Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT

PESISIR SABANG, ACEH


( Kehidupan Sosial Dan Budaya Di Masayarakat )

Disusun oleh :

Kelompok 5A

Jyulita Nur Kusnadi – 230204230007

Maikasyafina Khairunnisa F. – 230204230029

Serepina Sabrina Sabrina – 230204230053

Muhammad Araffa Bani – 230204230030

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

PROGRAM STUDI PARIWISATA BAHARI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2023
PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK
"Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas ini kami kerjakan sendiri tanpa
bekerja sama dengan pihak lain. Referensi yang digunakan dalam tugas ini telah dikutip
sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah. Jika pernyataan ini terbukti sebaliknya,
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan akademik yang berlaku di
Universitas Padjadjaran."

i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK ................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 6
2.1 Konsep Sosiologi .................................................................................................... 6
2.2 Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat Pesisir ............................................... 10
BAB III ........................................................................................................................... 11
METODE PENULISAN ................................................................................................ 11
3.1 Metode Penulisan .................................................................................................. 11
3.2 Teknik Analisis Data............................................................................................. 11
3.3 Teknik Analisis ..................................................................................................... 12
BAB IV ........................................................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 13
4.1 Peluang Perdagangan di Pantai Sabang, Aceh:..................................................... 13
4.2 Kehidupan Masyarakat Di Pesisir Sabang, Aceh: ................................................ 13
4.3 Tantangan dan Peluang: ........................................................................................ 14
4.4 Hasil analisis ekonomi masyarakat pesisir sabang ............................................... 14
4.5 Pembahasan Ekonomi Masyarakat Pesisir Sabang ............................................... 18
4.6 Strategi Pengembangan ......................................................................................... 19
4.7 Analisis Budaya Masyarakat Pesisir Sabang ........................................................ 21
BAB V ............................................................................................................................ 27
Kesimpulan ..................................................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 27
5.2 Saran ..................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah maritim yang luas dan
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun demikian Indonesia juga
memiliki tantangan yang harus diwaspadai termasuk ancaman yang datang dari internal
negara maupun eksternal. Ancaman yang datang tersebut dapat membahayakan kesatuan
dan persatuan Indonesia. Indonesia harus bisa mempertahankan kesatuan dan kedaulatan
negara serta pemerintahan dari ancaman-ancaman yang datang tersebut. Salah satu
caranya adalah dengan memperkuat Ketahanan Nasional dalam kehidupan bernegara.
Ketahanan Nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen masyarakat Indonesia ikut
menjaga ketahanan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, pertahanan, keamanan, sosial
dan budaya selain itu ketahanan nasional kuat atau lemah sangat ditentukan oleh kualitas
maupun kuantitas serta mobilitas dan produktivitas penduduknya, sehingga perlu
ditingkatkan kualitas dan produktivitasnya.

Provinsi Aceh Merupakan wilayah paling barat Indonesia,terdapat Tujuh pulau


terluar yakni Pulau Simeulue Cut, Salaut Besar, Pulau Raya, Pulau Rusa, Pulau Batee
Lheblah, Pulau Rondo dan Pulau Weh. Tujuh pulau ini terletak di Kabupaten Aceh Besar,
Kabupaten Aceh Jaya,Kota Sabang dan Kabupaten Simeulue yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga yaitu India, Thailand dan Malaysia. Sebagai wilayah yang
berbatasan dengan perairan internasional,tentunya perlu dikembangkan potensi
perekonomian masyarakat sekaligus antisipasi dalam aspek pertahanan dan
keamanan.Sebagai Provinsi yang berbatasan langsung dengan negara lain, persoalan
keamanan, imigrasi, trafficking, dan kejahatan lintas batas lainnya tentu menjadi
persoalan serius yang harus selalu diperhatikan dan diwaspadai sejak dini.

Sabang memiliki posisi strategis secara teritorial dan memiliki banyak potensi
untuk mengubah kewilayahan provinsi dan nasional. Kota Sabang merupakan wilayah
wilayah paling barat di Republik Indonesia. Secara Geografis, Kota Sabang terletak pada
koordinat 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28” Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” – 95o22’ 36’

1
Bujur Timur (BT). Kota Sabang sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka,
di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Benggala dan di sebelah barat dibatasi oleh
Samudera Indonesia. Kota Sabang terdiri dari lima (5) buah pulau, yakni Pulau Weh,
Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo ditambah gugusan pulau-
pulau batu di Pantee Utara. Pulau Weh merupakan pulau terluas serta merupakan satu-
satunya pulau yang dijadikan pemukiman, sedangkan Pulau Rondo merupakan salah satu
pulau terluar yang berjarak + 15,6 km dari Pulau Weh. secara administratif, Kota Sabang
terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya
serta terbagi menjadi 18 Gampong (desa).

Sabang, kota pesisir yang memiliki keanekaragaman budaya dan ekonomi, adalah
contoh menarik tentang bagaimana faktor geografis, sejarah, dan kebijakan memengaruhi
perkembangan masyarakat di wilayah pesisir. Analisis ekonomi dan budaya masyarakat
pesisir harus mempertimbangkan dinamika kompleks ini.

Budaya Kota Sabang dimana Penduduk Sabang berasal dari berbagai suku, seperti
Aceh, Jawa, Padang, Batak, dan Tionghoa. Islam, Nasrani, dan Konghucu adalah
beberapa agama dengan tempat peribadatan seperti Masjid, Gereja, dan Kelenteng.
Nelayan, petani (pekebun), buruh, pedagang, wiraswasta (hotel dan penginapan), dan
pegawai pemerintah (PNS, Pemko, TNI, dan Polri) membentuk masyarakat Sabang.

Sementara cengkeh dan kelapa adalah komoditi pertanian, ikan tangkapan nelayan
tradisional adalah komoditi ekonomi utama. Sektor pariwisata sedang berkembang, tetapi
tidak dikelola dengan baik sehingga tidak dapat menguntungkan pemerintahan kota
(Pemko) dan masyarakat Sabang. Karena kurangnya pengelolaan sumber daya alam yang
efektif, perdagangan termasuk sebagai pelabuhan bebas, tetapi kurang maju.

1.2 Rumusan Masalah


Kota Sabang sebagai wilayah administratif paling barat perlu penanda geografis
sebagai perekat bangsa. Titik nol kilometer di Kota Sabang disimbolkan dengan adanya
Tugu 0 Km Indonesia yang juga termasuk salah satu destinasi wisata. Tugu ini termasuk
objek wisata yang paling diminati wisatawan ketika berada di Sabang (Ramadhani dan
Rusyana, 2010). Namun, berdasarkan persepsi wisatawan, tugu ini memiliki beberapa
permasalahan mengenai kebersihan dan kondisi fasilitas dan utilitas. Kota Sabang adalah

2
salah satu area terdampak bencana tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.
Bencana ini menyebabkan 283 ribu korban jiwa dan kerusakan pada berbagai aspek.

Kota Sabang,Indonesia terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera. Kota ini
memiliki latar belakang ekonomi dan budaya yang luar biasa karena berlokasi tepat di
persimpangan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Siapa yang
tidak kenal dengan sabang, sebuah pulau kecil di sebelah barat kepulauan Indonesia ini
dikenal dengan daerah yang memiliki keindahan alam yang sangat memukau, sabang
merupakan corong utama destinasi wisata aceh yang kerap di perkenalkan ke seluruh
negara di belahan dunia.

Setiap tahunnya Sabang selalu kedatangan tamu manca negara, ini terbukti dengan
datangnya kapal-kapal pelancong atau kapal pesiar setiap enam bulan sekali ke
Sabang,mereka yang berdatangan dari berbagai Negara tersebut ikut meninap di Sabang
bahkan adapula yang bertahun-tahun tidak kembali ke Negara Asalnya. Adapun beberapa
factor penting yang ada pada ekonomi serta budaya penduduk pesisir Sabang, yaitu:

● Lokasi geografis: kepulauan Sabang berada di tempat yang strategis karena


merupakan pintu gerbang ke Samudera Hindia. Dengan banyaknya kapal yang
melintas, Kepulauan Sabang ini menjadi lokasi penting untuk perdagangan dan
logistik.
● Ekonomi maritim: perikanan budidaya, pariwisata Bahari, dan jasa Pelabuhan
sebgai industry maritim, membentuk banyak aspek ekonomi di Kota Sabang.
Banyak penduduk pesisir yang bergantung pada pertanian konvensional untuk
mendapatkan uang. Bisnis pariwisata kota, terutama selam dan pengamatan
bawah laut juga telah berkembang.
● Warisan budaya: industry pariwisata sering mengganbungkan tradisi music,
tarian, kerajinan, serta kuliner khas Masyarakat pesisir untuk menarik wisatawan.
● Kepemilikan lahan dan konflik-konflik mengenai kepemilikan lahan merupakan
permasalahan yang sering terjadi di daerah pesisir, dikarenakan sumber daya alam
seperti lahan pertanian, hutan bakau, dan lahan Pantai sangat penting bagi
ekonomi. Konflik ini juga dapat mempengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi di
daerah pesisir.

3
● Kerentanan terhadap bencana alam: Sabang berada di wilayah yang rentan
terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami , yang dapat berdampak
pada ekonomi dan budaya penduduk pesisir di wilayah tersebut. Di kota ini, ada
stasiun pemantauan tsunami yang menunjukkan upaya untuk mencegah bencana.
● Pengaruh Islam dalam Kehidupan Sehari-hari: Sebagian besar penduduk Sabang
adalah Muslim, dan Islam memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Perilaku dan tata nilai masyarakat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip agama
dan tradisi Islam.
● Pariwisata: Pariwisata Sabang berkembang dengan cepat. Pantai yang indah,
terumbu karang, dan keunikan alamnya menarik wisatawan. Wisatawan asing dan
perubahan gaya hidup masyarakat pesisir juga memengaruhi budaya lokal.
● Keterkaitan dengan Ekonomi Nasional: Sabang adalah salah satu pintu gerbang
perdagangan dan distribusi barang di negara ini, dan memengaruhi bagaimana
kota dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi nasional.
● Kehidupan Sosial: Tradisi, kebiasaan, dan nilai-nilai local memengaruhi
penduduk pesisir Sabang. Penduduk pesisir cenderung memiliki pola interaksi
sosial yang berbeda dari penduduk pedalaman.

Permasalahan ini memiliki pengaruh terhadap perilaku manusia dalam kehidupan


sehari-hari, termasuk dalam pemanfaatan ruang luar. Hal ini dikarenakan adanya
keterkaitan antara lanskap dengan kesehatan mental dan kesejahteraan individu.Lanskap
dapat membantu memperbaiki kondisi fisik dan psikis melalui elemen warna, aroma,
tekstur, komposisi spasial, dan karakter fisik lainnya.

4
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
mengetahui bagimana tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat pesisir
Sabang Aceh.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat memenuhi
Tugas UTS, Mata Kuliah Sosiologi Masyarakat Pesisir, Program Studi Pariwisata
Bahari, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Padjadjaran, dan sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhka

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sosiologi


Kata “Sosiologi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “socius”, yang
artinya masyarakat, dan “logos” yang artinya ilmu. Pada tahun 1839, filsuf Prancis
Auguste Comte merupakan orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi, dan
beliau dikenal sebagai Bapak Sosiologi Dunia. Sosiologi mencakup ilmu yang luas dan
beragam karena mencakup berbagai aspek, seperti antropologi, ekonomi, politik, dan
sejarah. Oleh sebab itu, sosiologi dapat dibagi menjadi beberapa cabang atau bidang
kajian berdasarkan topik yang dibahas. Berikut ini adalah beberapa cabang sosiologi dan
contoh topik yang dikaji:

Sosiologi Agama, cabang sosiologi ini tidak mempelajari nilai kebenaran filsafat atau
teologi tetapi, mempelajari peran agama dalam masyarakat, sejarahnya, kemajuan, dan
tema universalnya. Sosiologi agama melihat keagamaan sebagai gambaran dari
kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat. Max Weber dan Emile Durkheim
menciptakan sosiologi agama sebagai bidang ilmiah dengan menjelaskan bagaimana
mendapatkan pemahaman ilmiah tentang masyarakat beragama.

Sosiologi Pendidikan, membahas bagaimana anak-anak berinteraksi dengan orang lain


di keluarga, sekolah, dan ketika mereka dewasa dengan kondisi sosial kultural yang ada
di negara dan masyarakat. Sosiologi pendidikan juga dapat digunakan sebagai ilmu
pengetahuan, seperti memahami eksplanasi, prediksi, dan utilisasi melalui pengkajian
bagaimana pendidikan dan fenomena sosial berhubungan satu sama lain. Sosiologi
pendidikan sangat terkait dengan sekolah, terutama sistem pendidikan dalam masyarakat,
termasuk pengembangan pendidikan berkelanjutan.

Sosiologi Ekonomi, menjelaskan fenomena ekonomi, terutama yang berkaitan dengan


produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi, barang, jasa, dan sumber daya yang bermuara
pada bagaimana masyarakat meraih kesejahteraan. Sosiologi ekonomi juga mempelajari
bagaimana cara masyarakat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, seperti kebutuhan
primer hingga tersier dari sudut pandang sosial dan mempelajari berbagai macam aksi

6
yang kompleks, termasuk produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumen barang dan jasa
yang langka di masyarakat. Saat ini, fokus studi sosiologi ekonomi beralih ke kapital
sosial dan masalah yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat serta struktur,
kelembagaan, dan sistem ekonomi sosial. Pengaruh tokoh-tokoh klasik dan
kecenderungan baru yang muncul sejak dekade 1980-an telah memajukan disiplin ilmu
sosiologi ekonomi. Salah satu cabang sosiologi yang paling berkembang dan inventif
adalah sosiologi ekonomi, baik dari perspektif teoretis maupun aplikasi praktis.

Sosiologi Hukum, cabang ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan antara hukum dan
masyarakat. Sosiologi hukum melihat hukum dari sudut pandang hukum dan mencoba
untuk memperlakukan sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. Sasaran sosiologi
hukum adalah badan-badan yang terlibat dalam penyelenggaran hukum, seperti pembuat
UU, pengadilan, polisi, dan advokat. Sosiologi hukum membahas bagaimana institusi
hukum seperti sistem peradilan, kepolisian, dan lembaga penegak hukum lainnya
berfungsi di masyarakat. Selain itu, sosiologi hukum juga meneliti berbagai masalah
sosial seperti kejahatan, pengadilan, dan HAM serta bagaimana hukum dapat
memengaruhi dan dihasilkan oleh masalah sosial tersebut.

Sosiologi Politik, berfokus pada pendekatan fungsional struktural yang berarti bagaimana
sistem politik berubah dan bagaimana sistem tersebut bertahan selama lembaga politik.
Studi sosiologi politik meneliti lingkungan kultural, politik, dan sosial dari masyarakat
yang bersangkutan. Selain itu, sosiologi politik juga meneliti bagaimana politik modern
dipengaruhi oleh hubungan sosial. Dalam beberapa dekade terakhir, sosiologi politik
sebagai bidang ilmu telah mengalami transformasi yang signifikan.

Sosiologi Lingkungan, berfokus pada hubungan antara perilaku sosial manusia dengan
lingkungannya serta bagaimana perilaku sosial manusia dipengaruhi oleh lingkungannya
dan bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku sosial manusia. Selain itu, sosiologi
lingkungan juga mempelajari berbagai isu sosial, seperti kebijakan lingkungan, krisis air,
perubahan iklim, dan keberlangsungan lingkungan, serta bagaimana masalah ini
mempengaruhi perilaku sosial manusia.

Sosiologi Keluarga, mempelajari keluarga sebagai unit sosialisasi dan institusi dengan
menggunakan berbagai sudut pandang sosiologi, meneliti beberapa hal seperti hubungan
antara kapitalisme industri dan keluarga nuklir, peran jenis kelamin dan gagasan masa

7
kanak-kanak yang berkembang, kekuasaan keluarga dan negara, dan falsafah
individualisme. Selain itu, sosiologi keluarga juga mempelajari berbagai masalah sosial
seperti pelecehan anak, kejahatan domestik, ekonomi keluarga, hukum keluarga, dan
membahas keluarga besar, hipergami, maskulinitas, kepalsuan paternitas.

Sosiologi Kesehatan, mempelajari isu-isu seperti kesehatan masyarakat, kesehatan


keluarga, kesehatan rumah tangga, dan interaksi antara masyarakat dan kesehatan,
bagaimana masyarakat melihat dan memahami kesehatan dan penyakit dan penyakit, dan
bagaimana hal itu memengaruhi perilaku, gaya hidup, dan semua aspek kehidupan sehari-
hari. Dalam bebrapa dekade terakhir, sosiologi kesehatan sebagai bidang ilmu telah
mengalami transformasi yang signifikan. Buku seperti “Sosiologi Kesehatan” oleh Dr. A.
Iskandar dan Drs. M. Si, “Sosiologi Kesehatan” oleh Khairuddin, dan “Sosiologi
Kesehatan” oleh Dr. Agyp Demartoto, M. Si adalah beberapa buku yang dapat digunakan
sebagai referensi dalam pendidikan sosiologi kesehatan.

Sosiologi merupakan jenis ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan


merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri karena mampu memenuhi semua unsur ilmu
pengetahuan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak ciri khas
yaitu logis, objektif, sistematis, direncanakan, akumulatif, empiris, teoritis, kumulatif,
dan non etis.

Alvin bertrand (1958), berpendapat bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dengan lingkungannya yang meliputi lingkungan alam, lingkungan
biologis, lingkungan sosial, dan lingkungan transidental.

Smelser (1981), mengemukakan sosiologi sebagai bidang yang meneliti masyarakat dan
hubungannya secara ilmiah. Prinsip ilmiah harus ada dalam setiap upaya mempelajari
masyarakat. Prinsip ilmiah menyatakan bahwa ilmu merupakan suatu upaya untuk
menjelaskan bagaimana dua variabel berinteraksi satu sama lain.

Suryono Sukanto (1985), memahami sosiologi sebagai disiplin ilmu sosial yang
menjadikan manusia sebagai objek penelitian.

P. J. Bouwman (1971), berpendapat bahwa secara keseluruhan, sosiologi adalah ilmu


masyarakat yang memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang apa itu sosiologi.
Dua pemahaman utama sosiologi terdiri dari beberapa definisi yang disebutkan

8
sebelumnya. Pertama, masyarakat secara keseluruhan. Kedua, masyarakat sebagai
jaringan hubungan sosial. Peran sosiologi ini adalah menyelami, menganalisa, dan
memahami jaringan hubungan sosial. Penggunaan teori sosiologi dalam konteks
masyarakat, ditunjukkan bahwa ada hubungan dan efek antara gejala sosial dan gejala
non-sosial, seperti gejala geografis dan biologis.

Dalam buku “Sociology” edisi keempat oleh William F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi adalah penelitian ilmiah tentang
interaksi sosial dan hasilnya berbasis organisasi sosial.

Selo Soemardjan dan Sulaiman Sumardi (1985), mendefinisikan sosiologi sebagai


bidang yang meneliti struktur dan proses sosial, termasuk perubahan sosial.

Hardert (1977), mengatakan bahwa sosiologi merupakan bidang luas yang mempelajari
masyarakat, sub-budaya, dan kelompok manusia, termasuk budaya yang bertentangan
dengan arus (counter culture).

Ritzer dan rekannya (1979), memberikan beberapa definisi sosiologi. Pertama,


sosiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang hidup dalam lingkungan
sosial. Kedua, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, kebudayaan, dan
organisasi dalam bentuk kelompok. Dijelaskan bahwa lingkungan sosial dan individu
terpisah. Mereka berpendapat bahwa organisasi, kelompok, dan kebudayaan tidak dapat
berfungsi tanpa pendukung. Selain manusia, lingkungan sosial juga memiliki budaya,
organisasi, dan elemen lainnya. Ketiga, sosiologi berfokus pada bagaimana menjelaskan
hubungan yang terjadi antara individu, kelompok, organisasi, kebudayaan, dan
masyarakat.

Kornblum (1991), memberikan penjelasan bahwa sosiologi merupakan bidang ilmiah


yang mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya yang menjadikan
masyarakat saling bergantungan dalam berbagai kelompok dan situasi.

Johnson (1992), berpendapat bahwa sosiologi merupakan bidang yang meneliti


kehidupan sosial dan perilaku, terutama mengenai sistem sosial, bagaimana sistem
tersebut memengaruhi orang dan bagaimana orang yang terlibat dalam sistem tersebut
memengaruhinya.

9
Emile Durkheim (1858-1917), memberi pernyataan bahwa sosiologi pernah disebut
sebagai bidang yang mempelajari lembaga sosial, yaitu pikiran, tindakan, dan kebiasaan
“tertera” yang sebagian besar menundukkan masyarakat.

Menurut J. A. A. Van Doorn dan C. J. Lammers, dalam bukunya yang berjudul


“Modern Sociology, Systematic en Analyse, (1964:24) dijelaskan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari struktur dan proses kemasyarakatan tetap.

2.2 Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat Pesisir


Sekelompok orang yang hidup dan bermatapencaharian di wilayah pesisir dikenal
sebagai masyarakat pesisir. Sebagian besar dari mereka adalah nelayan dan petani pada
waktu-waktu tertentu, memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Sumber daya hidup masyarakat pesisir dan laut sangat memengaruhi kehidupan
sosial dan budaya mereka. Kehidupan sosial dan budaya penduduk pesisir dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, sistem mata pencaharian. Sistem mata
pencaharian wilayah pesisir yang unik dan berbeda dengan pola kegiatan masyarakat
pesisir untuk memenuhi dan menyesuaikan hajat hidupnya sangat menarik untuk diteliti.
Salah satu pekerjaan yang umum dilakukan oleh masyarakat pesisir adalah nelayan.

Kedua, dinamika sosial. Dampak pembangunan wilayah pesisir, struktur sosial,


dinamika sosial, strategi adaptasi, tata ruang laut, pemberdayaan masyarakat pesisir,
sosial ekonomi, dan kearifan lokal merupakan semua faktor yang memengaruhi
kehidupan masyarakat pesisir.

Ketiga, perdagangan. Dikarenakan pernah menjadi pusat perdagangan, pesisir


pantai mengalami akulturasi akibat hubungan perdagangan di masa lalu.

Keempat, budaya. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat pesisir saling


membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan sosial budayanya. Saat ini, kehidupan
sosial masyarakat pesisir secara bertahap berubah.

Kelima, lingkungan. Perlu adanya kesadaran dalam diri yang tinggi akan
pentingnya menjaga dan juga melestarikan wilayah pesisir khususnya laut dan pantai agar
lingkungannya tidak rusak.

10
BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan


Metode penulisan data yang di gunakan adalah Metode studi literatur,
merupakan rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Setiap
melakukan penelitian, studi literatur wajib digunakan. Karena fungsi dari studi
literatur itu sendiri bertujuan untuk mengembangkan aspek teoritis dan aspek
praktis. Dimana studi literatur ini dibuat digunakan untuk mencari landasan teori,
kerangka berfikir dan mencari hipotesis penelitian. Dimana poin-poin ini bersifat
dasar dalam penelitian ilmiah. Dengan kata lain, studi literatur itu wajib
digunakan setiap penelitian

3.2 Teknik Analisis Data


Data kualitatif adalah data yang bersifat perkiraan dan menggambarkan sesuatu..
Data ini dapat diamati dan dicatat.. Tipe data ini bukan numerik. Jenis data ini
dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara pribadi, kelompok fokus, dan
metode serupa. Data kualitatif dalam statistik disebut juga dengan data kategorikal – data
yang dapat diklasifikasikan berdasarkan atribut dan sifat suatu hal atau fenomena.. Data
yang dianalisa pada analisis kualitatif adalah data perkembangan masyarakat, dampak
masyarakat, dan pengembangan wisata.. Data tersebut di peroleh di kawasan Sabang,
Aceh.

11
3.3 Teknik Analisis
Analisis SWOT adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman untuk bisnis atau bahkan proyek tertentu. Analisis
SWOT membantu Anda mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
untuk proyek tertentu atau rencana bisnis secara keseluruhan. Ini adalah alat yang dapat
membantu tim merencanakan secara strategis dan tetap berada di depan tren pasar. Di
bawah ini, kami menjelaskan setiap bagian dari kerangka kerja SWOT dan memberikan
petunjuk langkah demi langkah untuk membantu Anda melakukan analisis Anda
sendiri.

strengths weaknesses
⮚ Lokasi yang strategis ⮚ Kemiskinan

opportunities threats
⮚ Pengembangan Pariwisata dan ⮚ Cuaca Ekstrem & Bencana
Perikanan

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peluang Perdagangan di Pantai Sabang, Aceh:


● Pertanian Laut: Perikanan adalah salah satu penggerak ekonomi utama
masyarakat pesisir Sabang karena mereka bergantung pada hasil laut seperti
kepiting, ikan, lobster, dan kerang.
● Pariwisata: Sabang terkenal karena pantainya yang indah, termasuk Pantai Iboih,
Pantai Sumur Tiga, dan Pantai Anoi Itam. Terumbu karang yang menakjubkan
dan keanekaragaman hayati laut di sekitarnya menjadi daya tarik besar bagi
penyelam dan pengunjung. Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang
berkembang pesat di daerah tersebut.
● Pelabuhan: Karena lokasinya yang strategis dan peranannya yang signifikan
dalam ekonomi lokal, pelabuhan Sabang sangat penting untuk ekspor dan impor
serta perhubungan laut ke wilayah lain di Indonesia.

4.2 Kehidupan Masyarakat Di Pesisir Sabang, Aceh:

● Budaya Aceh: Sabang, bagian dari Provinsi Aceh, memiliki budaya yang kaya
dan beragam yang mencerminkan pengaruh Islam yang kuat. Tradisi lokal,
seperti Tari Saman, Tari Ratoh Duek, dan Tari Seudati, memainkan peran
penting dalam kehidupan masyarakat pesisir Sabang.

● Bahasa: Di daerah ini, orang biasanya berbicara Aceh, tetapi di tempat wisata,
banyak orang juga bisa berbicara Indonesia.

● Makanan Tradisional: Orang-orang di Sabang sering makan makanan Aceh


tradisional, yang terdiri dari mie Aceh, rendang Aceh, dan Gulee Aceh, yang
terbuat dari ikan, yang unik dan terkenal dengan rasa pedasnya.

13
4.3 Tantangan dan Peluang:

● Tantangan Ekonomi: Salah satu tantangan ekonomi Sabang adalah pengelolaan


sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Selain masalah overfishing dan
kerusakan lingkungan laut, pengembangan infrastruktur dan diversifikasi
ekonomi juga bisa menjadi peluang.

● Pelestarian Budaya: Untuk mendorong pariwisata, penting untuk


mempertahankan warisan budaya Aceh. Pendidikan dan pelestarian budaya lokal
akan membantu mempertahankan identitas kultural masyarakat pesisir.

● Analisis ekonomi dan budaya penduduk pesisir Sabang, Aceh, akan


membutuhkan penelitian tambahan dan kolaborasi dengan penduduk lokal. Ini
hanya memberikan gambaran umum tentang topik tersebut, dan analisis yang
lebih mendalam dapat membantu Anda memahami masalah khusus yang
dihadapi oleh wilayah tersebut.

4.4 Hasil analisis ekonomi masyarakat pesisir sabang

A. Ekonomi tradisional

Analisis ini melihat ekonomi tradisional penduduk pesisir Sabang dan


menemukan karakteristik dan komponen penting berikut:

● Pertanian Laut: Perikanan adalah sumber daya penting bagi masyarakat pesisir
Sabang. Bisnis tradisional mereka bergantung pada penangkapan ikan, lobster,
kerang, dan kepiting. Tradisi pertanian sering diwariskan dari generasi ke
generasi dan merupakan bagian penting dari budaya lokal.

● Pertanian Tambak: Budidaya ikan tambak umum di wilayah pesisir, terutama di


daerah berawa-rawa, dan memberikan alternatif ekonomi yang berkelanjutan
sambil membantu mengurangi tekanan penangkapan ikan yang terus menerus.
Pertanian tambak juga merupakan bagian penting dari ekonomi tradisional
masyarakat pesisir Sabang.

14
● Perdagangan Lokal: Pasar tradisional dan kegiatan perdagangan lokal
memainkan peran penting dalam perekonomian masyarakat pesisir Sabang.
Masyarakat biasanya terlibat dalam perdagangan produk pertanian, perikanan,
dan produk kerajinan tradisional seperti tenunan dan kerajinan tangan lainnya.

● Budidaya Pertanian Darat: Beberapa masyarakat pesisir Sabang terlibat dalam


pertanian darat seperti tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan kecil
selain pertanian laut dan tambak. Meskipun pertanian darat tidak merupakan
bagian penting dari ekonomi mereka, itu dapat memberikan variasi pendapatan
dan sumber makanan bagi keluarga.

● Keterbatasan Akses ke Pasar dan Teknologi: Masyarakat pesisir Sabang


mungkin menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke pasar dan
teknologi canggih. Dalam hal mencari peluang bisnis yang lebih besar,
keterbatasan infrastruktur transportasi dan komunikasi dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi.

● Keberlanjutan Sumber Daya: Pengelolaan sumber daya perikanan yang


berkelanjutan sangat penting. Untuk memastikan bahwa sumber daya perikanan
dapat dipertahankan untuk generasi mendatang, peraturan dan praktik yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan sangat penting.

● Upaya Pelestarian Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat: Menjaga identitas


dan keberlanjutan budaya masyarakat pesisir memerlukan pemberdayaan
masyarakat pesisir, pendidikan budaya lokal, dan pelestarian adat istiadat.

Analisis ekonomi masyarakat pesisir Sabang memerlukan pendekatan yang holistik


yang melihat ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan secara keseluruhan. Ini juga
harus mempertimbangkan cara mempertahankan perekonomian tradisional sambil
mempertahankan keberlanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir.

15
B. Perubahan ekonomi

unsur-unsur yang dapat berdampak pada perubahan ekonomi di wilayah pesisir


seperti Sabang.

● Pariwisata: Sabang adalah tempat wisata yang terkenal di Indonesia karena


keindahan alamnya, termasuk pantai-pantai yang indah dan keanekaragaman
hayati laut. Ekonomi lokal dapat sangat terpengaruh oleh perubahan dalam
industri pariwisata, seperti perubahan dalam promosi pariwisata atau lonjakan
wisatawan.
● Perikanan: Perikanan adalah industri yang sering digunakan oleh daerah pesisir.
Pendapatan nelayan dan industri perikanan dapat dipengaruhi oleh perubahan
dalam regulasi perikanan, kondisi ekosistem laut, atau harga dan permintaan
ikan.
● Infrastruktur: Perbaikan atau perluasan infrastruktur seperti pelabuhan, bandara,
dan jalan raya dapat meningkatkan konektivitas dan memudahkan perdagangan
dan barang. Perbaikan atau perluasan infrastruktur ini juga dapat membantu
pertumbuhan ekonomi lokal.

● Perubahan Iklim: Perubahan iklim, termasuk cuaca ekstrem, peningkatan tinggi


air laut, dan masalah iklim lainnya, dapat berdampak negatif pada ekonomi
masyarakat pesisir. Ini dapat menyebabkan properti rusak, gangguan pada
aktivitas perikanan, dan masalah lainnya.
● Investasi dan Pembangunan Industri: Keputusan perusahaan untuk berinvestasi
atau membangun fasilitas di daerah pesisir Sabang dapat memengaruhi ekonomi
lokal karena investasi tersebut dapat menciptakan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan warga setempat.
● Regulasi dan Kebijakan: Ekonomi masyarakat pesisir dapat sangat dipengaruhi
jika peraturan dan kebijakan pemerintah berubah, seperti perpajakan, peraturan
lingkungan, dan kebijakan perdagangan.

16
Penting untuk diingat bahwa komponen-komponen ini dapat bekerja sama dan
memengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, analisis ekonomi yang menyeluruh untuk
Sabang dan wilayah pesisir lainnya harus mempertimbangkan semua elemen ini untuk
menemukan bagaimana masing-masing berkontribusi terhadap perubahan ekonomi di
wilayah tersebut. Analisis ini dapat memberikan dasar untuk pengembangan strategi
ekonomi dan kebijakan yang tepat yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan
masyarakat pesisir.

C. Potensi ekonomi

Secara umum, pesisir Sabang, yang terletak di Provinsi Aceh, Indonesia, memiliki
potensi ekonomi yang besar karena letaknya yang strategis di dekat Selat Malaka dan
sebagai tempat wisata. Beberapa potensi ekonomi yang mungkin relevan untuk pesisir
Sabang adalah:

● Pariwisata: Sabang memiliki pantai yang indah, terumbu karang, dan


kesempatan penyelaman yang menarik. Wisata bahari seperti snorkeling dan
diving dapat menjadi sumber pendapatan utama. Sabang juga dikenal dengan
keindahan alamnya, seperti Taman Nasional Gunung Leuser dan Pulau Weh.
● Perikanan: Kebanyakan masyarakat pesisir Sabang bergantung pada perikanan.
Potensi perikanan di wilayah pesisir dapat membantu masyarakat setempat
mendapatkan uang.
● Industri Maritim dan Transportasi: Karena berada di dekat Selat Malaka, Sabang
memiliki potensi untuk menjadi pusat industri pelabuhan dan maritim yang
penting. Ini dapat mencakup pengembangan pelabuhan dan infrastruktur terkait
untuk mendukung perdagangan internasional.
● Pertanian dan Perkebunan: Karena kondisi iklim Sabang yang baik untuk
pertanian, beragam jenis tanaman dapat ditanam, pertanian dan perkebunan juga
dapat menjadi potensi ekonomi di Sabang.
● Energi Terbarukan: Potensi energi terbarukan seperti surya dan angin dapat
menjadi peluang di Sabang. Pemanfaatan sumber daya alam ini dapat
menciptakan lapangan kerja dan menyediakan energi bersih.

17
Sangat penting untuk diingat bahwa pertumbuhan ekonomi pesisir Sabang akan
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti peraturan pemerintah, investasi,
infrastruktur, pendidikan, dan lainnya. Akibatnya, untuk mendapatkan gambaran yang
lebih akurat tentang potensi ekonomi wilayah tersebut, akan diperlukan hasil analisis
ekonomi yang lebih khusus dan mendalam .

4.5 Pembahasan Ekonomi Masyarakat Pesisir Sabang


Percakapan tentang ekonomi masyarakat pesisir Sabang mencakup banyak
elemen penting yang harus dipertimbangkan, terutama dengan mempertimbangkan
perubahan ekonomi dan konsekuensi mereka. Sumber daya alam di pesisir Sabang
sangat melimpah, terutama dalam hal pariwisata, perikanan, dan perdagangan. Namun,
perubahan ekonomi dapat berdampak besar pada masyarakat pesisir, baik dalam hal
ketahanan terhadap krisis maupun perubahan struktur sosial. Beberapa elemen yang
harus dipertimbangkan adalah:

● Pariwisata: Salah satu sektor ekonomi utama Sabang adalah pariwisata.


Perubahan ekonomi, seperti penurunan kunjungan wisatawan selama pandemi,
dapat berdampak langsung pada pendapatan masyarakat pesisir, yang sangat
bergantung pada industri pariwisata, dan berpotensi menyebabkan
ketidakstabilan ekonomi di wilayah pesisir tersebut.

● Perdagangan: Karena Sabang berada di pesisir, Sabang memiliki potensi besar


untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional. Namun, kesempatan
ekonomi masyarakat pesisir dapat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada
dinamika perdagangan global, kebijakan perdagangan, atau infrastruktur
pelabuhan.
● Ketahanan Terhadap Krisis: Masyarakat pesisir Sabang harus memiliki strategi
untuk menangani krisis ekonomi seperti pandemi atau bencana alam. Strategi ini
dapat mencakup diversifikasi ekonomi, investasi dalam sumber daya manusia
dan infrastruktur yang dapat membantu mengurangi dampak krisis, dan-

18
membangun jaringan sosial yang kuat untuk saling mendukung saat situasi sulit
terjadi.
● Perubahan Struktur Sosial: Perubahan ekonomi juga dapat mempengaruhi
struktur sosial masyarakat pesisir. Misalnya, pertumbuhan sektor pariwisata
dapat menyebabkan migrasi pekerja dari wilayah pedalaman atau luar daerah,
yang dapat mengubah dinamika sosial dan budaya. Selain itu, ketidaksetaraan
ekonomi di masyarakat pesisir juga dapat menyebabkan konflik sosial.

Sangat penting bagi partisipasi masyarakat setempat, pemerintah, dan lembaga non-
pemerintah untuk mengembangkan strategi yang berkelanjutan dan inklusif untuk
menghadapi perubahan ekonomi. Strategi-strategi ini harus mencakup melindungi
sumber daya alam dan lingkungan pesisir, meningkatkan ketahanan ekonomi
masyarakat, dan mendorong pemberdayaan sosial dan ekonomi.

4.6 Strategi Pengembangan


Strategi pengembangan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam,
konservasi lingkungan, dan peningkatan pendapatan masyarakat adalah perlu dalam
diskusi ekonomi masyarakat pesisir Sabang, seperti di banyak daerah pesisir lainnya.
Beberapa langkah dan pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan
ekonomi wilayah ini adalah:

● Pemanfaatan Sumber Daya Alam: Potensi besar dalam industri perikanan dan
pariwisata serta energi terbarukan, seperti energi angin dan surya, ada di
masyarakat pesisir Sabang. Pengembangan industri-industri ini dapat
memberikan peluang bagi masyarakat setempat. Di sini, perlu adanya regulasi
dan pengawasan yang ketat untuk mencegah eksploitasi berlebihan sumber daya
alam yang merugikan lingkungan.

● Organisasi Non-Pemerintah (NGO): Banyak NGO berkonsentrasi pada


pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Program konservasi
lingkungan, pelatihan, dan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan dapat difasilitasi melalui kerja sama dengan
organisasi non-pemerintah (NGO).

19
● Pendidikan dan Pelatihan: Institusi pendidikan, termasuk sekolah dan
universitas, dapat membantu masyarakat lokal memperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang lebih baik. Pelatihan tentang manajemen sumber daya alam,
pengelolaan pariwisata, atau keterampilan terkait lainnya dapat membantu
masyarakat memanfaatkan potensi ekonomi secara lebih efektif.

● Diversifikasi Ekonomi: Mendorong diversifikasi ekonomi adalah salah satu cara


untuk mengatasi pengangguran dan peningkatan pendapatan. Selain bergantung
pada sektor utama seperti perikanan dan pariwisata, diversifikasi dapat
mencakup pengembangan sektor agrikultur, kerajinan, atau produksi produk
lokal, yang akan membantu mengurangi ketergantungan pada satu sektor dan
meningkatkan stabilitas ekonomi.

● Kesejahteraan Masyarakat: Untuk meningkatkan pendapatan, penting untuk


mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ini termasuk
meningkatkan akses ke pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur yang
mendukung pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang lebih sehat dan terdidik
akan lebih mampu memanfaatkan peluang ekonomi.

● Peningkatan Akses Pasar: Meningkatkan akses masyarakat pesisir Sabang ke


pasar dalam negeri dan internasional akan meningkatkan pendapatan. Ini dapat
mencakup peningkatan infrastruktur transportasi dan meningkatkan pemasaran
barang lokal.

Keterlibatan semua pemangku kepentingan, keberlanjutan lingkungan, dan


peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan harus menjadi prioritas dalam
strategi pengembangan ekonomi masyarakat pesisir Sabang. Untuk mencapai tujuan ini,
kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan lembaga
pendidikan akan sangat penting.

20
4.7 Analisis Budaya Masyarakat Pesisir Sabang
A. Warisan Budaya

Sayangnya hasil pencarian tersebut tidak memberikan informasi spesifik mengenai


beberapa bahasa atau dialek yang banyak digunakan di Sabang, namun dapat
diasumsikan bahwa bahasa dan dialek yang digunakan di Sabang adalah bahasa
Indonesia dan Aceh, karena Sabang terletak di Provinsi Aceh.

Tradisi khas yang menjadi bagian integral dari budaya masyarakat pesisir di Sabang
antara lain:

● Festival Adat Masyarakat Pesisir : Festival ini diselenggarakan oleh


Departemen Kebudayaan Umum yang menyelenggarakan dan bertujuan untuk
melestarikan dan mempromosikan budaya masyarakat pesisir. Festival ini
menampilkan seni tari dan pidato khas Aceh seperti Seni Pidato Papa dan Rapai
Geleng.
● Wulla Nyale : Merupakan bulan Tahun Baru Kodi yang dirayakan secara
khusus sebagai ungkapan harapan atas panen yang baik dan rasa syukur atas
hasil panen.[6]

Tradisi-tradisi tersebut dipelihara dan dirayakan oleh masyarakat melalui berbagai


kegiatan seperti pertunjukan seni, pameran dan festival. Selain itu, pemerintah juga
berperan dalam melestarikan tradisi ini dengan menyelenggarakan berbagai program
dan kegiatan untuk memajukan budaya masyarakat pesisir.

B. Perubahan Budaya

Perubahan budaya masyarakat pesisir di Sabang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:

• Pengaruh Media:

Media massa seperti televisi, radio, dan internet dapat mempengaruhi pandangan dan
perilaku masyarakat pesisir di Sabang. Pengaruh media dapat memperkenalkan budaya
baru dan mempengaruhi nilai-nilai masyarakat.

21
• Migrasi :

Migrasi penduduk ke Sabang dari luar daerah atau luar negeri dapat membawa pengaruh
budaya baru dan mempengaruhi cara hidup serta nilai-nilai masyarakat pesisir.

• Pembangunan Ekonomi:

Pembangunan ekonomi dapat mempengaruhi cara hidup dan nilai-nilai masyarakat


pesisir. Perkembangan ekonomi yang pesat membawa perubahan pada gaya hidup dan
nilai-nilai masyarakat.

• Perubahan Lingkungan:

Perubahan lingkungan, seperti degradasi lingkungan dan perubahan iklim, dapat


mempengaruhi gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat pesisir. Perubahan lingkungan
dapat memaksa manusia untuk beradaptasi dengan situasi baru.

Perubahan budaya dapat mempengaruhi nilai, norma, dan adat istiadat masyarakat
pesisir Sabang. Perubahan budaya membawa nilai-nilai baru dan dapat mempengaruhi
gaya hidup serta interaksi sosial masyarakat. Dampak dari pergeseran budaya ini adalah:

• Perubahan Nilai :

Perubahan budaya dapat mempengaruhi nilai-nilai masyarakat pesisir di Sabang. Nilai-


nilai baru bisa diperkenalkan, dan nilai-nilai lama bisa diubah atau ditinggalkan.

• Perubahan Normal :

Perubahan budaya dapat mempengaruhi norma yang berlaku pada masyarakat pesisir
Sabang. Standar-standar baru dapat diperkenalkan, dan standar-standar lama dapat
diubah atau ditinggalkan.

• Perubahan praktik :

Perubahan budaya dapat berdampak pada praktik masyarakat pesisir di Sabang. Praktik-
praktik baru dapat diperkenalkan, dan praktik-praktik lama dapat diubah atau
ditinggalkan.

Perubahan budaya dapat mempengaruhi interaksi sosial dan cara masyarakat


beradaptasi terhadap perubahan ekonomi dan lingkungan. Perubahan budaya dapat

22
mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakatnya.
Masyarakat dapat beradaptasi terhadap perubahan ekonomi dan lingkungan dengan
mengubah praktik dan nilai-nilai mereka. Komunitas juga dapat mengembangkan cara-
cara baru untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan satu sama lain.

C. Pentingnya Budaya Lokal

Melestarikan budaya lokal dapat mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial Sabang
dengan cara sebagai berikut:

- Mempromosikan pariwisata berbasis budaya:

Mempromosikan pariwisata berbasis budaya menjadi budaya dapat membawa manfaat


ekonomi bagi masyarakat pesisir. Wisata budaya dapat menarik wisatawan ke Sabang
dan mengenalkan budaya lokal. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
dan menciptakan lapangan kerja baru.

- Meningkatkan kesadaran masyarakat:

Pelestarian budaya lokal dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya


melestarikan warisan budaya. Hal ini membantu masyarakat menjaga nilai-nilai budaya
dan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun.

- Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan:

Melestarikan budaya lokal membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan


masyarakat. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

- Meningkatkan kelestarian lingkungan:

Melestarikan budaya lokal membantu meningkatkan kelestarian lingkungan. Budaya


lokal sering dikaitkan dengan praktik ramah lingkungan, yang membantu masyarakat
melindungi lingkungan.

23
Melestarikan budaya lokal memungkinkan masyarakat Sabang melestarikan
nilai, norma, dan praktik budaya yang diwariskan secara turun temurun. Hal ini akan
membantu masyarakat mempertahankan identitas budayanya dan meningkatkan
keberlanjutan sosial dan ekonomi Sabang. Selain itu, mempromosikan wisata budaya
dapat membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir dan menciptakan lapangan
kerja baru.

Ketahanan terhadap perubahan

Mempertahankan budaya lokal dapat memperkuat ketahanan masyarakat terhadap


kemungkinan perubahan ekonomi dan sosial di Sabang di masa depan dengan cara
sebagai berikut:

- Memperkuat kemandirian ekonomi:

Melestarikan budaya lokal Budaya lokal dapat membantu meningkatkan kemandirian


ekonomi masyarakat. Dengan menjaga nilai-nilai dan praktik budaya lokal, masyarakat
dapat mengembangkan bisnis dan produk berbasis budaya lokal. Hal ini dapat
membantu masyarakat mengurangi ketergantungan mereka pada sumber daya alam dan
meningkatkan pendapatan mereka.

- Meningkatkan kelestarian lingkungan:

Melestarikan budaya lokal dapat membantu meningkatkan kelestarian lingkungan.


Budaya lokal sering dikaitkan dengan praktik ramah lingkungan dan dapat membantu
masyarakat melindungi lingkungan. Dengan menjaga lingkungan, masyarakat dapat
mengurangi risiko perubahan ekonomi dan sosial yang tidak diinginkan.

- Meningkatkan kesadaran masyarakat:

Melestarikan budaya lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan


pentingnya melestarikan warisan budaya seseorang. Hal ini dapat membantu masyarakat
mempertahankan nilai-nilai dan praktik budaya yang diwariskan dari generasi ke

24
generasi. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, masyarakat dapat lebih siap
menghadapi kemungkinan perubahan ekonomi dan sosial di masa depan.

- Meningkatkan identitas budaya:

Mempertahankan budaya lokal dapat membantu meningkatkan identitas budaya


masyarakat. Dengan menjaga nilai-nilai dan praktik budaya lokal, masyarakat dapat
memperkuat identitas budayanya. Identitas budaya yang kuat dapat membantu
masyarakat lebih mempersiapkan diri menghadapi perubahan ekonomi dan sosial yang
mungkin terjadi di masa depan.

Dengan melestarikan budaya lokal, warga Sabang dapat memperkuat ketahanan


ekonomi dan sosial terhadap perubahan di masa depan. Hal ini dapat membantu
masyarakat mengurangi risiko perubahan ekonomi dan sosial yang tidak diinginkan,
sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi dan kelestarian lingkungan. Selain itu,
meningkatkan kesadaran masyarakat dan identitas budaya dapat membantu masyarakat
lebih mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan perubahan ekonomi dan sosial di
masa depan.

Partisipasi masyarakat

Dalam konteks pelestarian budaya masyarakat pesisir Sabang, perlu dipahami dampak
perubahan budaya pada identitas dan kohesi sosial masyarakat. Perubahan budaya dapat
mempengaruhi nilai-nilai, norma, dan praktik masyarakat pesisir Sabang. Hal ini dapat
memicu dilema antara tradisi dan modernitas. Oleh karena itu, penting untuk
mempertahankan budaya lokal dan melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian
budaya mereka.

Upaya pelestarian budaya dapat dilakukan melalui pendidikan budaya, program


pelestarian tradisi, dan dukungan dari pemerintah atau organisasi non-pemerintah.
Pendidikan budaya dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya melestarikan budaya lokal. Program pelestarian tradisional dapat membantu
masyarakat mempertahankan nilai-nilai dan praktik budaya setempat. Dukungan dari
pemerintah atau organisasi non-pemerintah dapat membantu masyarakat melestarikan
budaya lokal.

25
Masyarakat pesisir di Sabang dapat berpartisipasi aktif dalam melestarikan budayanya
dengan menyelenggarakan inisiatif seperti festival budaya, pusat kebudayaan, dan
pelatihan budaya. Inisiatif-inisiatif ini dapat menjadi cara yang efektif untuk melibatkan
masyarakat dalam melestarikan budaya mereka.

Analisis dan diskusi ini dapat membantu pemerintah dan berbagai pemangku
kepentingan mengembangkan strategi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya masyarakat pesisir di
Sabang. Oleh karena itu, melestarikan budaya lokal dapat membantu meningkatkan
keberlanjutan ekonomi dan sosial di Sabang serta memperkuat identitas budaya
masyarakat.

26
BAB V

Kesimpulan

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

27
DAFTAR PUSTAKA

Syafrizal, O. (2021). Tradisi, Budaya Dan Potret Keberdayaan Masyarakat Pesisir


Sebuah Kajian Etnografi di Pulau Sabang. Community: Pengawas
Dinamika Sosial, 7(1), 87-101.

Nelly, C., & Zakiah, Z. (2022, November). Persepsi Masyarakat Dan Wisatawan
Terhadap Rencana Pengembangan Ekowisata Mangrove Di Gampong
Iboih Sabang. In Prosiding Seminar Nasional USM (Vol. 3, No. 1, pp. 1-
16).

Lathifah, R. W. A., & Anwar, D. R. (2022). Redesain Lanskap Tugu 0 Km


Indonesia Melalui Pendekatan Perilaku Manusia Pasca Tsunami di Kota
Sabang Provinsi Aceh. Jurnal Lanskap Indonesia, 14(2), 50-59.

Runturambi, A. J. S., & Razi, F. (2023). SOSIALISASI KAJIAN KETAHANAN


NASIONAL SKSG UI: PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN
NEGARA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DAN KETAHANAN NASIONAL BAGI GENERASI
MUDA ACEH. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(5),
891-904.

Kinseng, R. A. (2021). Perubahan Sosial Budaya dan Konflik pada Masyarakat


Pesisir. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 09 (01) 2021 | 1-17, 4.
from https://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality

Susanto, A. (2021). Budaya Lokal dan Pengetahuan Tradisional dalam


Masyarakat. Jakarta: Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-
Indonesia) bekerja. from
https://skpm.ipb.ac.id/storage/publication/September2021/kK8ni2QADX
v65kyxOymf.pdf

28
Asih, S. G. S. W. (2020, Januari 2). Kehidupan Sosial Budaya dan Ekonomi
Masyarakat Pesisir. Retrieved from https://doi.org/10.31227/osf.io/qsb7p

Wahyudi, Y. (2015, Oktober). Sistem Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat


Pesisir. Jurnal Sosial Ekonomi dan Budaya, 3-6. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/282662169_Sistem_Sosial_Ek
onomi_dan_Budaya_Masyarakat_Pesisir

Kistanto, N. H. (2019, Juni). Sistem Sosial Budaya Masyarakat Pesisir. Jurnal


Ilmiah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 14(1). Retrieved
from file:///D:/Downloads/26738-76359-1-SM.pdf

Subadi, H. T. (2008, Desember). Sosiologi. Retrieved from


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3007/Sosiologi.
pdf?sequence=3

Nasir, H. B (2021). Pengantar Sosiologi. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda, 1-12. Retrieved from
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/24725/BAHA
N%20AJAR%20PENGANTAR%20SOSIOLOGI.pdf?sequence=1&isAl
lowed=y

29

Anda mungkin juga menyukai