Anda di halaman 1dari 65

PENGELOLAAN WISATA ECO GREEN PARK

DI KOTA BATU JAWA TIMUR

DIAH LESTARI

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir Pengelolaan Wisata Eco Green
Park Di Kota Batu Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2019

Diah Lestari
NIM J3M116029
RINGKASAN

DIAH LESTARI. Pengelolaan Wisata Eco Green Park di Kota Batu, Jawa Timur.
Dibimbing oleh ANDINI TRIBUANA TUNGGADEWI.

Eco Green Park (EGP) merupakan taman satwa khusus burung yang
berupaya merawat dan mengembangbiakan satwa berdasarkan etika dan kaidah
kesejahteraan satwa yang dipelihara sebagai sarana perlindungan dan pelestarian
jenis. EGP memiliki luas sekitar 7 hektar dan ditambah area parkir 1 hektar Selain
itu, EGP juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta rekreasi.
Tujuan dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah menguraikan
pengelolaan wisata yang dilakukan di EGP, mengidentifikasi partisipasi
masyarakat sekitar EGP dan persepsi pengunjung terhadap wisata EGP dan
menghitung daya dukung area wisata EGP. Metode identifikasi pengelolaan
kegiatan wisata dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan
pihak pengelola. Metode identifikasi partisipasi masyarakat sekitar dan persepsi
pengunjung dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan responden
(masyarakat sekitar 50 orang, pengunjung 180 orang). Metode identifikasi daya
dukung kawasan dilakukan dengan cara observasi langsung.
PT. Bunga Wangsa Sedjati atau Jatim Park Grup mengembangkan obyek
wisata terbaru yaitu EGP. EGP merupakan lembaga konservasi yang tergabung
dalam Jatim Park Group, sebelum adanya EGP terdapat wisata bird park di Jatim
Park 1. Jatim Park Group bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dalam mengembangkan lembaga konsevasi EGP, sehingga bird
park yang awalnya berada di Jatim Park 1 dikembangkan menjadi EGP yang
merupakan lembaga konservasi taman satwa khusus burung. Komitmen Jatim
Park Group untuk menciptakan taman belajar dan rekreasi merupakan salah satu
latar belakang dibangunnya EGP. EGP diresmikan tanggal 1 Juli 2012 dengan
memiliki luas area 7 hektar dan area parkir seluas 1 hektar, sementara itu proyek
pembangunan wisata EGP sudah dimulai pada tahun 2011.
Bentuk kegiatan wisata di EGP memiliki unsur konservasi (pertunjukan
burung, foto bersama burung), pendidikan (eco science center, rumah hidroponik)
dan budaya (miniatur candi). Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan wisata EGP
hingga saat ini baru terwujud dalam bentuk kerja bakti yang dilakukan di
lingkungan sekitar EGP. Persepsi pengunjung terhadap kegiatan wisata EGP
sebagian besar merasa senang, nyaman dan menilai sarana prasarana yang ada
sudah baik. Daya dukung area wisata EGP terhadap jumlah pengunjung yaitu 155
orang/hari sampai dengan 581 orang/hari dengan kebutuhan areal per orang dalam
satu hari kunjungan adalah 137.68 m2 sampai dengan 516.77 m2.

Kata kunci : Eco Green Park, partisipasi masyarakat, pengelolaan wisata


PENGELOLAAN WISATA ECO GREEN PARK
DI KOTA BATU JAWA TIMUR

DIAH LESTARI

Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuia-
Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) serta telah memberikan kelancaran dalam
penulisan dan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Pengelolaan Wisata Eco
Green Park Di Kota Batu Jawa Timur dengan baik. Penyelesaian tugas akhir
dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtua, Bapak Kusumohadi dan Ibu Boedi Setijawati serta kakak
penulis Imam Arief dan keluarga yang selalu memberikan doa dan
dukungan untuk penulis.
2. Ibu Andini Tribuana Tunggadewi, MSi selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan nasihat dalam
melaksanakan PKL dan penyusunan Tugas Akhir.
3. Ibu drh Nani Yuliati selaku pembimbing lapang yang senantiasa
memberikan ilmu, arahan dan bimbingannya selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Eco Green Park.
4. Ibu drh Bachtiari Hary Pravitasari, ibu drh Elvi Dwi Yunitasari dan bapak
Elfasurya Anggakusuma Setyawan, SSi selaku pegawai di Eco Green Park
yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan PKL.
5. Mas Dwi Wahyono dan Mas Tutriyan Nofan selaku pegawai di Eco Green
Park yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan PKL.
6. Dosen dan Asisten dosen Program Studi Teknik dan Manajamen
Lingkungan atas ilmu yang telah diberikan
7. Magdalena Martogi Galingging dan Rita Puspitasari selaku teman
seperjuangan PKL di Eco Green Park.
8. Teman-teman penulis, Mutia Annisya, Dara Khairunnisa, Femi Azhari,
Hanna Maria, Nur Aina, Puput Ariesta, Tania Tiarawanti, Sarah Ahmad,
Kenia Atma, Debora Sonya, yang selalu membantu dan memberikan
dukungan.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 53 Teknik dan Manajamen
Lingkungan atas doa, semangat, dukungan, serta kerjasamanya selama
perkuliahan dan penyusunan Tugas Akhir ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan dari semua
pihak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir masih
banyak kekurangan. Penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Mei 2019

Diah Lestari
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Manfaat 2
2. METODE KERJA 2
2.1 Tempat dan Waktu PKL 2
2.2 Ringkasan Metode Kerja 2
2.3 Jenis dan Sumber Data 3
2.4 Metode Pengumpulan Data 4
2.5 Metode Analisis Data 4
2.6 Tinjauan Pustaka 6
3. KONDISI UMUM 9
3.1 Gambaran Umum EGP 9
3.2 Visi dan Misi Pengelolaan EGP 10
3.3 Struktur Organisasi EGP 11
4. PENGELOLAAN WISATA ECO GREEN PARK DI KOTA 13
BATU JAWA TIMUR 13
4.1 Pengelolaan Wisata di Eco Green Park 13
4.2 Partisipasi Masyarakat dan Persepsi Pengunjung 26
4.3 Daya Dukung Area Wisata EGP 30
5. SIMPULAN DAN SARAN 31
5.1 Simpulan 31
5.2 Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32

DAFTAR TABEL

1 Ringkasan Metode Kerja 2


2 Jenis dan Sumber Data 3
3 Harga Tiket Masuk Eco Green Park 19
4 Harga Tiket Parkir Eco Green Park 19
5 Karakteristik Responden 26
6 Karakteristik Responden 28
7 Hasil Perhitungan Daya Dukung Area Wisata EGP 30
8 Jumlah Pengunjung Setiap Tahun 43
9 Hasil Wawancara Pengunjung 44
10 Hasil Wawancara Masyarakat 46
DAFTAR GAMBAR

1 Peta Lokasi EGP 10


2 Struktur Organisasi EGP 12
3 Kegiatan wisata pengamatan satwa 14
4 Kegiatan memberi makan burung 14
5 Pertunjukan burung 15
6 Foto bersama burung 15
7 Eco scinece center 16
8 Wahana mengolah sampah 17
9 Taman biogas 17
10 Rumah hidroponik 18
11 Miniatur candi 18
12 Gerbang utama 20
13 Tempat Parkir 20
14 Shuttle 21
15 Pusat Informasi dan Loket 21
16 Petunjuk Arah (a) dan Peta Area (b) 22
17 E-bike Station 22
18 Minimarket 23
19 Toilet 23
20 Mushola 24
21 Tempat Sampah 24
22 Food Court (a) dan Snack Corner (b) 25
23 Pondok Teduh 25
24 Area Merokok 26
25 Water Outbound 26
26 Penilaian masyarakat sekitar terkait dampak kegiatan wisata EGP; (a) dampak
lingkungan (b) dampak sosial ekonomi budaya 27
27 Harapan masyarakat sekitar EGP 28
28 Motivasi pengunjung berdasarkan ketertarikan objek wisata; (a) saat weekday
(b) saat weekend 29
29 Persepsi Pengunjung Berdasarkan Kenyamanan (a) Kesan (b) dan Kondisi
Sarana Prasarana (c) 30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi Hasil Praktik Kerja Lapangan 35


2 Peta Area EGP 36
3 Kuesioner Pengunjung 37
4 Kuesioner Pengelola 40
5 Kuesioner Masyarakat 41
6 Data Jumlah Pengunjung EGP 43
7 Perhitungan Daya Dukung Kawasan 43
8 Perhitungan Jumlah Responden Pengunjung 43
9 Tabulasi Hasil Wawancara Pengunjung 44
10 Tabulasi Hasil Wawancara Masyarakat 46
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Batu merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang sangat
gencar mengembangkan potensi pariwisatanya, terlihat dalam waktu lima tahun
terakhir, Kota Batu menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia (Mustari
2015). Pengembangan potensi pariwisata di Kota Batu merupakan program
pemerintah Kota Batu yaitu Kota Wisata Batu (KWB), untuk menjadikan Kota
Batu lebih berkembang, maju dan makmur (Mustari 2015). Manfaat program
KWB yang dijalankan pemerintah Kota Batu telah meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitarnya, terlihat dari turunnya angka pengangguran pada tahun
2017 menjadi 2.26% dari 4.29% pada tahun 2015 (BPS 2018).
Manfaat lainnya dari program KWB juga turut dirasakan pemerintah
setempat, berupa peningkatan pendapatan daerah (PAD) pada tahun 2017
meningkat menjadi Rp 113.85 milyar dari Rp 83.69 milyar pada tahun 2015 (BPS
2018). Pariwisata saat ini merupakan bisnis unggulan, karena sebagian orang
membutuhkan hiburan untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan
menghabiskan waktu luang (leisure) (Amalia 2014). Bersamaan dengan itu
kelestarian lingkungan wisata itu sendiri juga menjadi hal penting untuk
diperhatikan agar senantiasa berlanjut, tidak hanya dari sisi wisatanya saja tetapi
juga lingkungan sekitarnya (fisik maupun sosial-ekonomi masyarakat).
Berdasarkan itu, “pariwisata” masa kini telah berkembang dengan
mempertimbangkan aspek “ekologis” dalam pelaksanaannya sehingga
terwujudlah pemanfaatan sumberdaya alam (wisata) yang berkelanjutan.
Perubahan paradigma dalam bidang wisata, memunculkan istilah ekowisata,
menjadikan kegiatan wisata harus senantiasa beriorientasi pada lingkungan.
Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan “ekowisata” antara lain
(Page dan Dowling 2002): secara ekologis harus berkelanjutan, memiliki nilai
pendidikan, menyertakan konstribusi masyarakat lokal dan menciptakan kepuasan
wisatawan.
Destinasi wisata di Kota Batu sangat beragam yaitu Jawa Timur Park 1,
Jawa Timur Park 2, Jawa Timur Park 3, Museum Angkut, Dino Park dan Eco
Green Park. Salah satu tempat wisata di Kota Batu yang menggunakan konsep
wisata berbasis ekologi adalah Eco Green Park (EGP). Aktivitas wisata EGP
sendiri dijalankan berbasis konservasi burung yang diharapkan akan menjadi
pelindung populasi burung dari kepunahan akibat pemburuan liar dan rusaknya
habitat asli satwa bersangkutan di alam.

1.2 Tujuan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di EGP bertujuan sebagai berikut:


1. Menguraikan pengelolaan wisata yang dilakukan di EGP.
2. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat sekitar EGP dan persepsi
pengunjung terhadap wisata EGP.
3. Menghitung daya dukung area wisata EGP.
2

1.3 Manfaat

Kegiatan Praktik Kerja Lapang diharapkan bermanfaat bagi keilmuan dan


EGP. Manfaat yang diharapkan yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui secara langsung mengenai kegiatan pengelolaan
wisata di EGP, Kota Batu.
2. Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung dan masyarakat
sekitar yang berpengaruh terhadap pengelolaan wisata di EGP, Kota Batu.
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi tempat Praktik Kerja Lapang dengan Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor.

2. METODE KERJA

2.1 Tempat dan Waktu Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Eco Green Park, Jalan Oro-
oro Ombo No. 9A, Sisir, Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Kegiatan PKL
dilaksanakan selama dua bulan, dari tanggal 4 Februari sampai dengan 4 April
2019.

2.2 Ringkasan Metode Kerja

Metode kerja yang digunakan untuk memenuhi kegiatan PKL, secara jelas
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Ringkasan Metode Kerja
Tujuan Parameter Uraian Metode Output
Menguraikan Pelaksanaan 1. Bentuk 1. Metode pengumpulan Pengelolaan
pengelolaan kegiatan Kegiatan data dilakukan dengan objek
wisata di EGP wisata di EGP Wisata metode observasi wisata di
2. Pengelolaan langsung di lapangan EGP, Kota
Tiket 2. Metode analisis data Batu
3. Fasilitas secara kualitatif dan
Wisata kuantitatif
Mengidentifikasi 1. Masyarakat 1. Karakteristik 1. Metode pengumpulan Partisipasi
partisipasi sekitar masyarakat data dilakukan dengan masyarakat
masyarakat sekitar observasi dan sekitar dan
sekitar dan 2. Partisipasi wawancara langsung persepsi
persepsi masyarakat terhadap responden pengunjung
pengunjung sekitar yaitu masyarakat terhadap
terhadap wisata 3. Harapan sekitar dan pengunjung wisata EGP,
EGP masyarakat EGP. Masyarakat Kota Batu
sekitar sekitar yang menjadi
2. Masyarakat 1. Karakteristik responden adalah
pengunjung pengunjung, masyarakat yang
2. Motivasi dan tinggal di dekat atau
harapan sekitar EGP sebanyak
3

(Lanjutan Tabel 1 Ringkasan Metode Kerja)


Tujuan Parameter Uraian Metode Output
pengunjung, 50 KK. Jumlah
3. Motivasi dan pengunjung yang
harapan menjadi responden
pengunjung sebanyak 180 orang
4. Persepsi (masing-masing pada
pengunjung weekday dan weekend
90 orang) ditentukan
menggunakan rumus
slovin.
n=
2. Metode analisis data
secara kualitatif dan
kuantitatif
Menghitung daya Jumlah 1. Kebutuhan 1. Metode pengumpulan Daya
dukung area Pengunjung areal data dilakukan dengan dukung
wisata EGP. EGP 2. Kebutuhan observasi langsung di kawasan
areal per lapangan. Data EGP
orang dianalisis untuk
3. Daya mengetahui kebutuhan
dukung areal, kebutuhan areal
kawasan per orang dan daya
dukung kawasan.
Kebutuhan areal
KA =

Kebutuhan areal per


orang

KA (o) =

Daya dukung kawasan

DD =

2. Metode analisis data


secara kualitatif dan
kuantitatif

2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk memenuhi tujuan PKL, terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pengamatan
selama kegiatan PKL. Data sekunder diperoleh dari pihak lembaga atau instansi
terkait atau berasal dari studi literature. Jenis dan sumber data yang diambil dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Uraian Data Sumber Data
Data Primer 1. Bentuk kegiatan wisata Observasi langsung di lapangan
2. Fasilitas wisata
3. Karakteristik masyarakat sekitar
4

(Lanjutan Tabel 2 Jenis dan Sumber Data)


Jenis Data Uraian Data Sumber Data
4. Partisipasi masyarakat sekitar
5. Harapan masyarakat sekitar
6. Karakteristik pengunjung
7. Motivasi dan harapan pengunjung
8. Persepsi pengunjung
Data Sekunder 1. Pengelolaan tiket 1. Data dari Eco Green Park
2. Kebutuhan areal 2. Studi literatur
3. Kebutuhan areal per orang
4. Daya dukung kawasan
Sumber : Dokumen pribadi, 2019

2.4 Metode Pengumpulan Data

2.4.1 Pengelolaan Wisata EGP


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui pengelolaan
wisata EGP adalah observasi langsung di lapangan. Observasi bertujuan untuk
mengamati bentuk kegiatan wisata, pengelolaan tiket dan fasilitas wisata di
kawasan EGP.

2.4.2 Partisipasi Masyarakat Sekitar dan Persepsi Pengunjung


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui partisipasi
masyarakat sekitar dan persepsi pengunjung adalah observasi dan wawancara
langsung terhadap responden yaitu masyarakat sekitar dan pengunjung EGP.
Masyarakat sekitar yang menjadi responden adalah masyarakat yang tinggal di
dekat atau sekitar EGP sebanyak 50 KK. Jumlah pengunjung yang menjadi
responden sebanyak 180 orang (masing-masing pada weekday dan weekend 90
orang). Jumlah pengunjung yang menjadi responden ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin yaitu
n=

Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Total populasi
e : Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir

2.4.3 Daya Dukung Kawasan


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui daya dukung
kawasan adalah observasi langsung di lapangan. Observasi langsung di lapang
bertujuan untuk mengetahui luasan area area wisata EGP dan jumlah pengunjung
per tahun. Data dianalisis untuk mengetahui kebutuhan areal, kebutuhan areal per
orang dan daya dukung kawasan.

2.5 Metode Analisis Data

2.5.1 Pengelolaan Wisata EGP


5

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengelolaan wisata


EGP adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk
menganalisis data hasil obersevasi lapang seperti bentuk kegiatan wisata,
pengelolaan tiket dan fasilitas wisata di EGP. Metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui jumlah pengunjung perhari selama tiga minggu dengan menghitung
langsung di pintu masuk EGP.

2.5.2 Partisipasi Masyarakat Sekitar dan Persepsi Pengunjung


Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui partisipasi
masyarakat sekitar dan persepsi pengunjung adalah secara kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara
partisipasi masyarakat sekitar dan persepsi pengunjung. Metode kuantitatif berupa
statistik sederhana dari hasil wawancara masyarakat sekitar dan pengunjung EGP.

2.5.3 Daya Dukung Kawasan


Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui daya dukung
kawasan adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan
untuk menganalisis data hasil perhitungan daya dukung kawasan. Metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui data terkait daya dukung kawasan yaitu
kebutuhan areal, kebutuhan areal per orang dan daya dukung kawasan, untuk
mengetahui kebutuhan areal, kebutuhan areal per orang dan daya dukung kawasan
dengan persamaan :
1. Kebutuhan Areal

KA =
Keterangan:
KA : Kebutuhan areal (m²)
D : Rata-rata jumlah kunjungan per tahun
CD : Jumlah hari dalam setahun yang digunakan untuk rekreasi (Akhir
minggu + Hari libur nasional)
L : Luas areal yang dibutuhkan per orang termasuk tempat parkir
berdasarkan standar Douglass
TF : Turnover Factor berdasarkan standar Douglass 43.560 ft² atau
0.001 adalah konstanta
2. Kebutuhan Areal Per Orang

KA (o) =
Keterangan:
KA (o) : Kebutuhan areal (m2/orang/hari)
KA : Kebutuhan areal (m2)
D : Rata-rata jumlah kunjungan per hari
3. Daya Dukung Kawasan

DD =

Keterangan:
6

DD : Daya Dukung Kawasan (m2/orang/hari)


Luas Efektif : Luas areal yang digunakan untuk rekreasi (m2)
KA(o) : Kebutuhan areal (m2/orang/hari)

2.6 Tinjauan Pustaka

2.6.1 Taman Satwa


Berdasarkan peraturan yang mendasari yaitu Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia (Permenhut RI) No. P.31/Menhut-II/2012 Tentang Lembaga
Konservasi pada Pasal 1 ayat 8 dijelaskan bahwa taman satwa adalah tempat
pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 2 (dua) kelas taksa pada areal dengan
luasan sekurang-kurangnya 2 (dua) hektar.
Berdasarkan Permenhut RI No. P.31/Menhut-II/2012 pada Pasal 11 kriteria
taman satwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f yaitu lembaga
konservasi dapat terbentuk taman satwa terdiri atas :
a. Memiliki jenis satwa yang dikoleksi sekurang-kurangnya 2 (dua) kelas taksa
b. Memiliki luas areal sekurang-kurangnya 2 (dua) hektar
c. Memiliki jenis satwa yang dilindungi, satwa yang tidak dilndungi dan/atau
satwa asing
d. Memiliki sarana pemeliharaan dan perawatan satwa, sekurang-kurangnya
terdiri atas :
1) Kandang pemeliharaan
2) Kandang perawatan
3) Kandang pengembangbiakan
4) Kandang sapih
5) Kandang peragaan
6) Areal bermain satwa
7) Gudang pakan dan dapur
8) Naungan untuk satwa
9) Prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain
e. Memiliki fasilitas kesehatan, sekurang-kurangnya terdiri atas :
1) Karantina satwa
2) Klinik
3) Laboratorium
4) Koleksi obat
f. Memiliki fasilitas pelayanan pengunjung, sekurang-kurangnya terdiri atas:
1) Pusat informasi
2) Toilet
3) Tempat sampah
4) Petunjuk arah
5) Peta dan informasi satwa
6) Parkir
7) Kantin/ restoran
8) Toko cindera mata
9) Shelter
10) Loket
11) Pelayanan umum
7

g. Memiliki tenaga kerja permanen sesuai bidang keahliannya, sekurang-


kurangnya terdiri atas :
1) Dokter hewan
2) Tenaga paramedis
3) Penjaga/ perawat satwa (animal keeper)
4) Tenaga keamanan
5) Pencatat silsilah (studbook keeper)
6) Tenaga administrasi
7) Tenaga pendidikan konservasi
h. Memiliki fasilitas kantor pengelola
i. Memiliki fasilitas pengelolaan limbah

2.6.2 Ekowisata
Ekowisata didefinisikan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990)
dalam Fennel (1999) sebagai suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang
dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan
dan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata awalnya hanya dilakukan oleh
wisatawan pecinta alam yang menginginkan daerah tujuan wisata, budaya dan
kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Ekowisata merupakan wisata
berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan
sumberdaya alam dan industri kepariwisataan (META 2002).
Ekowisata dapat dikatakan perjalanan wisata menuju suatu lingkungan (baik
alami maupun buatan), juga termasuk budaya yang bersifat informatif dan
partisipatif bertujuan untuk menjamin kelestarian alam maupun sosial budaya.
Ekowisata berfokus pada tiga hal mendasar yaitu memberikan manfaat ekonomi ,
keberlanjutan ekologi atau alam, serta dapat diterima dalam kehidupan sosial
masyarakat (Irwanda 2018). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan
Ekowisata di Daerah pada Pasal 1 ayat 1 dijelaskan Ekowisata adalah kegiatan
wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur
pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi
sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Berdasarkan Permendagri Nomor 33 Tahun 2009 pada Pasal 3 prinsip
pengembangan ekowisata meliputi:
a. kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;
b. konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara
lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;
c. ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan
menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan
usaha ekowisata dapat berkelanjutan;
d. edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi
seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen
terhadap pelestarian lingkungan dan budaya;
e. memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;
f. partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan
menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar
kawasan; dan
8

g. menampung kearifan lokal.

2.6.3 Wisatawan
Menurut WTO (1995) dalam Oktora (2012) wisatawan adalah orang yang
melakukan perjalanan dan tinggal pada suatu tempat di luar lingkungan tempat
tinggalnya selama tidak lebih dari satu tahun baik untuk liburan, urusan bisnis dan
tujuan lain yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibayar
dari dalam tempat yang dikunjungi. Wisatawan adalah orang-orang yang
melakukan kegiatan wisata (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009).
Colvin (1991) dalam Ramadhani (2010) menggambarkan salah satu tipe
pengunjung ekowisata sebagai seorang “sains” (berilmu pengetahuan) dengan
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Kebutuhan yang mendalam akan pengalaman yang asli.
b. Mempertimbangkan pengalaman yang bermanfaat, baik manfaat secara
pribadi maupun manfaat secara sosial.
c. Tidak menyukai perjalanan dengan kelompok tour dalam jumlah yang besar
dalam sebuah program/acara wisata yang menantang.
d. Mencari tantangan yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental.
e. Mengharapkan interaksi dengan kehidupan lokal dan mempelajari
kebudayaan setempat.
f. Mudah menyesuaikan diri, seringkali lebih suka menggunakan akomodasi
pedesaan.
g. Toleransi terhadap ketidaknyamanan.
h. Suka melibatkan diri, tidak berperilaku pasif.
i. Lebih suka membayar untuk ”pengalaman” daripada untuk ”kenyamanan”.

2.6.4 Masyarakat
Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab syaraka yang berarti ikut serta,
berpartisipasi atau musyaraka yang berarti saling bergaul (Basrowi 2005 dalam
Rahmawati 2017). Menurut Suharto (2005) dalam Nurmeilita (2010) masyarakat
adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan yang sama atau menyatu satu
sama lain karena mereka saling berbagi identitas, kepentingan-kepentingan yang
sama, perasaan yang sama, dan biasanya satu tempat yang sama. Definisi lain,
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang
memiliki keempat ciri yaitu interaksi antar warga-warganya, adat istiadat,
kontinuitas waktu, rasa identitas kuat yang mengikat semua warga
(Koentjaraningrat 2009).
Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat
tertentu, saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama, mempunyai adat
istiadat dan aturan-aturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah
kebudayaan. Masyarakat juga merupakan sistem sosial yang terdiri dari sejumlah
komponen struktur sosial yaitu keluarga, ekonomi, pemerintah, agama,
pendidikan, dan lapisan sosial yang terkait satu sama lainnya, bekerja secara
bersama-sama, saling berinteraksi, berelasi, dan saling ketergantungan (Jabrohim
2004 dalam Ristiana 2012).
9

Pembangunan ekowisata memiliki peran yang cukup penting terhadap suatu


wilayah. Peran penting pembangunan ekowisata sangat terkait pada kelestarian
alam dan kesejahteraan masyarakat lokal (Fahriansyah dan Yoswati 2012). Dalam
pengelolaan kawasan ekowisata, peran serta masyarakat setempat tidak bisa
diabaikan. Mereka lebih tahu dari pada pendatang yang punya proyek karena itu
keterlibatan mereka dalam persiapan dan pengelolaan kawasan sangat diperlukan.
Mereka lebih mengetahui dimana sumber mata air yang banyak, ahli tentang
tanaman dan buah-buahan yang bisa dimakan untuk keperluan obat, tahu mengapa
binatang pindah tempat pada waktu-waktu tertentu, sangat mengerti mengapa
semut berbondong-bondong, meninggalkan sarangnya, karena takut banjir yang
segera datang (Aziz 2008).
Salah satu faktor yang mampu mendorong keterlibatan masyarakat adalah,
terciptanya persepsi positif dari masyarakat, khususnya yang terkait dengan aspek
nilai tambah yang mampu diberikan pariwisata kepada perekonomian masyarakat.
Untuk itu kesadaran masyarakat perlu dibangkitkan melalui berbagai sosialisasi,
serta ditindaklanjuti dengan upaya mempersiapkan masyarakat untuk menangkap
peluang adanya pengembangan ekowisata (Aziz 2008).

2.6.5 Daya Dukung Kawasan


Pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan wisata memerlukan konsep
daya dukung sebagai pertimbangan. Daya dukung sendiri merupakan konsep
dasar dalam pengelolaan sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan
suatu area yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor alami untuk daya tahan
lingkungan Hendee et al. (1978). Daya dukung wisata alam merupakan konsep
dasar yang dikembangkan dalam pemanfaatan jasa sumber daya alam dan
lingkungan yang lestari. Lebih lanjut Hawkins et al. (2005) menjelaskan bahwa
konsep ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meminimalisir
kerusakan sumber daya dan lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan
sumber daya alam yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitif.
Daya dukung kawasan dapat menentukan kualitas kepuasan serta
kenyamanan pengunjung dalam menikmati keindahan alam di area wisata yang
dikunjungi. Hal ini dikarenakan daya dukung obyek wisata memiliki kaitan yang
erat dengan jumlah pengunjung yang mengunjungi obyek wisata tersebut.
Tentunya wisatawan membutuhkan suasana yang tenang untuk dapat menikmati
keindahan alam sehingga daya dukung yang terlampaui pada suatu obyek wisata
dapat mengurangi kenyamanan dan kepuasan wisatawan akibat banyaknya
wisatawan (Firmansyah 2018).

3. KONDISI UMUM

3.1 Gambaran Umum EGP

3.1.1 Letak Geografis dan Kondisi Iklim EGP


EGP terletak di Jalan Oro-Oro Ombo No. 9A, Kelurahan Sisir, Kecamatan
Batu, Kota Batu, Jawa Timur. EGP memiliki luas sekitar 7 hektar dan ditambah
10

area parkir 1 hektar. Jadi, total luasan area EGP yaitu 8 hektar. Peta lokasi EGP
ditunjukkan pada Gambar 2.
Kondisi iklim Kota Batu mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2017 Kota Batu memiliki suhu
minimum 19 ºC dan suhu maksimum 29 ºC dengan kelembaban udara sekitar 77 -
98% (BPS 2018).

Gambar 1 Peta Lokasi EGP


Sumber: Google Maps

3.1.2 Latar Belakang Berdirinya EGP


PT. Bunga Wangsa Sedjati atau Jatim Park Grup mengembangkan obyek
wisata terbaru yaitu EGP. EGP merupakan lembaga konservasi yang tergabung
dalam Jatim Park Group, sebelum adanya EGP terdapat wisata bird park di Jatim
Park 1. Jatim Park Group bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dalam mengembangkan lembaga konservasi EGP, sehingga bird
park yang awalnya berada di Jatim Park 1 dikembangkan menjadi EGP yang
merupakan lembaga konservasi taman satwa khusus burung. Komitmen Jatim
Park Group untuk menciptakan taman belajar dan rekreasi merupakan salah satu
latar belakang dibangunnya EGP. EGP diresmikan tanggal 1 Juli 2012 dengan
memiliki luas area 7 hektar dan area parkir seluas 1 hektar, sementara itu proyek
pembangunan wisata EGP sudah dimulai pada tahun 2011.

3.2 Visi dan Misi Pengelolaan EGP

3.2.1 Visi
Visi Pengelolaan EGP yaitu mengurangi jumlah angka pengangguran di
Kota Wisata Batu, mewujudkan pemerataan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat Kota Wisata Batu, meningkatkan sirkulasi keungan di Kota Wisata
Batu, meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan anak bangsa, mempertahankan
11

kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup atau ekosistem, mewujudkan


pembangunan umum Kota Wisata Batu.

3.2.2 Misi
Misi Pengelolaan EGP yaitu mengupayakan wahana yang menyajikan
keagungan, keindahan, dan keanekaragaman flora dan fauna ciptaan Tuhan,
membangun wahana pariwisata dengan menciptakan lapangan kerja yang
menyerap tenaga kerja (meskipun bukan padat karya) khususnya dari wilayah
sekitar, membangun kawasan pariwisata yang berdampak peningkatan sosial
ekonomi masyarakat, seperti memberikan kesempatan berdagang bagi warga
sekitar yang akan diatur bersama-sama Pemerintah Kota Wisata Batu,
mempertahankan, menambah, dan mengembangkan obyek-obyek wisata di Kota
Wisata Batu sehingga wisatawan akan lebih banyak membayar pajak serta
membelanjakan uang di Kota Wisata Batu, mengadakan dan melengkapi wahana
EGP dengan berbagai media peraga dan terapan pembelajaran tentang satwa/
fauna, flora maupun lingkungan hidup terutama bagi usia sekolah atau umum,
melakukan langkah-langkah pemerataan pembangunan, utamanya di sektor
pariwisata untuk mewujudkan Kota Wisata Batu sebagai sentra pariwisata.

3.3 Struktur Organisasi EGP

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka skematis yang


menggambarkan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan, hubungan antara
bagian ke bagian lainnya, batasan wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi
yang menduduki setiap bagian. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 2.
12

Operational
Manager
Anggun Dwi
Cahyono
Admin
Operational
HRD M. S. Rizza
Titing Staf HRD
Dienarfadjarwati Ratna Fidyati

GRO Fun and Science


Supervisor Game Center
Faisal R Supervisor Supervisor
Didik S Nanang S Accounting Security
Supervisor Koordinator
Laurentia Rudi W

Kurator
Zona A ART
Food and
Captaint Supervisor
Beverage
Musthofah
Supervisior
Tim Medis Nutrition
Koor. Nursery
drh. Nani Y Garden and Karantina
Zona B
PA Agus Dwi R
Captaint
Supervisior
Kusmadi
Dokter Devi I
Hewan
Driver
Zona Psr Tim Edukasi
Brng Supervisior
Captaint Rini Y
Muhaimin Studbook
(Admin)
Elfasurya A Engineering
Amphi Supervisior
Captaint Imam C
Ketut H

Teknisi
Animal Garis Koordinasi
Krisbianto
Garis Komando

Gambar 2 Struktur Organisasi EGP


Sumber : Dok. EGP
13

4. PENGELOLAAN WISATA ECO GREEN PARK DI KOTA


BATU JAWA TIMUR

4.1 Pengelolaan Wisata di Eco Green Park

4.1.1 Bentuk Kegiatan Wisata


EGP merupakan salah satu taman satwa yang merawat dan
mengembangbiakan satwa jenis aves sebagai sarana perlindungan dan pelestarian
jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan rekreasi. EGP
memiliki koleksi sekitar 216 jenis burung berasal dari Indonesia hingga
mancanegara. Jenis satwa yang berasal dari Indonesia sekitar 15 jenis dan sisanya
berasal dari mancanegara. Tidak hanya mengoleksi aves, EGP juga memiliki
insektarium yang didalamnya terdiri dari 50 jenis serangga, mulai dari serangga
yang masih hidup sampai serangga yang diawetkan. Berdasarkan prinsip
ekowisata, pengoleksian aves dan serangga yang dilakukan EGP merupakan
wujud pelaksanaan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam sekaligus untuk
penyediaan plasma nutfah.
EGP juga mengoleksi vegetasi di sekitar area wisatanya, sebagai wujud
peran sertanya dalam penyerapan karbon sekaligus upaya untuk melindungi
keseimbangan lingkungan. Jenis vegetasi yang terdapat di EGP, utamanya
merupakan jenis tanaman hias yang dapat ditemukan di pintu masuk EGP, area
world of parrot, area bermain anak dan food court. Prinsip ekowisata lainnya yang
dilaksanakan EGP adalah edukasi, merupakan kegiatan wisata dengan unsur
pendidikan agar seseorang (pengunjung) memiliki kepedulian, tanggung jawab
dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya. Bentuk wujud
pelaksanaan prinsip edukasi di EGP terlihat dari beberapa kegiatannya yang
memiliki unsur pendidikan, konservasi, dan budaya antara lain:
1. Wisata Satwa
EGP merupakan taman satwa khusus burung yang memiliki beberapa
koleksi burung dari endemik Indonesia hingga mancanegara. Konservasi satwa
yang dilakukan EGP yaitu upaya perawatan dan pengembangbiakan terhadap jenis
satwa yang dipelihara berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa sebagai
sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana
pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
sarana rekreasi. Pengelolaan wisata di EGP yang berkaitan dengan wisata satwa
yaitu pengamatan satwa, memberi pakan satwa, pertunjukan satwa dan berfoto
bersama satwa. Wisata satwa bertujuan untuk menciptakan interaksi antara satwa
dengan pengunjung.
a. Pengamatan Burung
Kegiatan wisata yang sering dilakukan pengunjung yaitu pengamatan
burung. Pengunjung mengamati satwa yang berada di kandang display
untuk melihat pola perilaku satwa. EGP memiliki koleksi sekitar 216 jenis
burung berasal dari Indonesia hingga mancanegara. Pengunjung dapat
mengamati pola perilaku berbagai jenis burung yang menarik perhatian
(Gambar 3).
14

Gambar 3 Kegiatan wisata pengamatan satwa


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

b. Memberi Makan Burung


Selain datang ke EGP untuk pengamatan burung, pengunjung dapat
berinteraksi langsung dengan burung dengan cara memberi makan burung
(Gambar 4). Burung yang dapat diberi makan yaitu sun conure, penguin,
pelikan, bebek, emu, turaco, julang dan merak. Pengunjung dapat memberi
makan burung dengan mengeluarkan uang sekitar Rp 5 000 hingga Rp 20
000. Memberi makan burung maka pengunjung telah berpartisipasi dalam
program konservasi satwa. Hasil dari penjualan pakan akan digunakan
untuk perawatan satwa dan pakan satwa.

Gambar 4 Kegiatan memberi makan burung


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

c. Pertunjukan Burung
Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan burung yang sudah
terlatih, di EGP terdapat dua pertunjukan burung yaitu jungle of parrots dan
bird of prey. Jungle of parrots merupakan pertunjukan burung paruh
bengkok yang berlangsung selama 15 menit. Burung yang dipertunjukan
merupakan burung jenis macaw dan kakaktua. Pertunjukan burung di Jungle
of parrots berisi atraksi-atraksi burung kakaktua dan macaw seperti
membunyikan lonceng, mengendarai mobil dan mengendarai sepeda.
Pertunjukan di Jungle of parrots mulai pada pukul 11.00 WIB dan 14.00
WIB.
Pertunjukan bird of prey (Gambar 5) merupakan pertunjukan burung
yang atraksinya masih alamiah mengikuti tingkah laku burung tersebut di
alam. Pertunjukan bird of prey selama 30 menit dengan menampilkan
15

atraksi burung saat mencari makan di alam. Burung yang dibuat pertunjukan
yaitu burung jenis pemangsa seperti elang dan vulture, rangkong seperti
julang. Pertunjukan di bird of prey mulai pada pukul 12.30 WIB dan 15.30
WIB saat weekday, saat weekend pertunjukan mulai pada pukul 10.30 WIB
dan 15.00 WIB.

Gambar 5 Pertunjukan burung


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

d. Foto Bersama Satwa


EGP menyediakan wisata satwa foto bersama burung agar pengunjung
dapat mengabadikan momen bersama keluarga dengan berfoto bersama
burung (Gambar 6). Jenis burung yang dapat dibuat berfoto yaitu burung
paruh bengkok seperti kakatua, macaw, dan bayan. Selain itu, pengunjung
juga dapat berfoto dengan burung elang dan burung hantu. Kegiatan ini
dilakukan bertujuan untuk menarik perhatian pengunjung untuk berwisata
ke EGP. Satwa yang digunakan untuk berfoto sudah terlatih dan jinak dan
selama berfoto tetap dalam pengawasan keeper. Foto bersama burung
dikenakan donasi sukarela dengan donasi tersebut, pengunjung telah
berpartisipasi dalam program konservasi satwa. Hasil dari donasi digunakan
untuk perawatan satwa dan pakan satwa.

Gambar 6 Foto bersama burung


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

2. Wisata Edukasi
Bentuk wisata di EGP selain wisata satwa terdapat wisata edukasi.
Pengelolaan wisata di EGP yang berkaitan dengan wisata edukasi yaitu adanya
wahana eco science center, pengolahan sampah, taman biogas, dan hidroponik.
16

Wisata edukasi bertujuan agar pengunjung menambah wawasan selama


berkunjung ke EGP
a. Eco Science Center
Bangunan eco science center berbentuk candi yang menyediakan
berbagai pengetahuan alam didalamnya (Gambar 7). Pengunjung dapat
mempelajari tentang asal-usul bumi, lapisan-lapisan bumi, berbagai macam
batuan alam, siklus kehidupan, simulator bencana alam seperti gempa bumi
dan angin kencang.

Gambar 7 Eco scinece center


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

b. Pengolahan Sampah
Pengunjung dapat mempelajari mengenai cara pengolahan sampah
untuk dijadikan kompos dan cara mendaur ulang sampah. Pembuatan
kompos di sini menggunakan metode aerob, metode pupuk organik cair
(POC) dan metode takakura. Selain pembelajaran pembuatan kompos,
pengunjung juga belajar mengenai macam-macam sampah yang merupakan
limbah B3, kode daur ulang plastik, memilah sampah, dan cara membuat
molase yang akan digunakan untuk bahan tambahan kompos. Di sini
terdapat bank sampah yang dipilah menjadi 3 jenis sampah yaitu sampah
plastik, kertas dan gelas. Wahana pengolahan sampah (Gambar 8) terdapat
educator yang memberi paparan mengenai pengolahan sampah organik
untuk dijadikan pupuk kompos dengan metode aerob, metode POC, metode
takakura dan pembuatan molase.
17

Gambar 8 Wahana mengolah sampah


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

c. Taman Biogas
Taman biogas menyediakan berbagai macam alat peraga beserta
penjelasan yang dapat menambah wawasan pengunjung. Wahana taman
biogas (Gambar 9) terdapat educator yang memberi paparan mengenai
pengolahan limbah kotoran ternak yang diolah menjadi bahan bakar
alternatif yaitu biogas dan briket. Penggunaan biogas dan briket merupakan
salah satu bentuk untuk menjaga lingkungan, karena limbah kotoran ternak
yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif
menyalakan kompor gas dan lampu petromax, sementara itu briket
dimanfaatkan sebagai pengganti arang.

Gambar 9 Taman biogas


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

d. Hidroponik
EGP menyediakan rumah hidroponik, pengunjung dapat memgetahui
cara budidaya strawberry dengan metode hidroponik. Mulai dari pembibitan
hingga pengolahan hasil tanamannya. Rumah hidroponik ini juga tersedia
produk-produk dari strawberry yang dapat dijadikan oleh-oleh seperti
minuman dan makanan berbahan dasar strawberry dan gantungan kunci
berbentuk strawberry (Gambar 10).
18

Gambar 10 Rumah hidroponik


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

3. Wisata Berbasis Budaya


EGP memiliki konsep wisata berbasis budaya. Wisata berbasis budaya
disini merupakan jenis kegiatan wisata yang menggunakan budaya sebagai
objeknya. Pengelolaan wisata di EGP yang berkaitan dengan wisata berbasis
budaya yaitu adanya beberapa miniatur candi (Gambar 11), sehingga pengunjung
dapat mengenal candi-candi yang ada tanpa harus mengunjungi ke tempatnya
langsung. Selain itu, EGP juga memberikan pertunjukan tari-tari tradisional setiap
weekend dan hari libur di Ramayana stage. Saat libur high season EGP
memberikan special show yaitu pertunjukan teater berjudul Jaka Tarub.

Gambar 11 Miniatur candi


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

4.1.2 Pengelolaan Tiket


Pengelolaan tiket masuk dan tiket parkir ditetapkan oleh pengelola EGP
yang kemudian digunakan untuk pengeluaran kebutuhan pakan dan perawatan
satwa, gaji karyawan, serta pemeliharaan fasilitas. Harga tiket dan parkir EGP
secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3 Harga Tiket Masuk Eco Green Park dan
Tabel 4 Harga Tiket Parkir Eco Green Park.
19

Tabel 3 Harga Tiket Masuk Eco Green Park


No. Kategori Harga Tiket Keterangan
1. Reguler Rp 55 000 Weekday (Eco Green Park)
Rp 150 000 Weekend (Eco Green Park + Jawa Timur
Park 2)
2. Paket Edukasi Rp 96 500/org* Weekday only, Min. 30 peserta
*sudah termasuk tiket masuk, tour guide, makan siang, kegiatan siswa (feeding time/ berkebun/
persawahan), produk yang dibawa pulang (susu/ madu), lembar kerja siswa (LKS). Sumber: Eco
Green Park
Tabel 4 Harga Tiket Parkir Eco Green Park
No. Kategori Harga Tiket
1. Mobil Rp 8 000
2. ELF Rp 10 000
3. Bus Rp 20 000
4. Motor Rp 3 000
Sumber: Eco Green Park

4.1.3 Fasilitas Wisata


EGP memiliki kegiatan kelembagaan terbagi menjadi 3 bidang yaitu
conservation, culture, education. Bidang consevation mencakup kegiatan
pemeliharaan dan perawatan satwa yang ada di EGP. Setiap kelompok satwa
memiliki perawat atau keeper yang setiap harinya memelihara dan memberi
pakan. Selain memiliki perawat terdapat dokter hewan yang bekerja memantau
kesehatan satwa yang berada di penangkaran, karantina, dan nursery room. EGP
berupaya dalam menjaga kelestarian satwa dengan menciptakan suasana
lingkungan yang baik bagi satwa sehingga dapat berkembang biak dengan baik.
Bidang culture mencakup adanya penampilan tarian tradisional setiap
weekend dan hari libur serta adanya monumen candi. Selain bernilai budaya
adanya monumen candi berfungsi untuk pembelajaran siswa-siswi sekolah untuk
mengenal candi-candi. Bidang education mencakup adanya wahana dan kegiatan
pembelajaran untuk siswa-siswi SD sampai SMA. Wahana dan kegiatan yang
mencakup pembelajaran yaitu hydroponic, daur ulang sampah, taman biogas, eco
science center, dan pengunjung dapat mengenali berbagai jenis satwa aves
endemik Indonesia maupun mancanegara.
Sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan wisata dapat menunjang
kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam kegiatan wisata dan memudahkan
pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata secara langsung.
Sarana dan prasarana yang ada di sekitar kawasan juga dapat berpengaruh
terhadap perkembangan suatu objek wisata. Fasilitas wisata yang tersedia bagi
pengunjung di EGP yaitu:
1. Gerbang Masuk
Akses masuk menuju EGP dapat dilalui pintu gerbang utama. EGP memiliki
2 pintu gerbang, pintu gerbang utama (Gambar 12) digunakan untuk pengunjung
setiap harinya dan pintu gerbang kedua digunakan untuk karyawan dan barang
yang masuk. Gerbang masuk pengunjung merupakan gerbang keluar pengunjung
juga, dapat dikatakan kurang efisien karena jika jumlah pengunjung banyak dapat
menimbulkan kemacetan.
20

Gambar 12 Gerbang utama


Sumber : Google Maps

2. Tempat Parkir
EGP menyediakan fasilitas tempat parkir untuk pengunjung seluas 1 hektar.
Area parkir yang disediakan sudah ditata sedemikian rupa untuk bus pariwisata,
kendaraan roda empat, dan kendaraan roda dua agar tersusun rapi dan tidak terjadi
penumpukan kendaraan saat banyak pengunjung (Gambar 13).

Gambar 13 Tempat Parkir


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

3. Shuttle
EGP menyediakan fasilitas shuttle car/ train (Gambar 14). Pengunjung
dapat berkeliling dan pergi ke tujuan wisata di Jawa Timur Park Group lainnya
dengan menaiki mobil atau kereta yang sudah disediakan. Fasilitas ini dapat
menghemat waktu dan tenaga pengunjung untuk menuju tempat wisata lainnya di
Jawa Timur Park Group.
21

Gambar 14 Shuttle
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

4. Pusat Informasi dan Loket


EGP menyediakan fasilitas pusat informasi dan loket yang bersebelahan
(Gambar 15). Pusat informasi berguna agar pengunjung memperoleh informasi
mengenai fasilitas, wahana, dan satwa yang ada. Loket berfungsi untuk pendataan
jumlah pengunjung dan tempat pembelian tiket masuk bagi pengunjung.

Gambar 15 Pusat Informasi dan Loket


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

5. Petunjuk Arah dan Peta Area


Petunjuk arah dan peta area merupakan bentuk informasi yang dibutuhkan
oleh pengunjung untuk mengetahui arah-arah lokasi yang ingin dikunjungi
(Gambar 16). Peta area diletakan di 2 tempat yaitu di plaza music dan food court.
Petunjuk arah disediakan dibeberapa titik agar pengunjung tidak bingung dan
menciptakan rasa nyaman saat pengunjung berwisata ke EGP.
22

(a) (b)
Gambar 16 Petunjuk Arah (a) dan Peta Area (b)
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

6. Electronic Bike
EGP menyediakan fasilitas penyewaan electronic bike (e-bike) (Gambar
17). Pengunjung dapat berkeliling di area wisata dengan cepat dan tidak lelah
dengan menggunakan e-bike. E-bike merupakan kendaraan listrik ramah
lingkungan yang sangat direkomendasikan untuk pengunjung yang tidak kuat
untuk berjalan jauh dan dalam waktu lama. Penyewaan e-bike seharga Rp 100 000
selama 3 jam pemakaian.

Gambar 17 E-bike Station


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

7. Minimarket
EGP menyediakan fasilitas minimarket untuk melengkapi kebutuhan wisata
pengunjung (Gambar 18). Barang yang dijual di minimarket tersebut tergolong
lengkap mulai dari makanan ringan, minuman, baju, topi, jas hujan dan payung.
Minimarket ini dikelola oleh EGP yang bekerja sama dengan pihak rekanan.
23

Gambar 18 Minimarket
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

8. Toilet
EGP menyediakan fasilitas toilet untuk kebutuhan pengunjung. Toilet
tersebar di beberapa lokasi dengan kondisi nyaman dan bersih. Toilet di EGP
terdapat toilet laki-laki, perempuan dan toilet family (Gambar 19).

Gambar 19 Toilet
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

9. Mushola
EGP menyediakan fasilitas mushola untuk pengunjung dan karyawan yang
beragama muslim (Gambar 20). Keberadaan mushola ini sangat penting bagi
pengunjung muslim agar dapat tetap beribadah saat melakukan kegiatan wisata di
EGP.
24

Gambar 20 Mushola
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

10. Tempat Sampah


Tempat sampah disediakan pengelola sebagai upaya untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Tempat sampah di EGP tersebar di seluruh area sehingga
memudahkan pengunjung untuk membuang sampah. EGP menyediakan tempat
sampah sekitar 80 tempat sampah yang tersebar di area, terbagi menjadi 2 tempat
sampah yaitu tempat sampah pilah (Gambar 21) dan tempat sampah tong besar.

Gambar 21 Tempat Sampah


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

11. Food Court dan Snack Corner


EGP menyediakan fasilitas food court untuk pengunjung yang dikelola oleh
pengelola EGP dengan mempekerjakan masyarakat sekitar. EGP bekerjasama
dengan rekanan untuk mendirikan stand jajanan di beberapa titik di area. Adanya
stand jajanan dan food court pengunjung tidak perlu bingung apabila lapar dan
haus saat sedang berwisata (Gambar 22).
25

(a) (b)
Gambar 22 Food Court (a) dan Snack Corner (b)
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

12. Pondok Teduh atau Gazebo


EGP menyediakan fasilitas gazebo agar pengunjung dapat beristirahat
sejenak sembari menikmati suasana di EGP. Pondok teduh atau gazebo yang
disediakan oleh pengelola dapat dinikmati tanpa harus membayar tarif tertentu
atau dapat dinikmati secara gratis (Gambar 23).

Gambar 23 Pondok Teduh


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

13. Smoking Area


Sebagai wisata berbasis alam, EGP memastikan area agar bebas dari asap
rokok. Bagi pengunjung yang ingin merokok juga terdapat area khusus merokok
yang dikelilingi oleh berbagai tanaman untuk menyerap gas berbahaya dari rokok
(Gambar 24).
26

Gambar 24 Area Merokok


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

14. Area Bermain Anak


Selain wisata satwa dan edukasi, pengelola menyediakan area bermain anak.
Menyediakan berbagai macam permainan bagi anak-anak untuk melatih
keberanian dan ketangkasan, salah satunya ialah water outbound (Gambar 25).

Gambar 25 Water Outbound


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019

4.2 Partisipasi Masyarakat dan Persepsi Pengunjung

4.2.1 Partisipasi Masyarakat


1. Karakteristik Responden
Masyarakat yang menjadi responden sebagian besar merupakan perempuan
(54 persen), mayoritas berada pada rentang usia 35-40 tahun (26 persen) dan
mayoritas adalah masyarakat asli Kota Batu (78 persen). Karakteristik masyarakat
di sekitar Eco Green Park yang diwawancara sebagai responden, secara jelas
dapat dilihat pada Tabel 5 karakteristik responden.
Tabel 5 Karakteristik Responden
No. Variabel Persentase
1. Jenis Kelamin a. Laki-laki 46%
b. Perempuan 54%
2. Usia a. 18-23 Tahun 16%
b. 24-29 Tahun 24%
c. 30-34 Tahun 16%
27

(Lanjutan Tabel 5 Karakteristik Responden)


No. Variabel Persentase
d. 35-40 Tahun 26%
e. >40 Tahun 18%
3. Status Pernikahan a. Menikah 80%
b. Belum Menikah 20%
4. Asal a. Asli 78%
b. Pendatang 22%
5. Pekerjaan Utama a. Aparat/ Perangkat desa/ PNS/ Pensiunan 26%
b. Karyawan Swasta 20%
c. Pedagang/ Wiraswasta 38%
d. Pengangguran/ Sedang mencari kerja/ Serabutan 6%
e. Ibu rumah tangga 10%
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

2. Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara, kerjasama yang sudah dilakukan antara pihak
EGP dengan masyarakat sekitar baru terwujud dalam bentuk kerja bakti setiap tiga
bulan sekali di lingkungan sekitar EGP. Walaupun begitu, dari hasil wawancara
sebagian besar responden menilai kegiatan wisata EGP berdampak positif
terhadap lingkungan (66 persen), karena pihak EGP melakukan penghijauan di
area wisata EGP. Tidak hanya itu, 86 persen responden menilai kegiatan wisata
EGP juga berdampak positif terhadap sosial ekonomi budaya sekitar, karena
kegiatan wisata EGP dinilai telah meningkatkan peluang usaha dan pendapatan
masyarakat sekitar. Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar terkait dampak
kegiatan wisata EGP, secara jelas dampak dilihat pada Gambar 26.
14%

34% Positif Positif


66% Negatif Negatif
86%

(a) (b)
Gambar 26 Penilaian masyarakat sekitar terkait dampak kegiatan wisata EGP; (a)
dampak lingkungan (b) dampak sosial ekonomi budaya
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

3. Harapan Masyarakat
Meskipun sebagian besar menilai dampak kegiatan EGP terhadap
lingkungan dan sosial ekonomi budaya positif, tetapi terdapat juga responden
yang menilai negatif. Dampak negatif yang dirasakan menurut responden terhadap
lingkungan yaitu polusi udara yang ditimbulkan akibat banyaknya bus
rombongan, sedangkan terhadap sosial ekonomi budaya yaitu kemacetan yang
ditimbulkan saat libur panjang dan jalan yang rusak akibat sering dilalui
kendaraan pengunjung.
Harapan masyarakat sekitar (responden) terhadap kegiatan wisata EGP, dua
diantaranya adalah tetap melakukan penghijauan di dalam maupun di luar
kawasan wisata (44 persen) dan penanggulangan kemacetan dan kerusakan jalan
(24 persen). Secara rinci, harapan masyarakat sekitar (responden) terhadap
kegiatan wisata EGP dapat dilihat pada Gambar 27.
28

4% Mengatasi Kemacetan dan Kerusakan Jalan


8%
24% Mengatasi Polusi Udara

Menghijaukan Lingkungan
42% 22% Memberikan Kesempatan Kerja

Lainnya

Gambar 27 Harapan masyarakat sekitar EGP


Sumber : Hasil olah data primer, 2019

4.2.2 Persepsi Pengunjung


1. Karakteristik Responden
Pengunjung yang menjadi responden terbagi berdasarkan kunjungan hari
kerja (weekday) dan akhir pekan/ libur (weekend). Sebagian besar responden
(weekday dan weekend) merupakan perempuan (63 dan 51 persen), berada pada
rentang usia 24-29 tahun (43 dan 44 persen) dan mayoritas berasal dari luar
Malang dan Batu (69 dan 53 persen). Karakteristik pengunjung EGP yang
menjadi responden wawancara, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Karakteristik Responden
Persentase
No. Variabel
Weekday Weekend
1. Jenis Kelamin a. Laki-laki 37% 49%
b. Perempuan 63% 51%
2. Usia a. 18-23 Tahun 38% 39%
b. 24-29 Tahun 43% 44%
c. 30-34 Tahun 10% 8%
d. 35-40 Tahun 5% 5%
e. >40 Tahun 4% 4%
3. Asal Kedatangan a. Malang dan Batu 31% 47%
b. Luar Malang dan Batu 69% 53%
4. Pendidikan Terakhir a. SD 3% 2%
b. SMP 17% 18%
c. SMA/SMK 33% 38%
d. Diploma/ Sarjana 47% 42%
5. Pekerjaan a. Pelajar/ Mahasiswa 27% 20%
b. PNS/ Guru/ Dosen 34% 14%
c. Pegawai BUMN 3% 18%
d. Pegawai Swasta 15% 22%
e. Lainnya 21% 26%
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

2. Motivasi Pengunjung
Berdasarkan hasil wawancara, yang menjadi motivasi responden untuk
berwisata ke EGP, untuk pengunjung weekday wisata rombongan (72 persen) dan
weekend adalah rekreasi keluarga (74 persen). Ketertarikan wisata para
pengunjung EGP, dari hasil wawancara baik untuk pengunjung weekday maupun
weekend adalah objek wisatanya yang dinilai menarik (80 persen). Berupa wahana
di eco science center (pengunjung weekday) dan acara pertunjukan burung
29

(pengunjung weekend). Obyek wisata yang menjadi ketertarikan pengunjung, baik


weekday maupun weekend dapat dilihat pada Gambar 28.

Memberi makan Memberi makan


8% satwa 9% satwa
Bermain di area Bermain di area
24%
21% bermain anak 35% 17% bermain anak
Eco Science Eco Science
15% Center Center
Eco Journey 28% Eco Journey
32%
Bird Show 11% Bird Show
(a) (b)
Gambar 28 Motivasi pengunjung berdasarkan ketertarikan objek wisata; (a) saat
weekday (b) saat weekend
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

3. Persepsi Pengunjung
Sebagian besar pengunjung yang menjadi responden merasa nyaman saat
berwisata di EGP (83 persen) dan senang setelah mengunjungi EGP (97 persen).
Ketidaknyamanan yang dirasakan 17 persen responden dikarenakan responden
bersangkutan menilai jalan menjadi terlalu licin saat terkena hujan dan penjelasan
yang diberikan tour guide saat wisata rombongan terlalu cepat. Berdasarkan hasil
wawancara ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian responden juga
dipengaruhi kondisi sarana dan prasarana yang kurang baik seperti: adanya
wahana yang tidak terawat, layunya beberapa tanaman hidroponik di rumah
hidroponik dan terdapat permainan yang rusak di plaza music.
Responden yang merasa tidak senang setelah berwisata di EGP (tiga persen)
menilai saat weekend harga tiket masuk ke EGP terlalu mahal dan merasa bingung
dengan perubahan rute di wisata EGP pada saat weekend. Persepsi pengunjung
berdasarkan kenyamanan, kesan dan kondisi sarana dan prasarana secara lengkap
ditunjukkan pada Gambar 29.
30

3%
17%
Ya Menyenangkan
Tidak
83% Tidak
97%
Menyenangkan

(a) (b)

2%
9%

Baik
89% Cukup Baik

Kurang Baik
(c)
Gambar 29 Persepsi Pengunjung Berdasarkan Kenyamanan (a) Kesan (b) dan
Kondisi Sarana Prasarana (c)
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

4.3 Daya Dukung Area Wisata EGP

Badan Pusat Statistik (2018) menunjukkan pengunjung wisata EGP tahun


2016 dan 2017 secara berurut sebanyak 52 122 dan 108 212 orang atau rata-rata
per tahun sebanyak 80 167 orang. Hasil perhitungan daya dukung kawasan
(lampiran 7) dengan total luas area wisata 8 000 m 3, menunjukkan jumlah
pengunjung yang mampu ditampung area wisata sebanyak 155 sampai dengan
581 orang/hari (Tabel 7). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Perhitungan Daya Dukung Area Wisata EGP
Variabel L *(726) L *(2725)
Kebutuhan areal 30 290 m2 113 690 m2
Kebutuhan areal per orang 137.68 m2/orang/hari 516.77 m2/orang/hari
Daya dukung kawasan 581 orang/hari 155 orang/hari
*Luas areal yang dibutuhkan per orang termasuk tempat parkir berdasarkan standar Douglass.
Sumber : Hasil olah data primer, 2019

Daya dukung kawasan mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum


pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika
daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah
dampak negatif salah satunya seperti tidak terpenuhinya kepuasan pengunjung
saat berkunjung ke tempat wisata bersangkutan. Berdasarkan itu, maka daya
31

dukung kawasan menentukan kualitas kepuasan dan kenyamanan pengunjung


dikarenakan daya dukung kawasan obyek wisata berkaitan erat dengan jumlah
wisatawan yang datang mengunjungi obyek wisata tersebut. Menurut Lucyanti et
al. 2013, daya dukung kawasan obyek wisata terlampaui maka dapat mengurangi
kenyamanan dan kepuasan wisatawan karena banyaknya wisatawan. Hasil
perhitungan daya dukung kawasan wisata (155 sampai dengan 581 orang/hari)
jika dibandingkan dengan rata-rata pengunjung per hari (220 orang), dapat
dikatakan daya dukung area wisata EGP terbilang cukup dan nyaman untuk
menunjang kegiatan pengunjung yang datang.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Wisata EGP dalam pelaksanaan kegiatannya sudah menerapkan prinsip


ekowisata yaitu konservasi, edukasi dan budaya yang diwujudkan dalam
bentuk wisata satwa, wisata edukasi, dan wisata berbasis budaya.
2. Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan wisata EGP hingga saat ini baru
terwujud dalam bentuk kerja bakti yang dilakukan di lingkungan sekitar
EGP. Persepsi pengunjung terhadap wisata EGP sebagian besar merasa
senang, nyaman dan menilai sarana prasarana di EGP sudah baik.
3. Jumlah rata-rata pengunjung per hari (220 orang) tidak melampaui daya
dukung area wisata EGP (155 sampai dengan 581 orang/hari).

5.2 Saran

1. Perawatan pada tanaman hidroponik dan perbaikan permainan di plaza


music.
2. Perlu dilakukan pelibatan masyarakat sekitar seperti menjadikan masyarakat
sekitar menjadi karyawan atau ikut serta dalam acara-acara tertentu yang
diadakan EGP agar masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan wisata EGP.
3. Melakukan penghijauan di dalam maupun di luar area EGP untuk
meminimalisir polusi udara yang diakibatkan saat banyaknya pengunjung
yang datang.
4. Memperbaiki jalan sekitar yang rusak dikarenakan sebagai akses jalan
menuju EGP.
5. Membedakan pintu masuk dan pintu keluar parkir agar tidak menimbulkan
kemacetan saat banyak pengunjung yang datang.
32

DAFTAR PUSTAKA

[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan. Jakarta (ID): KEMENPAR.
[PERMENDAGRI] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Jakarta (ID):
KEMENDAGRI.
[PERMENHUT] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.
P.31/Menhut-II/2012 tentang Lembaga Konservasi. Jakarta (ID):
KEMENHUT.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Batu. 2018. Statistik Daerah Kota Batu 2018.
Batu (ID): BPS Kota Batu.
Amalia G. 2014. Analisis Potensi Pengembangan Obyek Wisata Pantai di
Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang Provinsi Kalimatan Barat
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Aziz A. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Pengembangan Ekowisata di
Kabupaten Pekalongan. [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Fahriansyah, Yoswati D. 2012. Pembangunan Ekowisata di Kecamatan Tanjung
Balai Asahan, Sumatera Utara: Faktor Ekologis Hutan Mangrove. Ilmu
Teknologi dan Kelautan Tropis IV (2): 346-359.
Fennel DA. 1999. Ecotourism and Introduction. Routledge London.
Firmansyah WA. 2018. Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan Wisata di
Wana Wisata Pantai Tamporah Situbondo RPH Taman Barat BKPH Taman
KPH Probolinggo [skripsi]. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hawkins JP, Roberts CM, Buchan K, Susan. 2005. White Sustainability of Scuba
Diving Tourism on Coral Reefs of Saba. Coastal Management. Volume 33,
Number 4/October-December 2005.
Hendee J,C, G.H. Stankey and R.C. Lucas. 1978. Wilderness management. Forest
service USDA. Washington. D.C. 381.
Irwanda R. 2018. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal di
Wilayah Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung [skripsi]. Malang
(ID): Universitas Muhammadiyah Malang.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta (ID): PT. Rineka
Cipta.
META. 2002. Planning for Marine Ecotourism in the UE Atlantic Area. Univ. Of
the West England, Bristol.
Mustari E. 2015. Strategi Promo Program Wisata “Shining Batu” (Studi Pada
Humas Kota Batu) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah
Malang.
Nurmeilita. 2010. Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Pelayanan Kesehatan
Untuk Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
[skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oktora H. 2012. Perancanaan Lanskap Kawasan Wisata Danau Mas Harun Bastari
di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
33

Page SJ, Dowling RK. 2002. Ecotourism. Pearson Education Limited London.
Rahmawati NA. 2017. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Museum Misi
Muntilan Sebagai Sarana Pendidikan Karakter [skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Sanata Dharma.
Ramadhani M. 2010. Pengembangan Ekowisata di Suaka Alam Merapi,
Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Ristiana Y. 2012. Pola Interaksi Masyarakat di Kampung Cyber RT 36 RW 09
Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta [skripsi].
Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.
34

LAMPIRAN
35

Lampiran 1 Dokumentasi Hasil Praktik Kerja Lapangan

Wawancara pengunjung Wawancara pedagang

Wawancara pengelola Wawancara masyarakat sekitar

Kerja bakti Wisatawan rombongan


36

Lampiran 2 Peta Area EGP


37

Lampiran 3 Kuesioner Pengunjung


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEKOLAH VOKASI
Kampus IPB Cilibende, Jalan Kumbang No. 14 Bogor 16151
Tlpn. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

PRAKTIK LAPANG
KUESIONER PENGUNJUNG
Program Studi Teknik Manajemen dan Lingkungan
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

IDENTISIKASI DAN INVENTARISASI AKTIVITAS PENGUNJUNG

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Status Pernikahan : a. Belum Menikah b. Menikah
4. Umur : …………. Tahun
5. Asal Kedatangan : a. Batu dan Malang b. Luar Batu dan Malang
6. Pendidikan Terakhir :
a. SD/sederajat
b. SMP/sederajat
c. SMU/SMK/sederajat
d. Diploma/Sarjana/sederajat
e. Lainnya: ……
7. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. PNS/Guru/Dosen
c. Pegawai BUMN/BUMD
d. Pegawai Swasta
e. Lainnya: ……
8. Tujuan kunjungan :
a. Rekreasi keluarga
b. Wisata rombongan
c. Penelitian
d. Lainnya : …….
9. Pendapatan per bulan :
a. < Rp 500 000
b. Rp 500 000 – Rp 1 000 000
c. Rp 1 000 000 – Rp 3 000 000
d. Rp 3 000 000 – Rp 5 000 000
e. > Rp 5 000 000
10. Pengeluaran per bulan untuk melakukan kegiatan perjalanan/ rekreasi :
a. < Rp 500 000
b. Rp 500 000 – Rp 1 000 000
c. Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000
d. Rp 2 000 000 – Rp 3 000 000
e. > Rp 3 000 000
f. Tidak ada pengeluaran

B. Motivasi dan Pengetahuan Responden


1. Apa yang membuat anda tertarik datang ke kawasan wisata Eco Green Park (EGP):
a. Objeknya menarik
b. Mudah dijangkau
c. Murah
d. Lainnya: ……
38

2. Dari mana anda mengetahui EGP ?


a. Teman/Keluarga/Saudara
b. Iklan di TV
c. Iklan di Billboard
d. Instansi tertentu
e. Koran/Majalah/Surat Kabar
f. Brosur/Selebaran
g. Lainnya: …..
3. Berapa lama anda menghabiskan waktu perjalanan menunju EGP ?
a. < 30 menit
b. 1 jam
c. 1-2 jam
d. 2-3 jam
e. 3-4 jam
f. > 4 jam
g. Lainnya: …..
4. Berapa kali anda pernah mengunjungi EGP ?
a. Pertama kali
b. Dua kali
c. 3-5 kali
d. 5-10 kali
e. > 10 kali
5. Berapa lama anda melakukan kunjungan di area wisata EGP ?
a. < 2 jam
b. 2-5 jam
c. Satu hari
d. 2 hari 1 malam
e. Lainnya: ….
6. Jika kunjungan lebih dari satu hari, dimanakah tempat anda menginap ?
a. Hotel: ……
b. Motel: ……
c. Homestay: ……
d. Cottage/resort: …..
e. Lainnya: …….
7. Menurut anda apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan area wisata EGP ?
Kelebihan:……………………….……………………………………………………...…
…………………………………………………………………………………………….
Kekurangan:………………………………………………………………….……………
……………………………………………………………………………….……………

C. Biaya Wisata
1. Berapa biaya transportasi yang anda keluarkan untuk kunjungan wisata ini?
a. < Rp 10 000
b. Rp 10 000 – Rp 50 000
c. Rp 50 000 – Rp 100 000
d. Rp 100 000 – Rp 500 000
e. > Rp 500 000
2. Berapa biaya makan dan minum yang anda keluarkan untuk kunjungan wisata ini?
a. < Rp 10 000
b. Rp 10 000 – Rp 50 000
c. Rp 50 000 – Rp 100 000
d. Rp 100 000 – Rp 500 000
e. > Rp 500 000
3. Berapa biaya tiket yang anda keluarkan untuk wisata ini?
a. < Rp 5 000
b. Rp 5 000 – Rp 10 000
c. Rp 10 000 – Rp 50 000
d. Rp 50 000 – Rp 100 000
39

e. Rp 100 000 – Rp 200 000


4. Berapa biaya pemandu yang anda keluarkan dalam wisata ini?
a. < Rp 10 000
b. Rp 10 000 – Rp 50 000
c. Rp 50 000 – Rp 100 000
d. Rp 100 000 – Rp 500 000
e. > Rp 500 000
5. Berapa biaya penginapan yang anda keluarkan untuk wisata ini?
a. < Rp 300 000
b. Rp 300 000 – Rp 500 000
c. Rp 500 000 – Rp 800 000
d. Rp 800 000 – Rp 1 000 000
e. > Rp 1 000 000
6. Adakah biaya lain yang anda keluarkan dalam wisata ini?
Sebutkan ………… Rp …………

D. Identifikasi dan Inventarisasi Aktvitas Pengunjung

Penilaian kepuasan pengunjung selama berwisata di area wisata EGP

Aktivitasi Rekreasi Lama Aktivitas


No. Lokasi Kepuasan*
di EGP (Menit)
1.
2.
3.
dst.
*Keterangan: 1. Tidak puas, 2. Kurang puas, 3. Biasa saja, 4. Puas, 5. Sangat puas

E. Saran
40

Lampiran 4 Kuesioner Pengelola


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEKOLAH VOKASI
Kampus IPB Cilibende, Jalan Kumbang No. 14 Bogor 16151
Tlpn. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

PRAKTIK LAPANG
KUESIONER PENGELOLA
Program Studi Teknik Manajemen dan Lingkungan
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Status Pernikahan : a. Belum Menikah b. Menikah
4. Umur : …………. Tahun
5. Asal Kedatangan : a. Batu dan Malang b. Luar Batu dan Malang
6. Pendidikan Terakhir :
a. SD/sederajat
b. SMP/sederajat
c. SMU/SMK/sederajat
d. Diploma/Sarjana/sederajat
e. Lainnya: ……
7. Pekerjaan di EGP :
8. Pendapatan per bulan :
a. Rp 0 - Rp 500 000
b. Rp 500 000 – Rp 1 000 000
c. Rp 1 000 000 – Rp 3 000 000
d. > Rp 3 000 000

B. Wawancara Pengelola
1. Sejarah kawasan wisata dan kepengurusan ?
2. Struktur organisasi ?
3. Kepemilikan sekarang ?
4. Jumlah pengunjung per tahun ?
5. Penyediaan fasilitas ?
6. Waktu perbaikan fasilitas dan obyek wisata yang rusak ?
7. Permasalahan ?
8. Cara mengatasi permasalahan ?
41

Lampiran 5 Kuesioner Masyarakat


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEKOLAH VOKASI
Kampus IPB Cilibende, Jalan Kumbang No. 14 Bogor 16151
Tlpn. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

PRAKTIK LAPANG
KUESIONER MASYARAKAT
Program Studi Teknik Manajemen dan Lingkungan
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur : …….. Tahun
3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
4. Status : Keluarga : (kepala keluarga/anggota keluarga)
Perkawinan : (belum menikah/ menikah / duda-janda)
5. Asal : a. Batu dan Malang b. Luar Batu dan Malang
6. Pendidikan Terakhir : …….. (tamat/tidak tamat)
7. Pekerjaan utama :
a. Tokoh masyarakat: ….
b. Aparat/ perangkat desa/ PNS/ pensiunan
c. Pedagang/ wiraswasta
d. Petani/ buruh tani
e. Pengangguran/ sedang mencari kerja/ serabutan
f. Pegawai swasta
g. Ibu rumah tangga
8. Pendapatan RT per bulan :
a. < Rp 1 000 000
b. Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000
c. Rp 2 000 000 – Rp 3 000 000
d. Rp 3 000 000 – Rp 4 000 000
e. > Rp 4 000 000
9. Pengeluaran RT per bulan:
a. < Rp 1 000 000
b. Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000
c. Rp 2 000 000 – Rp 3 000 000
d. Rp 3 000 000 – Rp 4 000 000
e. > Rp 4 000 000

B. Persepsi terhadap Kegiatan EGP


1. Apakah bapak/ ibu tahu kapan area wisata EGP berdiri ?
a. Tahu, kapan ……………………………………………………………………...
b. Tidak tahu, alasannya ……………………………………………………………
2. Pada awal berdirinya area wisata EGP, bagaimana tanggapan bapak/ ibu terhadap
kegiatan wisata tersebut ?
a. Setuju, alasan :
 Menyediakan lapangan kerja dan peluang usaha
 Menambah pendapatan
 Karana program pemerintah
 Tidak mengganggu kenyamanan di sini
 Lainnya: ……………
b. Tidak setuju, alasan :
 Kehilangan lahan/ mata pencaharian
 Menimbulkan dampak lingkungan yang negatif
 Mengganggu kenyamanan di sini
42

 Lainnya: ……………
3. Menurut bapak/ ibu, kegiatan wisata EGP terhadap lingkungan fisik berdampak positif
atau negatif ?
a. Positif, sebutkan :
b. Negatif, sebutkan :
4. Menurut bapak / ibu, kegiatan wisata EGP terhadap lingkungan sosial/ masyarakat
sekitar berdampak positif atau negatif ?
a. Positif, sebutkan :
b. Negatif, sebutkan :
5. Apakah terdapat permasalahan yang muncul di tengah warga/ masyarakat sekitar terkait
kegiatan wisata EGP setelah mulai beroperasi ?
a. Ada, sebutkan :
b. Tidak ada, alasannya :
6. Apakah terdapat kegiatan bersama dengan warga masyarakat sekitar yang
diselenggarakan pihak pengelola area wisata EGP ?
a. Ada, sebutkan :
b. Tidak ada, alasannya :
7. Apa harapan bapak/ ibu terhadap pengelola EGP terkait dengan kegiatan wisatanya
terhadap lingkungan sekitar (fisik maupun sosial) ?
8. Apa saja yang menjadi kekhawatiran bapak/ ibu terhadap kegiatan wisata EGP ?

C. Saran
43

Lampiran 6 Data Jumlah Pengunjung EGP


Tabel 8 Jumlah Pengunjung Setiap Tahun
Tahun Jumlah Pengunjung
2016 52 122
2017 108 212
Rata-rata 80 167
80 167 / 365 hari 220 orang/hari
Sumber : BPS, 2018

Lampiran 7 Perhitungan Daya Dukung Kawasan


Luas Rekreasi = 80000 m2
CD = 119 (rata-rata hari libur tahun 2016 dan 2017)
Untuk L = 726 Untuk L = 2725
a. Kebutuhan Areal ( ) a. Kebutuhan Areal ( )
KA = KA =

= =
= 7.485 acre = 28.095 acre
= 30290 m2 = 113690 m2
b. Kebutuhan Areal/orang b. Kebutuhan Areal/orang
KA (o) = KA (o) =

= =
= 137.68 m2/orang/hari = 516.77 m2/orang/hari
c. Daya Dukung Kawasan (DD) c. Daya Dukung Kawasan (DD)
DD = DD =
= =

= 581 orang/hari = 155 orang/hari

Lampiran 8 Perhitungan Jumlah Responden Pengunjung


Rata-rata pengunjung weekday = 877 orang
Rata-rata pengunjung weekend = 511 orang
Jumlah sampel yang diambil (weekday) Jumlah sampel yang diambil (weekend)
n= n=

n= = 89 orang n= = 83 orang
44

Lampiran 9 Tabulasi Hasil Wawancara Pengunjung


Tabel 9 Hasil Wawancara Pengunjung

Nama 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10* 11* 12* 13* 14* 15* 16* 17* 18* 19* 20*

Yuli 34 Malang P D3/S1 PNS/ Wisata 3 jt 500 murah Media 1- 3-5 kali 2- jenis tidak 10 10 50 tidak Perbanyak
Guru/ Rombongan –5 rb – Social 2 5 burung ada rb – rb rb ada jenis satwa
Dosen jt 1 jt jam jam lengkap 50 – – dan wahana
rb 50 100 edukasi
rb rb lainnya
Astuti 33 Sidoarjo P D3/S1 PNS/ Wisata 3 jt 1 jt Edukasi Teman/ 2- 3-5 kali 2- Edukasinya tidak 50 10 50 tidak Perbanyak
Guru/ Rombongan –5 –2 Keluarga/ 3 5 ada rb – rb rb ada wahana
Dosen jt jt Saudara jam jam 100 – – edukasi
rb 50 100
rb rb
Suroto 29 Mojokerto L D3/S1 PNS/ Wisata 3 jt 2 jt Edukasi Teman/ 1- 5-10 2- edukasinya tidak 50 50 50 tidak Semoga
Guru/ Rombongan –5 – 3jt Keluarga/ 2 kali 5 ada rb – rb rb ada lebih
Dosen jt Saudara jam jam 100 – – berkembang
rb 100 100 lagi
rb rb wisatanya
Suryadiansyah 33 Samarinda L SMA/SMK Pegawai Rekreasi >5 2 jt Edukasi Iklan di 1- Pertama 2- Jenis satwa jalan >500 50 50 cetak Jalan di area
Sederajat Swasta Keluarga jt – 3jt Billboard 2 kali 5 beragam licin rb rb rb foto diperbaiki
jam jam saat – – bersama atau
hujan 100 100 burung, ditambahkan
rb rb 60 000 alas biar saat
hujan tidak
licin dan
membuat
terpeleset
Triagung 25 Malang L SMP Lainnya : Rekreasi 1 jt 500 Edukasi Teman/ 1 Dua 2- Beragam tidak 10 50 50 tidak Diperbanyak
wiraswasta Keluarga –3 rb –t Keluarga/ jam kali 5 jenis satwa ada rb – rb rb ada jenis
45

(Lanjutan Tabel 9 Hasil Wawancara Pengunjung)

Nama 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10* 11* 12* 13* 14* 15* 16* 17* 18* 19* 20*

jt 1 jt Saudara jam 50 – – satwanya


rb 100 100
rb rb
*Keterangan:
1. Usia 11. Waktu perjalanan menuju EGP
2. Asal kedatangan 12. Berapa kali anda pernah mengunjungi EGP
3. Jenis kelamin 13. Berapa lama anda melakukan kunjungan di area wisata EGP
4. Pendidikan terakhir 14. Kelebihan objek wisata EGP
5. Pekerjaan 15. Kekurangan objek wisata EGP
6. Tujuan kunjungan 16. Biaya transportasi untuk ke EGP
7. Pendapatan per bulan 17. Biaya makan dan minum untuk kunjungan ke EGP
8. Pengeluaran perbulan untuk kegiatan rekreasi 18. Biaya tiket
9. Apa yang membuat anda tertarik datang ke EGP 19. Biaya lain yang anda keluarkan dalam wisata ini
10. Dari mana anda mengetahui EGP 20. Saran
46

Lampiran 10 Tabulasi Hasil Wawancara Masyarakat


Tabel 10 Hasil Wawancara Masyarakat

Nama 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10* 11* 12* 13* 14* 15* 16* 17* 18*

solikin 54 L Batu SMA/ Kepala Islam aparat/ > 4 > 4 Tahu Setuju, positif, tetap Negatif, ada, awal ada, kerja beri tidak ada tetap menjaga
SMK Keluarga, perangk jt jt menam menjaga kontribusi berdiri 2012, bakti kesempatan lingkungan
menikah at desa/ bah lingkungan ke eco berdiri kerja untuk karena
pns/ tempat sehingga masyarakat tanpa ada izin masyarakat sebelumnya
pensiun wisata tidak sekitar eco dan sosialisasi sekitar karna lahan eco
an berdampak kurang, ke masyarakat masyarakat merupakan
apapun karena hanya bisa lahan bekas
tidak ada berdagang saja perkebunan
kesempatan di luar eco
kerja
menjadi
pegawai
eco untuk
masyarakat
sekitar

anang 39 L Batu SMA/ Kepala Islam karyaw 3 jt 3 jt Tahu Setuju, positif, eco Positif, ada, berdirinya ada, kerja eco tetap tidak ada atasi
yenuri SMK Keluarga, an –4 –4 Menyed tetap menambah eco tanpa ada bakti menjaga kemacetan
menikah swasta jt jt iakan menjaga pendapatan sosialisasi ke lingkungan dan
lapanga lingkungan masyarakat warga kerusakan
n kerja dengan jalan yang
dan melakukan diakibatkan
peluang penghijauan banyaknya
usaha pengunjung
yang datang
47

(Lanjutan Tabel 10 Hasil Wawancara Masyarakat)

Nama 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10* 11* 12* 13* 14* 15* 16* 17* 18*

reni nur 26 Pere Mala SMA/ Anggota Islam pengan 1 jt - 2 jt - Tahu Setuju, negatif, jalan Positif, tidak ada, saya ada, kerja eco tetap tidak ada perbaiki jalan
rahmawati mpu ng SMK Keluarga, gguran/ 2 jt 2 jt menam rusak dan meningkatk tidak bakti menjaga yang rusak
an menikah sedang bah polusi yang an mengetahui lingkungan dan atasi
mencari tempat disebabkan kesempatan sekitar, dan polusi akibat
kerja/ wisata akibat kerja menjadikan banyaknya
serabuta banyaknya warga sini pengunjung
n pengunjung kerja di dalam
dengan eco
menggunaka
n bus
*Keterangan:
1. Usia 12. Kegiatan wisata EGP terhadap lingkungan fisik berdampak positif atau negatif
2. Jenis kelamin (alasan)
3. Asal 13. Kegiatan wisata EGP terhadap lingkungan sosial budaya berdampak positif
4. Pendidikan terakhir atau negatif (alasan)
5. Status [keluarga-pernikahan] 14. Apakah terdapat permasalahan yang muncul di tengah warga/ masyarakat
6. Agama sekitar terkait kegiatan wisata EGP setelah mulai beroperasi (sebutkan)
7. Pekerjaan utama 15. Apakah terdapat kegiatan bersama dengan warga/ masyarakat sekitar yang
8. Pendapatan RT diselenggarakan pihak EGP (sebutkan)
9. Pengeluaran RT 16. Apa harapan bapak/ibu terhadap pengelola EGP terkait dengan kegiatan
10. Apakah anda tahu kapan wisata EGP berdiri wisatanya terhadap lingkungan sekitar (fisik maupun sosial)
11. Tanggapan anda pada awal berdirinya EGP (alasan) 17. Apa saja yang menjadi kekhawatiran bapak/ibu terhadap kegiatan wisata EGP
18. Saran
RIWAYAT HIDUP

Diah Lestari, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Februari


1998. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak
Kusumohadi dan Ibu Boedi Setijawati. Pendidikan penulis
berawal dari SD Tugu Ibu 1 Depok dan lulus pada tahun
2010, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP Mardi Yuana Depok dan lulus
pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 3 Depok dan lulus pada
tahun 2016. Penulis melanjutkan pendidikan perguruan
tinggi di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor dengan
program studi Teknik dan Manajemen Lingkungan.
Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Eco Green Park
dengan judul tugas akhir Pengelolaan Wisata Eco Green Park di Kota Batu Jawa
Timur.

Anda mungkin juga menyukai