TUBERCULOSIS
DISUSUN OLEH:
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Farmakologi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalahini,sehinggadapatbermanfaatbagisiapapun yang membacarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Tuberkulosis (TBC)......................................................................................3
B. Patofisiologi Penyakit TBC.............................................................................................3
C. Mikrobiologi Penyakit TBC............................................................................................4
D. Faktor-Faktor Risiko Seseorang Penderita TBC.............................................................5
E. Tanda Dan Gejala Penyakit TBC....................................................................................5
F. Terapi Non Farmakologi Dan Farmakologi Penderita TBC...........................................5
1. Terapi Non farmakologi..............................................................................................5
2. Farmakologi.................................................................................................................6
G. Farmakologi (Obat, Golongan, Bentuk Sediaan, Dosis, Mekanisme Kerja, dan Efek
Samping).................................................................................................................................6
1. Etambutamol................................................................................................................6
2. Rifampisin...................................................................................................................7
3. Isoaniazid.....................................................................................................................7
4. Pirazinamida................................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati
urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali
satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi primer. Pertama kali klien terinfeksi oleh tuberkulosis disebut sebagai
"infeksiprimer” dan biasanya terdapat pada apeks paru atau dekat pleura lobus bawah.
Infeksiprimer mungkin hanya berukuran mikroskopis, dan karenanya tidak tampak
pada fotoronsen. Tempat infeksi primer dapat mengalami proses degenerasi nekrotik
(perkejuan)tetapi bisa saja tidak, yang menyebabkan pembentukan rongga yang terisi
oleh massabasil tuberkel seperti koju, sel-sel darah putih yang mati, dan jaringan paru
nekrotik.Pada waktunya, material ini mencair dan dapat mengalir ke dalam
percabangantrakheobronkhial dan dibatukkan. Rongga yang terisi udara tetap ada dan
mungkinterdeteksi ketika dilakukan ronsen dada.
3
Perkembangansensitivitas tuberkulin ini terjadi pada semua sel-sel tubuh 2 sampai 6
minggu setelahinfeksi primer. Dan akan dipertahankan selama basil hidup berada
dalam tubuh.
Pada awal publikasi tersebut genus Mycobacterium baru memiliki dua spesies,
yaitu Mycobucterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae namun
dalamInternational Journal of Systemic Bacteriology yang dipublikasikan pada 1
Mycobacterinum tubercuilosis secara alamiah resisten (resisten intrinsic) terhadap
banyak antibiotika dan kemoteraupetika seperti lactams, karena memiliki enzim
hidrolitik dan enzim yang dapat memodifikasi obat seperti periplasmic B laktamase
dan aminoglikosida acetyl transferase, serta kemampuan system efflhuxobat. Selain
itu M. tuberculosis memiliki dinding sel sangat hidrofobik yangberakibat rendahnya
cairan pada dinding sel dan permeabilitasnya eksterm akibat kandungan lipid bilayer
yang lebih besar serta kandungan asam mikolat. Hal ini mempengaruhi keterbatasan
penetrasi obat sehingga bakteri kebal terhadap banyak obat. Pada dasarnya,
mekanisme resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti-TB disebabkan
mekanisme mutasi kromosom secara random pada beberapa gen berbeda dan terjadi
secara spontan (resistensi natural) (Telenti 1998), terutama pada saat basil melakukan
multiplikasi aktif yaitu pada saat aktivasi atau reaktivasi TB. Pada penyakit kronik-
aktif terjadi mutasi gen termasuk regio gen penyandi protein tempat kerja obat, mutasi
spontan akibat kesalahan penataan gen pada saat replikasi DNA aktif, dan kesalahan
atau mutasi dapat berlangsung kumulatif melibatkan beberapa regio gen penyandi
protein tempat kerja obat.
4
D. Faktor-Faktor Risiko Seseorang Penderita TBC
1. usia lanjut
2. Imunosupresi
3. infcksi HIV
4. mal-nutrisi, alkobholisme dan penyalahgunaan obat
5. adanya keadan penyakit lain (mis.diabetes melitus, gagal ginjal kronis, atau
malignansi
6. predisposisi genetik.
5
penderita TB agar tidak tertular ke orang-orang sekitar seperti pemakaian masker
dan tidak membuang dahak sembarangan .
2. Farmakologi
1. Etambutamol
Golongan :Antibiotik
6
2. Rifampisin
Golongan : Antibiotik
3. Isoaniazid
Golongan : Antibiotik
7
Efek samping : Pada dosis normal (200-300 mg sehari) jarang dan
ringan(gatal-gatal,ikterus) ,tetapi lebih sering terjadi
bila dosis melebihi 400 mg adalah polineuritis ,yakni
radang saraf dengan gejala kejang dan gangguan
pengelihatan. Kadang-kadang terjadi kerusakan hati
dengan hepatitis dan ikteris yang fatal.
4. Pirazinamida
Golongan : Antibiotik
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan
9
DAFTAR PUSTAKA
Zettira, Z., Merry I.S., (2017). Penatalaksaan Kasus Baru TB Paru dengan Pendakatann
Kedokteran Keluarga. Jurnal Medula Unila. Vol.7(3)