Anda di halaman 1dari 18

Laporan Hasil Diskusi Kelompok 5

Psikologi Pendekatan dalam Konseling


Anggota Kelompok :
Nia Anggraini (19006024)
Sri Wahyuni Nurzam (19006046)
Yosi Putri Werianti (19006052)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Herman Nirwana, M. Pd., Kons.

A. Penambahan Materi
1. Elfira Febriani Nim 19006015 ingin menambahkan materi mengenai Asumsi
Tentang manusia Konseling Ego (Konego)
Ciri baru dari model konseling Ego adalah lebih menekankan pada fungsi ego. Dalam
model konseling Ego dikenal satu istilah yang sangat menonjol yaitu “ego strength“
tang artinya kekuatan ego. Pada dasarnya kegiatan konseling adalah usaha
memperkuat
“Ego Strength”. Dengan demikian orang yang bermasalah adalah orang yang
memiliki
ego yang lemah. Pada umumnya masalah-masalah yang dialami individu diwarnai
oleh
kuat dan lemahnya ego tersebut.
Pebedaan antara ego menurut Sigmund Freud dengan Ego menurut Psikoanalisis Baru
adalah menurut Freud, ego itu tumbuh dari Id atau merupakan kelanjutan daripada Id
sedangkan menurut Psikoanalisis baru, ego itu tidak terikat pada Id, jadi tumbuh
sendiri
yang merupakan keseluruhan kepribadian. Ego itulah yang tumbuh dan menjadi
kepribadian seseorang. Jenis ego baru ini disebutnya juga dengan ego kreatif.
Erickson tidak sependapat dengan Freud tentang hakekat manusia, dan dia
beranggapan
bahwa manusia tidaklah dijadikan sesederhana binatang yang hanya bertingkah laku
berdasarkan pada instink atau semata-mata memenuhi kebutuhanya ( Freud cenderung
melihat bahwa dasarnya tingkah laku manusia itu adalah dalam rangka memenuhi
kebutuhan Id nya).Manusia tidaklah didorong oleh energy dari dalam, tetapi manusia
itu lahir ke dunia
untuk merespon perangsang-perangsang yang berbeda-beda. Disini terlihat beda
pendapatnya dengan Sigmund Freud yang lebih menekankan peranan Id dalam
kehidupan, sedangkan konseling Ego lebih menekankan peranan ego dalam
kehidupan
seseorang.
Egolah yang mengembangkan segala sesuatunya,misalnya kemampuan individu,
keadaan dirinya, penyaluran minatnya, hubungan sosialnya dan sebagainya.
Selanjutnya dikemukakan oleh Hansen,dkk (1977) bahwa, seseorang individu
haruslah
mempunyai ego yang sehat dan ego yang kuat.
2.
Maya Widiana NIM 19006021 akan menambahkan materi yaitu;
Dalam konseling-ego dikenal sebuah istilah
dengan sebutan “ego strength” yang artinya kekuatan ego. Ego dalam konselinego
mempunyai tiga fungsi yaitunya:
1. Impulse economic (imec) yaitu kemampuan ego untuk tidak hanya mengontrol
dorongan-dorongan, tetapi menyalurkannya ke arah tingkah
laku yang lebih dapat diterima dan berguna.
2. Cognitive function (cogfun) yaitu kemampuan ego untuk menganalisis dan
berfikir logis mengatasi perasaan (kemampuan ego yang bebas dari pengaruh
id)
3.
Controlling function (confun) yaitu kemampuan ego untuk memusatkan usaha
penyelesaian tugas tanpa diganggu oleh perasaan. Berdasarkan kutipan di atas ego
mempunyai tiga fungsi yaitunya fungsi dorongan ekonomis, fungsi kognitif dan
fungsi pengawasan. Ketiga fungsi ego ini sangat menentukan kuat lemahnya ego
seseorang. Konseling-ego memandang individu yang bermasalah adalah individu
yang memiliki ego yang lemah. Menurut Prayitno, lemah atau kurang kuatnya ego
seseorang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu individu kurang mampu merespon
dengan cara yang layak, pola tingkah laku yang dimiliki tidak cocok lagi dengan
tuntutan lingkungan (situasi) dan rusaknya fungsi ego. Individu yang kurang kuat
egonya adalah karena individu tersebut tidak dapat memfungsikan egonya secara
penuh, baik untuk menggerakkan dirinya dalam memenuhi kebutuhan
kebutuhannya maupun untuk meraih keinginan-keinginannya.3.
Tasya indah syafitri (19006048) akan menambahkan materi mengenai konseling
ego.
Konsep Konseling Ego, Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan
pada
fungsi ego. Erikson membangun di atas konsep Freud pada tahap perkembangan,
memperluas target sendiri melalui seluruh siklus hidup, dari lahir sampai mati. Salah
satu kontribusi besar Erikson adalah menekankan interaksi individu dengan
lingkungan
sosial dalam membentuk kepribadian, ego telah “berakar dalam organisasi sosial”.
Erikson menjelaskan bahwa ego itu memiliki kreatifitas dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, tidak hanya di tentukan oleh faktor internal yang berasal dari
dalam diri individu, tetapi juga di tentukan oleh faktor sosial dan budaya tempat
individu itu berada. Kegiatan konseling yang dilakukan pada umumnya bertujuan
untuk
memperkuat ego strength, yang berarti melatih kekuatan ego klien. Seringkali orang
yang bermasalah adalah orang yang memiliki ego yang lemah.
4.
fani yolanda Safitri Nim 19006016 ingin menambahkan materi Menurut Jess &
Gregory (2014:295-296) ada delapan tahapan perkembangan kepribadian yang
dikemukakan oleh Erikson yang mana point pentingnya adalah;
1. Pertama pertumbuhan terjadi berdasarkan prinsip epigenetik, yaitu satu bagian
komponen yang tumbuh dari komponen lain dan memiliki pengaruh waktu tersendiri,
tetapi tidak mengantikan komponen yang sebelumnya.
2. Kedua, di dalam tiap kehidupan terdapat interaksi berlawanan yaitu konflik antara
elemen sintonik (harmonis) dan elemen distonik ( mengacaukan). Contohnya pada
masa bayi
3. Ketiga, di tiap tahapan, konflik antara elemen distonik dan sintonik menghasilkan
kualitas ego dan kekuatan ego, yang erikson sebut sebagai kekuatan dasar (basic
strength). Contohnya dari antitesis anatar rasa percaya diri dan tidak percaya muncul
harapan, kualitas ego yang memungkinkan bayi untuk bergerak ke tahapan selajutnya.
4. Keempat, terlalu sedikitnya kekuatan pada suatu tahap mengakibatkan pantologi
inti
pada tahap tersebut. Contohnya seorang anak yang tidak memperoleh cukup harapan
selama masa bayi.
5. Kelima, walaupun Erikson tidak pernah meninggalkan aspek biologis dalam
tahapan
perkembangan manusia
6. Keenam, peristiwa-peristiwa di tahapan sebelumnya tidak menyebabkan
perkembangan kepribadian selanjutnya.7. Ketujuh, selama tiap tahapan khususnya
sejak remaja dan selanjutnya perkembangan
kepribadian ditandai oleh krisis identitas yang Erikson sebut dengan “titik balik”
8. Kedelapan, ego atau kekuatan dasar yang timbul dari konflik-konflik atau krisis
psikososial yang menjadi ciri khas setiap periode.
B. Tanya Jawab
1. Shovia Pratisca nim 19006044 akan bertanya kepada kelompok yaitu : dalam
makalah terdapat 3 fungsi ego, yang mana ada fungsi dorongan ekonomis, fungsi
kognitif, fungsi pengawasan. pertanyaannya seperti apa contoh dari masing" fungsi
tersebut?
Jawaban Kelompok :
Terimakasih kepada penanya saya Sri Wahyuni nurzam nim 19006046 akan
menjawab pertanyaan dari shovia pratisca dimana pertanyaannya yaitu berikan
contoh dari 3 fungsi ego.
Seperti yg kita ketahui fungsi ego yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi dorongan ekonomis
Fungsi ego ini menyalurkan dengan cara mewujudkan dalam bentuk
tingkah laku secara baik yaitu yang baik dan dapat diterima lingkungan, berguna
dan menguntungkan baik bagi diri individu sendiri maupun orang lain di
lingkungannya.
Contohnya yaitu dimana adanya keinginan untuk suatu hal yang berdasarkan akal
pikiran dan kemauan akan sesuatu yang diinginkan seperti untuk pemenuhan hasrat
akan keinginan itu sendiri dimana munculnya hasrat untuk menginginkan suatu
barang.
2. Fungsi kognitif
Berfungsinya ego pada diri individu untuk menerima rangsangan dari luar
kemudian menyimpannya dan setelah itu dapat mempergunakannya unuk keperluan
coping behavior. Dalam hal ini individu mempergunakan kemampuan kognitifnya
dengan disertai oleh pertimbangan-pertimbangan akal dan menalar.
Contohnya disaat menginginkan barang tersebut maka akal dan pikiran
menyimpannya dan mempertimbangkan apakah barang tersebut dapat dimiliki
berdasarkan kebutuhan atau hanya sekedar keinginan karena fungsi ini
mempertimbangkan keinginan yang akan menjadi keputusan.
3.Fungsi pengawasan
Disebut juga dengan fungsi kontrol, maksudnya tingkah laku yang
dimunculkan individu merupakan tingkah laku yang berpola dan sesuai dengan
aturan. Secara khusus, fungsi ego ini mengontrol perasaan dan emosi terhadap
tingkah laku yang dimunculkan.
Contohnya yaitu disaat menginjak barang dan sudah mempertimbangkannya maka
fungsi ini akan mengintrol diri dan pikiran dimana keinginan tersebut dapat
dipenuhi atau tidaknya terutama akan suatu barang itu dapat dipenuhi atau tidak
berdasarkan keinginan atau kebutuhan, maka pada fungsi ini mengontrol untuk
pengambilan keputusan akhir yang lebih baik.
Penambahan Jawaban :
1. Aminah Daulay NIM 19006006. Saya ingin menjawab pertanyaan dari saudari
Shovia
dalam makalah terdapat 3 fungsi ego, yang mana ada fungsi dorongan ekonomis,
fungsi kognitif, fungsi pengawasan. pertanyaannya seperti apa contoh dari masing"
fungsi tersebut?
Menurut saya, contoh dari fungsi tsb adalah:
Impluse economics
Kemampuan ego untuk tidak hanya mengontrol dorongan
dorongan, tetapi menyalurkan ke arah tingkah laku yang lebih
dapat diterima dan berguna. Contohnya apabila seorang mahasiswa membutuhkan
sebuah buku dan hanya satu di perpustakaan, dia meminjam untuk difoto copy
terlebih dahulu atau mencatat hal yang penting dari buku tersebut
Cognitif function
Kemampuan ego untuk menganalisis dan berfikir logis
mengatasi perasaan. Contoh: seseorang yang tidak boleh bergaul dengan jenis
kelamin lain yang berbeda, dimana seseorang tersebut amat terikat dengan nilai
nilai yang kaku (agama, adat atau kepercayaan lainnya) sedangkan pada dirinya selalu
muncul dorongan atau naluri yang mana sangat dilarang oleh lingkungannya,
sehingga apabila inidividu itu pindah pada lingkungan yang agak longgar terhadap
nilia-nilai, maka akan menimbulkan masalah pada diri individu itu setiap kali dia
dihadapkan pada situasi yang sama.
Controlling function
Kemampuan ego untuk memusatkan usaha penyelesaian tugas
tanpa diganggu oleh perasaan. Contoh: Di tengah acara makan malam, Sinta haus,
namun gelasnya sudah kosong. Daripada menunggu pelayan mengisi ulang
gelasnya, dia mengambil gelas Pak Budi di seberang meja lalu meminumnya. Tentu
sangat mengejutkan.
Andre terjebak macet saat pulang kantor. Ia hanya ingin motornya bergerak! Ia
marah pada situasi itu, lalu memaksakan motornya melaju ke depan, tidak peduli
bahwa dia mematahkan kaca spion orang ketika mencoba untuk mendahului mobil
mobil di depannya.
2. RIFDHA FADILLA, NIM 19006038 akan menambahkan jawaban dari
pertanyaan saudari shovia , saya akan menambahkan contoh di bagaian fungsi
ego ekonomik. Fungsi ego
impulse economic, maksdunya adalah dorongan-dorongan yang
menguntungkan
disalurkan dengan cara yang baik dan normative. Pada diri individu terdapat
bermacammacam dorongan yang setiap saat muncul, misalnya dorongan untuk
bekerja, berbicara,
melakukan sesuatu dan sebagainya.
2. fani yolanda Safitri Nim 19006016 ingin bertanya Dalam model konseling ego
dikenal satu istilah yang sangat menonjol yaitu “ego strength” yang artinya
kekuatan ego dan tadi juga di jelaskan tentang teknik konseling ego. pertanyaanya
seperti apa contoh konseling ego itu sendiri dan bagaimana simulasi dari konseling
ego?Jawaban Kelompok :
Yosi Putri Werianti 19006052. Saya akan menjawab pertanyaan dari Fani yaitu
menurut kelompok konsep pendekatan ego ini lebih menekankan apa? dan berikan
contohnya? Bagaimana simulasi dari konseling ego?Konseling ego dipopulerkan oleh
Erikson konseling ego memiliki ciri yang khas
yang lebih menekankan pada fungsi ego. Kegiatan konseling yang dilakukan pada
umumnya bertujuan untuk memperkuat ego Strange yang berarti melatih kekuatan
ego klien. Seringkali orang yang bermasalah adalah orang yang memiliki ego yang
lemah contohnya orang yang rendah diri, dan tidak bisa mengambil keputusan
secara cepat dikarenakan ia tidak memungkinkan egonya secara penuh, baik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya meraih keinginan nya.
Penambahan Jawaban :
1. Aminah Daulay NIM 19006006. Saya ingin menjawab pertanyaan dari saudari
Fani
konsep pendekatan konego ini lebih menekankan apa? Dan berikan contohnya?
Bagaimana simulasi dari konseling ego?
Menurut saya, konseling Ego lebih menekankan peranan ego dalam kehidupan
seseorang. konseling-ego merupakan pendekatan konseling yang lebih menekankan
pada fungsi ego. maksudnya pendekatan konseling yang berusaha membantu klien
yang mempunyai ego yang lemah agar ego klien menjadi kuat kembali. Karena
dalam pendekatan konseling-ego ini dikenal sebuah istilah kekuatan ego.
Maksudnya adalah bagaimana siswa yang menjadi sasaran layanan nantinya dapat
memperkuat ego resiliennya karena dalam konseling-ego dikenal sebuah istilah
dengan sebutan “ego strength” yang artinya kekuatan ego. Konseling-ego dapat
diaplikasikan melalui layanan konseling individu, layanan konseling kelompok dan
layanan mediasi. Melalui konseling-ego tingkah laku salah suai dapat diubah
dengan memperkuat ego yang dimiliki klien. Kegiatan konseling yang dilakukan
pada umumnya bertujuan untuk memperkuat ego strength, yang berarti melatih
kekuatan ego klien. Seringkali orang yang bermasalah adalah orang yang memiliki
ego yang lemah. Misalnya, orang yang rendah diri, dan tidak bisa mengambil
keputusan secara tepat dikarenakan ia tidak mampu memfungsikan egonya secara
penuh, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meraih keinginannya.simulasi dari
konseling ego: Konseling ego format kelompok Model konseling ini
bertujuan untuk memperkuat ego strength dengan demikian orang yang bermasalah
adalah orang yang memiliki ego yang lemah misalnya orang yang penakut, rendah
diri, tidak bisa mengambil keputusan sendiri termasuk orang yang memiliki ego
yang lemah. Pelaksanaan model konseling ego ini dapat dilaksanakan dengan
konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai
dengan tuntunan karakter cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok. Dari
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa konseling kelompok merupakan suatu
proses yang melibatkan serangkaian aktivitas terarah kepada membantu para klien
guna memppercepat penyelesaian persoalan yang mereka hadapi, serta dengan
memanfaatkan suasana kelompok.
a.Pertama-tama konselor perlu membina hubungan akrab dengan kliennya,
sehingga dapat muncul kepercayaan pada diri klien terhadap konselornya.
b.Usaha yang dilakukan konselor harus terpusat pada masalah yang dikeluhkan
klien, khususnya pada pada masalah yang di dalamnya ternyata tampak kekuatan
egonya melemah
c.Pembahasan ini dipusatkan pada aspek-aspek kognitif. Tetapi hal yang
mempunyai kaitan langsung dengan perasaan juga disinggung
d.Mengembangkan situasi “ambiguitas” (keadaan bebas dan boleh kemana saja dan
tidak dibatasi, tidak dihalangi, tidak dihambat-hambat). Untuk terciptanya
ambiguitas ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1)Konselor memberikan kesempatan kepada klien bagi munculnya perasaan
perasaan dalam diri klien
2)Klien diperkenankan mengemukakan kediriannya sendiri yang mungkin berbeda
dengan orang lain
3)Konselor menyediakan fasilitas yang memungkinkan terjadinya transference
melalui proyeksi
e.Pada saat klien melakukan tranference, maka konselor hendaklah melakukan
tranference. Maksudnya konselor mengendalikan diri terhadap terhadap kesan
kesan pada klien.
f.Konselor hendaknya melakukan diagnosis terhadap dimensi-dimensinya yaitu :
1)Perincian dari masalah yang sedang dialami klien pada saat melakukan konseling
itu
2)Sebab-sebab timbulnya masalah tersebut, bisa juga titik api yang menjadikan
masalah tersebut menyebar saat ini
3. Aminah daulay 19006006 Bagaimana permasalahan klien yang menggunakan
teori konseling ego? Pada tahap mana Ego muncul pada kepribadian? Hambatan
konselor dalam pelaksanaan konseling ego?
Jawaban dari kelompok :
Nia Anggraini NIM 19006024 Menurut teori erikson orang yang bermasalah
adalah orang yang memiliki Ego yang lemah. Misalnya orang yang penakut, rendah
diri, banyak lemah, tidak bisa mengambil keputusan termasuk orang yang memiliki
Ego
lemah. Dikatakan demikian adalah karena orang yang keadaannya seperti itu tidak
dapat memfungsikan egonya secara penuh, baik untuk menggerakkan dirinya dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya maupun untuk meraih keinginan
keinginannya.Pada umumnya masalah-masalah yang dialami individu diwarnai oleh
kuat dan lemahnya ego tersebut.Konseling ego dipopulerkan oleh Erikson. Konseling
ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi ego. Kegiatan konseling
yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk memperkuat ego strength, yang
berarti
melatih kekuatan ego klien. Seringkali orang yang bermasalah adalah orang yang
memiliki ego yang lemah. Misalnya, orang yang rendah diri, dan tidak bisa
mengambil
keputusan secara tepat dikarenakan ia tidak mampu memfungsikan egonya secara
penuh, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meraih keinginannya.
Erikson memandang ego sebagai kemampuan seseorang untuk menyesuaikan
diri secara kreatif dan otonom. jadi menurut Erikson (Alwisol, 2009:87) menyatakan
bahwa ego adalah sumber kesadaran diri indvidu. Ego mengembangkan perasaan
yang
berkelanjutan diri antara masa lalu dengan masa yang akan datang selama proses
penyesuaian diri dengan realita. Friedman dan Schustack (2006, 156) mengemukakan
bahwa ego berkembang mengikuti tahap epigenik, artinya tiap bagian dari ego
berkembang pada tahap perkembangan tertentu dalam rentang waktu tertentu.
Menurutnya, semua yg berkembang mempunyai rencana dasar, dan dari perencanaan
ini muncul bagian-bagian, masing-masing bagian mempunya waktu khusus utk
menjadi pusat perkembangan, sampai semua bagian muncul untuk membentuk
keseluruhan
fungsi
Penambahan Jawaban :
Yeli Dwi Putri NIM 19006051 Bagaimana permasalahan klien yang
menggunakan teori konseling ego? Pada tahap mana Ego muncul pada kepribadian?
Hambatan konselor dalam pelaksanaan konseling ego?
Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi ego.
Kegiatan konseling yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk memperkuat ego
strength, yang berarti melatih kekuatan ego klien. Seringkali orang yang bermasalah
adalah orang yang memiliki ego yang lemah. Misalnya, orang yang rendah diri, dan
tidak bisa mengambil keputusan secara tepat dikarenakan ia tidak mampu
memfungsikan egonya secara penuh, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
meraih keinginannya. Tujuan konseling berdasarkan pandangan Erikson adalah
memfungsikan ego klien yang sebelumnya tidak berfungsi dengan penuh. Selain itu
tujuan konseling itu adalah melakukan perubahan pada diri klien sehingga terbentuk
Coping Behavior yang dikehendaki dan dapat terbina dan agar ego klien itu dapat
lebih
kuat (ego integrety).
Langkah-langkah dalam penyelenggaraan konseling ego adalah :
• Pertama-tama mebantu klien mengkaji perasaan-perasaannya berkenaan
dengan kehidupan, juga feeling terhadap peranan-peranannya, feeling penampilannya
dan hal-hal lain yang bersangkut paut dengan tugas-tugas kehidupannya.
• Klien kita proyeksikan dirinya terhadap masa depan.
• Selanjutnya konselor berusaha mendiskusikan dengan klien hambatan
hambatan yang dijumpainya untuk mencapai tujuan masa depannya
• Kalau pendiskusian tentang hambatan-hambatan itu sudah berlangsung
cukup jauh, konselor melalui proses interpretasi dan refleksi, mengajak klien untuk
mengkaji lagi diri sendiri dan lingkungannya.
Konselor perlu membina hubungan yang akrab dengan kliennya, sehingga dapat
muncul kepercayaan pada diri klien terhadap konselornya.2. Usaha yang dilakukan
konselor harus dipusatkan pada masalah yang
dikeluhkan oleh klien, khususnya pada masalah yang ternyata di dalamnya tampak
kekuatan egonya melemah .
3. Pembahasan itu dipusatkan pada aspek kognitif, tetapi hal yang
mempunyai kaitan langsung dengam perasaan juga disinggung.
4. Mengembangkan situasi “ambiguitas” (keadaan bebas dan boleh kemana
saja dan tidak dibatasi, tidak dihalangi, tidak dihambat-hambat).
Hambatan konseling ego yaitu klien yang selalu mempunyai ego yang rendah,
ia selalu merasa rendah diri. Ia tidak mampu mengenali dirinya sendiri. Ia selalu
membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Sehingga setelah proses
konseling
pun iat tetap merasa rendah diri.
Laporan Hasil Diskusi Kelompok 6

PENAMBAHAN MATERI
1. Aminah Daulay 19006006
Baiklah, Terimakasih kepada Moderator.
Assalamualaikum, Selamat Siang Pak, Bu dan Teman-teman. Perkenalkan nama saya
Aminah Daulay NIM 19006006.

Saya ingin Menambahkan Materi tentang Psychosocial Stage 5-pada usia sekitar
12-18 tahun Identity vs. Confusion (identitas vs kebingungan)

Tahap kelima perkembangan psikososial terjadi pada usia remaja. Pada usia ini
remaja sering
mengalami pergolakan. Tahap ini memainkan peran esensial dalam perkembangan
perasaan
memiliki identitas diri yang akan mempengaruhi perilaku dan perkembangan hidup
selanjutnya. Selama masa remaja, anak-anak mengeksplor kemandirian dan
mengembangkan
perasaan terhadap diri sendiri, mereka yang menerima dorongan dan penguatan yang
sesuai
melalui eksplorasi diri akan memunculkan perasaan diri, kemandirian dan Kontrol
yang kuat.
Mereka yang tetap tidak pasti akan keyakinan diri dan keinginan akan merasa tidak
aman dan
bingung terhadap diri sendiri dan masa depannya.
Ketika psikolog berbicara tentang identitas, mereka merujuk pada semua keyakinan,
hal-hal
yang ideal dan nilai-nilai yang dapat menolong membentuk dan menuntun perilaku
seseorang. Pencapaian tahap ini secara lengkap menimbulkan ketaatan yang di
gambarkan
oleh Erikson sebagai suatu kemampuan untuk hidup sesuai standar dan harapan
masyarakat.
Erikson meyakini bahwa setiap tahap dalam perkembangan psikososial adalah
penting, ia
memberi penekanan khusus pada perkembangan identitas ego. Identitas ego adalah
kesadaran
diri yang berkembang melalui interkasi sosial dan menjadi fokus utama selama tahap
perkembangan psikososial identitas Vs kebingungan. Menurut Erikson, identitas ego
berubah
secara konstan karena pengalaman baru dan informasi yang diperoleh tiap hari
melalui
interaksi dengan orang lain. Sebagaimana pengalaman baru yang diperoleh seseorang
ia juga
menghadapi tantangan yang dapat membantu atau menghambat perkembangan
identitanya.
Identitas pribadi memberikan tiap orang perasaan diri yang terintegrasi dan kohesif
yang
bertahan sepanjang hidup kita. Perasaan terhadap identitas pribadi terbentuk melalui
pengalaman dan interaksi dengan orang lain dan membantu sebagai tuntunan
tindakan,keyakinan dan perilaku sepanjang usia.

Psychosocial Stage 6
usia sekitar 19-40 tahunIntimacy vs. Isolation ( Keintiman Vs Isolasi)
Erikson memercayai bahwa adalah vital bahwa seseorang mengembangkan dan
berkomitmen
terhadap relasi dengan orang lain. Mereka yang berhasil pada tahap ini akan
membentuk
relasi yang bertahan dan aman. Setiap tahap membentuk keterampilan yang dipelajari
dalam
tahap sebelumnya. Erikson meyakini bahwa perasaan yang kuat terhadap indentitas
pribadi
adsalah sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang akrab. Studi
menunjukkan
bahwa mereka yang kurang memiliki perasaan terhadap diri sendiri cenderung kurang
berkomitmen dalam berelasi dan mereka lebih mengalami penderitaan isolasi
emosional,kesepian dan depresi. Resolusi yang berhasil pada tahap ini menghasilkan
kebajikan yang dikenal sebagai cinta yang ditandai dengan kemampuan untuk
membentuk
hubungan dengan orang lain secara bermakna dan berjangka Panjang.

Terimakasih, saya kembalikan kepada moderator.

2. Micel Yelti: Terimakasih moderator, Perkenalkan saya Micel Yelti 19006022 akan
menambahkan materi tentang Proses dan Tujuan konseling Ego. Beberapa aturan
dalam konseling ego yaitu :
1. Proses konseling harus bertitik tolak dari proses kesadaran.
2. Proses konseling bertitik tolak dari asas kekinian.
3. Proses konseling lebih ditekankan pada pembahasan secara rasional.
4. Konselor hendaknya menciptakan suasana hangat dan spontan, baik dalam
penerimaan klien maupun dalam proses konseling.
5. Konseling harus dilakukan secara profesional.
6. Proses konseling hendaklah tidak berusaha mengorganisir keseluruhan
kepribadian individu, melainkan hanya pada pola-pola tingkah laku salah suai saja.
Menurut (Sofyan, 2007) tujuan konseling berdasarkan pandangan teori Erickson :
a) Memfungsikan ego klien yang sebelumnya tidak berfungsi dengan penuh
b) Selain itu tujuan konseling itu adalah melakukan perubahan pada diri klien
sehingga terbentuk Coping Behavior yang dikehendaki dan dapat terbina dan agar ego
klien itu dapat lebih kuat (ego integrety)
c) Keseluruhan pribadi harus diarahkan untuk merubah, kalau klien mau dibantu.
d) Konselor membantu klien memperbaiki satu-dua fungsi ego yang rusak
sehingga menimbulkan kesulitan begi klien.
Sekian penambahan materi dari saya terimakasih

3. RIFDHA FADILLA, Nim 19006038 akan menambahkan materi, tentang tujuan


konseling

Tujuan konseling berdasarkan pandangan Erikson adalah memfungsikan ego klien


yang sebelumnya tidak berfungsi dengan penuh. Selain itu tujuan konseling itu
adalah melakukan perubahan pada diri klien sehingga terbentuk Coping Behavior
yang dikehendaki dan dapat terbina dan agar ego klien itu dapat lebih kuat (ego
integrety)
Wisnu Pamuja Utama(dalam Taufik, 2009) berpendapat bahwa tujuan
konseling ialah Membantu merubah perilaku konseli agar lebih produktif,
membantu pemecahan masalah baik masalah pribadi, sosial, belajar, karier,
keluarga, dan keagamaan, serta mendorong peserta didik mampu mengambil
keputusan yang penting dirinya dalam menemukan solusi sendiri.
Tujuan konseling adalah memberi fasilitas dan menimbulkan pertumbuhan
kepribadian; Menolong pribadi-pribadi untuk mengubah pola-pola kehidupan yang
menyebabkan mereka tidak berbahagia, dan Menyediakan suasana persaudaraan
dan kebijaksanaan bagi pribadi-pribadi yang sedang menghadapi kehilangan dan
kekecewaan. membantu klien untuk merasa lebih baik/ nyaman. Konselor
menetapkan tujuan untuk membantu kliennya memiliki kemampuan menolong diri
sendiri, sehingga dapat menghadapi situasi hidup selanjutnya dengan lebih
konstruktif. (Oates, 1974:9)

Sekian terimakasih moderator.

PERTANYAAN:
1. Aminah Daulay 19006006
Baiklah, Terimakasih kepada Moderator.
Assalamualaikum, Selamat Siang Pak, Bu dan Teman-teman. Perkenalkan nama saya
Aminah Daulay NIM 19006006.

Saya ingin bertanya, Bagaimana contoh dari “pola coping yang sudah terbina pada
diri seseorang sekarang tidak sesuai lagi dengan situasi sekarang”? Apa maksud dan
contoh dari Analisis Skript? Serta hambatan dalam pelaksanaan proses konseling ego?

Terimakasih, saya kembalikan kepada moderator.

2. Fani Yolanda Safitri 19006016


Terima kasih atas kesempatannya moderator
Assalamualaikum wr wb
Selamat bapak ibu dan teman2,semoga kita selalu dalam keadaan sehat,aminn.
Perkenalkan saya fani yolanda Safitri Nim 19006016 ingin bertanya Jelaskanlah
contoh perilaku salah suai yang ditimbulkan dari masing2 tahap yang sudah ada
Dimakalah jika tahap2 tersebut tidak terpenuhi dengan baik,teknik apa yang
digunakan oleh konselor dalam pengentasan perilaku salah suai tersebut serta
bagaimana peran seorang guru BK jika menemui seorang anak yang memiliki
perilaku salah suai Tp anak tersebut tidak menyadarinya?
Sekian saya kembalikan kepada moderator

PENAMBAHAN JAWABAN:

Jawaban Fani:
1. Aminah Daulay 19006006
Baiklah, Terimakasih kepada Moderator.
Assalamualaikum, Selamat Siang Pak, Bu dan teman-teman. Perkenalkan nama saya
Aminah Daulay NIM 19006006. Saya ingin menjawab pertanyaan dari saudari Fani
Jelaskanlah contoh perilaku salah suai yang ditimbulkan dari masing2 tahap yang
sudah ada Dimakalah jika tahap2 tersebut tidak terpenuhi dengan baik,teknik apa
yang digunakan oleh konselor dalam pengentasan perilaku salah suai tersebut
serta bagaimana peran seorang guru BK jika menemui seorang anak yang
memiliki perilaku salah suai Tp anak tersebut tidak menyadarinya?

Menurut saya, contoh perilaku salah suai:

1. Adanya peserta didik tidak menyukai kritikan yang diberikan oleh teman dalam
kelompok bermain

2. Adanya peserta didik yang pemalu berbicara di lingkungan sekolah

3. Adanya peserta didik yang tidak mampu mengkomunikasikan masalahnya pada


guru.

4. Adanya peserta didik yang menyendiri karena tidak mau bergaul dengan teman
pada saat di lingkungan sekolah

5. Adanya peserta didik yang selalu cemas kalau ditanya oleh guru pada saat berada di
lingkungan sekolah.

6. Adanya peserta didik yang memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap teman
pada saat di lingkungan sekolah.

7. Adanya peserta didik yang kurang nya keinginan untuk bergaul dengan teman
sebayanya.

8. Adanya peserta didik yang kurang merespon pada saat temannya bertanya.

Teknik yang digunakan oleh konselor:

Teknik konseling Ego State yang termasuk pada pendekatan konseling yang baru
yang merupakan terapi yang menggunakan pendekatan individu, keluarga, dan terapi
kelompok dalam mengakses dan berhubungan dengan Ego State yang bertujuan untuk
melepaskan dan mengatasi konflik Ego State yang terjadi. Konflik Ego State yang
terjadi seringkali membuat seseorang mengalami kecemasa, depresi bahkan perilaku
salah suai.

-Pertama-tama konselor perlu membina hubungan yang akrab dengan klien. 


-Usaha yang dilakukan oleh konselor harus dipusatkan pada masalah yang dikeluhkan
oleh klien, khususnya pada masalah yang ternyata di dalamnya tampak lemahnya
ego. 
-Pembahasan itu dipusatkan pada aspek-aspek kognitif dan aspek lain yang terkait
dengannya. 
-Mengembangkan situasi ambiguitas (keadaan bebas dan tak terbatas) yang dapat
dibina dengan: 
-Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memunculkan perasaan yang ada
dalam dirinya. 
-Klien diperkenankan mengemukakan kondisi diri yang mungkin berbeda dengan
orang lain. 
-Konselor menyediakan fasilitas yang memungkinkan terjadinya transference melalui
proyeksi. Pribadi yang transference adalah pribadi yang mengizinkan orang lain
melihat pribadinya sedangkan proyeksi adalah mengemukakan sesuatu yang
sebetulnya ada pada diri sendiri. 
-Pada saat klien transference, konselor hendaknya melakukan kontra transference.

Upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi tingkah laku salah suai siswa
melalui layanan konseling individu untuk mengentaskan permasalahan terutama
tingkah laku salah suai siswa. Upaya tersebut adalah dengan memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada siswa sesuai dengan faktor apa yang melatarbelangi siswa
tersebut berperilaku salah suai.

Terimakasih, saya kembalikan kepada moderator.

Anda mungkin juga menyukai