SOSIOLOGI PEDESAAN
DESA : BANGSRI
KECAMATAN : KARANGPANDAN
KABUPATEN : KARANGANYAR
Disusun oleh:
Ivan Irawan (H0723085)
Lathifatul Umda Nur Sikhah (H0723092)
Laura Nurita Alvina (H0723093)
Lintang Hikaru Firdauza (H0723094)
Mochammad Rizki Fachrio P (H0723100)
Mengetahui: Co-Asisten
Ketua Laboratorium Sosiologi Pedesaan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Sosiologi Pedesaan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk melengkapi nilai
mata kuliah Sosiologi Pedesaan sekaligus diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang Sosiologi Pedesaan. Sebelum laporan ini di susun, penyusun
telah melakukan praktikum di Desa bangsri, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar, dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya buku laporan ini.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing
penulis.
3. Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
yang telah memberikan banyak bantuan selama praktikan berada di Desa
Bangsri.
4. Co-Assisten Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan laporan ini.
5. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat
dan doa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya laporan ini.
Akhir kata penulis mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya
dan penulis sendiri pada khususnya.
Surakarta, Desember 2023
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, perilaku, serta
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Sosiologi berasal dari kata socius
yang berarti kawan, dan kata logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi
memiliki salah satu cabang yaitu sosiologi pedesaan. Sosiologi pedesaan
mempelajari mengenai sifat, tingkah laku, serta perkembangan yang terjadi di
masyarakat pedesaan. Wilayah pedesaan adalah perwujudan atau kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik, serta kultur yang terdapat di suatu daerah
atau wilayah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain.
Sosiologi pedesaan juga sering dikenal sebagai sosiologi pertanian,
nyatanya sosiologi pedesaan dengan sosiologi pertanian memiliki perbedaan.
Sosiologi pertanian mengutamakan mempelajari masyarakat yang melakukan
usahatani atau bergerak di bidang pertanian. Sosiologi pertanian berfokus pada
hubungan masyarakat dengan dunia pertanian, sehingga umumnya mempelajari
pola perilaku, serta rumah tangga pertanian. Sosiologi pedesaan mengutamakan
hubungan, interaksi, perilaku, dan segala hal meliputi masyarakat pedesaan tanpa
mempersoalkan hubungan masyarakat dengan dunia pertanian.
Masyarakat pedesaan tentu akan berbeda dengan masyarakat kota misalnya,
perbedaan itu terlihat berkat adanya ilmu sosiologi. Masyarakat pedesaan masih
memperhatikan tentang adat istiadat, sifat kekeluargaan, budaya gotong royong,
rasa kebersamaan, dan aspek budaya-budaya lain. Masyarakat perkotaan
cenderung memiliki sikap individualis, budaya gotong royong sudah pudar seiring
dengan berkembangnya teknologi secara pesat. Perkembangan yang terjadi di
pedesaan juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman yang turut mempengaruhi
perilaku-perilaku masyarakat desa.
B. Tujuan praktikum
Kegiatan praktikum mata kuliah Sosiologi Pedesaan bertujuan untuk
melatih mahasiswa mengenal lebih dalam perilaku masyarakat desa, kelembagaan
hubungan kerja agraris dan luar pertanian, kekosmopolitan, petani, kelembagaan
pedesaan, pola komunikasi, organisasi sosial, konflik sosial dan adat istiadat yang
ada.
1. Data Primer: data yang diperoleh secara langsung dari petani dan tokoh
masyarakat dengan wawancara menggunakan kuisioner.
2. Data Sekunder: data yang diambil dengan cara mencatat langsung data yang
ada di instansi terkait, yaitu data monografi atau profil desa.
A. KEADAAN UMUM
1. Sejarah Desa
Desa Bangsri merupakan desa yang berada di Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Kisah asal-usul Desa Bangsri
berasal dari nama Ki Ageng Gede Bangsri, yakni santri atau murid Sunan
Muria dan dekat dengan Sunan Kudus. Nama aslinya ialah Syekh Ahmad
Yasin. Karena pengaruhnya yang sangat besar ia kemudian disebut sebagai
Ki Ageng Gede Bangsri. Konon karena kedekatan Ki Ageng Gede Bangsri
dengan Sunan Muria membuat saudara seperguruannya yang bernama
Suronggotho iri. Rasa iri timbul dikarenakan Sunan Muria lebih
mempercayakan Ki Ageng Gede Bangsri untuk berdakwah.
Awalnya Desa Bangsri terdiri atas 7 dusun. Kemudian, antara Dusun
A dan Dusun B dilebur menjadi satu, sehingga menjadi Dusun A saja dan
menjadi Desa Bangsri terdiri atas 6 dusun. Keenam dusun di Desa Bangsri
tersebut adalah Dusun Bendungan, Dusun Bangsri, Dusun Koncang,
Dusun Kopenan, Dusun Ngumpeng, dan Dusun Jangganan. Letak keenam
dusun tersebut cukup berdekatan.
2. Kondisi Geografis Desa
a) Lokasi Desa
Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar memiliki luas wilayah kurang lebih 416.288 km. Masing-
masing luasnya terbagi dalam beberapa wilayah antara lain tanah
sawah, tanah pemukiman, tanah tegal, tanah perkuburan, serta tanah
yang ditujukan untuk keperluan lain. Tanah sawah memiliki luas 110
ha, tanah pemukiman memiliki luas 158 ha, tanah tegal memiliki luas
23 ha, tanah perkuburan memiliki luas 5000 m, dan tanah untuk
keperluan lain memiliki luas 25 ha.
Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah merupakan satu dari sebelas desa
di Kecamatan Karangpandan. Kecamatan Karangpandan merupakan
salah satu dari tujuh belas kecamatan di Kabupaten Karanganyar.
Secara geografis, Desa Bangsri di sebelah utara berbatasan dengan Desa
Pereng. sebelah barat dengan Desa Gebyog, sebelah timur dengan Desa
Pendem, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mojoroto.
Jarak Desa Bangsri ke kantor Kecamatan Karangpandan kurang
lebih 4 km sehingga akses untuk ke kantor Kecamatan tidak sulit. Desa
Bangsri terdiri dari 7 dusun, 12 RW, dan 30 RT serta jarak Desa
Bangsri ke Provinsi kurang lebih 100 km. Nama-nama dusun yang
terdapat di Desa Bangsri, yaitu Dusun Bangsri, Dusun Krajan, Dusun
Dukuh, Dusun Ngaliman, Dusun Sukosari, dan Dusun Kopenan.
b) Topografi Desa
Desa Bangsri sendiri memiliki topografi wilayah dataran sedang
dengan ketinggian rata-rata 178 meter di atas permukaan laut. Di bagian
utara desa, terdapat bukit-bukit dengan ketinggian sekitar 200 meter di
atas permukaan laut. Kondisi topografi Desa Bangsri yang berupa
dataran sedang dan berbukit-bukit, menjadikan desa ini cocok untuk
berbagai kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hampir
seluruh lahan kosong di Desa Bangsri ditanami tanaman pertanian yaitu
padi, hal itulah yang membuat mayoritas warga Desa Bangsri mayoritas
mata pencahariannya bertani.
3. Kependudukan
Kependudukan dapat diartikan sebagai segala hal yang berhubungan
Dengan jumlah, umur, perkawinan, agama, jenis kelamin, kelahiran,
kematian, Jenis kelamin, kualitas, mobilitas dan juga ketahanan yang
berkaitan dengan Ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Menurut Suharto
(2020), demografi berarti Tulisan-tulisan atau karangan-karangan tentang
penduduk suatu negara atau Suatu daerah. Struktur penduduk meliputi
jumlah persebaran dan komposisi Penduduk. Kependudukan sebagai
cabang ilmu dapat memberikan informasi Secara luas dan lengkap
mengenai sebab-akibat serta solusi problematika yang Menyangkut
pembangunan sekakobanligus penduduk sebagai subjek dan objek
pembangunan.
Demografi adalah studi tentang penduduk yang dilihat dari ukuran
(jumlah), struktur/komposisi, persebaran ke ruangan serta faktor-faktor
yang Mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk.
Komposisi penduduk juga harus didukung dengan jangan sampai
punahnya manusia karena kurangnya gizi dan kesehatan seimbang yang
berkaitan erat pada ketahanan pangan contohnya pertanian. Pertanian juga
telah diakui sebagai strategi untuk mengurangi kekurangan gizi (Anuja et
al., 2022), yang mengakui pentingnya pertanian dan hubungannya dengan
status gizi dan kesehatan.
Menurut Bidarti, A. (2020), kependudukan atau demografi
merupakan suatu Ilmu yang menjelaskan mengenai dinamika pada
kependudukan manusia, yang Dalam hal ini meliputi seperti struktur,
ukuran, distribusi penduduk, dan bagaimana penduduk berubah setiap
waktu dari segi jumlah yang diakibatkan oleh kematian, kelahiran, migrasi,
dan juga penuaan. Jumlah penduduk akan Selalu berubah berubah
dikarenakan adanya pertambahan maupun pengurangan Dari waktu ke
waktu. Pertambahan penduduk akan seimbang jika angka kematian dan
Kelahiran tidak berbeda. Akan tetapi, jika angka kelahiran lebih besar
Dibandingkan angka kematian, maka pertambahan penduduk menjadi
tidak seimbang. Kependudukan dengan demografi merupakan hal. Ilmu
dari Kependudukan yaitu demografi. Demografi memuat 3 hal penting
yaitu fertilitas (kelahiran), migrasi (perpindahan), dan mortalitas
(kematian). Demografi di Dalamnya akan membahas lebih dalam akan
perkembangan penduduk dari segi Kerangka sosial yang berhubungan
dengan ilmu – ilmu lain seperti ekonomi, Geografi, sosiologi, dan ilmu
sosial yang berkaitan.
a. Pertambahan penduduk
Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-
waktu, Dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu
dalam sebuah Populasi menggunakan per waktu unit untuk pengukuran.
Menurut Pamungkas (2018), pertumbuhan penduduk mencakup
Pertambahan jumlah penduduk dan pengurangan jumlah penduduk.
Pertambahan penduduk dapat dihitung menggunakan rumus ( L – M) +(
I – E). Desa Bangsri memiliki angka kelahiran (L) sebanyak 2 orang,
angka kematian (M) sebanyak 4 orang, angka imigrasi/kepergian (I)
1orang, dan angka emigrasi/kedatangan (E) 2 orang.
P = (L – M) + (I - E)
P = (2 - 4) + (1 – 2)
P = -2 + -1
P = -3
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui jumlah
Pertambahan penduduk di Desa Bangsri tidak bertambah
melainkan berkurang sebanyak 3 orang. Hal ini menyebabkan tidak
adanya lahan pertanian yang harus dialih fungsikan sebagai perumahan.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per luas wilayah.
Kepadatan penduduk dibagi menjadi 2 yaitu kepadatan penduduk secara
agraris dan kepadatan penduduk secara geografis. Kepadatan penduduk
secara agraris adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan luas lahan
pertanian yang ada pada daerah tersebut. Kepadatan penduduk secara
geografis adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan luas wilayah.
Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan
menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi
manusia akan meningkat (Lucky, 2019). Kepadatan penduduk secara
agraris dan geografis di Desa Bangsri dapat dihitung sebagai berikut.
KPA= Jumlah Penduduk × 100%
Luas wilayah (km)
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk= x 100 %
Luas Wilayah (km)
Type equation here .
ΚΡA = 4856
418,288
= 11 orang/km²
KPG= Jumlah Penduduk × 100%
Luas lahan pertanian (km²)
Kepala Desa
Bambang Sri Sukawati
Sekretaris Desa
Aris Susilo, A.Md
Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Bangsri Kajenan Tangkilan Kopenan Bandungan
Suharto Budi Trigiyatno Sutarman Yosep Agung
Setyanto, SE Wibowo
{keterangan gambar}
Struktur di atas terlihat bahwa struktur pemerintahan desa, tertinggi berada di
tangan kepala desa, yang mana kepala desa berkoordinasi dengan Badan
Perwakilan Desa (BPD). Pemerintahan desa juga terdiri dari sekretaris desa,
kepala urusan (kaur), kepala seksi, dan kepala dusun. Kepala desa dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh sekretaris desa, dimana sekretaris desa juga
membawahi dan dibantu oleh beberapa kepala urusan yaitu, kepala urusan
keuangan, kepala urusan tata usaha, dan kepala urusan perencanaan. Kepala desa
dalam hal penganturan wilayah dibantu oleh para kadus, di mana kadus posisinya
berada di bawah kepala desa. Ada lima dusun di Desa Bangsri dan ada lima
kepala dusun di Desa Bangsri. Masing-masing kepala dusun (kadus) tersebut
mempunyai tugas dan kewajiban sendiri-sendiri, tapi secara keseluruhan mereka
saling membantu dan bekerjasama dalam melaksanakan dan mencapai tujuan
yang diharapkan.
a. Kepala Desa
Kepala desa merupakan suatu kedudukan atau jabatan dalam sistem
pemerintahan desa di Indonesia. Sebagai kepala pemerintahan desa, kepala desa
bertugas mengelola sumber daya desa dan masyarakat, mengarahkan
pembangunan, menyelenggarakan pelayanan publik, dan melaksanakan tugas-
tugas lain yang berkaitan dengan pengelolaan desa. Tugas kepala desa adalah
melaksanakan kewenangan pemerintahan dan menyelenggarakan kegiatan
pemerintahan desa lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
Seorang kepala desa (Paru et. al, 2019)
b. Sekretaris Desa
Tugas sekretaris desa adalah menangani surat menyurat, kearsipan, dan
pelaporan keuangan dan tata usaha umum, serta memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada perangkat desa. Mengkoordinasikan apa yang dilakukan
perangkat desa. Sekretaris Desa menerapkan prinsip transparansi dalam mengelola
keuangan desa adalah dengan cara membuat papan informasi mengenai keuangan
desa agar dapat dilihat masyarakat luas dan mengembangkan website desa agar
informasi dapat diakses dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun (Rahmawati,
2022)
c. Kepala Urusan
Peran Kepala Urusan Pemerintahan adalah merencanakan, mengevaluasi
dan melaporkan pelaksanaan di bidang pemerintahan dan keuangan. Tugas kepala
urusan pemerintahan adalah merencanakan dan mengendalikan evaluasi
pelaksanaan di bidang kepedulian sosial masyarakat. Setiap Kepala Urusan (Kaur)
memiliki tugasnya masing-masing.
d. Kepala Dusun
Tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa dalam melaksanakan
tugasnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa di wilayah kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi kepala dusun
antara lain membantu kepala desa dalam menjalankan tugasnya melaksanakan
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta ketentraman dan
ketertiban, termasuk membantu kegiatan yang memajukan, pembinaan dan
peningkatan gotong royong swadaya, pelaksanaan kegiatan perluasan program
pemerintah, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
6. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang didirikan oleh penduduk
dengan tujuan tertentu. Menurut Tebay (2021), manusia dan organisasi adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan dan apabila kedua bagian tersebut menyatu dan
berinteraksi maka akan menghasilkan suatu perilaku organisasi. Organisasi sosial
berfungsi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar ruang lingkup
organisasi tersebut baik bantuan hukum maupun bantuan sosial yang lain.
Organisasi secara umum merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau
lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam sistem koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan (Tampubolon, 2018). Organisasi sosial pun bisa juga
dikatan sebagai lembaga, menurut Bafadhol (2017), lembaga merupakan badan
atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau
melakukan suatu usaha.
Salah satu organisasi sosial di Desa Bangsri adalah PKK, PKK merupakan
organisasi sosial yang beranggotakan wanita sebagai penggeraknya untuk
membangun keluarga sejahtera sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
Keanggotaan PKK terdiri dari ibu-ibu atau wanita yang sudah menikah warga
Desa Bangsri. Jenis kegiatandari PKK antara lain musyawarah, penyuluhan, atau
sekedar masak-masak. Arisan PKK biasanya dilaksanakan pada awal bulan.
Kepengurusan inti dipegang oleh istri-istri pejabat pemerintahan desa atau
pamong desa. Kepengurusannya dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, serta seksi-seksi yang memiliki beberapa program
kerja dalam upaya untuk ikut serta dalam membangunkesejahteraan masyarakat
Desa Bangsri.
Karang Taruna adalah organisasi dalam masyarakat yang dibentuk oleh para
pemuda yang beranggotakan para pemuda itu sendiri di Desa Bangsri. Karang
Taruna di Desa Bangsri cukup sering dilakukan dengan berbagai kegiatan
didalamnya. Kegiatannya yaitu pertemuan 1 bulan 1 kali pertemuan pada Sabtu
Legi. Kegitannya diisi dengan musyawarah untuk kemajuan desa. Selain
pertemuan karang taruna ini juga mengadakan kegiatan lain yaitu voly,
badminton, kerja bakti, bakti sosial, dan lain-lain.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) merupakan salah satu
organisasi yang ada di desa bangsri. Tugas lembaga pemberdayaan masyarakat
adalah menyusun rencana pembangunan yang partisipatif, menggerakkan swadaya
gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.
Fungsi Lembaga pemberdayaan masyarakat penampung dan penyalur aspirasi
masyarakat dalam pembangunan, penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Lembaga pemberdayaan masyarakat di desa Bangsri di kelola oleh
masyarakat desa sendiri. Lembaga pemberdayaan masyarakat memiliki 5
pengurus dan 5 anggota.
7. Penguasaan Tanah
Penguasaan tanah merupakan hubungan hukum antar perorangan, kelompok
masyarakat atau badan hukum dengan tanah. Menurut Ramadhan (2021), tanah
merupakan bagian terpenting bagi sumber daya alam manusia, terlebih dari itu
tanah juga menjadi sumber kehidupan bagi manusia, disamping untuk menjadi
tempat tinggal tanah juga dapat dipergunakan untuk mencari pendapatan dari hasil
yang ditanam dari tanah tersebut dalam arti lain dapat dijadikan nilai ekonomis.
Adanya nilai ekonomis dari tanah tersebut, maka banyak sekali terjadi gesekan-
gesekan yang timbul akibat tanah tersebut. Penguasaan tanah berarti seseorang
memiliki hak atas tanah tersebut, penguasaan tanah secara perorangan meliputi 3
hak, yaitu hak garap, hak pakai, dan hak milik atas tanah. Hak garap merupakan
hak untuk mengusahakan tanah itu saja. Hak pakai merupakan hak untuk
memakai tanah tersebut, sedangkan hak milik merupakan hak turun-temurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai atas tanah. (Kolopaking, 2021)
Kepastian hukum mengenai hak tanah sering terjadi perselisihan, gesekan-
gesekan sering terjadi bukan hanya karena kurangnya kepastian hukum hak atas
tanah, tetapi juga karena ada pihak-pihak lain yang tidak berhak menguasai atau
mengelola tanah tersebut dengan secara tiba-tiba atau tanpa ada legalisasi dari
pihak yang bersangkutan. Pihak-pihak lain tersebut tidak berhak untuk menguasai
serta mengelola tanah tersebut berasumsi bahwa tanah tersebut terlantar karena
tidak pernah dirawat oleh pemilik tanah yang sah. Asumsi para pihak yang tidak
mendapat hak menguasai atau mengelola tentang tanah terlantar tersebut
kebanyakan melihat dari segi fisik yang ada pada tanah tersebut yang keadaannya
bongkah, ditumbuhi banyak ilalang, serta tanaman-tanaman yang ada telah mati
karena tidak terawat. (Muhammad, 2021)
(ini isinya tipus doank niiih? Yang keadaaan di desa mu ga mau dijelasin?)
tambahin deskripsi penguasaan tanah yang ada di Desa Bangsri yaa.
Sitasinya jadi ga ada gunanya kalau keadaan di desa ga dijelaskan. Sitasi kan buat
mendukung fakta lapangan. Lah masa isinya Cuma pendukung tok, datanya ga
ada.
8. stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial menurut Welianggen (2021), adalah pandangan terkait
dengan perbedaan dalam masyarakat yang memiliki susunan hirakis(bertingkat)
dalam kehidupan masyarakat secara vertikal atas ke bawah. Manusia tercipta
berbeda-beda dengan karakteristiknya masing-masing. Perbedaan dapat berupa
warna kulit, umur, jenis kelamin, pekerjaan, bahkan pendapat sekalipun. Tiap-tiap
perbedaan ini yang kemudian menjadi stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial adalah
salah satu aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi. Menurut Asniar (2019),
Stratifikasi mengacu pada pengelompokkan individu ke dalam suatu kedudukan
atau strata yang tersusun secara vertikal. Stratifikasi sosial dapat disimpulkan
yaitu konsep mengenai pembedaan atau pengelompokan sosial yang hadir di
komunitas secara bertingkat.
Sosiolog umumnya membagi stratifikasi sosial menjadi empat, berdasarkan
kelas sosial, jenis kelamin, etnis, serta kasta. Stratifikasi sosial akan selalu ada
dimanapun. Stratifikasi sosial akan mempengaruhi tata kehidupan yang ada di
masyarakat. Masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan yang telah diyakini oleh
masyarakat itu sendiri. Stratifikasi sosial sendiri memiliki dampak positif dan
negatifnya di masyarakat. Cara pandang terhadap seseorang akan berdasarkan
kelas, kekayaan, maupun kedudukan, hal ini tentu akan menimbulkan adanya
diskriminasi. Shekhar (2021) memilih memusatkan perhatian pada stratifikasi
sosial karena stratifikasi sosial adalah institusi yang menyentuh begitu banyak ciri
kehidupan, seperti kekayaan, politik, karier, keluarga, klub, komunitas, dan gaya
hidup.
Stratifikasi sosial pedesaan dapat terbagi berdasarkan status kekayaan.
Penduduk yang berstatus sangat kaya, cukup kaya, dan tidak kaya. Berikut
gambar segitiga stratifikasi sosial masyarakat desa berdasarkan status kekayaan
9. Konflik Sosial
Terkadang terdapat masalah konflik sosial yang muncul dalam
berkehidupan bermasyarakat. Menurut Alviani dan Gusnita (2018), konflik
dapat dimaknai sebagai perselisihan atau pertentangan yang terjadi antar
anggota atau masyarakat yang bertujuan mencapai sesuatu yang diinginkan
dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan. Konflik selalu
muncul dalam konteks individual maupun kelompok. Dalam konteks individual
konflik terjadi sebagai suatu pertentangan hati nurani dalam diri setiap manusia.
Konflik kelompok maupun sosial adalah pertentangan antara individu dengan
individu, atau kelompok dengan kelompok lain secara berhadapan dalam
mempertahankan kepentingan masing-masing.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu saja seringkali terjadi berbagai
perbedaan, dan tidak jarang perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik.
Menurut Gani (2019), konflik merupakan hasil dari dinamika sosial yang tidak
terselesaikan, hal ini terjadi karena tujuan seseorang ataupun sekelompok orang
tidak sejalan dengan pemikiran yang dipahaminya atau dengan kata lain berbeda
pendapat. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat
dikarenakan adanya perbedaan latar belakang budaya, baik dari segi etnis,
agama, gender, tempat tinggal, bahkan sampai latar belakang ekonomi, sosial
dan pendidikan. Karena di Indonesia terdapat berbagai keragaman, sudah
seharusnya kita saling menghargai dan menghormati agar tidak terjadi konflik
sosial.
Masyarakat Desa Bangsri tidak pernah memiliki konflik baik antar
masyarakat desa,warga lokal (tengkulak, perusahaan), maupun pemerintah.
Seluruh kegiatan masyarakat dan usahatani di Desa MoBangsriikelola secara
kekeluargaan dengan memanfaatkan bantuan dari pemerintah desa dan penyuluh
sehingga tidak ada kesalahpahaman antar warga. Ketetiban dan ketentraman
sangat terjaga disini sehingga memberikan rasa aman, nyaman, dan tentram bagi
warganya.
10. Kebudayaan
Kebudayaan adalah seperangkat makna, nilai, dan kepercayaan yang
dimiliki bersama dan bertahan lama yang menjadi ciri kelompok nasional, etnis,
atau kelompok lain dan mengarahkan perilaku mereka. Adekola & Egbo (2016)
mendefinisikan setiap masyarakat, kelompok atau entitas berevolusi dengan
identitas atau cara hidup tertentu, disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan
berjalan dengan seperangkat standar atau kode perilaku yang tertanam dalam adat
istiadat, tradisi, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat, agar budaya benar-benar
menjadi cara hidup yang lengkap. Kebudayaan memiliki banyak definisi, dan
budaya mempengaruhi segala sesuatu yang dilakukan orang dalam masyarakatnya
termasuk gagasan, nilai, sikap, dan pola perilaku. Kebudayaan tidak diwariskan
secara genetis, dan tidak dapat berdiri sendiri, namun selalu dimiliki bersama oleh
anggota suatu masyarakat. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Itu mengisyaratkan bahwa
peran manusia tidak luput dalam pembentukan kebudayaan. Menurut
Sumarto (2021), Kebudayaan itu adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh budi
manusia, kebudayaan adalah khas manusia, bukan ciptaan binatang ataupun
tanaman yang tidak mempunyai akal budi. Diperkuat juga dengan pernyataan
Bahar & Teng (2017), kebudayaan merupakan ciptaan manusia yang berlangsung
dalam kehidupan.
Masyarakat Desa Bangsri juga masih menjaga adat istiadat dengan
menyesuaikan era globalisasi. Kegiatan adat istiadat yang dilakukan seperti
kondangan dan mantenan. Desa Bangsri pun juga memiliki adat istiadat lain
seperti mitoni yang berkaitan dengan kelahiran bayi, pengajian 40 harian yang
berkaitan dengan kematian, upacara bersih desa, serta padusan. Namun untuk adat
istiadat yang berhubungan dengan pertanian seperti wiwitan, sudah lama
ditinggalkan penduduk Desa Bangsri. Bentuk rumah di Desa Bangsri tidak jauh
berbeda dengan rumah rumah di desa lainnya. Rata-rata rumah di Desa Bangsri
berisi 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga, dan dapur
yang digabung dengan ruang makan. Untuk penempatan kandang bagi warga
yang memiliki ternak ditempatkan terpisah dengan rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Adekola, G., & Egbo, NC (2016). Tradisi dan Adat Istiadat dalam Pengembangan
Masyarakat: Kasus Wilayah Pemerintahan Daerah Nkanu Barat dan Nkanu
Timur di Negara Bagian Enugu, Nigeria. Jurnal Pendidikan dan Praktek , 7
(18), 120-127.
Akbar, M. T., & Sihaloho, E. D. (2019). The impact of village fund program in
developing physical infrastructure: case on construction value across
provinces in Indonesia. Media Trend, 14(2), 194-200.
Akujobi, C.T and Jack, Jackson T.C.B (2017): Social Change and Social
Problems. In Abasiekong, E.M, Sibiri, E.A, Ekpenyong, N.S (eds.) Major
Themes in Sociology: An Introductory Text. pp 491-526. Benin City, Mase
Perfect Prints.
Anuja, A.R., Shivaswamy, G.P., Ray, M., & Singh, K.N. (2022). Pattern of crop
diversification and its implications on Undernutrition in India. Current
Science, 122(10):1154-1160.
Arvianti, E. Y., Anggrasari, H., & Masyhuri, M. (2022). Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi melalui Digital Marketing pada Petani Milenial di Kota Batu,
Jawa Timur. AGRIEKONOMIKA, 11(1), 11-18.
Asniar, A. 2019. Stratifikasi Sosial Masyarakat Petani Cengkeh di Kindang
Bulukumba. Jurnal Kajian Sosial dan Budaya: Tebar Science, Vol. 3: 1-10.
Bafadhol, I. 2017. Lembaga pendidikan islam indonesia. Jurnal Edukasi Islami
dan Pendidikan Islam 06(11) : 59-72.
Bahar, H. M., & Teng, A. (2017). Filsafat Kebudayaan Dan Sastra (Dalam
di Kampung Anjereuw Distrik Samofa Kabupaten Biak Numfor. Copi Susu:
Fitria Marlianawati, Dewi Liesnoor Setyowati& Martitah (2019). Social Change
in Farming Community to The Development of West Java
Gani, I. 2019. Konseling Multikultular Dalam Penanganan Konflik Mahasiswa.
Haryanto, Y., Effendy, L., & Tri Yunandar, D. (2021). Karakteristik Petani
Milenial pada Kawasan Sentra Padi di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan,
18(01), 25–35.
In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1, pp.
860-867).
Internasional in Sukamulya Village.
Jurnal Komunikasi, Politik & Sosiologi, 2(2), 29–35.
Kolopaking, I. A. D. A., & SH, M. (2021). Penyelundupan Hukum Kepemilikan
Hak Milik Atas Tanah di Indonesia. Penerbit Alumni.
Kustiawan, W. (2019). Perkembangan Teori Komunikasi Kontemporer. Jurnal
Komunika Islamika: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Kajian Islam, 6(1), 15-
32.
Menuruani, S. R., Gusnita, C. 2018. Analisis Media Sosial Sebagai Pembentuk
Konflik
Mustofa et al. (2019) Administrasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat. (n.p.): Jakad
Media Publishing.
Open Journal Systems. 6(2) : 109-124
Paru, S., Kaunang, M., & Sumampouw, I. (2019). Peran Kepala Desa Dalam
Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Salibabu Kecamatan Salibabu. Jurnal
Eksekutif, 3(3).
Perspektif Sejarah. 5(1), 2354–7294.
Rahmawati, P. A. (2022). LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG (KKM)
PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI SABDO PALON TERHADAP
PELAYANAN ADMINISTRASI KEPADA MASYARAKAT DESA
PULO LOR KECAMATAN JOMBANG.
Ramadhani, R. (2021, August). Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks
Hak Guna Usaha PT. Perkebunan Nusantara II Oleh Para Penggarap.
In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No.
1, pp. 860-867).
Ramadhani, R. (2021, August). Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks
Hak Guna Usaha PT. Perkebunan Nusantara II Oleh Para Penggarap.
Savira, R. P., Firdaus, J. E., Rochmanila, K., Saputra, R. D., Zukhri, Z., &
Cahyono, A. B. (2020). eduFarm: Aplikasi Petani Milenial untuk
Meningkatkan Produktivitas di Bidang Pertanian. Automata, 1(2).
Shekhar, 1. 2021. Education, Stratification and Mobility: Western and Indian
Experiences
Sosial di Masyarakat. In Open Society Conference, 18(1): 19.
Subandi. (2016). Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta
Suharto R. B. (2020). Teori Kependudukan. Kalimantan Timur : RV Pustaka
Sumarto, S. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya: “Aspek Sistem
Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Kesenian dan Teknologi”.
Syukur, M., Sakmawati, S., & Bastiana, B. 2020. Alih Fungsi Lahan Dan
Dampaknya Pada Kehidupan Sosial Petani Di Kelurahan Tamangapa,
Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Solidarity: Journal of Education,
Society and Culture, Vol. 9, No. 1: 786-798.
Tampubolon, P. 2018. Pengorganisasian dan Kepemimpinan Kajian Terhadap
Fungsi-Fungsi Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai
Tujuan Organisasi. Jurnal Stindo Profesional, Vol 4 (3), 2443-0536.
Tebay, V. (2021). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish
Welianggen, E. (2021). Dampak Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
LAMPIRAN
- Foto saat wawancara (dengan petani dan tokoh masyarakat)
- Foto dari kajian tematik yang diangkat di video (struktur sosial, konflik,
penguasaan tanah, atau yang lainnya) (screenshot video)
- Foto aktivitas pertanian/masyarakat urban
- Foto sarana prasarana umum yang ada di desa
- Foto alat mesin pertanian jika ada
- Kuesioner Petani
- Kuesioner Tokoh Masyarakat
- Dokumentasi monografi (yang ada di hasil dan pembahasan)
- Bukti sitasi (5 jurnas, 5 jurinter, 3 buku) :
Jurnas dan jurinter : Abstrak, bagian yang dikutip
Buku : Cover, penerbit, dan bagian yang dikutip