Anda di halaman 1dari 14

METODE ETNOGRAFI

Kesenjangan Sosial Budaya Di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) Metode Etnografi Semester V

Dosen Pengampu :

Dr. Asril, S.S.Kar,. M.Hum

Yetty Oktayanty S.Sos., M.A

Disusun Oleh :

Thariqul Haq (10405421)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLGI

INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI BUDAYA

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal
penelitian Metode Penelitian Etnografi Kesenjangan Sosial Budaya di
Kabupaten Sijunjung ini dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah


Metode Penelitian yaitu bapak Dr. Asril, S.S.Kar,. M.Hum dan Ibuk Yetty
Oktayanty S.Sos., M.A. sudah mengampu dalam proses perkuliahan
mengenai Metode Etnografi. Akhirnya sedikit banyaknya penulis dapat
membuat proposal penelitian ini dengan sistematis. Terakhir, semoga
proposal penelitian ini dapat manambah ilmu pengetahuan dan kesadaran kita
bersama mengenai pentingnya memahami tentang folklore: fenomena,
struktur dan fungsi sosial yang ada dimasyarakat.

Padang panjang, 9 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................................ 7

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 7

B. Landasan Teori................................................................................................................ 7

1. Teori Konflik .................................................................................................................. 8

2. Teori Struktural Fungsional ............................................................................................ 8

3. Teori Postkolonial........................................................................................................... 8

4. Teori Interaksi Simbolik ................................................................................................. 8

BAB III ...................................................................................................................................... 9

METODE PENELITIAN........................................................................................................... 9

A. Metode Penelitian ........................................................................................................... 9

B. Sistematika Penulisan ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesenjangan sosial budaya di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera


Barat melibatkan kompleksitas keragaman budaya dan tantangan sosial yang
dihadapi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir Kabupaten Sijunjung
mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, namun
kesenjangan sosial budaya masih menjadi isu krusial.
Faktor-faktor seperti akses terbatas terhadap pendidikan, disparitas
ekonomi, dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya merupakan
elemen utama yang memperkuat kesenjangan tersebut. Selain itu, adanya
perbedaan dalam pengetahuan, nilai-nilai budaya, dan akses terhadap peluang
juga turut memperdalam kesenjangan sosial di tengah masyarakat Kabupaten
Sijunjung yang beragam.
Kesenjangan ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga
menciptakan ketidaksetaraan dalam partisipasi sosial, hak asasi manusia, dan
kesejahteraan umum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan strategi yang dapat
mengurangi kesenjangan sosial budaya, menciptakan masyarakat yang lebih
inklusif, dan memajukan Kabupaten Sijunjung ke arah kesejahteraan
bersama.
Kesenjangan sosial menurut Abad Badruzaman (2009:284), merupakan
suatu ketidak seimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga
menjadimenjadikan suatu perbedaan yang mencolok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan


beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana pola kesenjangan sosial budaya tercermin dalam kehidupan
masyarakat Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat?

4
2. Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab utama kesenjangan sosial
budaya di daerah Kabupaten Sijunjung,Provinsi Sumatera Barat?
3. Bagaimana dampak kesenjangan sosial budaya terhadap perkembangan
ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Sijunjung,Provinsi Sumatera Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah


memberikan penjelasan bagaimana menganalisis kesenjangan sosial budaya
di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Adapun tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Menganalisis secara mendalam pola kesenjangan sosial budaya yang
terjadi di berbagai lapisan masyarakat Kabupaten Sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial budaya di wilayah Kabupaten Sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat.
3. Menilai dampak kesenjangan sosial budaya terhadap aspek ekonomi,
pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai kesenjangan sosial budaya di Kabupaten


Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat dapat memberikan sejumlah manfaat,
antara lain:

1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait pola dan akar


penyebab kesenjangan sosial budaya di Kabupaten Sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat.
2. Menyediakan dasar untuk mengevaluasi dan meningkatkan kebijakan
yang telah ada serta merancang kebijakan baru yang lebih efektif dalam
mengurangi kesenjangan sosial budaya.
5
3. Memberikan landasan bagi pengembangan inisiatif lokal yang
melibatkan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kesenjangan sosial
budaya di tingkat komunitas.
4. Mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan kesetaraan sosial dan
budaya, memberikan peluang yang lebih adil bagi seluruh lapisan
masyarakat.
5. Dapat memberikan kontribusi pada upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengurangan kesenjangan sosial budaya yang dapat
memengaruhi aspek ekonomi dan pendidikan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui berbagai hasil penelitian


terdahulu yang kaitannya dengan "Kesenjangan Sosial Budaya di Kabupaten
Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat". Tujuannya adalah untuk terjadinya
duplikasikan atau kesamaan dan juga tumpeng tindih permasalahan yang akan
teliti. Bebarapa hasil penelitian dan tulisan yang berkaitan sebagai berikut:

Pertama, Naili Nimah (2022) terdapat dalam jurnal yang berjudul


“Ketimpangan Sosial Budaya di Era Globalisasi”. Isi jurnal mendeskripsikan
tentang kesenjangan sosial budaya di era globalisasi.

Kedua, Oki Rahadianto Sutopo(2022) terdapat dalam jurnal yang


berjudul "Generasi Muda, Kapital Digital dan Kesenjangan Sosial di Era
Industri 4.0. Yang menjelaskan dalam era industri 4.0 Indonesia sikap kritis
terhadap determinisme teknologi dan kelindannya dengan generationalism
perlu terus dilakukan. Baik aspek digital maupun non digital tidak dapat
dipisahkan, justru kondisi awal berupa kesenjangan sosial perlu mendapatkan
perhatian lebih supaya tidak terjebak pada optimisme yang berlebihan.
Ketidak pekaan akan hal ini akan memunculkan unintended consequences
berupa kesenjangan sosial yang baru.

Ketiga, Ellena (2022) Artikel yang berjudul "Bentuk Kesenjangan Sosial


di Masyarakat. Isi artikel tersebut menjelaskan bentuk kesenjangan sosial
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

B. Landasan Teori

Kesenjangan sosial budaya merujuk pada perbedaan dalam nilai-nilai,


norma, dan praktik-praktik antar kelompok dalam masyarakat. Landasan
teoritisnya melibatkan konsep-konsep sebagai berikut:

7
1. Teori Konflik

Menjelaskan ketidaksetaraan dan konflik yang muncul akibat perbedaan


sosial budaya di masyarakat.

2. Teori Struktural Fungsional

Mengkaji bagaimana struktur sosial dan budaya berkontribusi terhadap


stabilitas atau ketidakstabilan masyarakat.

3. Teori Postkolonial

Mempertimbangkan dampak sejarah kolonialisme dan imperialisme


terhadap kesenjangan sosial budaya dalam masyarakat.

4. Teori Interaksi Simbolik

Menyelidiki bagaimana individu berinteraksi dan memberikan makna


terhadap perbedaan budaya, serta dampaknya pada kesenjangan sosial.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian kualitatif


dengan menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dinama peneliti adalah sebagai
instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi (Sugiyono, 2008:293). Data penelitian ini adalah
kesenjangan sosial budaya di Sumatera Barat. Data dikumpulkan dari
informan melalui teknik wawancara, observasi, dan perekaman hasil
wawancara dengan informan. Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya
dianalisis dengan beberapa tahap: (1) tahap inventarisasi data; (2) tahap
analisis data; (3) tahap pembahasan dan penyimpulan hasil klasifikasi data;
dan (4) tahap laporan. Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah kesenjangan sosial budaya di Kabupaten


Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat .

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.


Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian, karena pada
daerah tersebut adalah daerah tempat tinggal peneliti yang menjadi objek
penelitian, yang memudahkan peneliti dalam memperoleh data.

3. Data dan Sumber Data

9
Dalam penelitian kulitatif, sempel sumber data dipilih secara purposive
dan bersifat snowball sampling. Penentuan sempel sumber data, pada
proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian
setelah peniliti di lapangan. Sampel sunber data pada tahap awal
memasuki lapangan di pilih orang yang memiliki otoritas pada situasi
sosial atau objek yang teliti, sehingga mampu “membukkakan pintu”
kemana saja peneliti melakukan pengumpulan data (Sugiyono,
2008:293).
Spradley mengemukakan bahwa situasi sosial untuk sampel awal sangat
disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari
banyak domain lainnya (Sugiyono, 2008: 294). Sampel sebagai sumber data
diharapkan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkluturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga di
hayati, dalam hal ini penulis akan memilih orang yang mengetahui
kesenjangan sosial budaya yang terjadi di Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat.
b. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi tentang kesenjangan sosial budaya di Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat.
c. Mereka yang pada mulanya “cukup asing” dengan peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru, informan atau
narasumber terkait kesenjangan sosial budaya di Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis


dalam penelitian, karena tujuan utama dan penelitian ini adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2008:294). Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang akan
penulis pakai yaitu:

10
a. Observasi
Nasution (1998) dalam (Sugiyono, 2008:294) mengatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengnai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.

Observasi dilakukan untuk memahami bagaimana situasi kondisi


ditempat objek yang akan diteliti. Setelah itu melakukan pendekatan epic dan
emik juga membaur dengan masyarakat dengan mengikuti aktivitas-aktivitas
yang dilakukan masyarakat. Tujuannya adalah membangun relasi agar dapat
diterima oleh masyarakat.

b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan narasumber dan informan untuk menggali
informasi mengenai objek yang akan diteliti yaitu Kesenjangan Sosial
Budaya di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Esterberg (2002) dalam (Sugiyono, 2008:293) mengemukakan beberapa


macam wawancara, yaitu (1) wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa saja yang akan diperoleh. (2) wawancara semiterstruktur sudah
termasuk dalam ketegori in-dept interview dimana pelaksanaannyalebih bebas
di bandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. (3)
wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk penggumpulan datanya.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Sugiyono, 2008:294).

11
Dokumentasi dilakukan peneliti disini berupa foto, audio, dan video dari
kesenjangan sosial budaya di kabupaten Sijunjung. Pengumpulan
dokumentasi dapat memperkuat keaslian dari informasi yang telah diperoleh
sehingga dapat dijadikan bukti otentik agar tetap terjaga validasinya. Alat-alat
yang akan digunakansaat proses dokumentasi adalah Handphone untuk
mendokumentasikan foto dan video beserta audio yang berisi rekaman
wawancara nantinya serta alat tulis sebagi dokumentasi tertulis yang
disiapkan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber atau informan.

d. Trigulasi dalam teknik pengumpulan data, trigulasi diartikan sebagai


bentuk teknik pengumpulan data yan bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
(Sugiyono, 2008:294)
e. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian jenis apapun adalah merupakan cara berfikir.


Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu
untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya
dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola, Spradley
(1980) dalam (Sugiyono, 2008:244)

Analisis data yang penulis digunakan model Miles dan Huberman. Miles
dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 244) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analis data yaitu:

i. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya bila diperlukan.

12
ii. Penyajian data

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan


data. Miles dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 2008:244)
menyatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjtunya.

iii. Penarikan Kesimpulan


Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum ada.

B. Sistematika Penulisan

Setelah semua data diperoleh dan dianalisis, langkah selanjutnya yang


dilakukan adalah mengelompokkan data yang sesuai dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:

13
DAFTAR PUSTAKA

Badruzaman, A. (2009). "Kesenjangan Sosial: Suatu Tinjauan." Jurnal Sosial Budaya.

Nimah, N. (2022). "Ketimpangan Sosial Budaya di Era Globalisasi." Jurnal Kajian Budaya.

Sutopo, O. R. (2022). "Generasi Muda, Kapital Digital, dan Kesenjangan Sosial di Era
Industri 4.0." Jurnal Transformasi Sosial.

Ellena. (2022). "Bentuk Kesenjangan Sosial di Masyarakat." Majalah Sosial Humaniora.

Sugiyono. (2008). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung:ALFABETA Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai