id
BAB II
provinsi Jawa Barat adalah provinsi yang dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32
hektar dan garis pantai sepanjang 755,829 km. Daratan Jawa Barat dapat dibedakan
atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) terletak di
bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl);
wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan
ketinggian 10 - 1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian
Utara dengan ketinggian 0 – 10 m dpl.1 Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa
kebun campuran (22,89 % dari luas wilayah Jawa Barat), sawah (20,27%), dan
perkebunan (17,41%), sementara hutan primer dan hutan sekunder di Jawa Barat
1
http://www.jabarprov.go.id/Karakteristik/pendudukjawabarat. diakses
tanggal 13 september 2017.
21
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Jawa Barat dialiri 40 sungai dengan wilayah seluas 32.075,15 km2. Jawa Barat
juga memiliki 1.267waduk/situdengan potensi air permukaan lebih dari 10.000 juta
m3.Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, pertanian, dan air
permukaan menjadi 625 perusahaan dari 606 perusahaan pada tahun 2007. Secara
administratif, Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 Kabupaten dan 9 Kota; 520
Karakteristik Sosial Wilayah Jawa Barat sangat di domisili oleh suku Sunda.
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa
Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes
mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta,
dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk
terpadat di Indonesia. Karena letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka
hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini.2
65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli
provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian
utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang
bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku Batak banyak mendiami Kota-
kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok.
Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir diseluruh daerah Jawa Barat.
2
Ibid,
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.
Laju Pertumbuhan Penduduk di Jawa Barat berdasarkan Sensus
Penduduk (SP) tahun 2010
Kondisi seperti itu dapat terjadi karena Jawa Barat merupakan akses untuk daerah
industri. Hasil sensus penduduk tahun 2010 laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat
Jawa Barat ditemukan terutama di bagian barat seperti Depok, Bogor, dan Bekasi. Di
daerah tersebut LPP sudah diatas 3%. Sementara itu, di bagian timur Jawa Barat
kisaran LPP masih satu koma sekian persen. Dua faktor yang mempengaruhi LPP
adalah migrasi masuk dan fertilitas. LPP wilayah Jawa Barat bagian barat tinggi
karena banyaknya penduduk yang masuk ke Jawa Barat untuk mencari kerja.3
sensus penduduk pada tahun 2010 adalah Kabupaten Sukabumi dengan kepadatan
Jawa Barat yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kota Cirebon dengan luas
40,16 km² dan yang memiliki wilayah terluas adalah Kabupaten Sukabumi dengan
3
Yeni Ratnadewi, “Laju pertumbuhan penduduk jawa barat hampir 2%”
www.pikiranrakyat.com diakses tanggal 16 Oktober 2017.
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Bogor sebanyak 4.763.200 orang dan jumlah penduduk yang paling sedikit
kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki perilaku
sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah
berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara
seperti tergambar pada pepatah; “Herang Caina Beunang Laukna” yang memiliki arti
nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah “Ulah Unggut Kalinduan,
Ulah Gedag Kaanginan”; yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran
serta menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam
pepatah “Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal”, yang berarti sebelum bertindak
4
P Mashita Patriotika, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks
LPP Jawa Barat”. Repository.ipb.ac.id diakses tanggal 16 Oktober 2017.
5
http://www.jabarprov.go.id/kondisi /sosialbudaya. diakses tanggal 4 April
2017
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Kondisi Sosial masyarakat di Jawa Barat sangat variatif, selain berada di pusat
perekonomian Negara karena dekat dengan Ibu Kota Negara yaitu DKI Jakarta, Jawa
Barat juga merupakan daerah yang menjadi tujuan urbanisasi dan transmigrasi dari
masyarakat di berbagai Provinsi, Kota atau Kabupaten dalam dan luar pulau Jawa.
Hal ini menjadikan Jawa barat memiliki ragam suku dan budaya yang menyatu,
Kabupaten Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Sementara penduduk asli Jawa Barat
dan Purwakarta.6
Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan
masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan
menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan
pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga
merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa
mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat
Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun
6
Ibid.
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditujukan untuk kebaikan di alam
semesta. Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang
tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi
juga ada yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha. Praktek-praktek sinkretisme
memberi (gotong royong). Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, ialah lakon
pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya
Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil dirinya ke
dalam dunia untuk memelihara kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata).
Ini mungkin dapat menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada
mereka.
Hal yang menarik lainnya yaitu tentang kedudukan wanita dalam budaya
sunda. Wanita di dalam Budaya Sunda dihormati sedemikian rupa, karena sikap ini
dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional yang tumbuh dalam budaya Sunda maupun
oleh agama Islam yang secara nyata merupakan agama yang paling kuat berakar
7
Saefullah, Modernisasi Perdesaaan dampak Mobilitas Penduduk, (Bandung:
AIPI, 2008), hlm. 100.
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Sunda berhubungan dengan salah satu legenda Sunda kuno bernama Sunan Ambu
(Dewa Wanita) yang menjadi simbol keagungan di Buana Agung (dunia Langit yang
Sunda menempati posisi yang agung tersendiri, dalam mitologi Dewi Sri (yang juga
sering disebut Nyi Pohaci) yang akhirnya karena ketentuan “Hyang Agung” harus
berkorban karena pola hubungan yang unik dengan “saudara” kembarnya Kalabus
bahwa alam pikir orang Sunda terpatri pada kedudukan dan pengorbanan wanita demi
kebaikan umat manusia (orang Sunda). Dalam pikiran Sunda lama wanita Sunda
bukanlah sebagai pelengkap bagi laki-laki melainkan justru laki-laki yang menjadi
pendidikan yang lebih tinggi, peranan wanita di Jawa Barat cenderung berubah.
Banyak wanita dipilih dan diangkat menjadi kepala desa. Melalui organisasi wanita
keluarga) yang dipimpin oleh istri Kepala Desa, wanita belajar untuk memahami gaya
hidup baru yang didapat dari komunitas kota. Wanita menikah yang suaminya bekerja
8
Ajip Rosidi, Ciri-ciri Manusia dan Kebudayaan Sunda, Edi SEkajati(Ed),
Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya, (Bandung : Girimukti Pasaka, 1984), hlm.
155.
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
diluar desa terdorong untuk mewakili suami mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial
Adanya fakta sejarah ternyata tidak secara langsung mengangkat kembali citra
wanita Sunda dalam konstalasi budaya Sunda secara otomatis, meskipun juga kaum
wanita dapat dikatakan telah berhasil “merebut” kedudukan yang seimbang dengan
mitranya. Hal inilah yang menjadi alasan adanya pandangan kedua terhadap wanita
Sunda tersebut yang memojokannya ke sudut marjinal dalam konteks sosial orang
dibalik kemolekan tubuh dan melalui kemolekan lekuk tubuh pula menjadi salah satu
alat pencapaian tujuan. Pandangan itu juga dikontraskan dengan kebudayaan suku
lain (Jawa) yang dipujikan sebagai pekerja keras. Tentu saja pandangan penuh
semangat stereotif ini sangat kontras dengan semangat Sunda lama tentang wanita
kedudukan wanita sebagaimana yang digambarkan dalam perspektif alam pikir Sunda
lama, adalah ketika dewasa ini kaum wanita Sunda menjadi bagian penting dari
konstelasi sosial budaya orang Sunda namun ternyata penghargaan kepada mereka
masih jauh dari semestinya. Realitasnya, posisi wanita Sunda banyak yang menjadi
9
Loc.cit.
10
“Sastrawan Sunda dan Perempuan” PikiranRakyat.com diakses pada 15
april 2017.
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
tulang punggung ekonomi keluarga namun justru timbal baliknya adalah menghadapi
resiko poligami tanpa persetujuan lebih dahulu atau bahkan perceraian tanpa pilihan
lain. Menurutnya hal ini masih menunjukkan budaya patriarkhi masih menjadi
hegemoni atas kedudukan wanita. Adanya dua pandangan demikian, yang satu
melihat dari perspektif cita ideal baik atas penelusuran jejak filosofis budaya Sunda
maupun nilai-nilai agung yang terkandung di dalamnya, baik original maupun hasil
perpaduan yang unik dan luruh menjadi satu kebudayaan yang tunggal antara Islam
dan Sunda, mengenai kedudukan wanita di Sunda. Maupun pihak lain yang
menjadikan wanita Sunda berada dalam jembatan perjuangan yang masih harus
dipertegas mengenai jati dirinya. Namun demikian tampaknya semangat sejati orang
Sunda dalam memandang kedudukan wanita di Tanah Sunda dapat dikatakan sangat
memuliakannya. Disamping cita ideal itu perlu semakin ditegaskan dalam alam
realitas.11
suatu kota atau kabupaten itu sendiri. Perkembangan zaman yang terus bergerak
kedepan membuat tradisi budaya semakin terkikis, fenomena angkatan kerja yang
mendapat kehidupan lebih layak membuat perubahan pandangan sosial wanita sunda
terhadap pola fikir nya mengenai tradisi budaya suku sunda di masa lalu. Di era
modern ini mitos yang berkembang dimasyarakat tentang wanita sunda yang dinilai
malas bekerja atau tidak mau bekerja demi kecantikan atau kemolekan tubuhnya
11
https://www.scribd.com.kedudukanwanitasunda diakses pada 17 April 2017
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
sudah tidak ada artinya lagi, karena telah dibuktikan oleh perkembangan tenaga kerja
asal jawa barat yang bekerja diluar negeri baik sebagai TKI terus berkembang pesat
melebihi daerah lainnya di Indonesia terutama tenaga kerja wanita. Bahkan Jawa
bekerja di luar negeri. Perkembangan jaman juga mengubah pola fikir wanita sunda
untuk siap bersaing di dunia kerja. Modernisasi dapat mengubah pola fikir wanita
sunda agar bisa meraih apa yang menjadi tujuan hidup seseorang, memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara mendapatkan penghasilan yang layak. Mampu bertahan
negaranya untuk berkompetisi di tengah pasar besar. Dengan adanya hubungan antar
semakin berkembang dari tahun ke tahun. Migrasi tenaga kerja terjadi karena adanya
dibidang ekonomi.12
(TKI) ke luar negeri dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda melalui penempatan
buruh kontrak ke Suriname, Amerika Selatan, yang juga merupakan wilayah kolini
Belanda. Sejak tahun 1890 pemerintah Belanda mulai mengirim sejumlah besar kuli
kontrak asal Jawa, Madura, Sunda, dan batak untuk di pekerjakan di Suriname.
12
Prijono Tjiptoherijanto, Migrasi Internasional: Proses, Sistem, dan Masalah
Kebijakan, dalam edisi M. Arif Nasution, Globalisasi dan Migrasi Antar Negara,
(Bandung: Kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation,
1999), hal. 8
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Gambar. 1
Tujuannya adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah
dibebaskan pada 1 Juli 1863 sebagai wujud dari pelaksanaan politik penghapusan
perbudakan sehingga para budak tersebut bebas memilih lapangan kerja yang
pada hasil perkebunan turun drastis. Adapun dasar pemerintah Belanda memilih TKI
13
Sejarah Tenaga Kerja Indonesia, Data Pusat Penelitian Pengembangan dan
Informasi BNP2TKI, Jakarta.
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
asal Jawa yaitu karena rendahnya tingkat perekonomian penduduk Jawa akibat
Gambar. 2
Batavia pada 21 Mei 1890 dengan kapal SS Koningin Emma. Pelayaran jarak jauh ini
singgah di Negeri Belanda dan tiba di Suriname pada 9 Agustus 1890, dengan jumlah
TKI gelombang pertama sebanyak 94 orang terdiri dari 61 pria dewasa, 31 wanita,
dan 2 anak-anak. Kegiatan pengiriman TKI ke Suriname yang sudah berjalan sejak
1890 sampai 1939 mencapai 32.986 orang, dengan menggunakan 77 Kapal Laut. 14
14
Ibid.
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Pada masa awal Orde Baru Kementrian Perburuhan dibubarkan dan diganti
ke luar negeri belom melibatkan pemerintah, namun dilakukan secara orang perorang,
pada saat itu di kawasan Timur Tengah terjadi masa keemasan minyak atau disebut
oil booming, dengan ditemukannya cadangan minyak dalam jumlah besar dan
disana kaya raya.15 Masa keemasan ini berakibat pada pembukaan lapangan pekerjaan
yang sangat luas untuk berbagai pihak yang pada akhirnya mendorong arus
pengiriman dan penempatan TKI ke Arab Saudi. Kondisi berlanjut hingga memasuki
masa kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi. Fenomena Migrasi terjadi
secara Nasional dan Internasional. Sebelum perang Dunia ke II, banyak warga
15
Ibid.
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
negara Indonesia dikirim ke Malaysia, Guyana, dan New Caledonia. Setelah perang
Dunia II, terjadi pengiriman tenaga kerja ke Singapura dan negara negara di Asia
Tenggara lainnya. Perpindahan tenaga kerja indonesia saat itu sebenarnya hanya
untuk mencukupi kebutuhan tenaga kerja di beberapa negara tersebut dan tidak
fenomena migrasi yaitu dikarenakan potensi lapangan pekerjaan yang tidak memadai
di Indonesia.
Saudi Arabia menjadi tujuan pengiriman TKI karena ada hubungan religius
yang erat antara Indonesia dengan Saudi Arabia yaitu melalui jalur ibadah haji.
Melalui pendekatan orang Indonesia dengan orang Arab Saudi lambat laun terjadi
mengajak saudara atau kerabatnya warga Indonesia untuk bekerja di Arab Saudi,
kemudian Pada tahun 1983 pertama kali tercatat jumlah TKI di Arab Saudi berjumlah
27.671 orang, mereka bekerja di delapan negara. Jumlah itu terus bertambah sampai
masuk ke periode 1990an atau tepatnya pada tahun 1992 berjumlah 158.750 orang.16
Dalam waktu dua dekade, fenomena buruh migran ini menggeser kebijakan
yang tadinya bersifat reaktif (pasif) menjadi kebijakan regulative (pengaturan), dan
pada 13 periode ini pula terjadi penataan penempatan buruh migran ke Malaysia. Jika
sebelumnya migrasi buruh ini terjadi secara spontan maka setelah adanya kebijakan
regulasi ini harus diatur melalui perusahaan pengerah tenaga kerja. Dan mulailah
proses kriminalisasi pada tenaga kerja migran yang tidak melalui perusahaan
16
Ibid.
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
penyalur dan dikenal istilah TKI ilegal. Dalam upaya perlindungan TKI, pemerintah
Indonesia membentuk Badan Koordinasi Penempatan TKI pada tahun 1999 melalui
menjadi kebijakan tetap serta menjadi payung hukum bagi seluruh Tenaga Kerja
memiliki perannya masing masing pada setiap kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk
warga negaranya dan pemerintah sangat peduli akan kesejahteraan, serta memberikan
17
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-asal-usul-dan-sejarah-tki-pertama-
kali.html diakses tanggal 17 Agustus 2017.
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
tahun 1970 Tentang Pengerahan AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) dan AKAN
(Antar Kerja Antar Negara) dan Peraturan Menteri (PERMEN) No.5 Tahun 1988
BJ. Habibie (Mei 1998 – Oktober 1999) lahir Keputusan Menteri Tenaga
Kerja (Kepmenaker) No.204 Tahun 1999 Tentang Penempatan TKI ke Luar Negeri
dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker) No.92 Tahun 1998 Tentang
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No. 150 Tahun 2000 Tentang Pesangon
mendapatkan harapan agar bisa memanfaatkan pesangon demi pekerjaan yang lebih
baik.18
18
Ana Sabhana Azmy, Negara dan Buruh Migran Perempuan: Menelaah
Kebijakan Perlindungan Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-
2010, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012), Hlm. 56.
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
No.39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri.
luar negeri membutuhkan waktu selama 16 tahun (1989-2004). Pada era Megawati,
UU No. 39 Tahun 2004 tentang PPTKILN baru keluar atas desakan berbagai pihak.
Swasta).19
terselesaikan. Besarnya jumlah buruh migran yang bekerja di luar negeri khususnya
Saudi Arabia tidak dilengkapi dengan kebutuhan dari migran tersebut yaitu
perlindungan dengan standar tertentu bagi buruh migran yang sedang bekerja di
migran Indonesia. UU No. 39 Tahun 2004 Tentang PPTKILN yang dibuat pada masa
19
Ibid, hlm 56- 60.
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
menjadi masa yang paling banyak mengeluarkan peraturan mengenai migrasi TKI.20
Pada tahun 2004 kepadatan penduduk di Jawa Barat berjumlah 39,14 juta jiwa,
meningkat menjadi 39,96 juta jiwa di tahun 2005, sedangkan tahun 2006 menjadi
40,73 juta jiwa, pada tahun 2007 jumlah penduduk mencapai 41,48 juta jiwa. Sampai
ke tahun 2010 kepadatan penduduk di jawa barat mencapai 43 juta jiwa. 21 Penduduk
Jumlah penduduk tercatat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 jiwa atau setara
dengan (11,3%), sedangkan penduduk terkecil yaitu di Kota Banjar sebanyak 192.903
jiwa atau setara dengan (0,43%). Jumlah penduduk di daerah penyangga Ibukota,
yaitu di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota
Depok sebanyak 11.930.991 Jiwa atau 26% dari jumlah penduduk Jawa Barat.
Dengan begitu dapat disimpulkan seperempat penduduk Jawa Barat tinggal di daerah
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi) sebanyak
8.670.501 Jiwa atau 18% dari total penduduk Jawa Barat, artinya hampir seperlima
jumlahkan penduduk yang tinggal di penyangga Ibu Kota dan Bandung Raya, maka
didapat jumlah penduduk di kedua daerah tersebut sebanyak 20.601.492 Jiwa atau
20
Ana Sabhana Azmy, Op.Cit. Hal 89.
21
http://www.jabarprov.go.id/kependudukandijawabarat diakses tanggal 13
September 2017.
library.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
44% dari total jumlah penduduk Jawa Barat. Terlihat bahwa hampir separuh
tinggi, secara harfiah tentunya juga dibutuhkan lapangan pekerjaan yang mumpuni
agar dapat mensejahterakan masyarakat Jawa Barat dan terpenuhi hak-nya sebagai
warga Negara.
Mayoritas masyarakat Jawa Barat berprofesi sebagai petani dan berladang, ini
disebabkan tanah Jawa Barat yang subur. Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat
lebih memilih untuk menjadi pengusaha dan pedagang, sebagai mata pencahariannya,
makanan keliling, membuka warung atau rumah makan, atau membuka toko barang
kelontong dan kebutuhan sehari hari, usaha cukur rambut, didaerah perkotaan ada
pula yang membuka usaha percetakan, distro, cafe, rental mobil, jual beli kendaraan,
warung nasi khas sunda, bubur kacang hijau, serta warung kopi adalah usaha
ekonomi mikro sektor informal yang lazim dijalani oleh orang sunda. Profesi
pedagang keliling banyak juga dilakoni oleh masyarakat Jawa Barat, terutama asal
Tasikmalaya dan Garut. Profesi lainnya yang banyak dijalani oleh orang Sunda
22
http://www.jabarprov.go.id/ diakses tanggal 13 september 2017.
23
Hendayana, Yayat. “Terdepan dan Terpinggirkan?”. Pikiran Rakyat. Jawa
Barat, 2010.
library.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
kondisi kepadatan penduduk Jawa Barat sehingga memiliki tingkat konsumsi yang
pengusaha kecil kecilan atau usaha besar sekalipun. Akan tetapi kondisi tersebut tidak
mengubah minat sebagian masyarakat Jawa Barat untuk menjadi TKI di Luar Negeri,
ketertarikan masyarakat menjadi TKI sudah terbentuk dari lingkungan sekitar yang
“setiap warga negara berhak untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang
negeri dan peluang kerja yang terbuka lebar di luar negeri menjadi salah satu faktor
pendorong dan juga penarik bagi masyarakat Jawa Barat untuk bekerja di luar negeri.
Sehingga pada saat ini terjadi kecenderungan peningkatan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang berangkat bekerja ke luar negeri. Di sisi lain, permasalahan dalam
penempatan TKI di luar negeri masih banyak terjadi mulai dari pra, masa, bahkan
pada purna penempatan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki
24
Muhaimin Iskandar, Menuju Cita TKI yang Bermartabat dan Bermanfaat.
Jakarta: RM Books, 2014. hlm 11.
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
pengiriman TKI yakni Kota dan Kabupaten Bandung, Cianjur, Sukabumi, Subang,
TKI terbesar di Jawa Barat. Jawa Barat yang merupakan salah satu daerah sumber
rekrut terbesar Calon TKI untuk ditempatkan di luar negeri sebagai pilihan alternatif
dan keluarganya.25
dan lebih. Mereka terdiri dari "Angkatan Kerja" dan "Bukan Angkatan Kerja".
Proporsi penduduk yang tergolong "Angkatan Kerja" adalah mereka yang aktif dalam
porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari
menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. Kesempatan
kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja yang tidak
25
Wawancara dengan Karman pada tanggal 28 Agustus 2017.
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja di seluruh provinsi Jawa Barat
sebanyak 19.356.624 orang. Yang aktif bekerja sebanyak 17.454.781 orang atau
sebesar 90,17 persen dan yang menganggur sebanyak 1.901.843 orang sebesar 10,96
persen. Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun 2011, memiliki
21,06 persen, 26,09 persen, 20,46 persen, 15,46 persen, dan lainnya 16,92 persen.
Berikut adalah tabel angkatan kerja di Jawa Barat yang berumur 15 tahun ke atas
26
http://www.jabarprov.go.id/Jabardalamangka2012/Pendudukdantenagakerja
diakses tanggal 5 november 2017.
library.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Tabel. 2
Angakatan Kerja berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2011
Sumber: Keadaan Angkatan Kerja Nasional Agustus 2012 di provinsi Jawa Barat 27
27
Ibid.