SOSIOLOGI PEDESAAN
DESA : Dayu
KECAMATAN: Karangpandan
KABUPATEN : Karanganyar
Disusun oleh:
Lisa Rahmawati (H0723095)
Maria Maharani (H0723096)
May Angeli Simangunsong (H0723097)
Mohammad Risky Fauzy (H0723101)
Muhamad Abdul Aziz (H0723102)
Mengetahui: Co-Asisten
Ketua Laboratorium Sosiologi Pedesaan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Sosiologi Pedesaan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk melengkapi nilai
mata kuliah Sosiologi Pedesaan sekaligus diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang Sosiologi Pedesaan. Sebelum laporan ini di susun, penyusun
telah melakukan praktikum di Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar, dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya buku laporan ini.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing
penulis.
3. Kepala Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar yang
telah memberikan banyak bantuan selama praktikan berada di Desa Dayu.
4. Co-Assisten Sosiologi Pedesaan yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan laporan ini.
5. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat
dan doa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya laporan ini.
Akhir kata penulis mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya
dan penulis sendiri pada khususnya.
Surakarta, Desember 2023
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik dalam masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan
manusia. Tidak hanya itu, sosiologi juga mempelejari tentang struktur sosial
dan proses-proses sosial. Ilmuwan sosial pertama yang menggunakan istilah
sosiologi adalah seorang ilmuwan Francis bernama Auguste Comte yang
hidup pada tahun 1798-1857. Menurut comte, sosiologi merupakan
kombinasi dari dua kata, yaitu kata socius yang berasal dari Bahasa Latin
yang mengandung beberapa arti seperti society (masyarakat), association
(perkumpulan), togetherness atau companionship (kebersamaan). Kata yang
kedua berasal dari Bahasa Yunani logos yang diartikan sebagai study (kajian)
atau science (ilmu pengetahuan).
Sosiologi pedesaan adalah salah satu cabang dari ilmu sosiologi yang
memberikan bahasan dan pengetahuan mengenai segala bentuk fenomena
kehidupan dalam penduduk, fenomena kehidupan tersebut khususnya di
dalam pedesaan. Sosiologi pedesaan diartikan sebagai cara masyarakat
pedesaan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan kapitalisme yang
mempengaruhi pertanian. Topik utama dalam kajian sosiologi pedesaan
meliputi struktur sosial, organisasi sosial, sistem dasar masyarakat, dan proses
perubahan sosial. Kehidupan ekonomi di pedesaan terutama dalam melihat
sektor pertanian, menjadi fokus penting dalam sosiologi pedesaan.
Sosiologi pedesaan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang
diterapkan pada fenomena pedesaan. Pendekatan sosiologis terdiri dari
konsep, variable, teori, dan metode yang digunakan untuk dalam sosiologi
untuk memahami kenyataan sosial. Praktikum sosiologi pedesaan mempunyai
manfaat bagi mahasiswa, yaitiu untuk mengetahui tipe-tipe masyarakat
pedesaan, pola interaksi sosial, masalah sosial, dan perubahan dan mobilitas
sosial yang terjadi di masyarakat pedesaan. Sosiologi pedesaan juga membuat
kita memeahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada di
lingkungan pedesaan. Dengan memahami hal-hal tersebut, mahasiswa dapat
berfikir kritis, analitis, dan mampu menguasai segala permasalahan yang
muncul di masyarakat pedesaan.
B. Tujuan Praktikum
Kegiatan praktikum mata kuliah Sosiologi Pedesaan bertujuan untuk
melatih mahasiswa mengenal lebih dalam perilaku masyarakat desa,
kelembagaan hubungan kerja agraris dan luar pertanian, kekosmopolitan
petani, petani millennial, kelebagaan pedesaan, pola komunikasi, organisasi
sosial, konflik sosial, dan adat istiadat yang ada.
A. Keadaan Umum
1. Sejarah Desa
Desa Dayu dahulunya adalah dua desa, yaitu Desa Dayu dan Desa
Waru. Desa Dayu dipimpin oleh kepala desa dengan nama Kromo Diryo
dan Desa Waru dipimpin oleh kepala desa dengan nama Ronggo Reso
Diwiryo. Pada tahun 1940 kepala Desa Waru meninggal dunia, maka dari
itulah Desa Dayu dan Desa Waru dibagung menjadi satu dengan nama
Desa Dayu. Pada tahun 1940 kepala desa dijabat oleh Kromo Diryo dan
sekretaris desa dijabat oleh Marto Wiyono.
Pada tahun 1948 kepala desa pertama meninggal, kemudian
dilanjutkan oleh Marto Wiyono dengan sekretaris desa dijabat oleh
Sastro Hardoyo. Pada tahub 1950 Sastro Hardoyo menjabat sebagai
kepala desa sampai tahun 1975, kemudian Desa Day uterus berkembang
dengan kepala desa:
Tahun (1975-1988) Soeharno sebagai kepala desa.
Tahun (1989-2006) Rasmono sebagai kepala desa.
Tahun (2007-2019) Sr Suparni, S.Pd sebagai kepala desa.
Tahun (2019-sekarang) Sumardi sebagai kepala desa terpilih.
2. Kondisi Geografis Desa
Desa Dayu merupakan salah satu dari 8 desa yang berada di
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Desa Dayu
memiliki total luas wilayah secara keseluruhan seluas 2.294.290 Ha.
Batas wilayah sebelah utara adalah Desa Nglegok, sebelah selatan adalah
Desa Tohkuning, sebelah barat adalah Desa Gondang Manis, dan sebelah
timur adalah Desa Harjosari. Jarak Desa Dayu ke pusat administratif dan
pemerintahan yaitu 4 km ke Ibu Kota Kecamatan dengan lama jarak
tempuh sekitar 10 menit dan 17 km ke Ibu Kota Kabupaten dengan lama
jarak tempuh sekitar 25 menit.
Desa Dayu berada di ketinggian 540 meter di atas permukaan laut.
Hal ini menyebabkan kondisi topografi Desa Dayu berbukit yang
dibuktikan dengan banyaknya perbukitan dan jalan yang naik turun.
Wilayah Desa Dayu beriklim tropis dengan suhu rata-rata 27 derajat
celcius, sedangkan suhu maksimmumnya bisa mencapai 37 derajat
celcius. Desa Dayu memiliki intensitas curah hujan, dengan rata-rata
sebesar 1000-2000 mm per tahun sehingga mendukung kegiatan
masyarakat dalam bidang pertanian.
Iklim yang dimiliki Desa Dayu yaitu beriklim tropis, dan terdapat
dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan umumnya terjadi pada bulan November hingga Mei. Musim
kemarau umumnya terjadi pada bulan Juni hingga Oktober.
3. Kependudukan
Kependudukan atau demografi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang dinamika kependudukan manusia. Menurut Bidarti (2020),
kependudukan atau yang sering disebut demografi adalah ilmu yang
menganalisis tentang dinamika perubahan penduduk akibat adanya
kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Sosio demografi adalah
struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya
terjadi proses dan perubahan social (Sudargo dan Armawi, 2019).
a. Pertambahan penduduk, kepadatan penduduk, sex ratio.
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk..Beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.
Faktor kelahiran dan kematian disebut faktor alami sedangkan
imigrasi disebut faktor non alami. Pertambahan penduduk dapat
dihitung menggunakan rumus:
P = (L – M) + (I – E)
Keterangan:
P = Pertambahan penduduk
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian
I = Jumlah imigrasi
E = Jumlah emigrasi
Pertumbuhan penduduk ditinjau dengan adanya jumlah kelahiran
penduduk, jumlah kematian penduduk, jumlah imigrasi, dan jumlah
emigrasi. Persamaan di atas telah tepat untuk mengetahui
pertumbuhan penduduk di Desa Dayu. Akan tetapi, berdasarkan data
yang diperoleh tidak diketahui adanya data jumlah kelahiran
penduduk, kematian penduduk, imigrasi, dan emigrasi. Maka dari itu
pertumbuhan penduduk di Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar tidak dapat diketahui
Penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari perempuan dan
laki-laki. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat
menunjukkan beberapa hal. Salah satunya adalah sex ratio atau
sering disebut perbandingan jenis kelamin. Sex ratio dapat
memperlihatkan 9 keadaan penduduk di suatu wilayah.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung sex
ratio:
Keterangan:
SR : Rasio jenis kelamin
PL : Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
PW : Jumlah penduduk berjenis kelamin Wanita
SR (Sex RatioI) adalah bagian dari jantan dan betina dalam suatu
contoh yang diambil (Pulungsari et al, 2023). Sex ratio merupakan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan dikali 100%. Diketahui penduduk Desa Dayu pada tahun
2023 yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.344 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 1.418 jiwa dengan jumlah rasio
berkisar kurang lebih 94%. Semakin tinggi jumlah penduduk laki-
laki dibandingkan perempuan maka sex rationya semakin tinggi.
Perbedaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan akan
memberikan dampak yaitu adanya kesetaraan gender atau hak yang
sama antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh atau
mencari pekerjaan
b. Keadaan penduduk menurut umur, tingkat Pendidikan, mata
pencaharian, dan menurut agama
Umur diartikan sebagai lama waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau ditiadakan). Umur dikenal juga dengan sebutan usia.
Usia merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk
pengelompokan penduduk. Berdasarkan usia, penduduk dapat
dikelompokkan menjadi penduduk usia produktif dan penduduk usia
tidak produktif. Usia produktif adalah penduduk dengan rentang usia
15-65 tahun, di mana usia ketika seseorang masih mampu bekerja
dan menghasilkan sesuatu. Sementara usia tidak produktif adalah
usia dengan rentang lebih dari 65 tahun, usia dimana seseorang tidak
lagi mampu bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Untuk
penduduk usia 0-15 tahun, usia belum produktif, tergolong dalam
usia yang tidak produktif karena belum mampu menghasilkan barang
maupun jasa dalam kegiatan ketenagakerjaan. Berikut merupakan
data penduduk di Desa Dayu dalam kelompok umur dan kelamin:
Tabel 3. X Penduduk desa dalam kelompok umur di Desa Dayu,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
20%
65%
15%
Setiadi, A. 2020. Akibat Hukum dari Penerapan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2016 Tentang Pengendalian Tanah Pertanian terhadap Batas
Maksimum Kepemilikan Tanah dan Penguasaan Tanah Pertanian (Studi di
Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri). Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum, 26(4): 504-515.
..: tahunnya tanpa tanda kurung
.. : kata depan, kata hubung huruf awalnya kecil
.. : Jenis jurnalnya di italic
.. : volume dan halaman ditulis dengan format seperti itu
SEMANGAT REVISI