Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“PERILAKU MENYIMPANG KARYAWAN DAN PENGENDALIAN UNTUK


PENYIMPANGAN TERSEBUT”

KOMANG WAHYU NURANI


019.4.0005

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA
2022
Perilaku menyimpang dalam Sistem Informasi Manajemen

Perilaku menyimpang dalam kamus besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perubahan atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
bertentangan dengan norma norma dan hukum yang berlaku di dalam masyarakat. Dalam
kehidupan masyarakat semua Tindakan manusia dibatasi oleh aturan untuk berbuat dan
berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Perilaku
menyimpang secara umum bisa dikatakan sebagai suatu perilaku yang sengaja dilakukan
dan bertentangan dengan norma norma yang berlaku.

Perilaku menyimpang dalam system manajemen bisa dikaitkan dengan perilaku


menyimpang organisasi karena dalam system informasi manajemen pasti terdapat system
organisasi yang terbentuk didalamnya. Perilaku menyimpang dalam organisasi adalah
suatu istilah yang diinisiasi oleh Vardi 1990, Ketika menyadari belum ada suatu model
yang memprediiksi “kesalahan(misconduct)” ditempat kerja. Konsep penyimpangan yang
bermanfaat dalam menganalisa sisi gelap dan disfungsional suatu organisasi. Aspek aspek
yang berperan dalam menjelaskan perilaku menyimpang baik positif seeprti perilaku
proposial ataupun perilaku menyimpang nnegatif diantaranya adalah tekanan
sosial,frustasi dan depresi dalam organisasi, lemahnya pengendalian dalam system kerja,
sangsi yang terlalu lemah ataupun perubahan organisasional.

Ada dua bentuk perilaku menyimpang yaitu :

 Interpersonal ( disebabkan oleh perbedaan karakteristik anggota dalam suatu


organisasi)
 Organisasional (muncul sebagai akibat dari factor factor organisasi atau konteks)

Perilaku menyimpang dilakukan oleh banyak orang termasuk seperti dibawah ini :

1. Karyawan pegawai Tata Usaha


2. Karyawan pegawai bukan Tata Usaha
3. Karyawan Teknik
4. Karyawan Operasional

Perilaku menyimpang yang dilakukan Keempat karyawan diatas tidak bisa disebutkan satu
persatu namun bisa dijelaskan secara umum dimana perilaku menyimpang ini biasa dilakukan
oleh karyawan karyawan dalam suatu organisasi. Untuk kasus penyimpangan perilaku
dilakukan mulai dari penyimpangan yang kecil seperti terlambat masuk kerja, pulang lebih
awal/masuk tanpa izin, bekerja tidak maksimal, bolos dan santai diluar pada jam kantor.
Selain itu adapula kasus penyimpangan seksual, dan penyimpangan perilaku yang merugikan
organisasi seperti menggunakan dana negara karena perilaku konsumtif bahkan tidak sedikit
karyawan/pejabat yang terlibat kasus manipulasi dan korupsi. Banyak pula kasus kasus
penyimpangan perilaku yang dilakukan karyawan seperti pencurian ataupun sabotase, ada
juga penyimpangan tersebut terlihat jelas dari sikap pekerja/karyawan yang malas bahkan
tidak berkompeten.

Penyimpangan penyimpangan tersebut jelas sangat merugikan bahkan menimbulkan dampak


negative bagi individu maupun perorangan. Penyimpangan perilaku yang dilakukan ada
jenisnya yaitu perilaku penyimpangan atas kemauan sendiri, dan memilki tujuan yang
berbahaya.

Selain yang disebutkan diatas ada juga beberapa pembagian perilaku penyimpangan

1. Production Deviance Perilaku yang termasuk dalam production deviance adalah


pulang atau meninggalkan pekerjaan lebih awal, mengambil waktu istirahat melebihi
waktu semestinya, secara sengaja memperlambat penyelesaian tugas dan tidak
efisien dalam menggunakan sumber daya organisasi. Production deviance 11 12 lebih
mengarah kepada tindakan menyimpang yang ditujukan untuk menurunkan tingkat
kinerja karyawan yang bersangkutan.
2. Property Deviance Perilaku yang termasuk dalam property deviance adalah
melakukan tindakan sabotase dan mencuri perlengkapan milik organisasi dan lebih
mengarah kepada tindakan pengrusakan terhadap properti milik organisasi.
3. Political Deviance Political deviance merupakan tindakan menyimpang yang
cenderung mengarah kepada motif politis seperti lebih menunjukkan keberpihakan
pada pihak-pihak tertentu dalam organisasi, menyebarkan informasi yang tidak
benar dan menyesatkan, melakukan tuduhan kesalahan kepada individu lain.
4. Personal Aggression Personal aggression lebih tertuju kepada sasaran individu lain
dalam organisasi. Contoh dari tindakan menyimpang ini seperti melakukan tindakan
penganiayaan dan mengancam rekan kerja lainnya. Hudilburg (2005) dalam Djalantik
& Sutjipto (2006) juga mengistilahkan tindakan menyimpang ini sebagai antisocial
behaviors.

Hudilburg membagi antisocial behaviors menjadi empat kategori yaitu venting, dissipation,
fatigue dan explosion.

 Venting Venting adalah perilaku anti-sosial cenderung berbentuk verbal seperti


menghina rekan kerja lain di depan umum atau mengucapkan kata-kata kasar. 13
 Dissipation Dissipation merupakan perilaku yang cenderung berupa tindakan
pembalasan terhadap organisasi akibat adanya pelanggaran hak-hak atau karyawan
merasa adanya tindakan ketidakadilan.
 Fatigue Fatigue menunjukkan perilaku karyawan yang terlalu terobsesi dengan emosi
negatif dan cenderung bertahan dengan emosi negatif tersebut.
 Explosion Pada tipe ini, individu telah menunjukkan perilaku anti-sosial secara nyata
dan menunjukkan emosi negatif yang berdasarkan kemarahan serta memungkinkan
terjadinya tindak kekerasan.

Dari beberapa penjelasan tentang penyimpangan perilaku, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mengendalikan kasus penyimpangan perilaku tersebut diantaranya:

1) Meningkatkan kepercayaan karyawan dan keadilan organisasi


Kepercayaan karyawan pada suatu organisasi sangat penting dipertahankandalam
rangka menekan atau pengurangi perilaku menyimpang. Persepsi terhadap
keadilan akan mendorong munculnya perilaku (kepuasankerja, komitmen dan
kepercayaan) dan reaksi perlakuan (perilaku sebagai anggota masyarakat dalam
organisasi). Persepsi orang yang adil dapat menuntun perilaku dan sikap yang
positif sedangkan persepsi orang yang diperlakukan tidak adil akan menimbulkan
perilaku dan sikap yang menyimpang
2) Kualitas pemimpin
Kepemimpinan menjadi factor penting untuk mengurangi perilaku menyimpang,
karakter pemimpin bisa menentukan organisasi. Jika pemimpin bagus maka akan
mengurangi terjadinya perilaku menyimpang dalam karyawan

3) mengidentifikasi keragaman,mulai dari usia, ras, etnis, tingkat pendidikan, agama,


latar belakang, senioritas, dan lainnya. Keragaman ini sebenarnya hal yang sudah
pasti ditemui dalam setiap perusahaan.Masalah mungkin saja timbul bila karyawan
senior yang lebih dahulu bekerja merasa kurang dihargai oleh angkatan kerja
yang baru atau juniornya. Oleh karena itu, identifikasi keragaman karyawan perlu
dilakukan untuk menyesuaikan pembagian pekerjaan agar semuanya berjalan
seimbang dan menghindari adanya penyimpangan

4) Masalah komunikasi dan hambatan persepsi bahasa dan budaya perlu diatasi agar
tercipta komunikasi yang baik. Jika komunikasi tidak baik akan muncul masalah
dan penyimpangan perilaku

Anda mungkin juga menyukai