(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi Pembangunan)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa bahwasanya atas limpah dan
karunia-Nya, kami telah diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dalam bentuk
makalah dengan judul “Urgensi Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Nasional”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW,keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya yang senantiasa sampai akhir
zaman.
Kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan pemerintah,
namun juga terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu
hidup masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan
kepedulian, serta tanggung jawab masyarakat. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Administrasi
Pembangunan dan mengetahui tentang Urgensi Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Nasional. Makalah ini memuat tentang Urgensi Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Nasional yang disajikan secara sistematis berdasarkan literatur dari beberapa sumber.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Namun demikian, kami dalam hal ini sangat menyadari, bahwa
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Tentunya masih banyak kekurangan
yang terdapat pada penulisan ini, dengan segala kerendahan hati dan segenap kemampuan
yang kami miliki, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca serta memberikan informasi mengenai Urgensi Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Nasional.
penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 2
Nasional ............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian partisipasi atau peran serta pada dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan
dan keikut-sertaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasan intrinsik maupun ekstrinsik dalam
keseluruhan proses kegiatan pembangunan, yang mencakup: pengambilan keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian (pemantauan, evaluasi, pengawasan), serta
pemanfaatan hasil kegiatan yang dicapai (Mardikanto dan Soebiato, 2012).
Dalam konteks sistem demokrasi, partisipasi memegang peranan yang vital. Negara
demokrasi adalah negara yang memungkinkan partisipasi rakyat berlangsung secara penuh dalam
urusan-urusan negara. Elemen-elemen demokrasi politik meliputi tiga dimensi utama, yaitu:
kompetisi, partisipasi, dan kebebasan politik dan sipil. Dalam proses demokratisasi, ada dua jalan
terpenting menuju demokrasi, yakni jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus
pada partisipasi (Huneryager dan Hecman, 1992 dikutip oleh Dwiningrum, 2011).
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
C. Tujuan Makalah
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan mengenai urgensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan
2. Mendeskripsikan tipe dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional
3. Mendeskripsikan tingkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional
4. Mendeskripsikan mengenai dimensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional
5. Mendeskripsikan mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat
dalam pembangunan nasional
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pembaca
mengenai:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Juliantara (2002:87) substansi dari partisipasi adalah bekerjanya suatu sistem
pemerintahan dimana tidak ada kebijakan yang diambil tanpa adanya persetujuan dari rakyat,
sedangkan arah dasar yang akan dikembangkan adalah proses pemberdayaan. Lebih lanjut
dikatakan bahwa tujuan pengembangan partisipasi adalah :
3
kepentingan masyarakat. Ketiga, bahwa persoalan- persoalan dalam dinamika pembangunan akan
dapat diatasi dengan adanya partisipasi masyarakat. (Juliantara, 2002: 89-90).
Participation adalah hal ikut sertanya setiap orang dalam suatu kegiatan yang Merupakan
aktivitas dalam organisasinya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Bila kita hubungkan
dengan pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yakni meningkatkan taraf
hidup masyarakat menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Partisipasi masyarakat menurut Hetifah Sj. Soemarto (2003:78) adalah “proses ketika warga
sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut
mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang
langsung mempengaruhi kehiduapan mereka”.
4
bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Hal ini selaras dengan
konsep mancetered development yaitu pembangunan yang diarahkan demi perbaikan nasib
manusia.
Apabila kita membicarakan masalah partisipasi dalam pembangunan nasional maka sebagian
besar yang dimaksud adalah sikap tanggap masyarakat Terhadap anjuran-anjuran dan
petunjukpetunjuk dari pemerintah dalam rangka pembangunan itu sendiri. Sebagian tuntutan
pembangunan yang sedang giat-giatnya digalakkan sekarang ini. Perubahan yang paling penting
dan sangat menentukan adalah perubahan dalam sikap dan tindakan masyarakat.
5
Dimana dalam kegiatan yang memberikan keuantungan ini dengan mengevaluasi
termasuk keterlibatan dalam proses yang berjalan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan baik dari segi material, sosial dan personel.
• Partisipasi vertikal merupakan suatu kondisi yang mesyarakatnya berlibat didalam ataupun
mengambil bagian dalam sebuah program pihak lain, dalam suatu hubungan sebagaimana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan.
Terkait dengan bentuk partisipasi masyarakat, menurut Yadav (dalam UNAPDI, 1980)
bahwa ada empat bentuk partisipasi masyarakat dalam perannya, yaitu:
6
C. Tingkatan Partisipasi Masyarakat
Tingkat pelibatan masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya terbagi dalam 8 (delapan)
tingkatan, dari yang bersifat non-partisipasi sampai pada kekuasaan warga. Menurut Arnstein
(Panudju,1999) tingkatan tersebut adalah:
7
6. Partnership atau kemitraan
Pada tingkatan ini, atas kesepakatan bersama kekuasaan dalam berbagai hal dibagi antara
masyarakat dengan pihak penguasa. Disepakati juga pembagian tanggungjawab dalam
perencanaan, pengendalian keputusan, penyusunan kebijakan dan pemecahan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan. Setelah adanya kesepakatan tersebut maka tidak
dibenarkan adanya perubahan-perubahan yang dilakukan secara sepihak.
Contohnya Partisipasi masyarakat dalam bentuk moral dan perbuatan yang dilakukan
oleh masyarakat khususnya desa dapat diketahui, bahwa: (a) partisipasi memberikan gagasan dari
tokoh masyarakat desa dalam pembangunan yang bersumber dari tokoh masyarakat yang diwakili
oleh Badan Permusyawarahan Desa (BPD) selalu memberikan gagasan pada saat musyawarah
rencana pembangunan desa terutama dengan pilihan skala prioritas; dan (b) partisipasi memberikan
gagasan dari masyarakat desa dalam pembangunan hanya sebatas memberikan gagasan dan
keputusan kecil secara insidentil.
8
b. Tenaga (physical participation)
Peran serta masyarakat dalam kegiatan partisipasi dalam menyumbangkan tenaga
sebagai bentuk sumbangan swadaya dari masyarakat. Komitmen ini sebagai kesepakatan dari
pemerintah dengan masyarakat untuk mempercepat program pembangunan contohnya berupa jalan
melalui sumbangsih tenaga baik dilakukan secara individu ataupun swadaya.
Maka jelas bahwa partisipasi keahlian sebagai bentuk penerapan dari keikutsertaan
masyarakat dalam proses, maka pelaksanaan pembangunan nasional akan berjalan lancar karena
adanya dorongan keterampilan ke pihak lainnya dalam pembangunan nasional.
Maka dapat diketahui bahwa partisipasi barang sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat
dalam memberikan alat dan perkakas dalam proses pelaksanaan pembangunan khususnya
pembangunan fisik dan pemerintah akan berjalan dengan lancar.
9
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Nasional
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat
fakor-fakor itu dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang bersifat
menghambat keberhasilan suatu program. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keaktifan
masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
internal (terdiri dari usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan penduduk,
lamanya tinggal) dan faktor eksternal (terdiri dari komunikasi dan kepemimpinan). Berikut ini
adalah uraian hasil uji hipotesis berdasarkan metode Chi Square. Sebagai contoh:
• Usia
Faktor usia adalah faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu
kegiatan-kegiatan terhadap kemasyarakatan. semua kelompok usia menengah keatas dengan
keterkaitan norma masyarakat dan moral terhadap nilai yang lebih mantap, lebih cenderung
banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari usia lainnya.
• Jenis Kelamin
Nilai yang cukupp lama lebih dominan terhadap kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa banyak
masyarakat perempuan yang paling utama adalah mengurus rumah tangga, namun semakin lama
nilai peran seorang perempuan tersebut telah berseger dengan adanya gerakan emansipasi dan
pendidikan perempuan yang semakin lama semakin baik maka partisipasi perempuan bisa di
sama ratakan dengan partisipasi laki-laki tanpa membedakan satu sama lain .
• Pendidikan
Dapat dikatakan sebagai syarat mutlak untuk berpartisipasi pembangunan nasional.
Pendidikan dianggap bisa mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, sikap
yang dibutuhkan untuk peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
• Lamanya Tinggal
Lamanya masyarakat/orang tinggal dalam sebuah lingkungan dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut dapat berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin
10
lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka akan ada rasa memiliki terhadap lingkungan dan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan itu.
a. Faktor Intern
1) Kesadaran atau Kemauan masyarakat untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan.
2) Pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat mempengaruhi tingkat kemauan masyarakat
dalam memahami program pembangunan.
11
telah mengalih konsep partisipasi “dari sekedar kepedulian terhadap penerima derma atau kaum
tersisih menuju suatu keperdulian dengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan
kebijakan dan pengambil keputusan diberbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan
mereka.
Maka berbeda dengan partisipasi sosial, partisipasi warga memang berorientasi pada
agenda penentuan kebijakan pembangunan. Partisipasi dapat dijelaskan sebagai masyarakat
pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah
masyarakat merasa tidak memiliki dan acuh tak acuh terhadap program pembangunan yang ada.
Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat
akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring
dan evaluasi pembangunan. Terlebih apabila akan dilakukan pendekatan pembangunan dengan
semangat lokalitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya
tentu akan mampu memberikan masukkan yang sangat berharga. Masyarakat lokal dengan
pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan
pembangunan. Masyarakat lokal lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga
potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Bahkan pula mereka akan mempunyai pengetahuan lokal
untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut.
Beberapa langkah kemudian yang mungkin bisa dilakukan dengan melakukan desain ulang
pada struktur lembaga publik, lewat paket kebijakan dan pemerkayaan sumber daya manusia
(Wachs,1987). Hal lanjutannya adalah agar pelaksanaan kegiatan partisipatif masyarakat tidak
terdistorsi dan di manipulasi oleh kelompok tertentu, seperti elit desa dan elit basis lainnya.
Karenanya pengembangan sistem atau mekanisme perumusan/ pengambilan kebijakan publik,
termasuk resolusi konflik, serta peningkatan kapasitas masyarakat dan modal sosial sangat
mendesak dilakukan. Beberapa hambatan lainnya yang menghambat partisipasi yang baik
(Sumarto,2000) adalah:
a. Hambatan struktural
12
Hambatan strukturak ni yang membuat iklim atau lingkungan menjadi kurang kondusif untuk
terjadinya partisipasi. Diantaranya adalah kurangnya kesadaran berbagai pihak akan pentingnya
partisipasi serta kebijakan/aturan yang kurang mendukung partisipasi termasuk kebijakan
desentralisasi fiskal.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Urgensi Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan seseorang dalam
situasi baik secara mental, pikiran atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut
bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut.
• Tipe dan bentuk partisipasi masyarakat adalah : partisipasi masyarakat dikenal adanya 3
(tiga) tipe diantaranya yaitu: partisipasi dalam membuat keputusan, partisipasi dalam
implementasi, dan partisipasi Dalam kegiatan yang memberikan keuntungan. Sedangkan
bentuk dari partisipasi masyarakat adalah Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan,
pelaksanaan pembangunan, pemantauan dan evaluasi pembangunan,dan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Hasil Pembangunan
• Tingkatan partisipasi mayarakat terdiri dari 8 (delapan) tingkatan yaitu: manipulasi, terapi,
pemberi informasi, konsultasi, perujukan, kemitraan, pelimpahan kekuasaan, dan masyarakat
yang mengontrol.
• Konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan terdiri dari partisipasi politik, sosial, dan
adanya partisipasi warga.
14
B. Saran
Setelah makalah ini selesai, kami memberikan saran dengan adanya urgensi partisipasi
masyarakat dalam pembangunan nasional ini dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan kualitas
hidup masyarakat indonesia terutama dalam berpartisipasi untuk pembangunan. Pemerintah dan
masyarakat harus saling bekerjasama dan bekerja keras dalam melakukan pembangunan demi
kesejahteraan bersama.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nurwanda, Asep. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik (Studi Analisis Kebijakan
Pemerintah Daerah). Jurnal penelitian. (online, di akses pada tanggal 23 November 2023).
Muin, fatkhul. Prospek Kebijakan Dalam Pembangunan Hukum Nasional Berbasis Partisipasi
Masyarakat Pada Era 4.0. Jurnal Jurisprudence Vol.9,No. 1 2019,Pp.39-48. ( Online, di
akses pada tanggal 23 November 2023).
Kawulur, Inggrid. Dkk. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur di desa talikuran
kecamatan tompaso kabupaten minahasa. Jurnal Penelitian. (Online, di akses pada tanggal 23
November 2023).
Karnawati, Enny. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Info Diklat Juni 03 2014. (Online,
diakses pada tanggal 23 November 2023).
16