyediakan menu daging kambing.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok


Ali Baba Restaurant memperoleh pasokan bahan bakunya dari dua sumber,
yaitu Toko Madinah yang terletak di Bogor dan Toko lainnya yang terletak di
Jakarta. Toko Madinah memasok bahan baku utama seperti daging kambing dan
ayam serta bumbu masakan lainnya berupa rempah-rempah seperti kapulaga,
cengkih, khumus, kurma yang menjadi ciri khas Timur Tengah sedangkan untuk
pemasok yang berada di Jakarta hanya menyuplai bahan baku beras dawat yang
diimpor langsung dari Arab. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi, Ali Baba
Restaurant tidak pernah berganti ke pemasok lain karena sangat menjaga kualitas
bahan bakunya.
e. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternatif
restoran yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi
dan konsumen bebas memilih restoran yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh
karena itu, Ali Baba Restaurant berusaha untuk mengikuti keinginan dan
kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk
melalui inovasi makanan sehingga membuat konsumen merasa nyaman tidak
bosan dengan menu makanan yang ada. Berdasarkan analisis lingkungan internal
dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Faktor Eksternal Ali Baba Restaurant
No
1.

Faktor Eksternal
Lingkungan Makro

2.

Lingkungan Industri

Peluang
Perubahan pola dan gaya hidup
masyarakat
Pertumbuhan jumlah penduduk
Cukup tersedia angkatan kerja
Peningkatan pendapatan dan
daya beli masyarakat
Perkembangan kemajuan
teknologi
Peningkatan jumlah wisatawan
asing dan domestik
Hambatan masuk industri
tinggi

Ancaman
Kenaikan harga bahan
baku

Tingkat persaingan
dalam industri restoran
tinggi
Banyaknya produk
substitusi
Kekuatan tawar
menawar konsumen
tinggi
Kekuatan tawar
menawar pemasok tinggi

1.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran


Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga
tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan
keputusan.
6.3.1 Tahap Masukan
Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan
identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. hasil
analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan
disusun kedalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi
internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks
EFE.
1. Analisis Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor

internal

yang

terdapat

pada

perusahaan.

Matriks

IFE

menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan


kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner
dari 2 orang yang terdiri dari Manajer Operasional dan Supervisor dari Ali Baba
Restaurant. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua
responden. Tabel 20, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 17 faktor
sukses kritis yang terdiri dari sepuluh kekuatan dan tujuh kelemahan.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 20, menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah kualitas produk terjaga,
dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,298 sedangkan kelemahan utama
adalah pencapaian target penjualan yang belum stabil dengan nilai tertimbang
terkecil sebesar 0,072 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,770. Hal ini
menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat
karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan
cukup baik.

Tabel 20. Hasil Analisis Matriks IFE


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Faktor Internal
lokasi restoran yang strategis
Citarasa Internasional
Pelayanan konsumen yang memuaskan
Kualitas produk terjaga
Modal tersedia
Inovasi Produk

7. Pemberian kartu saran


8. Harga khusus untuk paket menu pelajar
9. Program call back sebagai bentuk customer
relationship
10.Layanan hotspot
11.Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
12.Tidak memiliki layanan delivery khusus
13.Pencapaian target penjualan belum stabil
14.Tenaga kerja tidak terspesialisasi
15.Penggunaan website belum optimal
16.Kegiatan promosi kurang gencar dan
berkesinambungan
17.Area parkir kurang memadai
Total

Bobot
0.058
0.046
0.069
0.074
0.057
0.060
0.068
0.061

Rating
3.5
2
3
4
2.5
2.5
4
3

0.066
0.063
0.046
0.063
0.072
0,035
0,054

4
4
2
2
1
3
2,5

0.074
0.034
1.000

1
3
47

Bobot Skor

2.770

Sumber : Alibaba Restaurant Bogor, 2009

2. Analisis Matriks EFE


Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi
eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung
berdasarkan bobot yang diambil kuesioner dari 2 orang yang terdiri dari Pesaing
Ali Baba Restaurant yaitu MidEast Restaurant sedangkan perwakilan dari Ali
Baba Restaurant yaitu Manajer Operasional. Sedangkan perhitungan rating hanya
diambil dari kuesioner responden Manajer Operasional Ali Baba Restaurant saja.
Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 21,
menunjukkan matriks EFE yang menganalsis 12 faktor sukses kritis yang terdiri
dari tujuh peluang dan lima ancaman.

Tabel 21. Hasil Analisis Matriks EFE


Faktor Eksternal
Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat
Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor
Peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat
Cukup tersedia angkatan kerja
Perkembangan kemajuan teknologi
Peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik
Hambatan masuk industri tinggi
Tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi
Kenaikan harga bahan baku
10. Banyaknya produk substitusi
11. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
12. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi
Total

Bobot
0.080
0.069

Rating

Bobot Skor

0.097
0.076
0.084
0.074
0.067
0.093
0.099
0.072
0.105
0.084
1.000

Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 21, menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah peningkatan pendapatan
dan daya beli masyarakat, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,388
sedangkan kelemahan utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,093.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel, maka dapat diperoleh total bobot
skor sebesar 3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah
mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk
mengatasi ancaman.
1.3.2 Tahap Pencocokan
Tahap

pencocokan

merupakan

tahap

untuk

merumuskan

strategi

berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan
eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang
akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal)
dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat).

1. Matriks IE
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor
terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan.
berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh
bobot skor sebesar 2,770 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks
EFE diperoleh bobot skor sebesar 3,052. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat
dilihat pada Gambar 6.
Skor Total IFE
Kuat

Rata-rata

4.0
Tinggi

3.0

Lemah
2.0

1.0

II

III

IV

VI

VII

VIII

IX

Total
3.0
Skor Menengah
EFE

2.0
Rendah

1.0

Gambar 6. Hasil
Analisis Matriks IE
Ali Baba Restaurant dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (
tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk)
atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi
horizontal).
Strategi yang dapat dilakukan

berdasarkan lingkungan internal dan

eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.


Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk
produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih
gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih

gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media ikan televisi, koran
majalah, radio, bioskop, ikut serta dalam setiap pameran atau festival makanan
serta ikut berpartisipasi menjadi sponsorship dalam kegiatan kemahsiswaan.
Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk
atau jasa yang ada sekarang. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kualitas makanan dan minuman sehingga tidak terjadi perubahan rasa makanan
dan minuman setiap harinnya, menciptakan produk baru dan menambah menu
masakan lain sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap menu masakan di
Ali Baba Restaurant.
2. Matriks SWOT
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh
melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang
diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
yang dapat dilihat pada Tabel 22. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi S-O yaitu:
1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti
membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar
jangkauan

untuk

menyampaikan

produk

ke

masyarakat

luas

dapat

tersampaikan Kualitas produk dan pelayanan serta tersedianya modal menjadi


kekuatan bagi restoran untuk memperluas pangsa pasarnya. Strategi ini
didukung oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola dan
gaya hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor.

Strategi W-O (Weakness-Opportunity)


Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa
alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu:
2. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta
meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta
mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari
liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Strategi ini berupa
mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik
untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship eventevent dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik
banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu,
pemberian diskon

merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik

konsumen dan memberi penghargaan. Perusahaan harus lebih berupaya dalam


mempromosikan produknya untuk menarik perhatian konsumen dan tetap
menjadi pelanggan dari Ali Baba Restaurant agar dapat meningkatkan
penjualannya.
3. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas
manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi
ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM dalam hal pendidikan berupa
pendelegasian yang jelas dan terarah

serta pelatihan dalam penggunaan

teknologi seperti website dan pengetahuan untuk layanan delivery mengenai


berbagai lokasi di kota Bogor.
Strategi S-T (Strenght-Threat)
Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancamanancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal
yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu:
4. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan
pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat
penting sehingga perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen
baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Begitupun dengan

pemasok yang menyediakan kebutuhan barang

dan bahan baku yang

berkualitas. Oleh karena itu perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan
pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku agar mampu menjamin
ketersediaan dan kontinuitas bahan baku.
5. Melakukan efisensi biaya perlu pada semua tahapan operasi agar dapat
menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan
harga jual. Penurunan harga jual ini dilakukan untuk membidik segmen
konsumen semua kalangan masyarakat.
Strategi W-T (Weakness-Threat)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi W-T yaitu:
6. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang memadai
dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas
serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Strategi ini dilakukan agar
memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kepercayaan informasi
kualitas produk yang diberikan berupa adanya sertifikasi halal yang menjadi
nilai lebih bagi perusahaan sehingga konsumen menjadi lebih nyaman untuk
makan di Ali Baba Restaurant.

Tabel 22. Hasil Analisis Matriks SWOT


Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

1. Lokasi restoran yang


strategis
2. Citarasa Internasional
3. Pelayanan konsumen yang
memuaskan
4. Kualitas produk terjaga
5. Modal tersedia
6. Inovasi produk
7. Pemberian kartu saran
8. Adanya harga khusus
untuk menu pelajar
9. Program call back sebagai
bentuk customer
relationship
10. Layanan hotspot
Strategi S-O

1. Belum memiliki sertifikasi


halal dari BPOM
2. Tidak memiliki layanan
delivery khusus
3. Pencapaian target penjualan
belum stabil
4. Tenaga kerja tidak
terspesialisasi
5. Penggunaan website belum
optimal
6. Kegiatan promosi kurang
gencar
7. Area parkir kurang memadai

1. Perubahan pola dan gaya hidup


masyarakat
2. Pertumbuhan jumlah penduduk
Bogor
3. Peningkatan pendapatan & daya
beli masyarakat
4. Cukup tersedia angkatan kerja
5. Perkembangan kemajuan
teknologi
6. Peningkatan jumlah wisatawan
asing & domestik
7. Hambatan masuk industri tinggi

1. Meningkatkan pangsa
pasar dengan menambah
saluran distribusi seperti
membuka cabang di pusat
perbelanjaan
(S1,S2,S5,S6,S10,01,02,
03,06,07)

Ancaman (T)

Strategi S-T

1. Meningkatkan efektivitas
promosi melalui iklan,
media dan website serta
meningkatkan sponsorship
event-event atau kegiatan
kemahasiswaan serta
mengadakan program
pemberian diskon pada
moment tertentu seperti hari
liburan nasional &
konsumen yang berulang
tahun
(W3,W5,W6,01,02,05,06,O7
2. Memberikan pelatihan
kepada SDM muda untuk
meningkatkan kualitas
manajerial melalui
penetapan job description
yang jelas dan terarah
(W2,W3,W4,W5,04,05)
Strategi W-T

1. Tingkat persaingan dalam


industri restoran tinggi
2. Kenaikan harga bahan baku
3. Banyaknya produk substitusi atau
pengganti
4. Kekuatan tawar-menawar
konsumen kuat
5. Kekuatan tawar-menawar
pemasok kuat

1. Meningkatkan loyalitas
konsumen dan menjaga
hubungan baik dengan
pemasok
(S2,S3,S4,S6,S7,S8,S9,S1
0,T1,T3,T4,T5)
2. melakukan efisiensi biaya
produksi agar dapat
menekan biaya seminimal
mungkin sehingga
berpengaruh terhadap
penurunan harga jual
(S2,S3,S5,S8,T1,T2,T3,T4

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Peluang (O)

Strategi W-O

1. Meningkatkan fasilitas
berupa penyediakan area
parkir yang memadai dan
layanan delivery khusus
dengan merekrut tenaga
kerja yang berkualitas serta
pembuatan sertifikasi halal
dari BPOM
(W1,W2,W3,W4,W7,T1,T3,
T4)

Tabel 23. Perbandingan Antara Strategi yang Telah Diterapkan Oleh Ali
Baba Restaurant dan Alternatif Strategi yang Disarankan Setelah
Penelitian
Alternatif
Strategi
Pemasaran
Strategi
Produk
Strategi
Harga
Strategi
Tempat
Strategi
Promosi

Strategi
Orang
Strategi
Bukti Fisik
Strategi
Proses

Keterangan
Variasi menu
Harga

Yang Telah
Diterapkan Ali Baba
Restaurant
Inovasi produk

Yang Disarankan
Setelah Penelitian

Tetap pertahankan dan


jaga kualitas produk
Harga paket menu Paket menu All u can
khusus pelajar
eat
dan Lokasi Strategis dan Membuka cabang baru
mudah dijangkau
di pusat pembelanjaan

Lokasi
saluran
distribusi
Periklanan
Surat kabar,
dan promosi TV, voucher
penjualan

radio, Meningkatkan
efektivitas
promosi
melalui
website,
Sponshorship kegiatan
kemahasiswaan,
pemberian diskon
Customer
Program call back & Tetap pertahankan dan
relationship
visit table to table
tingkatkan
kualitas
pelayanan
Sarana
Fasilitas Hotspot
Alternatif Area parkir,
pendukung
pembuatan sertifikasi
halal dari BPOM
Kinerja dan Pemberian kartu saran Layanan
delivery
kecepatan
khusus
pelayanan

6.3.3 Tahap Keputusan


Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang
dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari
hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan
aalat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM).
Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi yaitu
strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Strategi tersebut akan
dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan
Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil
analisis QSPM adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti
membuka cabang di pusat perbelanjaan.(TAS = 6,299)
b. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta
meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta
mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari
liburan nasional & konsumen yang berulang tahun. (TAS = 6,512)
c. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas
manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS =
5,284)
d. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan
pemasok. (TAS = 5,838)
e. Melakukan efisiensi biaya produksi

agar dapat menekan biaya seminimal

mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual. (TAS = 5,254)


f. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang memadai
dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas
serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. (TAS = 5,915)
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan
efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan
sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program
pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen

yang berulang tahun. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan yang
selama ini belum mencapai target penjualan melalui pemasaran yang lebih
efektif.
Ali Baba Restaurant yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat
harus mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki berupa terjaganya kualitas
produk. Bagaimanapun terjaganya kualitas suatu produk, tetapi apabila tidak
dikenal maka produk tersebut mungkin tidak dapat dibeli oleh konsumen, karena
mereka tidak mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan
keunggulan ataupun kelemahan produk yang ditawarkan. Oleh karena itu,
perusahaan

harus

berusaha

mempengaruhi

konsumen

baru

maupun

mempertahankan konsumen lama untuk menciptakan permintaan atas produk.


Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi yang efektif.
Berdasarkan empat alternatif strategi, bauran pemasaran yang harus
ditingkatkan dan menjadi prioritas adalah strategi promosi yang baru. Strategi ini
berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun
elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship
event-event dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik
banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu,
pemberian diskon

merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik

konsumen dan memberi penghargaan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap


pencapaian target penjualan pada Ali Baba Restaurant.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi bauran pemasaran yang tengah dilakukan oleh Ali Baba Restaurant
adalah :
a. Strategi product berupa kualitas produk yang terjaga serta inovasi produk
yang diciptakan.
b. Strategi place, berupa lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
c. Strategi process, Ali Baba Restaurant pemberian kartu saran sebagai
bentuk proses evaluasi perbaikan diri.
d. Strategi people, Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang respek
terhadap konsumen melalui customer relationship.
e. Strategi promotion, strategi promosi yang sudah dilakukan Ali Baba
Restaurant melalui surat kabar, radio, TV, dan promosi penjualan.
f. Strategi physic, Ali Baba Restaurant memiliki fasilitas hotspot yang dapat
dinikmati secara gratis.
g. Strategi price, strategi yang sedang dijalankan adalah berupa harga paket
menu khusus untuk pelajar.
2. Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat
bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini berarti
restoran telah mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan
dengan cukup baik. Kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant adalah lokasi
restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang
memuaskan, harga paket menu khusus pelajar, kualitas produk terjaga, modal
tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai
bentuk customer relationship dan layanan hotspot. Sedangkan kelemahan yang
dimiliki adalah belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki
layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja
tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi
kurang gencar dan tidak berkesinambungan, dan area parkir kurang memadai.

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat


bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi eksternal yang kuat. Hal ini berarti
restoran telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman
dengan cukup baik. Peluang yang dimiliki berupa perubahan pola dan gaya
hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja,
perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik, hambatan masuk industri tinggi. Sedangkan ancaman yang dihadapi
adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan
baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi,
kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang
pada matriks EFE sebesar 3.052 dan matrik IFE sebesar 2,770 diperoleh
gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati
posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi
Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan
dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan
produk.
3. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan
efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan
sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan
program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional
& konsumen yang berulang tahun.
8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam perkembangan industri restoran. Maka peneliti memberi saran dan masukan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut
adalah :
1. Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan
jaminan kualitas bahan baku.
2. Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan
perbaikan kualitas produk maupun pelayanan.

3. Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar


yang lebih luas
4. Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan
sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta promosi
penjualan berupa pemberian diskon pada moment tertentu secara
kesinambungan.
5. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual.
6. Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen.
7. Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para
karyawan.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi bauran pemasaran yang tengah dilakukan oleh Ali Baba Restaurant
adalah :
a. Strategi product berupa kualitas produk yang terjaga serta inovasi produk
yang diciptakan.
b. Strategi place, berupa lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
c. Strategi process, Ali Baba Restaurant pemberian kartu saran sebagai
bentuk proses evaluasi perbaikan diri.
d. Strategi people, Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang respek
terhadap konsumen melalui customer relationship.
e. Strategi promotion, strategi promosi yang sudah dilakukan Ali Baba
Restaurant melalui surat kabar, radio, TV, dan promosi penjualan.
f. Strategi physic, Ali Baba Restaurant memiliki fasilitas hotspot yang dapat
dinikmati secara gratis.
g. Strategi price, strategi yang sedang dijalankan adalah berupa harga paket
menu khusus untuk pelajar.
2. Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat
bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini berarti
restoran telah mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan
dengan cukup baik. Kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant adalah lokasi
restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang
memuaskan, harga paket menu khusus pelajar, kualitas produk terjaga, modal
tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai
bentuk customer relationship dan layanan hotspot. Sedangkan kelemahan yang
dimiliki adalah belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki
layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja
tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi
kurang gencar dan tidak berkesinambungan, dan area parkir kurang memadai.

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat


bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi eksternal yang kuat. Hal ini berarti
restoran telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman
dengan cukup baik. Peluang yang dimiliki berupa perubahan pola dan gaya
hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja,
perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik, hambatan masuk industri tinggi. Sedangkan ancaman yang dihadapi
adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan
baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi,
kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang
pada matriks EFE sebesar 3.052 dan matrik IFE sebesar 2,770 diperoleh
gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati
posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi
Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan
dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan
produk.
3. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan
efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan
sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan
program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional
& konsumen yang berulang tahun.
8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam perkembangan industri restoran. Maka peneliti memberi saran dan masukan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut
adalah :
1. Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan
jaminan kualitas bahan baku.
2. Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan
perbaikan kualitas produk maupun pelayanan.

3. Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar


yang lebih luas
4. Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan
sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta promosi
penjualan berupa pemberian diskon pada moment tertentu secara
kesinambungan.
5. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual.
6. Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen.
7. Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para
karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Ayam Goreng Fatmawati


Cilandak Town Square. [Skripsi]. Departemen Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008.
Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2008. Kota Bogor dalam Angka 2008.
Bogor. Jawa Barat.
Dirgantoro, C. 2001. Manajemen Stratejik. Cetakan Pertama. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta.
David, F.R. 2006. Manajemen Strategis. Prenhallindo. Jakarta.
Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Arsip Data
Kepariwisataan. Bogor.
Erlianingsih, S. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan
Mirah, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
Hasan, A. 2008. Marketing. MedPress. Yogyakarta.
Jenskins, F. 1997. Periklanan. Haris M. penerjemah. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Kinnear, T.C. dan J.R. Taylor. 1991. Marketing Research an Applied Approach.
McGraw Hill International Edition.
Kotler, P.1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid I. Salemba Empat.
Jakarta.
, P.2002. Manajemen Strategi. Prenhalindo. Jakarta.
, P.2005. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid II Salemba Empat.
Jakarta
, P and Armstrong, G. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan.
Erlangga. Jakarta.
Loveluck, C.H. dan L.K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa
Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.

Luna, P. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Raffles Dengan


Menggunakan Metode SWOT. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Maulina, N. 2009. Strategi Pengembangan Usaha pada Death Chocolate &
Spageti Restaurant Kota Bogor. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Meilawati, E.Y. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji pada Papa
Ron Pizza Bogor.[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.
Mukti, H.T. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Obonk Steak & Ribs
Bogor. [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut
Pertanian Bogor.
Nugraha, D.A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi
Japos bogor. [Skripsi]. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Pearce and Robinson. 1997. Strategic Manajement. Binarupa Aksara. Jakarta.
(Terjemahan oleh Agus Maulana)
Porter, M.E. 1980. Strategi Bersaing. Erlangga. Jakarta.
Rahmadhoni. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor.
[Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2005. Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sagala, C.E. 2007. Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang
Dramaga Centre Bogor. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor.
Siahaan, P.E. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl.
[Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.
Tjiptono, F.1997. Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Torsina, M. 2000. Usaha Restoran yang sukses. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Umar, Husein. 2001. Strategic Management In Action. Cetakan Kelima. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
http://www.articlebase.com/nutrition-articles/mitos-daging-kambing
702529.html.Winata. 2008. Mitos Daging Kambing. Article Base.

Lampiran 1. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal


1. PELUANG
A = Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat
B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor
C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor
D = Cukup tersedia angkatan kerja
E = Perkembangan kemajuan teknologi
F = Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik
G = Hambatan masuk industri tinggi
2. ANCAMAN
H = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi
I = Kenaikan harga bahan baku
J = Banyaknya produk substitusi
K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
L = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi
Pakar 1 : Bapak Diky ( MidEast Restaurant)
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L

Total

Bobot

Pakar 2 : Bapak Iwan ( Manajer Operasional Alibaba Restaurant)


A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L

Total

Bobot

Lampiran 2. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal


1. Kekuatan
A = Lokasi restoran yang strategis
B = Citarasa Internasional
C = Pelayanan konsumen yang memuaskan
D = Kualitas produk terjaga
E = Modal tersedia
F = Inovasi produk
G = Pemberian kartu saran
H = Adanya harga khusus untuk menu pelajar
I = Program call back sebagai bentuk customer relationship
J = Layanan hotspot
2. Kelemahan
K = Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
L = Tidak memiliki layanaan delivery khusus
M = Pencapaian target penjualan belum stabil
N = Tenaga kerja tidak terspesialisasi
O = Penggunaan website belum optimal
P = Kegiatan promosi kurang gencar
Q = Area parkir kurang memadai
Pakar 1 : Bapak Iwan (Manajer Operasional)
A
A

B
2

C
1

D
2

E
2

F
2

G
2

H
1

I
1

J
2

K
3

L
2

M
2

N
1

O
2

P
2

Q
3

Total
30

Bobot
0.055

25

0.046

37

0.068

41

0.076

32

0.059

2
3

31

0.057

37

0.068

33

0.061

36

0.067

37

0.068

24

0.044

36

0.067

39

0.072

19

0.035

29

0.054

38

0.070

17

0.031

541

1.000

Pakar 2 : Bapak Didi (Supervisor Ali Baba Restaurant)


A
A

B
3

C
2
1

D
1

E
2

F
2

G
2

H
1

I
2

J
2

K
3

L
2

M
1

N
3

O
3

P
1

Q
3

Total
33

Bobot
0.060

25

0.046

38

0.069

40

0.073

30

0.055

34

0.062

37

0.068

33

0.060

36

0.066

32

0.059

26

0.048

33

0.060

39

0.071

19

0.035

30

0.055

3
1

42

0.077

20

0.037

547

1.000

Lampiran 3. Rata-Rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal


Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal
Faktor Eksternal
1. Perubahan pola dan gaya hidup
masyarakat
2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor
3. Peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat
4. Cukup tersedia angkatan kerja
5. Perkembangan kemajuan teknologi
6. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik
7. Hambatan masuk industri tinggi
8. Tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi
9. Kenaikan harga bahan baku
10. Banyaknya produk substitusi
11. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
12. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi
Total

Pakar 1

Pakar 2

Rata-rata

0.072
0.064

0.089
0.073

0.080
0.069

0.113
0.098
0.072

0.081
0.054
0.096

0.097
0.076
0.084

0.068
0.053

0.081
0.081

0.074
0.067

0.098
0.094
0.079
0.106
0.083

0.089
0.104
0.065
0.104
0.085

0.093
0.099
0.072
0.105
0.084
1.000

Lampiran 4. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal


Nilai Bobot Faktor Strategis Internal

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Faktor Internal
lokasi restoran yang strategis
Citarasa Internasional
Pelayanan konsumen yang memuaskan
Kualitas produk terjaga
Modal tersedia
Inovasi Produk

7. Pemberian kartu saran


8. Harga khusus untuk menu pelajar
9. Program call back sebagai bentuk customer
relationship
10. Layanan hotspot
11. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
12. Tidak memiliki layanan delivery khusus
13. Pencapaian target penjualan belum stabil
14. Tenaga kerja tidak terspesialisasi
15. Penggunaan website belum optimal
16. Kegiatan promosi kurang gencar
17. Area parkir kurang memadai
Total

Pakar 1

Pakar 2

Rata-Rata

0.06033

0.05545

0.05789

0.04571

0.04621

0.04596

0.06947

0.0684

0.068935

0.07313

0.07579

0.07446

0.05484

0.05915

0.056995

0.06216

0.0573

0.05973

0.06764

0.06839

0.068015

0.06033

0.061

0.060665

0.06581

0.06654

0.066175

0.0585

0.06839

0.063445

0.04753

0.04436

0.045945

0.06033

0.06654

0.063435

0.0713

0.07209

0.071695

0.03474

0.03512

0.03493

0.05484

0.05361

0.054225

0.07678

0.07024

0.07351

0.03656

0.03142

0.03399
1

Nilai Rating Faktor Strategis Internal

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Faktor Internal
lokasi restoran yang strategis
Citarasa Internasional
Pelayanan konsumen yang memuaskan
Kualitas produk terjaga
Modal tersedia
Inovasi Produk

7. Pemberian kartu saran


8. Harga khusus untuk menu pelajar
9. Program call back sebagai bentuk customer
relationship
10. Layanan hotspot
11. Belum memiliki sertifikasi halal dari
BPOM
12. Tidak memiliki layanan delivery khusus
13. Pencapaian target penjualan belum stabil
14. Tenaga kerja tidak terspesialisasi
15. Penggunaan website belum optimal
16. Kegiatan promosi kurang gencar
17. Area parkir kurang memadai

Pakar 1

Pakar 2

Rata-Rata

3.5

2.5

2.5

2.5

Lampiran 5. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategis


Faktor Strategis

Strategi 1
Responden

Faktor Internal
Kekuatan
1. lokasi restoran yang strategis
2.

Citarasa Internasional

3.

Pelayanan konsumen yang memuaskan

4. Kualitas produk terjaga


5. Modal tersedia
6. Inovasi Produk
7. Pemberian kartu saran
8. Harga khusus untuk menu pelajar
9. Program call back sebagai bentuk customer
relationship
10. Layanan hotspot
Kelemahan
1. Belum memiliki sertifikasi halal dari
BPOM
2. Tidak memiliki layanan delivery khusus
3. Pencapaian target penjualan belum stabil
4. Tenaga kerja tidak terspesialisasi
5. Penggunaan website belum optimal
6. Kegiatan promosi kurang gencar
7. Area parkir kurang memadai
Peluang
1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat

Ratarata

Strategi 2
Responden
1

Ratarata

Strategi 3
Responden
1

Ratarata

Strategi 4
Responden
1

Ratarata

Strategi 5
Responden
1

Ratarata

Strategi 6
Responden
1

Ratarata

2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor


3. Peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat
4. Cukup tersedia angkatan kerja
5. Perkembangan kemajuan teknologi
6. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik
7. Hambatan masuk industri tinggi
Ancaman
1. Tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi
2. Kenaikan harga bahan baku
3. Banyaknya produk substitusi
4. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

Lampiran 6. Hasil Matriks QSPM


Faktor Internal

Bobot

Kekuatan
lokasi restoran yang strategis

0.058

Citarasa Internasional

0.046

Pelayanan konsumen yang memuaskan

0.069

Kualitas produk terjaga

0.074

Modal tersedia

0.057

Inovasi Produk

0.06

Pemberian kartu saran

0.068

Harga khusus untuk menu pelajar

0.061

Program call back sebagai bentuk customer relationship

0.066

10. Layanan hotspot

0.063

Kelemahan
Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM

0.046

Tidak memiliki layanan delivery khusus

0.063

Pencapaian target penjualan belum stabil

0.072

Tenaga kerja tidak terspesialisasi

0.035

Penggunaan website belum optimal

0.054

Kegiatan promosi kurang gencar

0.074

Area parkir kurang memadai

0.034

Peluang
Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat

0.08

Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor

0.069

Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat

0.097

Strategi 1
AS

TAS

Strategi 2
AS

TAS

Strategi 3
AS

TAS

Strategi 4
AS

TAS

Strategi 5
AS

TAS

Strategi 6
AS

TAS

Cukup tersedia angkatan kerja

0.076

Perkembangan kemajuan teknologi

0.084

Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik


Hambatan masuk industri tinggi

0.074
0.067

Ancaman
Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi

0.093

Kenaikan harga bahan baku

0.099

Banyaknya produk substitusi

0.072

Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi

0.105

Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

0.084

Total

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan


Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Ali Baba
Restaurant, Bogor.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN


(STUDI KASUS ALI BABA RESTAURANT, BOGOR)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama

Pekerjaan/Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif dan
benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan
tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

Peneliti
Rini Dewi Ratnasari
H34076129

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

1. Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan


Kelemahan)
Petunjuk Pengisian
Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3
Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1
terhadap kolom 1 dan harus konsisten.
Faktor
Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total

G H

1.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Keterangan:
Kekuatan
= Lokasi restoran yang strategis
= Citarasa Internasional
= Pelayanan konsumen yang memuaskan
= Kualitas produk terjaga
= Modal tersedia
= Inovasi produk
= Pemberian kartu saran
= Adanya harga khusus untuk menu pelajar
= Program call back sebagai bentuk customer relationship
= Layanan hotspot

2.
K
L
M
N
O

Kelemahan
= Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
= Tidak memiliki layanaan delivery khusus
= Pencapaian target penjualan belum stabil
= Tenaga kerja tidak terspesialisasi
= Penggunaan website belum optimal

Total

P = Kegiatan promosi kurang gencar


Q = Area parkir kurang memadai
Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating
3. Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan
Ancaman)
Petunjuk Pengisian
Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3
Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1
terhadap kolom 1 dan harus konsisten.
Faktor
Eksternal

A B

G H

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total
Keterangan :
1.Peluang
A = Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat
B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor
C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor
D = Cukup tersedia angkatan kerja
E = Perkembangan kemajuan teknologi
F = Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik
G = Hambatan masuk industri tinggi
2. Ancaman
H = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi
I = Kenaikan harga bahan baku
J = Banyaknya produk substitusi
K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
L = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

Total

4. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan


dan Kelemahan)
1.1 Pemberian Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan
Petunjuk Pengisian
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara
memberikan tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing
Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing
Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan
perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis
dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kekuatan
Lokasi restoran yang strategis
Citarasa Internasional
Pelayanan konsumen yang memuaskan
Kualitas produk terjaga
Modal tersedia
Inovasi produk
Pemberian kartu saran
Adanya harga khusus untuk menu pelajar
Program call back sebagai bentuk customer
relationship
Layanan hotspot

1.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan


Petunjuk Pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara
memberikan kelemahan tanda (V) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian beringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing
Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing

Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing


Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing
Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan
perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini faktor-faktor
kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7

Kelemahan
Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
Tidak memiliki layanaan delivery khusus
Pencapaian target penjualan belum stabil
Tenaga kerja tidak terspesialisasi
Penggunaan website belum optimal
Kegiatan promosi kurang gencar
Area parkir kurang memadai

2. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang


dan Ancaman)
2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan
Petunjuk Pengisian
a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam
meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada
pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Skala 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut
kurang
Skala 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata
Skala 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas ratarata
Skala 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut
superior.
Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi
peluang tersebut :

Peluang
No
1
Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat
2
Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor
3
Peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat kota Bogor
4
Cukup tersedia angkatan kerja
5
Perkembangan kemajuan teknologi
6
Peningkatan jumlah wisatawan asing dan
domestik
7
Hambatan masuk industri tinggi

2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan


Petunjuk pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha
dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan
tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior
Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata
Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata
Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang
Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi
ancaman tersebut:
No
Ancaman
1
Tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi
2
Kenaikan harga bahan baku
3
Banyaknya produk substitusi
4
Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
5
Tingkat persaingan dalam industri restoran
tinggi
6
Kenaikan harga bahan baku
7
Banyaknya produk substitusi

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)


Alternatif Strategi Pemasaran Ali Baba Restaurant, Bogor.
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI
PEMASARAN ALI BABA RESTAURANT
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
(STUDI KASUS ALI BABA RESTAURANT, BOGOR)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama

Pekerjaan/Jabatan

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif dan
benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan
tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti
Rini Dewi Ratnasari
H34076129

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Penentuan Alternatif Strategi dengan QSPM


Tujuan:
Untuk menunjukan kemenarikan relatif dan alternatif-alternatif yang
dihasilkan dari matriks SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat
untuk dihasilkan terlebih dahulu oleh perusahaan.
Alternatif Strategi yang dihasilkan dari Analisis SWOT
a. Strategi 1 : Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi
seperti membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan.
b. Strategi 2 : Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan
website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan
kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon
pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen
yang berulang tahun.
c. Strategi 3: Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan
kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas
dan terarah.
d. Strategi 4 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik
dengan pemasok.
e. Strategi 5 : Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya
seminimal mungkin sehingga dapat menurunkan harga jual.
f. Strategi 6 : Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang
memadai dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga
kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari
BPOM.
Petunjuk Pengisian:
Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis berpengaruh pada
alternatif strategi yang ada. Jika jawabannya tidak maka kolom AS tidak perlu
diisi, jika jawabannya ya maka kolom AS diisi dengan:
4 = jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
3 = jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
2 = jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap
alternatif lain.
1 = jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap
alternatif lain.

Matriks QSP
Faktor Kunci
Internal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total
Prioritas Strategi

Bob
ot

Strategi 1
AS TAS

Startegi 2
AS TAS

Strategi 3
AS TAS

Strategi 4
AS TAS

Strategi 5
AS TAS

Strategi 6
AS TAS

Bob
ot

Strategi 1
AS TAS

Startegi 2
AS TAS

Strategi 3
AS TAS

Strategi 4
AS TAS

Strategi 5
AS TAS

Strategi 6
AS TAS

Matriks QSP
Faktor Kunci
Eksternal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total
Prioritas Strategi

Lampiran 9. Produk Makanan Ali Baba Restaurant

Lampiran 10. Fasilitas Pendukung Ali Baba Restaurant

Lampiran 11. Daftar Menu & Harga Ali Baba Restaurant


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.

MENU
Appetizer

Arabic Salad
Fruit Zalata
Caesar Classic
Ali Baba Salad / Chef Salad
Corn Soup
Soup Maraq
Alibaba Vegetables Soup
Shorbat Dajaj/Chicken Cream Soup
Main Course
Riz Choices Chicken
Chiken Mashwi
Shis Thouq
Gulai Kambing Kacang Hijau
Dajaj Steak
Madhbie Steak
Awsal
Laham or Chicken Kebuli
Lamb/Beef Shawarma
Masak Tambi
Shis Kebab
Arabic Chicken Biryani / Zoorbian
Chicken Marocco
Mixed Kebab
Light Snack
Beef Sambousa
Shanklish/Arabic Spring Roll
Garlic Bread
French fries
Calamari
Mix Snack
Onion Ring
Chicken Wing
Side Order
Khubus
Hummus
Mottabal
From The Western Kitchen
Ali Baba Sandwich
Ali Baba Burger
Ivanno Hotdog
Spicy lamb Grilled
Chicken Cordon Bleu
Ali Baba Ommelete
Belmiro Chicken Grill
Lamb Grill
Chicken Grill
Spagetti Arabian
Spagetti Aglio-lio
Desserts
Roti Maryam
Assorted Ice Cream

Harga (Rp)
15.000
15.000
18.000
18.000
18.000
25.000
15.000
18.000
25.000
35.000
32.000
35.000
35.000
40.000
40.000
40.000
40.000
30.000
40.000
40.000
22.500
38.000
12.000
15.000
10.000
15.000
27.500
22.500
10.000
15.000
10.000
25.000
28.000
22.500
22.500
25.000
25.000
37.500
22.500
32.500
35.000
25.000
25.000
22.500
12.000
12.000

3.
4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Banana split
Mixed Slice Fruits
Beverages
Hot Cappucino
Ice cappuccino
Arabian Coffee
Syai
Syai Anahna
Green Syai
Ali Baba Tea
Ginger Tea
Arabian Hot Chocolate
Syai Bil Halib (2 person)
Syai Bil Halib (4 person)
Cinnamon Tea
Deris Health Drink
All Kind Juices
Soft Drink

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ali Baba Sunset Punch


Aladdin
Corniche Pink
Oasis On Dessert
Ali Baba Punch
Jameel
Lemon Tea

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Vanilla Shake
Strawberry Shake
Chocco Shake
Orange Shake
Ali Baba Shake
Mango Shake
Shisha

15.000
10.000
12.000
12.000
9.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
15.000
18.000
18.000
12.000
12.000
8.000
Mocktail

Shake N Shake

18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
10.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
35.000

Lampiran 12. Denah Lokasi Ali Baba Restaurant

/0
!

+ ,

*
+
"

/)!,

!
+
!
+
!

!
.
"#
$ #

%
!
$
&
'
&
(
"
)

Anda mungkin juga menyukai