Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN DAS

KERANGKA PIKIR
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

 Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam


mengendalikan hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan
segala aktifitasnya dengan tujuan membina
kelestarian dan keserasian ekosistem serta
meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi
manusia secara berkelanjutan.

Pengelolaan DAS melibatkan multi sektor, multi –


disiplin ilmu, interaksi hulu hilir, sehingga harus
terpadu.
Kerangka Pikir Pengelolaan DAS Terpadu

Kebijaksanaan
Perundangan

Permasalahan Karakteristik Klasifikasi P


DAS DAS DAS E
M
E
Tujuan Sasaran L
Sesuai I
Pengelolaan Pengelolaan Dengan
Sasaran H
DAS DAS YA A
Terpadu Terpadu R
A
Pergeseran Prinsip Dasar T A
Paradigma Pengelolaan I N
Proses D
DAS A
Pencapaian K
Permasalahan Pengelolaan DAS
 Perbedaan visi, misi, persepsi, tujuan serta kepentingan antar
daerah/stakeholder yang menumbuhkan ego sektor;

 Konsistensi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan antar sektor


dan antar daerah kurang optimal;

 Penggunaan lahan tidak sesuai peruntukan dan daya dukungnya;

 Kebutuhan dan distribusi air kurang terkoordinasi;

 Bahaya banjir (kondisi sungai yang rusak);

 Keterbatasan pangan dan energi.


Permasalahan Pengelolaan DAS
 Degradasi hutan dan lahan banjir, kekeringan, erosi dan
sedimentasi

 Pencemaran air dan tanah

 Keterpaduan dan koordinasi antar sektor, antar instansi dan antar


daerah

 Kebijakan tumpang tindih dan konflik antar kepentingan

 Kelembagaan yang belum mantap

 Kesadaran dan partisipasi masyarakat belum optimal.


Tujuan Pengelolaan DAS
Memanfaatkan sumber daya alam yang dilakukan dengan
berkelanjutan (sustainable) sehingga tidak membahayakan
lingkungan lokal, regional dan bahkan global.

Memperbaiki, memelihara dan melindungi keadaan DAS, agar


dapat menghasilkan barang dan jasa.

KOORDINASI
ANTAR LEMBAGA / INSTANSI /
STAKEHOLDERS

Pengelolaan DAS yang prospektif dan komprehensif


oleh semua stakeholders
Tujuan umum :

 Terkendalinya hubungan timbal-balik SDA * SDM (kegiatan) guna


kelestarian fungsi lingkungan & kesejahteraan manusia.

 Terselenggaranya koordinasi, keterpaduan dan keserasian dalam


perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan
evaluasi DAS.
Tujuan spesifik :

 Terciptanya kondisi DAS yang optimal : hasil air yang memadai


(waktu, ruang, jumlah, mutu) dan terkendalinya erosi, sedimentasi,
banjir dan kekeringan.

 Meningkatnya produktivitas lahan dan Lingkungan Hidup

 Meningkatnya kesadaran, kemampuan & partisipasi masyarakat.

 Tertatanya kelembagaan pengelolaan DAS.

 Terwujudnya pembangunan berkelanjutan dan berwawasan


lingkungan.
Prinsip Dasar Pengelolaan DAS
1. Keterpaduan perencanaan & pengelolaan antara pendekatan top-down
(sektoral yang kurang melibatkan masyarakat) & bottom-up (partisipatif
yang melibatkan stakeholders / masyarakat);

2. Keterpaduan horisontal melibatkan multidisiplin dan interdisiplin ilmu


dan keterpaduan kepentingan sektoral;

3. Pemecahan masalah melibatkan semua unsur (sektoral) yang memiliki


kepentingan-kepentingan spesifik & semua unsur wilayah (multi region)
pada berbagai tingkatan yang berbeda dalam DAS, dengan peran dan
fungsi tertentu dari masing-masing lembaga pada setiap tahap
pengelolaan, yaitu :
 Fungsi koordinasi
 Fungsi perencanaan
 Fungsi pelaksanaan
 Fungsi pemantauan dan evaluasi.
Karakterik DAS / Hakekat DAS
(Notohadiprawiro, 1986)

 Sebagai bentang lahan (landscape);mempunyai fungsi:


- ruang
- produksi
- habitat
Sebagai sistem hidrologi; mempunyai fungsi:
- menangkap hujan
- menyimpan hujan
- menyalurkan air
Sebagai ekosistem; dalam DAS terjadi:
- rantai makanan dan aliran energi
- daur gas, materi dan mineral (DAUR BIOGEOKIMIA)
- Kegiatan multi sektor aspek sosial ekonomi dan budaya
Klasifikasi DAS

-DAS lokal : Berada dalam satu kabupaten

-DAS regional : Berada dalam satu propinsi

-DAS nasional : Berada lebih dari satu propinsi

-DAS internasional : Berada lebih dari satu negara


LANDASAN HUKUM DAN
PERATURAN
 UUD 1945 PASAL 33 AYAT 3

 UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

 UU NO. 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI ALAM HAYATI


DAN EKOSISTEMNYA

 UU NO. 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

 UU NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP

 UU NO. 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG

 UU NO. 11 TAHUN 1974 TENTANG PENGAIRAN.


PERGERSERAN PARADIGMA
 PEMERINTAHAN SENTRALISASI MENJADI DESENTRALISASI
 SISTEM PEMBANGUNAN GAVERMENT CENTRIS MENJADI
PUBLIC PRIVATE COMMUNITY PARTICIPATION.
 BIROKRASI NORMATIF MENJADI PROFESIONAL RESPONSIF
DAN NETRAL
 PROGRAM TOP DOWN MENJADI BOTTOM UP-TOP DOWN

 SUMBERDAYA AIR DARI BARANG SOSIAL MENJADI BARANG


EKONOMI DAN FUNGSI SOSIAL
 PENGELOLAAN HUTAN DARI TIMBER MANAGEMENT MENJADI
RESOURCES (ECOSYSTEM) MANAGEMENT.
KEWENANGAN MENURUT UU 22/1999

1. PEMERINTAH PUSAT :
PERENCANAAN MAKRO, PEDOMAN, NORMA, STANDAR, KRITERIA,
PROSEDUR, KONSERVASI SDA, PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
SECARA MAKRO, PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN SDM &
KEBIJAKAN TEKNOLOGI TINGGI STRATEGIS.

2. PEMERINTAH PROPINSI :
KEBIJAKAN BERSIFAT LINTAS KABUPATEN/KOTA, PERENCANAAN
TATA RUANG PROPINSI, ALOKASI SDM POTENSIAL, PELATIHAN
BIDANG TERTENTU, PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP,
PENELITIAN, MENCAKUP WILAYAH PROPINSI.

3. PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA:


PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BERSEKALA MIKRO DAN PERIJINAN TERTENTU.
SASARAN PENGELOLAAN DAS TERPADU

 Terciptanya kondisi hidrologis DAS yang


optimal : hasil air yang memadai ( waktu,
ruang, jumlah, mutu) dan terkendalinya erosi
sedimentasi banjir, kekeringan dan kualitas air
 Meningkatnya produktivitas lahan
 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
 Terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
PROSES PENCAPAIAN

 Resources didayagunakan secara terpadu


menyeluruh berkelanjutan dan nerwawasan
lingkungan melalui pendekatan DAS
TUGAS PDAS
Median Elevasi DAS
 Median elevasi DAS dihitung atas dasar peta garis kontour ketinggian skala 1:10.000.
 Median elevasi dihitung dengan kurva hipsometrik

Tabel Perhitungan Median Elevasi DTA Rahtawu

Kumulatif luas %
Kelas Ketinggian Luas (ha) Luas (%) diatas limit bawah
675-700 2.83
700-725 7.3
725-750 8.96
750-775 10.46
775-800 11.2
800-825 11.11
825-850 10.35
850-875 11.72
875-900 8.47
900-925 5.41
925-950 2.92
950-975 1.35
975-1000 0.69
1000-1005 0.23
93
Peta DTA Rahtawu

Anda mungkin juga menyukai