SOSIOLOGI PEDESAAN
DESA : GONDANGLEGI
KECAMATAN : KLEGO
KABUPATEN :BOYOLALI
Disusun oleh:
Kelompok 51:
1. Alif Eldurr R.
H0718016
2. Argha Hyta Dimas E.
H0718031
3. Aulia Salsa Defani
H0718034
4. Ayu Lestari
H0718035
Mengetahui,
Mengetahui:
Ketua Laboratorium Sosiologi Pedesaan
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Senggrong .............. xx
teruskan
vi
INTISARI
Kelompok 51 melakukan praktikum Sosiologi Pedesaan pada Jumat, 2
November 2018 sampai Minggu, 4 November 2018 bertempat di DesaGondanglegi,
Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Tujuan dari pelaksanaan praktikum
Sosiologi Pedesaan untuk melatih mahasiswa mengenallebih dalam perilaku
masyarakat desa, kelembagaan hubungan kerja agraris dan luar pertanian,
kosmopolitan petani, kelembagaan pedesaan, pola komunikasi,organisasi sosial,
konflik sosial dan adat istiadat yang ada. Pada dasarnya pelaksanaan praktikum ini
merupakan latihan penelitian dengan menggunakan metode dasar deskriptif
analisis, yaitu metode yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada
pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis, dan
disimpulkan dalam konteks teori-teori yang ada dan dari penelitian terdahulu.
Teknik Pengumpulan Data antara lain wawancara, observasi dan encatatan data-
data yang diperlukan terutama monografi desa. Hasil yang diperoleh dari Praktikum
Sosiologi Pedesaan ini adalah rata-rata penduduk di Desa Gondanglegi mempunyai
pekerjaan sebagai petani pemilik penggarap, yaitu petani yang memiliki lahan
pertanian dan dikerjakan oleh petani itu sendiri. Selain petani pemilik penggarap,
di Desa Gondanglegi terdapat petani penyewa, yaitu petani yang menyewa lahan
untuk dikerjakan sendiri. Desa Gondanglegi, tanah yang disewa merupakan tanah
bengkok yang merupakan tanah milik pemerintah yang disewa pertahun. Selain itu
petani juga menyewa lahan kukruk yang merupakan tanah hutan yang digunakan
untuk berkebun, lahan kukruk merupakan lahan milik perhutani yang diswa dalam
jangka waktu yang lama. Desa Godanglegi juga terdapat buruh tani, yaitu orang
yang dipekerjakan dalam kegiatan usahatani dengan bayaran upah brupa uang
maupun komoditas pertanian. Selain itu, warga Desa Gondangi banyak yang
merantau sebagai kuli bangunan terutama para pemudanya.
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan Praktikum
Praktikum Sosiologi Pedesaan bertujuan untuk melatih mahasiswa
mengenal lebih dalam perilaku masyarakat desa, kelembagaan hubungan kerja
agraris dan luar pertanian, kosmopolitan petani, kelembagaan pedesaan, pola
komunikasi,organisasi sosial, konflik sosial, dan adat istiadat yang ada.
3
4
pada jumlah penduduk perempuan. 3) Sex ratio> 100, berarti jumlah penduduk
laki-laki lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan (Putra, 2012).
Secara agregat, jumlah penduduk wanita di Indonesia lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Sex ratio (perbandingan jumlah penduduk lakilaki
dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan) penduduk
di Indonesia pada tahun 2005 adalah 100.4. Artinya, setiap 100 penduduk laki-
laki, ada 104 penduduk wanita (Sopari, 2012).
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin penduduk laki-laki dan
perempuan, secara nasional rasio jenis kelamin penduduk Indonesia pada tahun
2013 sebesar 101,0. Berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan ada
sebanyak 101 penduduk laki-laki, dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki
di Indonesia lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis
kelamin berdasarkan provinsi, dari 33 provinsi di Indonesia terdapat sebanyak
9 provinsi yang memiliki rasio jenis kelamin di bawah 100 atau dengan kata
lain jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-
laki. Rasio jenis kelamin terkecil terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(94,12) dan diikuti oleh Sulawesi Selatan (93,5), dan Jawa Timur (97,32).
Sementara itu, dari 24 provinsi dengan rasio jenis kelamin diatas 100, provinsi
yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi pada tahun 2013 adalah Provinsi
Papua (112,17), Papua Barat (111,62), dan Kalimantan Timur (110,82) (BPS,
2013). Besar kecilnya Rasio Jenis kelamin pada suatu daerah dipengaruhi oleh
pola Mortalitas atau pola Migrasi. Provinsi Papua dengan Rasio Jenis Kelamin
tertinggi tahun 2010 , diperkirakan terjadi karena banyaknya penduduk laki-laki
yang masuk untuk bekerja pada sektor pertambangan. Provinsi NTB dengan
Rasio Jenis Kelamin terendah tahun 2010, diperkirakan terjadi karena
banyaknya penduduk laki-laki yang keluar dari wilayah tersebut untuk bekerja
sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri(BKKBN, 2013).
Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat yang dapat
dilihat dari sudut pandang teoritis. Artinya dalam setiap meneliti tentang
kebudayaan selayaknya diarahkan pada pemikiran terhadap berbagai derajat
susunan sosialnya. Struktur sosial dapat dipandang sebagai suatu kenyataan
8
empiris yang ada pada setiap saat terjadi hubungan sosial antar
manusia(Abdulsyani, 2015).
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan. Dalam kehidupan nyata, perubahan perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat pasti akan terjadi (Baharuddin, 2015).
Beragamnya suku bangsa (etnis) yang bertempat tinggal pada tempat
tempat tertentu, menyebabkan pandangan hidup ataupun struktur sosial
masyarakat (suku bangsa) yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Tiap
negara yang ada di dunia ini mempunyai perbedaan-perbedaan tentang nilai-
nilai (disparityofvalue) yang hidup di dalam masyarakatnya atau dengan kata
lain bahwa struktur sosial masyarakat pada tiap negara berbeda-beda tergantung
kepada beberapa aspek, misalnya keadaan geografi dan agama. Berdasarkan
nilai-nilai yang hidup masyarakat Indonesia atau tidak terlepas dari struktur
sosial masyarakat Indonesia, yaitu apabila ada yang tidak setuju dengan
tindakan-tindakan pemerintah, pihak-pihak yang tidak setuju perlu menyatakan
ketidaksetujuannya dengan cara yang berlaku di negara-negara barat, tapi harus
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat sehingga diperoleh jalan keluar
yang memuaskan semua pihak (Adji, 2008).
Organisasi pada dasarnya merupakan kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam rangka mencapai suatu tujuan. Organisasi adalah kumpulan orang,
proses pembagian kerja antara orang-orang tersebut dan adanya system kerja
sama atau sistem sosial diantara orang-orang tersebut. Dalam mencapai tujuan,
organisasi memerlukan berbagai macam sumber daya. Mulai dari sumber daya
manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi. Setiap
sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai suatu
sistem sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan saling bekerja
sama sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien
(Samsuni, 2017).
9
pengakuan pemilikan tanah penduduk asli maupun penggarap tanah telah terjadi
sejak periode kolonial Belanda, sehingga maraknya sengketa tanah saat ini
memiliki akar sejarah yang panjang (Winardi, 2016).
Merujuk pada Ragaan 1 tentang Klasifikasi Terjadinya Tanah Negara
maka terdapat 3 (tiga) kelompok tanah negara, yaitu: 1) tanah negara sebelum
diterbitkannya hak atas tanah; 2) menjadi tanah Negara dalam hal haknya
dilepaskan/dibatalkan/dicabut/ketentuan UU/penetapan pemerintah/sesuatu
peristiwa atau karena sesuatu perbuatan; 3) menjadi tanah negara karena
berakhirnya hak atas tanah. Nomor dua dan tiga pada hakikatnya dapat
dikelompokkan menjadi satu, yaitu pasca terbitnya hak; sehingga terdapat dua
pengelompokkan yaitu: 1) tanah negara sebelum terbitnya hakatas tanah; dan 2)
menjadi tanah negara pasca terbitnya hak atas tanah.Penguasaan tanah oleh
negara bukanlah penguasaan tanah dalam arti fisik, namun secara konstitusional
melahirkan kewenangan yang berkarakter publik yang disebut dengan Hak
Menguasai Negara (Sembiring, 2018).
Masyarakat agraris memandang tanah sebagai aset penting dalam
kehidupan. Hal ini dikarenakan tanah merupakan sumber daya alam yang diolah
untuk keperluan hidup. Tanah bagi masyarakat agraris berfungsi sebagai aset
produksi untuk menghasilkan komoditas hasil pertanian, baik untuk tanaman
panagn ataupun tanaman perdagangan. Mengatur hal tersebut, maka
dikeluarkanlah Peraturan Menteri Agraria/Ka BPN No.3 tahun 1998 tentang
Pemanfaatan tanah kosong untuk tanaman pangan. Ketentuan ini merupakan
operasionalisasi dari prinsip dasar yang tercantum dalam Undang-Undang
Pokok Agraria yaitu penggunaan tanah harus dilakukan oleh yang berhak atas
tanah selain untuk memenuhi keperluannya sendiri juga tidak boleh merugikan
kepentingan masyarakat (Subekti, 2010).
Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum
yang berarti lapisan. Karena itu stratifikasi sosial (socialstratification) sering
diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang
mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya,
dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum) (Maunah, 2015).
11
tidak paksakan untuk menjadi negara demokratis agar dapat menjadi bagian dari
PBB(Alunaza, 2017).
15
A. Keadaan Umum
KPG
penduduk jiwa
luas wilayah km2
KPG tahun 2013 : 2887/6439,925 = 0,45 jiwa/km2
KPG tahun 2014 : 2922//6439,925 = 0,45 jiwa/km2
KPG tahun 2015 : 2698//6439,925 = 0,42 km/km2
KPG tahun 2016 : 2998//6439,925 = 0,47 jiwa/km2
KPG tahun 2017 : 3025//6439,925 = 0,47 jiwa/km2
KPG tahun 2018 : 3032//6439,925 = 0,47 jiwa/km2
Tabel 4.1.3 Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa
Gondanglegi, Kabupaten Boyolali Tahun 2018.
Tahun Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
2013 1373 1578
2014 1382 1586
2015 1387 1593
2016 1394 1600
2017 1404 1608
2018 1412 1620
∑ 10035 9824
Rata-rata 2509 2456
% 50,53% 49,46%
Sumber : Data Sekunder
Pada tabel 4.1.3 keadaan penduduk menurut umur dan jenis
kelamin di Desa Godanglegi dapat diktahui bahwa dari tahun 2013-2018
jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki mapun perempuan terus
meningkat. Kita juga dapat mengetahui dari tabel jumlah dan rata-rata
penduduk berdasarkan jenis kelamin lebih besar pada pnduduk dengan
jenis kelamin laki-laki.Untuk mengetahui besarnya sex ratio maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
Sex ratio
penduduk laki laki x 100%
penduduk perempuan
Sex ratio = 10035/9824 x 100% =1,02 %
jadi, besarnya sex ratio di Desa Godanglegi sebesar 1,02 %.
c. Keadaan Penduduk Menurut Umur
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin
berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan
dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-
masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan,
pekerjaan dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita,
mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan
kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai
kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki
24
Kriteria Umur
No Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Umur 0-4 196 193 389
2 Umur 5-9 235 235 470
3 Umur 10-14 265 257 522
4 Umur 15-19 262 253 515
5 Umur 20-24 280 273 553
6 Umur 25-29 310 290 610
7 Umur 30-34 250 245 495
8 Umur 35-39 211 205 416
9 Umur 40-44 195 181 386
10 Umur 45-49 174 162 343
11 Umur 50-54 162 163 325
12 Umur 55-59 124 119 245
13 Umur 60 ke atas 311 299 612
Jumlah 2977 2902 5879
Pendidikan
No Tahun PT/ Akademi DI/DII SLTA SLTP
DIV
1 2013 26 30 27 261 372
2 2014 59 45 54 363 568
3 2015 27 31 36 255 365
4 2016 25 29 26 251 366
5 2017 - - - - -
6 2018 - - - - -
Jumlah - 137 135 143 1030 1671
SEKRETARIS KADUS 1
Sungkono Rimanto
KAUR
PEMERINTAHAN KADUS 2
Sumardi Muhsoni
KAUR
PEMBANGUNAN KADUS 3
Ridwanto Slamet
Jalan Tanah 3 km
Kondisi baik -
Kondisi sedang -
Kondisi rusak 3 km
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa jalanan di Desa
Gondanglegi sudah termasuk kategori baik. Jalanan sudah mulai banyak
yang diaspal. Hal ini mempermudah masyarakat untuk beraktivitas
tanpa ada kendala. Semakin baik jalanan, maka semakin kecil pula
resiko kecelakaan yang ditimbulkan.
b. Transportasi
Sarana transportasi yang ada dan sering digunakan oleh warga Desa
Gondanglegi adalah motor. Transportasi adalah perpindahan manusia
atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Sarana transportasi digunakan untuk menjual hasil
33
∑ 152
Sumber : Data Sekunder
Dari data yang diperoleh, rata-rata penduduk Desa Gondonglegi
memiliki kendaraan motor dan sebagiannya memiliki mobil. Itupun
hanya sebanyak tujuh orang. Pada umumnya warga Desa Gondanglegi
lebih banyak yang belum memiliki kendaraan pribadi. Dikarenakan
mereka lebih memilih menggunakan angkutan umum apabila ingin
pergi keluar desa dan sebagainya. Sedangkan di sekitar desa mereka
lebih sering berjalan kaki. Dari rumah ke tempat kerjanya.
c. Komunikasi
Sarana komunikasi adalah salah satu sarana yang penting di dalam
suatu desa sebagai sarana untuk menjalin hubungan dengan saudara
yang jauh. Komunikasi seacar bahasa yaitu, suatu proses di mana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihakmaupun sebagai sarana pencarian informasi dari luar. Sarana
komunikasi di Desa Gondanglegi dapat dilihat didalam tabel.
Tabel 4.1.10 Komunikasi di Desa Gondanglegi, Kecamatan
Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2018
34
0
Sumber : Data Sekunder
Data hasil pengamatan mengenai alat komunikasi di Desa
Gondanglegi dapat dipahami bahwa penduduk Desa Gondanglegi
mayaritas penduduknya sudah banyak yang memiliki TV. Tidak hanya
itu, penduduk Desa Gondanglegi hampir semua masyarakatnya sudah
memiliki handphone dan dapat menggunakannya. Penduduk pun
sekarang jarang menggunakan radio sebagai media untuk mendapatkan
informasi dari dunia luar. Mereka sudah cenderung menggunakan TV
sabagai alat hiburan bagi keluarga.
d. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.Pendidikan merupakan faktor penting
dalam usaha memajukan desa, semakin banyak warga desanya yang
terdidik maka desa tersebut semakin baik, rasional terhadap suatu
permasalahan lebih logis. Serta semakin banyak warga desa yang
berpendidikan menjadikan desa tersebut mudah dalam menerima
perubahan kemajuan dari luar namun tetap selektif, dan tidak bersifat
statis.
e. Sarana Ibadah
Tujuan pokok manusia diciptakan di dunia ini adalah beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengabdi kepada Tuhan, melaksanakan
36
Dari keseluruhan tabel yang ada dapat kita ketahui bahwa di Desa
Gondanglegi ini telah ada berbagai sarana dan prasarana kehidupan
seperti sarana pendidikan, komunikasi, transportasi dan ibadah. Sarana
dan prasarana tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
walaupun jumlahnya sangat terbatas untuk pendidikan. Sarana
transportasi terdiri dari motor, mobil pribadi, dan angkota/Angkudes.
- Ketua :
warsiyem
Peminjaman
alat tani - Wakil :
Kelompo Bapak/Ibu Penyuluhan supadmi
k Tani - Sekretaris :
siti R
- Bendahara :
mustaqimah
- Ketua :
paijo
- Sekretaris:
sarjono
- Bendahara :
nuryanto
∑ 0 0 0
Sumber : Data Sekunder
a. Kelompok Tani
Kelompok petani Desa Gondanglegi berkumpul tiap awal
bulan keperluannya yaitu membahas masalah-masalah atau
kendala-kendala yang ada dalam pertanian. Mengenai
keanggotaannya diperoleh dari warga petani Desa Gondanglegi itu
sendiri, pembagiannya yaitu berdasar lahan yang bertempat di tiap
dusun, misal sawah di dusun tahunan, anggotanya adalah orang –
orang yang mempunyai sawah di dusun tahunan tersebut. Namanya
juga diambil dari nama dusun tersebut, misal kelompok tani
Tahunan. Selain membahas tentang masalah petanian, kelompok
tani ini berkumpul untuk membagikan pupuk bersubsidi.
b. Karang Taruna
39
2. Stratifikasi Sosial
a. Struktur masyarakat berdasarkan kekayaan
41
sangat
kaya
10%
tidak
kaya
35%
cukup kaya
55%
bagi
hasil
5%
penye
wa
7%
buruh tani
33%
pemilik penggarap
55%
U Keterangan
1
1. Jalan
2. Kamar tidur
3. Kamar tidur
7
4. Kamar tidur
2 8 5. Dapur
6. Kamar
9
mandi
3
7. Pintu
4 5 6
8. Gudang
9. Ruang tamu
B. Karakteristik Responden
1. Identitas Keluarga Responden
a. Identitas Menurut Umur dan Status Penguasaan Lahan
Pertanian tidak lepas dari unsur-unsur penguasaan lahan
sebagai faktor produksi yang penting dan berpengaruh luas terhadap
tingkat kemakmuran petani. Namun pada kenyataannya lahan
44
4. Salmet 40 30 √ - - -
5. Tohari 53 45 - - - √
6. Tariyem 40 39 √ - - -
7. Suratin 60 57 √ - - -
8. Suharni 70 50 √ - - -
9. Yatina 43 40 √ - - -
10. Sumiati 55 53 - - - √
11. Tarjo 64 43 √ - - -
Sri
12. 65 60 - - - √
wahyuni
13. Jumini 50 45 - √ - -
14. Rukimit 50 45 - √ - -
15. Sutiyem 56 50 √ - - -
16. Pami 50 50 √ - - -
17. Zainudin 36 26 √ - - -
18. Sarwanti 47 39 √ - - √
19. Musiah 60 60 √ - - -
20. Mari 50 55 √ - - -
∑ 20 1049 742 15 2 0 4
71,5 9,5
% - 58,57% 41,43% 0% 19%
% %
Sumber : Data Primer
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa petani di desa
Gondanglegi menurut tahun dengan status pemilik penggarap
sebanyak 71,5%, petani penyewa sebesar 9,5 %, penyakap sebesar
0%, buruh tani sebesar 19%. Rata-rata penduduk yang bekerja
sebagai petani yatu sudah berumur 30 keatas. Sehingga yang
mengeloloa lahan bukan para pemudanya, menurut informasi yang
kami peroleh, para pemudanya banyak yang pergi merantau sehingga
para orang tua yang mengerjakan lahan pertanian.
A B C D
1. √ - - -
2. - - √ -
3. - √ - -
4. √ - - -
5. - √ - -
6. - - - √
7. √ - - -
8. - - - √
9. √ - - -
10. √ - - -
11. - √ - -
12. √ - - -
13. √ - - -
14. √ - - -
15. - √ - -
16. - √ - -
17. - - √ -
18. - - √ -
19. - √ - -
20. - √ - -
∑ 8 7 3 2
% 40% 35% 15% 10%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2.3 Arti Hidup Cukup di Desa Gondanglegi,
Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali tahun 2018, dapat diketahui bahwa
kehidupan peetani sangat sederhana, pemenuhan kehidupan mereka tidak
terlalu banayk. Dari tabel diaatas para petani kebaynyakan berpendapat
bahwa asal bisa makan, membeli pakaian sekedarnya, mempunyai rumah
sederhana itu sudah cukup untuk kehidupan mereka. Bagi petani yang
mmiliki anak yang masih sekolah, asal bisa menyekolahkan anak termasuk
arti hidup cukup. Kebutuhan sekunder sperti tanah, dan barang lainnya
merupakan hal yang tidak terlalu dipentingkan oleh petani, asalkan
kebutuhan pokok terpenuhi itu sudah cukup.
b. Kegiatan Mencari Nafkah
menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah
bagi industri, seperti serealia untuk minuman berakohol, buah untuk jus,
dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian.
Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau
lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari
kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah
sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk
bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti
pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya
tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar
bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih
dari satu petak.
51
Tabel 4.2.4 Kegiatan Mencari Nafkah di Desa Gondanglegi, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali
No. Jawaban
Responden 2 3 4 5 9
A B C D A B C D E A B C A B C D A B C D
1 √ - - - √ - - - - √ - - √ - - - √ - - -
2 - √ - - - √ - - - √ - - √ - - - √ - - -
3 √ - - - √ - - - - √ - - √ - - √ √ - -
4 - √ - - - √ - - - √ - - √ - - - √ - - -
5 √ - - - √ - - - - √ - - √ √ - - √ √ - -
6 - √ - - √ - - - - √ - - √ - - - - √ - -
7 √ - - - - - √ - - √ - - √ - - - - - √ -
8 - √ - - - √ - - - √ - - √ - - - - √ - -
9 √ - - - - √ - - - √ - - √ - - - - √ - -
10 √ - - - √ - - - - - √ - √ - - - - √ - -
11 - √ - - - √ - - - √ - - - √ - √ - - -
12 - √ - - - √ - - - √ - - √ - - - - √ - -
13 √ - - - - √ - - - √ - - √ - - - - - - -
14 √ - - - √ - - - - √ - - √ - √ - - - - -
15 - √ - - - √ - - - √ - - √ - - - √ - - -
16. √ - - - - √ - - - - √ - √ - √ - √ - - -
17. √ - - - - √ - - - - √ - √ - - - √ - - -
18. √ - - - √ - - - - - √ - √ - √ - √ - - -
19. √ - - - - √ - - - - √ - √ - √ - √ - - -
20. - √ - - - √ - - - - √ - √ - √ - √ - - -
∑ 12 8 0 0 7 12 1 0 0 14 6 0 18 2 6 0 12 7 1 0
% 60% 40% 0% 0% 35% 60% 5% 0% 0% 70% 30% 0% 69,2% 7,6% 23,07% 0% 60% 35% 5% 0%
Tabel 4.2.5 Keputusan dalam Usaha Tani di Desa Gondang legi, Kecamatan
Klego, Kabupaten Boyolali tahun 2018
No 6 7 8
A B C A B C Siapa
1 - √ - - √ - Anak
2 - √ - √ - - Suami
3 - √ - √ - - Suami
4 √ - - √ - - Istri
5 - - √ √ - - Istri
6 - √ - √ - - Suami
7 - - √ √ - - Anak,istri
8 - √ - √ - - Suami
9 - √ - √ - - Suami
10 - √ - √ - - Suami
11 √ - - √ - - Suami
12 - √ - √ - - Suami
13 - √ - √ - - Suami
14 - - √ √ - - Suami
15 √ - - √ - - Suami
16. √ - - √ - - Suami, Anak
17. - √ - √ - - Istri
18. √ - - √ - - Suami
19. √ - - √ - - Suami
20. √ - - √ - - Suami
∑ 7 10 3 19 1 0
% 35% 50% 15% 95% 5% 0%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2.5 Keputusan dalam Usaha Tani di Desa
Gondanglegi, Kabupaten Boyolali sebagian besar penduduknya mengambil
keputusan dengan anggota keluarga mereka. Biasanya dengan suami/istri mereka
masing-masing. Adapun mengambil keputusan dengan anak-anak mereka sedikit
karena sebagian besar yang mengelola lahan adalah para orangtua dikarenakan
para pemudanya sebagian besar bekerja diluar usaha pertanian.
d. Penggunaan Pendapatan Petani
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai
atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan
merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan
seseorang secara langsung mau pun tidak lagsung (Suroto, 2000). Pendapatan
54
No. 10 11 12 13
A B C D A B C D A B C D E A B C
1 √ - - √ - - - √ - - - - √ - -
2 √ √ - √ √ - - √ - - - - √ √ √ -
3 √ - - - √ - - - √ -[ - - - √ - -
4 √ - - - √ √ - - √ - √ - - √ - -
5 √ - - - √ - - - √ - - - - √ - -
6 √ √ - - √ - - - √ - - - - √ - -
7 - - √ √ - - - √ - - - √ √ - -
8 √ √ - - - - - √ √ - - - √ √ - -
9 √ - - - - - - √ - - - - √ √ √ -
10 √ - - - - - - √ - - - - √ √ - -
11 √ √ - - √ - √ - √ -- √ - - √ √ -
12 √ - - - √ - - - √ - - - - √ - -
13 √ - - - √ - - - √ - - - - √ - -
14 √ √ - - √ - - - √ - - - - √ - -
15 √ √ - - √ - - - √ - √ - - √ √ -
16 √ - - - √ - - √ √ √ - - - √ √ -
17 √ √ - - √ - - √ √ √ - - - √ √ -
55
18 √ √ - - √ √ - √ √ √ √ - - √ √ -
19 √ √ - - √ √ - √ √ √ √ - - √ √ -
20 √ √ - - √ - √ √ √ - - - √ √ -
1
∑ 11 1 2 16 3 1 10 16 5 5 0 5 20 9 0
9
5
3,
7, 33, 3 6 53, 10 30, 61, 19,2 19;, 14, 58, 26, 0
% 3 -
6 3% % % 3% % 3% 5% 3% 23% 7% 8% 4% %
%
%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2.6 Penggunaan Pendapatan Petani di Desa
Gondanglegi, Kabupaten Boyolali paling banyak pendapatan petani digunakan
untuk biaya konsumsi rumah tangga.selain itu juga banyak digunakan untuk
ditabung berupa harta kekyaan seperti: rumah, alat transportasi, alat rumah
tangga. Tujuan menabung itu sendiri yaitu untuk keperluan mendesak, modal
usaha dan menykolahkan anak. Bentuk investasi ptani sebagian besar yaitu
berupa alat usaha tani, tanah dan ternak.
18 - - √ - - -
19 - - √ - - -
20 - - √ - - -
∑ 7 7 6 0 14
% 20,59% 20,59% 17,64% 0% 41,18%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2.7 Tingkat Kerukunan Masyarakat di Desa
Gondanglegi, Kabupaten Boyolali tingkat kerukunan masyarakat sangat tinggi,
mereka saling memahami keadaan satu sama lain. Kondisi masyarakat disana
cenderung bersyukur atau menerima apa adanya dengan keadaan mereka
masing-masing. Selain hal tersebut keadaan ekomoni yang cederung sama
membuat rasa perasaan senasib sehingga mereka saling tolong menolong antar
sesama.
f. Kegiatan Panen Masyarakat
panen dapat diartikan sebagai kegiatan dalam budidaya baik itu di
bidang pertanian, perternakan ataupun bidang perikanan dan perkebunan yang
dilakukan pada akhir untuk menikmati hasil kerja keras selama merawat dan
menjaga sesuatu yang dibudidayakan serta panen adalah awal dari kegiatan
pasca panen.Kegiatan panen dalam bidang pertanian meliputi pemotongan
malai, Pengumpulan malai, Perontokan dan pembersihan gabah serta
Pengeringan, Penyimpanan, Penggilingan, Pengemasan dan pengangkutan
serta pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan di waktu pasca panen. Dengan
demikian komoditas yang baru kita panen akan bertahan lebih lama dan mampu
dipasarkan dalam keadaan kualitas masih terjaga.
58
N Jenis Pekerjaan
o Pendapatan/Ta
Pekerjaan hun Motivasi
1 - -
Untuk menaikkan taraf hidup dan
memenuhi kebutuhan hidup yang
2 Ternak sapi Rp 15000000 mendesak
3 - - -
4 - - -
5 - - -
6 - - -
Untuk sampingan, untuk waktu luang,
menambah biaya dan membelikan motor
7 Tukang bangunan Rp 1200000 anak
8 - - -
9 Ternak sapi Rp 15000000 Untuk mendapatkan tambahan pendapatan
Mengisi waktu luang jika tidak ada
10 PRT Rp 3960000 panggilan untuk bertani
Tukang kayu +
11 ternak sapi Rp 23800000 Menambah penghasilan
12 - - -
13 - - -
14 - - -
15 - - -
Untuk memenuhi kebutuhan yang
16 Ternak sapi Rp 15000000 mendesak
Untuk memenuhi kebutuhan yang
17 Ternak sapi Rp 15000000 mendesak
Untuk memenuhi kebutuhan yang
18 Ternak sapi Rp 15000000 mendesak
Untuk memenuhi kebutuhan yang
19 Ternak sapi Rp 10000000 mendesak
Untuk memenuhi kebutuhan yang
20 Ternak sapi Rp 15000000 mendesak
Sumber : Data Primer
60
yang
diinginkan
Belu Karena lebih
Sudah
Karena m mudah
12 Belum Pernah perna
jaraknya jauh perna mendapatkanny
h
h a
Belu Karena mudah
Sudah
Karena m untuk
13 Belum Pernah perna
jaraknya jauh perna mendapatkanny
h
h a
Belu
Karna sudah Sudah
Karna m Belum
14 Belum terbiasa dengan perna
jaraknya jauh perna pernah
modal sendiri h
h
Karean sudah Belu
Karena sudah Sudah
terbiasa m
15 Belum Belum terbiasa dengan perna
dengan modal perna
modal sendiri h
sendiri h
Sudah Sudah
Untuk Untuk
16 Pernah perna Pernah perna
menabung meminjam uang
h h
Karna
responden
Belu
tidak Sudah
m Untuk
17 Belum mengetahui Pernah perna
perna menabung
manfaat h
h
lembaga
tersebut
Belu Belu
Karena jauh
m Karena tidak m
18 Belum serta ada Belum
perna ingin hutang perna
bunganya
h h
Belu Belu
Karena jauh
Karena tidak m m
19 Belum Belum serta ada
ingin hutang perna perna
bungamya
h h
Belu
Karena jauh Sudah
m Untuk
20 Belum srta ada Pernah perna
perna meminjam uang
bunganya h
h
∑ - - - - - -
% - - - - - -
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2.16 Pemanfaatan Lembaga Keuangan di Desa
Gondanglegi, Kabupaten Boyolali mayoritas masyarakatnya belum
memanfaatkan lembaga keuangan dengan baik. Hal ini dikarenakan bebrapa
alasan yaitu karena jaraknya jauh, ada bunga banknya, jumlah yang dipinjam
sedikit sehingga tidak perlu meminjam ke lembaga keuangan. Selain belum
69
1. Pemilik
Di Desa Gondanglegi tidak penggarap :
1. Pemilik penggarap :60 % Padi,Jagung,
terdapat semua status petani,
2. Penyewa 30 % dan Singkong
yang ada hanya status 2. Penyewa : Padi
3. Penyakap :0 %
pemilik penggarap, penyewa, 4. Buruh tani :10% dan jagung
dan buruh tani 3. Penyakap : -
4. Buruh tani :
padi dan
jagung, ketela
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.17 diketahui bahwa status petani berdasarkan
penguasaan lahan di Desa Gondanglegi, Kecamatan Klego didominasi oleh
petani pemilik penggarap dengan presentase sebanyak 60%. Untuk petani
penyewa sebanyak 30%, dan buruh tani sebanyak 10%. Sedangkan untuk
system penguasaan lahan petani penyakap di Desa Gondanglegi,
Kecamatan Klego tidak ditemukan dalam 20 jumlah total responden.
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
9 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
10 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
11 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
12 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
13 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
14 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
15 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
16 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
17 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
18 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
19 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
74
Responden
Responden tidak tidak
Responden tidak
mengetahui mengetahui
mengetahui sistem
20 sistem sakap sistem sakap
sakap yang ada
yang ada idesa yang ada
idesa gondanglegi
gondanglegi idesa
gondanglegi
∑ - - - - - -
% - - - - - -
Tand
Maka Makan ur,
Daud, Rp
Rp n pagi pagi meng
9 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan olaha
matun 00
rokok rokok n
lahan
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
10 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
11 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
12 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
13 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
14 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Makan
Daud, Rp
Rp n pagi pagi Tand
15 Uang tandur, 300 Uang - - - -
30000 dan dan ur
matun 00
rokok rokok
Maka Tand
Daun,
n pagi Rp ur
Rp tandur, Makan
16 Uang dan 300 Uang dan - - - -
70000 matun, pagi
makan 00 pane
panen
siang n
Men
Mengol golah
Makn
ah tanah
pagi, Rp
Rp tanah, Makan ,
17 Uang makan 300 Uang - - - -
60000 tandur, pagi tandu
siang, 00
matun, r,
rokok
panen pane
n
Maka Tandur,
Uang n pagi matun, Rp Tand
Rp Makan
18 dan dan semprot 300 Uang ur, - - - -
70000 pagi
gabah makan hama, 00 pagi
siang panen
Rp
10
Rp
Maka 00 M
200
n pagi Tandur, 0/ ak
Rp 0/pe Makan pane uan Pan
19 Uang dan matun, Uang pe an
70000 r pagi n g en
makan panen r pa
kar
siang ka gi
ung
ru
ng
Tandur,
Maka
daud, Tand
n pagi Rp
Rp matun, Makan ur,
20 Uang dan 300 Uang - - - -
70000 smprot pagi pane
makan 00
hama, n
siang
panen
Rp Rp
∑ 760.00 - - 572. - - - - - - -
0 000
43
% 57% - - - - - - - - - -
%
76
1 0 - - - 0 - - - - - - -
2 0 - - - 0 - - - - - - -
3 0 - - - 0 - - - - - - -
4 0 - - - 0 - - - - - - -
5 0 - - - 0 - - - - - - -
6 0 - - - 0 - - - - - - -
7 0 - - - 0 - - - - - - -
8 0 - - - 0 - - - - - - -
9 0 - - - 0 - - - - - - -
10 0 - - - 0 - - - - - - -
11 0 - - - 0 - - - - - - -
12 0 - - - 0 - - - - - - -
13 0 - - - 0 - - - - - - -
14 0 - - - 0 - - - - - - -
15 0 - - - 0 - - - - - - -
16 0 - - - 0 - - - - - - -
17 0 - - - 0 - - - - - - -
18 0 - - - 0 - - - - - - -
19 0 - - - 0 - - - - - - -
20 0 - - - 0 - - - - - - -
∑ 0 - - - 0 - - - - - - -
% 0% - - - 0 - - - - - - -
Sumber: Data Primer
Karna buruh
18 √ dipekerjakan dan - - - - -
diberi upah
Karna buruh
19 √ dipekerjakan dan - - - - -
diberi upah
Karna buruh
20 √ dipekerjakan dan - - - - -
diberi upah
∑ 10 10 0 0
% 50% 50% 0% 0%
6. Kosmopolitan
Secara kultural, kosmopolitanisme terwujud sebagai sebuah sikap
yang terbuka terhadap perbedaan budaya dan sebuah kemampuan untuk
menyatu dengan budaya lain. Perbedaan bukanlah hal yang perlu
dipertentangkan. Secara politik, kosmopolitanisme merupakan sebuah upaya
untuk mengubah tatanan yang memungkinkan realisasi gagasan bahwa semua
manusia sama dan setara.
a. Mobilitas
Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun
untuk jangka waktu yang lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik
(komunitas) dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah
ke daerah lain. Berikut merupakan tabel Mobilitas Petani di Desa
Gondang Legi, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2018
79
b. Sumber Informasi
Sumber informasi merupakan penyedia sekumpulan informasi
yang telah di kelompokan berdasarkan masing – masing kategori .
sumber informasi bisa berupa Perpustakaan, Majalah, Surat Kabar
dan Website. Dikalangan masyarakat saat ini dimana persaingan
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah pengamatan 3 hari di desa Gondanglegi, Kecamatan Klego, Kabupaten
Karanganyar, kami mendapatkan hasil data sebagai berikut :
3. Mayoritas penduduk Desa Gondanglegi adalah pemeluk islam yang patuh. Hal
tersebut terlihat dari banyaknya organisasi keagamaan yang ada di desa
tersebut. Organisasi untuk remaja, dewasa, sampai orang tua semua ada.
5. Dalam hal transportasi mereka lebih sering jalan kaki, mereka menggunakan
motor ataupun kendaraan umum jika hanya berpergian jauh.
85
6. Dalam hal komunikasi, Desa Gondanglegi masih kurang dan terjadi hambatan
karena tidak adanya sarana komunikasi yang memadai, seperti susahnya
mencari sinyal telepon seluler.
8. Organisasi sosial yang ada di Desa Gondanglegi terdiri dari Karang Taruna,
PKK, dan Kelompok Usaha Tani (KUT).
10. Status penguasaan lahan paling banyak adalah pemilik penggarap, sementara
yang paling susah dijumpai adalah status sebagai buruh tani murni. Rata-rata
petani yang memiliki lahan, menyewa lahan, atau menyakap lahan juga
bekerja sebagai buruh tani di lahan orang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat kami berikan kepada Pemerintah Desa dan pihak swasta sebaiknya
bekerja sama melaksanakan lebih banyak penyuluhan mengenai pertanian
berkelanjutan kepada masyarakat Desa Gondanglegi, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas usaha tani. Penyediaan sarana irigasi
yang baikbagi masyarakat desa Gondanglegi untuk meningkatkan
produktivitas petani karena lahan didesa Gondanglegi berupa lahan tadah
hujan. Membangun pemancar sinyal telepon seluler yang lebih baik agar
masyarakat Desa Gondanglegi dapat selalu mengikuti perkembangan zaman,
terutama yang berkaitan dengan usahatani.