Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PEDESAAN
DESA : BANGSRI
KECAMATAN : KARANGPANDAN
KABUPATEN : KARANGANYAR

Disusun oleh:
Ivan Irawan (H0723085)
Lathifatul Umda Nur Sikhah (H0723092)
Laura Nurita Alvina (H0723093)
Lintang Hikaru Firdauza (H0723094)
Mochammad Rizki Fachrio P (H0723100)

LABORATORIUM SOSIOLOGI PEDESAAN


PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Sosiologi Pedesaan yang dilaksanakan pada tanggal


27-29 Oktober 2023 di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar dinyatakan telah memenuhi syarat.

Disusun dan diajukan oleh :

Ivan Irawan (H0723085)


Lathifatul Umda Nur Sikhah (H0723092)
Laura Nurita Alvina (H0723093)
Lintang Hikaru Firdauza (H0723094)
Mochammad Rizki Fachrio P (H0723100)

Mengetahui: Co-Asisten
Ketua Laboratorium Sosiologi Pedesaan

Eksa Rusdiyana, S.P., M.Sc. Zamia Atha’ Putri Julia


NIP. 195903051985031004 NIM. H0421093
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Sosiologi Pedesaan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk melengkapi nilai
mata kuliah Sosiologi Pedesaan sekaligus diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang Sosiologi Pedesaan. Sebelum laporan ini di susun, penyusun
telah melakukan praktikum di Desa bangsri, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar, dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya buku laporan ini.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing
penulis.
3. Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
yang telah memberikan banyak bantuan selama praktikan berada di Desa
Bangsri.
4. Co-Assisten Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan laporan ini.
5. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat
dan doa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya laporan ini.
Akhir kata penulis mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya
dan penulis sendiri pada khususnya.
Surakarta, Desember 2023

Penulis
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, perilaku, serta
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Sosiologi berasal dari kata socius
yang berarti kawan, dan kata logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi
memiliki salah satu cabang yaitu sosiologi pedesaan. Sosiologi pedesaan
mempelajari mengenai sifat, tingkah laku, serta perkembangan yang terjadi di
masyarakat pedesaan. Wilayah pedesaan adalah perwujudan atau kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik, serta kultur yang terdapat di suatu daerah
atau wilayah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain.
Sosiologi pedesaan juga sering dikenal sebagai sosiologi pertanian,
nyatanya sosiologi pedesaan dengan sosiologi pertanian memiliki perbedaan.
Sosiologi pertanian mengutamakan mempelajari masyarakat yang melakukan
usahatani atau bergerak di bidang pertanian. Sosiologi pertanian berfokus pada
hubungan masyarakat dengan dunia pertanian, sehingga umumnya mempelajari
pola perilaku, serta rumah tangga pertanian. Sosiologi pedesaan mengutamakan
hubungan, interaksi, perilaku, dan segala hal meliputi masyarakat pedesaan tanpa
mempersoalkan hubungan masyarakat dengan dunia pertanian.
Masyarakat pedesaan tentu akan berbeda dengan masyarakat kota misalnya,
perbedaan itu terlihat berkat adanya ilmu sosiologi. Masyarakat pedesaan masih
memperhatikan tentang adat istiadat, sifat kekeluargaan, budaya gotong royong,
rasa kebersamaan, dan aspek budaya-budaya lain. Masyarakat perkotaan
cenderung memiliki sikap individualis, budaya gotong royong sudah pudar seiring
dengan berkembangnya teknologi secara pesat. Perkembangan yang terjadi di
pedesaan juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman yang turut mempengaruhi
perilaku-perilaku masyarakat desa.

B. Tujuan praktikum
Kegiatan praktikum mata kuliah Sosiologi Pedesaan bertujuan untuk
melatih mahasiswa mengenal lebih dalam perilaku masyarakat desa, kelembagaan
hubungan kerja agraris dan luar pertanian, kekosmopolitan, petani, kelembagaan
pedesaan, pola komunikasi, organisasi sosial, konflik sosial dan adat istiadat yang
ada.

C. Waktu dan tempat Pelaksanaan


Praktikum sosiologi pedesaan pada tahun 2023 dilaksanakan selama 3 hari 2
malam yaitu pada tanggal 27-29 Oktober 2023. Tempat pelaksanaan praktikum ini
terbagi dalam dua wilayah dalam Kabupaten Karanganyar. Praktikan melakukan
pengambilan dapat di Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Praktikum


Pada dasarnya pelaksanaan praktikum ini merupakan latihan penelitian
dengan menggunakan metode dasar deskriptif analisis, yaitu metode yang
memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan
bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan Dalam
konteks teori-teori yang ada dan dari penelitian terdahulu.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada praktikum sosiologi
pedesaan ini adalah dengan cara:
4. Wawancara, mahasiswa mendatangani informan dengan berpegang pada
kuisioner yang telah tersedia. Informan dalam kegiatan praktikum ini
meliputi 15 petani dan 3 tokoh masyarakat (Kepala Desa, tetua adat,
tokoh agama, ketua kelompok tani, penyuluh, ketua karangtaruna, PKK
dll). Data penunjang dapat diperoleh dari masyarakat, baik mengenai
sejarah desa maupun fenomena sosial yang ada.
2. Observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung atas keadaan
masyarakat maupun responden serta keadaan yang terjadi di daerah praktikum.
3. Pencatatan data-data yang diperlukan terutama monografi desa.

C. Jenis dan Sumber Data


Adapun beberapa jenis dan sumber data dalam pengerjaan laporan ini, yaitu

1. Data Primer: data yang diperoleh secara langsung dari petani dan tokoh
masyarakat dengan wawancara menggunakan kuisioner.

2. Data Sekunder: data yang diambil dengan cara mencatat langsung data yang
ada di instansi terkait, yaitu data monografi atau profil desa.

D. Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Pada kasus
tertentu mahasiswa dapat menulis secara lebih mendalam dan komprehensif, oleh
karena itu disarankan mahasiswa untuk menggali data lebih mendalam melalui
indepth interview. Penjelasan berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian yang
relevan.
III. HASIL DAN ANALISIS HASIL

A. KEADAAN UMUM
1. Sejarah Desa
Desa Bangsri merupakan desa yang berada di Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Kisah asal-usul Desa Bangsri
berasal dari nama Ki Ageng Gede Bangsri, yakni santri atau murid Sunan
Muria dan dekat dengan Sunan Kudus. Nama aslinya ialah Syekh Ahmad
Yasin. Karena pengaruhnya yang sangat besar ia kemudian disebut sebagai
Ki Ageng Gede Bangsri. Konon karena kedekatan Ki Ageng Gede Bangsri
dengan Sunan Muria membuat saudara seperguruannya yang bernama
Suronggotho iri. Rasa iri timbul dikarenakan Sunan Muria lebih
mempercayakan Ki Ageng Gede Bangsri untuk berdakwah.
Awalnya Desa Bangsri terdiri atas 7 dusun. Kemudian, antara Dusun
A dan Dusun B dilebur menjadi satu, sehingga menjadi Dusun A saja dan
menjadi Desa Bangsri terdiri atas 6 dusun. Keenam dusun di Desa Bangsri
tersebut adalah Dusun Bendungan, Dusun Bangsri, Dusun Koncang,
Dusun Kopenan, Dusun Ngumpeng, dan Dusun Jangganan. Letak keenam
dusun tersebut cukup berdekatan.
2. Kondisi Geografis Desa
a) Lokasi Desa
Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar memiliki luas wilayah kurang lebih 416.288 km. Masing-
masing luasnya terbagi dalam beberapa wilayah antara lain tanah
sawah, tanah pemukiman, tanah tegal, tanah perkuburan, serta tanah
yang ditujukan untuk keperluan lain. Tanah sawah memiliki luas 110
ha, tanah pemukiman memiliki luas 158 ha, tanah tegal memiliki luas
23 ha, tanah perkuburan memiliki luas 5000 m, dan tanah untuk
keperluan lain memiliki luas 25 ha.
Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah merupakan satu dari sebelas desa
di Kecamatan Karangpandan. Kecamatan Karangpandan merupakan
salah satu dari tujuh belas kecamatan di Kabupaten Karanganyar.
Secara geografis, Desa Bangsri di sebelah utara berbatasan dengan Desa
Pereng. sebelah barat dengan Desa Gebyog, sebelah timur dengan Desa
Pendem, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mojoroto.
Jarak Desa Bangsri ke kantor Kecamatan Karangpandan kurang
lebih 4 km sehingga akses untuk ke kantor Kecamatan tidak sulit. Desa
Bangsri terdiri dari 7 dusun, 12 RW, dan 30 RT serta jarak Desa
Bangsri ke Provinsi kurang lebih 100 km. Nama-nama dusun yang
terdapat di Desa Bangsri, yaitu Dusun Bangsri, Dusun Krajan, Dusun
Dukuh, Dusun Ngaliman, Dusun Sukosari, dan Dusun Kopenan.
b) Topografi Desa
Desa Bangsri sendiri memiliki topografi wilayah dataran sedang
dengan ketinggian rata-rata 178 meter di atas permukaan laut. Di bagian
utara desa, terdapat bukit-bukit dengan ketinggian sekitar 200 meter di
atas permukaan laut. Kondisi topografi Desa Bangsri yang berupa
dataran sedang dan berbukit-bukit, menjadikan desa ini cocok untuk
berbagai kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hampir
seluruh lahan kosong di Desa Bangsri ditanami tanaman pertanian yaitu
padi, hal itulah yang membuat mayoritas warga Desa Bangsri mayoritas
mata pencahariannya bertani.
3. Kependudukan
Kependudukan dapat diartikan sebagai segala hal yang berhubungan
Dengan jumlah, umur, perkawinan, agama, jenis kelamin, kelahiran,
kematian, Jenis kelamin, kualitas, mobilitas dan juga ketahanan yang
berkaitan dengan Ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Menurut Suharto
(2020), demografi berarti Tulisan-tulisan atau karangan-karangan tentang
penduduk suatu negara atau Suatu daerah. Struktur penduduk meliputi
jumlah persebaran dan komposisi Penduduk. Kependudukan sebagai
cabang ilmu dapat memberikan informasi Secara luas dan lengkap
mengenai sebab-akibat serta solusi problematika yang Menyangkut
pembangunan sekakobanligus penduduk sebagai subjek dan objek
pembangunan.
Demografi adalah studi tentang penduduk yang dilihat dari ukuran
(jumlah), struktur/komposisi, persebaran ke ruangan serta faktor-faktor
yang Mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk.
Komposisi penduduk juga harus didukung dengan jangan sampai
punahnya manusia karena kurangnya gizi dan kesehatan seimbang yang
berkaitan erat pada ketahanan pangan contohnya pertanian. Pertanian juga
telah diakui sebagai strategi untuk mengurangi kekurangan gizi (Anuja et
al., 2022), yang mengakui pentingnya pertanian dan hubungannya dengan
status gizi dan kesehatan.
Menurut Bidarti, A. (2020), kependudukan atau demografi
merupakan suatu Ilmu yang menjelaskan mengenai dinamika pada
kependudukan manusia, yang Dalam hal ini meliputi seperti struktur,
ukuran, distribusi penduduk, dan bagaimana penduduk berubah setiap
waktu dari segi jumlah yang diakibatkan oleh kematian, kelahiran, migrasi,
dan juga penuaan. Jumlah penduduk akan Selalu berubah berubah
dikarenakan adanya pertambahan maupun pengurangan Dari waktu ke
waktu. Pertambahan penduduk akan seimbang jika angka kematian dan
Kelahiran tidak berbeda. Akan tetapi, jika angka kelahiran lebih besar
Dibandingkan angka kematian, maka pertambahan penduduk menjadi
tidak seimbang. Kependudukan dengan demografi merupakan hal. Ilmu
dari Kependudukan yaitu demografi. Demografi memuat 3 hal penting
yaitu fertilitas (kelahiran), migrasi (perpindahan), dan mortalitas
(kematian). Demografi di Dalamnya akan membahas lebih dalam akan
perkembangan penduduk dari segi Kerangka sosial yang berhubungan
dengan ilmu – ilmu lain seperti ekonomi, Geografi, sosiologi, dan ilmu
sosial yang berkaitan.
a. Pertambahan penduduk
Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-
waktu, Dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu
dalam sebuah Populasi menggunakan per waktu unit untuk pengukuran.
Menurut Pamungkas (2018), pertumbuhan penduduk mencakup
Pertambahan jumlah penduduk dan pengurangan jumlah penduduk.
Pertambahan penduduk dapat dihitung menggunakan rumus ( L – M) +(
I – E). Desa Bangsri memiliki angka kelahiran (L) sebanyak 2 orang,
angka kematian (M) sebanyak 4 orang, angka imigrasi/kepergian (I)
1orang, dan angka emigrasi/kedatangan (E) 2 orang.
P = (L – M) + (I - E)
P = (2 - 4) + (1 – 2)
P = -2 + -1
P = -3
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui jumlah
Pertambahan penduduk di Desa Bangsri tidak bertambah
melainkan berkurang sebanyak 3 orang. Hal ini menyebabkan tidak
adanya lahan pertanian yang harus dialih fungsikan sebagai perumahan.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per luas wilayah.
Kepadatan penduduk dibagi menjadi 2 yaitu kepadatan penduduk secara
agraris dan kepadatan penduduk secara geografis. Kepadatan penduduk
secara agraris adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan luas lahan
pertanian yang ada pada daerah tersebut. Kepadatan penduduk secara
geografis adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan luas wilayah.
Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan
menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi
manusia akan meningkat (Lucky, 2019). Kepadatan penduduk secara
agraris dan geografis di Desa Bangsri dapat dihitung sebagai berikut.
KPA= Jumlah Penduduk × 100%
Luas wilayah (km)
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk= x 100 %
Luas Wilayah (km)
Type equation here .
ΚΡA = 4856
418,288
= 11 orang/km²
KPG= Jumlah Penduduk × 100%
Luas lahan pertanian (km²)

KPG= 4856 = 24 orang/km


195
Jadi, kepadatan penduduk agraris Desa Bangsri adalah 24 orang/km dan
kepadatan penduduk geografis adalah 11 orang/km²
c. Pertambahan penduduk menurut Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara
penduduk Laki-laki dan perempuan di suatu daerah. Menurut Musliadi
(2017), sex ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah penduduk yang berjenis
kelamin perempuan. Sex ratio biasanya dinyatakan dalam banyaknya
laki-laki dalam setiap 100 orang Perempuan. Pengetahuan mengenai
sex ratio sangat penting karena Digunakan sebagai penentuan kebijakan
pemerintah. Penduduk berjenis kelamin laki-laki di Desa Bangsri pada
tahun 2023 berjumlah 2.405 orang. Adapun penduduk berjenis kelamin
perempuan Berjumlah 2.444 orang. Angka ini menandakan bahwa Desa
Bangsri Memiliki penduduk perempuan yang lebih banyak daripada
penduduk laki-laki. Sex-ratio di Desa Bangsri dapat dihitung dengan
menghitung jumlah Penduduk laki-laki dibagi dengan jumlah penduduk
perempuan lalu Diuikalikan 100%.
Sex Ratio = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
Sex ratio= ❑

Sex Ratio = 2405 × 100%
2444
Sex Ratio = 98.40%
Persentase sex ratio di Desa Bangsri menunjukkan angka sebesar
Persentase sex ratio di Desa Mojoroto menunjukkan angka sebesar 98%
Berdasarkan data ini, dapat diketahui bahwa disetiap 98 laki-laki Maka
terdapat 100 perempuan. Berdasarkan perbandingan antara penduduk
Laki-laki dan perempuan hasil yang ada berbeda, hal ini lah yang
Memengaruhi sex ratio.
d. Keadaan penduduk menurut umur
Kependudukan di Desa Bangsri sangatlah beragam. Jumlah
Penduduk di Desa Bangsri total keseluruhan adalah 4.849 orang dengan
Jumlah laki-laki 2.405 orang dan perempuan 2.444 orang.
Penggolongan Berdasarkan usia adalah 1.046 orang pada usia 0 sampai
14 tahun. Pada usia 15 sampai 65 tahun adalah 3.427 orang Sedangkan
pada usia 65 keatas adalah 553 orang. Perhitungan kepadatan penduduk
menurut umur berkaitan erat dengan perhitungan. Keadaan penduduk
menurut umur dapat dilihat dari jumlah penduduk di suatu daerah
berdasarkan pengelompokkan kategori umur. Angka Beban
Tanggungan, perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif dan
non Produktif. Berdasarkan data monografi Desa Bangsri, Kecamatan
Krangpandan, Kabupaten Karanganyar pada bulan Juni 2023, kelompok
usia produktif berjumlah 3.427 jiwa. Kelompok usia non produktif
berjumlah 553 jiwa. Berikut perhitungan ABT di Desa Bangsri
ART= Jumlah penduduk non produktif × 100%
Jumlah penduduk produktif
ABT = 3427 x 100%
553
ABT = 61%
Berdasarkan perhitungan di atas bahwa 100 penduduk produktif
harus menanggung 61 penduduk non produktif. Jumlah penduduk
produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk non produktif.
e. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat
digunakan sebagai parameter kemajuan suatu daerah. Suatu daerah
yang rata-rata penduduknya telah berpendidikan biasanya sudah
mengalami kemajuan (modem). Pendidikan berguna untuk
mengembangkan potensi pada diri individu sehingga individu bisa
mendapatkan kehidupan yang layak. Berdasarkan data monografi Desa
Bangsti tingkat pendidikan penduduk lulusan SD/sederajat sebanyak
1.299 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk lulusan SMP sebanyak 945
jiwa. Tingkatpendidikan penduduk lulusan SMA sebanyak 981 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk lulusan Akademi/D1-D3 sebanyak 137
jiwa. Tingkat pendidikan penduduk lulusan Sarjana sebanyak 250 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk lulusan Pascasarjana sebanyak 22 jiwa.
f. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah pekerjaan utama atau pencarian utama
yang dikerjakan untuk memenuhi biaya kehidupan sehari -hari. Mata
pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam
memberdayakan potensi sumber daya alam. Masyarakat Desa Bangari
memiliki mata pencaharian yang beragam. Data keadaan penduduk
menurut mata pencaharian di Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar. Monografi yang didapatkan dari Desa Bangsri
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 122 orang, TNI/POLRI Sebanyak 3
orang, Karyawan Swasta sebanyak 1.063 orang, wiraswasta sebanyak
120 orang. Tani sebanyak 627 orang. Pertukangan sebanyak 125 orang.
Buruh Tani sebanyak 297 orang. Pensiunan sebanyak 90 orang.
Pemulung sebanyak 5 orang. Menurut pengamatan praktikan mata
pencaharian di Desa Bangsri mayoritas masih dibidang pertanian.
Menurut (Subandi, 2016) faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau negara, yaitu: Akumulasi
modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan),
peralatan fisikal, dan sumber daya manusia (human resources).Mes
kipun penghasilan dari pertanian bisa dibilang cukup namun pekerjaan
ini masi bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, dan dari monografi
Desa Bangsri luas lahan pertanian masi tergolong cukup untuk
menanam komoditas padi.
g. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Keadaan penduduk menurut agama adalah jumlah penduduk pada
suatu wilayah yang dihitung berdasarkan agama yang dipeluk oleh
penduduk di wilayah tersebut. Diketahui agama yang dianut oleh
penduduk Desa Bangsri adalah Islam dengan jumlah penganut agama
Islam sebanyak 4.856. Tidak ada penduduk yang menganut agama lain.
Berdasarkan data tersebut mayoritas penduduk desa Bangsri menganut
agama Islam.

4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa


Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar :

Kepala Desa
Bambang Sri Sukawati

Sekretaris Desa
Aris Susilo, A.Md

Kasi Pelayanan Kasi Kasi Kaur TU dan Keuangan Kaur


Parmono Kesehjateraan Pemerintahan umum Meiyana Ike Perencanaan
Bambang Sutrisno Muhdianto Suwarso Pujiastuti Agung Dwi

Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Bangsri Kajenan Tangkilan Kopenan Bandungan
Suharto Budi Trigiyatno Sutarman Yosep Agung
Setyanto, SE Wibowo
{keterangan gambar}
Struktur di atas terlihat bahwa struktur pemerintahan desa, tertinggi berada di
tangan kepala desa, yang mana kepala desa berkoordinasi dengan Badan
Perwakilan Desa (BPD). Pemerintahan desa juga terdiri dari sekretaris desa,
kepala urusan (kaur), kepala seksi, dan kepala dusun. Kepala desa dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh sekretaris desa, dimana sekretaris desa juga
membawahi dan dibantu oleh beberapa kepala urusan yaitu, kepala urusan
keuangan, kepala urusan tata usaha, dan kepala urusan perencanaan. Kepala desa
dalam hal penganturan wilayah dibantu oleh para kadus, di mana kadus posisinya
berada di bawah kepala desa. Ada lima dusun di Desa Bangsri dan ada lima
kepala dusun di Desa Bangsri. Masing-masing kepala dusun (kadus) tersebut
mempunyai tugas dan kewajiban sendiri-sendiri, tapi secara keseluruhan mereka
saling membantu dan bekerjasama dalam melaksanakan dan mencapai tujuan
yang diharapkan.
a. Kepala Desa
Kepala desa merupakan suatu kedudukan atau jabatan dalam sistem
pemerintahan desa di Indonesia. Sebagai kepala pemerintahan desa, kepala desa
bertugas mengelola sumber daya desa dan masyarakat, mengarahkan
pembangunan, menyelenggarakan pelayanan publik, dan melaksanakan tugas-
tugas lain yang berkaitan dengan pengelolaan desa. Tugas kepala desa adalah
melaksanakan kewenangan pemerintahan dan menyelenggarakan kegiatan
pemerintahan desa lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
Seorang kepala desa (Paru et. al, 2019)
b. Sekretaris Desa
Tugas sekretaris desa adalah menangani surat menyurat, kearsipan, dan
pelaporan keuangan dan tata usaha umum, serta memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada perangkat desa. Mengkoordinasikan apa yang dilakukan
perangkat desa. Sekretaris Desa menerapkan prinsip transparansi dalam mengelola
keuangan desa adalah dengan cara membuat papan informasi mengenai keuangan
desa agar dapat dilihat masyarakat luas dan mengembangkan website desa agar
informasi dapat diakses dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun (Rahmawati,
2022)
c. Kepala Urusan
Peran Kepala Urusan Pemerintahan adalah merencanakan, mengevaluasi
dan melaporkan pelaksanaan di bidang pemerintahan dan keuangan. Tugas kepala
urusan pemerintahan adalah merencanakan dan mengendalikan evaluasi
pelaksanaan di bidang kepedulian sosial masyarakat. Setiap Kepala Urusan (Kaur)
memiliki tugasnya masing-masing.
d. Kepala Dusun
Tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa dalam melaksanakan
tugasnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa di wilayah kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi kepala dusun
antara lain membantu kepala desa dalam menjalankan tugasnya melaksanakan
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta ketentraman dan
ketertiban, termasuk membantu kegiatan yang memajukan, pembinaan dan
peningkatan gotong royong swadaya, pelaksanaan kegiatan perluasan program
pemerintah, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

5. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana menjadi faktor penting dalam perkembangan desa
karena infrastuktur yang memadai berpengaruh pada kelancaran kegiatan desa.
Menurut Akbar dan Sihaloho (2019), infrastruktur adalah struktur fisik dan
fasilitas yang diperlukan untuk berfungsinya suatu masyarakat. Infrastuktur terdiri
dari perbaikan fisik publik dan swasta seperti jalan, jembatan, terowongan,
pasokan air, jaringan listrik, dan telekomunikasi untuk menyediakan komoditas
dan layanan penting untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat. Sarana
dan prasarana sangat diperlukan untuk mempermudah masyarakat desa dengan
kegiatan daerah luar sehingga proses interaksi dan bisnis berjalan dengan lancar.
Kondisi jalan merupakan keadaan baik atau buruknya jalan pada suatu
wilayah. Kondisi jalan yang baik membantu mendorong peningkatan nilai
ekonomi pada suatu wilayah dengan menjadikan aktifitas produktif masyarakat
berkembang. Kondisi wilayah tidak hanya berpengaruh pada level antar
kecamatan ataupun antar kabupaten, namun juga pada kondisi internal di suatu
desa. Oleh karena itu, kerusakan jalan yang ada akan berpengaruh dalam
perekonomian suatu wilayah. Berdasarkan pengamatan kami, jalan di Desa
Bangsri mayoritas sudah beraspal, walaupun masih ada yang bersemen maupun
berbatu. Jalan di Desa Bangsri dikatakan baik karena dapat dilalui kendaraan roda
dua maupun empat.
Alat transportasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan
barang ataupun manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
sebuah kendaraan yang di kendalikan atau digerakkan oleh manusia atau mesin.
Alat transportasi seiring berjalannya waktu terus berkembang dengan pesat,
hingga saat ini sudah banyak dijumpai alat transportasi modern. Alat transportasi
sangat berguna, karena memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Alat transportasi yang sering ditemui di Desa Bangsri adalah sepeda, sepeda
motor, mobil, pick up, dan truck. Penduduk setempat biasanya lebih memilih
menggunakan sepeda motor untuk melakukan bepergian kesuatu tempat.
Menurut Kustiawan (2019), komunikasi merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia dalam menjalani kehidupannya. Komunikasi dilakukan dengan
berbicara baik secara langsung ataupun melalui media- media tertentu, seperti
surat, chatting, telepon, video call, dan lain sebagainya. Hampir semua masyarakat
di Desa Bangsri sudah memiliki TV sendiri. Mayoritas masyarakat di Desa
Bangsri juga sudah memiliki smartphone. Teknologi informasi dan komunikasi
pada Desa Bangsri termasuk mengalami perkembangan yang pesat, karena sudah
banyak yang menggunakan teknologi baru. Perkembangan teknologi informasi
saat ini yang dengan mudah dapat dijangkau oleh masyarakat luas diharapkan
dapat menambahkan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong perekonomian.
Sarana ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh umat beragama
untuk beribadah menurut kepercayaan masing-masing. Sarana ibadah berupa
Masjid, Mushola, Gereja, Wihara, dan lain sebagainya. Sarana ibadah yang
terdapat pada Desa Bangsri sudah memadai, di Desa Bangsri terdapat masjid
sebanyak 24, mushola sebanyak 5, dan 1 buah gereja. Jumlah sarana ibadah yang
ada di Desa Bangsri sebanyak 30 buah bangunan. Adanya sarana dan prasarana
ibadah di Desa Bangsri ini menunjang masyarakatnya sebagai umat beragama
untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam hidup, ini berarti bahwa
setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan mencakup 3
hal yaitu pendidikan di lingkungan keluarga (pendidikan informal), pendidikan di
lingkungan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan di lingkungan masyarakat
(pendidikan informal). Pendidikan di Desa Bangsri sudah cukup memadai, yaitu
terdapat 3 gedung Taman Kanak - Kanak, 3 gedung Sekolah Dasar, dan 1 gedung
Sekolah Menengah Pertama. Si Desa Bangsri juga terdapat gedung PAUD kami
tidak mendapat berapa jumlahnya dalam data monografi. Manfaat pendidikan bagi
masyarakat pedesaan sebagai sarana pembebasan masyarakat pedesaan dari
belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan ketertindasan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan utuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Menurut Menurut Mustofa et al. , (2020) sarana kesehatan
merupakan pelayanan jasa yang termasuk dalam kategori public good dalam arti
bahwa sarana kesehatan merupakan pelayanan yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan manusia di bidang kesehatan, dan penyediaannya dilakukan oleh
pemerintah dengan pertimbangan bahwa sarana tersebut tersebut dibutuhkan oleh
orang banyak. Di antara sarana kesehatan tersebut adalah Rumah Sakit,
Puskesmas, WC umum dan lain sebagainya. Sarana kesehatan di Desa Bangsri
masih tergolong minim. Di Desa Bangsri terdapat sarana kesehatan berupa 7 unit
posyandu. Desa Bangsri masih memerlukan alokasi lebih lanjut tentang sarana
kesehatan. Data yang kami dapatkan dalam monografi Desa Bangsri kurang
lengkap sehingga kami tidak dapat memaparkan lebih lanjut sarana kesehatan
yang ada di Desa Bangsri.

6. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang didirikan oleh penduduk
dengan tujuan tertentu. Menurut Tebay (2021), manusia dan organisasi adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan dan apabila kedua bagian tersebut menyatu dan
berinteraksi maka akan menghasilkan suatu perilaku organisasi. Organisasi sosial
berfungsi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar ruang lingkup
organisasi tersebut baik bantuan hukum maupun bantuan sosial yang lain.
Organisasi secara umum merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau
lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam sistem koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan (Tampubolon, 2018). Organisasi sosial pun bisa juga
dikatan sebagai lembaga, menurut Bafadhol (2017), lembaga merupakan badan
atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau
melakukan suatu usaha.
Salah satu organisasi sosial di Desa Bangsri adalah PKK, PKK merupakan
organisasi sosial yang beranggotakan wanita sebagai penggeraknya untuk
membangun keluarga sejahtera sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
Keanggotaan PKK terdiri dari ibu-ibu atau wanita yang sudah menikah warga
Desa Bangsri. Jenis kegiatandari PKK antara lain musyawarah, penyuluhan, atau
sekedar masak-masak. Arisan PKK biasanya dilaksanakan pada awal bulan.
Kepengurusan inti dipegang oleh istri-istri pejabat pemerintahan desa atau
pamong desa. Kepengurusannya dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, serta seksi-seksi yang memiliki beberapa program
kerja dalam upaya untuk ikut serta dalam membangunkesejahteraan masyarakat
Desa Bangsri.
Karang Taruna adalah organisasi dalam masyarakat yang dibentuk oleh para
pemuda yang beranggotakan para pemuda itu sendiri di Desa Bangsri. Karang
Taruna di Desa Bangsri cukup sering dilakukan dengan berbagai kegiatan
didalamnya. Kegiatannya yaitu pertemuan 1 bulan 1 kali pertemuan pada Sabtu
Legi. Kegitannya diisi dengan musyawarah untuk kemajuan desa. Selain
pertemuan karang taruna ini juga mengadakan kegiatan lain yaitu voly,
badminton, kerja bakti, bakti sosial, dan lain-lain.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) merupakan salah satu
organisasi yang ada di desa bangsri. Tugas lembaga pemberdayaan masyarakat
adalah menyusun rencana pembangunan yang partisipatif, menggerakkan swadaya
gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.
Fungsi Lembaga pemberdayaan masyarakat penampung dan penyalur aspirasi
masyarakat dalam pembangunan, penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Lembaga pemberdayaan masyarakat di desa Bangsri di kelola oleh
masyarakat desa sendiri. Lembaga pemberdayaan masyarakat memiliki 5
pengurus dan 5 anggota.
7. Penguasaan Tanah
Penguasaan tanah merupakan hubungan hukum antar perorangan, kelompok
masyarakat atau badan hukum dengan tanah. Menurut Ramadhan (2021), tanah
merupakan bagian terpenting bagi sumber daya alam manusia, terlebih dari itu
tanah juga menjadi sumber kehidupan bagi manusia, disamping untuk menjadi
tempat tinggal tanah juga dapat dipergunakan untuk mencari pendapatan dari hasil
yang ditanam dari tanah tersebut dalam arti lain dapat dijadikan nilai ekonomis.
Adanya nilai ekonomis dari tanah tersebut, maka banyak sekali terjadi gesekan-
gesekan yang timbul akibat tanah tersebut. Penguasaan tanah berarti seseorang
memiliki hak atas tanah tersebut, penguasaan tanah secara perorangan meliputi 3
hak, yaitu hak garap, hak pakai, dan hak milik atas tanah. Hak garap merupakan
hak untuk mengusahakan tanah itu saja. Hak pakai merupakan hak untuk
memakai tanah tersebut, sedangkan hak milik merupakan hak turun-temurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai atas tanah. (Kolopaking, 2021)
Kepastian hukum mengenai hak tanah sering terjadi perselisihan, gesekan-
gesekan sering terjadi bukan hanya karena kurangnya kepastian hukum hak atas
tanah, tetapi juga karena ada pihak-pihak lain yang tidak berhak menguasai atau
mengelola tanah tersebut dengan secara tiba-tiba atau tanpa ada legalisasi dari
pihak yang bersangkutan. Pihak-pihak lain tersebut tidak berhak untuk menguasai
serta mengelola tanah tersebut berasumsi bahwa tanah tersebut terlantar karena
tidak pernah dirawat oleh pemilik tanah yang sah. Asumsi para pihak yang tidak
mendapat hak menguasai atau mengelola tentang tanah terlantar tersebut
kebanyakan melihat dari segi fisik yang ada pada tanah tersebut yang keadaannya
bongkah, ditumbuhi banyak ilalang, serta tanaman-tanaman yang ada telah mati
karena tidak terawat. (Muhammad, 2021)
(ini isinya tipus doank niiih? Yang keadaaan di desa mu ga mau dijelasin?)
tambahin deskripsi penguasaan tanah yang ada di Desa Bangsri yaa.
Sitasinya jadi ga ada gunanya kalau keadaan di desa ga dijelaskan. Sitasi kan buat
mendukung fakta lapangan. Lah masa isinya Cuma pendukung tok, datanya ga
ada.

8. stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial menurut Welianggen (2021), adalah pandangan terkait
dengan perbedaan dalam masyarakat yang memiliki susunan hirakis(bertingkat)
dalam kehidupan masyarakat secara vertikal atas ke bawah. Manusia tercipta
berbeda-beda dengan karakteristiknya masing-masing. Perbedaan dapat berupa
warna kulit, umur, jenis kelamin, pekerjaan, bahkan pendapat sekalipun. Tiap-tiap
perbedaan ini yang kemudian menjadi stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial adalah
salah satu aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi. Menurut Asniar (2019),
Stratifikasi mengacu pada pengelompokkan individu ke dalam suatu kedudukan
atau strata yang tersusun secara vertikal. Stratifikasi sosial dapat disimpulkan
yaitu konsep mengenai pembedaan atau pengelompokan sosial yang hadir di
komunitas secara bertingkat.
Sosiolog umumnya membagi stratifikasi sosial menjadi empat, berdasarkan
kelas sosial, jenis kelamin, etnis, serta kasta. Stratifikasi sosial akan selalu ada
dimanapun. Stratifikasi sosial akan mempengaruhi tata kehidupan yang ada di
masyarakat. Masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan yang telah diyakini oleh
masyarakat itu sendiri. Stratifikasi sosial sendiri memiliki dampak positif dan
negatifnya di masyarakat. Cara pandang terhadap seseorang akan berdasarkan
kelas, kekayaan, maupun kedudukan, hal ini tentu akan menimbulkan adanya
diskriminasi. Shekhar (2021) memilih memusatkan perhatian pada stratifikasi
sosial karena stratifikasi sosial adalah institusi yang menyentuh begitu banyak ciri
kehidupan, seperti kekayaan, politik, karier, keluarga, klub, komunitas, dan gaya
hidup.
Stratifikasi sosial pedesaan dapat terbagi berdasarkan status kekayaan.
Penduduk yang berstatus sangat kaya, cukup kaya, dan tidak kaya. Berikut
gambar segitiga stratifikasi sosial masyarakat desa berdasarkan status kekayaan

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa di Desa Bangsri terdapat


tiga golongan stratifikasi sosial masyarakat. Golongan pertama adalah golongan
masyarakat yang sangat kaya, persentasenya sekitar 10% yang terdiri dari PNS
golongan cukup kaya presentasenya sekitar 30% yang terdiri dari pedagang dan
golongan tidak kaya, presentasenya sekitar 60% yang terdiri dari petani
Stratifikasi sosial petani biasanya juga terbagi menjadi pemilik lahan dan
non pemilik lahan. Pemilik lahan merupakan petani yang memiliki lahannya
sendiri serta menggarap lahannya. Syukur et al (2020), menuturkan petani yang
tidak memiliki lahan sendiri biasanya akan menyewa lahan atau menjadi buruh
tani. Tetapi alternatif lain selain menjadi buruh tani atau penyewa bisa melakukan
sakap lahan. Sakap lahan ialah ketika petani pemilik dan penyakap bekerja sama
dengan sistem bagi hasil. Lahan petani pemilik akan digarap oleh petani penyakap
dengan perjanjian untuk membagi hasil pertanian, serta apabila ada kerugian maka
akan ditanggung bersama. Berikut gambar segitiga stratifikasi petani di Desa
Bangsri
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa di Desa Bangsri terdapat
tiga stratifikasi petani yaitu pemilik lahan, dengan presentase sekitar 30%,
penyewa, dengan presentase sekitar 20% dan penyakap, dengan presentase sekitar
50%

9. Konflik Sosial
Terkadang terdapat masalah konflik sosial yang muncul dalam
berkehidupan bermasyarakat. Menurut Alviani dan Gusnita (2018), konflik
dapat dimaknai sebagai perselisihan atau pertentangan yang terjadi antar
anggota atau masyarakat yang bertujuan mencapai sesuatu yang diinginkan
dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan. Konflik selalu
muncul dalam konteks individual maupun kelompok. Dalam konteks individual
konflik terjadi sebagai suatu pertentangan hati nurani dalam diri setiap manusia.
Konflik kelompok maupun sosial adalah pertentangan antara individu dengan
individu, atau kelompok dengan kelompok lain secara berhadapan dalam
mempertahankan kepentingan masing-masing.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu saja seringkali terjadi berbagai
perbedaan, dan tidak jarang perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik.
Menurut Gani (2019), konflik merupakan hasil dari dinamika sosial yang tidak
terselesaikan, hal ini terjadi karena tujuan seseorang ataupun sekelompok orang
tidak sejalan dengan pemikiran yang dipahaminya atau dengan kata lain berbeda
pendapat. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat
dikarenakan adanya perbedaan latar belakang budaya, baik dari segi etnis,
agama, gender, tempat tinggal, bahkan sampai latar belakang ekonomi, sosial
dan pendidikan. Karena di Indonesia terdapat berbagai keragaman, sudah
seharusnya kita saling menghargai dan menghormati agar tidak terjadi konflik
sosial.
Masyarakat Desa Bangsri tidak pernah memiliki konflik baik antar
masyarakat desa,warga lokal (tengkulak, perusahaan), maupun pemerintah.
Seluruh kegiatan masyarakat dan usahatani di Desa MoBangsriikelola secara
kekeluargaan dengan memanfaatkan bantuan dari pemerintah desa dan penyuluh
sehingga tidak ada kesalahpahaman antar warga. Ketetiban dan ketentraman
sangat terjaga disini sehingga memberikan rasa aman, nyaman, dan tentram bagi
warganya.

10. Kebudayaan
Kebudayaan adalah seperangkat makna, nilai, dan kepercayaan yang
dimiliki bersama dan bertahan lama yang menjadi ciri kelompok nasional, etnis,
atau kelompok lain dan mengarahkan perilaku mereka. Adekola & Egbo (2016)
mendefinisikan setiap masyarakat, kelompok atau entitas berevolusi dengan
identitas atau cara hidup tertentu, disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan
berjalan dengan seperangkat standar atau kode perilaku yang tertanam dalam adat
istiadat, tradisi, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat, agar budaya benar-benar
menjadi cara hidup yang lengkap. Kebudayaan memiliki banyak definisi, dan
budaya mempengaruhi segala sesuatu yang dilakukan orang dalam masyarakatnya
termasuk gagasan, nilai, sikap, dan pola perilaku. Kebudayaan tidak diwariskan
secara genetis, dan tidak dapat berdiri sendiri, namun selalu dimiliki bersama oleh
anggota suatu masyarakat. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Itu mengisyaratkan bahwa
peran manusia tidak luput dalam pembentukan kebudayaan. Menurut
Sumarto (2021), Kebudayaan itu adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh budi
manusia, kebudayaan adalah khas manusia, bukan ciptaan binatang ataupun
tanaman yang tidak mempunyai akal budi. Diperkuat juga dengan pernyataan
Bahar & Teng (2017), kebudayaan merupakan ciptaan manusia yang berlangsung
dalam kehidupan.
Masyarakat Desa Bangsri juga masih menjaga adat istiadat dengan
menyesuaikan era globalisasi. Kegiatan adat istiadat yang dilakukan seperti
kondangan dan mantenan. Desa Bangsri pun juga memiliki adat istiadat lain
seperti mitoni yang berkaitan dengan kelahiran bayi, pengajian 40 harian yang
berkaitan dengan kematian, upacara bersih desa, serta padusan. Namun untuk adat
istiadat yang berhubungan dengan pertanian seperti wiwitan, sudah lama
ditinggalkan penduduk Desa Bangsri. Bentuk rumah di Desa Bangsri tidak jauh
berbeda dengan rumah rumah di desa lainnya. Rata-rata rumah di Desa Bangsri
berisi 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga, dan dapur
yang digabung dengan ruang makan. Untuk penempatan kandang bagi warga
yang memiliki ternak ditempatkan terpisah dengan rumah.

11. petani milenial


Petani milenial adalah petani yang berusia 19 – 39 tahun dan atau yang
berjiwa milenial serta adaptif terhadap teknologi digital sehingga berpotensi
mempercepat proses penyebarluasan teknologi guna mendukung peningkatan
produktivitas pertanian(Savira et.al, 2020). Generasi milenial memiliki kedudukan
strategis untuk dikembangkan kapasitasnya sehingga dapat berfungsi sebagai
pengungkit yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional khususnya
pembangunan pertanian(Arvianti et al. 2022). Seharusnya pemerintah dapat
mendukung generasi muda agar dapat meningkatkan pendapatan pada sektor
pertanian sektor pertanian dalam hal ini juga berfungsi sebagai penyangga
ketahanan nasional baik di bidang ekonomi, politik maupun keamanan.
Minimnya minat generasi milenial untuk bertani merupakan salah satu
tantangan terbesar pembangunan pertanian di Indonesia saat ini. jika hal ini terus
berlanjut, maka di masa mendatang Indonesia akan kekurangan tenaga dalam
mengelola usahatani dan pada gilirannya kedaulatan dan ketahanan pangan pun
akan terancam. Padahal seharusnya petani milenial dpaat menciptakan kedaulatan
pangan di Indonesia Hadirnya petani milenial yang digagas oleh Kementerian
Pertanian memberikan salah satu alternatif dalam mempercepat regenerasi petani.
Petani milenial dianggap mampu menjembatani antara petani muda
dengan petani yang telah lama berusahatani. Kecenderungan di lapangan belum
terlihat karakter yang spesifik dimiliki oleh petani milenial. Petani milenial masih
dianggap sebagai pilihan kedua pekerjaan dan hanya label pada generasi muda
yang bekerja sebagai petani. Menurut Haryanto et al. (2021), masyarakat menilai
pertanian identik dengan kemiskinan sehingga sebagian besar generasi muda
enggan melirik sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Teknologi budidaya
pertanian semakin beragam, dengan pola hidroponik, aquaponik, urban farming,
dan smart farming dapat memiliki daya tarik bagi generasi muda untuk bertani
sehingga kedaulatan pangan di Indonesia tidak terganggu. Untuk sector off
farming, peran petani milenial dapat lebih besar lagi. Pemuda tani bisa terlibat
dalam sektor produksi, packaging, pemasaran, hingga e-commerce menggunakan
gadget dan internet. Momentum pertanian 4.0 dapat menjadi daya tarik bagi
pemuda tani. saat ini baru sekitsr 4,5 juta petani yang menggunakan internet.
12. Perubahan sosial masyarakat desa
a. Perubahan sosial masyarakat desa akibat perkembangan teknologi
Perubahan merupakan bagian integral dari kehidupan kita dan keberadaan
kita telah melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan mulai dari masa
kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua (Akujobi, 2017). Perkembangan teknologi
membawa banyak perubahan sosial di Desa Bangsri, memungkinkan akses
informasi yang lebih luas. Masyarakat desa Bangsri juga mengalami transformasi
dalam pola komunikasi seiring dengan adopsi teknologi komunikasi.
Pertumbuhan teknologi di Desa Bangsri juga membuka peluang ekonomi baru di
desa, seperti jual benih online. Berbagai sosialisasi online memengaruhi cara
masyarakat desa berinteraksi, menciptakan jejaring sosial yang lebih luas.
Mayoritas warga Desa Bangsri yang mata pencahariannya bertani sangat
terbantu dengan adanya teknologi. Perubahan interaksi sosial terjadi pada
masyarakat khususnya masyarakat pertanian (Fitria dan Dewi, 2019) Hubungan
antara petani dan perubahan sosial melalui teknologi merupakan pendorong
penting dalam menghadapi tantangan pertanian modern. Teknologi memainkan
peran krusial dalam meningkatkan efisiensi pertanian. Melalui penerapan
teknologi ini, petani dapat mengoptimalkan produksi mereka, meningkatkan hasil
tanaman, dan mengurangi kerugian. Selain itu, teknologi juga membuka peluang
baru bagi petani dalam mengakses informasi pasar, memperluas jejaring, dan
meningkatkan daya saing global.
b. Contoh bentuk perubahannya dan penjelasan
Contoh bentuk perubahan di Desa Bangsri adalah pemakaian whatsapp sebagai
media komunikasi. Hampir seluruh masyarakat di Desa Bangsri sudah memakai
whatsapp sebagai media komunikasi jarak jauh. Tidak sedikit masyarakat di Desa
Bangsri yang menjadikan whatsapp sebagai aplikasi komunikasi utama dibanding
aplikasi lainnya. Memakai aplikasi whatsapp sebagai inovasi dapat mempercepat
proses pembagian informasi sehingga dapat mempercepat berbagai informasi
tersebar. Namun akibat dari masifnya pemakaian whatsapp, berbagai masyarakat
telah meninggalkan kebiasaan bertamu sebagai proses interaksi sosial antar
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adekola, G., & Egbo, NC (2016). Tradisi dan Adat Istiadat dalam Pengembangan
Masyarakat: Kasus Wilayah Pemerintahan Daerah Nkanu Barat dan Nkanu
Timur di Negara Bagian Enugu, Nigeria. Jurnal Pendidikan dan Praktek , 7
(18), 120-127.
Akbar, M. T., & Sihaloho, E. D. (2019). The impact of village fund program in
developing physical infrastructure: case on construction value across
provinces in Indonesia. Media Trend, 14(2), 194-200.
Akujobi, C.T and Jack, Jackson T.C.B (2017): Social Change and Social
Problems. In Abasiekong, E.M, Sibiri, E.A, Ekpenyong, N.S (eds.) Major
Themes in Sociology: An Introductory Text. pp 491-526. Benin City, Mase
Perfect Prints.
Anuja, A.R., Shivaswamy, G.P., Ray, M., & Singh, K.N. (2022). Pattern of crop
diversification and its implications on Undernutrition in India. Current
Science, 122(10):1154-1160.
Arvianti, E. Y., Anggrasari, H., & Masyhuri, M. (2022). Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi melalui Digital Marketing pada Petani Milenial di Kota Batu,
Jawa Timur. AGRIEKONOMIKA, 11(1), 11-18.
Asniar, A. 2019. Stratifikasi Sosial Masyarakat Petani Cengkeh di Kindang
Bulukumba. Jurnal Kajian Sosial dan Budaya: Tebar Science, Vol. 3: 1-10.
Bafadhol, I. 2017. Lembaga pendidikan islam indonesia. Jurnal Edukasi Islami
dan Pendidikan Islam 06(11) : 59-72.
Bahar, H. M., & Teng, A. (2017). Filsafat Kebudayaan Dan Sastra (Dalam
di Kampung Anjereuw Distrik Samofa Kabupaten Biak Numfor. Copi Susu:
Fitria Marlianawati, Dewi Liesnoor Setyowati& Martitah (2019). Social Change
in Farming Community to The Development of West Java
Gani, I. 2019. Konseling Multikultular Dalam Penanganan Konflik Mahasiswa.
Haryanto, Y., Effendy, L., & Tri Yunandar, D. (2021). Karakteristik Petani
Milenial pada Kawasan Sentra Padi di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan,
18(01), 25–35.
In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1, pp.
860-867).
Internasional in Sukamulya Village.
Jurnal Komunikasi, Politik & Sosiologi, 2(2), 29–35.
Kolopaking, I. A. D. A., & SH, M. (2021). Penyelundupan Hukum Kepemilikan
Hak Milik Atas Tanah di Indonesia. Penerbit Alumni.
Kustiawan, W. (2019). Perkembangan Teori Komunikasi Kontemporer. Jurnal
Komunika Islamika: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Kajian Islam, 6(1), 15-
32.
Menuruani, S. R., Gusnita, C. 2018. Analisis Media Sosial Sebagai Pembentuk
Konflik
Mustofa et al. (2019) Administrasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat. (n.p.): Jakad
Media Publishing.
Open Journal Systems. 6(2) : 109-124
Paru, S., Kaunang, M., & Sumampouw, I. (2019). Peran Kepala Desa Dalam
Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Salibabu Kecamatan Salibabu. Jurnal
Eksekutif, 3(3).
Perspektif Sejarah. 5(1), 2354–7294.
Rahmawati, P. A. (2022). LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG (KKM)
PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI SABDO PALON TERHADAP
PELAYANAN ADMINISTRASI KEPADA MASYARAKAT DESA
PULO LOR KECAMATAN JOMBANG.
Ramadhani, R. (2021, August). Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks
Hak Guna Usaha PT. Perkebunan Nusantara II Oleh Para Penggarap.
In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No.
1, pp. 860-867).
Ramadhani, R. (2021, August). Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks
Hak Guna Usaha PT. Perkebunan Nusantara II Oleh Para Penggarap.
Savira, R. P., Firdaus, J. E., Rochmanila, K., Saputra, R. D., Zukhri, Z., &
Cahyono, A. B. (2020). eduFarm: Aplikasi Petani Milenial untuk
Meningkatkan Produktivitas di Bidang Pertanian. Automata, 1(2).
Shekhar, 1. 2021. Education, Stratification and Mobility: Western and Indian
Experiences
Sosial di Masyarakat. In Open Society Conference, 18(1): 19.
Subandi. (2016). Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta
Suharto R. B. (2020). Teori Kependudukan. Kalimantan Timur : RV Pustaka
Sumarto, S. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya: “Aspek Sistem
Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Kesenian dan Teknologi”.
Syukur, M., Sakmawati, S., & Bastiana, B. 2020. Alih Fungsi Lahan Dan
Dampaknya Pada Kehidupan Sosial Petani Di Kelurahan Tamangapa,
Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Solidarity: Journal of Education,
Society and Culture, Vol. 9, No. 1: 786-798.
Tampubolon, P. 2018. Pengorganisasian dan Kepemimpinan Kajian Terhadap
Fungsi-Fungsi Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai
Tujuan Organisasi. Jurnal Stindo Profesional, Vol 4 (3), 2443-0536.
Tebay, V. (2021). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish
Welianggen, E. (2021). Dampak Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
LAMPIRAN
- Foto saat wawancara (dengan petani dan tokoh masyarakat)
- Foto dari kajian tematik yang diangkat di video (struktur sosial, konflik,
penguasaan tanah, atau yang lainnya) (screenshot video)
- Foto aktivitas pertanian/masyarakat urban
- Foto sarana prasarana umum yang ada di desa
- Foto alat mesin pertanian jika ada
- Kuesioner Petani
- Kuesioner Tokoh Masyarakat
- Dokumentasi monografi (yang ada di hasil dan pembahasan)
- Bukti sitasi (5 jurnas, 5 jurinter, 3 buku) :
Jurnas dan jurinter : Abstrak, bagian yang dikutip
Buku : Cover, penerbit, dan bagian yang dikutip

Anda mungkin juga menyukai